Top Banner
HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO (Euphorbia hirta L.) DENGAN KADAR KOLESTEROL SERUM PADA TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran THEODORA WITANTRI KURNIA DEWI G.0006025 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
49

HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

Aug 26, 2019

Download

Documents

vuque
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO

(Euphorbia hirta L.) DENGAN KADAR KOLESTEROL SERUM PADA

TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

THEODORA WITANTRI KURNIA DEWI

G.0006025

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL

PATIKAN KEBO (Euphorbia hirta L.) DENGAN KADAR KOLESTEROL

SERUM PADA TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN

Theodora Witantri Kurnia Dewi, G0006025, Tahun: 2010

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari Kamis, Tanggal 25 Maret 2010

Surakarta,

Pembimbing Utama Nama : Diding Heri Prasetyo, dr., M.Si.NIP : 19680429 199903 1 001

Ketua Tim Skripsi

Sri Wahjono, dr., M. Kes., DAFK NIP : 19450824 197310 1 001

Pembimbing Pendamping Nama : Ipop Syarifah, Dra., M.Si NIP : 19560328 198503 2 001

Dekan FK UNS

Prof. Dr. AA. Subijanto, dr., MS NIP : 19481107 197310 1 003

Penguji Utama Nama : Sri Hartati, Dra., Apt., S.U. NIP : 19490709 197903 2 001

Anggota Penguji Nama : Sarsono, Drs., M. Si NIP : 19581127 198601 1 001

....................................

....................................

....................................

....................................

Page 3: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, ……………………

Theodora Witantri Kurnia Dewi

NIM G.0006025

Page 4: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

PRAKATA

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah Bapa di surga dan PuteraNya Yesus Kristus yang selalu menyayangi dan mencintai penulis, karena berkat kasih dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Hubungan Pemberian Ekstrak Ethanol Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) dengan Kadar Kolesterol Serum pada Tikus Putih yang Diinduksi Streptozotocin”. Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik berkat bantuan, bimbingan, dan petunjuk dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 2. Sri Wahjono, dr., M. Kes., DAFK, selaku Ketua Tim Skripsi FK UNS 3. Diding Heri Prasetyo, dr., M.Si selaku Pembimbing Utama sekaligus

Pembimbing Penelitian atas bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ipop Syarifah, Dra., M.Si selaku Pembimbing Pendamping atas bimbingan

dalam penyusunan skripsi ini. 5. Sri Hartati, Dra., Apt., S.U selaku Penguji Utama yang telah memberikan

bimbingan, kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. 6. Sarsono, Drs., M.Si selaku Anggota Penguji yang telah memberikan

bimbingan, kririk dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. 7. Seluruh dosen dan staf Bagian Kimia FK UNS 8. Staf bagian skripsi FK UNS, yang turut memberi kelancaran pembuatan

skripsi ini. 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kebaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia kedokteran umumnya dan pembaca khususnya.

Surakarta, 25 Maret 2010

Theodora Witantri Kurnia Dewi

Page 5: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

ABSTRAK Theodora Witantri Kurnia Dewi, G0006025, 2010, HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO (Euphorbia hirta L.) DENGAN KADAR KOLESTEROL SERUM PADA TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan pemberian ekstrak ethanol Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang diinduksi streptozotocin dan membandingkan dengan glibenklamid 0,9 mg/KgBB. Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan metode Post Test Only Control Group Design. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Subjek penelitian adalah 24 ekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus) strain Wistar, umur 2-3 bulan, berat 100-200 gram, dibagi dalam 4 kelompok, masing-masing 6 ekor. K1 sebagai kelompok DM. K2 diberi herba Patikan Kebo dosis 500 mg/kgBB. K3 diberi herba Patikan Kebo dosis 1000 mg/kgBB. K4 diberi OHO glibenklamid dosis 0,9 mg/kgBB. Sebelum perlakuan tikus dipuasakan 18 jam, kemudian diinduksi DM dengan injeksi intraperitoneal STZ 65 mg/KgBB. Pengukuran kadar kolesterol dilakukan minggu ketiga setelah perlakuan. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik One-Way Anova dan dilanjutkan dengan LSD Post Hoc Test, menggunakan program SPSS for Windows Release 17. Perbedaan dikatakan signifikan bila p < 0,05. Hasil Penelitian: Penelitian ini menunjukkan rerata kadar kolesterol total serum pada kelompok K1 yaitu (157,33 mg/dl), kelompok K2 yaitu (414,00 mg/dl), kelompok K3 yaitu (214,67 mg/dl), dan kelompok K4 yaitu (214,67 mg/dl). Terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok K1 dengan K2 (p=0,000), K1 dengan K3 (p=0,016), K1 dengan K4 (p=0,016), K2 dengan K3 (p=0,000), K2 dengan K4 (p=0,000). Simpulan Penelitian: Herba Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) tidak mempunyai efek menurunkan kadar kolesterol serum total pada dosis 500 mg/KgBB dan 1000 mg/KgBB. Kata kunci : Patikan Kebo, kadar kolesterol, STZ

Page 6: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

ABSTRACT Theodora Witantri Kurnia Dewi, G0006025, 2010, THE CORRELATION BETWEEN THE INJECTION OF ETHANOL EXTRACT OF PATIKAN KEBO (Euphorbia hirta L.) AND SERUM LEVELS OF CHOLESTEROL TO STREPTOZOTOCIN-INDUCED WHITE RATS, School of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta. Objective: This reasearch aimed to discover whether or not there was an activity performed by Euphorbia hirta L.which lowered serum cholesterol in male white rats STZ-induced and to compare the activity with glibenklamid 0,9 mg/KgBB. Methods: This research is laboratoric experimental with Post Test Only Control Group Design. It was conducted in the Biochemical Laboratory of Sebelas Maret University, Surakarta. The subjects of this research were 24 Wistar strain male white rats (Rattus norvegicus) aged between two to three months and weiged between 100-200 grams. They were divided into four groups, each of which consisted of six white rats. K1 was DM group. K2 was given Euphorbia hirta L. with the dosage of 500 mg/kgBB. K3 was given Euphorbia hirta L. with the dosage of 1000 mg/kgBB. K4 was given OHO glibenklamid with the dosage of 0,9 mg/kgBB. Before the subjects were treated, they were made to undergo 18 hours of fasting. Afterwards, they were intraperitoneally induced with STZ 65 mg/KgBB. The serum cholesterol was measured after three weeks of the treatment. The data was analysed with One-Way Anova test and was continued with LSD Post Hoc Test, using SPSS for Windows Release 17 program. The difference were stated significant if the p < 0,05. Results: This research showed the mean of serum cholesterol of the first group (K1) is (157,33 mg/dl), the second group (K2) is (414,00 mg/dl), the third group (K3) is (214,67 mg/dl), and the fouth group (K4) is (214,67 mg/dl). There were significant difference between K1 group and K2 group (p=0,000), K1 group and K3 group (p=0,016), K1 group and K4 group (p=0,016), K2 group and K3 group (p=0,000), K2 group and K4 group (p=0,000). Conclussion: Euphorbia hirta L. ethanol extract at the dosage of 500 mg/KgBB and 1000 mg/KgBB did not have any effect in lowering total serum cholesterol.

Keywords: Euphorbia hirta L., serum cholesterol, STZ

Page 7: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit-penyakit kronis saat ini telah menjadi pandemik sebagai

penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia, dimana salah

satunya adalah Diabetes Melitus (DM), khususnya tipe 2, dengan berbagai

komplikasinya (Navarro-González et al., 2009). Indonesia diperkirakan akan

menempati urutan ke-4 negara dengan penderita DM 12,4 juta pada tahun

2025 (Radi, 2007).

Diabetes melitus tipe 2 berhubungan dengan tingginya risiko

penyakit jantung koroner (PJK) hingga 2-4 kali lipat akibat terjadinya

dislipidemia diabetik. Penyebab utama dislipidemia diabetik adalah

meningkatnya asam lemak bebas dari sel lemak yang resisten terhadap

insulin. Kegagalan insulin untuk menghambat pelepasan asam lemak bebas,

memicu peningkatan produksi very low density lipoprotein (VLDL)

kolesterol oleh hepar, yang berkaitan dengan tingkat akumulasi lemak, dan

pada akhirnya akan berpengaruh pula pada kadar kolesterol. Keadaan

dislipidemia dan hiperglikemia yang berlangsung lama merupakan faktor

penting terjadinya komplikasi PJK pada DM tipe 2.

Tujuan pengelolaan penderita DM adalah pengendalian

hiperglikemia, tekanan darah, berat badan dan lipid, melalui edukasi, diet,

dan latihan jasmani. Apabila pengendalian kadar glukosa darah belum

Page 8: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

mencapai sasaran, maka dilakukan intervensi farmakologis dengan obat

hipoglikemik oral (OHO) atau suntikan insulin (Rindiastuti, 2008).

Pada dekade terakhir penggunaan obat-obat herbal untuk mengontrol

DM di beberapa negara termasuk Indonesia berkembang dengan pesat.

Penggunaan obat-obat herbal secara luas telah banyak digunakan karena

dipercaya efek sampingnya yang minimal dan murah dibandingkan obat

kimiawi, meskipun terkadang kandungan aktif biologiknya tidak diketahui

(Hakkim et al, 2007; Sumana dan Suryawanshi, 2001).

Patikan Kebo mempunyai nama latin Euphorbia hirta L. termasuk

dalam familia tumbuhan Euphorbiaceae. Herbal ini biasa ditemukan di

kebun, pinggir sawah, lapangan bahkan perkarangan rumah (Moluo, 2007).

Kandungan zat kimia yang telah diketahui antara lain caffeic-acid, beta-

sitosterol, inositol, ascorbic-acid, campesterol, cycloartenol, linoleic-acid

dan oleic-acid yang memiliki efek antihiperkolesterolemik,

antihiperlipoproteinemik, kolesterolitik, serta hipokolesterolemik (Duke,

2009).

Untuk itu peneliti ingin mengetahui efek lebih lanjut dari Patikan Kebo

(Euphorbia hirta Linn., Euphorbiaceae) terhadap kadar kolesterol serum

pada tikus putih yang diinduksi streptozotocin.

Page 9: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

B. Perumusan Masalah

Adakah hubungan pemberian ekstrak ethanol Patikan Kebo

(Euphorbia hirta L.) dengan kadar kolesterol darah pada tikus putih yang

diinduksi streptozotocin?

C. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan

pemberian ekstrak ethanol Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) dengan kadar

kolesterol darah pada tikus putih yang diinduksi streptozotocin.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam ilmu

pengetahuan mengenai khasiat herba Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.)

ѕebagai terapi pengendalian kadar kolesterol penderita diabetes melitus.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk

penelitian lebih lanjut dan kajian ilmiah sehubungan dengan khasiat

Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) sebagai terapi pengendalian kadar

kolesterol penderita diabetes melitus dalam pelayanan kesehatan formal.

Page 10: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Diabetes mellitus

a. Definisi

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit

metabolik dengan karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah

meningkat) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau

kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan

kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ

tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah

(Gustaviani, 2006).

b. Klasifikasi

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005,

klasifikasi DM berdasarkan etiologinya adalah sebagai berikut:

1) Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) atau diabetes tipe 1

disebabkan terjadinya destruksi sel β pankreas, menjurus ke defisiensi

insulin absolut. DM tipe 1 ini dapat melalui proses imunologik

maupun idiopatik.

2) Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) atau diabetes tipe

2 bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai

Page 11: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi

insulin bersama resistensi insulin.

3) Diabetes Melitus Tipe Lain

a) Defek genetik fungsi sel β: Maturity-Onset Diabetes of the Young

(MODY) 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan defek/ cacat genetik fungsi sel beta

akibat mutasi DNA mitokondria.

b) Defek genetik kerja insulin: resistensi insulin tipe A,

leprechaunism, sindrom Rabson Mendenhall, diabetes lipoatrofik.

c) Penyakit eksokrin pankreas: pankreatitis, trauma/pankreatektomi,

neoplasma, fibrosis kistik, hemokromatosis, pankreatopati fibro

kalkulus dan lain-lain.

d) Endokrinopati: akromegali, sindrom Cushing, feokromositoma,

hipertiroidisme, somatostatinoma, aldosteronoma dan lain-lain.

e) Karena obat/zat kimia: vacor, pentamidin, asam nikotinat,

glukokortikoid, hormon tiroid, diazoxid, agonis β adrenergik, tiazid,

dilantin, interferon alfa dan lain-lain.

f) Infeksi: rubela kongenital, cytomegalovirus (CMV).

g) Imunologi (jarang): sindrom Stiff Man antibodi anti reseptor insulin,

dan lain-lain.

h) Sindroma genetik lain: sindrom Down, sindrom Klinefelter, sindrom

Turner, sindrom Wolfram’s, ataksia Friedreich’s, Chorea

Huntington, sindrom Laurence-Moon-Biedl, distrofi miotonik,

porfiria, sindrom Prader Willi dan lain-lain.

Page 12: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

4) Diabetes Kehamilan/Gestational Diabetes Melitus (GDM),

didefinisikan sebagai suatu intoleransi glukosa yang terjadi atau

pertama kali ditemukan pada saat hamil (Adam, 2006).

c. Diagnosis

Diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa

darah. Pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan

cara enzimatik dengan bahan darah plasma vena. Sedangkan untuk

pemantauan dapat diperiksa melalui glukosa darah kapiler.

Diagnosis klinis DM berdasar pada ditemukannya keluhan khas

berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang

tidak dapat dijelaskan sebabnya. Atau ditemukannya keluhan tidak khas

yakni lemah, kesemutan, gatal, mata kabur dan disfungsi ereksi, serta

pruritus vulvae pada pasien wanita.

Diagnosis ditegakkan jika hasil satu kali pemeriksaan glukosa

darah puasa > 126 mg/dl, dan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl,

ditambah dengan keluhan khas, atau hasil dua kali pemeriksaan dengan

hasil yang sama ditambah dengan keluhan tidak khas (Gustaviani, 2006).

Tabel 2. 1. Kadar Glukosa Darah Sewaktu Puasa Sebagai Patokan Penyaring dan Diagnosis DM (mg/dl)

Jenis pemeriksaan glukosa darah Asal darah Bukan DM

Belum pasti DM DM

Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dl)

Plasma vena < 110 110-199 >200

Darah kapiler <90 90-199 >200

Kadar glukosa darah puasa (mg/dl)

Plasma vena <110 110-125 >125

Darah kapiler <90 90-109 >110

Faktor risiko diabetes melitus:

Page 13: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

1) Usia > 45 tahun

2) Kegemukan (BBR > 110% BB idaman atau IMT > 23 kg/m2)

3) Hipertensi (TD > 140/90 mmHg)

4) Riwayat DM dalam garis keturunan

5) Riwayat melahirkan bayi dengan BB > 4000 gram, melahirkan

bayi cacat atau abortus berulang

6) Kolesterol HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL

d. Penatalaksanaan

Prinsip penatalaksanaan DM terdiri dari empat pilar:

1) Edukasi

Edukasi berbagai masalah yang berkaitan dengan DM

dilakukan secara terus-menerus untuk mencapai keberhasilan

perubahan perilaku, melalui partisipasi aktif pasien dan keluarga.

2) Terapi gizi medis

Terapi gizi medis pada prinsipnya adalah melakukan

pengaturan pola makan yang didasarkan pada status gizi pasien

diabetes dan melakukan modifikasi diet berdasarkan kebutuhan

individual.

Tujuan terapi gizi medis ini untuk mencapai dan

mempertahankan:

a) Kadar glukosa darah mendekati normal

(1). Glukosa darah puasa berkisar 90-130 mg/dl

(2). Glukosa darah dua jam setelah makan < 180 mg/dl

Page 14: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

(3). Kadar HbA1c < 7%

b) Tekanan darah <130/80 mmHg

c) Profil lipid :

(1). kolesterol LDL < 100 mg/dl

(2). kolesterol HDL > 40 mg/dl

(3). trigliserida < 150 mg/dl

d) Berat badan senormal mungkin.

3) Latihan Jasmani

DM tipe 2, dengan latihan jasmani dapat memperbaiki kendali

glukosa secara menyeluruh dengan menurunnya konsentrasi HbA1c,

memberikan pengaruh baik pada lemak tubuh, tekanan darah arterial,

aliran dan tekanan darah, denyut jantung serta sensitivitas baroreseptor

(Soebardi, 2007).

4) Intervensi Farmakologis

a) Obat Hipoglikemik Oral (OHO) (Soegondo, 2006)

Berdasarkan cara kerja, OHO dibagi menjadi 3 golongan:

(1). Pemicu sekresi insulin: sulfonilurea dan glinid

(2). Penambah sensitivitas terhadap insulin: metformin,

tiazolidindion

(3). Penghambat absorbsi glukosa: penghambat glukosidase α

b) Insulin

Page 15: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

Insulin subkutan terutama diberikan pada DM tipe 1, DM

tipe 2 yang tidak dapat diatasi hanya dengan diet dan atau OHO.

Tujuan pemberian insulin tersebut bukan saja untuk menormalkan

glukosa darah tetapi juga memperbaiki semua aspek metabolisme.

c) Terapi Kombinasi

Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan

dosis rendah, untuk kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai

dengan respons kadar glukosa darah. Kalau dengan OHO tunggal

sasaran kadar glukosa darah belum tercapai, perlu kombinasi dua

kelompok obat hipoglikemik oral yang berbeda mekanisme

kerjanya. Jika dengan OHO dosis maksimal, baik sendiri-sendiri

atau kombinasi, sasaran glukosa darah belum tercapai, dapat dipakai

kombinasi OHO dan insulin (Suherman, 2007).

2. Dislipidemia Diabetik

Kadar gula darah yang tinggi dan berlangsung lama pada penderita

diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau

kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan

pembuluh darah (Gustaviani, 2006).

Berbagai studi telah membuktikan bahwa rendahnya kadar kolesterol

high density lipoprotein (HDL) dan tingginya kadar trigliserid (TG),

kolesterol low density lipoprotein (LDL), dan kolesterol total berperan

sebagai faktor risiko PJK pada DM tipe 2. Keadaan dislipidemia ini akan

Page 16: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

memicu akumulasi jaringan adiposa di berbagai kompartemen tubuh, dalam

hal ini akumulasi jaringan adiposa abdominal terutama lemak viseral

memiliki efek langsung terhadap artherosklerosis (Soegondo, 2004). Selain

itu, lemak viseral memiliki densitas reseptor adrenergik yang tinggi,

sehingga akan menurunkan peranan anti-lipolisis insulin yang diinduksi

katekolamin, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kadar asam lemak

bebas dalam darah. Peningkatan asam lemak bebas tersebut akan

mengakibatkan ketidakseimbangan antara pemakaian dan produksi asam

lemak, dan akan berakibat pada peningkatan kadar kolesterol, sehingga

terjadi penumpukan lemak di berbagai organ, antara lain jantung, hepar, otot

skelet, pankreas, dan ginjal (Soegondo, 2004; Semiardji, 2004).

Pathogenesis dari dislipidemia pada diabetes belum sepenuhnya

dimengerti. Meskipun demikian, banyak bukti yang merujuk pada resistensi

insulin memegang peranan pada kondisi ini. Penyebab utama dislipidemia

diabetik adalah meningkatnya asam lemak bebas dari sel lemak yang

resisten terhadap insulin. Peningkatan asam lemak bebas pada hepar memicu

produksi trigliserid (TG), yang akan memicu sekresi apolipoprotein B

(ApoB) dan kolesterol very low density lipoprotein (VLDL). Kegagalan

insulin untuk menghambat pelepasan asam lemak bebas, memicu

peningkatan produksi VLDL kolesterol oleh hepar, yang berkaitan dengan

tingkat akumulasi lemak di hepar.

Selain itu, keadaan dislipidemia pada DM tipe 2 memicu

diproduksinya faktor prototombik yaitu Plasminogen Activating Inhibitor-1

Page 17: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

(PAI-1) dan fibrinogen. PAI-1 adalah regulator kunci pada proses

fibrinolisis dan menghambat pemecahan fibrin oleh aktivator plasminogen

jaringan. Menurunnya fibrinolisis merupakan keadaan yang sering terjadi

pada PJK. Berbagai studi membuktikan tingginya kadar PAI-1 berhubungan

dengan kejadian resistensi insulin, obesitas, DM, dan PJK.

Resistensi insulin adalah keadaan di mana terjadi gangguan respon

metabolik terhadap kerja insulin, akibatnya dibutuhkan kadar insulin lebih

banyak untuk mempertahankan keadaan normoglikemia. Kompensasi

hiperinsulinemia merupakan keadaan dimana sekresi insulin masih dapat

mempertahankan kadar glukosa darah normal meskipun terjadi resistensi

insulin. Daerah utama terjadinya resistensi insulin adalah skelet dan hepar.

Pembesaran depot lemak viseral yang aktif secara lipolitik akan

meningkatkan keluaran asam lemak bebas ke sirkulasi porta dan

menurunkan pengikatan dan ekstraksi insulin di hati, sehingga menyebabkan

hiperinsulinemia sistemik (Pranoto, 2005).

Terjadinya resistensi insulin disebabkan oleh keadaan inflamasi.

Tumor necrosing factor (TNF) alfa dan interleukin-6 (IL-6) mengganggu

fosforilasi reseptor insulin sehingga akan mengganggu translokasi glucose

transporter-4 (GLUT-4) ke membran sel menyebabkan glukosa tidak dapat

masuk ke dalam sel dan menyebabkan resistensi insulin (Dandona et al.,

2004).

3. Kolesterol

a. Definisi dan Fungsi Kolesterol

Page 18: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

Kolesterol (C27H46O) adalah makromolekul dari alkohol atau

sterol yang berbentuk ester dengan asam lemak yang berada pada

kelompok hidroksi karbon nomor 3. Kolesterol merupakan lipid

amfipatik yang menjadi komponen struktural esensial yang membentuk

membran sel serta lapisan luar lipoprotein plasma (Murray et al., 2003).

Kolesterol dapat dijumpai pada jaringan tubuh dan lipoprotein plasma,

baik dalam bentuk kolesterol bebas maupun ester dengan asam lemak.

Kolesterol juga merupakan prekursor pembentukan hormon kelamin

seperti estrogen dan testosteron, selain itu juga merupakan prekursor

steroid lainnya seperti asam empedu, vitamin B, vitamin E, vitamin K

(Sitepoe, 1992).

Esterifikasi kolesterol dengan asam lemak terjadi di hepar dan

usus halus. Fungsi utama kolesterol yaitu:

1) Membantu membentuk membran sel (Edial, 2008)

2) Membentuk asam empedu yang mencerna makanan di usus

3) Bahan pembentukan hormon dan vitamin D (Steriti, 2002)

b. Metabolisme Kolesterol

Page 19: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

Pembentukan kolesterol endogen memerlukan asetil Koenzim-A

(Ko-A), asam amino, karbohidrat, dan asam lemak. Biosintesis kolesterol

melalui 5 tahapan, yaitu (Murray et al., 2003):

1) Pembentukan mevalonat yang merupakan senyawa enam karbon yang

disintesis dari asetil Ko-A dengan bantuan enzim 3-hydroxy-3-

methylglutaryl (HMG) Ko-A reduktase

2) Pembentukan isoprenoid dari mevalonat dengan menghilangkan

carbon dioxide (CO2)

3) Kondensasi 6 isoprenoid untuk membentuk intermediate, skualen

4) Siklisasi skualen dengan bantuan enzim oksidoskualen yang

menghasilkan senyawa steroid induk, yaitu lanosterol

5) Menghilangkan 3 gugus metil dari lanosterol sehingga membentuk

kolesterol dengan bantuan 7-α-hidroksilase

Kolesterol bebas dikeluarkan dari jaringan oleh kolesterol HDL,

kemudian diangkut ke dalam hati untuk diubah menjadi asam empedu.

Melalui alur biosintesis ini banyak ditemukan obat-obat yang mampu

menurunkan kadar kolesterol dengan jalan menghambat sintesis HMG

Ko-A reduktase, yaitu obat-obat golongan statin (Simatupang, 1997).

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol

1) Diet tinggi lemak jenuh dan kolesterol, meningkatkan kadar kolesterol

darah.

2) Faktor genetik, misalnya pada hiperkolesterolemia familial.

Page 20: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

3) Usia, semakin tua seseorang maka terjadi penurunan berbagai organ

tubuh sehingga keseimbangan kadar kolesterol darah sulit tercapai

akibatnya kadar kolesterol cenderung lebih mudah meningkat.

4) Stres mengaktifkan sistem saraf simpatis yang menyebabkan pelepasan

epinefrin dan norepinefrin yang akan meningkatkan konsentrasi asam

lemak bebas dalam darah, serta meningkatkan tekanan darah.

5) Penyakit hati, menimbulkan kelainan pada kolesterol dan karena hati

merupakan tempat degradasi insulin, sehingga bila hati rusak, jumlah

insulin akan meningkat sehingga akan menurunkan kolesterol darah.

Selain itu hati juga merupakan tempat sistesis kolesterol sehingga

penyakit hati dapat menurunkan kadar kolesterol.

6) Hormon tiroid menginduksi peningkatan jumlah reseptor LDL pada sel

hati, yang akan meningkatkan kecepatan sekresi kolesterol, sehingga

konsentrasi kolesterol plasma akan menurun.

7) Hormon insulin menurunkan konsentrasi kolesterol darah, karena akan

meningkatkan pemakaian glukosa oleh sebagian besar jaringan tubuh,

sehingga akan mengurangi pemakaian lemak.

8) Hormon estrogen, menurunkan kolesterol LDL dan meningkatkan

kolesterol HDL.

9) Obstruksi empedu dan diabetes yang tidak diobati dapat meningkatkan

kolesterol plasma (Guyton, 1997).

Page 21: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

4. Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.)

a. Sinonim

Euphorbia piulifera L., Euphorbia capita Lamk., Chamaesyce

piulifera (L.) Small, Chamaesyce hirta (L.) Mill sp.

b. Nama Umum

Indonesia : Patikan Kebo, kukon-kukon (Jawa), nanangkaan (Sunda),

sosononga (Maluku, Halmahera), kak sekak (Madura),

daun biji kacang (Melayu), gelang susu, gendong anak

(Jakarta), isu ma bi (Ternate) dan isu gibi (Tidore).

Malaysia : Gelang susu

Philipina : Gatas-gatas

Cina : Da fei yang cao

India : Amanpat chaiarisi

Inggris : Asthma weed

c. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Page 22: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

Genus : Euphorbia

Spesies : Euphorbia hirta L.

d. Deskripsi Tanaman

1) Secara Umum

Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) berbatang lunak, beruas,

berbulu, dan bergetah putih. Warna batangnya adalah hijau kecoklatan.

Daunnya berbentuk jorong meruncing, tepinya bergerigi. Daunnya

berbulu di permukaan atas dan bawah. Panjang helaian daun mencapai

50 mm dan lebarnya 25 mm. Daunnya yang mudah rapuh berwarna

hijau atau hijau kelabu.

Tumbuhan patikan Kebo mampu bertahan hidup selama 1

tahun dan berkembang biak melalui biji. Warna pohonnya dominan

kecoklatan dan bergetah, memiliki cabang dengan diameter kecil.

Daunnya berbentuk bulat memanjang dengan taji-taji. Letak daun

saling berhadap-hadapan, bunganya muncul pada ketiak daun. Patikan

Kebo hidupnya merambat (merayap) di tanah (IPTEK.NET, 2008).

Gambar 2. 1. Patikan Kerbau (Euphorbia hirta L.)

(Tenorio-Lezama, 2001)

Page 23: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

2) Anatomi

Bunga mempunyai susunan satu bunga betina dikelilingi oleh

lima bunga yang terdiri atas empat bunga jantan (Ketut, 2008).

e. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologi

Dalam situsnya,

Duke (2009) mengemukakan berbagai kandungan kimiawi herba Patikan

Kebo serta aktifitas kimia masing

Tabel 2. 2. Aktifitas Kandungan Kimia (Euphorbia hirta

Aktivitas kimia

AntihiperkolesterolemikAntihiperlipoproteinemik

Kolesterolitik

Hipokolesterolemik

5. Streptozotocin

Streptozotocin

glucopyranose, C8H15

memiliki aktivitas antineoplastik, dihasilkan dari

achromogenes (Saunders, 2007). STZ adalah senyawa penghasil radikal

nitric oxide (NO) dan radikal hidroksil (OH) dalam jumlah besar

Bunga mempunyai susunan satu bunga betina dikelilingi oleh

lima bunga yang terdiri atas empat bunga jantan (Ketut, 2008).

Kandungan Kimia dan Efek Farmakologi

Dalam situsnya, Phytochemical and Ethnobotanical Databases,

Duke (2009) mengemukakan berbagai kandungan kimiawi herba Patikan

Kebo serta aktifitas kimia masing-masing zat. Beberapa di antaranya:

Aktifitas Kandungan Kimia Herba Patikan Kebo Euphorbia hirta L.)

Aktivitas kimiawi Zat

Antihiperkolesterolemik Caffeic-acid Antihiperlipoproteinemik Beta-sitosterol

Kolesterolitik Inositol

Hipokolesterolemik ascorbic-acid, beta-sitosterol, campesterol,

cycloartenol, linoleic-acid, oleic-acid

Streptozotocin (STZ), 2-deoxy-2-(3-(methyl-3-nitrosoureido)

15N3O7 (Szkudelski, 2001) adalah suatu nitrosurea yang

memiliki aktivitas antineoplastik, dihasilkan dari Streptomyces

(Saunders, 2007). STZ adalah senyawa penghasil radikal

(NO) dan radikal hidroksil (OH) dalam jumlah besar

Bunga mempunyai susunan satu bunga betina dikelilingi oleh

lima bunga yang terdiri atas empat bunga jantan (Ketut, 2008).

Phytochemical and Ethnobotanical Databases,

Duke (2009) mengemukakan berbagai kandungan kimiawi herba Patikan

masing zat. Beberapa di antaranya:

Herba Patikan Kebo

sitosterol, campesterol, acid

nitrosoureido)-D-

(Szkudelski, 2001) adalah suatu nitrosurea yang

Streptomyces

(Saunders, 2007). STZ adalah senyawa penghasil radikal

(NO) dan radikal hidroksil (OH) dalam jumlah besar

Page 24: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

(Wahyuningsih, 2007). STZ yang diberikan dalam dosis tinggi dapat

menyebabkan destruksi masif sel ß pankreas dan hiperglikemi permanen

pada berbagai hewan percobaan (Li et al., 2000). Hewan yang diberi toksin

sel β diabetogenik (seperti STZ, alloxan) menunjukkan kemampuan

regenerasi sel β yang sangat terbatas dan pada saat tertentu gagal

mempertahankan kadar glukosa darah normal dikarenakan rendahnya

aktivitas mitotik dari pulau Langerhans pankreas dan efek toksik dari

tingginya kadar glukosa pada sel β yang tersisa (Kim et al., 2007).

STZ digunakan secara luas untuk menginduksi hewan coba pada

penelitian diabetes. Mekanismenya pada sel β pankreas telah sepenuhnya

dimengerti. Efek sitotoksik agen diabetogenik ini dipicu oleh reactive

oxygen species (ROS). ROS meningkatkan konsentrasi kalsium sitosol

secara simultan yang menyebabkan kerusakan sel β pankreas dengan cepat.

STZ memasuki sel β pankreas melalui GLUT-2 dan menyebabkan

alkilasi deoxyribonukleic acid (DNA). Kerusakan DNA memicu aktivasi

poli-adenosine diphosphat (ADP)-ribosilasi, suatu proses yang lebih penting

dari diabetogenisitas STZ daripada kerusakan DNA itu sendiri. Poli-ADP-

ribosilasi ini menyebabkan deplesi nicotinamide adenine dinucleotide

(NAD+) dan adenosine triphosphat (ATP) sel. Peningkatan ATP

defosforilasi setelah pemberian streptozotocin akan menyediakan substrat

untuk xantin oksidase menghasilkan formasi dari radikal superoksida.

Akibatnya, hidrogen peroksida dan radikal hidroksil juga terbentuk. Terlebih

streptozotocin melepaskan sejumlah toksik nitrit oksida yang menghambat

Page 25: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

aktivitas akonitase dan berpartisipasi terhadap kerusakan DNA. Hasilnya,

aktivitas STZ terhadap sel β pankreas menyebabkan terjadinya destruksi

yang berlanjut nekrosis (Szkuldelski, 2001).

6. Glibenklamid

Glibenklamid (5

phenethyl)-2-methoxybenzamide,

hipoglikemik oral golongan sulfonilurea, yang memiliki cara kerja yang

sama dengan sulfonilurea lainnya. Penurunan kadar glukosa darah yang

terjadi melalui mekanisme

ini juga mengurangi agregasi trombosit yang mungkin memegang peranan

terjadinya komplikasi

2003).

Glibenklamid dimetabolisme di hati, 25% metabolit diekskresi

melalui urin, dan sisanya diekskresi melalui empedu dan tinja. Obat ini

efektif dengan pemberian dosis tunggal dan bersih dari serum sesudah 36

jam. Glibenklamid merupakan derivat sikloheksil yang mempunyai khasiat

200x lebih kuat daripada tolbutamid, dan

tidak lagi efektif. Risiko hipoglikemik juga lebih besar dan sering terjadi

(Ganiswara, 2004).

aktivitas akonitase dan berpartisipasi terhadap kerusakan DNA. Hasilnya,

aktivitas STZ terhadap sel β pankreas menyebabkan terjadinya destruksi

erlanjut nekrosis (Szkuldelski, 2001).

Glibenklamid (5-chloro-N-(4-[N-(cyclohexylcarbamoyl) sulfamoyl]

methoxybenzamide, C23H28ClN3O5S) merupakan obat

hipoglikemik oral golongan sulfonilurea, yang memiliki cara kerja yang

sama dengan sulfonilurea lainnya. Penurunan kadar glukosa darah yang

terjadi melalui mekanisme perangsangan sekresi insulin di pankreas. Obat

ini juga mengurangi agregasi trombosit yang mungkin memegang peranan

terjadinya komplikasi-komplikasi mikrovaskuler di kemudian hari (Tjay,

Glibenklamid dimetabolisme di hati, 25% metabolit diekskresi

melalui urin, dan sisanya diekskresi melalui empedu dan tinja. Obat ini

efektif dengan pemberian dosis tunggal dan bersih dari serum sesudah 36

jam. Glibenklamid merupakan derivat sikloheksil yang mempunyai khasiat

200x lebih kuat daripada tolbutamid, dan seringkali aktif saat obat-

tidak lagi efektif. Risiko hipoglikemik juga lebih besar dan sering terjadi

aktivitas akonitase dan berpartisipasi terhadap kerusakan DNA. Hasilnya,

aktivitas STZ terhadap sel β pankreas menyebabkan terjadinya destruksi

(cyclohexylcarbamoyl) sulfamoyl]

) merupakan obat

hipoglikemik oral golongan sulfonilurea, yang memiliki cara kerja yang

sama dengan sulfonilurea lainnya. Penurunan kadar glukosa darah yang

perangsangan sekresi insulin di pankreas. Obat

ini juga mengurangi agregasi trombosit yang mungkin memegang peranan

komplikasi mikrovaskuler di kemudian hari (Tjay,

Glibenklamid dimetabolisme di hati, 25% metabolit diekskresi

melalui urin, dan sisanya diekskresi melalui empedu dan tinja. Obat ini

efektif dengan pemberian dosis tunggal dan bersih dari serum sesudah 36

jam. Glibenklamid merupakan derivat sikloheksil yang mempunyai khasiat

-obat lain

tidak lagi efektif. Risiko hipoglikemik juga lebih besar dan sering terjadi

Page 26: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

B. Kerangka Pemikiran

Keterangan:

: menyebabkan : menghambat : mengandung

Gambar 2. 2. Skema Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Ada hubungan antara pemberian ekstrak ethanol Patikan Kebo

(Euphorbia hirta L.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

diinduksi streptozotocin.

Kolesterol ↑

Pelepasan asam lemak bebas ↑

Lipolisis ↑

Diabetes melitus

Injeksi intraperitoneal streptozotocin

Patikan Kebo

ascorbic-acid, beta-sitosterol, campesterol, cycloartenol, linoleic-

acid, oleic-acid (Hipokolesterolemik)

Inositol, ascorbic-acid, beta-sitosterol (Kolesterolitik)

Beta-sitosterol (Antihiperlipidemik)

Caffeic-acid (Antihiperkolesterolemik)

Page 27: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris dengan post test only

control group design.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah tikus putih jantan galur Wistar dewasa dengan

berat badan 150-200 gram, dan berumur 2-3 bulan. Tikus putih diperoleh dari

Unit Pengembangan Hewan Percobaan Universitas Setia Budi (USB)

Surakarta. Bahan makanan tikus putih yang digunakan adalah pakan broiler I

(BR I).

D. Teknik Sampling

Untuk pengambilan sampel digunakan teknik random sampling.

Penentuan besar sampel dengan menggunakan rumus Federer (Purawisastra,

2001), yaitu:

Page 28: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

Keterangan: k : kelompok perlakuan n : jumlah sampel tiap kelompok perlakuan. Dengan rumus tersebut diperoleh besar sampel:

(k - 1)(n - 1) > 15

(4 - 1)(n - 1) > 15

3 (n - 1) > 15

3n > 18

n > 6

Jadi, jumlah sampel tiap kelompok pada penelitian ini adalah 6 ekor dan

jumlah keseluruhan sampel ada 24 ekor tikus putih jantan galur Wistar.

E. Variable Penelitian

1. Variabel bebas : herba Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.)

2. Variable terikat : kadar kolesterol serum

3. Variable luar

a. Dapat dikendalikan

Genetik, berat badan, makanan, umur

b. Tidak dapat dikendalikan

Variasi kepekaan tikus putih terhadap pemberian suatu zat

(k - 1)(n - 1) > 15

Page 29: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

F. Skala Variabel

1. Pemberian ekstrak Patikan Kebo : skala nominal

2. Kadar kolesterol darah : skala rasio

G. Definisi Operasional

1. Pemberian ekstrak Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.)

Ekstrak Patikan Kebo didapatkan dari perkolasi herba Patikan Kebo.

Herba Patikan Kebo dikeringkan, dihaluskan, dan diekstraksi dengan

menggunakan cairan penyari ethanol 70%. Ekstraksi dimulai dengan

merendam herba tersebut dalam ethanol 70%. Rendaman diuapkan sampai

seluruh ethanol menguap, kemudian tetes-tetes yang tersisa ditampung dan

dibuat dalam bentuk pasta dengan dioven selama kurang lebih 1 minggu.

Ektraksi dilakukan di Balai Besar Pengembangan dan Penelitian Tanaman

Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T), Tawangmangu, Kabupaten

Karanganyar.

Pembuatan larutan Patikan Kebo:

10 gr Patikan Kebo + 100 cc aquades

→ 1 cc larutan ≈ 100 mg Patikan Kebo

→ 1 mg Patikan Kebo ≈ 0,01 cc larutan

Dosis ekstrak Patikan Kebo yang diberikan adalah 500

mg/kgBB/hari dan 1000 mg/kgBBhari.

1) 500 mg/kgBB/hari = 0,5 mg/grBB/hari

Tikus 200 gr → (200 x 0,5) mg/200 grBB/hari

Page 30: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

→ 100 mg/200 grBB/hari → 1 cc larutan/hari

2) 1000 mg/kgBB/hari = 1 mg/grBB/hari

Tikus 200 gr → (200 x 1) mg/grBB/hari

→ 200 mg/200 grBB/hari → 2 cc larutan/hari

2. Kadar kolesterol serum

Kadar kolesterol serum hewan uji yang diukur sesudah pemberian

herba Patikan Kebo, setelah subjek dipuasakan 12 jam dan dinyatakan dalam

mg/dl. Pengukuran kadar kolesterol serum dilakukan dengan mengambil

darah tikus putih melalui sinus orbitalis dengan pipet mikro hematokrit, lalu

darah ditampung dalam tabung sentrifuge. Darah dipusingkan selama 15-20

menit dengan kecepatan 3000 rpm sehingga didapatkan serum darah untuk

diperiksa kadar kolesterol totalnya dengan menggunakan Easy Touch

®Glucose Cholesterol Uric Acid (GCU) monitoring system.

H. Pembuatan Tikus Model DM Induksi Streptozotocin

Induksi diabetes terhadap tikus putih dilakukan dengan injeksi secara

intraperitoneal streptozotocin yang telah dilarutkan dalam buffer sitrat 0,02M,

diberikan dengan dosis 65 mg/kgBB.

Pembuatan larutan STZ:

10 cc buffer sitrat 0,02 M + 500 mg STZ

→ 1 cc larutan ≈ 50 mg STZ → 1 mg STZ ≈ 0,02 cc larutan

Dosis STZ:

65 mg/kgBB = 0,065 mg/grBB

Page 31: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

Tikus 200 gr → (200 x 0,065) mg/200 grBB

→ 13 mg/200 grBB/ → (13 x 0,02) cc larutan → 0,26 cc larutan

I. Rancangan Penelitian

Gambar 3. 1. Skema Rancangan Penelitian

S : Sampel K1 : kelompok DM K2 : kelompok DM + Patikan Kebo dosis 500 mg/kgBB/hari K3 : kelompok DM + Patikan Kebo dosis 1000 mg/kgBB/hari K4 : kelompok DM + OHO (Glibenklamid 0,9 mg/kgBB tiap hari) KS1 : kadar kolesterol serum kelompok K1 KS2 : kadar kolesterol serum kelompok K2 KS3 : kadar kolesterol serum kelompok K3 KS4 : kadar kolesterol serum kelompok K4

J. Instrumen Penelitian

1. Alat Penelitian

a. Kandang hewan percobaan ukuran 20 cm x 30 cm x 20 cm, 24 buah

b. Timbangan hewan

c. Spuit injeksi tuberculin/spuit 1 cc

d. Sonde tikus

e. Pipet ukur

S Uji One Way

ANOVA dilanjutkan dengan LSD Post Hoc Test

K1

K2

K3

K4

KS1

KS2

KS3

KS4

Page 32: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

f. Gelas ukur 100 cc

g. Labu takar 100 cc

h. Beaker glass 100 cc

i. Pengaduk

j. Timbangan obat

k. GlucoDr Blood Glucose Test Meter

l. Pipet mikro hematokrit

m. Easy Touch ®Glucose Cholesterol Uric Acid (GCU) monitoring system

n. Sentrifuge

o. Tabung sentrifuge mikro

2. Bahan Penelitian

a. Ekstrak ethanol Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.)

b. Streptozotocin

c. Hewan uji (24 ekor tikus putih jantan galur Wistar)

d. Makanan standar hewan uji (pakan Broiler I)

e. Chlorethyl spray

f. Darah tikus (ekor yang dipotong untuk pemeriksaan glukosa darah, dan

sinus orbitalis untuk pemeriksaan kadar kolesterol)

K. Cara Kerja

1. Sebelum perlakuan

a. Hewan uji diadaptasi dengan kondisi laboratorium tempat penelitian

dilakukan, selama 7 hari.

Page 33: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

b. Hewan uji diinduksi DM dengan pemberian streptozotocin.

c. Setelah 2 hari, dilakukan pemeriksaan glukosa darah. Hewan uji kadar

glukosa darah < 200 mg/dl dieksklusi dari populasi sampel.

d. Hewan uji yang glukosa darahnya > 200 mg/dl dikelompokkan secara

acak menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor

tikus putih.

2. Pemberian perlakuan

a. Kelompok K1 diberi diet standar.

b. Kelompok K2 diberi herba Patikan Kebo dosis 500 mg/kgBB.

c. Kelompok K3 diberi herba Patikan Kebo dosis 1000 mg/kgBB.

d. Kelompok K4 diberi OHO glibenklamid dosis 0,9 mg/kgBB.

3. Setelah perlakuan

Tikus putih diambil darahnya dari sinus orbitalis, kemudian

dilakukan penghitungan kadar kolesterol pada serum hasil sentrifugasi

dengan menggunakan Easy Touch ®Glucose Cholesterol Uric Acid (GCU)

monitoring system.

Page 34: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

L. Alur Penelitian

Gambar 3. 2. Alur Penelitian

Tikus putih jantan galur Wistar dengan berat badan + 200-250 gram,

berumur 4-6 minggu.

Streptozotocin dosis 65 mg/kgBB

> 200 mg/dl

2 hari

< 200 mg/dl Excluded

K1 K4 K3 K2

DM DM +

Patikan Kebo Dosis 500 mg/kgBB

DM + Patikan Kebo Dosis 1000 mg/kgBB

DM + OHO

glibenklamid 0,9 mg/kgBB

Analisis statistik

Darah (dari sinus orbitalis)

Kadar Kolesterol

3 minggu

Page 35: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

M. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji

ANOVA dan dilanjutkan dengan LSD Post Hoc Test.

Uji ANOVA adalah uji membandingkan perbedaan mean pada lebih dari

dua kelompok, dengan syarat distribusi data harus normal, dan varians data

harus sama.

Untuk menguji normalitas data dipakai uji Shapiro-Wilk karena jumlah

sampel dalam penelitian ini < 50. Jika distribusi data ternyata tidak normal

maka dilakukan tranformasi data. Untuk menguji varians dipakai uji Levene’s

test dengan p > 0,05. Apabila telah dilakukan transformasi, data tetap tidak

normal dan apabila Levene’s test menghasilkan p < 0,05, maka uji hipotesis

yang digunakan adalah uji alternatifnya yaitu Kruskal-Wallis dilanjutkan

dengan Mann Whitney.

Page 36: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian hubungan pemberian ekstrak ethanol Patikan Kebo (Euphorbia

hirta L.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang diinduksi

streptozotocin menggunakan tikus putih jantan galur Wistar dewasa dengan berat

badan 150-200 gram, dan berumur 3 bulan. Dua puluh empat ekor tikus putih

diinduksi dengan streptozotocin, lalu dibagi menjadi empat kelompok dengan

rincian sebagai berikut: kelompok pertama adalah kelompok DM, kelompok

kedua adalah kelompok PK I, kelompok ketiga adalah PK II, dan kelompok

keempat adalah kelompok OHO. Kelompok DM diberi pakan standar, kelompok

PK I diberi pakan standar dan diberi herba Patikan Kebo dosis 500 mg/kgBB,

kelompok PK II diberi pakan standar dan diberi herba Patikan Kebo dosis 1000

mg/kgBB, dan kelompok OHO diberi pakan standar dan diberi Glibenklamid 0,9

mg/kgBB.

Pemeriksaan kadar kolesterol serum dilakukan setelah 3 minggu masa

perlakuan, dan diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:

Tabel 4. 1. Rerata Kadar Kolesterol Serum (mg/dl)

Kelompok DM PK I PK II OHO 謨伸 拾 SD 157,33 拾 26,06 414,00 拾 1,414 214,67 拾 49,23 214,67 拾 51,41

Page 37: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

Pemberian herba Patikan Kebo pada kelompok PK I dan PK II

menunjukkan adanya perbedaan rerata kadar kolesterol, dimana rerata

kolesterol kelompok PK I memiliki nilai yang tertinggi dibandingkan semua

kelompok, sedangkan pada kelompok PK II kadar kolesterol lebih rendah dari

kelompok PK I, tetapi masih lebih tinggi dari kelompok DM dan hampir sama

nilainya dengan kelompok OH

Grafik 4. 1. Grafik

B. Analisis Data

1. Uji Normalitas

Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji normalitas untuk

mengetahui apakah data yang didapat mempunyai distribusi data yang normal.

Data yang mempunyai distribusi normal berarti mempunyai sebaran data yang

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

DM PK 1

Kadar Kolesterol Serum (mg/dl)

Pemberian herba Patikan Kebo pada kelompok PK I dan PK II

menunjukkan adanya perbedaan rerata kadar kolesterol, dimana rerata

kolesterol kelompok PK I memiliki nilai yang tertinggi dibandingkan semua

kelompok, sedangkan pada kelompok PK II kadar kolesterol lebih rendah dari

kelompok PK I, tetapi masih lebih tinggi dari kelompok DM dan hampir sama

nilainya dengan kelompok OHO.

Grafik Kadar Kolesterol Serum (mg/dl)

Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji normalitas untuk

mengetahui apakah data yang didapat mempunyai distribusi data yang normal.

Data yang mempunyai distribusi normal berarti mempunyai sebaran data yang

PK 2 OHO

Kadar Kolesterol Serum (mg/dl)

kadar kolesterol (mg/dl)

Pemberian herba Patikan Kebo pada kelompok PK I dan PK II

menunjukkan adanya perbedaan rerata kadar kolesterol, dimana rerata kadar

kolesterol kelompok PK I memiliki nilai yang tertinggi dibandingkan semua

kelompok, sedangkan pada kelompok PK II kadar kolesterol lebih rendah dari

kelompok PK I, tetapi masih lebih tinggi dari kelompok DM dan hampir sama

Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji normalitas untuk

mengetahui apakah data yang didapat mempunyai distribusi data yang normal.

Data yang mempunyai distribusi normal berarti mempunyai sebaran data yang

kadar kolesterol (mg/dl)

Page 38: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

normal pula sehingga data tersebut dapat dianggap mewakili populasi. Nilai

p > 0,05 merupakan distribusi normal dari suatu data.

Hasil uji normalitas kadar kolesterol serum tikus putih menunjukkan

nilai p = 0,210 untuk kelompok DM, p = 0,960 untuk kelompok PK I,

p = 0,195 untuk kelompok PK II, dan p = 0,279 untuk kelompok OHO. Semua

kelompok mempunyai nilai p > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa populasi

data mempunyai distribusi yang normal.

2. Uji Homogenitas

Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji homogenitas untuk

mengetahui apakah varians populasi homogen atau tidak. Varian dari dua atau

lebih kelompok disebut homogen apabila mempunyai nilai signifikansi lebih

dari 0,05.

Hasil uji homogenitas data kadar kolesterol serum tikus putih

mempunyai nilai p = 0,317. Nilai p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

varian data homogen.

3. Uji One-Way ANOVA

Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji One-Way ANOVA

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rerata lebih dari dua kelompok

sampel yang tidak berhubungan.

Hasil uji One-Way ANOVA data kadar kolesterol serum tikus putih

menunjukkan nilai p = 0,00. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa nilai

Page 39: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

p < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan rerata kadar kolesterol serum yang

signifikan antara dua kelompok sampel atau lebih.

4. Uji Post Hoc

Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji Post Hoc untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan rerata dari tiap dua kelompok sampel

yang tidak berhubungan. Nilai p < 0,05 berarti terdapat perbedaan yang

signifikan antara dua kelompok yang dibandingkan.

Hasil uji Post Hoc data kadar kolesterol serum tikus putih

menunjukkan p = 0,00 untuk kelompok DM dibandingkan kelompok PK I,

p = 0,016 untuk kelompok DM dibandingkan kelompok PK II, dan p = 0,016

untuk kelompok DM dibandingkan kelompok OHO. Nilai p = 0,00 untuk

kelompok PK I dibandingkan kelompok PK II, p = 0,00 untuk kelompok PK I

dibandingkan kelompok OHO, dan p = 1,00 untuk kelompok PK II

dibandingkan kelompok OHO. Hasil perhitungan memperlihatkan nilai

p < 0,05 untuk kelompok DM dibanding kelompok PK I, PK II, OHO, dan

juga untuk kelompok PK I dibanding kelompok PK II, OHO yang berarti

antara dua kelompok tersebut terdapat perbedaan rerata yang signifikan,

sedangkan nilai p > 0,05 untuk kelompok PK II dibandingkan kelompok OHO

berarti tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan antar dua kelompok

tersebut.

Page 40: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

Tabel 4. 2. Rangkuman Analisis Rerata Kadar Kolesterol Serum

Kelompok Perbedaan

Rerata

p

DM PK I -256,667 0,000

PK II -57,333 0,016

OHO -57,333 0,016

PK I PK II 193,333 0,000

OHO 193,333 0,000

PK II OHO 0,000 1,000

Page 41: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan tikus model DM, dimana tikus diinduksi

dengan streptozotocin (STZ), suatu nitrosurea yang memiliki aktivitas

antineoplastik, dihasilkan dari Streptomyces achromogenes (Saunders, 2007). STZ

adalah senyawa penghasil radikal nitric oxide (NO) dan radikal hidroksil (OH)

dalam jumlah besar (Wahyuningsih, 2007). Hewan yang diberi toksin sel β

diabetogenik (seperti STZ, alloxan) menunjukkan kemampuan regenerasi sel β

yang sangat terbatas dan pada saat tertentu gagal mempertahankan kadar glukosa

darah normal dikarenakan rendahnya aktivitas mitotik dari pulau Langerhans

pankreas dan efek toksik dari tingginya kadar glukosa pada sel β yang tersisa

(Kim et al., 2007). Mekanismenya pada sel β pankreas adalah melalui efek

sitotoksik yang dipicu oleh reactive oxygen species (ROS). ROS meningkatkan

konsentrasi kalsium sitosol secara simultan yang menyebabkan kerusakan sel β

pankreas dengan cepat. STZ memasuki sel β pankreas melalui GLUT-2 dan

menyebabkan alkilasi deoxyribonukleic acid (DNA). Kerusakan DNA memicu

aktivasi poli-adenosine diphosphat (ADP)-ribosilasi, suatu proses yang lebih

penting dari diabetogenisitas STZ daripada kerusakan DNA itu sendiri. Poli-ADP-

ribosilasi ini menyebabkan deplesi nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+)

dan adenosine triphosphat (ATP) sel. Peningkatan ATP defosforilasi setelah

pemberian STZ akan menyediakan substrat untuk xantin oksidase menghasilkan

Page 42: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

formasi dari radikal superoksida. Akibatnya, hidrogen peroksida dan radikal

hidroksil juga terbentuk. Terlebih STZ melepaskan sejumlah toksik nitrit oksida

yang menghambat aktivitas akonitase dan berpartisipasi terhadap kerusakan DNA.

Hasilnya, aktivitas STZ terhadap sel β pankreas menyebabkan terjadinya destruksi

yang berlanjut nekrosis (Szkuldelski, 2001). STZ yang diberikan dalam dosis

tinggi dapat menyebabkan destruksi masif sel ß pankreas dan hiperglikemi

permanen pada berbagai hewan percobaan (Li et al., 2000).

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah meningkat) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Gejala klinis

yang dapat ditemukan pada penderita DM antara lain keluhan khas berupa

poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat

dijelaskan sebabnya, atau ditemukannya keluhan tidak khas yakni lemah,

kesemutan, gatal, mata kabur dan disfungsi ereksi, serta pruritus vulvae pada

pasien wanita (Gustaviani, 2006). Pada penderita DM juga sering disertai keadaan

dislipidemia yang biasa dikenal dengan dislipidemia diabetik. Penyebab utama

dislipidemia diabetik adalah meningkatnya asam lemak bebas dari sel lemak yang

resisten terhadap insulin, dimana dalam penelitian ini produksi insulin terganggu.

Peningkatan asam lemak bebas pada hepar memicu produksi trigliserid (TG),

yang akan memicu sekresi apolipoprotein B (ApoB) dan kolesterol very low

density lipoprotein (VLDL). Ketiadaan insulin untuk menghambat pelepasan

asam lemak bebas, memicu peningkatan produksi VLDL kolesterol oleh hepar,

yang berkaitan dengan tingkat akumulasi lemak di hepar. Peningkatan asam

Page 43: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

lemak bebas sendiri akan mengakibatkan ketidakseimbangan antara pemakaian

dan produksi asam lemak, dan akan berakibat pada peningkatan kadar kolesterol,

sehingga terjadi penumpukan lemak di berbagai organ, antara lain jantung, hepar,

otot skelet, pankreas, dan ginjal (Soegondo, 2004; Semiardji, 2004).

Pada kelompok PK I, PK II, dan OHO, perlakuan diberikan mulai dari

awal sehingga diharapkan dapat menghambat kerusakan sel β pankreas yang

diinduksi STZ, dimana nantinya produksi insulin tetap baik dan tidak terjadi

keadaan DM. Kandungan ascorbic acid dan choline yang dimiliki herba Patikan

Kebo, memiliki aktivitas antidiabetik dan hipoglikemik yang juga dimiliki oleh

beta-sitosterol, serta aktivitas insulinogenik yang dimiliki oleh quercetin

diharapkan mampu menghambat progresivitas induksi STZ sampai kepada

komplikasi DM dimana salah satunya adalah dislipidemia diabetik. Kemudian

aktivitas menurunkan kadar kolesterol, yakni antihiperkolesterolemik yang

diperankan oleh caffeic-acid, kolesterolitik yang diperankan oleh inositol dengan

dosis 2000 mg/hari, serta hipokolesterolemik yang diperankan oleh campesterol,

cycloartenol, linoleic-acid, oleic-acid, beta-sitosterol dengan dosis 2000-6000

mg/hari, ascorbic-acid dengan dosis 300-100 mg/hari diharapkan mampu

menurunkan kadar kolesterol yang merupakan salah satu komplikasi DM.

Meskipun demikian, herba Patikan Kebo juga mengandung kolesterol yang

berperan sebagai antioksidan, dan juga terdapat kandungan palmitic-acid yang

memiliki aktivitas hiperkolesterolemik yang akan menghambat aktivitas

penurunan kadar kolesterol yang diharapkan. Hal ini dapat menjelaskan masih

tingginya kadar kolesterol pada kelompok PK I dan PK II.

Page 44: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

Glibenklamid merupakan obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea,

yang memiliki cara kerja menurunkan kadar glukosa darah melalui mekanisme

perangsangan sekresi insulin di pankreas (Tjay, 2003). Perangsangan sekresi ini

tampaknya tidak berhasil, terlihat dari kadar kolesterol kelompok OHO yang

masih tinggi. Pada induksi STZ, sel β pankreas telah rusak dan nekrosis, sehingga

perangsangan sekresi insulin oleh OHO tidak berhasil.

Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya, dimana induksi

STZ selain menyebabkan hiperglikemia juga menimbulkan adanya

hiperlipidemia, yakni peningkatan kadar kolesterol total, trigliserid, kolesterol

LDL, dan kolesterol VLDL, serta penurunan kolesterol HDL dalam plasma

(Komolafe et al, 2009).

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan kontribusi mengenai

khasiat herba Patikan Kebo, dimana dari hasil penelitian ini dapat diketahui

bahwa herba Patikan Kebo kurang berhasil dalam mencegah dan mengatasi

kerusakan sel β pankreas yang selanjutnya menjadi DM, dan tidak mampu

menurunkan kadar kolesterol pada komplikasi diabetes yakni dislipidemia

diabetik.

Adapun kelemahan dari penelitian ini antara lain zat yang digunakan

untuk menginduksi DM yaitu STZ terlalu toksik, sehingga dalam penelitian ini

beberapa sampel mati sebelum hari pengakhiran. Dan dengan alasan ini pula,

penelitian harus diakhiri sebelum waktu yang telah direncanakan. Kemudian

pemeliharaan sampel kurang terjaga ketat, sehingga faktor-faktor yang seharusnya

dapat dikendalikan justru menjadi faktor perancu, seperti makanan yang tidak

Page 45: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

standar. Dalam pengambilan data, digunakan alat yang sederhana dan praktis agar

memudahkan peneliti mengambil data di tempat penelitian, sehingga validitas

data yang diperoleh tergantung alat yang digunakan tersebut.

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Tidak ada hubungan pemberian ekstrak ethanol Patikan Kebo

(Euphorbia hirta L.) dengan penurunan kadar kolesterol total serum pada

tikus putih yang diinduksi streptozotocin.

B. Saran

1. Penggunaan STZ untuk induksi DM perlu dipelajari lagi mengenai jarak

aman dosis, yaitu dosis minimal, dosis toksik, dan dosis letal. Bisa

dilakukan terlebih dahulu penelitian mengenai uji dosis sebelum

penelitian yang menggunakan STZ untuk induksi DM.

2. Pemilihan herba yang diteliti khasiatnya, dicermati kandungan kimia

yang dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan. Patikan kebo dalam

penelitian ini tidak hanya memiliki beberapa kandungan kimia yang

memiliki aktivitas menurunkan kadar kolesterol yang akan diteliti, tetapi

juga mengandung beberapa kandungan kimia yang aktivitas kimianya

Page 46: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

berlawanan dengan menurunkan kadar kolesterol, bahkan ternyata juga

mengandung kolesterol.

DAFTAR PUSTAKA

Adam JMF. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI. p: 1905.

American Diabetes Association. 2005. Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Diabetes Care 28: 37-42.

Dandona P, Sandeep D, Husam G, Ahmad A. 2004. Metabolic Syndrome and Related Disorders. Fall, 2(4): 287-289. doi:10.1089/met.2004.2.287.

Duke JA. 2009. List of Chemicals of Euphorbia hirta L In: Phytochemical and Ethnobotanical Databases. http://sun.ars-gri.gov:8080/npgspub/xsql/ duke/plantdisp.xsql?taxon=406. (26 September 2009).

Edial S. 2008. Kolesterol Biang Penyakit Jantung. http://www.jantunghipertensi.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=37.

Ganiswara SE, Setiabudy R, Suyatno FD, Purwantyastuti, Nafrialdi. 2004. Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-4. Jakarta: Balai Penerbitan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp: 467-477.

Gustaviani R. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI. p: 1857.

Guyton and Hall.1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi: 9. Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Pp: 1221-1237.

Page 47: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

Hakkim FL, Girija S, Kumar RS, Jalaludeen MD. 2007. Effect of aqueos and ethanol extracts of cassia auriculata l. Flowers on diabetes using alloxan induced diabetic rats. Int J Diabetes & Metabolism 15: 100-106.

Ipteknet. 2008. Tanaman Obat Indonesia. http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/ view.php?mnu=2&id=19. (24 April 2009).

Kim, Jun-Seop S, Hyun-Jung K, Robert CF, Mi-Ji L and Chan-Wha K. 2007. Streptozotocin-induced diabetes can be reversed by hepatic oval cell activation through hepatic transdifferentiation and pancreatic islet regeneration. Laboratory Investigation 87: 702–712.

Komolafe O, Adeyemi D, Adewole S, Obuotor E. 2009. Streptozotocin-Induced Diabetes Alters The Serum Lipid Profiles Of Adult Wistar Rats. The Internet Journal of Cardiovascular Research 7(1).

Li Z, Lijun Z, Stellan S, Karlsson FA. 2000. Expression of Pancreatic Islet MHC Class I, Insulin, and ICA 512 Tyrosine Phosphatase in Low-dose Streptozotocin-induced Diabetes in Mice. The Journal of Histochemistry & Cytochemistry 48(6): 761–767, 2000. http://www.jhc.org. (29 September 2009).

Moluo. 2007. Majalah Pertanian Indonesia. http://www.trubus-online.co.id/ mod.php?mod=diskusi&op=viewdisk&did=1144. (29 September 2009).

Murray RK, Darryl KG, Peter AM, Vicktor WR. 2003. Biokimia Harper. Alih bahasa: Andry Hartono. Edisi ke-25. Jakarta: EGC, pp: 260-2. 270-8. 581.

Navarro-Gonza´ lez JF, Mora-Ferna´ ndez C, 2008. The role of inflammatory cytokines in diabetic nephropathy. J Am Soc NephroL 19: 433–442.

Purawisastra S. 2001. Penelitian Pengaruh Isolat Galaktomanan Kelapa Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Serum Kelinci. http:// digilibekologi.litbang.depkes.go.id/office.php?m=bookmark&id=j kpkbp pk-gdl-g rey-2001-suryana-108-gaktomanan. (29 September 2009).

Page 48: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

Radi B. 2007. Diabetes Melitus Sebagai Faktor Risiko Utama Penyakit Jantung. http://www.pjnhk.go.id/content/view/260/31/. (29 September 2009).

Rindiastuti Y. 2008. Proposal Penelitian Potensi Angkak Merah untuk Terapi Nutrisi Mengatasi Dislipidemia pada Diabetes Melitus Tipe 2. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Solo.

Saunders. 2007. Streptozotocin, Streptozotocin. Saunders Comprehensive Veterinary Dictionary 3rd Edition. www.answer.com. (5 Oktober 2009).

Simatupang A. 1997. Cholesterol, Hypercholesterolemia and the Drugs Against It-A Review. CDK. p: 5.

Sitepoe M. 1992. Kolesterol Fobia. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal: 9-12.

Soebardi S, Yunir E. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI. p: 1864.

Soegondo S. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI. p: 1860-2.

Steriti R. 2002. The Most Important Things to Know About Cholesterol http://www.naturdoctor.com/chapters/articles/cholesterol.html.

Suherman SK. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-5. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI 487-8.

Sumana G, Suryawanshi SA. 2001. Effect of Vinca rosea extracts in treatment of alloxan diabetes in male albino rats. Ind J Exp BioL 39: 748-758.

Szkuldelski T. 2001. The mechanism of alloxan and streptozotocin action in b cells of the rat pancreas. Physiol Res. 50: 536-46.

Page 49: HUBUNGAN PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL PATIKAN KEBO/Hubungan-p...hubungan pemberian ekstrak ethanol patikan kebo (euphorbia hirta l.) dengan kadar kolesterol serum pada tikus putih yang

Tenorio-Lezama. 2001. Euphorbia hirta. http://www.discoverlife.org/ mp/20o?search=Euphorbia+hirta&guide=Fruit_Pests&map=SFTEP. (29 September 2009).

Tjay TH. 2003. Obat-Obat Penting. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta 568-9, 582.

Wahyuningsih, Doti. 2007. Pengaruh Hidroksokobalamin Terhadap Patogenesis Diabetes Pada Tikus Wistar Mld-Stz Suatu Model Diabetes Melitus Tipe I Penelitian Eksperimental Laboratoris. Post Graduate Airlangga University: Dharmawangsa Surabaya Indonesia. Disertasi.