Top Banner
HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS LISTRIK BOLAK-BALIK DI DALAM AIR TERHADAP GAMBARAN KERUSAKAN OTOT INTERKOSTALIS TIKUS WISTAR ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menempuh Program Sarjana Fakultas Kedokteran Disusun oleh : ANDHITA WIDIYASTUTI NIM : G2A 004 013 UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS KEDOKTERAN SEMARANG 2008 1
26

HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

Apr 07, 2019

Download

Documents

leduong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS

LISTRIK BOLAK-BALIK DI DALAM AIR TERHADAP

GAMBARAN KERUSAKAN OTOT INTERKOSTALIS

TIKUS WISTAR

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menempuh

Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Disusun oleh :

ANDHITA WIDIYASTUTI

NIM : G2A 004 013

UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS KEDOKTERAN

SEMARANG

2008

1

Page 2: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

HALAMAN PERSETUJUAN

Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas

nama mahasiswi :

Nama : Andhita Widiyastuti

NIM : G2A 004 013

Semester : VIII

Fakultas : Kedokteran

Universitas : Diponegoro

Bagian : Ilmu Kedokteran Forensik

Judul : HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN

KUAT ARUS LISTRIK BOLAK-BALIK DI DALAM

AIR TERHADAP GAMBARAN KERUSAKAN OTOT

INTERKOSTALIS TIKUS WISTAR

Pembimbing : dr. Arif Rahman Sadad, Sp.F, M.Si. Med, SH

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh

Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Semarang, 1 Juli 2008

Pembimbing

dr. Arif R. S, Sp.F, M Si. Med, SH NIP. 140 370 013

2

Page 3: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS LISTRIK

BOLAK-BALIK DI DALAM AIR TERHADAP GAMBARAN

KERUSAKAN OTOT INTERKOSTALIS TIKUS WISTAR

Yang disusun oleh :

ANDHITA WIDIYASTUTI

G2A 004 013

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang tanggal 25 Agustus 2008

dan telah diperbaiki sesuai dengan saran-saran yang diberikan.

TIM PENGUJI ARTIKEL

3

Penguji

dr. Gatot Soeharto, Sp.F, M S i.Med, SH NIP. 131 610 341

Pembimbing

dr. Arif R. S, Sp.F, MSi. Med, SHNIP. 140 370 013

Ketua Penguji

dr. Ari Adrianto, Sp.B-KBDNIP. 132 304 744

Page 4: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

THE CORRELATION BETWEEN THE AMOUNT OF ALTERNATING CURRENT ELECTRICAL EXPOSURE IN WATERS TO INTERCOSTALS MUSCLES HISTOPATHOLOGY CHARACTERISTIC OF WISTAR RATS

Andhita Widiyastuti *, Arif Rahman Sadad **

ABSTRACT

Background : Human body is very sensitive to electricity. Electrical exposure without any protector can cause injury, even death. Almost all of the death caused by electricity which happened in waters, neither electrical marks nor burns resulted in the macroscopic finding. The passage of a current across the chest may lead to respiratory paralysis from spasm of the intercostals muscles. Electrothermal injury of musculature may manifest as hyperaemia, rupture, and tissue necrosis. The primary determinant of damage caused by direct effects of electricity is the amount of current flowing through the body (amperage). This research had a purpose to know the correlation between the low tension alternating current electrical exposure with different amperage to intercostals muscles histopathology characteristic of Wistar rats.Method : An experimental study using control group with post test only control group design to Wistar rats which was given an alternating current electrical exposure . The samples which consist of 15 Wistar rats were divided into 3 groups. They were one control group, received standard diet and two treatment group, which was given an alternating current electrical exposure with 50 mA for the first treatment group (P1), and 100 mA for the second treatment group (P2). This electrical exposure was given for 10 seconds. After observating, intercostals muscles were immediately taken from the rats and made a preparat. Data were analyzed using Kruskal-Wallis method for between subject data. The statistical analysis was done with SPSS program for windows 15.00. The difference is significant when p<0,05.Result : The results of the study shows that third group had the highest mean of hyperaemia as 0,94 + 0,38471 ; the first group had mean of hyperaemia as 0 ; the second group had mean of hyperaemia as 0,34 + 0,20736. The Mann-Whitney test showed that there was a significant difference (p<0 ,05) among all of groups and hyperaemia finding. The significant difference between first group and second group is p= 0,018 , first group and third group is p= 0,005 , and second group and third group is p= 0,036.Conclusion : The alternating current electrical exposure with 50 mA dan 100 mA for 10 seconds caused significant intercostals muscles damage of Wistar rats, which manifest as hyperaemia. The higher the amperage was given would more increase the hyperaemia of muscle level.Keyword :Amperage, Intercostals muscles,Hiperaemi.

* Undergraduate Student of Medical Faculty, Diponegoro University, Semarang** Lecturer Staff of Forensic Departement of Medical Faculty, Diponegoro University,

Semarang

4

Page 5: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS LISTRIK BOLAK-BALIK DI DALAM AIR TERHADAP GAMBARAN

KERUSAKAN OTOT INTERKOSTALIS TIKUS WISTAR

Andhita Widiyastuti 1), Arif Rahman Sadad 2)

ABSTRAK

Latar belakang : Tubuh manusia sangat peka terhadap listrik. Pemaparan tanpa pelindung terhadap listrik dapat menyebabkan cedera bahkan kematian. Hampir pada seluruh kasus kematian akibat listrik di air, gambaran postmortem secara makroskopis dapat tidak ditemukan adanya luka bakar listrik (electric mark). Bila arus listrik melintasi dada dapat menyebabkan paralisis pernapasan akibat spasme dari otot interkostalis. Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat sengatan listrik dapat berupa hiperaemi, ruptur, dan nekrosis. Faktor utama yang menentukan kerusakan adalah jumlah arus yang mengalir melalui tubuh (kuat arus ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara paparan listrik bolak-balik bertegangan rendah dengan kuat arus yang berbeda terhadap gambaran histopatologi otot interkostalis tikus Wistar. Metoda : Penelitian dengan rancangan post test only control group design terhadap tikus wistar yang diberi paparan listrik. Sampel terdiri dari 15 ekor tikus yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu 1 kelompok kontrol, yang hanya diberi pakan standar dan 2 kelompok perlakuan yang diberi paparan listrik. bolak-balik dengan kuat arus 50 mA untuk kelompok perlakuan I, dan 100 mA untuk kelompok perlakuan II. Paparan listrik ini diberikan selama 10 detik. Setelah pengamatan segera dilakukan pengambilan otot interkostalis dan dibuat preparat, lalu dilakukan pemeriksaan mikroskopis. Data yang diperoleh diolah menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis untuk analisis data. Seluruh analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15.00 for Windows. Perbedaan dinyatakan signifikan bila p<0,05.Hasil : Rerata gambaran kerusakan otot interkostalis berupa hiperaemi yang tertinggi terdapat pada kelompok III (P2) yaitu sebesar 0,94 + 0,38471, sedangkan pada kelompok I (K) didapatkan rerata sebesar 0 dan pada kelompok II (P1) sebesar 0,34 + 0,20736.Uji Mann-Whitney memperlihatkan bahwa ada perbedaan yang bermakna (p< 0,05) antara gambaran hiperaemi pembuluh darah otot interkostalis Kelompok I dan II (p= 0,018), I dan III (p= 0,005), serta II dan III (p= 0,036).Kesimpulan : Paparan listrik bolak-balik dengan kuat arus sebesar 50 mA dan 100 mA selama 10 detik menyebabkan kerusakan otot interkostalis tikus wistar berupa gambaran hiperaemi secara bermakna. Semakin besar kuat arus listrik yang diberikan semakin meningkat gambaran hiperaemi yang menggambarkan kerusakan jaringan otot interkostalis.Kata kunci : Kuat Arus Listrik, Otot interkostalis, Hiperaemi.

1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang2) Staf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Semarang

5

Page 6: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

PENDAHULUAN

Dewasa ini, hampir setiap rumah memiliki perangkat televisi, musik,

penerangan, lemari es, dan banyak lagi perabotan listrik lainnya, yang semuanya

membutuhkan daya listrik. Listrik telah menjadi suatu bagian yang tak

terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, namun bila tidak ditangani dengan

kewaspadaan akan keselamatan maka listrik berpotensi untuk membahayakan

nyawa. Tubuh manusia sangat peka terhadap listrik. Pemaparan tanpa pelindung

terhadap listrik sekecil apapun dapat menyebabkan cedera parah pada tubuh

bahkan kematian.1,2

Kematian akibat listrik sering terjadi dan pada umumnya bersifat

kecelakaan.3,4 Pengetahuan mengenai cedera akibat listrik bagi seorang dokter

sangatlah penting, tidak hanya untuk mengetahui pengelolaan yang tepat terhadap

korban dengan tindakan resusitasi tetapi juga untuk kepentingan medikolegal.5

Oleh sebab itu, dalam setiap investigasi kasus kematian akibat listrik, seorang

dokter ahli forensik maupun dokter umum yang dimintai bantuan untuk

melakukan pemeriksaan diharapkan dapat menentukan diagnosa yang tepat.

Kecelakaan karena listrik merupakan masalah global. Setiap tahun,

kecelakaan akibat instalasi listrik yang tidak aman di dalam rumah telah

menyebabkan cedera dan kematian yang tak terhitung jumlahnya.2 Pada kasus

kematian akibat listrik bertegangan rendah, hanya 50% dari seluruh kasus tersebut

yang pada gambaran postmortemnya secara makroskopis dapat ditemukan adanya

tanda kelainan sengatan listrik berupa luka bakar, yaitu pada titik sentuh dimana

arus masuk dan keluar tubuh yang disebut sebagai electric mark.3,4 Sedangkan

6

Page 7: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

pada seluruh kasus kematian akibat listrik bertegangan tinggi ini secara

makroskopis selalu dapat dijumpai adanya luka bakar yang sangat jelas, kecuali

pada kondisi lingkungan yang khusus, misalnya dalam perairan.4

Hampir pada seluruh kasus kematian akibat listrik yang terjadi di perairan,

misalnya pada saat korban mandi di dalam bak mandi atau sedang berada dalam

perairan, gambaran postmortem secara makroskopis dapat tidak ditemukan

adanya luka bakar listrik di tubuh korban. Dengan demikian diperlukan otopsi

dan pemeriksaan mikroskopis jaringan dari organ – organ yang terkait untuk

membantu menentukan sebab kematian.

Mekanisme kematian akibat listrik dapat berupa : 1 ) fibrilasi ventrikel, 2 )

paralisis pusat pernapasan, 3 ) paralisis pernapasan.3 Otot interkostalis memiliki

fungsi yang vital dalam mendukung proses pernapasan, terutama untuk

mendukung mekanisme ventilasi paru.6 Bila arus listrik melintasi dada dan

abdomen dapat menyebabkan paralisis pernapasan akibat spasme dari otot-otot

pernapasan yaitu otot interkostalis dan diafragma, atau karena otot-otot

pernapasan tersebut menjadi paralisis.1 Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi

akibat sengatan listrik dapat berupa hiperaemi, ruptur, dan nekrosis.5,7,8

Berat ringannya cedera akibat listrik dipengaruhi tegangan listrik ( V ),

kuat arus / intensitas listrik ( I ) dan tahanan listrik ( R ), yang dijelaskan dalam

Hukum Ohm melalui persamaan berikut : , dan energi panas

( W ) yang diturunkan dalam Hukum Joule :

Dimana t merupakan waktu yang menunjukkan lamanya arus mengalir.

Persamaan di atas menunjukkan jumlah energi panas yang dihantarkan, yang akan

7

V = I R

W = I2 R t

Page 8: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

menyebabkan kerusakan jaringan.5,7 Faktor utama yang menentukan kerusakan

adalah jumlah arus yang mengalir melalui tubuh (kuat arus ).4,7

Salah satu faktor yang mempengaruhi sifat dan keparahan dari luka akibat

listrik adalah tipe dari sirkuit yang terlibat. AC lebih sering dipakai dalam

kehidupan sehari-hari. Manusia lebih sensitif yaitu sekitar 4-6 kali terhadap arus

listrik bolak – balik (AC) dibanding arus listrik searah (DC). Efek dari kontraksi

otot, bersamaan dengan bertambahnya kemampuan arus AC untuk menembus

pertahanan epidermis, menjelaskan mengapa arus AC bertegangan rendah sama

bahayanya dengan arus DC bertegangan tinggi.3

Berdasarkan uraian di atas maka dianggap penting untuk dapat dilakukan

penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara besarnya paparan kuat arus

listrik AC bertegangan rendah di air terhadap gambaran histopatologi jaringan

otot interkostalis. Oleh karena itu rumusan masalah dari penelitian ini adalah

apakah ada hubungan antara gambaran kerusakan otot interkostalis tikus Wistar

akibat paparan arus listrik bolak-balik bertegangan rendah di dalam air dengan

intensitas ( kuat arus ) listrik yang berbeda.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara paparan listrik

bolak-balik bertegangan rendah dengan intensitas ( kuat arus ) yang berbeda

terhadap gambaran histopatologi otot interkostalis tikus Wistar. Hasil penelitian

ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan informasi untuk penelitian-

penelitian selanjutnya sehubungan dengan gambaran histopatologi otot

interkostalis pada kasus kematian akibat listrik terutama di bidang patologi

forensik maupun sebagai tambahan informasi dalam menegakkan diagnosa sebab

8

Page 9: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

kematian akibat sengatan listrik untuk kepentingan medikolegal. Penelitian ini

juga diharapkan dapat melengkapi hasil penelitian pengaruh sengatan listrik

tegangan rendah pada tingkat hewan coba.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

rancangan post test only control group design yang menggunakan binatang coba

sebagai obyek percobaan. Perlakuan pada tikus dan proses pengambilan jaringan

dilakukan di Laboratorium Penelitian Hewan Fakultas MIPA Jurusan Biologi

UNNES. Hewan percobaan dalam penelitian ini adalah tikus Wistar sebanyak 15

ekor yang diperoleh dari Laboratorium Penelitian Hewan Fakultas MIPA Jurusan

Biologi UNNES, keturunan murni, umur empat setengah sampai enam bulan,

berat badan 300-350 gram, sehat, tidak ada abnormalitas anatomi. Kelompok

penelitian dibagi secara acak menjadi tiga, yang masing-masing kelompok terdiri

atas lima ekor yaitu satu kelompok kontrol dan dua kelompok perlakuan. Masing-

masing kelompok tikus dikandangkan secara individual dan mendapatkan ransum

pakan standar dan minum yang sama secara ad libitum selama 1 minggu,

kemudian mendapatkan tiga perlakuan yang berbeda. Tikus yang mengalami sakit

(gerakan tidak aktif) selama masa adaptasi 7 hari dieksklusikan.

Tikus kelompok I ( kontrol ) tidak diberi paparan arus listrik dan hanya

diberi ransum pakan standar dan minum. Tikus kelompok II ( Perlakuan 1 ) diberi

paparan listrik dengan kuat arus sebesar 50 mA. Tikus kelompok III ( Perlakuan 2

) diberi paparan listrik dengan kuat arus sebesar 100 mA.

9

Page 10: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

Gambar 1. Alur Kerja Penelitian

Keterangan :

K : Kelompok Kontrol

P1 : Kelompok Perlakuan 1.

P2 : Kelompok Perlakuan 2.

Tikus diperlakukan seperti di atas, paparan arus listrik dengan tegangan

220 V diberi melalui air sebagai konduktor. Pengamatan dilakukan segera setelah

10

Kuat arus listrik 100 mA

Kuat arus listrik 50 mA

15 Ekor Tikus

Adaptasi 1 minggu

K(5 ekor)

P 1(5 ekor)

P 2(5 ekor)

Kontrol

Setelah perlakuan

Pengambilan jaringan otot interkostalis

Pemeriksaan gambaran kerusakan otot interkostalis

Page 11: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

tikus Wistar tersebut mengalami kematian setelah terpapar arus listrik. Setelah

pengamatan segera dilakukan pengambilan otot interkostalis dan dibuat preparat

yang diproses dengan metode baku histologi, lalu dilakukan pemeriksaan

mikroskopis.

Dari setiap tikus dibuat dua preparat jaringan otot interkostalis dan tiap

preparat dibaca dalam lima lapangan pandang yaitu pada keempat sudut dan

bagian tengah preparat dengan perbesaran 400x. Sasaran yang dibaca adalah

perubahan struktur histopatologi otot interkostalis. Data pemeriksaan kemudian

dicatat dalam formulir untuk kemudian dianalisa.

Data yang diperoleh diolah dengan program komputer SPSS 15.0 for

Windows. Data yang diperoleh kemudian diuji melalui serangkaian uji hipotesis

dan statistik sebagai berikut :

1. Untuk menentukan distribusi data normal atau tidak dilakukan

uji normalitas Shapiro-Wilk karena besar sampel kecil (n ≤ 50).

2. Karena didapatkan data dengan sebaran tidak normal maka

digunakan uji non-parametrik Kruskal-Wallis untuk melihat perbedaan yang

bermakna antar kelompok. Karena pada keduanya ditemukan perbedaan yang

bermakna (p<0,05) maka dilanjutkan dengan analisis Mann-Whitney untuk uji

Kruskal-Wallis.

11

Page 12: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

Kelompok Perlakuan

P2P1K

1.25

1.00

0.75

0.50

0.25

0.00

HASIL PENELITIAN

Jumlah sample penelitian ini adalah 5 untuk tiap kelompok. Karena syarat

untuk uji parametrik tidak terpenuhi, maka pengolahan data menggunakan

statistik non parametrik.

Tabel 1 memperlihatkan rerata gambaran kerusakan otot interkostalis

berupa hiperaemi yang tertinggi terdapat pada kelompok III (P2), yang diberi

paparan arus listrik 100 mA selama 10 detik yaitu sebesar 0,94 + 0,38471,

sedangkan pada kelompok I (K) didapatkan rerata sebesar 0 dan pada kelompok II

(P1) sebesar 0,34 + 0,20736.

Tabel 1. Nilai mean dan median hiperaemi pada jaringan otot interkostalis tikus wistar

Kelompok Perlakuan Mean N

Std.Deviation Minimum Maximum Median

K 0,0000 5 0,00000 0,00 0,00 0,0000

P10,3400 5 0,20736 0,00 0,50 0,4000

P20,9400 5 0,38471 0,40 1,40 0,9000

Total0,4267 15 0,46517 0,00 1,40 0,4000

12

Page 13: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

Gambar 1. Grafik box-plot hiperaemi pada jaringan otot interkostalis tikus wistar

Uji Kruskal –Wallis terhadap gambaran hiperaemi otot interkostalis antara

kelompok I, II, dan III menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna , p< 0,05.

Tabel 2 memperlihatkan Uji Mann-Whitney yang menunjukkan adanya perbedaan

yang bermakna antara gambaran hiperaemi pembuluh darah otot interkostalis

Kelompok I dan II (p= 0,018), I dan III (p= 0,005), serta II dan III (p= 0,036).

Tabel 2. Hasil uji statistik perbandingan antar kelompok (Mann-Whitney)

13

Hi

p er ae m i

Page 14: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

K P1 P2

K - 0,018* 0,005*

P1 0,018* - 0,036*

P2 0,005* 0,036* -

PEMBAHASAN

Peningkatan gambaran hiperaemi pada jaringan otot interkostalis secara

bermakna setelah paparan listrik bolak-balik dengan kuat arus yang bertingkat

menunjukkan bahwa kuat arus listrik merupakan faktor penting yang menentukan

berat ringannya kerusakan jaringan4,6. Hiperaemi merupakan peningkatan volume

darah karena pelebaran pembuluh darah kecil9. Peningkatan gambaran hiperaemi

yang signifikan setelah paparan listrik disebabkan oleh panas dari energi listrik.

Dalam hukum Joule, panas yang diturunkan adalah sebanding dengan kuadrat

kuat arus5. Struktur jaringan pembuluh darah sendiri karena tingginya elektrolit

dan kandungan air yang dimilikinya menjadikannya sebagai konduktor yang

baik10.

Dari penelitian sebelumnya, disebutkan bahwa cedera akibat listrik dapat

menimbulkan gambaran kerusakan berupa hiperaemi, ruptur, dan nekrosis5,7,8.

Pada dasarnya mekanisme utama dari cedera jaringan akibat listrik meliputi efek

langsung dan tak langsung. Efek langsungnya akan memicu tetanus otot dan

menyebabkan kerusakan langsung pada jaringan, sedangkan efek tak langsung

14

Page 15: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

dapat menyebabkan pemanasan jaringan dan kerusakan jaringan yang lebih luas

yang dapat berupa ruptur membran sel (elektoporasi) dan nekrosis8,11.

Dalam penelitian ini tidak didapatkan gambaran kerusakan berupa ruptur

dan nekrosis. Ruptur dan nekrosis merupakan efek tidak langsung dari cedera

akibat listrik yang kemungkinan membutuhkan waktu lebih lama untuk terjadinya

dibandingkan proses hiperaemi. Disebutkan dalam literatur, pada proses

terjadinya nekrosis koagulativa otot, beberapa jam setelah pajanan, terjadi

peningkatan tekanan interstitial pada compartement yang melampaui tekanan

perfusi kapiler, yang mengakibatkan iskemi otot. Setelah 6 sampai 8 jam iskemi,

kerusakan otot menjadi irreversibel. Berkurangnya perfusi mengakibatkan

kenaikan permeabilitas kapiler dan ekstravasasi cairan intravasculer serta

menambah tekanan intersisial pada compartemen. Proses nekrosis koagulativa

khas untuk kematian hipoksia sel pada semua jaringan kecuali otak12.

Sedangkan ruptur membran sel merupakan mekanisme penting untuk terjadinya

cedera jaringan (berupa elektroporasi/pelubangan pada membran sel)8. Banyak

bukti menunjukkan bahwa ruptur membran sel sebagai faktor utama patogenesis

jejas sel yang irreversibel12. Elektroporesis dapat reversibel atau irreversibel

tergantung dari banyaknya variabel fisik termasuk besar medan yang menginduksi

potensial transmembran dan durasi dari medan yang dibebankan8. Bila dalam

penelitian ini tidak terjadi ruptur, mungkin akibat dari tidak terpenuhinya

variabel-variabel tersebut.

Faktor yang menjadi penyebab masalah di atas kemungkinan adalah air

yang digunakan sebagai mediator dalam penelitian ini. Air merupakan konduktor

15

Page 16: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

dimana arus listrik akan mengalir melalui cairan dan disebut sebagai konduksi

ionik13. Sedangkan kulit merupakan resistor alami dan utama untuk arus, kulit

kering mempunyai tahanan 40.000-100.000 ohm, dan kulit tebal mempunyai

tahanan 2.000.000 ohm14. Menurut penelitian, pencelupan dalam air

menyebabkan penurunan tahanan menjadi 1200-1500 ohm5. Dalam aplikasinya

untuk meneliti kasus kematian akibat listrik di air, diharapkan bahwa pencelupan

di air akan memperkecil tahanan sehingga akan memperbesar kerusakan jaringan.

Pada penelitian ini digunakan air tawar/ air murni. Ternyata air murni bukan

merupakan konduktor yang baik. Kemampuan air untuk menghantarkan arus

listrik (konduktivitas listrik) tergantung dari konsentrasi ion dalam air, jenis ion

yang terkandung, dan temperatur air. Konduktivitas listrik air tawar lebih rendah

dari konduktivitas air laut13. Dengan kata lain, tahanan listrik air tawar lebih tinggi

dari tahanan air laut.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah mekanisme kerja dari

penelitian ini, dimana arus listrik dialirkan ke tubuh tikus melalui media air

dengan cara menyentuhkan elektroda sumber listrik ke air, bukan langsung ke

tubuh tikus. Menurut teori, titik sentuh dari kontak langsung dengan listrik dan

lintasan arus akan menentukan jaringan yang beresiko dan derajat dari konversi

energi listrik menjadi energi panas5. Mengingat pernyataan di atas bahwa air juga

memiliki tahanannya sendiri, hal ini tentu akan berpengaruh terhadap hasil cedera

jaringan akibat energi panas karena energi panas yang dihasilkan merupakan

respon proporsional dengan tahanan untuk arus dan waktu yang diperlukan untuk

difusi panas.15

16

Page 17: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

KESIMPULAN

Terdapat hubungan antara kerusakan otot interkostalis tikus Wistar antara

kelompok yang diberikan arus listrik bolak-balik di dalam air dengan kelompok

yang tidak diberikan arus listrik bolak-balik, dan antara setiap kelompok yang

diberikan arus bolak-balik di dalam arus dengan intensitas/kuat arus yang

berbeda. Derajat perubahan struktur otot interkostalis yang ditemukan berupa

hiperaemi.

SARAN

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh paparan listrik

bolak-balik di air terhadap perubahan derajat kerusakan otot interkostalis

dengan besar kuat arus yang lebih bervariasi dan dalam waktu yang lebih

lama, dengan jenis air yang sama ( disarankan menggunakan air PAM agar

lebih aplikatif untuk masyarakat ).

2. Perlu dilakukan penelitian pembanding mengenai pengaruh paparan arus

listrik bolak-balik di air dengan cara kerja yang berbeda dimana elektroda

sumber listrik langsung disentuhkan ke tubuh hewan coba dalam keadaan

basah.

3. Perlu dilakukan penelitian pembanding mengenai pengaruh paparan arus

listrik bolak-balik di air dengan besar arus listrik dan waktu yang sama

dengan penelitian ini terhadap enzim otot interkostalis.

17

Page 18: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam kesempatan ini Penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada :

1. Tuhan YME, atas berkatNya Penulis dapat menyelesaikan artikel ini.

2. dr. Arif Rahman Sadad, Sp.F, M.Si.Med, SH, selaku dosen pembimbing, atas

segala bimbingan, nasehat, dan bantuannya dalam keseluruhan

penyusunan dan pelaksanaan KTI ini.

3. dr. Gatot Soeharto, Sp.F, Msi.Med, SH, selaku reviewer proposal penelitian

ini, atas bimbingan dan masukan yang diberikan.

4. dr. Ari Adrianto, Sp.B-KBD, selaku ketua penguji dalam ujian artikel KTI ini.

5. dr. Arfi Syamsun yang telah mendampingi dan mengarahkan dalam

pelaksanaan penelitian ini

6. Kepala Bagian dan seluruh Staf Pengajar Bagian Ilmu Kedokteran Forensik

Fakultas Kedokteran UNDIP.

7. Staf Bagian Patologi anatomi Fakultas Kedokteran UNDIP.

8. Staf Laboratorium Penelitian Hewan Fakultas MIPA Jurusan Biologi UNNES

yang telah banyak membantu pelaksanaan penelitian ini.

9. Asisten Laboratorium Konversi Energi Listrik dan Sistem Tenaga Fakultas

Teknik Jurusan Teknik Elektro UNDIP.

10. Keluarga tercinta atas segala perhatian, doa, dan dukungannya.

11. Teman-teman satu kelompok serta semua pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu sehingga penelitian

ini dapat terselesaikan.

18

Page 19: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

DAFTAR PUSTAKA

1. Knight B. Forensic pathology. 2nd ed. London: Arnold Publisher; 1996. p. 319-

31.

2. Copper Development Centre Asia Tenggara. Hindari bahaya listrik jagalah

nyawa dan harta milik anda [pamflet]. Singapura: Copper Development Centre

Asia Tenggara; 2003.

3. Idries AM. Pedoman ilmu kedokteran forensik. Jakarta: Binarupa Aksara; 1997.

hal. 108-17.

4. DiMaio VJ, DiMaio D. Forensic pathology. 2nd ed. Boca Raton (FL): CRC

Press LCC; 2001.

5. Cooper AM, Price TG. Electrical and lightning injuries. [Online]. [cited 2007

Sep 9];[28 screens]. Available from:

URL:http:// www.uic.edu/labs/ lightning injury/Electr&Ltn.pdf

6. Guyton AC, Hall JE. Irawati S, editor. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9.

Jakarta: EGC; 1997. hal. 597-8.

19

Page 20: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

7. Spies C, Trohman RG. Electrocution and life-threatening electrical injuries.

Annals of internal medicine [serial online] 2006 Oct 3 [cited 2007 Sep 9];

145(7):531-7.

Available from : URL: http:// www.annals.or g / cg i/ c ontent/abstra c t/145/7/531

8. Lee RC, Dougherty W. Electrical injury: mechanisms, manifestations,

and therapy. IEEE Transactions on Dielectrics and Electrical Insulation [serial

online] 2003 Oct 14 [cited 2007 Sep 8]; 10(5):810-9. Available from:

URL:http://www.ieeexplore.ieee.org/iel5/94/27738/01237330.pdf?

arnumber= 1237330

9. Robbins SL, Kumar V. Buku ajar patologi I. Edisi 4. Terjemahan oleh: Staf

Pengajar Laboratorium Patologi Anatomik FK UNAIR. Jakarta: EGC; 1995. hal.

69.

10. Liotta EA. Burn, electrical. [Online]. 2006 Oct 18 [cited 2007 Jul 22];

Available from: URL:http:// www.emedicine.com/derm/topic859.htm

11. Daley BJ. Electrical injuries. [Online]. 2006 Aug 2 [cited 2007 Jul 19];

Available from: URL:http:// www.emedicine.com/med/topic2810.htm

20

Page 21: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

12. Cotran RS. Jejas sel dan adaptasi. Dalam: Robbins SL, Kumar V. Buku ajar

patologi I. Edisi 4. Terjemahan oleh: Staf Pengajar Laboratorium Patologi

Anatomik FK UNAIR. Jakarta: EGC; 1995. hal. 1-24.

13. Lenntech. Water conductivity. [Online]. 2008 [cited 2008 Jun 25];

Available from: URL:http://www.lenntech.com/feedback_uk.htm

14. Benson BE. Burns, electrical. [Online]. 2006 Oct 3 [cited 2007 Jul 19];

Available from: URL:http:// www.emedicine.com/PED/topic2734.htm

15. Lee RC, Rudall D. Injury mechanisms and therapeutic advances in the study

of electrical shock. Engineering in Medicine and Biology Society [serial online]

2002 Aug 8 [cited 2007 Sep 8]; 7:2825-7. Available from:

URL:http://www.ieeexplore.ieee.org/xpls/abs_all.jsp?arnumber=59381

21

Page 22: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

Case Processing Summary

5 100.0% 0 .0% 5 100.0%5 100.0% 0 .0% 5 100.0%5 100.0% 0 .0% 5 100.0%

Kelompok PerlakuanKP1P2

HiperaemiN Percent N Percent N Percent

Valid Missing TotalCases

LAMPIRAN

Kelompok Perlakuan

Descriptivesa

.3400 .09274

.0825

.5975

.3500

.4000.043

.20736.00.50.50.35

-1.447 .9131.931 2.000.9400 .17205.4623

1.4177

.9444

.9000.148

.38471.40

1.401.00.70

-.332 .913-.310 2.000

MeanLower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosisMean

Lower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis

Kelompok PerlakuanP1

P2

HiperaemiStatistic Std. Error

Hiperaemi is constant when Kelompok Perlakuan = K. It has been omitted.a.

22

Page 23: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

Tests of Normalityb

.224 5 .200 * .842 5 .171

.158 5 .200 * .979 5 .928

Kelompok PerlakuanP1P2

HiperaemiStatistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance.*.

Lilliefors Significance Correctiona.

Hiperaemi is constant when Kelompok Perlakuan = K. It has been omitted.b.

Kelompok PerlakuanP2P1K

Hip

erae

mi

1.25

1.00

0.75

0.50

0.25

0.00

HiperaemiNormal Q-Q PlotsDetrended Normal Q-Q Plots

23

Page 24: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

NPar TestsKruskal-Wallis Test

Ranks

5 3.505 8.005 12.50

15

Kelompok PerlakuanKP1P2Total

HiperaemiN Mean Rank

Test Statisticsa,b

10.8412

.004

Chi-SquaredfAsymp. Sig.

Hiperaemi

Kruskal Wallis Testa.

Grouping Variable: Kelompok Perlakuanb.

NPar TestsMann-Whitney Test

Ranks

5 3.50 17.505 7.50 37.50

10

Kelompok PerlakuanKP1Total

HiperaemiN Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

2.50017.500-2.362

.018

.032a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Hiperaemi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompok Perlakuanb.

24

Page 25: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

NPar TestsMann-Whitney Test

Ranks

5 3.00 15.005 8.00 40.00

10

Kelompok PerlakuanKP2Total

HiperaemiN Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

.00015.000-2.785

.005

.008a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Hiperaemi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompok Perlakuanb.

NPar TestsMann-Whitney Test

5 3.50 17.505 7.50 37.50

10

Kelompok PerlakuanP1P2Total

HiperaemiN Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

2.50017.500-2.102

.036

.032a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Hiperaemi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompok Perlakuanb.

25

Page 26: HUBUNGAN ANTARA BESARNYA PAPARAN KUAT ARUS … · Telah disetujui oleh dosen pembimbing artikel penelitian karya tulis ilmiah atas ... Kerusakan pada jaringan otot yang terjadi akibat

Means

Case Processing Summary

15 51.7% 14 48.3% 29 100.0%Hiperaemi *Kelompok Perlakuan

N Percent N Percent N PercentIncluded Excluded Total

Cases

Report

Hiperaemi

.0000 5 .00000 .00 .00 .0000

.3400 5 .20736 .00 .50 .4000

.9400 5 .38471 .40 1.40 .9000

.4267 15 .46517 .00 1.40 .4000

Kelompok PerlakuanKP1P2Total

Mean N Std. Deviation Minimum Maximum Median

26