Top Banner
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS PERUMNAS KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Jurusan Kebidanan Diploma IV Bidan Klinik Politeknik Kesehatan Kendari OLEH SRI WITA SAIPI P00312013034 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIV TAHUN 2017
93

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

Sep 09, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS PERUMNAS

KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Jurusan Kebidanan Diploma IV Bidan Klinik

Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH

SRI WITA SAIPI P00312013034

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIV

TAHUN 2017

Page 2: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS PERUMNAS

KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016

Diajukan Oleh :

SRI WITA SAIPI P00312013034

Telah disetujui untuk dipertahankan dalam Ujian Skripsi dihadapan Tim

Penguji Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kendari Jurusan

Kebidanan Prodi D-IV Kebidanan.

Kendari, Juli 2017 Pembimbing I, Pembimbing II,

Halijah, SKM., M.Kes. Hj. Sitti Zaenab, SKM., S.ST., M.Keb. NIP. 19620920 198702 2 002 NIP. 19690304 198903 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari

Halijah, SKM., M.Kes. NIP. 19620920 198702 2 002

LEMBAR PENGESAHAN

Page 3: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

iii

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS PERUMNAS

KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016

Disusun dan Diajukan Oleh :

SRI WITA SAIPI P00312013034

Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan yang

dilaksanakan tanggal 25 Juli 2017.

TIM PENGUJI

Penguji I : Sitti Aisa, AM. Keb., M.Pd. (...................................)

Penguji II : Sultina Sarita, SKM., M.Kes. (...................................)

Penguji III : Feryani, S.Si.T., MPH. (...................................)

Penguji IV : Halijah, SKM., M.Kes. (.........................

Page 4: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

iv

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis

1. Nama : Sri Wita Saipi

2. Tempat Tangal Lahir : Gorontalo, 04 Juni 1994

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Bangsa : Gorontalo / Indonesia

6. Alamat : Asrama Korem 143 Halu Oleo

Kota Kendari

B. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri Inpres Timbuolo, Tamat Tahun 2007

2. SMP Negeri 2 Kabila, Tahun Tamat 2010

3. SMA Negeri 1 kabila, Tamat Tahun 2013

4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan D-IV

Kebidanan Tahun 2013 sampai sekarang.

Page 5: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan

judul “Hubungan Status Gizi dan Imunisasi dengan Kejadian Pneumonia

pada Balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2016”.

Penulis menyadari bahwa semua ini dapat terlaksana karena

dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, secara langsung maupun tidak

langsung dalam memberikan bimbingan dan petunjuk sejak dari

pelaksanaan kegiatan awal sampai pada penyelesaian skripsi ini. Untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Halijah, SKM., M.Kes.,

selaku Pembimbing I dan Ibu Hj. Sitti Zaenab, SKM., S.ST., M.Keb., selaku

Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh

kesabaran dan tanggung jawab guna memberikan bimbingan dan petunjuk

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari.

2. Ibu Halijah, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Kendari.

3. Ibu Arsulfa, S.Si.T., M.Keb., selaku Ketua Program Studi D-IV Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Kendari.

Page 6: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

vi

4. Anny Ilyas, SKM., M.Kes., selaku Kepala Puskesmas Perumnas Kota

Kendari dan staf yang telah membantu dalam memberikan informasi

selama pengambilan data awal berlangsung.

5. Ibu Sitti Aisa, AM. Keb., M.Pd., selaku Penguji I, Ibu Sultina Sarita, SKM.,

M.Kes., selaku Penguji II, dan Ibu Feryani, S.Si.T., MPH., selaku Penguji

III.

6. Seluruh Dosen dan staf pengajar Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

D-IV Kebidanan yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu

pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes

Kemenkes Kendari.

7. Teristimewa kepada ayahanda Hamzah Saipi dan Ibunda Maimun yang

telah mengasuh, membesarkan dengan cinta dan penuh kasih sayang,

serta memberikan dorongan moril, material dan spiritual, serta saudara-

saudaraku, Fitri Saipi, Fatmawati Saipi, Linda Sipi dan Mihamad Akbar

Saipi, terima kasih atas pengertiannya selama ini.

8. Abdul Fadli Ramadhan yang telah memberi dukungan dan motivasi serta

doanya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabatku Annabelleku Merry, Yuli, Astrid, Ika Putri, Niken Yuna, Evianti,

Desi, Yanti, Ranis dan Ika Kartika, terima kasih atas kebersamaannya

selama ini.

10. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

D-IV Kebidanan angkatan 2013.

Tiada yang dapat penulis berikan kecuali memohon kepada Allah

SWT, semoga segala bantuan dan andil yang telah diberikan oleh semua

pihak selama ini mendapat berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis

Page 7: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

vii

mengharapkan semoga hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Kendari, Mei 2017

Penulis

Sri Wita Saipi NIM. P00312013034

Page 8: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .............................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii

ABSTRAK .............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ......................................................... 4

E. Keaslian Penelitian ......................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka ............................................................. 6

1. Pneumonia .............................................................. 6

2. Faktor Risiko Pneumonia ......................................... 15

B. Landasan Teori ............................................................. 25

C. Kerangka Teori .............................................................. 27

D. Kerangka Konsep ......................................................... 28

E. Hipotesis ....................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .............................................................. 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 30

C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................... 31

Page 9: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

ix

D. Identifikasi Variabel Penelitian ...................................... 32

E. Definisi Operasional ...................................................... 33

F. Instrumen Penelitian ..................................................... 34

G. Jenis dan Sumber Data ................................................. 34

H. Alur Penelitian ............................................................... 35

I. Pengolahan Data .......................................................... 35

J. Analisis Data ................................................................. 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .............................................................. 40

B. Pembahasan ................................................................. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................... 60

B. Saran ............................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal Imunisasi ................................................................................. 25

2. Tabel Kontegensi 2x2 .......................................................................... 38

3. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Perumnas ...................................... 42

4. Karakteristik Umur Balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari

Tahun 2016 ......................................................................................... 42

5. Karakteristik Jenis Kelamin Balita di Puskesmas Perumnas

Kota Kendari Tahun 2016 .................................................................... 43

6. Distribusi Status Gizi Balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari ... 44

7. Distribusi Pemberian Imunisasi pada Balita di Puskesmas

Perumnas Kota Kendari ....................................................................... 44

8. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Pneumonia pada Balita

di Puskesmas Perumnas Kota Kendari Tahun 2016 ........................... 45

9. Hubungan Pemberian Imunisasi dengan Kejadian Pneumonia

pada Balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari Tahun 2016 ........ 46

Page 11: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Teori di Modifikasi dari Teori ”faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita ................. 27

2. Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 28

3. Bagan Desain Penelitian ............................................................... 30

4. Alur Penelitian ............................................................................... 35

Page 12: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Master Tabel Hasil Penelitian

2. Tabel Z-Skor

3. Analisis Chi Square

4. Surat Ijin Penelitian

5. Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian

Page 13: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xiii

ABSTRAK

Hubungan Status Gizi dan Imunisasi dengan Kejadian Pneumonia di Puskesmas Perumnas Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2016

Sri Wita Saipi 1, Halijah 2, Sitti Zaenab 2

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016.

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan case control. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Perumnas Kota Kendari pada tanggal 2 Mei – 14 Juli 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita yang tercatat dalam buku register di ruang Poli KIA Puskesmas Perumnas Kota kendari tahun 2016 sebanyak 3.803 balita dan yang menderita pneumonia sebanyak 78 balita sebagai kasus dan 78 orang balita sebagai kontrol. Analisis data yang digunakan adalah univariabel dalam bentuk narasi dan bivariabel dengan rumus Chi Square.

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil, yaitu ada hubungan status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari, dengan nilai OR sebesar 1,395. Ini berarti bahwa status gizi balita yang kurang memiliki risiko 1,39 kali lebih besar untuk menderita pneumonia di Puskesmas Perumnas, dan Ada hubungan pemberian imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Perumnas, dengan nilai OR sebesar 1,460. Ini berarti bahwa pemberian imunisasi yang tidak lengkap memiliki risiko 1,46 kali lebih besar untuk menderita pneumonia di Puskesmas Perumnas. Kata Kunci : Status Gizi, Imunisasi, Pneumonia 1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan 2. Dosen Pembimbing Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

Page 14: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pneumonia adalah radang paru yang disebabkan oleh bakteri

dengan gejala panas tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat

(frekuensi nafas >50 kali/menit), sesak, dan gejala lainnya (sakit kepala,

gelisah dan nafsu makan berkurang) yang disebabkan oleh bakteri, virus

maupun jamur. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-

anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun atau orang

yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imonologi),

serta merupakan salah satu penyebab utama kematian anak (Kemenkes

RI, 2014).

Di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan terjadi lebih dari dua

juta kematian balita karena pneumonia. Menurut WHO (2015) pneumonia

merupakan penyebab utama kematian pada anak usia di bawah 5 tahun

(balita), yaitu sekitar 19% atau sekitar 1,8 juta balita tiap tahunnya

meninggal karena pneumonia. Angka ini melebihi jumlah akumulasi

akibat malaria, AIDS, dan campak. Diperkirakan pneumonia terjadi pada

balita di negara berkembang, yaitu sekitar 95% dari semua kasus di

dunia.

Penyakit pneumonia dari tahun ke tahun menjadi peringkat

teratas. Setiap tahun pneumonia masuk ke dalam 10 besar penyakit

terbesar. Pneumonia balita merupakan salah satu indikator program

1

Page 15: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xv

pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan. Target penemuan

dan tatalaksana pneumonia balita pada tahun 2014 sebesar 100%.

Namun, angka cakupan pneumonia di Indonesia sampai tahun 2013

tidak mengalami perkembangan yang signifikan, berkisar antara 23%-

27%. Sedangkan angka kematian pada balita akibat pneumonia sebesar

1,19% (Kemenkes RI, 2014).

Perkiraan balita penderita pneumonia di Sulawesi Tenggara

sebesar 25.312 balita, sementara balita penderita pneumonia yang

ditemukan dan ditangani baru mencapai 3.669 kasus atau sekitar 14,6%

dari perkiraan penderita. Di kota Kendari, proporsi balita dengan kasus

pneumonia yang ditangani sekitar 8,13%. Angka ini masih jauh di bawah

target nasional sebesar 80% (Profil Kesehatan dan Program P2PL

Dinkes Sultra, 2015).

Berdasarkan hasil dari pengambilan data awal yang dilakukan di

Puskesmas Perumnas kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara,

diperoleh data pada tahun 2016 terdapat 78 balita atau sekitar 2,05%

menderita pneumonia dari 3.803 balita, dimana balita yang menderita

pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar

pelayanan kesehatan. Kejadian pneumonia berada di urutan pertama

dalam 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Perumnas kota Kendari

(Profil Kesehatan Puskesmas Perumnas Kota Kendari, 2016).

Banyak faktor yang dapat berpengaruh terhadap meningkatnya

kejadian pneumonia pada balita, baik faktor sosial ekonomi, faktor nutrisi,

faktor lingkungan serta riwayat penyakit penyerta. Salah satu faktor risiko

2

Page 16: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xvi

pneuomonia yaitu kurangnya asupan gizi dan pemberian imunisasi yang

tidak lengkap (Nirwana, 2014).

Pemberian imunisasi dan perbaikan gizi pada bayi/balita

sangatlah penting, sehingga imunitas tubuhnya menjadi kuat. Banyak

penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

pneumonia, akan tetapi kesimpulan yang didapatkan berbeda-beda,

sehingga peniliti tertarik untuk menganalisis tentang hubungan status gizi

dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas

Perumnas Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada hubungan status gizi dan

imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas

Perumnas Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan status gizi dan imunisasi dengan

kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Perumnas Kota

Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran status gizi pada balita di Puskesmas

Perumnas Kota Kendari Tahun 2016.

3

Page 17: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xvii

b. Untuk mengetahui gambaran pemberian imunisasi pada balita di

Puskesmas Perumnas Kota Kendari Tahun 2016.

c. Untuk mengetahui gambaran kejadian Pneumonia pada balita di

Puskesmas Perumnas Kota Kendari Tahun 2016.

d. Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian

pneumonia pada balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari

Tahun 2016.

e. Untuk mengetahui hubungan imunisasi dengan kejadian

pneumonia pada balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari

Tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Mengembangkan pengetahuan tentang hubungan status gizi

dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

peneliti mengenai hubungan status gizi dan imunisasi dengan

kejadian pneumonia pada balita dan sebagai proses belajar dalam

proses penelitian.

4

Page 18: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xviii

b. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi institusi

pendidikan khususnya dalam bidang kepustakaan sebagai sumber

kajian terkait dengan penelitian.

c. Bagi Puskesmas Perumnas Kota Kendari.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan tambahan literatur

tentang penanganan dan pencegahan kasus pneumonia dan

masukan dalam evaluasi program serta sebagai bahan

pertimbangan dalam rangka pengambilan keputusan kebijakan

dan perbaikan program penanggulangan penyakit pneumonia

khususnya pada balita di Puskesmas Perumnas di masa yang

akan datang.

E. Keaslian Penelitian

Dian Rahayu Pamungkas (2012) dengan judul “Analisis faktor risiko

pneumonia pada balita di 4 provinsi di wilayah Indonesia Timur” jenis

penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan variabel

penelitian independen yaitu faktor risiko pneumonia sedangkan variabel

dependennya yaitu kejadian pneumonia pada balita. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

kejadian pneumonia adalah balita yang tidak mendapatkan ASI. Hal yang

membedakan dengan penelitian ini adalah hal yang diteliti ,judul, tempat,

dan waktu penelitian yang berbeda.

5

Page 19: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Pneumonia

a. Pengertian dan Gambaran Klinis

Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai

jaringan paru-paru (alveoli). Juga bisa di definisikan peradangan

yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis

yang mencangkup Bronkiolus Respiratorius, dan Alveoli, serta

menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran

gas setempat dan menimbulkan angka kesakitan yang tinggi,

dengan gejala-gejala batuk, demam dan sesak nafas (Qaulyiah,

2010).

Penyakit saluran pernapasan sebagai penyebab kesakitan

dan kematian terbesar pada balita, salah satunya yaitu

pneumonia. Pneumonia terjadi karena rongga alveoli paru-paru

yang disebabkan oleh Mikroorganisme seperti Streptococcus

Pneumonia, Streptococcus Aures, Haemophyllus Influenza,

Escherichia Coli dan Pneumocystis Jirovenci (Widagdo,2012).

Secara klinis pneumonia dapat diklasifikasikan sebagai

suatu peradangan paru yang disebabkan oleh Mikroorganisme

(bakteri, virus, jamur, parasit, dan lain-lain). Secara anatomi

pneumonia dapat diklasifikasikan sebagai Pneumonia Laboralis,

6

Page 20: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xx

Pneumonia Segmentalis, dan Pneumonia Lobularis yang dikenal

sebagai Bronco Pneumonia dan biasanya mengenai paru bagian

bawah. Selain itu pneumonia dapat juga dibedakan berdasarkan

tempat dapatannya, yaitu pneumonia komunitas dan pneumonia

rumah sakit (Qaulyiah, 2010).

b. Insiden Pneumonia

Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum yang

berhubungan dengan infeksi saluran nafas yang terjadi di

masyarakat (pneumonia komunitas). Pneumonia yang merupakan

bentuk infeksi saluran nafas bawah akut di parenkim paru yang

serius di jumpai sekitar 15%-20% (Qaulyiah, 2010).

Unicef memperkirakan bahwa 3 juta anak di dunia

meninggal karena penyakit pneumonia setiap tahun. Meskipun

penyakit ini lebih banyak di temukan pada daerah berkembang

akan tetapi di negara majupun di temukan kasus yang signifikan

(UNICEF, 2015).

Berdasarkan umur, pneumonia dapat menyerang siapa

saja, meskipun lebih banyak di temukan pada balita. Dalam

klasifikasi penyakit pneumonia pada balita, yaitu kelompok umur 2

bulan sampai < 5 tahun dan kelompok < 2 bulan (Departemen

Kesehatan RI, 2012).

c. Epidemiologi Pneumonia

Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran

nafas yang terbanyak didapatkan dan sering merupakan

7

Page 21: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxi

penyebab kematian hampir di seluruh dunia. Di Inggris,

pneumonia menyababkan kematian 10 kali lebih banyak dari pada

penyakit infeksi lainnya, sedangkan di Amerika Serikat merupakan

penyebab kematian urutan ke 15 (Qaulyiah, 2010).

d. Etiologi Pneumonia

Pneumonia dapat di sebabkan oleh berbagai macam

Mikroorganisme Yaitu Bakteri, Virus, Jamur, Protozoa, yang

sebagian besar di sebabkan oleh bakteri. Penyebab tersering

pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, streptococcus

pneumonia yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri

staphylococcus aureus dan streptococcus aeruginosa. Pneumonia

lainnya disebabkan oleh virus, misalnya influenza (Qaulyiah,

2010).

Gejala pneumonia menular disebabkan oleh invasi paru-

paru oleh mikroorganisme dan respon sistem kekebalan tubuh

untuk infeksi. Meskipun lebih dari seratus jenis mikroorganisme

dapat menyebabkan pneumonia, hanya sedikit yang bertanggung

jawab untuk kebanyakan kasus. Penyebab paling umum

pneumonia adalah bakteri dan virus. Penyebab kurang umum

pneumonia menular adalah jamur dan parasit, seperti yang di

lansir di News Medical yakni:

1) Virus

Virus menyerang sel untuk mereproduksi. Biasanya, virus

mencapai paru-paru ketika tetesan udara yang di hirup melalui

8

Page 22: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxii

mulut dan hidung. Setelah di paru-paru, virus menyerang sel-

sel yang melapisi saluran udara dan alveoli. Hal ini sering

menyebabkan kematian sel, baik ketika virus langsung

membunuh sel.

Ketika sistem kekebalan tubuh merespon infeksi virus,

kerusakan paru-paru. Sel darah putih, terutama limfosit,

mengaktifkan sitokin kimia tertentu yang memungkinkan cairan

bocor ke dalam alveoli. Kombinasi dari kerusakan sel dan

alveoli berisi cairan mengganggu transportasi normaloksigen

ke dalam aliran darah. Serta merusak paru-paru, banyak virus

mempengaruhi organ-organ lain dan dengan demikian

mengganggu banyak fungsi tubuh. Virus juga dapat membuat

tubuh lebih rentan terhadap infeksi bakteri, karena alasan

pneumonia bakteri yang sering mempersulit radang paru-paru.

Viral pneumonia umumnya disebabkan oleh virus seperti

Virus Influenza, Virus Rsv, Adenovirus, dan Metapneumovirus.

Herpes simplex virus merupakan penyebab pneumonia langka,

kecuali pada bayi baru lahir. Orang dengan sistem kekebalan

yang lemah juga berisiko pneumonia yang disebabkan oleh

Sitomegalo Virus.

2) Bakteri

Bakteri biasanya masuk paru-paru ketika tetesan udara

yang terhirup, tetapi juga dapat mencapai paru-paru melalui

aliran darah bila ada infeksi di bagian lain dari tubuh. Banyak

9

Page 23: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxiii

bakteri hidup di bagian saluran pernapasan atas, seperti

hidung, mulut dan sinus, dan dapat dengan mudah terhirup ke

dalamalveoli. Setelah masuk, bakteri bisa menyerang ruang

antara sel dan alveoli melalui pori-pori. Invasi ini memicu

sistem kekebalan tubuh untuk mengirim neutrofil, sejenis sel

darah putih defensif, ke paru-paru. Melanda neutrofil dan

membunuh organisme menyinggung, dan juga sitokin rilis,

menyebabkan aktivasi umum sistem kekebalan tubuh. Hal ini

menyebabkan demam, menggigil, dan umum kelelahan pada

pneumonia bakteri dan jamur.

Neutrofil, bakteri, dan cairan dari pembuluh darah

sekitarnya mengisi alveoli dan mengganggu transportasi

oksigen normal. Bakteri sering melakukan perjalanan dari

paru-paru terinfeksi ke dalam aliran darah, menyebabkan

penyakit serius atau bahkan fatal seperti syok septik, dengan

tekanan darah rendah dan kerusakan beberapa bagian tubuh

termasuk otak, ginjal, dan jantung.

Bakteri juga dapat melakukan perjalanan ke daerah

antara paru-paru dan dinding dada (rongga pleura)

menyebabkan komplikasi yang disebut empiema. Penyebab

paling umum pneumonia yaitu bakteri Streptococcus

Pneumoniae dan atypical bakteri. Bermacam-macam

pneumonia yang disebabkan oleh bakteri lain, misalnya Bronko

Pneumonia. Atypical bakteri adalah bakteri parasit yang hidup

10

Page 24: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxiv

tidak memiliki dinding sel. Selain itu mereka menyebabkan

pneumonia umumnya kurang parah, sehingga gejala atypical,

dan merespon terhadap antibiotik yang berbeda dari bakteri

lain. Jenis bakteri gram-positif yang menyebabkan Pneumonia

dapat ditemukan dalam hidung atau mulut orang sehat banyak.

Streptococcus Pneumoniae, sering disebut Pneumokokus,

adalah bakteri penyebab paling umum pneumonia pada semua

kelompok umur kecuali bayi baru lahir. Pneumococcus

membunuh sekitar satu juta anak setiap tahunnya, terutama

dinegara-negara berkembang. Penyebab lain gram-positif

penting dari pneumonia adalah Staphylococcus Aureus,

dengan Streptococcus Agalactiae menjadi penyebab penting

pneumonia pada bayi baru lahir. Bakteri gram-negatif

menyebabkan pneumonia lebih jarang dari pada bakteri gram

positif.

Beberapa bakteri gram-negatif yang menyebabkan

pneumonia termasuk Haemophilus Influenzae, Klebsiella

Pneumoniae, Escherichia Coli, Pseudomonas Aeruginosa dan

Moraxella Catarrhalis. Bakteri ini sering hidup dalam perut atau

usus dan bisa masuk paru-paru jika dihirup muntah. Atypical

bakteri yang menyebabkan pneumonia termasuk

Chlamydophila Pneumoniae, Mycoplasma Pneumoniae, dan

Legionella Pneumophila.

11

Page 25: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxv

3) Jamur

Pneumonia jamur jarang, tetapi dapat terjadi pada

individu dengan masalah sistem kekebalan tubuh karena

AIDS, obat-obatan immune suppressive atau masalah medis

lainnya. Patofisiologi pneumonia yang disebabkan oleh jamur

adalah mirip dengan pneumonia bakteri. Pneumonia jamur

yang paling sering disebabkan oleh Histoplasma Capsulatum,

Blastomyces, Cryptococcus Neoformans, Pneumocystis

Jiroveci, dan Coccidoide Immitis.

4) Parasit

Berbagai parasit dapat mempengaruhi paru-paru. Parasit

ini biasanya memasuki tubuh melalui kulit atau dengan di telan.

Setelah masuk, mereka melakukan perjalanan ke paru-paru,

biasanya melalui darah. Ada, seperti dalam kasus lain

pneumonia, kombinasi kerusakan seluler dan respon imun

menyebabkan gangguan transportasi oksigen. Salah satu jenis

sel darah putih, eosinofil itu, merespon dengan penuh

semangat untuk infeksi parasit. Eosinofildi paru-paru dapat

menyebabkan pneumonia eosinofilik, sehingga menyulitkan

pneumonia parasit yang mendasarinya. Parasit yang paling

umum yang menyebabkan Pneumonia Toxoplasma Gondii,

Strongyloides Stercoralis, dan Ascariasis.

12

Page 26: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxvi

5) Idiopathic

Pneumonia Interstisial Idiopatik (IIP) adalah kelas

penyakit paru difus. Ddalam beberapa jenis IIP, misalnya

beberapa jenis pneumonia interstisial biasa penyebabnya,

memang, tidak diketahui atau idiopatik. Dalam beberapa jenis

IIP penyebab pneumonia diketahui, pneumonia interstisial

deskuamatif misalnya disebabkan oleh perilaku merokok .

e. Patofisiologi Pneumonia

Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa

saja, dari bayi sampai usia lanjut. Pecandu alkohol, pasien pasca

operasi, orang-orang dengan gangguan penyakit pernapasan,

sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya, adalah

yang paling berisiko. Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan

hidup normal pada tenggorokan yang sehat. Pada saat

pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut,

dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat

berkembang biak dan merusak organ paru-paru (Qaulyiah: 2010).

Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu

mikroorganisme paru banyak disebabkan oleh reaksi imun dan

peradangan yang dilakukan oleh pejamu. Selain itu, toksin-toksin

yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis dapat

secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah.

Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan

yang paling mencolok. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari

13

Page 27: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxvii

lobus paru-paru, ataupun seluruh lobus, bahkan sebagian besar

dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di

paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru,

infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui

peredaran darah. Bakteri pneumokokus adalah kuman yang paling

umum sebagai penyebab pneumonia (Qaulyiah, 2010).

f. Klasifikasi Pneumonia

Menurut Departemen Kesehatan tahun 2013 klasifikasi

pneumonia berdasarkan adanya batuk dan atau kesukaran

bernapas disertai peningkatan frekuensi napas sesuai kelompok

umur yakni:

1) Kelompok Umur 2 Bulan - ≤ 5 Tahun

a) Klasifikasi pneumonia berat selain batuk dan atau sukar

bernapas, tanda penyerta lain yaitu tarikan dinding dada

bagian bawah kedalama(chest indrawing),

b) Klasifikasi pneumonia selain ditandai dengan batuk dan

atau sukar bernapas, tanda penyerta lainnya yaitu napas

cepat sesuai golonganumur. Umur 2 bulan - < 1 tahun

irama napas sama dengan 50 kali atau lebih/menit

sedangkan untuk umur 1 - <5 tahun irama napasnya 40 kali

atau lebih/menit.

c) Klasifikasi bukan pneumonia hanya ditandai dengan batuk

dan atau sukar bernapas tidak ada tanda penyerta lain

14

Page 28: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxviii

yakni tidak ada napas cepat dan tidak ada tarikan dinding

dada bagian bawah kedalam.

2) Kelompok Umur < 2 Bulan

a) Klasifikasi pneumonia berat untuk umur <2 bulan ditandai

dengan napas cepat > 60 kali atau lebih/menit atau ada

tarikan kuat dinding dada bagian bawah kedalam serta

dibarengi dengan batuk dan atau sukar bernapas.

b) Klasifikasi bukan pneumonia untuk kelompok umur <2

bulan hanya ditandai dengan batuk dan atau sukar

bernapas serta tidak ada napas cepat dan tidak ada tarikan

dinding dada bagian bawah ke dalam (Depkes RI, 2013).

2. Faktor Risiko Pneumonia

Faktor risiko adalah faktor atau keadaan yang mengakibatkan

seorang anak rentan menjadi sakit atau sakitnya menjadi berat.

Berbagai faKtor risiko yang meningkatkan kejadian, beratnya penyakit

dan kematian karena pneumonia yaitu:

a. Status Gizi

Status gizi merupakan salah satu indikator kesehatan dan

kesejahteraan anak. Problem status gizi balita berupa malnutrisi.

Balita dengan keadaan gizi yang kurang akan lebih mudah

terserang pneumonia dibandingkan dengan gizi normal karena

faktor daya tahan tubuh yang kurang. Penyakit infeksi sendiri akan

menyebabkan balita tidak nafsu makan dan mengakibatkan

kekurangan gizi. Asupan gizi yang kurang merupakan risiko untuk

15

Page 29: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxix

kejadian dan kematian balita dengan infeksi saluran pernapasan

(Rahayu, 2012).

Status gizi merupakan faktor risiko yang mempengaruhi

terjadinya pneumonia. Status gizi yang buruk akan lebih mudah

terserang pneumonia dan balita yang menderita pneumonia dapat

menyebabkan balita mengalami gangguan status gizi akibat

gangguan metabolisme tubuh. Tingkat keparahan pneumonia

sangat mempengaruhi terjadinya gangguan status gizi pada balita,

semakin parah pneumonia yang diderita balita maka akan dapat

mengakibatkan status gizi yang buruk pada balita (Sihotang,

2009).

Menurut Djuanda (2010), menurunnya status gizi berakibat

menurunnya kekebalan tubuh terhadap infeksi yaitu melalui

gangguan imunitas humoral yang disebabkan oleh menurunnya

komplemen protein, dan menurunnya aktivitas leukosit untuk

memfagosit maupun membunuh kuman. Menurut Pudjiadi (2009),

malnutrisi akan menurunkan imunitas seluler, kelenjar timus dan

tonsil menjadi atrofik dan jumlah sel T-limfosit berkurang sehinnga

tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Penelusuran

kepustakaan menunjukkan adanya hubungan antara status gizi

dengan kejadian pneumonia pada anak balita. Semakin baik

status gizi maka kejadian pneumonia pada anak balita semakin

berkurang. Tetapi disamping status gizi, kejadian pneumonia pada

16

Page 30: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxx

anak balita dipengaruhi juga oleh lingkungan fisik, jenis kelamin,

umur, asupan ASI, dan prematuritas.

Status gizi kurang menyebabkan ketahanan tubuh menurun

dan virulensi patogen lebih kuat sehingga akan menyebabkan

keseimbangan terganggu dan akan terjadi infeksi. Salah satu

determinan utama dalam mempertahankan keseimbangan

tersebut adalah status gizi baik. Balita dengan gizi yang kurang

akan lebih mudah terserang pneumonia dibandingkan balita

dengan gizi normal karena faktor daya tahan tubuh yang kurang.

Penyakit infeksi sendiri akan menyebabkan balita tidak

mempunyai nafsu makan dan mengakibatkan kekurangan gizi,

sehingga terjadi hubungan timbal balik antara status gizi dan

penyakit infeksi. Pada keadaan gizi kurang, balita lebih mudah

terserang pneumonia berat bahkan serangannya lebih lama.

Keadaan gizi kurang maupun buruk muncul sebagai faktor

penyebab yang penting untuk terjadinya pneumonia. Balita yang

gizi kurang akan lebih mudah terserang pneumonia dibandingkan

balita gizi baik, karena faktor daya tahan tubuh yang kurang

(Maryunani, 2010).

Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan

membandingkan 3 hal, yaitu antara berat badan terhadap umur,

tinggi/panjang badan terhadap umur, dan berat badan terhadap

tinggi/panjang badan dengan rujukan standar yang telah

ditetapkan. WHO merekomendasikan buku WHO-NCHS (National

17

Page 31: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxxi

Center of Healt Statistic-USA) sebagai referensi penentuan status

gizi balita (WHO, 2013).

Penilaian status gizi dibagi menjadi empat bagian yaitu:

1) Antropometri

Berhubungan dengan berbagai macam pengukuran

dimensi tubuh dan komposisi manusia dari berbagai tingkatan

umur dan tingkat gizi. Digunakan untuk melihat ketidak

seimbangan asupan protein dan energI yang terlihat pada pola

pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh.

2) Klinis

Berdasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi

dihubungkan dengan ketidak cukupan gizi.

3) Biokimia

Merupakan pemeriksaan specimen yang diuji secara

laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan

tubuh.

4) Biofisik

Merupakan metode penentuan status gizi dengan melihat

kemampuan fungsi dan melihat perubahan struktur dari

jaringan.

Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan

(BB), dan tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB anak ini disajikan

dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu BB menurut umur

18

Page 32: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxxii

(BB/U), TB menurut umur (TB/U), dan BB menurut TB (BB/TB)

(Kemenkes RI, 2010).

b. Pemberian ASI

Perbaikan gizi seperti pemberian ASI eksklusif dan

pemberian mikronutrin bisa membantu pencegahan penyakit pada

anak. Pemberian ASI sub-optimal mempunyai resiko kematian

karena infeksi saluran nafas bawah sebesar 20%. ASI memiliki

banyak kandungan seperti vitamin, mineral, lemak, karbohidrat,

dan protein sehingga memiliki peran yang sangat penting untuk

melindungi anak dari infeksi (Prihatiningtyas, 2014).

Manfaat ASI bagi bayi dan ibu antara lain:

1) Manfaat ASI bagi Bayi

Kandungan antibodi yang terdapat di dalam asi

mengakibatkan bayi akan menjadi lebih sehat dan kuat dan

menghindari bayi dari malnutrisi. Didalam manfaatnya untuk

kecerdasan, laktosa yang terkandung dalam ASI berfungsi

untuk proses pematangan otak secara optimal. Pembentukan

Emotional Intelligence (EI) akan dirangsang ketika bayi di susui

dan berada dalam dekapan ibunya. Kandungan di dalam ASI

juga dapat meningkatkan sistem imun yang menyebabkan bayi

lebih kebal terhadap berbagai jenis penyakit (Quigley et al,

2011).

19

Page 33: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxxiii

2) Manfaat ASI bagi Ibu

Pemberian ASI merupakan diet alami bagi ibu karena

pada saat menyusui akan terjadi proses pembakaran kalori

yang membantu penurunan berat badan lebih cepat,

mengurangi resiko anemia yang diakibatkan oleh perdarahan

setelah melahirkan, menurunkan kadar estrogen sehingga

mencegah terjadinya kanker payudara, serta pemberian asi

juga akan memberikan manfaat ekonomis bagi ibu karena ibu

tidak perlu mengeluarkan dana untuk membeli susu atau

suplemen untuk bayi.

Adapun zat nutrient yang terkandung dalam ASI

(Maryunani, 2012) adalah sebagai berikut:

1) Karbohodrat

Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan

berfungsi sebagai salah satu sumber energi dalam otak. Kadar

laktosa yang terdapat dalam ASI hampir dalam dua kali lipat

dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu

formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi,

tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi

(7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini

maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.

2) Protein

Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya

berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi.

20

Page 34: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxxiv

3) Lemak

Kadar lemak dalam ASI tinggi yaitu lemak omega 3 dan

omega 6 yang di butuhkan untuk mendukung pertumbuhan

otak yang cepat selama masa bayi. Disamping itu ASI juga

mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya

asam Dokosa Heks Anoik (DHA) dan Asam Arakodinat (ARA)

yang berperan terhadap perkembangan saraf dan retina mata.

ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang

seimbang sehingga baik untuk kesehatan jantung dan

pembuluh darah.

4) Karnitin

Karnitin ini mempunyai peran membantu proses

pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan

metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar karnitin yang

tinggi terutama pada tiga minggu pertama menyusui, bahkan

didalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi.

5) Vitamin

Meliputi kandungan vitamin K, vitamin D, vitamin E,

vitamin A, vitamin yang larut dalam air, dan mineral.

6) Garam dan Mineral

Dalam ASI terkandung zat besi dan kalsium yang

merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah diserap oleh

bayi.

21

Page 35: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxxv

c. Suplemen Vitamin A

Program pemberian vitamin A setiap 6 bulan untuk balita

telah dilaksanakan di Indonesia. Vitamin A bermanfaat untuk

meningkatkan imunitas dan melindungi saluran pernapasan dari

infeksi kuman atau bakteri. Penelitian yang dilakukan oleh Dian

Rahayu (2012), dinyatakan bahwa balita yang tidak pernah

mendapatkan vitamin A dosis tinggi lengkap mempunyai risiko

untuk menderita pneumonia 4 kali dibandingkan dengan balita

yang mendapatkan vitamin A dosis lengkap.

d. Vaksinasi (Imunisasi)

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap

suatu penyakit dengan memasukan sesuatu ke dalam tubuh agar

tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau

berbahaya terhadap seseorang. Imunisasi terhadap suatu

penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada

penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain

diperlukan imunisasi lainnya (Adnan, 2011).

Pemberian imunisasi bertujuan untuk memberikan

kekebalan kepada anak terhadap penyakit dan menurunkan

angka kematian dan kesakitan yang disebabkan penyakit-penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi. Seperti diketahui 43,1%-

76,6% kematian pneumonia yang berkembang dari penyakit yang

dapat dicegah dengan imunisasi seperti Difteri, Pertusis, dan

Campak. Bila anak sudah dilengkapi dengan imunisasi dengan

22

Page 36: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxxvi

imunisasi DPT dan Campak, dapat diharapkan perkembangan

penyakit pneumonia tidak akan menjadi berat (Adnan, 2011).

Upaya untuk menurunkan resiko penyakit pneumonia perlu

dilakukan, yaitu dengan pemberian Imunisasi dasar lengkap.

Program pemerintah setiap balita harus mendapatkan Lima

Imunisasi dasar Lengkap (LIL) yang mencakup 1 dosis BCG, 3

dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B dan 1 dosis Campak.

Penyakit pneumonia akan menyerang apabila kekebalan tubuh

(immunitas) menurun. Bayi dan anak di bawah lima tahun adalah

kelompok yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih

sangat rentan terhadap berbagai penyakit termasuk penyakit

pneumonia baik golongan pneumonia ataupun golongan bukan

pneumonia (Presylia, 2014).

Salah satu pencegahan penyakit pneumonia antara lain

dengan imunisasi. Imunisasi merupakan upaya yang dilakukan

dengan sengaja memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau

anak sehingga terhindar dari penyakit dengan memasukan vaksin

kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

penyakit tertentu. Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui

suntikan atau diminum (oral). Setelah vaksin masuk ke dalam

tubuh, sistem pertahanan tubuh akan bereaksi membentuk

antibodi. Antibodi selanjutnya akan membentuk imunitas terhadap

jenis virus atau bakteri tersebut.

23

Page 37: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxxvii

Pemberian imunisasi sangat diperlukan baik pada anak-

anak maupun orang dewasa. Imunisasi dilakukan untuk menjaga

kekebalan tubuh kita supaya tidak mudah terserang berbagai

macam penyakit yang disebabkan oleh virus/bakteri. Imunisasi

bermafaat untuk mencegah beberapa jenis penyakit infeksi seperti

polio, TBC, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B dan Campak.

Bahkan imunisasi juga dapat mencegah kematian dari akibat

penyakit-penyakit tersebut. Penyakit yang tergolong pneumonia

yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah difteri dan batuk

rejan (Depkes RI, 2010).

Dengan memberikan 5 imunisasi dasar pada bayinya, ibu

mengharapkan Imunisasi tersebut dapat memberikan manfaat

dalam memberikan perlindungan terhadap beberapa jenis

penyakit infeksi seperti polio, TBC, difteri, pertusis, tetanus,

hepatitis B dan Campak. Kemenkes RI. dalam Suparyanto (2014),

menyebutkan bahwa Imunisasi merupakan suatu upaya yang

dilakukan untuk mencegah terjadinya suatu penyakit dengan cara

memberikan mikroorganisme bibit penyakit berbahaya yang telah

dilemahkan (vaksin) kedalam tubuh sehingga merangsang sistem

kekebalan tubuh terhadap jenis antigen itu dimasa yang akan

datang.

Depkes RI (2009) menyatakan bahwa imunisasi melindungi

anak dari penyakit, mencegah kecacatan dan mencegah kematian

anak. Imunisasi dasar yang harus dimiliki bayi diantaranya adalah:

24

Page 38: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxxviii

1) Vaksin Hepatitis B, berfungsi mencegah penyakit hepatitis B

atau kerusakan hati

2) Vaksin BCG, berfungsi mencegah penyakit TBC/Tuberkulosis

atau sakit paru-paru.

3) Vaksin Polio, berfungsi mencegah penyakit polio atau lumpuh

layu pada tungkai kaki dan lengan tangan.

4) Vaksin DPT, berfungsi mencegah penyakit difteri atau

penyumbatan jalan nafas, batuk rejan atau batuk 100 hari dan

tetanus

5) Vaksin Campak, berfungsi mencegah penyakit campak yaitu

radang paru, radang otak dan kebutaan.

Pemberian vaksin pada anak harus sesuai dengan jadwal.

Adapun jadwal pemberian imunisasi menurut Departemen

Kesehatan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal Imunisasi

No Umur Jenis Imunisasi

1 0 Bulan Hepatitis B

2 1 Bulan BCG, Polio 1

3 2 Bulan DPT/HB1, Polio 2

4 3 Bulan DPT/HB2, Polio 3

5 4 Bulan DPT/HB3, Polio 4

6 9 Bulan Campak

B. Landasan Teori

Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan

paru-paru (alveoli). Juga bisa di definisikan peradangan yang mengenai

parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup

25

Page 39: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xxxix

bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi

jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat dan menimbulkan

angka kesakitan yang tinggi, dengan gejala-gejala batuk, demam dan

sesak nafas (Qaulyiah, 2010).

Secara klinis pneumonia dapat diklasifikasikan sebagai suatu

peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus,

jamur, parasit, dan lain-lain). Secara anatomi pneumonia dapat

diklasifikasikan sebagai pneumonia laboralis, pneumonia segmentalis,

dan pneumonia lobularis yang dikenal sebagai bronco pneumonia dan

biasanya mengenai paru bagian bawah (Qaulyiah, 2010).

Banyak faktor yang dapat berpengaruh terhadapat meningkatnya

kejadian pneumonia pada balita, baik faktor sosial ekonomi, faktor nutrisi,

faktor lingkungan serta riwayat penyakit lainnya. Salah satu faktor risiko

yang dapat menyebabkan balita menjadi sasaran empuk penyakit

pneumonia yaitu tidak mendapat ASI Eksklusif. Balita bisa saja tak cukup

mendapatkan nutrisi yang cukup. Ini membuat kekebalan tubuhnya

kurang sehingga mudah untuk terinfeksi penyakit pneumonia. Nutrisi

terbaik untuk balita adalah air susu ibu (ASI). Kandungan antibodi yang

terdapat di dalam ASI mengakibatkan bayi akan menjadi lebih sehat dan

kuat dan menghindari bayi dari malnutrisi (Quigley et al, 2011).

26

Page 40: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xl

C. Kerangka Teori

Gambar 1:

Kerangka Teori di Modifikasi dari Teori ”faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian pneumonia pada balita”

(Qaulyiah: 2010), (Widagdo, 2012), (Dian Putri, 2012), (Maryunani, 2012)

Faktor penyebab terjadinya pneumonia: Mikroorganisme(virus, bakteri,

dll)

Faktor resiko pneumonia : Status Gizi

Pemberian ASI Eksklusif

Vaksinasi/Imunisasi

Pemberian vitamin A

Terjadinya penyakit pneumonia pada

balita

27

Page 41: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xli

D. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat dibuat kerangka

konsep sebagai berikut:

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

Variabel Independen : Faktor risiko pneumonia

Variabel Dependent : Kejadian Pneumonia Pada Balita

E. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Status Gizi

H0 : Tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian

pneumonia pada balita

Ha : Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian

pneumonia pada balita

Kejadian Pneumonia

Pada Balita

Status Gizi

Vaksinasi (Imunisasi)

28

Page 42: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xlii

2. Pemberian Imunisasi

H0 : Tidak ada hubungan antara pemberian imunisasi dengan

kejadian pneumonia pada balita

Ha : Ada hubungan antara pemberian imunisasi dengan kejadian

pneumonia pada balita

29

Page 43: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xliii

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control ialah

suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko

dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektif (penelusuran ke

belakang) apakah kasus dan kontrol terkena penyakit atau tidak

(Riyanto, 2011).

Rancangan penelitian disajikan sebagai berikut:

Gambar 3. Bagan Desain Penelitian

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Perumnas Kota Kendari

pada tanggal 2 Mei – 14 Juli 2017.

30

Populasi (156 Balita))

Status Gizi Kurang Baik (-)

Imunisasi tidak lengkap (-)

Pneumonia

Tidak Pneumonia

Status Gizi Baik (+)

Imunisasi lengkap (+)

Page 44: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xliv

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita yang tercatat

dalam buku register di ruang Poli KIA Puskesmas Perumnas Kota

kendari tahun 2016 sebanyak 3.803 balita dan yang menderita

pneumonia sebanyak 78 balita.

2. Sampel

Sampel dalam penilitian ini adalah balita yang di diagnosa

menderita pneumonia sebagai kasus yaitu sebanyak 78 balita dan

tidak di diagnosa menderita pneumonia sebagai kontrol sebanyak 78

balita, jadi totalnya adalah sebanyak 156 balita yang tercatat dalam

buku register di ruang Poli KIA Puskesmas Perumnas Kota kendari

tahun 2016.

a. Kasus

Balita yang menderita pneumonia yang tercatat dalam buku

register Poli KIA Puskesmas Perumnas Kota kendari tahun 2016

sebanyak 78 balita.

b. Kontrol

Balita yang tidak menderita pneumonia yang tercatat dalam

buku register Poli KIA Puskesmas Perumnas Kota kendari tahun

2016 sebanyak 78 balita.

c. Besar Sampel

Jumlah sampel pada kelompok kasus sebanyak 78 balita

yang menderita pneumonia ruang Poli KIA Puskesmas Perumnas

31

Page 45: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xlv

Kota kendari. Jumlah sampel pada kelompok kontrol sebanyak 78

balita, sehingga perbandingan antara kelompok kasus dengan

kelompok kontrol yaitu 1:1, jadi total sampel adalah sebanyak 156

balita. Pengambilan sampel kontrol secara acak disebut random

sampling, dengan teknik sistematik sampling yaitu dengan cara

menentukan lebih dahulu angka kelipatan atau K = jumlah

populasi/jumlah sampel yang diinginkan (sampel kontrol). Jika

jumlah populasi adalah 3.803 dan sampel kontrol adalah 78

[(3.803 – 78 = 3.725 : 78 = 47,75 di genapkan menjadi 48)], maka

setiap kelipatan 48 akan menjadi sampel kontrol, dimana sampel

kontrol yang dipilih didasarkan pada nomor kelipatan 48, 96 dan

seterusnya sampai mencukupi 78 responden (Nursalam, 2008).

D. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independen Variabel)

Variabel Independen adalah variabel yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini

juga dikenal dengan nama variabel bebas, artinya bebas dalam

mempengaruhi variabel lain (Hidayat, 2010). Variabel independen

dalam penelitian ini adalah Faktor risiko pneumonia yakni status gizi

dan pemberian imunisasi.

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena variabel bebas (Hidayat, 2010). Variabel

32

Page 46: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xlvi

dependen dalam penelitian ini adalah kejadian pneumonia pada

balita.

E. Definisi Operasional

1. Kejadian Pneumonia pada Balita

Dalam penelitian ini adalah balita yang mengalami infeksi akut

pada jaringan paru-paru (Alveoli).

Kriteria objektif :

Kasus : Balita yang menderita pneumonia berdasarkan hasil

diagnosa dokter

Kontrol : Balita yang tidak menderita pneumonia berdasarkan hasil

diagnosa dokter

2. Status Gizi Balita

Status gizi Balita dalam penelitian ini adalah keadaan tubuh

Balita sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat

gizi, dilakukan dengan pengukuran BB/U dan dibandingkan dengan

standar WHO dengan simbol baku Z-score (Kemenkes RI, 2013).

Kriteria objektif:

Gizi Baik : Bila Z-Score ≥ -2 SD sampai +2 SD

Gizi Kurang : Bila Z-Score > +2 SD dan < -2 SD sampai ≥ -3 SD

3. Pemberian Imunisasi

Pemberian imunisasi sesuai dengan umur balita. BCG 1 kali

pada usia 0-2 bulan, DPT 3 kali pada usia 2-6 bulan, imunisasi polio 4

33

Page 47: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xlvii

kali pada usia 0-6 bulan, imunisasi hepatitis B 3 kali pada usia 0-6

bulan dan imunisasi Campak 1 kali pada usia 9 bulan.

Kriteria objektif:

Lengkap : Bila bayi 0-12 bulan mendapatkan imunisasi

sesuai usianya

Tidak Lengkap : Bila bayi atau balita 0-12 bulan tidak atau belum

mendapatkan imunisasi sesuai dengan usianya

F. Instrumen Penelitian

Instrument yang di gunakan dalam Penelitian ini adalah data

terolah dari buku register di ruang KIA Puskesmas Perumnas.

G. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data responden akan di dapatkan melalui kuisioner dengan

menggunakan jenis pertanyaan yang akan diberikan kepada

responden dan di wawancarai secara langsung.

2. Data Sekunder

Data terolah dari buku register di ruang KIA puskesmas

Perumnas Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

34

Page 48: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xlviii

H. Alur Penelitian

Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 4. Alur Penelitian

I. Pengolahan Data

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk

memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data

mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan

informasi yang diperlukan. Pengolahan data dilakukan dengan cara:

1. Pengeditan (editing)

Editing dimaksudkan untuk meneliti tiap daftar pertanyaan

yang diisi agar lengkap untuk mengoreksi data yang meliputi

kelengkapan pengisian atau jawaban yang tidak jelas, sehingga jika

Populasi: Semua Balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari Tahun 2016

sebanyak 3.803 orang

Sampel: Balita yang menderita pneumonia sebanyak 78 orang

Pengumpulan Data

Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan

35

Page 49: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xlix

terjadi kesalahan atau kekurangan data dapat dengan mudah terlihat

dan segera dilakukan perbaikan. Proses editing dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan kuesioner yang telah

diisi oleh responden untuk memastikan bahwa seluruh pertanyaan

dalam kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk sebelum

menyerahkan kuesioner.

2. Pengkodean (coding)

Setelah data terkumpul dan selesai diedit di lapangan, tahap

berikutnya adalah mengkode data, yaitu melakukan pemberian kode

untuk setiap pertanyaan dan jawaban dari responden untuk

memudahkan dalam pengolahan data. Pengkodean yang dilakukan

oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan memberi nomor yang

mewakili dan berurutan pada tiap kuesioner sebagai kode yang

mewakili identitas responden dan memberikan kode pada setiap

jawaban responden.

3. Pemasukan data (entry)

Entry data adalah proses memasukkan data-data dalam tabel

berdasarkan variabel penelitian.

4. Tabulasi (tabulating)

Tabulating dilakukan dengan memasukkan data ke dalam tabel

yang tersedia kemudian melakukan pengukuran masing-masing

variabel (Sugiyono, 2008).

36

Page 50: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

l

fh

fhfoX

2

2)(

J. Analisa Data

Setelah data diperoleh kemudian dilakukan analisis data yaitu:

1. Analisis Univariat

Analisis ini menggunakan perhitungan statistik secara

sederhana untuk mengetahui presentase satu variabel dengan

menggunakan rumus :

kn

fP

Keterangan : P = Presentase hasil yang dicapai f = frekuensi variabel yang diteliti n = jumlah sampel penelitian k = konstanta (Arikunto, 2008)

2. Analisis Bivariat

Untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat. Uji statistik yang akan digunakan adalah

chi squere, dengan rumus:

Keterangan

X2 = Statistic chi-square/kuadrat hitung

f0 = Nilai observasi/nilai pengumpulan data

fh = Frekuensi harapan (Alimul, 2007).

Interpretasi hasil:

Pengambilan kesimpulan dari pengujian hipotesa adalah ada

hubungan jika p value < 0,05 dan tidak ada hubungan jika p value >

0,05 atau X2 hitung > X2 tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima yang

37

Page 51: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

li

berarti ada hubungan dan X2 hitung < X2 tabel maka Ha ditolak dan

Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan.

Untuk mendeskripsikan risiko independent variabel pada

dependent variabel. Uji statistik yang digunakan adalah perhitungan

Odds Ratio (OR). Mengetahui besarnya OR dapat diestimasi faktor

resiko yang diteliti. Perhitungan OR menggunakan table 2x2 sebagai

berikut :

Tabel 2. Tabel kontegensi 2x2

Faktor risiko Kejadian Pneumonia

jumlah Kasus Kontrol

Positif A B A+B

Negatif C D C+D

Keterangan :

A : jumlah kasus dengan risiko positif

B : jumlah control dengan risiko positif

C : jumlah kasus dengan risiko negatif

D : jumlah kasus dengan resiko negatif

Rumus Odds Ratio

Odds Case : a/(a+c) : c/(a+c) = a/c

Odds Kontrol : b/(b+d) : d/(b+d) = b/d

Odds Ratio : a/c : b/d = ad/bc

Estimasi Confidence Interval (CI) ditetapkan pada tingkat

kepercayaan 95% dengan interpretasi:

38

Page 52: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lii

Jika OR > 1 : Faktor yang diteliti merupakan faktor risiko

Jika OR = 1 : Faktor yang diteliti bukan merupakan faktor risiko

(tidak ada hubungan)

Jika OR < 1 : Faktor yang diteliti merupakan faktor positif

39

Page 53: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

liii

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Keadaan Geografis

Wilayah kerja Puskesmas Perumnas Kota Kendari terdiri

dari 3 (tiga) Kelurahan, yakni Kelurahan Bende, Korumba, dan

Mandonga yang merupakan wilayah administratif Kecamatan

Mandonga, dengan luas wilayah ± 21.673 km2. dengan batas

wilayah kerja Puskesmas Perumnas sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tobuha dan

Kelurahan Mandonga

2) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kadia

3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Bonggoeya

4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Poasia

b. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Perumnas

pada tahun 2016 sebanyak 44.616 jiwa yang tersebar di 3 (tiga)

kelurahan dengan jumlah KK (Kepala Keluarga) sebanyak 15.639

jiwa. Adapun penyebaran penduduk tiap kelurahan adalah

sebagai berikut:

40

Page 54: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

liv

1) Kelurahan Bende : 16.069 jiwa.

2) Kelurahan Korumba : 13.410 jiwa.

3) Kelurahan Mandonga : 15.137 jiwa.

c. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Sarana Kesehatan yang terdapat di wilayah kerja

Puskesmas Perumnas terdiri dari:

1) Sarana Kesehatan Pemerintah

a) Puskesmas pembantu 2 unit, masing-masing terletak di

Kelurahan Korumba dan Kelurahan Mandonga.

b) Puskesmas keliling 2 unit, masing-masing berlokasi di

Kelurahan Korumba dan Kelurahan Mandonga, keduanya

sudah berfungsi.

2) Sarana Kesehatan

a) Rumah bersalin 2 unit.

b) Praktek dokter berkelompok 3 unit.

3) Sarana kesehatan bersumber daya masyarakat

Posyandu 14 unit, berlokasi di Kelurahan Bende sebanyak 4

unit, di Kelurahan Korumba sebanyak 4 unit, dan di Kelurahan

Mandonga sebanyak 6 unit.

d. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan yang berkerja di Puskesmas Perumnas

adalah sebagai berikut:

41

Page 55: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lv

Tabel 3. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Perumnas.

Jumlah tenaga Status

Jumlah PNS Honorer Sukarela

Dokter Umum Sarjana Keperawatan Sarjana Kes. Masyarakat Sarjana Kebidanan Apoteker Ahli madya keperawatan Ahli madya kebidanan Ahli madya Gizi Ahli madya kesling Perawat Bidan Tenaga administrasi Pekarya kesehatan Sopir Petugas kebersihan SMU

2 3 5 1 1

10 6 1 1 8 2 3 1 1 1 -

- - - - - - - - - - - - - - 1 1

- - 1 - - 7 - 2 1 2 - - - - - -

2 3 6 1 1

17 6 3 2

10 2 3 1 1 2 1

Sumber: Data Sekunder, Tahun 2016.

2. Karakteristik Responden

a. Umur Balita

Karakteristik responden berdasarkan umur Balita di

Puskesmas Perumnas Kota Kendari disajikan pada tabel berikut

ini:

Tabel 4. Karakteristik Umur Balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari Tahun 2016

Umur (Tahun) Jumlah

N %

1,0 – < 3 (Batita) 3,0 – < 5 (Balita)

47 109

30,1 69,9

Total 156 100,0

Sumber: Data Primer, 2017.

Tabel 4 menunjukkan responden terbanyak memiliki Balita

dengan umur 3,0 – < 5 tahun sebanyak 109 orang (69,9%).

42

Page 56: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lvi

Sedangkan yang terendah adalah Batita dengan umur 1,0 – < 3

tahun sebanyak 47 orang (30,1%).

b. Jenis Kelamin Balita

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Balita

di Puskesmas Perumnas Kota Kendari disajikan pada tabel berikut

ini:

Tabel 5. Karakteristik Jenis Kelamin Balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari Tahun 2016

Jenis Kelamin Jumlah

n %

Laki-laki Perempuan

66 90

42,3 57,7

Total 156 100,0

Sumber: Data Primer, 2017.

Tabel 5 menunjukkan responden terbanyak memiliki Balita

dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 90 orang (57,7%).

Sedangkan yang terendah adalah jenis kelamin laki-laki sebanyak

66 orang (42,3%).

3. Analisis Univariat

a. Status Gizi Balita

Distribusi responden berdasarkan status gizi Balita di

Puskesmas Perumnas Kota Kendari disajikan pada tabel berikut

ini:

43

Page 57: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lvii

Tabel 6. Distribusi Status Gizi Balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari

Status Gizi

Kejadian Pneumonia Jumlah

Kasus Kontrol

n (%) n (%) n (%)

Kurang Baik

43 35

27,6 22,4

30 48

19,2 30,8

73 83

46,8 53,2

Total 78 50,0 78 50,0 156 100,0

Sumber: Data Primer, 2017.

Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 156 responden, 73

responden (46,8%) yang memiliki status gizi kurang, terdapat 43

responden (27,6%) yang menderita pneumonia dan 30 responden

(19,2%) yang tidak menderita pneumonia. Sedangkan dari 83

responden (53,2%) yang memiliki status gizi baik, terdapat 35

responden (22,4%) yang menderita pneumonia dan 48 responden

(30,8%) yang tidak menderita pneumonia.

b. Pemberian Imunisasi

Distribusi responden berdasarkan pemberian imunisasi

pada Balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari disajikan pada

tabel berikut ini:

Tabel 7. Distribusi Pemberian Imunisasi pada Balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari

Pemberian Imunisasi

Kejadian Pneumonia Jumlah

Kasus Kontrol

n (%) n (%) n (%)

Tidak Lengkap Lengkap

34 44

21,8 28,2

20 58

12,8 37,2

54 102

34,6 65,4

Total 78 50,0 78 50,0 156 100,0

Sumber: Data Primer, 2017.

44

Page 58: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lviii

Tabel 7 menunjukkan dari 156 responden, 54 responden

(34,6%) yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap, terdapat 34

responden (21,8%) yang menderita pneumonia dan 20 responden

(12,8%) yang tidak menderita pneumonia. Sedangkan dari 102

responden (65,4%) yang mendapatkan imunisasi lengkap,

terdapat 44 responden (28,2%) yang menderita pneumonia dan

58 responden (37,2%) yang tidak menderita pneumonia.

4. Analisis Bivariat

a. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Pneumonia pada Balita

Hubungan status gizi dengan kejadian pneumonia pada

balita di Puskesmas Perumnas disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 8. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari Tahun 2016.

Status Gizi

Kejadian Pneumonia Xhitung

(Xtabel) Nilai OR

Kasus Kontrol

n (%) n (%)

Kurang Baik

43 35

27,6 22,4

30 48

19,2 30,8

4,351 (3,841)

1,397

Total 78 50,0 78 50,0

Sumber: Data Primer, 2017.

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai 2hitung > 2

tabel

(4,351 > 3,841) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Ini berarti ada

hubungan antara status gizi dengan kejadian pneumonia pada

balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari pada taraf

kepercayaan 95% (α = 0,05).

45

Page 59: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lix

Nilai OR sebesar 1,397 yang lebih besar dari 1. Ini berarti

bahwa faktor status gizi benar-benar merupakan faktor risiko

kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Perumnas Kota

Kendari tahun 2016. Hal Ini berarti bahwa status gizi balita yang

kurang memiliki risiko 1,39 kali lebih besar untuk menderita

pneumonia di Puskesmas Perumnas.

b. Hubungan Pemberian Imunisasi dengan Kejadian Pneumonia pada Balita

Hubungan pemberian imunisasi dengan kejadian

pneumonia pada balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari

disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 9. Hubungan Pemberian Imunisasi dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari Tahun 2016.

Pemberian Imunisasi

Kejadian Pneumonia Xhitung

(Xtabel) Nilai OR

Kasus Kontrol

n (%) n (%)

Tidak Lengkap Lengkap

34 44

21,8 28,2

20 58

12,8 37,2

5,551 (3,841)

1,460 Total 78 50,0 78 50,0

Sumber: Data Primer, 2017.

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai 2hitung > 2

tabel

(5,551 > 3,841) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Ini berarti ada

hubungan antara pemberian imunisasi dengan kejadian

pneumonia pada balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari

pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05). Nilai OR sebesar 1,460

yang lebih besar dari 1. Ini berarti bahwa faktor pemberian

imunisasi benar-benar merupakan faktor risiko kejadian

46

Page 60: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lx

pneumonia pada balita di Puskesmas Perumnas Kota Kendari

tahun 2016. Hal Ini berarti bahwa pemberian imunisasi pada balita

yang tidak lengkap memiliki risiko 1,46 kali lebih besar untuk

menderita pneumonia di Puskesmas Perumnas.

B. Pembahasan

1. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Pneumonia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita yang mengalami

status gizi kurang lebih banyak menderita pneumonia dibandingkan

dengan yang memiliki status gizi baik. Hasil analisis chi square

menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi balita dengan

kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Perumnas. Nilai OR

sebesar 1,397 yang lebih besar dari 1. Hal Ini berarti bahwa status

gizi balita yang kurang memiliki risiko 1,39 kali lebih besar untuk

menderita pneumonia di Puskesmas Perumnas.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Turiman (2008), bahwa

gizi baik mempunyai kecenderungan untuk masuk dalam kategori

bukan pneumonia yaitu sebesar 35 orang (46,7%) dibandingkan

dengan status gizi kurang yaitu sebesar 19 orang (25,3%). Adapun

balita yang terkena pneumonia paling besar mempunyai status gizi

kurang sebesar 14 orang (18,7%).

Status gizi merupakan faktor risiko yang mempengaruhi

terjadinya pneumonia. Status gizi yang buruk akan lebih mudah

terserang pneumonia dan balita yang menderita pneumonia dapat

47

Page 61: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxi

menyebabkan balita mengalami gangguan status gizi akibat

gangguan metabolisme tubuh. Tingkat keparahan pneumonia sangat

mempengaruhi terjadinya gangguan status gizi pada balita, semakin

parah pneumonia yang diderita balita maka akan dapat

mengakibatkan status gizi yang buruk pada balita (Sihotang, 2009).

Menurut Djuanda (2010), menurunnya status gizi berakibat

menurunnya kekebalan tubuh terhadap infeksi yaitu melalui

gangguan imunitas humoral yang disebabkan oleh menurunnya

komplemen protein, dan menurunnya aktivitas leukosit untuk

memfagosit maupun membunuh kuman. Menurut Pudjiadi (2009),

malnutrisi akan menurunkan imunitas seluler, kelenjar timus dan

tonsil menjadi atrofik dan jumlah sel T-limfosit berkurang sehinnga

tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Penelusuran

kepustakaan menunjukkan adanya hubungan antara status gizi

dengan kejadian pneumonia pada anak balita. Semakin baik status

gizi maka kejadian pneumonia pada anak balita semakin berkurang.

Tetapi disamping status gizi, kejadian pneumonia pada anak balita

dipengaruhi juga oleh lingkungan fisik, jenis kelamin, umur, asupan

ASI, dan prematuritas.

Status gizi kurang menyebabkan ketahanan tubuh menurun dan

virulensi patogen lebih kuat sehingga akan menyebabkan

keseimbangan terganggu dan akan terjadi infeksi. Salah satu

determinan utama dalam mempertahankan keseimbangan tersebut

adalah status gizi baik. Balita dengan gizi yang kurang akan lebih

48

Page 62: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxii

mudah terserang pneumonia dibandingkan balita dengan gizi normal

karena faktor daya tahan tubuh yang kurang. Penyakit infeksi sendiri

akan menyebabkan balita tidak mempunyai nafsu makan dan

mengakibatkan kekurangan gizi, sehingga terjadi hubungan timbal

balik antara status gizi dan penyakit infeksi. Pada keadaan gizi

kurang, balita lebih mudah terserang pneumonia berat bahkan

serangannya lebih lama.

Keadaan gizi kurang maupun buruk muncul sebagai faktor

penyebab yang penting untuk terjadinya pneumonia. Balita yang gizi

kurang akan lebih mudah terserang pneumonia dibandingkan balita

gizi baik, karena faktor daya tahan tubuh yang kurang (Maryunani,

2010).

Pneumonia lebih banyak pada anak dengan status gizi kurang

dan buruk. Hal ini sesuai dengan penelitian Rusepno (2008) yang

menyatakan bahwa gizi kurang dan buruk akan menyebabkan balita

lebih rentan terhadap infeksi, seperti pneumonia. Hasil penelitian ini

juga sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa status gizi baik

pada balita mempengaruhi daya tahan tubuh dan kekebalan tubuh

terhadap serangan infeksi bakteri maupun virus yang dapat

menyebabkan pneumonia. Pada balita yang mengalami status gizi

tidak baik (kurang dan buruk), sebagian besar mengalami ISPA. Hal

ini sesuai dengan teori yang dikemukakan bahwa ada hubungan yang

sangat erat antara penyakit infeksi (bakteri, virus dan parasit) dengan

gizi kurang dan buruk. Penyakit infeksi akan mempengaruhi status

49

Page 63: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxiii

gizi dan mempercepat malnutrisi sehingga mempercepat terjadinya

pneumonia (Rusepno, 2008).

Malnutrisi dapat menyebabkan kelainan pada saluran napas

sehingga mengganggu proses fisiologis saluran napas dalam hal

proteksi terhadap agen penyakit. Pada saluran napas dalam keadaan

normal terdapat proses fisiologis menghalau agen penyakit, seperti

reflek batuk, peningkatan jumlah cairan mukosa ketika terdapat agen

yang membahayakan kesehatan saluran napas. Pada anak dengan

keadaan malnutrisi, proses fisiologis ini tidak berjalan dengan baik,

sehingga agen penyakit yang seharusnya dikeluarkan oleh tubuh

menjadi terakumulasi dalam saluran napas sampai pada paru-paru.

Pembentukan IgA sekretorik pada cairan mukosa saluran napas

juga terganggu. IgA sekretorik yang bertugas sebagai pertahanan

tubuh, pada anak dengan malnutrisi, menurun produksinya dan

fungsinya. Pertahanan tubuh seluler dan humoral menjadi terganggu

menyebabkan agen patogen yang masuk tidak terdeteksi dan tidak

dapat dikontrol. Agen patogen yang masuk dan terakumulasi dalam

saluran napas akhirnya menimbulkan manifestasi pada tubuh anak

dengan malnutrisi.

Menurut Pudjiadi (2009), telah lama diketahui adanya interaksi

sinergistis antara malnutrisi dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat

memperburuk keadaan gizi melalui gangguan masukan makanannya

dan meningginya kehilangan zat-zat gizi esensial tubuh. Sebaliknya

malnutrisi, walaupun ringan berpengaruh negatif terhadap daya tahan

50

Page 64: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxiv

tubuh sehingga anak menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Faktor-

faktor yang mempengaruhi kemungkinan adalah keadaan sosial

ekonomi orang tua balita yang rata-rata dari golongan menengah ke

bawah, terbatasnya pengetahuan dan perhatian orang tua mengenai

kesehatan, dan kurangnya kesadaran orang tua untuk segera

memeriksakan anaknya bila sakit.

Kondisi gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan

sistem, karena kondisi gizi buruk ini juga sering disertai dengan

defisiensi (kekurangan) asupan mikro/makro nutrien lain yang sangat

diperlukan bagi tubuh. Gizi buruk akan memporak porandakan sistem

pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme maupun pertahanan

mekanik sehingga mudah sekali terkena infeksi (Yetti dan Muhamad,

2010).

Status gizi seseorang terkait dengan permasalahan kesehatan

secara umum di samping merupakan faktor predisposisi yang dapat

memperberat penyakit infeksi secara langsung juga dapat

menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan secara individu.

Kondisi gizi buruk sering disertai dengan defisiensi (kekurangan)

asupan mikro/makro nutrien lain yang sangat diperlukan oleh tubuh.

Gizi buruk akan merusak sistem pertahanan tubuh terhadap

mikroorganisme maupun pertahanan mekanik sehingga mudah sekali

terkena infeksi (Yetti dan Muhamad, 2010).

51

Page 65: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxv

2. Hubungan Pemberian Imunisasi dengan Kejadian Pneumonia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita yang memiliki status

imunisasi lengkap lebih banyak tidak menderita pneumonia

dibandingkan dengan yang memiliki status imunisasi tidak lengkap.

Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa ada hubungan antara

pemberian imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita di

Puskesmas Perumnas. Nilai OR sebesar 1,460 yang lebih besar dari

1. Hal Ini berarti bahwa pemberian imunisasi yang tidak lengkap

memiliki risiko 1,46 kali lebih besar untuk menderita pneumonia di

Puskesmas Perumnas. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa

dengan status imunisasi dasar yang lengkap pada balita, maka akan

semakin banyak anak yang tidak mengalami pneumonia, atau

semakin sedikit yang mengalami pneumonia.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa sebagian besar

anak usia balita telah mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap

seperti BCG, DPT, polio, Hepatitis B dan campak. Ibu menyadari

akan manfaat dan pentingnya imunisasi bagi anaknya agar anaknya

mendapatkan perlindungan terhadap penyakit-penyakit seperti TB

paru, difteri, pertusis, tetanus, polio, hepatitis B dan campak.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa balita yang

imunisasinya tidak lengkap dikarenakan belum memperoleh imunisasi

campak dan HB0. Adapula anak balita telah memperoleh lima

imunisasi dasar namun tidak sesuai umur pemberian vaksin.

Sebagian besar imunisasi dasar yang diperoleh balita tidak tepat

52

Page 66: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxvi

waktu adalah imunisasi campak dan polio. Ada beberapa anak balita

yang memperoleh imunisasi campak ketika berumur >9 bulan.

Adapun imunisasi polio diperoleh anak balita tidak berselang 1 bulan,

terkadang imunisasi polio 1 dan polio 2 diperoleh secara bersamaan.

Menurut keterangan dari ibu yang mempunyai anak balita,

terkadang tidak rutin mengikuti posyandu hal itu disebabkan anaknya

menolak/ mengamuk untuk dibawa ke posyandu. Walaupun hasil

analisis pada penelitian ini menunjukkan ada hubungan status

imunisasi dengan kejadian pneumonia, namun proporsi balita yang

mempunyai status imunisasi lengkap yang menderita pneumonia

lebih banyak dibandingkan balita yang mempunyai status imunisasi

tidak lengkap. Masih tingginya pneumonia pada balita, walaupun

telah menerima imunisasi lengkap diakibatkan karena belum ada

vaksin yang dapat mencegah pneumonia secara langsung. Daya

tahan tubuh anak yang rendah dapat mempengaruhi kejadian

pneumonia pada balita yang telah memiliki imunisasi lengkap.

Kemampuan tubuh seorang anak untuk menangkal suatu penyakit

dipengaruhi beberapa faktor yaitu: faktor genetik dan kualitas vaksin.

Upaya untuk menurunkan resiko penyakit pneumonia perlu

dilakukan, yaitu dengan pemberian Imunisasi dasar lengkap. Program

pemerintah setiap balita harus mendapatkan Lima Imunisasi dasar

Lengkap (LIL) yang mencakup 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis

Polio, 4 dosis Hepatitis B dan 1 dosis Campak. Penyakit pneumonia

akan menyerang apabila kekebalan tubuh (immunitas) menurun. Bayi

53

Page 67: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxvii

dan anak di bawah lima tahun adalah kelompok yang memiliki sistem

kekebalan tubuh yang masih sangat rentan terhadap berbagai

penyakit termasuk penyakit pneumonia baik golongan pneumonia

ataupun golongan bukan pneumonia (Presylia, 2014).

Hasil penelitian ini bisa dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu

dimana sebagian besar adalah SMA. Dengan pendidikan tersebut ibu

telah banyak terpapar informasi tentang pentingnya imunisasi bagi

anaknya baik dari tempat sekolahnya dulu maupun informasi dari

media televisi, cetak dan internet. Notoatmodjo (2007), menyebutkan

bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah

menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan

yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai yang di perkenalkan.

Dari segi pekerjaan ibu yang sebagian besar tidak bekerja, ibu

mempunyai banyak waktu untuk membawa bayinya ke Puskesmas

dan posyandu agar bayinya mendapatkan imunisasi yang diperlukan.

Dari segi umur ibu yang sebagian besar usia produktif dimana

menurut Notoatmodjo (2007), menyebutkan bahwa semakin cukup

usia seseorang, tingkat kemampuan atau kematangan akan lebih

mudah untuk berpikir, dan mudah menerima informasi-informasi

tentang imunisasi dan manfaatnya.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agussalim

(2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara status

imunisasi dengan kejadian penyakit pneumonia, dengan demikian

54

Page 68: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxviii

adanya pemberian imunisasi yang lengkap maka risiko penyakit

pneumonia akan semakin kecil. Bayi dan balita yang pernah

terserang campak akan mendapat kekebalan alami terhadap

pneumonia sebagai komplikasi campak. Selain itu penelitian yang

dilakukan oleh Darmayanti (2014), menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara status imunisasi dasar lengkap dengan kejadian

pneumonia pada balita.

Salah satu pencegahan penyakit pneumonia antara lain dengan

imunisasi. Imunisasi merupakan upaya yang dilakukan dengan

sengaja memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak

sehingga terhindar dari penyakit dengan memasukan vaksin kedalam

tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah penyakit

tertentu. Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau

diminum (oral). Setelah vaksin masuk ke dalam tubuh, sistem

pertahanan tubuh akan bereaksi membentuk antibodi. Antibodi

selanjutnya akan membentuk imunitas terhadap jenis virus atau

bakteri tersebut.

Pemberian imunisasi sangat diperlukan baik pada anak-anak

maupun orang dewasa. Imunisasi dilakukan untuk menjaga

kekebalan tubuh kita supaya tidak mudah terserang berbagai macam

penyakit yang disebabkan oleh virus/bakteri. Imunisasi bermafaat

untuk mencegah beberapa jenis penyakit infeksi seperti polio, TBC,

difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B dan Campak. Bahkan imunisasi

juga dapat mencegah kematian dari akibat penyakit-penyakit

55

Page 69: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxix

tersebut. Penyakit yang tergolong pneumonia yang dapat dicegah

dengan imunisasi adalah difteri dan batuk rejan (Depkes RI, 2010).

Dengan memberikan 5 imunisasi dasar pada bayinya, ibu

mengharapkan Imunisasi tersebut dapat memberikan manfaat dalam

memberikan perlindungan terhadap beberapa jenis penyakit infeksi

seperti polio, TBC, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B dan Campak.

Kemenkes RI. dalam Suparyanto (2014), menyebutkan bahwa

Imunisasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah

terjadinya suatu penyakit dengan cara memberikan mikroorganisme

bibit penyakit berbahaya yang telah dilemahkan (vaksin) kedalam

tubuh sehingga merangsang sistem kekebalan tubuh terhadap jenis

antigen itu dimasa yang akan datang.

Menurut Agussalim (2012), bayi dan balita yang pernah

terserang campak dan selamat akan mendapat kekebalan alami

terhadap pneumonia sebagai komplikasi campak. Sebagian besar

kematian pneumonia berasal dari jenis pneumonia yang berkembang

dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti difteri,

pertusis, campak, maka peningkatan cakupan imunisasi akan

berperan besar dalam upaya pemberantasan pneumonia. Untuk

mengurangi faktor yang meningkatkan mortalitas pneumonia,

diupayakan imunisasi lengkap. Bayi dan balita yang mempunyai

status imunisasi lengkap bila menderita pneumonia dapat diharapkan

perkembangan penyakitnya tidak akan menjadi lebih berat. Cara yang

terbukti paling efektif saat ini adalah dengan pemberian imunisasi

56

Page 70: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxx

campak dan pertusis (DPT). Jadi, imunisasi campak dan DPT yang

diberikan bukan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap

pneumonia secara langsung, melainkan hanya untuk mencegah

faktor yang dapat memacu terjadinya pneumonia.

Menurut Utami (2013), meskipun balita telah menerima

imunisasi dasar lengkap balita masih berisiko mengalami pneumonia

karena disamping faktor penyebab pneumonia seperti bakteri, virus

dan jamur. Pneumonia juga dipengaruhi oleh bibit penyakit, umur,

jenis kelamin, pengetahuan, status gizi, berat bayi lahir, status ASI

eksklusif, status imunisasi dan faktor lingkungan. Kejadian penyakit

pneumonia pada balita dapat juga diakibatkan karena pengetahuan

ibu mengenai penyakit, pencegahan penyakit dan cara pemeliharaan

kesehatan yang masih kurang (Notoatmodjo, 2007). Apabila

pengetahuan mengenai penyebab penyakit, pengobatan serta

pencegahannya baik tentunya orang tua dapat mengontrol kesehatan

anak sehingga tidak terjadi pneumonia.

Menurut Layuk (2012), pneumonia dapat disebabkan oleh

karena adanya paparan dari virus maupun bakteri misalnya bakteri

dari genus streptococcus, haemophylus, staphylococcus, dan

pneumococcu, dan jenis virus influenza, parainfluena, dan rhinovirus.

Pneumonia yang terjadi pada balita tidak langsung dipengaruhi oleh

imunisasi dasar lengkap walaupun tujuan pemberian imunisasi adalah

untuk memberikan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Kebanyakan

kasus pneumonia yang terjadi didahului oleh penyakit campak yang

57

Page 71: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxi

merupakan salah satu faktor resiko penyebab pneumonia. Penyakit

campak inilah yang dapat dicegah melalui imunisasi dasar lengkap.

Masih tingginya kejadian pneumonia pada balita, walaupun telah

menerima imunisasi lengkap diakibatkan karena belum ada vaksin

yang dapat mencegah pneumonia secara langsung. Daya tahan

tubuh anak yang rendah dapat mempengaruhi kejadian pneumonia

pada balita yang telah memiliki imunisasi lengkap.

Umumnya untuk menilai status imunisasi pada balita dilihat dari

cakupan imunisasi campak, karena imunisasi campak merupakan

imunisasi terakhir yang diberikan saat bayi dengan harapan imunisasi

sebelumnya sudah diberikan dengan lengkap. Keberhasilan imunisasi

dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya status imun

penjamu, genetik, dan kualitas vaksin (Marimbi, 2010). Menurut

Hariani et al. dalam Suoth et al. (2016) anak yang telah menerima

imunisasi lengkap tapi menderita pneumonia, ini diakibatkan karena

daya tahan tubuh anak yang rendah yang dapat mempengaruhi

kejadian pneumonia pada anak. Imunisasi memang tidak dapat

mencegah masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh, akan tetapi bila

bayi mendapatkan imunisasi lengkap diharapkan perkembangan

penyakitnya tidak akan lebih berat.

Peningkatan cakupan imunisasi lengkap akan berperan besar

dalam upaya penanggulangan pneumonia. Bayi dan balita yang

mempunyai status imunisasi lengkap bila menderita pneumonia

diharapkan perkembangan penyakitnya tidak akan menjadi berat atau

58

Page 72: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxii

fatal. Dengan imunisasi campak yang efektif sekitar 11% kematian

pneumonia balita dapat dicegah dengan imunisasi pertusis (DPT) 6%

kematian pneumonia dapat dicegah. Pemberian imunisasi dapat

mencegah berbagai jenis penyakit infeksi termasuk pneumonia.

Pemberian imunisasi DPT khususnya dapat mencegah infeksi saluran

pernapasan, anti batuk rejan dan tetanus (Prabu, 2009).

59

Page 73: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxiii

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Sebagian besar responden memiliki Balita dengan status gizi yang

baik, yakni sebanyak 83 orang (53,2%)

2. Sebagain besar responden memiliki Balita imunisasi yang lengkap,

yakni sebanyak 102 orang (65,4%).

3. Balita yang menderita pneumonia sebanyak 78 orang (50,0%), dan

Balita yang tidak menderita pneumonia sebanyak 78 orang (50,0%).

4. Ada hubungan status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita di

Puskesmas Perumnas Kota Kendari, dengan nilai OR sebesar 1,395.

Ini berarti bahwa status gizi balita yang kurang memiliki risiko 1,39

kali lebih besar untuk menderita pneumonia di Puskesmas Perumnas.

5. Ada hubungan pemberian imunisasi dengan kejadian pneumonia

pada balita di Puskesmas Perumnas, dengan nilai OR sebesar 1,460.

Ini berarti bahwa pemberian imunisasi yang tidak lengkap memiliki

risiko 1,60 kali lebih besar untuk menderita pneumonia di Puskesmas

Perumnas.

60

Page 74: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxiv

B. Saran

1. Bagi pemerintah, dalam membuat perencanaan dengan

memprioritaskan upaya promotif melalui penyuluhan tentang penyakit

pneumonia, gizi balita dan pentingnya imunisasi serta menggerakkan

masyarakat dalam kegiatan posyandu dengan cara peningkatan

partisipasi kader posyandu sehingga dapat meningkatkan status

imunisasi dan perbaikan status gizi pada balita.

2. Bagi profesi sebaiknya dapat menambah wawasan profesi kebidanan

dalam menunjang peningkatan pengetahuan sumberdaya manusia

tentang peningkatan status gizi balita dan pemberian imunisasi dasar

lengkap dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

3. Bagi institusi, sebaiknya selalu mengembangkan pengabdian kepada

masyarakat melalui penelitian yang sesuai dengan kapasitas dan

profesi kebidanan sehingga mahasiswa kebidanan benar-benar

mengaplikasikan ilmu dan pengalaman yang diperoleh.

4. Diharapkan adanya penelitian lanjutan yang berhubungan dengan

penelitian ini untuk mengkaji lebih lanjut mengenai determinan yang

berpengaruh terhadap kejadian pneumonia pada balita dengan

menggunakan variabel lainnya seperti keadaan rumah, pemberian

vitamin A, dan pemberian ASI Eksklusif, dimana variabel tersebut

juga merupakan faktor pencetus terjadinya pneumonia pada balita.

61

Page 75: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxv

DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2011. http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/03/faktor-risiko-

kejadian-infeksi-saluran.html. Diakses tanggal 26-11-2016. pukul: 11.30 WITA

Agussalim, 2012. Hubungan pengetahuan, Status Imunisasi dan

Keberadaan Perokok Dalam Rumah Dengan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Balita di Puskesmas Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah STIKES ’Budiyah, 1(2).

Darmayanti. 2014. Hubungan Status Gizi dan Status Imunisasi dengan

Kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2014. (online) http://journal.stikes-mb.ac.id

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2012. Profil Kesehatan

Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kemenkes RI.

Layuk R, Narsi N, Wahidudin. 2012. Faktor yang berhubungan dengan

kejadian ISPA pada balita di Lembang Batu Sura. Universitas Hassanudin.

Marimbi H. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada

Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. Maryunani, A. 2012. Inisiasi Menyusui Dini, Asi Eksklusif Dan Manajemen

Laktasi. Jakarta: CV. Trans Info Media Nirwana A.B. 2014. ASI & Susu Formula Kandungan dan Manfaat ASI dan

Susu Formula. Yogyakarta: Nuha Medika. Notoatmodjo S, 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Cetakan Kedua, Jakarta:

Rineka Cipta. Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta. Pamungkas Dian Rahayu, 2012. Analisis Factor Risiko Pneumonia Pada

Balita Di 4 Provinsi di Wilayah Indonesia Timur. Skripsi, Jakarta, FKM UI

62

Page 76: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxvi

Poltekkes Kendari, 2014/2015. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Kendari: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari.

Prabu. 2009. Faktor Resiko ISPA pada balita. Tersedia pada:

http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/15/faktor-risiko-ispa-pada-balita/ [diakses 2 Mei 2017]

Presilya S. 2014. Hubungan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap dengan

Kejadian Penyakit ISPA Berulang pada Balita di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado. Manado.

Prihatiningtyas R.A, 2014. Deteksi Dengan Cepat, Obati 30 Penyakit Yang

Sering Menyerang Ana, Tangani Dengan Cepat Agar Anak Tetap Sehat. Yogyakarta: Media Presindo.

Profil Kesehatan dan Program P2PL Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara

Tahun 2015 Pudjiadi S., 2010. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Fakultas kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta Puskesmas Perumnas, 2015. Profil Kesehatan Perumnas Kota Kendari,

Sulawesi Tenggara. Qauliyah,A. 2010. Diagnosa Dan Penatalaksanaan Penyakit Pneumonia.

Diakses Tanggal 17 Desember 2016 Pukul 21.00 WIB Dari Http://Astaqauliyah.Com/2010/07/Referat-Kedokteran-Diagnosis-Dan-Penatalaksanaan-Penyakit-Pneumonia/

Quigley, MA, Kelly, YJ, Sacker, A. 2011. Breasfeeding And Hospitalization

For Diarrheal Repiratory Infection In The United Kingdom Millennium Cohort Study, Peaditrics.

Rusepno, dkk, 2008. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, jilid I. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Suoth S, Tandipajung T, Kiling M. 2016. Hubungan Status Gizi dan Status

Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Ratatotok. 2016; 3(2): 54.

Sugiyono. 2008. Riset Keperawatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Offset WHO dan UNICEF. 2015. Maternal and Fetal death in the World.

Jenewa.Swiss WHO. 2014. Pneumonia. http://www.who.int/en/. Diakses tanggal 17

Desember 2016 pukul 21.00 WITA

63

Page 77: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxvii

Widagdo. 2012. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Anak dengan Demam. Jakarta: Sagung Seto

Yetti N, Muhammad A.T. 2014. Gizi Buruk, Ancaman Generasi yang Hilang.

Tersedia pada: http://agathariyadi.wordpress.com/2014/03/23/ analisis-metabolisme-nutrisi-berkaitan-dengan-manifestasi-klinis-gizi-buruk-pada-balita/. [Diakses tanggal 2 Mei 2017].

64

Page 78: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxviii

Page 79: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxix

Page 80: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxx

Page 81: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxxi

Page 82: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxxii

Lampiran 2. Tabel Z-Skor Month L M S SD3neg SD2neg SD1neg SD0 SD1 SD2 SD3

0 0.3487 3.3464 0.14602 2.1 2.5 2.9 3.3 3.9 4.4 5.0

1 0.2297 4.4709 0.13395 2.9 3.4 3.9 4.5 5.1 5.8 6.6

2 0.1970 5.5675 0.12385 3.8 4.3 4.9 5.6 6.3 7.1 8.0

3 0.1738 6.3762 0.11727 4.4 5.0 5.7 6.4 7.2 8.0 9.0

4 0.1553 7.0023 0.11316 4.9 5.6 6.2 7.0 7.8 8.7 9.7

5 0.1395 7.5105 0.11080 5.3 6.0 6.7 7.5 8.4 9.3 10.4

6 0.1257 7.9340 0.10958 5.7 6.4 7.1 7.9 8.8 9.8 10.9

7 0.1134 8.2970 0.10902 5.9 6.7 7.4 8.3 9.2 10.3 11.4

8 0.1021 8.6151 0.10882 6.2 6.9 7.7 8.6 9.6 10.7 11.9

9 0.0917 8.9014 0.10881 6.4 7.1 8.0 8.9 9.9 11.0 12.3

10 0.0820 9.1649 0.10891 6.6 7.4 8.2 9.2 10.2 11.4 12.7

11 0.0730 9.4122 0.10906 6.8 7.6 8.4 9.4 10.5 11.7 13.0

12 0.0644 9.6479 0.10925 6.9 7.7 8.6 9.6 10.8 12.0 13.3

13 0.0563 9.8749 0.10949 7.1 7.9 8.8 9.9 11.0 12.3 13.7

14 0.0487 10.0953 0.10976 7.2 8.1 9.0 10.1 11.3 12.6 14.0

15 0.0413 10.3108 0.11007 7.4 8.3 9.2 10.3 11.5 12.8 14.3

16 0.0343 10.5228 0.11041 7.5 8.4 9.4 10.5 11.7 13.1 14.6

17 0.0275 10.7319 0.11079 7.7 8.6 9.6 10.7 12.0 13.4 14.9

18 0.0211 10.9385 0.11119 7.8 8.8 9.8 10.9 12.2 13.7 15.3

19 0.0148 11.1430 0.11164 8.0 8.9 10.0 11.1 12.5 13.9 15.6

20 0.0087 11.3462 0.11211 8.1 9.1 10.1 11.3 12.7 14.2 15.9

21 0.0029 11.5486 0.11261 8.2 9.2 10.3 11.5 12.9 14.5 16.2

22 -0.0028 11.7504 0.11314 8.4 9.4 10.5 11.8 13.2 14.7 16.5

23 -0.0083 11.9514 0.11369 8.5 9.5 10.7 12.0 13.4 15.0 16.8

24 -0.0137 12.1515 0.11426 8.6 9.7 10.8 12.2 13.6 15.3 17.1

25 -0.0189 12.3502 0.11485 8.8 9.8 11.0 12.4 13.9 15.5 17.5

26 -0.0240 12.5466 0.11544 8.9 10.0 11.2 12.5 14.1 15.8 17.8

27 -0.0289 12.7401 0.11604 9.0 10.1 11.3 12.7 14.3 16.1 18.1

28 -0.0337 12.9303 0.11664 9.1 10.2 11.5 12.9 14.5 16.3 18.4

29 -0.0385 13.1169 0.11723 9.2 10.4 11.7 13.1 14.8 16.6 18.7

30 -0.0431 13.3000 0.11781 9.4 10.5 11.8 13.3 15.0 16.9 19.0

31 -0.0476 13.4798 0.11839 9.5 10.7 12.0 13.5 15.2 17.1 19.3

32 -0.0520 13.6567 0.11896 9.6 10.8 12.1 13.7 15.4 17.4 19.6

33 -0.0564 13.8309 0.11953 9.7 10.9 12.3 13.8 15.6 17.6 19.9

34 -0.0606 14.0031 0.12008 9.8 11.0 12.4 14.0 15.8 17.8 20.2

35 -0.0648 14.1736 0.12062 9.9 11.2 12.6 14.2 16.0 18.1 20.4

36 -0.0689 14.3429 0.12116 10.0 11.3 12.7 14.3 16.2 18.3 20.7

37 -0.0729 14.5113 0.12168 10.1 11.4 12.9 14.5 16.4 18.6 21.0

38 -0.0769 14.6791 0.12220 10.2 11.5 13.0 14.7 16.6 18.8 21.3

39 -0.0808 14.8466 0.12271 10.3 11.6 13.1 14.8 16.8 19.0 21.6

40 -0.0846 15.0140 0.12322 10.4 11.8 13.3 15.0 17.0 19.3 21.9

41 -0.0883 15.1813 0.12373 10.5 11.9 13.4 15.2 17.2 19.5 22.1

42 -0.0920 15.3486 0.12425 10.6 12.0 13.6 15.3 17.4 19.7 22.4

43 -0.0957 15.5158 0.12478 10.7 12.1 13.7 15.5 17.6 20.0 22.7

44 -0.0993 15.6828 0.12531 10.8 12.2 13.8 15.7 17.8 20.2 23.0

45 -0.1028 15.8497 0.12586 10.9 12.4 14.0 15.8 18.0 20.5 23.3

46 -0.1063 16.0163 0.12643 11.0 12.5 14.1 16.0 18.2 20.7 23.6

47 -0.1097 16.1827 0.12700 11.1 12.6 14.3 16.2 18.4 20.9 23.9

48 -0.1131 16.3489 0.12759 11.2 12.7 14.4 16.3 18.6 21.2 24.2

49 -0.1165 16.5150 0.12819 11.3 12.8 14.5 16.5 18.8 21.4 24.5

50 -0.1198 16.6811 0.12880 11.4 12.9 14.7 16.7 19.0 21.7 24.8

51 -0.1230 16.8471 0.12943 11.5 13.1 14.8 16.8 19.2 21.9 25.1

52 -0.1262 17.0132 0.13005 11.6 13.2 15.0 17.0 19.4 22.2 25.4

Page 83: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxxiii

53 -0.1294 17.1792 0.13069 11.7 13.3 15.1 17.2 19.6 22.4 25.7

54 -0.1325 17.3452 0.13133 11.8 13.4 15.2 17.3 19.8 22.7 26.0

55 -0.1356 17.5111 0.13197 11.9 13.5 15.4 17.5 20.0 22.9 26.3

56 -0.1387 17.6768 0.13261 12.0 13.6 15.5 17.7 20.2 23.2 26.6

57 -0.1417 17.8422 0.13325 12.1 13.7 15.6 17.8 20.4 23.4 26.9

58 -0.1447 18.0073 0.13389 12.2 13.8 15.8 18.0 20.6 23.7 27.2

59 -0.1477 18.1722 0.13453 12.3 14.0 15.9 18.2 20.8 23.9 27.6

60 -0.1506 18.3366 0.13517 12.4 14.1 16.0 18.3 21.0 24.2 27.9

Sumber: Supariasa (2010).

Page 84: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxxiv

fh

fhfoX

2

2)(

Lampiran 3. Analisis Chi Square

Mencari derajat bebas (db) Db = (k-1)(b-1) = (2-1)(2-1) = 1 Jadi X2 tabel = 3,841 Rumus Chi kuadrat sebagai berikut :

Uji statistik menggunakan chi kuadrat variabel Status Gizi:

fo fh fo-fh (fo-fh)2 (fo-fh)2 / fh

43

30

35

48

78 x 73 = 36,5 156 78 x 73 = 36,5 156 78 x 83 = 41,5 156 78 x 83 = 41,5 156

6,5

-6,5

-6,5

6,5

42,25

42,25

42,25

42,25

1,157

1,157

1,018

1,018

Jumlah X2hitung 4,351

Rumus Odds Ratio

DC

CBA

A

OR

395,1422,0

589,0

4835

353043

43

OR

Page 85: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxxv

fh

fhfoX

2

2)(

Mencari derajat bebas (db) Db = (k-1)(b-1) = (2-1)(2-1) = 1 Jadi X2 tabel = 3,841 Rumus Chi kuadrat sebagai berikut : Uji statistik menggunakan chi kuadrat variabel Pemberian Imunisasi :

fo fh fo-fh (fo-fh)2 (fo-fh)2 / fh

34

20

44

58

78 x 54 = 27 156 78 x 54 = 27 156 78 x 102 = 51 156 78 x 102 = 51 156

7

-7

-7

7

49

49

49

49

1,815

1,815

0,961

0,961

Jumlah X2hitung 5,552

Rumus Odds Ratio

DC

CBA

A

OR

459,14314,0

6296,0

5844

442034

34

OR

Page 86: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxxvi

Status Gizi * Kejadian Pneumonia

Crosstab

Kejadian Pneumonia

Total Kasus Kontrol

Status Gizi Kurang Count 43 30 73

Expected Count 36.5 36.5 73.0

% within Status Gizi 58.9% 41.1% 100.0%

% within Kejadian Pneumonia 55.1% 38.5% 46.8%

% of Total 27.6% 19.2% 46.8%

Baik Count 35 48 83

Expected Count 41.5 41.5 83.0

% within Status Gizi 42.2% 57.8% 100.0%

% within Kejadian Pneumonia 44.9% 61.5% 53.2%

% of Total 22.4% 30.8% 53.2%

Total Count 78 78 156

Expected Count 78.0 78.0 156.0

% within Status Gizi 50.0% 50.0% 100.0%

% within Kejadian Pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 4.351a 1 .037

Continuity Correctionb 3.708 1 .054

Likelihood Ratio 4.372 1 .037

Fisher's Exact Test .054 .027

Linear-by-Linear Association 4.323 1 .038

N of Valid Cases 156

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 36.50.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 87: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxxvii

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Status Gizi (Kurang / Baik)

1.966 1.038 3.721

For cohort Kejadian Pneumonia = Kasus

1.397 1.018 1.917

For cohort Kejadian Pneumonia = Kontrol

.711 .511 .989

N of Valid Cases 156

Pemberian Imunisasi * Kejadian Pneumonia

Crosstab

Kejadian Pneumonia

Total Kasus Kontrol

Pemberian Imunisasi

Tidak Lengkap Count 34 20 54

Expected Count 27.0 27.0 54.0

% within Pemberian Imunisasi 63.0% 37.0% 100.0%

% within Kejadian Pneumonia 43.6% 25.6% 34.6%

% of Total 21.8% 12.8% 34.6%

Lengkap Count 44 58 102

Expected Count 51.0 51.0 102.0

% within Pemberian Imunisasi 43.1% 56.9% 100.0%

% within Kejadian Pneumonia 56.4% 74.4% 65.4%

% of Total 28.2% 37.2% 65.4%

Total Count 78 78 156

Expected Count 78.0 78.0 156.0

% within Pemberian Imunisasi 50.0% 50.0% 100.0%

% within Kejadian Pneumonia 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Page 88: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxxviii

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 5.551a 1 .018

Continuity Correctionb 4.786 1 .029

Likelihood Ratio 5.599 1 .018

Fisher's Exact Test .028 .014

Linear-by-Linear Association 5.516 1 .019

N of Valid Cases 156

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 27.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pemberian Imunisasi (Tidak Lengkap / Lengkap)

2.241 1.138 4.411

For cohort Kejadian Pneumonia = Kasus

1.460 1.079 1.975

For cohort Kejadian Pneumonia = Kontrol

.651 .442 .959

N of Valid Cases 156

Page 89: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

lxxxix

Page 90: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xc

jjhguyuy

Page 91: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xci

157

Page 92: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xcii

Page 93: HUBUNGAN STATUS GIZI DAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ... wita saipi skripsi.pdf · ii lembar persetujuan skripsi hubungan status gizi dan imunisasi dengan kejadian pneumonia pada balita

xciii