-
5/19/2018 Hubungan Tektonisme, Vulkanisme, dan Prospeksi
Geothermal
1 | T u g a s G e o t h e r m a l
M i a F i t r i y a n t i / 0 7 2 . 1 1 . 0 7 3
Hubungan Tektonisme, Magmatisme, & Vulkanisme dengan
Prospek Geothermal
Tektonisme adalah proses pematahan, perlipatan, perubahan
perubahan bentuk dari lapisan
batuan planet / bumi, disebabkan oleh gerakan gerakan skala
besar di bawah lapisan batuan.
Prosesnya terjadi dalam waktu yang sangat perlahan, yakni hanya
beberapa cm dan dalam kurun
jutaan tahun.
Tektonik atau tektonisme dipicu oleh magmatisme,yakni pada zona
rifting dimana magma basal
menyebabkan pergerakkan antarantar lempeng, yang kemudian akan
menyebabkan zona-zona
konvergen, yang akan memicu aktivitas magmatisme selanjutnya
akibat peleburan dan pelelehan
lempeng samudera.
Magma yang naik ke atas akibat gaya tektonik yang bekerja
mengakibatkan peristiwa
vulkanisme yang menghasilkan terbentuknya gununggunung api.
Aktivitas Gunung Api di Indonesia banyak menyebabkan
terbentuknya sistem panas bumi atau
geotermal yang dapat dimanfaatkan sebagai energi pembangkit
tenaga listrik.
-
5/19/2018 Hubungan Tektonisme, Vulkanisme, dan Prospeksi
Geothermal
2 | T u g a s G e o t h e r m a l
M i a F i t r i y a n t i / 0 7 2 . 1 1 . 0 7 3
Dalam sistem panas bumi . Intrusi magma akan menjadi sumber
panas yang dapat mendidihkan
air yang kemudian uap panas (steam) akan tersimpan pada batuan
yang poros sebagai reservoir
dan ditutup oleh batuan tudung yang impermeabel atau dapat
menahan uap sehingga tidak keluar
ke permukaan
Eksplorasi panas bumi dibutuhkan kegiatan vulkanisme yang sudah
stabil dan cukup panas
secara temperatur. Temperatur ini dapat diuji dengan cara
geotermometer. Geothermometer
Kimia dan Isotop mungkin merupakan alat geokimia yang paling
penting untuk ekslorasi dan
pengembangan sumber daya panas bumi. Geothermometer digunakan
dalam berbagai pekerjaan,
sebagai berikut,Estimasi T bawah permukaan reservoir panas bumi,
Monitor perubahan T
reservoir selama produksinya.
Geothermometer diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu
Geothermometer air atau
larutan, Geothermometer uap atau gas, dan Geothermometer isotop
Geothermometer air dan uap
umumnya disebut sebagai Geothermometer Kimia. Geotermometer ini
merupakan
geotermometer yang paling terpenting. Dengan kadar-kadar kimia
tertentu dapat
diinterpretasikan suhu di bawah permukaan seperti pada gambar di
bawah ini.
-
5/19/2018 Hubungan Tektonisme, Vulkanisme, dan Prospeksi
Geothermal
3 | T u g a s G e o t h e r m a l
M i a F i t r i y a n t i / 0 7 2 . 1 1 . 0 7 3
Dari pertimbangan-pertimbangan ini dapat dinilai apakah suatu
sistim geothermal ekonomis atau
tidak. Kemudian disamping itu harus juga diperhatikan adanya
zona mixing antara air magmatic
dengan air permukaan yang dapat mempengaruhi temperatur. Dengan
hasil plot antara kimia
chloride sebagai sumbu horizontal dengan entalpi pada sumbu
vertical.
Dari hasil analisis seperti di atas, maka kita dapat
merekonstruksi zona mixingnya. Dimana
dalam zona ini terjadi percampuran berbagai macam fluida seperti
fluida sisa magmatisme, air
laut, air hujan, dan air karbonat yang dapat menyebabkan
perubahan temperatur yang kompleks.
-
5/19/2018 Hubungan Tektonisme, Vulkanisme, dan Prospeksi
Geothermal
4 | T u g a s G e o t h e r m a l
M i a F i t r i y a n t i / 0 7 2 . 1 1 . 0 7 3
Setelah itu harus diperhatikan bahwa geotermometer sejumlah gas
dapat menghasilkan energi-
energi yang harus diperhitungkan dalam eksploitasi dalam
kepentingan ekonomi.
Arnorrson (2000)
Arnorsson (1985)
Setelah perhitungan temperatur dan menginterpretasi semua zona
mixing, maka kita harus
menentukan zona upflow dan outflow. Selain ditunjang dengan
adanya mineral-mineral alterasi
yang menunjukkan suhu di bawah permukaan.
-
5/19/2018 Hubungan Tektonisme, Vulkanisme, dan Prospeksi
Geothermal
5 | T u g a s G e o t h e r m a l
M i a F i t r i y a n t i / 0 7 2 . 1 1 . 0 7 3
Henley dan Ellis (2000)
Disamping observasi berbagai macam manifestasi juga penting,
seperti hot spring, geyser,
travertine, dan lain-lain. Pertimbangan selanjutnya adalah
konversi dari Q dari geotermometer
gas yang dikonversi menjadi P atau daya dalam MW yang akan
menentukan kelayakan untuk
dijadikan energy geothermal.