Top Banner
HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-JAUHAREN KOTA JAMBI SKRIPSI MAYA YULIANA NIM. TM.161326 PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020
113

HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

REALISTIK DENGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN

KONSEP MATEMATIKA SISWA DI MADRASAH

TSANAWIYAH AL-JAUHAREN KOTA JAMBI

SKRIPSI

MAYA YULIANA

NIM. TM.161326

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

i

HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

REALISTIK DENGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN

KONSEP MATEMATIKA SISWA DI MADRASAH

TSANAWIYAH AL-JAUHAREN KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pen-

didikan

MAYA YULIANA

NIM. TM.161326

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 3: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

ii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

iii

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

iv

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

iv

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini merupakan bagian dari ibadahku kepada Allah SWT,

Karena hanya kepada-Nya lah aku menyembah dan memohon pertolongan.

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT

Kupersembahkan karya ini kepada orang-orang yang sangat aku cintai dan

sayangi sebagai tanda bakti dan kasih sayang, yaitu

Ayahku Darjo dan Ibuku Een Hudaenah

Kakak ku Gusmayanti dan Ade Arianto yang selalu mensupport saya hingga saya

sampai pada titik ini. dan seluruh keluarga yang telah memberikan segala do’a,

dukungan dan cinta kasih yang tak terhingga yang tidak dapat saya balas hanya

dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan

Terimakasih juga untuk semua dukungan kepada sahabat-sahabatku Safitriani,

Yayuk Sri Dwi Astuti dan Titin Masturoh yang bersedia menemaniku, menye-

mangatiku dari awal perkuliahan sampai pembuatan skripsi ini dan Tadris Ma-

tematika 2016 A, Dewan Racana 2018-2019, Dewan Racana 2019-2020, serta

seluruh Anggota Racana Sulthan Thaha Saifuddin dan Sri Soedewi yang tidak

pernah bosan mengingatkan pada kebaikan dan teman-teman seperjuangan khu-

susnya mahasiswa Tadris Matematika Angkatan 2016

Semoga keberhasilan ini akan menjadi amal ibadah dan satu langkah bagiku untuk

meraih kesuksesan di masa mendatang

Amiin Ya Rabbal ‘Alamiin….

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

vii

MOTTO

إِّنْ كُنْتمُْلَ ...فَاسْألَوُا كْرِّ تعَْلَمُوْنأهَْلَ الذ ِّ

Artinya:

“…Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak

mengetahuinya” (Q.S. An-Nahl : 43) (Anonim, 2012, hlm. 272).

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang

kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga skripsi

ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW pembawa

risalah pencerahan dan ilmu pengetahuan bagi manusia.

Penulisan skripsi ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akade-

mik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbi-

yah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepe-

nuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini melibatkan pihak-pihak yang telah mem-

berikan motivasi baik moril maupun materi, tidak lupa pula peneliti menyampaikan

terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA,Ph. D selaku Rektor UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Drs. Sunarto, M.Pd selaku Ketua Prodi Tadris Matematika Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Ali Murtadlo, M.Ag Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan

mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini

5. Bapak Hendra Bestari, M.Pd Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan

mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta staf Prodi Tadris Matematika yang telah memper-

lancar urusan penulisan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Muhammad Rafi’I Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen yang

telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam memperoleh data di

lapangan.

8. Ibu Siti Mutmainnah, S. Pd guru matematika di Madrasah Tsanawiyah Al-

Jauharen Kota Jambi.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

ix

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

x

ABSTRAK

Nama : Maya Yuliana

Program Studi : Tadris Matematika

Judul : Hubungan antara Pembelajaran Matematika Realistik dengan

Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siwa di Madrasah

Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan antara pembelaja-

ran matematika realistik dengan peningkatan kemampuan pemahaman 96

orang. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan konsep ma-

tematika siswa pada materi sudut di kelas VII Madrasah Tsanawiyah Al-

Jauharen Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan

analisis korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

VII Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi yang berjumlah 4 kelas

dengan jumlah siswa sebanyak teknik simple random sampling yang terdiri dari

20 orang siswa. Dari hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata pembelajaran

matematika realistic sebesar 37,25 dan standar deviasinya 5,9547 sedangkan

rata-rata untuk kemampuan pemahaman konsep sebesar 59,75 dengan besar

standar deviasinya 16,9908. Kemudian dilakukan uji korelasi product moment

“r”, diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,5193 dan setelah dibandingkan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 pada taraf signifikansi 5% maupun 1% didapatkan 0,444 < 0,5193 >

0,561. Dengan demikina 𝐻0 𝑑𝑖𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 artinya terdapat hubungan positif yang

signifikan antara pembelajaran matematika realistic dengan kemampuan pem-

ahaman konsep matemtika matematika.

Kata Kunci: Pembelajaran Matematika Realistik, Kemampuan

Pemhaman Konsep Matematika

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

xi

ABSTRACT

Name : Maya Yuliana

Department : Mathematics Education

Title : The Relationship Of Realistic Mathematics Learning With

Understanding Ability Of Mathematical Concept of

Students in Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Jambi City.

This study aims to prove that there is a relationship between realistic mathematics

learning and an increase in the understanding ability of 96 people. The sample in

this study was taken using students' mathematical concepts on the subject matter

in class VII Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Jambi City. This research is a

quantitative research with correlational analysis. The population in this study were

all students of class VII Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Jambi City, amount-

ing to 4 classes with a number of students as many as simple random sampling

technique consisting of 20 students. From the research results, it was found that

the average value of realistic mathematics learning was 37.25 and the standard

deviation was 5.9547, while the average value for the ability to understand con-

cepts was 59.75 with a standard deviation of 16.9908. Then performed the product

moment correlation test "r", obtained t_count = 0.5193 and after being compared

with ttable and tcount at a significance level of 5% and 1% obtained 0.444

<0.5193> 0.561. Thus, H0 is rejected, which means that there is a significant posi-

tive relationship between learning realistic mathematics and the ability to under-

stand mathematical concepts.

Keywords: Realistic Mathematics Learning, Ability to Understand

Math Concepts

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

NOTA DINAS .................................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................... v

PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi

MOTTO ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

ABSTRAK .......................................................................................................... x

ABSTRACT ...................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. .1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ........................................................................... 5

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS .............................................................. 8

A. Landasan Teori ................................................................................ 8

B. Studi Relevan ................................................................................ 19

C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 22

D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 25

B. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian .................................... 25

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

xiii

C. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel .................................... 27

D. Variabel-variabel dan Perlakuan Penelitian .................................... 29

E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 29

F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 35

G. Hipotesis Statistik .......................................................................... 39

H. Jadwal Penelitian ........................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 43

A. Deskripsi Data ............................................................................... 43

B. Uji Hipotesis ................................................................................. 46

C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 47

BAB V PENUTUP.......................................................................................... 49

A. Kesimpulan ................................................................................... 49

B. Saran ............................................................................................. 50

DAFTAR KEPUSTAKAAN ............................................................................ 51

LAMPIRAN ..................................................................................................... 54

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lembar jawaban UTS Peserta Didik .............................................. 3

Gambar 2.1 Proses Matematisasi pada Pembelajaran Matematika Realistik ....... 8

Gambar 2.2 Paradigma sederhana ................................................................... 18

Gambar 2.3 Arah korelasi positif ..................................................................... 19

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir........................................................................ 24

Gambar 3.1 Peta Tempat Penelitian ................................................................ 25

Gambar 3.2 Desain Penelitian Model Hubungan Dua Variabel Dalam Penelitian

Korelasional ............................................................................... 27

Gambar 4.1 Grafik Poligon Pembelajaran Matematika Realistik ..................... 44

Gambar 4.2 Grafik Poligon Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika ..... 45

Page 16: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Studi Relevan Pembelajaran Matematika Realistik ........................ 19

Tabel 3.1 Data Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen ............. 27

Tabel 3.2 Kisi-kisi Pembelajaran Matematika Realistik ................................. 31

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika .................................................................................... 33

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian .......................................................................... 41

Tabel I.1 Skor Pembelajaran Matematika Realistik (X) .................................. 58

Tabel I.2 Skor Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika (Y) .................. 58

Tabel I.3 Distribusi Frekuensi Nilai Pembelajaran Matematika Realistik ........ 59

Tabel I.4 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika ................................................................................. 61

Tabel II.1 Uji Normalitas Sampel pembelajaran Matematika Realistik ............ 64

Tabel II. 2 Uji Normalitas Sampel Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika .................................................................................... 66

Tabel III.1 Distribusi Frekuensi Nilai Pembelajaran Matematika Realistik ...... 68

Tabel III.2 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika .................................................................................... 69

Tabel III. 3 Uji Homogenitas dengan Varians Terbesar Dibanding Varians

Terkecil ....................................................................................... 70

Tabel IV.1 Uji Linearitas Regresi ................................................................... 72

Tabel IV.2 Penolong Pasangan Variabel 𝐗 dan Variabel Y untuk Mencari JKE

.................................................................................................... 75

Tabel IV.3 Ringkasan ANAVA variabel Y atas X ......................................... 78

Page 17: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

xvi

Tabel VI.1 Skor Pembelajaran Matematika Realistik Matematika dan

Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika ............................ 79

Page 18: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Pengolahan Data ....................................................... 55

Lampiran 2 Uji Normalitas Data Sampel ......................................................... 64

Lampiran 3 Uji Homogenitas Data Sampel ..................................................... 68

Lampiran 4 Uji Linearitas Regresi ................................................................... 72

Lampiran 5 Uji Hipotesis ................................................................................ 79

Lampiran 6 Kisi-Kisi Instrumen Pembelajaran Matematika Realistik .............. 82

Lampiran 7 Kisi-kisi Intrumen Kemampuan Pemahaman Konsep ................... 86

Lampiran 8 Dokumentasi ............................................................................... 92

Lampiran 9 Kartu Bimbingan Skripsi .............................................................. 93

Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup .................................................................. 95

Page 19: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya penting untuk, menulis serta menjadi

lingkungan kedua tempat anak-anak berlatih dan menumbuh kan

kepribadiannya. Didalam sekolah terdapat beberapa mata pelajaran yang

harus dipelajari oleh siswa, salah satunya adalah matematika.

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang diberikan mulai

tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Objek yang ada dalam matematika

bersifat abstrak. Karena sifatnya yang abstrak, masih banyak siswa menc-

erdaskan sumber daya manusia (SDM). Salah satu upaya itu adalah perlu

adanya wadah pembelajaran yaitu sekolah. Sekolah merupakan suatu

lembaga yang memberikan pengajaran secara formal. Berbedahalnya

dengan keluarga dan masyarakat yang memberikan pendidikan secara

informal. Sekolah juga merupakan suatu lembaga atau tempat untuk belajar

seperti membaca yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam mengerjakan

soal-soal matematika. Marti (2010) mengemukakan bahwa meskipun

matematika dianggap memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, namun setiap

orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan

masalah sehari-hari. Pemecahan masalah tersebut meliputi penggunaan

informasi, penggunaan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, penggunan

pengetahuan tentang menghitung dan yang terpenting adalah pengetahuan

kemampuan melihat serta menggunakan hubungan-hubungan yang ada.

Dalam pembelajaran matematika guru tidak selayaknya hanya

memberikan simbol-simbol abstrak dan teorema yang membosankan bagi

sebagian besar siswa, karena melalui penyampaian tujuan pembelajaran

yang jelas dan pendekatan realistis, matematika akan menjadi teman.

Pembelajarannya dimulai dengan merumuskan unsur-unsur yang tidak

Page 20: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

2

didefinisikan (titik, garis, dan bidang) dan unsur-unsur yang didefinisikan.

Konsep lingkaran misalnya, didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-

titik yang berjarak sama terhadap titik tertentu, yang kemudian disebut

pusat lingkaran. Benda yang berbentuk lingkaran dalam kehidupan sehari-

hari dapat berupa uang logamdan roda (sepeda, motor atau mobil). Dengan

demikian melalui pengalaman nyata siswa dapat mempertajam penguasaan

konsep dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir, daya nalarnya

untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan

sehari-hari.

Pemahaman konsep merupakan kemampuan siswa dalam

menguasai suatu konsep/materi yang terindikasi dalam ranah kognitif.

Dengan memahami suatu konsep siswa dapat mengetahui, menjelaskan,

mendeskripsikan, membandingkan, membedakan, menggolongkan,

memberikan contoh dan bukan contoh, menyimpulkan dan

mengungkapkan kembali suatu objek dengan bahasanya sendiri dengan

menyadari proses-proses yang dilaluinya.

Namun,kemampuan pemahaman konsep matematika yang baik be-

lum sepenuhnya sampai pada seluruh siswa saat ini. Beberapa fakta di

sekolah yang secara khusus ditemukan peneliti menunjukkan bahwa kon-

disi ideal yang diharapkan tentang pemahaman konsep masih kurang.

Mereka memiliki pandangan bahwa matematika banyak bergelut dengan

perhitungan yang sulit dan rumus yang memerlukan daya ingat serta daya

analisis dalam penggunaannya. Hal ini diketahui dari hasil observasi yang

dilakukan dengan beberapa siswa. Kondisi ini menurut peneliti disebabkan

oleh kecendrungan menghafal dan kurang melakukan perkenalan dengan

apa yang mendasari atau apa kegunaan dari materi matematika yang di-

pelajari. Pemahaman konsep merupakan pondasi dasar bagi siswa untuk

mengembangkan ketrampilan dan kemampuan berfikir lainnya seperti

kemampuan berfikir logis. Hal ini yang menjadi dasar pentingnya

pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

3

Amala, M. A., & Ekawati, R. (2016) mengatakan setiap anak

memiliki kemampuan matematika yang berbeda dengan keumuman

matematika artinya setiap siswa mempunyai kemampuan matematika

informal. Selain dari kemampuan matematika yang dimiliki setiap anak,

kita menyadari bahwa setiap anak sebenarnya berhadapan dengan banyak

ide matematika dalam lingkungan sekitarnya ataupun kehidupan sehari-

hari.

Gambar 1.1 Lembar jawaban UTS siswa

lembar jawaban siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak

dapat mengerjakan soal dengan baik pada soal yang berhubungan

dengan indikator kemampuan pemahaman konsep. Salah satu penyebab

siswa tidak dapat mengerjakan soal ataupun tugas matematika dengan

baik ialah kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika.

Sedangkan pelajaran matematika merupakan ilmu tentang konsep, di-

mana dalam matematika sangat dibutuhkan pemahaman konsep tersebut.

Namun kebanyakan siswa menganggap matematika itu ilmu yang harus

dihapal sedangkan persepsi tersebut salah. Matematika itu harus dipa-

hami terlebih dahulu terutama konsep pada setiap materi dan harus ser-

ing berlatih. Beberapa studi, menuturkan bahwa proses pembelajaran

konvensional seperti pembelajaran yang berpusat pada guru kurang efek-

tif dalam mencapai pemahaman konsep yang optimal. Kesulitan yang

Page 22: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

4

dihadapi oleh siswa tersebut diharapkan dapat diatasi oleh guru dimana

pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran masih kurang efektif,

sehingga perlu inovasi dalam pembelajaran matematika.

Salah satu pembelajaran yang mampu mengakomodasi siswa

dalam mengembangkan pemahaman konsep matematika yaitu pem-

belajaran matematika realistik (Fitriani & Maulana, 2016).

Pembelajaran matematika realistik adalah salah satu pendekatan

pembelajaran yang akan menggiring siswa memahami konsep

matematika dengan mengkontruksi sendiri melalui pengetahuan

sebelumnya yang berhubungan dengan kehidupan sehari-

hari,(Misdalina, 2009). Pembelajaran matematika realistik memiliki

ciri khas yaitu memuat permasalahan kontekstual dan realistik,

sehingga dapat diasumsikan bahwa pendekatan ini dapat menarik

minat siswa untuk mengikuti pembelajaran matematika secara aktif.

Dengan demikian, pembelajaran matematika realistik adalah

pembelajaran matematika yang melibatkan siswa mengembangkan

pemahaman mereka melalui konteks nyata atau lingkungan kehidupan

sehari-hari yang berkembang dalam masyarakat dan juga membantu

mengaktifkan siswa dalam pembelajaran,sehingga bukan hanya guru

yang aktif dalam pembelajaran didalam kelas. Selain itu siswa juga

menjadi lebih mudah memahami matematika dan memandang ma-

tematika sebagai ilmu yang bermakna.

Berangkat dari masalah di lapangan dan bukti yang dilihat dari

nilai ulangan tengah semester siswa inilah yang dapat dijadikan dasar

bahwa pembelajaran realistik matematik tersebut berhubungan dengan

kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Sehingga peneliti

tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul tentang

“Hubungan Pembelajaran Matematika Realistik Dengan

Pemahaman Konsep Matematika Siswa Di Madrasah

Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi”.

B. Identifikasi Masalah

Page 23: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

5

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, terindentifikasi beberapa

permasalahan di dalam penelitian, yaitu :

1. Pembelajaran yang cenderung hanya memberikan simbol-simbol

abstrak oleh guru membuat siswa kesulitan belajar matematika.

2. Pembelajaran masih didominasi oleh guru, sehingga siswa

masih pasif

3. Siswa kesulitan dalam mengkontruksi konsep rumus yang telah

dipelajari.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah, perlu dibatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII Madrasah Tsana-

wiyah Al-Jauharen tahun ajaran 2019/2020.

2. Objek penelitian ini adalah penerapan pendekatan matematika

realistik pada mata pelajaran matematika pada siswa kelas VII

Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen tahun ajaran 2019/2020.

3. Adapun variabel yang diteliti adalah pembelajaran matematika

realistik (X), dan pemahaman konsep matematika (Y).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebe-

lumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai beri-

kut :“ Hubungan Antara Pembelajaran Matematika Realistik Dengan

Pemahaman Konsep Matematika Di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen

Kota Jambi”. Untuk lebih fokusnya penelitian ini diteliti melalui pertan-

yaan-pertanyaan peneliti sebagai berikut :

1. Berapa besar skor pembelajaran matematika realistik di Madrasah Tsana-

wiyah Al-Jauharen?

2. Berapa besar skor pemahaman konsep matematis siswa di Madrasah Tsan-

awiyah Al-Jauharen?

Page 24: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

6

3. Apakah terdapat hubungan antara pembelajaran matematika realistik

dengan pemahaman konsep matematika siswa di Madrasah Tsanawiyah

Al-Jauharen?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini

adalah :

a. Ingin mencari bukti apakah memang benar terdapat hubungan antara

pembelajaran matematika realistik dengan pemahaman konsep ma-

tematika.

b. Ingin menjawab pertanyaan apakah ada hubungan antara pembelajaran

matematika realistik dengan pemahaman konsep matematika, termasuk

hubungan yang kuat, cukup, atau lemah.

c. Ingin memperoleh kejelasan dan kepastian secara matematis apakah

signifikan hubungan antara pembelajaran matematika realistik dengan

pemahaman konsep matematika siswa di Madrasah Tsanawiyah Al-

Jauharen.

2. Kegunaan Hasil Penelitian

Adapun kegunaan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

untuk memberikan gambaran yang jelas guna menjawab permasalahan

yang ada. Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak.

Dalam penelitian ini ada dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan

manfaat praktis.

a. Manfaat teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wa-

wasan pemahaman dan kontribusi tentang pembelajaran matemat-

ika realistik dengan pemahaman konsep matematika siswa.

b. Manfaat praktis

Page 25: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

7

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi ilmu pengetahuan terhadap pemahaman konsep ma-

tematika siswa dan mengembangkan potensi dirinya untuk mem-

iliki keahlian, pengetahuan dan sikap dalam upaya ikut serta mem-

bangun bangsa dan negara.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

8

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Matematika Realistik (X)

a. Pengertian Pembelajaran Matematika Realistik

Realistic Mathematics Education (RME) merupakan suatu pen-

dekatan baru dalam bidang pendidikan matematika. Pendekatan ini su-

dah lama diuji cobakan dan diimplementasikan di Belanda. Di Indone-

sia istilah ini dikenal dengan nama Pembelajaran Realistik Matematik

(PMR). Menurut Soedjadi (2001:2) PMR pada dasarnya adalah

pemanfaatan realita dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk

memperlancar proses pembelajaran matematika sehingga mencapai

tujuan pendidikan matematika secara lebih baik daripada masa lalu.

Ide utama pembelajaran matematika realistik adalah siswa harus diberi

kesempatan untuk menemukan kembali (reinvent) konsep dan prinsip

matematika di bawah bimbingan orang dewasa (Gravemeijer,1994).

Siswa diberi kesempatan untuk menemukan ide atau konsep

matematika berdasarkan pengalaman anak dalam berinteraksi dengan

lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan

sekolah, keluarga, atau lingkungan masyarakat yang benar-benar

dikenal siswa.

Proses pembelajaran matematika realistik menggunakan masalah

kontekstual sebagai titik awal dalam belajar matematika. Siswa diberi

kesempatan untuk mengorganisasi masalah dan mencoba mengidentif-

ikasi aspek matematika yang ada pada masalah tersebut.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disintesakan bahwa

Pendekatan Matematika Realistik (PMR) adalah suatu pendekatan

pembelajaran yang menekankan kepada proses pembelajaran dari yang

Page 27: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

9

9

abstrak menjadi konkret dengan memanfaatkan realita dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Komponen Matematisasi dalam Pembelajaran Matematika

Realistik

Menurut Trefers, “pendekatan matematika realistik

menggunakan dua komponen matematisasi dalam proses pembela-

jaran matematika yaitu matematisasi vertical dan horizontal. (Mu-

hammad Turmuzi, Hlm 184)

1) Matematisasi Vertikal

Matematisasi vertical adalah proses formalisasi konsep ma-

tematika. Dalam maematisasi vertical, siswa mencoba me-

nyusun prosedur umum yang dapat digunakan untuk me-

nyelesaikan soal-soal sejenis secara langsung tanpa bantuan

konteks.

2) Matematisasi Horizontal

Matematisasi horizontal adalah proses penyelesaian soal-

soal kontekstual dari dunia nyata. Dalam matematika horizon-

tal siswa mencoba menyelesaikan soal-soal dari dunia nyata

dengan cara mereka sendiri, dengan menggunakan Bahasa dan

cara mereka sendiri.

Dua tipe matematisasi pada pembelajaran matematika real-

istik dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 2.1 Proses matematisasi pada Pembelajaran matematika realistik

Masalah nyata

Jawab masalah Jawab model

Model matematika

Matematisasi vertikal

Matematisasi vertikal

Matematisasi horizontal

Matematisasi horizontal

Page 28: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

Dari penjelasan di atas dapat disentesakan bahwa matema-

tisasi horizontal berarti bergerak dari dunia nyata ke dalam dunia

simbol, Sedangkan matematisasi vertikal berarti bergerak di dalam

dunia simbol itu sendiri. Dengan kata lain, menghasilkan konsep,

prinsip, atau model matematika dari masalah kontekstualsehari-hari

termasuk matematisasi horizontal, sedangkan menghasilkan kon-

sep, prinsip, atau model matematika dari matematika sendiri terma-

suk matematisasi vertikal.

c. Prinsip utama pembelajaran matematika realistik

Gravemeijer dalam Yuwono mengemukakan tiga prinsip kunci

pembelajaran matematika realistik, yaitu :

1. Menemukan kembali (Guided reinvention)

Ini mengandung arti bahwa siswa harus diberi kesempatan

untuk menemukan sendiri konsep, definisi, teorema atau cara

penyelesaian masalah sesuai dengan tingkat kognitifnya,

karena dengan menemukan sendiri lebih mudah dipahami dan

lebih lama diingat oleh siswa.

2. Fenomena didaktis (Didactical Phenomenology)

Fenomena diktatis mengandung arti bahwa dalam

memperkenalkan topik-topik matamatika pada siswa, guru

harus menekankan pada masalah kontekstual, yaitu masalah-

masalah yang berasal dari dunia nyata atau masalah yang dapat

dibayangkan siswa.

3. Mengembangkan model sendiri (Self-developed models)

Self-developed models mengandung arti bahwa dalam

memperlajari konsep-konsep dan materi-materi matematika

yang lain, dengan melalui masalah-masalah yang realistik

siswa mengembangkan sendiri model-model atau cara-cara

menyelesaikan masalah tersebut dengan berbekal pengetahuan

penunjang yang telah dimiliki.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

d. Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik

Menurut Gravemeijer (Arrifadah, 2004) disebutkan bahwa dari

ketiga prinsip di atas, dioperasionalkan ke dalam lima karakteristik

dasar dari pembelajaran matematika realistik, yaitu :

(1). Menggunakan masalah kontekstual.

Proses pembelajaran menggunakan PMR selalu diawali dengan

masalah kontekstual,tidak dimulai dari sistem formal. Masalah

kontekstual yang digunakan merupakan masalah sederhana yang

dikenal oleh siswa. Masalah kontekstual dapat berupa realita atau

sesuatu yang dapat dibayangkan oleh siswa.

(2). Menggunakan model.

Penggunaan model, skema, diagram, simbol dan sebagainya

merupakan jembatan bagi siswa dari situasi konkrit menuju

abstrak. Siswa diharapkan mengembangkan model sendiri.

(3). Menggunakan kontribusi siswa.

Dalam menyelesaikan masalah, siswa mempunyai kesempatan

untuk menemukancara pemecahan masalah dengan atau tanpa

bantuan guru. Proses ini menunjukkan bahwa pemecahan masalah

merupakan hasil konstruksi dan produksi siswa sendiri. Dengan ka-

ta lain, dalam PMR kontribusisiswa sangat diperhatikan.

(4). Terdapat interaksi.

Proses mengkonstruksi dan memproduksi pemecahan ma-

salah tentu tidak dapat dilakukan sendiri. Untuk itu perlu interaksi

baik antar siswa dengan guru, maupun siswa dengan siswa.

(5). Terdapat keterkaitan diantara bagian dari materi pelajaran.

Struktur dan konsep matematika realistik saling berkaitan, oleh

karena itu keterkaitan antar topik harus digali untuk mendukung

pembelajaran yang lebih bermakna.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

e. Langkah-langkah pembelajaran matematika realistik

Zulkardi dalam Hartono menjelaskan secara umum

langkah-langkah pembelajaran matematika realistik adalah :

I) Pendahuluan.

a. Memulai pembelajaran dengan memberikan suatu masalah

yang real bagi siswa sesuai tingkat perkembangan kognitifnya

dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi

kepada siswa.

2) Pengembangan.

a. Siswa mengembangkan model-model simbolik secara informal

pada masalah yang diajukan.

b. Pembelajaran berlangsung interaktif.

3) Penutup/penerapan.

Melakukan refleksi setiap langkah yang ditempuh dan mem-

berikan tindak lanjut atau PR.

f. Peran Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Matematika

Realistik

Menurut Yusuf Hartono (2008: 7.6) peran guru dan siswa

dalam pembelajaran matematika realistik adalah sebagai berikut.

a. Peran Guru

Dalam pendekatan matematika realistik guru dipandang

sebagai fasilitator, moderator, dan evaluator yang

menciptakan situasi dan menyediakan kesempatan bagi

siswa untuk menemukan kembali ide dan konsep

matematika dengan cara mereka sendiri. Oleh karena itu,

guru harus mampu menciptakan dan mengembangkan

pengalaman belajar yang mendorong siswa untuk

memiliki aktivitas baik untuk dirinya sendiri maupun

bersama siswa lain (interaktivitas).

Page 31: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

b. Peran Siswa

Dalam pendekatan matematika realistik, siswa

dipandang sebagai individu (subjek) yang memiliki

pengetahuan dan pengalaman sebagai hasil interaksinya

dengan lingkungan. Menurut Hadi (Yusuf, 2008: 5)

konsepsi siswa dalam pendekatan ini adalah sebagai

berikut.

1) Siswa memiliki seperangkat konsep alternatif tentang

ide-ide matematika yang mempengaruhi belajar

selanjutnya.

2) Siswa memperoleh pengetahuan baru dengan

membentuk pengetahuan itu untuk dirinya sendiri.

3) Siswa membentuk pengetahuan melalui proses

perubahan yang meliputi penambahan, kreasi,

modifikasi, penghalusan, penyusunan kembali dan

penolakan.

4) Siswa membangun pengetahuan baru untuk dirinya

sendiri dari beragam pengalaman yang dimilikinya.

5) Siswa memiliki kemampuan untuk memahami dan

mengerjakan matematika tanpa memandang ras,

budaya, dan jenis kelamin.

Kegagalan atau keberhasilan belajar sangat tergantung

kepada peserta didik (Masrinawatie AS, 2008:23). Faktor

penentu keberhasilan belajar adalah sebagai berikut.

Pertama, antusias siswa dalam pembelajaran. Misalnya

saja, bagaimana kemampuan dan kesiapan peserta didik

untuk mengikuti kegiatan belajar matematika. Kedua,

respon siswa selama proses pembelajaran yaitu

bagaimana sikap dan minat peserta didik terhadap

matematika. Ketiga, keaktifan siswa dalam pembelajaran,

misalnya keberanian dan kerjasama dalam kelompok. Di

Page 32: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

samping itu juga, bagaimana kondisi peserta didik.

Misalnya terkait dengan kondisi fisiologisnya. Orang

yang dalam keadaan segar jasmaninya akan lebih baik

belajarnya dari pada orang yang dalam keadaan lelah.

Demukian pula terhadap kondisi psikologisnya, seperti

perhatian, pengamatan, ingatan, dan sebagainya. Kondisi

ini juga berpengaruh terhadap kegiatan belajar seseorang.

Selain itu, intelegensi peserta didik juga berpengaruh

terhadap kelancaran belajarnya.

2. Pemahaman Konsep Matematika (Y)

a. Pengertian pemahaman konsep matematika

Pemahaman berarti proses, perbuatan memahami atau

memahamkan (KBBI, 2007: 998). Pemahaman merupakan kata kunci

dalam pembelajaran matematika, sebagai syarat mutlak untuk

tingkatan kemampuan kognitif yang lebih tinggi yaitu aplikasi,

analisis, sintesis dan evaluasi. Sedangkan konsep bararti ide abstrak

yang memungkinkan seseorang untuk mengklasifikasi suatu objek dan

menerangkan apakah objek tersebut merupakan contoh atau bukan

contoh dari konsep (Shadiq, 2009, hlm. 13).

Pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan penting dalam

pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang

diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari

itu dan guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep

yang diharapkan. Sehingga penekanan pembelajaran matematika tidak

hanya pada melatih keterampilan dan hafal fakta, tetapi juga pada

pemahaman konsep. Dan tidak hanya kepada ”bagaimana” suatu soal

harus diselesaikan, tetapi juga pada ”mengapa” soal tersebut

diselesaikan dengan cara tertentu.

Depdiknas dalam Shadiq (2009:hlm 13) bahwa “pemahaman

konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam

Page 33: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat”. Jadi pemahaman konsep yaitu siswa

harus mampu memahami konsep dan melakukan prosedur secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat.

Mengingat pentingnya pemahaman konsep tersebut, Menurut

Hiebert dan Carpenter, Pengajaran yang menekankan kepada pema-

haman mempunyai sedikitnya lima keuntungan, yaitu:

a. Pemahaman memberikan generatif artinya bila seorang telah me-

mahami suatu konsep, maka pengetahuan itu akan mengakibatkan

pemahaman yang lain karena adanya jalinan antar pengetahuan

yang dimiliki siswa sehingga setiap pengetahuan baru melalui ket-

erkaitan dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.

b. Pemahaman memacu ingatan artinya suatu pengetahuan yang telah

dipahami dengan baik akan diatur dan dihubungkan secara efektif

dengan pengetahuan-pengetahuan yang lain melalui pengorgan-

isasian skema atau pengetahuan secara lebih efisien di dalam

struktur kognitif berfikir sehingga pengetahuan itu lebih mudah di-

ingat.

c. Pemahaman mengurangi banyaknya hal yang harus diingat artinya

jalinan yang terbentuk antara pengetahuan yang satu dengan yang

lain dalam struktur kognitif siswa yang mempelajarinya dengan

penuh pemahaman merupakan jalinan yang sangat baik.

d. Pemahaman meningkatkan transfer belajar artinya pemahaman sua-

tu konsep matematika akan diperoleh siswa yang aktif menemukan

keserupaan dari berbagai konsep tersebut. Hal ini akan membantu

siswa untuk menganalisis apakah suatu konsep tertentu dapat dit-

erapkan untuk suatu kondisi tertentu.

e. Pemahaman mempengaruhi keyakinan siswa artinya siswa yang

memahami matematika dengan baik akan mempunyai keyakinan

yang positif yang selanjutnya akan membantu perkembangan

pengetahuan matematikanya.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

b. Pengukuran Kemampuan Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan

siswa dalam memahami konsep dan dalam prosedur (algoritma) secara

luwes, akurat, efisien dan tepat. Adapun indikator pemahaman konsep

menurut Menurut Depdiknas (Fadjar, 2009:13), yaitu:

1. Menyatakan ulang sebuah konsep

Menyatakan ulang sebuah konsep adalah kemampuan siswa

untuk mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasi-

kan kepadanya.

2. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai

dengan konsepnya).

Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai

dengan konsepnya tersebut adalah kemampuan siswa menge-

lompokkan suatu objek menurut jenisnya berdasarkan sifat-

sifat yang terdapat dalam materi.

3. Memberikan contoh dan non-contoh dari konsep

Memberi contoh dari suatu konsep adalah kemampuan

siswa untuk dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari

suatu materi.

4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi ma-

tematis

Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi ma-

tematis adalah kemampuan siswa dalam memaparkan konsep

secara berurutan yang bersifat matematis.

5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep

Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu

konsep adalah kemampuan siswa yang dapat mengkaji mana

syarat perlu dan mana syarat cukup yang terkait dalam suatu

konsep materi.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

6. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau

operasi tertentu

Menggunakan atau memanfaatkan serta memilih prosedur

atau operasi tertentu yaitu kemampuan siswa menyelesaikan

soal dengan tepat sesuai prosedur.

7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan

masalah adalah kemampuan siswa dalam mengaplikasikan sua-

tu konsep dalam pemecahan masalah dengan langkah-langkah

yang benar.

Berdasarkan uraian di atas pemahaman konsep merupakan

salah satu kecakapan matematika. Dalam pemahaman konsep

diharapkan siswa mampu untuk menguasai konsep, operasi dan

relasi matematis. Pembelajaran matematika realistik memberi

kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pemahaman

konsep mereka terhadap pembelajaran matematika.

3. Analisis Hubungan Antara Pembelajaran Matematika Realistik (X)

Dengan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika (Y)

Analisis hubungan adalah bentuk analisis variabel (data) penelitian

untuk membuktikan derajat atau kekuatan hubungan, bentuk dan arah

hubungan di antara variabel-variabel, dan besarnya pengaruh variabel

yang satu (variabel bebas, variabel independen) terhadap variabel lainnya

(variabel terikat, variabel dependen) sejajar (Iqbal Hasan,2004). Hub-

ungan antar variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hub-

ungan kausal. Hubungan kausal merupakan bentuk hubungan yang si-

fatnya sebab-akibat, artinya keadaan satu variabel disebabkan atau diten-

tukan oleh keadaan satu atau lebih variabel lain. Paradigma yang

digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma sederhana, yaitu para-

digma penelitian yang terdiri atas satu variable independent dan de-

Page 36: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

peneden. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut. (Sugiyono, 2017,

hlm.66)

Gambar 2.2.Paradigma Sederhana

r

Keterangan :

X : Pembelajaran Matematika Realistik

r : Hubungan antara pembelajaran matematika realistik dengan

kemampuan pemahaman konsep matematika

Y : Kemampuan pemahaman konsep matematika

(Sugiyono, 2017, hlm. 66).

Arah hubungan yang dibuktikan dalam penelitian ini adalah pem-

belajaran matematika realistik tinggi berhubungan dengan kemampuan

pemahaman konsep matematika tinggi (korelasi positif) sebagaimana

gambar berikut : (Sudijono, 2015, hlm. 181)

Korelasi Positif

Var Var

X Y

Page 37: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

X Y

Gambar 2.3. Arah Korelasi Positif

Keterangan :

Var X : Pembelajaran Matematika Realistik

Var Y : Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

(Sudijono, 2015, hlm. 181).

Artinya jika pembelajaran matematika realistik tinggi maka ke-

mampuan pemahaman konsep matematika juga tinggi.

B. Studi Relevan

Berdasarkan telaah kepustakaan yang telah peneliti lakukan ada beberapa

hasil penelitian yang relevan, diantaranya yaitu:

Tabel 2.1

Studi relevan Pembelajaran Matematika Realistik

No Peneliti Judul

Penelitian

Hasil

Penelitian Perbedaan Kesamaan

1 2 3 4 5 6

1 Nelly

Fitriani

Hubungan

Antara Ke-

mampuan

Pemecahan

Hasil

penelitian ini

menunjukka

n bahwa

Tempat

dan waktu

penelitian,

populasi

Sama-

sama

mengguna

kan pem-

Page 38: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

Masalah Ma-

tematis Siswa

Smp yang

Menggunaka

n Pembelaja-

ran Matemat-

ika Realistik

adanya hub-

ungan yang

signifikan

kemampuan

pemecahan

masalah ma-

tematis siswa

dalam pem-

belajaran

matematika

yang

menggunaka

n pembelaja-

ran matemat-

ika realistik

penelitiaan

,dan

variabel

penelitian

belajaran

matemat-

ika realis-

tik

2 Widayanti

Nurma

Sa’adah

Peningkatan

Kemampuan

Penalaran

Matematis

Siswa Kelas

VIII SMP

Negeri 3

Banguntapan

Dalam

Pembelajaran

Matematika

Melalui

Pendekatan

Pendidikan

Matematika

Realistik In-

Hasil dari

penelitian ini

bahwa

kemampuan

penalaran

matematis

siswa kelas

VIII-A SMP

Negeri 3

Banguntapan

mengalami

peningkatan

dari siklus I

ke siklus II

setelah

dilaksanakan

Tempat

dan waktu

penelitian,

populasi

penelitiaan

, metode

dan

variabel

penelitian

sama-

sama

mengguna

kan pen-

dekatan

matemat-

ika realis-

tik

Page 39: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

donesia

(PMRI)

pembelajaran

dengan

pendekatan

PMRI

ditunjukkan

dengan

adanya

peningkatan

persentase

rata-rata

keterlaksana

an dari

88,24% pada

siklus I

menjadi

92,16%

pada siklus

II.

3 Hanny

Fitriana

Pengaruh

pendekatan

Pendidikan

matematika

realistik ter-

hadap ke-

mampuan

pemecahan

masalah ma-

tematika

siswa

Analisis data

menggunaka

n uji-

t,dengan

hasil thi-

tung > ttabel

(4,47 > 1,68)

Hal ini

menunjukkan

bahwa ter-

dapat

pengaruh

pendekatan

Jenis

penelitan,

Tempat

dan waktu

penelitian,

populasi

penelitian,

metode

dan

variabel

penelitian

Sama-

sama

mengguna

kan pen-

dekatan

matemat-

ika realis-

tik

Page 40: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

Pendidikan

matematika

realistik ter-

hadap ke-

mampuan

pemecahan

masalah ma-

tematika

siswa.

Dari studi relevan tersebut, terlihat bahwa beberpa peneliti

terdahulu telah menunjukkan adanya hubungan yang positif dengan

pembelajaran matematika realistik dengan kemampuan pemahaman

konsep maupun kemampuan pemecahan masalah matematika, namun

terkhusus di tahun 2020 ini belum diketahui untuk hasilnya.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran matematika realistik mementingkan adanya

aktivitas pembelajaran yang aktif dari siswa dimana guru bertindak

sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa. Suasana pembelajaran

yang timbul sebagai dampak dari penggunaan PMRI berbeda dengan

suasana pembelajaran konvensional, misalnya dengan metode ceramah,

yang terkesan kaku dan penuh tekanan bagi siswa. Dalam pembelajaran

matematika menggunakan pendekatan PMRI, siswa mendapat

kebebasan untuk memilih aktivitas belajar yang akan dilakukannya

untuk mencapai pemahaman terhadap materi yang sedang dipelajari.

Akibatnya, masing-masing siswa melakukan aktivitas belajar yang

berbeda-beda, sesuai dengan karakteristik dan kemampuannya.

Pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realis-

tik disajikan semenarik mungkin untuk menarik perhatian dan minat

siswa. Seorang anak akan lebih mudah mempelajari hal yang menarik

Page 41: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

perhatian daripada hal yang tidak menarik perhatian. `Kerangka

konseptual pada penulisan ini dapat dilihat pada bagan berikut:

Page 42: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

24

Gambar 2.4. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitain merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dan membentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. (Sugiyono, 2017, hlm. 96)

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah jika pembelajaran matematika realistik positif

berhubungan dengan kemampuan pemahaman konsep matematika

Proses Pembelajaran

Matematika (Guru &

Siswa)

Pembelajaran

Matematika Realistik

(X)

Kemampuan Pema-

haman Konsep Ma-

tematika (Y)

Tinggi

Rendah

Tahapan

1.memberikan

masalah kontekstual

2. medorong siswa

menyyelesaikan

masalah

(invidu/kelompok)

3. memeriksa dan

meneliti langkah yng

dibuat siswa

4. memberikan tugas

(invidu/kelompok)

Page 43: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen

yang terletak di Kelurahan Tanjung Johor, Kecamatan Pelayanga Kota

Jambi, Provinsi Jambi. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII

semester genap tahun ajaran 2019/2020 dengan peta lokasi berikut ini:

Gambar 3.1 Peta Tempat Penelitian

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan sejak 13 Maret 2020 sampai

dengan 13 Juni 2020. Sekolah ini dipilih menjadi tempat penelitian

karena sekolah ini adalah lokasi yang pernah peneliti lakukan ob-

servasi awal.

B. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan tujuan dan permasalahan penulisan, peneliti

menggunakan pendekatan secara kuantitatif. Menurut (Sugiyono,

2017, hlm. 13), penelitian kuantitatif adalah metode ilmiah/scientifik

Page 44: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

26

karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris,

obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Dalam penelitian ini peneli-

ti menggunakan pendekatan kuantitatif karena data penelitian berupa

angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Yang didapati me-

lalui survey. Upaya ini dilakukan karena pembelajaran matematika re-

alistik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dilala-

kukan oleh guru. Dengan kata lain menggunakan penelitian Survey.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan ialah metode deskriptif dengan

jenis korelasional. (Sugiyono, 2017, hlm. 6) menjelaskan bahwa

metode penelitian pendidikan diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehigga

pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Menurut Nasir (Sebagaimana dikutip oleh Rukajat, 2018) metode

deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Dan menurut Salim

& Haidir (2019) studi korelasional merupakan studi yang mempelajari

hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam

satu variabel berhubungan dengan variabel lain.

3. Desain Penelitian

Penelitian ini terdiri atas satu variabel independen dan dependen,

dengan pembelajaran matematika realistik sebagai variabel inde-

penden dan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa se-

bagai variabel dependen. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut.

(Sugiyono, 2017, hlm. 66)

Page 45: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

27

Gambar 3.2 Desain Penelitian Model Hubungan Dua Variabel dalam

Penelitian Korelasional

Keterangan :

X : Pembelajaran Matematika Realistik

r : Hubungan simetris antara pembelajaran

matematika realistik dengan kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa.

Y : Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa.

C. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari :

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kes-

impulannya.(Sugiyono, 2017, hlm. 117) Berdasarkan pengertian populasi

di atas maka yang menjadi populasi target yang ingin diteliti adalah siswa-

siswi Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi. Populasi terjangkau

yang ingin diteliti adalah siswa kelas VII yang mengalami kesulitan dalam

pembelajaran matematika. Adapun jumlah populasi sebanyak 96 siswa.

Tabel 3.1

Data Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen

No Kelas Jumlah Keterangan

Kemampuan

Pemahaman

Konsep Rendah

1. VII.A 22 Laki-laki 12

2. VII.B 26 Laki-laki 21

3. VII.C 28 Perempuan 17

4. VII.D 20 Perempuan 14

X Y r

Page 46: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

28

2.Teknik Pengambilan Sampel

Sugioyono (2017:118) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian

dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila

populasi besar, dan penelitian tidak mungkin untuk mempelajari semua

yang ada populasi, misalnya karena keterbatasan waktu dan tenaga, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu. Ada-

pun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah empat kelas yaitu ke-

las VIIA, VII B, VII C, dan VII D Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen

Kota Jambi.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan

sampel yang digunakan yaitu teknik probability sampling yang merupakan

teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi

setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dan

teknik yang digunakan adalah simple random sampling, dikatakan simple

(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dikatakan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu

dengan syarat anggota populasi homogen. (Sugiyono, 2017, hlm. 120)

Simple random sampling ini dilakukan dengan cara mengundi

semua nama siswa yang memiliki kemampuan pemahaman konsep ma-

tematika rendah dikelas VII. Setelah terlebih dahulu dipisahkan kemampu-

an pemahaman konsep matematika menjadi dua bagian, yaitu: kemampuan

pemahaman konsep matematika tinggi dan kemampuan pemahaman kon-

sep matematika rendah (homogen). Setiap nama siswa yang keluar itulah

yang menjadi sampel, setiap nama yang sudah keluar dimasukan kembali

lalu diundi kembali, jika nama yang keluar adalah nama yang sama maka

dianggap tidak sah, begitu juga seterusnya sampai mendapatkan 20 siswa

yang memiliki kemampuan pemahaman konsep matematika rendah.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

29

D. Variabel-variabel dan perlakuan penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kes-

impulannya. (Sugiyono, 2017, hlm. 38)

Menurut hubungan antara variabel satu dengan variabel lain, Macam-

macam variable dalam penelitian dibedakan menjadi:

1. Variabel Independen, variabel ini sering disebut sebagai variabel

stimulus, predictor, antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering dise-

but sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat).

2. Variabel Dependen, sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2017,

hlm. 39)

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diidentifikasi bahwa

penelitian ini mengandung dua variabel, yaitu:

1. Variabel Independen/Bebas (X) yakni pembelajaran matemat-

ika realistik

2. Variable Dependen/Terikat (Y) yakni kemampuan pemahaman

konsep matematika

E. Instrumen Penelitian

(Sugiyono, 2017, hlm.148) menyatakan bahwa instrumen

penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

30

1. Pembelajaran Matematika Realistik (X)

a) Definisi Konseptual

Matematika realistik adalah matematika sekolah yang dil-

aksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman

siswa sebagai titik awal pembelajaran.Masalah-masalah real-

istik digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep

matematika atau pengetahuan matematika formal.

b) Definisi Operasional

Pembelajaran matematika realistik pada dasarnya adalah

pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta

didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika,

sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih

baik dari pada yang lalu. Yang dimaksud dengan realita yaitu

hal-hal yang nyata atau kongkret yang dapat diamati atau

dipahami peserta didik lewat membayangkan, sedangkan yang

dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan tempat peser-

ta didik berada baik lingkungan sekolah, keluarga maupun

masyarakat yang dapat dipahami peserta didik.

2. Pemahaman Konsep Matematika (Y)

a) Definisi Konseptual

Pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan atau

kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam

belajar matematika yaitu dengan menunjukkan pemahaman

konsep matematika yang dipelajarinya, menjelaskan keterkai-

tan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma

secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan ma-

salah.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

31

b) Definisi Operasional

pemahaman konsep sebagai kemampuan siswa untuk:

(1) menjelaskan konsep, dapat diartikan siswa mampu untuk

mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan

kepadanya.

(2) menggunakan konsep pada berbagai situasi yang berbeda,

(3) mengembangkan beberapa akibat dari adanya suatu kon-

sep, dapat diartikan bahwa siswa paham terhadap suatu

konsep akibatnya siswa mempunyai kemampuan untuk

menyelesaikan setiap masalah dengan benar.

3. Kisi-Kisi Instrumen

a. Pembelajaran Matematika Realistik (X)

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hubungan Pem-

belajaran Matematika Realistik ini menggunakan Pedoman

Observasi.

Berikut merupakan kisi-kisi instrument pembelajaran ma-

tematika realistik, yaitu:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Pedoman Observasi

Dimensi Indikator Nomor Butir

Observasi

Menjadikan matematika

lebih menarik, relevan,

bermakna, tidak terlalu

formal dan tidak terlalu

abstrak

Menunjukkan minat

terhadap pembelaja-

ran matematika real-

istik

4, 6, 8,12,

Mempertimbangkan ting- Meningkatkan pem- 7,10,13,17

Page 50: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

32

kat kemampuan siswa

ahaman siswa ter-

hadap materi yang

dipelajari

Menekankan belajar ma-

tematika “learning by do-

ing”

Menciptakan sua-

sana belajar yang

menyenangkan

3, 11, 14, 15,

Memfasilitasi

penyelesaian masalah ma-

tematika tanpa

menggunakan

penyelesaian baku

Terampil dalam

menyelesaikan ma-

salah

1, 9,

Menggunakan ma-

salah kontekstual

16, 19

Menggunakan konteks

sebagai titik awal pem-

belajaran matematika

Menunjukkan

kegunaan pembela-

jaran matematika

2, 5,

Terdapat keterkaitan

diantara bagian dari

materi pelajaran

18, 20

b. Kemampuan Pemahaman Konsep (Y)

Kisi-kisi kemampuan pemahaman konsep matematika meru-

pakan pedoman peneliti dalam membuat butir-butir soal uraian

yang akan diberikan kepada subyek penelitian.

Berikut kisi-kisi instrument tes kemampuan pemahaman kon-

sep matematika, yaitu :

Page 51: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

33

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

Dimensi Indikator Nomor

Soal

Pemahaman

Konsep

Memberikan contoh dan non-

contoh dari konsep 1

Mengklarifikasi objek-objek

menurut menurut sifat-sifat terten-

tu

2

Menggunakan, memanfaatkan dan

memilih prosedur atau operasi ter-

tentu

3

Menyajikan konsep dalam

berbagai bentuk representasi ma-

tematis

5

Mengaplikasikan konsep atau al-

goritma pemecahan masalah 4

Nilai Siswa =𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒆𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍× 𝟏𝟎𝟎 (Majid, 2014)

c. Kalibrasi Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Ob-

servasi, dan Tes Tertulis. Observasi berguna untuk menge-

tahui pembelajaran matematika realistik. Sedangkan tes

tertulis berguna untuk mengetahui kemampuan pemahaman

konsep matematika siswa Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen

Kota Jambi terhadap materi sudut.

Page 52: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

34

1) Observasi

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, ob-

servasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-

proses pengamatan dan ingatan. (Sugiyono, 2017.

Hlm.203)

2) Tes Tertuis

Instrumen penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini berupa tes kemampuan pemahaman konsep

dengan tipe uraian yang terdiri dari 5 soal. Tes esai (uraian)

adalah jenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawa-

ban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata.

Tes yang digunakan dalam penelitian perlu dil-

akukan uji validitas agar ketepatan alat penilaian terhadap

konsep yang dinilai sesuai, sehingga betul-betul menilai apa

yang seharusnya dinilai. Uji validitas yang digunakan da-

lam mengetahui kemampuan pemahaman konsep matemat-

ika siswa adalah validitas tes secara rational yaitu pengujian

validitas konstrak (Construct Validity).

Menurut Sugiyono (2017) untuk menguji validitas

konstrak dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment ex-

perts) (hlm. 177). Dalam hal ini setelah instrumen dikon-

struksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan ber-

landaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan

dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instru-

men yang telah disusun itu. Mungkin para ahli akan mem-

beri keputusan: instrumen dapat digunakan tanpa perbai-

kan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total.

Page 53: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

35

F. Teknik Analisis Data

Untuk menguji kebenaran hipotesis dan menjawab rumusan masa-

lah yang telah diajukan variabel dalam penelitian ini adalah pembelajaran

matematika realistik (X) dan kemampuan pemahaman konsep (Y) maka

dilakukan analisis data lebih lanjut maka terlebih dahulu perlu dilakukan

uji normalitas dan uji homogenitas kemudian dilanjutkan dengan analisis

data yaitu uji korelasi product moment dan pembuktian hubungan diana-

lis dengan korelasi anava.

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel ter-

sebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji Liliefors karena sampel

dalam penelitian ini adalah sampel kecil, menurut Sudjana (2005)

langkah-langkah uji Liliefors sebagai berikut :

1) Mengurutkan data sampel dari yang terkecil ke terbesar

(𝑥1, 𝑥2, 𝑥3, … , 𝑥𝑛).

2) Menghitung rata-rata nilai skor sampel secara keseluruhan

menggunakan rata-rata tunggal.

3) Menghitung standar deviasi nilai skor sampel menggunakan

rata-rata tunggal.

4) Menghitung 𝑧𝑖 dengan rumus :

𝑧𝑖 =𝑥𝑖 − �̅�

𝑆

5) Menentukan nilai tabel 𝑧 (melihat lampiran tabel 𝑧) berdasar-

kan nilai 𝑧, dengan mengabaikan nilai negatifnya.

6) Menentukan besar peluang masing-masing nilai 𝑧 berdasarkan

tabel 𝑧 (ditulis dengan symbol 𝐹(𝑧𝑖)) yaitu dengan cara nilai

0,5 − nilai tabel 𝑧 apabila nilai 𝑧𝑖 negatif (−), dan 0,5 + nilai

tabel 𝑧 apabila nilai 𝑧𝑖 positif (+).

Page 54: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

36

7) Menghitung frekuensi kumulatif nyata dari masing-masing

nilai z untuk setiap baris, dan disebut dengan 𝑆(𝑧) kemudian

dibagi dengan jumlah number of cases (𝑛) sampel.

8) Menentukan nilai 𝐿0ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= |𝐹(𝑧𝑖) − 𝑆(𝑧𝑖)| dan bandingkan

dengan nilai 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (tabel nilai kritis uji liliefors) dalam hal ini

taraf signifikan yang digunakan sebesar 5% (0,05).

Apabila 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal (hlm. 466).

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk meliahat apakah kedua

kelompok sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak.

Uji homogenitas yang penulis gunakan adalah uji F atau uji beda

varians.

Langkah-langkah yang digunakan yaitu :

a. Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil.

𝒇𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 =𝐕𝐚𝐫𝐢𝐚𝐧𝐬 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫

𝐕𝐚𝐫𝐢𝐚𝐧𝐬 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥

b. Membandingkan nilai 𝒇𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠dengan 𝒇𝐭𝐚𝐛𝐞𝐥, dengan rumus :

dk pembilang = 𝑛 − 1 = (untuk varians terbesar)

dk penyebut = 𝑛 − 1 = (untuk varians terkecil)

c. Kedua variabel dikatakan homogen apabila pada taraf signif-

ikansi (∝) = 0,05 dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

Jika 𝑓hitung ≥ 𝑓tabel, Tidak Homogen

Jika 𝑓hitung < 𝑓tabel, Homogen. (Riduwan, 2014, hlm.120)

c. Uji Linieritas

Untuk linieritas regresi pada penelitian ini menggunakan

rumus anava (Riduwan, 2014, hlm. 200). Langkah-langkah perhi-

tungan-nya adalah sebagai berikut:

Page 55: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

37

1) Menentukan jumlah kuadrat regresi

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎)=

(∑ 𝑌)2

𝑛

2) Menentukan jumlah kuadrat regresi

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑏|𝑎) = 𝑏 (∑ 𝑋𝑌 −∑ 𝑋 . ∑ 𝑌

𝑛)

3) Menghitung jumlah kuadrat residu

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 = ∑ 𝑌2 − 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑏|𝑎) − 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎)

4) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi

𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎) = 𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎)

5) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi

𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑏|𝑎) = 𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑏|𝑎)

6) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu

𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 =𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠

𝑛−2

7) Menghitung jumlah kuadrat error

𝐽𝐾𝐸 = ∑ {∑ 𝑌2 −∑ 𝑌2

𝑛}𝑘

8) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok

𝐽𝐾𝑇𝐶 = 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 − 𝐽𝐾𝐸

9) Menghitung jumlah rata-rata kuadrat tuna cocok

𝑅𝐽𝐾𝑇𝐶 =𝐽𝐾𝑇𝐶

𝑘−2

10) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error

𝑅𝐽𝐾𝐸 =𝐽𝐾𝐸

𝑛−𝑘

11) Mencari nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑅𝐽𝐾𝑇𝐶

𝑅𝐽𝐾𝐸

12) Menghitung aturan untuk pengambilan keputusan atau

kriteria uji linier. Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 diterima

dan berarti linier.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

38

2. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji homogenitas dan uji normalitas, maka dil-

akukan uji hipotesis dengan rumus yang digunakan adalah rumus Ko-

relasi Product Moment dengan sampel kurang dari 30 sebagai berikut:

𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =∑ 𝑥𝑦

𝑁. 𝑆𝐷𝑥 . 𝑆𝐷𝑦

Keterangan:

𝑟𝑥𝑦 = Angka Indeks Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y

∑ 𝑥𝑦 = Jumlah dari hasil perkalian antara deviasi skor-skor Var-

iabel X (yaitu: x) dari deviasi skor-skor Variabel Y

(yaitu: y)

𝑆𝐷𝑥 = Deviasi Standar dari Variabel X

𝑆𝐷𝑦 = Deviasi Standar dari Variabel Y

𝑁 = Number of cases

Langkah – langkah yang perlu ditempuh adalah:

Langkah 1: Menyiapkan tabel kerja atau tabel perhitungan, yang

terdiri dari delapan kolom.

Langkah 2: Menghitung mean dari variabel X (yaitu 𝑀𝑥) dengan

menggunakan rumus :

𝑀𝑥 =∑ 𝑋

𝑁

Langkah 3: Menghitung mean dari variabel Y (yaitu 𝑀𝑦) dengan

menggunakan rumus :

𝑀𝑦 =∑ 𝑌

𝑁

Langkah 4: Menghitung Deviasi Standar Variabel X (yaitu

𝑆𝐷𝑥) dengan rumus:

𝑆𝐷𝑥 = √∑ 𝑥2

𝑁

Langkah 5: Menghitung Deviasi Standar Variabel Y (yaitu

𝑆𝐷𝑦) dengan rumus:

Page 57: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

39

𝑆𝐷𝑦 = √∑ 𝑦2

𝑁

Langkah 6: Meenghitung Angka Indeks Korelasi antara Variabel

X dan Variabel Y (yaitu 𝑟𝑥𝑦), dengan menggunakan

rumus:

𝑟𝑥𝑦 =∑ 𝑥𝑦

𝑁. 𝑆𝐷𝑥 . 𝑆𝐷𝑦

Untuk mengetahui lemah atau tinggi rendahnya korelasi

antar dua variabel yang diteliti, dapat diketahui dengan melihat

besar kecilnya angka indeks korelasi melalui hasil analisis yang

dikonsultasikan dengan tabel r (Sudijono, 2015, hlm. 193).

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik diperlukan untuk menguji apakah hipotesis

penelitian yang hanya diuji dengan data sampel itu dapat diberlakukan

untuk populasi atau tidak, dalam hipotesis ini akan muncul istilah

signifikan, taraf kesalahan atau kepercayaan. Hipotesis statistik yang diuji

adalah hipotesis nol. Hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan

antara data sampel dan data populasi.

Hipotesis statistik pada penelitian hal ini adalah :

𝐻0 : 𝜇𝐴1 ≤ 𝜇𝐴2

𝐻𝑎 : 𝜇𝐴1 > 𝜇𝐴2

Keterangan:

𝜇𝐴1 :Skor rata-rata pembelajaran matematika realistik

𝜇𝐴2 :Skor rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika

𝐻0 :Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pembelajaran

matematika realistik dan kemampuan pemahaman konsep ma-

tematika.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

40

𝐻𝑎 :Terdapat hubungan yang signifikan antara pembelajaran ma-

tematika realistik dan kemampuan pemahaman konsep ma-

tematika

Page 59: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

H. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian ini di susun sebagai pedoman dalam melakukan langkah-langkah penelitian. Dengan adanya jadwal

penelitian, diharapkan akan mempermudah peneliti dalam mempersiapkan langkah-langkah penelitian.

Tabel 3.4

Jadwal penelitian

No Kegiatan

Penelitian

September

2019

Oktober

2019

November

2019

Desember

2019

Januari

2020

Februari

2020

Maret

2020

April

2020

Mei

2020

Juni

2020

Juli

2020

1 Pengajuan

judul

2 Pembuatan

proposal

3 Bimbingan

Proposal

4 Seminar

Proposal

5 Perbaikan

Proposal

6 Pengesahan

judul dan

izin riset

7 Penelitian

dilapangan

8 Pengolahan

data

9 Penulisan

Skripsi

Page 60: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

10 Bimbingan

Skripsi

11 Ujian

Skripsi

Page 61: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

43

BAB IV

PENGOLAHAN DATA

A. Deskripsi Data

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan survey dengan

analisis hubungan yang bertujuan untuk membuktikan hubungan antara pem-

belajaran matematika realistik dengan kemampuan pemahaman konsep ma-

tematika siswa yang dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota

Jambi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A, VII B, VII C,

dan VII D. Sampel pada empat kelas tersebut diambil dengan teknik simple

random sampling yang terdiri dari 20 siswa yang memiiki kemampuan

pemahaman konsep matematika yang rendah.

Data penelitian yang dideskripsikan mencakup dua variabel yaitu variabel

X (pembelajaran matematika realistik) dan variabel Y (kemampuan pema-

haman konsep matematika) di kelas VII Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen

Kota Jambi.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi dan tes

uraian yang sebelumnya telah di validasi oleh validator. Observasi digunakan

untuk memperoleh skor pembelajaran matematika realistik (X) dengan cara

mengobservasi siswa yang berkemampuan pemahaman konsep rendah dan tes

uraian digunakan untuk mendapat skor kemampuan pemahaman konsep ma-

tematika siswa (Y). Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh

20 item observasi dengan skala likert dan 5 soal tes uraian yang digunakan

dalam penelitian ini.

Uraian kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:

1. Pengambilan data diambil berupa hasil latihan siswa pada materi sudut

dan garis pada semester genap.

2. Kendala yang dialami peneliti pada saat melakukan penetian ialah

keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukannya peneletian secara

langsung. Dikarenakan keadaan sudah memasuki status tanggap darurat

covid-19 yang berdampak pada pula pada aktifitas sekolah

Page 62: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

44

3. Kegiatan analisis data awal meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji

linearitas dan uji hipotesis.

Data yang telah diperoleh digunakan untuk mengetahui dan mem-

buktikan signifikansi hubungan antara pembelajaran matematika realistik

(X) dengan kemampuan pemahaman konsep (Y) khususnya kelas VII ta-

hun ajaran 2019/2020 Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen.

1. Skor pembelajaran matematika realistik

a. Sebaran data

43 36 33 37 40 45 46 41 48 47

44 43 38 35 45 37 37 37 42 48

b. Distribusi frekuensi

∑ 𝒙 =𝟔𝟎𝟕

∑ 𝑭 =𝟐𝟎

∑ 𝑭𝒙 =𝟕𝟒𝟓

∑ 𝑿 =𝟒𝟑, 𝟓

∑ 𝑿𝟐 = 𝟒𝟗𝟔

∑ 𝑭𝑿𝟐 = 𝟕𝟎𝟗, 𝟐

c. Poligon

Gambar 4.1 Grafik Poligon Pembelajaran Matematika Realistik

d. Mean : �̅� = 37,25

e. Median : 𝑀𝑑𝑛 = 45,5

f. Modus : 𝑀𝑜 = 37

g. Standar Deviasi : 𝑆𝐷𝑥 = 5,9547

0

1

2

3

4

32 33 35 36 37 38 40 41 43 44 45 46 47 48

Fre

kue

nsi

Mid Point

Pembelajaran Matematika Realistik

Page 63: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

45

h. Standar Error : 𝑆𝐸𝑀𝑥 = 1,3567

2. Skor kemampuan pemahaman konsep matematika

a. Sebaran Data

50 50 90 70 40 50 65 50 65 85

45 40 50 65 90 60 35 40 80 75

b. Distribusi frekuensi

∑ 𝒚 =𝟔𝟗𝟓

∑ 𝑭 =𝟐𝟎

∑ 𝑭𝒚 =𝟏𝟏𝟗𝟓

∑ 𝒀 =𝟑𝟕, 𝟕𝟓

∑ 𝒀𝟐 = 𝟑𝟔𝟒𝟎

∑ 𝑭𝒀𝟐 = 𝟓𝟕𝟕𝟑, 𝟕𝟓

c. Poligon

4.

Gambar 4.2 Grafik Poligon kemampuan Pemahaman Konsep

d. Mean : �̅� = 59,75

e. Median : 𝑀𝑑 = 55

f. Modus : 𝑀𝑜 = 50

g. Standar Deviasi : 𝑆𝐷𝑦 = 16,9908

h. Standar Error : 𝑆𝐸𝑀𝑦 = 3,8712

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

35 40 45 50 60 65 70 75 80 85

Fre

kuen

si

Y

Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

Page 64: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

46

B. Uji Hipotesis Analisis data yang dimaksud disini adalah untuk pengujian hipotesis

dan menjawab pertanyaan penelitian yang telah diajukan, namun sebelum dil-

akukan analisis lebih lanjut maka perlu di uji homogenitas dan normalitas da-

ta yang merupakan persyaratan analisis data.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berdistribusi

normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji liliefors. Setelah

melakukan perhitungan, maka didapat kesimpulan bahwa data hasil

observasi pembelajaran matematika realistik dan tes kemampuan

pemahaman konsep matematika berdistribusi normal, karena:

Hasil nilai wawancara beliefs matematika yaitu:

𝑙ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝟎, 𝟏𝟑𝟕𝟑𝟎𝟏 < 𝑙𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝟎, 𝟏𝟗𝟎

Hasil nilai tes kemampuan pemahaman konsep matematika yai-

tu:

𝑙ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝟎, 𝟎𝟗𝟑𝟗𝟏𝟒 < 𝑙𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝟎, 𝟏𝟗𝟎

Maka data pembelajaran matematika realistik dan kemampuan

pemahaman konsep matematika berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan bertujuan untuk melihat apakah

pembelajaran matematika realistik dan kemampuan pemahaman kon-

sep matematika mempunyai varians yang sama atau tidak. Uji ho-

mogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji varians

terbesar dibanding varians terkecil dengan menggunakan tabel F, un-

tuk

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 → 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 → ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛

Page 65: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

47

Ternyata 𝐹𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 1,5881 < 4,38 maka varians adalah

Homogen.

3. Uji Linieritas Regresi

Uji linieritas dilakukan sebagai persyaratan analisis. Setelah

dilakukan pengujian ternyata data pembelajaran matematika realistik

dan kemampuan pemahaman konsep matematika adalah linier dengan

kriteria pengujian demikian Fhitung < Ftabel yaitu 0,6261 < 4,66,

maka data berpola linier.

4. Uji Hipotesis

Analisis yang digunakan oleh peneliti adalah analisis korelasi

Product Moment dengan besar sample 20, untuk mencari apakah ter-

dapat hubungan antara pembelajaran matematika realistik dengan ke-

mampuan pemahaman konsep matematika. Setelah melakukan perhi-

tungan, demikian diperoleh 5% < 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 1% yaitu 0,444 <

0,5193 > 0,561, maka 𝑯𝟎 𝒅𝒊𝒕𝒐𝒍𝒂𝒌. Dengan kesimpulan terdapat

hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran matematika

realistik dengan kemampuan pemahaman konsep matematika.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah menghitung dan mengolah data, penulis menemukan hasil

penelitian berupa, Pembelajaran matematika realistik yang didapat dari hasil,

observasi siswa berupa pernyataan dengan nilai maksimumnya adalah 48 dan

minimumnya adalah 32. Dari data tersebut didapat nilai rata-ratanya sebesar

37,25 median sebesar 45,4 dan modus sebesar 37 dengan standar deviasinya

sebesar 5,9547.

Kemampuan pemahaman konsep matematika yang didapat dari hasil

latihan siswa yang berupa soal uraian dengan nilai maksimumnya adalah 90

dan minimumnya adalah 35. Dari data tersebut didapat nilai rata-ratanya

Page 66: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

48

sebesar 59,75 median sebesar 55 dan modus sebesar 50 dengan standar devi-

asinya sebesar 16,9908.

Uji hipotesis korelasi product moment yang telah dilakukan terdapat

hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran matematika realistik

dengan kemampuan pemahaman konsep matematika. Hal ini ditunjukkan dari

hasil analisis data didapat 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 0,5193 dan diinterpretasikan

dengan tabel distribusi r pada taraf signifikan 5% = 0,444 dan pada taraf sig-

nifikan 1 % = 0,561 jadi 0,444 < 0,5193 > 0,561 atau 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 5% < 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >

𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 1% , ini berarti ada hubungan positif yang signifikan antara pembelaja-

ran matematika realistik dengan kemampuan pemahaman konsep matematika

diterima.

Hasil yang diperoleh sesuai dengan hasil penelian relevan oleh Hanny

Fitriana dengan judul “Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika

Realistik Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa”

yang mendapatkan hasil bahwa pembelajaran matmatika reaistik berpern-

garuh secara signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa..

Page 67: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti serta hasil

pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan didapatkan tiga hal berikut:

1. Skor pembelajaran matematika realistik yaitu dengan rata-rata sebesar

37,25 dan standar deviasinya 5,9547. Artinya nilai rata-rata skor pem-

belajaran matematika realistik dapat digunakan sebagai representasi dari

keseluruhan data. Karena nilai standar deviasinya lebih kecil dibanding-

kan dengan nilai rata-rata.

2. Skor tes kemampuan pemahaman konsep matematika yaitu dengan rata-

rata sebesar 59,75 dan sandar deviasinya 16,9908. Artinya nilai rata-rata

skor kemampuan pemahaman konsep matematika dapat digunakan se-

bagai representasi dari keseluruhan data. Karena nilai standar deviasinya

lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata.

3. Berdasarkan pada perhitungan korelasi dengan menggunakan uji korelasi

product moment dengan df sebesar 18, diperoleh 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 pada taraf

signifikansi 5%, = 0,444 dan 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 pada taraf signifikansi 1%, = 0,561

𝑟𝑥𝑦 = 𝟎, 𝟓𝟏𝟗𝟑. Dengan demikian 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 5% < 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 1%

yaitu 0,444 < 0,5193 > 0,561 ,, maka 𝑯𝟎 𝒅𝒊𝒕𝒐𝒍𝒂𝒌 artinya terdapat

hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran matematika

realistik dengan kemampuan pemahaman konsep matematika. Dapat

disimpulkan bahwa: Bila pembelajaran matematika realistik siswa

tinggi maka kemampuan pemahaman konsep matematikanya juga

tinggi.

Page 68: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

50

B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dari penelitian ini, maka

dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi sekolah

Dari hasil penelitian hubungan antara pembelajaran matematika

realistik dengan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa di

Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi memiliki hubungan

positif dimana pembelajaran matematika realistik tinggi berhubungan

dengan kemampuan pemahaman konsep matematika tinggi, sehingga

diharapkan sekolah dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih

baik lagi agar terciptanya kegiatan belajar mengajar yang optimal.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pembelajaran

matematika realistik dengan kemampuan pemahaman konsep matematika

siswa di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi. Penelitian dapat

dijadikan referensi atau tindak lanjut seterusnya bagi peneliti selanjutnya.

Page 69: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

51

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anonim. (2012). Al Qur’an Dan Terjemahnya. Bandung.

Abdul A. S. (2012). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Pendidikan Matemat-

ika Realistik Indonesia (PMRI).Jurnal Al-Bidayah, Vo/4 No. 1

Amala, MA & Ekawati R. (2016). Profil Proses Matematisasi Horizontal Dan

Vertical Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual

Ditinjau Dari Kemampuan Matematika. Mathedenusa Jurnal Ilmiah

Pendidikan Matematika.

Ari & Gita. (2017). Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis

Etnomatematika .Journal of Medives, Volume 1, No. 2

Arrifadah Y. (2004) Pembelajaran Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan Lu-

as dan Keliling di kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Uneversitas Negeri

Surabaya

Cholid , N & Achmadi, A. (2016). Metodologi Penelitian. Jakarta :PT Bumi

Aksara.

Evi S. (2011).Pendekatan Matematika Realistik (Pmr) Untuk Meningkatkan Ke-

mampuan Berfikir Siswa Di Tingkat Sekolah Dasar. ISSN 1412-565X

Fadillah S. (2009).Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dalam Pembela-

jaran Matematika. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidi-

kan dan Penerapan MIPA Univeraitas Negeri Yogyakarta

Fitriana H. (2010).Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik ter-

hadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa. Skripsi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 70: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

52

Gravemeijer. (1994).Developing Realistic Mathematic Education. Utrecht:

Freudenthal Institute.

http://repository.upi.edu/operator/upload/d_mat_0604957_chapter2.pd

f

Hasan.Iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: Bumi

Aksara

Hikmawati F. (2017). Metodologi Penelitian, Depok: Pt Rajagrafindo Persada.

Iis Holisin. (2007).Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Jurnal Didaktis,

Vol. 5, No. 3, Hal 1 -68, ISSN 1412-5889

Misdalina Dkk. (2009). Pengembangan Materi Integral Untuk Sekolah Menengah

Atas (SMA) Menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Real-

istik Indonesia (PMRI) di Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika

3 (1), 61-74.

Nila Kusumawati. (2008).Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran

Matematika. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika.

Rahayu R. (2017).Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia Berbasis

Keunggulan Lokal Untuk Membangun Disposisi Matematis Dan

Karakter Cinta Tanah Air. Prosiding Seminar Nasional

Riduwan. (2014). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Shadiq, Fadjar. (2009). Model-model pembelajaran matematika SMP. Jakarta:

Depdiknas

Soedjadi. (2001). Pembelajaran matematika berjiwa RME. Seminar Nasional

PMRI Universitas Sanata Darma. Yogyakarta.

Page 71: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

53

Sudijono, A. (2015). Pengantar Statistik Pendidikan. Depok: Pt Rajagrafind

Persada.

Sugiman & Yaya S,K. (2010).Dampak Pendidikan Matematika Realistik Terhadap

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Smp. Jurnal

Vol.1 No.1

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualtatif, Kuanti-

taif, R&D. Bandung: Alfabeta.

Turmuzi M. (2014).Pembelajaran Matematika realistik pada pokok bahasan per-

bandingan di kelas II SLTP. jurnal kependidikan,No. 2 Vol 3.

Widyastuti, N, S & Pujiastuti, P. (2014).Pengaruh Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia (Pmri) Terhadap Pemahaman Konsep Dan

Berpikir Logis Siswa. Jurnal Prima Edukasia,Volume 2-Nomor 2

Page 72: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

54

LAMPIRAN

Page 73: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

55 Lampiran 1

REKAPITULASI NILAI AWAL

1. Nilai kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada materi

Himpunan kelas VII A

2. Nilai kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada materi

Himpunan kelas VII B

No Nama Nilai Keterangan No Nama Nilai Keterangan

1 AB 38,5 Rendah 12 MJY 70 Tinggi

2 AIW 75 Tinggi 13 MR 38,5 Rendah

3 AY 70 Tinggi 14 RF 70 Tinggi

4 HD 66 Rendah 15 RH 67,5 Rendah

5 JYF 72 Tinggi 16 RN 49,5 Rendah

6 KA 49,5 Rendah 17 RR 66 Rendah

7 MA 27,5 Rendah 18 SN 74 Tinggi

8 MAK 73,5 Tinggi 19 TA 74 Tinggi

9 MK 73,5 Tinggi 20 VAA 62,5 Rendah

10 MM 70 Tinggi 21 W 49,5 Rendah

11 MPP 44 Rendah 22 WP 22 Rendah

No Nama Nilai Keterangan No Nama Nilai Keterangan

1 AR 27,5 Rendah 14 MRA 73 Tinggi

2 AP 22 Rendah 15 MRF 50,5 Rendah

3 APP 22 Rendah 16 MHP 50 Rendah

4 APT 16,5 Rendah 17 MR 65,5 Rendah

5 FM 44 Rendah 18 MSA 49,5 Rendah

6 HH 55,5 Rendah 19 MF 33 Rendah

7 H 73 Tinggi 20 NS 67 Rendah

8 IMI 80 Tinggi 21 RB 67 Rendah

9 KGP 73,5 Tinggi 22 RS 62,5 Rendah

10 MA 38,5 Rendah 23 SBA 49,5 Rendah

11 MABP 27,5 Rendah 24 SL 50 Rendah

Page 74: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

56 Lampiran 1

3. Nilai kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada materi

Himpunan kelas VII C

4. Nilai kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada materi

Himpunan kelas VII D

12 MAK 33 Rendah 25 RA 49,5 Rendah

13 MPLS 45 Rendah 26 RF 80 Tinggi

No Nama Nilai Keterangan No Nama Nilai Keterangan

1 A 49,5 Rendah 15 MQ 82 Tinggi

2 AK 38,5 Rendah 16 MAR 71,5 Tinggi

3 AP 55 Rendah 17 MAP 65 Rendah

4 AAC 71,5 Tinggi 18 NN 63,5 Rendah

5 CA 55 Rendah 19 NK 82 Tinggi

6 DA 78,5 Tinggi 20 NO 72,5 Tinggi

7 DK 75 Tinggi 21 NZ 33 Rendah

8 DOR 49,5 Rendah 22 NR 49,5 Rendah

9 DHP 63,5 Rendah 23 RAF 71,5 Tinggi

10 FK 66 Rendah 24 SA 75 Tinggi

11 HJ 38,5 Rendah 25 WA 63,5 Rendah

12 IM 33 Rendah 26 WF 50 Rendah

13 IW 49,5 Rendah 27 WJ 75 Tinggi

14 LM 55,5 Rendah 28 ZN 71,5 Tinggi

No Nama Nilai Keterangan No Nama Nilai Keterangan

1 AP 70,5 Tinggi 12 NW 33 Rendah

2 BKN 38,5 Rendah 13 NT 38,5 Rendah

3 EN 33 Rendah 14 NDL 55,5 Rendah

4 HPP 62,5 Rendah 15 PP 70 Tinggi

5 KN 63 Rendah 16 RH 70 Tinggi

Page 75: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

57 Lampiran 1

6 MA 70 Tinggi 17 SA 49,5 Rendah

7 MC 49,5 Rendah 18 SAN 38,5 Rendah

8 MT 74 Tinggi 19 ST 62,5 Rendah

9 NA 65,5 Rendah 20 VH 75 Tinggi

10 NH 50,5 Rendah 21 WNP 62,5 Rendah

Page 76: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

58 Lampiran 1

Tabel I.1

Skor Pembelajaran Matematika Realistik (X)

No Re-

sponden

Pernyataan Total

Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 2 2 3 2 1 1 2 1 1 2 3 2 3 1 1 3 2 3 3 3 43

2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 1 3 2 1 1 2 2 1 2 36

3 2 2 2 1 1 3 2 2 1 2 1 3 1 1 2 1 2 1 2 1 33

4 2 1 1 2 1 2 3 2 3 2 1 2 2 1 3 1 1 2 2 3 37

5 2 2 4 1 1 3 3 2 2 3 1 1 1 1 1 1 3 3 2 3 40

6 4 1 4 2 3 4 4 2 1 1 3 2 1 1 2 4 3 1 1 1 45

7 1 2 4 1 1 3 3 2 3 1 3 2 4 2 2 1 4 3 2 2 46

8 3 2 1 3 3 2 3 3 1 1 3 2 1 3 1 1 2 3 2 1 41

9 3 2 4 4 4 2 2 3 3 1 1 2 1 4 3 2 1 2 2 2 48

10 4 3 2 3 4 2 2 2 2 1 1 3 3 1 1 4 3 3 1 2 47

11 3 4 1 1 2 3 4 3 2 2 1 1 2 1 4 1 2 3 1 3 44

12 4 3 2 4 1 1 1 2 3 1 2 4 3 2 1 2 1 4 1 1 43

13 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2 1 2 2 38

14 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 3 3 2 1 3 1 35

15 4 3 4 2 2 1 3 3 2 3 2 4 1 4 1 2 1 1 1 1 45

16 4 3 2 3 3 1 2 1 1 1 2 1 1 3 1 2 1 2 1 2 37

17 2 1 2 1 2 3 1 2 1 2 1 1 2 3 2 1 2 1 2 1 37

18 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 32

19 4 3 1 3 4 2 1 1 1 1 1 2 3 4 1 2 3 1 2 2 42

20 4 3 3 4 2 2 1 4 4 3 2 1 4 2 2 2 1 2 1 1 48

Tabel II.2

Skor Kemampuan Pemahaman Konsep (Y)

No Re-

sponden

Pernyataan Skor

Skor

Konversi 1 2 3 4 5

1 2 1 2 1 2 8 40

2 2 2 3 1 2 10 50

3 1 2 2 4 2 11 55

4 4 2 4 2 2 14 70

5 2 2 2 1 1 8 40

6 4 2 2 1 1 10 50

7 2 3 2 2 4 13 65

8 3 2 2 2 1 10 50

Page 77: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

59 Lampiran 1

9 4 4 2 1 2 13 65

10 3 2 4 4 2 15 75

11 1 0 2 4 2 9 45

12 3 0 3 0 2 8 40

13 4 2 1 1 2 10 50

14 4 4 2 1 2 13 65

15 1 1 2 1 1 6 30

16 4 2 2 3 1 12 60

17 2 1 2 1 1 7 35

18 2 3 2 0 1 8 40

19 3 1 2 3 3 12 60

20 4 3 2 3 3 15 75

1. Pembelajaran Matematika Realistik

a. Sebaran Data

43 36 33 37 40 45 46 41 48 47

44 43 38 35 45 37 37 37 42 48

b. Menentukan tabel dristribusi frekuensi

Tabel I.3

Distribusi Frekuensi Nilai Pembelajaran Matematika Realistik

Nilai

(x) F Fx X=x-x̅ 𝒙𝟐 FX2 Fka Fkb

48 2 96 10,75 115 231,125 1 20

47 1 47 9,75 95 95,0625 3 18

46 1 46 8,75 76 76,5625 4 17

45 2 90 7,75 60 120,125 5 16

44 1 44 6,75 45 45,5625 7 14

43 2 86 5,75 33 66,125 8 13

41 1 41 3,75 14 14,0625 10 11

40 1 40 2,75 7 7,5625 11 10

38 1 38 0,75 0 0,5625 12 9

37 3 81 -0,25 0 0,1875 16 5

36 1 36 -1,25 1 1,5625 17 4

35 1 35 -2,25 5 5,0625 18 3

33 1 33 -4,25 18 18,0625 19 2

32 1 32 -5,25 27 27,5625 20 1

Page 78: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

60 Lampiran 1

∑ 𝒙 =𝟔𝟎𝟕

∑ 𝑭 =𝟐𝟎

∑ 𝑭𝒙 =𝟕𝟒𝟓

∑ 𝑿 =𝟒𝟑, 𝟓

∑ 𝑿𝟐 = 𝟒𝟗𝟔

∑ 𝑭𝑿𝟐 = 𝟕𝟎𝟗, 𝟐

c. Poligon

Gambar 4.1 Grafik Poligon Pembelajaran Matematika Realistik

d. Mencari Mean

�̅� =∑ 𝐹𝑋

𝑛=

745

20= 37,25

e. Mencari Median (Md)

Data disusun menjadi

43 36 33 37 40 45 46 41 48 47

44 43 38 35 45 37 37 32 42 48

𝑀𝑑𝑛 = 47 + 44

2

= 91

2

= 45,5

f. Mencari Modus (Mo)

𝑀𝑜 = 37 ( Mempunyai frekuensi paling banyak )

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

32 33 35 36 37 38 40 41 43 44 45 46 47 48

Fre

kue

nsi

Mid Point

Pembelajaran Matematika Realistik

Page 79: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

61 Lampiran 1

g. Mencari standar deviasi (SDy)

𝑆𝐷𝑥 = √∑ 𝑓𝑥2

𝑁

= √709,2

20

= √35,459

= 5,9547

h. Mencari Standar Error

𝑆𝐸𝑀𝑦 =𝑆𝐷𝑦

√𝑁−1

𝑆𝐸𝑀𝑦 =5,9547

√20 − 1

𝑆𝐸𝑀𝑦 =5,9547

√19

𝑆𝐸𝑀𝑦 =5,9547

4,389

𝑆𝐸𝑀𝑦 = 1,3567

2. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

a. Sebaran data

50 50 90 70 40 50 65 50 65 85

45 40 50 65 90 60 35 40 80 75

b. Menentukan tabel dristribusi frekuensi

Tabel I.4

Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

Nilai

(y) F Fy

𝒀 =𝒚 − �̅�

𝒀𝟐 FY2 Fkb Fka

90 2 180 30,25 915 1830,125 20 1

85 1 85 25,25 637 637,5625 18 3

80 1 80 20,25 410 410,0625 17 4

75 1 75 15,25 232 232,5625 16 5

70 1 70 10,25 105 105,0625 15 6

Page 80: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

62 Lampiran 1

65 3 195 5,25 27 82,6875 12 9

60 1 60 0,25 0 0,0625 11 10

50 5 250 -9,75 95 475,3125 6 15

45 1 45 -14,75 217 217,5625 5 16

40 3 120 -19,75 390 1170,1875 2 19

35 1 35 -24,75 612 612,5625 1 20

∑ 𝒚 =𝟔𝟗𝟓

∑ 𝑭 =𝟐𝟎

∑ 𝑭𝒚 =𝟏𝟏𝟗𝟓

∑ 𝒀 =𝟑𝟕, 𝟕𝟓

∑ 𝒀𝟐 = 𝟑𝟔𝟒𝟎

∑ 𝑭𝒀𝟐 = 𝟓𝟕𝟕𝟑, 𝟕𝟓

c. Polygon

Gambar 4.2 Grafik Poligon Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

d. Mencari Mean

�̅� =∑ 𝐹𝑦

𝑛=

1195

20= 59,75

e. Mencari Median (Md)

Data disusun menjadi

35 40 40 40 45 50 50 50 50 50

60 65 65 65 70 75 80 85 90 90

𝑀𝑑𝑛 = 50 + 60

2

= 110

2

= 55

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

35 40 45 50 60 65 70 75 80 85

Fre

kuen

si

Y

Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

Page 81: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

63 Lampiran 1

f. Mencari Modus (Mo)

𝑀𝑜 = 50 ( Mempunyai frekuensi paling banyak )

g. Mencari standar deviasi (SDy)

𝑆𝐷𝑦 = √∑ 𝐹𝑌2

𝑁

= √5773,75

20

= √288,6875

= 16,9908

h. Mencari Standar Error

𝑆𝐸𝑀𝑦 =𝑆𝐷𝑦

√𝑁−1

𝑆𝐸𝑀𝑦 =16,9908

√20 − 1

𝑆𝐸𝑀𝑦 =16,9908

√19

𝑆𝐸𝑀𝑦 =16,9908

4,389

𝑆𝐸𝑀𝑦 = 3,8712

Page 82: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

64 Lampiran 2

UJI NORMALITAS DATA SAMPEL

1. Pembelajaran Matematika Realistik

Sebaran data pembelajaran matematika realistik

43 36 33 37 40 45 46 41 48 47

44 43 38 35 45 37 37 37 42 48

Tabel II.1

Uji Normalitas Sampel Pembelajaran Matematika Realistik

No 𝒙𝒊 𝒇𝒊 𝒙𝟐 𝒁𝒊 𝒇𝒌𝒖𝒎𝒖𝒍𝒂𝒕𝒊𝒇 𝑭(𝒁𝒊) 𝑺(𝒁𝒊)

𝑭(𝒁𝒊)

− 𝑺(𝒁𝒊)

|𝑭(𝒁𝒊)

− 𝑺(𝒁𝒊)|

1 32 1 1024 -0,77014 1 0,2217 0,05 0,1677 0,1677

2 33 1 1089 -0,23727 2 0,2557 0,1 0,1557 0,1557

3 35 1 1225 -0,12561 3 0,2014 0,15 0,1514 0,1514

4 36 1 1296 -0,06978 4 0,3541 0,2 0,1451 0,1451

5 37 1 1369 -0,01395 5 0,496 0,25 0,246 0,246

6 37 1 1369 -0,01395 6 0,496 0,3 0,196 0,196

7 37 1 1369 -0,01395 7 0,496 0,35 0,146 0,146

8 38 1 1444 0,041871 8 0,484 0,4 0,084 0,084

9 40 1 1600 0,153528 9 0,5596 0,45 0,1096 0,1096

10 41 1 1681 0,209356 10 0,5793 0,5 0,0793 0,0793

11 42 1 1764 0,265185 11 0,6026 0,55 0,0526 0,0526

12 43 1 1849 0,321013 12 0,6255 0,6 0,0255 0,0255

13 43 1 1849 0,321013 13 0,6255 0,65 -0,0245 0,0245

14 44 1 1936 0,376842 14 0,6443 0,7 -0,0557 0,0557

15 45 1 2025 0,432670 15 0,6664 0,75 -0,0836 0,0836

16 45 1 2025 0,432670 16 0,6664 0,8 -0,1336 0,1336

17 46 1 2116 0,488499 17 0,6844 0,85 -0,1,656 0,1,656

18 47 1 2209 0,544327 18 0,7054 0,9 -0,1746 0,1746

19 48 1 2304 0,600156 19 0,7258 0,95 -0,12242 0,1242

20 48 1 2304 0,600156 20 0,7258 1 -0,1742 0,1742

∑ 𝑋𝑖=

745

∑ 𝑋2=

33847

Page 83: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

65 Lampiran 2

a. Menghitung Rata-Rata (Mean)

�̅� =∑ 𝑋𝑖

𝑁=

745

20= 37,25

b. Menghitung Simpangan Baku

𝑆 = √𝑁(∑ 𝑋2)−(∑ 𝑥)2

𝑁(𝑁−1)

𝑆 = √20(33847)−(745)2

20(20−1)

𝑆 = √676940−555025

20(19)

𝑆 = √121915

380

𝑆 = √320,828

𝑆 = 17,912

Maka didapati nilai Ltabel pada table nilai kritis untuk uji liliefors yaitu Lta-

bel= 0,190. kriteria yang telah ditentukan 𝐿0 < 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka H0 diterima atau data

distribusi normal apabila 𝐿0 ≥ 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H0 ditolak atau data tidak berdistri-

busi normal. Dari kolom diatas 𝐋𝟎 = 𝟎, 𝟏𝟕𝟒𝟐 maka kecil dari 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,190 atau

𝟎, 𝟏𝟕𝟒𝟐 < 0,190 maka data berdistribusi normal.

Page 84: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

66 Lampiran 2

2. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

1. Sebaran data

50 50 90 70 40 50 65 50 65 85

45 40 50 65 90 60 35 40 80 75

Tabel II.2

Uji Normalitas Sampel Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

No 𝒙𝒊 𝒇𝒊 𝒙𝟐 𝒁𝒊 𝒇𝒌𝒖𝒎 𝑭(𝒁𝒊) 𝑺(𝒁𝒊)

𝑭(𝒁𝒊)

− 𝑺(𝒁𝒊)

|𝑭(𝒁𝒊)

− 𝑺(𝒁𝒊)|

1 35 1 1225 -1,419802662 1 0,0793 0,05 0,00293 0,00293

2 40 1 1600 -1,132973841 2 0,1093 0,1 0,00093 0,00093

3 40 1 1600 -1,132973841 3 0,1093 0,15 -0,0407 0,0407

4 40 1 1600 -1,132973841 4 0,1093 0,2 -0,0907 0,0907

5 45 1 2025 -0,84614502 5 0,2005 0,25 -0,0495 0,0495

6 50 1 2500 -0,5593162 6 0,2912 0,3 -0,0088 0,0088

7 50 1 2500 -0,5593162 7 0,2912 0,35 -0,0588 0,0588

8 50 1 2500 -0,5593162 8 0,2912 0,4 -0,1088 0,1088

9 50 1 2500 -0,5593162 9 0,2912 0,45 -0,1588 0,1588

10 50 1 2500 -0,5593162 10 0,2912 0,5 0,0288 0,0288

11 60 1 3600 0,014341441 11 0,504 0,55 -0,046 0,046

12 65 1 4225 0,301170261 12 0,6179 0,6 0,0179 0,0179

13 65 1 4225 0,301170261 13 0,6179 0,65 -0,0321 0,0321

14 65 1 4225 0,301170261 14 0,6179 0,7 -0,0821 0,0821

15 70 1 4900 0,587999082 15 0,719 0,75 0,019 0,019

16 75 1 5625 0,874827902 16 0,8078 0,8 0,0074 0,0074

17 80 1 6400 1,161656723 17 0,877 0,85 0,027 0,027

18 85 1 7225 1,448485544 18 0,9251 0,9 0,0251 0,0251

19 90 1 8100 1,735314364 19 0,9582 0,95 0,0082 0,0082

20 90 1 8100 1,735314364 20 0,9582 1 -0,0418 0,0418

∑ 𝑋𝑖=

1195

∑ 𝑋2=

77175

Page 85: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

67 Lampiran 2

a. Menghitung Rata-Rata (Mean)

�̅� =∑ 𝑋𝑖

𝑁=

1196

20= 59,75

b. Menghitung Simpangan Baku

𝑆 = √𝑁(∑ 𝑋2)−(∑ 𝑥)2

𝑁(𝑁−1)

𝑆 = √20(77175)−(1195)2

20(20−1)

𝑆 = √1543500−3570,0625

20(19)

𝑆 = √115475

380

𝑆 = √303,88

𝑆 = 17,432

Maka didapati nilai Ltabel pada table nilai kritis untuk uji liliefors yaitu

Ltabel= 0,190. kriteria yang telah ditentukan 𝐿0 < 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka H0 diterima atau

data distribusi normal apabila 𝐿0 ≥ 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H0 ditolak atau data tidak berdis-

tribusi normal. Dari kolom diatas 𝐋𝟎 = 𝟎, 𝟏𝟓𝟖𝟖 maka kecil dari 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,190

atau 𝟎, 𝟏𝟓𝟖𝟖 < 0,190 maka data berdistribusi normal

Page 86: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

68 Lampiran 3

UJI HOMOGENITAS DATA SAMPEL

Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas

untuk mengetahui bisa atau tidak penelitian ini dilakukan di kelas VII Madrasah

Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi.

Langkah-langkah Uji Homogenitas sampel

1. Pembelajaran Matematika Realistik

a. Sebaran Data

43 36 33 37 40 45 46 41 48 47

44 43 38 35 45 37 37 37 42 48

b. Menentukan tabel distribusi frekuensi

Tabel III.1

Distribusi Frekuensi Nilai Pembelajaran Matematika Realistik

Nilai

(x) F Fx X=x-x̅ 𝒙𝟐 FX2 Fka Fkb

48 2 96 10,75 115 231,125 1 20

47 1 47 9,75 95 95,0625 3 18

46 1 46 8,75 76 76,5625 4 17

45 2 90 7,75 60 120,125 5 16

44 1 44 6,75 45 45,5625 7 14

43 2 86 5,75 33 66,125 8 13

41 1 41 3,75 14 14,0625 10 11

40 1 40 2,75 7 7,5625 11 10

38 1 38 0,75 0 0,5625 12 9

37 3 81 -0,25 0 0,1875 16 5

36 1 36 -1,25 1 1,5625 17 4

35 1 35 -2,25 5 5,0625 18 3

33 1 33 -4,25 18 18,0625 19 2

32 1 32 -5,25 27 27,5625 20 1 ∑ 𝒙 =𝟔𝟎𝟕

∑ 𝑭 =𝟐𝟎

∑ 𝑭𝒙 =𝟕𝟒𝟓

∑ 𝑿 =𝟒𝟑, 𝟓

∑ 𝑿𝟐 = 𝟒𝟗𝟔

∑ 𝑭𝑿𝟐 = 𝟕𝟎𝟗, 𝟐

Page 87: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

69 Lampiran 3

c. Mencari Standar Deviasi

𝑆𝐷𝑥 = √∑ 𝑓𝑥2

𝑁

𝑆𝐷𝑥 = √709,2

20

𝑆𝐷𝑥 = √35,46

𝑆𝐷𝑥 = 5,954

d. Menentukan varians (𝑆2)

𝑆2 = 5,9542 = 35,450

e. Log 𝑆2

𝐿𝑜𝑔𝑆2 = 𝐿𝑜𝑔 35,450 = 1,549

2. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

a. Sebaran Data

50 50 90 70 40 50 65 50 65 85

45 40 50 65 90 60 35 40 80 75

b. Menentukan tabel distribusi frekuensi

Tabel III.2

Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep

Nilai

(y) F Fy

𝒀 =𝒚 − �̅�

𝒀𝟐 FY2 Fkb Fka

90 2 180 30,25 915 1830,125 20 1

85 1 85 25,25 637 637,5625 18 3

80 1 80 20,25 410 410,0625 17 4

75 1 75 15,25 232 232,5625 16 5

70 1 70 10,25 105 105,0625 15 6

65 3 195 5,25 27 82,6875 12 9

60 1 60 0,25 0 0,0625 11 10

50 5 250 -9,75 95 475,3125 6 15

Page 88: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

70 Lampiran 3

45 1 45 -14,75 217 217,5625 5 16

40 3 120 -19,75 390 1170,1875 2 19

35 1 35 -24,75 612 612,5625 1 20

∑ 𝒚 =𝟔𝟗𝟓

∑ 𝑭 =𝟐𝟎

∑ 𝑭𝒚 =𝟏𝟏𝟗𝟓

∑ 𝒀 =𝟑𝟕, 𝟕𝟓

∑ 𝒀𝟐 = 𝟑𝟔𝟒𝟎

∑ 𝑭𝒀𝟐 = 𝟓𝟕𝟕𝟑, 𝟕𝟓

c. Mencari Standar Deviasi

𝑆𝐷𝑦 = √∑ 𝐹𝑌2

𝑁

𝑆𝐷𝑦 = √5773,75

20

𝑆𝐷𝑦 = √288,6875

𝑆𝐷𝑦 = 16,990

d. Menentukan varians (𝑆2)

𝑆2 = 16,9902 = 288,660

e. Log 𝑆2

𝐿𝑜𝑔𝑆2 = 𝐿𝑜𝑔 288,660 = 2,460

Tabel III.3

Uji Homogenitas dengan Varians Terbesar Dibanding Varians Terkecil

Nilai Varians Popu-

lasi

Pembelajaran Ma-

tematika Realistik

Kemampuan Pem-

ahaman Konsep

Matematika

S2 1,549 2,460

N 20 20

Page 89: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

71 Lampiran 3

Langkah-langkah Pencarian:

1. Mencari Varians Terbesar dan Varians Terkecil

Dengan rumus:

𝐹𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

= 2,460

1,549

= 1,5881

𝐹𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,5881

2. Membandingkan Nilai FHitung dengan FTabel

Dengan rumus:

DK Pembilang = N − 1 = 20 − 1 = 19 (varians terbesar)

DK Penyebut = N − 1 = 20 − 1 = 19 (varians terkecil)

Taraf signifikansi ∝= 5% maka dicari pada tabel F didapat FTabel = 4, 38

Jika 𝐹𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = Tidak Homogen

Jika 𝐹𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = Homogen

Ternyata 𝐹𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 1,5881 < 4,38 Maka Varians adalah Homogen

Page 90: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

72 Lampiran 4

UJI LINEARITAS REGRESI

Tabel IV.1

Uji Linearitas Regresi

∑ 𝑋 , ∑ 𝑌 , ∑ 𝑋2 , ∑ 𝑌2 , ∑𝑋. 𝑌, dengan Pembelajaran Matematika Realistik (X)

Dan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika (Y)

No 𝑿 𝒀 𝑿𝟐 𝒀𝟐 XY

1 43 50 1849 2500 2150

2 36 50 1296 2500 1800

3 33 90 1089 8100 2970

4 37 70 1369 4900 2590

5 40 40 1600 1600 1600

6 45 50 2025 2500 2250

7 46 65 2116 4225 2990

8 41 50 1681 2500 2050

9 48 65 2304 4225 3120

10 47 85 2209 7225 3995

11 44 45 1936 2025 1980

12 43 40 1849 1600 1720

13 38 50 1444 2500 1900

14 35 65 1225 4225 2275

15 45 90 2025 8100 4050

16 37 60 1369 3600 2220

17 37 35 1369 1225 1295

18 32 40 1024 1600 1280

19 42 80 1764 6400 3360

20 48 75 2304 5625 3600

Jumlah ∑𝑋 = 745 ∑𝑌 = 1195 ∑𝑋2 = 33847 ∑𝑌2 = 77175 ∑𝑋𝑌 = 49195

Page 91: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

73 Lampiran 4

Mencari Standar Deviasi �̅�, �̅�, 𝑺𝑫𝒙, 𝑺𝑫𝒚

1. �̅� =∑ 𝑋

𝑁=

745

20= 37,25

𝑆𝐷𝑋 = √∑ 𝑋2

𝑁− (

∑ 𝑋

𝑁)

2

= √33847

20− (

745

20)

2

= √1423,01 − (37,25)2

= √1423,01 − 1387,56

= √35,47

= 5,954

2. �̅� =∑ 𝑌

𝑁=

1195

20= 59,75

𝑆𝐷𝑌 = √∑ 𝑌2

𝑁− (

∑ 𝑌

𝑁)

2

= √77175

20− (

1195

20)

2

= √3858,75 − (59,75)2

= √3858,75 − 3570,0625

= √288,6875

= 16,9908

Mencari Arah Regresi b dan Konstanta a

𝑏 =𝑁.∑ 𝑋.𝑌−∑ 𝑋.∑ 𝑌

𝑁.∑ 𝑋2−(∑ 𝑋)2

=20 . 49195 − 745 . 1195

20 . 33847 −(745)2

=983900 −890275

676940−555,025

=93,625

121915= 07679

Page 92: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

74 Lampiran 4

𝑎 =∑ 𝑌−𝑏 ∑ 𝑋

𝑁

=1195−(0,7679).(745)

20

=1195 −(572,1250)

20

=622,8749

20

= 31,1437

Uji Linearitas Regresi Untuk Variabel Y Atas X

Langkah-langkah uji linearitas regresi :

1. Hitung jumlah kuadrat regresi (𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑎)) dengan rumus:

𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑎) =(∑ 𝑌)2

𝑛

=(1195)2

20

=1428025

20

= 71401,25

2. Hitung jumlah kuadrat regresi (JKreg(bIa)) dengan rumus:

𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑏|𝑎) = 𝑏 {∑ 𝑋𝑌 −∑ 𝑋 ∑ 𝑌

𝑛}

= 0,7679 {49195 −745 .1195

20}

= 0,7679 {49195 −890275

20}

= 0,7679 {49195 − 44513,75}

= 0,7679 × 4681,25

= 3594,73

3. Hitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus:

𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠 = ∑ 𝑌2 − 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑏|𝑎) − 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑎)

= 77175 − 3594,73 − 71401,25

= 2179,02

4. Hitung rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg(a)) dengan rumus:

𝑅𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑎) = 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑎) = 71401,25

Page 93: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

75 Lampiran 4

5. Hitung rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg(bIa)) dengan rumus:

𝑅𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑏|𝑎) = 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑏|𝑎) = 3594,73

6. Hitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) dengan rumus:

𝑅𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠 =𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠

𝑛 − 2

=2179,02

20−2

=2179,02

18

= 121,056

7. Hitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

𝐽𝐾𝐸 = ∑ {𝑌2 −(∑ 𝑌)2

𝑛}

𝑘

Tabel IV.2

Penolong Pasangan Variabel 𝑋 dan Variabel Y untuk Mencari JKE

No Kelompok

1 32 1 1 50

2 33 2 1 50

3 35 3 1 90

4 36 4 1 70

5 37

5 3

40

6 37 50

7 37 65

8 38 6 1 50

9 40 7 1 65

10 41 8 1 85

11 42 9 1 45

12 43 10 2

40

13 43 50

14 44 11 1 65

15 45 12 2 90

Page 94: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

76 Lampiran 4

𝐽𝐾𝐸 = ∑ {𝑌2 −(∑ 𝑌)2

𝑛}

𝑘

= (502 −(50)2

1) − (502 −

(50)2

1) − (902 −

(90)2

1)

− (702 −(70)2

1) {(402 + 502 + 652) − [

(40 + 50 + 65)2

3]}

− (502 −(50)2

1) − (652 −

(65)2

1) − (852 −

(85)2

1)

− (452 −(45)2

1) − {(40 + 502) − [

(40 + 50)2

2]}

− (652 −(65)2

1) − {(902 + 602) − [

(90 + 60)2

2]}

− (352 −(35)2

1) − (402 −

(40)2

1)

− {(802 + 752) − [(80 + 75)2

2]}

= 0 + 0 + 0 + 0 + 316,7 + 0 + 0 + 0 + 0 + 50 + 0 + 450 + 0 + 0

+ 12,5 = 829,2

8. Menghitung Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC)

JKTC = JKres − JKE

16 45

60

17 46 13 1 35

18 47 14 1 40

19 48 15 2

80

20 48 75

Page 95: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

77 Lampiran 4

= 2179,02 − 829,2

= 1349,82

9. Menghitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC)

RJKTC =JKTC

k−2

=1349,82

15−2

=1349,82

13

= 103,8323

10. Menghitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE)

RJKE =JKE

N−k

=829,2

20−15

=829,2

5= 165,84

11. Mencari nilai Fhitung

Fhitung =RJKTC

RJKE

= 103,8323

165,84

= 0,6261

12. Menentukan keputusan pengujian:

Jika Fhitung ≤ Ftabel, artinya data berpola linier

jika Fhitung > Ftabel, artinya data berpola tidak linier.

13. Mencari nilai Ftabelmenggunakan tabel F dengan rumus:

Ftabel = F(1−α)(db TC, db E)

= F(1−0,05)(dk =k−2, dk=N−k)

= F(1−0,05)(dk =15−2, dk=20−15)

Page 96: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

78 Lampiran 4

= F(1−0,05)(dk =13, dk=5)

= F(0,95)(13, 5)

Cara mencari Ftabel : dk = 13 sebagai angka pembilang

dk = 5 sebagai angka penyebut

Ftabel =4,66

14. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, kemudian disimpulkan.

Didapat Fhitung= 0,6261 Ftabel= 4,66. Dengan demikian Fhitung < Ftabel

yaitu 0,6261 < 4,66, maka data berpola linier

Tabel IV.3

Ringkasan ANAVA variabel Y atas X

Sumber

Variasi

Derajat

bebas

(db)

Jumlah

Kuadrat

(JK)

Rata-rata

Jumlah

Kuadrat

(RJK)

Fhitung Ftabel

Total 20 0,6261 4,66

Regresi

(a)

Regresi

(bIa)

Residu

1

1

18

71401,25

3594,73

2179,02

71401,25

3594,73

121,056

Kesimpulan:

Karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <

𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 0,6261 <

4,66 maka dapat disim-

pulkan bahwa metode re-

gresi Y atas X berpola

linier

Tuna co-

cok (TC)

Kesalahan

(Error)

13

5

4804,4455

829,2

103,8323

165,84

Page 97: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

79 Lampiran 5

UJI HIPOTESIS

Langkah – langkah yang perlu ditempuh adalah:

a. Menyiapkan tabel kerja atau tabel perhitungan

Tabel VI.1

Skor Pembelajaran Matematika Realistik dan Kemampuan Pemahaman Konsep

No 𝑿 𝒀 𝒙 𝒚 𝒙. 𝒚 𝒙𝟐 𝒚𝟐

1 2 3 4 5 6 7 8

1 43 50 5,75 -9,75 -56,06 33,06 95,06

2 36 50 -1,25 -9,75 12,19 1,56 95,06

3 33 90 4,25 30,25 128,5 18,06 915,06

4 37 70 -0,25 10,25 -2,56 0,06 105,06

5 40 40 -2,75 -19,75 54,31 7,56 390,06

6 45 50 7,75 -9,75 -75,56 60,06 95,06

7 46 65 8,75 5,25 45,94 76,56 260,02

8 41 50 -3,75 -9,75 36,56 14,06 74,39

9 48 65 10,75 5,25 56,43 115,56 570,02

10 47 85 9,75 25,25 246,19 95,06 268,14

11 44 45 6,75 14,75 133,31 45,56 446,27

12 43 40 5,75 -19,75 -113,56 33,06 260,02

13 38 50 0,75 -9,75 -7,31 0,56 95,06

14 35 65 -2,25 5,25 -11,81 5,06 27,56

15 45 90 7,75 30,25 234,43 60,06 915,06

16 37 60 -0,25 0,25 -0,06 0,06 0,06

17 37 35 -0,25 -24,75 6,19 0,06 612,56

18 32 40 -5,25 -19,75 103,68 27,56 390,06

19 42 80 4,75 20,25 96,18 22,56 410,06

20 48 75 10,75 15,25 163,93 115,56 232,56

𝐍 = 𝟐𝟎 745 ∑ 𝑿

1195 ∑ 𝒀

72 ∑ 𝒙

0 ∑ 𝒚

1050,92 ∑ 𝒙. 𝒚

731,8

∑ 𝒙𝟐

6257,2

∑ 𝒚𝟐

Page 98: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

80 Lampiran 5

b. Menghitung mean dari variabel X (yaitu 𝑀𝑥)

𝑀𝑥 =∑ 𝑋

𝑁

=745

20

= 37,25

c. Menghitung mean dari variabel Y (yaitu 𝑀𝑦)

𝑀𝑦 =∑ 𝑌

𝑁

=1195

20

= 59,75

d. Menghitung Deviasi Standar Variabel X (yaitu 𝑆𝐷𝑥)

𝑆𝐷𝑥 = √∑ 𝑥2

𝑁

= √731,8

20

= √36,59

= 5,9547

e. Menghitung Deviasi Standar Variabel Y (yaitu 𝑆𝐷𝑦)

𝑆𝐷𝑦 = √∑ 𝑦2

𝑁

= √6257,2

20

= √312,86

= 16,9908

f. Menghitung Angka Indeks Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y (yaitu

𝑟𝑥𝑦)

𝑟𝑥𝑦 =∑ 𝑥𝑦

𝑁.𝑆𝐷𝑥.𝑆𝐷𝑦

=1050,92

(20)(5,9547)(16,9908)

=1050,92

2023,50

= 0,5193

Page 99: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

81 Lampiran 5

g. Memberikan interpretasi terhadap 𝑟𝑥𝑦

1) Merumuskan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho)

Ha: Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran

Matematika realistik dengan kemampuan pemahaman konsep

Ho: Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara

pembelajaran matematika realistik dengan kemampuan pemahaman

konsep

2) Mencari df

𝐷𝑓 = 𝑁 − 𝑛𝑟 = 20 − 2 = 18

3) Berkonsultasi dengan tabel nilai “r” Product Moment

𝑟𝑡 pada taraf signifikansi 5% = 0,444

𝑟𝑡 pada taraf signifikansi 1% = 0,561

𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 5% < 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 1%

0,444 < 0,5193 > 0,561

4) Membandingkan besarnya nilai 𝑟𝑥𝑦 dengan 𝑟𝑡

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 → 𝐻0 𝑑𝑖𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 → 𝐻0 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

Demikian diperoleh 5% < 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 1% yaitu 0,444 < 0,5193 >

0,561, maka 𝑯𝟎 𝒅𝒊𝒕𝒐𝒍𝒂𝒌. Dengan kesimpulan terdapat hubungan positif yang

signifikan antara pembelajaran matematika realistik dengan kemampuan

pemahaman konsep matematika.

Page 100: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

82 Lampiran 8

KISI-KISI INSTRUMEN DAN RUBRIK PENSKORAN

1. Pembelajaran Matematika Realistik

a) KISI-KISI OBSERVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

REALISTIK

Dimensi Indikator Nomor Butir

Observasi

Menjadikan matematika

lebih menarik, relevan,

bermakna, tidak terlalu

formal dan tidak terlalu

abstrak

Menunjukkan minat ter-

hadap pembelajaran ma-

tematika realistik

4, 6, 8,12,

Mempertimbangkan ting-

kat kemampuan siswa

Meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi yang

dipelajari

7,10,13,17

Menekankan belajar ma-

tematika “learning by do-

ing”

Menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan

3, 11, 14, 15,

Memfasilitasi

penyelesaian masalah

matematika tanpa

menggunakan

penyelesaian baku

Terampil dalam me-

nyelesaikan masalah

1, 9,

Menggunakan masalah

kontekstual

16, 19

Menggunakan konteks

sebagai titik awal pem-

belajaran matematika

Menunjukkan kegunaan

pembelajaran matematika

2, 5,

Terdapat keterkaitan diantara

bagian dari materi pelajaran

18, 20

Page 101: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

83 Lampiran 6: (Lanjutan)

PEDOMAN OBSERVASI SISWA TERHADAP

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

NAMA :

KELAS :

SEKOLAH : Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi

Petunjuk pengisian observasi

1. Awali dengan membaca Basmalah.

2. Bacalah setiap pertanyaan yang diajukan dengan cermat dan teliti.

3. Pilihlah hanya satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberikan tanda

ceklist ( ) pada kolom disebelah kanan setiap pernyataan yang sesuai

dengan sikap anda.

4. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, sehingga anda jangan terpengaruh

pendapat teman-teman anda.

5. Pilihan jawaban yang ada adalah :

4 : Selalu

3 : Sering

2 : jarang

1 : Tidak pernah

6. Akhiri dengan Hamdalah.

No. Pernyataan 4 3 2 1

1 2 3 4 5 6

1 Siswa mencoba mengerjakan soal matemat-

ika yang ada di buku LKS

2 Siswa merasa dengan mempelajari ma-

tematika bisa dengan mudah memecahkan

masalah sehari-hari

3 Siswa dapat mengerjakan soal matematika

yang membutuhkan khayalan dalam ke-

hidupan sehari-hari

4 Siswa tidak akan putus asa, walaupun kesu-

Page 102: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

84 Lampiran 6: (Lanjutan)

litan dalam belajar matematika

5 Matematika membantu siswa mengetahui

macam-macam sudut

6 Siswa berusaha untuk belajar dengan baik

agar mendapat hasil yang optimal

7 Siswa menulis penjelasan guru selama

mengikuti pembelajaran matematika

8 Siswa sangat menyukai ketika guru mem-

buka sesi tanya jawab

9 Siswa dapat menyelesaikan soal matematika

yang diberikan oleh guru dengan caranya

sendiri

10 Siswa perlu menanyakan hal-hal yang ku-

rang dipahami kepada guru

11 Siswa tertarik saat belajar tentang sudut

yang dijelaskan oleh guru

12 Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran di

kelas

13 Siswa berani tampil didepan kelas untuk

mengerjakan latihan

14 Siswa selalu memperhatikan guru ketika

menjelaskan materi

15 Siswa senang ketika guru mengajak belajar

diluar kelas

16 Siswa senang belajar matematika jika ma-

terinya dihubungkan dengan contoh nyata

17 Siswa ikut serta membuat kesimpulan saat

pembelajaran telah selesai

18 Siswa menyukai saat guru memberikan per-

tanyaan/soal tentang materi sebelumnya

ketika akan memulai pembelajaran.

19 Soal-soal yang diberikan lebih mudah dipa-

hami karena berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari

20 Dengan mempelajari matematika siswa

terbantu untuk melakukan perhitungan pada

mata pelajaran lainnya.

Page 103: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

85 Lampiran 6: (Lanjutan)

Page 104: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

86 Lampiran 7

KISI-KISI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

Indikator Pem-belajaran

Indikator Variabel Indikator Soal No Soal

Soal

Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan

menghitung besaran sudut

Mengaplikasi-kan konsep atau algoritma pemecahan masalah

Menentukan besar sudut BAC

3 Perhatikan gambar berikut Besar sudut BAC adalah …

Menyatakan

ulang sebuah

konsep

Mencari nilai x

Menentukan besar sudut KLN

2 Perhatikan gambar berikut Besar pelurus KLN adalah…

Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi terten-tu

Mencari be-saran sudut

4 Perhatikan gambar berikut Besar sudut nomor 1 adalah 950 dan besar sudut nomor 2 adalah 1100 .besar sudut no-mor 3 adalah…

Menyatakan

ulang sebuah

konsep

Mencari nilai X

Menetukan besar sudut SQR

1 Perhatikan gambar berikut

1

3

4

5

6

𝑦 + 10° 140° A

C

D B

K L M

N

(3𝑥 + 15)° (2𝑥 + 10)°

2

Page 105: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

87 Lampiran 7

Besar penyiku SQR adalah…

Menyajikan konsep dalam berbagai ben-tuk representa-si matematis

Mencari nilai sudut X

5 Perhatikan gambar berikut!

Nilai sudut X adalah…

P

Q R

S (6𝑥 + 4)°

(3𝑥 + 5)°

27°

35°

X

Page 106: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

88 Lampiran 7

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN

No Aspek yang dinilai

Indikator Kemam-

puan Pemahaman

Konsep

Jumlah

Skor

1 2 3 4

1. Sudut SQR dan sudut PQS merupakan sudut

saling berpenyiku yang besarnya 90°

Maka :

𝑆𝑄𝑅 + 𝑃𝑄𝑆 = 90°

(3𝑋 + 5)° + (6𝑋 + 4)° = 90°

(9𝑥 + 9)° = 90°

9𝑥 = 81°

𝑥 = 9°

Penyiku sudut SQR adalah sudut PQS

Maka sudut PQS = (6𝑥 + 4)° = (6(9) +

4)° = 58°

Jadi besar penyiku SQR = 58°

Memberikan contoh

dan non-contoh dari

konsep

4

2. Sudut KLN dan sudut MLN merupakan pasan-

gan sudut berpelurus, sehingga berlaku sudut

KLN + MLN = 1800.

(3𝑥 + 15)° + (2𝑥 + 10)°° = 180°

(5𝑥 + 25)° = 180°

5𝑥 = 180 − 25

5𝑥 = 155

𝑥 = 31

Pelurus sdudut KLN adalah sudut MLN

Besar sudut MLN adalah (2𝑥 + 10)° =

(2(31) + 10)° = 72°

Mengaplikasikan

konsep atau algo-

ritma pemecahan

masalah.

4

3 Sudut ABC dan sudut DBC merupakan pasan-

gan sudut berpelurus.

Sehingga sudut ABC = 180° − 𝐷𝐵𝐶 =

Menggunakan,

memanfaatkan,

dan memilih

4

Page 107: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

89 Lampiran 7

180° − 140° = 40°

Jumlah ketiga sudut dalam segitiga adalah

180°, sehingga

𝐵𝐴𝐶 + 𝐴𝐵𝐶 + 𝐵𝐶𝐴 = 180°

(𝑦 + 10)° + 40° + (2𝑦 + 10)° = 180°

(3𝑦 + 60)° = 180°

prosedur atau

operasii tertentu

4 Sudut nomor 1 dan 4 merupakan sudut ber-

sebrangan, sehingga besar sudutnya sama.

Sudut no 4 dan 5 merupakan sudut sehadap,

sehingga besar sudutnya juga sama.

Dengan demikian sudut 1 = sudut 4 = sudut 5

=95°

Sudut nomor 2 dan 6 salingg berpelurus, se-

hingga 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 6 = 180° − 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 2

= (180 − 110)° = 70°

Sudut nomor 3,5 dan 6 merupakan tiga sudut

dalam segitiga, sehingga jumlahnya 180, be-

rartI 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 3 = 180 − 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 5 − 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 6 =

(180 − 95 − 70)° = 15°

Jadi besar sudut nomor 3 adalah 15°

Mengaplikasikan

konsep atau algo-

ritma pemecahan

masalah.

4

5 Tarik garis baru yang sejajar dengan kedua garis yang ada.

Menyajikan kon-

sep dalam

berbagai bentuk

representasi ma-

tematis

4

27°

35°

X

Page 108: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

90 Lampiran 7

Perhatikan bahwa sudut 27°, 35° dan X membentuk sudut berpelurus, sehingga

𝑥 = (180 − 27 − 35)° = 118° Jadi besar susut x adalah 118°

Page 109: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

91 Lampiran 7

Page 110: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

92 Lampiran 8

Page 111: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

93 Lampiran 9 : Kartu Bimbingan Skripsi

Page 112: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

94 Lampiran 9 : Kartu Bimbingan Skripsi

Page 113: HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK …

95 Lampiran 10 : Daftar riwayat hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)

Nama : Maya Yuliana

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat,tgl lahir : Rantau Rasau, 16 Mei 1999

Alamat : Sk 6 Harapan Makmur, Kecama-

tan Rantau Rasau, Kabupaten

Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi

Alamat Email : [email protected]

No. Kontak : +6285384781775

Pengalaman-pengalaman

Pendidikan Formal

1. Tahun 2005 – 2011 : Sekolah Dasar Negeri 153/X Harapan

Makmur

2. Tahun 2011 – 2014 : SMPN 2 Tanjung Jabung Timur

3. Tahun 2014 – 2016 : SMAN 1 Tanjung Jabung Timur

Pengalaman Organisasi

1. Sekretaris Dewan Racana Sri Soedewi : Periode 2018-2019

2. Ketua Dewan Racana Sri Soedewi : Periode 2019-2020

3. Anggota Dapoer Mahasiswa UIN STS Jambi

Motto hidup

“LELAH, LILLAH, BERKAH”