Top Banner
HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA/SISWI PENGGUNA SMARTPHONE DI SMA N 105 JAKARTA OLEH : DINAR MARGIA TANAYA 802013171 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017
30

HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

Mar 06, 2019

Download

Documents

lamthu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN PROKRASTINASI

AKADEMIK PADA SISWA/SISWI PENGGUNA SMARTPHONE DI

SMA N 105 JAKARTA

OLEH :

DINAR MARGIA TANAYA

802013171

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone
Page 3: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone
Page 4: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone
Page 5: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone
Page 6: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

1

PENDAHULUAN

Prokrastinasi dapat terjadi pada setiap bidang kehidupan, salah satunya pada bidang

pendidikan. Prokrastinasi yang dilakukan pada bidang pendidikan dinamakan prokrastinasi

akademik dan banyak dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa. Djamarah (2002) mengatakan

bahwa selama menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal baik pelajar maupun mahasiswa,

tidak akan terlepas dari keharusan mengerjakan tugas-tugas studi. Tugas-tugas tersebut sangat

penting untuk dikerjakan bagi siswa dan siswi di sekolah. Menurut Xu & Yuan (2003) sebagian

besar siswa sekolah menengah mengerjakan tugas setiap malam, dan orang tua serta guru

meyakini bahwa mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah memiliki peran penting dalam proses

belajar, prestasi, dan pengembangan keterampilan. Apabila pelajar tidak mengerjakan tugas,

maka akan berpengaruh pada nilai yang diperoleh atau bahkan dapat menyebabkan tidak naik

kelas. Namun, menunda-nunda mengerjakan tugas masih tetap dilakukan oleh pelajar.

Menghindar dari tugas, menjanjikan untuk mengerjakan nanti, menggunakan berbagai alasan

untuk membenarkan penundaan tersebut serta mencegah dirinya disalahkan oleh orang lain

merupakan tanda bahwa seseorang melakukan prokrastinasi akademik (Knaus, 2010).

Menurut Frings (2003) seseorang melakukan prokrastinasi karena tidak ingin

melakukannya, tugas yang diberikan terlalu berat, dan tugas tidak berada pada prioritas yang

harus dikerjakan. Penudaan tugas juga terjadi karena mengerjakan tugas butuh usaha yang

banyak dan menimbulkan kecemasan bahkan tugas dinilai sebagai tugas yang tidak

menyenangkan (Scher & Osterman, 2003). Beberapa penelitian tentang pelajar yang

melakukan prokrastinasi menemukan bahwa prokrastinasi menyebabkan stres, bahkan

menimbulkan perasaan cemas dan bersalah (Ferrari, Johnson, & Mccown 1995). Prokrastinasi

dinilai memberikan pengaruh negatif dalam fungsi akademik (Klassen dkk, 2009).

Page 7: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

2

Prokrastinasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor psikologis, seperti efikasi diri

(Seo, 2008; Wolters, 2003), regulasi diri (Senécal & Koestner, 2012), perfeksionisme

(Onwuegbuzie, 2000), motivasi (Lee, 2005) dan fail of failure (Elliott & Thrash, 2004).

Penelitian yang dilakukan oleh Klassen & Kuzucu (2009) mengatakan bahwa mereka yang

menunda mengerjakan tugas, menghabiskan waktunya dengan media elektronik, seperti

menonton televisi, mengirim e-mail, online media sosial dan bermain game di komputer.

Penggunaan media merupakan salah satu faktor yang juga dapat menyebabkan seseorang

melakukan prokrastinasi. Media tersebut diawali dengan komputer, namun saat ini bergeser

pada penggunaan ponsel, terutama smartphone (Underwood, dkk., 2012; Valkenburg & Peter,

2011, dalam Santrock, 2014). Penggunaan smartthone sebagai ponsel pintar menjadi

perbedaan pada ponsel biasa, hal ini dikarenakan bahwa pada smartphone terdapat varian dan

keunggulan dalam sistem operasional (Gary, Thomas & Misty, 2007). Dalam sebuah

smartphone terdapat banyak penggunaan dan para pengguna smartphone memfungsikan alat

tersebut dengan berbagai tujuan positif, seperti daily life, mencari berbagai informasi maupun

pengalihan stres untuk berkomunikasi dan bermain game (Salehan & Neghaban, 2015).

Menurut survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet

Indonesia pada tahun 2016, sebanyak 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet.

Hal tersebut mengindikasikan kenaikan jumlah pengguna internet dibandingkan hasil survey

pada 2014 lalu. Data survei juga mengungkap bahwa rata-rata pengakses internet di Indonesia

menggunakan perangkat genggam, yaitu sebanyak 63,1 juta orang mengakses internet dari

smartphone. Survey yang dilakukan RapidValue Solution pada tahun 2014 menyatakan bahwa

Indonesia berada di peringkat pertama daftar pengguna smartphone terbesar di Asia Tenggara

dengan jumlah pengguna mencapai 57,5 juta. Bahkan sejumlah 72% remaja atau anak sekolah

di Indonesia adalah pengguna smartphone (RapidValue Solution, 2014).

Page 8: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

3

Salah satu hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan smartphone berkaitan

dengan kerugian yang didapatkan, terutama bagi remaja (Attamimi, 2011). Semakin sering

individu menggunakan smartphone, semakin mereka menjadi ketergantungan pada

smartphone (Hong, Chiu & Huang, 2012). Bahkan adanya smartphone juga memiliki efek baru

pada perilaku penggunanya (Bian & Leung, 2014). Kemunculan smartphone membuat banyak

kalangan remaja lebih asik dan sibuk dengan fitur yang terdapat pada alat tersebut, mereka jauh

lebih menyukai interaksi via jejaring sosial media, daripada bertatap muka langsung. Gejala

perilaku tersebut yaitu seseorang jauh lebih peka pada sesuatu yang terjadi dengan smartphone

yang dibawa daripada lingkungan sekitarnya, yang kemudian hal tersebut akan menjadi sebuah

masalah bagi penggunanya (Salehan & Neghaban, 2013). Perilaku baru tersebut apabila tidak

dapat terkontrol dan terkendali akan menjadikan individu tersebut menjadi addict terhadap

smartphone, atau yang disebut dengan smartphone addiction. Smartphone addiction

merupakan sebuah perilaku adiksi, hilangnya kontrol diri karena keasyikan dan terobsesi yang

berlebih dengan penggunaan smartphone (Kim, Kim, Kim, Ju, Choi & Yu, 2015). Individu

dengan kecanduan smartphone dilihat tidak pernah lepas dari gadget atau smartphonenya.

Penelitian yang dilakukan oleh Mozes (2014), menemukan bahwa remaja memeriksa

ponselnya setiap 60 kali sehari. Sebuah perusahaan periklanan mobile bernama Flurry

mengeluarkan jumlah laporan mengenai jumlah pecandu smartphone saat ini. Dalam

laporannya, Flurry mematok bahwa mobile addict atau smarhone addiction adalah orang yang

membuka aplikasi pada smartphone mereka sebanyak lebih dari 60 kali. Dari 1,4 miliar

pengguna smartphone yang diteliti, 176 juta orang diantaranya kecanduan smartphone. Survey

yang juga dilakukan oleh SecurEnvoy menemukan seberapa besar ketergantungan orang-orang

pada ponselnya. Usia muda, yaitu 18-24 tahun merupakan kelompok usia yang paling

kecanduan terhadap ponsel mereka. Sebanyak 77% dari mereka mengaku tidak bisa jauh-jauh

dari ponselnya lebih dari satu menit. Dilansir dari www.nytimes.com, menurut Nancy Colier

Page 9: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

4

seorang psikoterapis, sebagian besar orang memeriksa smartphone mereka sebanyak 150 kali

setiap harinya atau setiap enam menit.

Penelitian mengenai academic stress dengan smartphone addiction pada mahasiswa

pengguna smartphone mengungkapkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kedua

variabel (Karuniawan & Cahyanti, 2013; Samaha & Nawi, 2016). Ketika pelajar menggunakan

smartphone sebagai coping stress karena stres akademik yang dialaminya, akan dapat

menimbulkan penggunaan smartphone secara berlebihan dan tidak terkontrol. Pelajar yang

menghabiskan waktu belajarnya untuk menggunakan smartphone dengan pemakaian yang

berlebihan menyebabkan pelajar menjadi malas untuk mengerjakan pekerjaan sekolah yang

harus diselesaikan. Hal tersebut menjadi penyebab pelajar menunda pekerjaan atau tugas yang

harus diselesaikannya.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, timbul perilaku menunda-nunda dalam

mengerjakan atau menyelesaikan tugas akademik di SMA Negeri 105 Jakarta. Ketika tiba

waktu harus mengumpulkan tugas, beberapa pelajar datang ke sekolah lebih awal untuk

mengerjakan tugas yang diberikan dengan mencontek pekerjaan temannya. Jauh sebelum

waktu deadline pengumpulan tugas, mereka justru lebih tertarik untuk melakukan aktifitas lain

yang lebih menyenangkan dengan smartphone yang mereka punya, baik itu bermain games,

mengecek media sosial, chatting, browsing, dan lain sebagainya. Jadi, waktu yang seharusnya

digunakan untuk mengerjakan tugas justru digunakan untuk menggunakan smartphone.

Perilaku tersebut menunjukkan bahwa individu kurang dapat mengontrol dan mengendalikan

diri dalam penggunaan smartphone.

Page 10: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

5

Prokrastinasi Akademik

Tuckman (1990) menjelaskan mengenai tiga aspek prokrastinasi yaitu: (1) tendency to

delay or put off doing things / membuang waktu. Merupakan kecenderungan untuk membuang

waktu secara sia-sia dalam menyelesaikan tugas yang perlu diprioritaskan demi melakukan hal-

hal lain yang tidak penting. (2) tendency to have difficulty doing unpleasant thungs and when

possible to avoid or circumvent the unpleasantness / kesulitan dan penghindaran dalam

melakukan sesuatu yang tidak disukai. Merupakan kecenderungan untuk merasa berkeberatan

mengerjakan hal-hal yang tidak disukai dalam tugas yang harus dikerjakannya tersebut atau

jika memungkinkan akan mengindari hal-hal yang dianggap mendatangkan perasaan tidak

menyenangkan. (3) tendency to blame others for one’s own plight / menyalahkan orang lain.

Merupakan kecenderungan untuk menyalahkan pihak lain atas penderitaan yang dialami diri

sendiri dalam mengerjakan sesuatu yang ditundanya. Aspek-aspek prokrastinasi akademik

tersebut yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Menurut Bernard (1991) faktor-faktor penyebab perilaku prokrastinasi ada sepuluh

yaitu kecemasan, depresi diri, marah terhadap orang lain, stres dan kelelahan, kesulitan untuk

menolak permintaan orang lain, ketidakmampuan mengatur waktu, lingkungan yang tidak

terorganisasi dengan baik, mempunyai toleransi akan stres yang rendah, kurangnya

pengetahuan akan tugas, dan kecenderungan untuk mencari kenyamanan.

Page 11: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

6

Smartphone Addiction

Menurut Williams & Sawyer (2011), smartphone adalah ponsel dengan mikroprosesor,

memori, layar dan modem bawaan. Smartphone merupakan ponsel multimedia yang

menggabungkan fungsionalitas PC dan handset sehingga menghasilkan gadget yang mewah,

dimana terdapat pesan teks, kamera, pemutar musik, video, game, akses e-mail, tv digital,

search engine, pengelola informasi pribadi, fitur GPS, jasa telepon internet dan bahkan terdapat

telepon yang juga berfungsi sebagai kartu kredit. Gary, Thomas & Misty (2007) menyebutkan

bahwa smartphone (gadget) adalah telepon yang bisa dipakai untuk mengakses internet dan

biasanya menyediakan fungsi Personal Digital Assistant (PDA), seperti fungsi kalender, buku

agenda, buku alamat, dan kalkulator. Jadi, suatu ponsel dapat dikategorikan sebagai

smartphone bila dapat berjalan pada perangkat lunak operating system yang lengkap

(Mabruroh & Dihan, 2015). Smartphone memiliki definisi yang beragam, meski ada kesamaan

yang menjadi acuan yaitu gadget yang bersifat multi fungsi karena dukungan berbagai aplikasi

software.

Kecanduan atau addictions memiliki beberapa karakteristik yaitu adanya toleransi

(meningkatkan penggunaan sesuai dengan yang diinginkan), penarikan diri, terus menerus

menggunakan meskipun tahu bahwa berdampak negatif, kehilangan kontrol, adanya upaya

untuk mengurangi namun seringkali tidak berhasil, dan mengurangi keterlibatannya dalam

kegiatan sosial (DSM-5, 2013).

Kwon, Kim, Cho & Yang (2013) menyebutkan bahwa istilah smartphone addictions

adalah sebagai perilaku keterikatan atau kecanduan terhadap smartphone memungkinkan

menjadi masalah sosial seperti halnya menarik diri dan kesulitan dalam performa aktivitas

sehari-hari atau sebagai gangguan kontrol impuls terhadap diri seseorang. Perilaku dapat

Page 12: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

7

dikatakan sebagai perilaku kecanduan apabila seseorang tidak dapat mengontrol keinginannya

dan menyebabkan dampak negatif pada diri individu yang bersangkutan (Yuwanto, 2013).

Sebenarnya orang-orang tidak mengalami kecanduan terhadap smartphone, tetapi pada

informasi, hiburan, koneksi hubungan personal dan juga internet yang ada didalam smartphone

(Emanuel dkk, 2015). Internet didalam smartphone inilah yang dapat membuat seseorang

mengalami kecanduan pada smartphone. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan

berkaitan dengan perkembangan skala smartphone addiction, kecanduan smartphone memiliki

simtom yaitu antara lain craving, withdrawal, tolerance, daily-life disturbance, dan preference

of cyberspace-oriented relationship (Kwon, Kim, Cho & Yang, 2013).

Page 13: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

8

Berdasarkan fenomena yang terjadi dan gambaran yang sudah dipaparkan diatas,

diketahui bahwa seseorang yang mengalami smartphone addiction dapat menjadi salah satu

yang memengaruhi individu melakukan perilaku menunda-nunda dalam hal ini yaitu menunda

tugas yang diberikan dari sekolah. Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu

terdapat suatu hubungan positif antara smartphone addiction dengan prokrastinasi akademik

pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone addiction yang

dimiliki, maka perilaku prokrastinasi akademik yang dilakukan akan meningkat. Begitu pula

sebaliknya.

Page 14: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

9

METODE PENELITIAN

Partisipan

Peneliti memilih untuk menggunakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian

ini adalah siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta kelas X yang berjumlah 210 orang.

Berdasarkan populasi tersebut, penulis mengambil sampel dalam jumlah penelitian yaitu 131

orang dengan taraf kesalahan 5% (Sugiyono, 2012). Teknik penentuan sampel penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dengan melihat karakteristik tertentu yakni

sebagai berikut:

1. Siswa dan siswi SMA N 105 Jakarta kelas X

2. Siswa dan siswi SMA N 105 Jakarta pengguna smartphone

Penelitian dilakukan di SMA N 105 Jakarta pada tanggal 15-18 Mei 2017. Cara

pengambilan data dalam penelitian ini yakni peneliti membagikan skala psikologi kepada 137

siswa dan siswi kelas X SMA N 105 Jakarta pada saat pelajaran bimbingan konseling

berlangsung. Peneliti meminta bantuan dan melakukan koordinasi bersama guru bimbingan

konseling SMA N 105 Jakarta terlebih dahulu. Responden yang diambil dalam penelitian ini

yaitu 137 orang meliputi kelas X IIS A, X MIA C, X IIS C, dan X IIS B.

Page 15: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

10

Instrumen Penelitian

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert yang terdiri dari

skala smartphone addiction yaitu Smartphone Addiction Scale (SAS) yang diadaptasi dari

Kwon, Kim, Cho & Yang (2013) dengan skor reliabilitas 0,91 dan 0,81 (Demirci, 2014). Skala

ini terdiri dari 33 aitem dengan tujuh subskala yaitu, daily-life disturbance and tolerance

(Rencana untuk mengerjakan tugas tidak dapat dilakukan akibat menggunakan smartphone),

withdrawal symptomps (Tidak ada hal lain yang lebih menyenangkan daripada menggunakan

smartphone), positive anticipation (Merasa tenang dan nyaman ketika menggunakan

smartphone), cyberspace-oriented relationship (Merasa bahwa hubungan dengan teman-teman

melalui smartphone lebih akrab), overuse (Tidak akan berhenti menggunakan smartphone

walaupun setiap hari merasa sangat terganggu karenanya), social network dependence (Secara

terus-menerus memeriksa smartphone supaya tetap memiliki obrolan dengan orang lain di

media sosial), dan physical symptomps (Mengalami pusing di kepala atau penglihatan kabur

akibat penggunaan smartphone yang berlebihan). Skor reliabilitas skala smartphone addiction

dalam penelitian ini yaitu 0,92. Setelah dilakukan dua kali putaran, tersisa 27 aitem dengan

aitem yang gugur sebanyak 6 aitem.

Sedangkan untuk skala prokrastinasi akademik merupakan skala Likert yang diadaptasi

dari skala prokrastinasi dan dikembangkan oleh Tuckman (1990). Skala ini terdiri dari 35 aitem

dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,9 (Tuckman, 1990) dan terdiri dari tiga subskala, yaitu

tendency to delay or put off doing things (Saya menunda menyelesaikan tugas yang tidak saya

suka), task avoidance (Saya menunda dalam membuat keputusan yang sulit), dan blaming

others (Kesulitan yang saya alami disebabkan karena orang lain). Skor reliabilitas skala

prokrastinasi akademik dalam penelitian ini yaitu 0,87. Dilakukan tiga kali putaran dengan

aitem yang terpakai sebanyak 20 aitem dan aitem yang gugur sebanyak 15 aitem. Responden

Page 16: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

11

memiliki lima pilihan jawaban dalam mengisi skala yaitu SS = Sangat sesuai, S = Sesuai, TS

= Tidak sesuai, dan STS = Sangat tidak sesuai.

Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini akan diolah dengan menggunakan teknik

statistik. Teknik yang digunakan untuk menguji hubungan antara kedua variabel adalah

korelasi Spearman. Analisis data akan dilakukan dengan bantuan program khusus komputer

statistik yaitu SPSS seri 16.0 for windows.

Page 17: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

12

HASIL PENELITIAN

Analisis Deskriptif

Berikut merupakan hasil perhitungan dari nilai rata-rata, minimal, maksimal, dan

standar deviasi sebagai hasil pengukuran skala prokrastinasi akademik dan smartphone

addiction:

Tabel 1. Deskriptif Statistika

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation Minimum Maximum

PROKRASTINASI 137 49.61 7.812 26 70

SMARTPHONE

ADDICTION 137 68.6642 12.23981 35.00 104.00

Berdasarkan tabel, hasil perhitungan pada skala smartphone addiction yang diperoleh

skor paling rendah adalah 35, skor paling tinggi adalah 104 dengan rata-rata 68,6642 dan

standar deviasi 12,23981. Begitu juga dengan skala prokrastinasi akademik, skor yang paling

rendah adalah 26, skor paling tinggi yaitu 70, nilai rata-rata yang didapat yaitu 49,61 dan

standar deviasi 7,812.

Hasil analisis deskriptif data yang diperoleh, dibagi menjadi tiga kategori yaitu tinggi,

sedang, dan rendah. Pembagian interval dilakukan dengan mengurangi jumlah skor tertinggi

dengan jumlah skor terendah dan membaginya dengan jumlah kategori. Analisis deskriptif data

diperoleh hasil seperti pada tabel berikut:

Page 18: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

13

Tabel 2. Kategorisasi Pengukuran Skala Smartphone Addiction

Kriteria Skor Prokrastinasi Akademik

No. Interval Kategori Frekuensi Persentase Mean Standar

deviasi

1. 61 ≤ x ≤80 Tinggi 17 12,4 %

49,61

7,81 2. 41 ≤ x <60 Sedang 105 76,6 %

3. 20 ≤ x <40 Rendah 15 11 %

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subjek (76,6%)

memiliki prokrastinasi akademik dalam kategori sedang, 12,4% berada pada kategori tinggi,

dan 11% berada pada kategori rendah.

Tabel 3. Kategorisasi Pengukuran Prokrastinasi Akademik

Kriteria Skor Smartphone Addiction

No. Interval Kategori Frekuensi Persentase Mean Standar

deviasi

1. 82 ≤ x ≤108 Tinggi 23 16,8 %

68,66

12,24 2. 55 ≤ x <81 Sedang 102 74,4 %

3. 27 ≤ x <54 Rendah 12 8,8 %

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa sebagian besar subjek (74,4%) memiliki tingkat

smartphone addiction pada kategori sedang, 16,8% berada pada kategori tinggi, dan 8,8%

berada pada kategori rendah.

Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov Smirnov.

Data berdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p > 0,05) melalui hasil analisa

menggunakan program SPSS 16.0. Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:

Page 19: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

14

Tabel 4. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PROKRASTINASI

SMARTPHONE

ADDICTION

N 137 137

Normal

Parametersa

Mean 49.61 68.6642

Std. Deviation 7.812 12.23981

Most Extreme

Differences

Absolute .064 .055

Positive .064 .055

Negative -.053 -.047

Kolmogorov-Smirnov Z .751 .650

Asymp. Sig. (2-tailed) .625 .793

a. Test distribution is Normal.

Hasil dari perhitungan uji kolmogorov-smirnov Z pada variabel prokrastinasi

akademik diperoleh hasil skor sebesar 0,751 dengan nilai Sig. n = 0,625 (p > 0,05).

Sedangkan pada skor smartphone addiction besar nilai K-S-Z yaitu 0,650 dengan nilai

Sig. n = 0,793 (p > 0,05). Dengan demikian, maka artinya kedua variabel berdistribusi

normal.

b. Uji Linieritas

Pengujian linieritas diperlukan untuk mengetahui apakah dua variabel yang

sudah ditetapkan, memiliki hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Kedua

variabel dapat dikatakan linier apabila memiliki nilai signifikansi (p > 0,05). Pengujian

liniertias kedua variabel tertera pada tabel sebagai berikut:

Page 20: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

15

Tabel 5. Uji Linieritas

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, tabel diatas menunjukkan bahwa

hubungan prokrastinasi prokrastinasi akademik dan smartphone addiction adalah linear. Hal

tersebut dapat dilihat dari hasil uji linieritas yang memperoleh F beda = 1,072 dan nilai

signifikansi sebesar 0,384 (p > 0,05). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hubungan antara

prokrastinasi akademik dengan smartphone addiction menunjukkan garis yang sejajar atau

linear.

ANOVA Table

Sum of

Square

s df

Mean

Square F Sig.

PROKRASTINA

SI *

SMARTPHONE

ADDICTION

Between

Groups

(Combined) 3792.0

98 51 74.355 1.402 .084

Linearity 950.29

3 1 950.293 17.917 .000

Deviation

from

Linearity

2841.8

04 50 56.836 1.072 .384

Within Groups 4508.3

99 85 53.040

Total 8300.4

96

13

6

Page 21: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

16

Uji Korelasi

Perhitungan korelasi dilakukan setelah uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan

linieritas. Dari perhitungan uji korelasi antara variabel bebas dan terikat, dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 6. Korelasi Smartphone Addiction dengan

Prokrastinasi Akademik

Correlations

PROKRASTINASI

SMARTPHONE

ADDICTION

PROKRASTINASI Pearson

Correlation 1 .338**

Sig. (2-tailed) .000

N 137 137

SMARTPHONEADDI

CTION

Pearson

Correlation .338** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 137 137

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi antara prokrastinasi akademik smartphone

addiction dengan, didapatkan r = 0,338 dengan sig = 0,000 (p < 0,05). Hasil tersebut

menunjukkan adanya hubungan korelasi positif antara prokrastinasi akademik dengan

smartphone addiction pada siswa dan siswi pengguna smartphone di SMA N 105 Jakarta.

Page 22: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

17

Tabel 6. Data Pelengkap

Tipe smarpthone Kepemilikan smartphone

Android Ios Milik sendiri Milik orangtua Berbagi dgn

saudara

Tidak memiliki

smartphone

116 19 129 1 4 1

Penggunaan smartphone

Game Internet Media

sosial

Musik Berita SMS, BBM,

WA

Internet

TV

Telp Blog

96 127 122 118 89 101 77 21 8

Penggunaan internet pada smartphone Berhubungan

dgn teman

dan mencari

hiburan

Mengirim

e-mail

Mencari

tugas

sekolah

Bermain

game

online

Membaca

berita

hiburan

Mencari

jurnal

penelitian

Membaca

berita lokal,

nasional dan

internasional

Bernavigasi Membeli

sesuatu

Melakukan

sesuatu yg lain

126 95 125 69 102 26 68 34 66 42

Media social member

Facebook Twitter BBM Whatsapp Skype Instagram Line Snapchat Ask fm Path Youtube

74 50 26 101 14 117 83 9 2 3 7

Tempat menggunakan smartphone Tempat yang paling sering digunakan di rumah

Sekolah Rumah Cafe/rumah

makan

Rumah

teman

Kamar

tamu

Kamar

tidur

Ruang

makan

Ruang keluarga /

tv

80 120 27 115 33 116 15 15

Waktu menggunakan smartphone Lama menggunakan smartphone per hari

Setiap hari Beberapa

kali

seminggu

Seminggu

sekali

Sebulan

sekali

< 2 jam

2-5 jam

> 5 jam

130 4 1 2 6 23 71

Jenis kelamin Usia Perangkat smartphone

Laki-laki Perempuan 15 thn 16 thn 17 thn Ponsel Tablet Ipod

49 88 52 82 3 129 10 1

Page 23: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

18

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan antara smartphone addiction dengan

prokrastinasi akademik pada siswa dan siswi SMA N 105 Jakarta bahwa diperoleh hasil r =

0,338 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,05) yang berarti hasil tersebut menunjukkan adanya

hubungan positif yang signifikan antara smartphone addiction dengan prokrastinasi akademik

pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Kedua variabel memiliki hubungan positif yang

menunjukkan keduanya searah, artinya semakin tinggi tingkat smartphone addiction maka

semakin tinggi pula prokrastinasi akademik yang dilakukan pada siswa dan siswi SMA N 105

Jakarta, dan sebaliknya semakin rendah tingkat smartphone addiction maka semakin rendah

pula prokrastinasi akademik yang dilakukan pada siswa dan siswi SMA N 105 Jakarta.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian sesuai dengan hasil penelitian bahwa ada

hubungan positif antara smartphone addiction dengan prokrastinasi akademik pada siswa dan

siswi SMA N 105 Jakarta. Diterimanya hipotesis penelitian ini menunjukkan bahwa

smartphone addiction dapat digunakan untuk memprediksi prokrastinasi akademik pada siswa

dan siswi di SMA N 105 Jakarta.

Hasil penelitian ini sejalan oleh penelitian yang sudah dilakukan oleh Lee, Cho, Kim,

& Noh (2015) bahwa pelajar yang mengalami smartphone addiction terus-menerus

terganggu oleh aplikasi lain di dalam smartphone ketika belajar dan tidak memiliki kontrol

yang baik pada smartphone terhadap rencana belajar mereka. Ketika seseorang mengalami

kecanduan terhadap smartphone, hal itu membuatnya merasa keasyikan sehingga mengabaikan

pekerjaan atau tugas lain. Semakin dekat sebuah ponsel dengan pemiliknya, maka kemampuan

pemiliknya untuk fokus dan mengerjakan sebuah tugas akan semakin berkurang (Ward, Duke,

Gneezy & Bos, 2017) sehingga smartphone dilihat membawa hasil negatif dalam

perkembangan prestasi akademik pelajar (Kibona & Mgaya, 2015).

Page 24: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

19

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa prokrastinasi memiliki tiga aspek

penting (Tuckman, 1990) salah satunya yaitu membuang waktu secara sia-sia dalam

menyelesaikan tugas yang perlu diprioritaskan demi melakukan hal yang tidak penting. Dari

data yang sudah didapatkan, sebanyak 122 siswa dan siswi menggunakan smartphone untuk

media sosial dan 96 siswa siswi menggunakan smartphone untuk bermain game. Jejaring sosial

merupakan salah satu hal yang berhubungan dengan smartphone addiction (Severin, Castro,

Kwon, Filler, Kowatsch & Schaub, 2015). Dapat dikatakan bahwa jejaring sosial merupakan

prediktor yang lebih kuat daripada bermain game pada seseorang yang kecanduan smartphone

(Jeong, Kim, Yum & Hwang, 2016) karena situs media sosial menarik bagi remaja sebagai

sarana untuk membangun identitas sosial (Oberst, Renau, Chamarro & Carbonell, 2016)

sehingga menggunakan media sosial lebih menarik untuk dilakukan daripada menyelesaikan

tugas.

Menggunakan internet pada smartphone paling banyak dilakukan yaitu berjumlah 127

siswa dan siswi. Sebanyak 126 siswa dan siswi menggunakan internet untuk berhubungan

dengan teman dan mencari hiburan, serta 125 siswa siswi menggunakan internet untuk mencari

tugas sekolah. Penggunaan internet untuk mengerjakan tugas sekolah dilakukan oleh siswa dan

siswi SMA N 105 Jakarta, namun disisi lain penggunaan internet juga dilakukan untuk

berhubungan dengan teman dan mencari hiburan sehingga penundaan dalam mengerjakan

tugas dilakukan individu sebagai suatu bentuk coping yang digunakan untuk menyesuaikan diri

terhadap situasi yang dipersepsikan penuh stres (Burka & Yuen, 2008) atau untuk menghindari

emosi yang bersifat negatif yaitu awkwardness (kecanggungan), kebosanan, dan kecemasan

(Kaminski, 2015) karena individu cenderung berkeberatan mengerjakan hal-hal yang tidak

disukai dalam tugas yang harus dikerjakannya dan jika memungkinkan menghindari hal-hal

yang dianggap mendatangkan perasaan tidak menyenangkan dengan mencari hiburan

menggunakan smartphone.

Page 25: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

20

Hampir seluruh siswa dan siswi yang berjumlah 130 orang menggunakan smartphone

setiap hari. Sebanyak 71 siswa dan siswi menggunakan smartphone lebih dari lima jam. Salah

satu simtom yang dimiliki seseorang apabila mengalami smartphone addiction yaitu adalah

tolerance (DSM-5, 2013; Kwon, Kim, Cho & Yang, 2013). Individu cenderung meningkatkan

penggunaan smartphone sesuai yang diinginkan.

Dari hasil analisis deskriptif yang sudah didapatkan, siswa dan siswi SMA N 105

Jakarta memiliki tingkat smartphone addiction yang tergolong sedang 74,4% dan prokrastinasi

akademik 76,6% juga berada pada kategori sedang. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa smartphone addiction memberikan kontribusi sebesar 11,4% untuk melakukan

prokrastinasi akademik pada siswa dan siswi SMA N 105 Jakarta, sedangkan 88,6% lainnya

berasal dari faktor lain diluar smartphone addiction. Faktor lain tersebut yaitu beberapa faktor

psikologis, seperti efikasi diri (Seo, 2008; Wolters, 2003), regulasi diri (Senécal & Koestner,

2012), perfeksionisme (Onwuegbuzie, 2000), motivasi (Lee, 2005) dan fail of failure (Elliott

& Thrash, 2004).

Page 26: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

21

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah diuraikan, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Adanya hubungan positif antara smartphone addiction dengan prokrastinasi akademik

pada siswa/siswi pengguna smartphone di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi tingkat

smartphone addiction yang dimiliki, semakin tinggi pula prokrastinasi akademik yang

dilakukan, begitu pula sebaliknya.

2. Smartphone addiction memberikan kontribusi terhadap prokrastinasi akademik sebesar

11,4%, sedangkan 88,6% dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Sebagian besar siswa dan siswi SMA N 105 Jakarta dalam penelitian ini memiliki skor

smartphone addiction yang berada pada kategori sedang (76,6%) dan sebagian besar

siswa dan siswi SMA N 105 Jakarta dalam penelitian ini memiliki tingkat prokrastinasi

akademik yang berada pada kategori sedang (74,4%).

Saran

Dengan melihat hasil penelitian dan kesimpulan yang sudah dipaparkan diatas, maka

peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya, apabila tertarik ingin meneliti topik yang sama, disarankan

melakukan koordinasi dengan baik mengenai waktu pengambilan data dengan pihak

lembaga sekolah agar sesuai dengan karakteristik siswa dan siswi yang dijadikan

responden penelitian.

2. Bagi siswa dan siswi, diharapkan dapat menghindari prokrastinasi akademik dengan

menyadari tanda-tanda dari perilaku prokrastinasi akademik (seperti melakukan hal lain

yang lebih menyenangkan dan cenderung menghindar dalam melakukan sesuatu yang

Page 27: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

22

tidak disukai) sehingga dengan menyadari hal tersebut siswa dan siswi dapat terhindar

dari prokrastinasi akademik. Selain itu, siswa dan siswi diharapkan dapat membagi

waktu dengan membuat skala prioritas kegiatan atau jadwal kegiatan sehari-hari agar

setiap kegiatan yang dilakukan memiliki porsinya masing-masing sesuai dengan

penting atau tidaknya kegiatan tersebut.

3. Bagi orangtua, dari hasil penelitian memberikan pemahaman tentang hubungan

smartphone addiction dengan prokrastinasi akademik sehingga diharapkan orangtua

dapat memberikan kontrol dengan batas-batas tertentu kepada anak dalam

menggunakan smartphone, agar anak dapat memiliki tanggung jawab pada tugas

sekolah yang harus mereka kerjakan.

Page 28: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

23

DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental

disorders (DSM-5®). American Psychiatric Pub.

Asosiasi Penyelanggara Jasa Internet Indonesia. (2016). Penetrasi & Perilaku Pengguna

Internet Indonesia. Diakses Februari 3, 2017 dari https://apjii.or.id

Attamimi, A. (2011). The reasons for the prevalence of Blackberry cellphones and the resulting

educational effects from the perspective of secondary school students in Abo-Dhabi.

Conference on the negative effects of cellphones on secondary school students. UAE,

105-130.

Bernard, M. E. (1991). Procrastinate Later: How to Motivate Yourself to Do It Now.

Melbourne: Schwartz & Wilkinson.

Bian, M. & Leung, L. (2014). Smartphone addiction: linking loneliness, shyness, symptoms

and patterns of use to social capital. Media Asia, 2, 159-176.

Brody, Jane E. (2017). Hooked on our smartphones. Diakses Juli, 15 2017 dari

https://www.nytimes.com/2017/01/09/well/live/hooked-on-our-smartphones.html

Burka, J., B. & Yuen, L., M. (2008). Procrastination: Why You Do It, What To Do About It

Now. Reading, MA: Addison-Wesley.

Demirci, K., Orhan H., Demirdas, A., Akpinar, A., & Sert, H. (2014). Validity and reliability

of the turkish version of the smartphone addiction scale in a younger population. Bulletin

of Clinical Psychopharmacology, 3, 226-34. doi: 10.5455/bcp.20140710040824

Djamarah, S. B. (2002). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Elliott, A. J., & Thrash, T. M. (2004). Approach-avoidance motivation in personality: approach

in avoidance temperaments and goals. Journal of Personality and Social Psychology, 73,

171-185.

Emanuel, R., Bell, R., Cotton, C., Craig, J., Drummond, D., Gibson, S., ... & Lewis, J. (2015).

The truth about smartphone addiction. College Student Journal, 49, 291-299.

Ferrari, J. R. Johnson, J. L. & Mc Cown, W. G. (1995). Procrastination and task Avoidance,

Theory, Research and Treatment. New York: Plenum Press.

Frings, C. S., (2003). Addressing the problem of controlling procrastination. Medical

Laboratory Research, 2, 38.

Gary B. S., Thomas J. C., & Misty E. V. (2007). Discovering Computers : Fundamentals, 3rd.

(Terjemahan). Jakarta: Salemba Infotek.

Hong, F., Chiu, S. & Huang, D. (2012). A model of the relationship between psychological

characteristics, mobile phone addiction and use of mobile phones by taiwanese university

female students. Computers in Human Behavior, 28, 2152-2159.

http://dx.doi.org/10.1016/j.chb.2012.06.020.

Jeong, S., Kim, H., Yum, J. & Hwang, J. (2016). What type of content are smartphone users

addicted to?: sns vs. games. Computers in Human Behavior, 54, 10-17.

Page 29: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

24

Kaminski, M. (2015). Why Can’t I Stop Procrastinating?. Diakses September, 27 2016 dari

http://www.choices.scholastic.com

Karuniawan, A. & Cahyanti, I. Y. (2013). Hubungan antara academic stress dengan

smartphone addiction pada mahasiswa pengguna smartphone. Jurnal Psikologi Klinis

dan Kesehatan Mental, 1, 16-21.

Khalaf, S. (2014). The Rise of the Mobile Addict. Diakses Juli 3, 2017 dari

http://flurrymobile.tumblr.com/post/115191945655/the-rise-of-the-mobile-addict

Kibona L. & Mgaya, G. (2015). Smartphone’s effects on academic performance of higher

learning students. Journal of Multidisciplinary Engineering Science and Technology, 4,

777-784.

Kim, M., Kim, H., Kim, K., Ju, S., Choi, J., & Yu, M. (2015). Smartphone addiction: (focused

depression, aggression and impulsion) among college students. Indian Journal of Science

and Technology, 25, 1-6. DOI: 10.17485/ijst/2015/v8i25/80215

Klassen, R. M., Ang, R. P., Chong, W. H., Krawchuk, L. L., Huan, V. S., Wong, I. Y., & Yeo,

L. S. (2009). A cross‐cultural study of adolescent procrastination. Journal of Research

on Adolescence, 19, 799-811.

Klassen, R. M. & Kuzucu, E. (2009). Academic procrastination and motivation of adolescents

in turkey. Educational Psychology: An International Journal of Experimental

Educational Psychology, 1, 69-81.

Knaus, W. (2010). End procrastination now! get it done with a proven psychological approach.

New York: The McGraw-Hill Companies.

Kwon, M., Kim, D. J., Cho, H., & Yang, S. (2013). Development and validation of a

smartphone addiction scale (SAS). Journal Open Access Freely Available Online, 8, 12,

1-17.

Lee, E. (2005). The relationship of motivation and flow experience to academic procrastination

in university students. The Journal of Genetic Psychology, 1, 5-15.

Lee, J., Cho, B., Kim, Y., & Noh, J. (2015). Smartphone addiction in university students and

its implication for learning. Emerging issues in smart learning, 297-305. DOI

10.1007/978-3-662-44188-6_40

Mabruroh, C. & Dihan, F. N. (2015). Smartphone: antara kebutuhan dan e-lifestyle. Seminar

Nasional Informatika (SEMNASIF), 5, 312-321.

Mozes, A. (2012). Can excessive cell-phone use become an addiction? Diakses Maret 9, 2017

dari health.usnews. com/health-news/news/articles/ 2012/12/04/ can-excessive-

cellphone-use-become-an-addiction

Oberst, U., Renau, V., Chamarro, A., Carbonell, X. (2016). Gender stereotypes in facebook

profiles: are women more female online?. Computers in Human Behavior, 60, 559-564.

Onwuegbuzie, A. J. (2000). Academic procrastinators and perfectionistic tendencies among

graduate students. Journal of Social Behavior and Personality, 5, 103-109.

RapidValue Solution. (2014). Internet, Smartphone & Social Media Usage Statistic. Diakses

Januari, 9, 2017 dari

Page 30: HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13213/1/T1_802013171_Full... · pada siswa dan siswi di SMA N 105 Jakarta. Semakin tinggi smartphone

25

http://www.rapidvaluesolutions.com/wpcontent/uploads/2014/11/Internet-Smartphone-

and-Social-Media-UsageStatistics-by-RapidValue-Solutions.pdf

Salehan, M. & Neghaban A. (2013). Social networking on smartphone: while mobile phone

become addictive. Journal: Computers in Human Behavior, 34, 2632-2639.

Samaha, M. & Hawi, N. S. (2016). Relationships among smartphone addiction, stress,

academic performance, and satisfaction with life. Computers in Human Behavior, 57,

321-325.

Santrock, John W. (2014). Essentials of Life-Span Development Third Edition. New York:

McGraw-Hill Education.

Scher, S. J., & Osterman, N. M. (2003). Procrastination, conscientiousness, anxiety, and goals.

Exploring the measurement and correlates of procrastination among school-aged

children. Psychology in Schools, 4, 385-398.

Senécal, C. & Koestner, R. (2012). Self-regulation and academic procrastination. The Journal

of Social Psychology, 5, 607-619.

Seo, E. H. (2008). Self-efficacy as a mediator in the relationship between self-oriented

perfectionism and academic procrastination. Social Behavior and Personality: An

international journal, 6, 753-764.

Severin, H., Castro, R. P., Kwon M., Filler, A., Kowatsch, T. & Schaub, M. P. (2015).

Smartphone use and smartphone addiction among young people in Switzerland. Journal

of Behavioral Addictions, 4, 299-307.

Sugiyono (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Tuckman, B. W. (1990). Measuring Procrastination Attitudinally and Behaviorally. Florida:

Florida State University.

Ward, A. F., Duke, K., Gneezy, A., & Bos, M. W. (2017). Brain Drain: The Mere Presence of

One’s Own Smartphone Reduces Available Cognitive Capacity. Journal of the

Association for Consumer Research, 2, 140-154. http://dx.doi.org/10.1086/691462

Williams, B. K. & Sawyer, C. (2011). Using Information Technology: A Practicional

Introduction to Computers & Communications (9th ed). New York: McGrawHill.

Wolters, C. A. (2003). Understanding procrastination from a self-regulated learning

perspective. Journal of Educational Psychology, 95, 179-187.

Xu, J., & Yuan, R. (2003). Doing Homework: Listening to Students,'Parents,'and Teachers'

Voices in One Urban Middle School Community. School Community Journal, 13, 25-

44.

Yuwanto, L. (2013). Pengembangan alat ukur blackberry addict. Jurnal Proceeding PESSAT,

5. 61-70.