Top Banner
Jur nal Psi koisl ami ka I Volume 11 Nomor 1 Tahun 201445 Devi Kurni a Fakultas Psi kol ogi Univer sitas Islam Neger i (UI N)Maulana Mali k Ibr ahi m Mal ang Jl . Gaj ayana 50 Mal ang Telp. 0341-558916 Abstrak - Sej aht er a secar a spi r itual menj adi suatu kebutuhan bagi seti ap manusi a. Seseor ang yang sej aht er a secara spir i tual tentu dapat menghadapi dan menyel esai kan segala per soalan kehidupan. Usaha menyel esai kan masal ah i ni di kenal dengan sebut an copi ng. Terdapat beber apa f aktor yang ber hubungan dengan Coping, salah satunya yai t u Spir i tual Well Being ( SPWB) atau kesej aht er aan spi r i tual. Penelit i an ini ber tujuan untuk mengetahui apakah t er dapat hubungan ant ar a Spir i tual Wel l Bei ng ( SPWB) dengan Coping pada Musyr ifah. Populasi dal am peneli t i an i ni adalah Musyr if/ah Ma'had Sunan Ampel Al- ' Al y Uni ver si tas I sl am Neger i Maul ana Malik I brahi m Malang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan t ekni k r andom sampling dengan juml ah sampel yai tu 45 or ang. Rancangan peneli t ian menggunakan penel it ian kuant i t at if kor elasi dan pengambilan dat a menggunakan met ode skala. Pada pengol ahan dat a untuk menguj i vali di tas menggunakan product moment correl at ion dar i Pear son, dan reabilitas memakai Alpha cr onbach. Pengol ahan dat a t er sebut diolah dengan bantuan pr ogr am SPSS 16.0 for wi ndows. Ber dasar kan hasil anali sis data, pada var i abel Spi r i tual Well Bei ng ( SPWB) dar i 45 sampel sebanyak 5 orang (11%) memil i ki t i ngkat Spir i tual Wel l Bei ng (SPWB) yang masuk pada kat egor i t i nggi , 32 or ang (71%) ber ada pada kat egor i sedang, sedangkan sebanyak 8 orang (18%) ber ada pada kategor i r endah. Musyr i f/ah yang menggunakan Probl em Focused Copi ng memili ki pr osent ase 51% ,dengan j umlah 23 or ang, dan 49% ( 22 or ang) menggunakan aspek emot ion focused- Copi ng. Pada var i abel Copi ng, dar i 50 sampel sebanyak 5 orang (11%) memili ki tingkat Copingpada kat egor i t inggi , sebanyak 31 or ang ( 69%) ber ada pada kat egor i sedang, sedangkan sebanyak 9 or ang (20%) masuk pada kat egor i r endah. kont r i busi var i abel Spi r i tual Wel l Bei ng t er hadap Copi ng yaitu sebesar 20, 9%. Var i abel SPWB memil i ki pengaruh kontr i busi sebesar 10,8% t erhadap aspek PFC, dan 16,6% t erhadap aspek EFC. Ber dasar kan analisis kor el asional di per oleh r hi tung = 0, 457 si g 0,001 < 0, 05, maka t er dapat hubungan yang posit if ant ara Spi r i tual Well Being ( SPWB) dengan Coping pada Musyr if/ah MSAA UIN Maliki Malang. Kat a Kunci: Spi r itual Well Bei ng, Coping PSIKOI SLAMIKA. Jurnal Psi kol ogi I slam (JPI) copyr i ght © 2014 Labor at or i um Penel i tian, Kaj i an Psikol ogi I slam dan Penerbi t an. Volume 11. Nomor 1, Tahun 2014 HUBUNGAN ANTARA SPIRITUAL WELL BEI NG DENGAN COPI NG PADAMUSYRIF/AH MA' HAD SUNAN AMPEL AL- 'ALY (MSAA) UNI VERSI TAS I SLAM NEGERI (UIN) AAAULANAAAALI K I BRAHIM AAALANG
5

HUBUNGAN ANTARA SPIRITUAL WELL BEING DENGAN COPING ...

Oct 28, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HUBUNGAN ANTARA SPIRITUAL WELL BEING DENGAN COPING ...

Jurnal Psikoislamika I Volume 11 Nomor 1 Tahun 201445

Devi KurniaFakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri (UIN)Maulana Malik Ibrahim MalangJl. Gajayana 50 Malang Telp. 0341-558916

Abstrak -Sejahtera secara spiritual menjadi suatu kebutuhan bagi setiap manusia. Seseorangyang sejahtera secara spiritual tentu dapat menghadapi dan menyelesaikan segala persoalankehidupan. Usaha menyelesaikan masalah ini dikenal dengan sebutan coping. Terdapat beberapafaktor yang berhubungan dengan Coping, salah satunya yaitu Spiritual Well Being (SPWB)atau kesejahteraan spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapathubungan antara Spiritual Well Being (SPWB) dengan Coping pada Musyrifah.Populasi dalampenelitian ini adalah Musyrif/ah Ma'had Sunan Ampel Al-'Aly Universitas Islam Negeri MaulanaMalik Ibrahim Malang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik randomsampling dengan jumlah sampel yaitu 45 orang.Rancangan penelitian menggunakan penelitiankuantitatif korelasi dan pengambilan data menggunakan metode skala.Pada pengolahan datauntuk menguji validitas menggunakan product moment correlation dari Pearson, dan reabilitasmemakai Alpha cronbach. Pengolahan data tersebut diolah dengan bantuan program SPSS 16.0for windows.Berdasarkan hasil analisis data, pada variabel Spiritual Well Being (SPWB) dari 45sampel sebanyak 5 orang (11%) memiliki tingkat Spiritual Well Being (SPWB) yang masuk padakategori tinggi, 32 orang (71%) berada pada kategori sedang, sedangkan sebanyak 8 orang (18%)berada pada kategori rendah. Musyrif/ah yang menggunakan Problem Focused Coping memilikiprosentase 51% ,dengan jumlah 23 orang, dan 49% (22 orang) menggunakan aspek emotionfocused-Coping. Pada variabel Coping, dari 50 sampel sebanyak 5 orang (11%) memiliki tingkatCopingpada kategori tinggi, sebanyak 31 orang (69%) berada pada kategori sedang, sedangkansebanyak 9 orang (20%) masuk pada kategori rendah. kontribusi variabel Spiritual Well Beingterhadap Coping yaitu sebesar 20,9%. Variabel SPWB memiliki pengaruh kontribusi sebesar 10,8%terhadap aspek PFC, dan 16,6% terhadap aspek EFC. Berdasarkan analisis korelasional diperolehr hitung = 0,457 sig 0,001 < 0,05, maka terdapat hubungan yang positif antara Spiritual WellBeing (SPWB) dengan Coping pada Musyrif/ah MSAA UIN Maliki Malang.

Kata Kunci: Spiritual Well Being, Coping

PSIKOISLAMIKA. Jurnal Psikologi Islam (JPI) copyright © 2014 Laboratorium Penelitian, KajianPsikologi Islam dan Penerbitan. Volume 11. Nomor 1, Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA SPIRITUAL WELLBEING DENGAN COPING PADAMUSYRIF/AH

MA'HAD SUNAN AMPEL AL- 'ALY(MSAA) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

AAAULANAAAALIK IBRAHIM AAALANG

Page 2: HUBUNGAN ANTARA SPIRITUAL WELL BEING DENGAN COPING ...

Jurnal Psikoislamika I Volume 11 Nomor 1 Tahun 201446

Tingkatan Spiritualitasa.Nafs Ammarah (The Commanding Self)

Tahapan dimana orang yang nafsunya didominasigodaan yang senantiasa mengajak ke arahkejahatan.

b.Nafs Lawwamah (The Regretful Self)Tahapan dimana manusia mulai memilikikesadaran terhadap perilakunya, dapatmembedakan yang baik dan yang benar, danmenyesali kesalahan-kesalahannya. Namunbelum memiliki kemampuan untuk mengubahgaya hidupnya dengan cara yang signifikan.

c.Nafs Mulhimah (The Inspired Self)Tahapan ketika seseorang mulai merasakanketulusan dari ibadahnya. la benar-benartermotivasi pada cinta kasih, pengabdian dannilai-nilai moral.

d.Nafs Muthma'innah (The Contented Self)Pada tahap ini, orang merasakan kedamaiansehingga membuat seseorang lebih dekatdenganTuhannya. Tingkat ini membuat seseorangmenjadi berpikiran terbuka, bersyukur, dapatdipercaya, dan penuh kasih sayang, dapatdikatakan bahwa seseorang telah mencapaitingkat jiwa yang tenang.

e.Nafs Radhiyah (The Pleased Self)Tahapan dimana seseorang tetap bahagiadalam keadaan sulit, musibah, atau cobaandalam kehidupannya. la menyadari bahwasegala kesulitan datang dari Allah untukmemperkuat imannya.

f.Nafs Mardiyah (The Self Pleasing to God)Pada tahap ini, seseorang telah menyadaribahwa segalanya tidak dapat terjadi begitusaja melainkan berasal dari Allah. Tidak adalagi rasa takut dan tidak lagi meminta..

g.Nafs Safiyah (The Pure Self)Titik ini merupakan titik kesucian, tidak adanafs yang tersisa, hanya penyatuan denganAllah.Aspek-AspekSpiritual Well Being

1.Affiliation (afiliasi): Relate to God takes careof persons and one's experience of a positiverelationship with God. Menjelaskanhubunganyang positifdenganTuhan

2.Alienation (pengasingan): relate to one's senseof dissatisfaction with life and to one's sense

of distance from God. Menjelaskan tentangkebermaknaan, ketidakpuasan dengan hidupdan merasa ada jarak denganTuhan.3. Satisfaction with life (kepuasanhidup):

relate to one's sense of satisfaction with life.

PENDAHULUANMa'had Sunan Ampel Al-Aly (MSAA) merupakan

icon UIN Maliki Malang yang membedakannyadengan kampus lain, untuk mewujudkan integrasiagama dan ilmu umum, MSAA mengadopsi asramayang bercirikan pesantren, kehidupan dan kegiatanyang ada didalamnya didesain layaknya pesantrenpada umumnya. Peran Musyrif/ah sebagai pembinaatau pengurus mahasantri sangat menentukanjalannya roda kehidupan di MSAA, model kerjayang diterapkan oleh Musyrif/ah tentu sangatberpengaruh. Sebagai orang yang bertanggungjawabakan kematangan beragama mahasantri, konsepCoping yang diterapkan oleh Musyrif/ah tidak jauhdari hal-hal yang berhubungan dengan spiritualatau religius. Seseorang ketika menghadapi suatumasalah dalam hidupnya selalu melakukan Coping,yaitu usaha yang dilakukan untuk mengatasi tekananatau masalah, dapat didefinisikan pengertian Copingyaitu mencoba menjalani segala sesuatu sebagairesiko kehidupan, yang dapat dilakukan denganmekanisme sabar, menahan diri, mengermbalikansegala permasalahan hanya pada Tuhan, senantiasabersyukur, mudah memberi ma'af, dan adaptasi-adjustment. Terdapat dua bentuk strategi Coping,yaitu : perilaku Coping yang berorientasi padamasalah (Problem Focused Coping-PFC) dan perilakuCoping yang berorientasi pada emosi (EmotionFocused Coping-EFC) yaitu strategi penangananstress dimana individu memberikan respon terhadapsituasi stress dengan cara emosional.

Kesejahteraan spiritual tidakakan sertamerta didapat melainkan membutuhkan rangkaianproses. Orang yang sejahtera secara spiritualtentu cerdas secara spiritual. Spiritual Well Beingakan memberikan ketentraman bagi tiap individu,yaitu sebuah perasaan bagaimana sesuatu berjalansebagaimana mestinya. Orang yang memiliki dimensispiritual yang kuat mempunyai kedamaian yangmembuat mereka siap dalam menghadapi segalapermasalahan dan cobaan.

TINJAUAN PUSTAKAPengertian Spiritual Well Being

Kesejahteraan spiritual adalah suatu kondisidimana seseorang terpenuhi kebutuhan/ bahagiasecara ruhani atau kejiwaannya.

Spiritualitas dan ReligiusitasSpiritualitas adalah kesadaran manusia tentang

diri, asal, tujuan, dan nasib. Sedangkan Religiusitas(agama) merupakan kebenaran mutlak dari kehidupanyang memiliki manifestasi fisik di atas dunia

Page 3: HUBUNGAN ANTARA SPIRITUAL WELL BEING DENGAN COPING ...

47Jurnal Psikoislamika I Volume 11 Nomor 1 Tahun 2014

alternatif pemecahan masalah,3. Negotiation (Negoisasi)

Usaha yang ditujukan pada orang lainyang terlibat atau yang menjadi penyebabmasalah yang sudah dihadapinya untukikut serta memikirkan atau menyelesaikanmasalahnya

b. Emotion-focused Coping (EFC)Emotion-focused Coping, yaitu usaha mengatasistress dengan cara mengatur respon emosionaldalam rangka menyesuaikan diri dengan dampakyang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atausituasi yang dianggap penuh tekanan.Indikatoryang berorientasipadastrategiiniantaralain:1.Escapism (pelarian diri dari masalah)

Individu melakukan usaha dengan caraberkhayal atau membayangkan hasilyang akan terjadi atau mengkhayalkanseandainya ia berada dalam situasi yanglebih baik dari situasi yang dialaminyasekarang.

2.Minimization (meringankan beban masalah)Usaha yang dilakukan individu denganmenolak memikirkan masalah (denial)dan menganggapnya seakan-akan masalahtersebut tidak ada

3.Self blame (menyalahkan diri sendiri)Perasaan menyesal, menghukum danmenyalahkan diri sendiri atas tekananmasalah yang terjadi.

4.Seeking meaning (mencari arti) Caraindividu mengatasi stress dengan mencarimakna atau hikmah dari kegagalan yangdialaminya.

METODE PENELITIANPopulasi dalam penelitian ini adalah musyrif

dan musyrifah Ma'had Sunan Ampel Al-Aly UINMaliki Malang yang berjumlah 222 orang.penelitimengambil sampel 20% dari populasi yaitu 45subyek. Pengambilan sampelnya dilakukan denganmenggunakan teknik simple random sampling.Metodepengumpulan data yang digunakan dalam penelitianini adalah metode skala. Adapun skala yang akandigunakan dalam penelitian ini berjumlah dua buah,yaitu skala Spiritual Well Being dan skala Coping.Skala Spiritual Well Being berjumlah 20 aitem, SkalaCoping berjumlah 34 aitem.Metode analisis datayang digunakan adalah metode analisis normatif,analisis prosentase dan analisa korelasi ProductMoment menggunakan program komputerSPSS16.Ofor windows.

Menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengankepuasan serta masa depan

Spiritual Well Being dalam Perspektif IslamSejahtera dalam islam identik dengan kata

bahagia, bahagia sendiri adalah terjemahan daribahasa Arab "asssa'adah" yang berarti bahagiaatau mujur Pengertian Coping

strategi atau pilihan cara berupa respon perilakudan respon pikiran serta sikap yang digunakan dalamrangka memecahkan permasalahan yang ada agardapat beradaptasi dalam situasi menekan

Strategi CopingStrategi Coping merupakan suatu upaya individu

untuk menanggulangi situasi stres yang menekanakibat masalah yang dihadapinya dengan caramelakukan perubahan kogntif maupun prilaku gunamemperoleh rasa aman dalam dirinya sendiri.

Sumber dan Fungsi CopingSumber Coping yaitu: Materi (seperti makanan,

uang);Fisik (seperti vitalitas dan kesehatan;Psikologis(seperti kemampuan problem solving);Social (sepertikemampuan interpersonal, dukungan social);danSpiritual (seperti perasaan kedekatan denganTuhan) Fungsi coping yaitu: Mengurangi kondisilingkungan yang membahayakan, mempertinggikemungkinan kesembuhan, mentoleransi ataumengakui peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang negative, memelihara self-imageyang positif, memelihara keseimbangan emosi,melestarikan hubungan baik dengan orang lain

Bentuk-Bentuk Copinga. Problem-focused Coping(PFC)

Problem-focused Coping, yaitu usaha mengatasistress dengan cara mengatur atau mengubahmasalah yang dihadapi dan lingkungan sekitarnyayang menyebabkan terjadinya tekanan. Aspek

PFC yaitu:1.Instrumental Action (tindakan secara

langsung)Usaha yang dilakukan Individu dengancara menetapkan langkah-langkah yangmengarah pada penyelesaian masalahsecara langsung, fokus pada masalah yangmenjadi sasaran dan menyusun rencanabertindak kemudian melaksanakannya

2.Cautiousness (kehati-hatian)Individu melakukan usaha dengan cara berfikir,meninjau, dan mempertimbangkan beberapa

Page 4: HUBUNGAN ANTARA SPIRITUAL WELL BEING DENGAN COPING ...

Jurnal Psikoislamika I Volume 11 Nomor 1 Tahun 201448

dikarenakan dalam salah satu indikator emotionfocused-Coping terdapat aspek seeking meaning yangberarti mencari makna atau hikmah dari kegagalan,hal ini berhubungan erat dengan spiritual.

Secara keseluruhan, kontribusi variabel SpiritualWell Being terhadap Coping yaitu sebesar 20,9%, jadi79,1% dipengaruhi oleh aspek lain diluar SpiritualWell Being, bisa jadi aspek lain tersebut meliputimateri, fisik, usia, tingkat pendidikan, lingkungansosial dan sebagainya.

Menurut Pergament terdapat beberapa hal yangmenjadi sumber Coping yang meliputi hal-hal yangmemiliki pengaruh terhadap pemilihan seseorangatas strategi Coping tertentu., salah satunyaadalah spiritual, yaitu perasaan kedekatan denganTuhan. Spiritual ini menjadi salah satu factor yangberpengaruh karena manusia selalu tidak terlepasdari kehidupan spiritual.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahuludari Thesis Moodley yang membahaspenelitian yangberjudulThe Relationship Between Coping And SpiritualWeil-Being In AGroup Of South African Adolescentsdengansubjekyang berjumlah 1283 remajaAfrikadudukdi SekolahMenengahAtas di Cape Town AfrikaSelatan menemukanbahwaadahubunganpositif yangsignifikanantaraCopingdanspiritual well being. Dalampenelitian ini juga ditemukan hubungan yang positifsignifikan antaraCopingdanspiritual well being.

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitiansebelumnya yang dilakukan oleh Hadisupraptomengemukakan bahwa peningkatan pemahamankeagamaan pada diri seseorang akan mempengaruhistrategi seseorang dalam menghadapi masalahnya.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zalfa jugamenunjukkan bahwa religiusitas merupakan salahsatu faktor yang menjadi sumber Coping. Faktor-faktornya adalah materi, fisik, psikologis, sosialdan spiritual. Penelitian yang dilakukan oleh EmmaIndirawati tentang Hubungan Antara KematanganBeragamadengan Kecenderungan Strategi CopingpadaMahasiswa juga menunjukkan bahwa ada korelasiatau hubungan positif antara kematangan beragamadengan kecenderungan strategi Coping yaitu Problemfocused Coping pada Mahasiswa. Hasil penelitianini juga mendukung penelitian yang dilakukanStone dan bahwa saat tingkah laku coping sehari-hari itu diukur, ditemukan delapan strategi copingyang biasa digunakan, termasuk religi (agama)adalah salah satunya yang bisa dijadikan acuancopingsehari-hari.

Darajat menyatakanbahwa keyakinan beragamamenjadi bagian integral dari kepribadian seseorang.

HASILBerdasarkan hasil analisis uji korelasi Product

Moment antara Spiritual Well Being dengan Copingpada Musyrif /ah MSAA UIN Maliki Malang menunjukkanr = 0,457 dengan Sig = 0,005. Hal ini menujukkanbahwa terdapat hubungan yang signifikan positifantara Spiritual Well Being dengan Coping.Dapatdijelaskan bahwa rxy = 0,457; Sig = 0,005; <0,05. Itu artinya hipotesis yang diajukan terbuktikebenarannya. Sedangkan kontribusi variabelSpiritual Well Being terhadap Coping yaitu sebesar20,9^, jadi 79,1% dipengaruhi oleh aspek lain diluarSpiritual Well Being, bisa jadi aspek lain tersebutmeliputi usia, tingkat pendidikan, lingkungan sosialdan sebagainya.

Hasil pengolahan data penelitian menunjukkanbahwa ada hubungan positif yang signifikan antaraSpiritual Well Beingdengan Copingpada Musyrif/ahMSAA UIN Maliki Malang (rxy = 0,457, p<0,05). Hasilpenelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukanpeneliti, yaitu terdapat hubungan positif antaraSpiritual Well Being dengan Coping pada Musyrif/ahMSAA UIN Maliki Malang. Dimana mayoritas dari 45sampel Musyrif/ah MSAA UIN Maliki Malang memilikitingkat Spiritual Well Being dan tingkat Copingpada kategori sedang. Hubungan yang signifikanini dapat diartikan bahwa antara Spiritual WellBeing dengan Coping pada Musyrif/ah MSAA UINMaliki Malang memiliki korelasi antar variabelnya.Sedangkan jika ditinjau dari masing-masing aspek,hasil korelasi SPWB dan aspek PFC menunjukkan r= 0,329 dengan Sig = 0,005, hal ini menunjukkanbahwa ada hubungan antara keduanya, dimanahubungan itu diartikan dengan hubungan yangSignifikan positif, sedangkan hasil korelasi SPWBdan aspek EFC menunjukkan r = 0,407 dengan Sig= 0,005, hal ini menunjukkan bahwa ada hubunganantara keduanya, dimana hubungan itu diartikandengan hubungan yang Signifikan positif. Hal inimemberi kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkatSPWB akan semakin tinggi pula tigkat PFC maupunEFC.

Berdasarkan analisis regresi diperoleh hasilbahwa variabel SPWB memiliki pengaruh kontribusisebesar 10,8% terhadap aspek PFC dan 89,2% lainnyadipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar aspekPFC, sedangkan variabel SPWB memiliki pengaruhkontribusi sebesar 16,6% terhadap aspek EFC dan83,4% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor laindiluar aspek EFC. Dari data tersebut terlihat bahwaaspek yang paling banyak disumbang oleh SpiritualWell Being adalah emotion focused-Coping.Hal ini

Page 5: HUBUNGAN ANTARA SPIRITUAL WELL BEING DENGAN COPING ...

49Jurnal Psikoislamika I Volume 11 Nomor 1 Tahun 2014

between Caucasians and African-Americans. Journalof Psychology and Theology, 26,358-364.

Moodley, Trevor. 2008. Thesis The RelationshipBetween Coping And Spiritual Well-Being DuringAdolescence. University Of The Free State:Bloemfontein

Nawawi, Rif atSyauqi.2011 .KepribadianQur'ani,Jakarta: Amzah

Pergament. 1997.The Psychology of Religionand Coping: Theory, Research, Practice, New York:Guilford Press

Smet.1994. Psikologi Kesehatan.Jakarta:Grasindo

Stone, A. A. and Neale, J. M. 1984. New Measure

of Daily Coping: Development and PreliminaryResult. Journal of Personality and Social Psychology.

Vol. 46 (4)Taylor, Shelley E. 2006. Health Psychology 6th

ed, New York: McGraw-HillUtsey, Shawn 0, et al,.2007. Spiritual Well-

Being As A Mediator Of The Relation BetweenCulture-Specific Coping And Quality OfLife In ACommunity Sample Of African Americans, Journalof Cross-Culture Psychology vol.38 no 2

Zalfa, K. 2009. Sripsi: Hubungan antaraReligiusitas dengan Strategi Coping pada SantriPondok Pesantren Nurul Huda Mergosono Malang.Malang: UIN

DAFTAR PUSTAKABlonna, Richard. 2005. Coping with Stress In a

Changing World. New York: McGraw-HillDarajat Z. 1991. limit/iwa Agama (Cetakan Ketiga

betas). Jakarta: PT. KaryaUnipressDavidson, Gerald,dkk. 2006. Psikologi Abnormal

(terjemahan). Jakarta: Rajawali PersEllison.C.W, Spiritual Well Being: Conceptualization

and Measurement, Journal of Psychology andTheology, vol 11

Graham, dkk,. 2001. Religion And Spirituality InCoping With StressJournal of Counseling andValues 46

GuidedbookofMa'hadSunanAmpel Al-Ali the StateIslamic University of Malang 2006-2007

Hasan, Aliah B. 2006. Psikologi Perkembangan Islami.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Hasan, Aliah B. 2008. Pengantar Psikologi KesehatanIslami. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Indirawati, Emma.Hubungan antara KematanganBeragama dengan Kecenderungan StrategiCoping, jumal Psikologi Universitas DiponegoroVol 3 no 2, Desember 2006Jalaludin. 2012. Psikologi Agama. Jakarta:

Rajawali PersLazarus, R.S and Folkman. 1984. Stress,

Appraisal and Coping. New York: SpringerMiller, G., Fleming, W., 6 BrownAnderson, F.

(1998). Spiritual Well-Being Scale: Ethnic differences

Ayat diatas menjelaskan bagaimana seseorangseharusnya dalam menghadapi segala situasi, termasukapabila mendapat masalah.Allah menganjurkanuntuk bersabar dan bertawakal (dengan shalat).Kedua hal ini merupakan salah satu bentuk Coping.Apabila hal ini mereka terapkan maka Allah selalubersama mereka. Hal ini dapat diartikan jika Allahselalu bersama kita maka jiwa akan tenteram dankesejahteraan spiritual dapat kita rasakan.

KESIMPULANAda hubungan positif antara Spiritual Well

Being dengan Coping pada Musyrif/ah MSAA UINMaliki Malang.Adanya hubungan positif tersebutmenunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakanada hubungan positif antara Spiritual Well Beingdengan Coping pada Musyrif/ah MSAA UIN MalikiMalang diterima. Hubungan yang terjadi adalahhubungan yang timbal balik, yaitu saling berpengaruhsatu sama lain.

Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabardan shatat sebagai penotongmu[99], SesungguhnyaAllah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah:153)

Keyakinan itu mengawasi segala tindakan, perkataan,bahkan perasaannya. Pada saat seseorang terbenturpada suatu permasalahan, maka keimanannyaakan cepat bertindak menimbang dan meneliti danmencari tahu bagaimana ajaran agamanya mengatur

atau memberikan solusi terhadap permasalahantersebut.

Kajian hubungan dua variabel tersebut tidakdibahas dalam islam, akan tetapi Al-Qur'an telahmembahas hal tersebut. Dalam beberapa dalildisebutkan tentang Copingdan kesejahteraanspiritual. Seperti pada ayat berikut: