PENGOLAHAN BAHAN NON-BUKU PUST2251 / 2SKS Oleh: Ir. Anon Mirmani, SIP Drs. Irman Siswadi, SIP
PENGOLAHAN BAHAN
NON-BUKU
PUST2251 / 2SKS
Oleh:
Ir. Anon Mirmani, SIP
Drs. Irman Siswadi, SIP
MODUL 1
PERATURAN AACR2 UNTUK BAHAN
NON BUKU
ACR2 (Anglo American Cataloging Rules. Second edition 1988
Revision) merupakan peraturan standar dalam membuat deskripsi
bibliografi semua jenis bahan perpustakaan. Artinya, peraturan ini tidak
terbatas pada bahan nonbuku saja atau bahan tercetak saja, melainkan juga
mencakup semua bahan baik yang tercetak maupun noncetak. Dalam modul
pertama ini Anda akan mempelajari peraturan AACR2 untuk bahan nonbuku dan
peraturan AACR2 secara umum.
Bahan nonbuku merupakan salah satu jenis bahan perpustakaan yang
mencakup karya-karya orang yang dituangkan dalam bahan yang tidak tercetak
(dalam bentuk buku), melainkan dalam bentuk lain, misalnya rekaman suara,
rekaman video, rekaman gambar. Istilah bahan nonbuku juga sering diartikan
sebagai bahan pandang dengar.
Dengan berkembangnya konsep perpustakaan multimedia maka
kebutuhan karya noncetak semakin meningkat. Perpustakaan sebagai lembaga
yagn harus dinamis harus mengembangkan koleksinya sesuai dengan kemajuan
teknologi informasi yagn disebut multimedia. Yang dimaksud multimedia yaitu
bahwa pembinaan kokeksi perpustakaan tidak hanya mengadakan atau
menyediakan informasi dalam bentuk tercetak, tetapi juga bahan atau informasi
dalam bentuk tidak tercetak.
Kebijaksanaan dalam pengolahan dan penelusuran kembali informasi di
perpustakaan multimeia disesuaikan tujuannya dan peraturan standar yang
berlaku, jenis perpustakaan, dan pemakai perpustakaan tersebut.
Mata kuliah ini tidak mempelajari ciri-ciri fisik bahan nonbuku, karena
hal itu sudah dibahas dalam mata kuliah teknologi media. Dalam modul ini, Anda
A
hanya akan mempelajari peraturan AACR2 secara umum dan peraturan khusus
untuk bahan nonbuku (5 bahan. Di samping itu akan dipelajari dan dibahas pula
tentang penggolongan bahan nonbuku berdasarkan AACR2 dan masalah-masalah
yang timbul dalam pengatalogan bahan nonbuku.
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat mengetahui
perpustakaan multimedia, mengenal jenis-jenis dan sifat bahan nonbuku di
perpustakaan serta mengenal adanya peraturan untuk bahan nonbuku dan
masalah-masalahnya. Anda juga diharapkan dapat:
1. Menjelaskan jenis-jenis dan sifat bahan nonbuku di perpustakaan
2. Menjelaskan sifat, struktur, dan prinsip peraturan standar AACR2.
C. HUBUNGAN ISBD (G) DENGAN AACR2
Peraturan part I didasarkan atas kerangka umum untuk deskripsi bahan
perpustakaan: ISBD (G) dalam hal urutan unsur dan pungtuasi.
Struktur peraturan Part I:
Bab I : Umum
Bab 2 – 10 : Untuk kelompok bahan khusus
Bab 11 – 13 : ‘Partial generality’ artinya sebagian untuk umum
Bab 14 – 20 : Kosong
Bab I berlaku untuk semua jenis bahan, peraturan yang sudah cukup
lengkap tidak diulang dalam Bab 2 – 12. Karena Bab 2 – 12 beriri aturan yang
lebih khusus, yaitu melengkapi peraturan Bab 1.
Bab 2 – 12 berisi acuan ke Bab 1, apabila suatu hal sudah diatur oleh
peraturan Bab 1, sehingga ada hal tertentu dapat dikerjakan dengan melihat Bab 1
saja. Tetapi hal-hal yang lebih rumit perlu peraturan lebih dari satu Bab.
PERATURAN UMUM (Bab 1)
Sumber-sumber informasi
Bagian I, terdiri atas 13 Bab. Bab 1 merupakan peraturan umum
Deskripsi Bibliografi untuk semua jenis bahan pustaka.
Pada setiap Bab di bagian I dijelaskan sumber-sumber informasi utama.
Sebagai sumber informasi untuk keterangan yang akan dicatat dalam daerah
deskripsi.
Sumber informasi utama, dapat berupa sumber tunggal (misalnya halaman
judul sebuah monograf) dapat juga berupa sumber judul kolektif (misalnya
dalam rekaman video “title frame’). Dalam mencari sumber informasi urutan
prioritas harus diperhatikan.
Bila informasi sulit diperoleh dari sumber informasi utama, maka
pengkataloger diijinkan menggunakan sumber informasi lainnya sesuai
dengan urutan prioritas.
Apabila informasi yang dicatat tidak diambil sumber informasi utama maka
informasi harus dicatat dalam tanda kurung siku (untuk beberapa daerah
deskripsi).
Kerangka umum untuk deskripsi bibliografi adalah berdasarkan ISBD (G)
yaitu deskripsi bibliografi yang dibagi menjadi 8 (delapan) daerah deskripsi
sebagai berikut:
1. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab
2. Daerah edisi
3. Daerah data khusus
4. Daerah penerbitan dan distribusi
5. Daerah judul seri
6. Daerah catatan
7. Daerah penomoran standar standar (ISBN dan ISSN).
Karena peraturan berdasarkan kerangka umum tersebut, maka penomoran
peraturan pun mengandung unsur mnemorik. Artinya, mudah diingat. Penomoran
peraturan sebagai berikut:
No. Bab + No. Daerah + Kode Unsur + No Perincian.
Misalnya bila ada penomoran sebagai berikut: 7.1 maka peraturan ini
untuk daerah judul dan pernyataan tanggung jawab pada bahan rekaman video.
Angka 7 menunjukkan bab 7 (rekaman video) dan angka 1 menunjukkan (judul
dan pernyataan tanggung jawab).
Penomoran ini sangat mudah diingat.
Tingkatan Deskripsi
Peraturan menetapkan adanya tiga tingkatan deskripsi. Setiap tingkatan
ada unsur deskripsi minimum yang diberikan. Pada deskripsi tingkat pertama.
Unsur minimum yang harus ada sebagai berikut: judul sebenarnya/pernyataan
tanggung jawab yang pertama, bila berbeda dengan tajuk entri utama atau bila
tidak ada tajuk entri utama. – Edisi. – Data khusus. – Penerbitan dan distribusi. –
Deskripsi fisik. – Catatan. – ISBN. Tingkatan pertama ini yang paling sederhana
dan mudah, biasanya diterapkan pada perpustakaan khusus dengan koleksi yang
terbatas.
Tingkatan deskripsi yang kedua unsur deskripsi minium yang harus
dipenuhi adalah: Judul sebenarnya [pernyataan jenis bahan umum] = judul paralel:
sub judul / pertanyaan tanggung jawab yang pertama; fungsi penanggung jawab
yang lain. – Edisi / pernyataan tanggung jawab yang berhubungan dengan daerah
edisi tersebut. – Data khusus. – Penerbit dan distribusi yang pertama. – Deskripsi
fisik. – (Daerah judul seri). – Catatan. – ISBN.
Tingkat deskripsi yang ketiga, unsur deskripsi lebih lengkap dan
kompleks, serta lebih sulit dalam penerapannya, sehingga pada umumnya
perpustakaan menerapkan dan memilih tingkatan deskripsi yang kedua.
Manfaat tingkatan deskripsi adalah untuk memudahkan dan fleksibilitas
dalam kebijakan pengatalogan di perpustakaan. Hal ini berkaitan dengan entri
yang dibuat dapat disesuaikan dengan standar bibliografi, dengan kebutuhan
pemakai, serta dengan kemampuan pengatalog.
Dalam penerapannya tingkatan deskripsi ini pustakawan harus:
a. Memilih salah satu tingkatan deskripsi untuk semua jenis bahan. Artinya
bahan perpustakaan yang dimiliki oleh perpustakaan (baik tercetak dan non-
tercetak) menggunakan tingkatan deskripsi yang sama, atau
b. Memilih tingkatan yang sesuai untuk masing-masing jenis bahan, sehingga
dimungkinkan adanya tiga tingkatan dalam satu katalog, sesuai dengan
pedoman yang dibuat oleh perpustakaan yang bersangkutan.
Pilihan manapun yang akan diterapkan oleh perpustakaan, tetap harus
konsisten dan taat asas, sehingga perlu dibuatkan peraturan atau pedoman
perpustakaan. Pedoman dibuat dengan tujuan agar pustakawan yang bertugas di
bagian pengolahan/pengatalogan dapat selalu menerapkan ketentuan yang sudah
ditetapkan oleh perpustakaan tersebut.
Penggunaan bahasa dalam deskripsi bibliografi
Penggunaan bahasa dalam deskripsi bibliografi harus sesuai dengan
bahasa dokumen. Artinya bahasa harus seperti yang tercantum di sumber
informasi utama tidak boleh diubah, yaitu:
Daerah-daerah deskripsi yang mengggunakan bahasa dokumen adalah:
1. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab, daerah edisi, daerah penerbitan
dan distribusi, daerah seri.
2. Sesuai dengan bahasa dokumen, artinya harus seperti apa yang tercantum
dalam sumber informasi utama, dan tidak boleh diubah.
Interpolasi atau sisipan juga dibuat dalam bahasa yang sama dengan data
lain di daerah tersebut dan ditempatkan dalam tanda kurung siku. Interpolasi
merupakan penambahan data yang tidak ada dalam sumber informasi dan tidak
tersedia fasilitas dalam peraturan, sehingga pengatalog harus membuat istilah
sendiri. Oleh karena itu penempatannya dalam tanda kurung siku. Pengecualian
interpolasi boleh menggunakan bahasa pengatalog misalnya dalam hal:
- sisipan dan singkatan wajib
- pernyataana jenis bahan umum
- bentuk lain dari mana tempat terbit
- pernyataan tentang fungsi penerbit, distributor dan sebagainya.
GMD (General Mat Desisnation) – Di dalamnya berisi pernyataan tentang
jenis bahan secara umum.
Misalnya:
- Bahan non buku maka BMD-nya rekaman suara
- BNB rekaman video maka GMDnya Rekaman Video.
Apakah anda mengetahui fungsi GMD?
Fungsi GMD adalah:
- Memberitahu sedini mungkin pada pemakai tentang format atau bentuk fisik
dokumen tersebut.
- Mengisyaratkan pada pemakai bahwa diperlukan alat khusus
- Menjadikan sarana untuk membedakan dokumen dengan judul yang sama
tetapi bentuknya berbeda.
Pada perpustakaan multimedia GMD merupakan sarana yang paling
mudah ditelusur. Artinya, walaupun penjajaran kartu katalog bahan tercetak
dijadikan satu dengan bahan non-tercetak. Misalnya judulnya sama hanya bentuk
fisiknya berbeda, dapat dilihat pada GMD-nya, apakah bentuk tercetak atau
nontercetak.
Bila dibandingkan dengan perpustakaan multimedia, penjajaran kartu
katalog bahan nonbuku hanya diberi kode khusus atau kode warna. Disitu
pustakawan harus memberi penjelasan kepada setiap pemakai yang datang, karena
kebijaksanaan setiap perpustakaan akan berbeda. Pemakaipun akan kesulitan.
Pemberian kode ini baik kode khusus maupun kode warna tidak standar dan sulit
dalam penemuan kembalinya, sehingga disarankan tidak digunakan dalam
perpustakaan multimedia.
Harus diperhatikan penempatan GMD setelah judul sebenarnya untuk
dokumen yang terdiri atas beberapa karya dan tidak berjudul kolektif. Dari situ
dapat dideskripsikan sebagai satu kesatuan unit atau dideskripsikan secara
terpisah. Pada masing-masing bahan akan diberikan contoh tersebut di atas.
Dalam peraturan AACR2 daftar GMD ada dua, daftar pertama yang
digunakan di Inggris dan daftar yang kedua digunakan di Amerika Serikat.
Indonesia menggunakan daftar yang kedua, karena lebih banyak variasi dalam
menentukan GMD. Di bawah ini daftar GMD yang diberikan oleh AACR2:
Daftar 1 (List 1)
Braille
Cartographic materials
Computer file
Graphic
Manuscript
Microform
Daftar 2
Art original
Art reproduction
Motion picture
Multimedia
Music
Object
Sound recording
Text
Videorecording
Braille
Chart
Computer file
Diorama
Filmstrip
Flash card
Game
Globe
Kit
Manuscript
Map
Microform
Microscope slide
Model
Motion picture
Music
Picture
Realia
Slide
Sound recording
Technical drawing
Text
Toy
Transparancy
videorecording
Daerah data khusus
Istilah dalam bahasa Inggris adalah: Material (or type of publication)
specific details area, merupakan daerah untuk mencatat data yang khas bagi satu
kelompok bahan atau jenis publikasi tertentu.
Tidak semua bahan perpustakaan berisi daerah data khusus, tetapi hanya
untuk bahan tertentu saja seperti:
- Bahan kartografi (bab 3)
- Musik (bab 5)
- Berkas komputer (bab 9)
- Terbitan berseri (bab 12)
Dalam kasus tertentu untuk bahan bentuk mikro.
Daerah data khusus (ketiga) ini jika perlu dapat diulang. Misalnya untuk
deskripsi peta yang diterbitkan secara berkala atau berseri. Sehingga harus dicatat
mengenai ukuran skalanya dan penomorannya dari terbitan tersebut. Untuk
daerah-daerah lain pembahasannya akan selalu sama dalam masing-masing bahan,
karena peraturan Bab 1 ini merupakan peraturan umum saja. Oleh karena itu Anda
harus mengetahui prinsip-prinsip peraturan AACR2 sebelum mempelajari
peraturan untuk masing-masing bahan.
D. Keterangan lain tentang AACR2
1. Alternatives dan Options
Dalam AACR2 ada peraturan yang diberi catatan dengan ‘optionally dan
optional addition’. Hal ini sangat memungkinkan pustakawan untuk memilih
cara yang paling cocok untuk katalog perpustakaannya.
2. Apendiks
AACR2 mempunyai 4 macam apendiks yakni: Apendiks A untuk huruf besar,
Apendiks B untuk penggunaan singkatan, Apendiks C untuk penggunaan
nomer dan Apendiks D merupakan keterangan istilah-istilah yang digunakan
dalam peraturan.
Walaupun dalam peraturan hal-hal tersebut di atas merupakan apendiks,
penggunaannya harus diterapkan dengan konsisten terutama untuk apendiks
A, B, dan C.
3. Bahasa
Penggunaan bahasa harus sesuai dengan peraturan artinya jika
peraturan menetapkan bahwa bahasa Inggris harus digunakan, perpustakaan
yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai ‘working language’, dapat
menggunakan ‘working language’ yang berlaku di perpustakaan yang
bersangkutan. Working language adalah bahasa pengatalog yang bekerja di
perpustakaan atau bahasa yang digunakan dalam lingkungan tempat
pustakawan bekerja. Misalnya, kalau di perpustakaan sekolah mungkin
working language-nya adalah bahasa Indonesia. Demikian pula perpustakaan-
perpustakaan umum, perguruan tinggi yang lingkungannya berbahasa
Indonesia. Kecuali perpustakaan atau pusat informasi yang ada di kedutaan-
kedutaan, misalnya mungkin lingkungannya berbahasa Inggris maka working
language-nya bahasa Inggris.
Walaupun working language dapat digunakan dalam peraturan,
daerah-daerah tertentu tidak dapat diubah dengan working language.
Misalnya, daerah judul dan pernyataan tanggung jawab, edisi, penerbitan dan
distribusi serta judul serti harus sesuai dengan bahasa dokumen. Jadi untuk
empat daerah tersebut di atas harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan
dokumen atau bahan yang akan dibuat deskripsinya.
4. rinsip ‘item in hand’
AACR2 menganut prinsip ini, artinya bahwa deskripsi harus
berdasarkan bahan yang ada di tangan pengatalog. Misalnya: Monograf dalam
bentuk mikro. Yang dideskripsikan disini adalah bentuk mikronya dengan
menggunakan peraturan bab 11, bukan bab 2 untuk monograf. Dalam kasus
seperti ini, bab 2 digunakan hanya bila dianggap perlu, misalnya untuk catatan
tambahan.
2
Penggolongan dan Masalah-Masalah
Dalam Pengatalogan Bahan
NonBuku
alam modul ini, Anda akan mempelajari jenis bahan nonbuku yang
dibahas peraturannya dalam AACR2. Jenis bahan nonbuku berdasarkan
ciri fisik bahan sudah Anda pelajari dalam mata kuliah teknologi
media.
A. Penggolongan bahan nonbuku berdasarkan AACR2 yaitu:
Bahan peta atau kartografi
Manuskrip
Musik
Rekaman suara
Gambar hidup dan rekaman video
Bahan grafis
Berkas komputer
Bahan tiga dimensi dan realia
Bentuk mikro
Bila Anda lihat penggolongan bahan nonbuku ini sesuai dengan
bagian I dari peraturan AACR2. Karena banyaknya bahan nonbuku yang
dijabarkan oleh AACR2, dalam modul ini hanya dibatasi 5 (lima) bahan saja,
yaitu rekaman suara, gambar hidup dan rekaman video, bahan grafis, bentuk
mikro, dan bahan peta atau kartografi.
D
Bahan peta atau kartografi adalah bahan yang menyajikan seluruh atau
sebagian bumi, atau ruang angkasa dalam semua/segala ukuran skala.
Termasuk di dalamnya ada peta yang berbentuk atlas, globe atau peta 2 (dua)
dan 3 (tiga) dimensi. Juga termasuk peta udara, peta navigasi dan peta tematik.
Bahan peta atau kartografi diatur pada bab 3 dalam AACR2.
Bahan rekaman suara adalah karya yang dituangkan oleh penciptanya
dalam bentuk rekaman suara pada segala media. Misalnya, rekaman suara
pada pita kaset, piringan hitam, piano rol, dan ‘compact disc’. Biasanya
rekaman suara berisi pelajaran bahasa Inggris dalam pita kaset, pidato
presiden atau pelajaran lain yang banyak disediakan juga oleh Universitas
Terbuka. Bahan rekaman suara diatur dalam Bab 6 AACR2.
Rekaman video dan gambar hidup merupakan karya dalam bentuk
film bergerak atau gamar hidup (‘moving film’) baik di layar lebar maupun
yang sudah direkam ulang dalam bentuk video. Rekaman video diatur dalam
bab & AACR2.
Bahan Grafis
Ada dua macam bahan grafis yaitu bahan yang dapat dilihat langsung
tanpa bantuan alat seperti lukisan, foto, gambar teknik, poster dan bahan grafis
yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya selid, transparansi, dan
filmstrip).
Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan
bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata
biasa melainkan harus memaki alat yang dinamakan ‘microreader’.
Dalam mengolah bahan nonbuku seringkali pustakawan menemui banyak
masalah. Karena itu belum banyak perpustakaan yang mengolah bahan nonbuku
sebagai koleksi di perpustakaanya. Masih banyak pula koleksi bahan nonbuku
dianggap belum perlu.
B. Beberapa masalah yang dihadapi dalam pengatalogan bahan nonbuku
adalah:
a. Keanekaragaman bahan
Saudara dapat melihat bahwa penggolongan bahan bukan buku sangat
banyak. Baik dari ciri fisik maupun dari peraturan AACR2. Dari ciri fisik inilah
sulit dibuat deskripsi bibliografi karena Anda membutuhkan pengetahuan khusus
mengenai bahan dan alatnya. Selain itu masing-masing bahan memerlukan alatnya
sendiri. Contohnya, jika Anda ingin menghidupkan video kaset, maka Anda
membutuhkan pengetahuan bagaimana mengoperasikan alatnya. Selain
pengetahuan khusus yang dibutuhkan, perlu pula menambah pengetahan terhadap
perkembangan bentuk mutakhir bahan ini. Misalnya, pada tahun 1960-an rekaman
suara dalam bentuk piringan hitam, sedangkan tahun 1985-an sudah dalam bentuk
compact disc (CD).
Mengingat keanekaragaman bahan ini, tentunya kita perlu peraturan yang
sesuai pula. Tetapi pada kenyataannya peraturan pengatalogannya kalah cepat.
Misalnya, peraturan AACR2 edisi pertama terbit tahun 1967. Pada tahun 1978
terbit edisi kedua, sedangkan terakhir yang merupakan revisi AACR2 terbit tahun
1988. Sebagaimana Anda ketahui bahwa 10 tahun sekali peraturan direvisi. Hal
ini tidak sesuai dengan perkembangan aneka ragam bahan yang begitu pesat. Jadi
karena banyaknya ragam bahan, pengatalogan bahan bukan buku ini menjadi
masalah besar atau hambatan.
b. Pengawasan bibliografi masih lemah
Apakah Anda pernah melihat suatu bibliografi tentang bahan bukan buku?
Apakah Anda tahu manfaat sarana bibliografi bagi penelusuran dokumen? Sarana
bibliografi di duniai perpustakaan sangat berguna untuk penelusuran dan
verifikasi. Sarana ini perlu diawasi oleh suatu badan atau lembaga yang
berwenang. Pada kenyataannya, pengawasan sarana ini masih lemah. Kelemahan
pengawasan sarana bibliografi ini dikarenakan belum adanya arsip atau koleksi
nasional untuk bahan bukan buku. Artinya, belum ada satu lembaga atau badan
yang mau bertanggung jawab untuk mengoreksi bahan bukan buku karena
terbatasnya tempat. Sebab yang lain adalah UU Deposit yang diterbitkan oleh
Perpustakaan Nasional RI belum mencakup bahan bukan buku. Walaupun sudah
dicakup belum sepenuhnya dilaksanakan. Di samping itu pola penerbitan dan
distribusi bahan bukan buku inih masih beragam.
c. Masalah sumber informasi (utama)
Bila Anda mengolah bahan pustaka yang berbentuk monograf atau buku,
hal itu mudah dilakukan. Sebagaimana Anda ketahui bahwa dalam mengolah
buku, sumber informasi yang digunakan adalah halaman judul. Tetapi tidak
demikian dengan bahan bukan buku. Karena bahan bukan buku tidak memiliki
halaman judul dan peraturan dapat menetapkan sumber lain sebagai sumber
informasi utama. Sumber-sumber lain ini kadang-kadang sulit dicatat, kurang
lengkap dan dapat berbeda-beda. Sebagai contoh: rekaman video, sumber
informasi utama yang digunakan adalah “Title frame”. Judul yang ada pada “Title
frame” kadang-kadang berbeda dengan judul pada bahan lampiran.
d. Tanggung jawab tidak jelas
Karya-karya rekaman suara dan rekaman video banyak sekali melibatkan
orang dalam pembuatannya, atau badan yang bertanggung jawab atas isi
intelektual/artistiknya, sehingga sulit menentukan siapa yang paling bertanggung
jawab. Karena adanya kepengarangan yang tersebar ini akan sulit bagi Anda
menentukan tajuk entri utama dan tajuk entri tambahan. Sedangkan di dalam
deskripsi bibliografi akan sulit menetukan pernyataan tanggung jawab.
e. Dokumen terdiri dari berbagai jenis bahan
Kalau Anda perhatikan buku-buku pelajaran Bahasa Inggris “TOEFL”
misalnya dokumen ini pasti menyertakan pita kaset yang juga merupakan bahan
bukan buku. Kadang-kadang tidak jelas mana bahan utama dan bahan pelengkap.
Apakah pita kaset sebagai bahan utama dan buku sebagai bahan pelengkap atau
malah sebaliknya.
f. Pengatalogan analitik
Bila suatu bahan bukan buku terdiri dari satu set (kumpulan), maka untuk
bahan bukan buku sangat sulit, apakah akan dideskripsikan sebagai satu kesatuan
atau satu persatu. Misalnya: sebuah pita kaset berisikan kumpulan lagu-lagu,
apakah itu akan dideskripsikan sebagai satu kumpulan atau satu persatu.
g. Deskripsi harus lengkap atau terinci
Pendeskripsian bahan bukan buku tergantung pada sistem perpustakaan
yaitu sistem terbuka atau sistem tertutup. Bila sistem perpustakaannya tertutup
tentunya pendeskripsian bahan bukan buku harus terinci, sedangkan bila sistem
perpustakaannya terbuka pendeskripsian bahan bukan buku bisa sederhana.
h. Pendekatan subjek
Masalah dalam pendekatan subjek untuk bahan bukan buku, masih
menjadi pertanyaan: apakah pendekatan subjek ini perlu atau tidak? Bila Anda
menjawab pendekatan subjek perlu, sistem mana yang akan digunakan?
Kemudian apakah satu sistem digunakan untuk semua bahan.
i. Katalog multimedia atau katalog terpisah
Dalam perpustakaan multimedia, penjajaran kartu katalog mungkin dapat
digabung (disatukan) dengan katalog monograf biasa. Apabila digabung atau
dijadikan satu sistem, maka pembeda apa yang digunakan. Apakah kode khusus,
warna atau GMD. Masing-masing sistem ini mempunyai kelemahan dan
kelebihannya. Misalnya: kode khusus dan kode warna mempunyai kelemahan
tidak standa dan sulit diterapkan pada semua perpustakaan. Sedangkan GMD
mempunyai kelebihan standar dan mudah diterapkan dalam praktek sehari-hari.
MODUL 2
PENGATALOGAN BAHAN
KARTOGRAFI
alam modul 2 ini Anda akan mempelajari bagaimana mengolah bahan
kartografi. AACR2 menerangkan, yang termasuk bahan kertografi ialah
semua karya yang merupakan representasi grafika dari bumi, bagian
bumi, matahari, bulan, planet-planet, dan badan-badan ruang angkasa lain. Bahan
ini dapat berbentuk peta dua atau tiga dimensi, peta ruang angkasa, atlas, globe,
dan foto udara.
Untuk deskripsi bibliografi bahan kartografi ditambah satu daerah khusus,
yaitu daerah data matematis yang mendahului daerah terbitan. Daerah ini memuat
informasi mengenai skala dan proyeksi. Dengan demikian daerah-daerah deskripsi
bibliografi untuk bahan kartografi adalah sebagai berikut:
1. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab
2. Daerah edisi
3. Daerah data matematis
4. Daerah terbitan, distribusi
5. Daerah deskripsi fisik
6. Daerah seri
7. Daerah catatan
8. Daerah nomor standar, syarat penjualan/peredaran.
Pengatalogan bahan kartografi diatur AACR2 dalam bab tiga, tetapi
kebanyakan istilah dan konsep-konsep yang diberikan belum sepenuhnya
dimengerti oleh orang awam. Untuk itu ada buku panduan yang membantu
D
pengataloan bahan kartografi yaitu: Cartographic Materials: A Manual of
Interpretation for AACR2 (Chicago: ALA, 1982).
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat memahami bahan
kartografi sebagai koleksi perpustakaan serta mengetahui peraturan standar
pengatalogan bahan kartografi dan diharapkan pula Anda dapat;
1. Menjelaskan cakupan dan sumber informasi utama bahan kartografi
2. Menjelaskan daerah-daerah deskripsi untuk pengatalogan bahan
kartografi
Kegiatan Belajar 1
Cakupan dan Sumber Informasi Utama
Bahan Kartografi
ahan kartografi adalah suatu karya yang mencakup representasi dari
bumi, bagian bumi, matahari, bulan, planet-planet dan badan-badan
ruang angkasa lain pada segala skala. Bahan kartografi diatur dalam
bab 3 AACR2, sebagai pelangkap peraturan yang merupakan tambahan informasi.
Untuk membuat deskripsi bibliografi bahan kartografi telah diterbitkan
Cartographic Materials: A Manual on Interpretation for AACR2 (Chicago: ALA,
982).
Manual ini diterbitkan karena banyak istilah dan teknik-teknik bahan
kartografi yang tidak dimengerti oleh orang awam. Manual ini terdiri atas
penjelasan peraturan semua AACR2 tentang bahan kartografi. Ditambah juga
lampiran penjelasan tentang penentuan skala peta yang tidak jelas dan tahun peta;
penjelasan tentang seri peta. Karena itu menggunakan aacr2 saja belum cukup
jelas bila tidak dengan manual ini.
A. Cakupan Bahan Kartografi
Bahan kartografi dalam AACR2 diatur dalam bab 3. Cakupan bahan
kartografi adalah semua jenis bahan kartografi yang mencakup semua karya yang
meupakan penyajian semua bagian atau sebagian dari bumi atau ruang angkasa,
atlas, globe (bola dunia), foto udara dan lain sebagainya. Peraturan tidak
mencakup tentang deskripsi bibliografi manuskrip bahan kartografi, tetapi bila
peta merupakan manuskrip dapat ditambahkan keterangan di daerah deskripsi
fisik dan menggunakan bab 4 AACR2 dapat mencukupi keterangan ini.
B
Dalam deskripsi bibliografi bahan kartografi ditambah satu daerah khusus
yaitu daerah data matematis yang mendahulio daerah terbitan. Daerah data
matematis ini memuat informasi tentang skala dan proyeksi yang meupakan data
yang penting untuk bahan kartografi sehingga menjadi bagian dari tumbuh
deskripsi. Urutan unsur daerah-daerah deskripsi bibliografi untuk bahan kartografi
yaitu daerah judul dan pernyataan tanggung jawab; daerah edisi; daerah data
matematis; daerah penerbit, publikasi dan sebagainya; daerah deskripsi fisik;
daerah seri; daerah catatan dan daerah penomoran standar.
B. Sumber Informasi Utama
Sumber informasi utama untuk deskripsi bibliografi bahan kartografi adalah:
1. Dokumen itu sendiri. Jika suatu dokumen terdiri dari sejumlah bagian atau
terdiri dari beberapa satuan (termasuk lembar yang memuat judul), maka
dianggap dokumen itu sendiri.
2. Kemasan (map, amplop, pembungkus dan sebagainya0 atau tempat
memperagakan seperti kotak kaca dan kaki globe.
Di bawah ini diberikan beberapa sumber informasi utama.
Contoh peta kota semarang;
….
Jika informasi tidak tersedia dalam sumber informasi utama, informasi
dapat diambil dari semua bahan teks terlampir. Sumber informasi untuk deskripsi
setiap daerah;
1. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab, informasi diambil dari sumber
informasi utama.
2. Daerah edisi; informasi diambil dari sumber informasi utama, bahan teks
terlampir.
3. Daerah data matematis; informasi diambil dari sumber informasi utama dan
bahan teks terlampir.
4. Daerah penerbitan dan distribusi; informasi diambil dari sumber informasi
utama dan bahan teks terlampir.
5. Daerah deskripsi fisik; informasi diambil dari semua sumber.
6. Daerah seri; informasi diambil dari sumber informasi utama dan bahan teks
terlampir.
7. Daerah catatan; informasi diambil dari segala sumber.
8. Daerah penomoran standar; informasi diambil dari segala sumber.
C. Deskripsi seluruh atau sebagan bahan kartografi
Kebanyakan peta atau kartografi merupakan satu set tetapi kadang-kadang
bahan tersebut diterbitkan dalam jangka waktu yang cukup lama atau kadang-
kadang bahan tersebut diterbitkan pada saat yang bersamaam. Perpustakaan haus
memberikan keputusan apakah akan dideskripsikan secara terpisah atau bagian-
bagian. Selain itu dapat pula dideskripsikan sebagai satu kesatuan atau secara
keseluruhan.
Contoh deskripsi sebagai satu set dan terpisah (AACR2 hal 96)
1. Contoh deskripsi bahan kartografi sebagai satu set atau seluruh
Orduance Survey of Great Britain one inch to one mile map [GMD]:
Seventh series,- Scale 1;63,360. – chessington; The survey, 1952-1974.- 190
maps: col.; 71x64 cm.
[plans of the Rideann Canal from Kingston Bay to Ottawa]
[Cartographic]/[signed by] john By … [et al]. – Scale vary. – 1827 – 1628. –
28 ms. maps;col.; 74x234 cm. or smaller. – provenance stamp: Board of
ordnance, inspector General for Fortifications; sheets AA3-6, 9-11, 13-32.
2. Contoh Deskripsi bahan kartografi sebagai terpisah
Banbury [GMD] / ordnance Survey. – [ed.] B. – Scale 1:63,360. –
Southampton; The Survey, 1968. – 1 map;col.; 71x64 cm. – (Ordnance
Survey of Great Britain one inch to one mile map; seventh series; sheet 1450.
– ‘Fully revised 1965-66”.
2
Daerah-daerah Deskripsi untuk
Pengatalogan Bahan Kartografi
engatalogan deskriptif untuk bahan kartografi juga urutan unsurnya
sama, hanya saja di dalam bahan kartografi daerah data khususnya
dicatat. Daerah data khusus untuk bahan kartografi dalam peraturan
diberi istilah “Mathematical data area” atau bila diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia adalah “Daerah data matematis”. Daerah ini, merupakan urutan unsur
ketiga dalam bab bahan kartografi.
Dalam pendeskripsian bahan kartografi yang berupa atlas jika berupa
buku diperlakukan sebagai monograf, karena atlas yang berupa buku/tercetak
dianggap sebagai monograf. Deskripsi bibliografi bahan kartografi terdiri atas
deskrisi secara keseluruhan atau sebagian, bila bahan kartografi tersebut
merupakan terbitan yang waktunya tidak bersamaan untuk satu bahan.
1. Daerah judul dan pernyataan tangung jawab
Urutan unsur untuk daerah ini adalah:
Judul sebenarnya Genaral Material Designation [GMD] = judul paralel :
keterangan judul lain.
(judul tambahan, anak judul) / pernyataan tanggung jawab
Judul sebenarnya dicatat atau disalin dari sumber informasi utama.
Contoh:
a. Historical north England
b. The Edinburg word atlas, or, Advanced atlas of modern geography
c. Map of Middle Earth
P
Apabila judul sebenarnya tidak diambil dari sumber informasi utama,
sumber judul dicatat dalam daerah catatan. Apabila judul sebenarnya memuat
tentang skala, maka skala juga harus disalin atau dicatat juga.
Contoh:
a. Topographic 1 : 500.000 low flying chart
b. New half-inch cycling road maps of England and Wales
Kedua contoh di atas menunjukkan bahwa kata-kata tersebut disalin
dari sumber informasi utama, yagn di dalamnya menyatakan bahwa judul
sebenarnya mengandung unsur skala yaitu 1 : 500.000 dan half-inch.
Jika dalam sumber informsi utama muncul lebih dari satu judul, tetapi
harus dipilih judul sebenarnya. Jika keduanya atau semua judul dalam satu
bahasa, pilihan judul yang menjadi dasar atau gambaran dari judul sebenarnya
tersebut. Apabila data ini tidak dapat mencukupi pilihan, pilihan yang menjadi
judul komprehensif.
Jika dokumen tersebut tidak mempunyai judul, pengatalog boleh
membuat judul yangjelas menyebut ruang lingkup peta. Judul ini juga harus
menyebut area yang terdapat pada bahan kartografi tersebut.
Judul yang dibuat sendiri oleh pengatalog harus dicatat dalam tanda
kurugn siku.
Contoh:
1. [Map of Ontario]
2. [Relief model of California showing vegetation]
Contoh tersebut menerangkan bahwa, bahan kartografi tidak memiliki
judul dan pengatalog membuat judul yang kira-kira dapat mencakup peta atau
nama area dari dokumen tersebut. Contoh pertama, kira-kira menunjukkan
peta Ontario secara keseluruhan. Sedangkan contoh ke-2, kira-kira
menunjukkan tentang California dalam model-model relief, dengan subjek
vegetasi atau tumbuhan.
GMd atau pernyataan jenis bahan umum untuk bahan kartografi
adalah:
1. [peta]
2. [bola dunia]
Kedua GMD tersebut disesuaikan dari peraturan 1.1C, tentang daftar
GMD untuk semua bahan. Dalam peraturan tersebut GMD untuk bahan
kartografi adalah [Map] dan [Globe].
Karena daerah GMD boleh menggunakan “working language“ maka
pernyataan di atas merupakan GMD untuk bahan kartografi yaitu: [peta’ dan
[bola dunia]
Contoh:
1. Central Europe [peta]
2. Camden’s Britannia, 1695 [peta].
Apabila judul sebenarnya maupun judul tambahan tidak memuat
keterangan mengenai daerah geografi yang terdapat pada bahan kartografi
tersebut, dapat ditambahkan satu kata atau frase singkat ditambah untuk
mejelaskan area yang tercakup. Penambahan kata atau frase dicatat dalam
tanda kurugn siku.
Contoh:
Vegetation [peta] : [in Botswana]
Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa [in Botswana] merupakan
tamabhan dari pengatalog, karena judul tidak menjelaskan area yang tercakup.
Apabila dokumen tidak mempunyai judul kolektif dan dideskrippsikan
sebagai satu unit bahan kartografi, judul dapat dicatat sebagai berikut:
Contoh:
1. Grand Teton ; yellow stone National park [peta] (terdiri dari 2 peta
yangdibuat oleh badan yang sama)
2. Daily mail motor road map of London and twelve miles round. Motor road
map of South-East England [peta] (Terdiri dari 2 peta yangdibuat oleh
badan yang berbeda).
Contoh: Kartu katalog untuk deskripsi peta yang tidak berjudul kolektif.
(Sumber: Handbook for AACR2 1988 revision hal 125-126)
American Oil Company
Western United States
One inch equals approximately 49 miles
Copyright c 1969
American Oil Company
Central United States
One inch equals approximately 49 miles
Copyright c 1969
Contoh tersebut diambil dari sebuah peta, yang menjelaskan bahwa
peta tersebut pada satu sisi berjudul ‘Western United States’ dibaliknya
berjudul ‘Central United States’. Hal ini dapat dideskripsikan sebagai satu
kesatuan unit atau terpisah.
Rand McNally & Co. (Chicago, III.)
Western United States; Central United States / Rand McNally & Co. – Scale
ca. 1 : 3,104,640. – Chicago : American Oil Co., c 1969. 1 map : col. ; 92 x 65
cm. folded to 23 x 10 cm.
Includes 15 insets.
I. American Oil Company
II. Title: Western United States
III. Title : Central United States.
Bentuk demikian apabila dideskripsikan merupakan satu kesatuan
unit. Dapat dilihat bahwa kedua judul dicatat tetapi dipisahkan oleh tanda baca
(;). Kemungkinan yang kedua apabila dideskripsikan secara terpisah sebagai
berikut:
Rand McNally & Co. (Chicago, III.)
Central United States / Rand McNally & Co. – Scale ca. 1:3,104,640. –
Chicago : American Oil Co., c1969.
1 map on side 2 of 1 map : col. ; 92 x 65 cm. folded to 23 x 10 cm.
Includes 8 insets.
With (on recto) : Western United States
I. American Oil Company. II. Title.
Rand McNally & Co. (Chicago, III.)
Western United States / Rand McNally & Co. – Scale ca. 1:3,104,640. –
Chicago : American Oil Co., c1969.
1 map on side 1 of 1 map : col. ; 92 x 65 cm. folded t0 23 x 10 cm.
Includes 7 insets.
With (on verso) : Central United States.
I. American Oil Company. II. Title
Contoh di atas adalah deskripsi bibliografi untuk dokumen yang tidak
berjudul kolektif, dedeskripsikan secara terpisah. Dari contoh terlihat bahwa
kedua judul yang ada dalam sumber informasi utama dideskripsikan masing-
masing. Deskripsi pertama untuk ‘Central United States’ dengan catatan
‘with’ Western United States, demikian juga deskripsi yang satu utnuk
‘Western United States’ dengan catatan with ‘Central United States’.
Jika suatu karya bahan kartografi terdiri atas sejumlah satuan dan
tidak berjudul kolektif, maka pengatalog membuat satu judul kolektif yang
sesuai, dan dicatat dalam kurung siku.
Contoh:
1. [Maps of Denmark]
2. [Peta-peta turis asng].
Contoh ini, menunjukkan bahwa peta dibuatkan judul yang kira-kira
mencakup area tersebut.
Pernyataan tanggung jawab.
Pernyataan tanggung jawab yang tercantum dengan jelas pada smber
informasi utama, disalin sesuai dengan kata-kata yang terdapat pada sumber
tersebut. Apabila pernyataan tanggung jawab diambil dari sumber lain (bukan
submer informasi utama), pernyataan ini harus dicatat dalam kurung siku.
Jika tidak ada pernyataan tanggung jawab yangjelas, pengatalog tidak
diizinkan menyusun sendiri suatu pernyataan tanggung jawab.
Contoh:
1. Road atlas [peta] / Bartholomew
2. [Pcket terrestial globe] [peta] / J. Moxon
(Judul dibuat oleh pengatalog karena dicatat dalam tanda kurung siku).
Pernyataan tanggung jawab yang tidak jelas, dan tidak ditempatkan
dengan menonjol, dokumen yang sedang dideskripsikan tidak dicatat dalam
daerah pernyataan tanggung jawab, melainkan dictat dalam daerah catatan.
Jika hubungan antara judul danorang/badan yang disebut dalam
pernyataan tanggung jawab tidak jelas, boleh ditambahkan satu keterangan
yang memperjelas hubungan tersebut dan dicatat dalam tanda kurung siku.
Contoh:
1. Map of the Mid-west [peta] / [edited by] D.M. Bagley (Kata ’edited’
ditamah sendrii oleh pengatalog, untuk mejelaskan fungsi pernyataan
tanggungjawab).
2. Daerah edisi
Daerah edisi dicatat sebagai keterangan mengenai edisi dokumen / karya
tersebut. Keterangan edisi dan pernyataan tanggung jawab mengenai edisi
tersebut, dicatat dengan peraturan umum daerah edisi.
3. Daerah data matematik
Dalam daerah ini dicatat mengenai:
a. Ukuran skala, didahului tanda titik strip-strip
b. Jenis proyeksi, didahului oleh titik koma
c. Keterangan bersifat opsional seperti koordinat dan ekwinoks.
Keterangan dalam daerah ini diberikan dalam ’working language’
artinya perpustakaan yang berbahasa Indonesia menggunakan istilah
Indonesia, kecuali keterangan yang belum memiliki padanan kata yang
sesuai dengan istilah Indonesia.
Keterangan skala bahankartografi dalam bentuk ’Representative
Fraction’ yang dinyatakan dalam perbandingan (rasio) yaitu (1: ).
Contoh:
Bartholomew one inch map of the District [peta]. – Rev. – Skala 1
: 63.360 (‘One inch – map’ juga merupakan keterangan mengenai
skala).
Keterangan mengenai skala selalu harus diberikan, walaupun
kadang-kadang sudah disebut dalam judul. Apabila keternagan mengenai
skala pada bahan kartografi dalam sumber informasi utama atau bahan
teks terlampir tidak dinyatakan dalam ’RF’, harus dikonversikan lebih
dahulu dan hasil konversi ini dicatat dalam tanda kurung siku.
Contoh:
Skala [1 : 253.440]
(Dalam pernyataan skala hanya terbaca = ’1 inch to 4 miles’)
Jika keterangan skala atau ‘representative fraction’ ditemukan/
erdapat pada sumber selain sumber informasi utama dan bahan teks
terlampir, misalnya kemasan maka keterangan skla dan ‘RF’ dicatat dalam
tanda kurung siku. Jika dokumen yang dideskripsikan berskala berbeda-
beda karena terdiri dari beberapa bagian atau satuan, maka skala dicatat
sebagai berikut.
1) Skala 1 : 100.000 dan 1 : 200.000
(Kalau skala terdiri dari 2 jenis skala)
2) Berbagai skala (’Scale varies’) jika ada lebih dari dua skala
Keterangan proyeksi:
Untuk keterangan proyeksi dapat digunakan singkatan-singkatan yang
standar yang terdapat pada lampiran AACR2 (Lampiran B dan C).
Misalnya : Conic equidistant proj.
Dicatat sesuai dengan kata-kata atau frase yang berhubungan dengan
keterangan mengenai proyeksi yang terdapat pada karya itu sendiri,
kemasannya atau bahan teks terlampir.
Contoh: ; transverse Mercator proj. Everest spheroid
; azimuthal equidistant proj. centered on Nicosia, N350 10’.
Keterangan koordinat juga dapat dicantumkan bila dianggap perlu dicatat
dalam tanda kurung.
4. Daerah terbitan
Dalam terbitan dicatat sesuai dengan peraturan umum untuk
daerah terbitan. Pencatatan nama distributor adalah opsional Boleh
mencantumkan nama pencetak bila nama penerbit tidak diketahui,
sedangkan nama pencetak ini tercantum dalam dokumen. Pencetak (nama,
tempat dan tahun) dicatat dalam tanda kurung ( ).
5. Daerah deskripsi fisik
Dalam daerah ini dicatat:
a. Jumlah satuan (unit) fisik disertai nama jenis bahan spesifik.
b. Data fisik lain, didahului titik dua ( : ). Jika ada beberapa data, tiap
unsur dipisah dari unsur lain dengan koma (,).
c. Ukuran, didahului tanda titik koma (;).
d. Lampiran didahului tanda &.
e. Keterangan tentang lampiran dicatat dalam kurung ( ).
Pernyataan jenis bahan spesifik yang dapat digunakan:
atlas gambar topografi
peta udata peta topografi
bola dunia foto moanik
peta hidrografi remote-sensing image
peta imajiner space remote-sensing image
peta gambar penampang terrestrial remote-sensing image
peta foto bola angkasa
model relief dan sebagainya
Contoh:
1. peta topografi
2. model relief
Jika suatu karya terdiri dari sejumlah besar satuan, jumlahnya
diperkirakan misalnya:
Kira-kira 800 peta ca. 500 peta
Jika pada suatu sheet (lembar) terdapat lebih dari satu peta, jumlah
peta dinyatakan sebagai berikut:
6 peta atas 1 lembar
Atlas dideskripsikan sebagai berikut:
1 atlas (3 v.)
1 atlas (xvii, 37 p.)
Data fisik lain
Data fisik lain yang dicatat adalah:
a. jumlah peta dalam suatu atlas
b. warna
c. bahan
d. ‘mounting’ (pemasangan atas alat yang berfungsi memperkuat),
atau keterangan mengenai kaki (pada bola dunia).
a. Jumlah peta dalam sebuah atlas dicatat sebagai berikut:
1 atlas (xvi, 100 p.) : 35 peta berwarna
1 atlas (330 p.) : 100 peta berwarna (beberapa peta lipat)
b. Jika peta berwarna atau sebagian berwarna, hal ini dicatat.
Warna yang terdapat di luar batas peta tidak diperhatikan.
Contoh:
1 peta : berwarna
4 peta : 2 berwarna
1 bola dunia : berwarna
c. Jika suatu peta tidak dicetak di atas kertas tetapi di atas bahan lain,
keterangan ini dicaatt dalam deskripsi, misalnya:
1 peta : berwarna, plastik
1 peta : berwarna, sutera
1 bola dunia : berwarna, kayu
d. Jika suatu peta dipasang di atas suatu alas (mounting) atau suatu
bola dunia diperagakan atas penyangga berupa kaki, keterangan ini
dicatat sebagai berikut:
1 peta : berwarna, atas alas linen
1 bola dunia : berwarna, kayu, atas kaki kuningan.
Untuk atlas hanya tingginya dicatat, misalnya:
1 atlas (xii, 70 p.) : 100 peta berwarna; 29 cm.
Dari peta relief (peta timbul) dicatat panjang dan lebar, dan jika
dianggap perlu tinggi dapat dicatat pula, misalnya:
1 peta timbul : berwarna, plastik ; 45 x 35 x 2 cm.
Dari bola dunia : berwarna, kayu, atas kaki logam ; diam. 12 cm.
Lampiran dicatat sesuai dengan peraturan umum, misalnya:
17 peta hidrografi ; 90 x 96 cm. & 1 buku (xvii, 272 p. ; 25 cm.)
6. Daerah seri
Dalam daerah ini dapat dicatat keterangan seri, sesuai dengan
peraturan umum yang berlaku untuk daerah ini.
7. Daerah catatan
Urutan daerah catatan untuk bahan kartografi adalah:
Cakupan dan sifat
Bahasa
Sumber judul sebenarnya;
dicantumkan bila judul tidak diambil dari sumber informasi utama.
Contoh
Judul dari kemasan
(berarti judul diambil dari kemasan bahan kartografi)
Variasi dalam judul)
Judul paralel
Pernyataan tanggung jawab
Dicatat bila banyak nama orang atau badan dan dinyatakan
dalam pernyataan tanggung jawab dan dianggap penting.
Edisi dan sejara.
Dicatat tentang edisi yang menjelaskan sejarah atau edisi
bahan kartografi tersebut.
Data matematik dan data kartografi lainnya
Dicatat tentang data magnitude
Untuk penginderaan jarak jaruh (’remote-sensing images’)
dicatat bila belum dicatat dalam daerah dta matematik yaitu
f5.944, alt. 12.000 ft.
Terbitan
Deskripsi fisik
Dicatat tentang data fisik yang lebih rinci dan penting yang
tidak termasuk dalam daerah deskripsi fisik, khususnya yang akan
mempengaruhi penggunaan bahan tersebut.
Lampiran
Series
Disertasi
Untuk siapa / misalnya untuk siswa SD
Isi
Nomor
Dokumen yang dimiliki perpustakaan
Catatan ’dengan’
8. Daerah nomor standar, harga, syarat penjualan/penyaluran. Dicatat no
ISBN dan / atau ISSN.
MODUL 3
PENGKATALOGAN BAHAN REKAMAN
SUARA
alam modul ke-3 ini Anda akan mempelajari bagaimana mangolah
bahan rekaman suara dalam berbagai media. Pengolahan bahan
rekaman suara menakup pendeskripsian bibliografi untuk rekaman
suara berdasarkan peraturan AACR2 (Anglo American Cataloging Rules 2).
Pengatalogan bahan rekaman suara akhir-akhir ini di perpustakaan
dianggap penting karena hampir sebagian besar perpustakaan memiliki koleksi ini
tetapi belum ditangani secara serius pengolahan dan penyimpanannya. Tetapi
sudah banyak pula perpustakaan yanga sudah memulai untuk pengolahan bahan
rekaman suara sehingga dapat dipinjam oleh pemakai yang membutuhkannya.
Pada perpustakaan multi media, koleksi bahan rekaman suara sangatlah
bervariasi. Misalnya, rekaman suara tentang pidato presiden, pelajaran bahasa
Inggris, kumpulan cerita atau kumpulan lagu. Media atau bentuk fisik rekaman
suara dapat berupa pita kaset, piringan hitam dan ‘compact disc’ (CD). Yang
disebut terakhir ini adalah media yang paling baru dan sangat popular akhir-akhir
ini.
Modul ini membahas tentang seluruh cakupan dan sumber informasi
utama untuk bahan rekaman suara, daerah-daerah deskrisi untuk pengatalogan
bahan rekaman suara. Semua pembahasan disertai berbagai contoh rekaman suara
dalam beberapa media. Pengatalogan bahan rekaman suara ini diatur dalam
peraturan AACR2 pada bab 6 (enam).
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat memahami bahan
rekaman suara sebagai salah satu koleksi pepustakaan dan diharapkan pula dapat:
D
1. menjelaskan pengertian dan cakupan bahan rekaman suara
2. mengetahui peraturan standar untuk bahan rekaman suara
3. membuat deskripsi bibliografi bahan rekaman suara sesuai dengan peraturan
standar.
4. menjelaskan penentuan tajuk entri utama dan tajuk entri tambahan
5. mengatur dan menyimpan bahan rekaman suara di dalam koleksi perpustakaan
media
1
Cakupan dan Sumber Informasi
Utama Bahan Rekaman Suara
embahasan Pembahasan mengenai cakupan rekaman suara diatur dalam
AACR2 dengan nomor peraturan 6.OA.
Sebelum kita membahas pengatalogan bahan rekaman suara,
marilah kita melihat bentuk berbagai media rekaman suara. Mungkin Anda sudah
mengenal bentuk/media rekamanan suara misalnya, pita kaset, piringan hitam dan
‘compact disc’. Sebenarnya ada media yang berbentuk pita gulungan, tetapi untuk
saat sekarang media ini sudah tidak dipergunakan lagi.
Dalam menentukan keterangan atau inforamsi untuk membuat deskripsi
bibliografi, misalnya menentukan judul, pengarang, penerbit, dan sebagainya, kita
terlebih dahulu harus mengetahui cakupan dan sumber-sumber informasi yang
dapat digunakan untuk pembuatan deskripsinya. Dalam hal ini deskripsi
bibliografi rekaman suara.
Di dalam peraturan AACR2 edisi revisi tahun 1988 dikatakan bahwa
deskripsi rekaman suara tercakup dalam berbagai media, misalnya disks, pita baik
berupa gulungan kartridge dan pita kaset, piano rols serta rekaman suara di atas
film, kecuali rekaman yang berfungsi sebagai pelengkap gambar-gambar visual
seperti gambar hidup. Artinya, bila rekaman suara disertai gambar hidup maka ini
termasuk dalam peraturan rekaman video dan gambar hidup.
Peraturan bab 6 AACR2 tidak mencakup rekaman pada bentuk lain
misalnya pada kawat, silinder atau berbagai media yang bersifat eksperimental.
Untuk ciri bentuk fisik yang spesifik digunakan peraturan yang lebih rinci
mengenai peraturan deskripsi fisik rekaman suara (peraturan 6.50 dan catatan-
P
catatan khusus, disediakan deskripsi yang cukup rinci untuk bahan rekamanan
suara tersebut.
Sumber-sumber informasi (beri contoh sumber informasi utama)
Sumber informasi utama bagi masing-masing tipe rekaman suara sebagai
bewrikut;
1. Untuk jenis disk, sumber informasi utamanya adalah disk itu sendiri dan label.
Label diartikan sebagai label ketas atau plastik, dengan data tercetak yang
menempel secara permanen pada kaset gulungan atau piringan hitam itu dan
bukan yang menempel pada kemasannya.
2. Jenis gulungan pita (open reel-toreel), sumber informasi utamanya adalah
gulungan pita itu sendiri dan labelnya.
3. Jenis pita kaset sumber informasi utama adalah kaset dan label.
4. jenis pita kartridge, sumber informasi utamanya adalah kartridge dan label.
5. jenis roll, sumber informasi utama adalah label.
6. Rekamanan suara atau film, sumber informasi utama adalah kemasan label.
Di dalam peraturan disebutkan pula, bila pada pita kaset, gulungan atau
piringan itu terdiri atas dua atau lebih sumber infomasi utama yang disebutkan di
atas, misalnya ada dua label dalam disk maka kita tetap harus memperlakukannya
sebagai sumber informasi utama yang tunggal.
Dalam peraturan itu dijelaskan lebih rinci lagi mengenai sumber informasi
utama ini, yaitu bahwa kita dapat memperlakukan bahan cetakan yang terlampir
pada pita rekaman, piringan hitam, san sebagainya sebagai sumber informasi
utama bila sumber-sumber ini memuat judul kolektif, sedangkan sumber
informasi utamanya tidak memuat judul kolektif.
Yang dimaksudkan sebagai judul kolektif adalah rekamanan suara dengan
berbagai karya dengan satu judul yang agak menonjol penulisannya pada sumber
informasi utama.
Apabila bahan cetakan yang terlampir tersebut di atas dijadikan sumber
informasi utama, harus disebutkan dalam daerah catatan bahwa informasi atau
keterangan daimana diperoleh. Selain bahan cetakan yang terlampir kemasan juga
dapat digunakan sebagai sumber informasi utama.
Kebijakan lain dari peraturan ini dikatakan bahwa apabila keternagan-
keterangan yang dibutuhkan dari sumber informasi utama tidak ada, keterangan
dapat diambil dari beberapa sumber bahan tersebut, dengan urutan prioritas
sebagai berikut:
1. Bahan teks terlampir, merupakan bahan berupa teks yang tercetak sebagai
lawan dari teks berupa rekaman suara.
2. Kemasan, misalnya pembungkus, boks atau ‘sleeve’
3. Sumber-sumber lain.
Pada rekaman suara sumber informasi yang diutamakan adalah sumber
tekstual. Misalnya, pada sebuah pita kaset ada label dan juga ada keternagan yang
direkam pada pita kaset, tersebut, maka sumber yang digunakan adalah labelnya
dan bukan keterangan yang direkam tersebut.
Di bawah ini akan diuraikan masing-masing sumber informasi untuk
deskripsi setiap daerah.
1. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab. Sumber informasi yang
digunakan adalah sumber informasi utama.
2. Daerah edisi. Keterangan diambil dari sumber informasi utama, kemasan dan
bahan tekstual yang terlampir.
3. Daerah penerbitan dan distribusi. Keterangan diambil dari sumber informasi
utama, bahan tekstual terlampir.
4. Daerah deskripsi fisik. Keterangan diambil dari kemasan, bahan teks terlampir
dan sumber-sumber lain.
5. keterangan judul seri. Keterangan harus diambil dari sumber informasi utama,
bahan teks terlampir atau kemasan.
6. Daerah catatan. Keterangan diambil dari sumber-sumber mana saja.
7. Daerah penomoran ISBn. Keterangan diambil dari sumber mana saja.
2
Daerah-daerah Deskripsi untuk
Pengatalogan Bahan Rekaman Suara
alam modul ini juga akan dibahas mengenai daerah-daerah pada bahan
rekaman suara. Semua peraturan mengacu ke peraturan umum. Bila
pada peraturan umumnya sudah jelas maka peraturan bab khusus tidak
akan dijelaskan kembali. Hal itu ditandai dengan kata-kata seperti misalnya
trancribe title proper as instructed in 1.1B. Artinya, bahwa judul sebenarnya
diambil dari sumber informasi utama seperti yang diatur dalam peraturan umum.
1. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab
Urutan unsur-unsur
Judul sebenarnya [pernyataan jenis bahan umum] = judul parallel /
pernyataan tanggung jawab.
Judul sebenarnya diambil dari sumber infomasi utama rekaman suara
tersebut. Judul sebenarnya dicatat sesuai dengan apa yang terdapat pada sumber
informasi utama, kecuali dalam hal huruf besar dan pengtuasi. Kata-kata, uutan
kata, dan ejaan, harus disalin sesuai dengan apa yang terdapat pada sumber
informasi utama. Demikian pula tanda aksen dan tanda diakritis.
D
Contoh;
Greatest hits
The Beatles
Si Cantik Jelita
Bila judul sebenarnya ini tidak diambil dari sumber informasi utama atau
diambil dari kemasan yang merupakan satu kesatuan, maka sumber judul harus
dicatat dalam daerah catatan.
Misalnya: Judul “Greatest hits’ diambild ari kemasan maka di daerah
catatan (daerah ke-6) dicatat; Judul dari kemasan.
Pernyataan jenis bahan umum
Dalam istilah bahasa inggris jenis bahan umum disebut GMD (Genaral
Material Designation). Pernyataan jenis bahan umum dicatat setelah judul
sebenarnya dan diletakkan dalam tanda kurung siku. Pernyataan jenis bahan
umum untuk masing-masing bahan sudah ditentukan oleh peraturan AACR2.
Untuk rekaman suara pernyataan jenis bahan umumnya adlah [rekaman suara].
Contoh:
Greatest hits [rekaman suara]
The Beatles [rekaman suara]
Si Cantik Jelita [rekaman suara]
Apabila bahan itu terdiri atas dua atau lebih kategori dan tidak ada
kategori yang paling dominan atau jelas maka pernyataan jenis bahan umumnya
adalah [multimedia] atau [kit].
Judul parallel
Bila karya tersebut memiliki judul paralel biasanya dinyatakan lebih dari bahasa.
Contoh:
Quattro concerti per l’organo ed altri = stromeni [rekaman suara] = Vier
Orgelkonzerte = Four organ concertos = Quatre concertos pour orgue.
Judul tambahan
Judul tambahan biasanya merupakan keterangan tambahan dari judul
tersebut. Seperti sub judul atau anak judul.
Contoh:
Helly Dolly! [rekaman suara]: original motion picture soundtrack.
Valedictory rekaman suara: for computer and soprano.
Perhatikan pula contoh sumber informasi di bawah ini (diambil dari label disk
piringan hitam).
Riverside
Alice’s Adventure in
Wonderland
The Lewis Carroll Classic – Complete
Read and sung by Cyril Ritchard
Long Playing SDP 22 Side 1 Microgroove
Music composed by Alec Wilder; played by
Bill Grauer Productions
New York City
Cara penulisan deskripsi contoh di atas sebagai berikut:
Alice’s adventure in Wonderland [rekaman suara]; the Lewis Carrol Classic,
Complete.
Pernyataan tanggung jawab
Peraturan menyatakan bahwa di dalam daerah pernyataan tanggung jawab
dicatat pihak-pihak yang disebut dalam sumber informasi utama. Yang dianggap
sebagai penanggu8ng jawab bagi jenis bahan rekaman suara adalah: penulis teks,
kompnis musik, pengumpul/penyusun bahan yang direkam.
Apabila pada sumber informasi utama disebut orang atau badan yang
peranannya lebih dari sekedar hanya membawakan, memperdengarkan, atau
menginterpretasikan suatu karya, maka orang/badan tersebut harus dicatat dalam
daerah pernyataan tanggung jawab.
Kasus seperti ini biasanya terjadi pada karya musik pok, rock dan jazz.
Pembawa pada musik jenis ini biasanya tidak sekadar membawakan karya
seorang penggubah, tetapi biasanya memberikan warna dan corak tersendiri
dengan variasi gaya yang khas baginya. Bila orang atau badan itu hanya berperan
sebagai pembawa (pembawa cerita misalnya), penyanyi atau pemain, dan
sebagainya (seperti biasanya pada musik klasik), ia tidak dicatat dalam daerah
pernyataan tangung jawab, tetapi dicatat dalam daerah catatan.
Contoh : Promotheus bound rekaman suara: a play for radio / Robert Lowell
Famous overtures rekaman suara / Offenbach
Contoh dari piringan hiram dia tas
Alice’s Adventures in Wonderland [rekaman suara : the Lewis
Carroll classic, complete / music composed by Alec Wilder;
produced by Modern Voices. –
Abila nama-nama anggota sebuah grup musik, ensambel, kelompok
pemain sandirawa, dan sebagainya, disebut dalam sumber informasi utama dan
nama-nama grup, kelompok tersebut juga disebut, maka dalam daerah pernyataan
tanggung jawab hanya nama grupnya saja yang dicantumkan. Sedangkan nama-
nama anggota grup dapat dicatat dalam daerah catatan bila dianggap perlu.
Contoh : Quarter in F major / Ravel
Catatan : Budapest String Quarter (J. Roisman and A. Schneider, violins; B.
Kroyt, viola; M. Schneider, cello).
Keterangan contoh tersebut:
Sebuah karya yang dibuat oleh Ravel dibawakan oleh kelomok
kwartet. Sesuai dengan peraturan, maka kelompok kwartet yang membawakan
karya Ravel tersebut tidak disebut atau dicatat dalam daerah pernyataan tanggung
jawab. Mereka hanya membawakan karya komponis Ravel. Kwartet hanya
disebut dicatat dalam daerah catatan, dan bila dikehendaki nama-nama anggota
dan alat/instrument yang digunakan dapat ditambah.
Anda dapat menambahkan satu kata atau frase singkat, jika hubungan
antara judul dan orang/badan yang disebut dalam sumber informasi utama tidak
jelas. Satu kata atau frase singkat disini dapat menjelaskan hubungan tersebut.
Kemudian satu kata atau frase tersebut dicatat dalam kurung siku.
Contoh : Born to run [rekaman suara] / written and performed by Bruce
Springsteen
Keterangan: written and performed by adalah kata yang ditambahkan oleh
pengatalog atau yang membuat deskripsi, karena hubungan antara judul dan
pernyataan yang terdapat pada sumber informasi utama tidak jelas.
Karya-karya yang tidak berjudul kolektif
Jika suatu karya tidak terdapat judul kolektif, jika judul yang paling
menonjol (karena mengisi sebagian terbesar dari pita atau piringan) diperlukan
sebagai judul sebenarnya, dan bagian-bagian lain dicantumkan dalam daerah
catatan.
Bila suatu karya yang tidak berjudul kolektif dan juga tidak ada karya
yagn menonjol, semua judul yang ada dicatat. Atau pilihan lain ini setiap judul
dideskripsikan masing-masing (terpisah), artinya setiap judul dibuat entri yang
terpisah.
Contoh:
1. La mer; Khamma; Rhapsody for clarinet and orchestra [rekaman suara] /
Claude Debussy.
2. How com? ; Tel everyone ; Done this one before [rekaman suara] / Ronnie
Lane: accompanied by the band Slim Chance.
Keterangan:
Contoh di atas menunjukkan karya tanpa judul kolektif, tanpa karya yang
menonjol, tetapi hasil karya satu orang.
Judul-judul dipisahkan dengan tanda titik koma (;) dan setelah judul
terakhir pernyataan jenis bahan umum diberikan, diikuti oleh pernyataan jenis
bahan umum.
Contoh: Prelude, the afternoon of a fun/Claude Debussy. Peer Gynt
(Suite) no. 1-2 / Edward Grieg. Till Eulenspiegels lustige Streiche/Richard Strauss
[rekaman sura].
Keterangan:
Contoh di atas merupakan karya tanpa judul kolektif, tanpa karya
menonjol, dan merupakan hasil karya beberapa orang. Cara penulisannya adalah
setiap judul hasil karya satu orang dicatat dan diikuti langsung oleh pernyataan
tanggung jawab. Antara judul/pernyataan tanggung jawab satu orang dan
judul/pernyataan tanggung jawab berikutnya dipisahkan dengan tanda titik (.).
2. Daerah Edisi
Dalam daerah edisi dicatat edisinya dan pernyataan tanggung jawab
sehubungan dengan edisi tersebut.
3. Daerah data khusus
Untuk bahan rekaman suara daerah ini tidak dipergunakan dalam
deskripsinya.
4. Daerah penerbitan dan distribusi
Dalam daerah penerbitan dan distribusi ini dicatat tempat terbit, penyalur,
nama penerbit, keterangan mengenai fungsi penerbit/penyalur (jika dianggap
perlu), tahun terbit. Penyalur hanya dicatat bila dianggap penting atau perlu
karena penerbit tidak diketahui, tetapi bila penerbit sudah jelas diketahui unsure
penyalur hanya merupakan pilihan. Artinya, boleh dicantumkan bila dianggap
penting saja, tetapi bila tidak penting tidak perlu dicantumkan.
Contoh : London : Warner
New York : RCA Victor
New York : Sunflower; London : Virgin Records distributor.
Keterangan:
Contoh Virgin Records di atas merupakan keterangan fungsi dari penerbit
tersebut. Dalam hal ini Virgin Records sebagai distributor atau penyalur dari
rekaman tersebut.
Jadi, bila dianggap perlu, di belakang nama penerbit dan penyalur suatu
keterangan mengenai fungsi orang/badan tersebut dapat dicatat.
Bila pada rekaman suara muncul dua nama yaitu nama penerbit dan nama
subdivisi dari penerbit tersebut dan nama subdivisi tersebut merupakan merek
dagangnya, maka yang dicatat sebagai penerbit adalah subdivisi tersebut.
Contoh: London : Ace of Diamonds
Keterangan: (Pada sumber informasi tertulis: Decca Record Company.
Ace of Diamonds).
Apabila nama dagang (merek dagang) muncul atau tertulis sebagai judul
seri daripada subdivisi penerbit, apabila ragu-ragu, catat nama tersebut sebagai
judul seri.
Jangan diberikan nama penerbit atau distributor untuk rekaman suara yang
diproses dan jangan diberikan kata-kata s.n.
Rekaman suara yang tidak diproses adalah rekaman suara yagn tidak
dikomersialkan dan umumnya merupakan bahan yang unik keberadaannya.
Misalnya, satu lembaga pendidikan membuat rekaman sendiri, maka rekaman
suara ini dianggap rekaman yang tidak diproses, karena rekaman tersebut untuk
kalangan sendiri digunakan.
Pada tempat tanggal (tahun) terbit dicatat tahun penerbitannya.
Contoh : Chicago : Mercury, 1973
New York: Polydor, 1979
Apabila tahun perekaman muncul dalam penerbitan rekaman suara, maka
tahun perekaman ini dicatat dalam daerah catatan.
Contoh : New York : Music Guild, 1971
Pada catatan : direkam pada tahun 1961
Untuk rekaman suara yang tidak diproses harus diberikan pada daerah ini.
Jika nama penerbit tidak diketahui, nama penerbit (manufacturer) dapat dicatat
pada daerah penerbitan. Keterangan berupa tempat pembuatan, nama perusahaan
yang membuat dan tahun pembuatannya, dicatat dalam tanda kurung.
Contoh:
s.l. : s.n., 1970 (London: Hight Fidelity Sound Studios).
5. Daerah deskripsi fisik
Dalam daerah ini dicatat:
Jumlah satuan (unit) fisik
Waktu atau lama main, dalam kurung ( )
Data fisik lain, didahuio oleh tanda titik dua ( : )
Ukuran, didahului titik koma ( ; )
Lampiran, didahului tanda &
Jumlah satuan (unit) fisik
Pencatatan jumlah satuan harus disertai oleh sama-sama jenis bahan
yang spesifik, yang dalam bahasa Inggrisnya disebut istilah “Specific material
designation’. Jumlah satuan fisik yaitu:
kartridge,
kaset,
piringan atau disk, piringan hitam,
gulungan pita atau ril,
soundtrack film
Pada soundtrack film ditambah istilah gulungan atau kaset, sesuai
dengan bentuk fisik karya yang bersangkutan.
Contoh:
2. kartridge
3. kaset
1. Gulungan soundrack film
Waktu atau lama main dinyatakan dalam menit (dibulatkan)
kecuali bila waktu main kurang dari 5 (lima) menit. Jika kurang dari lima
menit, waktu main dinyatakan dalam menit dan detik tanpa pembulatan.
Contoh:
1. piringan (50 menit)
2. kaset (120 menit)
Jika pada label, kemasan dan bahan terlampir tidak dicantumkan
waktu main, waktu ini diperlukan.
Contoh:
1. Gulungan pita (+ 60 menit) atau 1 gulungan pita (ca. 60 menit)
2. ca = circa = kira-kira
3. Istilah ‘menit’ dan ‘detik’ dapat disingkat.
Jika deskripsi rekaman suara merupakan bagian terpisah dari
karya tanpa judul kolektif, maka harus dicatat deskripsi fisik seperti: pada
sisi 3 dan 2 disk atau pada ril 3 dan 4 ril. Pernyataan atau pencatatan
seperti ini, bila ril, pita gulungan tersebut berurutan dan sudah bernomor.
Maksud dari pernyataan tersebut adalah pada sisi ke-3 dari 2 disk (berarti
ada 4 sisi) dan nomor ril ke-3 dari 4 ril yang ada. Atau bila ril atau
gulungan pita tidak bernomor dicatat seperti berikut: pada satu sisi dari 2
disk, pada satu ril dari 3 ril. Dalam hal ini kita tidak mengetahui yang
mana karena tidak diberi nomor.
Data fisik lain
Setelah jumlah satuan dan waktu main diketahui, maka berbagai
data fisik bahan yang diolah dapat dicatat. Setiap perusahaan harus
menentukan sendiri apakah ia akan mencatat data ini secara lengkap atau
akan membatasinya pada yang terpenting saja.
Data fisik lain dapat dicatat dengan urutannya sebagai berikut ini.
Tipe perekaman
Kecepatan bermain
Ciri-ciri garis perekaman pada piringan hitam
Susunan jalur untuk soundtrack film
Jumlah trak untuk pada pita kartridge, kaset
Jumlah saluran suara
Ciri perekaman dan reproduksi
Tipe perekaman
Dicatat untuk disk atau pita tentang perekaman, misalnya apakah
analog atau digital. Sedangkan untuk soundtrack film berupa optikal atau
magnetik.
Contoh:
1 disk (45 menit) : analog
1 kaset (90 menit) : digital
1 gulungan soundtrack film (15 men.) : magnetik
Kecepakan bermain atau berputar.
a. Kecepatan berputar untuk disk analog dicatat dalam putaran per menit
dengan menggunakan singkatan rpm (revolutions per minute).
b. Kecepatan berputar untuk disk digital dalam meter per detik,
singkatannya adalah m.per.sec. (metres per second).
c. Kecepatan bermain pada pita rekaman diberikan dalam inci per detik
dengan singkatan ips (inches per second).
d. Kecepatan berputar untuk soundtrack film diberikan dalam frame per
detik dengan singkatan fps frames per second).
Kecepatan bermain atau berputar tidak perlu diberikan/dicatat bila
bahan-bahan tersebut merupakan bahan yang standar, seperti misalnya
pita kaset biasa (17/8 ips untuk kaset analog ; 1.4 m.per sec. Untuk disk
digital).
Contoh:
1 disk (45 menit) : analog, 331/3 rpm
1 gulungan pita (16 men.) : analog, 71/2 ips
1 gulungan soundtrack film (10 men.) : magnetic, 24 fps
Ciri-ciri garis rekaman
Ciri-ciri garis rekaman dicatat/diberikan bila disk analog
tersebut tidak standar bagi jenis piringan (hitam) tersebut.
Contoh:
1 piringan (7 men.) : analog, 78 rpm, microgroove.
Susunan jalur
Susunan jalur harus dicatat dalam bahan soundtrack film,
misalnya jalur tengah (centre track) atau jalur sisi (edge track) dan
sebagainya.
Contoh :
1 gulungan soundtrack film (10 men.) : magnetic, 25 fps, jalur tengah.
Jumlah jalur
Jumlah saluran suara dapat diberikan/dicatat bila keterangan
tersebut ada dan mudah dicari pada sumber informasi tersebut dengan
mempergunakan mono, (monophonic), stereo. (stereophonic), quard.
(quadraphonic).
Contoh:
1 piringan (56 menit : digital, stereo
1 gulungan (+ 60 men.) : analog, 71/2 ips, 2 track, mono.
Ciri perekaman dan reproduksi
Ciri perekaman ini, jika dianggap perlu dapat dicatat/diberikan.
Misalnya Dolby processed, NAB standard dan sebagainya.
Ukuran
Ukuran rekaman suara dicatat dengan peraturan sebagai berikut:
a. Piringan : dicatat diameter dari piringan tersebut dalam inci
Contoh:
1 piringan (20 men.) : analog, 331/3 rpm, stereo. ; 12 in.
5 piringan : analog, 331/3 rpm, stereo., ; 10 -12 in.
b. Soundtrack film: dicatat lebar filmnya dicatat dalam millimeter.
Contoh:
1 gulungan soundtrack film (10 men.) : magnetic, 25 fps, jalur
tengah ; 16 mm.
c. Kartridge : dicatat bila ukurannya tidak standar, dicatat dalam inci.
Ukuran standar kartridge : 51/4 x 3 3/8 in., demikian juga dengan
lebar kartridge bila tidak standar ukurannya dicatat. Ukuran lebar
standar untuk kartridge adalah 1/4 in.
d. Kaset : ukuran kaset juga dicatat bila tidak standar. Ukuran standar
untuk kaset adalah 3 7/8 x 2 1/2 in. Ntuk ukuran lebar kaset juga
dapat dicatat bila ukuran lebarnya tidak standar. Ukuran standar 1/8
in.
Contoh:
1 kaset (85 men.) : analog, mono. ; 7 1/4 x 3 1/2 in., pita 1/4 in.
e. Gulungan pita : ukuran untuk gulungan pita adalah diameternya
dicatat dalam inci dan lebar pita dicatat bila tidak standar (ukuran
standar 1/4 in).
1 gulungan pita (60 men.) : analog, 7 1/2 ips, 2 jalur, mono. ; 7 in.,
pita 1/2 in.
f. Rol : tidak dicatat ukuran apapun.
Lampiran
Bahan lampiran dari rekaman suara dicatat, dan kalau dianggap
perlu deskripsi bahan lampiran dicatat di dalam kurung.
Contoh:
1piringan (50 men.) : analog, 33 1/3 rpm, stereo, ; 12 in + 1 pamplet (11
hal. ; ilus.; 32 cm.).
6. Daerah judul seri
Dalam daerah seri dicatat judul seri, sub judul serti kalau ada, nomor
ISSN dan nomor seri tersebut.
Contoh: (Sound of the eighties, ISSN 7981-5137 ; no. 54)
(Audio-cassette library for professional librarians; L-510)
7. Daerah catatan
Dalam daerah catatan ada 21 bagian yang dapat dicatat, tetapi
bukan berarti semua bagian dicatat. Hanya bagian-bagian yang penting
dan sangat perlu sekali dicatat, karena tidak dapat diletakkan dalam
tubuh deskripsi.
Beberapa hal yang dapat dicatat dalam daerah catatan, (dicatat
sesuai dengan urutan berikut) di bawah ini.
a. Bentuk artistik dan media
Misalnya : Operas dan dalam 2 babak
Sandirawa anak
Alat : misalnya, Bas, 2 gitar listrik, drum.
b. Bahasa
Misalnya : Dengan pengantar bahasa Perancis
Dinyanyikan dalam bahasa Perancis
Bahasa dicatat bila dari judul belum jelas.
c. Sumber judul sebenarnya
Dicatat bila mengambil judul bukan dari sumber informasi utama.
Misalnya : Judul diambil dari kemasan
Judul dari lampiran
d. Variasi dalam judul
Dicatat bila dalam sumber informasi utama berbeda dengan judul
pada kemasan.
Misalnya: Judul dalam kemasan : The four seasons
e. Judul paralel dan keterangan judul lainnya
Dicatat bila judul dalam bahasa lain dan keterangan judul lainnya
tidak dicatat dalam daerah judul dan pernyataan tanggung jawab.
Hal ini dicatat bila sangat dianggap perlu.
Misalnya: Anak judul : Songs of redemption
f. Keterangan tambahan untuk pernyataan tanggung jawab
Dicatat bila orang/badan dianggap penting dan perlu dan tidak
dimasukkan dalam daerah pernyataan tanggung jawab. Diberikan
hubungan antara orang/badan yang berhubungan dengan karya
tersebut dan tidak muncul dalam pernyataan tangung jawab.
Misalnya, pembaca ceritera, pemain alat musik dan sebagainya.
Contoh: Didasarkan pada musik oleh Fraz Schubert
Piano : Joshua Rifkin
g. Edisi dan riwayat rekaman tersebut
Dicatat yang berhubungan dengan edisi pembawa karya tersebut
sejarah rekaman tersebut.
Contoh : Rekaman ulang dari Caedmon TC 1125 (1952)
h. Keterangan tambahan mengenai penerbitan dan penyaluran.
Dicatat bila penerbit, distribusi yang belum termasuk dalam daerah
penerbitan. Dan keterangan ini dianggap sangat diperlukan.
Contoh: Didistribusikan di UK oleh Hobbit & Son
i. Keterangan tambahan tentang deskripsi fisik
Catatan dibuat apabila sangat pentign dan belumt ermasuk dalam
daerah deskripsi fisik.
Tetapi cirri-ciri fisik yang lain yagn standar tidak perlu
dicantumkan catatan..lm 16.
Misalnya: untuk compact disk, ditambahkan keterangan di daerah
catatan ini, karena dalam daerah deskripsi fisik belum dapat
dicantumkan. Untuk bahan yang tidak berjudul kolektif dan
dideskripsikan sebagai satu unit, maka diberikan lama bermain
setiap bagian.
Contoh: Lama bermain: 1766 men. ; 23 men. ; 9 men.
j. Keterangan tambahan untuk bahan lampiran
Dicatat semua keterangan bila dianggap perlu dan keterangan
tambahan ini dicatat sesuai dengan yang diperoleh.
Contoh: LIrik dalam lembar-lembaran kemasan.
k. Keterangan mengenai seri
Catatan ini untuk menambahkan keterangan seri bila datanya tidak
dicatat dalam daerah seri.
Contoh: Bentuk aslinya diterbitkan dalam seri: Sound effects.
l. Catatan tentang disertasi
Jika rekaman suara merupakan disertasi dan dibuatkan hubungan
antara judul dan pernyataan tanggung jawabnya.
m. Pemakai atau rekaman suara untuk siapa?
Misalnya: untuk mahasiswa tingkat pertama.
n. Bentuk (format) lain
Dicatat bila rekaman suara tersebut tersedia juga dalam bentuk
(format) lain.
Misalnya: tersedia juga dalam bentuk ‘compact disc’
o. Ringkasan ini
Catatan ringkasan isi biasanya untuk rekaman suara yang berupa
cerita atau keterangan yang dibutuhkan untuk mencukupi
keterangan tambahan.
p. Isi
Merupakan catatan daftar judul-judul agu dengan pernyataan
tanggung jawabnya yang tidak dimasukkan dalam daerah
pernyataan tanggung jawab.
Contoh: Muka 1: Pura-pura bentji / Zakarya – Selamat tinggal / A.
Rijanto – Si Tjantik jelita / N.N.
Muka 2: Djangan kau ragu / Jasir Sjam / Sagiman S – Keagungan
Tuhan / A. Malik B.Z.
q. Nomor penerbit
Dicatat nomor atau kode huruf yang diberikan pada kaset atau
piringan oleh penerbitnya.
Cara pencatatannya nama penerbitnya dahulu dipisahkan dengan
tanda titik dua ( : ) kemudian nomor penerbitnya.
Contoh: Tamla Motown : STMA 8007
Island: ILPS 9281
Apabila ada dua nomor atau lebih, yang dicatat nomor utamanya.
Kalau nomor utama tidak dapat dipastikan, nomor yag ada
semuanya dicatat. Kalau ada nomor yang merupakan nomor untuk
suatu set secara keseluruhan, dicatat lebih dahulu.
r. Yang dimiliki oleh perusahaan
Dicatat bila rekaman suara terdiri dari beberapa bagian dan
perpustakaan tidak memiliki semua bagian.
s. ‘With’ note atau catatan ‘dengan’
Jika rekaman suara terdiri dari beberapa karya dan tidak berjudul
kolektif sedangkan tiap judul dibuatkan satu deskripsi satu etnri. Di
daerah catatan kemudian dibuat suatu catatan yang mencantumkan
judul-judul lain pada rekaman yang sama. Catatan.
Contoh: Dengan: Peer Gynt (Suite) No. 1-2 / Edward Greig – Till
Eulenspiegels lustige Streiche / Richard Strauss.
8. Daeran nomor standar, harga, syarat penjualan/penyaluran
Daerah ini untuk mencatat nomor standar dari rekaman suara
tersebut, tentunya kalau nomor standar ini ada.
3
Menentukan Tajuk Entri Utama dan
Tajuk Entri Tambahan untuk
Rekaman Suara
enentuan tajuk entri utama diatur dalam AACR2 pada Bab 21.
Peraturan Bab 21 adalah peraturan untuk menentukan titik pendekatan
atau tajuk yang muncul dalam daerah deskripsi bibliografi dalam
sebuah entri katalog. Peraturan memberi instruksi bagaimana memilih titik
pendekatan dapat melalui tajuk entri utama atau melalui tajuk entri tambahan.
Penentuan titik-titik pendekatan untuk bahan rekaman suara yang sudah di
katalog diambil dari sumber informasi utama bila sumber tersebut tidak
memberikan keterangan yang cukup atau kurang.
Dalam menentukan titik-titik pendekatan pada rekaman suara berlaku juga
prinsip yang ada pada penentuan tajuk entri utama yang umum. Misalnya, titik
pendekatan ditentukan oleh orang atau badan yang paling bertanggung jawab atas
isi intelektual artistik suatu karya. Sesuai dengan prinsip dasar ini maka entri
utama untuk rekaman suara adalah komponis yang gubahannya direkam, penulis
teks (cerita, syair, sandiwara dan sebagainya) yang hasil karyanya dimainkan atau
dibacakan dan direkam.
Peraturan untuk menentukan tajuk entri utama untuk rekaman suara
ditentukan dalam Bab 21.23A sampai dengan 21.23D.
Isi peraturan tersebut secara ringkas adalah sebagai berikut ini.
1. Rekaman satu karya
Entri utama ditentukan sesuai dengan peraturan umum untuk karya
pengarang tunggal, pengarang ganda, karya campuran, dan sebagainya. Jadi
P
entri utama untuk rekaman suara satu karya ada pada orang yang bertanggung
jawab pasa karya tersebut. Sedangkan entri tambahan pada pembawa utama
seperti penyanyi, pembaca, grup musik (orkes) sebanyak-banyaknya tiga
orang badan. Jika pembawa utama ini lebih dari tiga orang, maka nama yang
pertama disebut untuk tajuk entri tambahannya.
Pembawa utama ini adalah yang muncul pada sumber informasi
utama.
Contoh:
a. How many miles to Babylon? Author, Alison Uttley (Dibacakan oleh
David Davis).
Keterangan:
Judul dan pernyataan tanggung jawab contoh tersebut muncul dalam
sumber informasi utama, sehingga tajuk entri utama pada Uttley, Alison
dan tajuk entri tambahan pada Davis, David.
b. The trout quintet: piano quintet in A major, op. 114 …/ Schubert
(dibawakan oleh Smetana Quartet: Jan Penenka, piano; Frantisek Posta,
double bass)
Untuk contoh ini, tajuk entri utama: Schubert
Tajuk entri tambahan:
Smetana, Quartet
Panenka, Jan
Frantisek, Posta
Judul
c. Bury my heart at Wounded Knee / by Dee Brown (karya ini merupakan
ringkasan buku karangan Brown, yang dipentaskan Henry Madden dan
Manu Tupon)
Tajuk entri utama: Bron, Dee
Entri tambhan: Madden, Henry, Tupon, Manu
2. Rekaman dua karya atau lebih oleh orang(-orang) atau badan(-badan) yang
sama.
Penentuan tajuk entri utama sesuai dengan peraturan umum untuk
penentuan titik pendekatan. Jadi entri utama ditentukan sesuai dengan karya
yang bersangkutan (sama dengan penjelasan di atas). Untuk tajuk entri
tambahan dibuatkan untuk pembawa utama sampai tiga orang. Bila lebih dari
tiga orang, maka entri tambahan dibatkan untuk orang/badan yang pertama
disebut.
Contoh:
a. The best of Lennon and McCartney (lagu-lagu gubahan Lennon dan
McCartney yang dibawakan oleh Tommy James)
Entri utama: Lennon, John
Entri tambahan: McCartney, Paul
James, Tommy
Judul
3. Rekaman karya oleh orang(-orang) atau badan(-badan) yang berbeda dan
berjudul kolektif.
Apabila rekaman suara terdiri dari orang(-orang)/badan(-badan) yang berbeda,
tetapi mempunyai judul kolektif maka entri utamanya pada oarang atau badan
yang disebut sebagai pembawa utama.
a. Pieces of sky
(lau oleh berbagai penggubah, dibawakan oleh Emmylou Harris)
Entri utama: Harris, Emmylou
Entri tambahan: Judul (kolektif)
b. Adrian Ruiz plays Niels Gade and Christian Sinding
(Dua karya oleh Gade dan 6 karya oleh Sinding, dibawakan oleh Ruiz)
Entri utama: Ruiz, Adrian
Entri tambahan: Gade, Niels
Sinding, Christian
Judul (kolektif)
Dalam karya ini, jika ada dua atau tiga orang/badan disebut sebagai
pembawa utama, maka entri utama pada nama pertama yang disebut, entri
tambahannya untuk yanglainnya.
Sedangkan pada karya jenis ini, bila ada empat atau lebih orang/badan
sebagai pembawa utama atau tidak pembawa utama, maka entri utama
pada judul kolektif.
Contoh: Music of nineteenth century England
(Berbagai karya musik gubahan sebagai penggubah dan dibawakan oleh
lebih dari tiga orang)
Entri utama pada : judul.
4. Rekaman karya berbagai orang atau berbagai badan dan tidak mempunyai
judul kolektif.
Bila rekaman suara jenis ini, dideskripsikan sebagai satu kesatuan unit, maka:
a. Karya rekaman suara jenis pop, rock dan jazz, pembawa tidak hanya
sekadar membawakan atau menginterpretasikan saja, maka entri utama
pada pembawa utama.
Bila ada dua atau tiga orang atau badan yang disebut sebagai pembawa
utama, maka entri utama pada orang/badan yang pertama disebut, untuk
badan/orang yang lain dibuatkan entri tambahan.
Contoh:
All my love / Jolson, Akst, Chaplin ; Freddy Martin and his orchestra ;
vocal refrain by Clydd Rogers and the Martin Men.
When the white roses bloom in Red River Valley/Paul Herrick, Ally
Wrubel ; Freddy Martin and his orchestra ; vocal refrain by Stuart Wade
and the Martin Men.
Keterangan:
Bila Anda melihat contoh di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dua
karya oleh orang/badan yang berbeda-beda, tetapi pendeskripsiannya
dijadikan satu unit. Setiap judul karya diikuti oleh penanggungjawabnya
dan antara judul yang satu dengan lainnya dipisahkan oleh tanda titik (.).
Pada jenis karya ini bila ada empat atau lebih orang/badan yang disebtkan
sebagai pembawa utama, atau bahkan tidak ada pembawa utama, maka
entri utama pada tajuk yang ssai dengan karya yang pertama.
Contoh: Ko kok mo / Forest, Haven ; the Harmonaires with Bob Murray
Orchestra. Tweedle dee / Scott ; Joni Downs and the Starlines. Ballad of
Davy Crockett / Blackburn, Burns ; Heck Johns and the pioneers. How
important can it be / Benjamin Weiss ; Joan Forrest with Jay Weston
Orchestra.
Entri utama para karya ini, adalah pada Forest, sebagai orang yang
pertama disebut.
b. Rekaman yang berisi karya-karya klasik di mana partisipasi pembawa
terbatas hanya membawakan dan menginterpretasikan saja sebagaimana
biasanya halnya dengan musuk jenis seriosa, Entri utama jenis karya ini
adalah pada penggubah karya pertama.
Contoh: Sinfonia in G minor, op.6, no.6 / Johann Christian Bach.
Symphony in G / Michael haydin. Cassation in D, K. 62 a / Wolfgang
Amadeus Mozart.
(Semua dibawakan oleh Saint Paul Chamber Orchestra di bawah pimpinan
Dennis Russel Davies).
Entri utama pada Bach.
Entri tambahan pada (‘name title added entry’) pada haydin dan Mozart,
dan entri tambahan pada Davies dan Orkes.
Untuk lebih memenatapkan pemahaman Anda terhadap materi
kegiatan belajar 3, kerjakanlah latihan di bawah ini!
1. Dalam peraturan Bab 21 AACR2, sebutkan bagaimana menentukan titik
pendekatan untuk karya rekaman suara dari berbagai orang/badan yang
berbeda dan tidak berjudul kolektif?
2. Mengapa ada perbedaan antara karya musik klasik dan musik pop.
3. Ada beberapa cara dalam menentukan titik pendekatan untuk rekaman
suara?
Langkah-langkah yang diambil untuk mengerjakan soal nomor 1 adalah:
1. Baca dan perhatikan contoh-contoh yang diberikan dalam Bab rekaman
karya berbagai orang/badan yang tidak berjudul kolektif.
2. Setelah itu, mencoba untuk mengerti sehingga dapat mengerjakan soal ini
dengan baik.
Langkah-langkah yang diambil untuk mengerjakan soal nomor 2 adalah:
1. Pahami tentang karya musik klasik dan musik pop, dalam bab pembahasan
tentang penentan titik pendekatan untuk rekaman suara.
2. Ulangi lagi pembacanya, coba untuk mengerti dan menjawab soal.
Langkah-langkah yang diambil untuk mengerjakan soal nomor 3 adalah:
1. Pelajari cara-cara menentukan titik pendekatan untuk rekaman suara.
2. Ulangi dan baca kembali sehingga dapat menjadi pertanyaan.
MODUL 4
PENGATALOGAN GAMBAR HIDUP
DAN REKAMAN VIDEO
ika Anda mendatangi perpustakaan yang baik dan cukup lengkap
koleksinya, Anda akan menemukan berbagai jenis bahan non buku.
Salah satu jenis koleksi bahan non buku adalah dalam bentuk gambar
hidup dan rekaman video. Berbagai jenis film dan video masuk dalam kelompok
koleksi ini. Untuk filmstrips tidak dimasukkan ke dalam kelompok bahan ini,
tetapi dimasukkan ke dalam kelomok bahan grafis yang pembahasannya pada
modul berikutnya.
Modul ini akan mengajak Anda untuk memahami peranan gambar hidup
dan rekaman video sebagai salah satu koleksi perpustakaan multi media dan
mengetahui peraturan standar untuk kedua bahan tersebut.
Setelah menyelesaikan modul ini, Anda diharakan mampu menjelaskan:
a. Pengertan dan cakupan bahan gambar hidup dan rekaman video;
b. Pengertian tentang peraturan standar untuk gambar hidup dan rekaman video;
c. Membuat deskripsi bibliografi bahan gambar hidup dan rekaman video;
d. Penentuan tajuk entri utama dan tajuk entri tambahan.
J
1
Cakupan dan Sumber Informasi
Utama Bahan Gambar Hidup dan
Rekaman Video
ebagai salah satu koleksi yang dimiliki perpustakaan, gambar hidup dan
rekaman video mendapat perlakuan yang sama sebagaimana koleksi
lainnya. Mulai dari proses pengadaan yang mencakup seleksi bahan,
pengolahan bahan, sampai dengan penyajiannya memerlukan penanganan yang
khusus. Sama seperti bahan non buku lainnya, diperlukan waktu, tenaga dan
ketelitian dalam menangani gambar hidup dan rekaman video. Peralatan yang baik
serta ruangan khusus diperlukan dalam menangani bahan tersebut.
A. Pengertian Gambar Hidup dan Rekaman Video
Sebelum Anda mengetahui lebih jauh tentang gambar hidup dan
rekaman video, Anda perlu memahami pengertian dari bahan tersebut. Anglo
American Cataloguing Rules 2 (AACR2) mendefinisikan gambar hidup
sebagai sebuah film, degan atau tanpa suara, yang bersi serangkaian gambar
yang bergerak apabila diproyeksikan dengan cepat. Sedangkan rekaman video
adalah suatu rekaman yang berisi gambar visual yang dapat dilihat dengan
bantuan televisi. Keduanya memiliki suatu kesamaan pengertian dengan
memerikan penekanan pada gamar yagn dapat dilihat langsung (visual).
Sedangkan James Cebeceiras dalam bukunya The Multimedia
Library: Materials Selection and Use hanya menyebutkan istilah film. James
menekankan adanya kesan visual dengan kombinasi efek suara, gerakan dan
warna yang diproyeksikan ke layer. Gambar yang terproyeksikan ke layer
tersebut ditonton oleh sekelompok orang baik dalam jumlah besar maupun
S
kecil. Selanjutnya dikatakan bahwa fim sebagai salah satu media informasi
yang menggiring penonton seolah-olah mengalami sebuah peristiwa melalui
pesan-pesan yang disampaikan dengan kombinasi gambar visual, warna,
gerakan, dan suara.
Meskipun keduanya menyajikan suatu tontotan film, secara fisik
kedua bahan tersebut memiliki perbedaan-perbedaan. Adapun perbedaan-
perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
Rekaman video
1. Rekaman video tidak sensitive terhadap cahaya dibandingkan dengan film.
Selain itu menggunakan video lebih mudah.
2. Sebuah film perlu diproses terlebih dahulu di laboratorium film,
sedangkan rekaman video tidak. Rekaman video bisa langsung ditonton
setelah direkam, sehingga dapat langsung diketahui hasilnya.
3. Ongkos pembuatan rekaman video lebih murah daripada film.
Film memberikan suatu kontribusi yang unik sebagai media hiburan,
pendidikan dan memperkaya hasanah budaya serta dapat dikategorikan
sebagai bentuk seni. Melihat fungsi film dan tingkat penyebaran informasi
yang begitu efektif, tepat kiranya perpustakaan memiliki film sebagai salah
satu koleksi jenis bahan bukan buku.
Ukuran lebar pita dan gambar di film dan rekaman video ditulis dalam
istilah yang berbeda-beda. Ukuran tersebut menunjukkan kepada bentuk fisik
dari film tersebut. Ukuran lebar film dituliskan dalam mili meter (mm) seperti
super 8 mm, 16 mm, super 16 (tipe W), 35 mm dan 65 mm / 70 mm. Film
berukuran 16 mm banyak dimanfaatkan di perpustakaan, sedangkan film
berukuran 35 mm dipakai untuk pembuatan film-film komersial layar lebar.
Video terdiri dari beberapa bentuk seperti piringan (videodisc), kaset
(videocassette). Ukuran lebar videotape dan garis tengah (diameter) piringan
(disc) menggunakan inci (in.) seperti 1/2 in. Beberapa format kaset video yang
ada seperti VHS-C, Betamax, U-metic, Video 2000, VVC480. Rekaan kaset
video dapat dilihat dengan mempergunakan layar kaca (televisi) dan VCR
(Video Cassette Recorder).
Pada umumnya perpustakaan menggunakan film dengan ukuran 16
mm. Beberapa alasan penggunaan film ukuran 16 mm tersebut, yaitu:
a. Perkembangan sejarah
Kualitas film 16 mm lebih baik daripada film ukuran lainya yang
tergolong ke dalam kelompok besar. Masa putarnya sangat pendek hanya
11 menit, sehingga dapat menekan biaya pembuatan film tersebut. Pada
sekitar tahun 1940-an dunia pendidikan membutuhkan film dalam proses
belajar mengajar dan film dengan ukuran ini dapat memenuhi kebutuhan
dunia pendidikan dengan memberikan informasi, menerangkan proses,
kecakapan dan konsep-konsep tertentu.
b. Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk membeli peralatan produksi jauh
lebih murah dibandingkan dengan ukuran lainnya. Selain itu proyektor
yang digunakan lebih mudah dioperasikan. Peralatan untuk ukuran ini
merupakan ukuran standar, mapan dan mudah mendapatkannya.
c. Kemampuan dalam pemecahan masalah
Di samping dapat menghibur, film ukuran ini dapat digunakan
sebagai sarana dalam proses pemecahan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat. Permasalahan seperti penyalahgunaan obat, lingkungan,
perencanaan pendidikan danlain-lain dicoba secara efektif dipecahkan
dengan bantuan film ukuran 16 mm.
d. Ketersediaan judul
Judul-judul film dengan ukuran 16 mm beragam dan cukup
banyak tersedia. Dengan demikian perpustakaan dapat memilih film sesai
dengan kebutuhan. Film dengan ukuran ini lebih mudah diperoleh karena
banyak diproduksi oleh pemerintah, lembaga social dan industri-industri
film.
Terdapat beberapa kategori untuk mengelompokkan berbagai jenis
film. Pengelompokan tersebut tidak terlalu mengikat, karena sebuah film
prinsipnya dapat dikelompokkan dalam berbagai jenis.
Berdasarkan isinya, film dapat dikategorikan dalam tiga kelompok
yaitu:
1. Film hiburan
Yang termasuk kategori film hiburan adalah film yang
memiliki beberapa karakteristik yaitu film bersifat drama, memiliki
masa putar cukup lama sekitar 90 – 135 menit. Tujuan diproduksinya
film jenis ini adalah untuk menghibur penonton. Alur cerita dari jenis
film ini memfokuskan pada kehidupan sekelompok orang dengan
kebiasaan mereka sehari-hari.
2. Film Pendidikan
Berisikan tema dengan obyek-obyek kajian tertentu. Film jenis
ini biasanya dipertunjukkan untuk tujuan-tujuan khuus yang
berhubungan dengan sesuatu yang sedang dipelajari. Walaupun dapat
sebagai sarana hiburan, tujuan utama dari menyaksikan film jenis ini
adalah untuk belajar. Film-film pendidikan menggunakan narasi untuk
lebih menjelaskan kapan dan bagaimana alur cerita terjadi sehingga
dapat menggiring perhatian penonton terhadap obyek yang sedang
diteliti. Masa putar film bertema pendidikan adalah sekitar 10 – 30
menit.
3. Art Film (Film Seni)
Film seni merupakan cara untuk melukiskan suatu pengalaman
kreatif dengan keterampilan dalam menggunakan kamera, cahaya,
warna dan suara. Film seni memiliki masa putar yang terpendek
berkisar antara 5 sampai 20 menit.
Ada berbagai jenis film yang ada seperti film sejarah, film ilmu
pengetahuan, film komedi, film horror, film biografi dan lain-lain dapat
dimasukkan ke dalam tiga kategori di atas. Dalam menetapkan kategori
sebuah film, tidak hanya melihat dari judul, tetapi perlu diketahui pula
isi film tersebut.
B. Sumber Informasi Utama Sebuah Film
Di atas telah digambarkan secara umum tentang keberadaan koleksi
film di perpustakaan dan berbagai kategori film. Selanutnya agar film tersebut
dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pengunjung perpustakaan maka film
perlu diproses terlebih dahulu. Dalam proses tersebut seorang pustakawan
perlu mengenal dengan baik tidak saja karakteristik isi film tersebut, tetapi
juga karakteristik fisiknya.
Sebagaimana lazimnya suatu proses pengolahan bahan pustaka, dalam
mengatalog gambar hidup dan rekaman video perlu diketahui terlebih dahulu
sumber informasi utama. Selain itu sumber-sumber lainnya tetap diperlukan,
dalam rangka mengetahui sumber data bibliografis.
Sumber informasi utama bagi gambar hidup dan rekaman video adalah
film itu sendiri yang dapat diketahui dari title frame; kemasan dan label film.
Kemasan di sini sebagai suatu bagian yang tidak terpisahkan dari film
tersebut, conth pada kaset. Title frame pada film akan diketahui pada saat film
tersebut diputar. Di layar akan dilihat kata-kata yang muncul dalam bentuk
rangkaian menyangkut keterangan mengenai film tersebut. Di situ ditampilkan
berbagai ‚nama’ yang berkaitan dengan film itu sendiri seperti judul, pemeran,
produser, sutradara, narator dan fungsi-fungsi lainnya.
Yang dimaksud dengan kemasan yaitu “wadah“ dalam bentuk kotak
atau “jacket film“, sedangkan label adalah “keterangan“ yang menempel atau
tertulis di kemasan atau fisik film tersebut. Biasanya ada duplikasi informasi
data dengan yang terdapat pada title frame. Informasi pada kemasan dan
keterangan label dapat memberikan kelengkapan data bibliografis yang
dibutuhkan, tetapi kadang-kadang unsure data yang tertera berbeda dengan
yang terdapat pada title frame, seperti judul pada kemasan atau label berbeda
dengan yang terdapat pada title frame.
Utamakanlah penggunaan informasi yang diperoleh dari sumber
informasi utama daripada dari sumber lain. Bila informasi yang diperlukan
tidak dapat diperoleh dari sumber informasi utama, Anda dapat menggunakan
informasi dari sumber lain seperti bahan tekstual terlampir skript, dftar
pemotretan, bahan promosi atau kemasan lain yang tidak menjadi kesatuan
dengan film tersebut. Berbagai ahan promosi akan ditemukan pda sebuah film
seperti buku atau artikel dan lain-lain. Sebuah film dianggap baik, biasanya
cerita film tersebut dibukukan atau dibahas dalam bentuk sebuah artikel.
Buku-buku atau pembahasan yang berkaitan dengan film tersebut dapat
mejadi informasi dalam pembuatan dekripsi.
Setelah Anda mengetahui sumber informasi utama untuk
mendeskripsikan gamar hidup dan rekaman video, Anda perlu mengetahui
sumber informasi berdasarkan daerah-daerah pengkatalogan deskripsi kedua
bahan tersebut.
Judul dan pernyataan tanggung jawab dapat diketahui dari sumber
informasi utama; edisi dari sumber informasi utama, kemasan dan bhan
terlampir; terbitan, penyaluran dan sebagainya dari sumber informasi utama,
kemasan bahan terlampir; deskripsi fisik dari sumber lain; serti dari sumber
informasi utama, kemasan, bahan terlampir; catatan, nomor standar, harga,
syarat penjualan/pengedaran didapatkan informasinya dari sumber lain.
Contoh ukuran film:
Gambar
Contoh ukuran video:
Gambar
Open reel
Gambar
Kaset video
Gambar
2
Daerah-daerah Deskripsi, Tajuk Entri
Utama dan Tajuk Entri Tambahan
alam mengerjakan deskripsi bibliografi bahan pustaka diperlukan 8
daerah deskripsi. Untuk deskripsi bibliografi gambar hidup dan
rekaman video tidak semua daerah dipergunakan. Deskripsi bibliografi
ini berlaku bagi semua jenis film dan rekaman video, termasuk film lengkap,
kumpulan bagian-bagian film, trailer, film berita (newscats dan newsfilm) dan
bahan yanag belum disunting.
Sekarang Anda akan mengetahui pembagian daerah deskripsi beserta
contoh berdasarkan standar peraturan yang ada.
1. Daerah Judul dan Pernyataan Tanggung Jawab
Tanda baca untuk daerah ini adalah sebagai berikut:
Judul sebenarnya, dilanjutkan dengan pernyataan jenis bahan umum,
dalam kurung siku ([ ]), kemudian judul tambahan atau judul paralel jika ada.
Untuk judul parallel, didahului tanda spasi, tanda titik dua, spasi (:).
Selanjutnya pernyataan tanggung jawab pertama, didahuli tanda spasi, garis
miring, spasi (/), dilanjutkan dengan pernyataan tanggung jawab kedua jika
ada yang didahului tanda spasi, titikkoma, spasi (;).
Sebuah film atau rekaman video biasanya akan menampilkan judul
yang muncul bersamaan dengan keterangan-keterangan lainnya di title frame.
Terkadang sebuah film atau rekaman video pada vieo tidak memiliki
judul. Apagila pernyataan judul tersebut tidak juga ditemukan pada sumber-
sumber lainnya, maka film tersebut dapat diberikan judul deskriptif yang dapat
memberikan keterangan mengenai film tersebut. Ketidakberadaan judul
D
tersebut biasanya akan ditemukan pada film iklan, film yang belum disunting
dan film berita. Keadaan tersebut perlu diperhatikan dengan baik.
a. Film iklan (commercials)
Judul untuk sebuah film iklan dapat diberikan berdasarkan nama produk
jasa dan perkataan pada iklan tersebut (adver tisement).
Contoh: [Iklan cerutu manikin]
[Iklan kampanye keselamatan jalan raya]
b. Film yang belum diedit dan film warta berita, diberi judul yang
mengandung semua unsur penting dari film tersebut, misalnya tempat,
tanggal peristiwa terjadi, tanggal difilmkan (jika berbeda dari tanggal
peristiwa), tokoh-tokohnya dan hal-hal penting lainnya.
Contoh: [Pendaratan phantom jet di R.A.F. Laouchers, Juli 1971]
Judul sebenarnya
Judul sebenarnya ditulis apa adanya berdasarkan apa yang terdapat di
title frame, tetapi penulisan huruf besar yang tertera disana tidak perlu diikuti.
Apabila Anda mendapatkan perubahan judul dari sumber informasi lainnya,
informasi tersebut dapat dituliskan pada catatan dengan menyebutkan
darimana informasi itu diperoleh.
Contoh: Gorillas in the mist
Australia’s improbable animals
Pernyataan jenis bahan umum (general material designation)
Pernyataan jenis bahan umum akan membedakan rekaman video atau
gambar hidup. Hal ini penting untuk membedakan penulisan unsur data untuk
daerah-daerah deskripsi lainnya.
Untuk pernyataan jenis bahan umum, dituliskan secara langsung
mengikuti judul sebenarnya dalam kurung siku.
Contoh: Gorillas in the mist [rekaman video]
Australia’s improbable animals [rekaman video]
Judul tambahan
Judul tambahan sebuah film akan muncul bersamaan dengan judul
sebenarnya. Terkadang sebuah film menampilkan judul tambahan. Lebih
banyak film yang langsung menunjuk ke judul sebenarny.
Contoh : Gorillas in the mist [rekaman video’ : the adventure of Dian Fossey
Australia’s improbable animals [rekaman video]
Pernyataan tanggung jawab
Pernyataan tanggung jawab sebuah karya film dituliskan sesuai
dengan nama-nama yang tercantum pada title frame. Berbagai macam nama
akan muncul. Keadaan tersebut mengindikasikan bahwa sebuah karya film
merupakan hasil kerja sama banyak orang seperti produser, sutradara,
animator dan lain-lain.
Apabila nama-nama tersebut dirasakan penting, nama-nama tersebut
dapat dimasukkan dalam daerah catatan.
Contoh : Gorillas in the mist [rekaman video’ : the adventure of Dian
Fossey / produced by Armonld Glimcher and Terence Clegg ;
Directed by Michael Apted.
Australia’s improbable animals [rekaman video’ / produced by
Sky Visuals Pty Ltd. n association with
Chancom Ltd. ; produced and directed by Gary Steer
2. Daerah edisi
Daerah edisi berisi pernyataan edisi dan pernyataan tanggung jawab
berkaitan dengan edisi tersebut. Sebuah karya film jarang sekali memiliki
edisi.
3. Daerah data khusus
Daerah data khusus ini tidak dipergunakan untuk penulisan data
bibliografinya.
4. Daerah terbitan dan penyaluran
Tanda baca untuk daerah ini adalah sebagai berikut:
Tempat terbit, penyalur, pengedar (kota pertama), didahului tanda
titik, spasi, garis-garis, spasi (.– ), jika ada kota kedua, didahului tanda spasi,
titik koma, spasi ( ; ).
Nama penerbit, penyalur, pengedar, didahului tanda spasi, titik dua,
spasi ( : ), selanjutnya dituliskan pernyataan fungsi penerbit, distributor,
didahului tanda spasi, kurung siku, spasi ([ ]). Tahun terbitan, penyaluran,
pengedaran, didahului tanda koma, spasi (,).
Daerah ini digunakan untuk mencantumkan informasi menenai tempat
film tersebut dibuat, distributor dan tahun diciptakan. Informasi untuk daerah
ini diambil dari sumber informasi utama atau dari pernyataan formal lainnya
yang dibuat oleh distributor, baik yang tercantum pada title frame maupun
pada bahan yang menyertainya.
Tempat terbit, penyalur, pengedaran
Tempat menjadi elemen utama untuk daerah penerbitan, publikasi.
Sebuah karya film tidak selalu menampilkan tempat produksi film tersebut.
Penelusuran terhadap sumber informasi lainnya diperlukan untuk mencari
keterangan di mana film tersebut diproduksi.
Contoh : Universal city, Dalif
[U.S.S.]
Nama penerbit, penyalur, pengedar
Cantumkan nama distributor dalam bentuk yang dapat dimengerti dan
dikenal.
Contoh : Universal city, Calif : MCA Home Video Inc.
[U.S.A] : Veston Video, distributor by Image Entertainmen.
Tahun pembuatan
Tahun pembuatan dicatat pada akhir daerah ini. Jika tahun produksi
berbeda sekali dari tahun terbit distribusi, penyaluran dan sebagainya, hal ini
dapat dijelaskan dalam daerah catatan.
Cantumkan tahun dengan angka arab. Tahun hak cipta terbatu yang
dijumpai pada film, didahuli dengan “c”.
Contoh : Universal city, Calif: MCA Home Video Inc., c 1989.
[U.S.A] : Vestron Video, c 1987.
5. Daerah deskripsi fisik
Penentuan daerah deskripsi fisik dimulai denganjumlah satuan (unit)
fisik disertai nama jenis bahan spesifik, didahului dengan titik, garis, spasi,
atau mulai dengan paragraph baru (. - ). Data fisik lain, didahului dengan
spasi, titik dua, spasi (: ). Jika ada beberapa data, tiap unsure dipisah dari
unsure yang mendahuluinya dengan koma (,). Ukuran, didahului dengan spasi,
titik koma, spasi (;). Jika terdapat lampiran materi penyerta), didahului spasi,
tanda “dan”, spasi (&).
Jumlah satuan dan jenis bahan
Jumlah satuan dituliskan dengan menggunakan huruf arab diikuti
dengan istilah-istilah jenis bahan spesifik (specific material designation). I
cartridge video cartridge film
kaset video kaset film
piringan video (video disk) selongsong film (film loop)
gulungan video gulungan film
Contoh di bawah ini akan menggambarkan penulisan jumlah satuan setiap
film.
1 kaset film
3 gulungan film
1 gulungan video
2 piringan video
Perlu dicatat keterangan mengenai waktu dan lama main dari film tersebut
seperti berikut:
1 selongsong film (4 men. 30 detik)
1 gulungan film (75 men.)
Data fisik lainnya
Selain jumlah satuan dan jenis bahan yang perlu diketahui, unsur-
unsur jenis data fisik lainnya perlu dicantumkan apabila dibutuhkan. Adapun
ciri-ciri tersebut adalah ciri-ciri proyeksi khusus, ciri-ciri suara, warna,
kecepatan proyeksi.
Ciri-ciri proyeksi khusus seperti Cinerama, Panavision, multiprojector.
Contoh: 14 gulungan film (157 men.) : Panavision
Ciri-ciri suara dikategorikan dalam film bersuara atau film diam (tanpa suara
atau bisu)
Contoh: 1 gulungan video (15 men. Bersuara
Ciri-ciri warna dibagi dalam berwarna dan hitam putih (h.p.)
Contoh: 1 gulungan film (10 men.) : bersuara, berwarna
Kecepatan proyeksi diberikan pada film dan piringan video
Kecepatan proyeksi film dicatat dalam frames per second (fps)
Kecepatan proyeksi video dicatat dalam putaran per menit atau revolution per
minute (rpm).
Contoh: 1 gulungan film (1 men., 17 detik) : bersuara, berwarna, 25 fps
1 piringan video (4 men.) : bersuara, berwarna, 1500 rpm.
Ukuran
Penulisan untuk ukuran gambar hidup dan rekaman video diketahui
dari ukuran lebar dari keduanya tersebut.
a. Untuk ukuran lebar dari gambar hidup dalam mili meter (mm).
Jika 18 mm tetapkan apakah single, standard, super atau maurer
Contoh: 1 gulungan film (12 men.) : bersuara, berwarna ; 16 mm
1 gulungan film (21 men.) : bersuara, berwarna ; standard 8
mm
b. Untuk ukuran lebar dari pita video dalam inci (in.) atau mili meter (mm).
Contoh: 1 gulungan video (21 men.) : bersuara, berwarna ; 1/2 in.
Garis tengah piringan video ditulis dalam inci (in.)
Contoh: 1 piringan video (5 men.) : bersuara, h.p., 1500 rpm ; 8 in.
Bahan penyerta/lampiran
Apabila film atau rekaman video tersebut diikuti oleh materi penyerta
lainnya, maka materi penyerta tersebut perlu dirinci sebagaimana contoh
berikut ini:
Contoh: 1 kaset film (21 men.) : bersuara, berwarna ; standard 8 mm & 1
buku pegangan, atau
1 kaset film (21 men.) : bersuara, berwarna ; standard 8 mm & 1
volume (28 hlm. : il. ; 22 cm.).
Berikut ini dituliskan mengenai deskripsi fisik dua rekaman video sesuai
dengan contoh judul di atas.
(1) Gorillas in the mist [rekaman video’ : the adventure of Dian Fossey /
produced by Arnold Glimcher and Terence Clegg ; Directed by Michael
Apted. – universal city, Calif : MCA Home Video Inc., c 1989 2 piringan
video (130 men.) : bersuara, berwarna ; 12 in.
(2) Australia’s improbable animals [rekaman video] / produced by Sky
Visuals Pty Ltd. in association with Chancom Ltd.; produced and directed
by Gary Steer. – [U.S.A] : Vestron Video, c 1987.
1 piringan video (60 men.) : bersuara, berwarna; 12 in.
6. Pernyataan Seri
Sangat jarang sebuah film memiliki seri. Apabila terdapat pernyataan
seri dalam sebuah film, maka pernyataan seri tersebut dapat dituliskan sesuai
dengan peraturan secara umum.
7. Daerah catatan
Tanda baca untuk daerah catatan didahului dengan titik, spasi, garis,
spasi (.--) atau mulai dengan alinea baru untuk tiap catatan.
Pisahkan tiap kata-kata pengantar dari suatu catatan (misalnya
“Cerita”, “Ringkasan”) dari catatan lainnya dengan titik dua dan spasi.
Pencatatan keterangan untuk daerah catatan tergantung dari
kebijaksanaan perpustakaan yang berasngkutan. Tidak semua keterangan
dicatat di daerah ini.
Keterangan-keteragan untuk daerah catatan dibuat berdasarkan tata
urutan sebagai berikut: tb11 16 37.
a. Jenis film, seperti Flm dokumenter Sandiwara TV
b. Bahasa, seperti Dalam bahasa Perancis. Direkam ke dalam bahasa Inggris
c. Sumber judul sebenarnya, jika tidak diambil dari sumber utama, seperti
judul dari naskah
d. Variasi dalam judul, seperti Judul pada kemasan: Papaya and guaya Judul
dalam bahasa Inggris pada title frame: 400 blows.
e. Judul paralel dan judul lain, seperti Anak judul: Les fleurs anglaises.
f. Pernyataan tanggung jawab cantumkan nama para penampil, pelaku,
narator atau pembawa acara serta nama orang-orang (yang bukan pemain)
yang memberikan sumbanan secara artistik dan teknik dalam produksi
film/rekaman video. Tiap nama orang atau badan didahului oleh istilah
yang menerangkan fungsi orang/badan tersebut.
Pembawa acara: Jackie Glanville
Pemain: Laurence Harvey, Mia Farrow, Lionel Stander, harry Andrews
Skenario, Harold Pinter; musik, John Dankworth; kamera, Gerry Fisher;
editor, Reinald Beck.
g. Edisi dan riwayat film atau rekaman video, seperti Versi ringkas dari film
tahun 1969 dengan judul yang sama. Dibuat kemali dari film tahun 1993
dengan judul yang sama. Berdasarkan novel Nicholas Mosley.
h. Teritan, penyaluran dan sebagainya, seperti:
Distribusikan di Amerika oleh : Stamford, Conn.: Educational
Dimensions.
Dibut tahun 1927 (dicatat bila berbeda sekali dari tahun penerbitan).
i. Deskripsi fisik
a) Ciri suara khusus, seperti optikal atau magnetik, apakah alur suara
tersebut secara fisik bersatu dengan film atau terpisah.
Alur suara magnetik
Dolby stereo, mono, compatible
b) Panjang film atau tape, seperti Film: 14,139 ft
c) Warna, seperti Technicolor
Sistem perekaman warna: SECAM
Cetakan Sepia
d) Jenis cetakan, seperti negatif, positif, internegatif dan lain sebagainya
e) Bahan/dasar film, seperti nitrat, asetat, polyester
f) Sistem perekaman video, seperti Beta, VHS Hi-fi
g) Jenis kopi, seperti master copy, show copy
h) Proyeksi, seperti Film tiga dimensi
i) Piringan video, lama putar dan jumlah frame, seperti Delapan menit
untuk yang begerak dan 2400 frame untuk yang diam
j) Data fisik lain yang dirasakan penting untuk pemakaian atau
penyimpanan film atau rekaman video.
Tuliskan data tambahan dengan keterangan-keterangan berikut:
Lampiran
Seri
Disertasi
Format lainnya
Ringkasan
Daftar isi
Nomor
Jumlah kopi, yang dimiliki perpustakaan
Catatan “dengan“
8. Daerah nomor standar, harga, syarat penjualan/penyaluran
Nomor standar (jika ada), harga, serta syarat penjualan/penyaluran
bilamana perlu dicatat di sini sesuai dengan aturan umum.
Penentuan Tajuk Entri Utama dan Tajuk Entri Tambahan
Pada saat sebuah film diputar, Anda akan membaca beberapa nama yang
menyangkut fungsi masing-masing pada title frame. Yang dimaksud dengan
fungsi ialah peranan masing-masing orang dalam membuat sebuah film seperti
produser, sutradara, pemeran utama, pemeran pembantu, juru kamera, narator dan
beberapa fungsi lainnya. Fungsi-fungsi tersebut tidak selalu muncul pada setiap
jenis film, tergantung dari jenis film yang dibuat. Masing-masing fungsi yang
ditampilkan tersebut mempunyai konribusi dalam pembuatan film tersebut. Tidak
satuun dari fungsi tersebut yang dapat diabaikan karena sebuah film atau gambar
hidup merupakan karya bersama sekelompok orang.
Berkaitan dengan titik pendekatan, munculnya fungsi-fungsi tersebut
dapat menyulitkan dalam menetapkan entri utama sebuah karya. Prinsip
kepengarangan yang menekankan adanya orang yang bertanggung jawab terhadap
isi intelektual dan artistik karya tersebut sulit untuk diterapkan pada gambar
hidup.
Nama-nama yagn muncul berkaitan dengan fungsi tersebut, dapat
dikatakan sebagai “pengarang“ yang menghasilkan sebuah karya film. Masing-
masing nama tersebut memberikan sumbangan terhadap isi intelektal dan artistik
sebuah karya film. Karena banyaknya nama yang muncul dan masing-masing
memiliki peran terhadap keberhasilan sebuah karya film, maka untuk sebuah
karya film ditemukan kondisi “diffuse authorship“ yaitu fungsi kepengarangan
yang tersebar atau kepengarangan yang kabur.
Jadi, sebuah gambar hidup tidak begitu saja dapat ditemukan siapa
“pengarang“nya. Prinsip kepengarangan akan berhubungan dengan masalah entri
utama untuk gambar hidup. Ada yang mengatakan sebuah karya gambar hidup
menjadi karya bersama antara sutradara, juru kamera dan penulis naskah.
Kemudian disebutkan dari ketiga “pengarang’ tersebut, sutradara dianggap
sebagai pengarang utama, sedangkan juru kamera dan penulis naskah sebagai
pengarang kedua. Pendapat tersebut kurang mendapat dukungan, karena landasan
utama sebuah karya film merupakan sebuah karya bersama antara beberapa orang.
Demikian pula jika sebuah buku dibuatkan film, maka entri utama tidak
dapat dibuatkan pada pengarang buku tersebut. Penetapan tersebut bertitik tolak
dari peraturan AACR2 (aturan umum 21.9) menyebutkan jika suatu karya yang
dimodifikasi sedemikian rupa sehingga terjadi perubahan pada sifat dan isi karya
asli atau pada medium ekspresi, maka karya tersebut dianggap sebagai sebuah
karya baru. Jadi entri utama bukan pada pengarang karya asli, tetapi pada orang
yang membuat adaptasinya.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan, entri utama untuk sebuah
karya film adalah judul. Suatu karya di bawah judul jika karya tersebut dikarang
oleh lebih dari tiga orang pengarang dan tidak ada di antara mereka yang menjadi
pengrang utama dan tidak ada badan korporasi yang berkaitan dengan film
tersebut tetap akan dituliskan titik pendekatan dengan dibuatkan entri tambahan.
Jumlah dan jenis titik pendekatan tergantung dari jenis perpustakaannya dan
bagaimana peran dari orang tersebut. Untuk sebuah karya film entri tambhan
dibuat untuk produser (orang maupun badan), sutradara, orang atau badan yang
mensponsori produksi, penulis naskah dan sebagainya. Biasanya untuk pemeran
dalam film tersebut tidak dibuatkan entri tambahan kecuali bila perpustakaan
bersangkutan merupakan perpustakaan puast perfilman, sehinga segenap detil
perlu dijadikan titik pendekatan.
Berikit ini akan dicontohkan beberapa bentuk deskripsi gambar hidup dan
rekaman video:
(1) Deskripsi rekaman video
Gorillas in the mist [rekaman video] :
the adventure of Dian Fossey / pro –
duced by Arnold Glimcher and Terence
Clegg ; Directed by Michael Apted. –
Universal city, Calif : MCA Home Video
Inc., c 1989
2 piringan video (130 men.) : bersuara, berwarna ; 12 inc.
Story by Anna Hamilton Phelan and
Tag Murphy
Berdasarkan karya: Dian Fossey
MCA Home Video: 40851
I. Glimcher, Arnold
II. Cleg, Terence
III. Fossey, Dian
(2) Deskripsi rekaman video
Australia’s improbable animals [rekaman video] / produced by sky Visuals
Pty Ltd. in asocition with Chancom
Ltd. ; produced and directed by Gary
Steer. – [U.S.A] : Vestron Video,
C 1987.
1 piringan video (60 men.) : bersuara,
Berwarna ; 12 inc.
“National Geographic Explore Presentation”
Writer, Gary Steer, Paul Scott, Nacy
LeBrun ; musik, Austarlian Screen Music
Grandwanaland
I. Steer, Gary
II. Scaott, Paul
III. Lebrun, Nancy
(3) Deskripsi gambar hidup yang berdasarkan sebuah buku yaitu alice’s
adventures in Wonderland karya Lewis Carroll. Entri utama pada judul,
sedangkan lewis Carrol dan karyanya dibuatkan suatu ‘name title added entry’
yaitu suatu entri tambahan berupa nama pengarang dengan judul karya.
Alice in Wonderland [motion picture] /
Walt Disney Production ; producer, Ben
Sharpsteen ; director, Clyde Geronimi ;
Animation, Milt Kahl. – Santa Monica,
Calif. : RKO Radio Picture, 1951.
3 gulungan film ( + 75 men.) : bersuara,
Berwarna ; 35 mm
Ceritera, Winston Hibler ; musik, Oliver
Wallace ; editor film, Lloyd Richardson.
Berdasarkan Alice’s adventure in Wond-
erland / by Lewis Carroll.
I. Carrol, Lewis. Alice’s adventure in Wonderland.
II. Sharpsteen, Ben
III. Geronimi, clyde.
IV. Walt Disney Productions
(4) Deskripsi suatu rekaman video, dimana entri utama di bawah judul. Terdapat
judul tambahan. Entri tambahan dimasukkan pada badan korporasi.
Governance in the academic library [video-
recording] : a program / presented under the
of the Association of College and Research
libraries. – Chicago : Distributed by ACRL,
1974.
I kaset video (Sony U-matic, UC-60) (+ 40 men.) :
bersuara, hitam putih ; ¾ in.
Yang berpartisipasi: David Laird, Jane Flener,
Ellsworth Mason, Stuart Forth, and Frederick
Duda; moderator, Eldred Smith.
Ringkasan: Pola administarasi di perpustakaan
Perguruan tinggi, sebuah diskusi panel.
I. Association of College and Research
Libraries. Committee on Academic Status
II. Whitely, Jerry
III. Walker, John
IV. Video team
(5) Deskripsi gambar hidup mengenai suatu lembaga menyangkut kegiatan
administrasinya. Sponsor dari pembuatan gambar hidup ini ialah TRW
Electronis Group. Entri utamanya berada di bawah TRW Electronics Group.
TRW Electronics Group.
Beats reading the annual report [motion
Picture] / [sponsored for TRW Electronics Group by
TRW Systems Group Motion Picture Department.
- [Redondo Beach, Calif. : distributed by TRW
Systems Group, 1970]
1 gulungan film (_ 15 men.) : bersuara,
Berwarna ; 16 mm.
Ringkasan: Memperlihatkan produk elektronik
yang dihasilkan oleh TRW Electronics Group
I. TRW Systems Group (Redondo Beach, Calif.).
Motion Picture Dept. II. J.
(6) Deskripsi gambar hidup dari sebuah gambar hidup. Gerald McDermott
menulis naskah film, merancang dan menggambar animasi kartun, dan
menyutradarai intelektual dan artistic dari film tersebut sudah jelas. Entri
utama untuk karya tersebut di bawah namanya.
McDermott, Gerald
Arrow to the sun [motion picture] : a Pueblo
Indian tale / designed and directed by Gerald
McDermott ; produced by Gerald McDermott &
Texture Films, Inc. – [New York] : Texture
Films, c 1973.
1 gulungan film (+ 15 men.) : bersuara,
Berwarna ; 16 mm.
Musik, Thomas Wagner; juru kamera, Frank
Koening; suara anak laki, Joquin Brant;
konsultan untuk ceritera dan penelitian,
Charles Hofman.
Ringkasan: Putera dewa matahari di tembak
ke matahari di atas suatu panah. Ia berhasil
mengatasi empat percobaan dan kembali ke bumi
dengan membawa kekuatan magis matahari.
I. Texture Films, Inc (New York, N.Y.)
II. J.
(7) Deskripsi suatu rekaman video entri tambahan untuk narrator dan sutradara.
Kedua orang ini tidak disebut dalam pernyataan tanggung jawab, tetapi karena
dianggap cukup penting disebut dalam catatan dan dibuatkan entri tambahan.
New images, television and print [rekaman
Video] : television news and photojorurnalism
In the Twin Cities / produced by Walker Art
Center. – Minneapolis : The Center, 1978.
1 kaset video (15 men.) : bersuara, berwarna,
3/4 in.
Narator, Dave Moore ; sutradara, Charles Helm ;
Produser dan penulis script, Maud Lavin.
Diproduksikan dengan bantuan WCCO-TV.
Ringkasan : Menggambarkan dan membandingkan
jurnalistik untuk televisi dan fotografi untuk
pers dengan mempergunakan contoh-contoh dari
warta berita.
I. Moore, Dave
II. Helm, Charles
III. Walker Art Center
MODUL 5
PENGATALOGAN GAMBAR HIDUP
DAN REKAMAN VIDEO
ejak lama Anda mungkin mengenal jenis bahan grafika. Di situ Anda
mengetahui dan mengenal simbol-simbol dan gambar. Di saat Anda
mengetahui keduanya, secara tidak langsung. Anda sudah mengetahui
pemanfaatan dari bahan grafika. Bahan grafika sering dimanfaatkan sebagai
media instruksional dalam dunia pendidikan. Sama seperti bahan bukan buku
lainnya, tanpa disadari kita sering “membaca“ atau memperhatikan bahan grafika
dalam berbagai kesempatan.
Pada saat Anda mengunjungi pameran, Anda akan menemukan berbagai
jenis bahan grafika seperti bagan, grafik, lukisan dan lain-lain. Dalam prosess
belajar-mengajar instruktur biasanya memanfaatkan bahan grafika sebagai alat
bantu pengajaran seperti transparansi, slide, grafik, yang menunjukkan suatu
perkembangan, danlain-lain.
Modul ini akan mengajak Anda untuk memahami peranan bahan grafika
sebagai salah satu koleksi perpustakaan multi media dan mengetahui peraturan
standar untuk kedua bahan tersebut.
Setelah menyelesaikan modul ini, Anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan cakupan bahan grafika;
2. Menjelaskan pengertian tentang peraturan standar untuk bahan grafika;
3. Menjelaskan/membuat deskripsi bibliografi bahan grafika;
4. Menjelaskan penentuan tajuk entri utama dan tajuk entri tambahan.
S