Top Banner
! I. / I , .. Tahull xxv No .2 Desell1ber 2001 ISSN 0216 - 9363 media GIZI & KELUARGA JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKUL TAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
12

I. I - ikk.fema.ipb.ac.idikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmiah/konsumsisuplemen_rnn.pdf · I. Pemanfaatan Tepung Pisang Owak (Musa Paradisiaca, L) untuk Bahan Makanan Campuran

Mar 05, 2019

Download

Documents

doanlien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: I. I - ikk.fema.ipb.ac.idikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmiah/konsumsisuplemen_rnn.pdf · I. Pemanfaatan Tepung Pisang Owak (Musa Paradisiaca, L) untuk Bahan Makanan Campuran

I I -~

Tahull xxv No2 Desell1be r 2001

ISSN 0216 - 9363

media GIZI amp KELUARGA

JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKUL TAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Media Gtzi amp Keluarga ISSN 0216-9363

Terakreditasi SK No 53DIKTIIKepI1999

Pemlmpin Umuml Penanggung Jawab

Ketua Redaksi

Anggota Redaksi

Setting

Penerbltan

Langganan

Alamat Redaksi

Ketua Jurusan GMSK Fakultas PeI1anian - IPB

Ora Emma S Wirakusumah MSc

ProfDrlr Ali Khomsan MS Drlf Ujang Sumanvan MSc DrIr Hardinsyah MS Ir Oiah K Pranadji MS Ir Hadi Riyadi MS If Dodik Briawan MeN Ir Sri Rihati Kusno

Maman Hennansyah

dua kali setahun Uuli amp Desember)

Rp 20000- per tahun Rek Taplus No 0610001 1~85 7 93 1 Bank BNI Dannaga-Bogor

Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga (GMSK) Fakultas Pertanian - IPB Kampus Dannaga - Bogor Telp (0251) 621258 Fax (0251) 622276 E-mail gmsk-ipbindonetid

Media Gizi amp Keluarga merupakan majalah ilmiah Jurusan GMSK Fakultas Pertanian lPH yang telah terakreditasi oJeh Ditjen Oikti Redaksi menerima sumbangan naskah ilmiah di bidang pangan giZl keluarga dan konsumen Pcdoman penulisan dapat dilihat pada halaman sampul belakang baglan dalam AI1ikel Media Gizi amp Keluarga dapat dikutip dengan menyebutkan sumbernya

KATAPENGANTAR

Media Gizi dan Keluarga Edisi Desember 200 I kembali mengunjungi pembaca dengan

artikel-artikel hasil penelitian bidang pangan gizi dan keluarga Artikel pertama mengupas

tentang potensi pisang owak sebagai bahan makanan campuran untuk makanan tarnbahan bayi

Penelitian ini mengungkapkan bahwa makanan tambahan bayi yang dihasilkan mempunyai

kandungan protein energi dan vitamin A yang lebih tinggi dibandingkan produkkomersial

Artikel mengenai profil pel abel an produk minuman menganalisis kelengkapan label gizi dari produk minuman kemasan yang beredar di masyarakat Dari analisis yang dilakukan

diketahui bahwa sekitar 86 persen produk minuman yang terpilih sebagai sampel tidak

memenuhi kelengkapan pelabelan sebagaimana ditetapkan oleh peraturan pemerintah

Sementara itu hasil penelitian tentang perilaku konsumsi suplemen menunjukkan bahwa

frekwensi konsumsi suplemen berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi Fenomena

minuman kesehatan akan selalu menarik untuk diteliti karena iklannya yang terns menerns

disampaikan kepasa masyarakat niscaya akan membawa dampak perubahan peri1aku konsumsi

Masih banyak lagi artikel yang akan menambah wawasan pembaca dalam edisi kali ini Semoga Media Gizi dan Keluarga ini membawa manfaat bagi segenap pembaca sekalian

Terima Kasih

Reda ksi

II MEDIA GIZI DAN KELUARGA II

Tahun xxv No2 Desember 200 1

I Pemanfaatan Tepung Pisang Owak (Musa Paradisiaca L) untuk Bahan Makanan Campuran (BMC) sebagai Makanan Tambahan Bayi Yuli Heirina Hamid Emma S Wlfakusumah dan Hidayat Syarief

7 Profil Pelabelan Produk Minuman Yeni Suryani Ali Khomsan dan Clara M Kusharto 9

3 Pengaruh Berbagai Proses Pengolahan terhadap Kadar Pati Resisten (Resistant Starch) dan Nilai Indeks Glisemik Uwi (Dioscorea Aata Linn) Amrijati 16

4 Minyak Sawit Mernpercepat Regresi Aterosklerosis Aorta pada Kelinci Hiperkolesterolernia Ringan tetapi Tidak pada yang Hiperkolesterolernia Berat Lidya Irma Mornuat Sulistiyani Ali Khomsan dan Dondin Sajuthi 26

5 Aspek Keamanan Pangan Dari Ayam Panggang di Restoran Tradisional Sunda Tika Wulan Sari dan Lilik Noor Yuliati 35

6 Keragaan dan Detenninan Status Gizi Penduduk Lokal Timika Berdasarkan Agroekologi Hardinsyah Yekti H Effendi Mila Fadilla Wisnu Susetyo dan Dadang Sukandar ~ 45

7 Perilaku Konsumsi Suplemen Pria Dewasa di Kota Makasar Hardinsyah Retnaningsih dan Siradjudin 57

8 Evaluasi Dampak Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PtvIT-AS) pada Absensi dan Status Gizi Murid di Jawa Tengah dan Lampung Djoko Kartono Sandjaja Sihadi Anies Irawati dan Suhartato 65

9 Hubungan antara Pola Asuh dengan Status Gizi Anak Batita pada Rumah Tangga Petani di Kabupaten Bogor Sus Widayani Hidayat Syarief dan Clara M Kusharto 73

10 Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Olahan Tempe sebagai Upaya Perbaikan Gizi di Desa Tertinggal Kecarnatan Nanggung Kabupaten Bogor Yekti Hartati Effendi dan Vera Uripi 83

11 Studi Konsumsi Gula dan Karies Gigi pada Murid Taman Kanak-Kanak Nurce Intan PeITI1ata Dodik Briawan Djiteng Roedjito dan Yekti Hartati Effendi 91

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) 57 - 64

PERILAKU KONSUMSI SUPLEMEN PRlA DEWASA DI KOTA MAKASAR

(Supplement Consumption Behavior of Adult Men in Makasar)

Hardinsyah 1 Retnaningsih l dan Siradjudin2

ABSTRACT Consumption behavior on supplement was studied in Real Estate in Makasar namely Panakkukang Mas Taman Suding Illdah IKIP Resort UNHASResort Taman Telkomas and Burni Tamalanrea Permai As many as 300 adult men were chosen as samples The objective of this study is analyzing the consumption behavior (trend of frequency level 0 consumption and relation with consumer characteristics) The samples aged 20 - 60 years 0 that at least consumed supplement once in the last month The sample frame was formed fron the list of telephone directory (SPT) ofMakasar the year 2000 - 2001 The results showed tha majority of samples (60) aged -16 - 60 years old had diplomC1JS1 degree (6-13) worked ill private sectorslBUMN (526) and had income Rp 1620000 - Rp 3000000 per month (72 7) All respondents had good health status They consumed food supplements for health reason (667) with frequency I - 3 timeslWeek (557) The food supplements consumption was lt 10 serving sizefmonth for liquidlsyrup was 205 bottlesmonth and for granules was 1-17 sachetSmonth Statistical analysis showed that frequency ofsupplement consumption had positive correlation with age and nutrition knowledge and level of consumt~ had positive correlation with nutrition knowledge

Keywords consumption behavior supplement

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dari data pada Badan Pengawasan Obat dan 1akanan (POM) tercatat pada tahun 1994 terdapat suplemen impor berjumJah 482 merek dan dalam negeri 187 merek (Karyadi amp Hermana 1994) dan produksi minuman suplemen sebanyak 932 juta liter setiap tahun (Wibisono Sindhunata amp GumiJang 1997)

Penelitian tentang konsumsi suplemen telah dJakukan di Amerika Serikat tahun 1986 melalui lHNES Hasilnya dilaporkan bahwa antara 28 9 - 381 persen konsumen suplemen berusia antara 18 - 50 tahun sedangkan Stewart (1985) menyebutkan bahwa keJompok usia dew as a yang nerupakan konsumen tetap terdiri dan laki-lili 353 persen dan perempuan sebanyak 388 persen

Kota Makasar sebagai pusat pengembangan -(awasan Timur Indonesia (KTI) memiliki Jenduduk l 191456 jiwa yang terdiri dari 48 8

StafPengaJar Jurusan GMSK Faperta LPS ~ Staf Pengajar Akademi Gizi Depkes Makasar

persen lalci-lili dan 51 2 persen perempuan Ratashyrata pertambahan jumJah penduduk 32 persen per tahun dengan Product Domestic Regional Bruto (PDRB) per kapita sebesar Rp 1 273 342 Pada tahun 2000 di Kota Makasar telah banyak Multi Level Marketing (MLM) yang memasarkan suplemen antara lain PI Centra Nusa Insancemerlang (CNl) PI Amindoway Jaya Indonesia (Amway) DXN Indonesia Multicare dlL Keadaan ini menyebabkan peluang konsumsi suplemen akan semakin meningkat (BPS 1999)

Sehubungan dengan penlUnbuhan ekonomi letaknya yang strategis jumJah pertambahan penduduk dan banyaknya distributor yang menjual supJemen termasuk peredaran suplemen yang dijual di tempat-tempat umum maka menarik untuk diteliti perilaku konsumsi suplemen khususnya pada pria dewasa (usia 20shy60 tahun) di Kota Makasar

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku konsumsi suplemen pada pria dewasa di kota Makasar dan tujuan khusus

57

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) bull 57 - 64

adalah untuk mengetahui (I) karakteristik contoh (usia pendidikan pendapatan keluarga pekerjaan jam kerja pengetahuan gizi tentang suplemen keadaan kesehatan) (2) jenis dan bentuk (3) frekuensi (4) tingkat konsumsi suplemen sebulan dan (5) anal isis hubungan perilaku konsumsi dengan karakteristik contoh

I

METODE PENELlTIAN

Perilaku konsumsi suplemen diteliti dengan menggunakan desain Cross Sectional Study dengan metode survei pada komplek peru mahan ekonorni menengah atas di Kota Makasar yaitu (1) Komplek Panakukang Mas (2) Taman Sudiang Indah (3) Komplek Perumahan Dosen Institut Keguruan dan TImu Pendidikan (IKJP) Makasar (4) Komplek Perumahan Dosen Universitas Hasanuddin (UNHAS) Barabaraya dan Tamalanrea (5) Taman Telkomas dan (6) Burni Tamalanrea Permai (BTP)

Pria Dewasa (20-60 tahun) yang pemah mengkonsumsi suplemen minimal satu kali sebulan terakhir ditetapkan sebagai contoh dalam penelitian ini dengan alasan jumlahnya banyak dan merupakan kelompok usia produktif Kerangka contoh disusun dari Buku Petunjuk Telepon (BPT) Kota Makasar periode 2000-2001 dan dari dari hasil registrasi ini tercatat jumlah pemilik pesawat telepon dari seluruh komplek peru mahan 2384 rumahtangga dan sekitar 3731 persen (876 orang) yang dapat dihubungi melalui telepon Bagi yang memenuhi syarat dan bersedia diwawancarai langsung dipilih sebagai contoh yang jumlahnya ditentukan secara langsung sebanyak 300 orang (50 orang setiap komplek perumahan)

Jenis data teridiri dari (1) data primer meliputi karakteristik contoh (keadaan sosial ekonomi pengetahuan gizi dan kesehatan) konsumsi suplemen Genislbentuk tingkat frekuensi) dikumpulkan dengan cara interview telepon dan (2) data sekunder meliputi karakteristik produk (komposisi dan distributor) dicatat dari label produk dan Buku Panduan Distributor Suplemen Data demografi dikumpulshykan dengan mencatat pada data BPS (MakasarSulawesi Dalam Angka 1999)

Analisis data dengan deskripsi meliputi karakterisrik contoh konsumsi suplemen Genislbentuk tingkat dan frekwensi) dan analisis statistik meliputi hubungan konsumsi dengan karakteristik dengan Uji Korelasi Spearman Pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS Windows 95

BASIL DAN PEMBABASAN

Keadaan Sosial Ekonomi

Konsumsi suplemen lebih umum di kalangan pria dewasa usia 46-60 tahun (60) daripada kelompok usia 20-45 tahun (40) karena beberapa alasan antara lain bertambahnya usia akan diikuti dengan menurunnya kemamshypuan dan daya tahan fisiko Pada kondisi seperti ini diperlukan serangkaian upaya yang dapat membuat seseorang tampil prima dan berkerja secara optimal Hal ini juga yang menyebabkan mengapa pria dewasa mengkonsumsi suplemen umumnya untuk memelihara kesehatan (667) dan menjaga stamina (107) Tingkat pendidikan konsumen umumnya dari diploma dan Sl (693) mereka bekerja lebih banyak di sektor swasta dan BUMN (55) Jenis pekerjaan pad a umumnya berhubungan dengan tingkat pendidikan karena kualifikasi pendidikan akan mewamai kemampuan dalam berkarya yang akhirnya menjadi tolok ukur penempatan dalam bidang pekerjaan dan jumlah pendapatan yang akan diterima sebagai umpan balik dari keahlian seseorang Pendapatan keluarga konsumen umumnya berkisar Rp 1620000 sampai dengan 3000000 setiap bulan sedangkan persentase pengeluaran untuk membeli suplemen setiap bulannya sebesar 27 persen Jtka dilihat menurut kategori tingkat pendapatan sebagaimana disajikan pada Gambar 1 maka dapat dijelaskan bahwa naiknya tingkat pendapatan akar menyebabkan jumlah uang yang dibelanjakar untuk membeli suplemen akan bertambah tetap menurun secara proporsional terhadap totashypendapatan keluarga Hal ini nampaknya sej alashydengan Hukwn Engel yakni pada golonga ekonomi menengah atas persentase pengeluarashyuntuk belanja pangan akan menu run denga

- =-=

58

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 1 XXV (2) bull 57 - 64

naiknya tingkat pendapatan mekipun nilai riilnya tetap lebih banyak

2 isect sect

OJ eo c

CL 1 S c ~

CL

bawah sedans alas

Kategori Pendapalan

Gambar 1 Persentase Pengeluaran untuk Membeli Suplemen memllllt Kategori Tingkat Pendapatan

Jam kerja sebagai salah satu tolok ukur banyaknya waktu yang digunakan oleh seseorang untuk menyelesaikan satu rangkaian tugas formal dapat dipandang sebagai variabel independen yang mempengaruhi dua aspek penting yang berhubungan dengan konsumsi suplemen yaitu jumJah uang sebagai imbalan dan energi sebagai motor penggerak aktivitas fisik Rata-rata jam kerja contoh 60 jamlminggu atau sekitar 526 persen contoh memiliki jam kerja ~ 54 jarnminggu Pengetahuan gizi khususnya yang berhubungan dengan suplemen dapat dianggap baik karena persentase yang merniliki pengetahuan gizi baik (277) lebih banyak dari pada pengetahuan gizi kurang (163 ) sedangkan keadaan kesehatan semua tergolong sehat

Jenis dan Bentuk Suplemen

Ada 24 jenis merek suplemen yang dikonsumsi oleh contoh yaitu yang berbentuk cair sebanyak 513 persen tabletkapsul (223) serbuk (167) dan kombinasi (9) Merek yang paling popular adalah Fit-Up (107) sebagairnana disajikan pada Tabel 1

Bentuk yang paling banyak dipilih adalah bentuk cair disusul bentuk kapsul serta bubuk 8anyaknya contoh yang memilih bentuk cair adalah karena ketersediaannya hampir merata di

berbagai tempat juga karena harga setiap kemasan jual relatif terjangkau sedangkan bentuk kapsul khususnya yang dijual melalui MLM tidak dapat dibeli di tempat umum dan harga setiap kemasan jual relatif mahal

Tabel 1 Sebaran Contoh yang Mengkonsumsi Satu Jenis Suplemen menurut Merek dan Bentuk

Merelc Bentuk

Konsumsi

TUD~ Tunggal +

Gauds n n

I Fit-Up Cair 30 11 32 107 2 M-150 Cair 22 81 32 107

3 Vegeta Serbuk 24 89 28 93

4 HemavitoD CairlkapsuJ 22 81 25 83

5 Exna Joss Serlmk 22 81 23 77

6 Kratingdaeng Cair 14 52 20 67

7 Ginsana Cair 19 70 19 63

8 Lipovitan Cair 14 52 17 57

9 Villi ginseng Cair 14 52 15 50

10 Sunchorella Tablet 12 44 12 40

II Natural B Com Tablet 12 44 12 40

12 Galin B ugar Cair II 4 1 II 37

13 Reisbi Gallo Kapsul II 4 1 II 37

14 Vitasigi Tablet 8 30 8 2 7

15 AcerolaC Tablet 6 22 i 6 20

16 Digestive Tea Serbuk 5 19 5 1 7

17 Royal JeUy Fresh Kapsul 5 19 5 17

18 Ginseng Cotlbe- Serbuk 4 15 4 I3 19 Ester C Plus Tablet 4 15 4 13

20 Vitacimin Tablet 3 11 3 10

21 CaMg Tablet 3 I 3 10

22 Big C Plu Tablet 2 07 2 07

23 Nutri- IO Family M Serlmk 2 07 2 07

24 CGF Honey Cair I 04 I 03

OTAL 270 100 300 100

I

Keterangan bull Jwnlah contob yang hanya mengkonsumsi satu jenis rnerek bullbull Suplemen ya ng diiual melalui lvlLM

Konsumen yang memili1-t suplemen Jerus merek ganda sebanyak 10 persen Merek yang lebih banyak dipilih adalah M 150 dengan Vitas Ginseng (333) disusul Kratingdaeng dengan Vegeta (20) Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pad a Tabel 2

Pilihan dua jenis merek tersebut didasarkan pada fungsi produk yang saling melengkapi misalnya Vegeta paling banyak dikombinasikan dengan merek lainnya karen a fungsi Vegeta sangat khas diantara suplemen yang lain

59

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) 57 - 64

Tabel 2 Sebaran contoh yang mengkonsumsi dua Jenis Suplemen menurut Merek

Merek

l MI50 dan Vitas Ginseng

2 Kratingdneng ltjan Vegeta

3 Vegeta dan Vi tacimin

4 Fit Up dan Vegela

5 Hema~iton dan Vitacimin

6 Lipovitan dan Villlcirnin

7 E-1ra Joss dan Vitaciwm

8 Vi lllS Ginseng dan Galin Bugar

9 HemaVJton dan Vegeta

1 10 Lipovitan dan Vegeta

Tota l

Konsumsi Gaoda

n I

I 10 I 333

6 I 200

j I 13 3

I 2 I 66

2 i 66

2 i 66

1 I 33

1 I 33 I 1 I 33 I

33

30 100

I

Sumber informasi produk umumnya berasal dari media massa sebanyak 587 persen tempat membeli di supennarket (513) dan atribut produk yang diperhatikan adalah nilai gizi (39) harganya (383) dan lain-lain (tempat pembeLian dan promosi) (227)

Frekuensi dan Tingkat Konswnsi

Frekuensi konsumsi dalam seminggu merupakan cerminan dari pola konsumsi suplemen yang umwnnya hanya berkisar 1-3 kali (557) Frekuensi ini masih tergolong rendah dapat dilihat pada Gambar 2

selalu

jarang 56

Gambar 2 Diagram Pie Frekuensi Konsumsi Suplemenminggu

Meskipun dengan teknik dan populasi yang berbeda jika dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu (Thomsel Terry dan Amos

60

1987 amp Zive 1996) menunjukkan bahwa ad kesamaan pola frekuensi konsumsi supleme yaitu frekuensi konsumsi lt 7 kal ilminggu Sekalipun demikian belum cukup bukti untu shymenyatakan bahwa konsumsi suplemen tida popular di kalangan masyarakat Makasar kare 1 untuk menjawab hal ini diperlukan rancanga survei yang menyeluruh dari berbagai strata sos ltL

masyarakat Berdasarkan kuantitas penggunaan setia

merek oleh semua contoh dapat dikemukakrshybahwa Vegeta adalah merek yang paling ban~-middotshy

dikonsumsi (149 ukslbulan) disusul M I50 ( shyukslbln) Ekstra Joss (136 ukslbln) Fit Up ( ~

ikslbln) dan Vitasigi-F (92 ukslbln) Adan perbedaan antara merek yang popular dengashymerek yang paling banyak dikonsumsi adala-- karena merek popular tidak selamanyo dikonsumsi secara teratur Hal ini berkait~shy

dengan adanya pertimbangan subjektif konsurnelt yang paling suLit untuk digeneralisir seper Vegeta sebaiknya dikonsurnsi setiap bari jikc memang ingin dirasakan khasiatn~-a

(memperlancar proses pembuangan feses) serungga total penggunaannya lebih banyak (14 shyuksbln) dari pada Fit-Up (95 uks)

Sisi lain yang perlu dikemukakan adalar kategori tingkat konswnsi suplemen sebulan yan5 dibagi menjadi tigtl kategori yaitu tingka konsurnsi rendah atau setara ~ 10 uks (40 ) sedang 10-20 uks (32) dan tinggi gt 20 uks (28) Dari hasil ini dapat dijelaskan bahwa pack umumnya konsumen akan mengkonsuTl2 suplemen minimal 1 kali dalam tiga hari sehinggc masih tergolong rendah dan kategori ini tidal didasarkan kepada pertimbangan persentase kontribusi intake zat gizi asal suplemen yan= bersangkutan Jika dilihat dari segi bentuknyz maka rata-rata konsumsi bentuk cair adalah yang paling banyak yaitu 20 uksbln sebagaiman2 disajikan pada Gambar 3

A1asan konsumsi suplemen umumnc karena kesehatan dan kebugaran (667) vitalitas ( 107) dan alasan kombinasillain-lain (227) Merek yang paling banyak dikonsumsi untuk alasan kesehatan adalah Fit-Up dan MI50 masing-masing (144) untuk alasan vitalitas Natural B Komplek (18 8) dan Acerola C (158) serta untuk alasan kombinasi adalah Vegeta (325)

shy

e ~qr~ 5la-are

~

cairminuman kapsul1llbIct serbuk

BenlUk

Gambar 3 Rata-rata Jumlah Suplemen yang

Dikonsumsi Contoh Sebulan

Komposisi dan Klaim Suplemen

Komposisi Kombinasi bahan yang terkandung dalam

pangan olahan diatur secara jelas pada PP 69 Tahun 1999 (pasal 19 sampai 22) Hal yang perlu diperhatikan adalah pencantuman pernyataan dalam label bahwa pangan telah ditambah diperkaya atau difortifikasi dengan vitamin mineral atau zat penambab gizi lainnya tidak dilarang sepanjang hal tersebut benar dilakukan pada saat pengolahan pangan dan tidak menyesatkan Berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman penulis maka pada umumnya ada empat jenis komponen utama suplemen yaitu taurin vitamin (B 1 B2 B6) kafein dan madu Selain komponen tersebut ada yang menambahkan zat lain misalnya ginseng dan inositol (Extra Joss) asam sitrat (Fit-Up) sukrosa panthotenol (M150) sukrosa lysin dan sodium benzoat (Kratingdaeng) serta lysine (Vitas Ginseng)

[nformasi gizi yang tercantum pada label adalah hal yang sangat penting diperhatikan oleh konsumen karena harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh Ambang batas aman untuk beberapa hahan dalam suplemen seperti kafein aspartame dan bahan tambahan lainnya (tartrazine ponceau) harus aman bagi kesehatan konsumen Jika dilihat dari segi jumlah beberapa zat yang penggunaannya harus dibatasi seperti

Media G1zi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

kafein dan aspartame maka semuanya telah memenuhi aturan yang semestinya

Kafein adalab baban yang hampir dijumpai pada setiap suplemen khususnya golongan minuman berenergi Konsumsi kafein setiap hari yang aman ada1ab 150 mg sedangkan kandungan rata-rata kafein dalam seuplemen sebanyak 50 mg Jika produsen menganjurkan pemakaian tiga kali sehari berarti masih aman untuk dikonsumsi dengan ketentuan konsumen tidak mengkonsumsi bahan makanan lain yang mengandung kafein Kandungan kalori minuman berenergi berkisar 100-112 kkal dengan lSI 50 mlJbtl Jika dibandingkan dengan dosis anjuran yaitu 2-3 kali sehari berarti kontribusi kalori dari suplemen jenis ini antara 200-336 kkal sehingga secara rinci dapat dijelaskan kontribusi kalori untuk kebutuhan pria dewasa adalah sebagai berikut a Kelompok usia 20-45 tahun sebesar 71-12 b Kelompok usia 46-59 tahun sebesar 8-134 c Kelompok usia gt60 tahun sebesar 9-152

Terjadi peningkatan kontribusi kalori dengan meningkatnya usia jika jumlah yang dikonsumsi 2-3 kalihari Hal ini disebabkan adanya penurunan tingkat kebutuhan sebesar 300 kkal dari kelompok usia 20-45 tabun ke usia 46shy59 tahun Penurunan kebutuhan kalori sebesar 5 untuk tiap pertambaban usia 10 tabun antara 40shy59 tahun dan selang 10 tahun untuk usia antara 60-69 tahun dan 70 tahun ke atas (Soeharjo amp Kusharto 1992)

Kandungan vitamin B 1 dalam minuman berenergi yang dikonsumsi contoh berkisar 33-10 mg sedangkan kebutuhan vitamin middot B untuk pria dewasa sebesar 12mghr Dengan demikian konsumsi minuman berenergi dapat memberi kontribusi pemenuhan kebutuhan vitamin B 1 sebesar 275-833 persen dari Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) yang dapat disajikan pada Tabel 3

Vitamin B2 yang terkandung dalam minuman bemergi sebesar 5 mgl(150ml) sedangkan kebutuhan vitamin B2 sebesar 12 mg (usia 20-59 tabun) dan 1 mg (usia 60 tahun) Hasil ini menunjukkan bahwa kantribusi vitamin B2 asal minuman berenergi sebesar 4-5 kali lebih tinggi dari AKG

Pria dewasa usia 20-60 tahun membutuhkan niacin (vitamin B3) sebanyak 12 mglhari sedangkan kandungan nicotinamida (bentuk

61

Merek

Kandungan Zat Gizi setiap 150 ml (1 btl)

nershygi

kkl)

Vit Bl mg)

Vit B2 mg)

Vit B3 mg)

Vit B6 mg)

fit C Mg)

Fit Up 108 0 0 20 0 0 M150 112 0 0 20 0 0 I

Hernaviton 100 0 i 0 18 0 0 Extra Joss 100 0 5 20 0 0 Kratingdatng 100 I 10 0 20 2 0 Lipovitan 108 33 0 20 28 0 Galin Bugar 112 5 0 20 2 250 Vitas Ginseng 100 0 5 0 0 0 AKG 25 00 12 12 12 2 70

Media rnzi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

gararn dari niacin) rata-rata 20 mg Hasil ini menunjukkan bahwa kontribusi ruacm dari rninuman bernergi sebesar 166 persen dari AJltG (Driske~ 1995)

Tabel 3 Komposisi Gizi Suplemen dibanding AKG Pria Dewasa

I

i

I

Keterangan bull Kandungan gizj gt I AKG daD Kandungan Gizi gt 1 x AKG Zat gizi yang tercantum hanva ~ang umum terdapat pad suplemen yang dikonsumsi coDtoh

Klaim Klaim adalah pemyataan bahwa produk

pangan tertentu mengandung zat gizi dan non gizi tertentu yang bermanfaat jika dikonsumsi atau tidak dikonsumsi oleh kelompok tertentu Pemyataan tersebut hanya dapat dicantumkan pada label dan iklan apabila secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan melalui uji laboratorium atau uji klinik

Jika diperhatikan klaim yang tercantum pada label suplemen yang dikonsumsi contoh maka dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu a Klaim gizi yaitu pemyataan bahwa suplemen

tersebut mengandung zat gizi tertentu yaitu sebanyak 11 merek (Vegeta Natural B Komplek Acerilla C Vitacimin Fress Royal Jelly Ginseng Coffee Ester C CaMg Big C Plus Nutri Farnili dan CGF Honey)

b Klain kesehatan yaitu pemyataan bahwa suplemen tersebut dapat menyehatkan atau memulihkan stamina yaitu sebanyak 9 merek (FitUp M150 Lipovitan Hemaviton Extra Joss Kratingdaeng Ginsana Vitas Ginseng Galin Bugar)

c Klaim tentang pengobatan atau kondisi yang dapat mencegah penyakit tertentu yaitu

sebanyak 4 merek (Sun ChJorella Vitasigi Digestive Tea dan Raishi Gano)

Analisis Hubungan Konsurnsi dengan Karakteristik Contoh

Usia berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin bertambah usia maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya antara lain Wingate ( 1998) Slesinski Subar dan Kahle (1995) Stewart (1985) yang juga berkesimpulan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi frekuensi konsumsi suplemen adalah usia oleh karena bertarnbahnya usia akan diiukuti menurunnya kemarnpuan fisik di satu sisi dan bertarnbahnya aktivitas di sisi lain terutarna bagi orang yang masih aktif bekerja menyebabkan orang cenderung mengkonsumsi suplemen agar tetap dapat bekerja secara optimal

Tingkat pendidikan tidak berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Hal ini berarti bahwa pada semua jenjang pendidikan frekuensi dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna Dalarn penelitian U1l yang lebih berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi adalah pengetahuan gizi Semakin tinggi tingkat pendidikan maka wawasan akan lebih luas meskipun belum tentu pengetahuan gizi akan menjadi lebih baik

Jam kerja memiliki hubungan nyata negatif dengan frekuensi konsumsi Hal ini karena semakin bertarnbah usia kemarnpuan fisik semakin menurun sehingga jarn kerja juga menurun Dalarn penelitian ini mayoritas contoh berusia 46-60 tahun yang berarti kemarnpuan fisik akan lebih rendah dibandingkan usia 25-45 tahun Agar dapat bekerja dengan kondisi yang sehat seperti semula maka orang akan cenderung untuk meningkatkan konsumsi suplemen Dengan alasan ini frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

Tingkat pengetahuan gizi menunjukkan hubungan nyata positif dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin tinggi pengetahuan gizi maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hal ini karen a orang yang mengetahui manfaat makanan (Razim amp Volmecke 1998) memiliki kesan positif tentang makanan (pipes

1989) (986)

baik berhub kons -shydibu dari se como_ larut r

bah9

maka como supleltr Kead2i daJ am dibu~

t hubunsect su per konsur ting -z umw _lt

be rr ~ ~

rata R Dal~

men -~ aiK- ~

meo =-HaJ sup terap keadazshystami-2 setel2L kon shygrn tmg- men~~~

KESl1J

62

1989) yang memiliki pengetahuan gizi (Roedjito 1986) akan memilih kualitas makanan yang lebih baik Dengan demikian pengetahuan gizi akan berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen sebagai suplemen gizi yang dibutuhkan dalam keadaan tertentu Jika dilihat dari setiap aspek pengetahuan gizi~ umumnya contoh hanya kesulitan membedakan vitamin larut air dan larut lemak serta masih menganggap bahwa suplemen digolongkan ke dalam obat atau makanan Dengan demikian pengetahuan gizi contoh yang berhubungan dengan fungsi suplemen sebagai tambahan zat gizi cukup baik Keadaan ini akan mempengaruhi persepsi contoh dalam mengkonsumsi supJemen setiap kali dibutuhkan

Tingkat pendapatan tidak menunjukkan hubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen Dengan demikian frekuesni dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna pada semua tingkat pendapatan Hal ini disebabkan karena umumnya contoh mengkonsumsi sup I emen bentuk cair yang harganya relatif terjangkau (ratashyrata Rp 25001botol) untuk satu kemasan jual Dalam penelitian ill konsumen umumnya mengkonsumsi sup1emen 1-3 kali seminggu Naiknya tingkat pendapatan tidak sekaligus menyebabkan bertambahnya tingkat konsumsi Hal ini dijelaskan oleh Chong (1994) bahwa suplemen yang akan dikonsumsi sifatnya tidak tetap Suplemen hanya akan dikonsumsi dalam keadaan tertentu seperti untuk memulihkan stamina setelah melakukan pekerjaan berat dan setelah kondisi tubuh menjadi normal maka konsumsi kembali akan mengandalkan intake zat gizi dari menu sehari-hari Dengan demikian tingkat konsumsi suplemen tidak akan selalu mengikuti naiknya tingkat pendapatan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1 Pada umumnya contoh berusia 46-60 tahun (60) pendidikan S llDiploma (643) pekerjaan sebagai PNS (45) dengan jam kerja (533) pendapatan (727) dan pengetahuan gizi (54 33) yang masingshymasing termasuk kategori sedang

Media Gizi amp Keluarga Desembet- 200 I XXV (2) bull 57 - 64

2 Jenis suplemen dengan merek tunggal yang paling banyak dipilih adalah Fit-Up (104) sedangkan merek ganda umumnya M 150 dengan Vitas Ginseng (333) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi adalah cair (513) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi untuk a1asan kesehatan adalah cair (Fit-Up 1503) a1asan vitalitas adalah tablet (Natural B Complek 17 14) dan untuk a1asan lain-lain adalah bentuk serbuk (Vegeta 2857)

3 Frekuensi konsumsi suplemen umumnya tidak sering (56) Merek yang paling banyak dikonsumsi adalah Vegeta (1197) dan terendah adalah Nutri Family (032)

4 Tingkat konsumsi suplemen sebulan umumnya kurang dari 15 ukuran saji atau rendah (534) rata-rata tingkat konsumsi setiap bulan untuk bentuk kapsulltablet sebanyak 15 2 buah cair 20 5 botal dan serbuk 147 bungkus

5 Frekuensi konsumsi daJam seminggu berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi dan usia sedangkan tingkat konsumsi sebulan berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi Frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

6 Sebagian contoh memperoleh informasi tentang produk dari media massa (587) tempat membeli di supermarket (513 ) a1asan mengkonsumsi untuk kesehatan dan kebugaran (667) dengan atribut prioritas adalah nilai gizi (39) dan harga (383)

Dengan demikian untuk memenuhi tambahan kebutuhan gizi sebaiknya dari konsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang kecuali karen a sesuatu dan lain hal menu kita tidak seimbang maka sebaiknya dipilih suplemen yang telah terbukti berkhasiat bagi kesehatan

63

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 XXV (2) bull 57 - 64

DAFTAR PUSTAKA

Chong 1994 Health Foods Asia Pasific Food Industry 0478-81 April

Eldridge Alison L amp Edward T Sheehan 1994 Food Supplement Use and Relatied Belue Survey of Community College Student Journal of Nutrition Education 26259-265

Golberg I 1994 Funcional Food Chapman Hal DeptBC New York

Karyadi D amp Hennana 1995 Kecenderungan Penggunaan Makanan Fungsional dan Masalahnya Prosiding Kongres Penyegar llinu Gizi X bandung 21-23 Nopember

Roedjito D 1989 Kajian Penelitian Gizi Mediyatama Sarana Perkasa Jakarta

Stewart ML McDinald JT Levy AS Schucker RE Henderson DP 1985 Vitaminbmineral Supplement use Telephon survey of Adulth in the United State

Thomsen Terry amp Amos 1999 Food and Drug Administrations USA Center for Food Safety Applied Nutritions httpwww cfsanfdagov

Wibisono C 1 Wibisono B Shindhunata V Liu amp M GumiJang 1997 Foods Industry Indonesia

p

U1l

((r pr lJ 1lt bull

pr Fha

PENDAl

P~c Sekoa tahun ~ -

199

adalah ~ MadrapoundshyBenru k makan- shymeruPii shykalori shy3 kali -~

bulan cacmg _ dapat derajat -~

anak sec H

bahwa -~

J PenellL GJ ZL ~

64

Page 2: I. I - ikk.fema.ipb.ac.idikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmiah/konsumsisuplemen_rnn.pdf · I. Pemanfaatan Tepung Pisang Owak (Musa Paradisiaca, L) untuk Bahan Makanan Campuran

Media Gtzi amp Keluarga ISSN 0216-9363

Terakreditasi SK No 53DIKTIIKepI1999

Pemlmpin Umuml Penanggung Jawab

Ketua Redaksi

Anggota Redaksi

Setting

Penerbltan

Langganan

Alamat Redaksi

Ketua Jurusan GMSK Fakultas PeI1anian - IPB

Ora Emma S Wirakusumah MSc

ProfDrlr Ali Khomsan MS Drlf Ujang Sumanvan MSc DrIr Hardinsyah MS Ir Oiah K Pranadji MS Ir Hadi Riyadi MS If Dodik Briawan MeN Ir Sri Rihati Kusno

Maman Hennansyah

dua kali setahun Uuli amp Desember)

Rp 20000- per tahun Rek Taplus No 0610001 1~85 7 93 1 Bank BNI Dannaga-Bogor

Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga (GMSK) Fakultas Pertanian - IPB Kampus Dannaga - Bogor Telp (0251) 621258 Fax (0251) 622276 E-mail gmsk-ipbindonetid

Media Gizi amp Keluarga merupakan majalah ilmiah Jurusan GMSK Fakultas Pertanian lPH yang telah terakreditasi oJeh Ditjen Oikti Redaksi menerima sumbangan naskah ilmiah di bidang pangan giZl keluarga dan konsumen Pcdoman penulisan dapat dilihat pada halaman sampul belakang baglan dalam AI1ikel Media Gizi amp Keluarga dapat dikutip dengan menyebutkan sumbernya

KATAPENGANTAR

Media Gizi dan Keluarga Edisi Desember 200 I kembali mengunjungi pembaca dengan

artikel-artikel hasil penelitian bidang pangan gizi dan keluarga Artikel pertama mengupas

tentang potensi pisang owak sebagai bahan makanan campuran untuk makanan tarnbahan bayi

Penelitian ini mengungkapkan bahwa makanan tambahan bayi yang dihasilkan mempunyai

kandungan protein energi dan vitamin A yang lebih tinggi dibandingkan produkkomersial

Artikel mengenai profil pel abel an produk minuman menganalisis kelengkapan label gizi dari produk minuman kemasan yang beredar di masyarakat Dari analisis yang dilakukan

diketahui bahwa sekitar 86 persen produk minuman yang terpilih sebagai sampel tidak

memenuhi kelengkapan pelabelan sebagaimana ditetapkan oleh peraturan pemerintah

Sementara itu hasil penelitian tentang perilaku konsumsi suplemen menunjukkan bahwa

frekwensi konsumsi suplemen berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi Fenomena

minuman kesehatan akan selalu menarik untuk diteliti karena iklannya yang terns menerns

disampaikan kepasa masyarakat niscaya akan membawa dampak perubahan peri1aku konsumsi

Masih banyak lagi artikel yang akan menambah wawasan pembaca dalam edisi kali ini Semoga Media Gizi dan Keluarga ini membawa manfaat bagi segenap pembaca sekalian

Terima Kasih

Reda ksi

II MEDIA GIZI DAN KELUARGA II

Tahun xxv No2 Desember 200 1

I Pemanfaatan Tepung Pisang Owak (Musa Paradisiaca L) untuk Bahan Makanan Campuran (BMC) sebagai Makanan Tambahan Bayi Yuli Heirina Hamid Emma S Wlfakusumah dan Hidayat Syarief

7 Profil Pelabelan Produk Minuman Yeni Suryani Ali Khomsan dan Clara M Kusharto 9

3 Pengaruh Berbagai Proses Pengolahan terhadap Kadar Pati Resisten (Resistant Starch) dan Nilai Indeks Glisemik Uwi (Dioscorea Aata Linn) Amrijati 16

4 Minyak Sawit Mernpercepat Regresi Aterosklerosis Aorta pada Kelinci Hiperkolesterolernia Ringan tetapi Tidak pada yang Hiperkolesterolernia Berat Lidya Irma Mornuat Sulistiyani Ali Khomsan dan Dondin Sajuthi 26

5 Aspek Keamanan Pangan Dari Ayam Panggang di Restoran Tradisional Sunda Tika Wulan Sari dan Lilik Noor Yuliati 35

6 Keragaan dan Detenninan Status Gizi Penduduk Lokal Timika Berdasarkan Agroekologi Hardinsyah Yekti H Effendi Mila Fadilla Wisnu Susetyo dan Dadang Sukandar ~ 45

7 Perilaku Konsumsi Suplemen Pria Dewasa di Kota Makasar Hardinsyah Retnaningsih dan Siradjudin 57

8 Evaluasi Dampak Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PtvIT-AS) pada Absensi dan Status Gizi Murid di Jawa Tengah dan Lampung Djoko Kartono Sandjaja Sihadi Anies Irawati dan Suhartato 65

9 Hubungan antara Pola Asuh dengan Status Gizi Anak Batita pada Rumah Tangga Petani di Kabupaten Bogor Sus Widayani Hidayat Syarief dan Clara M Kusharto 73

10 Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Olahan Tempe sebagai Upaya Perbaikan Gizi di Desa Tertinggal Kecarnatan Nanggung Kabupaten Bogor Yekti Hartati Effendi dan Vera Uripi 83

11 Studi Konsumsi Gula dan Karies Gigi pada Murid Taman Kanak-Kanak Nurce Intan PeITI1ata Dodik Briawan Djiteng Roedjito dan Yekti Hartati Effendi 91

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) 57 - 64

PERILAKU KONSUMSI SUPLEMEN PRlA DEWASA DI KOTA MAKASAR

(Supplement Consumption Behavior of Adult Men in Makasar)

Hardinsyah 1 Retnaningsih l dan Siradjudin2

ABSTRACT Consumption behavior on supplement was studied in Real Estate in Makasar namely Panakkukang Mas Taman Suding Illdah IKIP Resort UNHASResort Taman Telkomas and Burni Tamalanrea Permai As many as 300 adult men were chosen as samples The objective of this study is analyzing the consumption behavior (trend of frequency level 0 consumption and relation with consumer characteristics) The samples aged 20 - 60 years 0 that at least consumed supplement once in the last month The sample frame was formed fron the list of telephone directory (SPT) ofMakasar the year 2000 - 2001 The results showed tha majority of samples (60) aged -16 - 60 years old had diplomC1JS1 degree (6-13) worked ill private sectorslBUMN (526) and had income Rp 1620000 - Rp 3000000 per month (72 7) All respondents had good health status They consumed food supplements for health reason (667) with frequency I - 3 timeslWeek (557) The food supplements consumption was lt 10 serving sizefmonth for liquidlsyrup was 205 bottlesmonth and for granules was 1-17 sachetSmonth Statistical analysis showed that frequency ofsupplement consumption had positive correlation with age and nutrition knowledge and level of consumt~ had positive correlation with nutrition knowledge

Keywords consumption behavior supplement

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dari data pada Badan Pengawasan Obat dan 1akanan (POM) tercatat pada tahun 1994 terdapat suplemen impor berjumJah 482 merek dan dalam negeri 187 merek (Karyadi amp Hermana 1994) dan produksi minuman suplemen sebanyak 932 juta liter setiap tahun (Wibisono Sindhunata amp GumiJang 1997)

Penelitian tentang konsumsi suplemen telah dJakukan di Amerika Serikat tahun 1986 melalui lHNES Hasilnya dilaporkan bahwa antara 28 9 - 381 persen konsumen suplemen berusia antara 18 - 50 tahun sedangkan Stewart (1985) menyebutkan bahwa keJompok usia dew as a yang nerupakan konsumen tetap terdiri dan laki-lili 353 persen dan perempuan sebanyak 388 persen

Kota Makasar sebagai pusat pengembangan -(awasan Timur Indonesia (KTI) memiliki Jenduduk l 191456 jiwa yang terdiri dari 48 8

StafPengaJar Jurusan GMSK Faperta LPS ~ Staf Pengajar Akademi Gizi Depkes Makasar

persen lalci-lili dan 51 2 persen perempuan Ratashyrata pertambahan jumJah penduduk 32 persen per tahun dengan Product Domestic Regional Bruto (PDRB) per kapita sebesar Rp 1 273 342 Pada tahun 2000 di Kota Makasar telah banyak Multi Level Marketing (MLM) yang memasarkan suplemen antara lain PI Centra Nusa Insancemerlang (CNl) PI Amindoway Jaya Indonesia (Amway) DXN Indonesia Multicare dlL Keadaan ini menyebabkan peluang konsumsi suplemen akan semakin meningkat (BPS 1999)

Sehubungan dengan penlUnbuhan ekonomi letaknya yang strategis jumJah pertambahan penduduk dan banyaknya distributor yang menjual supJemen termasuk peredaran suplemen yang dijual di tempat-tempat umum maka menarik untuk diteliti perilaku konsumsi suplemen khususnya pada pria dewasa (usia 20shy60 tahun) di Kota Makasar

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku konsumsi suplemen pada pria dewasa di kota Makasar dan tujuan khusus

57

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) bull 57 - 64

adalah untuk mengetahui (I) karakteristik contoh (usia pendidikan pendapatan keluarga pekerjaan jam kerja pengetahuan gizi tentang suplemen keadaan kesehatan) (2) jenis dan bentuk (3) frekuensi (4) tingkat konsumsi suplemen sebulan dan (5) anal isis hubungan perilaku konsumsi dengan karakteristik contoh

I

METODE PENELlTIAN

Perilaku konsumsi suplemen diteliti dengan menggunakan desain Cross Sectional Study dengan metode survei pada komplek peru mahan ekonorni menengah atas di Kota Makasar yaitu (1) Komplek Panakukang Mas (2) Taman Sudiang Indah (3) Komplek Perumahan Dosen Institut Keguruan dan TImu Pendidikan (IKJP) Makasar (4) Komplek Perumahan Dosen Universitas Hasanuddin (UNHAS) Barabaraya dan Tamalanrea (5) Taman Telkomas dan (6) Burni Tamalanrea Permai (BTP)

Pria Dewasa (20-60 tahun) yang pemah mengkonsumsi suplemen minimal satu kali sebulan terakhir ditetapkan sebagai contoh dalam penelitian ini dengan alasan jumlahnya banyak dan merupakan kelompok usia produktif Kerangka contoh disusun dari Buku Petunjuk Telepon (BPT) Kota Makasar periode 2000-2001 dan dari dari hasil registrasi ini tercatat jumlah pemilik pesawat telepon dari seluruh komplek peru mahan 2384 rumahtangga dan sekitar 3731 persen (876 orang) yang dapat dihubungi melalui telepon Bagi yang memenuhi syarat dan bersedia diwawancarai langsung dipilih sebagai contoh yang jumlahnya ditentukan secara langsung sebanyak 300 orang (50 orang setiap komplek perumahan)

Jenis data teridiri dari (1) data primer meliputi karakteristik contoh (keadaan sosial ekonomi pengetahuan gizi dan kesehatan) konsumsi suplemen Genislbentuk tingkat frekuensi) dikumpulkan dengan cara interview telepon dan (2) data sekunder meliputi karakteristik produk (komposisi dan distributor) dicatat dari label produk dan Buku Panduan Distributor Suplemen Data demografi dikumpulshykan dengan mencatat pada data BPS (MakasarSulawesi Dalam Angka 1999)

Analisis data dengan deskripsi meliputi karakterisrik contoh konsumsi suplemen Genislbentuk tingkat dan frekwensi) dan analisis statistik meliputi hubungan konsumsi dengan karakteristik dengan Uji Korelasi Spearman Pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS Windows 95

BASIL DAN PEMBABASAN

Keadaan Sosial Ekonomi

Konsumsi suplemen lebih umum di kalangan pria dewasa usia 46-60 tahun (60) daripada kelompok usia 20-45 tahun (40) karena beberapa alasan antara lain bertambahnya usia akan diikuti dengan menurunnya kemamshypuan dan daya tahan fisiko Pada kondisi seperti ini diperlukan serangkaian upaya yang dapat membuat seseorang tampil prima dan berkerja secara optimal Hal ini juga yang menyebabkan mengapa pria dewasa mengkonsumsi suplemen umumnya untuk memelihara kesehatan (667) dan menjaga stamina (107) Tingkat pendidikan konsumen umumnya dari diploma dan Sl (693) mereka bekerja lebih banyak di sektor swasta dan BUMN (55) Jenis pekerjaan pad a umumnya berhubungan dengan tingkat pendidikan karena kualifikasi pendidikan akan mewamai kemampuan dalam berkarya yang akhirnya menjadi tolok ukur penempatan dalam bidang pekerjaan dan jumlah pendapatan yang akan diterima sebagai umpan balik dari keahlian seseorang Pendapatan keluarga konsumen umumnya berkisar Rp 1620000 sampai dengan 3000000 setiap bulan sedangkan persentase pengeluaran untuk membeli suplemen setiap bulannya sebesar 27 persen Jtka dilihat menurut kategori tingkat pendapatan sebagaimana disajikan pada Gambar 1 maka dapat dijelaskan bahwa naiknya tingkat pendapatan akar menyebabkan jumlah uang yang dibelanjakar untuk membeli suplemen akan bertambah tetap menurun secara proporsional terhadap totashypendapatan keluarga Hal ini nampaknya sej alashydengan Hukwn Engel yakni pada golonga ekonomi menengah atas persentase pengeluarashyuntuk belanja pangan akan menu run denga

- =-=

58

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 1 XXV (2) bull 57 - 64

naiknya tingkat pendapatan mekipun nilai riilnya tetap lebih banyak

2 isect sect

OJ eo c

CL 1 S c ~

CL

bawah sedans alas

Kategori Pendapalan

Gambar 1 Persentase Pengeluaran untuk Membeli Suplemen memllllt Kategori Tingkat Pendapatan

Jam kerja sebagai salah satu tolok ukur banyaknya waktu yang digunakan oleh seseorang untuk menyelesaikan satu rangkaian tugas formal dapat dipandang sebagai variabel independen yang mempengaruhi dua aspek penting yang berhubungan dengan konsumsi suplemen yaitu jumJah uang sebagai imbalan dan energi sebagai motor penggerak aktivitas fisik Rata-rata jam kerja contoh 60 jamlminggu atau sekitar 526 persen contoh memiliki jam kerja ~ 54 jarnminggu Pengetahuan gizi khususnya yang berhubungan dengan suplemen dapat dianggap baik karena persentase yang merniliki pengetahuan gizi baik (277) lebih banyak dari pada pengetahuan gizi kurang (163 ) sedangkan keadaan kesehatan semua tergolong sehat

Jenis dan Bentuk Suplemen

Ada 24 jenis merek suplemen yang dikonsumsi oleh contoh yaitu yang berbentuk cair sebanyak 513 persen tabletkapsul (223) serbuk (167) dan kombinasi (9) Merek yang paling popular adalah Fit-Up (107) sebagairnana disajikan pada Tabel 1

Bentuk yang paling banyak dipilih adalah bentuk cair disusul bentuk kapsul serta bubuk 8anyaknya contoh yang memilih bentuk cair adalah karena ketersediaannya hampir merata di

berbagai tempat juga karena harga setiap kemasan jual relatif terjangkau sedangkan bentuk kapsul khususnya yang dijual melalui MLM tidak dapat dibeli di tempat umum dan harga setiap kemasan jual relatif mahal

Tabel 1 Sebaran Contoh yang Mengkonsumsi Satu Jenis Suplemen menurut Merek dan Bentuk

Merelc Bentuk

Konsumsi

TUD~ Tunggal +

Gauds n n

I Fit-Up Cair 30 11 32 107 2 M-150 Cair 22 81 32 107

3 Vegeta Serbuk 24 89 28 93

4 HemavitoD CairlkapsuJ 22 81 25 83

5 Exna Joss Serlmk 22 81 23 77

6 Kratingdaeng Cair 14 52 20 67

7 Ginsana Cair 19 70 19 63

8 Lipovitan Cair 14 52 17 57

9 Villi ginseng Cair 14 52 15 50

10 Sunchorella Tablet 12 44 12 40

II Natural B Com Tablet 12 44 12 40

12 Galin B ugar Cair II 4 1 II 37

13 Reisbi Gallo Kapsul II 4 1 II 37

14 Vitasigi Tablet 8 30 8 2 7

15 AcerolaC Tablet 6 22 i 6 20

16 Digestive Tea Serbuk 5 19 5 1 7

17 Royal JeUy Fresh Kapsul 5 19 5 17

18 Ginseng Cotlbe- Serbuk 4 15 4 I3 19 Ester C Plus Tablet 4 15 4 13

20 Vitacimin Tablet 3 11 3 10

21 CaMg Tablet 3 I 3 10

22 Big C Plu Tablet 2 07 2 07

23 Nutri- IO Family M Serlmk 2 07 2 07

24 CGF Honey Cair I 04 I 03

OTAL 270 100 300 100

I

Keterangan bull Jwnlah contob yang hanya mengkonsumsi satu jenis rnerek bullbull Suplemen ya ng diiual melalui lvlLM

Konsumen yang memili1-t suplemen Jerus merek ganda sebanyak 10 persen Merek yang lebih banyak dipilih adalah M 150 dengan Vitas Ginseng (333) disusul Kratingdaeng dengan Vegeta (20) Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pad a Tabel 2

Pilihan dua jenis merek tersebut didasarkan pada fungsi produk yang saling melengkapi misalnya Vegeta paling banyak dikombinasikan dengan merek lainnya karen a fungsi Vegeta sangat khas diantara suplemen yang lain

59

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) 57 - 64

Tabel 2 Sebaran contoh yang mengkonsumsi dua Jenis Suplemen menurut Merek

Merek

l MI50 dan Vitas Ginseng

2 Kratingdneng ltjan Vegeta

3 Vegeta dan Vi tacimin

4 Fit Up dan Vegela

5 Hema~iton dan Vitacimin

6 Lipovitan dan Villlcirnin

7 E-1ra Joss dan Vitaciwm

8 Vi lllS Ginseng dan Galin Bugar

9 HemaVJton dan Vegeta

1 10 Lipovitan dan Vegeta

Tota l

Konsumsi Gaoda

n I

I 10 I 333

6 I 200

j I 13 3

I 2 I 66

2 i 66

2 i 66

1 I 33

1 I 33 I 1 I 33 I

33

30 100

I

Sumber informasi produk umumnya berasal dari media massa sebanyak 587 persen tempat membeli di supennarket (513) dan atribut produk yang diperhatikan adalah nilai gizi (39) harganya (383) dan lain-lain (tempat pembeLian dan promosi) (227)

Frekuensi dan Tingkat Konswnsi

Frekuensi konsumsi dalam seminggu merupakan cerminan dari pola konsumsi suplemen yang umwnnya hanya berkisar 1-3 kali (557) Frekuensi ini masih tergolong rendah dapat dilihat pada Gambar 2

selalu

jarang 56

Gambar 2 Diagram Pie Frekuensi Konsumsi Suplemenminggu

Meskipun dengan teknik dan populasi yang berbeda jika dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu (Thomsel Terry dan Amos

60

1987 amp Zive 1996) menunjukkan bahwa ad kesamaan pola frekuensi konsumsi supleme yaitu frekuensi konsumsi lt 7 kal ilminggu Sekalipun demikian belum cukup bukti untu shymenyatakan bahwa konsumsi suplemen tida popular di kalangan masyarakat Makasar kare 1 untuk menjawab hal ini diperlukan rancanga survei yang menyeluruh dari berbagai strata sos ltL

masyarakat Berdasarkan kuantitas penggunaan setia

merek oleh semua contoh dapat dikemukakrshybahwa Vegeta adalah merek yang paling ban~-middotshy

dikonsumsi (149 ukslbulan) disusul M I50 ( shyukslbln) Ekstra Joss (136 ukslbln) Fit Up ( ~

ikslbln) dan Vitasigi-F (92 ukslbln) Adan perbedaan antara merek yang popular dengashymerek yang paling banyak dikonsumsi adala-- karena merek popular tidak selamanyo dikonsumsi secara teratur Hal ini berkait~shy

dengan adanya pertimbangan subjektif konsurnelt yang paling suLit untuk digeneralisir seper Vegeta sebaiknya dikonsurnsi setiap bari jikc memang ingin dirasakan khasiatn~-a

(memperlancar proses pembuangan feses) serungga total penggunaannya lebih banyak (14 shyuksbln) dari pada Fit-Up (95 uks)

Sisi lain yang perlu dikemukakan adalar kategori tingkat konswnsi suplemen sebulan yan5 dibagi menjadi tigtl kategori yaitu tingka konsurnsi rendah atau setara ~ 10 uks (40 ) sedang 10-20 uks (32) dan tinggi gt 20 uks (28) Dari hasil ini dapat dijelaskan bahwa pack umumnya konsumen akan mengkonsuTl2 suplemen minimal 1 kali dalam tiga hari sehinggc masih tergolong rendah dan kategori ini tidal didasarkan kepada pertimbangan persentase kontribusi intake zat gizi asal suplemen yan= bersangkutan Jika dilihat dari segi bentuknyz maka rata-rata konsumsi bentuk cair adalah yang paling banyak yaitu 20 uksbln sebagaiman2 disajikan pada Gambar 3

A1asan konsumsi suplemen umumnc karena kesehatan dan kebugaran (667) vitalitas ( 107) dan alasan kombinasillain-lain (227) Merek yang paling banyak dikonsumsi untuk alasan kesehatan adalah Fit-Up dan MI50 masing-masing (144) untuk alasan vitalitas Natural B Komplek (18 8) dan Acerola C (158) serta untuk alasan kombinasi adalah Vegeta (325)

shy

e ~qr~ 5la-are

~

cairminuman kapsul1llbIct serbuk

BenlUk

Gambar 3 Rata-rata Jumlah Suplemen yang

Dikonsumsi Contoh Sebulan

Komposisi dan Klaim Suplemen

Komposisi Kombinasi bahan yang terkandung dalam

pangan olahan diatur secara jelas pada PP 69 Tahun 1999 (pasal 19 sampai 22) Hal yang perlu diperhatikan adalah pencantuman pernyataan dalam label bahwa pangan telah ditambah diperkaya atau difortifikasi dengan vitamin mineral atau zat penambab gizi lainnya tidak dilarang sepanjang hal tersebut benar dilakukan pada saat pengolahan pangan dan tidak menyesatkan Berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman penulis maka pada umumnya ada empat jenis komponen utama suplemen yaitu taurin vitamin (B 1 B2 B6) kafein dan madu Selain komponen tersebut ada yang menambahkan zat lain misalnya ginseng dan inositol (Extra Joss) asam sitrat (Fit-Up) sukrosa panthotenol (M150) sukrosa lysin dan sodium benzoat (Kratingdaeng) serta lysine (Vitas Ginseng)

[nformasi gizi yang tercantum pada label adalah hal yang sangat penting diperhatikan oleh konsumen karena harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh Ambang batas aman untuk beberapa hahan dalam suplemen seperti kafein aspartame dan bahan tambahan lainnya (tartrazine ponceau) harus aman bagi kesehatan konsumen Jika dilihat dari segi jumlah beberapa zat yang penggunaannya harus dibatasi seperti

Media G1zi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

kafein dan aspartame maka semuanya telah memenuhi aturan yang semestinya

Kafein adalab baban yang hampir dijumpai pada setiap suplemen khususnya golongan minuman berenergi Konsumsi kafein setiap hari yang aman ada1ab 150 mg sedangkan kandungan rata-rata kafein dalam seuplemen sebanyak 50 mg Jika produsen menganjurkan pemakaian tiga kali sehari berarti masih aman untuk dikonsumsi dengan ketentuan konsumen tidak mengkonsumsi bahan makanan lain yang mengandung kafein Kandungan kalori minuman berenergi berkisar 100-112 kkal dengan lSI 50 mlJbtl Jika dibandingkan dengan dosis anjuran yaitu 2-3 kali sehari berarti kontribusi kalori dari suplemen jenis ini antara 200-336 kkal sehingga secara rinci dapat dijelaskan kontribusi kalori untuk kebutuhan pria dewasa adalah sebagai berikut a Kelompok usia 20-45 tahun sebesar 71-12 b Kelompok usia 46-59 tahun sebesar 8-134 c Kelompok usia gt60 tahun sebesar 9-152

Terjadi peningkatan kontribusi kalori dengan meningkatnya usia jika jumlah yang dikonsumsi 2-3 kalihari Hal ini disebabkan adanya penurunan tingkat kebutuhan sebesar 300 kkal dari kelompok usia 20-45 tabun ke usia 46shy59 tahun Penurunan kebutuhan kalori sebesar 5 untuk tiap pertambaban usia 10 tabun antara 40shy59 tahun dan selang 10 tahun untuk usia antara 60-69 tahun dan 70 tahun ke atas (Soeharjo amp Kusharto 1992)

Kandungan vitamin B 1 dalam minuman berenergi yang dikonsumsi contoh berkisar 33-10 mg sedangkan kebutuhan vitamin middot B untuk pria dewasa sebesar 12mghr Dengan demikian konsumsi minuman berenergi dapat memberi kontribusi pemenuhan kebutuhan vitamin B 1 sebesar 275-833 persen dari Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) yang dapat disajikan pada Tabel 3

Vitamin B2 yang terkandung dalam minuman bemergi sebesar 5 mgl(150ml) sedangkan kebutuhan vitamin B2 sebesar 12 mg (usia 20-59 tabun) dan 1 mg (usia 60 tahun) Hasil ini menunjukkan bahwa kantribusi vitamin B2 asal minuman berenergi sebesar 4-5 kali lebih tinggi dari AKG

Pria dewasa usia 20-60 tahun membutuhkan niacin (vitamin B3) sebanyak 12 mglhari sedangkan kandungan nicotinamida (bentuk

61

Merek

Kandungan Zat Gizi setiap 150 ml (1 btl)

nershygi

kkl)

Vit Bl mg)

Vit B2 mg)

Vit B3 mg)

Vit B6 mg)

fit C Mg)

Fit Up 108 0 0 20 0 0 M150 112 0 0 20 0 0 I

Hernaviton 100 0 i 0 18 0 0 Extra Joss 100 0 5 20 0 0 Kratingdatng 100 I 10 0 20 2 0 Lipovitan 108 33 0 20 28 0 Galin Bugar 112 5 0 20 2 250 Vitas Ginseng 100 0 5 0 0 0 AKG 25 00 12 12 12 2 70

Media rnzi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

gararn dari niacin) rata-rata 20 mg Hasil ini menunjukkan bahwa kontribusi ruacm dari rninuman bernergi sebesar 166 persen dari AJltG (Driske~ 1995)

Tabel 3 Komposisi Gizi Suplemen dibanding AKG Pria Dewasa

I

i

I

Keterangan bull Kandungan gizj gt I AKG daD Kandungan Gizi gt 1 x AKG Zat gizi yang tercantum hanva ~ang umum terdapat pad suplemen yang dikonsumsi coDtoh

Klaim Klaim adalah pemyataan bahwa produk

pangan tertentu mengandung zat gizi dan non gizi tertentu yang bermanfaat jika dikonsumsi atau tidak dikonsumsi oleh kelompok tertentu Pemyataan tersebut hanya dapat dicantumkan pada label dan iklan apabila secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan melalui uji laboratorium atau uji klinik

Jika diperhatikan klaim yang tercantum pada label suplemen yang dikonsumsi contoh maka dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu a Klaim gizi yaitu pemyataan bahwa suplemen

tersebut mengandung zat gizi tertentu yaitu sebanyak 11 merek (Vegeta Natural B Komplek Acerilla C Vitacimin Fress Royal Jelly Ginseng Coffee Ester C CaMg Big C Plus Nutri Farnili dan CGF Honey)

b Klain kesehatan yaitu pemyataan bahwa suplemen tersebut dapat menyehatkan atau memulihkan stamina yaitu sebanyak 9 merek (FitUp M150 Lipovitan Hemaviton Extra Joss Kratingdaeng Ginsana Vitas Ginseng Galin Bugar)

c Klaim tentang pengobatan atau kondisi yang dapat mencegah penyakit tertentu yaitu

sebanyak 4 merek (Sun ChJorella Vitasigi Digestive Tea dan Raishi Gano)

Analisis Hubungan Konsurnsi dengan Karakteristik Contoh

Usia berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin bertambah usia maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya antara lain Wingate ( 1998) Slesinski Subar dan Kahle (1995) Stewart (1985) yang juga berkesimpulan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi frekuensi konsumsi suplemen adalah usia oleh karena bertarnbahnya usia akan diiukuti menurunnya kemarnpuan fisik di satu sisi dan bertarnbahnya aktivitas di sisi lain terutarna bagi orang yang masih aktif bekerja menyebabkan orang cenderung mengkonsumsi suplemen agar tetap dapat bekerja secara optimal

Tingkat pendidikan tidak berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Hal ini berarti bahwa pada semua jenjang pendidikan frekuensi dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna Dalarn penelitian U1l yang lebih berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi adalah pengetahuan gizi Semakin tinggi tingkat pendidikan maka wawasan akan lebih luas meskipun belum tentu pengetahuan gizi akan menjadi lebih baik

Jam kerja memiliki hubungan nyata negatif dengan frekuensi konsumsi Hal ini karena semakin bertarnbah usia kemarnpuan fisik semakin menurun sehingga jarn kerja juga menurun Dalarn penelitian ini mayoritas contoh berusia 46-60 tahun yang berarti kemarnpuan fisik akan lebih rendah dibandingkan usia 25-45 tahun Agar dapat bekerja dengan kondisi yang sehat seperti semula maka orang akan cenderung untuk meningkatkan konsumsi suplemen Dengan alasan ini frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

Tingkat pengetahuan gizi menunjukkan hubungan nyata positif dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin tinggi pengetahuan gizi maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hal ini karen a orang yang mengetahui manfaat makanan (Razim amp Volmecke 1998) memiliki kesan positif tentang makanan (pipes

1989) (986)

baik berhub kons -shydibu dari se como_ larut r

bah9

maka como supleltr Kead2i daJ am dibu~

t hubunsect su per konsur ting -z umw _lt

be rr ~ ~

rata R Dal~

men -~ aiK- ~

meo =-HaJ sup terap keadazshystami-2 setel2L kon shygrn tmg- men~~~

KESl1J

62

1989) yang memiliki pengetahuan gizi (Roedjito 1986) akan memilih kualitas makanan yang lebih baik Dengan demikian pengetahuan gizi akan berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen sebagai suplemen gizi yang dibutuhkan dalam keadaan tertentu Jika dilihat dari setiap aspek pengetahuan gizi~ umumnya contoh hanya kesulitan membedakan vitamin larut air dan larut lemak serta masih menganggap bahwa suplemen digolongkan ke dalam obat atau makanan Dengan demikian pengetahuan gizi contoh yang berhubungan dengan fungsi suplemen sebagai tambahan zat gizi cukup baik Keadaan ini akan mempengaruhi persepsi contoh dalam mengkonsumsi supJemen setiap kali dibutuhkan

Tingkat pendapatan tidak menunjukkan hubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen Dengan demikian frekuesni dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna pada semua tingkat pendapatan Hal ini disebabkan karena umumnya contoh mengkonsumsi sup I emen bentuk cair yang harganya relatif terjangkau (ratashyrata Rp 25001botol) untuk satu kemasan jual Dalam penelitian ill konsumen umumnya mengkonsumsi sup1emen 1-3 kali seminggu Naiknya tingkat pendapatan tidak sekaligus menyebabkan bertambahnya tingkat konsumsi Hal ini dijelaskan oleh Chong (1994) bahwa suplemen yang akan dikonsumsi sifatnya tidak tetap Suplemen hanya akan dikonsumsi dalam keadaan tertentu seperti untuk memulihkan stamina setelah melakukan pekerjaan berat dan setelah kondisi tubuh menjadi normal maka konsumsi kembali akan mengandalkan intake zat gizi dari menu sehari-hari Dengan demikian tingkat konsumsi suplemen tidak akan selalu mengikuti naiknya tingkat pendapatan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1 Pada umumnya contoh berusia 46-60 tahun (60) pendidikan S llDiploma (643) pekerjaan sebagai PNS (45) dengan jam kerja (533) pendapatan (727) dan pengetahuan gizi (54 33) yang masingshymasing termasuk kategori sedang

Media Gizi amp Keluarga Desembet- 200 I XXV (2) bull 57 - 64

2 Jenis suplemen dengan merek tunggal yang paling banyak dipilih adalah Fit-Up (104) sedangkan merek ganda umumnya M 150 dengan Vitas Ginseng (333) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi adalah cair (513) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi untuk a1asan kesehatan adalah cair (Fit-Up 1503) a1asan vitalitas adalah tablet (Natural B Complek 17 14) dan untuk a1asan lain-lain adalah bentuk serbuk (Vegeta 2857)

3 Frekuensi konsumsi suplemen umumnya tidak sering (56) Merek yang paling banyak dikonsumsi adalah Vegeta (1197) dan terendah adalah Nutri Family (032)

4 Tingkat konsumsi suplemen sebulan umumnya kurang dari 15 ukuran saji atau rendah (534) rata-rata tingkat konsumsi setiap bulan untuk bentuk kapsulltablet sebanyak 15 2 buah cair 20 5 botal dan serbuk 147 bungkus

5 Frekuensi konsumsi daJam seminggu berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi dan usia sedangkan tingkat konsumsi sebulan berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi Frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

6 Sebagian contoh memperoleh informasi tentang produk dari media massa (587) tempat membeli di supermarket (513 ) a1asan mengkonsumsi untuk kesehatan dan kebugaran (667) dengan atribut prioritas adalah nilai gizi (39) dan harga (383)

Dengan demikian untuk memenuhi tambahan kebutuhan gizi sebaiknya dari konsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang kecuali karen a sesuatu dan lain hal menu kita tidak seimbang maka sebaiknya dipilih suplemen yang telah terbukti berkhasiat bagi kesehatan

63

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 XXV (2) bull 57 - 64

DAFTAR PUSTAKA

Chong 1994 Health Foods Asia Pasific Food Industry 0478-81 April

Eldridge Alison L amp Edward T Sheehan 1994 Food Supplement Use and Relatied Belue Survey of Community College Student Journal of Nutrition Education 26259-265

Golberg I 1994 Funcional Food Chapman Hal DeptBC New York

Karyadi D amp Hennana 1995 Kecenderungan Penggunaan Makanan Fungsional dan Masalahnya Prosiding Kongres Penyegar llinu Gizi X bandung 21-23 Nopember

Roedjito D 1989 Kajian Penelitian Gizi Mediyatama Sarana Perkasa Jakarta

Stewart ML McDinald JT Levy AS Schucker RE Henderson DP 1985 Vitaminbmineral Supplement use Telephon survey of Adulth in the United State

Thomsen Terry amp Amos 1999 Food and Drug Administrations USA Center for Food Safety Applied Nutritions httpwww cfsanfdagov

Wibisono C 1 Wibisono B Shindhunata V Liu amp M GumiJang 1997 Foods Industry Indonesia

p

U1l

((r pr lJ 1lt bull

pr Fha

PENDAl

P~c Sekoa tahun ~ -

199

adalah ~ MadrapoundshyBenru k makan- shymeruPii shykalori shy3 kali -~

bulan cacmg _ dapat derajat -~

anak sec H

bahwa -~

J PenellL GJ ZL ~

64

Page 3: I. I - ikk.fema.ipb.ac.idikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmiah/konsumsisuplemen_rnn.pdf · I. Pemanfaatan Tepung Pisang Owak (Musa Paradisiaca, L) untuk Bahan Makanan Campuran

KATAPENGANTAR

Media Gizi dan Keluarga Edisi Desember 200 I kembali mengunjungi pembaca dengan

artikel-artikel hasil penelitian bidang pangan gizi dan keluarga Artikel pertama mengupas

tentang potensi pisang owak sebagai bahan makanan campuran untuk makanan tarnbahan bayi

Penelitian ini mengungkapkan bahwa makanan tambahan bayi yang dihasilkan mempunyai

kandungan protein energi dan vitamin A yang lebih tinggi dibandingkan produkkomersial

Artikel mengenai profil pel abel an produk minuman menganalisis kelengkapan label gizi dari produk minuman kemasan yang beredar di masyarakat Dari analisis yang dilakukan

diketahui bahwa sekitar 86 persen produk minuman yang terpilih sebagai sampel tidak

memenuhi kelengkapan pelabelan sebagaimana ditetapkan oleh peraturan pemerintah

Sementara itu hasil penelitian tentang perilaku konsumsi suplemen menunjukkan bahwa

frekwensi konsumsi suplemen berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi Fenomena

minuman kesehatan akan selalu menarik untuk diteliti karena iklannya yang terns menerns

disampaikan kepasa masyarakat niscaya akan membawa dampak perubahan peri1aku konsumsi

Masih banyak lagi artikel yang akan menambah wawasan pembaca dalam edisi kali ini Semoga Media Gizi dan Keluarga ini membawa manfaat bagi segenap pembaca sekalian

Terima Kasih

Reda ksi

II MEDIA GIZI DAN KELUARGA II

Tahun xxv No2 Desember 200 1

I Pemanfaatan Tepung Pisang Owak (Musa Paradisiaca L) untuk Bahan Makanan Campuran (BMC) sebagai Makanan Tambahan Bayi Yuli Heirina Hamid Emma S Wlfakusumah dan Hidayat Syarief

7 Profil Pelabelan Produk Minuman Yeni Suryani Ali Khomsan dan Clara M Kusharto 9

3 Pengaruh Berbagai Proses Pengolahan terhadap Kadar Pati Resisten (Resistant Starch) dan Nilai Indeks Glisemik Uwi (Dioscorea Aata Linn) Amrijati 16

4 Minyak Sawit Mernpercepat Regresi Aterosklerosis Aorta pada Kelinci Hiperkolesterolernia Ringan tetapi Tidak pada yang Hiperkolesterolernia Berat Lidya Irma Mornuat Sulistiyani Ali Khomsan dan Dondin Sajuthi 26

5 Aspek Keamanan Pangan Dari Ayam Panggang di Restoran Tradisional Sunda Tika Wulan Sari dan Lilik Noor Yuliati 35

6 Keragaan dan Detenninan Status Gizi Penduduk Lokal Timika Berdasarkan Agroekologi Hardinsyah Yekti H Effendi Mila Fadilla Wisnu Susetyo dan Dadang Sukandar ~ 45

7 Perilaku Konsumsi Suplemen Pria Dewasa di Kota Makasar Hardinsyah Retnaningsih dan Siradjudin 57

8 Evaluasi Dampak Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PtvIT-AS) pada Absensi dan Status Gizi Murid di Jawa Tengah dan Lampung Djoko Kartono Sandjaja Sihadi Anies Irawati dan Suhartato 65

9 Hubungan antara Pola Asuh dengan Status Gizi Anak Batita pada Rumah Tangga Petani di Kabupaten Bogor Sus Widayani Hidayat Syarief dan Clara M Kusharto 73

10 Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Olahan Tempe sebagai Upaya Perbaikan Gizi di Desa Tertinggal Kecarnatan Nanggung Kabupaten Bogor Yekti Hartati Effendi dan Vera Uripi 83

11 Studi Konsumsi Gula dan Karies Gigi pada Murid Taman Kanak-Kanak Nurce Intan PeITI1ata Dodik Briawan Djiteng Roedjito dan Yekti Hartati Effendi 91

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) 57 - 64

PERILAKU KONSUMSI SUPLEMEN PRlA DEWASA DI KOTA MAKASAR

(Supplement Consumption Behavior of Adult Men in Makasar)

Hardinsyah 1 Retnaningsih l dan Siradjudin2

ABSTRACT Consumption behavior on supplement was studied in Real Estate in Makasar namely Panakkukang Mas Taman Suding Illdah IKIP Resort UNHASResort Taman Telkomas and Burni Tamalanrea Permai As many as 300 adult men were chosen as samples The objective of this study is analyzing the consumption behavior (trend of frequency level 0 consumption and relation with consumer characteristics) The samples aged 20 - 60 years 0 that at least consumed supplement once in the last month The sample frame was formed fron the list of telephone directory (SPT) ofMakasar the year 2000 - 2001 The results showed tha majority of samples (60) aged -16 - 60 years old had diplomC1JS1 degree (6-13) worked ill private sectorslBUMN (526) and had income Rp 1620000 - Rp 3000000 per month (72 7) All respondents had good health status They consumed food supplements for health reason (667) with frequency I - 3 timeslWeek (557) The food supplements consumption was lt 10 serving sizefmonth for liquidlsyrup was 205 bottlesmonth and for granules was 1-17 sachetSmonth Statistical analysis showed that frequency ofsupplement consumption had positive correlation with age and nutrition knowledge and level of consumt~ had positive correlation with nutrition knowledge

Keywords consumption behavior supplement

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dari data pada Badan Pengawasan Obat dan 1akanan (POM) tercatat pada tahun 1994 terdapat suplemen impor berjumJah 482 merek dan dalam negeri 187 merek (Karyadi amp Hermana 1994) dan produksi minuman suplemen sebanyak 932 juta liter setiap tahun (Wibisono Sindhunata amp GumiJang 1997)

Penelitian tentang konsumsi suplemen telah dJakukan di Amerika Serikat tahun 1986 melalui lHNES Hasilnya dilaporkan bahwa antara 28 9 - 381 persen konsumen suplemen berusia antara 18 - 50 tahun sedangkan Stewart (1985) menyebutkan bahwa keJompok usia dew as a yang nerupakan konsumen tetap terdiri dan laki-lili 353 persen dan perempuan sebanyak 388 persen

Kota Makasar sebagai pusat pengembangan -(awasan Timur Indonesia (KTI) memiliki Jenduduk l 191456 jiwa yang terdiri dari 48 8

StafPengaJar Jurusan GMSK Faperta LPS ~ Staf Pengajar Akademi Gizi Depkes Makasar

persen lalci-lili dan 51 2 persen perempuan Ratashyrata pertambahan jumJah penduduk 32 persen per tahun dengan Product Domestic Regional Bruto (PDRB) per kapita sebesar Rp 1 273 342 Pada tahun 2000 di Kota Makasar telah banyak Multi Level Marketing (MLM) yang memasarkan suplemen antara lain PI Centra Nusa Insancemerlang (CNl) PI Amindoway Jaya Indonesia (Amway) DXN Indonesia Multicare dlL Keadaan ini menyebabkan peluang konsumsi suplemen akan semakin meningkat (BPS 1999)

Sehubungan dengan penlUnbuhan ekonomi letaknya yang strategis jumJah pertambahan penduduk dan banyaknya distributor yang menjual supJemen termasuk peredaran suplemen yang dijual di tempat-tempat umum maka menarik untuk diteliti perilaku konsumsi suplemen khususnya pada pria dewasa (usia 20shy60 tahun) di Kota Makasar

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku konsumsi suplemen pada pria dewasa di kota Makasar dan tujuan khusus

57

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) bull 57 - 64

adalah untuk mengetahui (I) karakteristik contoh (usia pendidikan pendapatan keluarga pekerjaan jam kerja pengetahuan gizi tentang suplemen keadaan kesehatan) (2) jenis dan bentuk (3) frekuensi (4) tingkat konsumsi suplemen sebulan dan (5) anal isis hubungan perilaku konsumsi dengan karakteristik contoh

I

METODE PENELlTIAN

Perilaku konsumsi suplemen diteliti dengan menggunakan desain Cross Sectional Study dengan metode survei pada komplek peru mahan ekonorni menengah atas di Kota Makasar yaitu (1) Komplek Panakukang Mas (2) Taman Sudiang Indah (3) Komplek Perumahan Dosen Institut Keguruan dan TImu Pendidikan (IKJP) Makasar (4) Komplek Perumahan Dosen Universitas Hasanuddin (UNHAS) Barabaraya dan Tamalanrea (5) Taman Telkomas dan (6) Burni Tamalanrea Permai (BTP)

Pria Dewasa (20-60 tahun) yang pemah mengkonsumsi suplemen minimal satu kali sebulan terakhir ditetapkan sebagai contoh dalam penelitian ini dengan alasan jumlahnya banyak dan merupakan kelompok usia produktif Kerangka contoh disusun dari Buku Petunjuk Telepon (BPT) Kota Makasar periode 2000-2001 dan dari dari hasil registrasi ini tercatat jumlah pemilik pesawat telepon dari seluruh komplek peru mahan 2384 rumahtangga dan sekitar 3731 persen (876 orang) yang dapat dihubungi melalui telepon Bagi yang memenuhi syarat dan bersedia diwawancarai langsung dipilih sebagai contoh yang jumlahnya ditentukan secara langsung sebanyak 300 orang (50 orang setiap komplek perumahan)

Jenis data teridiri dari (1) data primer meliputi karakteristik contoh (keadaan sosial ekonomi pengetahuan gizi dan kesehatan) konsumsi suplemen Genislbentuk tingkat frekuensi) dikumpulkan dengan cara interview telepon dan (2) data sekunder meliputi karakteristik produk (komposisi dan distributor) dicatat dari label produk dan Buku Panduan Distributor Suplemen Data demografi dikumpulshykan dengan mencatat pada data BPS (MakasarSulawesi Dalam Angka 1999)

Analisis data dengan deskripsi meliputi karakterisrik contoh konsumsi suplemen Genislbentuk tingkat dan frekwensi) dan analisis statistik meliputi hubungan konsumsi dengan karakteristik dengan Uji Korelasi Spearman Pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS Windows 95

BASIL DAN PEMBABASAN

Keadaan Sosial Ekonomi

Konsumsi suplemen lebih umum di kalangan pria dewasa usia 46-60 tahun (60) daripada kelompok usia 20-45 tahun (40) karena beberapa alasan antara lain bertambahnya usia akan diikuti dengan menurunnya kemamshypuan dan daya tahan fisiko Pada kondisi seperti ini diperlukan serangkaian upaya yang dapat membuat seseorang tampil prima dan berkerja secara optimal Hal ini juga yang menyebabkan mengapa pria dewasa mengkonsumsi suplemen umumnya untuk memelihara kesehatan (667) dan menjaga stamina (107) Tingkat pendidikan konsumen umumnya dari diploma dan Sl (693) mereka bekerja lebih banyak di sektor swasta dan BUMN (55) Jenis pekerjaan pad a umumnya berhubungan dengan tingkat pendidikan karena kualifikasi pendidikan akan mewamai kemampuan dalam berkarya yang akhirnya menjadi tolok ukur penempatan dalam bidang pekerjaan dan jumlah pendapatan yang akan diterima sebagai umpan balik dari keahlian seseorang Pendapatan keluarga konsumen umumnya berkisar Rp 1620000 sampai dengan 3000000 setiap bulan sedangkan persentase pengeluaran untuk membeli suplemen setiap bulannya sebesar 27 persen Jtka dilihat menurut kategori tingkat pendapatan sebagaimana disajikan pada Gambar 1 maka dapat dijelaskan bahwa naiknya tingkat pendapatan akar menyebabkan jumlah uang yang dibelanjakar untuk membeli suplemen akan bertambah tetap menurun secara proporsional terhadap totashypendapatan keluarga Hal ini nampaknya sej alashydengan Hukwn Engel yakni pada golonga ekonomi menengah atas persentase pengeluarashyuntuk belanja pangan akan menu run denga

- =-=

58

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 1 XXV (2) bull 57 - 64

naiknya tingkat pendapatan mekipun nilai riilnya tetap lebih banyak

2 isect sect

OJ eo c

CL 1 S c ~

CL

bawah sedans alas

Kategori Pendapalan

Gambar 1 Persentase Pengeluaran untuk Membeli Suplemen memllllt Kategori Tingkat Pendapatan

Jam kerja sebagai salah satu tolok ukur banyaknya waktu yang digunakan oleh seseorang untuk menyelesaikan satu rangkaian tugas formal dapat dipandang sebagai variabel independen yang mempengaruhi dua aspek penting yang berhubungan dengan konsumsi suplemen yaitu jumJah uang sebagai imbalan dan energi sebagai motor penggerak aktivitas fisik Rata-rata jam kerja contoh 60 jamlminggu atau sekitar 526 persen contoh memiliki jam kerja ~ 54 jarnminggu Pengetahuan gizi khususnya yang berhubungan dengan suplemen dapat dianggap baik karena persentase yang merniliki pengetahuan gizi baik (277) lebih banyak dari pada pengetahuan gizi kurang (163 ) sedangkan keadaan kesehatan semua tergolong sehat

Jenis dan Bentuk Suplemen

Ada 24 jenis merek suplemen yang dikonsumsi oleh contoh yaitu yang berbentuk cair sebanyak 513 persen tabletkapsul (223) serbuk (167) dan kombinasi (9) Merek yang paling popular adalah Fit-Up (107) sebagairnana disajikan pada Tabel 1

Bentuk yang paling banyak dipilih adalah bentuk cair disusul bentuk kapsul serta bubuk 8anyaknya contoh yang memilih bentuk cair adalah karena ketersediaannya hampir merata di

berbagai tempat juga karena harga setiap kemasan jual relatif terjangkau sedangkan bentuk kapsul khususnya yang dijual melalui MLM tidak dapat dibeli di tempat umum dan harga setiap kemasan jual relatif mahal

Tabel 1 Sebaran Contoh yang Mengkonsumsi Satu Jenis Suplemen menurut Merek dan Bentuk

Merelc Bentuk

Konsumsi

TUD~ Tunggal +

Gauds n n

I Fit-Up Cair 30 11 32 107 2 M-150 Cair 22 81 32 107

3 Vegeta Serbuk 24 89 28 93

4 HemavitoD CairlkapsuJ 22 81 25 83

5 Exna Joss Serlmk 22 81 23 77

6 Kratingdaeng Cair 14 52 20 67

7 Ginsana Cair 19 70 19 63

8 Lipovitan Cair 14 52 17 57

9 Villi ginseng Cair 14 52 15 50

10 Sunchorella Tablet 12 44 12 40

II Natural B Com Tablet 12 44 12 40

12 Galin B ugar Cair II 4 1 II 37

13 Reisbi Gallo Kapsul II 4 1 II 37

14 Vitasigi Tablet 8 30 8 2 7

15 AcerolaC Tablet 6 22 i 6 20

16 Digestive Tea Serbuk 5 19 5 1 7

17 Royal JeUy Fresh Kapsul 5 19 5 17

18 Ginseng Cotlbe- Serbuk 4 15 4 I3 19 Ester C Plus Tablet 4 15 4 13

20 Vitacimin Tablet 3 11 3 10

21 CaMg Tablet 3 I 3 10

22 Big C Plu Tablet 2 07 2 07

23 Nutri- IO Family M Serlmk 2 07 2 07

24 CGF Honey Cair I 04 I 03

OTAL 270 100 300 100

I

Keterangan bull Jwnlah contob yang hanya mengkonsumsi satu jenis rnerek bullbull Suplemen ya ng diiual melalui lvlLM

Konsumen yang memili1-t suplemen Jerus merek ganda sebanyak 10 persen Merek yang lebih banyak dipilih adalah M 150 dengan Vitas Ginseng (333) disusul Kratingdaeng dengan Vegeta (20) Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pad a Tabel 2

Pilihan dua jenis merek tersebut didasarkan pada fungsi produk yang saling melengkapi misalnya Vegeta paling banyak dikombinasikan dengan merek lainnya karen a fungsi Vegeta sangat khas diantara suplemen yang lain

59

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) 57 - 64

Tabel 2 Sebaran contoh yang mengkonsumsi dua Jenis Suplemen menurut Merek

Merek

l MI50 dan Vitas Ginseng

2 Kratingdneng ltjan Vegeta

3 Vegeta dan Vi tacimin

4 Fit Up dan Vegela

5 Hema~iton dan Vitacimin

6 Lipovitan dan Villlcirnin

7 E-1ra Joss dan Vitaciwm

8 Vi lllS Ginseng dan Galin Bugar

9 HemaVJton dan Vegeta

1 10 Lipovitan dan Vegeta

Tota l

Konsumsi Gaoda

n I

I 10 I 333

6 I 200

j I 13 3

I 2 I 66

2 i 66

2 i 66

1 I 33

1 I 33 I 1 I 33 I

33

30 100

I

Sumber informasi produk umumnya berasal dari media massa sebanyak 587 persen tempat membeli di supennarket (513) dan atribut produk yang diperhatikan adalah nilai gizi (39) harganya (383) dan lain-lain (tempat pembeLian dan promosi) (227)

Frekuensi dan Tingkat Konswnsi

Frekuensi konsumsi dalam seminggu merupakan cerminan dari pola konsumsi suplemen yang umwnnya hanya berkisar 1-3 kali (557) Frekuensi ini masih tergolong rendah dapat dilihat pada Gambar 2

selalu

jarang 56

Gambar 2 Diagram Pie Frekuensi Konsumsi Suplemenminggu

Meskipun dengan teknik dan populasi yang berbeda jika dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu (Thomsel Terry dan Amos

60

1987 amp Zive 1996) menunjukkan bahwa ad kesamaan pola frekuensi konsumsi supleme yaitu frekuensi konsumsi lt 7 kal ilminggu Sekalipun demikian belum cukup bukti untu shymenyatakan bahwa konsumsi suplemen tida popular di kalangan masyarakat Makasar kare 1 untuk menjawab hal ini diperlukan rancanga survei yang menyeluruh dari berbagai strata sos ltL

masyarakat Berdasarkan kuantitas penggunaan setia

merek oleh semua contoh dapat dikemukakrshybahwa Vegeta adalah merek yang paling ban~-middotshy

dikonsumsi (149 ukslbulan) disusul M I50 ( shyukslbln) Ekstra Joss (136 ukslbln) Fit Up ( ~

ikslbln) dan Vitasigi-F (92 ukslbln) Adan perbedaan antara merek yang popular dengashymerek yang paling banyak dikonsumsi adala-- karena merek popular tidak selamanyo dikonsumsi secara teratur Hal ini berkait~shy

dengan adanya pertimbangan subjektif konsurnelt yang paling suLit untuk digeneralisir seper Vegeta sebaiknya dikonsurnsi setiap bari jikc memang ingin dirasakan khasiatn~-a

(memperlancar proses pembuangan feses) serungga total penggunaannya lebih banyak (14 shyuksbln) dari pada Fit-Up (95 uks)

Sisi lain yang perlu dikemukakan adalar kategori tingkat konswnsi suplemen sebulan yan5 dibagi menjadi tigtl kategori yaitu tingka konsurnsi rendah atau setara ~ 10 uks (40 ) sedang 10-20 uks (32) dan tinggi gt 20 uks (28) Dari hasil ini dapat dijelaskan bahwa pack umumnya konsumen akan mengkonsuTl2 suplemen minimal 1 kali dalam tiga hari sehinggc masih tergolong rendah dan kategori ini tidal didasarkan kepada pertimbangan persentase kontribusi intake zat gizi asal suplemen yan= bersangkutan Jika dilihat dari segi bentuknyz maka rata-rata konsumsi bentuk cair adalah yang paling banyak yaitu 20 uksbln sebagaiman2 disajikan pada Gambar 3

A1asan konsumsi suplemen umumnc karena kesehatan dan kebugaran (667) vitalitas ( 107) dan alasan kombinasillain-lain (227) Merek yang paling banyak dikonsumsi untuk alasan kesehatan adalah Fit-Up dan MI50 masing-masing (144) untuk alasan vitalitas Natural B Komplek (18 8) dan Acerola C (158) serta untuk alasan kombinasi adalah Vegeta (325)

shy

e ~qr~ 5la-are

~

cairminuman kapsul1llbIct serbuk

BenlUk

Gambar 3 Rata-rata Jumlah Suplemen yang

Dikonsumsi Contoh Sebulan

Komposisi dan Klaim Suplemen

Komposisi Kombinasi bahan yang terkandung dalam

pangan olahan diatur secara jelas pada PP 69 Tahun 1999 (pasal 19 sampai 22) Hal yang perlu diperhatikan adalah pencantuman pernyataan dalam label bahwa pangan telah ditambah diperkaya atau difortifikasi dengan vitamin mineral atau zat penambab gizi lainnya tidak dilarang sepanjang hal tersebut benar dilakukan pada saat pengolahan pangan dan tidak menyesatkan Berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman penulis maka pada umumnya ada empat jenis komponen utama suplemen yaitu taurin vitamin (B 1 B2 B6) kafein dan madu Selain komponen tersebut ada yang menambahkan zat lain misalnya ginseng dan inositol (Extra Joss) asam sitrat (Fit-Up) sukrosa panthotenol (M150) sukrosa lysin dan sodium benzoat (Kratingdaeng) serta lysine (Vitas Ginseng)

[nformasi gizi yang tercantum pada label adalah hal yang sangat penting diperhatikan oleh konsumen karena harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh Ambang batas aman untuk beberapa hahan dalam suplemen seperti kafein aspartame dan bahan tambahan lainnya (tartrazine ponceau) harus aman bagi kesehatan konsumen Jika dilihat dari segi jumlah beberapa zat yang penggunaannya harus dibatasi seperti

Media G1zi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

kafein dan aspartame maka semuanya telah memenuhi aturan yang semestinya

Kafein adalab baban yang hampir dijumpai pada setiap suplemen khususnya golongan minuman berenergi Konsumsi kafein setiap hari yang aman ada1ab 150 mg sedangkan kandungan rata-rata kafein dalam seuplemen sebanyak 50 mg Jika produsen menganjurkan pemakaian tiga kali sehari berarti masih aman untuk dikonsumsi dengan ketentuan konsumen tidak mengkonsumsi bahan makanan lain yang mengandung kafein Kandungan kalori minuman berenergi berkisar 100-112 kkal dengan lSI 50 mlJbtl Jika dibandingkan dengan dosis anjuran yaitu 2-3 kali sehari berarti kontribusi kalori dari suplemen jenis ini antara 200-336 kkal sehingga secara rinci dapat dijelaskan kontribusi kalori untuk kebutuhan pria dewasa adalah sebagai berikut a Kelompok usia 20-45 tahun sebesar 71-12 b Kelompok usia 46-59 tahun sebesar 8-134 c Kelompok usia gt60 tahun sebesar 9-152

Terjadi peningkatan kontribusi kalori dengan meningkatnya usia jika jumlah yang dikonsumsi 2-3 kalihari Hal ini disebabkan adanya penurunan tingkat kebutuhan sebesar 300 kkal dari kelompok usia 20-45 tabun ke usia 46shy59 tahun Penurunan kebutuhan kalori sebesar 5 untuk tiap pertambaban usia 10 tabun antara 40shy59 tahun dan selang 10 tahun untuk usia antara 60-69 tahun dan 70 tahun ke atas (Soeharjo amp Kusharto 1992)

Kandungan vitamin B 1 dalam minuman berenergi yang dikonsumsi contoh berkisar 33-10 mg sedangkan kebutuhan vitamin middot B untuk pria dewasa sebesar 12mghr Dengan demikian konsumsi minuman berenergi dapat memberi kontribusi pemenuhan kebutuhan vitamin B 1 sebesar 275-833 persen dari Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) yang dapat disajikan pada Tabel 3

Vitamin B2 yang terkandung dalam minuman bemergi sebesar 5 mgl(150ml) sedangkan kebutuhan vitamin B2 sebesar 12 mg (usia 20-59 tabun) dan 1 mg (usia 60 tahun) Hasil ini menunjukkan bahwa kantribusi vitamin B2 asal minuman berenergi sebesar 4-5 kali lebih tinggi dari AKG

Pria dewasa usia 20-60 tahun membutuhkan niacin (vitamin B3) sebanyak 12 mglhari sedangkan kandungan nicotinamida (bentuk

61

Merek

Kandungan Zat Gizi setiap 150 ml (1 btl)

nershygi

kkl)

Vit Bl mg)

Vit B2 mg)

Vit B3 mg)

Vit B6 mg)

fit C Mg)

Fit Up 108 0 0 20 0 0 M150 112 0 0 20 0 0 I

Hernaviton 100 0 i 0 18 0 0 Extra Joss 100 0 5 20 0 0 Kratingdatng 100 I 10 0 20 2 0 Lipovitan 108 33 0 20 28 0 Galin Bugar 112 5 0 20 2 250 Vitas Ginseng 100 0 5 0 0 0 AKG 25 00 12 12 12 2 70

Media rnzi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

gararn dari niacin) rata-rata 20 mg Hasil ini menunjukkan bahwa kontribusi ruacm dari rninuman bernergi sebesar 166 persen dari AJltG (Driske~ 1995)

Tabel 3 Komposisi Gizi Suplemen dibanding AKG Pria Dewasa

I

i

I

Keterangan bull Kandungan gizj gt I AKG daD Kandungan Gizi gt 1 x AKG Zat gizi yang tercantum hanva ~ang umum terdapat pad suplemen yang dikonsumsi coDtoh

Klaim Klaim adalah pemyataan bahwa produk

pangan tertentu mengandung zat gizi dan non gizi tertentu yang bermanfaat jika dikonsumsi atau tidak dikonsumsi oleh kelompok tertentu Pemyataan tersebut hanya dapat dicantumkan pada label dan iklan apabila secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan melalui uji laboratorium atau uji klinik

Jika diperhatikan klaim yang tercantum pada label suplemen yang dikonsumsi contoh maka dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu a Klaim gizi yaitu pemyataan bahwa suplemen

tersebut mengandung zat gizi tertentu yaitu sebanyak 11 merek (Vegeta Natural B Komplek Acerilla C Vitacimin Fress Royal Jelly Ginseng Coffee Ester C CaMg Big C Plus Nutri Farnili dan CGF Honey)

b Klain kesehatan yaitu pemyataan bahwa suplemen tersebut dapat menyehatkan atau memulihkan stamina yaitu sebanyak 9 merek (FitUp M150 Lipovitan Hemaviton Extra Joss Kratingdaeng Ginsana Vitas Ginseng Galin Bugar)

c Klaim tentang pengobatan atau kondisi yang dapat mencegah penyakit tertentu yaitu

sebanyak 4 merek (Sun ChJorella Vitasigi Digestive Tea dan Raishi Gano)

Analisis Hubungan Konsurnsi dengan Karakteristik Contoh

Usia berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin bertambah usia maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya antara lain Wingate ( 1998) Slesinski Subar dan Kahle (1995) Stewart (1985) yang juga berkesimpulan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi frekuensi konsumsi suplemen adalah usia oleh karena bertarnbahnya usia akan diiukuti menurunnya kemarnpuan fisik di satu sisi dan bertarnbahnya aktivitas di sisi lain terutarna bagi orang yang masih aktif bekerja menyebabkan orang cenderung mengkonsumsi suplemen agar tetap dapat bekerja secara optimal

Tingkat pendidikan tidak berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Hal ini berarti bahwa pada semua jenjang pendidikan frekuensi dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna Dalarn penelitian U1l yang lebih berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi adalah pengetahuan gizi Semakin tinggi tingkat pendidikan maka wawasan akan lebih luas meskipun belum tentu pengetahuan gizi akan menjadi lebih baik

Jam kerja memiliki hubungan nyata negatif dengan frekuensi konsumsi Hal ini karena semakin bertarnbah usia kemarnpuan fisik semakin menurun sehingga jarn kerja juga menurun Dalarn penelitian ini mayoritas contoh berusia 46-60 tahun yang berarti kemarnpuan fisik akan lebih rendah dibandingkan usia 25-45 tahun Agar dapat bekerja dengan kondisi yang sehat seperti semula maka orang akan cenderung untuk meningkatkan konsumsi suplemen Dengan alasan ini frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

Tingkat pengetahuan gizi menunjukkan hubungan nyata positif dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin tinggi pengetahuan gizi maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hal ini karen a orang yang mengetahui manfaat makanan (Razim amp Volmecke 1998) memiliki kesan positif tentang makanan (pipes

1989) (986)

baik berhub kons -shydibu dari se como_ larut r

bah9

maka como supleltr Kead2i daJ am dibu~

t hubunsect su per konsur ting -z umw _lt

be rr ~ ~

rata R Dal~

men -~ aiK- ~

meo =-HaJ sup terap keadazshystami-2 setel2L kon shygrn tmg- men~~~

KESl1J

62

1989) yang memiliki pengetahuan gizi (Roedjito 1986) akan memilih kualitas makanan yang lebih baik Dengan demikian pengetahuan gizi akan berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen sebagai suplemen gizi yang dibutuhkan dalam keadaan tertentu Jika dilihat dari setiap aspek pengetahuan gizi~ umumnya contoh hanya kesulitan membedakan vitamin larut air dan larut lemak serta masih menganggap bahwa suplemen digolongkan ke dalam obat atau makanan Dengan demikian pengetahuan gizi contoh yang berhubungan dengan fungsi suplemen sebagai tambahan zat gizi cukup baik Keadaan ini akan mempengaruhi persepsi contoh dalam mengkonsumsi supJemen setiap kali dibutuhkan

Tingkat pendapatan tidak menunjukkan hubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen Dengan demikian frekuesni dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna pada semua tingkat pendapatan Hal ini disebabkan karena umumnya contoh mengkonsumsi sup I emen bentuk cair yang harganya relatif terjangkau (ratashyrata Rp 25001botol) untuk satu kemasan jual Dalam penelitian ill konsumen umumnya mengkonsumsi sup1emen 1-3 kali seminggu Naiknya tingkat pendapatan tidak sekaligus menyebabkan bertambahnya tingkat konsumsi Hal ini dijelaskan oleh Chong (1994) bahwa suplemen yang akan dikonsumsi sifatnya tidak tetap Suplemen hanya akan dikonsumsi dalam keadaan tertentu seperti untuk memulihkan stamina setelah melakukan pekerjaan berat dan setelah kondisi tubuh menjadi normal maka konsumsi kembali akan mengandalkan intake zat gizi dari menu sehari-hari Dengan demikian tingkat konsumsi suplemen tidak akan selalu mengikuti naiknya tingkat pendapatan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1 Pada umumnya contoh berusia 46-60 tahun (60) pendidikan S llDiploma (643) pekerjaan sebagai PNS (45) dengan jam kerja (533) pendapatan (727) dan pengetahuan gizi (54 33) yang masingshymasing termasuk kategori sedang

Media Gizi amp Keluarga Desembet- 200 I XXV (2) bull 57 - 64

2 Jenis suplemen dengan merek tunggal yang paling banyak dipilih adalah Fit-Up (104) sedangkan merek ganda umumnya M 150 dengan Vitas Ginseng (333) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi adalah cair (513) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi untuk a1asan kesehatan adalah cair (Fit-Up 1503) a1asan vitalitas adalah tablet (Natural B Complek 17 14) dan untuk a1asan lain-lain adalah bentuk serbuk (Vegeta 2857)

3 Frekuensi konsumsi suplemen umumnya tidak sering (56) Merek yang paling banyak dikonsumsi adalah Vegeta (1197) dan terendah adalah Nutri Family (032)

4 Tingkat konsumsi suplemen sebulan umumnya kurang dari 15 ukuran saji atau rendah (534) rata-rata tingkat konsumsi setiap bulan untuk bentuk kapsulltablet sebanyak 15 2 buah cair 20 5 botal dan serbuk 147 bungkus

5 Frekuensi konsumsi daJam seminggu berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi dan usia sedangkan tingkat konsumsi sebulan berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi Frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

6 Sebagian contoh memperoleh informasi tentang produk dari media massa (587) tempat membeli di supermarket (513 ) a1asan mengkonsumsi untuk kesehatan dan kebugaran (667) dengan atribut prioritas adalah nilai gizi (39) dan harga (383)

Dengan demikian untuk memenuhi tambahan kebutuhan gizi sebaiknya dari konsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang kecuali karen a sesuatu dan lain hal menu kita tidak seimbang maka sebaiknya dipilih suplemen yang telah terbukti berkhasiat bagi kesehatan

63

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 XXV (2) bull 57 - 64

DAFTAR PUSTAKA

Chong 1994 Health Foods Asia Pasific Food Industry 0478-81 April

Eldridge Alison L amp Edward T Sheehan 1994 Food Supplement Use and Relatied Belue Survey of Community College Student Journal of Nutrition Education 26259-265

Golberg I 1994 Funcional Food Chapman Hal DeptBC New York

Karyadi D amp Hennana 1995 Kecenderungan Penggunaan Makanan Fungsional dan Masalahnya Prosiding Kongres Penyegar llinu Gizi X bandung 21-23 Nopember

Roedjito D 1989 Kajian Penelitian Gizi Mediyatama Sarana Perkasa Jakarta

Stewart ML McDinald JT Levy AS Schucker RE Henderson DP 1985 Vitaminbmineral Supplement use Telephon survey of Adulth in the United State

Thomsen Terry amp Amos 1999 Food and Drug Administrations USA Center for Food Safety Applied Nutritions httpwww cfsanfdagov

Wibisono C 1 Wibisono B Shindhunata V Liu amp M GumiJang 1997 Foods Industry Indonesia

p

U1l

((r pr lJ 1lt bull

pr Fha

PENDAl

P~c Sekoa tahun ~ -

199

adalah ~ MadrapoundshyBenru k makan- shymeruPii shykalori shy3 kali -~

bulan cacmg _ dapat derajat -~

anak sec H

bahwa -~

J PenellL GJ ZL ~

64

Page 4: I. I - ikk.fema.ipb.ac.idikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmiah/konsumsisuplemen_rnn.pdf · I. Pemanfaatan Tepung Pisang Owak (Musa Paradisiaca, L) untuk Bahan Makanan Campuran

II MEDIA GIZI DAN KELUARGA II

Tahun xxv No2 Desember 200 1

I Pemanfaatan Tepung Pisang Owak (Musa Paradisiaca L) untuk Bahan Makanan Campuran (BMC) sebagai Makanan Tambahan Bayi Yuli Heirina Hamid Emma S Wlfakusumah dan Hidayat Syarief

7 Profil Pelabelan Produk Minuman Yeni Suryani Ali Khomsan dan Clara M Kusharto 9

3 Pengaruh Berbagai Proses Pengolahan terhadap Kadar Pati Resisten (Resistant Starch) dan Nilai Indeks Glisemik Uwi (Dioscorea Aata Linn) Amrijati 16

4 Minyak Sawit Mernpercepat Regresi Aterosklerosis Aorta pada Kelinci Hiperkolesterolernia Ringan tetapi Tidak pada yang Hiperkolesterolernia Berat Lidya Irma Mornuat Sulistiyani Ali Khomsan dan Dondin Sajuthi 26

5 Aspek Keamanan Pangan Dari Ayam Panggang di Restoran Tradisional Sunda Tika Wulan Sari dan Lilik Noor Yuliati 35

6 Keragaan dan Detenninan Status Gizi Penduduk Lokal Timika Berdasarkan Agroekologi Hardinsyah Yekti H Effendi Mila Fadilla Wisnu Susetyo dan Dadang Sukandar ~ 45

7 Perilaku Konsumsi Suplemen Pria Dewasa di Kota Makasar Hardinsyah Retnaningsih dan Siradjudin 57

8 Evaluasi Dampak Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PtvIT-AS) pada Absensi dan Status Gizi Murid di Jawa Tengah dan Lampung Djoko Kartono Sandjaja Sihadi Anies Irawati dan Suhartato 65

9 Hubungan antara Pola Asuh dengan Status Gizi Anak Batita pada Rumah Tangga Petani di Kabupaten Bogor Sus Widayani Hidayat Syarief dan Clara M Kusharto 73

10 Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Olahan Tempe sebagai Upaya Perbaikan Gizi di Desa Tertinggal Kecarnatan Nanggung Kabupaten Bogor Yekti Hartati Effendi dan Vera Uripi 83

11 Studi Konsumsi Gula dan Karies Gigi pada Murid Taman Kanak-Kanak Nurce Intan PeITI1ata Dodik Briawan Djiteng Roedjito dan Yekti Hartati Effendi 91

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) 57 - 64

PERILAKU KONSUMSI SUPLEMEN PRlA DEWASA DI KOTA MAKASAR

(Supplement Consumption Behavior of Adult Men in Makasar)

Hardinsyah 1 Retnaningsih l dan Siradjudin2

ABSTRACT Consumption behavior on supplement was studied in Real Estate in Makasar namely Panakkukang Mas Taman Suding Illdah IKIP Resort UNHASResort Taman Telkomas and Burni Tamalanrea Permai As many as 300 adult men were chosen as samples The objective of this study is analyzing the consumption behavior (trend of frequency level 0 consumption and relation with consumer characteristics) The samples aged 20 - 60 years 0 that at least consumed supplement once in the last month The sample frame was formed fron the list of telephone directory (SPT) ofMakasar the year 2000 - 2001 The results showed tha majority of samples (60) aged -16 - 60 years old had diplomC1JS1 degree (6-13) worked ill private sectorslBUMN (526) and had income Rp 1620000 - Rp 3000000 per month (72 7) All respondents had good health status They consumed food supplements for health reason (667) with frequency I - 3 timeslWeek (557) The food supplements consumption was lt 10 serving sizefmonth for liquidlsyrup was 205 bottlesmonth and for granules was 1-17 sachetSmonth Statistical analysis showed that frequency ofsupplement consumption had positive correlation with age and nutrition knowledge and level of consumt~ had positive correlation with nutrition knowledge

Keywords consumption behavior supplement

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dari data pada Badan Pengawasan Obat dan 1akanan (POM) tercatat pada tahun 1994 terdapat suplemen impor berjumJah 482 merek dan dalam negeri 187 merek (Karyadi amp Hermana 1994) dan produksi minuman suplemen sebanyak 932 juta liter setiap tahun (Wibisono Sindhunata amp GumiJang 1997)

Penelitian tentang konsumsi suplemen telah dJakukan di Amerika Serikat tahun 1986 melalui lHNES Hasilnya dilaporkan bahwa antara 28 9 - 381 persen konsumen suplemen berusia antara 18 - 50 tahun sedangkan Stewart (1985) menyebutkan bahwa keJompok usia dew as a yang nerupakan konsumen tetap terdiri dan laki-lili 353 persen dan perempuan sebanyak 388 persen

Kota Makasar sebagai pusat pengembangan -(awasan Timur Indonesia (KTI) memiliki Jenduduk l 191456 jiwa yang terdiri dari 48 8

StafPengaJar Jurusan GMSK Faperta LPS ~ Staf Pengajar Akademi Gizi Depkes Makasar

persen lalci-lili dan 51 2 persen perempuan Ratashyrata pertambahan jumJah penduduk 32 persen per tahun dengan Product Domestic Regional Bruto (PDRB) per kapita sebesar Rp 1 273 342 Pada tahun 2000 di Kota Makasar telah banyak Multi Level Marketing (MLM) yang memasarkan suplemen antara lain PI Centra Nusa Insancemerlang (CNl) PI Amindoway Jaya Indonesia (Amway) DXN Indonesia Multicare dlL Keadaan ini menyebabkan peluang konsumsi suplemen akan semakin meningkat (BPS 1999)

Sehubungan dengan penlUnbuhan ekonomi letaknya yang strategis jumJah pertambahan penduduk dan banyaknya distributor yang menjual supJemen termasuk peredaran suplemen yang dijual di tempat-tempat umum maka menarik untuk diteliti perilaku konsumsi suplemen khususnya pada pria dewasa (usia 20shy60 tahun) di Kota Makasar

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku konsumsi suplemen pada pria dewasa di kota Makasar dan tujuan khusus

57

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) bull 57 - 64

adalah untuk mengetahui (I) karakteristik contoh (usia pendidikan pendapatan keluarga pekerjaan jam kerja pengetahuan gizi tentang suplemen keadaan kesehatan) (2) jenis dan bentuk (3) frekuensi (4) tingkat konsumsi suplemen sebulan dan (5) anal isis hubungan perilaku konsumsi dengan karakteristik contoh

I

METODE PENELlTIAN

Perilaku konsumsi suplemen diteliti dengan menggunakan desain Cross Sectional Study dengan metode survei pada komplek peru mahan ekonorni menengah atas di Kota Makasar yaitu (1) Komplek Panakukang Mas (2) Taman Sudiang Indah (3) Komplek Perumahan Dosen Institut Keguruan dan TImu Pendidikan (IKJP) Makasar (4) Komplek Perumahan Dosen Universitas Hasanuddin (UNHAS) Barabaraya dan Tamalanrea (5) Taman Telkomas dan (6) Burni Tamalanrea Permai (BTP)

Pria Dewasa (20-60 tahun) yang pemah mengkonsumsi suplemen minimal satu kali sebulan terakhir ditetapkan sebagai contoh dalam penelitian ini dengan alasan jumlahnya banyak dan merupakan kelompok usia produktif Kerangka contoh disusun dari Buku Petunjuk Telepon (BPT) Kota Makasar periode 2000-2001 dan dari dari hasil registrasi ini tercatat jumlah pemilik pesawat telepon dari seluruh komplek peru mahan 2384 rumahtangga dan sekitar 3731 persen (876 orang) yang dapat dihubungi melalui telepon Bagi yang memenuhi syarat dan bersedia diwawancarai langsung dipilih sebagai contoh yang jumlahnya ditentukan secara langsung sebanyak 300 orang (50 orang setiap komplek perumahan)

Jenis data teridiri dari (1) data primer meliputi karakteristik contoh (keadaan sosial ekonomi pengetahuan gizi dan kesehatan) konsumsi suplemen Genislbentuk tingkat frekuensi) dikumpulkan dengan cara interview telepon dan (2) data sekunder meliputi karakteristik produk (komposisi dan distributor) dicatat dari label produk dan Buku Panduan Distributor Suplemen Data demografi dikumpulshykan dengan mencatat pada data BPS (MakasarSulawesi Dalam Angka 1999)

Analisis data dengan deskripsi meliputi karakterisrik contoh konsumsi suplemen Genislbentuk tingkat dan frekwensi) dan analisis statistik meliputi hubungan konsumsi dengan karakteristik dengan Uji Korelasi Spearman Pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS Windows 95

BASIL DAN PEMBABASAN

Keadaan Sosial Ekonomi

Konsumsi suplemen lebih umum di kalangan pria dewasa usia 46-60 tahun (60) daripada kelompok usia 20-45 tahun (40) karena beberapa alasan antara lain bertambahnya usia akan diikuti dengan menurunnya kemamshypuan dan daya tahan fisiko Pada kondisi seperti ini diperlukan serangkaian upaya yang dapat membuat seseorang tampil prima dan berkerja secara optimal Hal ini juga yang menyebabkan mengapa pria dewasa mengkonsumsi suplemen umumnya untuk memelihara kesehatan (667) dan menjaga stamina (107) Tingkat pendidikan konsumen umumnya dari diploma dan Sl (693) mereka bekerja lebih banyak di sektor swasta dan BUMN (55) Jenis pekerjaan pad a umumnya berhubungan dengan tingkat pendidikan karena kualifikasi pendidikan akan mewamai kemampuan dalam berkarya yang akhirnya menjadi tolok ukur penempatan dalam bidang pekerjaan dan jumlah pendapatan yang akan diterima sebagai umpan balik dari keahlian seseorang Pendapatan keluarga konsumen umumnya berkisar Rp 1620000 sampai dengan 3000000 setiap bulan sedangkan persentase pengeluaran untuk membeli suplemen setiap bulannya sebesar 27 persen Jtka dilihat menurut kategori tingkat pendapatan sebagaimana disajikan pada Gambar 1 maka dapat dijelaskan bahwa naiknya tingkat pendapatan akar menyebabkan jumlah uang yang dibelanjakar untuk membeli suplemen akan bertambah tetap menurun secara proporsional terhadap totashypendapatan keluarga Hal ini nampaknya sej alashydengan Hukwn Engel yakni pada golonga ekonomi menengah atas persentase pengeluarashyuntuk belanja pangan akan menu run denga

- =-=

58

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 1 XXV (2) bull 57 - 64

naiknya tingkat pendapatan mekipun nilai riilnya tetap lebih banyak

2 isect sect

OJ eo c

CL 1 S c ~

CL

bawah sedans alas

Kategori Pendapalan

Gambar 1 Persentase Pengeluaran untuk Membeli Suplemen memllllt Kategori Tingkat Pendapatan

Jam kerja sebagai salah satu tolok ukur banyaknya waktu yang digunakan oleh seseorang untuk menyelesaikan satu rangkaian tugas formal dapat dipandang sebagai variabel independen yang mempengaruhi dua aspek penting yang berhubungan dengan konsumsi suplemen yaitu jumJah uang sebagai imbalan dan energi sebagai motor penggerak aktivitas fisik Rata-rata jam kerja contoh 60 jamlminggu atau sekitar 526 persen contoh memiliki jam kerja ~ 54 jarnminggu Pengetahuan gizi khususnya yang berhubungan dengan suplemen dapat dianggap baik karena persentase yang merniliki pengetahuan gizi baik (277) lebih banyak dari pada pengetahuan gizi kurang (163 ) sedangkan keadaan kesehatan semua tergolong sehat

Jenis dan Bentuk Suplemen

Ada 24 jenis merek suplemen yang dikonsumsi oleh contoh yaitu yang berbentuk cair sebanyak 513 persen tabletkapsul (223) serbuk (167) dan kombinasi (9) Merek yang paling popular adalah Fit-Up (107) sebagairnana disajikan pada Tabel 1

Bentuk yang paling banyak dipilih adalah bentuk cair disusul bentuk kapsul serta bubuk 8anyaknya contoh yang memilih bentuk cair adalah karena ketersediaannya hampir merata di

berbagai tempat juga karena harga setiap kemasan jual relatif terjangkau sedangkan bentuk kapsul khususnya yang dijual melalui MLM tidak dapat dibeli di tempat umum dan harga setiap kemasan jual relatif mahal

Tabel 1 Sebaran Contoh yang Mengkonsumsi Satu Jenis Suplemen menurut Merek dan Bentuk

Merelc Bentuk

Konsumsi

TUD~ Tunggal +

Gauds n n

I Fit-Up Cair 30 11 32 107 2 M-150 Cair 22 81 32 107

3 Vegeta Serbuk 24 89 28 93

4 HemavitoD CairlkapsuJ 22 81 25 83

5 Exna Joss Serlmk 22 81 23 77

6 Kratingdaeng Cair 14 52 20 67

7 Ginsana Cair 19 70 19 63

8 Lipovitan Cair 14 52 17 57

9 Villi ginseng Cair 14 52 15 50

10 Sunchorella Tablet 12 44 12 40

II Natural B Com Tablet 12 44 12 40

12 Galin B ugar Cair II 4 1 II 37

13 Reisbi Gallo Kapsul II 4 1 II 37

14 Vitasigi Tablet 8 30 8 2 7

15 AcerolaC Tablet 6 22 i 6 20

16 Digestive Tea Serbuk 5 19 5 1 7

17 Royal JeUy Fresh Kapsul 5 19 5 17

18 Ginseng Cotlbe- Serbuk 4 15 4 I3 19 Ester C Plus Tablet 4 15 4 13

20 Vitacimin Tablet 3 11 3 10

21 CaMg Tablet 3 I 3 10

22 Big C Plu Tablet 2 07 2 07

23 Nutri- IO Family M Serlmk 2 07 2 07

24 CGF Honey Cair I 04 I 03

OTAL 270 100 300 100

I

Keterangan bull Jwnlah contob yang hanya mengkonsumsi satu jenis rnerek bullbull Suplemen ya ng diiual melalui lvlLM

Konsumen yang memili1-t suplemen Jerus merek ganda sebanyak 10 persen Merek yang lebih banyak dipilih adalah M 150 dengan Vitas Ginseng (333) disusul Kratingdaeng dengan Vegeta (20) Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pad a Tabel 2

Pilihan dua jenis merek tersebut didasarkan pada fungsi produk yang saling melengkapi misalnya Vegeta paling banyak dikombinasikan dengan merek lainnya karen a fungsi Vegeta sangat khas diantara suplemen yang lain

59

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) 57 - 64

Tabel 2 Sebaran contoh yang mengkonsumsi dua Jenis Suplemen menurut Merek

Merek

l MI50 dan Vitas Ginseng

2 Kratingdneng ltjan Vegeta

3 Vegeta dan Vi tacimin

4 Fit Up dan Vegela

5 Hema~iton dan Vitacimin

6 Lipovitan dan Villlcirnin

7 E-1ra Joss dan Vitaciwm

8 Vi lllS Ginseng dan Galin Bugar

9 HemaVJton dan Vegeta

1 10 Lipovitan dan Vegeta

Tota l

Konsumsi Gaoda

n I

I 10 I 333

6 I 200

j I 13 3

I 2 I 66

2 i 66

2 i 66

1 I 33

1 I 33 I 1 I 33 I

33

30 100

I

Sumber informasi produk umumnya berasal dari media massa sebanyak 587 persen tempat membeli di supennarket (513) dan atribut produk yang diperhatikan adalah nilai gizi (39) harganya (383) dan lain-lain (tempat pembeLian dan promosi) (227)

Frekuensi dan Tingkat Konswnsi

Frekuensi konsumsi dalam seminggu merupakan cerminan dari pola konsumsi suplemen yang umwnnya hanya berkisar 1-3 kali (557) Frekuensi ini masih tergolong rendah dapat dilihat pada Gambar 2

selalu

jarang 56

Gambar 2 Diagram Pie Frekuensi Konsumsi Suplemenminggu

Meskipun dengan teknik dan populasi yang berbeda jika dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu (Thomsel Terry dan Amos

60

1987 amp Zive 1996) menunjukkan bahwa ad kesamaan pola frekuensi konsumsi supleme yaitu frekuensi konsumsi lt 7 kal ilminggu Sekalipun demikian belum cukup bukti untu shymenyatakan bahwa konsumsi suplemen tida popular di kalangan masyarakat Makasar kare 1 untuk menjawab hal ini diperlukan rancanga survei yang menyeluruh dari berbagai strata sos ltL

masyarakat Berdasarkan kuantitas penggunaan setia

merek oleh semua contoh dapat dikemukakrshybahwa Vegeta adalah merek yang paling ban~-middotshy

dikonsumsi (149 ukslbulan) disusul M I50 ( shyukslbln) Ekstra Joss (136 ukslbln) Fit Up ( ~

ikslbln) dan Vitasigi-F (92 ukslbln) Adan perbedaan antara merek yang popular dengashymerek yang paling banyak dikonsumsi adala-- karena merek popular tidak selamanyo dikonsumsi secara teratur Hal ini berkait~shy

dengan adanya pertimbangan subjektif konsurnelt yang paling suLit untuk digeneralisir seper Vegeta sebaiknya dikonsurnsi setiap bari jikc memang ingin dirasakan khasiatn~-a

(memperlancar proses pembuangan feses) serungga total penggunaannya lebih banyak (14 shyuksbln) dari pada Fit-Up (95 uks)

Sisi lain yang perlu dikemukakan adalar kategori tingkat konswnsi suplemen sebulan yan5 dibagi menjadi tigtl kategori yaitu tingka konsurnsi rendah atau setara ~ 10 uks (40 ) sedang 10-20 uks (32) dan tinggi gt 20 uks (28) Dari hasil ini dapat dijelaskan bahwa pack umumnya konsumen akan mengkonsuTl2 suplemen minimal 1 kali dalam tiga hari sehinggc masih tergolong rendah dan kategori ini tidal didasarkan kepada pertimbangan persentase kontribusi intake zat gizi asal suplemen yan= bersangkutan Jika dilihat dari segi bentuknyz maka rata-rata konsumsi bentuk cair adalah yang paling banyak yaitu 20 uksbln sebagaiman2 disajikan pada Gambar 3

A1asan konsumsi suplemen umumnc karena kesehatan dan kebugaran (667) vitalitas ( 107) dan alasan kombinasillain-lain (227) Merek yang paling banyak dikonsumsi untuk alasan kesehatan adalah Fit-Up dan MI50 masing-masing (144) untuk alasan vitalitas Natural B Komplek (18 8) dan Acerola C (158) serta untuk alasan kombinasi adalah Vegeta (325)

shy

e ~qr~ 5la-are

~

cairminuman kapsul1llbIct serbuk

BenlUk

Gambar 3 Rata-rata Jumlah Suplemen yang

Dikonsumsi Contoh Sebulan

Komposisi dan Klaim Suplemen

Komposisi Kombinasi bahan yang terkandung dalam

pangan olahan diatur secara jelas pada PP 69 Tahun 1999 (pasal 19 sampai 22) Hal yang perlu diperhatikan adalah pencantuman pernyataan dalam label bahwa pangan telah ditambah diperkaya atau difortifikasi dengan vitamin mineral atau zat penambab gizi lainnya tidak dilarang sepanjang hal tersebut benar dilakukan pada saat pengolahan pangan dan tidak menyesatkan Berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman penulis maka pada umumnya ada empat jenis komponen utama suplemen yaitu taurin vitamin (B 1 B2 B6) kafein dan madu Selain komponen tersebut ada yang menambahkan zat lain misalnya ginseng dan inositol (Extra Joss) asam sitrat (Fit-Up) sukrosa panthotenol (M150) sukrosa lysin dan sodium benzoat (Kratingdaeng) serta lysine (Vitas Ginseng)

[nformasi gizi yang tercantum pada label adalah hal yang sangat penting diperhatikan oleh konsumen karena harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh Ambang batas aman untuk beberapa hahan dalam suplemen seperti kafein aspartame dan bahan tambahan lainnya (tartrazine ponceau) harus aman bagi kesehatan konsumen Jika dilihat dari segi jumlah beberapa zat yang penggunaannya harus dibatasi seperti

Media G1zi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

kafein dan aspartame maka semuanya telah memenuhi aturan yang semestinya

Kafein adalab baban yang hampir dijumpai pada setiap suplemen khususnya golongan minuman berenergi Konsumsi kafein setiap hari yang aman ada1ab 150 mg sedangkan kandungan rata-rata kafein dalam seuplemen sebanyak 50 mg Jika produsen menganjurkan pemakaian tiga kali sehari berarti masih aman untuk dikonsumsi dengan ketentuan konsumen tidak mengkonsumsi bahan makanan lain yang mengandung kafein Kandungan kalori minuman berenergi berkisar 100-112 kkal dengan lSI 50 mlJbtl Jika dibandingkan dengan dosis anjuran yaitu 2-3 kali sehari berarti kontribusi kalori dari suplemen jenis ini antara 200-336 kkal sehingga secara rinci dapat dijelaskan kontribusi kalori untuk kebutuhan pria dewasa adalah sebagai berikut a Kelompok usia 20-45 tahun sebesar 71-12 b Kelompok usia 46-59 tahun sebesar 8-134 c Kelompok usia gt60 tahun sebesar 9-152

Terjadi peningkatan kontribusi kalori dengan meningkatnya usia jika jumlah yang dikonsumsi 2-3 kalihari Hal ini disebabkan adanya penurunan tingkat kebutuhan sebesar 300 kkal dari kelompok usia 20-45 tabun ke usia 46shy59 tahun Penurunan kebutuhan kalori sebesar 5 untuk tiap pertambaban usia 10 tabun antara 40shy59 tahun dan selang 10 tahun untuk usia antara 60-69 tahun dan 70 tahun ke atas (Soeharjo amp Kusharto 1992)

Kandungan vitamin B 1 dalam minuman berenergi yang dikonsumsi contoh berkisar 33-10 mg sedangkan kebutuhan vitamin middot B untuk pria dewasa sebesar 12mghr Dengan demikian konsumsi minuman berenergi dapat memberi kontribusi pemenuhan kebutuhan vitamin B 1 sebesar 275-833 persen dari Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) yang dapat disajikan pada Tabel 3

Vitamin B2 yang terkandung dalam minuman bemergi sebesar 5 mgl(150ml) sedangkan kebutuhan vitamin B2 sebesar 12 mg (usia 20-59 tabun) dan 1 mg (usia 60 tahun) Hasil ini menunjukkan bahwa kantribusi vitamin B2 asal minuman berenergi sebesar 4-5 kali lebih tinggi dari AKG

Pria dewasa usia 20-60 tahun membutuhkan niacin (vitamin B3) sebanyak 12 mglhari sedangkan kandungan nicotinamida (bentuk

61

Merek

Kandungan Zat Gizi setiap 150 ml (1 btl)

nershygi

kkl)

Vit Bl mg)

Vit B2 mg)

Vit B3 mg)

Vit B6 mg)

fit C Mg)

Fit Up 108 0 0 20 0 0 M150 112 0 0 20 0 0 I

Hernaviton 100 0 i 0 18 0 0 Extra Joss 100 0 5 20 0 0 Kratingdatng 100 I 10 0 20 2 0 Lipovitan 108 33 0 20 28 0 Galin Bugar 112 5 0 20 2 250 Vitas Ginseng 100 0 5 0 0 0 AKG 25 00 12 12 12 2 70

Media rnzi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

gararn dari niacin) rata-rata 20 mg Hasil ini menunjukkan bahwa kontribusi ruacm dari rninuman bernergi sebesar 166 persen dari AJltG (Driske~ 1995)

Tabel 3 Komposisi Gizi Suplemen dibanding AKG Pria Dewasa

I

i

I

Keterangan bull Kandungan gizj gt I AKG daD Kandungan Gizi gt 1 x AKG Zat gizi yang tercantum hanva ~ang umum terdapat pad suplemen yang dikonsumsi coDtoh

Klaim Klaim adalah pemyataan bahwa produk

pangan tertentu mengandung zat gizi dan non gizi tertentu yang bermanfaat jika dikonsumsi atau tidak dikonsumsi oleh kelompok tertentu Pemyataan tersebut hanya dapat dicantumkan pada label dan iklan apabila secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan melalui uji laboratorium atau uji klinik

Jika diperhatikan klaim yang tercantum pada label suplemen yang dikonsumsi contoh maka dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu a Klaim gizi yaitu pemyataan bahwa suplemen

tersebut mengandung zat gizi tertentu yaitu sebanyak 11 merek (Vegeta Natural B Komplek Acerilla C Vitacimin Fress Royal Jelly Ginseng Coffee Ester C CaMg Big C Plus Nutri Farnili dan CGF Honey)

b Klain kesehatan yaitu pemyataan bahwa suplemen tersebut dapat menyehatkan atau memulihkan stamina yaitu sebanyak 9 merek (FitUp M150 Lipovitan Hemaviton Extra Joss Kratingdaeng Ginsana Vitas Ginseng Galin Bugar)

c Klaim tentang pengobatan atau kondisi yang dapat mencegah penyakit tertentu yaitu

sebanyak 4 merek (Sun ChJorella Vitasigi Digestive Tea dan Raishi Gano)

Analisis Hubungan Konsurnsi dengan Karakteristik Contoh

Usia berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin bertambah usia maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya antara lain Wingate ( 1998) Slesinski Subar dan Kahle (1995) Stewart (1985) yang juga berkesimpulan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi frekuensi konsumsi suplemen adalah usia oleh karena bertarnbahnya usia akan diiukuti menurunnya kemarnpuan fisik di satu sisi dan bertarnbahnya aktivitas di sisi lain terutarna bagi orang yang masih aktif bekerja menyebabkan orang cenderung mengkonsumsi suplemen agar tetap dapat bekerja secara optimal

Tingkat pendidikan tidak berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Hal ini berarti bahwa pada semua jenjang pendidikan frekuensi dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna Dalarn penelitian U1l yang lebih berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi adalah pengetahuan gizi Semakin tinggi tingkat pendidikan maka wawasan akan lebih luas meskipun belum tentu pengetahuan gizi akan menjadi lebih baik

Jam kerja memiliki hubungan nyata negatif dengan frekuensi konsumsi Hal ini karena semakin bertarnbah usia kemarnpuan fisik semakin menurun sehingga jarn kerja juga menurun Dalarn penelitian ini mayoritas contoh berusia 46-60 tahun yang berarti kemarnpuan fisik akan lebih rendah dibandingkan usia 25-45 tahun Agar dapat bekerja dengan kondisi yang sehat seperti semula maka orang akan cenderung untuk meningkatkan konsumsi suplemen Dengan alasan ini frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

Tingkat pengetahuan gizi menunjukkan hubungan nyata positif dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin tinggi pengetahuan gizi maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hal ini karen a orang yang mengetahui manfaat makanan (Razim amp Volmecke 1998) memiliki kesan positif tentang makanan (pipes

1989) (986)

baik berhub kons -shydibu dari se como_ larut r

bah9

maka como supleltr Kead2i daJ am dibu~

t hubunsect su per konsur ting -z umw _lt

be rr ~ ~

rata R Dal~

men -~ aiK- ~

meo =-HaJ sup terap keadazshystami-2 setel2L kon shygrn tmg- men~~~

KESl1J

62

1989) yang memiliki pengetahuan gizi (Roedjito 1986) akan memilih kualitas makanan yang lebih baik Dengan demikian pengetahuan gizi akan berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen sebagai suplemen gizi yang dibutuhkan dalam keadaan tertentu Jika dilihat dari setiap aspek pengetahuan gizi~ umumnya contoh hanya kesulitan membedakan vitamin larut air dan larut lemak serta masih menganggap bahwa suplemen digolongkan ke dalam obat atau makanan Dengan demikian pengetahuan gizi contoh yang berhubungan dengan fungsi suplemen sebagai tambahan zat gizi cukup baik Keadaan ini akan mempengaruhi persepsi contoh dalam mengkonsumsi supJemen setiap kali dibutuhkan

Tingkat pendapatan tidak menunjukkan hubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen Dengan demikian frekuesni dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna pada semua tingkat pendapatan Hal ini disebabkan karena umumnya contoh mengkonsumsi sup I emen bentuk cair yang harganya relatif terjangkau (ratashyrata Rp 25001botol) untuk satu kemasan jual Dalam penelitian ill konsumen umumnya mengkonsumsi sup1emen 1-3 kali seminggu Naiknya tingkat pendapatan tidak sekaligus menyebabkan bertambahnya tingkat konsumsi Hal ini dijelaskan oleh Chong (1994) bahwa suplemen yang akan dikonsumsi sifatnya tidak tetap Suplemen hanya akan dikonsumsi dalam keadaan tertentu seperti untuk memulihkan stamina setelah melakukan pekerjaan berat dan setelah kondisi tubuh menjadi normal maka konsumsi kembali akan mengandalkan intake zat gizi dari menu sehari-hari Dengan demikian tingkat konsumsi suplemen tidak akan selalu mengikuti naiknya tingkat pendapatan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1 Pada umumnya contoh berusia 46-60 tahun (60) pendidikan S llDiploma (643) pekerjaan sebagai PNS (45) dengan jam kerja (533) pendapatan (727) dan pengetahuan gizi (54 33) yang masingshymasing termasuk kategori sedang

Media Gizi amp Keluarga Desembet- 200 I XXV (2) bull 57 - 64

2 Jenis suplemen dengan merek tunggal yang paling banyak dipilih adalah Fit-Up (104) sedangkan merek ganda umumnya M 150 dengan Vitas Ginseng (333) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi adalah cair (513) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi untuk a1asan kesehatan adalah cair (Fit-Up 1503) a1asan vitalitas adalah tablet (Natural B Complek 17 14) dan untuk a1asan lain-lain adalah bentuk serbuk (Vegeta 2857)

3 Frekuensi konsumsi suplemen umumnya tidak sering (56) Merek yang paling banyak dikonsumsi adalah Vegeta (1197) dan terendah adalah Nutri Family (032)

4 Tingkat konsumsi suplemen sebulan umumnya kurang dari 15 ukuran saji atau rendah (534) rata-rata tingkat konsumsi setiap bulan untuk bentuk kapsulltablet sebanyak 15 2 buah cair 20 5 botal dan serbuk 147 bungkus

5 Frekuensi konsumsi daJam seminggu berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi dan usia sedangkan tingkat konsumsi sebulan berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi Frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

6 Sebagian contoh memperoleh informasi tentang produk dari media massa (587) tempat membeli di supermarket (513 ) a1asan mengkonsumsi untuk kesehatan dan kebugaran (667) dengan atribut prioritas adalah nilai gizi (39) dan harga (383)

Dengan demikian untuk memenuhi tambahan kebutuhan gizi sebaiknya dari konsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang kecuali karen a sesuatu dan lain hal menu kita tidak seimbang maka sebaiknya dipilih suplemen yang telah terbukti berkhasiat bagi kesehatan

63

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 XXV (2) bull 57 - 64

DAFTAR PUSTAKA

Chong 1994 Health Foods Asia Pasific Food Industry 0478-81 April

Eldridge Alison L amp Edward T Sheehan 1994 Food Supplement Use and Relatied Belue Survey of Community College Student Journal of Nutrition Education 26259-265

Golberg I 1994 Funcional Food Chapman Hal DeptBC New York

Karyadi D amp Hennana 1995 Kecenderungan Penggunaan Makanan Fungsional dan Masalahnya Prosiding Kongres Penyegar llinu Gizi X bandung 21-23 Nopember

Roedjito D 1989 Kajian Penelitian Gizi Mediyatama Sarana Perkasa Jakarta

Stewart ML McDinald JT Levy AS Schucker RE Henderson DP 1985 Vitaminbmineral Supplement use Telephon survey of Adulth in the United State

Thomsen Terry amp Amos 1999 Food and Drug Administrations USA Center for Food Safety Applied Nutritions httpwww cfsanfdagov

Wibisono C 1 Wibisono B Shindhunata V Liu amp M GumiJang 1997 Foods Industry Indonesia

p

U1l

((r pr lJ 1lt bull

pr Fha

PENDAl

P~c Sekoa tahun ~ -

199

adalah ~ MadrapoundshyBenru k makan- shymeruPii shykalori shy3 kali -~

bulan cacmg _ dapat derajat -~

anak sec H

bahwa -~

J PenellL GJ ZL ~

64

Page 5: I. I - ikk.fema.ipb.ac.idikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmiah/konsumsisuplemen_rnn.pdf · I. Pemanfaatan Tepung Pisang Owak (Musa Paradisiaca, L) untuk Bahan Makanan Campuran

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) 57 - 64

PERILAKU KONSUMSI SUPLEMEN PRlA DEWASA DI KOTA MAKASAR

(Supplement Consumption Behavior of Adult Men in Makasar)

Hardinsyah 1 Retnaningsih l dan Siradjudin2

ABSTRACT Consumption behavior on supplement was studied in Real Estate in Makasar namely Panakkukang Mas Taman Suding Illdah IKIP Resort UNHASResort Taman Telkomas and Burni Tamalanrea Permai As many as 300 adult men were chosen as samples The objective of this study is analyzing the consumption behavior (trend of frequency level 0 consumption and relation with consumer characteristics) The samples aged 20 - 60 years 0 that at least consumed supplement once in the last month The sample frame was formed fron the list of telephone directory (SPT) ofMakasar the year 2000 - 2001 The results showed tha majority of samples (60) aged -16 - 60 years old had diplomC1JS1 degree (6-13) worked ill private sectorslBUMN (526) and had income Rp 1620000 - Rp 3000000 per month (72 7) All respondents had good health status They consumed food supplements for health reason (667) with frequency I - 3 timeslWeek (557) The food supplements consumption was lt 10 serving sizefmonth for liquidlsyrup was 205 bottlesmonth and for granules was 1-17 sachetSmonth Statistical analysis showed that frequency ofsupplement consumption had positive correlation with age and nutrition knowledge and level of consumt~ had positive correlation with nutrition knowledge

Keywords consumption behavior supplement

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dari data pada Badan Pengawasan Obat dan 1akanan (POM) tercatat pada tahun 1994 terdapat suplemen impor berjumJah 482 merek dan dalam negeri 187 merek (Karyadi amp Hermana 1994) dan produksi minuman suplemen sebanyak 932 juta liter setiap tahun (Wibisono Sindhunata amp GumiJang 1997)

Penelitian tentang konsumsi suplemen telah dJakukan di Amerika Serikat tahun 1986 melalui lHNES Hasilnya dilaporkan bahwa antara 28 9 - 381 persen konsumen suplemen berusia antara 18 - 50 tahun sedangkan Stewart (1985) menyebutkan bahwa keJompok usia dew as a yang nerupakan konsumen tetap terdiri dan laki-lili 353 persen dan perempuan sebanyak 388 persen

Kota Makasar sebagai pusat pengembangan -(awasan Timur Indonesia (KTI) memiliki Jenduduk l 191456 jiwa yang terdiri dari 48 8

StafPengaJar Jurusan GMSK Faperta LPS ~ Staf Pengajar Akademi Gizi Depkes Makasar

persen lalci-lili dan 51 2 persen perempuan Ratashyrata pertambahan jumJah penduduk 32 persen per tahun dengan Product Domestic Regional Bruto (PDRB) per kapita sebesar Rp 1 273 342 Pada tahun 2000 di Kota Makasar telah banyak Multi Level Marketing (MLM) yang memasarkan suplemen antara lain PI Centra Nusa Insancemerlang (CNl) PI Amindoway Jaya Indonesia (Amway) DXN Indonesia Multicare dlL Keadaan ini menyebabkan peluang konsumsi suplemen akan semakin meningkat (BPS 1999)

Sehubungan dengan penlUnbuhan ekonomi letaknya yang strategis jumJah pertambahan penduduk dan banyaknya distributor yang menjual supJemen termasuk peredaran suplemen yang dijual di tempat-tempat umum maka menarik untuk diteliti perilaku konsumsi suplemen khususnya pada pria dewasa (usia 20shy60 tahun) di Kota Makasar

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku konsumsi suplemen pada pria dewasa di kota Makasar dan tujuan khusus

57

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) bull 57 - 64

adalah untuk mengetahui (I) karakteristik contoh (usia pendidikan pendapatan keluarga pekerjaan jam kerja pengetahuan gizi tentang suplemen keadaan kesehatan) (2) jenis dan bentuk (3) frekuensi (4) tingkat konsumsi suplemen sebulan dan (5) anal isis hubungan perilaku konsumsi dengan karakteristik contoh

I

METODE PENELlTIAN

Perilaku konsumsi suplemen diteliti dengan menggunakan desain Cross Sectional Study dengan metode survei pada komplek peru mahan ekonorni menengah atas di Kota Makasar yaitu (1) Komplek Panakukang Mas (2) Taman Sudiang Indah (3) Komplek Perumahan Dosen Institut Keguruan dan TImu Pendidikan (IKJP) Makasar (4) Komplek Perumahan Dosen Universitas Hasanuddin (UNHAS) Barabaraya dan Tamalanrea (5) Taman Telkomas dan (6) Burni Tamalanrea Permai (BTP)

Pria Dewasa (20-60 tahun) yang pemah mengkonsumsi suplemen minimal satu kali sebulan terakhir ditetapkan sebagai contoh dalam penelitian ini dengan alasan jumlahnya banyak dan merupakan kelompok usia produktif Kerangka contoh disusun dari Buku Petunjuk Telepon (BPT) Kota Makasar periode 2000-2001 dan dari dari hasil registrasi ini tercatat jumlah pemilik pesawat telepon dari seluruh komplek peru mahan 2384 rumahtangga dan sekitar 3731 persen (876 orang) yang dapat dihubungi melalui telepon Bagi yang memenuhi syarat dan bersedia diwawancarai langsung dipilih sebagai contoh yang jumlahnya ditentukan secara langsung sebanyak 300 orang (50 orang setiap komplek perumahan)

Jenis data teridiri dari (1) data primer meliputi karakteristik contoh (keadaan sosial ekonomi pengetahuan gizi dan kesehatan) konsumsi suplemen Genislbentuk tingkat frekuensi) dikumpulkan dengan cara interview telepon dan (2) data sekunder meliputi karakteristik produk (komposisi dan distributor) dicatat dari label produk dan Buku Panduan Distributor Suplemen Data demografi dikumpulshykan dengan mencatat pada data BPS (MakasarSulawesi Dalam Angka 1999)

Analisis data dengan deskripsi meliputi karakterisrik contoh konsumsi suplemen Genislbentuk tingkat dan frekwensi) dan analisis statistik meliputi hubungan konsumsi dengan karakteristik dengan Uji Korelasi Spearman Pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS Windows 95

BASIL DAN PEMBABASAN

Keadaan Sosial Ekonomi

Konsumsi suplemen lebih umum di kalangan pria dewasa usia 46-60 tahun (60) daripada kelompok usia 20-45 tahun (40) karena beberapa alasan antara lain bertambahnya usia akan diikuti dengan menurunnya kemamshypuan dan daya tahan fisiko Pada kondisi seperti ini diperlukan serangkaian upaya yang dapat membuat seseorang tampil prima dan berkerja secara optimal Hal ini juga yang menyebabkan mengapa pria dewasa mengkonsumsi suplemen umumnya untuk memelihara kesehatan (667) dan menjaga stamina (107) Tingkat pendidikan konsumen umumnya dari diploma dan Sl (693) mereka bekerja lebih banyak di sektor swasta dan BUMN (55) Jenis pekerjaan pad a umumnya berhubungan dengan tingkat pendidikan karena kualifikasi pendidikan akan mewamai kemampuan dalam berkarya yang akhirnya menjadi tolok ukur penempatan dalam bidang pekerjaan dan jumlah pendapatan yang akan diterima sebagai umpan balik dari keahlian seseorang Pendapatan keluarga konsumen umumnya berkisar Rp 1620000 sampai dengan 3000000 setiap bulan sedangkan persentase pengeluaran untuk membeli suplemen setiap bulannya sebesar 27 persen Jtka dilihat menurut kategori tingkat pendapatan sebagaimana disajikan pada Gambar 1 maka dapat dijelaskan bahwa naiknya tingkat pendapatan akar menyebabkan jumlah uang yang dibelanjakar untuk membeli suplemen akan bertambah tetap menurun secara proporsional terhadap totashypendapatan keluarga Hal ini nampaknya sej alashydengan Hukwn Engel yakni pada golonga ekonomi menengah atas persentase pengeluarashyuntuk belanja pangan akan menu run denga

- =-=

58

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 1 XXV (2) bull 57 - 64

naiknya tingkat pendapatan mekipun nilai riilnya tetap lebih banyak

2 isect sect

OJ eo c

CL 1 S c ~

CL

bawah sedans alas

Kategori Pendapalan

Gambar 1 Persentase Pengeluaran untuk Membeli Suplemen memllllt Kategori Tingkat Pendapatan

Jam kerja sebagai salah satu tolok ukur banyaknya waktu yang digunakan oleh seseorang untuk menyelesaikan satu rangkaian tugas formal dapat dipandang sebagai variabel independen yang mempengaruhi dua aspek penting yang berhubungan dengan konsumsi suplemen yaitu jumJah uang sebagai imbalan dan energi sebagai motor penggerak aktivitas fisik Rata-rata jam kerja contoh 60 jamlminggu atau sekitar 526 persen contoh memiliki jam kerja ~ 54 jarnminggu Pengetahuan gizi khususnya yang berhubungan dengan suplemen dapat dianggap baik karena persentase yang merniliki pengetahuan gizi baik (277) lebih banyak dari pada pengetahuan gizi kurang (163 ) sedangkan keadaan kesehatan semua tergolong sehat

Jenis dan Bentuk Suplemen

Ada 24 jenis merek suplemen yang dikonsumsi oleh contoh yaitu yang berbentuk cair sebanyak 513 persen tabletkapsul (223) serbuk (167) dan kombinasi (9) Merek yang paling popular adalah Fit-Up (107) sebagairnana disajikan pada Tabel 1

Bentuk yang paling banyak dipilih adalah bentuk cair disusul bentuk kapsul serta bubuk 8anyaknya contoh yang memilih bentuk cair adalah karena ketersediaannya hampir merata di

berbagai tempat juga karena harga setiap kemasan jual relatif terjangkau sedangkan bentuk kapsul khususnya yang dijual melalui MLM tidak dapat dibeli di tempat umum dan harga setiap kemasan jual relatif mahal

Tabel 1 Sebaran Contoh yang Mengkonsumsi Satu Jenis Suplemen menurut Merek dan Bentuk

Merelc Bentuk

Konsumsi

TUD~ Tunggal +

Gauds n n

I Fit-Up Cair 30 11 32 107 2 M-150 Cair 22 81 32 107

3 Vegeta Serbuk 24 89 28 93

4 HemavitoD CairlkapsuJ 22 81 25 83

5 Exna Joss Serlmk 22 81 23 77

6 Kratingdaeng Cair 14 52 20 67

7 Ginsana Cair 19 70 19 63

8 Lipovitan Cair 14 52 17 57

9 Villi ginseng Cair 14 52 15 50

10 Sunchorella Tablet 12 44 12 40

II Natural B Com Tablet 12 44 12 40

12 Galin B ugar Cair II 4 1 II 37

13 Reisbi Gallo Kapsul II 4 1 II 37

14 Vitasigi Tablet 8 30 8 2 7

15 AcerolaC Tablet 6 22 i 6 20

16 Digestive Tea Serbuk 5 19 5 1 7

17 Royal JeUy Fresh Kapsul 5 19 5 17

18 Ginseng Cotlbe- Serbuk 4 15 4 I3 19 Ester C Plus Tablet 4 15 4 13

20 Vitacimin Tablet 3 11 3 10

21 CaMg Tablet 3 I 3 10

22 Big C Plu Tablet 2 07 2 07

23 Nutri- IO Family M Serlmk 2 07 2 07

24 CGF Honey Cair I 04 I 03

OTAL 270 100 300 100

I

Keterangan bull Jwnlah contob yang hanya mengkonsumsi satu jenis rnerek bullbull Suplemen ya ng diiual melalui lvlLM

Konsumen yang memili1-t suplemen Jerus merek ganda sebanyak 10 persen Merek yang lebih banyak dipilih adalah M 150 dengan Vitas Ginseng (333) disusul Kratingdaeng dengan Vegeta (20) Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pad a Tabel 2

Pilihan dua jenis merek tersebut didasarkan pada fungsi produk yang saling melengkapi misalnya Vegeta paling banyak dikombinasikan dengan merek lainnya karen a fungsi Vegeta sangat khas diantara suplemen yang lain

59

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) 57 - 64

Tabel 2 Sebaran contoh yang mengkonsumsi dua Jenis Suplemen menurut Merek

Merek

l MI50 dan Vitas Ginseng

2 Kratingdneng ltjan Vegeta

3 Vegeta dan Vi tacimin

4 Fit Up dan Vegela

5 Hema~iton dan Vitacimin

6 Lipovitan dan Villlcirnin

7 E-1ra Joss dan Vitaciwm

8 Vi lllS Ginseng dan Galin Bugar

9 HemaVJton dan Vegeta

1 10 Lipovitan dan Vegeta

Tota l

Konsumsi Gaoda

n I

I 10 I 333

6 I 200

j I 13 3

I 2 I 66

2 i 66

2 i 66

1 I 33

1 I 33 I 1 I 33 I

33

30 100

I

Sumber informasi produk umumnya berasal dari media massa sebanyak 587 persen tempat membeli di supennarket (513) dan atribut produk yang diperhatikan adalah nilai gizi (39) harganya (383) dan lain-lain (tempat pembeLian dan promosi) (227)

Frekuensi dan Tingkat Konswnsi

Frekuensi konsumsi dalam seminggu merupakan cerminan dari pola konsumsi suplemen yang umwnnya hanya berkisar 1-3 kali (557) Frekuensi ini masih tergolong rendah dapat dilihat pada Gambar 2

selalu

jarang 56

Gambar 2 Diagram Pie Frekuensi Konsumsi Suplemenminggu

Meskipun dengan teknik dan populasi yang berbeda jika dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu (Thomsel Terry dan Amos

60

1987 amp Zive 1996) menunjukkan bahwa ad kesamaan pola frekuensi konsumsi supleme yaitu frekuensi konsumsi lt 7 kal ilminggu Sekalipun demikian belum cukup bukti untu shymenyatakan bahwa konsumsi suplemen tida popular di kalangan masyarakat Makasar kare 1 untuk menjawab hal ini diperlukan rancanga survei yang menyeluruh dari berbagai strata sos ltL

masyarakat Berdasarkan kuantitas penggunaan setia

merek oleh semua contoh dapat dikemukakrshybahwa Vegeta adalah merek yang paling ban~-middotshy

dikonsumsi (149 ukslbulan) disusul M I50 ( shyukslbln) Ekstra Joss (136 ukslbln) Fit Up ( ~

ikslbln) dan Vitasigi-F (92 ukslbln) Adan perbedaan antara merek yang popular dengashymerek yang paling banyak dikonsumsi adala-- karena merek popular tidak selamanyo dikonsumsi secara teratur Hal ini berkait~shy

dengan adanya pertimbangan subjektif konsurnelt yang paling suLit untuk digeneralisir seper Vegeta sebaiknya dikonsurnsi setiap bari jikc memang ingin dirasakan khasiatn~-a

(memperlancar proses pembuangan feses) serungga total penggunaannya lebih banyak (14 shyuksbln) dari pada Fit-Up (95 uks)

Sisi lain yang perlu dikemukakan adalar kategori tingkat konswnsi suplemen sebulan yan5 dibagi menjadi tigtl kategori yaitu tingka konsurnsi rendah atau setara ~ 10 uks (40 ) sedang 10-20 uks (32) dan tinggi gt 20 uks (28) Dari hasil ini dapat dijelaskan bahwa pack umumnya konsumen akan mengkonsuTl2 suplemen minimal 1 kali dalam tiga hari sehinggc masih tergolong rendah dan kategori ini tidal didasarkan kepada pertimbangan persentase kontribusi intake zat gizi asal suplemen yan= bersangkutan Jika dilihat dari segi bentuknyz maka rata-rata konsumsi bentuk cair adalah yang paling banyak yaitu 20 uksbln sebagaiman2 disajikan pada Gambar 3

A1asan konsumsi suplemen umumnc karena kesehatan dan kebugaran (667) vitalitas ( 107) dan alasan kombinasillain-lain (227) Merek yang paling banyak dikonsumsi untuk alasan kesehatan adalah Fit-Up dan MI50 masing-masing (144) untuk alasan vitalitas Natural B Komplek (18 8) dan Acerola C (158) serta untuk alasan kombinasi adalah Vegeta (325)

shy

e ~qr~ 5la-are

~

cairminuman kapsul1llbIct serbuk

BenlUk

Gambar 3 Rata-rata Jumlah Suplemen yang

Dikonsumsi Contoh Sebulan

Komposisi dan Klaim Suplemen

Komposisi Kombinasi bahan yang terkandung dalam

pangan olahan diatur secara jelas pada PP 69 Tahun 1999 (pasal 19 sampai 22) Hal yang perlu diperhatikan adalah pencantuman pernyataan dalam label bahwa pangan telah ditambah diperkaya atau difortifikasi dengan vitamin mineral atau zat penambab gizi lainnya tidak dilarang sepanjang hal tersebut benar dilakukan pada saat pengolahan pangan dan tidak menyesatkan Berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman penulis maka pada umumnya ada empat jenis komponen utama suplemen yaitu taurin vitamin (B 1 B2 B6) kafein dan madu Selain komponen tersebut ada yang menambahkan zat lain misalnya ginseng dan inositol (Extra Joss) asam sitrat (Fit-Up) sukrosa panthotenol (M150) sukrosa lysin dan sodium benzoat (Kratingdaeng) serta lysine (Vitas Ginseng)

[nformasi gizi yang tercantum pada label adalah hal yang sangat penting diperhatikan oleh konsumen karena harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh Ambang batas aman untuk beberapa hahan dalam suplemen seperti kafein aspartame dan bahan tambahan lainnya (tartrazine ponceau) harus aman bagi kesehatan konsumen Jika dilihat dari segi jumlah beberapa zat yang penggunaannya harus dibatasi seperti

Media G1zi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

kafein dan aspartame maka semuanya telah memenuhi aturan yang semestinya

Kafein adalab baban yang hampir dijumpai pada setiap suplemen khususnya golongan minuman berenergi Konsumsi kafein setiap hari yang aman ada1ab 150 mg sedangkan kandungan rata-rata kafein dalam seuplemen sebanyak 50 mg Jika produsen menganjurkan pemakaian tiga kali sehari berarti masih aman untuk dikonsumsi dengan ketentuan konsumen tidak mengkonsumsi bahan makanan lain yang mengandung kafein Kandungan kalori minuman berenergi berkisar 100-112 kkal dengan lSI 50 mlJbtl Jika dibandingkan dengan dosis anjuran yaitu 2-3 kali sehari berarti kontribusi kalori dari suplemen jenis ini antara 200-336 kkal sehingga secara rinci dapat dijelaskan kontribusi kalori untuk kebutuhan pria dewasa adalah sebagai berikut a Kelompok usia 20-45 tahun sebesar 71-12 b Kelompok usia 46-59 tahun sebesar 8-134 c Kelompok usia gt60 tahun sebesar 9-152

Terjadi peningkatan kontribusi kalori dengan meningkatnya usia jika jumlah yang dikonsumsi 2-3 kalihari Hal ini disebabkan adanya penurunan tingkat kebutuhan sebesar 300 kkal dari kelompok usia 20-45 tabun ke usia 46shy59 tahun Penurunan kebutuhan kalori sebesar 5 untuk tiap pertambaban usia 10 tabun antara 40shy59 tahun dan selang 10 tahun untuk usia antara 60-69 tahun dan 70 tahun ke atas (Soeharjo amp Kusharto 1992)

Kandungan vitamin B 1 dalam minuman berenergi yang dikonsumsi contoh berkisar 33-10 mg sedangkan kebutuhan vitamin middot B untuk pria dewasa sebesar 12mghr Dengan demikian konsumsi minuman berenergi dapat memberi kontribusi pemenuhan kebutuhan vitamin B 1 sebesar 275-833 persen dari Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) yang dapat disajikan pada Tabel 3

Vitamin B2 yang terkandung dalam minuman bemergi sebesar 5 mgl(150ml) sedangkan kebutuhan vitamin B2 sebesar 12 mg (usia 20-59 tabun) dan 1 mg (usia 60 tahun) Hasil ini menunjukkan bahwa kantribusi vitamin B2 asal minuman berenergi sebesar 4-5 kali lebih tinggi dari AKG

Pria dewasa usia 20-60 tahun membutuhkan niacin (vitamin B3) sebanyak 12 mglhari sedangkan kandungan nicotinamida (bentuk

61

Merek

Kandungan Zat Gizi setiap 150 ml (1 btl)

nershygi

kkl)

Vit Bl mg)

Vit B2 mg)

Vit B3 mg)

Vit B6 mg)

fit C Mg)

Fit Up 108 0 0 20 0 0 M150 112 0 0 20 0 0 I

Hernaviton 100 0 i 0 18 0 0 Extra Joss 100 0 5 20 0 0 Kratingdatng 100 I 10 0 20 2 0 Lipovitan 108 33 0 20 28 0 Galin Bugar 112 5 0 20 2 250 Vitas Ginseng 100 0 5 0 0 0 AKG 25 00 12 12 12 2 70

Media rnzi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

gararn dari niacin) rata-rata 20 mg Hasil ini menunjukkan bahwa kontribusi ruacm dari rninuman bernergi sebesar 166 persen dari AJltG (Driske~ 1995)

Tabel 3 Komposisi Gizi Suplemen dibanding AKG Pria Dewasa

I

i

I

Keterangan bull Kandungan gizj gt I AKG daD Kandungan Gizi gt 1 x AKG Zat gizi yang tercantum hanva ~ang umum terdapat pad suplemen yang dikonsumsi coDtoh

Klaim Klaim adalah pemyataan bahwa produk

pangan tertentu mengandung zat gizi dan non gizi tertentu yang bermanfaat jika dikonsumsi atau tidak dikonsumsi oleh kelompok tertentu Pemyataan tersebut hanya dapat dicantumkan pada label dan iklan apabila secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan melalui uji laboratorium atau uji klinik

Jika diperhatikan klaim yang tercantum pada label suplemen yang dikonsumsi contoh maka dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu a Klaim gizi yaitu pemyataan bahwa suplemen

tersebut mengandung zat gizi tertentu yaitu sebanyak 11 merek (Vegeta Natural B Komplek Acerilla C Vitacimin Fress Royal Jelly Ginseng Coffee Ester C CaMg Big C Plus Nutri Farnili dan CGF Honey)

b Klain kesehatan yaitu pemyataan bahwa suplemen tersebut dapat menyehatkan atau memulihkan stamina yaitu sebanyak 9 merek (FitUp M150 Lipovitan Hemaviton Extra Joss Kratingdaeng Ginsana Vitas Ginseng Galin Bugar)

c Klaim tentang pengobatan atau kondisi yang dapat mencegah penyakit tertentu yaitu

sebanyak 4 merek (Sun ChJorella Vitasigi Digestive Tea dan Raishi Gano)

Analisis Hubungan Konsurnsi dengan Karakteristik Contoh

Usia berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin bertambah usia maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya antara lain Wingate ( 1998) Slesinski Subar dan Kahle (1995) Stewart (1985) yang juga berkesimpulan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi frekuensi konsumsi suplemen adalah usia oleh karena bertarnbahnya usia akan diiukuti menurunnya kemarnpuan fisik di satu sisi dan bertarnbahnya aktivitas di sisi lain terutarna bagi orang yang masih aktif bekerja menyebabkan orang cenderung mengkonsumsi suplemen agar tetap dapat bekerja secara optimal

Tingkat pendidikan tidak berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Hal ini berarti bahwa pada semua jenjang pendidikan frekuensi dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna Dalarn penelitian U1l yang lebih berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi adalah pengetahuan gizi Semakin tinggi tingkat pendidikan maka wawasan akan lebih luas meskipun belum tentu pengetahuan gizi akan menjadi lebih baik

Jam kerja memiliki hubungan nyata negatif dengan frekuensi konsumsi Hal ini karena semakin bertarnbah usia kemarnpuan fisik semakin menurun sehingga jarn kerja juga menurun Dalarn penelitian ini mayoritas contoh berusia 46-60 tahun yang berarti kemarnpuan fisik akan lebih rendah dibandingkan usia 25-45 tahun Agar dapat bekerja dengan kondisi yang sehat seperti semula maka orang akan cenderung untuk meningkatkan konsumsi suplemen Dengan alasan ini frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

Tingkat pengetahuan gizi menunjukkan hubungan nyata positif dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin tinggi pengetahuan gizi maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hal ini karen a orang yang mengetahui manfaat makanan (Razim amp Volmecke 1998) memiliki kesan positif tentang makanan (pipes

1989) (986)

baik berhub kons -shydibu dari se como_ larut r

bah9

maka como supleltr Kead2i daJ am dibu~

t hubunsect su per konsur ting -z umw _lt

be rr ~ ~

rata R Dal~

men -~ aiK- ~

meo =-HaJ sup terap keadazshystami-2 setel2L kon shygrn tmg- men~~~

KESl1J

62

1989) yang memiliki pengetahuan gizi (Roedjito 1986) akan memilih kualitas makanan yang lebih baik Dengan demikian pengetahuan gizi akan berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen sebagai suplemen gizi yang dibutuhkan dalam keadaan tertentu Jika dilihat dari setiap aspek pengetahuan gizi~ umumnya contoh hanya kesulitan membedakan vitamin larut air dan larut lemak serta masih menganggap bahwa suplemen digolongkan ke dalam obat atau makanan Dengan demikian pengetahuan gizi contoh yang berhubungan dengan fungsi suplemen sebagai tambahan zat gizi cukup baik Keadaan ini akan mempengaruhi persepsi contoh dalam mengkonsumsi supJemen setiap kali dibutuhkan

Tingkat pendapatan tidak menunjukkan hubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen Dengan demikian frekuesni dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna pada semua tingkat pendapatan Hal ini disebabkan karena umumnya contoh mengkonsumsi sup I emen bentuk cair yang harganya relatif terjangkau (ratashyrata Rp 25001botol) untuk satu kemasan jual Dalam penelitian ill konsumen umumnya mengkonsumsi sup1emen 1-3 kali seminggu Naiknya tingkat pendapatan tidak sekaligus menyebabkan bertambahnya tingkat konsumsi Hal ini dijelaskan oleh Chong (1994) bahwa suplemen yang akan dikonsumsi sifatnya tidak tetap Suplemen hanya akan dikonsumsi dalam keadaan tertentu seperti untuk memulihkan stamina setelah melakukan pekerjaan berat dan setelah kondisi tubuh menjadi normal maka konsumsi kembali akan mengandalkan intake zat gizi dari menu sehari-hari Dengan demikian tingkat konsumsi suplemen tidak akan selalu mengikuti naiknya tingkat pendapatan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1 Pada umumnya contoh berusia 46-60 tahun (60) pendidikan S llDiploma (643) pekerjaan sebagai PNS (45) dengan jam kerja (533) pendapatan (727) dan pengetahuan gizi (54 33) yang masingshymasing termasuk kategori sedang

Media Gizi amp Keluarga Desembet- 200 I XXV (2) bull 57 - 64

2 Jenis suplemen dengan merek tunggal yang paling banyak dipilih adalah Fit-Up (104) sedangkan merek ganda umumnya M 150 dengan Vitas Ginseng (333) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi adalah cair (513) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi untuk a1asan kesehatan adalah cair (Fit-Up 1503) a1asan vitalitas adalah tablet (Natural B Complek 17 14) dan untuk a1asan lain-lain adalah bentuk serbuk (Vegeta 2857)

3 Frekuensi konsumsi suplemen umumnya tidak sering (56) Merek yang paling banyak dikonsumsi adalah Vegeta (1197) dan terendah adalah Nutri Family (032)

4 Tingkat konsumsi suplemen sebulan umumnya kurang dari 15 ukuran saji atau rendah (534) rata-rata tingkat konsumsi setiap bulan untuk bentuk kapsulltablet sebanyak 15 2 buah cair 20 5 botal dan serbuk 147 bungkus

5 Frekuensi konsumsi daJam seminggu berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi dan usia sedangkan tingkat konsumsi sebulan berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi Frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

6 Sebagian contoh memperoleh informasi tentang produk dari media massa (587) tempat membeli di supermarket (513 ) a1asan mengkonsumsi untuk kesehatan dan kebugaran (667) dengan atribut prioritas adalah nilai gizi (39) dan harga (383)

Dengan demikian untuk memenuhi tambahan kebutuhan gizi sebaiknya dari konsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang kecuali karen a sesuatu dan lain hal menu kita tidak seimbang maka sebaiknya dipilih suplemen yang telah terbukti berkhasiat bagi kesehatan

63

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 XXV (2) bull 57 - 64

DAFTAR PUSTAKA

Chong 1994 Health Foods Asia Pasific Food Industry 0478-81 April

Eldridge Alison L amp Edward T Sheehan 1994 Food Supplement Use and Relatied Belue Survey of Community College Student Journal of Nutrition Education 26259-265

Golberg I 1994 Funcional Food Chapman Hal DeptBC New York

Karyadi D amp Hennana 1995 Kecenderungan Penggunaan Makanan Fungsional dan Masalahnya Prosiding Kongres Penyegar llinu Gizi X bandung 21-23 Nopember

Roedjito D 1989 Kajian Penelitian Gizi Mediyatama Sarana Perkasa Jakarta

Stewart ML McDinald JT Levy AS Schucker RE Henderson DP 1985 Vitaminbmineral Supplement use Telephon survey of Adulth in the United State

Thomsen Terry amp Amos 1999 Food and Drug Administrations USA Center for Food Safety Applied Nutritions httpwww cfsanfdagov

Wibisono C 1 Wibisono B Shindhunata V Liu amp M GumiJang 1997 Foods Industry Indonesia

p

U1l

((r pr lJ 1lt bull

pr Fha

PENDAl

P~c Sekoa tahun ~ -

199

adalah ~ MadrapoundshyBenru k makan- shymeruPii shykalori shy3 kali -~

bulan cacmg _ dapat derajat -~

anak sec H

bahwa -~

J PenellL GJ ZL ~

64

Page 6: I. I - ikk.fema.ipb.ac.idikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmiah/konsumsisuplemen_rnn.pdf · I. Pemanfaatan Tepung Pisang Owak (Musa Paradisiaca, L) untuk Bahan Makanan Campuran

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) bull 57 - 64

adalah untuk mengetahui (I) karakteristik contoh (usia pendidikan pendapatan keluarga pekerjaan jam kerja pengetahuan gizi tentang suplemen keadaan kesehatan) (2) jenis dan bentuk (3) frekuensi (4) tingkat konsumsi suplemen sebulan dan (5) anal isis hubungan perilaku konsumsi dengan karakteristik contoh

I

METODE PENELlTIAN

Perilaku konsumsi suplemen diteliti dengan menggunakan desain Cross Sectional Study dengan metode survei pada komplek peru mahan ekonorni menengah atas di Kota Makasar yaitu (1) Komplek Panakukang Mas (2) Taman Sudiang Indah (3) Komplek Perumahan Dosen Institut Keguruan dan TImu Pendidikan (IKJP) Makasar (4) Komplek Perumahan Dosen Universitas Hasanuddin (UNHAS) Barabaraya dan Tamalanrea (5) Taman Telkomas dan (6) Burni Tamalanrea Permai (BTP)

Pria Dewasa (20-60 tahun) yang pemah mengkonsumsi suplemen minimal satu kali sebulan terakhir ditetapkan sebagai contoh dalam penelitian ini dengan alasan jumlahnya banyak dan merupakan kelompok usia produktif Kerangka contoh disusun dari Buku Petunjuk Telepon (BPT) Kota Makasar periode 2000-2001 dan dari dari hasil registrasi ini tercatat jumlah pemilik pesawat telepon dari seluruh komplek peru mahan 2384 rumahtangga dan sekitar 3731 persen (876 orang) yang dapat dihubungi melalui telepon Bagi yang memenuhi syarat dan bersedia diwawancarai langsung dipilih sebagai contoh yang jumlahnya ditentukan secara langsung sebanyak 300 orang (50 orang setiap komplek perumahan)

Jenis data teridiri dari (1) data primer meliputi karakteristik contoh (keadaan sosial ekonomi pengetahuan gizi dan kesehatan) konsumsi suplemen Genislbentuk tingkat frekuensi) dikumpulkan dengan cara interview telepon dan (2) data sekunder meliputi karakteristik produk (komposisi dan distributor) dicatat dari label produk dan Buku Panduan Distributor Suplemen Data demografi dikumpulshykan dengan mencatat pada data BPS (MakasarSulawesi Dalam Angka 1999)

Analisis data dengan deskripsi meliputi karakterisrik contoh konsumsi suplemen Genislbentuk tingkat dan frekwensi) dan analisis statistik meliputi hubungan konsumsi dengan karakteristik dengan Uji Korelasi Spearman Pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS Windows 95

BASIL DAN PEMBABASAN

Keadaan Sosial Ekonomi

Konsumsi suplemen lebih umum di kalangan pria dewasa usia 46-60 tahun (60) daripada kelompok usia 20-45 tahun (40) karena beberapa alasan antara lain bertambahnya usia akan diikuti dengan menurunnya kemamshypuan dan daya tahan fisiko Pada kondisi seperti ini diperlukan serangkaian upaya yang dapat membuat seseorang tampil prima dan berkerja secara optimal Hal ini juga yang menyebabkan mengapa pria dewasa mengkonsumsi suplemen umumnya untuk memelihara kesehatan (667) dan menjaga stamina (107) Tingkat pendidikan konsumen umumnya dari diploma dan Sl (693) mereka bekerja lebih banyak di sektor swasta dan BUMN (55) Jenis pekerjaan pad a umumnya berhubungan dengan tingkat pendidikan karena kualifikasi pendidikan akan mewamai kemampuan dalam berkarya yang akhirnya menjadi tolok ukur penempatan dalam bidang pekerjaan dan jumlah pendapatan yang akan diterima sebagai umpan balik dari keahlian seseorang Pendapatan keluarga konsumen umumnya berkisar Rp 1620000 sampai dengan 3000000 setiap bulan sedangkan persentase pengeluaran untuk membeli suplemen setiap bulannya sebesar 27 persen Jtka dilihat menurut kategori tingkat pendapatan sebagaimana disajikan pada Gambar 1 maka dapat dijelaskan bahwa naiknya tingkat pendapatan akar menyebabkan jumlah uang yang dibelanjakar untuk membeli suplemen akan bertambah tetap menurun secara proporsional terhadap totashypendapatan keluarga Hal ini nampaknya sej alashydengan Hukwn Engel yakni pada golonga ekonomi menengah atas persentase pengeluarashyuntuk belanja pangan akan menu run denga

- =-=

58

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 1 XXV (2) bull 57 - 64

naiknya tingkat pendapatan mekipun nilai riilnya tetap lebih banyak

2 isect sect

OJ eo c

CL 1 S c ~

CL

bawah sedans alas

Kategori Pendapalan

Gambar 1 Persentase Pengeluaran untuk Membeli Suplemen memllllt Kategori Tingkat Pendapatan

Jam kerja sebagai salah satu tolok ukur banyaknya waktu yang digunakan oleh seseorang untuk menyelesaikan satu rangkaian tugas formal dapat dipandang sebagai variabel independen yang mempengaruhi dua aspek penting yang berhubungan dengan konsumsi suplemen yaitu jumJah uang sebagai imbalan dan energi sebagai motor penggerak aktivitas fisik Rata-rata jam kerja contoh 60 jamlminggu atau sekitar 526 persen contoh memiliki jam kerja ~ 54 jarnminggu Pengetahuan gizi khususnya yang berhubungan dengan suplemen dapat dianggap baik karena persentase yang merniliki pengetahuan gizi baik (277) lebih banyak dari pada pengetahuan gizi kurang (163 ) sedangkan keadaan kesehatan semua tergolong sehat

Jenis dan Bentuk Suplemen

Ada 24 jenis merek suplemen yang dikonsumsi oleh contoh yaitu yang berbentuk cair sebanyak 513 persen tabletkapsul (223) serbuk (167) dan kombinasi (9) Merek yang paling popular adalah Fit-Up (107) sebagairnana disajikan pada Tabel 1

Bentuk yang paling banyak dipilih adalah bentuk cair disusul bentuk kapsul serta bubuk 8anyaknya contoh yang memilih bentuk cair adalah karena ketersediaannya hampir merata di

berbagai tempat juga karena harga setiap kemasan jual relatif terjangkau sedangkan bentuk kapsul khususnya yang dijual melalui MLM tidak dapat dibeli di tempat umum dan harga setiap kemasan jual relatif mahal

Tabel 1 Sebaran Contoh yang Mengkonsumsi Satu Jenis Suplemen menurut Merek dan Bentuk

Merelc Bentuk

Konsumsi

TUD~ Tunggal +

Gauds n n

I Fit-Up Cair 30 11 32 107 2 M-150 Cair 22 81 32 107

3 Vegeta Serbuk 24 89 28 93

4 HemavitoD CairlkapsuJ 22 81 25 83

5 Exna Joss Serlmk 22 81 23 77

6 Kratingdaeng Cair 14 52 20 67

7 Ginsana Cair 19 70 19 63

8 Lipovitan Cair 14 52 17 57

9 Villi ginseng Cair 14 52 15 50

10 Sunchorella Tablet 12 44 12 40

II Natural B Com Tablet 12 44 12 40

12 Galin B ugar Cair II 4 1 II 37

13 Reisbi Gallo Kapsul II 4 1 II 37

14 Vitasigi Tablet 8 30 8 2 7

15 AcerolaC Tablet 6 22 i 6 20

16 Digestive Tea Serbuk 5 19 5 1 7

17 Royal JeUy Fresh Kapsul 5 19 5 17

18 Ginseng Cotlbe- Serbuk 4 15 4 I3 19 Ester C Plus Tablet 4 15 4 13

20 Vitacimin Tablet 3 11 3 10

21 CaMg Tablet 3 I 3 10

22 Big C Plu Tablet 2 07 2 07

23 Nutri- IO Family M Serlmk 2 07 2 07

24 CGF Honey Cair I 04 I 03

OTAL 270 100 300 100

I

Keterangan bull Jwnlah contob yang hanya mengkonsumsi satu jenis rnerek bullbull Suplemen ya ng diiual melalui lvlLM

Konsumen yang memili1-t suplemen Jerus merek ganda sebanyak 10 persen Merek yang lebih banyak dipilih adalah M 150 dengan Vitas Ginseng (333) disusul Kratingdaeng dengan Vegeta (20) Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pad a Tabel 2

Pilihan dua jenis merek tersebut didasarkan pada fungsi produk yang saling melengkapi misalnya Vegeta paling banyak dikombinasikan dengan merek lainnya karen a fungsi Vegeta sangat khas diantara suplemen yang lain

59

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) 57 - 64

Tabel 2 Sebaran contoh yang mengkonsumsi dua Jenis Suplemen menurut Merek

Merek

l MI50 dan Vitas Ginseng

2 Kratingdneng ltjan Vegeta

3 Vegeta dan Vi tacimin

4 Fit Up dan Vegela

5 Hema~iton dan Vitacimin

6 Lipovitan dan Villlcirnin

7 E-1ra Joss dan Vitaciwm

8 Vi lllS Ginseng dan Galin Bugar

9 HemaVJton dan Vegeta

1 10 Lipovitan dan Vegeta

Tota l

Konsumsi Gaoda

n I

I 10 I 333

6 I 200

j I 13 3

I 2 I 66

2 i 66

2 i 66

1 I 33

1 I 33 I 1 I 33 I

33

30 100

I

Sumber informasi produk umumnya berasal dari media massa sebanyak 587 persen tempat membeli di supennarket (513) dan atribut produk yang diperhatikan adalah nilai gizi (39) harganya (383) dan lain-lain (tempat pembeLian dan promosi) (227)

Frekuensi dan Tingkat Konswnsi

Frekuensi konsumsi dalam seminggu merupakan cerminan dari pola konsumsi suplemen yang umwnnya hanya berkisar 1-3 kali (557) Frekuensi ini masih tergolong rendah dapat dilihat pada Gambar 2

selalu

jarang 56

Gambar 2 Diagram Pie Frekuensi Konsumsi Suplemenminggu

Meskipun dengan teknik dan populasi yang berbeda jika dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu (Thomsel Terry dan Amos

60

1987 amp Zive 1996) menunjukkan bahwa ad kesamaan pola frekuensi konsumsi supleme yaitu frekuensi konsumsi lt 7 kal ilminggu Sekalipun demikian belum cukup bukti untu shymenyatakan bahwa konsumsi suplemen tida popular di kalangan masyarakat Makasar kare 1 untuk menjawab hal ini diperlukan rancanga survei yang menyeluruh dari berbagai strata sos ltL

masyarakat Berdasarkan kuantitas penggunaan setia

merek oleh semua contoh dapat dikemukakrshybahwa Vegeta adalah merek yang paling ban~-middotshy

dikonsumsi (149 ukslbulan) disusul M I50 ( shyukslbln) Ekstra Joss (136 ukslbln) Fit Up ( ~

ikslbln) dan Vitasigi-F (92 ukslbln) Adan perbedaan antara merek yang popular dengashymerek yang paling banyak dikonsumsi adala-- karena merek popular tidak selamanyo dikonsumsi secara teratur Hal ini berkait~shy

dengan adanya pertimbangan subjektif konsurnelt yang paling suLit untuk digeneralisir seper Vegeta sebaiknya dikonsurnsi setiap bari jikc memang ingin dirasakan khasiatn~-a

(memperlancar proses pembuangan feses) serungga total penggunaannya lebih banyak (14 shyuksbln) dari pada Fit-Up (95 uks)

Sisi lain yang perlu dikemukakan adalar kategori tingkat konswnsi suplemen sebulan yan5 dibagi menjadi tigtl kategori yaitu tingka konsurnsi rendah atau setara ~ 10 uks (40 ) sedang 10-20 uks (32) dan tinggi gt 20 uks (28) Dari hasil ini dapat dijelaskan bahwa pack umumnya konsumen akan mengkonsuTl2 suplemen minimal 1 kali dalam tiga hari sehinggc masih tergolong rendah dan kategori ini tidal didasarkan kepada pertimbangan persentase kontribusi intake zat gizi asal suplemen yan= bersangkutan Jika dilihat dari segi bentuknyz maka rata-rata konsumsi bentuk cair adalah yang paling banyak yaitu 20 uksbln sebagaiman2 disajikan pada Gambar 3

A1asan konsumsi suplemen umumnc karena kesehatan dan kebugaran (667) vitalitas ( 107) dan alasan kombinasillain-lain (227) Merek yang paling banyak dikonsumsi untuk alasan kesehatan adalah Fit-Up dan MI50 masing-masing (144) untuk alasan vitalitas Natural B Komplek (18 8) dan Acerola C (158) serta untuk alasan kombinasi adalah Vegeta (325)

shy

e ~qr~ 5la-are

~

cairminuman kapsul1llbIct serbuk

BenlUk

Gambar 3 Rata-rata Jumlah Suplemen yang

Dikonsumsi Contoh Sebulan

Komposisi dan Klaim Suplemen

Komposisi Kombinasi bahan yang terkandung dalam

pangan olahan diatur secara jelas pada PP 69 Tahun 1999 (pasal 19 sampai 22) Hal yang perlu diperhatikan adalah pencantuman pernyataan dalam label bahwa pangan telah ditambah diperkaya atau difortifikasi dengan vitamin mineral atau zat penambab gizi lainnya tidak dilarang sepanjang hal tersebut benar dilakukan pada saat pengolahan pangan dan tidak menyesatkan Berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman penulis maka pada umumnya ada empat jenis komponen utama suplemen yaitu taurin vitamin (B 1 B2 B6) kafein dan madu Selain komponen tersebut ada yang menambahkan zat lain misalnya ginseng dan inositol (Extra Joss) asam sitrat (Fit-Up) sukrosa panthotenol (M150) sukrosa lysin dan sodium benzoat (Kratingdaeng) serta lysine (Vitas Ginseng)

[nformasi gizi yang tercantum pada label adalah hal yang sangat penting diperhatikan oleh konsumen karena harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh Ambang batas aman untuk beberapa hahan dalam suplemen seperti kafein aspartame dan bahan tambahan lainnya (tartrazine ponceau) harus aman bagi kesehatan konsumen Jika dilihat dari segi jumlah beberapa zat yang penggunaannya harus dibatasi seperti

Media G1zi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

kafein dan aspartame maka semuanya telah memenuhi aturan yang semestinya

Kafein adalab baban yang hampir dijumpai pada setiap suplemen khususnya golongan minuman berenergi Konsumsi kafein setiap hari yang aman ada1ab 150 mg sedangkan kandungan rata-rata kafein dalam seuplemen sebanyak 50 mg Jika produsen menganjurkan pemakaian tiga kali sehari berarti masih aman untuk dikonsumsi dengan ketentuan konsumen tidak mengkonsumsi bahan makanan lain yang mengandung kafein Kandungan kalori minuman berenergi berkisar 100-112 kkal dengan lSI 50 mlJbtl Jika dibandingkan dengan dosis anjuran yaitu 2-3 kali sehari berarti kontribusi kalori dari suplemen jenis ini antara 200-336 kkal sehingga secara rinci dapat dijelaskan kontribusi kalori untuk kebutuhan pria dewasa adalah sebagai berikut a Kelompok usia 20-45 tahun sebesar 71-12 b Kelompok usia 46-59 tahun sebesar 8-134 c Kelompok usia gt60 tahun sebesar 9-152

Terjadi peningkatan kontribusi kalori dengan meningkatnya usia jika jumlah yang dikonsumsi 2-3 kalihari Hal ini disebabkan adanya penurunan tingkat kebutuhan sebesar 300 kkal dari kelompok usia 20-45 tabun ke usia 46shy59 tahun Penurunan kebutuhan kalori sebesar 5 untuk tiap pertambaban usia 10 tabun antara 40shy59 tahun dan selang 10 tahun untuk usia antara 60-69 tahun dan 70 tahun ke atas (Soeharjo amp Kusharto 1992)

Kandungan vitamin B 1 dalam minuman berenergi yang dikonsumsi contoh berkisar 33-10 mg sedangkan kebutuhan vitamin middot B untuk pria dewasa sebesar 12mghr Dengan demikian konsumsi minuman berenergi dapat memberi kontribusi pemenuhan kebutuhan vitamin B 1 sebesar 275-833 persen dari Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) yang dapat disajikan pada Tabel 3

Vitamin B2 yang terkandung dalam minuman bemergi sebesar 5 mgl(150ml) sedangkan kebutuhan vitamin B2 sebesar 12 mg (usia 20-59 tabun) dan 1 mg (usia 60 tahun) Hasil ini menunjukkan bahwa kantribusi vitamin B2 asal minuman berenergi sebesar 4-5 kali lebih tinggi dari AKG

Pria dewasa usia 20-60 tahun membutuhkan niacin (vitamin B3) sebanyak 12 mglhari sedangkan kandungan nicotinamida (bentuk

61

Merek

Kandungan Zat Gizi setiap 150 ml (1 btl)

nershygi

kkl)

Vit Bl mg)

Vit B2 mg)

Vit B3 mg)

Vit B6 mg)

fit C Mg)

Fit Up 108 0 0 20 0 0 M150 112 0 0 20 0 0 I

Hernaviton 100 0 i 0 18 0 0 Extra Joss 100 0 5 20 0 0 Kratingdatng 100 I 10 0 20 2 0 Lipovitan 108 33 0 20 28 0 Galin Bugar 112 5 0 20 2 250 Vitas Ginseng 100 0 5 0 0 0 AKG 25 00 12 12 12 2 70

Media rnzi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

gararn dari niacin) rata-rata 20 mg Hasil ini menunjukkan bahwa kontribusi ruacm dari rninuman bernergi sebesar 166 persen dari AJltG (Driske~ 1995)

Tabel 3 Komposisi Gizi Suplemen dibanding AKG Pria Dewasa

I

i

I

Keterangan bull Kandungan gizj gt I AKG daD Kandungan Gizi gt 1 x AKG Zat gizi yang tercantum hanva ~ang umum terdapat pad suplemen yang dikonsumsi coDtoh

Klaim Klaim adalah pemyataan bahwa produk

pangan tertentu mengandung zat gizi dan non gizi tertentu yang bermanfaat jika dikonsumsi atau tidak dikonsumsi oleh kelompok tertentu Pemyataan tersebut hanya dapat dicantumkan pada label dan iklan apabila secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan melalui uji laboratorium atau uji klinik

Jika diperhatikan klaim yang tercantum pada label suplemen yang dikonsumsi contoh maka dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu a Klaim gizi yaitu pemyataan bahwa suplemen

tersebut mengandung zat gizi tertentu yaitu sebanyak 11 merek (Vegeta Natural B Komplek Acerilla C Vitacimin Fress Royal Jelly Ginseng Coffee Ester C CaMg Big C Plus Nutri Farnili dan CGF Honey)

b Klain kesehatan yaitu pemyataan bahwa suplemen tersebut dapat menyehatkan atau memulihkan stamina yaitu sebanyak 9 merek (FitUp M150 Lipovitan Hemaviton Extra Joss Kratingdaeng Ginsana Vitas Ginseng Galin Bugar)

c Klaim tentang pengobatan atau kondisi yang dapat mencegah penyakit tertentu yaitu

sebanyak 4 merek (Sun ChJorella Vitasigi Digestive Tea dan Raishi Gano)

Analisis Hubungan Konsurnsi dengan Karakteristik Contoh

Usia berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin bertambah usia maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya antara lain Wingate ( 1998) Slesinski Subar dan Kahle (1995) Stewart (1985) yang juga berkesimpulan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi frekuensi konsumsi suplemen adalah usia oleh karena bertarnbahnya usia akan diiukuti menurunnya kemarnpuan fisik di satu sisi dan bertarnbahnya aktivitas di sisi lain terutarna bagi orang yang masih aktif bekerja menyebabkan orang cenderung mengkonsumsi suplemen agar tetap dapat bekerja secara optimal

Tingkat pendidikan tidak berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Hal ini berarti bahwa pada semua jenjang pendidikan frekuensi dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna Dalarn penelitian U1l yang lebih berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi adalah pengetahuan gizi Semakin tinggi tingkat pendidikan maka wawasan akan lebih luas meskipun belum tentu pengetahuan gizi akan menjadi lebih baik

Jam kerja memiliki hubungan nyata negatif dengan frekuensi konsumsi Hal ini karena semakin bertarnbah usia kemarnpuan fisik semakin menurun sehingga jarn kerja juga menurun Dalarn penelitian ini mayoritas contoh berusia 46-60 tahun yang berarti kemarnpuan fisik akan lebih rendah dibandingkan usia 25-45 tahun Agar dapat bekerja dengan kondisi yang sehat seperti semula maka orang akan cenderung untuk meningkatkan konsumsi suplemen Dengan alasan ini frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

Tingkat pengetahuan gizi menunjukkan hubungan nyata positif dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin tinggi pengetahuan gizi maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hal ini karen a orang yang mengetahui manfaat makanan (Razim amp Volmecke 1998) memiliki kesan positif tentang makanan (pipes

1989) (986)

baik berhub kons -shydibu dari se como_ larut r

bah9

maka como supleltr Kead2i daJ am dibu~

t hubunsect su per konsur ting -z umw _lt

be rr ~ ~

rata R Dal~

men -~ aiK- ~

meo =-HaJ sup terap keadazshystami-2 setel2L kon shygrn tmg- men~~~

KESl1J

62

1989) yang memiliki pengetahuan gizi (Roedjito 1986) akan memilih kualitas makanan yang lebih baik Dengan demikian pengetahuan gizi akan berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen sebagai suplemen gizi yang dibutuhkan dalam keadaan tertentu Jika dilihat dari setiap aspek pengetahuan gizi~ umumnya contoh hanya kesulitan membedakan vitamin larut air dan larut lemak serta masih menganggap bahwa suplemen digolongkan ke dalam obat atau makanan Dengan demikian pengetahuan gizi contoh yang berhubungan dengan fungsi suplemen sebagai tambahan zat gizi cukup baik Keadaan ini akan mempengaruhi persepsi contoh dalam mengkonsumsi supJemen setiap kali dibutuhkan

Tingkat pendapatan tidak menunjukkan hubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen Dengan demikian frekuesni dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna pada semua tingkat pendapatan Hal ini disebabkan karena umumnya contoh mengkonsumsi sup I emen bentuk cair yang harganya relatif terjangkau (ratashyrata Rp 25001botol) untuk satu kemasan jual Dalam penelitian ill konsumen umumnya mengkonsumsi sup1emen 1-3 kali seminggu Naiknya tingkat pendapatan tidak sekaligus menyebabkan bertambahnya tingkat konsumsi Hal ini dijelaskan oleh Chong (1994) bahwa suplemen yang akan dikonsumsi sifatnya tidak tetap Suplemen hanya akan dikonsumsi dalam keadaan tertentu seperti untuk memulihkan stamina setelah melakukan pekerjaan berat dan setelah kondisi tubuh menjadi normal maka konsumsi kembali akan mengandalkan intake zat gizi dari menu sehari-hari Dengan demikian tingkat konsumsi suplemen tidak akan selalu mengikuti naiknya tingkat pendapatan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1 Pada umumnya contoh berusia 46-60 tahun (60) pendidikan S llDiploma (643) pekerjaan sebagai PNS (45) dengan jam kerja (533) pendapatan (727) dan pengetahuan gizi (54 33) yang masingshymasing termasuk kategori sedang

Media Gizi amp Keluarga Desembet- 200 I XXV (2) bull 57 - 64

2 Jenis suplemen dengan merek tunggal yang paling banyak dipilih adalah Fit-Up (104) sedangkan merek ganda umumnya M 150 dengan Vitas Ginseng (333) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi adalah cair (513) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi untuk a1asan kesehatan adalah cair (Fit-Up 1503) a1asan vitalitas adalah tablet (Natural B Complek 17 14) dan untuk a1asan lain-lain adalah bentuk serbuk (Vegeta 2857)

3 Frekuensi konsumsi suplemen umumnya tidak sering (56) Merek yang paling banyak dikonsumsi adalah Vegeta (1197) dan terendah adalah Nutri Family (032)

4 Tingkat konsumsi suplemen sebulan umumnya kurang dari 15 ukuran saji atau rendah (534) rata-rata tingkat konsumsi setiap bulan untuk bentuk kapsulltablet sebanyak 15 2 buah cair 20 5 botal dan serbuk 147 bungkus

5 Frekuensi konsumsi daJam seminggu berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi dan usia sedangkan tingkat konsumsi sebulan berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi Frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

6 Sebagian contoh memperoleh informasi tentang produk dari media massa (587) tempat membeli di supermarket (513 ) a1asan mengkonsumsi untuk kesehatan dan kebugaran (667) dengan atribut prioritas adalah nilai gizi (39) dan harga (383)

Dengan demikian untuk memenuhi tambahan kebutuhan gizi sebaiknya dari konsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang kecuali karen a sesuatu dan lain hal menu kita tidak seimbang maka sebaiknya dipilih suplemen yang telah terbukti berkhasiat bagi kesehatan

63

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 XXV (2) bull 57 - 64

DAFTAR PUSTAKA

Chong 1994 Health Foods Asia Pasific Food Industry 0478-81 April

Eldridge Alison L amp Edward T Sheehan 1994 Food Supplement Use and Relatied Belue Survey of Community College Student Journal of Nutrition Education 26259-265

Golberg I 1994 Funcional Food Chapman Hal DeptBC New York

Karyadi D amp Hennana 1995 Kecenderungan Penggunaan Makanan Fungsional dan Masalahnya Prosiding Kongres Penyegar llinu Gizi X bandung 21-23 Nopember

Roedjito D 1989 Kajian Penelitian Gizi Mediyatama Sarana Perkasa Jakarta

Stewart ML McDinald JT Levy AS Schucker RE Henderson DP 1985 Vitaminbmineral Supplement use Telephon survey of Adulth in the United State

Thomsen Terry amp Amos 1999 Food and Drug Administrations USA Center for Food Safety Applied Nutritions httpwww cfsanfdagov

Wibisono C 1 Wibisono B Shindhunata V Liu amp M GumiJang 1997 Foods Industry Indonesia

p

U1l

((r pr lJ 1lt bull

pr Fha

PENDAl

P~c Sekoa tahun ~ -

199

adalah ~ MadrapoundshyBenru k makan- shymeruPii shykalori shy3 kali -~

bulan cacmg _ dapat derajat -~

anak sec H

bahwa -~

J PenellL GJ ZL ~

64

Page 7: I. I - ikk.fema.ipb.ac.idikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmiah/konsumsisuplemen_rnn.pdf · I. Pemanfaatan Tepung Pisang Owak (Musa Paradisiaca, L) untuk Bahan Makanan Campuran

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 1 XXV (2) bull 57 - 64

naiknya tingkat pendapatan mekipun nilai riilnya tetap lebih banyak

2 isect sect

OJ eo c

CL 1 S c ~

CL

bawah sedans alas

Kategori Pendapalan

Gambar 1 Persentase Pengeluaran untuk Membeli Suplemen memllllt Kategori Tingkat Pendapatan

Jam kerja sebagai salah satu tolok ukur banyaknya waktu yang digunakan oleh seseorang untuk menyelesaikan satu rangkaian tugas formal dapat dipandang sebagai variabel independen yang mempengaruhi dua aspek penting yang berhubungan dengan konsumsi suplemen yaitu jumJah uang sebagai imbalan dan energi sebagai motor penggerak aktivitas fisik Rata-rata jam kerja contoh 60 jamlminggu atau sekitar 526 persen contoh memiliki jam kerja ~ 54 jarnminggu Pengetahuan gizi khususnya yang berhubungan dengan suplemen dapat dianggap baik karena persentase yang merniliki pengetahuan gizi baik (277) lebih banyak dari pada pengetahuan gizi kurang (163 ) sedangkan keadaan kesehatan semua tergolong sehat

Jenis dan Bentuk Suplemen

Ada 24 jenis merek suplemen yang dikonsumsi oleh contoh yaitu yang berbentuk cair sebanyak 513 persen tabletkapsul (223) serbuk (167) dan kombinasi (9) Merek yang paling popular adalah Fit-Up (107) sebagairnana disajikan pada Tabel 1

Bentuk yang paling banyak dipilih adalah bentuk cair disusul bentuk kapsul serta bubuk 8anyaknya contoh yang memilih bentuk cair adalah karena ketersediaannya hampir merata di

berbagai tempat juga karena harga setiap kemasan jual relatif terjangkau sedangkan bentuk kapsul khususnya yang dijual melalui MLM tidak dapat dibeli di tempat umum dan harga setiap kemasan jual relatif mahal

Tabel 1 Sebaran Contoh yang Mengkonsumsi Satu Jenis Suplemen menurut Merek dan Bentuk

Merelc Bentuk

Konsumsi

TUD~ Tunggal +

Gauds n n

I Fit-Up Cair 30 11 32 107 2 M-150 Cair 22 81 32 107

3 Vegeta Serbuk 24 89 28 93

4 HemavitoD CairlkapsuJ 22 81 25 83

5 Exna Joss Serlmk 22 81 23 77

6 Kratingdaeng Cair 14 52 20 67

7 Ginsana Cair 19 70 19 63

8 Lipovitan Cair 14 52 17 57

9 Villi ginseng Cair 14 52 15 50

10 Sunchorella Tablet 12 44 12 40

II Natural B Com Tablet 12 44 12 40

12 Galin B ugar Cair II 4 1 II 37

13 Reisbi Gallo Kapsul II 4 1 II 37

14 Vitasigi Tablet 8 30 8 2 7

15 AcerolaC Tablet 6 22 i 6 20

16 Digestive Tea Serbuk 5 19 5 1 7

17 Royal JeUy Fresh Kapsul 5 19 5 17

18 Ginseng Cotlbe- Serbuk 4 15 4 I3 19 Ester C Plus Tablet 4 15 4 13

20 Vitacimin Tablet 3 11 3 10

21 CaMg Tablet 3 I 3 10

22 Big C Plu Tablet 2 07 2 07

23 Nutri- IO Family M Serlmk 2 07 2 07

24 CGF Honey Cair I 04 I 03

OTAL 270 100 300 100

I

Keterangan bull Jwnlah contob yang hanya mengkonsumsi satu jenis rnerek bullbull Suplemen ya ng diiual melalui lvlLM

Konsumen yang memili1-t suplemen Jerus merek ganda sebanyak 10 persen Merek yang lebih banyak dipilih adalah M 150 dengan Vitas Ginseng (333) disusul Kratingdaeng dengan Vegeta (20) Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pad a Tabel 2

Pilihan dua jenis merek tersebut didasarkan pada fungsi produk yang saling melengkapi misalnya Vegeta paling banyak dikombinasikan dengan merek lainnya karen a fungsi Vegeta sangat khas diantara suplemen yang lain

59

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) 57 - 64

Tabel 2 Sebaran contoh yang mengkonsumsi dua Jenis Suplemen menurut Merek

Merek

l MI50 dan Vitas Ginseng

2 Kratingdneng ltjan Vegeta

3 Vegeta dan Vi tacimin

4 Fit Up dan Vegela

5 Hema~iton dan Vitacimin

6 Lipovitan dan Villlcirnin

7 E-1ra Joss dan Vitaciwm

8 Vi lllS Ginseng dan Galin Bugar

9 HemaVJton dan Vegeta

1 10 Lipovitan dan Vegeta

Tota l

Konsumsi Gaoda

n I

I 10 I 333

6 I 200

j I 13 3

I 2 I 66

2 i 66

2 i 66

1 I 33

1 I 33 I 1 I 33 I

33

30 100

I

Sumber informasi produk umumnya berasal dari media massa sebanyak 587 persen tempat membeli di supennarket (513) dan atribut produk yang diperhatikan adalah nilai gizi (39) harganya (383) dan lain-lain (tempat pembeLian dan promosi) (227)

Frekuensi dan Tingkat Konswnsi

Frekuensi konsumsi dalam seminggu merupakan cerminan dari pola konsumsi suplemen yang umwnnya hanya berkisar 1-3 kali (557) Frekuensi ini masih tergolong rendah dapat dilihat pada Gambar 2

selalu

jarang 56

Gambar 2 Diagram Pie Frekuensi Konsumsi Suplemenminggu

Meskipun dengan teknik dan populasi yang berbeda jika dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu (Thomsel Terry dan Amos

60

1987 amp Zive 1996) menunjukkan bahwa ad kesamaan pola frekuensi konsumsi supleme yaitu frekuensi konsumsi lt 7 kal ilminggu Sekalipun demikian belum cukup bukti untu shymenyatakan bahwa konsumsi suplemen tida popular di kalangan masyarakat Makasar kare 1 untuk menjawab hal ini diperlukan rancanga survei yang menyeluruh dari berbagai strata sos ltL

masyarakat Berdasarkan kuantitas penggunaan setia

merek oleh semua contoh dapat dikemukakrshybahwa Vegeta adalah merek yang paling ban~-middotshy

dikonsumsi (149 ukslbulan) disusul M I50 ( shyukslbln) Ekstra Joss (136 ukslbln) Fit Up ( ~

ikslbln) dan Vitasigi-F (92 ukslbln) Adan perbedaan antara merek yang popular dengashymerek yang paling banyak dikonsumsi adala-- karena merek popular tidak selamanyo dikonsumsi secara teratur Hal ini berkait~shy

dengan adanya pertimbangan subjektif konsurnelt yang paling suLit untuk digeneralisir seper Vegeta sebaiknya dikonsurnsi setiap bari jikc memang ingin dirasakan khasiatn~-a

(memperlancar proses pembuangan feses) serungga total penggunaannya lebih banyak (14 shyuksbln) dari pada Fit-Up (95 uks)

Sisi lain yang perlu dikemukakan adalar kategori tingkat konswnsi suplemen sebulan yan5 dibagi menjadi tigtl kategori yaitu tingka konsurnsi rendah atau setara ~ 10 uks (40 ) sedang 10-20 uks (32) dan tinggi gt 20 uks (28) Dari hasil ini dapat dijelaskan bahwa pack umumnya konsumen akan mengkonsuTl2 suplemen minimal 1 kali dalam tiga hari sehinggc masih tergolong rendah dan kategori ini tidal didasarkan kepada pertimbangan persentase kontribusi intake zat gizi asal suplemen yan= bersangkutan Jika dilihat dari segi bentuknyz maka rata-rata konsumsi bentuk cair adalah yang paling banyak yaitu 20 uksbln sebagaiman2 disajikan pada Gambar 3

A1asan konsumsi suplemen umumnc karena kesehatan dan kebugaran (667) vitalitas ( 107) dan alasan kombinasillain-lain (227) Merek yang paling banyak dikonsumsi untuk alasan kesehatan adalah Fit-Up dan MI50 masing-masing (144) untuk alasan vitalitas Natural B Komplek (18 8) dan Acerola C (158) serta untuk alasan kombinasi adalah Vegeta (325)

shy

e ~qr~ 5la-are

~

cairminuman kapsul1llbIct serbuk

BenlUk

Gambar 3 Rata-rata Jumlah Suplemen yang

Dikonsumsi Contoh Sebulan

Komposisi dan Klaim Suplemen

Komposisi Kombinasi bahan yang terkandung dalam

pangan olahan diatur secara jelas pada PP 69 Tahun 1999 (pasal 19 sampai 22) Hal yang perlu diperhatikan adalah pencantuman pernyataan dalam label bahwa pangan telah ditambah diperkaya atau difortifikasi dengan vitamin mineral atau zat penambab gizi lainnya tidak dilarang sepanjang hal tersebut benar dilakukan pada saat pengolahan pangan dan tidak menyesatkan Berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman penulis maka pada umumnya ada empat jenis komponen utama suplemen yaitu taurin vitamin (B 1 B2 B6) kafein dan madu Selain komponen tersebut ada yang menambahkan zat lain misalnya ginseng dan inositol (Extra Joss) asam sitrat (Fit-Up) sukrosa panthotenol (M150) sukrosa lysin dan sodium benzoat (Kratingdaeng) serta lysine (Vitas Ginseng)

[nformasi gizi yang tercantum pada label adalah hal yang sangat penting diperhatikan oleh konsumen karena harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh Ambang batas aman untuk beberapa hahan dalam suplemen seperti kafein aspartame dan bahan tambahan lainnya (tartrazine ponceau) harus aman bagi kesehatan konsumen Jika dilihat dari segi jumlah beberapa zat yang penggunaannya harus dibatasi seperti

Media G1zi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

kafein dan aspartame maka semuanya telah memenuhi aturan yang semestinya

Kafein adalab baban yang hampir dijumpai pada setiap suplemen khususnya golongan minuman berenergi Konsumsi kafein setiap hari yang aman ada1ab 150 mg sedangkan kandungan rata-rata kafein dalam seuplemen sebanyak 50 mg Jika produsen menganjurkan pemakaian tiga kali sehari berarti masih aman untuk dikonsumsi dengan ketentuan konsumen tidak mengkonsumsi bahan makanan lain yang mengandung kafein Kandungan kalori minuman berenergi berkisar 100-112 kkal dengan lSI 50 mlJbtl Jika dibandingkan dengan dosis anjuran yaitu 2-3 kali sehari berarti kontribusi kalori dari suplemen jenis ini antara 200-336 kkal sehingga secara rinci dapat dijelaskan kontribusi kalori untuk kebutuhan pria dewasa adalah sebagai berikut a Kelompok usia 20-45 tahun sebesar 71-12 b Kelompok usia 46-59 tahun sebesar 8-134 c Kelompok usia gt60 tahun sebesar 9-152

Terjadi peningkatan kontribusi kalori dengan meningkatnya usia jika jumlah yang dikonsumsi 2-3 kalihari Hal ini disebabkan adanya penurunan tingkat kebutuhan sebesar 300 kkal dari kelompok usia 20-45 tabun ke usia 46shy59 tahun Penurunan kebutuhan kalori sebesar 5 untuk tiap pertambaban usia 10 tabun antara 40shy59 tahun dan selang 10 tahun untuk usia antara 60-69 tahun dan 70 tahun ke atas (Soeharjo amp Kusharto 1992)

Kandungan vitamin B 1 dalam minuman berenergi yang dikonsumsi contoh berkisar 33-10 mg sedangkan kebutuhan vitamin middot B untuk pria dewasa sebesar 12mghr Dengan demikian konsumsi minuman berenergi dapat memberi kontribusi pemenuhan kebutuhan vitamin B 1 sebesar 275-833 persen dari Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) yang dapat disajikan pada Tabel 3

Vitamin B2 yang terkandung dalam minuman bemergi sebesar 5 mgl(150ml) sedangkan kebutuhan vitamin B2 sebesar 12 mg (usia 20-59 tabun) dan 1 mg (usia 60 tahun) Hasil ini menunjukkan bahwa kantribusi vitamin B2 asal minuman berenergi sebesar 4-5 kali lebih tinggi dari AKG

Pria dewasa usia 20-60 tahun membutuhkan niacin (vitamin B3) sebanyak 12 mglhari sedangkan kandungan nicotinamida (bentuk

61

Merek

Kandungan Zat Gizi setiap 150 ml (1 btl)

nershygi

kkl)

Vit Bl mg)

Vit B2 mg)

Vit B3 mg)

Vit B6 mg)

fit C Mg)

Fit Up 108 0 0 20 0 0 M150 112 0 0 20 0 0 I

Hernaviton 100 0 i 0 18 0 0 Extra Joss 100 0 5 20 0 0 Kratingdatng 100 I 10 0 20 2 0 Lipovitan 108 33 0 20 28 0 Galin Bugar 112 5 0 20 2 250 Vitas Ginseng 100 0 5 0 0 0 AKG 25 00 12 12 12 2 70

Media rnzi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

gararn dari niacin) rata-rata 20 mg Hasil ini menunjukkan bahwa kontribusi ruacm dari rninuman bernergi sebesar 166 persen dari AJltG (Driske~ 1995)

Tabel 3 Komposisi Gizi Suplemen dibanding AKG Pria Dewasa

I

i

I

Keterangan bull Kandungan gizj gt I AKG daD Kandungan Gizi gt 1 x AKG Zat gizi yang tercantum hanva ~ang umum terdapat pad suplemen yang dikonsumsi coDtoh

Klaim Klaim adalah pemyataan bahwa produk

pangan tertentu mengandung zat gizi dan non gizi tertentu yang bermanfaat jika dikonsumsi atau tidak dikonsumsi oleh kelompok tertentu Pemyataan tersebut hanya dapat dicantumkan pada label dan iklan apabila secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan melalui uji laboratorium atau uji klinik

Jika diperhatikan klaim yang tercantum pada label suplemen yang dikonsumsi contoh maka dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu a Klaim gizi yaitu pemyataan bahwa suplemen

tersebut mengandung zat gizi tertentu yaitu sebanyak 11 merek (Vegeta Natural B Komplek Acerilla C Vitacimin Fress Royal Jelly Ginseng Coffee Ester C CaMg Big C Plus Nutri Farnili dan CGF Honey)

b Klain kesehatan yaitu pemyataan bahwa suplemen tersebut dapat menyehatkan atau memulihkan stamina yaitu sebanyak 9 merek (FitUp M150 Lipovitan Hemaviton Extra Joss Kratingdaeng Ginsana Vitas Ginseng Galin Bugar)

c Klaim tentang pengobatan atau kondisi yang dapat mencegah penyakit tertentu yaitu

sebanyak 4 merek (Sun ChJorella Vitasigi Digestive Tea dan Raishi Gano)

Analisis Hubungan Konsurnsi dengan Karakteristik Contoh

Usia berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin bertambah usia maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya antara lain Wingate ( 1998) Slesinski Subar dan Kahle (1995) Stewart (1985) yang juga berkesimpulan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi frekuensi konsumsi suplemen adalah usia oleh karena bertarnbahnya usia akan diiukuti menurunnya kemarnpuan fisik di satu sisi dan bertarnbahnya aktivitas di sisi lain terutarna bagi orang yang masih aktif bekerja menyebabkan orang cenderung mengkonsumsi suplemen agar tetap dapat bekerja secara optimal

Tingkat pendidikan tidak berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Hal ini berarti bahwa pada semua jenjang pendidikan frekuensi dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna Dalarn penelitian U1l yang lebih berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi adalah pengetahuan gizi Semakin tinggi tingkat pendidikan maka wawasan akan lebih luas meskipun belum tentu pengetahuan gizi akan menjadi lebih baik

Jam kerja memiliki hubungan nyata negatif dengan frekuensi konsumsi Hal ini karena semakin bertarnbah usia kemarnpuan fisik semakin menurun sehingga jarn kerja juga menurun Dalarn penelitian ini mayoritas contoh berusia 46-60 tahun yang berarti kemarnpuan fisik akan lebih rendah dibandingkan usia 25-45 tahun Agar dapat bekerja dengan kondisi yang sehat seperti semula maka orang akan cenderung untuk meningkatkan konsumsi suplemen Dengan alasan ini frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

Tingkat pengetahuan gizi menunjukkan hubungan nyata positif dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin tinggi pengetahuan gizi maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hal ini karen a orang yang mengetahui manfaat makanan (Razim amp Volmecke 1998) memiliki kesan positif tentang makanan (pipes

1989) (986)

baik berhub kons -shydibu dari se como_ larut r

bah9

maka como supleltr Kead2i daJ am dibu~

t hubunsect su per konsur ting -z umw _lt

be rr ~ ~

rata R Dal~

men -~ aiK- ~

meo =-HaJ sup terap keadazshystami-2 setel2L kon shygrn tmg- men~~~

KESl1J

62

1989) yang memiliki pengetahuan gizi (Roedjito 1986) akan memilih kualitas makanan yang lebih baik Dengan demikian pengetahuan gizi akan berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen sebagai suplemen gizi yang dibutuhkan dalam keadaan tertentu Jika dilihat dari setiap aspek pengetahuan gizi~ umumnya contoh hanya kesulitan membedakan vitamin larut air dan larut lemak serta masih menganggap bahwa suplemen digolongkan ke dalam obat atau makanan Dengan demikian pengetahuan gizi contoh yang berhubungan dengan fungsi suplemen sebagai tambahan zat gizi cukup baik Keadaan ini akan mempengaruhi persepsi contoh dalam mengkonsumsi supJemen setiap kali dibutuhkan

Tingkat pendapatan tidak menunjukkan hubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen Dengan demikian frekuesni dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna pada semua tingkat pendapatan Hal ini disebabkan karena umumnya contoh mengkonsumsi sup I emen bentuk cair yang harganya relatif terjangkau (ratashyrata Rp 25001botol) untuk satu kemasan jual Dalam penelitian ill konsumen umumnya mengkonsumsi sup1emen 1-3 kali seminggu Naiknya tingkat pendapatan tidak sekaligus menyebabkan bertambahnya tingkat konsumsi Hal ini dijelaskan oleh Chong (1994) bahwa suplemen yang akan dikonsumsi sifatnya tidak tetap Suplemen hanya akan dikonsumsi dalam keadaan tertentu seperti untuk memulihkan stamina setelah melakukan pekerjaan berat dan setelah kondisi tubuh menjadi normal maka konsumsi kembali akan mengandalkan intake zat gizi dari menu sehari-hari Dengan demikian tingkat konsumsi suplemen tidak akan selalu mengikuti naiknya tingkat pendapatan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1 Pada umumnya contoh berusia 46-60 tahun (60) pendidikan S llDiploma (643) pekerjaan sebagai PNS (45) dengan jam kerja (533) pendapatan (727) dan pengetahuan gizi (54 33) yang masingshymasing termasuk kategori sedang

Media Gizi amp Keluarga Desembet- 200 I XXV (2) bull 57 - 64

2 Jenis suplemen dengan merek tunggal yang paling banyak dipilih adalah Fit-Up (104) sedangkan merek ganda umumnya M 150 dengan Vitas Ginseng (333) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi adalah cair (513) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi untuk a1asan kesehatan adalah cair (Fit-Up 1503) a1asan vitalitas adalah tablet (Natural B Complek 17 14) dan untuk a1asan lain-lain adalah bentuk serbuk (Vegeta 2857)

3 Frekuensi konsumsi suplemen umumnya tidak sering (56) Merek yang paling banyak dikonsumsi adalah Vegeta (1197) dan terendah adalah Nutri Family (032)

4 Tingkat konsumsi suplemen sebulan umumnya kurang dari 15 ukuran saji atau rendah (534) rata-rata tingkat konsumsi setiap bulan untuk bentuk kapsulltablet sebanyak 15 2 buah cair 20 5 botal dan serbuk 147 bungkus

5 Frekuensi konsumsi daJam seminggu berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi dan usia sedangkan tingkat konsumsi sebulan berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi Frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

6 Sebagian contoh memperoleh informasi tentang produk dari media massa (587) tempat membeli di supermarket (513 ) a1asan mengkonsumsi untuk kesehatan dan kebugaran (667) dengan atribut prioritas adalah nilai gizi (39) dan harga (383)

Dengan demikian untuk memenuhi tambahan kebutuhan gizi sebaiknya dari konsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang kecuali karen a sesuatu dan lain hal menu kita tidak seimbang maka sebaiknya dipilih suplemen yang telah terbukti berkhasiat bagi kesehatan

63

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 XXV (2) bull 57 - 64

DAFTAR PUSTAKA

Chong 1994 Health Foods Asia Pasific Food Industry 0478-81 April

Eldridge Alison L amp Edward T Sheehan 1994 Food Supplement Use and Relatied Belue Survey of Community College Student Journal of Nutrition Education 26259-265

Golberg I 1994 Funcional Food Chapman Hal DeptBC New York

Karyadi D amp Hennana 1995 Kecenderungan Penggunaan Makanan Fungsional dan Masalahnya Prosiding Kongres Penyegar llinu Gizi X bandung 21-23 Nopember

Roedjito D 1989 Kajian Penelitian Gizi Mediyatama Sarana Perkasa Jakarta

Stewart ML McDinald JT Levy AS Schucker RE Henderson DP 1985 Vitaminbmineral Supplement use Telephon survey of Adulth in the United State

Thomsen Terry amp Amos 1999 Food and Drug Administrations USA Center for Food Safety Applied Nutritions httpwww cfsanfdagov

Wibisono C 1 Wibisono B Shindhunata V Liu amp M GumiJang 1997 Foods Industry Indonesia

p

U1l

((r pr lJ 1lt bull

pr Fha

PENDAl

P~c Sekoa tahun ~ -

199

adalah ~ MadrapoundshyBenru k makan- shymeruPii shykalori shy3 kali -~

bulan cacmg _ dapat derajat -~

anak sec H

bahwa -~

J PenellL GJ ZL ~

64

Page 8: I. I - ikk.fema.ipb.ac.idikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmiah/konsumsisuplemen_rnn.pdf · I. Pemanfaatan Tepung Pisang Owak (Musa Paradisiaca, L) untuk Bahan Makanan Campuran

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 I XXV (2) 57 - 64

Tabel 2 Sebaran contoh yang mengkonsumsi dua Jenis Suplemen menurut Merek

Merek

l MI50 dan Vitas Ginseng

2 Kratingdneng ltjan Vegeta

3 Vegeta dan Vi tacimin

4 Fit Up dan Vegela

5 Hema~iton dan Vitacimin

6 Lipovitan dan Villlcirnin

7 E-1ra Joss dan Vitaciwm

8 Vi lllS Ginseng dan Galin Bugar

9 HemaVJton dan Vegeta

1 10 Lipovitan dan Vegeta

Tota l

Konsumsi Gaoda

n I

I 10 I 333

6 I 200

j I 13 3

I 2 I 66

2 i 66

2 i 66

1 I 33

1 I 33 I 1 I 33 I

33

30 100

I

Sumber informasi produk umumnya berasal dari media massa sebanyak 587 persen tempat membeli di supennarket (513) dan atribut produk yang diperhatikan adalah nilai gizi (39) harganya (383) dan lain-lain (tempat pembeLian dan promosi) (227)

Frekuensi dan Tingkat Konswnsi

Frekuensi konsumsi dalam seminggu merupakan cerminan dari pola konsumsi suplemen yang umwnnya hanya berkisar 1-3 kali (557) Frekuensi ini masih tergolong rendah dapat dilihat pada Gambar 2

selalu

jarang 56

Gambar 2 Diagram Pie Frekuensi Konsumsi Suplemenminggu

Meskipun dengan teknik dan populasi yang berbeda jika dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu (Thomsel Terry dan Amos

60

1987 amp Zive 1996) menunjukkan bahwa ad kesamaan pola frekuensi konsumsi supleme yaitu frekuensi konsumsi lt 7 kal ilminggu Sekalipun demikian belum cukup bukti untu shymenyatakan bahwa konsumsi suplemen tida popular di kalangan masyarakat Makasar kare 1 untuk menjawab hal ini diperlukan rancanga survei yang menyeluruh dari berbagai strata sos ltL

masyarakat Berdasarkan kuantitas penggunaan setia

merek oleh semua contoh dapat dikemukakrshybahwa Vegeta adalah merek yang paling ban~-middotshy

dikonsumsi (149 ukslbulan) disusul M I50 ( shyukslbln) Ekstra Joss (136 ukslbln) Fit Up ( ~

ikslbln) dan Vitasigi-F (92 ukslbln) Adan perbedaan antara merek yang popular dengashymerek yang paling banyak dikonsumsi adala-- karena merek popular tidak selamanyo dikonsumsi secara teratur Hal ini berkait~shy

dengan adanya pertimbangan subjektif konsurnelt yang paling suLit untuk digeneralisir seper Vegeta sebaiknya dikonsurnsi setiap bari jikc memang ingin dirasakan khasiatn~-a

(memperlancar proses pembuangan feses) serungga total penggunaannya lebih banyak (14 shyuksbln) dari pada Fit-Up (95 uks)

Sisi lain yang perlu dikemukakan adalar kategori tingkat konswnsi suplemen sebulan yan5 dibagi menjadi tigtl kategori yaitu tingka konsurnsi rendah atau setara ~ 10 uks (40 ) sedang 10-20 uks (32) dan tinggi gt 20 uks (28) Dari hasil ini dapat dijelaskan bahwa pack umumnya konsumen akan mengkonsuTl2 suplemen minimal 1 kali dalam tiga hari sehinggc masih tergolong rendah dan kategori ini tidal didasarkan kepada pertimbangan persentase kontribusi intake zat gizi asal suplemen yan= bersangkutan Jika dilihat dari segi bentuknyz maka rata-rata konsumsi bentuk cair adalah yang paling banyak yaitu 20 uksbln sebagaiman2 disajikan pada Gambar 3

A1asan konsumsi suplemen umumnc karena kesehatan dan kebugaran (667) vitalitas ( 107) dan alasan kombinasillain-lain (227) Merek yang paling banyak dikonsumsi untuk alasan kesehatan adalah Fit-Up dan MI50 masing-masing (144) untuk alasan vitalitas Natural B Komplek (18 8) dan Acerola C (158) serta untuk alasan kombinasi adalah Vegeta (325)

shy

e ~qr~ 5la-are

~

cairminuman kapsul1llbIct serbuk

BenlUk

Gambar 3 Rata-rata Jumlah Suplemen yang

Dikonsumsi Contoh Sebulan

Komposisi dan Klaim Suplemen

Komposisi Kombinasi bahan yang terkandung dalam

pangan olahan diatur secara jelas pada PP 69 Tahun 1999 (pasal 19 sampai 22) Hal yang perlu diperhatikan adalah pencantuman pernyataan dalam label bahwa pangan telah ditambah diperkaya atau difortifikasi dengan vitamin mineral atau zat penambab gizi lainnya tidak dilarang sepanjang hal tersebut benar dilakukan pada saat pengolahan pangan dan tidak menyesatkan Berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman penulis maka pada umumnya ada empat jenis komponen utama suplemen yaitu taurin vitamin (B 1 B2 B6) kafein dan madu Selain komponen tersebut ada yang menambahkan zat lain misalnya ginseng dan inositol (Extra Joss) asam sitrat (Fit-Up) sukrosa panthotenol (M150) sukrosa lysin dan sodium benzoat (Kratingdaeng) serta lysine (Vitas Ginseng)

[nformasi gizi yang tercantum pada label adalah hal yang sangat penting diperhatikan oleh konsumen karena harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh Ambang batas aman untuk beberapa hahan dalam suplemen seperti kafein aspartame dan bahan tambahan lainnya (tartrazine ponceau) harus aman bagi kesehatan konsumen Jika dilihat dari segi jumlah beberapa zat yang penggunaannya harus dibatasi seperti

Media G1zi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

kafein dan aspartame maka semuanya telah memenuhi aturan yang semestinya

Kafein adalab baban yang hampir dijumpai pada setiap suplemen khususnya golongan minuman berenergi Konsumsi kafein setiap hari yang aman ada1ab 150 mg sedangkan kandungan rata-rata kafein dalam seuplemen sebanyak 50 mg Jika produsen menganjurkan pemakaian tiga kali sehari berarti masih aman untuk dikonsumsi dengan ketentuan konsumen tidak mengkonsumsi bahan makanan lain yang mengandung kafein Kandungan kalori minuman berenergi berkisar 100-112 kkal dengan lSI 50 mlJbtl Jika dibandingkan dengan dosis anjuran yaitu 2-3 kali sehari berarti kontribusi kalori dari suplemen jenis ini antara 200-336 kkal sehingga secara rinci dapat dijelaskan kontribusi kalori untuk kebutuhan pria dewasa adalah sebagai berikut a Kelompok usia 20-45 tahun sebesar 71-12 b Kelompok usia 46-59 tahun sebesar 8-134 c Kelompok usia gt60 tahun sebesar 9-152

Terjadi peningkatan kontribusi kalori dengan meningkatnya usia jika jumlah yang dikonsumsi 2-3 kalihari Hal ini disebabkan adanya penurunan tingkat kebutuhan sebesar 300 kkal dari kelompok usia 20-45 tabun ke usia 46shy59 tahun Penurunan kebutuhan kalori sebesar 5 untuk tiap pertambaban usia 10 tabun antara 40shy59 tahun dan selang 10 tahun untuk usia antara 60-69 tahun dan 70 tahun ke atas (Soeharjo amp Kusharto 1992)

Kandungan vitamin B 1 dalam minuman berenergi yang dikonsumsi contoh berkisar 33-10 mg sedangkan kebutuhan vitamin middot B untuk pria dewasa sebesar 12mghr Dengan demikian konsumsi minuman berenergi dapat memberi kontribusi pemenuhan kebutuhan vitamin B 1 sebesar 275-833 persen dari Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) yang dapat disajikan pada Tabel 3

Vitamin B2 yang terkandung dalam minuman bemergi sebesar 5 mgl(150ml) sedangkan kebutuhan vitamin B2 sebesar 12 mg (usia 20-59 tabun) dan 1 mg (usia 60 tahun) Hasil ini menunjukkan bahwa kantribusi vitamin B2 asal minuman berenergi sebesar 4-5 kali lebih tinggi dari AKG

Pria dewasa usia 20-60 tahun membutuhkan niacin (vitamin B3) sebanyak 12 mglhari sedangkan kandungan nicotinamida (bentuk

61

Merek

Kandungan Zat Gizi setiap 150 ml (1 btl)

nershygi

kkl)

Vit Bl mg)

Vit B2 mg)

Vit B3 mg)

Vit B6 mg)

fit C Mg)

Fit Up 108 0 0 20 0 0 M150 112 0 0 20 0 0 I

Hernaviton 100 0 i 0 18 0 0 Extra Joss 100 0 5 20 0 0 Kratingdatng 100 I 10 0 20 2 0 Lipovitan 108 33 0 20 28 0 Galin Bugar 112 5 0 20 2 250 Vitas Ginseng 100 0 5 0 0 0 AKG 25 00 12 12 12 2 70

Media rnzi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

gararn dari niacin) rata-rata 20 mg Hasil ini menunjukkan bahwa kontribusi ruacm dari rninuman bernergi sebesar 166 persen dari AJltG (Driske~ 1995)

Tabel 3 Komposisi Gizi Suplemen dibanding AKG Pria Dewasa

I

i

I

Keterangan bull Kandungan gizj gt I AKG daD Kandungan Gizi gt 1 x AKG Zat gizi yang tercantum hanva ~ang umum terdapat pad suplemen yang dikonsumsi coDtoh

Klaim Klaim adalah pemyataan bahwa produk

pangan tertentu mengandung zat gizi dan non gizi tertentu yang bermanfaat jika dikonsumsi atau tidak dikonsumsi oleh kelompok tertentu Pemyataan tersebut hanya dapat dicantumkan pada label dan iklan apabila secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan melalui uji laboratorium atau uji klinik

Jika diperhatikan klaim yang tercantum pada label suplemen yang dikonsumsi contoh maka dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu a Klaim gizi yaitu pemyataan bahwa suplemen

tersebut mengandung zat gizi tertentu yaitu sebanyak 11 merek (Vegeta Natural B Komplek Acerilla C Vitacimin Fress Royal Jelly Ginseng Coffee Ester C CaMg Big C Plus Nutri Farnili dan CGF Honey)

b Klain kesehatan yaitu pemyataan bahwa suplemen tersebut dapat menyehatkan atau memulihkan stamina yaitu sebanyak 9 merek (FitUp M150 Lipovitan Hemaviton Extra Joss Kratingdaeng Ginsana Vitas Ginseng Galin Bugar)

c Klaim tentang pengobatan atau kondisi yang dapat mencegah penyakit tertentu yaitu

sebanyak 4 merek (Sun ChJorella Vitasigi Digestive Tea dan Raishi Gano)

Analisis Hubungan Konsurnsi dengan Karakteristik Contoh

Usia berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin bertambah usia maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya antara lain Wingate ( 1998) Slesinski Subar dan Kahle (1995) Stewart (1985) yang juga berkesimpulan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi frekuensi konsumsi suplemen adalah usia oleh karena bertarnbahnya usia akan diiukuti menurunnya kemarnpuan fisik di satu sisi dan bertarnbahnya aktivitas di sisi lain terutarna bagi orang yang masih aktif bekerja menyebabkan orang cenderung mengkonsumsi suplemen agar tetap dapat bekerja secara optimal

Tingkat pendidikan tidak berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Hal ini berarti bahwa pada semua jenjang pendidikan frekuensi dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna Dalarn penelitian U1l yang lebih berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi adalah pengetahuan gizi Semakin tinggi tingkat pendidikan maka wawasan akan lebih luas meskipun belum tentu pengetahuan gizi akan menjadi lebih baik

Jam kerja memiliki hubungan nyata negatif dengan frekuensi konsumsi Hal ini karena semakin bertarnbah usia kemarnpuan fisik semakin menurun sehingga jarn kerja juga menurun Dalarn penelitian ini mayoritas contoh berusia 46-60 tahun yang berarti kemarnpuan fisik akan lebih rendah dibandingkan usia 25-45 tahun Agar dapat bekerja dengan kondisi yang sehat seperti semula maka orang akan cenderung untuk meningkatkan konsumsi suplemen Dengan alasan ini frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

Tingkat pengetahuan gizi menunjukkan hubungan nyata positif dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin tinggi pengetahuan gizi maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hal ini karen a orang yang mengetahui manfaat makanan (Razim amp Volmecke 1998) memiliki kesan positif tentang makanan (pipes

1989) (986)

baik berhub kons -shydibu dari se como_ larut r

bah9

maka como supleltr Kead2i daJ am dibu~

t hubunsect su per konsur ting -z umw _lt

be rr ~ ~

rata R Dal~

men -~ aiK- ~

meo =-HaJ sup terap keadazshystami-2 setel2L kon shygrn tmg- men~~~

KESl1J

62

1989) yang memiliki pengetahuan gizi (Roedjito 1986) akan memilih kualitas makanan yang lebih baik Dengan demikian pengetahuan gizi akan berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen sebagai suplemen gizi yang dibutuhkan dalam keadaan tertentu Jika dilihat dari setiap aspek pengetahuan gizi~ umumnya contoh hanya kesulitan membedakan vitamin larut air dan larut lemak serta masih menganggap bahwa suplemen digolongkan ke dalam obat atau makanan Dengan demikian pengetahuan gizi contoh yang berhubungan dengan fungsi suplemen sebagai tambahan zat gizi cukup baik Keadaan ini akan mempengaruhi persepsi contoh dalam mengkonsumsi supJemen setiap kali dibutuhkan

Tingkat pendapatan tidak menunjukkan hubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen Dengan demikian frekuesni dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna pada semua tingkat pendapatan Hal ini disebabkan karena umumnya contoh mengkonsumsi sup I emen bentuk cair yang harganya relatif terjangkau (ratashyrata Rp 25001botol) untuk satu kemasan jual Dalam penelitian ill konsumen umumnya mengkonsumsi sup1emen 1-3 kali seminggu Naiknya tingkat pendapatan tidak sekaligus menyebabkan bertambahnya tingkat konsumsi Hal ini dijelaskan oleh Chong (1994) bahwa suplemen yang akan dikonsumsi sifatnya tidak tetap Suplemen hanya akan dikonsumsi dalam keadaan tertentu seperti untuk memulihkan stamina setelah melakukan pekerjaan berat dan setelah kondisi tubuh menjadi normal maka konsumsi kembali akan mengandalkan intake zat gizi dari menu sehari-hari Dengan demikian tingkat konsumsi suplemen tidak akan selalu mengikuti naiknya tingkat pendapatan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1 Pada umumnya contoh berusia 46-60 tahun (60) pendidikan S llDiploma (643) pekerjaan sebagai PNS (45) dengan jam kerja (533) pendapatan (727) dan pengetahuan gizi (54 33) yang masingshymasing termasuk kategori sedang

Media Gizi amp Keluarga Desembet- 200 I XXV (2) bull 57 - 64

2 Jenis suplemen dengan merek tunggal yang paling banyak dipilih adalah Fit-Up (104) sedangkan merek ganda umumnya M 150 dengan Vitas Ginseng (333) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi adalah cair (513) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi untuk a1asan kesehatan adalah cair (Fit-Up 1503) a1asan vitalitas adalah tablet (Natural B Complek 17 14) dan untuk a1asan lain-lain adalah bentuk serbuk (Vegeta 2857)

3 Frekuensi konsumsi suplemen umumnya tidak sering (56) Merek yang paling banyak dikonsumsi adalah Vegeta (1197) dan terendah adalah Nutri Family (032)

4 Tingkat konsumsi suplemen sebulan umumnya kurang dari 15 ukuran saji atau rendah (534) rata-rata tingkat konsumsi setiap bulan untuk bentuk kapsulltablet sebanyak 15 2 buah cair 20 5 botal dan serbuk 147 bungkus

5 Frekuensi konsumsi daJam seminggu berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi dan usia sedangkan tingkat konsumsi sebulan berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi Frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

6 Sebagian contoh memperoleh informasi tentang produk dari media massa (587) tempat membeli di supermarket (513 ) a1asan mengkonsumsi untuk kesehatan dan kebugaran (667) dengan atribut prioritas adalah nilai gizi (39) dan harga (383)

Dengan demikian untuk memenuhi tambahan kebutuhan gizi sebaiknya dari konsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang kecuali karen a sesuatu dan lain hal menu kita tidak seimbang maka sebaiknya dipilih suplemen yang telah terbukti berkhasiat bagi kesehatan

63

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 XXV (2) bull 57 - 64

DAFTAR PUSTAKA

Chong 1994 Health Foods Asia Pasific Food Industry 0478-81 April

Eldridge Alison L amp Edward T Sheehan 1994 Food Supplement Use and Relatied Belue Survey of Community College Student Journal of Nutrition Education 26259-265

Golberg I 1994 Funcional Food Chapman Hal DeptBC New York

Karyadi D amp Hennana 1995 Kecenderungan Penggunaan Makanan Fungsional dan Masalahnya Prosiding Kongres Penyegar llinu Gizi X bandung 21-23 Nopember

Roedjito D 1989 Kajian Penelitian Gizi Mediyatama Sarana Perkasa Jakarta

Stewart ML McDinald JT Levy AS Schucker RE Henderson DP 1985 Vitaminbmineral Supplement use Telephon survey of Adulth in the United State

Thomsen Terry amp Amos 1999 Food and Drug Administrations USA Center for Food Safety Applied Nutritions httpwww cfsanfdagov

Wibisono C 1 Wibisono B Shindhunata V Liu amp M GumiJang 1997 Foods Industry Indonesia

p

U1l

((r pr lJ 1lt bull

pr Fha

PENDAl

P~c Sekoa tahun ~ -

199

adalah ~ MadrapoundshyBenru k makan- shymeruPii shykalori shy3 kali -~

bulan cacmg _ dapat derajat -~

anak sec H

bahwa -~

J PenellL GJ ZL ~

64

Page 9: I. I - ikk.fema.ipb.ac.idikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmiah/konsumsisuplemen_rnn.pdf · I. Pemanfaatan Tepung Pisang Owak (Musa Paradisiaca, L) untuk Bahan Makanan Campuran

cairminuman kapsul1llbIct serbuk

BenlUk

Gambar 3 Rata-rata Jumlah Suplemen yang

Dikonsumsi Contoh Sebulan

Komposisi dan Klaim Suplemen

Komposisi Kombinasi bahan yang terkandung dalam

pangan olahan diatur secara jelas pada PP 69 Tahun 1999 (pasal 19 sampai 22) Hal yang perlu diperhatikan adalah pencantuman pernyataan dalam label bahwa pangan telah ditambah diperkaya atau difortifikasi dengan vitamin mineral atau zat penambab gizi lainnya tidak dilarang sepanjang hal tersebut benar dilakukan pada saat pengolahan pangan dan tidak menyesatkan Berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman penulis maka pada umumnya ada empat jenis komponen utama suplemen yaitu taurin vitamin (B 1 B2 B6) kafein dan madu Selain komponen tersebut ada yang menambahkan zat lain misalnya ginseng dan inositol (Extra Joss) asam sitrat (Fit-Up) sukrosa panthotenol (M150) sukrosa lysin dan sodium benzoat (Kratingdaeng) serta lysine (Vitas Ginseng)

[nformasi gizi yang tercantum pada label adalah hal yang sangat penting diperhatikan oleh konsumen karena harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh Ambang batas aman untuk beberapa hahan dalam suplemen seperti kafein aspartame dan bahan tambahan lainnya (tartrazine ponceau) harus aman bagi kesehatan konsumen Jika dilihat dari segi jumlah beberapa zat yang penggunaannya harus dibatasi seperti

Media G1zi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

kafein dan aspartame maka semuanya telah memenuhi aturan yang semestinya

Kafein adalab baban yang hampir dijumpai pada setiap suplemen khususnya golongan minuman berenergi Konsumsi kafein setiap hari yang aman ada1ab 150 mg sedangkan kandungan rata-rata kafein dalam seuplemen sebanyak 50 mg Jika produsen menganjurkan pemakaian tiga kali sehari berarti masih aman untuk dikonsumsi dengan ketentuan konsumen tidak mengkonsumsi bahan makanan lain yang mengandung kafein Kandungan kalori minuman berenergi berkisar 100-112 kkal dengan lSI 50 mlJbtl Jika dibandingkan dengan dosis anjuran yaitu 2-3 kali sehari berarti kontribusi kalori dari suplemen jenis ini antara 200-336 kkal sehingga secara rinci dapat dijelaskan kontribusi kalori untuk kebutuhan pria dewasa adalah sebagai berikut a Kelompok usia 20-45 tahun sebesar 71-12 b Kelompok usia 46-59 tahun sebesar 8-134 c Kelompok usia gt60 tahun sebesar 9-152

Terjadi peningkatan kontribusi kalori dengan meningkatnya usia jika jumlah yang dikonsumsi 2-3 kalihari Hal ini disebabkan adanya penurunan tingkat kebutuhan sebesar 300 kkal dari kelompok usia 20-45 tabun ke usia 46shy59 tahun Penurunan kebutuhan kalori sebesar 5 untuk tiap pertambaban usia 10 tabun antara 40shy59 tahun dan selang 10 tahun untuk usia antara 60-69 tahun dan 70 tahun ke atas (Soeharjo amp Kusharto 1992)

Kandungan vitamin B 1 dalam minuman berenergi yang dikonsumsi contoh berkisar 33-10 mg sedangkan kebutuhan vitamin middot B untuk pria dewasa sebesar 12mghr Dengan demikian konsumsi minuman berenergi dapat memberi kontribusi pemenuhan kebutuhan vitamin B 1 sebesar 275-833 persen dari Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) yang dapat disajikan pada Tabel 3

Vitamin B2 yang terkandung dalam minuman bemergi sebesar 5 mgl(150ml) sedangkan kebutuhan vitamin B2 sebesar 12 mg (usia 20-59 tabun) dan 1 mg (usia 60 tahun) Hasil ini menunjukkan bahwa kantribusi vitamin B2 asal minuman berenergi sebesar 4-5 kali lebih tinggi dari AKG

Pria dewasa usia 20-60 tahun membutuhkan niacin (vitamin B3) sebanyak 12 mglhari sedangkan kandungan nicotinamida (bentuk

61

Merek

Kandungan Zat Gizi setiap 150 ml (1 btl)

nershygi

kkl)

Vit Bl mg)

Vit B2 mg)

Vit B3 mg)

Vit B6 mg)

fit C Mg)

Fit Up 108 0 0 20 0 0 M150 112 0 0 20 0 0 I

Hernaviton 100 0 i 0 18 0 0 Extra Joss 100 0 5 20 0 0 Kratingdatng 100 I 10 0 20 2 0 Lipovitan 108 33 0 20 28 0 Galin Bugar 112 5 0 20 2 250 Vitas Ginseng 100 0 5 0 0 0 AKG 25 00 12 12 12 2 70

Media rnzi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

gararn dari niacin) rata-rata 20 mg Hasil ini menunjukkan bahwa kontribusi ruacm dari rninuman bernergi sebesar 166 persen dari AJltG (Driske~ 1995)

Tabel 3 Komposisi Gizi Suplemen dibanding AKG Pria Dewasa

I

i

I

Keterangan bull Kandungan gizj gt I AKG daD Kandungan Gizi gt 1 x AKG Zat gizi yang tercantum hanva ~ang umum terdapat pad suplemen yang dikonsumsi coDtoh

Klaim Klaim adalah pemyataan bahwa produk

pangan tertentu mengandung zat gizi dan non gizi tertentu yang bermanfaat jika dikonsumsi atau tidak dikonsumsi oleh kelompok tertentu Pemyataan tersebut hanya dapat dicantumkan pada label dan iklan apabila secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan melalui uji laboratorium atau uji klinik

Jika diperhatikan klaim yang tercantum pada label suplemen yang dikonsumsi contoh maka dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu a Klaim gizi yaitu pemyataan bahwa suplemen

tersebut mengandung zat gizi tertentu yaitu sebanyak 11 merek (Vegeta Natural B Komplek Acerilla C Vitacimin Fress Royal Jelly Ginseng Coffee Ester C CaMg Big C Plus Nutri Farnili dan CGF Honey)

b Klain kesehatan yaitu pemyataan bahwa suplemen tersebut dapat menyehatkan atau memulihkan stamina yaitu sebanyak 9 merek (FitUp M150 Lipovitan Hemaviton Extra Joss Kratingdaeng Ginsana Vitas Ginseng Galin Bugar)

c Klaim tentang pengobatan atau kondisi yang dapat mencegah penyakit tertentu yaitu

sebanyak 4 merek (Sun ChJorella Vitasigi Digestive Tea dan Raishi Gano)

Analisis Hubungan Konsurnsi dengan Karakteristik Contoh

Usia berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin bertambah usia maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya antara lain Wingate ( 1998) Slesinski Subar dan Kahle (1995) Stewart (1985) yang juga berkesimpulan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi frekuensi konsumsi suplemen adalah usia oleh karena bertarnbahnya usia akan diiukuti menurunnya kemarnpuan fisik di satu sisi dan bertarnbahnya aktivitas di sisi lain terutarna bagi orang yang masih aktif bekerja menyebabkan orang cenderung mengkonsumsi suplemen agar tetap dapat bekerja secara optimal

Tingkat pendidikan tidak berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Hal ini berarti bahwa pada semua jenjang pendidikan frekuensi dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna Dalarn penelitian U1l yang lebih berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi adalah pengetahuan gizi Semakin tinggi tingkat pendidikan maka wawasan akan lebih luas meskipun belum tentu pengetahuan gizi akan menjadi lebih baik

Jam kerja memiliki hubungan nyata negatif dengan frekuensi konsumsi Hal ini karena semakin bertarnbah usia kemarnpuan fisik semakin menurun sehingga jarn kerja juga menurun Dalarn penelitian ini mayoritas contoh berusia 46-60 tahun yang berarti kemarnpuan fisik akan lebih rendah dibandingkan usia 25-45 tahun Agar dapat bekerja dengan kondisi yang sehat seperti semula maka orang akan cenderung untuk meningkatkan konsumsi suplemen Dengan alasan ini frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

Tingkat pengetahuan gizi menunjukkan hubungan nyata positif dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin tinggi pengetahuan gizi maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hal ini karen a orang yang mengetahui manfaat makanan (Razim amp Volmecke 1998) memiliki kesan positif tentang makanan (pipes

1989) (986)

baik berhub kons -shydibu dari se como_ larut r

bah9

maka como supleltr Kead2i daJ am dibu~

t hubunsect su per konsur ting -z umw _lt

be rr ~ ~

rata R Dal~

men -~ aiK- ~

meo =-HaJ sup terap keadazshystami-2 setel2L kon shygrn tmg- men~~~

KESl1J

62

1989) yang memiliki pengetahuan gizi (Roedjito 1986) akan memilih kualitas makanan yang lebih baik Dengan demikian pengetahuan gizi akan berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen sebagai suplemen gizi yang dibutuhkan dalam keadaan tertentu Jika dilihat dari setiap aspek pengetahuan gizi~ umumnya contoh hanya kesulitan membedakan vitamin larut air dan larut lemak serta masih menganggap bahwa suplemen digolongkan ke dalam obat atau makanan Dengan demikian pengetahuan gizi contoh yang berhubungan dengan fungsi suplemen sebagai tambahan zat gizi cukup baik Keadaan ini akan mempengaruhi persepsi contoh dalam mengkonsumsi supJemen setiap kali dibutuhkan

Tingkat pendapatan tidak menunjukkan hubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen Dengan demikian frekuesni dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna pada semua tingkat pendapatan Hal ini disebabkan karena umumnya contoh mengkonsumsi sup I emen bentuk cair yang harganya relatif terjangkau (ratashyrata Rp 25001botol) untuk satu kemasan jual Dalam penelitian ill konsumen umumnya mengkonsumsi sup1emen 1-3 kali seminggu Naiknya tingkat pendapatan tidak sekaligus menyebabkan bertambahnya tingkat konsumsi Hal ini dijelaskan oleh Chong (1994) bahwa suplemen yang akan dikonsumsi sifatnya tidak tetap Suplemen hanya akan dikonsumsi dalam keadaan tertentu seperti untuk memulihkan stamina setelah melakukan pekerjaan berat dan setelah kondisi tubuh menjadi normal maka konsumsi kembali akan mengandalkan intake zat gizi dari menu sehari-hari Dengan demikian tingkat konsumsi suplemen tidak akan selalu mengikuti naiknya tingkat pendapatan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1 Pada umumnya contoh berusia 46-60 tahun (60) pendidikan S llDiploma (643) pekerjaan sebagai PNS (45) dengan jam kerja (533) pendapatan (727) dan pengetahuan gizi (54 33) yang masingshymasing termasuk kategori sedang

Media Gizi amp Keluarga Desembet- 200 I XXV (2) bull 57 - 64

2 Jenis suplemen dengan merek tunggal yang paling banyak dipilih adalah Fit-Up (104) sedangkan merek ganda umumnya M 150 dengan Vitas Ginseng (333) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi adalah cair (513) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi untuk a1asan kesehatan adalah cair (Fit-Up 1503) a1asan vitalitas adalah tablet (Natural B Complek 17 14) dan untuk a1asan lain-lain adalah bentuk serbuk (Vegeta 2857)

3 Frekuensi konsumsi suplemen umumnya tidak sering (56) Merek yang paling banyak dikonsumsi adalah Vegeta (1197) dan terendah adalah Nutri Family (032)

4 Tingkat konsumsi suplemen sebulan umumnya kurang dari 15 ukuran saji atau rendah (534) rata-rata tingkat konsumsi setiap bulan untuk bentuk kapsulltablet sebanyak 15 2 buah cair 20 5 botal dan serbuk 147 bungkus

5 Frekuensi konsumsi daJam seminggu berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi dan usia sedangkan tingkat konsumsi sebulan berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi Frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

6 Sebagian contoh memperoleh informasi tentang produk dari media massa (587) tempat membeli di supermarket (513 ) a1asan mengkonsumsi untuk kesehatan dan kebugaran (667) dengan atribut prioritas adalah nilai gizi (39) dan harga (383)

Dengan demikian untuk memenuhi tambahan kebutuhan gizi sebaiknya dari konsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang kecuali karen a sesuatu dan lain hal menu kita tidak seimbang maka sebaiknya dipilih suplemen yang telah terbukti berkhasiat bagi kesehatan

63

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 XXV (2) bull 57 - 64

DAFTAR PUSTAKA

Chong 1994 Health Foods Asia Pasific Food Industry 0478-81 April

Eldridge Alison L amp Edward T Sheehan 1994 Food Supplement Use and Relatied Belue Survey of Community College Student Journal of Nutrition Education 26259-265

Golberg I 1994 Funcional Food Chapman Hal DeptBC New York

Karyadi D amp Hennana 1995 Kecenderungan Penggunaan Makanan Fungsional dan Masalahnya Prosiding Kongres Penyegar llinu Gizi X bandung 21-23 Nopember

Roedjito D 1989 Kajian Penelitian Gizi Mediyatama Sarana Perkasa Jakarta

Stewart ML McDinald JT Levy AS Schucker RE Henderson DP 1985 Vitaminbmineral Supplement use Telephon survey of Adulth in the United State

Thomsen Terry amp Amos 1999 Food and Drug Administrations USA Center for Food Safety Applied Nutritions httpwww cfsanfdagov

Wibisono C 1 Wibisono B Shindhunata V Liu amp M GumiJang 1997 Foods Industry Indonesia

p

U1l

((r pr lJ 1lt bull

pr Fha

PENDAl

P~c Sekoa tahun ~ -

199

adalah ~ MadrapoundshyBenru k makan- shymeruPii shykalori shy3 kali -~

bulan cacmg _ dapat derajat -~

anak sec H

bahwa -~

J PenellL GJ ZL ~

64

Page 10: I. I - ikk.fema.ipb.ac.idikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmiah/konsumsisuplemen_rnn.pdf · I. Pemanfaatan Tepung Pisang Owak (Musa Paradisiaca, L) untuk Bahan Makanan Campuran

Merek

Kandungan Zat Gizi setiap 150 ml (1 btl)

nershygi

kkl)

Vit Bl mg)

Vit B2 mg)

Vit B3 mg)

Vit B6 mg)

fit C Mg)

Fit Up 108 0 0 20 0 0 M150 112 0 0 20 0 0 I

Hernaviton 100 0 i 0 18 0 0 Extra Joss 100 0 5 20 0 0 Kratingdatng 100 I 10 0 20 2 0 Lipovitan 108 33 0 20 28 0 Galin Bugar 112 5 0 20 2 250 Vitas Ginseng 100 0 5 0 0 0 AKG 25 00 12 12 12 2 70

Media rnzi amp Keluarga Desember 2001 XXV (2) 57 - 64

gararn dari niacin) rata-rata 20 mg Hasil ini menunjukkan bahwa kontribusi ruacm dari rninuman bernergi sebesar 166 persen dari AJltG (Driske~ 1995)

Tabel 3 Komposisi Gizi Suplemen dibanding AKG Pria Dewasa

I

i

I

Keterangan bull Kandungan gizj gt I AKG daD Kandungan Gizi gt 1 x AKG Zat gizi yang tercantum hanva ~ang umum terdapat pad suplemen yang dikonsumsi coDtoh

Klaim Klaim adalah pemyataan bahwa produk

pangan tertentu mengandung zat gizi dan non gizi tertentu yang bermanfaat jika dikonsumsi atau tidak dikonsumsi oleh kelompok tertentu Pemyataan tersebut hanya dapat dicantumkan pada label dan iklan apabila secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan melalui uji laboratorium atau uji klinik

Jika diperhatikan klaim yang tercantum pada label suplemen yang dikonsumsi contoh maka dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu a Klaim gizi yaitu pemyataan bahwa suplemen

tersebut mengandung zat gizi tertentu yaitu sebanyak 11 merek (Vegeta Natural B Komplek Acerilla C Vitacimin Fress Royal Jelly Ginseng Coffee Ester C CaMg Big C Plus Nutri Farnili dan CGF Honey)

b Klain kesehatan yaitu pemyataan bahwa suplemen tersebut dapat menyehatkan atau memulihkan stamina yaitu sebanyak 9 merek (FitUp M150 Lipovitan Hemaviton Extra Joss Kratingdaeng Ginsana Vitas Ginseng Galin Bugar)

c Klaim tentang pengobatan atau kondisi yang dapat mencegah penyakit tertentu yaitu

sebanyak 4 merek (Sun ChJorella Vitasigi Digestive Tea dan Raishi Gano)

Analisis Hubungan Konsurnsi dengan Karakteristik Contoh

Usia berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin bertambah usia maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya antara lain Wingate ( 1998) Slesinski Subar dan Kahle (1995) Stewart (1985) yang juga berkesimpulan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi frekuensi konsumsi suplemen adalah usia oleh karena bertarnbahnya usia akan diiukuti menurunnya kemarnpuan fisik di satu sisi dan bertarnbahnya aktivitas di sisi lain terutarna bagi orang yang masih aktif bekerja menyebabkan orang cenderung mengkonsumsi suplemen agar tetap dapat bekerja secara optimal

Tingkat pendidikan tidak berbubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Hal ini berarti bahwa pada semua jenjang pendidikan frekuensi dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna Dalarn penelitian U1l yang lebih berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi adalah pengetahuan gizi Semakin tinggi tingkat pendidikan maka wawasan akan lebih luas meskipun belum tentu pengetahuan gizi akan menjadi lebih baik

Jam kerja memiliki hubungan nyata negatif dengan frekuensi konsumsi Hal ini karena semakin bertarnbah usia kemarnpuan fisik semakin menurun sehingga jarn kerja juga menurun Dalarn penelitian ini mayoritas contoh berusia 46-60 tahun yang berarti kemarnpuan fisik akan lebih rendah dibandingkan usia 25-45 tahun Agar dapat bekerja dengan kondisi yang sehat seperti semula maka orang akan cenderung untuk meningkatkan konsumsi suplemen Dengan alasan ini frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

Tingkat pengetahuan gizi menunjukkan hubungan nyata positif dengan frekuensi dan tingkat konsumsi Semakin tinggi pengetahuan gizi maka frekuensi dan tingkat konsumsi akan meningkat Hal ini karen a orang yang mengetahui manfaat makanan (Razim amp Volmecke 1998) memiliki kesan positif tentang makanan (pipes

1989) (986)

baik berhub kons -shydibu dari se como_ larut r

bah9

maka como supleltr Kead2i daJ am dibu~

t hubunsect su per konsur ting -z umw _lt

be rr ~ ~

rata R Dal~

men -~ aiK- ~

meo =-HaJ sup terap keadazshystami-2 setel2L kon shygrn tmg- men~~~

KESl1J

62

1989) yang memiliki pengetahuan gizi (Roedjito 1986) akan memilih kualitas makanan yang lebih baik Dengan demikian pengetahuan gizi akan berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen sebagai suplemen gizi yang dibutuhkan dalam keadaan tertentu Jika dilihat dari setiap aspek pengetahuan gizi~ umumnya contoh hanya kesulitan membedakan vitamin larut air dan larut lemak serta masih menganggap bahwa suplemen digolongkan ke dalam obat atau makanan Dengan demikian pengetahuan gizi contoh yang berhubungan dengan fungsi suplemen sebagai tambahan zat gizi cukup baik Keadaan ini akan mempengaruhi persepsi contoh dalam mengkonsumsi supJemen setiap kali dibutuhkan

Tingkat pendapatan tidak menunjukkan hubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen Dengan demikian frekuesni dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna pada semua tingkat pendapatan Hal ini disebabkan karena umumnya contoh mengkonsumsi sup I emen bentuk cair yang harganya relatif terjangkau (ratashyrata Rp 25001botol) untuk satu kemasan jual Dalam penelitian ill konsumen umumnya mengkonsumsi sup1emen 1-3 kali seminggu Naiknya tingkat pendapatan tidak sekaligus menyebabkan bertambahnya tingkat konsumsi Hal ini dijelaskan oleh Chong (1994) bahwa suplemen yang akan dikonsumsi sifatnya tidak tetap Suplemen hanya akan dikonsumsi dalam keadaan tertentu seperti untuk memulihkan stamina setelah melakukan pekerjaan berat dan setelah kondisi tubuh menjadi normal maka konsumsi kembali akan mengandalkan intake zat gizi dari menu sehari-hari Dengan demikian tingkat konsumsi suplemen tidak akan selalu mengikuti naiknya tingkat pendapatan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1 Pada umumnya contoh berusia 46-60 tahun (60) pendidikan S llDiploma (643) pekerjaan sebagai PNS (45) dengan jam kerja (533) pendapatan (727) dan pengetahuan gizi (54 33) yang masingshymasing termasuk kategori sedang

Media Gizi amp Keluarga Desembet- 200 I XXV (2) bull 57 - 64

2 Jenis suplemen dengan merek tunggal yang paling banyak dipilih adalah Fit-Up (104) sedangkan merek ganda umumnya M 150 dengan Vitas Ginseng (333) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi adalah cair (513) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi untuk a1asan kesehatan adalah cair (Fit-Up 1503) a1asan vitalitas adalah tablet (Natural B Complek 17 14) dan untuk a1asan lain-lain adalah bentuk serbuk (Vegeta 2857)

3 Frekuensi konsumsi suplemen umumnya tidak sering (56) Merek yang paling banyak dikonsumsi adalah Vegeta (1197) dan terendah adalah Nutri Family (032)

4 Tingkat konsumsi suplemen sebulan umumnya kurang dari 15 ukuran saji atau rendah (534) rata-rata tingkat konsumsi setiap bulan untuk bentuk kapsulltablet sebanyak 15 2 buah cair 20 5 botal dan serbuk 147 bungkus

5 Frekuensi konsumsi daJam seminggu berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi dan usia sedangkan tingkat konsumsi sebulan berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi Frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

6 Sebagian contoh memperoleh informasi tentang produk dari media massa (587) tempat membeli di supermarket (513 ) a1asan mengkonsumsi untuk kesehatan dan kebugaran (667) dengan atribut prioritas adalah nilai gizi (39) dan harga (383)

Dengan demikian untuk memenuhi tambahan kebutuhan gizi sebaiknya dari konsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang kecuali karen a sesuatu dan lain hal menu kita tidak seimbang maka sebaiknya dipilih suplemen yang telah terbukti berkhasiat bagi kesehatan

63

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 XXV (2) bull 57 - 64

DAFTAR PUSTAKA

Chong 1994 Health Foods Asia Pasific Food Industry 0478-81 April

Eldridge Alison L amp Edward T Sheehan 1994 Food Supplement Use and Relatied Belue Survey of Community College Student Journal of Nutrition Education 26259-265

Golberg I 1994 Funcional Food Chapman Hal DeptBC New York

Karyadi D amp Hennana 1995 Kecenderungan Penggunaan Makanan Fungsional dan Masalahnya Prosiding Kongres Penyegar llinu Gizi X bandung 21-23 Nopember

Roedjito D 1989 Kajian Penelitian Gizi Mediyatama Sarana Perkasa Jakarta

Stewart ML McDinald JT Levy AS Schucker RE Henderson DP 1985 Vitaminbmineral Supplement use Telephon survey of Adulth in the United State

Thomsen Terry amp Amos 1999 Food and Drug Administrations USA Center for Food Safety Applied Nutritions httpwww cfsanfdagov

Wibisono C 1 Wibisono B Shindhunata V Liu amp M GumiJang 1997 Foods Industry Indonesia

p

U1l

((r pr lJ 1lt bull

pr Fha

PENDAl

P~c Sekoa tahun ~ -

199

adalah ~ MadrapoundshyBenru k makan- shymeruPii shykalori shy3 kali -~

bulan cacmg _ dapat derajat -~

anak sec H

bahwa -~

J PenellL GJ ZL ~

64

Page 11: I. I - ikk.fema.ipb.ac.idikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmiah/konsumsisuplemen_rnn.pdf · I. Pemanfaatan Tepung Pisang Owak (Musa Paradisiaca, L) untuk Bahan Makanan Campuran

1989) yang memiliki pengetahuan gizi (Roedjito 1986) akan memilih kualitas makanan yang lebih baik Dengan demikian pengetahuan gizi akan berhubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen sebagai suplemen gizi yang dibutuhkan dalam keadaan tertentu Jika dilihat dari setiap aspek pengetahuan gizi~ umumnya contoh hanya kesulitan membedakan vitamin larut air dan larut lemak serta masih menganggap bahwa suplemen digolongkan ke dalam obat atau makanan Dengan demikian pengetahuan gizi contoh yang berhubungan dengan fungsi suplemen sebagai tambahan zat gizi cukup baik Keadaan ini akan mempengaruhi persepsi contoh dalam mengkonsumsi supJemen setiap kali dibutuhkan

Tingkat pendapatan tidak menunjukkan hubungan dengan frekuensi dan tingkat konsumsi suplemen Dengan demikian frekuesni dan tingkat konsumsi dapat dianggap sarna pada semua tingkat pendapatan Hal ini disebabkan karena umumnya contoh mengkonsumsi sup I emen bentuk cair yang harganya relatif terjangkau (ratashyrata Rp 25001botol) untuk satu kemasan jual Dalam penelitian ill konsumen umumnya mengkonsumsi sup1emen 1-3 kali seminggu Naiknya tingkat pendapatan tidak sekaligus menyebabkan bertambahnya tingkat konsumsi Hal ini dijelaskan oleh Chong (1994) bahwa suplemen yang akan dikonsumsi sifatnya tidak tetap Suplemen hanya akan dikonsumsi dalam keadaan tertentu seperti untuk memulihkan stamina setelah melakukan pekerjaan berat dan setelah kondisi tubuh menjadi normal maka konsumsi kembali akan mengandalkan intake zat gizi dari menu sehari-hari Dengan demikian tingkat konsumsi suplemen tidak akan selalu mengikuti naiknya tingkat pendapatan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1 Pada umumnya contoh berusia 46-60 tahun (60) pendidikan S llDiploma (643) pekerjaan sebagai PNS (45) dengan jam kerja (533) pendapatan (727) dan pengetahuan gizi (54 33) yang masingshymasing termasuk kategori sedang

Media Gizi amp Keluarga Desembet- 200 I XXV (2) bull 57 - 64

2 Jenis suplemen dengan merek tunggal yang paling banyak dipilih adalah Fit-Up (104) sedangkan merek ganda umumnya M 150 dengan Vitas Ginseng (333) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi adalah cair (513) Bentuk yang paling banyak dikonsumsi untuk a1asan kesehatan adalah cair (Fit-Up 1503) a1asan vitalitas adalah tablet (Natural B Complek 17 14) dan untuk a1asan lain-lain adalah bentuk serbuk (Vegeta 2857)

3 Frekuensi konsumsi suplemen umumnya tidak sering (56) Merek yang paling banyak dikonsumsi adalah Vegeta (1197) dan terendah adalah Nutri Family (032)

4 Tingkat konsumsi suplemen sebulan umumnya kurang dari 15 ukuran saji atau rendah (534) rata-rata tingkat konsumsi setiap bulan untuk bentuk kapsulltablet sebanyak 15 2 buah cair 20 5 botal dan serbuk 147 bungkus

5 Frekuensi konsumsi daJam seminggu berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi dan usia sedangkan tingkat konsumsi sebulan berhubungan nyata positif dengan pengetahuan gizi Frekuensi konsumsi berhubungan nyata negatif dengan jam kerja

6 Sebagian contoh memperoleh informasi tentang produk dari media massa (587) tempat membeli di supermarket (513 ) a1asan mengkonsumsi untuk kesehatan dan kebugaran (667) dengan atribut prioritas adalah nilai gizi (39) dan harga (383)

Dengan demikian untuk memenuhi tambahan kebutuhan gizi sebaiknya dari konsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang kecuali karen a sesuatu dan lain hal menu kita tidak seimbang maka sebaiknya dipilih suplemen yang telah terbukti berkhasiat bagi kesehatan

63

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 XXV (2) bull 57 - 64

DAFTAR PUSTAKA

Chong 1994 Health Foods Asia Pasific Food Industry 0478-81 April

Eldridge Alison L amp Edward T Sheehan 1994 Food Supplement Use and Relatied Belue Survey of Community College Student Journal of Nutrition Education 26259-265

Golberg I 1994 Funcional Food Chapman Hal DeptBC New York

Karyadi D amp Hennana 1995 Kecenderungan Penggunaan Makanan Fungsional dan Masalahnya Prosiding Kongres Penyegar llinu Gizi X bandung 21-23 Nopember

Roedjito D 1989 Kajian Penelitian Gizi Mediyatama Sarana Perkasa Jakarta

Stewart ML McDinald JT Levy AS Schucker RE Henderson DP 1985 Vitaminbmineral Supplement use Telephon survey of Adulth in the United State

Thomsen Terry amp Amos 1999 Food and Drug Administrations USA Center for Food Safety Applied Nutritions httpwww cfsanfdagov

Wibisono C 1 Wibisono B Shindhunata V Liu amp M GumiJang 1997 Foods Industry Indonesia

p

U1l

((r pr lJ 1lt bull

pr Fha

PENDAl

P~c Sekoa tahun ~ -

199

adalah ~ MadrapoundshyBenru k makan- shymeruPii shykalori shy3 kali -~

bulan cacmg _ dapat derajat -~

anak sec H

bahwa -~

J PenellL GJ ZL ~

64

Page 12: I. I - ikk.fema.ipb.ac.idikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmiah/konsumsisuplemen_rnn.pdf · I. Pemanfaatan Tepung Pisang Owak (Musa Paradisiaca, L) untuk Bahan Makanan Campuran

Media Gizi amp Keluarga Desember 200 XXV (2) bull 57 - 64

DAFTAR PUSTAKA

Chong 1994 Health Foods Asia Pasific Food Industry 0478-81 April

Eldridge Alison L amp Edward T Sheehan 1994 Food Supplement Use and Relatied Belue Survey of Community College Student Journal of Nutrition Education 26259-265

Golberg I 1994 Funcional Food Chapman Hal DeptBC New York

Karyadi D amp Hennana 1995 Kecenderungan Penggunaan Makanan Fungsional dan Masalahnya Prosiding Kongres Penyegar llinu Gizi X bandung 21-23 Nopember

Roedjito D 1989 Kajian Penelitian Gizi Mediyatama Sarana Perkasa Jakarta

Stewart ML McDinald JT Levy AS Schucker RE Henderson DP 1985 Vitaminbmineral Supplement use Telephon survey of Adulth in the United State

Thomsen Terry amp Amos 1999 Food and Drug Administrations USA Center for Food Safety Applied Nutritions httpwww cfsanfdagov

Wibisono C 1 Wibisono B Shindhunata V Liu amp M GumiJang 1997 Foods Industry Indonesia

p

U1l

((r pr lJ 1lt bull

pr Fha

PENDAl

P~c Sekoa tahun ~ -

199

adalah ~ MadrapoundshyBenru k makan- shymeruPii shykalori shy3 kali -~

bulan cacmg _ dapat derajat -~

anak sec H

bahwa -~

J PenellL GJ ZL ~

64