Top Banner
HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN (MGP4) KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA PALUH SIBAJI KECAMATAN PANTAI LABU SKRIPSI AULIA TARA ULFA P01031214003 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN 2018
82

HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

Oct 24, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN (MGP4)

KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA PALUH SIBAJI

KECAMATAN PANTAI LABU

SKRIPSI

AULIA TARA ULFA

P01031214003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

2018

Page 2: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN (MGP4)

KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA PALUH SIBAJI

KECAMATAN PANTAI LABU

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Program Studi Sarjana Terapan di Politeknik Kesehatan Medan

AULIA TARA ULFA

P01031214003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

2018

Page 3: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul :Hubungan Ketahanan Pangan Dan Mutu Gizi

Pangan (MGP4) Keluarga Dengan Status Gizi Balita

Di Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu

Nama Mahasiswa : Aulia Tara Ulfa

Nomor Induk Mahasiswa : P01031214003

Program Studi : Sarjana Terapan Gizi

Menyetujui :

Urbanus Sihotang, SKM, M.Kes NIP. 196611141992031003

Pembimbing Utama

Efendi S Nainggolan, SKM, M.Kes Berlin Sitanggang, SST, M,Kes

NIP. 196109091985011001 NIP. 196206211984031001

Penguji I Penguji II

Mengetahui :

Ketua Jurusan,

Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes

NIP. 196403121987031003 Tanggal Lulus : 21 Agustus 2018

Page 4: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi

yang berjudul”Hubungan Ketahanan Pangan Dan Mutu Gizi Pangan (MGP4)

Keluarga Dengan Status Gizi Balita Di Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai

Labu“ .

Dalam penulisan Skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis

menyampaikan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Medan.

2. Bapak Urbanus Sihotang, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan masukan, saran dan motivasi.

3. Bapak Efendi Nainggolan, SKM, M.Kes selaku dosen penguji I yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan usulan penelitian ini.

4. Bapak Berlin Sitanggang, SST, M.Kes selaku dosen penguji II yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan usulan penelitian ini.

5. Bapak Abdul Hafiz selaku Kepala Desa Paluh Sibaji yang memberikan izin untuk melakukan penelitian di Desa Paluh Sibaji.

6. Ibu Duma selaku bidan Desa Paluh Sibaji yang membantu untuk melakukan penelitian di Desa Paluh Sibaji.

7. Responden di Desa Paluh Sibaji yang berpartisipasi memberikan informasi dalam penyusun skripsi.

8. Kedua orangtua dan keluarga yang senantiasa memberikan doa dan dukungan.

9. Seluruh dosen dan pegawai yang bekerja di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Medan.

10. Ganang Rosadi, Risky Salsabilla, Nurhasanah Umma yang senantiasa turut membantu dalam penulisan skripsi ini.

11. Teman-teman mahasiswa Prodi D-IV angkatan 2014 Jurusan Gizi yang turut membantu dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,untuk itu

penulis mengharapkan sumbang saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Skripsi ini. Semoga apa yang telah ditulis bisa menambah pengetahuan bagi kita semua.

Penulis

Page 5: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

v

RINGKASAN

AULIA TARA ULFA “ Hubungan Ketahanan dan Mutu Gizi Pangan (MGP4)

Keluarga dengan Status Gizi Balita di Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai

Labu”(DI BAWAH BIMBINGAN URBANUS SIHOTANG).

Ketahanan pangan keluarga merupakan kemampuan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan pangan anggota keluarga rumah tangga dari segi jumlah, mutu dan

ragamnya sesuai dengan budaya setempat, sedangkan ketahanan pangan

keluarga tercermin dari ketersediaan, kemampuan daya beli dan keterjangkuan

keluarga dalam memilih pangan.Status gizi balita dipengaruhi oleh beberapa faktor

yang dibedakan menjadi factor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung

meliputi tingkat konsumsi gizi, penyakit infeksi, dan adanya riwayat Bayi Berat

Lahir Rendah (BBLR).Sedangkan factor tidak langsung meliputi ketahanan pangan

keluarga, pola asuh, kesehatan lingkungan, tingkat pendidikan dan kondisi

ekonomi.

Tujuan:Untuk mengetahui hubungan ketahanan pangan dan mutu gizi pangan

keluarga dengan status gizi balita.

Penelitian dilakukan di Desa Paluh Sibaji periode September – Juli 2018. Jenis

penelitian adalah survey dengan rancangan cross sectional study. Populasi adalah

keluarga yang mempunyai anak balita sebesar 600. Sampel adalah anak balita

sebanyak 78 dengan teknik pengambilan sampel acak systematik random

sampling. Data yang dikumpulkan ketahanan pangan, mutu gizi pangan dan status

gizi balita.Ketahanan pangan diperoleh dari % pengeluaran total, mgp diperoleh

dengan metode food recall, status gizi digunakan indeks BB/TB. Analisa data

dengan uji chi – square.

Hasil penelitian diperoleh 52,6% keluarga rawan pangan, 31,0% keluarga dengan

mutu gizi pangan (MGP4) tidak baik, Status gizi balita 6,4 % sangat kurus, 21,8 %

kurus, 12,8 % gemuk.Tidak ada hubungan antara ketahanan pangan keluarga

dengan status gizi balita. Ada hubungan antara mutu gizi pangan keluarga dengan

status gizi balita

Kata kunci :Ketahanan Pangan, Mutu Gizi Pangan (MGP4), Status Gizi

Page 6: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

vi

Page 7: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

vii

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN PERSETUJUAN .............................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

RINGKASAN ............................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................... vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 4

1. Tujuan umum .................................................................. 4

2. Tujuan khusus ................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian .............................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 6

A. Balita .................................................................................. 6

1. Pengertian Balita ......................................................... .... 6

2. Karakteristik Balita .......................................................... 6

B. Status Gizi .......................................................................... 6

1. Pengertian Status Gizi .................................................... 6

2. Faktor-faktor Status Gizi ................................................. 7

3. Penilaian Status Gizi ...................................................... 7

C. Keluarga ............................................................................. 10

1. Pengertian Keluarga ....................................................... 10

2. Fungsi Keluarga .............................................................. 11

3. Karakteristik Keluarga ..................................................... 11

Page 8: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

viii

D. Ketahanan Pangan ............................................................. 12

1. Pengertian Ketahanan Pangan ....................................... 12

2. Faktor-faktor Ketahanan Pangan .................................... 13

3. Sistem Pangan dan Gizi ................................................. 15

4. indikator Ketahanan Pangan ........................................... 15

E. Mutu Gizi ............................................................................ 16

1. Pengertian Mutu Gizi ..................................................... 16

2. Mutu Gizi Konsumsi Pangan . ......................................... 17

F. Survei Konsumsi Makanan ................................................. 19

G. Kerangka Teori ................................................................... 21

H. Kerangka Konsep .............................................................. 22

I.Definisi Operasional .............................................................. 23

J.Hipotesis .............................................................................. 25

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 26

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 26

B. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................ 26

C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................... 26

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data .................................... 28

E. Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 32

A. Hasil Penelitian ................................................................... 32

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................... 32

2. Karakteristik Balita .......................................................... 33

3. Ketahanan Pangan Keluarga .......................................... 34

4. Mutu Gizi Pangan Keluarga ............................................ 35

5. Status Gizi Balita ............................................................ 35

6. Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga dengan

Status Gizi Balita ............................................................ 36

7. Hubungan Mutu Gizi Pangan Keluarga dengan

Status Gizi Balita .............................................................. 37

Page 9: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

ix

B. Pembahasan ..................................................................... 38

1. Karakteristik Balita ........................................................ 38

2. Ketahanan Pangan Keluarga ....................................... 38

3. Mutu Gizi Pangan Keluarga .......................................... 39

4. Status Gizi Balita .......................................................... 40

5. Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga

dengan Status Gizi ....................................................... 41

6. Hubungan Mutu Gizi Pangan Keluarga dengan

Status Gizi .................................................................... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 43

A. Kesimpulan ......................................................................... 43

B. Saran .................................................................................. 43

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 44

LAMPIRAN ........................................................................................... 47

Page 10: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Kelebihan dan Keterbatasan Pengukuran Antropometri .................... 8

2. Indikator Pengukuran Ketahanan Pangan ........................................ 15

3. Definisi Operasional .......................................................................... 23

4. Distribusi Sampel Berdasarkan anak Balita ....................................... 33

5. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 34

6. Distribusi Ketahanan Pangan Keluarga ............................................. 34

7. Distribusi Mutu Gizi Pangan Keluarga ............................................... 35

8. Distribusi Status Gizi Balita ............................................................... 36

9. Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga dengan Status Gizi ........... 36

10. Hubungan Mutu Gizi Pangan Keluarga dengan Status Gizi .............. 37

Page 11: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Teori .................................................................................. 21

2. Kerangka Konsep .............................................................................. 22

Page 12: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Master Tabel ...................................................................................... 47 2. Karakteristik keluarga ........................................................................ 51

3. Formulir Konsumsi Recall Keluarga 1 x 24Jam ................................. 52

4. Formulir Pengeluaran Pangandan Non Pangan ................................. 56

5. Lembar Persetujuan Setelah Pengesahan Responden ...................... 58

6. Frekuensi Variabel ............................................................................. 59

7. Hasil Uji Statistik ................................................................................ 61

8. Dokumentasi ..................................................................................... 63

9. Daftar Riwayat Hidup ......................................................................... 64

10. Pernyataan Keaslian Skripsi .............................................................. 65

11. Bukti Bimbingan Skripsi ..................................................................... 66

12. Surat Izin Penelitian ........................................................................... 68

13. Surat Balasan Penelitian .................................................................... 69

14. Persetujuan Etical Cleranse ............................................................... 70

Page 13: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Sunita, 2009 Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan

tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi,

membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses – proses

kehidupan. Gizi merupakan bagian yang cukup penting dalam

mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mencapai

keseimbangan konsumsi gizi pada setiap individu atau keluarga juga

dipengaruhi banyak faktor, seperti ekonomi, sosial budaya, kebiasaan,

kesukaan, kondisi kesehatan termasuk juga Pendidikan dan pengetahuan

seputar masalah gizi ( Eliana Desy, Solikhah, 2012).

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi

makanan dan penggunaan zat - zat gizi. Bila tubuh memperoleh cukup zat

– zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal

yang memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan

kerja ( Almatsier, 2009).Status gizi baik bila tubuh memperoleh asupan

gizi yang baik, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik dan kesehatan

secara umum pada keadaan umum sebaik mungkin. Status gizi kurang

terjadi bila tubuh mengalami kekurangan zat gizi ( Aidina dkk, 2015 ).

Masalah gizi yang sering terjadi pada Balita antara lain adalah

masalah gizi kurang (BB/U), kependekan (TB/U), gizi lebih atau obesitas

dan kurang vitamin A. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat utama di Indonesia. Kekurangan gizi pada umumnya terjadi

pada balita karena umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang

pesat (Natalia dkk, 2013).

Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, maka balita

termasuk dalam golongan kelompok rentan gizi, yaitu kelompok yang

paling mudah menderita kelainan gizi, akibat dari kurang gizi ini

kerentanan terhadap penyakit infeksi dapat menyebabkan meningkatnya

angka kematian balita ( Soegeng, 2004 dalam Ihsan dkk, 2012).

Page 14: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

2

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia(RISKESDAS)

tahun 2013 prevalensi menurut indikator BB/U secara nasional prevalensi

gizi kurang sebesar 19,6% terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi

kurang. Jika di bandingkan dengan Riskesdas 2007 (18,4%) dan tahun

2010 (17,9%) prevalensi gizi kurang terlihat meningkat. Perubahan utama

terjadi pada prevalensi gizi buruk yaitu dari tahun 2007 (5,4%) pada

tahun 2010 gizi buruk yaitu 4,9% dan naik menjadi 5,7% pada tahun 2013.

Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9%.Dibandingkan

dengan PSG 2016 hasil status gizi menggunakan indeks BB/TB atau

BB/PB prevalensi anak yang sangat kurus dan kurus dari hasil PSG Deli

Serdang 2016 yaitu gizi sangat kurus hanya 6.4% dan kurus sebesar

7.7%.

Laporan hasil Studi Diet Total ( SDT) tahun 2014 prevalensi gizi

kurang di Sumatera Utara sebesar 22,4 % dan stunting sebesar 42,5 %

sedangkan hasil Riskesdas 2013 Sumatera Utara termasuk 18 provinsi

yang memiliki prevalensi gizi buruk – kurang diatas angka prevalensi

nasional berkisar 19,6 % sedangkan prevalensi gizi kurang pada balita di

Deli Serdang sebesar 19,8% dan stunting 37,7%.

Status gizi balita dipengharui oleh beberapa faktor yang dibedakan

menjadi faktor langsung dan tidak langsung.Faktor langsung meliputi

tingkat konsumsi gizi, penyakit infeksi, dan adanya riwayat Bayi Berat

Lahir Rendah (BBLR). Sedangkan faktor tidak langsung meliputi

ketahanan pangan keluarga, pola asuh, kesehatan lingkungan, tingkat

Pendidikan, dan kondisi ekonomi (Supariasa, 2008)

Ketahanan pangan keluarga merupakan kemampuan keluarga

untuk memenuhi kebutuhan pangan anggota rumah tangga dari segi

jumlah, mutu dan ragamnya sesuai dengan budaya setempat, sedangkan

ketahanan pangan keluarga tercermin dari ketersediaan, kemampuan

daya beli, dan keterjangkauan keluarga dalam memenuhi pangan (Natalia

dkk, 2012).

Menurut Badan Pusat Statistik, berdasarkan data pengeluaran

keluarga dapat diungkapkan tentang pola konsumsi keluarga dengan

Page 15: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

3

menggunakan indikator proporsi pengeluaran untuk pangan dan non

pangan. Semakin tinggi pendapatan, maka porsi pengeluaran akan

bergeser dari pengeluaran pangan ke pengeluaran non pangan.

Penelitian Arida (2015) di Aceh Besar ternyata proporsi

pengeluaran untuk pangan adalah 60% yang artinya pengeluaran

konsumsi pangan masih mengambil sebagian besar dari pengeluaran

rumah tangga petani. Demikian juga penelitian Yudaningrum (2011) di

Surakarta, proporsi pengeluaran untuk pangan masih lebih besar 50%

dibandingkan pengeluaran non pangan.

Hasil laporan Studi Diet Total 2014 pada umur 19 – 55 tahun rata-

rata asupan energi di Indonesia sebesar 1695 kalori masih dibawa AKE

nya.

Status gizi juga di pengharui mutu gizi pangan. Semakin tinggi mutu

gizi pada keluarga maka status gizinya semakin baik ( Anwar dkk, 2014).

Hasil penelitian Natalia dkk, 2013 bahwa ada hubungan ketahanan

pangan tingkat keluarga dengan status gizi balita dan penelitan menurut

Rohaedi dkk, 2014 mengatakan ada hubungan antara tingkat ketahanan

pangan rumah tangga dengan status gizi balita.

Konsumsi pangan dengan gizi yang cukup dan seimbang

merupakan faktor penting untuk menentukan tingkat kesehatan dan

tingkat kecukupan konsumsi pangan dan gizi seseorang akan

mempengharui keseimbangan perkembangan jasmani dan rohani yang

bersangkutan untuk mempertahankan ketahanan pangan tingkat rumah

tangga, ditetapkan rekomendasi kecukupan energi dan protein per orang /

hari adalah 2.200 kilokalori dan 52 gram (Rahmadi dkk, 2013).

Berdasarkan perhitungan tingkat kecukupan zat gizi, dapat diperoleh

nilai mutu gizi konsumsi pangan (MGP) dari seluruh zat gizi yang di

konsumsi oleh subjek.Penilaian MGP dilakukan dengan menganalisis

kandungan gizi makanan yang dikonsumsi dibandingkan dengan

kecukupan gizi yang dianjurkan dan dinyatakan dalam persen (prasetyo

dkk, 2013).

Page 16: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

4

Berdasarkan penelitian Anwar (2014) bahwa Mutu Gizi di Indonesia

sebanyak 36,6% tergololong sangat kurang dan penelitian Prasetyo

(2013) pada usia 2-6 tahun 34,6% termasuk kategori baik.

Hasil laporan Dinas Ketahanan Pangan Deli Serdang 2016 di

peroleh penduduk yang sangat rawan pangan sebesar 18,2 % dan rawan

pangan sebesar 36,4 % demikian juga asupan protein di daerah nelayan

lebih rendah di bandingkan daerah pertanian ( Dinas Ketapang, 2016).

Pantai Labu merupakan suatu kecamatan yang terletak di daerah

pesisir pantai sehingga diharapkan masyarakat mengkonsumsi ikan lebih

tinggi agar gizinya semakin baik dan Desa Paluh Sibaji sebagian besar

bermata pencarian nelayan.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik meneliti

”Hubungan Ketahanan Pangan dan Mutu Gizi Pangan (MGP4) Keluarga

dengan Status Gizi Balita di Desa Palu Sibaji Kecamatan Pantai Labu”.

B. Perumusan Masalah

Adakah hubungan ketahanan pangan dan mutu gizi pangan (MGP4)

keluarga dengan status gizi balita ?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan ketahanan pangan dan mutu gizi

pangan keluarga dengan status gizi balita.

2. Tujuan Khusus

a. Menilai ketahanan pangan keluarga di Desa Paluh Sibaji.

b. Menilai mutu gizi pangan keluarga di Desa Paluh Sibaji.

c. Menilai status gizi balita.

d. Menganalisis hubungan tingkat ketahanan pangan keluarga

dengan status gizi balita di Desa Paluh Sibaji.

e. Menganalisis hubungan tingkat mutu gizi keluarga pangan dengan

status gizi balita di Desa Paluh Sibaji.

Page 17: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Sebagai informasi tentang pentingnya ketahanan pangan

keluarga dan bagaimana pengaruh status gizi dengan mutu gizi.

2. Bagi Peneliti

Untuk mengembangkan kemampuan peneliti tentang hubungan

ketahanan pangan dan mutu gizi pangan keluarga dengan

status gizi balita.

3. Bagi Instasi Terkait

Sebagai masukan atau informasi mengenai masalah gizi pada

balita dan mutu gizi pangan penduduk.

Page 18: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Balita

1. Pengertian Anak Balita

Anak balita merupakan kelompok usia dengan pertumbuhan badan

yang pesat. Namun, balita juga merupakan kelompok yang rentan gizi dan

mudah menderita kelainan gizi ( Okti Woro, 2012). Gizi merupakan bagian

terpenting dalam tumbuh kembang anak yang memiliki keterkaitan dengan

kecerdasaan dan kesehatan (Proverawati & wati dalam Marelda, 2014).

2. Karekteristik Balita

Anak usia 1 – 3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak

menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi

demikian, anak balitadiperkenalkan dengan berbagai bahan makanan.

Laju pertumbuhan masa balita lebih besar dari masa usia prasekolah

sehingga diperlukan jumlah makanan yang lebih besar(Proverawati &

wati, 2011 dalam Marelda, 2014). Pertumbuhan anak dipengharui oleh

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari genetik,

sedangkan faktor eksternal yaitu status gizi pada balita ( Hastuti, 2013).

B. Status Gizi

1. Pengertian Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat – zat gizi.Dibedakan menjadi status gizi buruk,

kurang, baik, dan lebih. Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan

dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energi, membangun,

dan memelihara jaringan tubuh, serta mengtur proses – proses kehidupan

dalam tubuh ( Almatsier, 2010)

Page 19: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

7

2. Faktor – faktor yang mempengharui status gizi

a. Penyebab langsung

1) Keadaan infeksi

Ada hubungan yang erat antara infeksi ( bakteri, virus dan parasit)

dengan kejadian malnutrisi. Penyakit infeksi akan menyebabkan

gangguan gizi.

2) Tingkat konsumsi makanan

Konsumsi makanan oleh keluarga bergantung pada jumlah dan jenis

pangan yang dibeli, pemasakan, distribusi dalam keluarga. Hal ini

bergantung pada pendapatan, agama, adat kebiasaan, dan tingkat

Pendidikan ( Almatsier, 2005 dalam Susanto, 2015).

b. Penyebab Tidak Langsung

1) Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai

Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan

pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik

jumlah maupun mutu gizinya.

2) Pola pengasuhan anak kurang memadai

Setiap keluarga dan masyarakat diharapkan dapat menyediakan

waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh

kembang dengan baik fisik, mental dan sosial.

3. Penilaian Status Gizi

a. Pengukuran Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.Antropometri

sangat umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein

dan energi yang biasanya terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan

proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.

(Depkes RI, 2005 dalam Frisda Turnip, 2008).

Page 20: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

8

Tabel 1. Kelebihan dan Keterbatasan Pengukuran Antropometri

Kelebihan Keterbatasan

Relative murah, tidak

menimbulkan rasa sakit pada

responden

Membutuhkan data referensi yang

relavan

Cepat, sehingga dapat dilakukan

pada populasi besar

Kesalahan yang muncul seperti

pada peralatan (belum dikalibari),

kesalahan obsever ( pengukuran,

pembaca, pencatatan)

Objektif, gradable, dapat

dirangking apakah ringan, sedang

atau berat

Hanya mendapatkan data

pertumbuhan, obesitas, malnutrisi

karena kurang energi protein, tidak

dapat memperoleh informasi

karena defisiensi zat gizi mikro.

Sumber : Supariasa dkk, 2008

b. Indeks Antropometri

Penentuan status gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu

secara biokimia, dietetika, klinik dan antropometri ( cara yang paling

umum dan mudah digunakan untuk mengukur status gizi dilapangan).

Indeks antropometri yang dapat digunakan adalah Berat Badan per Umur

(BB/U), Tinggi Badan per Umur (TB/U) dan Berat Badan per Tinggi Badan

(BB/TB), (Depkes RI, 2005 dalam Frisda Turnip, 2008).Indikator tersebut

antara lain adalah sebagai berikut :

1) Berat Badan terhadap Umur (BB/U)

Merupakan indikator status gizi kurang saat sekarang dan sensitive

terhadap perubahan kecil.Dapat digunakan untuk memonitor pertumbuhan

dan pengukuran yang berulang dapat mendeteksi growth failure karena

infeksi atau KEP.Kekurangan memakai indeks ini adalah sulitnya untuk

mendapatkan umur yang akurat, keliru dalam menginterprestasikan status

gizi bila terdapat edema dan kesalahan pengukuran yang dapat

Page 21: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

9

disebabkan oleh pengaruh pakaian atau anak bergerak saat ditimbang

serta adanya hambatan dari segi perspektif budaya.

2) Tinggi Badan terhadap Umur (TB/U)

Merupakan indikator status gizi masa lalu dan kesejahteraan dan

kemakmuran suatu bangsa.Kekurangan pemakaian indeks ini adalah

sulitnya mendapatkan umur yang akurat dan perubahan tinggi badan tidak

banyak terjadi dalam waktu singkat dan perlu dua orang untuk membantu

mengukur tinggi anak.

3) Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB)

Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan.Indeks

BB/TB merupakan indeks yang independen terhadap umur merupakan

indikator untuk menilai status gizi saat ini dimana umur tidak perlu

diketahui.Indeks ini dapat digunakan untuk mengetahui proporsi badan

gemuk, normal dankurus.

Langkah – langkah menimbang berat badan (BB) adalah :

a. Meletakan alat timbangan berat badan ditempat yang datar.

b. Sebelum melakukan penimbangan, timbangan digital dikalibrasi

terlebih dahulu dengan menggunakan air mineral 1,5 Liter

sebanyak 4 buah.

c. Setelah alat siap, responden disuruh untuk melepaskan segala

macam aksesories dan alas kaki

d. Responden dipastikan rileks

e. Kemudian mencatat hasil pengukuran dalam satuan kilogram

(kg)

Langkah – langkah mengukur tinggi badan (TB) :

a. Memilih bidang yang datar misalnya tembok untuk meletakkan

microtoise

b. Kemudian menarik ujung meteran hingga 2 meter ke atas

secara vertical hingga microtoise menunjukkan angka nol.

c. Memasang paku sebagai penguat agar alat tidak bergeser

d. Setelah alat siap, meminta responden untuk melepas alas kaki

dan melonggarkan ikat rambut bila ada.

Page 22: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

10

e. Responden berdiri tegap, pandangan lurus kedepan, kedua

lengan berada disamping, telapak tangan posisi siap.

f. Memastikan kepala, punggung, bokong, betis, dan rumit

menempel pada bidang vertical

g. Menurunkan microtoise hingga menyentuh rambut dan posisi

microtoise tegak lurus

h. Catat hasil pengukuran

c. Klasifikasi Status Gizi

Pengukuran status gizi balita pada penelitian ini

menggunakanindikator BB/TB atau berat badan menurut tinggi badan

karena berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang

memberikan gambaran tentang massa tubuh (otot dan lemak). Masa

tubuh sifatnya akut terhadap perubahan mendadak, seperti terserang

penyakit, menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi, maka berat

badan merupakan ukuran yang stabil yang ditunjukan dari hasil

penimbangan berat badan(Supariasa, 2008).

C. Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang hidup

bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, individu mempunyai

peran masing – masing yang merupakan bagian dari keluarga. Definisi ini

sesuai dengan yang terdapat dalam UU No 10 tahun 1992 tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera

yang menyatakan keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang

terdiri dari suami istri atau suami istri dan anak- anaknya (Sutikno, 2011).

Page 23: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

11

2. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga secara umum ( Lewandowski, et al., 2010; Vliem,

2009; Wedastra, 2015) meliputi :

a. Fungsi afektif , fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan

segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga

berhubungan dengan orang lain.

b. Fungsi sosialisasi dan tempat sosialisasi, fungsi

mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan

social sebelum meninggal rumah untuk berhubungan dengan

orang lain di luar rumah.

c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi keluarga untuk

mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi, keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan

kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat

untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan, fungsi untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar

tetap memiliki produktivitas tinggi.

3. Karakteristik Keluarga

Pangan keluarga merupakan kemampuan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan pangan anggota rumah tangga dari segi jumlah, mutu, dan

ragamnya sesuai dengan budaya setempat.

Ketersediaan pangan keluarga akan di pengharui oleh faktor

keterjangkauan (jarak) dan kemampuan daya beli keluarga terhadap

bahan makanan (Natalia dkk, 2013).

Page 24: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

12

D. Ketahanan Pangan

1. Pengertian Pangan

Pangan adalah kebutuhan dasar bagi manusia yang bersifat hakiki yang

harus dipenuhi setiap saat. Oleh karena itu pangan yang tersedia

dimasyarakat harus layak dikonsumsi dana man untuk dikonsumsi.

Pendapat lain menyatakan bahwa pangan hendaknya tersedia secara

cukup dan memenuhi kaidah aman, bermutu, bergizi dan beragam untuk

memenuhi kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh setiap hari.

Kekeurangan atau kelebihan dalam jangka waktu lama berakibat buruk

terhadap kesehatan (Almatsier, 2011).

Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi

rumah tangga yang tercermin dari tersediaanya pangan yang cukup, baik

jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau (Rahmawati,

2012).

Menurut Nurhemi 2014, Ada berbagai definisi ketahanan pangan tersebut

antara lain adalah sebagai berikut:

a. First World Food Conference (1974), United Nations (1975)

mendefinisikan ketahanan pangan sebagai ketersediaan pangan

dunia yang cukup dalam segala waktu untuk menjaga keberlanjutan

konsumsi pangan dan menyeimbangkan fluktuasi produksi dan

harga.

b. FAO (Food and Agricultural Organization), 1992 mendefinisikan

ketahanan pangan sebagai situasi pada saat semua orang dalam

segala waktu memiliki kecukupan jumlah atas pangan yang aman

dan bergizi demi kehidupan yang sehat dan aktif. Ketahanan

pangan dijelaskan dalam 4 pilar, yakni food availability, physicial

and economic access to food, stability of supply and access, and

food utilization.

c. USAID (1992) mendefinisikan ketahanan pangan sebagai kondisi

ketika seluruh orang pada setiap saat memiliki akses secara fisik

Page 25: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

13

dan ekonomi untuk memperoleh kebutuhan konsumsinya untuk

hidup sehat dan produktif.

d. International Conference in Nutrition (FAO/WHO, 1992)

mendefinisikan ketahanan pangan sebagai akses setiap rumah

tangga atau individu untuk memperoleh pangan pada setiap waktu

untuk keperluan hidup sehat.

e. World Bank (1996) mendefinisikan ketahanan pangan sebagai

akses oleh semua orang pada segala waktu atas pangan yang

cukup untuk kehidupan yang sehat dan aktif.

f. Hasil Lokakarya Ketahanan Pangan Nasional (DEPTAN, 1996)

mendefinisikan ketahanan pangan sebagai kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan pangan anggota rumah tangga dalam jumlah,

mutu, dan ragam sesuai dengan budaya setempat dari waktu ke

waktu agar dapat hidup sehat.

g. OXFAM (2001) mendefinisikan ketahanan pangan sebagai kondisi

ketika setiap orang dalam segala waktu memiliki akses dan kontrol

atas jumlah pangan yang cukup dan kualitas yang baik demi hidup

yang sehat dan aktif. Ada dua kandungan makna yang tercantum

disini, yakni ketersediaan dalam artian kualitas dan kuantitas, dan

akses dalam artian hak atas pangan melalui pembelian, pertukaran,

maupun klaim.

2. Faktor – faktor Ketahanan Pangan

Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan

rumah tangga nelayan menurut ( Yuliana, 2013) dan (Khomsan, 2013) :

a. Pendidikan ibu rumah tangga

Pendidikan ibu tidak berpengaruh nyata terhadap ketahanan pangan

rumah tangga dan dalam memberikan konsumsi pangan untuk anggota

rumah tangganya tidak berasal dari Pendidikan formal.

b. Besar anggota rumah tangga

Page 26: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

14

Semakin besar ukuran anggota rumah tangga maka akan semakin

kecil peluang tercapainya ketahanan pangan rumah tangga (

Desfaryani,2012).

c. Pengeluaran rumah tangga

Pengeluaran rumah tangga nelayan terbagi atas dua pengeluaran

yaitu pengeluaran untuk membeli kebutuhan pangan dan kebutuhan non

pangan (Herdiana, 2009 dalam Yuliana, 2013).

d. Pekerjaan di rumah tangga

Mata pencaharian berhubungan erat dengan akses pangan yang

meliputi produksi rumah tangga dan alat untuk memperoleh pendapatan/

sumber nafkah.Fungsi dari akses terhadap sumber pangan adalah daya

beli rumah tangga. Dengan kata lain, akses pangan terjadi seiring

terjaminnya pendapatan dalam jangka panjang ( Hildawati, 2008 dalam

Salim, 2016).

e. Pengetahuan gizi ibu rumah tangga

Pengetahuan gizi terkait dengan keputusan ibu dalam memilih jenis

dan jumlah pangan yang akan dikonsumsi untuk anggota keluarga,

semakin baik pengetahuan gizi ibu maka ketahanan pangan rumah

tangga dapat di capai. Penegtahuan gizi ibu rumah tangga berpengaruh

nyata terhadap tingkat ketahanan pangan rumah tangga.

f. Asupan energi dan kecukupan gizi rumah tangga

Menurut Nguyen et al (2013), pola konsumsi pangan individu dapat

mencerminkan kecukupan gizi seseorang. Keanekaragaman konsumsi

pangan merupakan upaya seseorang untuk mencukupi asupan gizinya

baik berupa energi, protein, vitamin, mineral dan lain – lain. Pada

dasarnya semakin beragam konsumsi pangan seseorang semakin besar

peluang mencukupi kebutuhan gizinya.

Page 27: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

15

3. Sistem Pangan Dan Gizi

Sistem pangan dan gizi mempunyai tujuan meningkatkan dan

mempertahankan status gizi masyarakat dalam keadaan optimal. Sistem

pangan dan gizi mempunyai empat komponen yaitu :

1) Penyediaan Pangan

Upaya mencapai status gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai

dengan penyediaan pangan yang cukup. Penyediaan pangan yang cukup

diperoleh melalui produksi pangan dalam negeri dalam melalui upaya

pertanian dalam menghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk, sayur –

mayur, dan buah – buahan.

2) Konsumsi makanan

Konsumsi makanan oleh masyarakat atau oleh keluarga bergantung

pada jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasakan, distribusi dalam

keluarga dan kebiasaan makan secara perorangan. Hal ini bergantung

pada pendapatan, agama, adat kebiasaan, dan pendidikan masyarakat

(Almatsier 2009).

4. Indikator pengukuran ketahanan pangan

Tabel2.Pengukuran Ketahanan Pangan : Pangsa Pengeluaran Pangan dan

Konsumsi Energi

Tingkat

Konsumsi

Energi

Pangsa Pengeluaran Pangan

Rendah (<60%

pengeluaran total)

Tinggi(≥60% pengeluaran total)

Cukup (>80%

kecukupan

energi)

1. Tahan Pangan

2. Rentan Pangan

Kurang (≤80%

kecukupan

energi)

3. KurangPangan

4. Rawan Pangan

Sumber:Jonsson dan Toole, 1991 dalamMaxwelS, etal(2000) dalam Rahmi (2013)

Page 28: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

16

E. Mutu Gizi Pangan

1. Pengertian Mutu Gizi Pangan

Mutu adalah kumpulan sifat atau ciri yang membedakan suatu produk

dengan produk lain. Menurut PP Nomor 28 tahun 2004 mutu pangan

adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan,

kandungan gizi, dan standar perdagangan terhadap bahan makanan dan

minuman. Gizi pangan adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam

pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral

serta turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan

manusia (Amrin dkk, 2013).

Evaluasi mutu gizi pangan dilakukan terhadap :

1. Kadar zat gizi pangan

Kadar zat gizi diukur jenis dan kepadatannya menggunakan analisis

kimia seperti analisia protein, analisis lemak, analisis karbohidrat, analisis

mineral dan analisis vitamin. Hasil analisis digunakan untuk membantu

dalam penentuan nilai gizi pangan.

2. Nilai gizi pangan

Nilai gizi pangan ditentukan berdasarkan ketersediaan zat – zat gizi

baik secara teoritis. Penentuan nilai gizi pangan dilakukan dengan cara

penentuan nilai gizi protein, nilai gizi lemak, nilai gizi karbohidrat, nilai gizi

mineral dan nilai gizi vitamin.

Peningkatan Mutu dan Kadar Gizi Pangan dilakukan untuk meningkatkan

ketersediaannya sebagai sumber zat gizi. Peningkatan kadar gizi pangan

dilakukan terhadap baik zat gizi makro maupun zat gizi mikro. Beberapa

teknik peningkatan kadar zat gizi antara lain :

1) Fortifikasi pangan adalah penambahan satau atau lebih zat gizi (

nutrien) pada taraf yang lebih tinggi daripada yang ditemukan pada

pangan awal.

2) Restoration mengacu kepada penggatian zat gizi yang hilang selama

proses pengolahan.

Page 29: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

17

3) Suplementasi pangan ditujukan untuk menambah konsumsi pangan

sehari – hari yang kurang yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti

kurangnya pengertian, lemahnya ekonomi, dan sebagainya.

4) Tingkat kesehatan masyarakat diharapkan meningkatkan karena pada

prinsipnya makin banyak jenis bahan pangan yang dikonsumsi, makin

lengkap perolehan zat gizinya ( Artikel Persagi Gorontalo, 2014)

Nilai mutu gizi pangan (MGP) dari seluruh zat gizi yang dikonsumsi oleh

subjek.Penilaian mutu gizi pangan dilakukan dengan meng-analisis

kandungan gizi makanan yang dikonsumsi dibandingkan dengan

kecukupan gizi yang dianjurkan dan dinyatakan dalam persen.Mutu gizi

pangan dihitung berdasarkan tingkat pemenuhan kebutuhan gizi rata –

rata dari 4 zat gizi (MGP4) yaitu Energi, protein, lemak dan

karbohidrat.(Prasetyo dkk, 2013).

2. Mutu Gizi Konsumsi Pangan

Mutu gizi konsumsi pangan didasarkan tingkat pemenuhan

kebutuhan gizi anak balita rata-rata dari 4 zat gizi (MGP4) yakni :

a. Energi

Kebutuhan energi sehari pada tahun pertama 100-200 kkal/kgBB.

Untuk tiap tiga tahun pertambahan umur,kebutuhan energi turun 10

kkal/kgBB. Penggunaan energi dalam tubuh adalah 50% atau 55

kkal/kgBB/hari untuk metabolisme basal, 5-10% untuk specific Dynamic

Action, 12%untuk pertumbuhan, 25% atau 15-25 kkal/kgBB/hari untuk

aktivitas fisik dan 10% terbuang melalui feses.

Zat-zat gizi yang mengandung energi terdiri dari protein, lemak, dan

karbohidrat.Dianjurkan agar jumlah energi yang diperlukan didapat dari

50-60%karbohidrat, 25-35% lemak, sedangkan selebihnya (10-15%)

berasal dari protein.

b. Protein

Protein merupakan sumber Asam amino esensial yang diperlukan

sebagai zat pembangun, yaitu pertumbuhan dan pembentukan protein

dalam serum, hemoglobin, enzim, hormon serta antibodi; mengganti sel-

Page 30: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

18

sel tubuh yang rusak; memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh

dan sumber energi.

Disarankan untuk memberikan 2,5-3 g/kgBB bagi bayi dan 1.5-2

g/kgBB bagi anak sekolah sampai adolesensia. Jumlah protein yang

diberikan dianggap adekuat jika mengandung semua asam amino

esensial dalam jumlah yang cukup, mudah dicerna dan diserap oleh

tubuh, maka protein yang diberikan harus sebagaian berupa protein yang

berkualitas tinggi seperti protein hewani.

c. Lemak

Kebutuhan lemak tidak dinyatakan dalam angka mutlak, dianjurkan

15-20% energitotal berasal dari lemak. Di indonesia energi yang berasal

dari lemak pada umumnya sekitar 10-20%. Proporsi kandungan lemak

yang rendah ini diduga lebih baik untuk kesehatan, karena risiko untuk

mendapat penyakit arterosklerosis lebih renda.Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa lemak harus ada dalam makanan dan jumlah lemak

yang ada dalam hidangan di Indonesia pada umumnya memadai.

Masukan lemak setelah umur 6 bulan sebanyak 30-35% dari jumlah

energi seluruhnya masih dianggap normal, akan tetapi seharusnya tidak

lebih rendah. Diet sangat rendah lemak dapat menimbulkan rasacapai dan

menghilangkan rasa kenyang.Senbaiknya pemberian lemak berlebihan

dapat menyebabkan obesitas.

d. Karbohidrat

Dianjurkan 60-70% energi total basal berasal dari hidrat arang, pada

ASI dan sebagian besar susu formula bayi, 40-50% kandungan kalori

berasal dari hidrat arang terutama laktosa.

Karbohidrat diperlukan anak-anak yang sedang tubuh sebagai sumber

energi, dan tidak ada ketentuan tentang kebutuhan minimal karbohidrat,

karena glukosa dalam sirkulasi dapat dibentuk dari protein dan

gliserol.Masukan yang dianggap optimal berkisar antara 40-60% dari

jumlah energi.Sebaiknya karbohidrat yang dimakan terdiri dari

polisakarida seperti yang terdapat dalam beras, gandum, kentang, dan

sayuran. Gula yang terdapat dalam minuman manis,selai, kue, gula-gula

Page 31: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

19

dan cokelat harus dibatasi dan tidak melebihi10% dari jumlah energi.

Monosakarida dan disakarida lainnya terdapat dalam buah-buahan dan

susu serta produk susu. Buah, susu dan produk susu merupakan sumber

vitamin dan trace element untuk anak yang sedang tumbuh. Makanan

yang terlalu manis dapat mangakibatkan kerusakan gigi anak-anak.

F. Survei Konsumsi Makanan

Survey konsumsi makanan ( food consumption Survey), ditujukan untuk

mengetahui kebiasaan makan, gambaran tingkat kecukupan bahan

makanan, dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga, dan

perorangan, serta faktor – faktor yang mempengharuinya. Metode atau

pendekatan yang umum digunakan dalam pengukuran survei konsumsi

makanan dikenal dengan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan gabungan.

Namun harus diakui bahwa masing – masing pendekatan tersebut

mempunyai kelemahan dan keunggulan. Oleh sebab itu, petugas

pelaksana harus mampu menggunakan pendekatan terpilih yang

mempunyai bias sekecil mungkin agar hasil yang didapatkan mendekati

hasil ukur sebenarnyan ( Supariasa dan Hardianyah, 2017).

Metode Pengukuran yang dilakukan adalah metode recall 24 jam salah

satu metode yang banyak digunakan dalam survei konsumsi makanan di

berbagai belahan dunia walaupun pada dasarnya metode ini lebih

cenderung termasuk kategori kualitatif. Metode ini lebih mengedepankan

kekuatan daya ingat individu yang diwawancarai dalam mengonsumsi

makanan selama 24 jam yang lalu.

Metode recall 24 jam dengan kelebihan sebagai berikut:

1) Mudah melaksanakannya serta tidak perlu membebani responden.

2) Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan perlatan khusus dan

tempat yang luas untuk wawancara.

3) Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden.

4) Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf.

5) Dapat memberikan gambaran nyata yang benar – benar

dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.

Page 32: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

20

Kekurangan metode recall 24 jam :

1) Tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari –hari bila,

hanya dilakukan recall satu hari

2) Ketepatannya sangan tergantung pada daya ingat responden. Oleh

karena itu responden harus mengingat daya ingat yang baik,

sehingga metode ini tidak cocok dilakukan pada anak usia dibawah

7 tahun dan orang yang hilang ingatan

3) Membutuhkan tenaga atau petugas yang terampil dan terlatih

dalam menggunakan alat – alat bantu URT dan ketepatan alat

bantu yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat.

4) Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan

dari penelitian (supariasa dkk, 2008).

Page 33: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

21

G. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian

Sumber : Management of Severe Malnutition (WHO, 2000) dalam

Hardinsyah dan Supariasa (2017).

Status Gizi

Faktor

Langsung

Faktor Tidak

Langsung

Perilaku

asuhan Ibu

dan Anak

KetersediaanPa

ngan tingkat

Rumah Tangga

Pelayanan

Kesehatan &

Sanitasi

Kemiskinan,

Pendidikan Rendah,

Ketersediaan Pangan,

Kesempatan Kerja

Krisis Ekonomi,

Politik, dan

Sosial

Mutu Gizi

Page 34: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

22

H. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Status gizi balita disebabkan karena ketahanan pangan dan mutu gizi

pangan. Jika tingkat ketahanan pangan dan mutu gizi pangan keluarga

baik maka status gizinya juga akan baik.

Status Gizi Balita

Ketahanan Pangan

Mutu Gizi Pangan

Page 35: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

23

I. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara

Ukur

Hasil Ukur Skala

1 Ketahana

n Pangan

Ketahanan pangan merupakan Terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang di ukur dari 2 komponen yaitu presentase pengeluaran pangan dengan non pangan dan kecukupan konsumsi energi. Dikategorikan menjadi : a. Tahan pangan b. Rentan pangan c. Kurang pangan d. Rawan pangan ( Rahmi, 2013)

Wawancara

Indikator pengukuran ketahan pangan :

a. Tahan pangan Jika pengeluaran pangan rendah <60% dan tingkat konsumsi energi cukup (>80%)

b. Rentan pangan Jika pengeluaran pangan tinggi ≥60% dan tingkat konsumsi energi cukup (>80%)

c. Kurang pangan jika pengeluaran pangan rendah <60% dan tingkat konsumsi energi kurang (≤80%)

Rawan pangan jika pengeluaran pangan tinggi ≥60% dan tingkat konsumsi energi kurang( ≤80%)

Ordinal

2 Mutu Gizi Penilaian Mutu Gizi Pangan dilakukan dengan meng-analisis kandungan gizi makanan yang dikonsumsi ( energi, protein, lemak dan

Wawancara Food recall 24 jam

Klasifikasi tingkat konsumsi dibagi menjadi 4, yaitu :

a. Baik :TKG≥100 % AKG

b. Sedang :

Ordinal

Page 36: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

24

karbohidrat ) dibandingkan dengankecukupan gizi yang dianjurkan dan dinyatakan dalam persen lalu dikategorikan.

TKG 80-99 % AKG

c. Kurang :TKG 70-79% AKG

d. Defisit :TKG < 70% AKG

(Supariasa dkk, 2008 )

3 Status

Gizi

Balita

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat - zat gizi yang di ukur dengan indeks BB/TB, Berat badan di timbang dengan timbangan digital, tinggi badan di ukur dengan microtoise. Di olah dengan WHO Antrhro 2005 (Almatsier, 2009).

Pengukuran BB dan TB

Indikator pengukuran BB/TB dengan kategori :

a. Sangat kurus <-3 SD

b. Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD

c. Normal -2 SD sampai dengan 2 SD

d. Gemuk > 2 SD

(Kemenkes, 2010)

Ordinal

Page 37: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

25

J. Hipotesis

Ho1 : Tidak Ada hubungan ketahanan pangan dengan status gizi balita

di DesaPaluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu.

Ha2 : Ada hubungan mutu gizi pangan keluarga dengan status gizi

balita di Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu.

Page 38: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dan pengumpulan data ini telah dilakukan pada keluarga

yang ada di desa Paluh Sibaji, kecamatan Pantai Labu. Pengumpulan

data dilakukan pada tanggal 24 – 28 Juni 2018.

B. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

observasional dengan rancangan penelitian adalah cross sectional study.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua keluarga yang

mempunyai anak balita sebanyak 600 kepala keluarga.

2. Sampel

Sampel sebagian dari populasi. Sampel yang memenuhi kriteria

inklusiadalah :

a. Keluarga yang mempunyai anak balita umur 1 – 5 tahun.

b. Rumah tangga lengkap yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.

c. Semua makanan anggota keluarga di sediakan di rumah.

d. Bersedia untuk diikutsertakan dalam penelitian ini dengan

mengisi surat persetujuan menjadi responden.

Page 39: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

27

Jumlah sampel dihitung dengan rumus (Notoatmodjo, 2012) :

=

=

=77,47 dibulatkan menjadi 78 Kepala Keluarga

Keterangan :

n = jumlah sampel

= nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat

kemaknaan (untuk = 0,05 adalah 1,96)

p = proporsi pada kelompok kasus (36,4%)

q = 1 –p ( proporsi bukan pada kasus 63,6%)

d = limit dari error atau presisi absolut ( 0,1)

N = banyak populasi ( 600)

Teknik pengambilan sampel adalah systematik random sampling. Dengan

langkah – langkah sebagai berikut :

1) Hitung interval dengan rumus jumlah populasi dibagi dengan jumlah

sampel.

Ket :

Interval

N = Populasi

n = Sampel

2) Penentuan sampel pertama di random ( no 1 – 8 di acak dari masing –

masing rumah dan nomor yang keluar merupakan sampel pertama)

Page 40: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

28

3) Sampel selanjutnya diambil dengan interval 8 sampai mencapai

jumlah 78 anggota sampel ( Notoatmodjo, 2010).

3. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah ibu atau bapak yang tinggal di

Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu yang menjadi sampel

penelitian.

D. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder.

a. Data primer

Jenis data primer dalam penelitian ini meliputi :

a. Data identitas sampel meliputi : nama, tanggal lahir, BB, TB,

umur, jenis kelamin

b. Data identitas keluarga

Data identitas keluarga meliputi: nama,usia, besar keluarga,

pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.

c. Data ketahanan pangan

Data ketahanan pangan diperoleh dengan mengukur jumlah

pengeluaran pangan dan non pangan keluarga yang

dikumpulkan dengan wawancara dengan alat bantu kuesioner.

d. Mutu gizi pangan

Data mutu gizi pangan diperoleh dengan survei konsumsi

makanan keluarga dengan metode Food Recall 24 jam

keluarga.

Adapun langkah – langkah pelaksanaan recall 24 jam adalah :

1. Enumerator melakukan probing dengan menanyakan menu

apa yang di masak 1 hari kemarin.

2. Enumerator menanyakan kembali dan mencatat semua

makanan dan makanan yang dikonsumsi keluarga dalam

Page 41: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

29

ukuran rumah tangga (URT) selama kurang waktu 24 jam

yang lalu. Dalam membantu pengguna mengingat apa yang

dimakan, perlu diberi penjelasan waktu kegiatannya seperti

waktu setelah bangun pagi, pulang kerja dan sebagainya.

Enumerator juga menggunakan buku food model untuk

membantu sampel memperkirakan jumlah bahan makanan

yang dikonsumsinya.

3. Memasukkan nama bahan makanan ke program

nutrisurvey untuk mengetahui nilai gizi.

e. Status gizi

Data status gizi dikumpulkan dengan menimbang berat badan

(BB) menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,1 kg

dan mengukur tinggi badan (TB) menggunakan microtoise

dengan ketelitian 0,1 cm. status gizi diolah menggunakan

program WHO Anthro 2005.

b. Data sekunder

Meliputi gambaran umum Desa Paluh Sibaji yang di perolehdengan

mencatat data – data yang ada di kantor kepala desa.

E. Pengolahan dan Analisis Data

1.pengolahan Data

a. Presentase Pengeluaran Pangan

i. Menjumlahkan pengeluaran pangan

a. Menjumlahkan pengeluaran non pangan

b. Menghitung persen antara pengeluaran pangan dannon

pangan

c. Mengkategorikan (Rahmi, 2013):

1)Pengeluaran pangan rendah :Jika<60%

2)Pengeluaran pangan tinggi:Jika ≥60%

Page 42: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

30

ii. Asupan Konsumsi Energi

a. Hasil food recall di olah dengan program nutrisurvey

b. Membandingkan asupan energi dengan AKG 2013

c. Mengkategorikan :

1) Tingkat konsumsi energi cukup : Jika >80% AKG

2) Tingkat konsumsi energi kurang : Jika ≤80% AKG

d. Mengkategorikan ketahanan pangan (Rahmi, 2013):

1) Tahan pangan Jika pengeluaran pangan rendah (<60%) dan

tingkat konsumsi energi cukup (>80%)

2) Rentan pangan Jika pengeluaran pangan tinggi (≥60%)

dan tingkat konsumsi energi cukup (>80%)

3) Kurang pangan jika pengeluaran pangan rendah (<60%) dan

tingkat konsumsi energi kurang (≤80%)

4) Rawan pangan jika pengeluaran pangan tinggi (≥60%) dan

tingkat konsumsi energi kurang ( ≤80%)

Dalam analisis mencari hubungan antara dua variabel

ketahanan pangan dikategorikan menjadi dua kategori

karena banyak sel yang 0 dan expedtednya <5 lebih dari 25

%, kategorinya menjadi :

Cukup pangan : Tahan pangan + Rentan pangan

Kurang Pangan : Kurang pangan + Rawan pangan

b. Mutu Gizi Pangan

1) Hasil food recall diolah dengan program nutrisurvey

2) Menghitung rata – rata asupan energi, protein, lemak, karbohidrat

3) Membandingkan dengan AKG 2013

4) Menghitung rata MGP4 dengan :

Tingkat asupan energi+ protein+ lemak+ karbohidrat

4

5) Mengkategorikan (Supariasa dkk, 2008) :

a. Baik :TKG≥100 % AKG

b. Sedang :TKG 80-99 %AKG

Page 43: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

31

c. Kurang :TKG 70-79% AKG

d. Defisit :TKG < 70% AKG

Dalam analisis untuk mencari hubungan antara 2 variabel kategori mutu

gizi dikategorikan menjadi 2 yaitu, :

Tidak baik : <80 % AKG

Baik : >=80% AKG

c. Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/TB

1) Mengolah data dengan program WHO Antro 2005

2) Mengkategorikan berdasarkan SK Menkes 2010 yaitu :

a. Sangat kurus <-3 SD

b. Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD

c. Normal -2 SD sampai dengan 2 SD

d. Gemuk > 2 SD

Dalam analisis mencari hubungan antara dua variabel, kategori

status gizi dijadikan menjadi 3 kategori karena ada sel yang expectednya

< 5 lebih besar 25 % yaitu :

Sangat kurus + Kurus < - 2 SD

Normal -2 SD sampai dengan 2 SD

Gemuk > 2 SD

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Melihat gambaran masing – masing variabel normal dengan

menyajikan data dengan tabel dan hasilnya dibaca berdasarkan

presentasi.

b. Analisis Bivariat

Digunakan untuk menguji hipotesis untuk melihat apakah ada

hubungan antara variabel independent dan variabel dependent.

Dilakukan uji statistik chi square di dasarkan pada probability.

Pengambilan keputusan jika p = < 0,05 maka Ho ditolak artinya ada

hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent

tersebut ( Notoadmojo, 2010).

Page 44: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Letak Geografis

Wilayah Desa Paluh Sibaji merupakan wilayah pesisir pantai,

dimana terdapat kawasan mulai dari Bedagai, Bandar Kalipah, Pantai

Cermin, Bagan Sedang, Aras Kabu.

Batas – batas wilayah Desa Paluh Sibaji Kelurahan Pantai Labu

sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Desa Pantai Labu Pekan/ Selat Melaka

b. Sebelah Selatan : Desa Pantai Labu Pekan

c. Sebelah Barat : Desa Pantai Labu Pekan

d. Sebelah Timur : Desa Denai Sarang Burung / Desa

Denai Kuala

Jumlah penduduk di Desa Paluh Sibaji memiliki 965 keluarga,

berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki 1.918 orang dan perempuan

1.790 orang, rata-rata sturktur mata pencarian adalah nelayan sebanyak

600 orang.

b. Visi dan Misi Desa Paluh Sibaji

Visi: ”Perekonomian dan taraf hidup masyarakat dengan

meningkatkan pertanian mandiri”

Misi Desa Paluh Sibaji :

1) Menyelenggarakan Pemerintahan Desa yang berpartisipatif

akuntabel transparan dan kriatif.

2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas keagamaan.

3) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui

pembangunan sector pertanian pendidikan kesehatan

kebudayaan kependudukan dan ketenagakerjaan.

Page 45: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

33

4) Meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan masyarakat

melalui pengelolaan pertanian intensifikasi yang maju unggul

dan ramah lingkungan menuju Desa Agrobisnis.

5) Meningkatkan Inplastruktur melalui peningkatan prasarana

jalan, energi listrik, pengelola sumber daya air pengelola

lingkungan penataan ruangan dan perumahan.

6) Menangulangi kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi

kerakyatan dan perekonomian perdesaan.

7) Menyusun regulasi Desa dan menata dokumen – dokumen

yang menjadi kewajiban Desa sebagai paying hukum

pembangunan Desa.

2. Karakteristik Balita

a. Umur Balita

Kategori usia yang digunakan pada penelitian ini adalah balita yang

berusia 12-59 bulan. Distribusi jumlah sampel menurut usia disajikan

pada tabel 4 :

Tabel4.Distribusi sampel berdasarkan usia anak balita

Usia(bln) n %

12-23 21 26.9

24-35 22 28.2

36-47 16 20.5

48-59 19 24.4

Total 78 100.0

Pada tabel 4 menunjukan bahwa rata-rata anak usia balita hampir

sama proporsinya berdasarkan kategori umur tetapi usia yang

tebanyak adalah 24 – 35 bulan sebesar 28,2 %.

b. Jenis Kelamin

Jenis kelamin dikategorikan menjadi laki-laki dan perempuan.Jenis

kelamin sampel secara keseluruhan pada penelitian ini memiliki

Page 46: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

34

perbedaan jumlah yang berbeda antara laki-laki dan perempuan.

Distribusi jumlah sampel menurut jenis kelamin disajikan pada tabel 5 :

Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Anak Balita

Jenis kelamin n %

Laki-laki 33 42.3

Perempuan 45 57.7

Total 78 100.0

Pada tabel 5 menjelaskan bahwa jumlah sampel balita terbanyak

adalah perempuan sebesar 57,7 % .

3. Ketahanan Pangan Keluarga

Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi

rumah tangga yang tercermin dari tersediaanya pangan yang cukup, baik

jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau (Rahmawati,

2012). Ketahanan pangan diukur dari proporsi pengeluaran pangan dan

tingkat konsumsi energi.

Ketahanan pangan keluarga di Desa Paluh Sibaji Kecamatan

Pantai Labu dengan rata-rata keluarga mengalami rawan pangan, kurang

pangan, rentan pangan dan tahan pangan. Hal ini didistribusikan dalam

tabel 6 :

Tabel 6.Distribusi Ketahanan Pangan Keluarga di Desa Paluh Sibaji

Kecamatan Pantai Labu

Ketahanan Pangan Keluarga n %

Rawan Pangan 41 52.6

Kurang Pangan 10 12.8

Rentan Pangan 17 21.8

Tahan Pangan 10 12.8

Total 78 100.0

Page 47: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

35

Dari tabel 6, menunjukkan bahwa ketahanan pangan keluarga lebih

50% termasuk keluarga yang rawan pangan yaitu 52,6 % atau 41

keluarga sedangkan keluarga yang tahan pangan hanya 12,8 %. Hal ini

disebabkan karena ketersediaan pangan yang kurang pada daerah

tersebut serta pengeluaran keluarga untuk pangan tidak maksimal.

4. Mutu Gizi Pangan Keluarga

Distribusi mutu gizi pangan keluarga dinilai berdasarkan dengan

kategori Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang mana dibandingkan dengan

tingkat asupan keluarga, hal tersebut menjadi Tingkat Kecukupan Gizi

keluarga (TKG) yang akan menentukan mutu pangan gizi keluarga. Hasil

tersebut didistribusikan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 7.Distribusi Mutu Gizi Pangan Keluarga di Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu, Juni 2018

Mutu Gizi Pangan n %

Defisit 24 30.8

Kurang

Sedang

Baik

7

31

16

9.0

39.7

20.5

Total 78 100.0

Dari tabel 7 menunjukkan bahwa mutu pangan gizi keluarga di

Desa Paluh Sibaji, 30.8 % tingkat mutu gizi pangannya termasuk kategori

defisit dibandingkan mutu gizi keluarga kategori baik sebesar 20.5%.Hal

ini disebabkan karena asupan keluarga yang rendah dan banyak keluarga

dengan status sosial ekonomi menengah ke bawah.

5. Status Gizi Balita

Status gizi balita merupakan gambaran melalui indikator

pengukuran antropometri yaitu berat badan dan tinggi badan yang

ditujukan pada balita.Status gizi balita dikategorikan menjadi sangat kurus,

kurus, normal dan gemuk. Hal ini digambarkan melalui tabel 8 :.

Page 48: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

36

Tabel 8.Distribusi Status Gizi Balita di Desa Paluh Sebaji Kecamatan Pantai Labu, Juni 2018

Status Gizi Balita n %

Sangat kurus

Kurus

5

17

6.4

21.8

Normal 46 59.0

Gemuk 10 12.8

Total 78 100.0

Dari Tabel 8 menunjukkan bahwa status gizi balita Desa Paluh

Sibaji Kecamatan Pantai Labu ada sebanyak 22 balita (28,2%) dengan

status gizi sangat kurus + kurus. Demikian di Desa Paluh Sibaji sudah ada

anak balita yang gemuk sebesar 12.8 %.

6. Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga dengan Status Gizi Balita

Hubungan ketahanan pangan keluarga dengan status gizi

merupakan salah satu faktor mempengaruhi status gizi secara tidak

langsung.

Tabel 9. Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga dengan Status Gizi Balita di Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu, Juni 2018

Ketahanan

Pangan

Statu Gizi Total p

Value Kurus Normal Gemuk

n % n % n % n %

Cukup

Pangan

Kurang

Pangan

7

15

25.9

29.4

18

28

66.7

54.9

2

8

15.7

7.4

27

51

100.0

100.0

0.488

Tabel 9. menjelaskan bahwa persentase status gizi anak kurang pada

keluarga yang ketahanan pangan kurang pangan(29.4%) lebih besar

dibandingkan presentase status gizi anak kurus pada keluarga yang

cukup pangan (25.9%) dan hanpif 8 kali lipat. Demikian juga presentase

status gizi anak normal pada keluarga cukup pangan (66.7%), lebih besar

Page 49: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

37

presentasenya dibandingkan keluarga yang kurang pangan hanya

(54.9%) status gizi anaknya normal. Hal ini menjelaskan bahwa ada

kecenderungan ketahanan pangan keluarga berhubungan dengan status

gizi anaknya. Hasil ini diperkuat dengan uji statistik diperoleh p ( < 0,488)

< 0,05 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara ketahanan

pangan keluarga dengan status gizi anaknya.

7. Hubungan Mutu Gizi Pangan Keluarga dengan Status Gizi Balita

Kualitas makanan yang dikonsumsi sehari – hari akan menentukan

zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Zat gizi dibutuhkan

tubuh sebagai sumber energi, pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan

tubuh dan mengatur proses tubuh (Almatsier,2003).

Tabel 10. Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga dengan Status Gizi Balita di Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu, Juni 2018

Mutu

Gizi

Pangan

Status Gizi Total

p

Kurus Normal Gemuk Value

n % n % n % n %

Tidak

Baik 7 22.6 17 54.8 7 22.6 31 100.0

0.002

Baik 15 31.9 29 61.7 3 6.4 47 100.0

Tabel 10.menjelaskan hasil analisis antara hubungan mutu gizi

pangan keluarga dengan status gizi diperoleh bahwa ada sebanyak 22,6%

proporsi keluarga yang status gizi anaknya juga kurus dan keluarga yang

mutu gizi pangan nya baik sebanyak 31,9%. Demikian juga jika mutu gizi

pangan keluarga baik, lebih besar anaknya dengan status gizi normal

(59,6%) dibandingkan dengan keluarga yang mutu gizi pangan

keluarganya tidak baik. Hal ini menjelaskan bahwa ada kecenderungan

mutu gizi pangan keluarga berhubungan dengan status gizi anaknya.

Hasil ini diperkuat dengan uji statistik diperoleh p ( < 0,002) < 0,05 artinya

Page 50: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

38

ada hubungan yang signifikan antara mutu gizi pangan keluarga dengan

status gizi anaknya.

B. Pembahasan

1. Karakteristik Balita

Anak usia 1 – 3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak

menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi

demikian, anak balitadiperkenalkan dengan berbagai bahan makanan.

Laju pertumbuhan masa balita lebih besar dari masa usia prasekolah

sehingga diperlukan jumlah makanan yang lebih besar(Proverawati &

wati, 2011 dalam Marelda, 2014). Pertumbuhan anak dipengharui oleh

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari genetik,

sedangkan faktor eksternal yaitu status gizi pada balita ( Hastuti, 2013).

2. Ketahanan Pangan Keluarga

Ketahanan pangan keluarga merupakan kemampuan keluarga untuk

memenuhi kebutuhan pangan anggota rumah tangga dari segi jumlah,

mutu dan ragamnya sesuai dengan budaya setempat, sedangkan

ketahanan pangan keluarga tercermin dari ketersediaan, kemampuan

daya beli, dan keterjangkauan keluarga dalam memenuhi pangan (Natalia

dkk, 2012).

Dari tabel tersebut menjelaskan bahwa sebanyak 41 keluarga

mengalami keadaan rawan pangan. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran

keluarga yang tidak merata. dikarenakan beberapa keluarga memiliki

jumlah anggota keluarga yang banyak dengan pendapatan yang kurang.

Sejalan dengan penelitian Hasyim ( 2003) yaitu jumlah tanggungan

keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam

menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya. Banyaknya

jumlah tanggungan keluarga akan mendorong kepala keluarga untuk

melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari dan menambah

pendapatan keluarga.

Page 51: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

39

Selain hal tersebut, rumah tangga dan proporsi pengeluaran yang

lebih besar untuk konsumsi makanan mengindikasikan rumah tangga

yang berpenghasilan rendah. Semakin tinggi tingkat penghasilan rumah

tangga, makin kecil proporsi pengeluaran pangan terhadap seluruh

pengeluaran rumah tangga. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa

rumah tangga akan semakin sejatera bila persentase pengeluaran untuk

makanan jauh lebih kecil dibanding persentase pengeluaran untuk non

makanan (BPS, 2011).

Akibatnya hal ini akan berdampak bagi kesejahteraan keluarga dan

status gizi balita, yang mana ketahanan pangan merupakan faktor yang

mempengaruhi status gizi secara tidak langsung.

Maka upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan gerakan

asadar pangan dengan memberi informasi mengenai berbagai macam

bahan pangan lokal yang mudah didapatkan tanpa harus mengeluarkan

dana yang begitu besar dalam konsumsi pangan keluarga.

3. Mutu Gizi Pangan Keluarga

Mutu gizi pangan keluarga merupakan tingkat kecukupan keluarga

dalam asupan rata-rata keluarga. Mutu gizi pangan keluarga merupakan

salah satu faktor penentu tingkat kesehatan, kecerdasan serta

produktifitas keluarga.

Dari tabel menunjukkan bahwa rata-rata mutu pangan gizi keluarga

di Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu adalah 53 keluarga dengan

mutu gizi pangan <=80% yang mana dikategorikan dengan mutu gizi

pangan yang kurang.

Dari sisi norma gizi, setiap keluarga memiliki standar minimum

jumlah asupan yang dibutuhkan agar keluarga sehat dan aktif beraktivitas.

Kekurangan mutu gizi pangan keluarga dari standar minimum umunya

akan berdampak pada kesehatan keluarga dan produktivitas saat bekerja.

Hal ini pula yang akan mempengaruhi sttaus gizi secara langsung yaitu

asupan gizi (Rahman dan Supriyati, 2004)

Page 52: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

40

Hasil recall makanan pada penelitian ini diketahui bahwa seluruh

responden penelitian mengatakan bahwa makanan pokok keluarga adalah

beras ( nasi) . sumber energi protein di peroleh dari ikan, telur, tahu dan

tempe. Sedangkan sumber energi dari lemak diperoleh dari minyak

goreng yang digunakan untuk memasak. Kebanyakan dari para nelayan

mereka mengkonsumsi ikan dari hasil tangkapan mereka sendiri.

Upaya yang dilakukan dalam menanggulangi mutu pangan gizi

keluarga adalah melakukan pola makan gizi seimbang dengan

memanfaatkan kekayaan bahan pangan lokal yabng tersedia pada daerah

tersebut. Sehingga asupan keluarga tetap berada pada kategori baik

tanpa harus mengeluarkan konsumsi yang begitu besar utnuk pangan.

4. Status Gizi Balita

Status gizi adalah cerminan ukuran terpenuhinya kebutuhan zat gizi

yang didapatkan dari asupan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh.Status

gizi dapat ditentukan dengan pemeriksaan klinis, pengukuran antopometri,

analisis biokimia, dan riwayat gizi.(Persagi, dkk, 2014).

Status gizi merupakan suatu keadaan fisik seseorang atau

kelompok orang ditentukan dengan salah satu kombinasi dari ukuran gizi

tertentu (Adnani, 2011).Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat

badan (BB) dan tinggi badan (TB).(Kemenkes, 2010).

Hasil Penelitian menunjukan anak dengan status gizi sangat kurus

ada 6,4 % dan kurus ada 21,8% dan gemuk ada 12,8%. Dibandingkan

dengan PSG 2016 hasil status gizi menggunakan indeks BB/TB atau

BB/PB prevalensi anak yang sangat kurus dan kurus dari hasil PSG Deli

Serdang 2016 yaitu gizi sangat kurus hanya 6.4% dan kurus sebesar

7.7%. hal ini diasumsikan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan pada

status gizi balita menggunakan indeks BB/TB atau BB/PB di Desa Paluh

Sibaji Kecamatan Pantai Labu. Hal ini akan berdampak pada status

kesehatan dasar wilayah tersebut dan mengahambar pertumbuhan dan

perkembangan anak pada wilayah tersebut.

Page 53: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

41

Upaya yang dilakukan adalah dengan melacak setiap kejadian

wasting dan dilaporkan pada Puskesmas terdekat untuk menadapatkan

penanggulangan sejak dini dan juga menjaring kejadian KEK pada ibu

hamil untuk mencegah kejadian wasting pada anak.

5. Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga dengan Status Gizi Balita

Dari hasil uji statistik didapatkan bahwatidak adahubungan

ketahanan pangan dengan status gizi (p<0,488). Menurut WHO bahwa

kejadian status gizi kurang secara tidak langsung salah satunya

dipengaruhi oleh ketersediaan pangan pada keluarga. Ketahanan pangan

keluarga dipengaruhi dengan pengeluaran dan penghasilan pada

keluarga. Menurut hukum Engel semakin meningkat pendapatan jumlah

pengeluaran untuk makan akan semakin besar namun dilihat proporsinya

semakin kecil (Chakrabarty, M, dkk, 2011).

Pendapatan mempengaruhi jenis pangan yang akan dibeli baik

kualitas dan kuantitas makanan. Semakin rendah pendapatan, keluarga

akan membelanjakan sebagian besar untuk makanan pokok (serealia),

namun sebaliknya semakin tinggi pendapatan keluarga akan

membelanjakan kebutuhan secara bervariasi (Ihsan M, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa pengeluaran terhadap

mempengaruhi ketahanan pangan keluarga, hal ini mempengaruhi status

gizi pada balita di daerah tersebut. Ketahanan pangan yang baik akan

menghasilkan status gizi yang baik. Ketahanan gizi merupakan intake gizi

dan status gizi merupakan prasyarat terbentuknya individu yang sehat.

Timbulnya masalah gizi kurang adalah indikasi kurangnya ketahanan gizi.

Penelitian lain menyatakan tidak adanya hubungan antara

ketahanan pangan tingkat keluarga dengan status gizi balita yang

dibuktikan dengan hasil uji statistik ( Natalia dkk, 2013). Oleh karena itu

kondisi ketahanan pangan keluarga yang tercermin dari ketersediaan

pangan yang dapat mencukupi kebutuhan anggota keluarganya

berpengaruh positif terhadap tingkat konsumsi dan secara tidak langsung

juga akan berpengaruh terhadap status gizi.

Page 54: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

42

6. Hubungan Mutu Gizi Pangan Keluarga dengan Status Gizi Balita

Dari hasil uji statistik menjelaskan hasil analisis antara hubungan

mutu gizi pangan keluarga dengan status gizi diperoleh bahwa ada

sebanyak 22,6% proporsi keluarga yang status gizi anaknya juga kurus,

jika dibandingkan dengan keluarga yang mutu gizi pangan nya baik .

Demikian juga jika mutu gizi pangan keluarga baik, lebih besar anaknya

dengan status gizi normal (59,6%) dibandingkan dengan keluarga yang

mutu gizi pangan keluarganya tidak baik. Hal ini menjelaskan bahwa ada

kecenderungan mutu gizi pangan keluarga berhubungan dengan status

gizi anaknya.

Tingkat kecukupan konsumsi gizi menurut nilai mutu gizi konsumsi

pangan yang tinggi belum dapat menjamin bahwa keragaman konsumsi

pangan sudah baik. Selain itu, pengaruh pola konsumsi pangan yang tidak

beragam menjadikan mutu gizi pangan keluarga yang rendah dan menjadi

masalah kronis yang dapat mempengaruhi status gizi balita, karena

keberagaman zat gizi yang dibutuhkan tubuh sangat sulit dapat dipenuhi

jika jenis pangan yang dikonsumsi dan ketersediaan pangan pada

keluarga tidak beragam.

Hal ini sejalan dengan penelitian di Kenya yang menunjukkan

bahwa adanya hubungan yang nyata antara mutu gizi pangan keluarga

dengan status gizi balita khususnya gizi kurang dan masalah pendek serta

berat badan kurang dan ada konsistensi hubungan positif antara konsumsi

pangan dengan pertumbuhan anak.

Penelitian lain menyatakan bahwa mutu gizi pangan berhubungan

nyata dengan status gizi anak yang meliputi wasting, stunting, dan

underweight (Nti CA, 2011). Oleh karena itu perlu dilakukan upaya

peningkatan keragaman konsumsi pangan dan mutu gizi pangan keluarga

untuk menunjang pemenuhan gizi seimbang dan mendukung

pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai standar.

Page 55: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Presentase ketahanan pangan yang rawan pangan sebesar

52,6% di Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu.

2. Presentase Mutu Gizi Pangan Keluarga yang defisit sebesar

30,8% di Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu.

3. Presentase Status gizi balita yang sangat kurus sebesar 6,4%,

kurus sebesar 21,8% dan gemuk sebesar 12,8% di Desa

Paluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu.

4. Presentase hubungan ketahanan pangan keluarga dengan

status gizi balita di Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu

yang proporsi status gizi anaknya kurus adalah sebesar

29,4% yang kurang pangan.

5. Presentase hubungan mutu gizi pangan keluarga dengan

status gizi balita di Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu

yang proporsi keluarga yang status gizi anaknya kurus

sebanyak 22,6% dibandingakan dengan keluarga yang mutu

gizi pangan nya baik.

B. Saran

1. Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat Desa

Paluh Sibaji yaitu usaha untuk meningkatkan ketahanan

pangan rumah tangga, mutu gizi pangan dan status gizi.

2. Bagi Kepala Desa Paluh Sibaji, dalam usaha untuk

meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga dan status

gizi balita pada lokasi penelitian diharapkan dapat

memberikan program pemberian makanan sehat bagi balita

yang kurang gizi serta penyuluhan kesehatan secara

berkesinambungan kepada orang tua akan pentingnya

makanan yang baik dan bergizi. Adapun tempat penyuluhan

dapat dilakukan di Posyandu dan Puskesmas.

.

Page 56: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

44

DAFTAR PUSTAKA

Aidina, Chintya Nurul. Zulhaida Lubis. Fitri Ardiani.2015. Pola Makan Kecukupan Gizi Dan Status Gizi Balita Pada Keluarga Miskin Di Perumnas Mandala Kelurahan Kenanga Baru.JurnalDepartemen Gizi Kesehatan Masyarakat. Sumatera Utara.

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Almatsier, Sunita. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. PT Gramedia. Jakarta. Anwar, Khoirul dan Hardiansyah. 2014. Konsumsi Pangan Dan Gizi Serta Skor

Pola Pangan Harapan Dewasa Usia 19 – 49 Tahun Di Indonesia. Jurnal Gizi dan Pangan. Bogor

Amrin, Atika Primadala. Hardiansyah. Cesilia Meti Dwiriani. 2013. Alternatif Indeks Gizi Seimbang Untuk Penilaian Mutu Gizi Konsumsi Pangan Pria Dewasa Indonesia.Jurnal Gizi Pangan. Bogor.

Arida, Agustina. Sofyan. Keumala Fadhiela. 2015. Analisis Ketahanan Pangan

Rumah Tangga Berdasarkan Proporsi Pengeluaran Pangan Dan Konsumsi Energi. Jurnal Agrisep. Aceh.

Badan Pusat Statistik. 2016. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia Per Provinsi. CV Dharmaputra. Jakarta.

Desfaryani R. 2012. Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Padi di

Kabupaten Lampung Tengah.Skripsi. Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Eliana, Desi dan Solikha.2012.Pengetahuan Buku Saku Gizi Terhadap

TingkatPengetahuan Gizi Pada Anak Kelas Muhammadiyah Dadapan Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Mayarakat. Yogyakarta.

Hamzah, Diza Fathamira.2016.Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga Dengan Status Gizi Keluarga Buruk Kayu Di Kampung Kotalintang Kecamatan Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh. Jurnal JUMANTIK. Aceh.

Hastuti, Indria Kesuma. 2013. Pengaruh Faktor – Faktor Fungsional, Psikologi

Dan Konten Terhadap Keputusan Pembelian Produk E- Commerce Website Groupon. Jurnal MIX. Semarang.

Ihsan, Muhammad. Hiswani.Jemadi. 2012.Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Balita Didesa Teluk Rumbia Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil.FKM USU. Sumatera Utara.

Page 57: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

45

http://artikelpersagigorontalo.blogspot.co.id/2014/01/masyarakatgorontalo-tidak-perlu-takut_30.html?m=1.

Kemenkes.2010. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.

Ketahanan Pangan.2016. Laporan Ketahanan Pangan. Kabupaten Deli Serdang. Sumatera Utara.

Khomsan, Ali. Hadi Riyadi. Sri Anna Marliyati. 2013. Ketahanan Pangan Dan Gizi Mekanisme Bertahan Pada Mayarakat Tradisional Suku Ciptagelar di Jawa Barat.Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. Jawa Barat.

Magdalena, dalam Supariasa I Dewa Nyoman Dan Hardinsyah.2017.Ilmu Gizi Teori & Aplikasi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Marelda, Andi Risma. 2014. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga, Pendidikan Dan Pengetahuan Dengan Status Gizi Pada Balita Di Desa Parit Baru Kabupaten Kubu Raya. Naskah Publikasi. Kalimantan.

Natalia,Lucia Destri. Dina Rahayuning. Siti Fatimah.2013. Hubungan Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga Dan Tingkat Kecukupan Zat Gizi Dengan Status Gizi Balita Di Desa Gondangwinangun. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Semarang.

Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Nurhemi, dkk.2014.Pemetaan Ketahanan Pangan Di Indonesia: Pendekatan TFP

Dan Indeks Ketahanan Pangan. Working Paper.Bank Indonesia.

Okti, Woro Dan Kasmini. 2012. Kontribusi Sistem Budaya Dalam Pola Asuh Gizi Balita Pada Lingkungan Rentan Gizi. Jurnal Ekologi Kesehatan. Jawa Tengah.

Prasetyo, Teguh Jati. Hardiansyah. Tiurma Sinaga. 2013. Konsumsi Pangan Dan Gizi Serta Skor Pola Pangan Harapan (PPH). Jurnal Gizi dan Pangan. Bogor.

Rahmawati, Emy. 2012. Aspek Distribusi Pada Ketahanan Pangan Masyarakat Di Kabupaten Tapin.Jurnal. Agribisnis Perdesaan. Banjarbaru.

Rahmadi. Toto Sudargo. Agus Wijanarka. 2013. Perilaku Sadar Gizi dan Ketahanan Pangan Keluarga Serta Hubungannya Dengan Status Gizi Balita Di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia. Kalimantan Selatan.

Page 58: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

46

Rahmi, Radita Dwi. Ken Suratiyah. Jangkung Handoyo Mulyo. 2013. Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Di Kecamatan Ponjong Kabupaten GunungKidul. Jurnal Agro Ekonomi. Yogyakarta

Riset Kesehatan Dasar 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Riset Kesehatan Dasar 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional 2013.Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Rohaedi, Slamet. Madarina Julia. I Made Alit Gunawan. 2014. Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga Dengan Status Gizi Balita di Daerah Rawan Pangan Kabupaten Indramayu. Jurnal Gizi Dan Dietetik.Indramayu.

Salim, Dewi Fajria dan Darmawaty.2016.Kajian Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan Buruh di Desa Bajo Sangkuang Kabupaten Halmahera Selatan.Universitas Ternate Indonesia.

Studi Diet Total 2014.Gambaran Konsumsi Pangan, Permasalahan Gizi Dan Penyakit Tidak Menular Di Sumatera Utara. Jakarta.

Sutikno E. 2011. Hubungan Antara Fungsi Keluarga Dan Kualitas Hidup Lansia. Med J Indones; 2011 : 2 : 73 -9.

Supriasa, I Dewa Nyoman. Bachyar Bakri. Ibnu Fajar. 2008. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Turnip, Frisda. 2008. Pengaruh “Positive Deviance” Pada Ibu Dari Keluarga Miskin Terhadap Status Anak Usia 12-24 Bulan Di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007.Tesis. Program studi Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan. Universitas Sumatera Utara. Medan .

Wedastra, I Made. 2015. Hubungan Fungsi Keluarga Dan Strategi Koping Dengan Agresivitas Pada Gay Di Denpasar. Tesis.Denpasar.

Yuliana, Pramita. Wan Abbas Zakaria. Rabiatul Adawiyah.2013. Ketahanan Rumah Tangga Nelayan Di Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung. Jurnal. JIIA. Lampung.

Page 59: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

47

Lampiran 1

Master Tabel

Page 60: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

48

Page 61: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

49

Page 62: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

50

Page 63: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

51

Lampiran 2. Karakteristik Anggota Kepala Keluarga

No. Responden :

Nama Kepala Keluarga :

Alamat :

No

Nama

Hubungan

Jenis

Kelamin

Tanggal Lahir

Umur

BB

(Kg)

TB

(Cm)

Pendidikan

Agama

Suku

Page 64: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

52

Lampiran 3. Konsumsi Makanan Keluarga Recall 1 x 24 Jam

Kode Responden : Tgl Lahir :

Nama : BB :

alamat : TB :

No urut

hidangan

Waktu

Makan

Nama

Hidangan/Minuma

n/Makanan

Rincian Bahan

Makanan/Minuman

URT dan Berat Rincian Bahan

Makanan/Minuman yang di Konsumsi

JML URT Matang

(gr)

Mentah

(gr) BDD

Page 65: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

53

==============================================================

HASIL PERHITUNGAN ENDANG 1 ==============================================================

Nama Makanan Jumlah energy carbohydr.

______________________________________________________________________

nasi goreng 300 g 750,0 kcal 60,3 g

telur dadar 150 g 280,4 kcal 1,8 g

Meal analysis: energy 1030,4 kcal (22 %), carbohydrate 62,1 g (12 %)

wafer 50 g 153,0 kcal 31,9 g

bakso pentol 100 g 370,0 kcal 0,1 g

saos tomat 10 g 3,2 kcal 0,7 g

beras putih giling 300 g 1082,7 kcal 238,5 g

ikan segar 500 g 490,0 kcal 0,0 g

sambal 100 g 102,1 kcal 18,1 g

tahu goreng 200 g 412,0 kcal 3,4 g

tumis kacang panjang belu 200 g 42,1 kcal 5,6 g

Meal analysis: energy 2655,0 kcal (56 %), carbohydrate 298,3 g (56 %)

minuman susu ultra / ultra milk 100 g 66,0 kcal 4,8 g

Meal analysis: energy 66,0 kcal (1 %), carbohydrate 4,8 g (1 %)

beras putih giling 200 g 721,8 kcal 159,0 g

ikan segar 200 g 196,0 kcal 0,0 g

sambal 50 g 51,0 kcal 9,1 g

krai / mentimun 15 g 1,9 kcal 0,4 g

Meal analysis: energy 970,7 kcal (21 %), carbohydrate 168,5 g (32 %)

==============================================================

HASIL PERHITUNGAN HARI 1

==============================================================

Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase

nilai nilai/hari pemenuhan

______________________________________________________________________

energy 4722,0 kcal 1900,0 kcal 249 %

water 0,0 g 2700,0 g 0 %

protein 239,7 g(21%) 48,0 g(12 %) 499 %

fat 179,7 g(34%) 77,0 g(< 30 %) 233 %

carbohydr. 533,7 g(46%) 351,0 g(> 55 %) 152 %

==============================================================

HASIL PERHITUNGAN ENDANG 2 ==============================================================

Nama Makanan Jumlah energy carbohydr.

Page 66: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

54

______________________________________________________________________

beras putih giling 200 g 721,8 kcal 159,0 g

ikan teri segar 50 g 56,0 kcal 0,0 g

tempe kedele murni 100 g 199,1 kcal 17,0 g

minyak kelapa sawit 15 g 129,3 kcal 0,0 g

cabe merah 10 g 2,7 kcal 0,6 g

bawang merah 5 g 2,2 kcal 0,5 g

teh manis 200 g 25,8 kcal 6,4 g

Meal analysis: energy 1137,0 kcal (21 %), carbohydrate 183,5 g (21 %)

beras putih giling 500 g 1804,5 kcal 397,5 g

ikan pepes 500 g 405,1 kcal 0,0 g

kelapa parutan 15 g 26,6 kcal 1,1 g

cabe merah 10 g 2,7 kcal 0,6 g

daun ubi tumbuk 300 g 141,3 kcal 17,4 g

kerupuk udang 100 g 549,0 kcal 66,6 g

Meal analysis: energy 2929,1 kcal (53 %), carbohydrate 483,2 g (56 %)

batagor 100 g 152,0 kcal 1,4 g

Meal analysis: energy 152,0 kcal (3 %), carbohydrate 1,4 g (0 %)

beras putih giling 150 g 541,3 kcal 119,3 g

ikan pepes 150 g 121,5 kcal 0,0 g

kelapa parutan 15 g 26,6 kcal 1,1 g

daun ubi tumbuk 100 g 47,1 kcal 5,8 g

kerupuk udang 100 g 549,0 kcal 66,6 g

==============================================================

HASIL PERHITUNGAN HARI 2

==============================================================

Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase

nilai nilai/hari pemenuhan

______________________________________________________________________

energy 5503,6 kcal 1900,0 kcal 290 %

water 0,0 g 2700,0 g 0 %

protein 199,3 g(15%) 48,0 g(12 %) 415 %

fat 134,4 g(22%) 77,0 g(< 30 %) 174 %

carbohydr. 860,9 g(64%) 351,0 g(> 55 %) 245 %

==============================================================

HASIL PERHITUNGAN ENDANG 3 ==============================================================

Nama Makanan Jumlah energy carbohydr.

______________________________________________________________________

roti manis 200 g 569,8 kcal 113,4 g

teh manis 200 g 25,8 kcal 6,4 g

pisang goreng 400 g 631,9 kcal 70,0 g

Meal analysis: energy 1227,5 kcal (27 %), carbohydrate 189,8 g (29 %)

beras putih giling 500 g 1804,5 kcal 397,5 g

gulai ikan 500 g 1144,8 kcal 3,0 g

Page 67: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

55

kentang 100 g 93,0 kcal 21,6 g

sawi pahit 150 g 22,6 kcal 3,1 g

sambal blacan 200 g 204,1 kcal 36,2 g

Meal analysis: energy 3269,0 kcal (73 %), carbohydrate 461,5 g (71 %)

==============================================================

HASIL PERHITUNGAN HARI 3

==============================================================

Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase

nilai nilai/hari pemenuhan

______________________________________________________________________

energy 4496,5 kcal 1900,0 kcal 237 %

water 0,0 g 2700,0 g 0 %

protein 166,4 g(15%) 48,0 g(12 %) 347 %

fat 139,9 g(27%) 77,0 g(< 30 %) 182 %

carbohydr. 651,3 g(58%) 351,0 g(> 55 %) 186 %

dietary fiber 38,3 g 30,0 g 128 %

alcohol 0,0 g - -

PUFA 34,7 g 10,0 g 347 %

cholesterol 300,0 mg - -

Vit. A 3142,5 µg 800,0 µg 393 %

carotene 0,0 mg - -

Vit. E 0,0 mg - -

Vit. B1 1,4 mg 1,0 mg 140 %

Vit. B2 2,0 mg 1,2 mg 168 %

Vit. B6 5,4 mg 1,2 mg 453 %

folic acid eq. 0,0 µg - -

Vit. C 122,5 mg 100,0 mg 123 %

sodium 1370,0 mg 2000,0 mg 69 %

Lampiran 4. Formulir Ketahanan Pangan

No Responden :

1. Pengeluaran Pangan dan Non Pangan Ketahanan Pangan Keluarga

No Pengeluaran Pangan Hari (Rp)

Minggu (Rp)

Bulan (Rp)

Jumlah

1 Padi-padian b. Beras c. Jagung d. Lainya ( sebutkan…)

2 Umbi-umbian

3 Air minum galon

4 Sayur Mayur

5 Seafood a. Ikan

Page 68: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

56

b. Udang c. Kerrang d. Cumi – cumi

6 Daging

7 Buah – buahan

8 Telur

9 Susu

10 Gula

11 Kopi

12 Teh

13 Minyak goreng

14 Mie

15 Bumbu Dapur

16 Jajanan

17 Kacang-kacangan

18 Makanan dan minuman jadi

19 Rokok

Sub Total I

No Pengeluaran Non Pangan

Hari (Rp)

Minggu (Rp)

Bulan (Rp)

Jumlah

1 Biaya Listrik

2 Biaya pendidikan

3 Biaya Sandang / Pakaian, Sepatu

4 Biaya Transportasi / Ongkos

5 Biaya Telepon/Pulsa

6 Minyak Tanah/ Gas Elpiji

7 Kayu Bakar

8 Biaya Perlengkapan Mandi & Kosmetik

9 Biaya Sosial ( Kemalangan, Pesta, Kenduri)

10 Biaya Sewa Rumah

11 Biaya Bensin / Solar

12 Biaya Kesehatan

13 Alat – alat Elektronik

Sub Total II

Sub Total I = Rp Sub Total II = Rp Total = Rp

Page 69: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

57

2. Penghasilan/ Bulan keluarga :

a. Penghasilan Suami / KK = Rp……………………..

b. Penghasilan Istri = Rp……………………..

c. Penghasilan Anak = Rp…………………......

d. Penghasilan anggota keluarga yang ada dirumah = Rp……………………..

TOTAL: Rp.

3. Tingkat pengeluaran pangan keluarga/bulan

x 100%

= ……….%

Page 70: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

58

Lampiran 5. Lembar Persetujuan Setelah Pengesahan (PSP)

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI SUBYEK PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Dengan Hormat

Saya Aulia Tara Ulfa Mahasiswa semester VII, Prodi D-IV Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan akan mengadakan penelitian tentang “Hubungan Ketahanan Pangan Dan Mutu Gizi Pangan (MGP4) Keluarga Dengan Status Gizi Balita Di Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu”. Tujuan penelitian ini untuk memberikan informasi kepada keluarga mengenai pentingnya ketahanan pangan dan mutu gizi pangan keluarga dengan status gizi balita.

Saya berharap kesediaannya untuk menjadi responden dalam penelitian ini.Akan dilakukan pengisian kuisioner.Saya mohon kesediaan responden menjawab pertanyaan yang diajukan, untuk dapat dipakai sebagai sumber informasi bagi peneliti. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan hanya digunakan untuk penelitian ini. Partisipasi responden dalam penelitian ini sangat kami hargai dan atas partisipasinya saya ucapkan terimakasih.

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :……………………………………………

Umur :……………………………………………

Alamat :……………………………………………

Nomor HP :……………………………………………

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan seperlunya.Atas perhatian dan kesedian menjadi responden dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Mengetahui Lubuk Pakam, .............2017

Responden Peneliti

(…………………………..) (Aulia Tara Ulfa)

Page 71: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

59

Lampiran 6 . Frekuensi Variabel

1. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin

2. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 Tahun 21 26.9 26.9 26.9

2 Tahun 21 26.9 26.9 53.8

3 tahun 2 2.6 2.6 56.4

3 Tahun 14 17.9 17.9 74.4

4 Tahun 1 1.3 1.3 75.6

4 Tahun 18 23.1 23.1 98.7

8 Bulan 1 1.3 1.3 100.0

Total 78 100.0 100.0

3. Distribusi Data Jumlah Status Gizi Anak

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 33 42.3 42.3 42.3

perempuan 45 57.7 57.7 100.0

Total 78 100.0 100.0

Kat_BB_TB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Kurus 5 6.4 6.4 6.4

Kurus 17 21.8 21.8 28.2

Normal 46 59.0 57.7 87.2

Gemuk 10 12.8 14.1 100.0

Total 78 100.0 100.0

Page 72: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

60

4. Data Mutu Gizi Pangan

5. Data Ketahanan Pangan

ketahanan pangan 2 kategori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Cukup Pangan 51 65.4 65.4 65.4

Kurang Pangan 27 34.6 34.6 100.0

Total 78 100.0 100.0

Mutu gizi pangan 4 kategori

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid defisit 24 30.8 30.8 30.8

kurang 7 9.0 9.0 39.7

sedang 31 39.7 39.7 79.5

Baik 16 20.5 20.5 100.0

Total 78 100.0 100.0

Mutu gizi pangan 2 kategori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 47 60.3 60.3 60.3

Tidak Baik 31 39.7 39.7 100.0

Total 78 100.0 100.0

ketahanan pangan 4 kategori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rawan Pangan 41 52.6 52.6 52.6

Kurang Pangan 10 12.8 12.8 65.4

Rentan Pangan 17 21.8 21.8 87.2

Tahan Pangan 10 12.8 12.8 100.0

Total 78 100.0 100.0

Page 73: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

61

Lampiran 7 . Hasil Uji Statistik

1. Hubungan Ketahanan Pangan dengan Status Gizi Balita

kategori ketahanan pangan * Kat_BB_TB Crosstabulation

Kat_BB_TB

Total kurus normal Gemuk

kategori

ketahanan

pangan

Cukup Pangan Count 7 18 2 27

Expected Count 7.6 15.9 3.5 27.0

% within kategori

ketahanan pangan

25.9% 66.7% 7.4% 100.0%

Kurang Pangan Count 15 28 8 51

Expected Count 14.4 30.1 6.5 51.0

% within kategori

ketahanan pangan

29.4% 54.9% 15.7% 100.0%

Total Count 22 46 10 78

Expected Count 22.0 46.0 10.0 78.0

% within kategori

ketahanan pangan

28.2% 59.0% 12.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 1.434a 2 .488

Likelihood Ratio 1.517 2 .468

Linear-by-Linear Association .104 1 .748

N of Valid Cases 78

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 3,46.

Page 74: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

62

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 12.233a 2 .003

Likelihood Ratio 12.686 2 .002

Linear-by-Linear Association 7.531 1 .006

N of Valid Cases 78

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 3,59.

2. Hubungan Mutu Gizi Pangan dengan Status Gizi Balita

kategori mpg * Kat_BB_TB Crosstabulation

Kat_BB_TB

Total Kurus normal Gemuk

Kategori mpg Tidak

baik

Count 7 17 7 31

Expected Count 8.7 18.3 4.0 31.0

% within kategori mpg 22.6% 54.8% 22.6% 100.0%

Baik Count 15 29 3 47

Expected Count 13.3 27.7 6.0 47.0

% within kategori mpg 31.9% 61.7% 6.4% 100.0%

Total Count 22 46 10 78

Expected Count 22.0 46.0 10.0 78.0

% within kategori mpg 28.2% 59.0% 12.8% 100.0%

Page 75: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

63

Lampiran 8. Dokumentasi

Page 76: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

64

Lampiran 9.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Aulia Tara Ulfa

Tempat/tgl lahir : Tebing Tinggi/ 20 November 1996

Jumlah Anggota Keluarga : 3 orang

Alamat Rumah : Jalan Nangka Ujung No. 16 Tebing Tinggi

Nama Pembimbing : Urbanus Sihotang, SKM, M.Kes

No HP/Telp : 0853-5895-7779

Riwayat Pendidikan : 1. SDN No. 163088 Kota Tebing Tinggi

2. SMP Negeri 4 Kota Tebing Tinggi

3. SMK Negeri 3 Kota Tebing Tinggi

Hobby : Travelling dan Memasak

Motto : La tahzan Innallaha ma ana

(Jangan bersedih Allah bersama kita).

Judul Skripsi : Hubungan Ketahanan Pangan dan Mutu

Gizi Pangan (MGP4) Keluarga dengan

Status Gizi Balita Di Desa Paluh Sibaji

Kecamatan Pantai Labu.

Page 77: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

65

Lampiran 10. Pernyataan Keaslian Skripsi

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Aulia Tara Ulfa

NIM : P01031214003

Menyatakan bahwa data penelitian yang terdapat di Skripsi saya adalah

benar saya ambil dan bila tidak saya bersedia mengikuti ujian ulang (ujian

utama saya dibatalkan).

Yang membuat pernyataan,

( Aulia Tara Ulfa )

Page 78: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

66

Lampiran 11.

Bukti BimbinganSkripsi

Nama : Aulia Tara Ulfa

NIM : P01031214003

Judul :Hubungan Ketahanan Pangan dan Tingkat Mutu Gizi

Keluarga dengan Status Gizi Balita Di Desa Paluh Sibaji

Kecamatan Pantai Labu.

Dosen Pembimbing :Urbanus Sihotang, SKM,M.Kes

No. Tanggal Judul/ Hasil Diskusi T. Tangan

Mahasiswa

Bimbingan

T. Tangan

DosenPembi

mbing

1.

2 Oktober 2017

Mendiskusikan

Topik penelitian yang

akan diteliti

2.

5 Oktober 2017

Pengembangan topik

penelitian yang telah

dipilih untuk melihat

masalah

3. 16 Oktober 2017

Menyusun judul

Berdasarkan topik

4.

17 Oktober 2017

Mendiskusikan latar

belakang yang akan

dibuat menurut topik

yang dipilih

5. 19 Oktober 2017 Mendiskusikan Bab I

yang telah disusun

6.

30 Oktober 2017

Pergantian variabel pada

judul penelitian dan

perbaikan bab II dan bab

III tentang ketahanan

pangan

Page 79: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

67

7.

03 November 2017

Perbaikan Bab I,II,III dan

lampiran. Mendiskusikan

bab I,II,III yang telah

disusun dan lampiran

yang dibuat

8. 04 November 2017 Penjilidan dan

pengumpulan proposal

9. 08 November 2017

Seminar Proposal

10. 20 November 2017

Revisi proposal dengan

dosen pembimbing

11 08 Agustus 2018 Berdiskusi mengolah

data penelitian untuk bab

IV

12 15 Agustus 2018 Revisi bab IV dan

berdiskusi tentang

mengolah data

13 16 Agustus 2018 Revisi bab IV

14 17 Agustus 2018 Revisi bab IV dan bab V

15 18 Agustus 2018 Revisi bab I – bab V

16 20 Agustus 2018 Revisi bab I – bab V fix

LubukPakam, 21 Agustus 2018

Page 80: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

68

Lampiran 12. Surat Izin Penelitian

Page 81: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

69

Lampiran 13. Surat Balasan Penelitian

Page 82: HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN DAN MUTU GIZI PANGAN …

70

Lampiran 14.