Top Banner
PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PEKERJA DI COLD STORAGE Penyusun : 1
46

Hukper ref

Nov 07, 2015

Download

Documents

fauzi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA PEKERJA DI COLD STORAGE

Penyusun :

D3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat serta hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Alatpelindung Diri Pada Pekerja di Cold Storage Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah hukum perlindungan K3.Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Surabaya, 2015

Penyusun

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPULKATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Maslah 1.3 Tujuan 1.4 Manfaat BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Perusahaan Cold storage 2.2 Jenis Jenis Cold Storage2.3 Bahan Baku Cold Storage2.4 Peralatan Mesin Cold Storage2.5 Proses Pembekuan Cold Storage2.5.1 Metode pendinginan2.5.2 Prinsip pembekuan 2.5.3 Proses pembekuan2.6 Proses Pengawasan 2.7 Penerapan Sanitasi dan Higiene2.7.1 Sanitasi dan higene bahan baku.2.7.2 Sanitasi dan higiene bahan pembantu2.7.3 Sanitasi dan higiene peralatan produksi2.7.4 Sanitasi dan higiene ruang proses 2.7.5 Sanitasi dan higiene karyawan2.8 Pengolahan Limbah Cold Storage2.9 Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan KerjaBAB III HASIL DAN ANALISI3.1 Faktor Bahaya di Cold Storage 3.1.1 Bahaya kimia3.1.2 Bahaya biologi3.1.3 Bahaya fisik3.1.4 Bahaya psikologi3.2 Penyakit Akibat Kerja BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan4.2 SaranDAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Indonesia mengekspor produk perikanan hampir ke 90 negara di dunia seperti Jepang, Amerika Serikat, Eropa, dan Australia. JawaTimur selama tahun 2002 tercatat eksport hasil perikanan sebesar 158.297.700 ton dengan total nilai eksport US $ 520.550.903.42 0. Jumlah tersebut merupakan 5 (lima) besar ekspor non migas yang cukup diperhitungkan di Indonesia. Jumlah produk perikanan terbanyak diekspor dalam bentuk beku (frozen product).

Gambar 1. Pembekuan udang(Sumber : https://www.google.co.id/search?q=pembekuan+udang&client=firefox-a&hs=geP&rls=org)

Makanan beku (Frozen Food) adalah makanan yang dibekukan dengan tujuan untuk mengawetkan makanan hingga siap dimakan. Sejak zaman dahulu, petani, nelayan, dan pemburu telah mengawetkan hasil usaha mereka di bangunan yang tidak terhangatkan ketika musim dingin. Pembekuan memperlambat dekomposisi dengan mengubah kadar air yang tersisa menjadi es dan menghambat pertumbuhan sebagian besar spesies bakteri.Pada dasarnya terdapat dua jenis proses pembekuan makanan, yaitu secara mekanik dan secara kriogenik (flash freezing). Kinetika pembekuan berperan penting dalam nenentukan kualitas makanan yang dibekukan. Pembekuan yang cepat menyebabkan partikel air di dalam makanan yang membeku membentuk partikel es berukuran kecil. Pembekuan yang lambat cenderung menghasilkan partikel es berukuran besar sehingga merusak tekstur bagian dalam makanan. Pembekuan kriogenik saat ini merupakan teknologi pembekuan tercepat karena penggunaan nitrogen cair. Secara umum perkembangan teknologi pembekuan menuju kepada proses pembekuan yang lebih cepat dan efisien secara energi dan biaya.

Gambar 1.2 Pengemasan udang beku(Sumber : http://indonesian.alibaba.com/product-free/bqf-frozen-black-tiger-shrimp-price-hoso-50007531026.html)

Mengawetkan makanan di dapur pada abad ke 20 dan 21 dilakukan menggunakan freezer. Ibu rumah tangga harus membekukan bahan pangan yang dibelinya pada hari yang sama jika tidak segera dimakan. Setiap pekerjaan di dunia ini hampir pasti tak ada yang tak berisiko. Ibarat pepatah bermain air basah, bermain api hangus. Kecelakaan dan sakit akibat kerja sudah menjadi risiko setiap orang yang melakukan pekerjaan, baik itu petani, nelayan, buruh pabrik, pekerja tambang, maupun pegawai kantoran sekalipun. Sepanjang tahun 2009, pemerintah mencatat telah terjadi sebanyak 54.398 kasus kecelakaan kerja di Indonesia. Meski menunjukkan tren menurun, namun angka tersebut masih tergolong tinggi. Kecelakaan kerja di sebuah pabrik gula di Jawa Tengah menyebabkan empat pekerjanya tewas dan di Tuban Jawa Timur seorang meninggal dan dua orang lainnya terluka akibat tersiram serbuk panas saat bekerja di salah satu pabrik semen adalah beberapa contoh kasus kecelakaan kerja yang mengakibatkan kerugian bahkan sampai menghilangkan nyawa.Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa tetapi juga kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Visi Pembangunan Kesehatan di Indonesia yang dilaksanakan adalah Indonesia Sehat 2010 dimana penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu memperoleh layanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2002). SUMBER E ENDI Pada industri pengolahan udang terdapat proses produksi berupa pembekuan udang. Proses pembekuan udang berpotensi menimbulkan masalah lingkungan kerja. Masalah lingkungan kerja ini timbul akibat dari alur produksi, bahan yang diolah dan hasil samping (sampah) yang ditimbulkan. Masalah lingkungan kerja ini dapat memberikan dampak berupa keluhan kesehatan pada tenaga kerja sehingga muncullah berbagai penyakit yang timbul akibat pekerjaan, dalam K3 kita menyebutnya Penyakit Akibat Kerja (PAK).Pengertian (definisi) Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan. Beberapa contoh penyakit akibat kerja (PAK) antara lain : silicosis(karena paparan debu silica), asbestosis (karena paparan debu asbes), low back pain (karena pengangkutan manual), white finger syndrom (karena getaran mekanis pada alat kerja).Beberapa faktor penyebab penyakit akibat kerja (PAK) meliputi faktor fisik, kimia, biologis, psikologis, dan sosial. Faktor lingkungan fisik antara lain: kebisingan,getaran, radiasi non ionisasi, radiasi infra merah, pencahayaan,gelombang mikro, radiasi ionisasi, tekanan hiperbarik, suhu udara ,dan bau. Faktor kimia kemungkinan besar ada pada lingkungan kerja,karena bahan kimia ini biasanya digunakan untuk bahan penunjang proses produksi. Faktor biologis yang seringkali ada pada perusahaan antara lain: kecoa, lalat, tikus, ulat, mikroorganisme , dan sampah organic. Faktor lingkungan kerja penting untuk dikaji karena factor lingkungan kerja dapat menimbulkan bahaya kecelakaan kerja, timbul penyakit akibat kerja, atau dapat mencemari hasil produksi.Lingkungan kerja yang tidak baik juga dapat menjadi sarana penu -laran penyakit. Undang-Undang dibidanng K3 sudah ada sejak tahun 1970 yaitu UU no.1 tahun 1970 yang mulai diundangkan pada tanggal 12 Januari 1970 yang juga dijadikan hari lahinya K3. Namun, hingga tahun 2000 K3 baru mulai banyak dikenal dikalangan masyarakat dan perusahaan karena memiliki faktor penting bagi prokdutifitas dan peningkata prokdutifitas tenaga kerja selaku sumber daya manusia. kondisi kesehatan yang baik merupakan potensi untuk meraih produktifitas kerja yang baik pula. pekerja yang menuntut prokdutifitaf kerja tinggi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi ksesehatan prima. Sebaliknya keadaan sakit atau gangguan kesehatan menyababkan tenaga kerja tidak atau kurang produktif dalam melakukan pekerjaannya.Kondisi kerja yang buruk berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja, mudah sakit, stres, sulit berkonsentrasi sehingga menyebabkan menurunnya produktif kerja. Kondisi kerja meliputi variabel fisik seperti distribusi jam kerja, suhu, penerangan, suara, dan ciri-ciri arsitektur tempat kerja lingkungan kerja yang kurang nyaman, misalnya : panas, berisik, sirkulasi udara kurang, kurang bersih, mengakibatkan pekerja mudah stress (Supardi, 2007). SUMBER E ENDI Kesehatana dan Keselamatan Kerja (K3) mempunyai tujuan pokok dalam upaya memajukan dan mengembangkan proses industrialisasi, terutama dalam mewujudkan kesehatan dan keselamatan pekerja yang pada akhirnya bermuara pada apa yang disebut sebagai kesejahteraan kolektif yang mencakup kepentingan pengusaha dan buruh/pekerja sekaligus, serta terwujudnya tujuan negara sebagaimana tersirat dalam Bab IV Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

1.2 Rumusan Masalah :1) Apa saja faktor bahaya di industri cool storage?2) Apa saja penyakit akibat kerja yang dapat ditimbulkan pada pekerja di cold storage ?1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan umum :Untuk mengetahui perlindungan K3 bagi pekerja di cool storage berdasarkan faktor bahaya dan penyakit akibat kerja yang berada dilingkungan kerja.1.3.2 Tujuan khusus :1. Untuk mengetahui proses pekerja pada perusahaan Cool storage2. Untuk mengetahui jenis perlindungan yang ditujukan untuk pekerja sebagai perusahaan Cool Storage1.4 ManfaatDengan adanya makalah ini semoga kita bisa meningkatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja baik dalam bidang bahaya kerja, sanitasi, serta proses produksi pada sektor Cool Storage.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perusahaan Cold StorageCold storage adalah ruangan yang suhunya dijaga dibawah suhu udara di luar dengan tujuan supaya barang yang disimpan di dalamnya tidak rusak. Barang-barang yang biasa disimpandi dalam cold storageadalah es krim, daging-dagingan, buah-buahan, susu dan produk olahannya, serta barang-barang lain yang mudah rusak bila disimpan pada suhu kamar. Coldstoragedidesain berdasarkan barang apa yang akan disimpan di dalamnya karena tiap-tiapjenis barang akan membutuhkan penyimpanan yang berbeda.Cold storage adalah ruangan yang sering di gunakan dalam penyimpanan bahan bahan tentang perikanan dalam mendinginkan suhu suatu bahan/produk mak aktivitas engine/microba yang ada didalamnya berkurang. Sehingga kerusakan, penurunan mutu dapat di hambat.

2.2 Jenis Jenis Cold Storagea. Jacketed cold storage (cold storage berjaket)Tipe ini merupakan ruang penyimpanan yang ideal, tetapi konstruksinya sangat mahal. Ruang dalam terisolasi total dari jaket udara. Karena itu lapisan dalam harus dibuat dari bahan yang tidak dapat ditembus udara. Sambungan-sambungannya harus dibuat kedap udara. Sistem cold storage ini menjamin bahwa perbedaan suhu didalam ruang penyimpan cukup kecil. Hal ini dicapai karena aliran dari udara dingin mengelilingi bagian luar dari ruangan dalam storage. Selain itu, karena pemasukan panas sangat kecil, RH yang tinggi dapat dipertahankan. Dengan demikian , dehidrasi produk sangat terbatas. Tipe ini tidak memerlukan kipas didalam ruang penyimpan. Hal ini merupakan faktor lain yang mendukung dihasilkannya produk yang baik. Tipe ini tidak banyak dipakai karena kemahalannya dan karena tidak cocok jika beban panas dari produk cukup tinggi.

b. Gridded cold storage (cold storage dengan pipa pendingin polos)Pada tipe ini, pipa pendingin polos dirangkai menutupi seluruh langit-langit dan di dinding ruangan cold storage. Tipe ini juga menghasilkan kondisi penyimpanan yang baik karena suhu dalam ruangan cukup merata tanpa disirkulasikan dengan kipas. Panas yang masuk melalui dinding segera dikeluarkan tanpa mengganggu produk yang disimpan. Kecepatan pemindahan panas kepipa hanya sedikit berkurang jika pipa tertutup es sihingga defrost tidak perlu sering dilakukan. Cold storage jenis ini dapat bekerja berbulan-bulan tanpa defrosting.Kelemahan atau kerugian utama dari tipe ini adalah :1. Ada banyak saluran-saluran pipa yang complex2. Memerlukan bahan refrigeran dalam jumlah yang banyak3. Struktur cold storage harus kuat untuk menahan pipa-pipa dan refrigeran.4. Memerlukan bejana penampung regfrigeran jika cooler perlu dikosongkan untuk diperbaiki.c. Finned grid stores (cold storage dengan pipa bersirip)Tipe ini mirip dengan gridded cold storage tapi pipa yang digunakan adalah pipa bersirip. Dengan pipa bersirip ini jika dirangkai dilangit-langit saja sudah mencukupi, tanpa memerlukan rangkaian pipa didinding. Dengan demikian biaya dapat dikurangi, akan tetapi kelemahannya adalah pipa tidak menutupi dinding sehingga kondisi penyimpanannya tidak sebaik cold storage dengan pipa polos. Pipa bersirip lebih sulit di-dfrost dan defrost perlu dilakukan sesering mungkin.d. Cold storage dengan Unit coolerTipe ini paling banyak digunakan karena paling murah pemasangannya; hanya sedikit memerlukan bahan pendingin; mudah di-defrost dan tidak memerlukan struktur penyangga yang berat. Kelemahannya adalah beberapa rancangan tidak memungkinkan distribusi udara yang merata di dalam cold storage sehingga menyebabkan kondisi penyimpanan yang buruk

2.3 Bahan Baku Cold Storage Ikan Salah satu cara penanganan ikan mati agar kesegaran tetap maksimal adalah dengan menurunkan suhu tubuh ikan (pendinginan). Pendinginan merupakan cara yang sudah sejak zaman purbakala menjadi solusi untuk mengawetkan suatu bahan makanan. Kondisi fisik ikan sebelum penanganan harus di perhatikan. Ikan-ikan yang kondisi fisiknya jelek, misalnya lecet-lecet, memar, sobek, atau luka pada kulit, sebaiknya dipisahkan dari ikan yang kondisi fisiknya baik. Hal ini di sebabkan darah dari ikan yang luka akan mencemari atau mengontaminasi ikan yang masih baik kondisinya. Semangkin besar panas ikan yang di serap maka suhu ikan akan semangkin rendah. Pada suhu rendah (dingin atau beku), proses-proses biokimia yang berlangsung dalam tubuh ikan yang mengarah pada kemunduran mutu ikan menjadi lebih lambat. Selain itu, pada kondisi suhu rendah pertumbuhan bakteri pembusuk dalam tubuh ikan juga dapat di perlambat. Dengan demikian, kesegaran ikan akan semangkin lama dapat di pertahankan.

DagingDaging dikenal sebagai bahan makanan yang mudah rusak (perishable food) dan bahan makanan yang memiliki potensi mengandung bahaya (potentially hazardous foods atau PHF). Pendinginan pada daging dilakukan untuk mengawetkan daging di suhu rendah, tujuan utama pendinginan daging adalah untuk mempertahankan kesegaran daging, memperpanjang masa simpan daging, memberikan bentuk atau tekstur daging yang lebih baik, dan mengurangi kehilangan bobot daging. Dengan pendinginan, maka pertumbuhan mikroorganisme yang terdapat pada daging akan dihambat, serta aktivitas enzim-enzim dalam daging dan reaksi-reaksi kimia juga akan dihambat. Secara umum daging sebaiknya didinginkan hingga suhu bagian dalam daging (internal temperature) mencapai suhu