Top Banner
i | Page
24

i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

Oct 12, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

i | P a g e

Page 2: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

ii | P a g e

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ................................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 3

2.1 Penerbitan ........................................................................................................................... 3

2.1.1 Sejarah dan Pengertian Penerbitan ...................................................................................... 3

2.1.2 Pembagian Sejarah Penerbitan di Indonesia .................................................................. 4

2.1.3 Perbedaan Penerbitan dengan Percetakan .................................................................... 6

2.2 Media Cetak / Bahan Cetak ................................................................................................ 7

2.2.1 Sejarah Media Cetak / Bahan Cetak.................................................................................... 7

2.2.2 Perkembangan Media Cetak atau Bahan Cetak .............................................................. 7

2.2.3 Publishing ........................................................................................................................... 8

2.2.4 E-Publishing ........................................................................................................................ 9

2.2.5 Newsgathering Trends ...................................................................................................... 10

2.2.6 Production Trends ......................................................................................................... 10

2.2.7 Online Newspaper ............................................................................................................. 11

2.2.8 Perkembangan Media Baca ............................................................................................... 11

2.3 Media Elektronik ........................................................................................................... 14

2.3.1 Sejarah Perkembangan Media Elektronik ..................................................................... 14

BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 19

Kesimpulan ............................................................................................................................................ 19

DAFTAR PUSAKA ................................................................................................................................... 20

Page 3: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

1 | P a g e

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penerbit adalah badan yang memperbanyak naskah seorang pengarang atau penulis

dalam bentuk buku maupun elektronik, kemudian menyebarkannya kepada masyarakat

pembaca yang membutuhkan. Dilihat dari sudut komunikasi, penerbitan menjadi perantara

antara sumber informasi (pengarang) dan penerima informasi (pembaca). Dalam

perkembanganya, penerbitan media cetak awal mulanya memakai mesin tik untuk

menghasilkan cetakannya, di dalamnya seperti buku. Namun, perkembangan sekarang media

cetak telah didukung dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dimana

membawa perubahan pada bagian bentuk, format, struktur, tekstur dan model. Selain itu juga

membawa perubahan dalam menghasilkan percetakan, yaitu dengan menggunakan komputer.

Peralihan percetakan produksi menggunakan mesin komputer ini dianggap lebih

ekonomis dan efisien. Melalui komputer, media cetak tidak hanya menghasilkan tulisan atau

teks yang dapat diubah, namun juga dapat mengubah suatu gambar atau foto. Hasil kerja

yang berbentuk softcopy tersebut, kemudian dicetak. Selain pengaruh dari penggunaan

komputer, teknologi fotokopi juga memberikan kemudahan untuk meng-copy tulisan dengan

cepat. Oleh karena itu, media cetak telah banyak memberikan kontribusi dalam

perkembangan zaman. Selain itu juga peran media cetak menjadi kontrol sosial yang dapat

meredam amarah masyarakat terhadap suatu hal. Penerbitan untuk media cetak di Indonesia

yang pertama adalah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia)

Seiring perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat media cetak telah

tergantikan dengan media elektronik. Media cetak mulai ditinggalkan dan beralih

menggunakan media elektronik. Hal ini juga ditunjang dengan keberadaan internet yang

memudahkan untuk mengakses media online/elektronik. Mengakses media oline tidak harus

menggunakan sebuh komputer, akan tetapi menggunakan gadget atau telepon genggam.

Penerbitan untuk media elektronik di dalamnya antara e-book, artikel elektronik, dan

pengembangan perpustakaan digital dan katalog. Selain itu, penerbitan elektronik telah

menjadi bagian umum dalam penerbitan ilmiah, dimana telah muncul pemahaman baru

bahwa kertas jurnal ilmiah/media massa tidak lama lagi akan digantikan oleh penerbitan

elektronik.

Page 4: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

2 | P a g e

Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih

memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung dengan listrik dan internet.

Selain itu juga tidak sebagian masyarakat tidak memiliki alat canggih yang dapat mengakses

informasi melalui media elektronik. Namun, melihat saat ini telah memasuki dunia global,

kebutuhan informasi yang cepat dan terus diperbarui membuat masyarakat menggunakan

media elektronik untuk memenuhi kebutuhanya, namun tetap tidak melupakan media cetak

yang telah lama mengiringi perkembangan peradaban manusia.

Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis ingin lebih menjabarkan

lagi pada bab pembahasan, bagaimana perkembangan penerbitan dari media cetak hingga

memasuki media elektronik dengan judul “Perkembangan Penerbitan Bahan Cetak Dan

Elektronik”.

1.2 Rumusan Masalah

- Bagaimana sejarah dan pengertian penerbitan?

- Apakah perbedaan penerbitan dan percetakan?

- Apakah yang dimaksud penerbitan cetak dan elektronik?

1.3 Tujuan

- Mengetahui sejarah perkembangan penerbitan

- Mengetahui perbedaan penerbitan dan percetakan

- Mengetahui apa yang dimaksud dengan penerbitan cetak dan elektronik

Page 5: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

3 | P a g e

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penerbitan

2.1.1 Sejarah dan Pengertian Penerbitan

Penerbitan adalah kegiatan intelektual dan profesional dalam menyiapkan naskah,

menyunting naskah, menghasilkan berbagai jenis bahan publikasi kemudian memperbanyak

serta menyebarluaskannya untuk kepentingan umum. Penerbitan merupakan proses panjang

yang melibatkan banyak waktu dan orang untuk mengolah naskah sampai berbentuk dummy.

Sedangkan yang dimaksud dengan penerbit lebih mengacu pada aktivitas manusia sebagai

kordinator dalam menyebarluaskan hasil karya dari pihak pengarang. Secara garis besar,

penerbitan dibagi menjadi dua bagian besar yakni penerbitan buku dan penerbitan pers.

Penerbit buku berkonsentrasi memperbanyak literatur maupun informasi dalam bentuk

produk cetak seperti buku.

Berbeda dengan penerbit buku, penerbit pers lebih berkonsentrasi pada menyiapkan

informasi-informasi aktual yang dapat dinikmati pembaca maupun pemirsa di rumah.

Perkembangan teknologi turut memperluas pengertian penerbitan. Penerbitan bukan saja

industri penghasil barang cetak, namun penghasil buku-buku elektronik yang kemudian

disebut ebook. Begitu pula dengan penerbit pers yang sudah meluas dengan adanya koran

maupun majalah online. Industri penerbitan di Indonesia sedang mengalami perkembangan

yang cukup pesat. Makin banyak penerbit-penerbit dengan spesifikasi khusus bermunculan.

Misalnya, penerbit buku Islami, penerbit buku pengetahuan dan sebagainya. Belakangan ini

juga semakin marak Self Publisher yaitu istilah untuk penerbit yang kecil, dimana penulis

dapat menerbitkan bukunya sendiri tanpa harus melalui penerbit yang besar. Munculnya Self

Publisher dikarenakan belum adanya aturan yang mewajibkan penerbit memiliki badan

hukum sendiri. Artinya setiap orang yang mempunyai kemampuan menerbitkan buku, boleh

menerbitkannya tanpa memerlukan izin dari pihak terkait selama masih memperhatikan etika-

etika penerbitan.

Kemajuan industri penerbitan buku di Indonesia juga bisa dilihat dari antusiasme

masyarakat Indonesia yang semakin menunjukan gejala mencintai membaca buku. Dengan

total penduduk lebih dari 250 juta, Indonesia adalah pasar yang sangat potensial bagi industri

penerbitan.

Page 6: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

4 | P a g e

2.1.2 Pembagian Sejarah Penerbitan di Indonesia

Secara umum, sejarah penerbitan di Indonesia dibagi kedalam empat babak yaitu

zaman kolonial Belanda, zaman Balai Pustaka, zaman peranakan china dan zaman Ikatan

Penerbit Indonesia atau IKAPI. Berikut adalah penjelasannya.

a. Zaman Kolonial Belanda

Belanda datang ke Indonesia tahun 1596 yang dipimpin oleh Cornelius De’ Hotman.

Dengan kedatangan Belanda ke Indonesia menandai awal industri penerbitan di Indonesia.

Saat itu muncul beberapa surat kabar-surat kabar Belanda. Isi surar kabar tersebut biasanya

mengenai perniagaan. Pada tahun 1624 Belanda mendatangkan mesin cetak ke Indonesia.

Mesin cetak tersebut dibawa oleh misionaris gereja. Sayangnya meski mesin cetak sudah

didatangkan, mereka masih kekurangan tenaga ahli untuk mengoperasikannya. Tahun 1677

terbit kamus Melayu-Belanda pertama yang pernah diciptakan. Kamus yang setebal 35

halaman ini berjudul Vocabulaer Ofte Woordenboeck . Disusun oleh C Will Tens dan S.

Dankaert. Kamus ini merupakan kamus Melayu yang tertua. Pemerintah Hindia Belanda

mendatangkan kembali 2 mesin cetak dari negaranya.

Ahli Teologi Tacoo Roorda bahkan membuat mesin cetak menggunakan huruf jawa

di percetakan Johannes Ecschehede, Belanda. Mulai tahun 1744 sampai 1855 makin banyak

surat kabar yang bermunculan. Diantara surat kabar yang muncul pada tahun-tahun tersebut

adalah Bataviese Nouvelles, Het Vende News, Bromartani , dan Soerat Kabar Bahasa

Melajoe yang terbit di Surabaya tahun 1855. Bromartani adalah surat kabar pertama yang

menggunakan bahasa jawa. Pada tanggal 14 september 1908 Belanda mendirikan Komisi

Bacaan Rakyat. Sebuah badan yang mengurusi penerbitan buku di Indonesia. Komisi Bacaan

Rakyat merupakan cikal bakal lahirnya Balai Pustaka. Keberadaan Komisi Bacaan Rakyat ini

mempunyai andil yang besar bagi perkembangan industri penerbitan di Indonesia. Diawal

pendiriannya Komisi Bacaan Rakyat hanya mendirikan buku-buku ringan seperti dongeng

dan cerita rakyat. Namun, seiring perkembagannya Komisi juga menerbitkan buku-buku

adaptasi dari Belanda, Inggris dan Jerman dan Arab. Komisi berhasil terbukti dengan jumalah

penerbit lebih banyak daripada yang direncanakan. Oleh karenanya membutuhkan lebih

banyak sumber daya manusia.

Tahun 1910 Komisi mulai merekrut sejumlah ahli bahasa Jawa dan Sunda untuk

menerjemahkan berbagai karya asing ke dalam 2 bahasa daerah tersebut. Dalam tempo 6

tahun Komisi berhasil menerbitkan 153 judul buku (95 judul berbahasa Jawa, 54 judul bahasa

Page 7: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

5 | P a g e

Sunda). Buku dibagi 3 kategori : seri A (anak-anak), seri B (dewasa), seri C (dewasa dan

terpelajar).

b. Zaman Balai Pustaka

Tanggal 22 september 1917 pemerintah Belanda membentuk lembaga yang

kemudian diberi nama Balai Poestaka. Sebagai penghormatan terhadap D.A.Rinkes yang

sukses mengelola Komisi Bacaan Rakyat ia dipercaya memimpin Balai Poestaka. Untuk

memperlancar tugas, Balai Poestaka membentuk 4 divisi, yaitu : redaksi, administrasi,

perpustakaan, dan pers. Pada awalnya Balai Poestaka masih mengandalkan percetakan swasta

untuk mencetak buku dan majalah terbitannya. Tahun 1921 Balai Poestaka memiliki mesin

cetak sendiri. 1930, D.A. Rinkes yang sukses juga mengelola Balai Poestaka dinobatkan

sebagai “Bapak Balai Poestaka”.

Balai Poestaka berhasil menyebarkan buku-buku bacaan kepada masyarakat

HindiaBelanda, dan mampu membantu pengembangan masyarakat, serta dinggap sebagai

lembaga yang mempertemukan dunia Timur dan Barat. Beberapa buku terjemahan antara

lain: Tiga Panglima Perang (les trois mounquetaires) karya Alexander Dumas ; Kucing

Bersepatu Laars (de glaarsde kat); Si Ibu Jari Kecil (klein duimpie). Sedangkan karya anak

bangsa sendiri, antara lain: Salah Asuhan (1928), Siti Nurbaya (1922). Balai Poestaka juga

menerbitkan majalah Pandji Poestaka, majalah berbahasa jawa “Kejawen” mingguan

berbahasa Sunda Parahiangan, serta volksalmanak (almanak rakyat) terbit setahun sekali

dalan 3 bahasa: Jawa, Sunda, Melayu. Pada saat pemerintahan penajajahan Jepang, Balai

Poestakapun masih tetap eksis meskipun namanya berubah. Saat itu nama Balai Pustaka

diganti menjadi Gunseikanbu Kokumin Tosyokyoku yang artinya Biro Pustaka Rakyat.

c. Zaman Peranakan Tionghoa

Tahun 1855 beberapa surat kabar berbahasa Melayu terbit seperti Bulanan Bintang

Oetara, Surat Chabar Betawi, mingguan Slompret Melayu, Surat Kabar Bintang Timoer, dan

surat kabar mingguan Biang Lala. Terbitnya surat kabar mingguan maupun bulanan

berbahasa melayu sangat penting bagi peranakan Tionghoa yang merupakan seorang

pedagang. Mereka memuat berbagai iklan dalam surat kabar-surat kabar tersebut. Para

peranakan Tinghoapun berlomba-lomba untuk belajar bahasa Melayu. Minat yang tinggi atas

kisah dari tanah leluhur ditanggapi dengan menerjemahkan ceritacerita asli China. Salah satu

yang terkenal adalah Kisah Tiga Negara. Sampai dasawarsa 1880an terdapat sedikitnya 40

karya dari terjemahan cerita-cerita asli China. Hal yang menakjubkan antara 1903-1928

Page 8: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

6 | P a g e

penerbit peranakan China menerbitkan hampir 100an novel karya 12 pengarang peranakan

Tinghoa.

d. Kelahiran Ikatan Penerbit Indonesia ( IKAPI)

Terbentuknya berbagai industri penerbitan dan percetakan Indonesia dimasa-masa

awal pada dasarnya dilatar belakangi oleh rasa nasionalisme. Dalam wujudnya berupa dunia

penerbitan inilah mereka menerapkan idealismenya. Ikatan Penerbit Indonesia didirkan atas

inisiatif Sutan Takdir Alisyahbanda, Mr Jusuf Ahmad dan Ny. Notosoetardjo. IKAPI

menjadi asosiasi profesi penerbit satu-satunya di Indonesia. Pada tanggal 17 Mei 1950 IKAPI

resmi berdiri di Jakarta sebagai wadah penerbit di Indonesia yang berazaskan Pancasila,

kegotongroyongan dan kekeluargaan. Saat itu IKAPI berhasil menghimpun empat belas

penerbit, disusul menjadi 46 penerbit di usia IKAPI yang ke lima tahun.

IKAPI mempunyai visi menjadikan penerbit Indonesia yang dapat memenuhi

kebutuhan pasar dalam negeri dan mampu berkiprah di dunia internasional. Di awal

pendiriannya IKAPI dipimpin oleh Achmad Notosoetardjo, Ny Sutan Takdir Ali Syahbana

sebagai wakil ketua, Machmoed sebagai sekretaris, M. Jusuf Ahmad sebagai bendahara, dan

John Sirie sebagai komisaris. Setiap tahunnya IKAPI mengadakan kongres. Kongres pertama

dilaksanakan di Jakarta tanggal 16-18 Maret 1954. Hasil dari kongres tersebut adalah

terbentuknya cabang-cabang IKAPI yaitu di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Barat, dan

Sumatra Utara.

2.1.3 Perbedaan Penerbitan dengan Percetakan

Penerbitan dan percetakan adalah dua hal yang saling terkait dan tidak dapat

dipisahkan. Meskipun demikian penerbitan dan percetakan itu berbeda. Secara sederhana

penerbit bisa dikatakan sebagai industri gagasan sementara percetakan seperti industri biasa

yang menggunakan mesin-mesin Mengutip dari buku Taktis Menyunting Buku karya

Bambang Trim, perbedaan penerbit dan

Percetakan adalah sebagai berikut :

Penerbitan Percetakan

Investasi minim Investasi besar

Running by program Running by orde

BEP dalam jangka pendek BEP dalam jangka panjang

Page 9: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

7 | P a g e

Margin keuntungan besar Margin keuntungan kecil

Resiko : tidak terjual Resiko : kesalahan cetak

Penerbit dan percetakan memiliki hubungan yang erat. Hubungan yang erat tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Penerbit berbeda dengan percetakan karena modal utamanya adalah gagasan yang

kemudian diolah menjadi buku siap terbit. Percetakan modal utamanya adalah mesin-mesin

yang digunakan untuk menerima order cetak, termasuk buku. Tidak semua penerbit memiliki

percetakan, dan tidak harus juga memiliki percetakan.

2.2 Media Cetak / Bahan Cetak

2.2.1 Sejarah Media Cetak / Bahan Cetak

Penemu pertama Media Cetak adalah Johannes Gutenberg pada tahun 1455 terutama

di Negara Eropa. Perkembangan awal terlihat dari penggunaan daun atau tanah liat sebagai

medium, bentuk media sampai percetakan. Gutenberg mulai mencetak Bible melalui

teknologi cetak yang telah ditemukannya. Teknologi mesin cetak Gutenberg mendorong juga

peningkatan produksi buku menjadi hitungan yang tidak sedikit. Teknologi percetakan

sendiri menciptakan momentum yang justru menjadikan teknologi ini semakin mendorong

dirinya untuk berkembang lebih jauh. Lanjutan dari perkembangan awal media cetak adalah

dimana perkembangan teknologi yang belum berkembang, yaitu media cetak dibuat memakai

mesin tik untuk membuat suatu iklan produk sedangkan gambar-gambar atau animasi yang

memperbagus iklan produk itu dibuat secara manual dengan menggunakan pena.

Tanda-tanda perkembangan media cetak adalah melek huruf (kemampuan untuk

baca-tulis). Memang melek huruf adalah kondisi yang dipunyai oleh kaum elite. Bahasa yang

berkembang pun hanya beberapa bahasa pokok, bahasa latin – misalnya. Perkembangan

pendidikan pada abad 14 juga mendorong perkembangan orang yang melek huruf.

Perkembangan media cetak sekarang yaitu didukungnya perkembangan teknologi yang sudah

berkembang, sehingga dapat memudahkan orang untuk membuat suatu iklan yang lebih

kreatif dan atraktif.

2.2.2 Perkembangan Media Cetak atau Bahan Cetak

Page 10: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

8 | P a g e

Perkembangan sekarang media cetak adalah didukung perkembangan teknologi yang

semakin canggih. Sehingga membawa perubahan pada bagian bentuk, format, struktur,

tekstur dan model dari iklan tersebut, akan tetapi perkembangan teknologi tidak

mempengaruhi atau mengubah isi dari suatu iklan yang muncul di media. Pembuatan media

cetak sekarang dengan teknologi yang canggih adalah dengan menggunakan komputer untuk

mendesain iklan suatu produk dengan menggunakan grafis dan dicetak dengan printer.

Perkembangan teknologi media cetak yang berkaitan dengan perkembangan media

cetak itu sendiri seperti munculnya majalah, Koran, surat-surat kabar yang isinya tentang

artikel yang bertemakan politik, kesenian, kebudayaan, kesustraan, opini-opini public dan

informasi tentang kesehatan dapat mewarnai kehidupan masyarakat. Misalnya dalam artikel

yang bertemakan politik, bahwa politik yang semakin menjamu dalam Negara. Kemudian

peristiwa-peristiwa penting yang mempengaruhi sejarah kehidupan masyarakat. Surat kabar

atau yang biasa disebut Koran adalah salah satu media cetak jurnalisme dimana isinya

memuat artikel-artikel tentang seputar informasi-informasi atau berita tentang seputar

kehidupan manusia, mulai dari yang bertemakan politik, kesehatan, hukum, sosial, ekonomi

sampai periklanan.

Adapun majalah yang terbit zaman dulu, dan masih tetap sama isinya dengan

majalah sekarang, itu karena kepercayaan masyarakat terhadap media cetak tersebut.

Biasanya dari artikel artikel yang termuat di media cetak tersebut, yang memuat kritikan yang

dapat membuka mata masyarakat sehingga terjadi revolusi. Selain kritikan, surat kabar juga

memuat tulisan-tulisan dan dokumen-dokumen penting yang merupakan kinerja pemerintah

yang dapat menjadi skandal dan korupsi pemerintah. Pada periode 1860an merupakan tahun

ditemukannya litography yaitu proses percetakan dengan cetakan bahan kimia dan

menggantikan metode sebelumnya, yaitu engraving. Selain itu, teknologi percetakan fotografi

pun mengalami perkembangan dengan proses photoengraving yaitu dengan mencetak suatu

gambar secara kimia melalui lempengan besi dengan proses fotografis. Setelah perang dunia

2, proses percetakan menggunakan offset printing dan digunakan terus sampai sekarang

karena kualitas, kecepatan dan lebih ekonomis.

2.2.3 Publishing

Page 11: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

9 | P a g e

Memasuki periode 1960an, media cetak mengalami perubahan besar dalam proses

produksi. Mesin ketik yang tadinya dipergunakan secara luas untuk menghasilkan tulisan,

mulai digantikan oleh komputer. Hal ini tentu saja disertai berbagai macam pertimbangan dan

salah satunya lebih ekonomis dan efisien. Melalui komputer, media cetak tidak hanya

menghasilkan tulisan yang dapat diubah tanpa membuang-buang kertas namun juga dapat

mengubah suatu gambar atau foto. Hasil kerja yang berbentuk softcopy tersebut, kemudian

dicetak. Selain pengaruh dari penggunaan komputer, teknologi fotokopi juga memberikan

andil dimana kita dapat meng-copy suatu tulisan dengan kecepatan tinggi dan tanpa minimum

order sehingga kita dapat meng-copy sesuai dengan kebutuhan.

Perkembangan lain dari teknologi ini adalah inovasi atas custom publishing dimana

penerbitan suatu tulisan atau buku dengan tujuan yang khusus dan hasil produksi akhirnya

bukan bertujuan untuk dipasarkan secara luas namun berubah menjadi produksi untuk tujuan

pesanan dari konsumen. Ketika suatu buku dicetak, tentunya terdapat kode seri produksi

buku. Melalui scanner elektronik, kode tersebut dikenali dan data penjualan langsung

terkirim ke database pusat sehingga terlihat berapa besar angka penjualan buku secara

langsung.

2.2.4 E-Publishing

Internet telah memasuki kehidupan kita dengan sangat cepat dan menyentuh hampir

semua aspek kehidupan. Dampak dari internet bagi lembaga penerbitan adalah munculnya E-

publishing atau penerbitan elektronik. Contoh dari E-publishing dapat kita lihat pada situs

amazon.com. Situs ini menawarkan berbagai macam buku untuk dijual dan selayaknya

sebuah toko, amazon.com juga menampilkan buku dalam format digital. Situs ini juga

berfungsi seperti pustakawan pribadi dimana dapat memberikan rekomendasi buku yang

sesuai dengan kebutuhan kita. Munculnya layanan semacam ini pada awalnya dipelopori oleh

google.com yang bekerjasama dengan berbagai macam perpustakaan besar untuk melakukan

konversi yaitu dengan melakukan scanning pada berbagai macam koleksi buku perpustakaan

sehingga dapat dibaca dalam format digital. Namun, teknologi ini bukannya tanpa cacat, hal

ini dikarenakan buku yang dibaca melalui layar membuat mata cepat lelah dan menghabiskan

listrik.

Timbulnya buku elektronik tentunya menimbulkan permasalahan dalam hal

standarisasi penyajian. Salah satu solusinya diperkenalkan oleh Adobe yaitu file dengan

Page 12: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

10 | P a g e

format PDF (portable document format) sehingga memudahkan dalam men-download buku

melalui internet. Penerbitan elektronik tidak hanya mencakup buku saja, namun juga majalah

dan surat kabar elektronik. Kita dapat mengakses kompas.com dimana berita yang terdapat di

website merupakan versi digital dari yang terbit hari tersebut. Selain itu, dengan adanya

teknologi seperti ini memungkinkan kita untuk menyimpan dan melindungi buku teks yang

sudah tidak terbit di pasaran sehingga generasi mendatang dapat mempelajari ilmu

pengetahuan dari berbagai macam sumber dan kurun waktu dalam waktu yang relatif singkat

namun tetap kaya dengan sumber informasi.

2.2.5 Newsgathering Trends

Dalam mencari berita, seorang jurnalis mengumpulkan berbagai macam sumber

berita melalui berbagai macam alat komunikasi yang mungkin. Pada awalnya, jurnalis

mendapat dan mengirim berita dengan menggunakan pony express, kemudian ditemukan

telegraf yang membuat berita menjadi lebih cepat disajikan. Telegraf kemudian berkembang

digunakan dan akhirnya menghasilkan sistem pengumpulan berita dengan nama newswire

dengan prinsip kerja seperti berita online sekarang. Teknologi dalam pengumpulan berita

terus berkembang sampai ditemukannya telepon sehingga menurunkan ongkos produksi

pengiriman berita. Telepon adalah alat komunikasi yang sangat fleksibel karena dapat

digunakan hampir dimana saja selama terdapat akses. Sampai dengan saat ini, pengumpulan

berita menggunakan hampir semua media yang memungkinkan seperti radio, televisi, kabel,

e-mail, dan internet dengan berbagai macam fasilitas yaitu chat room, newsgroup sampai

blog pribadi.

Dengan munculnya berbagai macam media dan teknologi yang mendukung

pekerjaan seorang jurnalis, muncullah bentuk baru dari jurnalisme yaitu backpack journalism.

Backpack journalism dikenal juga sebagai pelaporan multimedia (multimedia reporting).

Seorang jurnalis dalam membuat suatu liputan membawa mini DV, tape recorder dalam satu

paket. Konsekuensi dari tren ini adalah pembaca berita dapat mengetahui berita dengan lebih

mendalam dan bahkan dapat berinteraksi langsung dengan reporter dan menyebabkan peran

editor yang makin berkurang dalam menyunting suatu berita.

2.2.6 Production Trends

Page 13: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

11 | P a g e

Dalam proses produksi berita media cetak, terjadi perubahan besar ketika

digunakannya typesetting pada tahun 1950an dalam mencetak kertas. Hasil dari typesetting

yang berbentuk paper tape ini kemudian dijadikan data master yang akan diperbanyak dengan

mesin typesetting dan hasilnya mendekati bentuk aslinya. Pada tahun 1960an akhir paper tape

disimpan dalam memori computer dan langsung dicetak setelah melalui proses editing.

Perkembangan akhir-akhir ini, paper tape tersebut semuanya tersimpan dalam komputer

untuk proses editting dan lay-out sehingga dari editting tersebut tinggal dicetak langsung oleh

mesin cetak laser (printer laser) dan kesalahan dalam proses produksi dapat deperkecil

seminimal mungkin. Selain itu, proses percetakan suatu berita sekarang ini tidaklah lagi

dilakukan hanya di satu tempat. Contohnya antara lain adalah surat kabar new york times dan

usa today yang jangkauan distribusinya sangat luas sehingga percetakan dilakukan di

berbagai macam tempat terpisah namun isi berita tetap dipegang oleh satu dewan redaksi.

2.2.7 Online Newspaper

Gagasan untuk menyediakan layanan surat kabar online sebenarnya sudah ada sejak

tahun 1930an namun dengan format yang berbeda dengan format yang sekarang dimana surat

kabar dikirim ke pelanggan melalui mesin fax. Kemudian pada tahun 1980an muncul layanan

videotext dimana berita dikirim ke rumah melalui kabel telepon rumah. Kemudian sampai

sekarang banyaknya bermunculan surat kabar online lokal, regional, maupun internasional.

Surat kabar online merupakan pasar yang potensial bagi pengusaha media untuk berbisnis

karena tingkat penetrasi internet yang makin meningkat dari tahun ke tahun. Kredibilitas dari

surat kabar online tercermin dari jumlah banyaknya pengunjung yang membuka surat kabar

online mereka. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari kredibilitas mereka dalam surat kabar

format cetakan.

2.2.8 Perkembangan Media Baca

Jika media baca diartikan secara perkata maka menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia media diartikan sebagai suatu alat atau suatu sarana telekomunikasi seperti cetak

maupun elektronik dan baca menjadi membaca yang diartikan sebagai melihat, mengeja,

menglafalkan atau mengucapkan dan memahami isi apa yang telah tertulis (Depdiknas,

2001). Jadi menurut penulis media baca merupakan sarana atau alat seseorang yang di

lakukan dengan cara melihat, mengeja, mengucapkan dan memahami isi dari suatu hal yang

tertulis untuk mendapatkan suatu informasi. Media di dunia terus berkembang dari terutama

media baca di Indonesia. Mulai dari media baca yang masih analog sampai dengan media

Page 14: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

12 | P a g e

baca yang sudah digital. Analog adalah suatu bentuk awal sebelum terciptanya suatu

teknologi digital.

Media baca yang masih analog suatu media baca yang masih berbentuk cetak dapat

dipegang berbentuk buku maupun kertas. Contoh dari media baca yang masih analog seperti

koran, buku, dan majalah. Dengan terus berkembangnya teknologi membuat seseorang terus

mengembangkan media baca agar lebih menarik, mudah, dan lebih efisien hingga

terbentuknya suatu media baca yang digital. Dimana suatu perpaduan antara media baca yang

masih berbentuk cetak dengan suatu teknologi yang pada akhirnya membentuk suatu media

baca seperti Enewspaper, Ebook, Emagazine yang media nya menggunakan suatu teknologi

elektronik yaitu Ipad dan Tablet PC. Media cetak dengan tidak di sadari terus terdorong

dengan kehadiran dari media baca yang digital dimana teknologi dari media cetak juga terus

mengikuti minat oleh para pembaca dengan berbagai sistem aplikasi karena dapat dikatakan

teknologi digital merupakan suatu cara dari suatu media cetak untuk mepertahankan ke

eksistensiannya dalam publik.

Koran merupakan salah satu contoh dari media cetak yang menyampaikan suatu

berita kepada pembaca. Di tahun 1690, di Boson pencetak pertama Benjamin Harris

mempublikasikan pertama kalinya Koran Amerika (Dominick, 2008). Di Indonesia sendiri

Koran terus berkembang dan memiliki suatu peranan penting di masyarakat. Di Indonesia

Johan Gutenberg adalah seseorang yang berperan dalam perkembangan Koran di Indonesia

sebagai seorang pencipta produk mesin cetak yang terus mempengaruhi media massa di

masyarakat. Sebuah studi penelitian yang ditemukan pada tahun 2009 scarborough pembaca

koran cenderung tertinggi di kota dengan populasi yang lebih tua. Koran pada saat ini

melakukan usaha untuk menarik para pembaca yang lebih muda dengan memasang iklan

tetapi cenderung lebih menarik bagi para pembaca yang lebih tua dimana mereka yang lebih

muda mungkin untuk mendapatkan informasi lebih menggunakan media elektronik (Paxson,

2010). Dengan terusnya terjadi perkembangan maka munculah koran dengan teknologi

digital seperti Enewspaper.

Enewspaper adalah suatu perubahan dari Koran analog yang menampilkan suatu

berita ataupun informasi yang disusun secara lebih menarik yang disampaikan oleh media

elektronik yang dikerjakan secara online. Perubahan koran dalam penerbitan secara digital

adalah dengan menggunakan tambahan website koran. Untuk menghasilkan lalu lintas ,

banyak sejumlah surat kabar berasil kontrak dengan internet yang mengizinkan portals untuk

Page 15: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

13 | P a g e

mengkaitkan pengguna isi koran dengan lokal homepages mereka. Selain Koran salah satu

media baca yang mengalami perubahan dari media baca yang masih analog hingga menjadi

media baca yang digital adalah majalah. Majalah yang analog tidak berbeda dengan Koran

yang masih analog yaitu media cetak yang menyampaikan suatu berita kepada pembaca.

Majalah yang berkembang saat ini membentuk majalah yang digabungkan dengan suatu

teknologi yang sering pada saat ini disebut dengan Emagazine.

Perluasan jaringan yang luas diberikan kepada majalah. Kemajuan dalam teknologi

percetakan memfasilitasi penggunaan fotografi di publikasi dan mendorong pengiklan untuk

menggambarkan iklan mereka . Hal baru ini juga membantu dalam mengilustrasikan iklan

dalam ukuran kecil dan besar. Seperti yang berlaku di Koran, Majalah banyak bergantung

pada pendapatan dari iklan yang mereka lakukan pada orang yang berlangganan dan

penjualan satu salinan untuk meningkatkan pendapatan. Sebuah standar umum untuk

mengukur majalah yang sukses adalah jumlah dari iklan halaman ini berisi di setiap persoalan

(Paxson, 2010). Salah satu contoh media baca lainnya yang juga mengalami perubahan dari

analog hingga digital adalah buku. Seperti juga koran dan majalah industri , penerbitan buku

yang mengalami perubahan yang luar biasa Industri ini tetap menjalani proses konsolidasi

selama kurun waktu beberapa dekade. Buku yang berubah menjadi digital yaitu Ebook.

Ebook muncul pertama kali pada tahun 1971 pada saat Michael Hart memulai suatu proyek

digitalisasi buku-buku yang dinamakan Project Guttenberg. Tetapi suatu ide muncul untuk

Ebook berawal dari pada saat Vanevar Bush membuat artikel yang berisi tentang memex

(Press,2000). Memex merupakan perangkat dimana toko itu sendiri dengan buku-buku,

catatan dan alat komunikasi dan dimana mekanik dapat berkonsultasi dengan melebihi

kecepatan dan fleksibilitas.

Teknologi telah membawa perubahan berarti untuk media cetak dan pesaingnya dari

waktu ke waktu. Versi elektronik dari media cetak yang tidak terlalu mahal untuk

memproduksi dari bahan cetak . tidak membutuhkan tinta atau kertas, Tidak ada biaya

distribusi barang cetakan atau masyarakat di seluruh dunia. Saat ada orang yang memiliki

perangkat elektronik untuk diunduh dan hadir untuk melihat teks elektronik biasanya hal ini

merupakan biaya yang ditanggung oleh para pembaca bukan penerbit. Selain itu, media

elektronik untuk dapat mencapai pembaca iklan mereka sendiri, dengan iklan ditujukan pada

pembacadari demografik itu atau psikografik. Misalnya seseorang yang sedang menunggu

dan meliah iklan penerbangan ke Negara lain. Selain itu pemuda yang berumur 19 tahun new

Page 16: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

14 | P a g e

york times akan melihat berbagai iklan yang berbeda dengan perempuan yang berumur 47

tahun. Perusahaan elektronik sedang mengembangkan suatu media teknologi katakanlah

untuk baca lebih tipis dan layar yang fleksibel yang membuat orang merasa lebih dari sebuah

publikasi cetak. Monitor tersebut melekat pada sebuah jaringan internet nirkabel.

Media pesaing baru mengancam kelangsungan hidup banyak Buku,Majalah dan

surat kabar. Buku, Majalah dan surat kabar semakin bergantung pada versi elektronik

pembaca untuk mempertahankan. Interaktifitas dari media elektronik membuat versi

elektronik dari publikasi cetak untuk mengubah mereka konten editorial dan iklan

berdasarkan demografi yang dan psychographic karakteristik setiap pembaca. Meskipun

banyak di majalah yang popular kehilangan konsumen pembacanya. Perdagangan majalah

akan ditujukan untuk para pembaca yang bekerja di pekerjaan tertentu dan majalah khusus

yang ditujukan untuk konsumen yang lebih kecil dari kelompok kepentingan tertentu yang

akan membuat para pembaca terus menerus membaca secara berkelanjutan. Bidang

penerbitan buku yang telah dikonsolidasikan , dan industri saat ini didominasi oleh kelompok

yang relatif kecil dari perusahaan besar memiliki sebagian besar perusahaan penerbitan yang

paling terkenal persaingan di industry penjualan buku telah di kontrak oleh perusahaan besar

seperti amazon.

2.3 Media Elektronik

2.3.1 Sejarah Perkembangan Media Elektronik

Penerbitan elektronik atau e-Publishing di dalamnya termasuk publikasi digital e-

book, artikel elektronik, dan pengembangan perpustakaan digital dan katalog. Penerbitan

elektronik telah menjadi bagian umum dalam penerbitan ilmiah, di mana telah telah muncul

pemahaman baru bahwa kertas jurnal ilmiah atau media massa tidak lama lagi akan

digantikan oleh penerbitan elektronik.Walaupun distribusi melalui internet (juga dikenal

sebagai penerbitan online atau penerbitan web ketika dalam bentuk website), namun saat ini

ranah internet sangat terkait dengan penerbitan elektronik. Ada pula jaringan publikasi

nonelektronik lain yang dipakai, seperti Ensiklopedia pada CD dan DVD. Selain itu, teknis

dan publikasi referensi lain digunakan sebagai penerbitan elektronik, yaitu melalui pengguna

ponsel dan lain-lain.

Page 17: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

15 | P a g e

Herbet R. Brinberg (1984) memberi maksud Penerbitan Elektronik ini sebagai

penghantar maklumat melalui komputer daripada peruncit kepada pengguna secara terus-

menerus menerusi sistem komunikasi berangkaian (networking). Selain itu juga Mohd. Sidin

Md. Ishak mendefiniskan pengertian dari media elektronik sebagai berikut :

Mohd. Sidin Md. Ishak (1987) pula menyebut Penerbitan Elektronik lebih

menekankan kepada konsep jaringan komputer dengan mengambil peluang daripada

perkembangan penjaringan global.

Ada bukti statistik bahwa penerbitan elektronik menyediakan penyebaran yang lebih

luas. Sejumlah media massa, ada yang tetap mempertahankan proses penerbitan biasa, namun

kemudian mendirikan versi elektronik atau bahkan pindah sepenuhnya untuk publikasi

elektronik. Penerbitan elektronik semakin populer di karya fiksi maupun dalam artikel ilmiah.

Penerbit elektronik mampu memberikan kepuasan cepat untuk pembaca yang biasa membaca

saat larut malam atau tidak punya waktu senggang untu membaca saat di siang hari. Hal ini

salah satu yang membedakan dengan media massa terbitan biasa (cetak).

Elektronik atau elektronika mulai berkembang pada abad ke-20, yaitu dengan

melibatkan tiga buah komponen utama, yaitu tabung hampa udara (vacuum tube), transistor

dan sirkuit terpadu (integrated circuit). Adapun sejarah dan perkembangan elektronik pada

kurun waktu berikutnya yang ditemukan dan dipublikasikan oleh para ahli adalah sebagai

berikut:

Elektron

Terjadi pada tahun 1883, Thomas Alfa Edison berhasil menemukan bahwa elektron

bisa berpindah dari sebuah konduktor ke konduktor lain yang melewati ruang hampa.

Penemuan konduksi atau perpindahannya ini dikenal dengan nama efek Edison. yaitu pada

tahun 1904, John Fleming menerapkan efek edison ini untuk menemukan dua buah elemen

tabung electron yang dikenal dengan nama dioda. Dan Lee De Forest mengikuti langkah ini

pada tahun 1906 dengan tabung yang memiliki tiga elemen, yaitu disebut trioda. Tabung

hampa udara ini menjadi divais yang dibuat untuk memanipulasi kemungkinan energi listrik,

sehingga bisa diperkuat dan dikirimkan. Aplikasi tabung elektron yang pertama kali

diterapkan dalam bidang komunikasi radio.

Page 18: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

16 | P a g e

Telegraf tanpa kabel (wireles telegraph)

Dikembangkan dan dirintis oleh Guglielmo Marconi.pada tahun 1896 dan

mengembangkan komunikasi radio jarak jauh pada tahun 1901. Dan untuk masa

perkembangan selanjutnya ditemukan oleh Edwin Armstrong, yaitu penerima super-

heterodyne yang dapat memilih sinyal radio atau stasiun yang dapat menerima sinyal dari

jarak jauh. Dan Armstrong juga menemukan modulai frekuensi FM pita lebar (wide band)

pada tahun 1935. Dari sebelumnya hanya menggunakan AM atau Modulasi amplitudo pada

antara tahun 1920-1935.

Televisi

Dikeluarkan oleh Bell Laborateries ke publik umum pada tahun 1927, dan ini hanya

masih berbentuk electromechanical, saat sistem elektronik menjadi jaminan kualitas, para

insinyur Bell Labs memperkenalkan tabung gambar sinar katoda dan televisi berwarna.

Namun Vladimir Zworykin, seorang insinyur di Radio Corporation of America (RCA) yang

dianggap sebagai "bapak televisi". Karena penemuannya yang berupa tabung gambar dan

tabung kamera iconoscope. Dan pada pertengahan tahun 1950-an televisi telah mampu

menyaingi radio untuk penggunaan di rumah dan hiburan, serta media penyiaran dan

pendengaran berita yang utama.

Transistor

Alat ini ditemukan oleh tim insinyur dari Bell Laboratories pada tahun 1947.

transistor berfungsi seperti tabung hampa udara, tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil,

lebih ringan, penggunaan daya lebih kecil dan lebih kuat, serta lebih mudah untuk diproduksi

dengan adanya kombinasi penghubung metal dan bahan semikonductornya.

Sirkuit terintegrasi

Diusulkan oleh Geoffrey W.A Dummer pada tahun 1952, yaitu seorang ahli

elektronika berkebangsaan Inggris. Sirkuit terintegrasi menjadi bahan produksi yang paling

banyak digunakan oleh sejumlah perusahaan, dan desain peralatannya berubah secara cepat

dan beberapa arah yang berbeda untuk mengadaptasi teknologi. Dari beberapa penemuan di

atas sudah menjadi pengaruh yang sangat kuat dan besar manfaat bagi semua penduduk

secara global. Semua ini berkat penemuan para insinyur yang telah merintis secara ulet dan

tekun yang bisa berguna dan bermanfaat sampai saat ini.

Sumber electronic / E-resources adalah :

Page 19: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

17 | P a g e

1. CD-ROM

CD-ROM kepanjangan dari compact disk read only memori yang artinya bahhwa

CD-ROM drive hanya bisa digunakan untuk membaca sebuah CD saja. Secara garis besar

CD-ROM dibedakan menjadi 2 menurut tipenya yaitu : ATA/IDE dan SCSI. Yang paling

mendasari dari perbedaan tersebut adalah kecepatannya. Kalau ATA memiliki kecepatan

100-133Mbps sedangkan SCSI memiliki kecepatan kira-kira 150 Mbps. Untuk tipe SCSI

biasanya ditemukan pada CR RW drive. Pada CD ROM terdapat tulisan 56X artinya

kemampuan memberikan kecepatan transfer data sebesar 56 x150 Kbps. Tipe CD RW juga

biasanya dibedakan berdasarkan kemapuan membakar dan membaca. CD RW tipe 12x8x32

artinya memiliki kemampuan membakar pada CD R secepat 12x, membakar pada CD RW

secepat 8x, dan membaca CD R/CD RW/ dengan kecepatan maksimal 32x.

2. E-BOOK

Menurut wikipedia : E-book (singkatan dari electronic book, atau E-Book) dikenal

sebagai buku digital, merupakan e-teks yang berbentuk media digital dan kadang-kadang

dilindungi dengan hak cipta digital. Adapun bentuknya bisa berbentuk file pdf, word, html,

txt dll. Tetapi yang terkenal biasanya e-book berbentuk file pdf yang dapat dibaca dengan

program seperti acrobat reader yang dapat di download sebelumnya secara gratis. Sebuah E-

book, sebagaimana didefinisikan oleh Oxford Kamus bahasa Inggris, adalah “versi elektronik

dari buku cetak yang dapat dibaca pada komputer pribadi atau perangkat genggam yang

dirancang khusus untuk tujuan ini”. E-book didedikasikan bagi mereka para pembaca media

elektronik atau perangkat e-book baik melalui komputer atau bisa juga melalui ponsel yang

dapat digunakan untuk membaca buku elekronik ini. Dengan hadirnya e-book ini para

pembaca dimudahkan untuk tidak menyimpan buku-buku favoritnya dalam bentuk fisik

(buku konvensional) dan juga memudahkan bagi para penulis dalam menyebarkan tulisan-

tulisannya, karena melalui ebook ini seseorang tidak perlu datang ke penerbit hanya sekedar

menginginkan tulisannya dapat diterbitkan. Apabila seorang penulis ingin menjual atau

mempublikasikan tulisan-nya dengan adanya e-book ini merupakan salah satu jalan pintasnya

dan ini berlaku juga bagi para pembaca atau pencari ilmu di internet. Bentuk file e-book yang

paling popular biasanya dibuat dalam bentuk .pdf dimana pembuatannya menggunakan

program seperti Pdf955, PrimoPDF, PDFCreator, CutePDF Writer,OpenOffice dll. Kelebihan

file pdf ini ukuran filenya kecil bahkan dapat dioptimasikan untuk image-image yang di-

Page 20: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

18 | P a g e

embed di dalamnya, nyaman dibaca/diprint, dan yang paling penting ada fasilitas setting

menggunakan kode sandi baik dalam pembacaan, editing, ataupun untuk dicetak.

3. E-JOURNAL

Menurut Glossary yang dikeluarkan oleh African Digital Library, yang dimaksud

dengan e-journal adalah : “An article or complete journal available fully electronically via a

web-site on the Internet. It could be available free or as part of a paid for service.This trend is

older and more established than the trend of providing e-book content via the

Internet.”(Sebuah artikel atau jurnal yang lengkap tersedia secara elektronik penuh melalui

situs web di Internet. Hal ini dapat tersedia secara gratis atau sebagai bagian dari dibayar

untuk layanan. Kecenderungan ini lebih tua dan lebih mapan dari tren menyediakan e-book

konten melalui Internet. Artikel-artikel untuk jurnal ilmiah merupakan pengetahuan primer,

berbeda dengan buku pelajaran yang merupakan pengetahuan sekunder. Pengetahuan primer

baru akan ada apabila ada penelitian baru, jadi suatu penerbit tidak dapat begitu saja

menerbitkan jurnal ilmiah dan mencari artikel untuk jurnalnya. Apabila tidak ada yang

meneliti maka tidak ada jurnal yang perlu diterbitkan.

Ciri-ciri penerbitan elektronik

- Interaktif atau saling tindak

- Memperkecilkan khalayak

- Darjah kawalan yang tinggi

- Tidak segerak atau serentak

- Capaian rawak atau tidak linear

Peranan Penerbit Elektronik

- Content Development

- Publisher enhancements

- Manufacturing

- Distribution

- Marketing

- Archiving

Page 21: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

19 | P a g e

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Penerbit adalah badan yang memperbanyak naskah seorang pengarang atau penulis

dalam bentuk buku maupun elektronik. Penerbit pertama kali di Indonesia adalah IKAPI

(Ikatan Penerbit Indonesia). Dalam perkembanganya penerbit berabad-abad menggunakan

media cetak untuk menghasilkan produknya baik naskah maupun informasi seperti dalam

bentuk buku. Dalam percetakanya awalnya masih menggunakan mesin tik, akan tetapi setalah

berkembangnya teknologi kemudian menggunakan komputer untuk perlahihan percetakan

produksinya, sehingga formatnya berbentuk softfile namun tetap dicetak.

Memasuki dunia globalisasi kebutuhan informasi masyarakat yang cepat dan update

membuat masyarakat beralih dari media cetak ke media elektronik. Dari media elektronik

dengan bantuan internet memudahkan untuk mengakses informasi atau naskah seorang

pengarang/penulis. Kemudahan dalam mengakses informasi yang cepat, uptodate dan dapat

dilakukan kapanpun dengan bantuan internet dan alat canggih membuat media cetak lama

kelamaan ditinggalkan dan beralih pada media elektronik.

Page 22: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

20 | P a g e

DAFTAR PUSAKA

Program Studi Editing Universitas Padjajaran. 2015. Apakah Penerbitan Elektronik Itu?.

Melalui http://editing-unpad.blogspot.com/2010/09/penerbitan-elektronik-1.html

Diakses pada 22 April 2015.

Adriani, Sisca. 2015. Perkembangan Media Baca. Melalui

http://komunikasi.us/index.php/course/2914-perkembangan-media-baca Diakses pada

22 April 2015.

Wikipedia. 2015. Perkembangan Media Cetak. Melalui

http://id.wikipedia.org/wiki/Perkembangan_Media_Cetak Diakses pada 22 April 2015.

Purwani, Indah dan Ginting, Mariana. 2015. Katalog Koleksi Bahan Perpustakaan E-

Resource. Melalui

http://pusbangkol.perpusnas.go.id/files/KATALOG%20KOLEKSI%20BAHAN%20PE

RPUSTAKAAN%20E-RESOURCES.pdf Diakses pada 22 April 2015.

Universiti Putra Malaysia. 2015. Penerbitan Elektronik. Melalui

http://www.vodppl.upm.edu.my/uploads/docs/PENERBITAN%20ELEKTRONIK1.ppt

Diakses pada 22 April 2015.

Page 23: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

21 | P a g e

Page 24: i P a g e · 2015. 5. 27. · 2 | P a g e Media cetak memang telah tergantikan dengan media elektronik. Keberadanya masih memiliki tempat di hati masyarakat. Media cetak tidak tergantung

22 | P a g e