i | Page
i | P a g e
ii | P a g e
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 3
2.1 Penerbitan ........................................................................................................................... 3
2.1.1 Sejarah dan Pengertian Penerbitan ...................................................................................... 3
2.1.2 Pembagian Sejarah Penerbitan di Indonesia .................................................................. 4
2.1.3 Perbedaan Penerbitan dengan Percetakan .................................................................... 6
2.2 Media Cetak / Bahan Cetak ................................................................................................ 7
2.2.1 Sejarah Media Cetak / Bahan Cetak.................................................................................... 7
2.2.2 Perkembangan Media Cetak atau Bahan Cetak .............................................................. 7
2.2.3 Publishing ........................................................................................................................... 8
2.2.4 E-Publishing ........................................................................................................................ 9
2.2.5 Newsgathering Trends ...................................................................................................... 10
2.2.6 Production Trends ......................................................................................................... 10
2.2.7 Online Newspaper ............................................................................................................. 11
2.2.8 Perkembangan Media Baca ............................................................................................... 11
2.3 Media Elektronik ........................................................................................................... 14
2.3.1 Sejarah Perkembangan Media Elektronik ..................................................................... 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 19
Kesimpulan ............................................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSAKA ................................................................................................................................... 20
1 | P a g e
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penerbit adalah badan yang memperbanyak naskah seorang pengarang atau penulis
dalam bentuk buku maupun elektronik, kemudian menyebarkannya kepada masyarakat
pembaca yang membutuhkan. Dilihat dari sudut komunikasi, penerbitan menjadi perantara
antara sumber informasi (pengarang) dan penerima informasi (pembaca). Dalam
perkembanganya, penerbitan media cetak awal mulanya memakai mesin tik untuk
menghasilkan cetakannya, di dalamnya seperti buku. Namun, perkembangan sekarang media
cetak telah didukung dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dimana
membawa perubahan pada bagian bentuk, format, struktur, tekstur dan model. Selain itu juga
membawa perubahan dalam menghasilkan percetakan, yaitu dengan menggunakan komputer.
Peralihan percetakan produksi menggunakan mesin komputer ini dianggap lebih
ekonomis dan efisien. Melalui komputer, media cetak tidak hanya menghasilkan tulisan atau
teks yang dapat diubah, namun juga dapat mengubah suatu gambar atau foto. Hasil kerja
yang berbentuk softcopy tersebut, kemudian dicetak. Selain pengaruh dari penggunaan
komputer, teknologi fotokopi juga memberikan kemudahan untuk meng-copy tulisan dengan
cepat. Oleh karena itu, media cetak telah banyak memberikan kontribusi dalam
perkembangan zaman. Selain itu juga peran media cetak menjadi kontrol sosial yang dapat
meredam amarah masyarakat terhadap suatu hal. Penerbitan untuk media cetak di Indonesia
yang pertama adalah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia)
Seiring perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat media cetak telah
tergantikan dengan media elektronik. Media cetak mulai ditinggalkan dan beralih
menggunakan media elektronik. Hal ini juga ditunjang dengan keberadaan internet yang
memudahkan untuk mengakses media online/elektronik. Mengakses media oline tidak harus
menggunakan sebuh komputer, akan tetapi menggunakan gadget atau telepon genggam.
Penerbitan untuk media elektronik di dalamnya antara e-book, artikel elektronik, dan
pengembangan perpustakaan digital dan katalog. Selain itu, penerbitan elektronik telah
menjadi bagian umum dalam penerbitan ilmiah, dimana telah muncul pemahaman baru
bahwa kertas jurnal ilmiah/media massa tidak lama lagi akan digantikan oleh penerbitan
elektronik.
2 | P a g e
Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih
memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung dengan listrik dan internet.
Selain itu juga tidak sebagian masyarakat tidak memiliki alat canggih yang dapat mengakses
informasi melalui media elektronik. Namun, melihat saat ini telah memasuki dunia global,
kebutuhan informasi yang cepat dan terus diperbarui membuat masyarakat menggunakan
media elektronik untuk memenuhi kebutuhanya, namun tetap tidak melupakan media cetak
yang telah lama mengiringi perkembangan peradaban manusia.
Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis ingin lebih menjabarkan
lagi pada bab pembahasan, bagaimana perkembangan penerbitan dari media cetak hingga
memasuki media elektronik dengan judul “Perkembangan Penerbitan Bahan Cetak Dan
Elektronik”.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana sejarah dan pengertian penerbitan?
- Apakah perbedaan penerbitan dan percetakan?
- Apakah yang dimaksud penerbitan cetak dan elektronik?
1.3 Tujuan
- Mengetahui sejarah perkembangan penerbitan
- Mengetahui perbedaan penerbitan dan percetakan
- Mengetahui apa yang dimaksud dengan penerbitan cetak dan elektronik
3 | P a g e
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penerbitan
2.1.1 Sejarah dan Pengertian Penerbitan
Penerbitan adalah kegiatan intelektual dan profesional dalam menyiapkan naskah,
menyunting naskah, menghasilkan berbagai jenis bahan publikasi kemudian memperbanyak
serta menyebarluaskannya untuk kepentingan umum. Penerbitan merupakan proses panjang
yang melibatkan banyak waktu dan orang untuk mengolah naskah sampai berbentuk dummy.
Sedangkan yang dimaksud dengan penerbit lebih mengacu pada aktivitas manusia sebagai
kordinator dalam menyebarluaskan hasil karya dari pihak pengarang. Secara garis besar,
penerbitan dibagi menjadi dua bagian besar yakni penerbitan buku dan penerbitan pers.
Penerbit buku berkonsentrasi memperbanyak literatur maupun informasi dalam bentuk
produk cetak seperti buku.
Berbeda dengan penerbit buku, penerbit pers lebih berkonsentrasi pada menyiapkan
informasi-informasi aktual yang dapat dinikmati pembaca maupun pemirsa di rumah.
Perkembangan teknologi turut memperluas pengertian penerbitan. Penerbitan bukan saja
industri penghasil barang cetak, namun penghasil buku-buku elektronik yang kemudian
disebut ebook. Begitu pula dengan penerbit pers yang sudah meluas dengan adanya koran
maupun majalah online. Industri penerbitan di Indonesia sedang mengalami perkembangan
yang cukup pesat. Makin banyak penerbit-penerbit dengan spesifikasi khusus bermunculan.
Misalnya, penerbit buku Islami, penerbit buku pengetahuan dan sebagainya. Belakangan ini
juga semakin marak Self Publisher yaitu istilah untuk penerbit yang kecil, dimana penulis
dapat menerbitkan bukunya sendiri tanpa harus melalui penerbit yang besar. Munculnya Self
Publisher dikarenakan belum adanya aturan yang mewajibkan penerbit memiliki badan
hukum sendiri. Artinya setiap orang yang mempunyai kemampuan menerbitkan buku, boleh
menerbitkannya tanpa memerlukan izin dari pihak terkait selama masih memperhatikan etika-
etika penerbitan.
Kemajuan industri penerbitan buku di Indonesia juga bisa dilihat dari antusiasme
masyarakat Indonesia yang semakin menunjukan gejala mencintai membaca buku. Dengan
total penduduk lebih dari 250 juta, Indonesia adalah pasar yang sangat potensial bagi industri
penerbitan.
4 | P a g e
2.1.2 Pembagian Sejarah Penerbitan di Indonesia
Secara umum, sejarah penerbitan di Indonesia dibagi kedalam empat babak yaitu
zaman kolonial Belanda, zaman Balai Pustaka, zaman peranakan china dan zaman Ikatan
Penerbit Indonesia atau IKAPI. Berikut adalah penjelasannya.
a. Zaman Kolonial Belanda
Belanda datang ke Indonesia tahun 1596 yang dipimpin oleh Cornelius De’ Hotman.
Dengan kedatangan Belanda ke Indonesia menandai awal industri penerbitan di Indonesia.
Saat itu muncul beberapa surat kabar-surat kabar Belanda. Isi surar kabar tersebut biasanya
mengenai perniagaan. Pada tahun 1624 Belanda mendatangkan mesin cetak ke Indonesia.
Mesin cetak tersebut dibawa oleh misionaris gereja. Sayangnya meski mesin cetak sudah
didatangkan, mereka masih kekurangan tenaga ahli untuk mengoperasikannya. Tahun 1677
terbit kamus Melayu-Belanda pertama yang pernah diciptakan. Kamus yang setebal 35
halaman ini berjudul Vocabulaer Ofte Woordenboeck . Disusun oleh C Will Tens dan S.
Dankaert. Kamus ini merupakan kamus Melayu yang tertua. Pemerintah Hindia Belanda
mendatangkan kembali 2 mesin cetak dari negaranya.
Ahli Teologi Tacoo Roorda bahkan membuat mesin cetak menggunakan huruf jawa
di percetakan Johannes Ecschehede, Belanda. Mulai tahun 1744 sampai 1855 makin banyak
surat kabar yang bermunculan. Diantara surat kabar yang muncul pada tahun-tahun tersebut
adalah Bataviese Nouvelles, Het Vende News, Bromartani , dan Soerat Kabar Bahasa
Melajoe yang terbit di Surabaya tahun 1855. Bromartani adalah surat kabar pertama yang
menggunakan bahasa jawa. Pada tanggal 14 september 1908 Belanda mendirikan Komisi
Bacaan Rakyat. Sebuah badan yang mengurusi penerbitan buku di Indonesia. Komisi Bacaan
Rakyat merupakan cikal bakal lahirnya Balai Pustaka. Keberadaan Komisi Bacaan Rakyat ini
mempunyai andil yang besar bagi perkembangan industri penerbitan di Indonesia. Diawal
pendiriannya Komisi Bacaan Rakyat hanya mendirikan buku-buku ringan seperti dongeng
dan cerita rakyat. Namun, seiring perkembagannya Komisi juga menerbitkan buku-buku
adaptasi dari Belanda, Inggris dan Jerman dan Arab. Komisi berhasil terbukti dengan jumalah
penerbit lebih banyak daripada yang direncanakan. Oleh karenanya membutuhkan lebih
banyak sumber daya manusia.
Tahun 1910 Komisi mulai merekrut sejumlah ahli bahasa Jawa dan Sunda untuk
menerjemahkan berbagai karya asing ke dalam 2 bahasa daerah tersebut. Dalam tempo 6
tahun Komisi berhasil menerbitkan 153 judul buku (95 judul berbahasa Jawa, 54 judul bahasa
5 | P a g e
Sunda). Buku dibagi 3 kategori : seri A (anak-anak), seri B (dewasa), seri C (dewasa dan
terpelajar).
b. Zaman Balai Pustaka
Tanggal 22 september 1917 pemerintah Belanda membentuk lembaga yang
kemudian diberi nama Balai Poestaka. Sebagai penghormatan terhadap D.A.Rinkes yang
sukses mengelola Komisi Bacaan Rakyat ia dipercaya memimpin Balai Poestaka. Untuk
memperlancar tugas, Balai Poestaka membentuk 4 divisi, yaitu : redaksi, administrasi,
perpustakaan, dan pers. Pada awalnya Balai Poestaka masih mengandalkan percetakan swasta
untuk mencetak buku dan majalah terbitannya. Tahun 1921 Balai Poestaka memiliki mesin
cetak sendiri. 1930, D.A. Rinkes yang sukses juga mengelola Balai Poestaka dinobatkan
sebagai “Bapak Balai Poestaka”.
Balai Poestaka berhasil menyebarkan buku-buku bacaan kepada masyarakat
HindiaBelanda, dan mampu membantu pengembangan masyarakat, serta dinggap sebagai
lembaga yang mempertemukan dunia Timur dan Barat. Beberapa buku terjemahan antara
lain: Tiga Panglima Perang (les trois mounquetaires) karya Alexander Dumas ; Kucing
Bersepatu Laars (de glaarsde kat); Si Ibu Jari Kecil (klein duimpie). Sedangkan karya anak
bangsa sendiri, antara lain: Salah Asuhan (1928), Siti Nurbaya (1922). Balai Poestaka juga
menerbitkan majalah Pandji Poestaka, majalah berbahasa jawa “Kejawen” mingguan
berbahasa Sunda Parahiangan, serta volksalmanak (almanak rakyat) terbit setahun sekali
dalan 3 bahasa: Jawa, Sunda, Melayu. Pada saat pemerintahan penajajahan Jepang, Balai
Poestakapun masih tetap eksis meskipun namanya berubah. Saat itu nama Balai Pustaka
diganti menjadi Gunseikanbu Kokumin Tosyokyoku yang artinya Biro Pustaka Rakyat.
c. Zaman Peranakan Tionghoa
Tahun 1855 beberapa surat kabar berbahasa Melayu terbit seperti Bulanan Bintang
Oetara, Surat Chabar Betawi, mingguan Slompret Melayu, Surat Kabar Bintang Timoer, dan
surat kabar mingguan Biang Lala. Terbitnya surat kabar mingguan maupun bulanan
berbahasa melayu sangat penting bagi peranakan Tionghoa yang merupakan seorang
pedagang. Mereka memuat berbagai iklan dalam surat kabar-surat kabar tersebut. Para
peranakan Tinghoapun berlomba-lomba untuk belajar bahasa Melayu. Minat yang tinggi atas
kisah dari tanah leluhur ditanggapi dengan menerjemahkan ceritacerita asli China. Salah satu
yang terkenal adalah Kisah Tiga Negara. Sampai dasawarsa 1880an terdapat sedikitnya 40
karya dari terjemahan cerita-cerita asli China. Hal yang menakjubkan antara 1903-1928
6 | P a g e
penerbit peranakan China menerbitkan hampir 100an novel karya 12 pengarang peranakan
Tinghoa.
d. Kelahiran Ikatan Penerbit Indonesia ( IKAPI)
Terbentuknya berbagai industri penerbitan dan percetakan Indonesia dimasa-masa
awal pada dasarnya dilatar belakangi oleh rasa nasionalisme. Dalam wujudnya berupa dunia
penerbitan inilah mereka menerapkan idealismenya. Ikatan Penerbit Indonesia didirkan atas
inisiatif Sutan Takdir Alisyahbanda, Mr Jusuf Ahmad dan Ny. Notosoetardjo. IKAPI
menjadi asosiasi profesi penerbit satu-satunya di Indonesia. Pada tanggal 17 Mei 1950 IKAPI
resmi berdiri di Jakarta sebagai wadah penerbit di Indonesia yang berazaskan Pancasila,
kegotongroyongan dan kekeluargaan. Saat itu IKAPI berhasil menghimpun empat belas
penerbit, disusul menjadi 46 penerbit di usia IKAPI yang ke lima tahun.
IKAPI mempunyai visi menjadikan penerbit Indonesia yang dapat memenuhi
kebutuhan pasar dalam negeri dan mampu berkiprah di dunia internasional. Di awal
pendiriannya IKAPI dipimpin oleh Achmad Notosoetardjo, Ny Sutan Takdir Ali Syahbana
sebagai wakil ketua, Machmoed sebagai sekretaris, M. Jusuf Ahmad sebagai bendahara, dan
John Sirie sebagai komisaris. Setiap tahunnya IKAPI mengadakan kongres. Kongres pertama
dilaksanakan di Jakarta tanggal 16-18 Maret 1954. Hasil dari kongres tersebut adalah
terbentuknya cabang-cabang IKAPI yaitu di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Barat, dan
Sumatra Utara.
2.1.3 Perbedaan Penerbitan dengan Percetakan
Penerbitan dan percetakan adalah dua hal yang saling terkait dan tidak dapat
dipisahkan. Meskipun demikian penerbitan dan percetakan itu berbeda. Secara sederhana
penerbit bisa dikatakan sebagai industri gagasan sementara percetakan seperti industri biasa
yang menggunakan mesin-mesin Mengutip dari buku Taktis Menyunting Buku karya
Bambang Trim, perbedaan penerbit dan
Percetakan adalah sebagai berikut :
Penerbitan Percetakan
Investasi minim Investasi besar
Running by program Running by orde
BEP dalam jangka pendek BEP dalam jangka panjang
7 | P a g e
Margin keuntungan besar Margin keuntungan kecil
Resiko : tidak terjual Resiko : kesalahan cetak
Penerbit dan percetakan memiliki hubungan yang erat. Hubungan yang erat tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Penerbit berbeda dengan percetakan karena modal utamanya adalah gagasan yang
kemudian diolah menjadi buku siap terbit. Percetakan modal utamanya adalah mesin-mesin
yang digunakan untuk menerima order cetak, termasuk buku. Tidak semua penerbit memiliki
percetakan, dan tidak harus juga memiliki percetakan.
2.2 Media Cetak / Bahan Cetak
2.2.1 Sejarah Media Cetak / Bahan Cetak
Penemu pertama Media Cetak adalah Johannes Gutenberg pada tahun 1455 terutama
di Negara Eropa. Perkembangan awal terlihat dari penggunaan daun atau tanah liat sebagai
medium, bentuk media sampai percetakan. Gutenberg mulai mencetak Bible melalui
teknologi cetak yang telah ditemukannya. Teknologi mesin cetak Gutenberg mendorong juga
peningkatan produksi buku menjadi hitungan yang tidak sedikit. Teknologi percetakan
sendiri menciptakan momentum yang justru menjadikan teknologi ini semakin mendorong
dirinya untuk berkembang lebih jauh. Lanjutan dari perkembangan awal media cetak adalah
dimana perkembangan teknologi yang belum berkembang, yaitu media cetak dibuat memakai
mesin tik untuk membuat suatu iklan produk sedangkan gambar-gambar atau animasi yang
memperbagus iklan produk itu dibuat secara manual dengan menggunakan pena.
Tanda-tanda perkembangan media cetak adalah melek huruf (kemampuan untuk
baca-tulis). Memang melek huruf adalah kondisi yang dipunyai oleh kaum elite. Bahasa yang
berkembang pun hanya beberapa bahasa pokok, bahasa latin – misalnya. Perkembangan
pendidikan pada abad 14 juga mendorong perkembangan orang yang melek huruf.
Perkembangan media cetak sekarang yaitu didukungnya perkembangan teknologi yang sudah
berkembang, sehingga dapat memudahkan orang untuk membuat suatu iklan yang lebih
kreatif dan atraktif.
2.2.2 Perkembangan Media Cetak atau Bahan Cetak
8 | P a g e
Perkembangan sekarang media cetak adalah didukung perkembangan teknologi yang
semakin canggih. Sehingga membawa perubahan pada bagian bentuk, format, struktur,
tekstur dan model dari iklan tersebut, akan tetapi perkembangan teknologi tidak
mempengaruhi atau mengubah isi dari suatu iklan yang muncul di media. Pembuatan media
cetak sekarang dengan teknologi yang canggih adalah dengan menggunakan komputer untuk
mendesain iklan suatu produk dengan menggunakan grafis dan dicetak dengan printer.
Perkembangan teknologi media cetak yang berkaitan dengan perkembangan media
cetak itu sendiri seperti munculnya majalah, Koran, surat-surat kabar yang isinya tentang
artikel yang bertemakan politik, kesenian, kebudayaan, kesustraan, opini-opini public dan
informasi tentang kesehatan dapat mewarnai kehidupan masyarakat. Misalnya dalam artikel
yang bertemakan politik, bahwa politik yang semakin menjamu dalam Negara. Kemudian
peristiwa-peristiwa penting yang mempengaruhi sejarah kehidupan masyarakat. Surat kabar
atau yang biasa disebut Koran adalah salah satu media cetak jurnalisme dimana isinya
memuat artikel-artikel tentang seputar informasi-informasi atau berita tentang seputar
kehidupan manusia, mulai dari yang bertemakan politik, kesehatan, hukum, sosial, ekonomi
sampai periklanan.
Adapun majalah yang terbit zaman dulu, dan masih tetap sama isinya dengan
majalah sekarang, itu karena kepercayaan masyarakat terhadap media cetak tersebut.
Biasanya dari artikel artikel yang termuat di media cetak tersebut, yang memuat kritikan yang
dapat membuka mata masyarakat sehingga terjadi revolusi. Selain kritikan, surat kabar juga
memuat tulisan-tulisan dan dokumen-dokumen penting yang merupakan kinerja pemerintah
yang dapat menjadi skandal dan korupsi pemerintah. Pada periode 1860an merupakan tahun
ditemukannya litography yaitu proses percetakan dengan cetakan bahan kimia dan
menggantikan metode sebelumnya, yaitu engraving. Selain itu, teknologi percetakan fotografi
pun mengalami perkembangan dengan proses photoengraving yaitu dengan mencetak suatu
gambar secara kimia melalui lempengan besi dengan proses fotografis. Setelah perang dunia
2, proses percetakan menggunakan offset printing dan digunakan terus sampai sekarang
karena kualitas, kecepatan dan lebih ekonomis.
2.2.3 Publishing
9 | P a g e
Memasuki periode 1960an, media cetak mengalami perubahan besar dalam proses
produksi. Mesin ketik yang tadinya dipergunakan secara luas untuk menghasilkan tulisan,
mulai digantikan oleh komputer. Hal ini tentu saja disertai berbagai macam pertimbangan dan
salah satunya lebih ekonomis dan efisien. Melalui komputer, media cetak tidak hanya
menghasilkan tulisan yang dapat diubah tanpa membuang-buang kertas namun juga dapat
mengubah suatu gambar atau foto. Hasil kerja yang berbentuk softcopy tersebut, kemudian
dicetak. Selain pengaruh dari penggunaan komputer, teknologi fotokopi juga memberikan
andil dimana kita dapat meng-copy suatu tulisan dengan kecepatan tinggi dan tanpa minimum
order sehingga kita dapat meng-copy sesuai dengan kebutuhan.
Perkembangan lain dari teknologi ini adalah inovasi atas custom publishing dimana
penerbitan suatu tulisan atau buku dengan tujuan yang khusus dan hasil produksi akhirnya
bukan bertujuan untuk dipasarkan secara luas namun berubah menjadi produksi untuk tujuan
pesanan dari konsumen. Ketika suatu buku dicetak, tentunya terdapat kode seri produksi
buku. Melalui scanner elektronik, kode tersebut dikenali dan data penjualan langsung
terkirim ke database pusat sehingga terlihat berapa besar angka penjualan buku secara
langsung.
2.2.4 E-Publishing
Internet telah memasuki kehidupan kita dengan sangat cepat dan menyentuh hampir
semua aspek kehidupan. Dampak dari internet bagi lembaga penerbitan adalah munculnya E-
publishing atau penerbitan elektronik. Contoh dari E-publishing dapat kita lihat pada situs
amazon.com. Situs ini menawarkan berbagai macam buku untuk dijual dan selayaknya
sebuah toko, amazon.com juga menampilkan buku dalam format digital. Situs ini juga
berfungsi seperti pustakawan pribadi dimana dapat memberikan rekomendasi buku yang
sesuai dengan kebutuhan kita. Munculnya layanan semacam ini pada awalnya dipelopori oleh
google.com yang bekerjasama dengan berbagai macam perpustakaan besar untuk melakukan
konversi yaitu dengan melakukan scanning pada berbagai macam koleksi buku perpustakaan
sehingga dapat dibaca dalam format digital. Namun, teknologi ini bukannya tanpa cacat, hal
ini dikarenakan buku yang dibaca melalui layar membuat mata cepat lelah dan menghabiskan
listrik.
Timbulnya buku elektronik tentunya menimbulkan permasalahan dalam hal
standarisasi penyajian. Salah satu solusinya diperkenalkan oleh Adobe yaitu file dengan
10 | P a g e
format PDF (portable document format) sehingga memudahkan dalam men-download buku
melalui internet. Penerbitan elektronik tidak hanya mencakup buku saja, namun juga majalah
dan surat kabar elektronik. Kita dapat mengakses kompas.com dimana berita yang terdapat di
website merupakan versi digital dari yang terbit hari tersebut. Selain itu, dengan adanya
teknologi seperti ini memungkinkan kita untuk menyimpan dan melindungi buku teks yang
sudah tidak terbit di pasaran sehingga generasi mendatang dapat mempelajari ilmu
pengetahuan dari berbagai macam sumber dan kurun waktu dalam waktu yang relatif singkat
namun tetap kaya dengan sumber informasi.
2.2.5 Newsgathering Trends
Dalam mencari berita, seorang jurnalis mengumpulkan berbagai macam sumber
berita melalui berbagai macam alat komunikasi yang mungkin. Pada awalnya, jurnalis
mendapat dan mengirim berita dengan menggunakan pony express, kemudian ditemukan
telegraf yang membuat berita menjadi lebih cepat disajikan. Telegraf kemudian berkembang
digunakan dan akhirnya menghasilkan sistem pengumpulan berita dengan nama newswire
dengan prinsip kerja seperti berita online sekarang. Teknologi dalam pengumpulan berita
terus berkembang sampai ditemukannya telepon sehingga menurunkan ongkos produksi
pengiriman berita. Telepon adalah alat komunikasi yang sangat fleksibel karena dapat
digunakan hampir dimana saja selama terdapat akses. Sampai dengan saat ini, pengumpulan
berita menggunakan hampir semua media yang memungkinkan seperti radio, televisi, kabel,
e-mail, dan internet dengan berbagai macam fasilitas yaitu chat room, newsgroup sampai
blog pribadi.
Dengan munculnya berbagai macam media dan teknologi yang mendukung
pekerjaan seorang jurnalis, muncullah bentuk baru dari jurnalisme yaitu backpack journalism.
Backpack journalism dikenal juga sebagai pelaporan multimedia (multimedia reporting).
Seorang jurnalis dalam membuat suatu liputan membawa mini DV, tape recorder dalam satu
paket. Konsekuensi dari tren ini adalah pembaca berita dapat mengetahui berita dengan lebih
mendalam dan bahkan dapat berinteraksi langsung dengan reporter dan menyebabkan peran
editor yang makin berkurang dalam menyunting suatu berita.
2.2.6 Production Trends
11 | P a g e
Dalam proses produksi berita media cetak, terjadi perubahan besar ketika
digunakannya typesetting pada tahun 1950an dalam mencetak kertas. Hasil dari typesetting
yang berbentuk paper tape ini kemudian dijadikan data master yang akan diperbanyak dengan
mesin typesetting dan hasilnya mendekati bentuk aslinya. Pada tahun 1960an akhir paper tape
disimpan dalam memori computer dan langsung dicetak setelah melalui proses editing.
Perkembangan akhir-akhir ini, paper tape tersebut semuanya tersimpan dalam komputer
untuk proses editting dan lay-out sehingga dari editting tersebut tinggal dicetak langsung oleh
mesin cetak laser (printer laser) dan kesalahan dalam proses produksi dapat deperkecil
seminimal mungkin. Selain itu, proses percetakan suatu berita sekarang ini tidaklah lagi
dilakukan hanya di satu tempat. Contohnya antara lain adalah surat kabar new york times dan
usa today yang jangkauan distribusinya sangat luas sehingga percetakan dilakukan di
berbagai macam tempat terpisah namun isi berita tetap dipegang oleh satu dewan redaksi.
2.2.7 Online Newspaper
Gagasan untuk menyediakan layanan surat kabar online sebenarnya sudah ada sejak
tahun 1930an namun dengan format yang berbeda dengan format yang sekarang dimana surat
kabar dikirim ke pelanggan melalui mesin fax. Kemudian pada tahun 1980an muncul layanan
videotext dimana berita dikirim ke rumah melalui kabel telepon rumah. Kemudian sampai
sekarang banyaknya bermunculan surat kabar online lokal, regional, maupun internasional.
Surat kabar online merupakan pasar yang potensial bagi pengusaha media untuk berbisnis
karena tingkat penetrasi internet yang makin meningkat dari tahun ke tahun. Kredibilitas dari
surat kabar online tercermin dari jumlah banyaknya pengunjung yang membuka surat kabar
online mereka. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari kredibilitas mereka dalam surat kabar
format cetakan.
2.2.8 Perkembangan Media Baca
Jika media baca diartikan secara perkata maka menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia media diartikan sebagai suatu alat atau suatu sarana telekomunikasi seperti cetak
maupun elektronik dan baca menjadi membaca yang diartikan sebagai melihat, mengeja,
menglafalkan atau mengucapkan dan memahami isi apa yang telah tertulis (Depdiknas,
2001). Jadi menurut penulis media baca merupakan sarana atau alat seseorang yang di
lakukan dengan cara melihat, mengeja, mengucapkan dan memahami isi dari suatu hal yang
tertulis untuk mendapatkan suatu informasi. Media di dunia terus berkembang dari terutama
media baca di Indonesia. Mulai dari media baca yang masih analog sampai dengan media
12 | P a g e
baca yang sudah digital. Analog adalah suatu bentuk awal sebelum terciptanya suatu
teknologi digital.
Media baca yang masih analog suatu media baca yang masih berbentuk cetak dapat
dipegang berbentuk buku maupun kertas. Contoh dari media baca yang masih analog seperti
koran, buku, dan majalah. Dengan terus berkembangnya teknologi membuat seseorang terus
mengembangkan media baca agar lebih menarik, mudah, dan lebih efisien hingga
terbentuknya suatu media baca yang digital. Dimana suatu perpaduan antara media baca yang
masih berbentuk cetak dengan suatu teknologi yang pada akhirnya membentuk suatu media
baca seperti Enewspaper, Ebook, Emagazine yang media nya menggunakan suatu teknologi
elektronik yaitu Ipad dan Tablet PC. Media cetak dengan tidak di sadari terus terdorong
dengan kehadiran dari media baca yang digital dimana teknologi dari media cetak juga terus
mengikuti minat oleh para pembaca dengan berbagai sistem aplikasi karena dapat dikatakan
teknologi digital merupakan suatu cara dari suatu media cetak untuk mepertahankan ke
eksistensiannya dalam publik.
Koran merupakan salah satu contoh dari media cetak yang menyampaikan suatu
berita kepada pembaca. Di tahun 1690, di Boson pencetak pertama Benjamin Harris
mempublikasikan pertama kalinya Koran Amerika (Dominick, 2008). Di Indonesia sendiri
Koran terus berkembang dan memiliki suatu peranan penting di masyarakat. Di Indonesia
Johan Gutenberg adalah seseorang yang berperan dalam perkembangan Koran di Indonesia
sebagai seorang pencipta produk mesin cetak yang terus mempengaruhi media massa di
masyarakat. Sebuah studi penelitian yang ditemukan pada tahun 2009 scarborough pembaca
koran cenderung tertinggi di kota dengan populasi yang lebih tua. Koran pada saat ini
melakukan usaha untuk menarik para pembaca yang lebih muda dengan memasang iklan
tetapi cenderung lebih menarik bagi para pembaca yang lebih tua dimana mereka yang lebih
muda mungkin untuk mendapatkan informasi lebih menggunakan media elektronik (Paxson,
2010). Dengan terusnya terjadi perkembangan maka munculah koran dengan teknologi
digital seperti Enewspaper.
Enewspaper adalah suatu perubahan dari Koran analog yang menampilkan suatu
berita ataupun informasi yang disusun secara lebih menarik yang disampaikan oleh media
elektronik yang dikerjakan secara online. Perubahan koran dalam penerbitan secara digital
adalah dengan menggunakan tambahan website koran. Untuk menghasilkan lalu lintas ,
banyak sejumlah surat kabar berasil kontrak dengan internet yang mengizinkan portals untuk
13 | P a g e
mengkaitkan pengguna isi koran dengan lokal homepages mereka. Selain Koran salah satu
media baca yang mengalami perubahan dari media baca yang masih analog hingga menjadi
media baca yang digital adalah majalah. Majalah yang analog tidak berbeda dengan Koran
yang masih analog yaitu media cetak yang menyampaikan suatu berita kepada pembaca.
Majalah yang berkembang saat ini membentuk majalah yang digabungkan dengan suatu
teknologi yang sering pada saat ini disebut dengan Emagazine.
Perluasan jaringan yang luas diberikan kepada majalah. Kemajuan dalam teknologi
percetakan memfasilitasi penggunaan fotografi di publikasi dan mendorong pengiklan untuk
menggambarkan iklan mereka . Hal baru ini juga membantu dalam mengilustrasikan iklan
dalam ukuran kecil dan besar. Seperti yang berlaku di Koran, Majalah banyak bergantung
pada pendapatan dari iklan yang mereka lakukan pada orang yang berlangganan dan
penjualan satu salinan untuk meningkatkan pendapatan. Sebuah standar umum untuk
mengukur majalah yang sukses adalah jumlah dari iklan halaman ini berisi di setiap persoalan
(Paxson, 2010). Salah satu contoh media baca lainnya yang juga mengalami perubahan dari
analog hingga digital adalah buku. Seperti juga koran dan majalah industri , penerbitan buku
yang mengalami perubahan yang luar biasa Industri ini tetap menjalani proses konsolidasi
selama kurun waktu beberapa dekade. Buku yang berubah menjadi digital yaitu Ebook.
Ebook muncul pertama kali pada tahun 1971 pada saat Michael Hart memulai suatu proyek
digitalisasi buku-buku yang dinamakan Project Guttenberg. Tetapi suatu ide muncul untuk
Ebook berawal dari pada saat Vanevar Bush membuat artikel yang berisi tentang memex
(Press,2000). Memex merupakan perangkat dimana toko itu sendiri dengan buku-buku,
catatan dan alat komunikasi dan dimana mekanik dapat berkonsultasi dengan melebihi
kecepatan dan fleksibilitas.
Teknologi telah membawa perubahan berarti untuk media cetak dan pesaingnya dari
waktu ke waktu. Versi elektronik dari media cetak yang tidak terlalu mahal untuk
memproduksi dari bahan cetak . tidak membutuhkan tinta atau kertas, Tidak ada biaya
distribusi barang cetakan atau masyarakat di seluruh dunia. Saat ada orang yang memiliki
perangkat elektronik untuk diunduh dan hadir untuk melihat teks elektronik biasanya hal ini
merupakan biaya yang ditanggung oleh para pembaca bukan penerbit. Selain itu, media
elektronik untuk dapat mencapai pembaca iklan mereka sendiri, dengan iklan ditujukan pada
pembacadari demografik itu atau psikografik. Misalnya seseorang yang sedang menunggu
dan meliah iklan penerbangan ke Negara lain. Selain itu pemuda yang berumur 19 tahun new
14 | P a g e
york times akan melihat berbagai iklan yang berbeda dengan perempuan yang berumur 47
tahun. Perusahaan elektronik sedang mengembangkan suatu media teknologi katakanlah
untuk baca lebih tipis dan layar yang fleksibel yang membuat orang merasa lebih dari sebuah
publikasi cetak. Monitor tersebut melekat pada sebuah jaringan internet nirkabel.
Media pesaing baru mengancam kelangsungan hidup banyak Buku,Majalah dan
surat kabar. Buku, Majalah dan surat kabar semakin bergantung pada versi elektronik
pembaca untuk mempertahankan. Interaktifitas dari media elektronik membuat versi
elektronik dari publikasi cetak untuk mengubah mereka konten editorial dan iklan
berdasarkan demografi yang dan psychographic karakteristik setiap pembaca. Meskipun
banyak di majalah yang popular kehilangan konsumen pembacanya. Perdagangan majalah
akan ditujukan untuk para pembaca yang bekerja di pekerjaan tertentu dan majalah khusus
yang ditujukan untuk konsumen yang lebih kecil dari kelompok kepentingan tertentu yang
akan membuat para pembaca terus menerus membaca secara berkelanjutan. Bidang
penerbitan buku yang telah dikonsolidasikan , dan industri saat ini didominasi oleh kelompok
yang relatif kecil dari perusahaan besar memiliki sebagian besar perusahaan penerbitan yang
paling terkenal persaingan di industry penjualan buku telah di kontrak oleh perusahaan besar
seperti amazon.
2.3 Media Elektronik
2.3.1 Sejarah Perkembangan Media Elektronik
Penerbitan elektronik atau e-Publishing di dalamnya termasuk publikasi digital e-
book, artikel elektronik, dan pengembangan perpustakaan digital dan katalog. Penerbitan
elektronik telah menjadi bagian umum dalam penerbitan ilmiah, di mana telah telah muncul
pemahaman baru bahwa kertas jurnal ilmiah atau media massa tidak lama lagi akan
digantikan oleh penerbitan elektronik.Walaupun distribusi melalui internet (juga dikenal
sebagai penerbitan online atau penerbitan web ketika dalam bentuk website), namun saat ini
ranah internet sangat terkait dengan penerbitan elektronik. Ada pula jaringan publikasi
nonelektronik lain yang dipakai, seperti Ensiklopedia pada CD dan DVD. Selain itu, teknis
dan publikasi referensi lain digunakan sebagai penerbitan elektronik, yaitu melalui pengguna
ponsel dan lain-lain.
15 | P a g e
Herbet R. Brinberg (1984) memberi maksud Penerbitan Elektronik ini sebagai
penghantar maklumat melalui komputer daripada peruncit kepada pengguna secara terus-
menerus menerusi sistem komunikasi berangkaian (networking). Selain itu juga Mohd. Sidin
Md. Ishak mendefiniskan pengertian dari media elektronik sebagai berikut :
Mohd. Sidin Md. Ishak (1987) pula menyebut Penerbitan Elektronik lebih
menekankan kepada konsep jaringan komputer dengan mengambil peluang daripada
perkembangan penjaringan global.
Ada bukti statistik bahwa penerbitan elektronik menyediakan penyebaran yang lebih
luas. Sejumlah media massa, ada yang tetap mempertahankan proses penerbitan biasa, namun
kemudian mendirikan versi elektronik atau bahkan pindah sepenuhnya untuk publikasi
elektronik. Penerbitan elektronik semakin populer di karya fiksi maupun dalam artikel ilmiah.
Penerbit elektronik mampu memberikan kepuasan cepat untuk pembaca yang biasa membaca
saat larut malam atau tidak punya waktu senggang untu membaca saat di siang hari. Hal ini
salah satu yang membedakan dengan media massa terbitan biasa (cetak).
Elektronik atau elektronika mulai berkembang pada abad ke-20, yaitu dengan
melibatkan tiga buah komponen utama, yaitu tabung hampa udara (vacuum tube), transistor
dan sirkuit terpadu (integrated circuit). Adapun sejarah dan perkembangan elektronik pada
kurun waktu berikutnya yang ditemukan dan dipublikasikan oleh para ahli adalah sebagai
berikut:
Elektron
Terjadi pada tahun 1883, Thomas Alfa Edison berhasil menemukan bahwa elektron
bisa berpindah dari sebuah konduktor ke konduktor lain yang melewati ruang hampa.
Penemuan konduksi atau perpindahannya ini dikenal dengan nama efek Edison. yaitu pada
tahun 1904, John Fleming menerapkan efek edison ini untuk menemukan dua buah elemen
tabung electron yang dikenal dengan nama dioda. Dan Lee De Forest mengikuti langkah ini
pada tahun 1906 dengan tabung yang memiliki tiga elemen, yaitu disebut trioda. Tabung
hampa udara ini menjadi divais yang dibuat untuk memanipulasi kemungkinan energi listrik,
sehingga bisa diperkuat dan dikirimkan. Aplikasi tabung elektron yang pertama kali
diterapkan dalam bidang komunikasi radio.
16 | P a g e
Telegraf tanpa kabel (wireles telegraph)
Dikembangkan dan dirintis oleh Guglielmo Marconi.pada tahun 1896 dan
mengembangkan komunikasi radio jarak jauh pada tahun 1901. Dan untuk masa
perkembangan selanjutnya ditemukan oleh Edwin Armstrong, yaitu penerima super-
heterodyne yang dapat memilih sinyal radio atau stasiun yang dapat menerima sinyal dari
jarak jauh. Dan Armstrong juga menemukan modulai frekuensi FM pita lebar (wide band)
pada tahun 1935. Dari sebelumnya hanya menggunakan AM atau Modulasi amplitudo pada
antara tahun 1920-1935.
Televisi
Dikeluarkan oleh Bell Laborateries ke publik umum pada tahun 1927, dan ini hanya
masih berbentuk electromechanical, saat sistem elektronik menjadi jaminan kualitas, para
insinyur Bell Labs memperkenalkan tabung gambar sinar katoda dan televisi berwarna.
Namun Vladimir Zworykin, seorang insinyur di Radio Corporation of America (RCA) yang
dianggap sebagai "bapak televisi". Karena penemuannya yang berupa tabung gambar dan
tabung kamera iconoscope. Dan pada pertengahan tahun 1950-an televisi telah mampu
menyaingi radio untuk penggunaan di rumah dan hiburan, serta media penyiaran dan
pendengaran berita yang utama.
Transistor
Alat ini ditemukan oleh tim insinyur dari Bell Laboratories pada tahun 1947.
transistor berfungsi seperti tabung hampa udara, tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil,
lebih ringan, penggunaan daya lebih kecil dan lebih kuat, serta lebih mudah untuk diproduksi
dengan adanya kombinasi penghubung metal dan bahan semikonductornya.
Sirkuit terintegrasi
Diusulkan oleh Geoffrey W.A Dummer pada tahun 1952, yaitu seorang ahli
elektronika berkebangsaan Inggris. Sirkuit terintegrasi menjadi bahan produksi yang paling
banyak digunakan oleh sejumlah perusahaan, dan desain peralatannya berubah secara cepat
dan beberapa arah yang berbeda untuk mengadaptasi teknologi. Dari beberapa penemuan di
atas sudah menjadi pengaruh yang sangat kuat dan besar manfaat bagi semua penduduk
secara global. Semua ini berkat penemuan para insinyur yang telah merintis secara ulet dan
tekun yang bisa berguna dan bermanfaat sampai saat ini.
Sumber electronic / E-resources adalah :
17 | P a g e
1. CD-ROM
CD-ROM kepanjangan dari compact disk read only memori yang artinya bahhwa
CD-ROM drive hanya bisa digunakan untuk membaca sebuah CD saja. Secara garis besar
CD-ROM dibedakan menjadi 2 menurut tipenya yaitu : ATA/IDE dan SCSI. Yang paling
mendasari dari perbedaan tersebut adalah kecepatannya. Kalau ATA memiliki kecepatan
100-133Mbps sedangkan SCSI memiliki kecepatan kira-kira 150 Mbps. Untuk tipe SCSI
biasanya ditemukan pada CR RW drive. Pada CD ROM terdapat tulisan 56X artinya
kemampuan memberikan kecepatan transfer data sebesar 56 x150 Kbps. Tipe CD RW juga
biasanya dibedakan berdasarkan kemapuan membakar dan membaca. CD RW tipe 12x8x32
artinya memiliki kemampuan membakar pada CD R secepat 12x, membakar pada CD RW
secepat 8x, dan membaca CD R/CD RW/ dengan kecepatan maksimal 32x.
2. E-BOOK
Menurut wikipedia : E-book (singkatan dari electronic book, atau E-Book) dikenal
sebagai buku digital, merupakan e-teks yang berbentuk media digital dan kadang-kadang
dilindungi dengan hak cipta digital. Adapun bentuknya bisa berbentuk file pdf, word, html,
txt dll. Tetapi yang terkenal biasanya e-book berbentuk file pdf yang dapat dibaca dengan
program seperti acrobat reader yang dapat di download sebelumnya secara gratis. Sebuah E-
book, sebagaimana didefinisikan oleh Oxford Kamus bahasa Inggris, adalah “versi elektronik
dari buku cetak yang dapat dibaca pada komputer pribadi atau perangkat genggam yang
dirancang khusus untuk tujuan ini”. E-book didedikasikan bagi mereka para pembaca media
elektronik atau perangkat e-book baik melalui komputer atau bisa juga melalui ponsel yang
dapat digunakan untuk membaca buku elekronik ini. Dengan hadirnya e-book ini para
pembaca dimudahkan untuk tidak menyimpan buku-buku favoritnya dalam bentuk fisik
(buku konvensional) dan juga memudahkan bagi para penulis dalam menyebarkan tulisan-
tulisannya, karena melalui ebook ini seseorang tidak perlu datang ke penerbit hanya sekedar
menginginkan tulisannya dapat diterbitkan. Apabila seorang penulis ingin menjual atau
mempublikasikan tulisan-nya dengan adanya e-book ini merupakan salah satu jalan pintasnya
dan ini berlaku juga bagi para pembaca atau pencari ilmu di internet. Bentuk file e-book yang
paling popular biasanya dibuat dalam bentuk .pdf dimana pembuatannya menggunakan
program seperti Pdf955, PrimoPDF, PDFCreator, CutePDF Writer,OpenOffice dll. Kelebihan
file pdf ini ukuran filenya kecil bahkan dapat dioptimasikan untuk image-image yang di-
18 | P a g e
embed di dalamnya, nyaman dibaca/diprint, dan yang paling penting ada fasilitas setting
menggunakan kode sandi baik dalam pembacaan, editing, ataupun untuk dicetak.
3. E-JOURNAL
Menurut Glossary yang dikeluarkan oleh African Digital Library, yang dimaksud
dengan e-journal adalah : “An article or complete journal available fully electronically via a
web-site on the Internet. It could be available free or as part of a paid for service.This trend is
older and more established than the trend of providing e-book content via the
Internet.”(Sebuah artikel atau jurnal yang lengkap tersedia secara elektronik penuh melalui
situs web di Internet. Hal ini dapat tersedia secara gratis atau sebagai bagian dari dibayar
untuk layanan. Kecenderungan ini lebih tua dan lebih mapan dari tren menyediakan e-book
konten melalui Internet. Artikel-artikel untuk jurnal ilmiah merupakan pengetahuan primer,
berbeda dengan buku pelajaran yang merupakan pengetahuan sekunder. Pengetahuan primer
baru akan ada apabila ada penelitian baru, jadi suatu penerbit tidak dapat begitu saja
menerbitkan jurnal ilmiah dan mencari artikel untuk jurnalnya. Apabila tidak ada yang
meneliti maka tidak ada jurnal yang perlu diterbitkan.
Ciri-ciri penerbitan elektronik
- Interaktif atau saling tindak
- Memperkecilkan khalayak
- Darjah kawalan yang tinggi
- Tidak segerak atau serentak
- Capaian rawak atau tidak linear
Peranan Penerbit Elektronik
- Content Development
- Publisher enhancements
- Manufacturing
- Distribution
- Marketing
- Archiving
19 | P a g e
BAB III PENUTUP
Kesimpulan Penerbit adalah badan yang memperbanyak naskah seorang pengarang atau penulis
dalam bentuk buku maupun elektronik. Penerbit pertama kali di Indonesia adalah IKAPI
(Ikatan Penerbit Indonesia). Dalam perkembanganya penerbit berabad-abad menggunakan
media cetak untuk menghasilkan produknya baik naskah maupun informasi seperti dalam
bentuk buku. Dalam percetakanya awalnya masih menggunakan mesin tik, akan tetapi setalah
berkembangnya teknologi kemudian menggunakan komputer untuk perlahihan percetakan
produksinya, sehingga formatnya berbentuk softfile namun tetap dicetak.
Memasuki dunia globalisasi kebutuhan informasi masyarakat yang cepat dan update
membuat masyarakat beralih dari media cetak ke media elektronik. Dari media elektronik
dengan bantuan internet memudahkan untuk mengakses informasi atau naskah seorang
pengarang/penulis. Kemudahan dalam mengakses informasi yang cepat, uptodate dan dapat
dilakukan kapanpun dengan bantuan internet dan alat canggih membuat media cetak lama
kelamaan ditinggalkan dan beralih pada media elektronik.
20 | P a g e
DAFTAR PUSAKA
Program Studi Editing Universitas Padjajaran. 2015. Apakah Penerbitan Elektronik Itu?.
Melalui http://editing-unpad.blogspot.com/2010/09/penerbitan-elektronik-1.html
Diakses pada 22 April 2015.
Adriani, Sisca. 2015. Perkembangan Media Baca. Melalui
http://komunikasi.us/index.php/course/2914-perkembangan-media-baca Diakses pada
22 April 2015.
Wikipedia. 2015. Perkembangan Media Cetak. Melalui
http://id.wikipedia.org/wiki/Perkembangan_Media_Cetak Diakses pada 22 April 2015.
Purwani, Indah dan Ginting, Mariana. 2015. Katalog Koleksi Bahan Perpustakaan E-
Resource. Melalui
http://pusbangkol.perpusnas.go.id/files/KATALOG%20KOLEKSI%20BAHAN%20PE
RPUSTAKAAN%20E-RESOURCES.pdf Diakses pada 22 April 2015.
Universiti Putra Malaysia. 2015. Penerbitan Elektronik. Melalui
http://www.vodppl.upm.edu.my/uploads/docs/PENERBITAN%20ELEKTRONIK1.ppt
Diakses pada 22 April 2015.
21 | P a g e
22 | P a g e