HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada PASIEN STROKE dengan DIABETES MELLITUS yang DISERTAI HIPERTENSI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran MARIA DYAH AYU PURBOSARI G0006113 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
48
Embed
HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada … · Anatomi dan Fisiologi Otak a. ... Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN GAMBARAN CT SCAN KEPALA pada PASIEN STROKE
dengan DIABETES MELLITUS yang DISERTAI HIPERTENSI
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
MARIA DYAH AYU PURBOSARI
G0006113
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Hubungan Gambaran CT Scan Kepala pada Pasien Stroke dengan Diabetes Mellitus yang disertai Hipertensi
Maria Dyah Ayu Purbosari, NIM / Semester : G. 0006113/VII, Tahun : 2010
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari Jum`at , Tanggal 5 Februari 2010 Pembimbing Utama Nama : Risono, dr., SpS.(K) NIP : 19491111 197610 1 001 (…………………………..) Pembimbing Pendamping
Penguji Utama Nama : F.X. Soetedjo Widjojo, dr., SpS.(K) NIP : 19500303 197609 1 001 (…………………………..) Anggota Penguji Nama : DR. Y. Nining Sri W., dr., SpPK. NIP : 19460221 197609 2 001 (…………………………..)
Surakarta,……………………………
Ketua Tim Skripsi
Sri Wahjono, dr., M.Kes. NIP : 19450824 197310 1 001
Dekan Fakultas Kedokteran UNS
Prof. Dr. AA. Subijanto, dr., MS. NIP : 19481107 197310 1 003
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Surakarta, 2010 Maria Dyah Ayu Purbosari NIM. G0006113
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Gambaran CT Scan Kepala pada Pasien Stroke dengan Diabetes Mellitus yang disertai Hipertensi”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar kesarjanaan dalam bidang kedokteran di Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terwujud dengan baik atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis secara pribadi mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik, yaitu:
1. Prof. Dr. AA. Subiyanto, dr., MS. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Sri Wahjono, dr., M.Kes selaku Ketua Tim Skripsi. 3. Risono, dr., SpS. selaku Pembimbing Utama atas segala bimbingan yang
sangat berharga yang telah diberikan selama penulisan skripsi. 4. Jarot Subandono, dr., M.Kes selaku Pembimbing Pendamping atas segala
bimbingan yang sangat berharga yang telah diberikan selama penulisan skripsi.
5. F.X. Soetedjo Widjojo, dr., SpS. selaku Penguji Utama yang telah berkenan menguji dan memberikan masukan-masukan dalam penulisan skripsi.
6. DR. Y. Nining Sri W., dr., SpPK., selaku Anggota Penguji yang telah berkenan menguji dan memberikan masukan-masukan dalam penulisan skripsi.
7. SMF Saraf, bagian Diklat dan bagian Rekam Medis RSUD DR. Moewardi beserta segenap staff, atas kerjasama selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
8. Tim Skripsi Fakultas Kedokteran UNS(Mbak Eni dan Mas Nardi) yang banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
9. Papi, Mami, almh. Kakak, Eyang, Aya, Arya, serta seluruh keluargaku yang selalu mendoakan, memberi perhatian, dukungan materi, nasehat berharga, dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Noa, Jurez, Nike, Yuli, dan semua teman – teman yang setia mendukung dan mendoakan, serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, penulis sangat mengharapkan kritik yang membangun, saran, pengarahan dan masukan-masukan yang berguna bagi perbaikan skripsi ini di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan khususnya bagi dunia kedokteran.
Surakarta, Februari 2010
Maria Dyah Ayu Purbosari
ABSTRAK Maria Dyah Ayu Purbosari. G0006113. 2010. Hubungan Gambaran CT Scan Kepala pada Pasien Stroke dengan Diabetes Mellitus yang disertai Hipertensi.
Diabetes Mellitus dan hipertensi merupakan faktor penyebab tersering terjadinya stroke. Hipertensi dapat meningkatkan terjadinya stroke sekitar dua sampai empat kali. Stroke non hemoragik terjadi karena berkurangnya suplai darah ke suatu area jaringan otak sehingga dapat mengakibatkan kematian jaringan yang disebut infark. Sedangkan stroke hemoragik terjadi akibat pecahnya arteri di otak. Pemeriksaan CT Scan merupakan gold standard untuk menentukan diagnosis penderita stroke. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan gambaran CT Scan kepala pada pasien stroke dengan Diabetes Mellitus yang disertai hipertensi. Dengan mengetahui diagnosis stroke seawal mungkin dapat ditentukan terapi yang sesuai, sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kematian akibat stroke.
Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan retrospektif dan mengambil lokasi di bagian Rekam Medik RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Subjek penelitian adalah penderita stroke yang mempunyai diagnosa tambahan Diabetes Mellitus dengan hipertensi dan sudah dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala. Sampel diambil secara purposive random sampling dengan jumlah sampel 30, yaitu 15 untuk penderita Diabetes Mellitus dengan hipertensi derajat1 dan 15 untuk penderita Diabetes Mellitus dengan hipertensi derajat2. Data yang diperoleh, diolah dan dianalisis menggunakan uji Fisher.
Hasil penelitian menunjukkan dengan α =0,05, setelah dilakukan perhitungan analisis dengan Fisher test didapatkan nilai OR=2,36; p=0,33, sehingga secara statistik terdapat hubungan yang tidak signifikan antara gambaran CT Scan kepala dan derajat hipertensi (p>0,05).
Simpulan dalam penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan antara gambaran CT Scan kepala dan derajat hipertensi tetapi tidak signifikan.
Kata kunci: Diabetes Mellitus-Hipertensi-Stroke non hemoragik-Stroke hemoragik-
CT Scan kepala
ABSTRACT
Maria Dyah Ayu Purbosari. G0006113. 2009. The Relationship Between The Image of head CT Scan in Patient Stroke and Diabetes Mellitus with Hypertension.
Diabetes Mellitus and hypertension are risk factors for stroke. Hypertension can increase the risk for stroke about two to four times.Non hemorrhagic stroke happens because of the lack of blood supply in to the area of brain tissue so that it can cause tissue death called infarct. And hemorrhagic stroke happens because defect of blood vessels arteries in brain. The CT Scan examination is a gold standard to determine the stroke sufferer diagnosis. The purpose of the research is to know the whether there is a relationship between the image of head CT Scan at the patient stroke and Diabetes Mellitus with hypertension. By knowing the stroke diagnosis as early as possible, then it can be determined the appropriate therapy, so that it is expected to decrease the death rate caused by stroke.
This research is an analytic observational with retrospective method approach and it take the location at the Medical Record RSUD Dr.Moewardi Surakarta. The subject of the research is stroke sufferer who have another diagnostic Diabetes Mellitus with hypertension and have been head CT Scan examination. The sample is taken by using purposive random sampling with the number of sample is 30, that is 15 who have Diabetes Mellitus with hypertension stage 1 and 15 who have Diabetes Mellitus with hypertension stage 2. The data acquired is managed and analyzed by using Fisher test.
From the research with the α =0,05, after it is done a analysis calculation by using Fisher test, then it is derived a calculation OR=2,36; p=0,33, so statistically there is no significant relationship between the image of head CT Scan at the patient stroke and the stage of hypertension (p>0,05).
So that it this research, it can be concluded that there was a relationship between the image of head CT Scan at the patient stroke and the stage of hypertension but it is not significant.
Key word: Diabetes Mellitus-Hypertension-Stroke non hemorragic-Stroke
hemorragic-head CT Scan iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga tersering di negara maju,
setelah penyakit jantung dan kanker. Insidensi tahunan adalah 2 per 1000 populasi
(Ginsberg, 2008).
Kewaspadaan terhadap stroke sangat perlu ditingkatkan mengingat di
Indonesia, stroke bahkan menempati urutan pertama sebagai penyakit penyebab
kematian di Rumah Sakit. Bukan cuma itu, jumlah penderita stroke di negeri kita
merupakan terbanyak di Asia. Bila tidak segera diantisipasi, pada tahun 2020
diperkirakan jumlah penderita stroke akan meningkat dua kali lipat dari sekarang
(Fauzan, 2007).
Penyebab stroke adalah aliran darah ke otak yang terhambat, sehingga
membuat sel- sel otak tidak mendapatkan makanan. Terhambatnya aliran darah ke
otak ini disebabkan dua hal, pembuluh darah tersumbat (stroke iskhemik) ataupun
pecah (stroke hemoragik) (Fauzan, 2007).
Diagnosis stroke biasanya ditegakkan berdasarkan perjalanan penyakit
dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan
lokasi kerusakan pada otak. Ada dua jenis teknik pemeriksaan imaging
(pencitraan) untuk mengevaluasi kasus stroke atau penyakit pembuluh darah otak
(Cerebro Vaskular Disease / CVD), yaitu Magnetic Resonance Imaging (MRI)
dan Computed Tomography (CT Scan) (Misbach, 1999). CT Scan merupakan
golden standard untuk membedakan stroke hemoragik dan iskemik. Alat ini
memiliki sensitivitas tinggi untuk membedakan stroke perdarahan intraserebral
(hemoragik) dan stroke infark (iskhemik) (Bustami, 2007).
Setelah CT Scan digunakan, diketahui bahwa 19% kasus adalah stroke
hemoragik dan 81% adalah non hemoragik (Mardjono dan Sidharta, 1997).
Mayoritas stroke adalah infark serebral (Ginsberg, 2008). Sekitar 10% pasien
dengan infark serebri meninggal pada 30 hari pertama (Ginsberg,2008). Tetapi,
meskipun kasusnya lebih jarang terjadi, stroke hemoragik lebih berbahaya dan
banyak menyebabkan kematian (Soeharto, 2004). Prognosanya sangat tidak baik
dengan angka kematian mencapai 82 – 90% (Ngoerah, 1991).
Penyakit vaskular utama yang menimbulkan penyumbatan ialah
ateroslerosis dan arteriosklerosis ( Mardjono dan Sidharta, 1997). Kemungkinan
berkembangnya penyakit degeneratif arteri yang signifikan meningkat pada
beberapa faktor risiko vaskular seperti umur, riwayat penyakit vaskular dalam
keluarga ,hipertensi, Diabetes Mellitus, merokok, hiperkolesterolemia, alkohol,
kontrasepsi oral, dan fibrinogen plasma. (Ginsberg,2008).
Diabetes Mellitus dapat menimbulkan trial lipid yaitu
hipertrigliseridemia, hiperkolesterolemia terutama kolesterol LDL yang kecil /
padat, dan rendahnya kadar kolesterol HDL. Peran trial lipid pada aterogenesis
sudah tidak diperdebatkan lagi karena memang sudah terbukti dari berbagai
penelitian epidemiologis (Suyono, 2006). Diabetes Mellitus merupakan faktor
risiko untuk stroke iskhemik terutama pada usia pasien kurang dari 65 tahun
(Kissela et all, 2005). Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa pasien stroke yang
juga terdiagnosa Diabetes Mellitus adalah 6% (Kiers et all, 1992).
Perdarahan stroke hemoragik biasanya disebabkan oleh aneurisma (arteri
yang melebar) yang pecah atau karena suatu penyakit. Penyakit yang
menyebabkan dinding arteri menipis dan rapuh adalah penyebab tersering
perdarahan intraserebrum. Penyakit semacam ini adalah hipertensi (peningkatan
tekanan darah) (Feigin, 2006).
Hipertensi merupakan faktor risiko stroke paling penting yang dapat
dimodifikasi baik bagi laki – laki ataupun wanita. Hipertensi dapat meningkatkan
risiko terjadinya stroke sekitar dua sampai empat kali (Suroto, 2004). Penurunan
10 sampai 12 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan 5 sampai 6 mmHg untuk
tekanan darah diastolik dapat menurunkan 38% angka kejadian stroke (Struijs et
all, 2005).
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis terdorong untuk
meneliti tentang ada atau tidaknya hubungan gambaran CT Scan kepala pada
pasien stroke dengan Diabetes Mellitus yang disertai hipertensi untuk
memudahkan penegakan diagnosis penderita stroke pada fasilitas kesehatan yang
belum mempunyai alat CT Scan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Adakah hubungan gambaran CT Scan kepala pada pasien stroke dengan
Diabetes Mellitus yang disertai hipertensi?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui peran CT Scan sebagai gold standart penyakit
stroke.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan gambaran CT Scan kepala
pada pasien stroke dengan Diabetes Mellitus yang disertai hipertensi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Dengan mengetahui ada atau tidaknya hubungan gambaran CT Scan
kepala pada pasien stroke dengan Diabetes Mellitus yang disertai hipertensi,
dapat diperoleh informasi ilmiah sebagai sumbangan kepada dunia
kedokteran.
2. Manfaat praktis
Untuk membantu penegakan diagnosis stroke pada fasilitas kesehatan
yang belum mempunyai CT Scan sehingga lebih tepat dalam penatalaksanaan
pasien stroke.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Anatomi dan Fisiologi Otak
a. Vaskularisasi
Otak adalah organ manusia yang kompleks, menurut AHA dalam
Family Guide to Stroke, 1994. Otak merupakan kumpulan yang
menakjubkan dari sel – sel saraf (nerve cell). Saraf ini bertanggung jawab
terhadap semua sinyal dan sensasi yang membuat kita dapat berpikir,
bergerak, dan mengadakan reaksi. Meskipun keperluannya demikian besar,
otak merupakan organ tubuh yang tidak dapat menyimpan energi. Oleh
karena itu, memerlukan suplai yang terus – menerus atau kontinu dari
oksigen dan nutrisi. Semuanya itu didapatkan dari darah yang
disirkulasikan dari jantung melalui arteri menuju otak dan area yang lain
dari tubuh (Soeharto, 2004).
Otak memperoleh darah melalui dua sistem yaitu sistem karotis (a.
Karotis interna dextra dan sinistra) di sebelah anterior dan sistem vertebral
(a. Basilaris) di sebelah posterior. Dari sejumlah darah yang diperlukan
otak, 80% dibawa melalui a. Karotis dan 20% sisanya dibawa lewat a.
Basilaris. Ketiga arteri tersebut (a. Karotis interna dextra dan sinistra, a.
Basilaris) bersama – sama membentuk sirkulus Willisi yang merupakan
sistem kolateral untuk menjamin suplai darah (Aliah dkk, 1996).
2. Stroke
a. Definisi
Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan atau gejala hilangnya
fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat
(dalam detik atau menit). Gejala – gejala ini berlangsung lebih dari 24 jam
atau menyebabkan kematian (Ginsberg, 2008). Adapun definisi yang lain
ialah, stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak akut, fokal
maupun global,akibat gangguan aliran darah ke otak karena perdarahan
ataupun sumbatan dengan gejala dan tanda yang sesuai bagian otak yang
terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau berakhir
dengan kematian (Junaidi, 2004).
b. Klasifikasi
Soeharto dalam bukunya tentang stroke mengutip pembagian stroke
menurut National Stroke Association (NSA) USA, di mana stroke di bagi
dalam dua jenis. Yaitu stroke karena sumbatan dan penyempitan pembuluh
darah arteri otak atau stroke iskhemik dan stroke karena perdarahan atau
stroke hemoragik (Soeharto, 2004).
Berdasarkan perjalanan klinisnya, stroke non hemoragik
dikelompokkan menjadi 4, yaitu :
1) Serangan Iskhemia Sepintas atau Transient Ischemic Attack
(TIA)
Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran
darah otak dan akan menghilang dalam waktu 24 jam (Aliah
dkk, 1996).
2) Defisit Neurologik Iskhemik Sepintas atau Reversible Ischemic
Neurologica Defisit (RIND)
Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu
yang lebih lama dari 24jam, tapi tidak lebih dari satu minggu
(Aliah dkk, 1996).
3) Stroke Progresif (Progresive Stroke / Stroke in evolution)
Stroke yang semakin bertambah gawat keadaannya (Ngoerah,
1991). Berlangsung secara bertahap dari yang ringan sampai