Top Banner
HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada PASIEN STROKE dengan DIABETES MELLITUS yang DISERTAI HIPERTENSI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran MARIA DYAH AYU PURBOSARI G0006113 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
48

HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

Aug 30, 2018

Download

Documents

dangminh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada PASIEN STROKE

dengan DIABETES MELLITUS yang DISERTAI HIPERTENSI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

MARIA DYAH AYU PURBOSARI

G0006113

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Hubungan Gambaran CT Scan Kepala pada Pasien Stroke dengan Diabetes Mellitus yang disertai Hipertensi

Maria Dyah Ayu Purbosari, NIM / Semester : G. 0006113/VII, Tahun : 2010

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari Jum`at , Tanggal 5 Februari 2010 Pembimbing Utama Nama : Risono, dr., SpS.(K) NIP : 19491111 197610 1 001 (…………………………..) Pembimbing Pendamping

Nama : Jarot Subandono, dr., M.Kes NIP : 19680704 199903 1 002 (…………………………..)

Penguji Utama Nama : F.X. Soetedjo Widjojo, dr., SpS.(K) NIP : 19500303 197609 1 001 (…………………………..) Anggota Penguji Nama : DR. Y. Nining Sri W., dr., SpPK. NIP : 19460221 197609 2 001 (…………………………..)

Surakarta,……………………………

Ketua Tim Skripsi

Sri Wahjono, dr., M.Kes. NIP : 19450824 197310 1 001

Dekan Fakultas Kedokteran UNS

Prof. Dr. AA. Subijanto, dr., MS. NIP : 19481107 197310 1 003

Page 3: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Surakarta, 2010 Maria Dyah Ayu Purbosari NIM. G0006113

Page 4: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Gambaran CT Scan Kepala pada Pasien Stroke dengan Diabetes Mellitus yang disertai Hipertensi”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar kesarjanaan dalam bidang kedokteran di Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terwujud dengan baik atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis secara pribadi mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik, yaitu:

1. Prof. Dr. AA. Subiyanto, dr., MS. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Sri Wahjono, dr., M.Kes selaku Ketua Tim Skripsi. 3. Risono, dr., SpS. selaku Pembimbing Utama atas segala bimbingan yang

sangat berharga yang telah diberikan selama penulisan skripsi. 4. Jarot Subandono, dr., M.Kes selaku Pembimbing Pendamping atas segala

bimbingan yang sangat berharga yang telah diberikan selama penulisan skripsi.

5. F.X. Soetedjo Widjojo, dr., SpS. selaku Penguji Utama yang telah berkenan menguji dan memberikan masukan-masukan dalam penulisan skripsi.

6. DR. Y. Nining Sri W., dr., SpPK., selaku Anggota Penguji yang telah berkenan menguji dan memberikan masukan-masukan dalam penulisan skripsi.

7. SMF Saraf, bagian Diklat dan bagian Rekam Medis RSUD DR. Moewardi beserta segenap staff, atas kerjasama selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

8. Tim Skripsi Fakultas Kedokteran UNS(Mbak Eni dan Mas Nardi) yang banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

9. Papi, Mami, almh. Kakak, Eyang, Aya, Arya, serta seluruh keluargaku yang selalu mendoakan, memberi perhatian, dukungan materi, nasehat berharga, dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Noa, Jurez, Nike, Yuli, dan semua teman – teman yang setia mendukung dan mendoakan, serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, penulis sangat mengharapkan kritik yang membangun, saran, pengarahan dan masukan-masukan yang berguna bagi perbaikan skripsi ini di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan khususnya bagi dunia kedokteran.

Surakarta, Februari 2010

Maria Dyah Ayu Purbosari

Page 5: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

ABSTRAK Maria Dyah Ayu Purbosari. G0006113. 2010. Hubungan Gambaran CT Scan Kepala pada Pasien Stroke dengan Diabetes Mellitus yang disertai Hipertensi.

Diabetes Mellitus dan hipertensi merupakan faktor penyebab tersering terjadinya stroke. Hipertensi dapat meningkatkan terjadinya stroke sekitar dua sampai empat kali. Stroke non hemoragik terjadi karena berkurangnya suplai darah ke suatu area jaringan otak sehingga dapat mengakibatkan kematian jaringan yang disebut infark. Sedangkan stroke hemoragik terjadi akibat pecahnya arteri di otak. Pemeriksaan CT Scan merupakan gold standard untuk menentukan diagnosis penderita stroke. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan gambaran CT Scan kepala pada pasien stroke dengan Diabetes Mellitus yang disertai hipertensi. Dengan mengetahui diagnosis stroke seawal mungkin dapat ditentukan terapi yang sesuai, sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kematian akibat stroke.

Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan retrospektif dan mengambil lokasi di bagian Rekam Medik RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Subjek penelitian adalah penderita stroke yang mempunyai diagnosa tambahan Diabetes Mellitus dengan hipertensi dan sudah dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala. Sampel diambil secara purposive random sampling dengan jumlah sampel 30, yaitu 15 untuk penderita Diabetes Mellitus dengan hipertensi derajat1 dan 15 untuk penderita Diabetes Mellitus dengan hipertensi derajat2. Data yang diperoleh, diolah dan dianalisis menggunakan uji Fisher.

Hasil penelitian menunjukkan dengan α =0,05, setelah dilakukan perhitungan analisis dengan Fisher test didapatkan nilai OR=2,36; p=0,33, sehingga secara statistik terdapat hubungan yang tidak signifikan antara gambaran CT Scan kepala dan derajat hipertensi (p>0,05).

Simpulan dalam penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan antara gambaran CT Scan kepala dan derajat hipertensi tetapi tidak signifikan.

Kata kunci: Diabetes Mellitus-Hipertensi-Stroke non hemoragik-Stroke hemoragik-

CT Scan kepala

ABSTRACT

Page 6: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

Maria Dyah Ayu Purbosari. G0006113. 2009. The Relationship Between The Image of head CT Scan in Patient Stroke and Diabetes Mellitus with Hypertension.

Diabetes Mellitus and hypertension are risk factors for stroke. Hypertension can increase the risk for stroke about two to four times.Non hemorrhagic stroke happens because of the lack of blood supply in to the area of brain tissue so that it can cause tissue death called infarct. And hemorrhagic stroke happens because defect of blood vessels arteries in brain. The CT Scan examination is a gold standard to determine the stroke sufferer diagnosis. The purpose of the research is to know the whether there is a relationship between the image of head CT Scan at the patient stroke and Diabetes Mellitus with hypertension. By knowing the stroke diagnosis as early as possible, then it can be determined the appropriate therapy, so that it is expected to decrease the death rate caused by stroke.

This research is an analytic observational with retrospective method approach and it take the location at the Medical Record RSUD Dr.Moewardi Surakarta. The subject of the research is stroke sufferer who have another diagnostic Diabetes Mellitus with hypertension and have been head CT Scan examination. The sample is taken by using purposive random sampling with the number of sample is 30, that is 15 who have Diabetes Mellitus with hypertension stage 1 and 15 who have Diabetes Mellitus with hypertension stage 2. The data acquired is managed and analyzed by using Fisher test.

From the research with the α =0,05, after it is done a analysis calculation by using Fisher test, then it is derived a calculation OR=2,36; p=0,33, so statistically there is no significant relationship between the image of head CT Scan at the patient stroke and the stage of hypertension (p>0,05).

So that it this research, it can be concluded that there was a relationship between the image of head CT Scan at the patient stroke and the stage of hypertension but it is not significant.

Key word: Diabetes Mellitus-Hypertension-Stroke non hemorragic-Stroke

hemorragic-head CT Scan iv

Page 7: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga tersering di negara maju,

setelah penyakit jantung dan kanker. Insidensi tahunan adalah 2 per 1000 populasi

(Ginsberg, 2008).

Kewaspadaan terhadap stroke sangat perlu ditingkatkan mengingat di

Indonesia, stroke bahkan menempati urutan pertama sebagai penyakit penyebab

kematian di Rumah Sakit. Bukan cuma itu, jumlah penderita stroke di negeri kita

merupakan terbanyak di Asia. Bila tidak segera diantisipasi, pada tahun 2020

diperkirakan jumlah penderita stroke akan meningkat dua kali lipat dari sekarang

(Fauzan, 2007).

Penyebab stroke adalah aliran darah ke otak yang terhambat, sehingga

membuat sel- sel otak tidak mendapatkan makanan. Terhambatnya aliran darah ke

otak ini disebabkan dua hal, pembuluh darah tersumbat (stroke iskhemik) ataupun

pecah (stroke hemoragik) (Fauzan, 2007).

Diagnosis stroke biasanya ditegakkan berdasarkan perjalanan penyakit

dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan

lokasi kerusakan pada otak. Ada dua jenis teknik pemeriksaan imaging

(pencitraan) untuk mengevaluasi kasus stroke atau penyakit pembuluh darah otak

(Cerebro Vaskular Disease / CVD), yaitu Magnetic Resonance Imaging (MRI)

dan Computed Tomography (CT Scan) (Misbach, 1999). CT Scan merupakan

golden standard untuk membedakan stroke hemoragik dan iskemik. Alat ini

Page 8: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

memiliki sensitivitas tinggi untuk membedakan stroke perdarahan intraserebral

(hemoragik) dan stroke infark (iskhemik) (Bustami, 2007).

Setelah CT Scan digunakan, diketahui bahwa 19% kasus adalah stroke

hemoragik dan 81% adalah non hemoragik (Mardjono dan Sidharta, 1997).

Mayoritas stroke adalah infark serebral (Ginsberg, 2008). Sekitar 10% pasien

dengan infark serebri meninggal pada 30 hari pertama (Ginsberg,2008). Tetapi,

meskipun kasusnya lebih jarang terjadi, stroke hemoragik lebih berbahaya dan

banyak menyebabkan kematian (Soeharto, 2004). Prognosanya sangat tidak baik

dengan angka kematian mencapai 82 – 90% (Ngoerah, 1991).

Penyakit vaskular utama yang menimbulkan penyumbatan ialah

ateroslerosis dan arteriosklerosis ( Mardjono dan Sidharta, 1997). Kemungkinan

berkembangnya penyakit degeneratif arteri yang signifikan meningkat pada

beberapa faktor risiko vaskular seperti umur, riwayat penyakit vaskular dalam

keluarga ,hipertensi, Diabetes Mellitus, merokok, hiperkolesterolemia, alkohol,

kontrasepsi oral, dan fibrinogen plasma. (Ginsberg,2008).

Diabetes Mellitus dapat menimbulkan trial lipid yaitu

hipertrigliseridemia, hiperkolesterolemia terutama kolesterol LDL yang kecil /

padat, dan rendahnya kadar kolesterol HDL. Peran trial lipid pada aterogenesis

sudah tidak diperdebatkan lagi karena memang sudah terbukti dari berbagai

penelitian epidemiologis (Suyono, 2006). Diabetes Mellitus merupakan faktor

risiko untuk stroke iskhemik terutama pada usia pasien kurang dari 65 tahun

(Kissela et all, 2005). Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa pasien stroke yang

juga terdiagnosa Diabetes Mellitus adalah 6% (Kiers et all, 1992).

Perdarahan stroke hemoragik biasanya disebabkan oleh aneurisma (arteri

yang melebar) yang pecah atau karena suatu penyakit. Penyakit yang

Page 9: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

menyebabkan dinding arteri menipis dan rapuh adalah penyebab tersering

perdarahan intraserebrum. Penyakit semacam ini adalah hipertensi (peningkatan

tekanan darah) (Feigin, 2006).

Hipertensi merupakan faktor risiko stroke paling penting yang dapat

dimodifikasi baik bagi laki – laki ataupun wanita. Hipertensi dapat meningkatkan

risiko terjadinya stroke sekitar dua sampai empat kali (Suroto, 2004). Penurunan

10 sampai 12 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan 5 sampai 6 mmHg untuk

tekanan darah diastolik dapat menurunkan 38% angka kejadian stroke (Struijs et

all, 2005).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis terdorong untuk

meneliti tentang ada atau tidaknya hubungan gambaran CT Scan kepala pada

pasien stroke dengan Diabetes Mellitus yang disertai hipertensi untuk

memudahkan penegakan diagnosis penderita stroke pada fasilitas kesehatan yang

belum mempunyai alat CT Scan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat

dirumuskan sebagai berikut.

Adakah hubungan gambaran CT Scan kepala pada pasien stroke dengan

Diabetes Mellitus yang disertai hipertensi?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui peran CT Scan sebagai gold standart penyakit

stroke.

Page 10: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

2. Tujuan khusus

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan gambaran CT Scan kepala

pada pasien stroke dengan Diabetes Mellitus yang disertai hipertensi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Dengan mengetahui ada atau tidaknya hubungan gambaran CT Scan

kepala pada pasien stroke dengan Diabetes Mellitus yang disertai hipertensi,

dapat diperoleh informasi ilmiah sebagai sumbangan kepada dunia

kedokteran.

2. Manfaat praktis

Untuk membantu penegakan diagnosis stroke pada fasilitas kesehatan

yang belum mempunyai CT Scan sehingga lebih tepat dalam penatalaksanaan

pasien stroke.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Page 11: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

1. Anatomi dan Fisiologi Otak

a. Vaskularisasi

Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam

Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan kumpulan yang

menakjubkan dari sel – sel saraf (nerve cell). Saraf ini bertanggung jawab

terhadap semua sinyal dan sensasi yang membuat kita dapat berpikir,

bergerak, dan mengadakan reaksi. Meskipun keperluannya demikian besar,

otak merupakan organ tubuh yang tidak dapat menyimpan energi. Oleh

karena itu, memerlukan suplai yang terus – menerus atau kontinu dari

oksigen dan nutrisi. Semuanya itu didapatkan dari darah yang

disirkulasikan dari jantung melalui arteri menuju otak dan area yang lain

dari tubuh (Soeharto, 2004).

Otak memperoleh darah melalui dua sistem yaitu sistem karotis (a.

Karotis interna dextra dan sinistra) di sebelah anterior dan sistem vertebral

(a. Basilaris) di sebelah posterior. Dari sejumlah darah yang diperlukan

otak, 80% dibawa melalui a. Karotis dan 20% sisanya dibawa lewat a.

Basilaris. Ketiga arteri tersebut (a. Karotis interna dextra dan sinistra, a.

Basilaris) bersama – sama membentuk sirkulus Willisi yang merupakan

sistem kolateral untuk menjamin suplai darah (Aliah dkk, 1996).

2. Stroke

a. Definisi

Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan atau gejala hilangnya

fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat

(dalam detik atau menit). Gejala – gejala ini berlangsung lebih dari 24 jam

Page 12: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

atau menyebabkan kematian (Ginsberg, 2008). Adapun definisi yang lain

ialah, stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak akut, fokal

maupun global,akibat gangguan aliran darah ke otak karena perdarahan

ataupun sumbatan dengan gejala dan tanda yang sesuai bagian otak yang

terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau berakhir

dengan kematian (Junaidi, 2004).

b. Klasifikasi

Soeharto dalam bukunya tentang stroke mengutip pembagian stroke

menurut National Stroke Association (NSA) USA, di mana stroke di bagi

dalam dua jenis. Yaitu stroke karena sumbatan dan penyempitan pembuluh

darah arteri otak atau stroke iskhemik dan stroke karena perdarahan atau

stroke hemoragik (Soeharto, 2004).

Berdasarkan perjalanan klinisnya, stroke non hemoragik

dikelompokkan menjadi 4, yaitu :

1) Serangan Iskhemia Sepintas atau Transient Ischemic Attack

(TIA)

Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran

darah otak dan akan menghilang dalam waktu 24 jam (Aliah

dkk, 1996).

2) Defisit Neurologik Iskhemik Sepintas atau Reversible Ischemic

Neurologica Defisit (RIND)

Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu

yang lebih lama dari 24jam, tapi tidak lebih dari satu minggu

(Aliah dkk, 1996).

3) Stroke Progresif (Progresive Stroke / Stroke in evolution)

Page 13: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

Stroke yang semakin bertambah gawat keadaannya (Ngoerah,

1991). Berlangsung secara bertahap dari yang ringan sampai

menjadi berat (Junaidi, 2004).

4) Stroke Komplit (Completed Stroke / Permanent Stroke)

Stroke yang memperlihatkan tanda – tanda defisit neurologis

yang sudah menetap.Defisit neurologis itu dapat merupakan

hemiplegi, monoplegi, atau afasia (Ngoerah, 1991).

Sedangkan menurut WHO dalam International Statistical

Classification of Diseases and Related Health Problem 10th Revision,

stroke hemoragik dapat dibagi 2, yaitu (Aliah dkk, 1996):

1) Perdarahan Intra Serebral (PIS)

PIS adalah perdarahan primer berasal dari pembuluh darah

dalam parenkim otak dan bukan disebabkan oleh trauma.

2) Perdarahan Sub Arakhnoidal (PSA)

PSA adalah keadaan terdapatnya atau masuknya darah ke

dalam ruangan sub arakhnoid.

c. Patogenesis

1) Stroke Iskemik /stroke non hemoragik

Stroke iskhemik terjadi akibat turunnya tekanan perfusi otak.

Keadaan ini disebabkan oleh sumbatan atau pecahnya salah

satu pembuluh darah otak di daerah sumbatan atau tertutupnya

aliran darah otak, penyebabnya antara lain (Misbach, 1999) :

Page 14: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

a) Perubahan patologik pada dinding arteri pembuluh

darah otak menyebabkan trombosis yang diawali oleh

proses arteriosklerosis di tempat tersebut.

b) Perubahan akibat proses hemodinamik, karena

sumbatan di bagian proksimal pembuluh arteri.

c) Perubahan akibat perubahan sifat darah.

d) Tersumbatnya pembuluh darah akibat emboli daerah

proksimal.

2) Stroke hemoragik

Stroke hemoragik terjadi akibat adanya perdarahan. Perdarahan

dapat terjadi bila arteri di otak pecah, darah tumpah ke otak

atau rongga antara permukaan luar otak dan tengkorak.

a) Perdarahan Intra Serebral

Perdarahan intra serebral biasanya timbul karena

pecahnya mikroaneurisma (Charcot-Bouchard

aneurysms) akibat hipertensi maligna (Mitchell et all,

2006). Hal ini paling sering terjadi di daerah sub

kortikal, serebelum, pons, dan batang otak. Gejala

neurologik timbul karena ekstravasasi darah ke jaringan

otak yang menimbulkan nekrosis (Misbach, 1999).

b) Perdarahan Sub Arachnoid

Perdarahan sub arachnoid biasanya timbul karena

pecahnya dinding pembuluh darah yang lemah. Apakah

karena suatu malformasi arterivenosa ataupun suatu

Page 15: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

aneurisma (pelebaran setempat pada arteri) (Aliah dkk,

1996).

d. Faktor Risiko

Faktor risiko adalah faktor yang meningkatkan risiko untuk terjadinya

suatu penyakit (Fletcher et all, 1992). Faktor risiko stroke dikelompokkan

menjadi dua, yaitu faktor – faktor yang tidak dapat diubah maupun yang

dapat diubah (Bustami, 2007). Penjabaran faktor risiko tersebut sebagai

berikut (Sacco and Lipset, 1996) :

1) Faktor risiko yang tidak dapat diubah :

a) Usia

b) Jenis kelamin

c) Ras dan etnis

d) Hereditas / riwayat keluarga

2) Faktor risiko yang dapat diubah

a) Hipertensi

b) Penyakit jantung

c) Diabetes Mellitus

d) Hiperkolesterol, dan lain – lain.

e. Gejala dan Manifestasi Klinis

Pembagian tanda - tanda stroke sebagai berikut (Soeharto, 2004) :

1) Kehilangan rasa pada muka , bahu, atau kaki, terutama bila

hanya terjadi pada separuh tubuh.

2) Merasa bingung, sulit bicara, atau sulit menangkap

pengertian.

Page 16: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

3) Sulit melihat dengan sebelah mata ataupun kedua mata. Tiba

– tiba sulit berjalan, pusing, dan kehilangan keseimbangan.

4) Sakit kepala yang amat sangat tanpa diketahui penyebabnya

dengan jelas.

f. Diagnosis

Penegakan diagnosa stroke didasarkan anamnesis yang cermat,

pemeriksaan fisik neurologik dan pemeriksaan penunjang (Misbach,

1999). Beberapa institusi telah mengembangkan sistem penilaian

berdasarkan gejala klinis untuk menentukan jenis GPDO (Gangguan

Peredaran Darah Otak), antara lain Siriraj score system, Djoenaidi scoring

system, atau algoritma Gajah Mada, tetapi penggunaannya tetap kurang

populer, mungkin karena kurang praktis akibatnya banyaknya hal yang

harus dinilai (Siriraj dan Djoenaidi scoring system) atau karena kurang

akurat meskipun sederhana (algoritma Gajah Mada) (Wreksoatmodjo,

2006). Pemeriksaan LDL – kolesterol termasuk pemeriksaan profil lemak

di laboratorium untuk menunjang diagnosa tingkat risiko stroke.

Sedangkan untuk membedakan jenis stroke iskhemik dengan stroke

hemoragik dilakukan pemeriksaan radiologi CT Scan kepala (Misbach,

1999). Pada stroke hemoragik akan terlihat adanya gambaran hiperdens,

sedangkan pada stroke iskhemik akan terlihat gambaran hipodens.

g. Prognosis

Stroke hemoragik walaupun jarang terjadi, tetapi lebih berbahaya dan

banyak menyebabkan kematian. Sedangkan stroke iskhemik kemungkinan

selamat lebih banyak, tetapi kelainan yang terjadi pada stroke iskhemik

dapat lebih berat dan kemungkinan sembuh kecil (Soeharto, 2004).

Page 17: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

3. Hipertensi

a. Definisi

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan

darah diastolik ≥ 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi

(Mansjoer dkk, 2001).

b. Klasifikasi

The Seventh Report of The Joint National Comittee On Detection and

Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) 2003, dalam buku ajar IPD

tahun 2006 telah memperbaharui klasifikasi dan definisi dari hipertensi

sebagai berikut:

―――――――――――――――――――――――――――――――

――

Kategori TDS (mmHg) TDD (mmHg)

―――――――――――――――――――――――――――――――

――

Normal < 120 Dan < 80

Prahipertensi 120 – 139 Atau 80 - 89

Hipertensi derajad 1 140 – 159 Atau 90 - 99

Hipertensi derajad 2 ≥160 Atau ≥ 100

Page 18: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

―――――――――――――――――――――――――――――――

――

( Sumber : Yogiantoro M, 2006)

c. Penyebab Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya, pembagian hipertensi dibagi menjadi 2

golongan yaitu (Soeharto, 2004) :

1) Hipertensi Primer / Essensial

Tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik. Mempunyai

kecenderungan genetik yang bercampur dengan faktor risiko

lain seperti stress, kegemukan, terlalu banyak makan garam,

dan kurang gerak badan.

2) Hipertensi Sekunder

Kenaikan tekanan drah yang kronis terjadi akibat penyakit

lain, seperti kerusakan ginjal, tumor, dan lain –lain.

d. Kerusakan Organ Target

Penyebab kerusakan – kerusakan organ target pada penderita hipertensi

dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ,

atau kerena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap

reseptor AT1 angiotensin II, stress oksidatif, down regulation dari ekspresi

nitric oxide synthase, dan lain – lain. Penelitian lain juga membuktikan

bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar

dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh

darah akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-β)

(Yogiantoro, 2006).

e. Hipertensi sebagai salah satu fator risiko stroke

Page 19: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko yang kuat

untuk terjadinya stroke hemoragik. Bila tekanan darah sistol yang tinggi,

maupun tekanan diastol yang tinggi, merupakan faktor risiko dominan

untuk terjadinya stroke. AHA melaporkan, 77 % dari penderita stroke

mengidap hipertensi (Martono dan Kuswardhani, 2006).

Tekanan darah yang tiggi, seringkali menyebabkan rupturnya

pembuluh darah utama di otak, yang diikuti oleh kematian pada sebagian

besar otak (Guyton and Hall, 1997).

Bila tekanan darah meningkat cukup tinggi selama berbulan- bulan

atau bertahun – tahun, akan menyebabkan hialinisasi pada lapisan otot

pembuluh darah serebral. Akibatnya, diameter lumen pembuluh darah

tersebut akan menjadi tetap. Hal ini berbahaya karena pembuluh darah

serebraltidak dapat berdilatasi atau berkontroksi dengan leluasa

untukmengatasi fluktuasi dari tekanan darah sistemik. Bila terjadi

kenaikan tekanan darah sistemik maka tekanan perfusi pada dinding

kapiler menjadi tinggi. Akibatnya, terjadi hiperemia, edema, dan

kemungkinan perdarahan pada otak (Hariyono, 2006).

Pada hipertensi kronis dapat terjadi mikroaneurisma dengan diameter

1mm terutama terjad pada arteri lentikulostriata. Pada lonjakan tekanan

darah sistemik, sewaktu orang marah atau mengejan, aneurisma bisa

pecah. Hipertensi yang kronis merupakan salah satu penyebab terjadinya

disfungsi endotelial dari pembuluh darah (Hariyono, 2006).

4. Diabetes Mellitus

a. Definisi

Page 20: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolik (kebanyakan herediter)

sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif baik oleh karena adanya

“disfungsi” sel beta pankreas atau ambilan glukosa di jaringan perifer, atau

keduanya (DM tipe 2), atau kurangnya insulin absolut (DM tipe 1), dengan

tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan gejala klinis

akut (poliuria, polidipsia, penurunan berat badan), dan atau pun gejala

kronik atau kadang – kadang tanpa gejala. Gangguan primer terletak pada

metabolisme karbohidrat, dan sekunder pada metabolisme lemak dan

protein. (Tjokroprawiro dkk, 2007).

Berdasarkan Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes

Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2006, kadar glukosa darah sewaktu dan puasa

dapat sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM adalah sebagai berikut

:

Bukan DM Belum pasti DM DM

Kadar

glukosa darah

sewaktu

(mg/dl)

Plasma

vena

< 100 100- 199 ≥ 200

Darah

kapiler

< 90 90 – 199 ≥ 200

Kadar

glukosa darah

puasa (mg/dl)

Plasma

vena

< 100 100 – 125 ≥126

Darah < 90 90 – 99 ≥ 100

Page 21: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

kapiler

Catatan :

Untuk kelompok risiko tinggi yang tidak menunjukkan kelainan hasil, dilakukan pemeriksaan

ulangan tiap tahun. Bagi mereka yang berusia >45 tahun tanpa faktor risikolain, pemeriksaan

penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun. (PERKENI, 2006).

b. Klasifikasi dan Etiologi

Klasifikasi DM yang dianjurkan oleh PERKENI (2006) adalah yang

sesuai dengan klasifikasi DM oleh American Diabetes Association (ADA).

Klasifikasi etiologis DM (ADA, 2006) :

1) DM tipe 1

Reaksi imun dapat memacu perusakan sel pankreas β (Mauricio and

Poulsen, 1998).

2) DM tipe 2

Berhubungan dengan metabolik, misalnya obesitas,resistensi insulin,

penurunan respon insulin terhadap glukosa, dan peningkatan produksi

glukosa secara endogen. (Bogardus dan Tataranni, 2002)

3) DM tipe spesifik lain :

a) Defek genetik fungsi sel beta

(1) Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 1, 2,

3, 4, 5, 6 (yang terbanyak MODY 3).

(2) DNA mitokondria.

(3) Dan lain – lain.

b) Defek genetik kerja insulin.

c) Penyakit eksokrin pankreas

Page 22: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

(1) Pankreatitis

(2) Tumor / pankreatektomi

(3) Pankreatopati fibrokalkulus

(4) Dan lain – lain.

d) Endokrinopati

(1) Akromegali

(2) Sindrom cushing

(3) Feokromositoma

(4) Hipertiroidisme

(5) Dan lain – lain.

e) Karena obat dan zat kimia

(1) Vacor, pentamidin, asam nikotinat.

(2) Glikokortikoid, hormon tiroid.

(3) Tiazid, dilantin, interferon alfa, dan lain – lain.

f) Infeksi

(1) Rubella congenital, Cytomegalovirus (CMV).

(2) Dan lain – lain.

g) Sebab imunologi yang jarang

(1) Antibodi anti insulin.

(2) Dan lain – lain.

h) Sindrom genetik yang lain yang berkaitan dengan DM

(1) Sindrom Down, Sindrom Klinefelter, Sindrom

Turner, dan lain – lain.

4) Diabetes Mellitus Gestasional (DMG).

c. Gambaran Klinis Diabetes Mellitus

Page 23: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

Gejala klinis Diabetes Mellitus menurut Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam adalah sebagai berikut (Waspadji, 2006):

1) Kelainan kulit : gatal, bisul- bisul.

2) Kelainan ginekologis : keputihan.

3) Kesemutan, rasa baal.

4) Kelemahan tubuh.

5) Luka atau bisul yang tidak sembuh – sembuh.

6) Infeksi saluran kemih.

d. Komplikasi Akut dan Kronik Pada Diabetes Mellitus

Komplikasi akut:

1) Hipoglikemia

Adapun gejala dari hipoglikemia adalah lapar, gemetar,

keringat dingin, berdebar, pusing, gelisah → koma (Tjokroprawiro

dkk, 2007).

2) Koma Lakto Asidosis

Adalah adanya gangguan faal hepar dan atau ginjal dan

hipoksia jaringan sehingga asam laktat tidak dapat diubah menjadi

bikarbonat, akibatnya akan timbul hiperlaktatemia, dan kemudian

menyebabkan koma lakto asidosis (Tjokroprawiro dkk, 2007).

3) Keto Asidosis Diabetik- Koma Diabetik

Secara klinis,ketoasidosis dimulai dengan anoreksia, mual

dan muntah, bersama dengan peningkatan kecepatan pembentukan

urine, mungkin terdapat nyeri perut,jika tidak diobati, dapat terjadi

perubahan kesadaran atau koma yang jelas (Asdie et all, 2000).

Page 24: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

4) Koma Hiperosmoler Non Ketotik (K Honk)

Merupakan sindroma dehidrasi berat karena diuresis

hiperglikemik berkepanjangan pada keadaan pasien tidak dapat minum

cukup air untuk mengatasi kehilangan cairan melalui urin (Asdie et all,

2000).

Komplikasi kronis (Tjokroprawiro dkk, 2007):

a) Infeksi

b) Mata

(1) N III, N IV, N VI, N II (neuritis optica) dan nervi sentralis lain

(2) Lensa cembung sewaktu hiperglikemia

(3) Retinopati DM

(4) Glaucoma

(5) Perdarahan corpus vitreum

c) Mulut

(1) Ludah (kental, mulut kering →Xerostomia Diabetik)

(2) Ginggiva (oedematus, merah tua, ginggivitis)

(3) Periodontium (rusak biasanya karena mikroangiopati sehingga

menyebabkan periodontitis DM ; semuanya menyebabkan gigi

mudah goyah dan lepas).

(4) Lidah (tebal, rugae, gangguan rasa sakit akibat dari neuropati).

d) Jantung

(1) Mudah mengidap PJK atau infark

(2) Silent infarction ±40% (karena neuropati otonom)

e) Tractus Urogenitalis

Page 25: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

(1) Nefropati diabetik

(2) Sindrom Kiemmelstiel Wilson

(3) Pielonefritis

(4) Necrotizing papilitis

(5) UTI

(6) Diabetic Neurogenic Vesical Dysfunction

(7) Impotensi diabetik

f) Saraf

(1) Saraf perifer : parestesia, Gloves Neuropathy, Nocturnal pain.

(2) Saraf otonom : neuropati esofagus, gastroparese diabeticorum,

gastro atrophy, diare diabetik.

e. Diabetes Mellitus sebagai salah satu faktor risiko stroke

Menurut European Stroke Association, diabetes adalah faktor utama

untuk stroke iskhemik. Diabetes menjadi peyebab kematian pada 7% pasien

stroke. Beberapa studi populasi menunjukkan peningkatan prevalensi stroke

pada populasi yang terkena diabetes dan pada orang yang mengalami

intoleransi glukosa.

Diabetes Mellitus mampu menebalkan dinding pembuluh darah otak

yang berukuran besar. Menebalnya dinding pembuluh darah otak akan

menyempitkan diameter pembuluh darah tadi dan penyempitan tersebut

kemudian akan mengganggu kelancaran aliran ke otak, yang pada akhirnya

akan menyebabkan infark sel – sel otak (Danang, 2008).

Penyakit Diabetes Mellitus bisa menyebabkan trombus. Pada

stadium tertentu, penyakit ini meningkatkan kadar kolesterol darah, sehingga

akan mempermudah pembentukan trombus (Mangoenprasodjo, 2005).

Page 26: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

Diabetes Mellitus dapat menimbulkan trial lipid yaitu

hipertrigliseridemia, hiperkolesterolemia terutama kolesterol LDL yang kecil /

padat, dan rendahnya kadar kolesterol HDL. Peran trial lipid pada aterogenesis

sudah tidak diperdebatkan lagi karena memang sudah terbukti dari berbagai

penelitian epiemiologis (Suyono, 2006).

Sindrom metabolik dan Diabetes Mellitus mempunyai hubungan

dengan resistensi insulin. Pada tingkat seluler dan molekuler, resistensi insulin

merupakan faktor penting dalam patofisiologi penyaki vaskular, teutama

stroke (Air and Kisella, 2007).

5. Computed Tomography (CT Scan) kepala

Computed Tomography (CT Scan) merupakan pemeriksaan radiologi

yang mutakhir,tidak menyakiti, tidak berbahaya, dapat cepat dikerjakan, non

invasif dan banyak memberikan informasi yang dapat diandalkan (Mardjono

dan Sidharta, 1997).

Computed Tomography (CT Scan) bukan merupakan foto langsung

dari jaringan otak, akan tetapi merupakan rekonstruksi matematis dari jaringan

otak. Pada CT Scan gambar transversal yang diambil tidak dikacaukan oleh

bayangan – bayangan jaringan di dekatnya. Pada foto yang konvensional

bayangan – bayangan dari semua lapisan yang diradiasi bertumpang tindih jadi

satu. Densitas jaringan ditentukan dalam unit Hounsfield (EMI Scanner)

dimulai dengan nilai -1000 untuk densitas udara, sampai +1000 untuk densitas

tulang, sedangkan densitas air ditentukan 0 (Risono, 2004).

Pada CT Scan, pasien diberi sinar X dalam dosis sangat rendah yang

digunakan untuk menembus kepala. Sinar X yang digunakan serupa dengan

Page 27: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

pada pemeriksaan dada, tetapi dengan pajanan ke radiasi yang jauh lebih

rendah. Pemeriksaan biasanya memerlukan waktu 15 – 20 menit, tidak nyeri,

dan menimbulkan risiko radiasi yang minimal (kecuali bagi wanita hamil). CT

Scan sangat handal untuk mendeteksi perdarahan intrakranium, tetapi kurang

peka untuk mendeteksi stroke iskhemik ringan, terutama pada tahap paling

awal (Feigin, 2006).

CT Scan dilaksanakan dalam dua fase yaitu pengumpulan data (sinar X

ditangkap kembali oleh suatu detektor radiasi ) dan pengolahan data dari

pembacaan detektor tadi sehingga akhirnya akan diperoleh nilai – nilai

absorbsi sinar X bagi masing – masing elemen jaringan, kemudian dijabarkan

pada masing – masing picture element. Hasil yang diperoleh adalah suatu

digital print out dari nilai absorbsi masing – masing picture element. Semua

hal ini dilakukan oleh komputer (Ngoerah, 1991).

Pada CT Scan kepala, tengkorak itu dibagi dalam beberapa lapisan,

yang dimulai dari yang paling bawah adalah irisan pada garis orbito meatus

acusticus externus (Garis O-M). Di atas irisan ini tersusun lapisan – lapisan

lain yang sejajar (Ngoerah, 1991).

Adapun indikasi yang tepat bagi penggunaan CT Scan kepala adalah

adanya dugaan kuat akan suatu kelainan otak berdasarkan analisis klinis yang

sudah dapat menentukan lokalisasi dan sifat lesi (Mardjono dan Sidharta,

1997).

Dengan CT Scan kepala, tomogram suatu perdarahan intra serebral

menunjukkan perdarahan segar sebagai fokus berbatas tegas, berbentuk bulat

atau oval dengan densitas homogen meningkat, akan tampak tanda – tanda

tidak langsung adanya proses desak ruang (Risono, 2004).

Page 28: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

Sedangkan pada infark serebri, pada fase awal tampak sebagai daerah

dengan densitas sedikit menurun dengan batas tidak jelas. Lebih lanjut

densitas daerah infark akan semakin menurun, gambaran akan semakin jelas.

Pada fase akhir khas tampak adanya daerah dengan batas tegas dengan

densitas seperti liquor (Risono, 2004).

Page 29: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

B.

Diabetes Mellitus dengan hipertensi derajat 1 dan Diabetes Mellitus dengan Hipertensi derajat 2

Gangguan Metabolisme lipid

Hiperkolesterolemia Hipertrigliseridemia Rendahnya kadar kolesterol HDL

Aterogenesis

Trombus

Disfungsi endotel

Anuerisma

Pembuluh darah di otak pecah

Perdarahan di otak

Stroke hemoragik Stroke Iskhemik

Gambaran CT Scan kepala

Stroke

Trombus yang menyumbat

Trombus yang bertambah besar

Aliran darah yang tidak lancar

Sel otak kekurangan oksigen

Sel – sel otak mati

Skema Kerangka Pemikiran

B. Kerangka Pemikiran

Page 30: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

C. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan adalah:

Adakah hubungan gambaran CT Scan kepala pada pasien stroke dengan

Diabetes Mellitus yang disertai hipertensi?

BAB III

METODE PENELITIAN

Page 31: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan retrospektif.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Bagian Rekam Medik RSUD dr. Moewardi Surakarta

dengan alasan :

1. Mempunyai fasilitas CT Scan dengan jumlah kasus stroke yang cukup banyak

dan bervariasi.

2. Merupakan Rumah Sakit pendidikan sehingga dari segi perijinan dan

prosedural untuk dilakukan penelitian tidak banyak hambatan dan juga

merupakan Rumah Sakit rujukan tingkat provinsi sehingga diharapkan kasus

lebih banyak dan bervariasi.

C. Subjek Penelitian

1. Subjek kasus

Dalam subjek kasus yang menjadi batasan populasi adalah pasien

yang dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala karena indikasi stroke di

RSUD dr. Moewardi Surakarta pada bulan Januari 2008 sampai Agustus

2009 dan memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Inklusi:

a. Pria dan wanita.

b. Usia lebih dari 30 tahun.

Page 32: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

c. Pasien stroke dengan Diabetes Mellitus (gula darah puasa plasma vena

≥126mmHg dan gula darah sewaktu plasma vena ≥ 200mmHg) dan

mempunyai tambahan penyulit yaitu hipertensi derajat 1 (sistole 140 -

159 mmHg atau diastole 90 - 99 mmHg) sedangkan derajat 2 (sistole

≥160 mmHg atau diastole ≥100 mmHg).

2. Eksklusi:

a. Pasien stroke Diabetes Mellitus dengan normotensi (sistole

<120mmHg dan diastole <80mmHg) dan prehipertensi (sistole 120-

139mmHg atau diastole 80-89mmHg).

b. Pasien stroke yang disebabkan oleh faktor risiko lain seperti merokok,

kontrasepsi oral, trauma kepala, penyakit jantung, dan lainnya .

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling, yaitu

suatu teknik pengambilan sampel di mana sampel ditetapkan menurut ciri – ciri

tertentu (Hadi, 1996).

Besar sampel adalah 30 orang, terdiri dari 15 pasien stroke akibat Diabetes

Mellitus dengan hipertensi derajat 1 dan 15 pasien stroke akibat Diabetes Mellitus

dengan hipertensi derajat 2.

E. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Hipertensi pada stroke yang diakibatkan oleh Diabetes

Mellitus. Pada penelitian kali ini, peneliti mengambil sampel dari 2 derajat

hipertensi, yaitu hipertensi derajat 1 dan derajat 2.

2. Variabel terikat : pola gambaran CT Scan.

Page 33: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

3. Variabel luar terkendali :

a. Usia

b. Tekanan darah

c. Gula darah puasa dan gula darah sewaktu plasma vena

4. Variabel luar tak terkendali :

a. Faktor herediter

b. Faktor risiko stroke lainnya seperti merokok, penyakit jantung, kelainan

darah, dan lain – lain.

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Derajat hipertensi pada stroke yang diakibatkan oleh Diabetes Mellitus yaitu

hipertensi derajat 1 (mempunyai tekanan darah sistole 140 - 159 mmHg atau

tekanan darah diastole 90 - 99 mmHg) dan hipertensi derajat 2 (mempunyai

tekanan darah sistole ≥160 mmHg atau tekanan darah diastole ≥100 mmHg).

Skala yang dipakai untuk variabel ini adalah skala ordinal.

2. Variabel terikat

Gambaran CT Scan kepala yaitu adanya daerah iskhemik dan daerah

perdarahan. Jika ada gambaran normal, dimasukkan dalam kriteria non

hemoragik

Skala yang dipakai untuk variabel ini adalah skala nominal.

G. Instrumen penelitian

Page 34: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data arsip hasil CT Scan penderita stroke RSUD dr. Moewardi Surakarta.

2. Data Rekam Medik pada penderita stroke RSUD dr. Moewardi Surakarta

untuk mengetahui tekanan darah dan kadar gula darah pasien stroke.

H. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, pasien stroke dengan Diabetes Mellitus yang termasuk dalam

kategori normotensi dan prehipertensi tidak dimasukkan dalam subjek penelitian

karena jumlah sampel yang terbatas.

I. Uji statistik

Dalam penelitian ini , untuk menguji hipotesa yang telah dikemukakan di

depan, menggunakan teknik analisis Fisher.

1. Tabel data yang dieproleh dinyatakan sebagai berikut :

Tipe Stroke Hemoragik Iskhemik

Stroke Iskhemik

Stroke Hemoragik

Stroke Iskhemik

Stroke

Stroke Hemoragik

CT Scan

Diabetes Mellitus dengan Hipertensi derajat 2

Diabetes Mellitus dengan Hipertensi derajat 1

Page 35: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

Derajat Hipertensi

Diabetes Mellitus dengan

hipertensi Derajat 2 a b

Diabetes Mellitus dengan

hipertensi Derajat 1 c d

Keterangan :

a. Jumlah sampel Stroke hemoragik dan Hipertensi derajat 2

b. Jumlah sampel stroke iskhemik dan hipertensi derajat 2

c. Jumlah sampel stroke hemoragik dan hipertensi derajat 1

d. Jumlah sampel stroke iskhemik dan hipertensi derajat 1

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Sampel

Hasil penelitian mengenai hubungan gambaran CT Scan kepala pada

pasien stroke dengan Diabetes Mellitus yang disertai hipertensi, di RSUD

dr.Moewardi Surakarta dapat dikemukakan dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.1, menjelaskan bahwa ternyata dari 30 subjek 13 orang (43,33%)

berjenis kelamin laki-laki, dan sebanyak 17 orang (56,67%) berjenis kelamin

perempuan.

Page 36: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

Jenis kelamin Jumlah Persen

Laki-laki 13 43,33

Perempuan 17 56,67

Jumlah 30 100

Tabel 4.1 Distribusi Subjek Menurut Jenis Kelamin

Tabel 4.2, mendiskripsikan bahwa dari subjek yang diteliti, jumlah subjek

terbanyak pada interval usia 50-59 tahun yakni sebanyak 12 orang (40%),

kemudian pada usia 60-69 tahun yakni sebanyak 8 orang (26,67%), kemudian

pada usia 70 tahun ke atas yakni 6 orang (20%), dan paling sedikit adalah pada

interval usia 40-49 tahun yakni hanya sebanyak 4 orang (13,33%).

Usia (tahun) Jumlah Persen

40-49 4 13,33

50-59 12 40

60-69 8 26,67

70 th ke atas 6 20

Jumlah 30 100

Tabel 4.2 Distribusi Subjek Menurut Interval Usia

Tabel 4.3, didapat bahwa dari 30 subjek ternyata 15 orang (50%)

menunjukkan pasien stroke dengan Diabetes Mellitus disertai hipertensi

derajat 1, sementara sebanyak 15 orang (50%) menunjukkan pasien stroke

dengan Diabetes Mellitus disertai hipertensi derajat 2.

Derajat Hipertensi Jumlah Persen

Page 37: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

Hipertensi derajat 1 15 50

Hipertensi derajat 2 15 50

Jumlah 30 100

Tabel 4.3 Distribusi Subjek Menurut Derajat Hipertensi

Dari Tabel 4.4, diperoleh bahwa dari 30 subjek sebanyak 6 orang (20%)

pada pemeriksaan CT Scan kepala menunjukkan diagnosa stroke hemoragik,

sementara 24 orang lainnya (80%) menunjukkan diagnosa stroke hemoragik.

CT Scan Kepala Jumlah

Persen

Stroke Hemoragik 6 20

Stroke Iskhemik 24 80

Jumlah 30 100

Tabel 4.4 Distribusi Subjek Menurut Hasil Pemeriksaan CT Scan Kepala

B. Analisis Data

Tabel 4.5 menunjukkan hubungan yang secara statistik kurang signifikan

antara tekanan darah dan gambaran CT Scan kepala pasien stroke dengan

Diabetes Mellitus. Pasien yang mempunyai Hipertensi derajat 2 mempunyai

kemungkinan mengalami stroke hemoragik 2,36 kali lebih besar daripada yang

derajat 1 (OR= 2,36; P=0,33).

Page 38: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

Variabel Hemoragik Iskhemik Total OR p Bts bawah- Bts

atas

(%) (%) (%)

HT derajat2 4 11 15 2,36 0,326 0,36 s.d.

15,45

(26,67%) (73,33%) (100%)

HT derajat1 2 13 15

(13,33%) (86,67%) (100%)

Tabel 4.5, Hasil uji statistik Fisher tentang hubungan antara hipertensi dan gambaran

CT Scan

Tabel 4.5, menunjukkan bahwa penderita stroke hemoragik pada pasien

hipertensi derajat 2 dengan Diabetes Mellitus lebih tinggi dibandingkan hipertensi

derajat 1 dengan Diabetes Mellitus dan perbandingan tersebut diuji dengan uji Fisher

secara statistik tidak signifikan (OR= 2,36; p=0,326).

Dari hasil analisis,di dapatkan odds ratio sebesar 2,36 sehingga dapat

disimpulkan bahwa antar kedua variabel yakni tekanan darah dan gambaran CT Scan

kepala saling berhubungan. Angka odds ratio sebesar 2,36 ini menandakan bahwa

orang yang terkena Diabetes Mellitus disertai hipertensi derajat 2 mempunyai

kemungkinan untuk mengalami stroke hemoragik yang ditunjukkan dengan gambaran

hiperdens pada pemeriksaan CT Scan kepala sebesar 2,36 kali daripada Diabetes

Mellitus yang disertai hipertensi derajat 1.

Pada uji signifikansi, data dianalisis dengan uji Fisher, dengan taraf

signifikansi 0,05. Dasar pengambilan keputusan yang dipakai adalah bila probabilitas

Page 39: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

<0,05 maka hasil penelitian dikatakan sigifikan. Sebaliknya, bila probabilitas >0,05,

maka hasil penelitian dikatakan tidak signifikan. Dari hasil pengolahn data didapat

angka probabilitas sebesar 0,326, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

gambaran CT Scan kepala pasien stroke Diabetes Mellitus dengan derajat hipertensi

secara statistik tidak signifikan.

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisis statistik,

serta didasari dengan teori-teori dari penelitian sebelumnya, maka pembahasan hasil

penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

Berdasarkan tabel distribusi subjek menurut jenis kelamin, menjelaskan bahwa

ternyata dari 30 subjek 46,67% berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 53,33%

berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian ini tidak sama dengan penelitian lain

yang menunjukkan bahwa angka kejadian stroke pada laki-laki lebih sering daripada

perempuan, hal ini mungkin disebabkan kurangnya sampel pada penelitian sehingga

belum dapat mewakili keadaan populasi yang sebenarnya.

Tabel distribusi subjek menurut interval usia, dapat menggambarkan bahwa

dari subjek yang diteliti, jumlah subjek yang terbanyak pada interval usia 50-59 tahun

yakni sebesar 40%, lalu pada urutan kedua terdapat pada interval usia 60-69 tahun

Page 40: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

yakni sebesar 26,67%, dan urutan ketiga pada usia 70 tahun ke atas yakni sebesar

20%. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat para ahli yang menyatakan bahwa insiden

stroke akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Ketidaksesuaian hasil

penelitian dan pendapat para ahli di atas dapat disebabkan karena jumlah sampel yang

kurang sehingga belum dapat menggambarkan keadaan populasi sebenarnya. Selain

itu karena tingginya angka kematian akibat stroke menyebabkan berkurangnya

jumlaah pasien yang dapat mencapai usia 70 th ke atas.

Berdasarkan tabel distribusi subjek menurut hasil pemeriksaan tekanan darah,

memberi gambaran bahwa dari 30 subjek, 50% mempunyai faktor risiko Diabetes

Mellitus dengan hipertensi derajat 1 dan 50% mempuyai faktor risiko Diabetes

Mellitus dengan hipertensi derajat 2. Hasil penelitian ini hampir sama dengan

penelitian lain yang mengungkapkan bahwa 77% dari penderita stroke mengidap

hipertensi (Martono dan Kuswardhani, 2006).

Dari Tabel 4.5 dan hasil analisis statistik dengan Odds Ratio memberi

informasi adanya hubungan antara derajat hipertensi dan gambaran CT Scan (Odds

Ratio sebesar 2,36) dan secara statistik dinyatakan tidak signifikan karena p<0,05.

Dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa Ho yang berbunyi terdapat hubungan antara

derajat hipertensi dan gambaran CT Scan tidak ditolak.

Hasil penelitian ini tidak signifikan, hal ini bisa disebabkan karena penentuan

jenis stroke berdasar lamanya pasien mengidap hipertensi bukan derajatnya.

Hipertensi yang kronis merupakan salah satu penyebab terjadinya disfungsi endotelial

dari pembuluh darah (Hariyono, 2006).

Selain hal tersebut di atas, gambaran CT Scan yang normal pada pasien stroke

seharusnya ditulis karena pada infark serebri , pada fase awal tampak sebagai daerah

dengan densitas sedikit menurun dengan batas tidak jelas dan baru pada fase akhir

Page 41: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

khas tampak adanya daerah dengan batas tegas dengan densitas seperti liquor (Risono,

2004). Tetapi pada penelitian ini tidak ditulis disebabkan oleh keterbatasan waktu.

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Stroke lebih sering terjadi pada usia 50-59tahun (40%).

2. Pasien stroke dalam penelitian ini mempunyai riwayat hipertensi.

3. Pasien stroke dengan Diabetes Mellitus yang memiliki hipertensi

derajat 2 mempunyai risiko untuk mengalami stroke hemoragik 2,36

kali lebih besar daripada pasien stroke dengan Diabetes Mellitus yang

memiliki hipertensi derajat1 (OR=2,36; p=0,33).

4. Tidak ada hubungan yang signifikan antara derajat hipertensi dan

gambaran CT Scan kepala.

B. Saran

1. Para klinisi hendaknya tidak terburu-buru untuk menyimpulkan jika

peningkatan tekanan darah akan menyebabkan stroke hemoragik

karena penentuan jenis stroke berdasar lamanya pasien mengidap

hipertensi bukan derajatnya.

Page 42: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

2. Meningkatkan program penyuluhan tentang berbagai faktor risiko

stroke kepada masyarakat, bahwa makin bertambahnya umur dan

tekanan darah akan meningkatkan risiko terkena stroke hemoragik.

3. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus dan hipertensi sangat penting untuk

menghindari efek lanjutan berupa timbulnya stroke.

4. Perlu diadakannya penelitian lebih lanjut dengan menggunkan teknik

yang lebih baik (menggunakan metode penelitian prospektif) dan

jumlah sampel yang lebih besar untuk mendapat informasi yang lebih

akurat.

Page 43: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

DAFTAR PUSTAKA

Air E.L. and Kisella B.M. 2007. Diabetes, metabolic syndrome and ischemic stroke:

Epidemiology and possible mechanism. Proquest Medical Library. 30:12.

Aliah A., Kuswara F.F, Limora R.A., Wuysang G. 1996. Gambaran umum tentang

gangguan peredaran darah otak. Dalam: Harsono (ed). Kapita Selekta

Neurologi.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, pp: 81, 86, 93.

Asdie, Ahmad H., Kurt J.Isselbacher, Eugene Braunwald, Jean D. Wilson, Joseph B.

Martin, Anthony S. Fauci, Dennis L. Kasper (eds). 2000. Harrison`s Principles

of Internal Medicine. Jakarta: EGC, pp: 2207-2210.

Bogardus C. and Tataranni P.A. 2002. Reduced early insulin secretion in etiology of

type 2 Diabetes Mellitus in Pima Indians. Diabetes 51. S262-S264.

Bustami, M. 2007. Golden standard penanganan stroke: saat kesadaran dan

kemacetan menjadi penghalang. Dalam: Fauzan (ed). Parameter. Edisi Nov-

Des 2007. Jakarta: Parameter Info Medika, p:8.

Page 44: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

Bustami M. 2007. Peduli faktor risiko. Dalam: Fauzan (ed). Parameter.Edisi Nov –

Des 2007. Jakarta : Parameter Info Medika, p: 10.

Danang. 2008. Konsep Dasar Stroke. http://masdanang.co.cc/?p=15. (6 Maret 2009).

Fauzan. 2007. Golden standard penanganan stroke: saat kesadaran dan kemacetan

menjadi penghalang. Dalam: Fauzan (ed). Parameter. Edisi Nov- Des 2007.

Jakarta: Parameter Info Medika, p:8.

Fauzan. 2007. Mencari solusi penanganan stroke di Indonesia. Dalam: Fauzan (ed).

Parameter. Edisi Nov – Des 2007. Jakarta:Parametr Info Medika, p: 6.

Feigin V. 2006. Stroke: Panduan Bergambar Tentang Pencegahan dan Pemulihan

Stroke. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, pp: 17, 86.

Fletcher R.H., Fletcher S.W., Wagner E.H. 1992. Sari Epidemiologi Klinik.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, pp: 127 - 148.

Guyton, A.C. and Hall,J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi-11. Jakarta

:EGC. Pp: 210, 282.

Ginsberg L. 2008. Dalam: Wardhani, Indah Retno (terj). Lecture Notes Neurologi. 8th

ed. Surabaya : Erlangga, pp: 89-91.

Hadi S. 1996. Statistik Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset, pp: 315 – 355.

Page 45: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

Hariyono T. 2006. Hipertensi dan Stroke. SMF Ilmu Penyakit Syaraf RSUD

Banyumas. http://www.tempointeraktif.com/medika/arsip/052002/pus-1.htm.

(10 Maret 2009).

Junaidi I. 2004. Stroke A-Z. Jakarta: Gramedia, pp: 1-47.

Kiers L., S.M. Davis, R. Larkins, J. Hopper, B. Tress, S.C. Rossiter, J. Carlin, S.

Ratnaike. 1992. Stroke Topography and Outcome in Relation to Hyperglicaemia

and Diabetes. Journal of Neurology, Neurosurgery, and Psychiatry 55: 263-270.

Kisella B.M., Jane Khoury, Dawn Kleindorfer, Daniel Woo. 2005. Epidemiology of

Ischemic Stroke in Patients With Diabetes: The Greater Cincinnati/ Northern

Kentucky Stroke Study. Proquest Medical Library. 28:355.

Mangoenprasodjo, A. Setiono. 2005. Stroke Jangan Lagi Jadikan Hantu. Yogyakarta.

1st ed. Yogyakarta: Think Fresh, p: 65.

Mansjoer A, dkk. 2001. Nefrologi dan hipertensi. Dalam: Triyanti K, dkk (eds).

Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. 3rd ed. Jakarta : Media Aesculapius FKUI, p:

518.

Mardjono M. dan Sidharta P. 1997. Neurologi Klinis Dasar. 6th ed. Jakarta: Dian

Rakyat, pp: 291, 472 – 474.

Page 46: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

Martono H. dan Kuswardhani R.A.T. 2006. Stroke dan penatalaksanaanya oleh

internis. Dalam: Sudoyo A.W., Setiyohadi B., Alwi I., Simadibrata M., Setiati

S. (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. 4th ed. Jakarta: Pusat

Penerbitan Departermen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia, p: 1441.

Mauricio D. and Puolsen T.M. 1998. Perspectives in Diabetes: Apoptosis and the

Pathogenesis of IDDM , a question of life and death. Diabetes 41: 1537 – 1543.

Misbach J., 1999. Aspek Diagnostik, Patofisiologi, dan Manajemen Stroke. Jakarta:

Balai Pustaka FKUI, PP:19-24.

Mitchell R.N., Kumar V., Abbas A.K., Fausto N. 2006. Pocket Companion to Robbins

and Cotran Pathologic Basic of Disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier Inc,

p:682.

Ngoerah I.G.N.G. 1991. Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Saraf. Surabaya: Airlangga

University Press, pp:171, 247.

Risono, 2004. Computed tomography (CT) scan. Dalam :Aulia F. (ed). Buku Ajar

Ilmu Penyakit Saraf. Surakarta: BEM Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret Press, pp: 58-66.

Page 47: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

Sacco R.L. and Lipset C.H. 1996. Stroke risk factors: identifications and

modifications. Dalam: Fisher M. (ed). Stroke Therapy. Newton: Butterworth-

Heinmann, pp: 1-3.

Soeharto I. 2004. Serangan Jantung dan Stroke: Hubungannya dengan Lemak dan

Kolesterol. 2nd ed. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, pp:31, 35, 37, 56, 57.

Struijs J.N., van Genugten M.L.L., Evers S.M.A.A., Ament A.J.H.A., Baan C.A., van

den Bos G.A.M. 2005. Modellingnthe future burden of stroke in the

Netherlands: impact of aging, smoking, and hypertension. American Heart

Association. 36: 1648-1655.

Suroto. 2004. Gangguan Pembuluh Darah Otak. Dalam: Purwanto C. (ed). Buku Ajar

Ilmu Penyakit Saraf. Surakarta: BEM Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret Press, pp:87-96.

Suyono S. 2006. Masalah Diabetes di Indonesia. Dalam: H.M. Sjaifoellah Noer,

Sarwono W., A. Muin Rachman, LA Lesmana, Djoko Widodo, Harry Isbagio,

Idrus Alwi, Unggul Budi Husodo (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I.

3rd ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, pp: 578-579.

Tjokroprawiro A, dkk. . 2007. Diabetes Mellitus. Dalam: Askandar Tjokroprawiro,

Poernomo Boedi S., Djoko Santosa, Gatot Soegiarto (eds). Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam. 1st ed. Surabaya: Airlangga University Press, pp: 32, 64-70.

Page 48: HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan

Yogiantoro M. 2006. Hipertensi esensial. Dalam: Sudoyo A.W., Setiyohadi B., Alwi

I., Simadibrata M., Setiati. (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. 4th ed.

Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, pp:599-600.

Waspadji S. 2006. Gambaran Klinis Diabetes Mellitus. Dalam: Sjaifoellah

Noer,Sarwono Waspadji, A. Muin Rachman, LA. Lesmana, Djoko Widodo,

Harri Isbagyo, Idrus Alwi, Unggul Budi Husodo. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Jilid I. 3rd ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departermen Ilmu Penyakit

Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, p: 586.

Wreksoatmodjo B.R., 2006. Profil penderita gangguan peredaran darah otak di unit

gawat darurat sebuah rumah sakit di Jakarta (januari-juli 2005). Majalah

Kedokteran Damianus. 5: 153-160.