Top Banner
HUKUM LAHAN PERTANIAN DAN PERTANAHAN OLEH: H. DWI CONDRO TRIONO, Ph.D
28

Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

Jan 24, 2018

Download

Law

Dani Siregar
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

HUKUM LAHAN PERTANIAN DAN

PERTANAHAN

OLEH: H. DWI CONDRO TRIONO, Ph.D

Page 2: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

PROBLEMA LAHAN PERTANIAN DAN PERTANAHAN

Dalam perbincangan ekonomi, persoalan lahan danpertanahan senantiasa menjadi problem sampaisekarang, yang seakan tidak pernah ada habisnya.

Sepanjang sejarah manusia, problem penguasaanlahan senantiasa mewarnai dinamika kehidupanmanusia.

Penjajahan sebuah negara ke atas negara lain tidaklepas dari persoalan lahan ini.

Perang besar antar negara, sampai perang antarpenduduk suatu kampung, juga tidak terlepas daripersoalan lahan ini.

Page 3: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

Di Indonesia, fenomena kerusuhan demikerusuhan akibat dari persengketaan lahanterus-menerus mewarnai kehidupanmasyarakan yang ada di negeri ini.

Baik itu persengketaan antar individu didalam masyarakat, persengketaan antaraperusahaan dengan masyarakat, persengketaan antara negara denganperusahaan, maupun persengketaan antaranegara dengan masyarakat.

Tidak sedikit jatuh korban akibatpersengketaan lahan tersebut.

Page 4: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

Itu baru dalam tinjauan korban-korbandari konflik sosial akibat persengketaanlahan.

Bagaimana dengan tinjauanekonominya?

Dalam tinjauan ekonomi, fakta yang paling menonjol dari problem lahanadalah munculnya ketidakadilan atauketidakseimbangan dalam penguasaanlahan.

Page 5: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

Fenomena yang muncul dalam masalahpenguasaan lahan dalam tinjauan ekonomiadalah adanya individu-individu atau swastayang dapat menguasai lahan dalam skalayang sangat luas, sementara di sisi lain adabanyak individu yang hanya menguasai lahandalam jumlah yang kecil, bahkan tidakmemiliki lahan sama sekali.

Sehingga, dia hanya menjadi petanipenggarap lahan saja, atau yang dikenalsebagai buruh tani, yang hidupnya semakinmiskin, menderita dan tertindas.

Page 6: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

Tertindas oleh siapa?

Tentu saja oleh juragan para pemilik lahanyang luas, yang kekayaannya semakinbanyak dan kepemilikan lahannya semakinluas.

Inilah sekelumit problema lahan yang sampaisekarang ini terus mendera ummat manusiadi atas muka bumi ini.

Pertanyaannya: apakah Sistem Ekonomi yang ada mampu menyeleseaikan seluruh problem lahan ini secara tuntas dan adil bagi seluruhummat manusia di atas muka bumi ini?

Page 7: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

Pandangan Sistem Ekonomi Kapitalisme Dalam Bidang Pertanian

Sistem Ekonomi Kapitalisme tidak memandangbahwa penguasaan lahan pertanian sebagaiproblem yang hakiki dari pertanian.

Fokus dari sistem ekonomi kapitalisme adalahpada bagaimana peningkatan produksipertanian (intensifikasi) dan perluasanproduksi pertanian (ekstensifikasi).

Jika produksi pertanian dapat terusditingkatkan, maka problem pertanian(pangan) bagi manusia akan dapatdiselesaikan.

Page 8: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

Pandangan Sistem Ekonomi Kapitalismeterhadap Penguasaan Lahan Pertanian

Keadilan ekonomi dalam kepemilikan lahanpertanian adalah hak dari semua manusia

Setiap manusia bebas untuk memiliki lahanpertanian seberapapun luasnya

Setiap manusia bebas untuk memanfaatkanlahan pertaniannya untuk kepentingan danproduksi apapun juga

Setiap manusia bebas untuk mengembangkandan memperbesar kepemilikan lahanpertaniannya.

Page 9: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

Dampak Yang Ditimbulkan Dari Sistem Kapitalisme Dalam

Penguasaan Lahan Pertanian

Munculnya persaingan bebas tanpa batas dalamkepemilikan lahan pertanian

Terjadinya ketidakseimbangan dalam penguasaankepemilikan lahan pertanian

Pemilik lahan pertanian besar akan semakin besardan terus melakukan ekspansi untukmemperbesar kepemilikan lahannya

Petani pemilik lahan kecil akan semakin sempitpenguasaan kepemilikan lahan pertaniannya

Petani-petani banyak yang kehilangankepemilikan lahan pertaniannya dan menjadiburuh tani.

Puncaknya adalah terjadinya feodalisme dalambidang pertanian

Page 10: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

Pandangan Sistem Ekonomi Sosialisme Dalam Bidang Pertanian

Sosialisme memandang bahwa penyebab utamaterjadinya ketidakadilan adalah feodalisme

Solusinya adalah dihapuskannya hak kepemilikansecara mutlak bagi setiap individu

Negaralah yang berperan dalam mengatur aspekproduksi, penjualan, distribusi dan upahrakyatnya

Sebagian sosialisme memandang bahwakepemilikan lahan produktif dilarang, sedangkanlahan konsumtif diperbolehkan

Sosialisme yang moderat menganjurkan agardilakukan land reform

Page 11: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

Dampak Yang Ditimbulkan Dari

Sistem Sosialisme Pertanian

Sistem pertanian kolektif produktivitasnya jauhlebih rendah dibanding dengan negara EropaBarat yang dikelola oleh individu atau swasta

Rendahnya produktivitas tersebut diakibatkanoleh hilangnya motivasi berproduksi danmeningkatkan produksi

Sistem land reform juga akan mengakibatkan halyang serupa

Ditinjau dari sisi yang lain, pengapusan hakkepemilikan maupun land reform adalah tidakanyang dzalim karena mencabut hak kepemilikanlahan seseorang

Page 12: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

SISTEM EKONOMI ISLAM(ASAS-ASAS PERTANIAN)

Dalam proses produksi pertanian, yangberperan:

1. Tenaga dan ketrampilan manusia

2. Alat produksi pertanian

3. Sarana produksi pertanian

4. Lahan pertanian

Yang menjadi pokok (asas) dalam bidangpertanian adalah: lahan pertanian

Tenaga manusia, alat produksi dan saprodihanyalah sebagai sarana bukan asas

Lahan pertanian pada kenyataannya tanpa peran dari ketiganya akan tetap dapat berproduksi

Page 13: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

Solusi Sistem Ekonomi Islam

Dalam Bidang Pertanian

Solusi sistem ekonomi Islam yang adil dalampersoalan lahan pertanian adalah: penyatuankepemilikan lahan pertanian dan produksi

Penyimpulan itu dari ketentuan Hukum Islamdalam lahan pertanian, yaitu:

1. Adanya hukum ihya’u al-mawat.

Hukum ini membolehkan setiap individu untukmemiliki lahan mati, kosong dan terlantar, tidaknampak adanya bekas suatu pagar, tanamanbudidaya, bangunan dan sebagainya dengan caramemagarinya seluas apapun yang dia kehendakidengan satu syarat: harus menghidupkannya,mengolah lahannya, menanami ataumemproduksinya

Page 14: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

من أحيا أرضا ميتة فهي له

“Siapa saja menghidupkan tanah mati, maka tanah itu menjadi miliknya”

من عمر أرضا ليست ألحد فهوأحق بها

“Siapa saja memakmurkan tanah yang tidak dimiliki siapapun, maka dia berhak atas tanah itu”

ا من األرض أو عمروه فهم أحق به أيما قوم أحيوا شيء

“Kaum manapun yang menghidupkan sesuatu dari bumi atau mereka memakmurkannya, maka mereka berhak atasnya”

حاط حاءطا على ارض فهى لهأمن

“Siapa saja yang membatasi tanah dengan dinding, maka dia berhak atas tanah itu”

فهى لهشئ حاط علىأمن

“Siapa yang membatasi sesuatu (dengan dinding), maka dia berhak atasnya”

Page 15: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

2. Adanya hukum larangan menterlantarkan lahan selama lebih dari tiga tahun.

عادى االرض هلل ولرسوله ثم لكم من بعد فمن أحيا أرضا ميتة فهي له

وليس لمحتجر حق بعد ثالث سنين

‘“Sebelumnya tanah itu milik Allah dan Rasulnya, kemudian setelah itu

milik kalian. Siapa saja yang menghidupkan tanah yang mati, maka diamenjadi pemiliknya. Dan tidak ada hak bagi yang memagari setelah(menterlantarkan tanahnya) selama tiga tahun”

:ال عمرناسا من مزينة أو جهينة أرضا فعطلوها، فجاء قوم فأحيوها، فق.صلىأقطع رسول هللا

من عطل أرضا: قال عمر. صلىلو كانت قطيعة مني أو من أبي بكر لرددتها ولكن من رسول هللا

ثالث سنين لم يعمرها فجاء غيره فعمرها فهي له

“Rasulullah SAW telah memberi sebidang tanah kepada beberapa orang

dari Muzainah atau Juhainah, kemudian mereka menterlantarkannya,lalu ada suatu kaum yang menghidupkannya. Umar berkata: ‘Kalau

seandainya tanah tersebut pemberian dariku atau Abu Bakar, tentu akuakan mengembalikannya, akan tetapi (tanah tersebut) dari RasulullahSAW’. Dia (Amru bin Syu’aib) berkata: ‘Umar mengatakan: ‘Siapa saja

yang mengabaikan tanah selama tiga tahun, tidak dia kelola, lalu adaorang lain yang mengelolanya, maka tanah tersebut menjdi miliknya’“.

Page 16: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

جره لم يقطعك لتح . أجمع، قال فلما كان زمان عمر قال لبالل أن رسول هللا صلى العقيق أقطع. أن رسول هللا صلى

على الناس إنما أقطعك لتعمل، فخذ ما قدرت على عمارته ورد الباقي

“Bahwa Rasulullah SAW telah memberikan lembah secara keseluruhan. Dia berkata: ‘Maka pada masa Umar, dia berkata

kepada Bilal: ‘Bahwa Rasulullah SAW tidak memberikan (lembah)

itu kepadamu untuk kamu pagari agar orang-orang tidak dapat mengambilnya, akan tetapi beliau memberikan kepadamu agar kamu menggarapnya. Maka, ambillah dari tanah tersebut yang

mampu kamu kelola dan yang lain (yang tidak bisa kamu kelola), kamu harus mengembalikannya”.

من أحيا أرضا ميتة فهي له وليس لمحتجر حق بعد ثالث سنين “Siapa saja yang menghidupkan tanah mati, maka dia adalah

pemiliknya dan tidak ada hak bagi yang memagari, setelah (diabaikan) selama tiga tahun”.

من كان له أرض فليزرعها أو ليمنحها أخاه فان أبى فليمسك أرضه “Siapa yang memiliki sebidang tanah, maka hendaklah dia

menanaminya atau hendaklah dia berikan kepada saudaranya. Apabila dia mengabaikannya, maka hendaklah tanahnya diambil”.

Page 17: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

3. Adanya hukum larangan menyewakan lahan pertanian

أن يؤخذ لألرض أجر أو حظ. نهى رسول هللا صلى“Rasulullah SAW melarang mengambil sewa atau bagian atas tanah”

من كان له أرض فليزرعها أو لزرزعها أخاه وال يكاريها بثلوث وال بربع وال بطعام مسمى

“Siapa saja yang memiliki sebidang tanah, hendaklah dia

menanaminya, atau hendaklah saudaranya yang menanaminya, diatidak boleh menyewakannya dengan sepertiga atau seperempat (darihasil pertania), dan tidak pula dengan makanan yang telahditentukan”.

من لم يذر المخابرة فليؤذن بحرب من هللا ورسوله: يقول. سمعت رسول هللا صلى

“Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Siapa yang tidak

meninggalkan (akad) al-mukhabarah, maka hendaknya diamengumumkan perang dengan Allah dan Rasul-Nya”.

Page 18: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

ال، كنا نكريها بالتبن،: عن كراء األرض، قلنا يا رسول هللا إذا نكريها بشئ من الحب، قال. نهى رسول هللا صلى

ال، ازرعها أو امنحها أخاك: ال، كنا نكريها على الربيع الساقى، قال: فقال

“Rasulullah SAW melarang menyewakan tanah. Kami bertanya: ‘Wahai Rasulullah, kalau begitu kami akan menyewakannya

dengan bibit’. Beliau menjawab: ‘jangan’. Bertanya (shahabat): ‘Kami akan menyewakannya dengan jerami’. Beliau menjawab: ‘jangan’. Bertanya (shahabat): ‘Kami akan menyewakan dengan sesuatu yang ada di atas rabi’ yang mengalir’. Beliau menjawab:

‘jangan. Kamu tanami atau kamu berikan tanah itu kepada saudaramu’ “.

وهو يسقيها، فسأله لمن الزرع؟ فقال زرعي ببذري وعملي ولي الشطر،. إنه زرع أرصا فمر به النبي صلى

أربيتما، فرد األرض على أهلها وخذ نفقتك: فقال

“Bahwa dia telah menanami sebidang tanah, lalu Rasulullah SAW melewatinya, ketika itu dia (Rafi’) sedang mengairinya. Rasulullah

bertanya kepadanya: ‘Milik siapa tanaman ini?’ Dia menjawab: ‘Tanamanku dengan benihku, kerjaku dan (hasilnya) sebagian

untukku sedang sebagian lain untuk fulan’. Belau bersabda: ‘Kamu

berdua telah berbuat riba. Kembalikan tanah itu pada pemiliknya dan ambillah biaya yang telah kamu keluarkan’ “.

Page 19: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

Dampak yang Diharapkan

1. Pertumbuhan Ekonomi Islam memberi kebebasan bagi individu untuk

memiliki lahan seberapapun luasnya, selama masih mampu memproduksinya.

Islam juga membebaskan untuk mengembangkan komoditas pertanian apa saja, asalkan halal.

Dengan diakuinya status kepemilikan individu tersebut, diharapkan produktivitas pertanian terus meningkat, karena motivasi berproduksi tetap terjaga.

Problem rendahnya produktivitas sebagaimana dalam sosialisme dapat teratasi, insya Allah.

Page 20: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

Dampak… (lanjutan)

2. Pemerataan Ekonomi Dengan adanya larangan menterlantarkan dan

menyewakan lahan pertanian, diharapkan keserakahan dalam kepemilikan lahan akan lebih terkendali.

Diharapkan peluang bagi buruh tani untuk memiliki lahan pertanian sendiri juga akan semakin terbuka.

Diharapkan problem feodalisme sebagaimana dalam kapitalisme akan dapat teratasi.

Diharapkan pemerataan ekonomi di bidang pertanian dapat diwujudkan, insya Allah.

Page 21: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

HUKUM-HUKUMPERTANAHAN

OLEH: H. DWI CONDRO TRIONO, Ph.D

Page 22: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

PENDAHULUAN

Hukum-hukum pertanahan dalam Islam akanmengikuti status tanahnya.

Status tanah dalam Islam akan mengikutipolitik luar negeri Islam.

Politik luar negeri Islam adalah dakwah danjihad, bukan bebas aktif.

Dakwah dan jihad secara ofensif merupakankewajiban negara, bukan individu ataukelompok.

Page 23: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

DAKWAH DAN JIHAD

Tujuan utama dakwah dan jihad adalah untukpembebasan (futuhat), bukan untuk menjajah.

Dakwah dan jihad yang diemban negara jugaditujukan kepada negara (penguasa).

Tahapan yang harus dilakukan adalah:

1. Diseru untuk masuk Islam. Jika bersedia, maka hakdan kewajibannya akan sama dengan pendudukIslam yang lain.

2. Jika tidak bersedia, maka wajib membayar jizyah.

3. Jika tidak bersedia, maka jihad akan diberlakukan.

Page 24: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

JENIS-JENIS TANAH

1. Tanah ‘Usyriyah

Tanah yang penduduknya masuk Islam secarasukarela

Contoh: Indonesia, Jazirah Arab.

2. Tanah Kharajiyah

Tanah yang ditaklukkan melalui perang atauperdamaian.

Contoh: Mesir, Irak, Turki, Asbania, Ukraina, Albania, India, Yugoslavia, dsb.

Tanah kharajiah dari perdamaian:

1. Tanah menjadi milik negara (kaum muslimin)

2. Tanah tetap menjadi milik kaum kafir (dzimmi)

Page 25: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

KONSEKUENSI HUKUM

1. Tanah ‘Usyriyah

Manfaat dan Zat Tanah (roqobah) menjadi milik individu.

2. Tanah Kharajiyah

Manfaat milik individu

Zat milik negara (baitul mal)

Page 26: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

KEWAJIBAN DARI TANAH1. Tanah ‘Usyriyah

Membayar ‘Usyr.

‘Usyr: zakat hasil pertanian

2. Tanah Kharajiyah

Membayar kharaj:

1. Tanah Milik Negara: bila dijual kepadaMuslim membayar kharaj dan ‘usyr.

2. Tanah Milik Kafir: kharaj gugur apabilamasuk Islam.

Page 27: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

Keterangan:1. Kharaj:

Sejumlah harta tertentu yang diambil dari pemiliktanah.

Diambil setahun sekali.

Ditanami atau tidak ditanami.

2. ‘Usyr:

Sejumlah hasil bumi tertentu yang diambilnegara dari hasil bumi secara nyata (= zakatpertanian).

10 % pengairan alami.

5% pengairan rekayasa (irigasi).

Page 28: Hukum Lahan Pertanian dan Pertanahan dalam Islam

Demikianlah Hukum LahanPertanian dan Pertanahan

dalam Islam

Wassalaamu’alaikum