Top Banner
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PROFESIONALISME GURU NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Oleh : IKA FITRI RAHMAWATI F 100 080 192 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
17

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN …eprints.ums.ac.id/21443/14/02._naskah_publikasi.pdf · minimal S1/D4 dan 45% lainnya telah memenuhi kualifikasi S1/D4 atau lebih. Presentase

Mar 03, 2019

Download

Documents

tranque
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN …eprints.ums.ac.id/21443/14/02._naskah_publikasi.pdf · minimal S1/D4 dan 45% lainnya telah memenuhi kualifikasi S1/D4 atau lebih. Presentase

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN

PROFESIONALISME GURU

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana

(S-1) Psikologi

Oleh :

IKA FITRI RAHMAWATI

F 100 080 192

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 2: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN …eprints.ums.ac.id/21443/14/02._naskah_publikasi.pdf · minimal S1/D4 dan 45% lainnya telah memenuhi kualifikasi S1/D4 atau lebih. Presentase

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN

PROFESIONALISME GURU

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana

(S-1) Psikologi

Oleh :

IKA FITRI RAHMAWATI

F 100 080 192

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 3: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN …eprints.ums.ac.id/21443/14/02._naskah_publikasi.pdf · minimal S1/D4 dan 45% lainnya telah memenuhi kualifikasi S1/D4 atau lebih. Presentase

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN

PROFESIONALISME GURU

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Oleh :

IKA FITRI RAHMAWATI

F 100 080 192

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 4: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN …eprints.ums.ac.id/21443/14/02._naskah_publikasi.pdf · minimal S1/D4 dan 45% lainnya telah memenuhi kualifikasi S1/D4 atau lebih. Presentase
Page 5: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN …eprints.ums.ac.id/21443/14/02._naskah_publikasi.pdf · minimal S1/D4 dan 45% lainnya telah memenuhi kualifikasi S1/D4 atau lebih. Presentase
Page 6: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN …eprints.ums.ac.id/21443/14/02._naskah_publikasi.pdf · minimal S1/D4 dan 45% lainnya telah memenuhi kualifikasi S1/D4 atau lebih. Presentase

1

ABSTRAKSI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN

PROFESIONALISME GURU

Ika Fitri Rahmawati

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

[email protected]

Berdasarkan amanat Undang-undang Guru dan Dosen (UUGD) dan Peraturan

Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa guru adalah sebuah pekerjaan

profesional, maka usaha untuk menjadikan guru sebagai suatu pekerjaan profesional semakin

intensif dilakukan. Langkah awal yang telah dibuat adalah melakukan sertifikasi kepada

guru-guru dalam jabatan sebagai suatu bentuk pengakuan terhadap status profesionalisme

mereka. Melalui program sertifikasi diharapkan guru dapat meningkatkan mutu

profesionalismenya melalui peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran, serta

peningkatan kinerja dan mutu pendidikan secara nasional. Namun demikian, keluhan tentang

sertifikasi guru sudah mulai bermunculan. Secara nasional tidak terlihat peningkatan yang

berarti dalam hasil belajar dan mutu pendidikan secara umum. Indikator sederhana dapat

dilihat dari perolehan hasil belajar secara nasional lewat UN (Payong, 2011).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan

profesionalisme guru. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada hubungan positif antara

motivasi kerja dengan profesionalisme guru. Sampel untuk try out sebanyak 73 guru dan

untuk penelitian sebanyak 72 guru. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dan teknik

pengampilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Sampel yang

digunakan adalah guru yang bersertifikasi. Alat ukur yang digunakan adalah skala motivasi

kerja dan skala profesionalisme guru. Analisis data yang digunakan adalah product moment

dan perhitungan menggunakan SPSS 15.0 for windows. Dari hasil analisis data diketahui ada

hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi kerja dengan profesionalisme guru.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan positif antara motivasi kerja dengan

profesionalisme guru.

Kata kunci : motivasi kerja, profesionalisme guru, guru sertifikasi

Page 7: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN …eprints.ums.ac.id/21443/14/02._naskah_publikasi.pdf · minimal S1/D4 dan 45% lainnya telah memenuhi kualifikasi S1/D4 atau lebih. Presentase

2

PENDAHULUAN

Mutu guru di Indonesia dapat

dilihat dari kualifikasi dan juga

kompetensi yang dimilikinya. Data

terakhir menunjukkan bahwa

kualifikasi guru di Indonesia

sebagian besar masih berada dibawah

kualifikasi S1/DIV. Menurut data

dari dari Direktorat Profesi

Pendidikan Dijten PMPTK 2009,

guru Indonesia yang belum memiliki

kualifikasi akademik minimal

S1/DIV masih cukup besar yakni

1.496.721 guru atau sekitar 57,4%

dari total guru diseluruh jenjang.

tingkat penguasaan materi atau bahan

ajar pada guru juga masih rendah.

Hasil tes terhadap calon guru PNS

yang dibuat oleh Puspendik

Balitbang Depdiknas 2004

menunjukkan kenyataan yang kurang

menggembirakan, dimana tingkat

kemampuan umum dan kemampuan

penguasaan bidang studi pada

sebagian besar guru masih rendah

(Payong. 2011).

Adapun dari sebaran jenjang

pendidikan guru di jajaran Dinas

Dikpora Boyolali terdapat 7.475 atau

sekitar 55% guru dari semua jenjang

yang belum memenuhi kualifikasi

minimal S1/D4 dan 45% lainnya

telah memenuhi kualifikasi S1/D4

atau lebih. Presentase guru yang

belum memenuhi kualifikasi S1/D4

untuk setiap jenjang berturut-turut

adalah 90% atau 1.018 guru untuk

TK/RA, 79% atau 5.371 guru untuk

SD/MI, 27% atau 879 guru untuk

SMP/MTs dan 9% atau 207 guru

untuk SMA/MA/SMK

(www.disdikporaboyolali.com)

Berdasarkan amanat Undang-

undang Guru dan Dosen (UUGD)

dan Peraturan Pemerintah tentang

Standar Nasional Pendidikan bahwa

Page 8: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN …eprints.ums.ac.id/21443/14/02._naskah_publikasi.pdf · minimal S1/D4 dan 45% lainnya telah memenuhi kualifikasi S1/D4 atau lebih. Presentase

3

guru adalah sebuah pekerjaan

profesional, maka usaha untuk

menjadikan guru sebagai suatu

pekerjaan profesional semakin

intensif dilakukan. Langkah awal

yang telah dibuat adalah melakukan

sertifikasi kepada guru-guru dalam

jabatan sebagai suatu bentuk

pengakuan terhadap status

profesionalisme mereka. Langkah itu

telah dimulai sejak tahun 2006 dan

diperkirakan akan selesai pada tahun

2015. Sedangkan sertifikasi guru

selanjutnya akan dilakukan bagi guru

pra jabatan yang diintegrasikan

melalui program Pendidikan Profesi

Guru (PPG) setelah selesai

pendidikan S1sampai dengan tahun

2009, jumlah guru dalam jabatan

yang telah disertifikasi sebanyak

553.763 orang. Melalui program

sertifikasi diharapkan guru dapat

meningkatkan mutu

profesionalismenya melalui

peningkatan mutu proses dan hasil

pembelajaran, serta peningkatan

kinerja dan mutu pendidikan secara

nasional. Namun demikian, keluhan

tentang sertifikasi guru sudah mulai

bermunculan. Secara nasional tidak

terlihat peningkatan yang berarti

dalam hasil belajar dan mutu

pendidikan secara umum. Indikator

sederhana dapat dilihat dari

perolehan hasil belajar secara

nasional lewat UN (Payong, 2011).

Adapun kelulusan jenjang

SMP/MTs di Kabupaten Boyolali

kondisi ideal kelulusan siswa adalah

diatas 95% namun kenyataannya di

Kabupaten Boyolali masih terdapat

angka kelulusan dibawah 95%.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda

dan Olahraga (Disdikpora) Boyolali,

Dradjatno mengatakan jumlah siswa

tidak lulus UN SMP/Mts tahun 2012

Page 9: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN …eprints.ums.ac.id/21443/14/02._naskah_publikasi.pdf · minimal S1/D4 dan 45% lainnya telah memenuhi kualifikasi S1/D4 atau lebih. Presentase

4

di Boyolali sebanyak 56 orang siswa

yang tidak lulus berasal dari SMPN

sebanyak 14 siswa, SMP swasta 14

siswa, SMP Terbuka sebanyak 11

siswa, MTs N sebanyak 16 siswa dan

MTs swasta sebanyak 1 siswa

(www.disdikpporaboyolali.com).

Faktor yang meyebabkan

rendahnya profesionalisme guru

antara lain disebabkan oleh: (1)

masih banyak guru yang tidak

menekuni profesinya secara utuh.

Hal ini disebabkan oleh sebagian

guru yang bekerja diluar jam

kerjanya untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari, sehingga tidak

memiliki kesempatan untuk

meningkatkan diri, baik membaca,

menulis, apalagi membuka internet;

(2) kemungkinan disebabkan oleh

adanya perguruan tinggi swasta yang

mencetak guru asal jadi, atau

setengah jadi, tanpa

memperhitungkan outputnya kelak

dilapangan, sehingga menyebabkan

banyak guru yang tidak patuh

terhadap etika profesinya; (3)

kurangnya motivasi guru dalam

meningkatkan kualitas diri karena

guru tidak dituntut untuk meneliti

sebagaimana yang diberlakukan pada

dosen di perguruan tinggi (Sagala,

2009).

Dengan adanya

profesionalisme guru yang rendah

maka perlu adanya peningkatan

kemampuan profesional guru. Dalam

rangka peningkatan kemampuan

profesional guru, perlu dilakukan

sertifikasi dan uji kompetensi secara

berkala dan disertai dengan

pengawasan agar kinerjanya terus

meningkat dan tetap memenuhi

syarat profesional. Dimasa depan,

profil kelayakan guru akan

ditekankan pada aspek-aspek

Page 10: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN …eprints.ums.ac.id/21443/14/02._naskah_publikasi.pdf · minimal S1/D4 dan 45% lainnya telah memenuhi kualifikasi S1/D4 atau lebih. Presentase

5

kemampuan membelajarkan siswa,

dimulai dari menganalisis,

merencanakan atau merancang,

mengembangkan,

mengimplementasikan, dan menilai

pembelajaran yang berbasis pada

penerapan teknologi pendidikan.

Profesionalisme dapat diartikan

sebagai komitmen para anggota suatu

profesi untuk meningkatkan

kemampuan profesionalnya dan

terus-menerus mengembangkan

strategi-strategi yang digunakannya

dalam melakukan pekerjaan sesuai

dengan profesinya itu (Danim, 2010).

Profesionalisme berasal

dari kata bahasa inggris

profesionalism yang secara

leksikal berarti sifat profesional.

Orang yang profesional memiliki

sikap-sikap yang berbeda dengan

orang yang tidak profesional

meskipun dalam pekerjaan yanng

sama atau berada pada satu ruang

kerja. Tidak jarang pula orang

yang berlatar belakang pendidikan

yang sama dan bekerja pada

tempat yang sama menampilkan

kinerja profesional yang berbeda,

serta berbeda pula pengakuan

masyarakat kepada mereka. Sifat

profesional adalah seperti yang

dapat ditampilkan dalam

perbuatan, bukan yang dikemas

dalam kata-kata yang diklaim oleh

pelaku secara individual.

Profesionalisme dapat diartikan

sebagai komitmen para anggota

suatu profesi untuk meningkatkan

kemampuan profesionalnya dan

terus-menerus mengembangkan

strategi-strategi yang

digunakannya dalam melakukan

pekerjaan sesuai dengan

profesinya itu (Danim, 2010).

Page 11: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN …eprints.ums.ac.id/21443/14/02._naskah_publikasi.pdf · minimal S1/D4 dan 45% lainnya telah memenuhi kualifikasi S1/D4 atau lebih. Presentase

6

Guru adalah seorang

pendidik, pembimbing, pelatih, dan

pemimpin yang dapat menciptakan

iklim belajarmenarik, aman, nyaman

dan kondusif dikelas, keberadaannya

ditengah-tengah siswa dapat

mencairkan suasana kebekuan,

kekakuan, dan kejenuhan belajar

yang terasa berat diterima oleh para

siswa (Yamin, 2006).

Motivasi kerja adalah

dorongan yang muncul pada diri

individu untuk secara sadar

melakukan pekerjaan yang

dihadapi (Danim,2004).

Sedangkan menurut As’ad (2002)

motivasi kerja merupakan tingkah

laku seseorang yang biasanya

didorong oleh keinginan atau

kebutuhan yang harus diambil,

diawali dan diarahkan untuk

melaksanakan tugas dalam

pencapaian hasil kerja yang

diharapkan.

Menurut Yamin (2006)

orang akan termotivasi bila

percaya bahwa: (1) suatu perilaku

tertentu akan menghasilkan hasil

tertentu, (2) hasil tersebut

mempunyai nilai positif baginya,

(3) hasil tersebut dapat dicapai

dengan usaha yang dilakukan

seseorang.

Guru yang profesional

adalah guru yang memiliki

motivasi kerja yang tinggi dan

bertanggung jawab terhadap tugas

atau pekerjaannya. Motivasi kerja

tercermin dalam sikap yang positif

terhadap pekerjaan, kesetiaan, dan

dedikasi dalam tugas dan

pelayanannya serta kesediaan

untuk melaksanakan tugas dengan

penuh rasa tanggung jawab. Guru

yang memiliki motivasi tinggi

Page 12: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN …eprints.ums.ac.id/21443/14/02._naskah_publikasi.pdf · minimal S1/D4 dan 45% lainnya telah memenuhi kualifikasi S1/D4 atau lebih. Presentase

7

selalu menjunjung tinggi semangat

pengabdian tanpa pamrih.

Mengedepankan kewajiban-

kewajiban yang harus dipenuhi

dan mengutamakan pelayanan

prima kepada siswa atau pihak-

pihak lain yang membutuhkan.

Dorongan kerja tercermin dalam

kedisiplinan dan ketaatannya

dalam bekerja, keberanian

mengambil tanggung jawab dan

kesediaan melakukan inovasi-

inovasi yang bermanfaat bagi

perkembangan siswa maupun bagi

peningkatan mutu pendidikan

secara keseluruhan (Payong, 2011).

kurangnya motivasi guru

dalam meningkatkan kualitas diri

karena guru tidak dituntut untuk

meneliti sebagaimana yang

diberlakukan pada dosen di

perguruan tinggi menyebabkan

rendahnya profesionalisme guru

(Sagala, 2009)

Dari uraian diatas, maka

permasalahan yang akan diteliti adalah

“Apakah ada hubungan motivasi kerja

dengan profesionalisme guru?”.

Berdasarkan permasalahan di atas,

maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul

skripsi sebagai berikut, “Hubungan

Antara motivasi kerja dengan

profesionalisme guru”

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif. Adapun

variabel tergantungnya adalah

profesionalisme guru sedangkan

variabel bebasnya adalah motivasi

kerja. Sampel dalam penelitian ini

adalah guru yang sudah bersertifikasi.

Pengampilan sampel dengan

meggunakan teknik cluster random

Page 13: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN …eprints.ums.ac.id/21443/14/02._naskah_publikasi.pdf · minimal S1/D4 dan 45% lainnya telah memenuhi kualifikasi S1/D4 atau lebih. Presentase

8

sampling. Data penelitian ini

diperoleh melalui metode skala

psikologi. Metode analisis yang

digunakan untuk mengetahui

huubungan antara motivasi kerja

dengan profesionalisme guru adalah

teknik analisis korelasi product

moment dari pearson.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis

data menunjukkan ada korelasi

positif yang sangat signifikan

antara motivasi kerja dengan

profesionalisme guru yang

ditunjukkan oleh nilai koefisien

korelasi (r) sebesar 0, 789 dengan

nilai sign. 0,000 (p ˂ 0,01). Hal

ini sesuai dengan hipotesis yang

diajukan penulis, yaitu ada

hubungan positif yang sangat

signifikkan antara motivasi kerja

dengan profesionalisme guru.

Semakin tinggi motivasi kerja

yang dimiliki individu maka

semakin tinggi pula

profesionalisme guru. Sebaliknya,

semakin rendah motivasi kerja

individu maka semakin rendah

pula profesionalisme gurunya.

Hasil tersebut sesuai

dengan pendapat dari Payong

(2011) Guru yang profesional

adalah guru yang memiliki

motivasi kerja yang tinggi dan

bertanggung jawab terhadap tugas

atau pekerjaannya. Motivasi kerja

tercermin dalam sikap yang positif

terhadap pekerjaan, kesetiaan, dan

dedikasi dalam tugas dan

pelayanannya serta kesediaan

untuk melaksanakan tugas dengan

penuh rasa tanggung jawab. Guru

yang memiliki motivasi tinggi

selalu menjunjung tinggi semangat

pengabdian tanpa pamrih.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN …eprints.ums.ac.id/21443/14/02._naskah_publikasi.pdf · minimal S1/D4 dan 45% lainnya telah memenuhi kualifikasi S1/D4 atau lebih. Presentase

9

Mengedepankan kewajiban-

kewajiban yang harus dipenuhi

dan mengutamakan pelayanan

prima kepada siswa atau pihak-

pihak lain yang membutuhkan.

Dorongan kerja tercermin dalam

kedisiplinan dan ketaatannya

dalam bekerja, keberanian

mengambil tanggung jawab dan

kesediaan melakukan inovasi-

inovasi yang bermanfaat bagi

perkembangan siswa maupun bagi

peningkatan mutu pendidikan

secara keseluruhan.

Masalah motivasi sangat

besar pengaruhnya terhadap hasil

yang akan dicapai dalam

melaksanakan suatu pekerjaan.

Tinggi rendahnya suatu motivasi

sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungan kerja dipengaruhi oleh

situasi dan kondisi yang

menimbulkan gairah semangat

kerja. Motivasi kerja yang

dimaksud adalah sebagai suatu

kekuatan psikologis yang

mendorong individu untuk

bersikap dalam menentukan

tingkah lakunya yang berusaha

secara aktif melaksanakan dan

meningkatkan profesionalisme

kerjanya.

Hal tersebut juga didukung

dari hasil analisis data diketahui

Sumbangan Efektif (SE) variabel

motivasi kerja dengan

profesionalisme guru sebesar

62,25% yang ditunjukkan oleh

koefisien determinan (r2) = 0,6225.

Berarti masih tterdapat 37,75%

yang mempengaruhi

profesionalisme guru selain

motivasi kerja seperti; komitmen,

upah, ketrampilan, dan etos kerja.

Variabel motivasi kerja

dalam penelitian ini memiliki

Page 15: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN …eprints.ums.ac.id/21443/14/02._naskah_publikasi.pdf · minimal S1/D4 dan 45% lainnya telah memenuhi kualifikasi S1/D4 atau lebih. Presentase

10

Rerata Empirik (RE) sebesar 170,

72 dengan Rerata Hipotetik (RH)

sebesar 127,5 termasuk kategori

tinggi. sedangkan pada variabel

profesionalisme guru mempunyai

Rerata Empirik (RE) sebesar 98,53

dengan Rerata Hipotetik (RH)

sebesar 72,5 termasuk pada

kategori sangat tinggi. hal ini

menunjukkan bahwa guru

memiliki motivasi kerja yang

tinggi sehingga guru mampu

menunjukkan profesionalisme

gurunya yang ditampilakan dalam

perbuatan, seperti kemampuannya

dalam merencanakan,

melaksanakan, dan mengevaluasi

kurikulum yang berlaku disekolah

sehingga memperoleh hasil kerja

yang maksimal.

Kelemahan pada penelitian

ini dapat dilihat pada segi alat

pengumpulan data yang digunakan

hanya menggunakan skala

sehingga belum mampu

mengungkap aspek-aspek

profesionalisme guru dan motivasi

kerja yang tidak nampak secara

mendalam dan hanya dapat

menggambarkan kondisi subjek di

Kecamatan Simo.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis

data dan pembahasan dalam

penelitian ini, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa:

1. Ada hubungan positif yang

sangat signifikan antara motivasi

kerja dengan profesionalisme guru

yang ditunjukkan oleh nilai koefisien

korelasi (r) sebesar 0,789. Artinya

semakin tinggi motivasi kerja yang

dimiliki oleh guru maka semakin

tinggi pula profesionalisme guru.

Sebaliknya, semakin rendah motivasi

Page 16: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN …eprints.ums.ac.id/21443/14/02._naskah_publikasi.pdf · minimal S1/D4 dan 45% lainnya telah memenuhi kualifikasi S1/D4 atau lebih. Presentase

11

kerja maka semakin rendah pula

profesionalisme guru.

2. Sumbangan Efektif (SE) pada

variabel motivasi kerja terhadap

profesionalisme guru sebesar 62,25%

yang ditunjukkan koefisien

determinan r2 = 0,6225. Berarti

masih terdapat 37,75% yang

mempengaruhi profesionalisme guru

selain variabel motivasi kerja seperti

komitmen, upah, ketrampilan, dan

etos kerja.

3. Pada variabel motivasi kerja

guru yang terdiri dari 72 responden,

distribusi tingkat motivasi kerja

menunjukkan bahwa distribusi paling

tinggi berada pada kategori tinggi

berjumlah 39 responden dengan

prosentase 54,17%.

4. Pada variabel profesionalisme

guru distribusi yang paling tinggi

berada pada kategori sangat tinggi

berjumlah 39 responden dengan

prosentase 54,17%.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

Penelitian suatu pendekatan

praktik. Jakarta: PT Rineka

Cipta

Ariningtyas, Tipuk. 2011. Hubungan

Antara Kemampuan Berempati

Dan Sikap Terhadap

Karateristik Pekerjaan Dengan

Motivasi Kerja Perawat

Dirumah Sakit Umumdaerah

Sukoharjo. Skripsi (Tidak

Diterbitkan). Surakarta:

Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta

As’ad, Muhammad. 2002. Psikologi

industri. Yogyakarta: Liberty

Astutiningsih, Vida. 2011. Hubungan

Antara Etos Kerja Dengan

Profesional Guru SMA. Skripsi

(Tidak Diterbitkan). Surakarta:

Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Azwar, Saifudin.1999. Metode

Penelitian. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

----------- 2000. Penyusunan Skala

Psikologi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi

Kepemimpinan Dan Efektifitas

Kelompok. Jakarta: PT Rineka

Cipta

Page 17: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN …eprints.ums.ac.id/21443/14/02._naskah_publikasi.pdf · minimal S1/D4 dan 45% lainnya telah memenuhi kualifikasi S1/D4 atau lebih. Presentase

12

Dikpora. 2010. Rencana strategis

dinas pendidikan pemuda dan

olahraga kabupaten boyolali

revisi tahun 2010 indikatif

2011-2015. laporan.

www.disdikporaboyolali.com

Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi

research jilid 2. Yogyakarta:

Andi Offset

Hamalik, Oemar. 1993. Psikologi

Manajemen: Penuntun Bagi

Pemimpin. Bandung: Trigenda

Karya

Hastutik, Tri. 2011. Perbedaan

Persepsi Terhadap

Profesionalisme Mengajar

Pada Guru SMA Negeri 1

Sragen Dan Guru

Muhammadiyah 1 Sragen.

Skripsi (Tidak Diterbitkan).

Surakarta: Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Kunandar. 2007. Guru Profesional

Implementasi Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) Dan Sukses Dalam

Sertifikasi Guru. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada

Mulyasa, E. 2002. Manajemen

Berbasis Sekolah Konsep,

Strategi, Dan Implementasi.

Bandung: PT Remaja Roosda

Karya

------------------2007. Standar

Kompetensi Dan Sertifikasi

Guru. Bandung: PT Rosda

Karya

Uno, Hamzah. 2007. Teori Motivasi

Dan Pengukurannya: Analisis

Dibidang Pendidikan. Jakarta:

Bumi aksara

Payong, Marselus R. 2011.

Sertifikasi Profesi

Guru:Konsep Dasar,

Problematika, Dan

Implementasinya. Jakarta: PT

Indeks

Sagala, Saiful. 2009. Kemampuan

Profesional Guru Dan Tenaga

Kependidikan. Bandung:

Alfabeta

Yamin, Martinis. 2006.

Profesionalisasi Guru Dan

Implementasi Kurikulum

Berbasis Kompetensi. Jakarta:

Gaung Persada press