Top Banner
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijah 1330 H) tepatnya di Kampung Kauman Yogyakarta terbentuk suatu organisasi Islam yang terinspirasi dari tokoh Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan. Organisasi tersebut dinamai Organisasi Muhammadiyah. Pada perkembangannya Organisasi Muhammadiyah tersebar di seluruh Indonesia termasuk di Provinsi Lampung yang Penulis dalam Penelitian ini membahas posisi dan peran Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat sipil di Kota Bandar Lampung. Muhammadiyah Kota Bandar Lampung mempunyai visi dan misi yang sama dengan Muhammadiyah yang berada di wilayah Indonesia lainnya, yaitu misi gerakan sosial untuk membantu masyarakat. Muhammadiyah Kota Bandar Lampung yang telah berdiri sejak tahun 1970, saat ini telah memiliki kepengurusan tingkat cabang (kecamatan) hingga tingkat ranting (kelurahan) di seluruh kelurahan Kota Bandar Lampung. Diharapkan dengan tersebarnya kepengurusan Muhammadiyah di semua tingkat kelurahan di Bandar Lampung, akan sangat efektif di dalam membantu Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam mengatasi masalah-masalah sosial di Kota Bandar Lampung.
63

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

Dec 31, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijah 1330 H) tepatnya di Kampung

Kauman Yogyakarta terbentuk suatu organisasi Islam yang terinspirasi dari

tokoh Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan.

Organisasi tersebut dinamai Organisasi Muhammadiyah. Pada perkembangannya

Organisasi Muhammadiyah tersebar di seluruh Indonesia termasuk di Provinsi

Lampung yang Penulis dalam Penelitian ini membahas posisi dan peran

Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat sipil di Kota Bandar Lampung.

Muhammadiyah Kota Bandar Lampung mempunyai visi dan misi yang sama

dengan Muhammadiyah yang berada di wilayah Indonesia lainnya, yaitu misi

gerakan sosial untuk membantu masyarakat.

Muhammadiyah Kota Bandar Lampung yang telah berdiri sejak tahun 1970,

saat ini telah memiliki kepengurusan tingkat cabang (kecamatan) hingga tingkat

ranting (kelurahan) di seluruh kelurahan Kota Bandar Lampung. Diharapkan

dengan tersebarnya kepengurusan Muhammadiyah di semua tingkat kelurahan

di Bandar Lampung, akan sangat efektif di dalam membantu Pemerintah Kota

Bandar Lampung dalam mengatasi masalah-masalah sosial di Kota Bandar

Lampung.

Page 2: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

2

K.H. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melakukan

cita-cita dalam pembaharuan Islam di Indonesia. K.H. Ahmad Dahlan ingin

mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut

tuntunan agama Islam. la ingin mengajak umat Islam di Indonesia untuk

kembali hidup menurut tuntunan Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Sejak pertama

didirikan, telah ditegaskan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi yang

bergerak dibidang politik, namun bersifat sosial dan bergerak di bidang

pendidikan. Hasil pemikiran K.H. Ahmad Dahlan yang dilakukan secara

mendalam dan sungguh-sungguh tersebut, kemudian melahirkan berbagai

gerakan pembaharuan yang merupakan operasionalisasi dan pelaksanaan dari

hasil pemahaman dan pemikirannya terhadap ajaran Islam.

Di Indonesia lahir beberapa organisasi atau gerakan Islam, diantaranya adalah

Muhammadiyah yang lebih dari 30 tahun sebelum merdeka dan organisasi

lainnya yang bergerak di bidang politik, sosial, dan pendidikan. Muhammadiyah

adalah organisasi yang berdiri bersamaan dengan kebangkitan masyarakat

Islam Indonesia pada dekade pertama yang sampai hari ini bertahan dan

membesar yang sulit dicari persepadanannya. dilihat dari amal usaha dan

gerakannya di bidang sosial kemasyarakatan, khususnya di bidang pendidikan

dan kesehatan, Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di

Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW,

sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang

menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.

Page 3: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

3

Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan

yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan

ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan

alasan adaptasi.

Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan

pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. menampilkan ajaran

Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan

berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.

Akan tetapi, ia juga menampilkan kecenderungan untuk melakukan perbuatan

yang nyata (riil).

Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit,

panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia. Muhammadiyah

sebagai salah satu organisasi Islam terbesar yang berumur lebih tua dari bangsa

ini sangat wajar jika ikut berpartisipasi dalam memecahkan permasalahan

bangsa. Dalam arti memberikan kontribusi riil terhadap masa depan bangsa.

Sebagai organisasi dakwah amar ma‟ruf nahi mungkar, Muhammadiyah tidak

bisa tinggal diam dalam setiap aspek kehidupan. Sebagai konsekuensinya

muhammadiyah dalam gerakannya harus senantiasa berdimensi dakwah baik

dalam bidang ekonomi, pendidikan maupun sosial dan budaya. Melihat

kondisi kehidupan sosial kemasyarakatan yang sudah carut marut dan jauh

dari nuansa religius, Muhammadiyah merasa bertanggung jawab untuk ikut

menyelesaikan masalah sosial tersebut dan berupaya sebaik mungkin dalam

Page 4: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

4

mewujudkan terciptanya masyarakat utama yang cerdas, berpendidikan,

berkualitas, mandiri tertib hukum, tolong menolong dan diridhoi Allah SWT.

Pada perjalanannya Muhammadiyah telah memberikan banyak sumbangsihnya

terhadap upaya terciptanya masyarakat sipil di Indonesia. Tidak sedikit program

dan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Muhammadiyah yang mengarah

pada terciptanya civil society di Indonesia, baik itu di tingkatan nasional

maupun lokal. Beberapa kiprah Muhammadiyah dalam perpolitikan nasional

diantaranya, pertama, menjelang Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan

Rakyat Republik Indonesia Agustus 2000, Muhammadiyah menolak

dimasukkannya tujuh kata Piagam Jakarta ke dalam Amandemen Undang-

Undang Dasar 1945.

Muhammadiyah menyadari bahwa dengan dimasukkannya tujuh kata Piagam

Jakarta ke dalam Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 akan membangkitkan

kembali prasangka-prasangka lama dari kalangan luar Islam mengenai

“Negara Islam” di Indonesia. Prasangka seperti itu juga mengandung bahaya

terhadap integrasi bangsa yang saat ini mengalami ancaman dari berbagai

sudut. Kedua, Muhammadiyah mempunyai peran dan kontribusi yang besar

dalam penyusunan dan pengesahan Rancangan Undang Undang Sistem

pendidikan nasional. Sejak proses sosialisasi dan perumusan awal di Panitia

Kerja Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Pimpinan

Pusat Muhammadiyah bersama Majelis Ulama Indonesia dan ormas-ormas

Islam lainnya berperan aktif sampai pengesahan di Dewan Perwakilan Rakyat

Republik Indonesia menjadi Undang-Undang Sistem pendidikan nasional

Page 5: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

5

pada tanggal 10-11 Juni 2003 yang penuh dinamika dan kontroversial. Ketiga,

Muhammadiyah-Nahdatul Ulama bekerjasama dengan Kemitraan bagi

pembaharuan Tata Pemerintahan mendeklarasikan berdirinya “Gerakan

Nasional Pemberantasan Korupsi”, pada hari Senin, 17 September 2003 di

Pondok Pesantren Al Hikam, Malang Jawa Timur. Salah satu point terpenting

dalam deklarasi tersebut adalah bahwa Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama

akan berjuang dan berjihad dengan sungguh-sungguh untuk melawan praktik

korupsi di segala bidang serta menginstruksikan kepada seluruh pengurus

disemua tingkatan untuk terlibat secara aktif dalam mensosialisaikan gerakan

tersebut. Keempat, bersama Nahdatul Ulama dan Dewan Dakwah Indonesia,

Muhammadiyah menolak Rancangan Undang-Undang Komisi Kebenaran dan

Rekonsiliasi. Muhammadiyah menilai bahwa keberadaan Rancangan Undang

Undang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang diusulkan pemerintah kurang

efektif untuk direalisasikan. Keberadaannya tidak akan bisa memberikan jaminan

terwujudnya rekonsiliasi. Bahkan dikhawatirkan akan menjadi sumber konflik

baru yang dapat mengganggu stabilitas politik dan ekonomi.

Selain kebijakan yang mencakup sektor nasional di atas, kebijakan-kebijakan

program kerja Muhammadiyah juga diarahkan pada terciptanya masyarakat sipil

di Indonesia, diantaranya program kerja dibidang pengkaderan dan sumber

daya manusia, pendidikan, kesehatan, pemberdayaan dan pengembangan

masyarakat, supremasi hukum dan bidang lingkungan hidup yang kesemuanya

diarahkan pada terciptanya masyarakat madani di Indonesia.

Page 6: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

6

Kita ketahui dewasa ini banyak organisasi-organisasi Islam yang berkembang

di Indonesia selain Muhammadiyah, pada dasarnya organisasi-organisasi yang

berkembang di Indonesia bertujuan untuk menegakkan aturan agama Islam

sebagaimana mestinya, tetapi pada perjalanannya pola pikir dan ilmu

pengetahuan yang terbatas sehingga menimbulkan perbedaan penafsiran,

sebagai contoh ada para pengikut organisasi Islam yang masih menjalankan

ajaran agama Islam,tetapi masih menjalankan kebudayaan nenek moyang yang

sebenarnya bertentangan dengan ajaran agama Islam, di sisi lain ada juga

pengikut organisasi Islam yang lebih condong ke arah radikal.

Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan

sosial yang bertujuan untuk mengikuti sunah rasul secara murni tanpa di

campuri hal-hal yang tidak ada ajaranya dalam peraturan agama Islam yang

bersumber dari Al-Quran dan Al-hadis, juga mengutamakan kedamaian dalam

dakwah tanpa menimbulkan konflik secara langsung. Oleh karena penafsiran

yang berbeda tersebut, Penulis tertarik untuk membahas posisi dan peran

Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat sipil di Kota Bandar Lampung

yang mempunyai kontribusi yang cukup signifikan untuk membangun

kesejahteraan umat melalui gerakan sosial yang dilakukan.

Dipilihnya Muhammadiyah Kota Bandar Lampung sebagai fokus penelitian

berdasarkan hasil pengamatan penulis Organisasi Muhammadiyah memiliki

sumbangsih terhadap pembangunan Kota Bandar Lampung melalui gerakan

sosial yang dilakukan kaitannya dengan masyarakat sipil di Kota Bandar

Lampung sehingga penulis tertarik untuk membahasnya lebih lanjut.

Page 7: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

7

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah posisi dan peran Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat

sipil di Kota Bandar Lampung?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui posisi dan peran masyarakat sipil di Bandar Lampung

(Studi Pada Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Bandar Lampung).

D. Kegunaan penelitian

1. Aspek teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan

memberikan kontribusi wacana serta pemikiran bagi perkembangan Ilmu

Pemerintahan, khususnya tentang posisi dan peran Muhammadiyah sebagai

organisasi masyarakat sipil di Kota Bandar Lampung yang diaktualisasikan

melalui gerakan sosial untuk memberdayakan umat. Selain itu diharapkan

hasil penelitian ini dapat berguna sebagai referensi tambahan bagi semua

pihak yang tertarik melakukan penelitian dengan kajian gerakan sosial di

masa yang akan datang.

2. Aspek praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

bagi aktivis Muhammadiyah dalam mengaktualisasikan posisi dan peran

nya dalam usahanya mewujudkan penguatan masyarakat sipil di Kota

Bandar Lampung.

Page 8: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gerakan Sosial Politik

Menurut kurniawan, Lutfi J. dan Hesti Puspito sari gerakan sosial adalah:

“Gerakan sosial adalah gerakan yang dilakukan oleh sekelompok orang,

sebagai aksi kolektif, baik untuk mendukung dan atau menentang

keberlakuan suatu nilai atau norma tertentu, maka proses bekerjanya

gerakan sosial harus bertumpu kepada daya intelektualitas yang dimiliki

oleh individu atau kelompok tersebut” (2012:84).”

Berdasarkan kutipan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa gerakan sosial

berurusan dengan nilai, norma, dan budaya tertentu yang harus didukung atau

ditentangnya. Di sinilah esensi gerakan sosial yang merupakan sebuah upaya

kolektif yang dilakukan oleh sekelompok orang melalui instrument kelembagaan

sosial baik yang berbentuk organisasi, komunitas ataupun sejenisnya.Gerakan

yang dilakukan tersebut kemudian ditransformasikan menjadi sebuah gerakan

bersama yang mempunyai fokus pada suatu isu atau masalah baik masalah

sosial politik, lingkungan dan sebagainya. Melalui upaya gerakan bersama

tersebut, ekspresi gerakannya dapat diwujudkan dalam bentuk penolakan,

mendukung, ataupun mengkampanyekan sebuah perubahan sosial yang tentu

saja harus disampaikan dengan pemikiran yang berintelektualitas, sehingga

tujuan untuk kemaslahatan bersama yang hendak dicapai dapat terwujud secara

efektif.

Page 9: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

9

Prof. Jerome Davis dalam kurniawan, Lutfi J. dan Hesti Puspito Sari

(2012:115) menyatakan:

“Gerakan sosial muncul sebagai reaksi atas sekumpulan individu maupun

kelompok yang tidak puas terhadap kondisi kehidupan sosial yang terjadi.

Ada semacam ketamakan hidup yang bisa menyebabkan perpecahan sosial

dan mental, maka gerakan sosial ini berkembang dengan tujuan untuk

menciptakan keharmonisan”

Berdasarkan pernyataan di atas, Penulis dapat menyimpulkan bahwa sebuah

gerakan sosial dapat timbul sebagai reaksi yang dilakukan oleh individu,

kelompok ataupun organisasi sebagai reaksi terhadap masalah sosial yang

terjadi dimasyarakat dan pada dasarnya gerakan sosial ini bertujuan untuk

menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini pulalah

yang tercermin dalam gerakan sosial yang dilakukan oleh organisasi

Muhammadiyah.

Pengertian gerakan sosial menurut Jary, Julia dan David Jary Collins dalam

Dictionary of Sociology menyatakan “social movement as any board social

alliance of people who are associated in seeking to effect or to block an aspect

of social change within a society” artinya, Suatu aliansi sosial sejumlah besar

orang yang berserikat untuk mendorong ataupun menghambat suatu segi

perubahan sosial dalam suatu masyarakat. (1995: 614-615).

Berdasarkan pernyataan di atas, Penulis dapat menyimpulkan bahwa terjadinya

perubahan sosial dalam suatu tatanan masyarakat, baik ataupun buruknya dapat

terjadi karena suatu aliansi sosial yang bertindak sebagai pendorong ataupun

penghambat terjadinya perubahan sosial tersebut.

Page 10: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

10

1. Teori-teori Gerakan Sosial

Berikut ini beberapa teori gerakan sosial:

1) Teori tindakan/aksi kolektif

Teori tindakan kolektif banyak berkonsentrasi pada kondisi-kondisi

eksternal tindakan manusia dalam konteks keseluruhan sosial, yakni

pada alasan-alasan sosial aksi massa.

2) Teori Nilai Tambah

Teori ini diambil dari kajian ekonomi yang menghasilkan nilai tambah.

Gerakan sosial sebagai nilai tambah sebagai tujuan utama yakni di

bidang ekonomi.

3) Teori Mobilisasi Sumber Daya

Sumber daya yang dimaksud dalam teori ini meliputi keahlian atau

pengalaman, keuangan, sumber informasi dan legitimasi, berdasarkan

teori ini sebuah gerakan sosial di pengaruhi oleh keberadan sumber daya

yang ada dengan kata lain keberadaan sumber daya sangat menentukan

keberhasilan, kesinambungan bahkan kemunduran dan kehancuran

gerakan sosial, begitu pentingnya faktor ini sehingga tanpa adanya

sumber daya yang cukup atau ketidakmampuan mengelola sumber

daya menjadi penyebab berhentinya sebuah gerakan.

4) Teori Proses Politik

Proses politik berperan dalam gerakan situasi sosial politik dalam

masyarakat merupakan keberpihakan Negara kepada kepentingan

publik,atau teralinisasinya publik dari perhatian Negara.

Page 11: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

11

5) Teori Gerakan Sosial Baru (New Sosial Movement)

Menurut Pichardo dan Singh (2001), teori gerakan sosial baru

bercirikan sebagai berikut:

a. Ideologi dan tujuan gerakan sosial baru meninggalkan orientasi

ideologis yang melekat pada gerakan sosial lama. Gerakan sosial

baru menepis semua asumsi Marxian semua perjuangan dan

pengelompokan di dasari pada konsep kelas. Gerakan sosial yang

bertujuan untuk menumbangkan posisi Negara kemudian

menggantikannya dengan kekuatan proletar. Namun dalam gerakan

sosial baru, mereka memposisikannya sebagai partner pemerintah

atau Negara untuk menciptakan kehidupan baru yang lebih baik.

b. Taktik dan pengorganisasian,Gerakan sosial baru umumnya tidak

lagi mengikuti pengorganisasian seperti serikat buruh, atau model

politik kepartaian lebih memilih saluran di luar politik normal dan

menerapkan taktik yang mengganggu dari mobilisasi opini publik

untuk mendapatkan daya tawar politik serta cenderung

menggunakan demonstrasi yang amat dramatis.

c. Partisipan atau aktor, menurut Pichardo (1997) partisipan gerakan

sosial baru muncul dari kalangan kelas menengah baru yang

bekerja di sektor ekonomi non produktif umumnya adalah kaum

terdidik.

d. Medan atau area, merupakan lintasan batas regional,dari arah lokal

sampai internasional. Strategi dan cara mobilisasi bersifat global.

2. Gerakan sosial politik

Ada beberapa pengertian gerakan sosial (politik) yang di berikan para

ahli, seperti yang di jelaskan oleh Kamanto Sunarto (2004:195), bahwa

yang di maksud dengan gerakan sosial politik adalah perilaku kolektif

yang di tandai kepentingan bersama dan tujuan jangka panjang yaitu

untuk mengubah atau mempertahankan masyarakat atau institusi yang

ada di dalamnya. sedangkan ciri-ciri dari gerakan sosial (politik)

adalah sebagai berikut:

Page 12: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

12

1. Adanya perilaku Kolektif.

2. Adanya kepentingan bersama.

3. Mengubah serta mempertahankan masyarakat atau intuisi yang ada

di dalamnya.

4. Tujuan jangka panjang.

Selain ciri-ciri, Kamanto juga menjelaskan mengenai faktor-faktor penyebab

adanya sebuah gerakan (politik) yaitu:

1. Adanya faktor psikologis.

2. Faktor sosiologis

3. Defrivasi ekonomi dan sosial seperti Bahan bakar minyak naik.

4. Defriasi relative seperti mapan ekonomi, tetapi tidak puas dengan

kemacetan demokrasi.

Menurut Bruce.J.Chohen (1992:435), gerakan sosial (politik) adalah

gerakan yang di lakukan sekelompok individu yang terorganisir untuk

mengubah (perubahan) atau mempertahankan (konservatif) unsure tertentu

dari masyarakat yang lebih luas, kemudian Bruce.J. Cohen memberikan

ciri-ciri gerakan sosial (politik) sebagai berikut:

1. Gerakan yang di lakukan oleh kelompok.

2. Struktur, mekanisme kerja, jaringan yang teroganisir.

3. Memiliki rencana dan metode yang teroganisir.

4. Memiliki sebuah ideology yang menjadi pegangan dasar organisasi.

5. Mengubah atau mempertahankan sesuatu.

6. Memiliki usia jauh lebih panjang

Selain itu, ia juga menjelaskan faktor faktor yang menyebabkan gerakan

sosial (politik) yaitu:

1. Karena ketidakpuasan banyak orang terhadap sesuatu.

2. Frustasi kolektif.

3. Persamaan nasib.

4. Keyakinan bahwa bila mereka bersama dan bersatu dapat

mengadakan perubahan dan mengatasi persoalan bersama.

Page 13: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

13

Sedangkan menurut Kartasapura dan Kreimers (1987:180), gerakan sosial

(politik) adalah kegiatan atau usaha kolektif yang berusaha untuk

mengadakan orde kehidupan yang baru. Untuk ciri-ciri dari gerakan sosial

politik Kartasaputra memberikan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Keadaan gelisah atau kacau.

2. Mendapatkan daya gerak dari ketidakpuasan kehidupan sekarang.

3. Mendapatakan daya gerak dari keinginan mewujudkan sistem

kehidupan baru.

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian gerakan sosial

politik tersebut, maka bisa diambil suatu pengertian umum tentang

gerakan sosial politik, yaitu gerakan yang dilakukan oleh sekelompok

orang yang memiliki, visi, misi, tujuan, ide, nilai politik yang sama

(mempertahankan, merubah, merebut, mengontrol dan menjalankan

kehidupan sosial politik) yang dilakukan secara sistematis, terorganisir dan

bertahan cukup lama.

Terkait dengan gerakan Muhamadiyah, bisa disimpulkan bahwa gerakan

yang dilakukan Muhamadiyah adalah gerakan dari sebuah organisasi

sosial keagamaan yang memiliki tujuan mengikuti ajaran Islam dengan

mencontoh nabi Muhammad SAW, tidak mencampuradukkan agama

dengan adat yang berbau mistik, dan lebih modern dibanding organisasi

sosial keagamaan lain.

Page 14: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

14

3. Fungsi Gerakan Sosial

Gerakan Sosial memberikan sumbangsih ke dalam pembentukan opini

publik dengan memberikan diskusi-diskusi masalah sosial dan politik dan

melalui penggabungan sejumlah gagasan-gagasan gerakan ke dalam opini

publik yang dominan seperti memberi pelajaran politik yang benar.

Gerakan Sosial memberikan pelatihan para pemimpin yang akan menjadi

bagian dari elit politik dan mungkin meningkatkan posisinya menjadi

negarawan penting. Gerakan-gerakan buruh sosialis dan kemerdekaan

nasional menghasilkan banyak pemimpin yang sekarang memimpin

negaranya.

Fungsi-fungsi gerakan sosial sekunder atau “laten” dapat dilihat sebagai

berikut:

1. Gerakan Sosial memberikan sumbangsih ke dalam pembentukan opini

publik dengan memberikan diskusi-diskusi masalah sosial dan politik

dan melalui penggabungan sejumlah gagasan-gagasan gerakan kedalam

opini publik yang dominan.

2. Gerakan Sosial memberikan pelatihan para pemimpin yang akan

menjadi bagian dari elit politik dan mungkin meningkatkan posisinya

menjadi negarawan penting

Page 15: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

15

4. Tipe Gerakan Sosial

Disekitar kita banyak terdapat macam-macam gerakan sosial. Seperti halnya

gerakan buruh, gerakan petani, gerakan mahasiswa, gerakan religius, gerakan

sosial, gerakan radikal, gerakan ideologi, dan kalau kita menganalisis

secara terperinci maka sangat banyak macam-macam gerakan sosial yang

tumbuh di dalam tataran masyarakat.

Karena keragaman gerakan sosial sangat besar, maka berbagai ahli sosiologi

mencoba mengklarifikasikan dengan menggunakan kriteria tertentu. David

Aberle, misalnya, dengan menggunakan kriteria tipe perubahan yang

dikehendaki (perubahan perorangan dan perubahan sosial) dan besar

pengaruhnya yang diingginkan (perubahan untuk sebagian dan perubahan

menyeluruh). Membedakan empat tipe gerakan sosial, tipologi Aberle

adalah sebagai berikut:

1. Alternative Movement

Ini merupakan gerakan yang bertujuan untuk merubah sebagian perilaku

perorangan. Dalam kategori ini dapat kita masukan berbagai kampanye

untuk merubah perilaku tertentu, seperti misalnya kampanye agar

orang tidak minum-minuman keras. kini pun banyak dilancarkan

kampanye agar dalam melakukan perbuatan seks dengan bertanggung

jawab.

Page 16: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

16

2. Rodemptive Movement

Gerakan ini lebih luas dibandingkan dengan alterative movement,

karena yang hendak dicapai ialah perubahan menyeluruh pada perilaku

perorangan. Gerakan ini kebanyakan terdapat di bidang agama.

Melalui gerakan ini, misalnya, perorangan diharap untuk bertobat dan

mengubah cara hidupnya sesuai dengan ajaran agama.

3. Reformative Movement

Gerakan ini yang hendak diubah bukan perorangan melainkan

masyarakat namun lingkup yang hendak diubah hanya segi-segi

tertentu masyarakat, misalnya gerakan kaum homoseks untuk

memperoleh perlakuan terhadap gaya hidup mereka atau gerakan kaum

perempuan yang memperjuangkan persamaan hak dengan laki-laki.

Gerakan people power di Filipina atau gerakan menentang pedana

menteri Suchinda di Thailand pun dapat dikategorikan dalam tipe ini

karena tujuannya terbatas, yaitu pergantian pemerintah.

4. Transformative Movement

Gerakan ini merupakan gerakan untuk mengubah masyarakat secara

menyeluruh. Gerakan kaum Khamer Merah untuk menciptakan

masyarakat komunis di kamboja. Suatu proses dimana seluruh

penduduk kota dipindahkan ke desa dan lebih dari satu juta orang

kamboja kehilangan nyawa mereka karena di bunuh kaum Khamer

Merah, menderita kelaparan atau sakit merupakan contoh ekstrim

gerakan sosial semacam ini. Gerakan transformasi yang dilancarkan

Page 17: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

17

oleh rezim komunis di Uni Soviet pada tahun 30-an serta di Tiongkok

sejak akhir 40-an untuk mengubah masyarakat mereka menjadi

masyarakat komunis pun mengakibatkan menentang diskriminasi oleh

orang kasta-kasta bawah, menengah dan atas. Hal itu dapat di

kategorikan kedalam gerakan ini karena keberhasilan gerakan mereka

akan berarti pula perombakan mendasar pada masyarakat India.

(Light, Keller dan Craig Calhoun,1989:599-600).

5. Strategi Gerakan Sosial

Para akademisi menyebut pentingnya proses framing dalam memahami

sukses tidaknya sebuah gerakan sosial. Menurut Snow dan Banford,

suksesnya gerakan sosial terletak pada sejauh mana mereka memenangkan

pertempuran atas arti. Hal ini berkaitan dengan upaya para pelaku perubahan

mempengaruhi makna dalam kebijaksanaan publik. Oleh karena itu,

pelaku perubahan memiliki tugas penting mencapai perjuangannya melalui

pembuatan framing masalah-masalah sosial dan ketidakadilan. Cara ini

merupakan upaya meyakinkan kelompok sasaran yang beragam dan luas

sehingga mereka terdorong mendesakkan sebuah perubahan. Komponen

utama dari proses framing gerakan adalah diagnosis elemen atau

mendefinisikan masalah dan sumbernya serta memprediksi elemen

sekaligus mengindentifikasi strategi yang tepat untuk memperjuangkan

masalah tersebut. Snow menambahkan bahwa proses framing membuat

orang mampu memformulasikan sekumpulan konsep untuk berpikir

dengan menyediakan skema interpretasi terhadap masalah-masalah di

Page 18: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

18

dunia. Skema ini bisa menyalahkan atau menyarankan garis aksi (Snow

dan Banford, 1988 dalam Situmorang, 2007).

Untuk mencapai sebuah kelompok sasaran, aktor gerakan membutuhkan

alat dalam menjalankan framing, yaitu media. Zald berpendapat bahwa

pengkontesan framing terjadi dalam interaksi berhadap-hadapan dan

melalui beragam media cetak dan elektronik (Zald, 1996 dalam

Situmorang, 2007).

Indikasi awal untuk menangkap gejala gerakan sosial menurut John

Lofland (Protes; Insist Press 2003 dalam Iswinarto, 2008) adalah dengan

mengenali terjadinya perubahan-perubahan pada semua elemen arena

publik dan ditandai oleh kualitas “aliran” atau “gelombang”. Dalam

prakteknya suatu gerakan sosial dapat diketahui terutama lewat banyak

organisasi baru yang terbentuk, bertambahnya jumlah anggota pada suatu

organisasi gerakan dan semakin banyaknya aksi kekerasan atau protes

terencana dan tak terencana.

Selain itu menurut Lofland dua aspek empiris gelombang yang perlu

diperhatikan adalah, pertama, aliran tersebut cenderung berumur pendek

antara lima sampai delapan tahun. Jika telah melewati kurun waktu itu

gerakan akan melemah dan meskipun masih ada akan tetapi gerakan telah

mengalami proses „cooled down‟. Kedua, banyak organisasi kekerasan

atau protes yang berubah menjadi gerakan sosial atau setidaknya bagian

dari gerakan-gerakan yang disebut diatas. Organisasi-organisasi ini selalu

berupaya menciptakan gerakan sosial atau jika organisasinya memiliki

Page 19: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

19

teori operasi yang berbeda maka mereka akan dengan sabar menunggu

pergeseran struktur makro yang akan terjadi (misalnya krisis kapitalisme)

atau pertarungan yang akan terjadi antara yang baik dan jahat, atau kedua

hal tersebut, serta menunggu kegagalan fungsi lembaga sentral. Kala itulah

gerakan itu bisa dikenali sebagai gerakan pinggiran, gerakan awal dan

embrio gerakan.

Lebih lanjut dapat dirumuskan bahwa sebuah gerakan sosial terdiri dari:

1. Lahirnya kekerasan atau protes baru dengan semangat muda yang

dibentuk secara independent

2. Bertambahnya jumlah (dan peserta) aksi kekerasan dan/atau protes

terencana dan tak terencana (terutama kumpulan) secara cepat.

3. Kebangkitan opini massa

4. Semua yang ditujukan kepada oknum lembaga sentral

5. Sebagai bentuk usaha untuk melahirkan perubahan pada struktur dari

lembaga-lembaga sentral.

Selain itu 5 gejala gerakan sosial seperti disebutkan oleh Lofland,

pemahaman tentang gerakan sosial dapat diturunkan lebih jauh ke dalam

enam pertanyaan pokok tentang Gerakan Sosial. Ke 6 pertanyaan pokok

merupakan indikator yang praktis untuk menganalisis gerakan sosial

sekaligus sebagai petunjuk praktis bagi pelaku gerakan sosial untuk

„merancang‟ atau paling tidak memicu gerakan sosial

1. Kepercayaan: hal-hal yang dianggap benar (ideologi, doktrin,

pandangan, harapan, kerangka berpikir, wawasan, perspektif.)

realitas apa yang mereka tuntut/pertentangkan siapa yang dianggap

lawan dan siapa yang diteladani perubahan secara total atau parsial

pada tingkatan individual.

Page 20: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

20

2. Organisasi: cara bagaimana orang-orang yang mempunyai

„pandangan‟ yang sama, diatur/diarahkan untuk mencapai tujuan.

bagaimana orang-orang diorganisir/cara-cara mengorganisir-

bagaimana proses pengambilan keputusan adakah pembagian kerja

di organisasi gerakan cara memelihara orang-orang tetap

melaksanakan tugasnya cara-cara memperoleh dana dari gerakan

organisasi bersifat sementara atau permanent.

3. Sebab-sebab: variabel-variabel yang berpengaruh terhadap gerakan

sosial bagaimana gerakan sosial dimulai/dibentuk, kapan gerakan

itu dibentuk mengapa gerakan itu muncul Secara teoritik ada 16

variabel yang berpengaruh, yaitu:

1. perubahan dan ketimpangan sosial

2. kesempatan politik

3. Campur tangan negara terhadap kehidupan warga

4. kemakmuran (yang menimbulkan deprivasi ekonomi)

5. konsentrasi geografis

6. identitas kolektif

7. solidaritas antar kelompok

8. krisis kekuasaan

9. melemahnya kontrol kelompok yang dominan

10. pemfokusan krisis

11. sinergi gelombang warga negara (penduduk)

12. adanya pemimpin

13. jaringan komunikasi

Page 21: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

21

14. integrasi jaringan di antara para pembentuk potensial

15. adanya situasi yang memudahkan para pembentuk potensial

16. kemampuan mempersatukan

4. Keikutsertaan : keanggotaan dalam arti yang paling lemah sampai

yang paling kuat

mengapa orang ikut dalam gerakan

sampai seberapa jauh keterlibatannya dalam organisasi

siapa yang menjadi pendukung gerakan

5. Strategi : cara atau metode untuk melakukan sesuatu dalam rangka

mencapai tujuan usaha-usaha apa yang dilakukan untuk mencapai

tujuan gerakan apa ada tujuan utama dari setiap strategi yang

digunakan dalam mencapai tujuan itu, akan lebih menekankan yaitu

pada perubahan institusi-institusi sosial (societal manipulation)

ataukah dengan mengubah hati dan pemikiran orang-orang (personal

transformation) strategi yang digunakan bersifat terbuka atau

tertutup, terang-terangan atau tersembunyi menggunakan strategi

penyerangan frontal atau pengikisan „pendirian‟ mereka dinyatakan

secara halus (polite), melalui aksi protes atau kekerasan

mekanisme taktik yang digunakan terhadap kelompok sasaran :

persuasi, negosiasi atau paksaan.

6. Efek : tanggapan atau reaksi kalangan luar terhadap gerakan sosial

Reaksi penguasa

Reaksi elit

Reaksi media

Reaksi sesama gerakan sosial

Page 22: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

22

6. Penguatan Masyarakat Sipil

Penguatan masyarakat sipil secara umum adalah melakukan kegiatan-

kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat

miskin, marjinal, terbelakang dan tertindas dari pihak yang kuat atau

berkuasa agar masyarakat sipil bisa hidup mandiri dan memiliki status

posisi tawar yang kuat dengan pihak lain. Sedangkan menurut organisasi

Muhammadiyah biasa disebut dengan pemberdayaan masyarakat,

pembangunan masyarakat atau pengembangan masyarakat melalui

beberapa jalur yaitu jalur pendidikan dan non pendidikan.

Istilah civil society berasal dari bahasa Latin societes civiles yang mula-

mula dipakai oleh Cicero (106-43 SM), seorang orator, politisi dan filosof

Roma. Sejak saat itu sampai dengan abad ke-18, pengertian civil society

masih disamakan dengan negara (the state), yakni sekelompok masyarakat

yang mendominasi seluruh kelompok lain.

Dalam rentang waktu yang panjang itu, Thomas Hobbes (1588-1679),

John Locke (1632-1704) dan Jean-Jacques Rousseau (1712-1778) kembali

menghidupkan dan mengembangkan istilah civil society (masyarakat sipil)

dengan merujuk kepada masyarakat dan politik. Hobbes, misalnya,

berpendapat bahwa perjanjian masyarakat diadakan oleh individu-individu

untuk membentuk suatu masyarakat politik atau negara. Locke

mendefinisikan masyarakat sipil sebagai masyarakat politik (political

society) yang mana dihadapkan dengan keadaan alami (state of nature)

sekelompok manusia. Masyarakat politik itu sendiri, menurut Rousseau

Page 23: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

23

yang senada dengan Hobbes, merupakan hasil dari suatu kontrak sosial.

Perlu digarisbawahi bahwa pengertian-pengertian ini lahir ketika

perbedaan antara masyarakat sipil dan negara belum dikenal, sehingga

negara merupakan bagian dari masyarakat sipil yang mengontrol pola-pola

interaksi warga negaranya.

Barulah pada paruh kedua abad 18 Adam Ferguson (1723-1816) dan

Thomas Paine (1737-1809) memberi tekanan lain terhadap makna civil

society. Civil society dan negara dipahami sebagai dua buah entitas yang

berbeda, sejalan dengan proses pembentukan sosial dan perubahan-

perubahan struktur politik sebagai akibat pencerahan (enlightment).

Keduanya diposisikan dalam posisi yang diametral. Masyarakat sipil

bahkan dinilai sebagai anti tesis terhadap negara, ia harus lebih kuat untuk

mengontrol negara demi kepentingannya.

Pemahaman ini mengundang reaksi para pemikir lainnya seperti Hegel

(1770-1831) yang beraliran idealis. Menurutnya civil society tidak dapat

dibiarkan tanpa terkontrol. Ia justru memerlukan berbagai macam aturan

dan pembatasan melalui kontrol hukum, administrasi dan politik. Lebih

lanjut, Hegel membedakan masyarakat politik (the state) dan masyarakat

sipil (civil society). Masyarakat politik adalah perkumpulan-perkumpulan

yang mengandung aspek politik yang mengayomi masyarakat secara

keseluruhan. Sedangkan masyarakat sipil ialah perkumpulan merdeka

yang membentuk apa yang disebut sebagai masyarakat borjuis.

Page 24: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

24

Karl Marx (1818-1883) sependapat dengan Hegel dalam melihat civil

society sebagai masyarakat borjuis. Bedanya, Hegel menganggap hanya

melalui negara, kepentingan-kepentingan masyarakat yang universal dan

mengandung potensi konflik bisa terselesaikan. Dus, negara merupakan

sesuatu yang ideal. Marx berpandangan sebaliknya, ia menganggap negara

tak lain sebagai badan pelaksana kepentingan kaum borjuis. Oleh sebab

itu, negara harus dihapuskan, atau harus diruntuhkan oleh kelas proletar.

Ketika negara akhirnya lenyap, maka yang tinggal hanyalah masyarakat

tanpa kelas. Visi ini berseberangan dengan visi Hegel yang mengatakan di

masa depan masyarakat sipillah yang akan runtuh dari dalam, jika negara

telah mampu mengayomi seluruh kepentingan masyarakat. Sedangkan

menurut Antonio Gramsci (1891-1937) yang juga memandang civil society

sebagai milik kaum borjuis yang akhirnya menjadi pendukung negara,

disamping mereka memegang hegemoni, mereka juga seharusnya bisa

menjalankan fungsi etis dalam mendidik dan mengarahkan perkembangan

ekonomi masyarakat. (Dawam Raharjo: 1999)

Adapun menurut Alexis de Tocqueville (1805-1859), masyarakat sipil

tidak secara apriori subordinatif terhadap negara, tetapi lebih dari itu ia

bersifat otonom dan memiliki kapasitas politik cukup tinggi sehingga

mampu menjdi kekuatan penyeimbang menghadapi intervensi negara dan

tidak hanya berorientasi pada kepentingan sendiri tetapi juga terhadap

kepentingan publik. Pendapat Tocqueville ini kemudian diperkuat oleh

Hannah Arendt (1906-1975) dan Jurgen Habermas (1929-) dengan konsep

”a free public sphere”, sebuah wilayah di mana masyarakat sebagai warga

Page 25: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

25

negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik. Penciptaan

ruang publik, bagi Arendt merupakan prasyarat terciptanya civil society

dan demokratisasi. Hal senada diungkapkan Ernest Gellner (1925-1995)

yang memandang perlunya ruang dan kebebasan publik. Menurutnya civil

society adalah seperangkat institusi non pemerintah yang cukup kuat untuk

mengimbangi negara dan mencegah timbulnya tirani kekuasaan.

Secara umum saat ini, penganut sosialis banyak mengadopsi konsep

hegemoni Gramsci dalam memahami civil society dimana hegemoni tidak

lagi dilakukan secara fisik, melainkan melalui penjinakan budaya dan

ideologi yang diselenggarakan secara terstruktur oleh negara. Sementara

penganut kapitalis lebih tertarik kepada civil society versi Tocqueville

dimana masyarakat dapat melakukan partisipasi mengenai pembuatan

kebijakan-kebijakan publik dalam sebuah negara dan dapat saling berinterksi

dengan semangat toleransi. Adapun di negara-negara berkembang umumnya,

sikap Hegelian terhadap negara merupakan pandangan yang dominan. Di

satu sisi mereka memandang negara sebagai wadah segala sesuatu yang

ideal dan di sisi lain mereka kurang percaya terhadap masyarakat sipil.

Muhammad A.S. Hikam (1996) menyatakan bahwa:

“Masyarakat sipil sebagaimana dikonsepsikan oleh para

pemikirnya mempunyai tiga ciri khusus yaitu: pertama, adanya

kemandirian yang cukup tinggi dari individu-individu dan

kelompok dalam masyarakat, terutama saat berhadapan dengan

negara. Kedua, adanya ruang publik bebas sebagai wahana bagi

keterlibatan politik secara aktif dari warga negara demi

kepentingan publik. Ketiga, adanya kemampuan membatasi kuasa

negara agar tidak intervensionis dan otoriter. Selanjutnya

masyarakat sipil dapat didefinisikan sebagai wilayah-wilayah

kehidupan sosial yang terorganisir dan bercirikan antara lain

Page 26: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

26

kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self-generating), dan

keswadayaan (self-supporting), kemandirian tinggi berhadapan

dengan negara, dan keterikatan dengan norma-norma atau nilai-

nilai hukum yang diikuti warganya. Sebagai sebuah ruang publik,

masyarakat sipil adalah suatu wilayah yang menjamin

berlangsungnya perilaku, tindakan, dan refleksi mandiri, tidak

terkungkung oleh kondisi kehidupan material, dan tidak terserap

oleh jaringan-jaringan kelembagaan politik resmi. di dalamnya

tersirat pentingnya suatu ruang publik yang bebas (free public

sphere), tempat di mana transaksi komunikasi yang bebas bisa

dilakukan oleh warga masyarakat”.

Makna Civil Society “Masyarakat sipil” adalah terjemahan dari civil

society. Konsep civil society lahir dan berkembang dari sejarah

pergumulan masyarakat. Cicero adalah orang Barat yang pertama kali

menggunakan kata “societies civilis” dalam filsafat politiknya. Konsep

civil society pertama kali dipahami sebagai negara (state). Secara historis,

istilah civil society berakar dari pemikir Montesque, JJ. Rousseau, John

Locke, dan Hubbes.

Ketiga orang ini mulai menata suatu bangunan masyarakat sipil yang

mampu mencairkan otoritarian kekuasaan monarchi-absolut dan ortodoks

gereja (Larry Diamond, 2003: 278).

Berbeda dari pandangan Hegelian, pemikiran Tocqueville lebih menempatkan

masyarakat sipil sebagai sesuatu yang tidak apriori maupun tersubordinasi

dari lembaga negara. Sebaiknya, civil society bersifat otonom dan memiliki

kapasitas politik cukup tinggi sehingga mampu menjadi kekuatan

penyeimbang terhadap kecenderungan intervensi negara atas warga negara.

Lebih lanjut Tocqueville menegaskan, bahwa karakter civil society seperti

Page 27: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

27

itu dapat pula menjadi sumber legitimasi kekuasaan negara dan pada saat

bersamaan ia pun bisa menjadi kekuatan kritis (reflective-force) untuk

mengurangi frekuensi konflik dalam masyarakat sebagai akibat dari proses

modernisasi. Dapatlah disimpulkan, pandangan civil society ala Tocqueville

ini merupakan model masyarakat sipil yang tidak hanya berorientasi pada

kepentingan individual, tetapi juga mempunyai komitmen terhadap

kepentingan publik.

Konsepsi civil society ala Tocqueville ini dipadukan pula oleh (Rahardjo

1999) dengan pandangan Hannah Arendt dan Juergen Habermas tentang

ruang publik yang bebas (free public sphere). Menurut keduanya, dengan

adanya ruang publik yang bebas, maka setiap individu warga negara dapat

dan berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan

pendapat, berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan penerbitan yang

berkenaan dengan kepentingan umum yang lebih luas. Lebih lanjut

(Rahardjo 1999) menyatakan, institusionalisasi dari ruang publik ini

adalah melalui kemunculan lembaga-lembaga sosial yang bersifat sukarela

(volunteers), media massa, sekolah, partai politik, sampai pada lembaga

yang dibentuk oleh negara tetapi berfungsi sebagai lembaga pelayanan

masyarakat.

Selain kedua model di atas, pola hubungan kerja antara negara

(pemerintahan), masyarakat madani (civil society), dan swasta (pasar)

berada dalam kerangka keseimbangan peran masing-masing. Dengan pola

hubungan kerja tersebut, Menurut (Ubaedillah et al. 2009) rakyat bisa

Page 28: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

28

mengatur ekonominya, institusi, dan sumber-sumber sosial dan politiknya

tidak hanya digunakan untuk pembangunan, tetapi juga untuk menciptakan

kohesi, integrasi, dan untuk kesejahteraan rakyatnya. Dengan demikian,

jelas sekali, bahwa kemampuan suatu negara mencapai tujuan-tujuan

pembangunan itu sangat tergantung pada kualitas tata kepemerintahannya

di mana pemerintah melakukan interaksi dengan organisasi-organisasi

komersial dan civil society.

Seperti dikatakan di muka bahwa tata kepemerintahan yang baik itu

merupakan suatu kondisi yang menjamin adanya proses kesejajaran,

kesamaan, kohesi, dan keseimbangan peran serta adanya saling mengontrol

yang dilakukan oleh tiga komponen, yakni pemerintah (government),

rakyat (citizen) atau civil society, dan usahawan (business) yang berada di

sektor swasta. Ketiga komponen itu mempunyai tata hubungan yang sama

dan sederajat. Kesamaan derajat ini akan sangat berpengaruh terhadap

upaya menciptakan tata kepemerintahan yang baik.

B. Masyarakat Sipil

Civil Society juga dapat dipahami dengan arti masyarakat madani

masyarakat madani adalah masyarakat sipil masyarakat yang tanggap, dan

juga beradab dan tentunya masyarakat yang memiliki budaya dan dapat

menjaga budaya aslinya meskipun terjadi pertukaran budaya yang besar –

besaran saat ini. Masyarakat madani adalah suatu konsep yang diambil

oleh Indonesia dari Kota Madinah, dimana Kota Madinah ini telah

mempunyai peradaban yang sudah sangat lama dan baik dibawah

Page 29: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

29

kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yang hingga saat ini masih dinilai

sebagai peradaban tertinggi. Dahulunya Madinah tersebut bernama asli

Yasrib yang berada di wilayah Arab. Madani tersebut berarti Kota (city

state) sedangkan dalam bahasa Yunani disebut dengan Polis yang artinya

juga sama yaitu kota. Civil Society merupakan satu cara untuk memahami

relasi antara individu dan negara yang melestarikan kebebasan dan

tanggung jawab.

Pengertian Civil Society menurut Jean L. Kohen dan Andrew Arato

(1992) adalah Modern Civil Society is based on egalitarian principle and

universal inclusion experience in articulating the political will and in

collective decision making is crucial to the reproduction of democracy .

Civil Society yang dimakasudkan adalah suatu masyarakat sipil yang

didasari oleh kesetaraan dan selain itu juga masyarakat yang mampu

mempengaruhi kebijakan umum serta masyarakat yang didasari oleh

demokrasi sehingga dapat membentuk masyarakat yang mandiri.

Civil Society, dua kata tersebut kurang popular di ruang lingkup masyarakat

Indonesia jika diubah ke Bahasa Indonesia artinya adalah masyarakat

sipil. Kebanyakan masyarakat pada umumnya mengertakaitkan antara

kata sipil dengan militer oleh karena itu kata tersebut masih terasa asing

di lingkungan masyarakat Indonesia. Berbeda dengan masyarakat madani

, meski tidak semua memahami apa arti masyarakat madani tersebut

namun sudah tidak asing di telingan masyarakat Indonesia. Namun

sebenarnya memang tidak ada perbedaan antara Masyarakat madani ,

Page 30: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

30

Civil Society dan masyarakat sipil tersebut. Suatu kondisi kehidupan

masyarakat yang tegak diatas prinsip – prinsip egaliterisme-sederajat dan

inklusivisme universal. Secara konkret, masyarakat sipil bisa terwujud

bebagai organisasi yang berada di luar institusi pemerintah yang mempunyai

cukup kekuatan untuk melakukan counter hegemoni yang sudang pasti

dapat mempengaruhi kebijakan umum.

C. Relasi Masyarakat Dengan Negara

Idi, Jahidi dalam Peranan Masyarakat Sipil Menuju Sistem Pemerintahan

Negara Yang Demokratis (2004) menyatakan bahwa:

Dalam hubungan masyarakat dengan negara, civil society memiliki tiga

fungsi, yaitu

1. Fungsi Komplementer

komplementer di mana elemen-elemen civil society mempunyai aktivitas

memajukan kesejahteraan untuk melengkapi peran negara sebagai pelayan

publik (public services).

2. Fungsi Subtitusi / Subtitutor

kalangan civil society melakukan serangkaian aktivitas yang belum atau

tidak dilakukan negara dalam kaitannya sebagai institusi yang melayani

kepentingan masyarakat luas.

Page 31: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

31

3. Fungsi Kekuatan Tandingan

sebagai kekuatan tandingan negara atau counterbalancing the state atau

counterveiling forces. Kalangan civil society melakukan advokasi,

pendampingan, ligitasi, bahkan praktik-praktik oposisi untuk mengimbangi

kekuatan hegemonik negara atau paling tidak menjadi wacana alternatif di

luar aparatur birokrasi negara.

D. Kerangka Pikir

Sebagai sebuah agama, Islam juga di pandang pengikutnya sebagai sebuah

ideologi yang mereka percaya Islam tidak hanya mengatur masalah

ruhaniah semata atau hubungan manusia dengan Tuhannya melainkan

mengatur segala aspek kehidupan manusia baik dalam lingkup sosial,

ekonomi, politik, budaya yang sering di sebut sebagai hubungan manusia

dengan manusia (Hablum Minannas). Dengan di jadikanya Islam sebagai

sebuah ideologi tidak heran di kalangan penganutnya timbul berbagai

pemikiran dari tokoh-tokoh pemikir Islam tentang konsep yang

diaktualisasikan ke dalam sebuah gerakan Islam.

Banyak sekali gerakan-gerakan Islam yang ada sekarang ini mulai dari

gerakan Islam tradisional, gerakan Islam liberal sampai kepada gerakan

Islam modern. Gerakan – gerakan tersebut timbul selain karena ingin

menyampaikan aspirasinya tentang masalah-masalah sosial yang terjadi

dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat, juga mempunyai tujuan

untuk melakukan perubahan sosial yang memberikan dampak yang positif

Page 32: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

32

tentunya bagi kemaslahatan bersama terlepas dari kendala-kendala yang

dihadapi, ataupun kekurangan dan kelebihannya. dari beragam gerakan

Islam tersebut, Penulis mencoba meneliti mengenai posisi dan peran

organisasi Muhammadiyah yang diaktualisasikan melalui gerakan sosial

yang berbasiskan Agama Islam yang dasar pemikirannya tentu saja

bersumber dari Al-Qur‟an dan As-sunnah.

Gambar 1. Kerangka Pikir

Relasi Masyarakat Sipil dengan

Pemerintah Di Kota Bandar Lampung

Fungsi

Komplementer

Fungsi Subtitusi

Fungsi Kekuatan

Tandingan

Masyarakat Sipil di Pengurus Daerah

Muhammadiyah Kota Bandar Lampung

Page 33: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

33

III.METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Hadari Nawawi

(1991:63) menyatakan bahwa metode deskriptif kualitatif sebagai prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek

atau obyek penelitian (seseorang,kelompok,lembaga) pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya.

Menurut Iskandar (2008:191) ciri-ciri utama penelitian kualitatif adalah (1)

peneliti terlibat secara langsung dengan setting sosial penelitian, (2) bersifat

deskriptif, (3) peneliti merupakan instrumen utama. Menurut Usman, Husaini

Dr. dan purnomo setiady akbar (2003:4) menyatakan penelitian deskriftif

bermaksud membuat penginderaan secara sistematis, faktual, dan akurat

mengenai fakta-fakta, dan sifat-sifat populasi tertentu.

Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian

yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, dan didalam

penelitian kualitatif ditekankan pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan

situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas

dan kondisi kehidupan nyata. lebih dari itu metode kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif; Ucapan atau tulisan dan

Page 34: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

34

perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri. Pendekatan

ini langsung menunjukkan latar dan individu-individu dalam latar itu secara

keseluruhan; subjek penyelidikan, baik berupa organisasi ataupun individu,

tidak dipersempit menjadi variabel yang terpisah atau menjadi hipotesis,

melainkan dipandang sebagai bagian dari suatu keseluruhan.

B. Fokus penelitian

Sugiyono (2011:207): Fokus penelitian menyatakan pokok persoalan apa yang

menjadi pusat perhatian, berisikan pokok masalah yang masih bersifat umum.

Hal ini karena penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong atau

tanpa adanya masalah.

“Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkan batas dalam penelitiannya atas

dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Bagaimanapun

penentuan fokus sebagai masalah dalam penelitian penting artinya dalam

usaha mememukan batasan penelitian. Dengan hal seperti ini Si peneliti akan

dapat menemukan lokasai penelitian”.

Beradasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini penulis menetapkan

bahwa yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah peran dan posisi

masyarakat sipil di Bandar Lampung (Studi Pada Pengurus Daerah

Muhammadiyah Kota Bandar Lampung).

Page 35: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

35

C. Sumber Data

Data yang akan di gunakan dalam penelitian ini di lihat dari karakteristik

sumbernya terbagi dalam :

1. Data primer

Menurut Sangadji (2010:44): Merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data

primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individu atau kelompok,

hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan

hasil pengujian.

Dalam hal ini yang menjadi informan adalah Ketua Muhammadiyah Kota

Bandar Lampung dalam struktur organisasi Muhammadiyah, Ketua

bertugas sebagai penyampai informasi ke luar, mengenai keputusan atau

ketetapan yang di buat oleh Muhammadiyah, dan sebagai pemberi

informasi jika ada pihak di luar Muhammadiyah yang ingin mengetahui

informasi mengenai Muhammadiyah. Selain daripada itu Penulis Juga

melakukan wawancara langsung terhadap informan lainnya sebagai data

primer Penulis, yaitu Sekretaris Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota

Bandar Lampung, Redaktur kantor berita Antara Lampung, Rektor IV

Muhammadiyah Kota Bandar Lampung sebagai akademisi, dan Sekretaris

Eksekutif Muhammadiyah Kota bandar Lampung.

2. Data sekunder

Menurut Sangadji (2010:44): Merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data

Page 36: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

36

sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah

tersusun dalam arsip yang dipublikasikan atau tidak di publikasikan.

Dalam hal ini dokumen dapat berupa buku-buku yang di jadikan pegangan

oleh Muhammadiyah, dan bahan-bahan lain yang di keluarkan oleh

Muhammadiyah yang berkaiatan dengan pokok bahasan penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitiaan ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu

1. Wawancara

Sugiyono (2011:137): Mengungkapkan wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit/kecil.

2. Observasi

Nasution dalam Sugiyono (2011: 226) menerangkan bahwa:

“Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan, para ilmuwan

hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia

kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan,

dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih,

sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron)

maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi

dengan jelas”.

Page 37: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

37

Berdasarkan definisi di atas, maka observasi merupakan pengamatan

langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data atau gambaran

yang jelas dari obyek penelitian yang berhubungan dengan masalah yang

akan diteliti. Dalam obeservasi ini, penelitian ini mengkaji tentang

Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Bandar Lampung.

Berdasarkan uraian tersebut, maka kegiatan observasi dalam penelitian

ini akan ditujukan pada kondisi objektif dan aktivitas yang berada di

dalam Ruang Lingkup Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Bandar

Lampung.

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan dokumentasi dalam penelitian ini berupa catatan,

literatur, jurnal atau skripsi, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,

Peraturan Daerah, agenda dan sebagainya. Dokumentasi dalam penelitian

ini, dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder yang berkaitan dengan

Pengurus Daerah Muhammadiyah daerah Kota Bandar Lampung.

E. Penentuan Informan

Penentuan informan merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan

hasil penelitian. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan

secara purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang

tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin

dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi

obyek/situasi sosial yang diteliti, Sugiyono (2011 : 218). Penggunaan

Page 38: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

38

purposive sampling bertujuan untuk mengambil sampel secara subjektif,

dengan anggapan bahwa sampel yang diambil itu merupakan keterwakilan

(refresentatif) bagi peneliti, sehingga pengumpulan data yang langsung pada

sumbernya dapat dilakukan secara proporsional demi keakuratan penelitian

Selanjutnya, Faisal mengutip pendapat Spreadley dalam Sugiyono (2011 :

221) mengungkapkan bahwa, sampel sebagai sumber data atau sebagai

informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses

enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga

dihayatinya.

2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada

kegiatan yang tengah diteliti.

3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk diimintai

informasi.

4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil

“kemasannya” sendiri.

5. Mereka yang pada mulanya tergolong ”cukup asing” dengan peneliti

sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau

narasumber.

Para Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Bandar Lampung Dimana

Informan yang diambil adalah dengan kriteria mengetahui secara baik tentang

peran dan fungsi, serta kegiatan-kegiatan sosial Pengurus Daerah

Muhammadiyah Kota Bandar Lampung. Berdasarkan keterangan di atas

maka informan yang ditentukan adalah Ketua dan Sekretaris Pengurus

Daerah Muhammadiyah Kota Bandar Lampung, Redaktur kantor berita

Antara Lampung, Wakil Rektor IV Universitas Muhammadiyah Lampung,

dan Sekretaris Eksekutif Muhammadiyah Kota bandar Lampung.

Page 39: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

39

F. Teknik pengolahan data

Dalam penelitian ini, tahap pengolahan datanya adalah sebagai berikut:

Editing, Pengecekan atau pengkoreksian data yang telah di kumpulkan karena

kemungkinan data yang telah masuk atau data yang terkumpul itu tidak logis

dan meragukan (Iqbal hasan,2002:89). Selain itu editing di lakukan untuk

meneliti kembali data yang di peroleh di lapangan, baik melalui kuesioner,

wawancara ataupun melalui dokumentasi. Langkah ini di lakukan untuk

meningkatkan validitas yang diolah.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Data

yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif, yaitu dengan menganalisa data

lalu menggambarkan tentang fenomena yang terjadi. Fenomena yang diteliti

secara deskriptif tersebut dicari informasinya tentang beberapa hal yang

dianggap mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian Mengorganisasikan

Data.

Sugiyono (2011:247), Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis

data dapat dilakukan dalam beberapa tahap:

1. Reduksi Data

Sugiyono (2011:247): Reduksi data diartikan sebagai merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya, Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

Page 40: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

40

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Sugiyono (2011:249): Penyajian data dilakukan setelah data direduksi.

Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang

paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Verifikasi dan Kesimpulan

Menurut Sugiyono (2011:253): Verifikasi dan Kesimpulan ialah,

”Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan

baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa

deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-

remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa

hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori”.

Sangadji (2010:210): Penarikan kesimpulan sebenarnya hanyalah

sebagian kegiatan dari konfigurasi utuh. Kesimpulan diverifikasi

selama kegiatan berlangsung. Verifikasi mungkin sesingkat pemikiran

kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis selama ia menulis

suatu tinjauan ulang pada catatan.

Berdasarkan kutipan diatas, dapat dinyatakan bahwa kesimpulan adalah temuan

baru berupa deskripsi yang setelah diteliti menjadi jelas, yang sebenarnya

merupakan sebagian kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan tersebut

diverifikasi selama kegiatan berlangsung, dan verifikasi tersebut sesingkat

pemikiran kembali atau tinjauan ulang dari Penulis yang melakukan

penelitian.

Page 41: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

41

IV. GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Tentang Organisasi Muhammadiyah

Organisasi yang merupakan gerakan Islam dan dakwah Amar Ma‟ ruf Nahi

Mungkar berasaskan Islam dan bersumber pada Al Quran dan As Sunah.

Muhammadiyah Kota Bandar Lampung sebagai Sebuah organisasi yang berada

di bawah naungan Dewan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, tentunya tujuan

serta asas organisasinya harus mengacu pada organisasi induknya yakni

Muhammadiyah Pusat, namun dalam pelaksanaan mekanisme organisasinya,

Muhammadiyah Kota Bandar lampung memiliki otoritas tersendiri sebagai

sebuah organisasi yang berada di daerah.

B. Asas Maksud dan Tujuan Organisasi Muhammadiyah

Maksud dan Tujuan Muhammadiyah ini adalah menghimpun, membina dan

menggerakkan potensi masyarakat Islam serta meningkatkan perannya sebagai

kader untuk mencapai tujuan Muhammdiyah. Sebagaimana yang telah

disebutkan diatas, organisasi ini berasaskan Islam dan bersumber pada Al

Quran‟an dan As Sunah.

Sebagai sebuah organisasi yang bertanggung jawab dalam menghimpun, membina

dan menggerakkan potensi umat Islam, Muhammadiyah juga dituntut perannya

Page 42: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

42

dalam mencapai tujuan Muhammadiyah yakni terciptanya masyarakat yang

utama yang di diridai oleh Allah SWT. Artinya dalam setiap aktifitas gerakan

Muhammadiyah tidak bisa terlepas dari kondisi kemasyarakatan Indonesia

dimana dalam upayanya menciptakan masyarakat yang utama, pemberdayaan

masyarakat merupakan agenda yang paling utama.

C. Ruang Lingkup Gerakan Organisasi Muhammadiyah

Dalam rangka mewujudkan maksud dan tujun organisasi, Muhammadiyah

mengembangkan kegiatan melalui usaha bidang yang juga menjadi ruang

lingkup gerakan Muhammadiyah. Usaha bidang tersebut antara lain gerakan

dakwah sosial-kemasyarakatan,gerakan keilmuan,dan gerakan kewirausahaan.

1. Gerakan Dakwah Sosial-Kemasyarakatan

Gerakan ini intens menjalankan kegiatan sosial kemasyarakatan berupa

peningkatan kualitas sumber daya insani penegakan supremasi hukum dan

Hak Azasi Manusia , seni dan budaya, penyikapan terhadap persoalan-

persoalan aktual bangsa, melakukan pelatihan, dialog, seminar workshop,

dan lokakarya mengenai permasalahan publik, serta kegiatan sosial

lainnya.

2. Gerakan Keilmuan

Gerakan ini memfokuskan diri pada pengkajian masalah-masalah

keilmuan, khususnya tentang ilmu Islam

Page 43: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

43

3. Gerakan Kewirausahaan

Gerakan ketiga ini sesuai dengan namanya berkonsenterasi pada masalah

kewirausahaan, khususnya dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan

masyarakat Indonesia.

D. Struktur Organisasi Muhammadiyah

Dalam menjalankan mekanisme organisasinya, Muhammadiyah memiliki

struktur organisasi yang terdiri dari Pusat,Wilayah, Daerah, Cabang, dan

Ranting Keberadaan struktur tersebut memberikan gambaran bagaimana

rentang kendali atau rantai komando organisasi dalam Muhammadiyah

dijalankan.

1. Ranting

Ranting merupakan kesatuan anggota dalam satu tempat. Ranting juga

merupakan tempat menghimpun, mengasuh, dan membimbing amal ibadah

anggot-anggotanya serta menyalurkan usahanya. Didirikan dengan Surat

Ketetapan Pimpinan Cabang, atas usul sedikitnya 9 (Sembilan) orang

anggota di satu tempat.

2. Cabang

Cabang adalah kesatuan ranting-ranting dalam suatu tempat. Cabang juga

merupakan tempat pembinaan dan koordinasi ranting, didirikan berdasarkan

Surat Ketetapan Pimpinan Dearah, atas usul sedikitnya 3 (tiga) Ranting

yang telah mempunyai kemampuan berusaha untuk mewujudkan maksud

dan tujuan gerakan.

Page 44: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

44

3. Daerah

Daerah adalah kesatuan Cabang-cabang dalam Daerah Kabupaten/Kota.

Daerah juga merupakan tempat pembinaan dan kordinasi Cabang, didirikan

dengan dengan Surat Ketetapan Pimpinan Wilayah, atas usul sedikitnya 3

(tiga) cabang yang berada disatu Kabupaten/Kota.

4. Wilayah

Wilayah adalah kesatuan daerah-daerah dalam Provinsi. Wilayah juga

merupakan tempat pembinaan dan koordinasi Daerah, didirikan dengan

Surat Ketetapan Pimpinan Pusat, atas usul sedikitnya 3 (tiga ) Daerah yang

berada di satu Provinsi.

Page 45: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

45

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Informan

Peneliti menentukan beberapa informan untuk menjadi narasumber dalam

penulisan ini, dimana informan yang menjadi narasumber dalam penelitian

ini memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Informan adalah orang-orang yang mengerti dan memahami konsep

Muhammadiyah dan nilai-nilai di dalamnya.

2. Informan adalah Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Bandar

Lampung yang sudah Memimpin Muhammadiyah Kota Bandar

Lampung Selama dua priode.

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria

di atas,yaitu:

1. Drs. H.M. Baijuri Rasyid, M.Ag. (Ketua PDM Kota Bandar Lampung)

2. Thabroni M. Zuhri, S.Ag. (Sekretaris PDM Kota Bandar Lampung)

3. Dr. Sudarman, M.A. (Akademisi)

4. Budi Santoso Budiman, S.P. (Wartawan Kantor Berita ANTARA

Lampung)

5. M. Solihin, S.Pd. (Anggota Bidang Kader PDM Kota Bandar

Lampung)

Page 46: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

46

B. Analisis Posisi dan Peran Masyarakat Sipil di Kota Bandar Lampung

Pelaksanaan Posisi dan Peran Muhammadiyah dalam masyarakat sipil,

tentu saja harus mengacu pada program kerja Muhammadiyah Kota Bandar

Lampung yang berkaitan dengan upaya peningkatan Peran Masyarakat

Sipil di Kota Bandar Lampung. Upaya tersebut dapat di lakukan oleh

berbagai bidang contohnya sebagai berikut:

1. Bidang Pengembangan Organisasi :

a. Memberikan respon terhadap segala peristiwa yang terjadi di Daerah,

atau segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan publik dan umat

Islam dengan tetap menjaga independensi terhadap pihak manapun.

2. Bidang Hikmah dan Hubungan Antar Lembaga :

a. Proaktif menyikapi persoalan-persoalan aktual Daerah, Khususnya di

Kota Bandar Lampung

b. Mengadakan pelatihan peningkatan Kader Muhammadiyah

c. Mengadakan dialog, Seminar, Workshop, dan Lokakarya mengenai

kebijakan-kebijakan publik.

d. Menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga lain

3. Bidang Hukum, Hak azasi manusia dan Advokasi Publik

a. Memberikan masukan kepada berbagai pihak agar terlaksananya sosial

control dan chek and balances antara rakyat dan penguasa, sehingga

tercipta tegaknya negara hukum, bukan negara kekuasaan.

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan salah satu teori tentang

relasi masyarakat dengan negara yaitu :

Page 47: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

47

a. Fungsi Komplementer

Komplementer di mana elemen-elemen civil society di Pengurus Daerah

Muhammadiyah Kota Bandar Lampung mempunyai aktivitas memajukan

kesejahteraan untuk melengkapi peran negara sebagai pelayan publik

(public services). Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Pengurus

Daerah Muhammadiyah Kota Bandar Lampung Bapak Drs.H.M. Baijuri

Rasyid,M.Ag (Rabu, 31 Oktober Pukul 10.00 Wib) mengatakan bahwa :

“...Muhammadiyah dalam rangka memajukan kesejahteraan masyarakat

dalam melengkapi peran pemerintah sebagai pelayan publik ini,

Muhammadiyah memiliki program-program kesejahteraan masyarakat

melalui majelis ekonomi misalnya di kota Badar Lampung ini sudah

ada Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM), selain itu juga pelayanan

publik terutama sekali di bidang pendidikan dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, menanamkan pengertian keagamaan

yang benar, dan menanamkan kerukunan antar umat beragama yang

betul.”

“...Kerjasama untuk masalah-masalah kebangsaan agar terwujudnya

persatuan dan kesatuan umat, contoh nyatanya mendirikan majelis

taklim, melakukan pengajian-pengajian rutin di awal bulan dilabuhan

ratu yang dihadiri oleh Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM),

kerjasama Bank Syariah Mandiri dalam pengelolaan keuangan.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, bila dianalisis dengan menggunakan

teori relasi masyarakat dengan negara, Pengurus Daerah Muhammmadiyah

Kota Bandar Lampung dalam menjalankan fungsi komplementer salah

satunya yaitu dengan adanya program BTM (Baitul Tamwil Muhammadiyah)

yang berkembang di dalam masyarakat. BTM adalah mediator yang

menjembatani masyarakat yang memiliki kelebihan likuiditas kepada

mereka yang kekurangan likuiditas. Baitut Tamwil Muhammadiyah

membuat program pinjaman tanpa bunga atau yang biasa disebut Qordhul

Page 48: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

48

Hasan. Kalau Baitut Tamwil Muhammadiyah mendapatkan biaya Qordhul

Hasan dari Zakat Infak Sodaqoh, untuk Baitul Tamwil Muhammadiyah

berasal dari 5 % portofolio pembiayaan. Pemberdayaan dengan Qordhul

Hasan ini berbasis ranting dan jamaah masjid, karena Muhammadiyah

ingin juga berperan serta berbasis ranting dan masjid, sehingga masyarakat

bisa langsung diberi kemudahan di bidang ekonomi yang sifatnya

membantu dari segala aspek seperti aspek taraf hidup, aspek wirausaha,

aspek kesehatan, serta aspek pendidikan. Berdasarkan pemaparan di atas

pelaksanaan fungsi komplementer dari Pengurus Daerah Muhammadiyah

Kota Bandar Lampung, sudah berjalan secara efektif.

Secara umum pelayanan sosial adalah perihal atau cara melayani atau usaha

melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan (uang).

Pelayanan sosial adalah aktivitas yang terorganisasi yang bertujuan untuk

membantu para anggota masyarakat untuk saling menyesuaikan diri dengan

sesamanya dan dengan lingkungan sosialnya.

Selanjutnya, Alfred J. Khan memberikan pengertian pelayanan sosial

sebagai berikut:

“Pelayanan sosial terdiri dari program-program yang diadakan tanpa

mempertimbangkan kriteria pasar untuk menjamin suatu tingkatan

dasar dalam penyediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan akan kesehatan,

pendidikan dan kesejahteraan untuk meningkatkan kehidupan

masyarakat serta kemampuan perorangan untuk pelaksanaan fungsi-

fungsinya, untuk memperlancar kemampuan menjangkau dan

menggunakan pelayanan-pelayanan serta lembaga-lembaga yang telah

ada dan membantu warga masyarakat yang mengalami kesulitan dan

keterlantaran” (Soetarso,1982).

Page 49: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

49

Penggunaan kata mempertimbangkan kriteria pasar mengungkapkan bahwa

masyarakat merasa wajib dan yakin akan pentingnya peningkatan kemampuan

setiap warga negara untuk menjangkau dan menggunakan setiap bentuk

pelayanan yang sudah menjadi haknya. Ketidakmampuan seseorang untuk

membayar pelayanan karena penghasilannya tidak mencukupi (karena

berdasarkan kriteria pasar) jangan menjadi hambatan untuk memperoleh

pelayanan. Berarti di sini, pemberi pelayanan harus melayani tanpa

mempertimbangkan si penerima pelayanan mampu membayar atau tidak.

Pelayanan sosial pada hakekatnya dibuat untuk memberikan bantuan kepada

individu dan masyarakat untuk menghadapi permasalahan-permasalahan

yang semakin rumit itu. Y.B.Suparlan mengatakan bahwa, “Pelayanan

adalah usaha untuk memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang lain

baik materi maupun non materi agar orang lain dapat mengatasi masalahnya

sendiri” (Suparlan, 1983).

Pelaksanaan pelayanan sosial mencakup adanya perbuatan yang aktif antara

pemberi dan penerima. Bahwa untuk mencapai sasaran sebaik mungkin

maka pelaksanaan pelayanan sosial mempergunakan sumber-sumber

tersedia sehingga benar-benar efisien dan tepat guna. Sehubungan dengan

itu maka dalam konsepsi sosial service delivery, sasaran utama adalah si

penerima bantuan (beneficiary group).

Dilihat dari sasaran perubahan maka sasarannya adalah sumber daya manusia

dan sumber-sumber natural. Pelayanan sosial tidak hanya mengganti atau

berusaha memperbaiki keluarga dan bentuk-bentuk organisasi sosial, tetapi

Page 50: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

50

juga merupakan penemuan sosial yang berusaha untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan manusia modern dalam berbagai hubungan dan peran-

perannya sama halnya seperti inovasi teknologis yang berfungsi sebagai

tanggapan terhadap persyaratan fisik dari kehidupan modern.

(http://www.psychologymania.com/2012/11/pengertian-pelayanan-sosial.

html )

Dengan pemaparan teori di atas, penulis menganalisisnya berdasarkan hasil

wawancara dengan Sekretaris Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota

Bandar Lampung, Bapak Thabroni M. Zuhri, S.Ag (Kamis, 15 November

2012 Pukul 10.00 WIB) mengatakan bahwa :

“Banyak yang di lakukan Muhammadiyah terutama bidang dakwah ,

Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Amar Ma‟ruf Nahi Mungkar,

tentu yang dominan peran Muhamadiyah itu dalam khususnya

mempengaruhi kebijakan di pemerintahan dalam bidang dakwah, kita

mengisi hal hal yang belum di perhatikan pemerintah, soalnya

dakwahnya bagaimana memperbaiki akhlak, termasuk dalam dunia

pendidikan juga, termasuk dalam bidang sosial, mempunyai panti asuhan.

di pendidikan kita mempunyai sekolah dari TK sampai Perguruan Tinggi

sekolah kita di Bandar Lampung ada 15 TK 14 mungkin dalam bidang

itu kita yang dapat berikan pada masyarakat umum, dan yang sekolah di

Muhammadiyah bukan hanya orang Muhammadiyah saja, banyak orang

luar, bahkan di universitas ada yan non muslim, jadi kalau kita ambil

contoh, kita punya panti asuhan yang di Bandar Lampung ada di

sukarame. di bidang sosial kita membantu anak-anak yatim piatu fakir

miskin yang kurang mampu biayanya kita bantu, bahkan sampai ada

yang kita kuliahkan, tentunya ada donatur dari luar dari dinas sosial,

yayasan Darmais dan orang-orang Muhammadiyah”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut Pengurus Daerah Muhammadiyah

telah melakukan pemberdayaan moral masyarakat melalui dakwah,

kemudian adanya pendirian panti asuhan untuk merawat orang-orang tak

mampu dan yang terlantar. Berdasarkan hal tersebut penulis menilai bahwa

Page 51: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

51

fungsi dari komplementer atau pelengkap dari Pengurus Daerah

Muhammadiyah telah berjalan secara efektif serta memberikan pengaruh

yang cukup signifikan yang sifatnya meningkatkan kesejahteraan dan taraf

hidup masyarakat baik jasmani maupun rohani di Kota Bandar lampung.

Menurut hasil wawancara dengan Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah,

Dr. Sudarman, M.A pada hari Sabtu, 15 Desember 2012 Pukul 15.00

yaitu :

“ Muhammadiyah menjadi mitra pemerintah dalam hal pembangunan,

dalam hal menciptakan kemakmuran, dan dalam hal menciptakan

kesejahteraan masyarakat, contohnya mencerdaskan kehidupan bangsa,

itu menjadi tugas pemerintah, sekarang ini sekolah-sekolah

Muhammadiyah lebih banyak dibandingkan sekolah pemerintah, secara

tunggal Universitas Muhammadiyah / Perguruan tinggi muhammadiyah

lebih banyak dengan yang dimiliki oleh pemerintah. dalam bidang

kesehatan kita punya rumah sakit, poliklinik, punya balai pengobatan, dan

Lain-lain itu adalah contoh-contoh bahwa kita memiliki fungsi pelengkap

dari pemerintah di antaranya adalah kita punya perguruan tinggi Sekolah

Lanjut Tingat Atas, Sekolah Lanjut Tingat Pertama, Sekolah Dasar dan

Taman Kanak-kanak yang sudah banyak. kemudian di bidang kesehatan,

Rumah sakit.di bidang sosial kita punya Panti Asuhan, kita punya panti

pelayanan sosial, di Kota Bandar Lampung misalnya ada di Sukarame”.

“...Ya, Muhammadiyah juga melakukan kontrol terhadap pemerintah dan

masyarakat sehingga Muhammadiyah menjadi elemen penting Yang rill

dalam menciptakan masyarakat sipil, jadi Muhammadiyah itu

menciptakan civil society di indonesia karena Muhammadiyah ini

mempunyai amalan usaha yang sangat banyak, usaha-usaha yang rill

sehingga kontribusinya sangat jelas terhadap masyarakat sipil di

indonesia.”

Hal diatas juga didukung oleh Budi Santoso Budiman, S.P. yang mengatakan

bahwa :

“Kelebihannya Muhammadiyah lebih menonjol, kalau ormas yang lain

banyak fokus ke aspek ibadah, Muhammadiyah selain fokus mengenai

Page 52: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

52

aspek ibadah, akan tetapi disisi lain juga menyentuh ke soal-soal

kemasyarakatan tidak di lalaikan, serta lebih condong ke pendidikan

dan kesehatan, kelebihannya seperti itu. Kalau kekuranganya, saya kira

sama seperti organisasi yang lain pasti ada kekuranganya, tetapi dalam

hal ini saya tidak bisa menyebutkan kekurangan internal sebuah

organisasi tergantung dari sudut mana kita menilai, karena apa yang

kita anggap baik belum tentu baik buat orang lain”.

“Di dalam pendidikan dan kesehatan juga membuat masyarakat kita

menjadi berkualitas. Apabila pendidikannya tinggi, daya nalarnya akan

bagus. badannya sehat otomatis jadi orang yang pintar. kritis adalah

salah satu ciri masyarakat sipil yang kuat. kelompok yang terdidik dan

kritis itu otomatis sehat”. (Jumat, 14 desember pukul 16.00)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa Pengurus

Daerah Muhammadiyah telah melakukan pelayanan sosial yang memberikan

dampak positif bagi kemaslahatan umat, yaitu dengan melakukan

pemberdayaan dibidang pendidikan dan kesehatan. Masyarakat yang memiliki

daya nalar yang bagus dan mempunyai sikip kritis dalam berfikir adalah salah

satu indikator terciptanya masyarakat madani yang berkualitas. Tetapi tentu

saja hal itu dapat tercipta apabila pendidikan dan kesehatannyapun mempunyai

kualitas yang baik sehingga tujuan untuk terciptanya kemaslahatan umat dari

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dapat tercapai. Hal ini pun sejalan dengan

tujuan dari gerakan sosial yang dilakukakan oleh Organisasi Muhammadiyah.

Berdasarkan hal tersebut penulis menilai bahwa fungsi komplementer atau

pelengkap dari Pengurus Daerah Muhammadiyah telah berjalan secara

efektif demi untuk terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat Kota Bandar

Lampung, baik itu jasmani maupun rohani.

b. Fungsi Subtitusi / Subtitutor

Kalangan civil society yang dalam penelitian ini adalah Pengurus Daerah

Muhammadiyah Kota Bandar Lampung, melakukan serangkaian aktivitas

Page 53: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

53

yang belum atau tidak dilakukan negara dalam kaitannya sebagai institusi

yang melayani kepentingan masyarakat luas. Berdasarkan hasil wawancara

dengan Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Bandar Lampung

Bapak Drs.Hi.M. Baijuri Rasyid,M.Ag yang mengatakan bahwa :

“...Kita (Muhammadiyah) mengadakan kunjungan - kunjungan kepada

masyarakat, terutama sekali masyarakat-masyarakat Muhammadiyah di

cabang-cabang, mengadakan pertemuan di tingkat cabang dalam

menghadapi masalah kehidupan berbangsa dan beragama. Mendirikan

suatu pengajian-pengajian sehingga taklim tersebut berjalan di cabang-

cabang”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut didapati bahwa Pengurus Daerah

Muhammadiyah telah melaksanakan fungsi Subtitusi / Subtitutor bagi

kepentingan masyarakat di Kota Bandar Lampung terutama di bidang rohani

dengan melakukan kunjungan dalam pemberdayaan masyarakat di cabang-

cabang Muhammadiyah guna untuk bersilahturakhim serta memantau

perkembangan masyarakat di Muhammadiyah dalam menghadapi masalah-

masalah yang menyangkut dengan sosial budaya sehingga dapat

diselesaikan secara bersama-sama/musyawarah. Kemudian didirikannya

pengajian-pengajian atau Majelis Taklim agar berjalan dengan rutin dan

hikmad, sehingga dengan pemaparan tersebut penulis menilai bahwa salah

satu fungsi subtitusi yang dilakukan oleh Pengurus Daerah Muhammadiyah

telah terlaksana secara efektif yaitu dari segi pembinaan rohani bagi

masyarakat muslim.

Hal di atas juga didukung oleh Wakil Rektor Muhammadiyah, Dr.

Sudarman, M.A yang mengatakan bahwa :

Page 54: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

54

“Saya kira sama dengan pertanyaan di atas bahwa sebagai mitra dari

pemerintah tentu saja hal-hal yang tidak bisa di lakukan pemerintah

Muhammadiyah mengambil Peran-peran itu. Peran-peran itu lebih ke

kesehatan, pendidikan, kemudian pelayanan sosial, bahkan bila terjadi

bencana alam itu kita lebih sigap. itu saya kira contoh-contoh fungsi

pengganti dari pemerintah”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut didapati bahwa Pengurus Daerah

Muhammadiyah telah melaksanakan fungsi subtitusi bagi kepentingan

masyarakat di Kota Bandar Lampung terutama di bidang kerohanian dan

pelayanan sosial seperti bila terjadi bencana alam Muhammadiyah lebih

sigap dalam menanganinya. Hal tersebut merupakan kegiatan

Muhammadiyah yang lebih menonjolkan fungsi pengganti dari pemerintah.

c. Fungsi Kekuatan Tandingan

Sebagai kekuatan tandingan negara atau counterbalancing the state atau

counterveiling forces. Kalangan civil society yang dalam penelitian ini

adalah Pengurus Muhammadiyah adalah melakukan advokasi, pendampingan,

ligitasi, bahkan praktik-praktik oposisi untuk mengimbangi kekuatan

hegemonik negara atau paling tidak menjadi wacana alternatif di luar

aparatur birokrasi negara.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ketua Pengurus Daerah

Muhammadiyah Kota Bandar Lampung, Bapak Drs.H.M.Baijuri Rasyid,

M.Ag yang menjelaskan bahwa :

“...Adanya pertemuan tokoh agama yang dilaksanakan oleh

pemerintah, kita (Muhammadiyah) mengajukan sumbang saran atau

memberikan masukan-masukan dalam rangka untuk meluruskan

Page 55: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

55

sekaligus untuk memperbaiki sikap Pemda terhadap umat beragama.

Inilah bentuk kontrol kerja kita (Muhamadiyah) terhadap pemerintah.”

“...Contoh nyatanya dalam bentuk pertemuan-pertemuan tersebut, jika

dalam bentuk surat atau tim tidak dapat terwujud, tetapi dalam bentuk

pertemuan-pertemuan terhadap Pemda kita ajukan masukan-masukan

atau saran – saran sebagai kontrol kerja kita terhadap pemerintah.”

“...Muhammadiyah tidak masuk dalam link mereka (pemerintah).

Sebab mereka katakanlah di back up oleh kelompok-kelompok lain.

Contoh dalam Forum Kerukunan Umat Beragama unsur-unsur

Muhammadiyah kota tidak ada, sehingga Muhammadiyah tidak dapat

memberikan apa yang merasa perlu kita berikan sumbangan terhadap

pemerintah daerah.”

“...Muhammadiyah dalam melaksanakan semua program tersebut, terus

terang saja Muhammadiyah kurang begitu dekat dengan pemerintah

daerah begitupun sebaliknya pemerintah juga kurang melibatkan

muhammadiyah secara mendetail...”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis dapat menyatakan bahwa

bila dianalisis dengan menggunakan teori relasi masyarakat dengan negara,

Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Bandar Lampung dalam

menjalankan fungsi counter-balancing nya dengan memberikan sumbang

saran dalam rangka untuk meluruskan sekaligus untuk memperbaiki sikap

Pemda terhadap umat beragama. Sumbang saran tersebut diberikan ketika

diadakannya pertemuan-pertemuan tokoh agama yang dilakukan oleh

pemerintah. Hal tersebut merupakan bentuk kontrol kerja kita

Muhammadiyah terhadap pemerintah. serta dapat disimpulkan bahwa

fungsi-fungsi kekuatan tandingan/kontrol kerja terhadap pemerintah Kota

Bandar Lampung belum terbuka luas dengan organisasi-organisasi yang ada

di Kota Bandar Lampung, terutama Organisasi Muhammadiyah Kota

Page 56: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

56

Bandar Lampung atau dengan kata lain, Pemerintah kurang Melibatkan

Muhammadiyah.

Menurut hasil wawancara dengan Budi Santoso Budiman, S.P., pada hari

Jumat, 14 Desember pukul 16.00 yaitu :

“...Muhammadiyah ini harus menjadi Mitra, bisa menjadi Kontrol

atau bisa menjadi Balance/penyeimbang, misalnya kalau tidak baik

bisa di kritisi”.

Berdasarkan wawancara di atas, penulis mencatat bahwa peran organisasi

Muhammadiyah adalah sebagai counter-balancing yang menjadi mitra

pemerintah, yang tujuannya adalah mendorong hal-hal yang positif untuk

dilaksanakan, demi kemaslahatan bersama.

Lebih lanjut Budi Santoso Budiman, S.P. mengatakan bahwa :

“Kota ini fungsi kontrolnya harus diperkuat dan kontrol itu bisa di

bicarakan kepada pihak yang berkepentingan seperti walikota bisa

juga kontrol itu dipublikasikan ke media, yang ini sepertinya harus di

perkuat, yang di tingkat provinsi sudah berjalan, yang di tingkat kota

masih perlu di tingkatkan lagi fungsi kontrolnya terhadap pemerintah

kota. coba anda cek, ada tidak pengurus kota mengkritisi kebijakan

Herman H.N sebagai walikota rielnya belum ada, kalaupun ada

mungkin tidak terekpose media di masyarakat”.

“Pemerintah sudah melibatkan, tetapi belum optimal. terkadang

pemerintah itu melibatkan masyarakat maupun Organisasi

masyarakat, akan tetapi itu hanya formalitas saja. seperti melakukan

partisipasi, tetapi partisipasi itu di jalankan secara umum oleh

masyarakat, apalagi kebijakannya menyangkut penentuan yang

bersifat strategis pendanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD) misalnya, susah untuk keterlibatannya bisa benar-benar

terbuka, jarang belum siap pemerintah”. (Jumat, 14 Desember pukul

16.00)

Page 57: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

57

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, bila dianalisis dengan menggunakan

teori relasi masyarakat dengan negara, Pengurus Daerah Muhammadiyah

Kota Bandar Lampung telah menjalankan fungsi kekuatan tandingan/ kontrol

kerja terhadap pemerintah Kota Bandar Lampung. Kontrol kerja diperlukan

untuk memberikan masukan terhadap kebijakan pemerintah yang harus pro

rakyat, sikap kritis memang perlu dilakukan untuk meluruskan atau

memperbaiki kinerja pemerintah yang khususnya berhubungan dengan

keagamaan pada khususnya dan masalah - masalah sosial yang lain yang

ada di dalam kehidupan bermasyarakat pada umumnya.

Menurut hasil wawancara dengan M. Solihin, S.Pd.I (Anggota kader PDM

Kota Bandar Lampung) menyatakan :

“Biasanya kalau ada kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Kota

itu Muhammadiyah mengkritisi kemudian diadakan pleno dan rapat-rapat

itu di sampaikan secara arif kepada pemerintah kota, dan itu rutin di

lakukan. apa yang menjadi fokus perhatian kita di dalam pengembangan

pemerintah kota, jadi diminta atau tidak diminta Pimpinan Organisasi

Muhammadiyah daerah kota Bandar lampung memberikan saran

masukan kepada pemerintah kota untuk perbaikan Pemerintah Kota

Bandar Lampung”.(Kamis, 13 Desember pukul 15.00)

Dari hasil wawancara di atas, penulis mencatat bahwa Muhammadiyah telah

menjalankan perannya sebagai counter-balancing dengan menyampaikan

aspirasinya melalui pleno yang disampaikan secara arif kepada pemerintah

kota dan itu rutin dilakukan, dan menjadi fokus perhatian Muhammadiyah

di dalam pengembangan pemerintah kota Bandar Lampung.

Page 58: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

58

Matriks

Tabel 1 Fungsi Muhammadiyah Sebagai Organisasi Masyarakat Sipil

No Fungsi Organisasi Muhammadiyah

1 Komplementer Melakukan Pelayanan Publik di bidang

Pendidikan dengan Mendirikan Sekolah.

Melakukan Pelayanan Publik di bidang

Sosial dengan Mendirikan Panti

Asuhan.

Melakukan Pelayanan Publik di

Bidang ekonomi contoh nyatanya

adanya majelis ekonomi Baitut Tamwil

Muhammadiyah (BTM)

(Koperasi Simpan Pinjam Syariah)

yang bekerjasama dengan Bank

Syariah Mandiri (BSM) dalam

Pengelolaan Keuangan.

2 Subtitusi Mendirikan Pengajian-Pengajian

Melakukan Gerakan Dakwah

3 Kekuatan

Tandingan

Adanya Pertemuan tokoh agama yang

d i l a k s a n a k a n p e m e r i n t a h ,

Muhammadiyah mengajukan sumbang

saran dalam rangka untuk meluruskan

atau memperbaiki sikap Pemerintah

Daerah terhadap Umat Beragama

k a i t a n n ya u n t u k k e p e n t i n g a n

masyarakat.

M elaku k an A m ar M a‟ ru f N ah i

Mungkar untuk memperbaiki Ahlak.

Dalam bidang kesehatan mendampingi

masyarakat dalam hal wabah flu burung,

Page 59: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

59

Muhammadiyah mendapat kepercayaan

untuk memberdayakan warga agar

hidup sehat atau hidup bersih karena

kebersihan sebagian dari iman.

Page 60: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

60

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa Muhammadiyah telah

menjalankan peran dan posisinya di Kota Bandar Lampung. Simpulan tersebut

diperoleh dari hasil analisis data serta ketepatan sasaran dalam pelaksanaan

kegiatan. Hasil dari analisis yang penulis lakukan berdasarkan data yang penulis

temui dilapangan, dari fungsi komplementer di mana organisasi Muhammadiyah

mempunyai aktivitas memajukan kesejahteraan untuk melengkapi peran negara

sebagai pelayan publik (public service) contoh nyatanya adalah melakukan

pelayanan publik di bidang pendidikan dengan mendirikan sekolah, di bidang

sosial dengan mendirikan p anti asuhan dan melakukan pelayanan publik

di bidang ekonomi yaitu adanya majelis ekonomi Baitut Tamwil Muhammadiyah

(BTM) atau (Koperasi Simpan Pinjam Syariah) yang bekerjasama dengan Bank

Syariah Mandiri (BSM) dalam pengelolaan keuangan.

Sementara itu, pada fungsi Subtitusi / Subtitutor dimana organisasi

Muhammadiyah melakukan serangkaian aktivitas yang belum atau tidak

dilakukan negara dalam kaitannya sebagai institusi yang melayani kepentingan

masyarakat luas. Contoh nyatanya adalah dengan mendirikan Pengajian-Pengajian

dan melakukan gerakan dakwah.

Page 61: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

61

Fungsi kekuatan tandingan pada organisasi Muhammadiyah juga telah tersusun

dan terprogram dengan adanya pertemuan tokoh agama yang dilaksanakan

pemerintah, Muhammadiyah mengajukan sumbang saran dalam rangka untuk

meluruskan atau memperbaiki sikap Pemerintah Daerah terhadap umat beragama

k a i t a n n ya u n t u k k e p e n t i n g a n masyarakat. Selain itu organisasi

Muhammadiyah m e l ak u kan Am ar M a ‟ r u f N ah i Mungkar untuk

memperbaiki Ahlak. Sementara itu, dalam bidang kesehatan mendampingi

masyarakat dalam hal wabah flu burung. Muhammadiyah mendapat kepercayaan

untuk memberdayakan warga agar hidup sehat atau hidup bersih karena

kebersihan sebagian dari iman.

Di dalam pencapaian tujuannya, organisasi Muhammadiyah masih mengalami

kendala yaitu sistem yang mengatur tentang mekanisme (AD/ART) kurang

mendukung terlaksananya peran dan fungsi tersebut. Pemerintah kota Bandar

Lampung kurang melibatkan Muhammadiyah, sehingga kurang nyambungnya visi

misi dilapangan. Padahal, organisasi Muhammadiyah pada setiap pertemuan

tokoh agama yang dilakukan pemerintah selalu menyampaikan sumbang saran

atau memberikan masukan-masukan dalam rangka untuk meluruskan sekaligus

untuk memperbaiki sikap Pemda terhadap umat beragama sebagai kontrol kerja

Muhammadiyah terhadap pemerintah. Akan tetapi terlepas dari kendala yang

dihadapi, organisasi Muhammadiyah telah memberikan kontribusi dalam

membangun SDM yang berkualitas untuk kemaslahatan umat. Hal itu terlihat

dengan telah terlaksananya 3 fungsi Civil Society kaitannya dengan relasi

masyarakat dengan negara yang telah dijabarkan oleh penulis di atas.

Page 62: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

62

B. Saran

Berdasarkan atas kesimpulan diatas, maka penulis merekomendasikan kepada

pengurus organisasi Muhammadiyah Kota Bandar Lampung dalam melaksanakan

posisi dan peran terutama dari fungsi komplementer, Subtitusi / Subtitutor dan

kekuatan tandingan didalam masyarakat sipil Kota Bandar Lampung untuk

melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Melakukan rapat pimpinan Organisasi Muhammadiyah setiap tahun, minimal

merumuskan program kerja (tahunan dan semesteran) yang akan dilakukan

berdasarkan program kerja empat tahunan dengan memperhatikan

perkembangan dan kondisi baik perkembangan sosial maupun politik

masyarakat Kota Bandar Lampung.

2. Melakukan kajian atau mencari peluang untuk menerapkan visi dan misi

organisasi Muhammadiyah. Agar usul sumbang saran yang digunakan diforum

pertemuan dengan pemerintah Kota Bandar Lampung bisa diterima dan

diterapkan dimasyarakat Kota Bandar Lampung dengan memformulasikan

program kerja yang terarah dan terukur, serta menyentuh seluruh masyarakat

Kota Bandar Lampung mulai dari kegiatan, tujuan, sasaran, waktu

pelaksanaan, serta anggaran yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut.

3. Menciptakan pengkaderan yang telah ditetapkan organisasi dengan

menghasilkan kader-kader yang memiliki kemampuan managerial organisasi

yang tinggi.

4. Menerapkan regulasi organisasi yang bisa mendukung kemampuan dan

eksistensi pengurus terhadap organisasi.

Page 63: I. PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.unila.ac.id/13059/10/isi.pdf · Sementara itu karakteristik gerakan sosial Muhammadiyah adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengikuti

63