Hubungan Antara Auditor Internal dan EksternalTanggung jawab dan
pelaksanaan audit oleh auditor internal dan eksternal sangat
berbeda dalam satu hal. Auditor internal bertanggung jawab kepada
manajemen dan dewan direksi, sementara auditor eksternal
bertanggung jawab kepada pengguna laporan keuangan yang
mengandalkan kredibilitas laporan keuangan pada auditor. Namun
auditor internal dan eksternal memiliki banyak kesamaan, seperti:
Keduanya harus kompeten sebagai auditor dan tetap objektif dalam
menjalankan pekerjaan dan melaporkan hasilnya Keduanya menjalankan
metodologi yang sama dalam menjalankan audit, termasuk merencanakan
dan menjalankan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
Keduanya mempertimbangkan risiko dan materialitas dalam memutuskan
perluasan pengujian dan mengevaluasi hasilnya. Keputusan mereka
atas materialitas dan risiko mungkin berbeda karena pengguna
eksternal dapat memiliki perbedaan kebutuhan dengan manajemen atau
dewan direksiAuditor eksternal bergantung pada auditor internal
saat menggunakan model risiko audit untuk menilai risiko
pengendalian. Jika auditor internal bekerja secara efektif, maka
auditor eksternal dapat mengurangi risiko pengendalian secara
signifikan dan mengurangi pengujian substantif. Akibatnya tagihan
atas pembiayaan audit eksternal akan berkurang secara substansial
bila klien menjalankan fungsi audit internalnya dengan baik.
Auditor eksternal biasanya menganggap auditor internal bekerja
efektif bila: Independen dari unit operasi yang dievaluasinya
Kompeten dan telah mendapatkan pelatihan memadai Melakukan
pengujian audit secara relevan atas pengendalian internal dan
laporam keuanganPSA 33 (SA 332) juga memperbolehkan auditor
eksternal memanfaatkan auditor internal untuk membantu langsung
pelaksanaan audit. Dengan mengandalkan staf auditor internal dalam
melakukan beberapa pengujian audit, auditor eksternal dapat
menghemat waktu dan biaya dalam menyelesaikan auditnya. Jika
auditor internal memberikan bantuan langsung, maka auditor
eksternal harus menilai kompetensi dan objektivitas mereka serta
mengawasi dan mengevaluasi pekerjaan mereka
Audit Keuangan Internal dan Pemerintah dan
AuditOperasionalA.Audit Keuangan InternalPerusahaan mempekerjakan
auditor internal untuk melakukan audit keuangan maupun operasional.
Selama dua dekade terakhir, peranan auditor internal meluas secara
dramatis, terutama karena peningkatan ukuran dan kompleksitas
perusahaan. Oleh karena auditor internal menghabiskan waktu mereka
dalam satu perusahaan, maka mereka tahu lebih banyak mengenai
operasional perusahaan dan pengendalian internal dibandingkan
auditor eksternal. Pengetahuan ini sangat penting bagi tata kelola
perusahaan yang efektif.Rerangka praktik Lembaga Auditor Internal
profesional memberikan definisi audit internal sebagai berikut:
audit internal adalah suatu aktivitas assurance dan konsultasi yang
independen dan objektif yang didesain untuk menambah nilai dan
meningkatkan operasional perusahaan. Audit internal membantu
perusahaan mencapai tujuannya dengan pendekatan yang sistematis dan
ketat agar dapat melakukan evaluasi dan peningkatan efektivitas
terhadap manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata
kelola.Definisi ini mencerminkan adanya perubahan peran auditor
internal. Mereka diharapkan dapat menambah nilai suatu organisasi
melalui peningkatan efektivitas operasional sekaligus menjalankan
tanggung jawab yang biasanya dilakukan, misalnya:1. Menelaah
reliabilitas dan integritas informasi2. Memastikan kepatuhan atas
kebijakan dan regulasi3. Menjaga asetTujuan auditor internal yang
lebih luas dari auditor eksternal tersebut memberikan fleksibilitas
bagi auditor internal untuk memenuhi kebutuhan perusahaan mereka.
Pada satu perusahaan, seorang auditor internal dapat berfokus hanya
pada pendokumentasian dan pengujian pengendalian untuk persyaratan.
Pada perusahaan lain, auditor internal dapat memiliki fungsi utama
sebagai konsultan, hanya berfokus pada rekomendasi yang
meningkatkan kinerja organisasi. Auditor internal tidak hanya
berfokus pada area yang berbeda, tetapi tingkat audit internal pun
dapat bervariasi dari satu perusahaan dengan perusahaan yang lain.
Laporan audit internal tidak distandardisasi karena kebutuhan
pelaporan dapat bervariasi di setiap perusahaan dan laporan tidak
bergantung pada pengguna eksternal.Lembaga Auditor EksternalPedoman
profesional bagi auditor internal dibuat oleh Institute of Internal
Auditor (IIA), sebuah organisasi yang mirip dengan AICPA yang
menetapkan standar etika dan praktik, memberikan pendidikan, dan
mendorong profesionalisme bagi sekitar 120.000 anggotanya di
seluruh dunia. IIA berperan utama dalam peningkatan pengaruh audit
internal. Misalnya, IIA telah menetapkan program sertifikasi untuk
menjadi Certified Internal Auditor (CIA) bagi mereka yang memenuhi
persyaratan pengujian dan pengalaman tertentu.Rerangka praktik
profesional dalam IIA meliputi kode etik dan Standar Internasional
untuk Praktik Profesional Audit Internal IIA (dikenal sebagai Buku
Merah). Semua anggota IIA dan auditor internal bersertifikat setuju
untuk mengikuti kode etik lembaga, yang disyaratkan sesuai dengan
standar.Standar Internasional untuk Praktik Profesional Audit
Internal dibagi menjadi standar atribut untuk auditor internal dan
departemen audit, dan standar kinerja untuk aktivitas penugasan dan
pelaporan audit internal.IIA membuat standar tertentu dalam setiap
kategori. Misalnya, Standar Atribut 1100 pada Independensi dan
Objektivitas, meliputi Standar individual untuk mencapai
independensi organisasi (1110), objektivitas individual (1120), dan
penurunan nilai atas independensi dan objektivitas (1130)Selain
itu, IIA juga mengembangkan standar implementasi khusus untuk
penugasan assurance dan konsultasi. Misalnya, implementasi standar
1110.A1 memberikan panduan untuk menerapkan Standar Atribut 1110
atas independensi organisasi untuk penugasan assurance, yang
menyatakan bahwa aktivitas audit internal harus bebas dari campur
tangan dalam menentukan ruang lingkup audit internal, menjalankan
penugasan, dan mengkomunikasikan hasilnya.Hubungan Antara Auditor
Internal dan EksternalTanggung jawab dan pelaksanaan audit oleh
auditor internal dan eksternal sangat berbeda dalam satu hal.
Auditor internal bertanggung jawab kepada manajemen dan dewan
direksi, sementara auditor eksternal bertanggung jawab kepada
pengguna laporan keuangan yang mengandalkan kredibilitas laporan
keuangan pada auditor. Namun auditor internal dan eksternal
memiliki banyak kesamaan, seperti: Keduanya harus kompeten sebagai
auditor dan tetap objektif dalam menjalankan pekerjaan dan
melaporkan hasilnya Keduanya menjalankan metodologi yang sama dalam
menjalankan audit, termasuk merencanakan dan menjalankan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif Keduanya mempertimbangkan
risiko dan materialitas dalam memutuskan perluasan pengujian dan
mengevaluasi hasilnya. Keputusan mereka atas materialitas dan
risiko mungkin berbeda karena pengguna eksternal dapat memiliki
perbedaan kebutuhan dengan manajemen atau dewan direksiAuditor
eksternal bergantung pada auditor internal saat menggunakan model
risiko audit untuk menilai risiko pengendalian. Jika auditor
internal bekerja secara efektif, maka auditor eksternal dapat
mengurangi risiko pengendalian secara signifikan dan mengurangi
pengujian substantif. Akibatnya tagihan atas pembiayaan audit
eksternal akan berkurang secara substansial bila klien menjalankan
fungsi audit internalnya dengan baik. Auditor eksternal biasanya
menganggap auditor internal bekerja efektif bila: Independen dari
unit operasi yang dievaluasinya Kompeten dan telah mendapatkan
pelatihan memadai Melakukan pengujian audit secara relevan atas
pengendalian internal dan laporam keuanganPSA 33 (SA 332) juga
memperbolehkan auditor eksternal memanfaatkan auditor internal
untuk membantu langsung pelaksanaan audit. Dengan mengandalkan staf
auditor internal dalam melakukan beberapa pengujian audit, auditor
eksternal dapat menghemat waktu dan biaya dalam menyelesaikan
auditnya. Jika auditor internal memberikan bantuan langsung, maka
auditor eksternal harus menilai kompetensi dan objektivitas mereka
serta mengawasi dan mengevaluasi pekerjaan merekaB.Audit
OperasionalDi luar kegiatan audit keuangan, auditor internal,
auditor pemerintah, dan akuntan publik juga melakukan audit
operasional, yang berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas
organisasi. Beberapa auditor lain menggunakan istilah audit
manajemen atau audit kinerja, bukan audit operasional, sementara
juga ada yang tidak memisahkan antara istilah audit kinerja, audit
manajemen, dan audit operasional serta menggunakan istilah tersebut
bergantianIstilah audit operasional digunakan selama tujuan
pengujian yang dilakukan adalah untuk menentukan efektivitas dan
efisiensi dari unit-unit organisasi. Pengujian efektivitas
pengendalian internal oleh auditor internal dapat dianggap sebagai
bagian dari audit operasional, jika tujuannya adalah untuk membantu
perusahaan mengoperasikan bisnis secara lebih efektif atau efisien.
Audit operasional bisa saja bertujuan untuk menentukan apakah suatu
perusahaan memiliki personel yang memadai dalam lini perakitan,
jika tujuannya untuk menentukan efektivitas dan efisiensi
perusahaan dalam memproduksi produknya.Perbedaan Antara Audit
Operasional dan Audit KeuanganTerdapat tiga perbedaan utama antara
audit operasional dan audit keuangan, yaitu:1.Tujuan AuditAudit
keuangan menekankan pada ketepatan pencatatan informasi historis,
sedangkan audit operasional menekankan pada efektivitas dan
efisiensi. Audit keuangan berorientasi pada masa lampau, sementara
audit operasional berfokus pada peningkatan kinerja masa depan.
Seorang auditor operasional, misalnya, dapat mengevaluasi apakah
jenis baru bahan baku dibeli pada harga terendah untuk menghemat
uang dalam pembelian bahan baku berikutnya.2.Distribusi
LaporanLaporan audit keuangan biasanya didistribusikan kepada
pengguna laporan keuangan eksternal, misalnya pemegang saham dan
pihak bank, sedangkan laporan audit operasional ditujukan terutama
kepada manajemen. Distribusi laporan audit eksternal yang luas
memerlukan struktur dan penyusunan kata-kata yang sangat baik.
Distribusi terbatas laporan operasional audit dan perbedaan sifat
audit untuk efisiensi dan efektivitas menghasilkan laporan audit
yang berbeda antara suatu audit dan audit lainnya.3.Area Non
KeuanganAudit keuangan terbatas hanya pada hal-hal yang langsung
mempengaruhi kewajaran laporan keuangan, sedangkan audit
operasional meliputi aspek efektivitas dan efisiensi dalam
organisasi. Misalnya, audit operasional dapat ditujukan untuk
efektivitas program periklanan atau efisiensi pekerja
pabrikEfektivitas Versus EfisiensiSebelum audit operasional
dilakukan, auditor harus menentukan kriteria khusus untuk mengukur
efektivitas dan efisiensi. Pada umumnya, efektivitas merujuk pada
terpenuhinya suatu tujuan, misalnya memproduksi suku cadang tanpa
kesalahan. Efisiensi merujuk pada penentuan kecukupan sumber daya
yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, seperti menentukan
apakah suku cadang diproduksi pada biaya minimum.Efektivitas. Dalam
audit operasional untuk efektivitas, seorang auditor misalnya,
mungkin perlu menilai apakah seorang agen pemerintah memenuhi
tujuan penugasannya untuk menguji keamanan tangga berjalan untuk
suatu kota. Untuk menentukan efektivitas kinerja agen tersebut,
auditor harus menentukan kriteria tertentu untuk keamanan tangga
berjalan. Misalnya, apakah tujuan agen untuk menginspeksi seluruh
tangga berjalan dalam kota tersebut harus dilakukan setahun sekali?
Apakah tujuannya adalah untuk memastikan tidak ada akibat fatal
jika terdapat kerusakan tangga berjalan, atau apakah tidak ada
kerusakan sama sekali?Efisiensi.Misalnya terdapat dua proses
produksi dengan kualitas yang sama, maka proses dengan biaya lebih
rendah akan lebih efisien. Audit operasional biasanya menemukan
beberapa jenis inefisiensi tertentu.Hubungan Antara Audit
Operasional dan Pengendalian InternalManajemen melakukan
pengendalian internal untuk membantu pencapaian tujuannya. Terdapat
tiga hal penting untuk mencapai pengendalian internal yang efektif,
yaitu: Keandalan pelaporan keuangan Efektivitas dan efisiensi
operasi Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlakuHal kedua di
atas berkaitan langsung dengan audit operasional, tetapi dua hal
lainnya berkaitan dengan efisiensi dan operasi. Misalnya, manajemen
memerlukan informasi akuntansi biaya yang handal untuk memutuskan
jenis dan harga jual produk yang dilanjutkan produksinya. Sama
halnya dengan ketidaktaatan pada hukum yang berlaku, yang akan
mengakibatkan perusahaan dikenakan denda.Terdapat dua hal yang
membedakan evaluasi pengendalian internal dan pengujian audit
keuangan dan operasional, yaitu:1.TujuanTujuan audit operasional
atas pengendalian internal adalah untuk mengevaluasi efektivitas
dan efisiensi dan membuat rekomendasi kepada manajemen. Sebaliknya,
evaluasi pengendalian internal untuk audit keuangan memiliki dua
tujuan utama yaitu untuk menentukan luasnya pengujian audit
substantif yang diperlukan dan melaporkan efektivitas pengendalian
internal atas pelaporan keuangan untuk perusahaan publik.Baik dalam
audit keuangan dan operasional, auditor dapat mengevaluasi prosedur
pengendalian dengan cara yang sama, tapi dengan tujuan yang
berbeda. Auditor operasional dapat menguji efektivitas prosedur
verifikasi internal untuk duplikasi faktur penjualan guna
memastikan bahwa perusahaan tidak merugikan konsumen dan juga untuk
melakukan penagihan atas seluruh piutang. Auditor keuangan juga
melakukan pengujian pengendalian internal yang sama, tetapi tujuan
utamanya adalah mengurangi konfirmasi atas piutang dagang atau
pengujian substantif lainnya (tujuan kedua atas audit keuangan
adalah untuk membuat rekomendasi operasional kepada
manajemen)2.Ruang LingkupRuang lingkup audit operasional ditujukan
pada seluruh pengendalian yang mempengaruhi efektivitas dan
efisiensi, sedangkan ruang lingkup evaluasi pengendalian internal
untuk audit keuangan dibatasi pada efektivitas pengendalian
internal atas pelaporan keuangan dan dampaknya atas kewajaran
penyajian laporan keuangan. Misalnya, audit operasional dapat
berfokus pada kebijakan dan prosedur yang dilakukan oleh departemen
pemasaran untuk menentukan efektivitas katalog dalam pemasaran
produk.Jenis Audit OperasionalAudit operasional terdiri atas tiga
kategori utama, yaitu:1.Audit FungsionalYang dimaksud denga
fungsional adalah kategori aktivitas dalam suatu bisnis, misalnya
fungsi penagihan atau fungsi produksi. Fungsi dapat dikategorikan
dan dibagi dalam banyak cara. Misalnya, fungsi akuntansi dapat
dibagi menjadi fungsi pengeluaran kas, penerimaan kas, dan
penggajian. Fungsi penggajian dapat dibagi menjadi menjadi fungsi
penetapan karyawan, pencatatan waktu, dan pembayaran gaji. Audit
fungsional mengurusi satu atau lebih fungsi dalam suatu organisasi,
misalnya mengenai efektivitas dan efisiensi fungsi penggajian untuk
suatu divisi atau organisasi secara keseluruhan.Audit fungsional
memiliki keuntungan bagi auditor untuk melakukan spesialisasi.
Auditor tertentu berperan sebagai staf audit internal dalam
mengembangkan keahlian tertentu pada suatu area, misalnya rekayasa
produksi. Rekayasa produksi dapat berjalan lebih efektif dan
efisien dengan menghabiskan waktu audit dalam area tersebut.
Kerugian dari audit fungsional adalah tidak dilakukannya evaluasi
keterkaitan antarfungsi. Misalnya, fungsi rekayasa produksi
berinteraksi dengan fungsi pabrikan dan fungsi lainnya dalam
organisasi.2.Audit OrganisasionalAudit operasional dalam organisasi
mengurusi seluruh unit organisasi seperti departemen, cabang, atau
anak perusahaan. Audit organisasional menekankan pada efektivitas
dan efisiensi dalam interaksi fungsi tersebut. Rencana organisasi
dan metode untuk koordinasi aktivitas merupakan hal penting dalam
audit ini.3.Penugasan KhususDalam audit operasional, penugasan
khusus muncul atas permintaan dari manajemen dengan bermacam-macam
jenis audit, misalnya untuk menentukan penyebab inefisiensi sistem
TI, meneliti kemungkinan kecurangan dalam divisi, dan membuat
rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi.Pelaksana Audit
OperasionalAudit operasional biasanya dilakukan oleh salah satu
dari tiga kelompok, yaitu:1.Auditor InternalAuditor internal
merupakan posisi unik yang melakukan audit operasional dimana
beberapa orang menggunakan istilah audit internal dan audit
operasional secara bergantian. Akan tetapi, tidak semua audit
operasional dilakukan oleh auditor internal atau hanya auditor
internal yang melakukan audit operasional. Banyak departemen audit
internal yang melakukan keduanya, yaitu audit operasional dan
keuangan secara bersamaan. Oleh karena mereka menghabiskan waktu
kerja mereka untuk perusahaan yang mereka audit, maka auditor
internal diuntungkan dalam melakukan audit operasional. Mereka
dapat mengembangkan pengetahuan yang cukup tentang perusahaan dan
bisnis yang penting bagi efektivitas audit operasional.Untuk
memaksimalkan efektivitas dalam menjalankan audit keuangan dan
operasional, departemen audit internal harus melapor kepada dewan
direksi atau direktur utama. Auditor internal juga harus memiliki
akses dan komunikasi berkelanjutan dengan komite audit dari dewan
direksi. Pelaporan kepada komite audit membantu auditor internal
agar tetap independen. Jika auditor internal memberi laporan kepada
kontroler, maka mereka sulit untuk melakukan evaluasi independen
dan membuat rekomendasi kepada manajemen senior bila terjadi
inefisiensi atas pekerjaan kontroler.2.Auditor PemerintahAuditor
pemerintah regional dan pusat melakukan audit operasional, yang
seringkali menjadi bagian dalam pelaksanaan audit keuangan.
Kelompok auditor pemerintah yang paling dikenal adalah BPK, namun
auditor pemerintah lainnya juga harus melakukan audit keuangan dan
operasional.Buku kuningmendefinisikan dan menetapkan standar untuk
audit kinerja, yang pada dasarnya sama dengan audit operasional.
Audit kinerja tersebut meliputi: Audit ekonomi dan efisiensiTujuan
dari audit ekonomi dan efisiensi adalah untuk menentukan:1. Apakah
entitas sudah memperoleh, melindungi, dan menggunakan sumber daya
secara ekonomis dan efisien2. Apa penyebab inefisiensi atau
ketidakekonomisan tersebut3. Apakah entitas telah mematuhi hukum
dan peraturan tentang hal-hal ekonomis dan efisiensi dalam program
audit Program auditTujuan dari program audit ini adalah untuk
menentukan:1. Sejauh mana hasil yang diinginkan atau manfaat yang
ditetapkan oleh badan legislatif atau yang ditetapkan badan
otoritas lainnya2. Bagaimana efektivitas organisasi, program,
kegiatan, atau fungsi tersebut3. Apakah entitas telah mematuhi
hukum dan peraturan yang berlakuDua tujuan dari masing-masing jenis
audit kinerja benar-benar operasional, sedangkan tujuan utamanya
adalah menyangkut kepatuhan.Untuk mengilustrasikan kegiatan
operasional tertentu dalam audit pemerintahan negara, berikut
adalah contoh dari sebuah artikel dalam publikasi Internal Auditor
: sebuah rumah sakit dengan staf administrasi yang terpisah
menempati tiga bangunan di atas tanah milik rumah sakit negara
lainnya. Audit kami menunjukkan bahwa beban kerja terbatas kegiatan
administrasi rumah sakit ini dan kedekatannya dengan kantor rumah
sakit utama memungkinkan dilakukannya konsolidasi fungsi
administrasi dari dua rumah sakit dan akan menghemat biaya sebesar
Rp 145.000.000 setahun.3.KAPKetika KAP melakukan audit laporan
keuangan historis, seringkali tindakan audit ini terdiri atas
identifikasi masalah operasional dan rekomendasi yang mungkin
bermanfaat bagi klien audit. Rekomendasi dapat dibuat secara lisan,
tetapi biasanya termasuk dalam surat manajemen.Latar belakang
pengetahuan tentang bisnis klien, yang didapatkan auditor eksternal
saat melakukan audit, seringkali memberikan informasi yang berguna
dalam memberikan rekomendasi operasional. Sebagai contoh, misalnya
auditor menetapkan bahwa perputaran persediaan klien selama tahun
berjalan lebih lambat dari sebelumnya. Auditor harus menentukan
penyebab kelambatan tersebut untuk mengevaluasi kemungkinan adanya
keusangan persediaan yang dapat menyebabkan ketidakwajaran dalam
penyajian laporan keuangan. Dalam menentukan penyebab berkurangnya
perputaran persediaan, auditor dapat mengidentifikasi penyebab
operasional, seperti kebijakan pembelian persediaan yang tidak
efektif, yang harus diperhatikan oleh manajemen. Auditor yang
memiliki latar belakang bisnis yang luas dan berpengalaman dengan
bisnis yang sama akan memberikan rekomendasi operasional yang lebih
efektif dan relevan dibandingkan dengan auditor lain yang tidak
memiliki kualifikasi tersebut.Klien umumnya melibatkan KAP untuk
melakukan audit operasional dalam satu atau lebih bagian-bagian
tertentu dari bisnisnya. Sebagai contoh, perusahaan dapat meminta
KAP untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi sistem
komputernya. Biasanya, manajemen meminta KAP melakukan audit ini
bila perusahaan tidak memiliki staf audit internal atau jika staf
audit internal tidak memiliki keahlian di area tertentu. Dalam
beberapa kasus, manajemen atau dewan direksi menyerahkan seluruh
atau sebagian aktivitas audit internalnya kepada sebuah KAP,
misalnya audit operasional untuk aktivitas teknologi informasi,
yang harus dilakukan bersama oleh KAP dan anggota tertentu dari
staf audit internal perusahaan. Biasanya staf konsultan manajemen
KAP yang melaksanakan jasa tersebut. Perlu diperhatikan bahwa KAP
tidak boleh menyediakan jasa ini kepada klien audit perusahaan
publik merekaIndependensi dan Kompetensi Auditor OperasionalDua
kualifikasi yang paling penting bagi auditor operasional adalah
independensi dan kompetensi. Auditor harus melapor pada tingkat
manajemen yang sesuai untuk memastikan bahwa investigasi dan
rekomendasi yang dibuat tidak bias. Independensi jarang menjadi
masalah bagi auditor KAP karena mereka tidak menjadi karyawan
perusahaan yang di audit. Independensi auditor internal perlu
ditingkatkan dengan adanya laporan departemen audit internal untuk
dewan direksi atau direktur utama. Sama halnya dengan adanya
keharusan bagi auditor pemerintah untuk melapor kepada atasan
departemen operasional. BPK, misalnya, langsung melapor kepada DPR
untuk meningkatkan independensi.Tanggung jawab auditor operasional
juga dapat mempengaruhi independensi mereka. Auditor tidak
bertanggung jawab atas fungsi operasional dalam perusahaan atau
untuk memperbaiki kekurangan bila ditemukan inefisiensi atau
ketidakefektifan. Misalnya, independensi auditor akan terpengaruh
ketika mereka mengaudit sistem TI atas pembelian jika mereka yang
merancang sistem tersebut atau menjadi pihak yang bertanggung jawab
untuk memperbaiki kekurangan yang mereka temukan selama
audit.Meskipun auditor boleh memberikan rekomendasi untuk perubahan
dalam operasi, personel operasional harus memiliki kewenangan untuk
menerima atau menolak rekomendasi tersebut. Jika auditor memiliki
kewenangan atas pelaksanaan rekomendasi mereka, maka independensi
mereka akan berkurang.Kompetensi tentunya diperlukan untuk
menentukan penyebab masalah operasional dan untuk membuat
rekomendasi yang tepat. Ketika audit operasional berurusan dengan
masalah operasional yang meluas, maka kompetensi dapat menjadi
hambatan besar. Sebagai contoh, bayangkan betapa sulitnya mencari
auditor internal yang berkualitas, yang dapat mengevaluasi
efektivitas program periklanan dan efisiensi proses produksi. Staf
audit internal dalam melakukan jenis pemeriksaan operasional ini
mungkin harus memasukkan beberapa personel dengan latar belakang
bidang pemasaran dan produksi.Kriteria Evaluasi Efisiensi dan
EfektivitasTantangan utama dalam audit operasional adalah
menentukan kriteria khusus untuk mengevaluasi apakah efisiensi dan
efektivitas telah dicapai. Dalam laporan audit keuangan historis,
PSAK memberikan kriteria yang luas untuk mengevaluasi penyajian
secara wajar, dan tujuan audit dapat memfasilitasi kriteria yang
lebih spesifik dalam memutuskan apakah PSAK sudah dilaksanakan.
Dalam audit operasional tidak ada kriteria yang ditentukan dengan
jelas.Untuk menetapkan kriteria audit operasional, auditor dapat
menentukan apakah beberapa aspek dari entitas dapat dibuat lebih
efektif atau efisien dan merekomendasikan perbaikan. Pendekatan
tersebut dapat memadai untuk auditor yang berpengalaman dan
mendapatkan pelatihan memadai, tetapi tidak demikian bagi auditor
pada umumnya.Kriteria Khusus.Kriteria yang lebih spesifik
diperlukan sebelum memulai audit operasional. Misalnya, Anda sedang
melalukan audit operasional mengenai tata letak peralatan di pabrik
untuk sebuah perusahaan. Berikut ini adalah beberapa kriteria
tertentu, yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi tata letak pabrik : Apakah tata letak
pabrik seluruhnya disetujui oleh perancang kantor pusat di saat
melakukan desain awal? Apakah unit perancang kantor pusat melakukan
studi evaluasi kembali atas tata letak pabrik dalam 5 tahun
terakhir? Apakah setiap unit peralatan beroperasi pada kapasitas
60% atau lebih untuk sedikitnya 3 bulan pada setiap tahun? Apakah
tata letak memfasilitasi pergerakan bahan baku baru di lantai
produksi? Apakah tata letak memfasilitasi produksi barang jadi?
Apakah tata letak memfasilitasi pergerakan barang jadi ke bagian
distribusi? Apakah tata letak pabrik menggunakan peralatan yang ada
secara efektif? Apakah keamanan karyawan terancam dengan adanya
tata letak pabrik?Sumber Kriteria.Untuk mengembangkan kriteria
evaluasi khusus, auditor operasional dapat menggunakan berbagai
sumber, meliputi: Kinerja historisKriteria dapat ditetapkan
berdasarkan hasil aktual dari periode sebelumnya. Dengan
menggunakan kriteria ini, auditor dapat menentukan apakah kondisi
menjadi lebih baik atau lebih buruk. Keuntungan pendekatan tersebut
adalah kriteria ini mudah didapatkan, namun tidak dapat digunakan
untuk menentukan seberapa baik hasilnya dibandingkan dengan yang
seharusnya. PembandinganEntitas di dalam atau di luar organisasi
klien mungkin akan sama bila hasil operasinya digunakan sebagai
kriteria. Auditor harus berhati-hati dalam memilih organisasi
sebagai pembanding. Pembandingan hampir tidak mungkin dilakukan
dengan organisasi berbeda atau mereka yang tingkat standarnya lebih
rendah. Untuk entitas internal yang sebanding, data dapat tersedia
untuk digunakan sebagai kriteria. Organisasi luar sering juga
menyediakan informasi yang diperlukan. Selain itu, data
pembandingan sering disediakan oleh kelompok industri dan badan
peraturan pemerintah. Standar rekayasa produksiDalam beberapa
penugasan, dimungkinkan untuk mengembangkan kriteria berdasarkan
standar rekayasa produksi. Sebagai contoh, auditor dapat
menggunakan Time and Motion Study untuk menentukan tingkat output
produksi yang efisien. Kriteria ini biasanya memakan waktu dan
biayanya mahal untuk dikembangkan karena membutuhkan keahlian,
tetapi dalam banyak hal patut dipertimbangkan. Suatu standar dapat
dikembangkan oleh kelompok industri untuk digunakan oleh semua
anggota mereka, sehingga biaya dapat ditekan. Diskusi dan
kesepakatanKadang-kadang kriteria objektif sulit atau mahal untuk
diperoleh, sehingga paling baik dikembangkan melalui diskusi dan
kesepakatan. Pihak-pihak yang terlibat harus mencakup manajemen
entitas yang akan diaudit, auditor operasional, dan badan atau
pihak yang akan diberi laporan tentang penemuan audit.Tahapan dalam
Menjalankan Audit OperasionalTerdapat tiga fase dalam audit
operasional, yaitu:1.PerencanaanPerencanaan untuk audit operasional
sama dengan perencanaan untuk audit atas laporan keuangan historis.
Seperti auditor laporan keuangan, auditor operasional harus
menentukan ruang lingkup penugasan dan mengkomunikasikannya ke unit
organisasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: Melakukan
penugasan dengan benar Mendapatkan informasi latar belakang
mengenai unit organisasi Memahami pengendalian internal Memutuskan
bukti yang memadai untuk diakumulasiPerbedaan utama antara
perencanaan audit operasional dan audit keuangan adalah keragaman
yang diciptakan oleh luasnya audit operasional, yang sering
membuatnya sulit untuk mengambil keputusan dalam tujuan khusus.
Auditor memilih tujuan berdasarkan kriteria yang dikembangkan dalam
penugasan, yang bergantung pada kondisi yang ada. Misalnya, tujuan
audit operasional atas efektivitas pengendalian internal untuk kas
kecil akan sangat berbeda dengan audit operasional untuk efisiensi
penelitian dan pengembangan, namun tujuan yang beragam dalam audit
operasional bisa saja merupakan bagian dari audit operasional yang
sama.Luasnya audit operasional sering membuat penentuan staf
menjadi lebih rumit daripada dalam audit keuangan. Hal ini terjadi
bukan karena bidang yang berbeda, misalnya pengendalian produksi
dan periklanan, tetapi tujuan untuk bidang tersebut sering
memerlukan keahlian teknis khusus. Misalnya, auditor mungkin
membutuhkan latar belakang teknis untuk mengevaluasi kinerja pada
sebuah proyek konstruksi besar.Pada akhirnya, tidak seperti audit
keuangan, audit operasional mengharuskan auditor menghabiskan lebih
banyak waktu dengan pihak yang berkepentingan untuk mencapai
persetujuan atas syarat penugasan dan kriteria evaluasi. Terlepas
dari sumber kriteria evaluasi, dalam hal tujuan dan kriteria yang
ditetapkan, maka perwakilan entitas yang akan di audit, auditor
operasional, dan entitas atau kepada pihak mana temuan akan
dilaporkan, harus ditentukan secara jelas dalam
perjanjian.2.Akumulasi Bukti dan EvaluasiPengendalian internal dan
prosedur operasi merupakan bagian penting dari audit operasional,
maka biasanya dilakukan dokumentasi, penyelidikan atas klien,
prosedur analitis, dan observasi secara ekstensif. Konfirmasi,
pencapaian kinerja kembali, dan perhitungan kembali tidak digunakan
secara luas dalam audit operasional dibandingkan pada audit
keuangan karena tujuan keberadaan dan akurasi tidak relevan dengan
kebanyakan audit operasional.Untuk mengilustrasikan akumulasi bukti
dalam audit operasional, sebagai contoh suatu lembaga yang
mengevaluasi keamanan tangga berjalan di sebuah kota. Asumsikan
bahwa semua pihak setuju bahwa tujuannya adalah untuk menentukan
apakah seorang pengawas membuat pemeriksaan tahunan secara memadai
untuk seluruh tangga berjalan di kota tersebut. Untuk memenuhi
tujuan kelengkapan, auditor dapat memeriksa cetak biru bangunan
kota dan lokasi tangga berjalan dan menelusurinya ke daftar untuk
memastikan bahwa semua tangga berjalan sudah dimasukkan dalam
populasi. Pengujian tambahan dilakukan untuk bangunan yang baru
dibangun untuk menilai ketepatan waktu atas pembaruan daftar yang
berada di pusat.Dengan asumsi auditor telah menentukan bahwa daftar
tersebut lengkap, mereka dapat memilih sampel lokasi tangga
berjalan dan mengumpulkan bukti mengenai waktu dan frekuensi
inspeksi. Auditor mungkin perlu mempertimbangkan risiko bawaan
dengan melakukan pengambilan sampel lebih besar atas tangga
berjalan yang usianya lebih tua atau tangga yang sebelumnya cacat
keamanannya. Auditor mungkin juga perlu memeriksa bukti kompetensi
pengawas tangga berjalan dengan menelaah catatan, program
pelatihan, uji kecakapan, dan laporan kinerja. Auditor juga perlu
menjalankan kembali prosedur pengambilan sampel tangga berjalan
untuk mendapatkan bukti bila terjadi ketidakkonsistenan dengan yang
dilaporkan atau pada kondisi sebenarnya.Sama seperti auditor
keuangan, auditor operasional harus mengumpulkan bukti yang memadai
untuk dijadikan dasar suatu kesimpulan dalam pengujian. Untuk audit
keamanan tangga berjalan, auditor harus mengumpulkan bukti yang
cukup tentang inspeksi keamanan tangga berjalan. Setelah bukti
dikumpulkan, auditor harus memutuskan apakah inspeksi atas
masing-masing tangga berjalan di kota dilakukan oleh petugas yang
kompeten.3.Pelaporan serta Tindak LanjutDua perbedaan utama antara
laporan audit keuangan dan operasional yang mempengaruhi laporan
audit operasional adalah:1. Dalam audit operasional, laporan
biasanya dikirimkan hanya kepada manajemen, dengan tembusan kepada
unit yang diaudit. Pengguna pihak ketiga tidak memerlukan susunan
kata-kata baku untuk pembuatan laporan audit operasional.2.
Banyaknya jenis audit operasional memerlukan laporan yang
berbeda-beda untuk mencakup ruang lingkup audit, temuan, dan
rekomendasi.Auditor operasional sering menghabiskan waktu untuk
mengkomunikasikan temuan dan rekomendasi audit secara jelas. Pada
audit kinerja, saat laporan disusun sesuai persyaratan Buku Kuning,
maka komponen tertentu harus disertakan, tetapi bentuk laporan
harus dibebaskan. Tindak lanjut merupakan hal umum dalam audit
operasional ketika auditor membuat rekomendasi kepada manajemen
untuk menentukan apakah terdapat perubahan yang direkomendasikan,
dan jika tidak, harus dijelaskan mengapa.Contoh Temuan Audit
OperasionalSetiap Internal Auditor tersebut, jurnal yang
dipublikasikan dua bulanan oleh IIA, selalu terdapat beberapa
temuan audit operasional yang disampaikan oleh auditor internal
yang berpraktik. Lebih banyak temuan yang mencakup efisiensi
daripada efektivitas. Pembaca lebih tertarik dengan temuan yang
berkaitan dengan efisiensi dari efektivitas. Misalnya, suatu audit
operasional di AS yang menghasilkan penghematan sebesar $68.000
akan lebih menarik pembaca daripada sebuah laporan mengenai
peningkatan akurasi pelaporan keuangan. Contoh dari Internal
Auditor berikut menyertakan contoh-contoh yang berkaitan dengan
efektivitas dan efisiensi di AS.Dengan Menyewa Perusahaan
Kebersihan dari Luar, Dapat Menghemat $160.000Sebuah auditor
internal meninjau efisiensi dan efektivitas layanan kebersihan oleh
karyawan pemerintah untuk bangunan di kompleks gedung legislatif.
Dalam audit terungkap bahwa biaya jasa kebersihan terlalu besar
jika dibandingkan dengan jasa serupa yang dilakukan oleh perusahaan
kebersihan dari luar. Selain itu, auditor menemukan banyak petugas
kebersihan yang tidak dilengkapo dengan peralatan yang dibutuhkan
sehingga kualitas kebersihan menjadi buruk. Sebuah studi mengenai
jasa kebersihan alternatif menunjukkan bahwa perusahaan kebersihan
dari luar memberikan jasa yang sama atau lebih baik dan dapat
menghemat biaya sebesar $ 137.000 dalam setahun. Auditor
merekomendasikan pemerintah negara bagian mencari tawaran
kompetitif dan menjalin kontrak dengan perusahaan jasa kebersihan
yang memiliki penawaran biaya terendah, tetapi masih memenuhi
spesifikasi. Dalam realisasinya, penghematan mencapai lebih dari
$160.000 dan kualitas kebersihan meningkat.Gunakan Peralatan yang
TepatSebuah perusahaan menyewakan 25 truk berbeban berat yang
digunakan oleh karyawan jasa di AS yang memasang dan memperbaiki
sekitar 20.000vending machinedi daerah metropolitan besar. Semua
truk dilengkapi dengan hidrolik pengangkat pintu untuk melakukan
bongkar muatvending machine.Auditor internal menemukan hanya
beberapa truk yang benar-benar mengantar dan mengambilvending
machinetersebut. Sebagian besar truk digunakan untuk jasa
panggilan, yang terdiri atas perbaikan kotak koin atau penyesuaian
sederhana lainnya yang tidak memerlukan hidrolik. Auditor
merekomendasikan agar sebagian besar truk tersebut secara bertahap
digantikan oleh kendaraan biasa dan ringan. Menajemen menyetujuinya
sehingga penghematan tarif sewa dan beban usaha yang terjadi
diperkirakan mencapai $ 25.000 per tahun.Program Komputer Menghemat
Tenaga Kerja ManualERISA di AS mensyaratkan adanya audit tahunan
untuk rencana pembagian laba. Auditor internal menguji rencana
pembagian keuntungan sebagaimana disyaratkan oleh ERISA, tetapi
juga melakukan telaah operasional yang menghasilkan beberapa
rekomendasi berharga bagi manajemen. Aduitor TI dalam tim audit
mengembangkan beberapa program audit terkomputerisasi untuk menguji
pengendalian atas partisipasi dan penghentian rencana perusahaan
dalam melakukan bagi hasil. Bantuan komputer tersebut menghemat
tenaga kerja manual dan dapat mendeteksi beberapa karyawan yang
tidak memenuhi syarat atas rencana tersebut, misalnya karyawan
dengan masa kerja kurang dari satu tahun dan karyawan yang sudah
berhenti bekerja. Program audit tersebut juga dapat mendeteksi data
yang berbeda antara berkas penggajian dan berkas utama dalam
rencana bagi hasil. Saat melihat hasil audit, manajemen mengoreksi
seluruh masalah dan menerapkan pengendalian tambahan untuk mencegah
terjadinya masalah yang sama di masa datang. Pengendalian tambahan
ini membuat manajemen memita auditor TI untuk tetap menyimpan
program mereka di komputer. Manajer pada rencana bagi hasil pun
menggunakan program tersebut secara berkala sebagai pengendali
untuk mendeteksi kesalahan.Jun04JASA ASSURANCE LAINNYA: JASA REVIEW
DANKOMPILASIPembahasan kali ini mengenai jenis-jenis
jasaassurancedari akuntan publik yang melibatkan laporan keuangan
historis seperti telaah laporan keuangan historis dan
penugasanassuranceterbatas yang melibatkan laporan keuangan
historis untuk memenuhi kebutuhan spesifik pengguna laporan
keuangan. Bab ini juga membahas jasaassuranceuntuk beberapa jenis
penugasan atestasi yang tidak melibatkan laporan keuangan historis,
seperti penugasanWebTrustdanSysTrustdan laporan atas proyeksi
laporan keuangan.JASA REVIEW DAN KOMPILASIBanyak perusahaan
nonpublik meminta laporan keuangan mereka ditelaah atau dikompilasi
oleh akuntan publik, bukan untuk diaudit. Manajemen perusahaan
yakin bahwa audit tidak diperlukan karena tidak ada persyaratan
dari bank atau pun pengawas dan laporan untuk penggunaan internal
juga tidak perlu diaudit. Sebaliknya perusahaan dapat melibatkan
akuntan publik untuk membantu menyusun laporan keuangan, baik untuk
penggunaan internal, sesuai permintaan kreditur. Bergantung pada
jumlah pinjaman, kreditur mungkin memerlukan kompilasi atau telaah
laporan keuangan, bukan audit. Telaah laporan keuangan
memberikanassuranceterbatas pada laporan keuangan, sedangkan
kompilasi tidak memberikanassuranceatas laporan yang
disajikan.Standar untuk kompilasi dan telaah laporan keuangan
disebut Pernyataann Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR).
Karenaassuranceyang diberikan kompilasi dan telaah jauh dibawah
audit, jasa ini tidak terlalu memerlukan bukti-bukti dan biayanya
lebih rendah daripada audit. Karena jasareviewdan kompilasi tidak
memberikanassuranceseperti di audit, maka akuntan dan klien harus
membangun pemahaman bersama tentang jasa yang akan diberikan,
terutama melalui perjanjian tertulis.Jasa ReviewSebuah penugasan
jasareviewmemungkinkan keterlibatan akuntan dalam
memberikanassuranceterbatas bahwa laporan keuangan telah sesuai
degan SAK, termasuk pengungkapan informatif yang tepat atau basis
akuntansi komprehensif yang lain seperti basis kas akuntansi.
Akuntan publik harus independen dari klien untuk dapat melakukan
jasareview.Prosedur yang Disarankan dalam Jasa ReviewBukti untuk
penugasan jasareviewtetrdiri atastanya jawab atas proseedur
analitis dan manajemen, membutuhkan prosedur jauh lebih sedikit
dibanding dengan audit. Untuk jasareview, akuntan tidak memperoleh
pemahaman tentang pengendalian internal, pengendalian pengujian,
atau melakukan pengujian substantif atas transaksi atau saldo,
seperti konfirmasi piutang dagang atau pemeriksaan persediaan
secara fisik.PSAR merekomendasikan prosedur berikut untuk suatu
jasareview: Memperoleh pengetahuan tentang prinsip-prinsip
akuntansi dan praktik industri klien. Akuntan dapat mempelajari
panduan industri atau sumber lain untuk mendapatkan pengetahuan
tersebut. Tingkat pngetahuan yang dibutuhkan sedikit dibawah audit.
Memperoleh pemahaman mengenai klien. Informasi yang perlu diperoleh
antara lain mengenai sifat transaksi bisnis klien, pembukuan dan
karyawannya, dan isi dari laporan keuangan. Tingkat pengetahuan
yang dibutuhkan lebih sedikit dari audit. Melakukan tanya jawab
dengan manajemen. Tanya jawab adalah prosedur telaah yang paling
penting. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah laporan keuangan
disajikan secara wajar, dengan asumsi bahwa manajemen tidak
bermaksud untuk menipu akuntan. Pertanyaan harus dibuat dari
personel klien yang tepat dan biasanya melibatkan diskusi. Seperti
contoh pertanyaan berikut:1. Jelaskan prosedur anda untuk mencatat,
mengklasifikasikan, dan meringkas transaksi serta mengungkapkan
informasi dalam laporan.2. Apa tindakan terpenting yang diambil
pada rapat pemegang saham dan dewan direksi tahun ini?3. Apakah
tiap akun pada laporan keuangan disajikan sesuai dengan GAAP dan
diterapkan secara konsisten? Melakukan prosedur analitis. Tindakan
ini mengidentifikasi kaitan dan akun individu yang tampak tidak
wajar. Prosedur analisis yang tepat tidak berbeda dengan yang elah
dipelajari sebelumnya. Selain memperhatikan tren yang tidak wajar
tersebut, akuntan juga harus melakukan tanya jawab lebih lanjut
dengan personel klien untuk mendapatkan penjelasan dari tiap kaitan
yang tak terduga. Mendapatkan surat representasi. Akuntan
diwajibkan untuk mendapatkan surat representasi dari pihak
manajemen yang memahami keangan.Berdasarkan prosedur tersebut,
skuntan bisa jadi akan memperhatikan bahwa terdapat informasi yang
tidak benar, tidak lengkap, atau tidak memuaskan. Jika demikian,
maka prosedur tambahan harus dilakukan sebelum akuntan menerbitkan
laporan standar jasareview.Formulir LaporanFormlir laporan terdiri
dari tiga aspek, yaitu:1. Paragraf pertama sama dengan laporan
audit, kecuali merujuk pada jasareview, bukan jasa audit.2.
Paragraf kedua menyatakan bahwa telaah terutama yang berisi tanya
jawab dan prosedur analitis, ruang lingkupnya kecil dibandingkan
dengan audit, dan tidak ada opini yang dikeluarkan.3. Paragraf
ketiga menunjukkanassuranceterbatas,dalam halassurancenegatif,
bahwa kami tidak memperhatikan adanya modifikasi material yang
harus dilakukan terhadap laporan keuangan.Tanggal pada laporan
telaah merupakan tanggal pada saat auditor menyelesaikan tanya
jawab dan prosedur analitis.Kesalahan dalam Mengikuti GAAPJika
dalam laporan telaah tersebut klien tidak mengikuti GAAP, maka
laporan harus dimodifikasi. Laporan ini harus dapat mengungkapkan
dampak dari perbedaan seperti yang telah ditentukan oleh manajemen
atau prosedur telaah akuntan. Bahkan jika dampak tersebut belum
ditentukan, pengungkapan harus muncul pada laporan paragraf
terpisah.Kami telah menelaah neraca pada PT Arahan Jitu tanggal 31
Desember 2007 serta laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas,
dan laporan aliran kas yang berkaitan untuk tahun yang berakhir
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan
Pernyataan Standar Jasa Akuntansi Publik Indonesia. Semua informasi
yang dimuat dalam laporan keuangan adalah penyajian manajemen
(pemilik) PT Arahan Jitu.Telaah terutama terdiri atas permintaan
keterangan kepada pejabat perusahaan dan prosedur analitis yang
diterapkan atas data keuangan. Telaah mempunyai ruang lingkup yang
jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang dilakukan
sesuai standar audit yang ditetapkan Institut Akuntan Publik
Indonesia dengan tujuan untk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberikan
pendapat semacam itu.Berdasarkan telaah kami, tidak terdapat
penyebab yang menjadikan kami yakin bahwa laporan keuangan yang
kami sebutkan di atas tidak disajikan sesuai prinsip akuntansi yang
berlaku umum di IndonesiaSeperti yang telah diungkapkan dalam
catatan X atas laporan keuangan, prinsip akuntansi yang berlaku
umum mngharuskan bahwa tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan.
Manajemen telah mengiformasikan kepada kami bahwa perusahaan telah
menyatakan tanahnya sebesar nilai taksiran dan bahwa, jika prisnip
akuntansi yang berlak umum telah diikuti, maka akun tanah dan
ekuitas seharsnya turun sebesar Rp 500.000.000,00.Jasa
KompilasiSebuah penugasan untuk jasa kompilasi didefinisikan dalam
PSAR sebagai salah satu hal yang dipersiapkan akuntan saat membuat
dan menyajikan laporan keuangan kepada klien atau pihak ketigatanpa
memberikan assurance dari akuntan publik tentang laporan
tersebut.Laporan ini biasanya digunakan oleh manajemen untuk urusan
internal, meskipun dapat juga diberikan kepada pengguna eksternal.
Akuntan publik tidak perlu menjadi independen dalam melakukan
kompilasi dan laporan keuangan tersebut dapat ditebitkan tanpa
adanya penjelasan tambahan.Kami telah melakukan kompilasi neraca PT
Wasito Prima tanggal 31 Desember 2007 serta laporan laba/rugi,
laporan perubahan ekuitas, dan laporan aliran kas yang berkaitan
utuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan
Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review yang ditetapkan
Institut Akuntan Publik Indonesia.Suatu kompilasi terbatas pada
penyajian informasi dalam bentuk laporan keungan yang merupakan
representasi manajemen (pemilik). Kami tidak melakukan audit atau
telaah terhadap laporan keuangan terlampir tersebut dan, oleh
karena itu, kami tidak menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan
lain atas laporan keuangan tersebut.Ketika akuntan menyampaikan
laporan keuangan yang dimaksudkan untuk digunakan oleh puhak
ketiga, mereka diwajibkan mengeluarkan laporan kompilasi yang
menyertai laporan. Akuntan tidak diizinkan menyiapkan dan
menyajikan laporan keuangan untuk klien yang menyerahkan laporan
tersebut kepada penguna eksternal tanpa memenuhi persyaratan
penugasan kompilasi, termasuk penerbitan laporan kompilasi. Ketika
akuntan tidak menginginkan laporan tersebut digunakan oleh pihak
ketiga, mereka tidak wajib mengeluarkan laporan kompilasi asalkan
mereka mendokumentasikan, dalam surat penugasan, pemahaman mengenai
jasa yang akan dilakukan dan pembatasan bahwa laporan keuangan
ditujukan hanya bagi manajemen.Kompilasi yang Menghapus Seluruh
Pengungkapan (contoh soal kasus) Auditor telah melakukan kompilasi
PT Wasito Prima tanggal 31 Desember 2007 serta laporan laba/rugi,
laporan perubahan ekuitas, dan laporan aliran kas yang berkaitan
untuk tahun yang berakhir tanggal tersebut sesuai dengan Pernyataan
Standar Jasa Akuntansi dan Review yang ditetapkan Institut Akuntan
Publik Indonesia.Suatu kompilasi terbatas pada penyajian informasi
dalam bentuk laporan keuangan yang merupakan representasi manajemen
(pemilik). Auditor tidak melakukan audit atau telaah terhadap
laporan keuangan terlampir tersebut dan tidak menyatakan pendapat
atau bentuk keyakinan lain atas laporan keuangan tersebut.Manajemen
memutuskan untuk tidak memasukkan hampir semua pengungkapan
material, yang diharuskan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia. Jika pengungkapan yang tidak dimasukkan tersebut
disajikan dalam laporan keuangan, mungkin hal tersebut akan
mempengaruhi kesimpulan para pemakai laporan keuangan tentang
posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas perusahaan. Oleh karena
itu, laporan keuangan ini tidak dirancang untuk mereka yang tidak
mengetahui tentang masalah seperti itu.Persyaratan Kompilasi,
kompilasi tidak membebaskan akuntan dari pertanggungjawaban karena
mereka perlu bertanggung jawab dalam menjalankan seluruh jenis
penugasan. Dalam penugasan kompilasi, akuntan harus menjalankan
prosedur sebagai berikut. Memperoleh pemahaman bersama klien
mengenai jenis dan keterbatasan jasa yang diberikan dan penjelasan
atas laporan, jika laporan akan diterbitkan. Memiliki pengetahuan
tentang prinsip-prinsip akuntansi dan praktik industri klien.
Memahami klien, termasuk sifat transaksi bisnisnya, pencatatan
akuntansi, dan misi laporan keuangan. Melakukan Tanya jawab untuk
menentukan apakah informasi klien memenuhi persyaratan. Membaca
kompilasi laporan keuangan dan berhati-hati dengan hal-hal yang
tidak dimasukkan atau kesalahan dalam perhitungan dan GGAP.Akuntan
tidak harus melakukan tanya jawab lainnya atau melakukan prosedur
lain dalam verifikasi informasi yang diberikan oleh klien. Akan
tetapi jika mereka menyadari bahwa laporan tidak disajikan secara
wajar, maka mereka harus memperoleh informasi tambahan. Jika klien
menolak untuk memberikan informasi, maka akuntan harus menarik diri
dari penugasan kompilasi.Bentuk Laporan PSAR menyebutkan tiga jenis
laporan kompilasi. Penggunaan masing-masing laporan bergantung pada
keputusan manajemen untuk memasukkan semua pengungkapan yang
diperlukan dalam laporan keuangan.1. 1.Kompilasi dengan
pengungkapan penuh.Kompilasi jenis ini membutuhkan pengungkapan
sesuai dengan GAAP.2. 2.Kompilasi yang menghilangkan seluruh
pengungkapan.Hal ini menunjukkan kata-kata yang tepat ketika
akuntan mengompilasi laporan tanpa pengungkapan. Contohnya,
manajemen juga memilih untuk tidak menyajikan laporan aliran kas.
Jenis kompilasi akan diterima jika laporan menunjukkan kurangnya
pengungkapan dan tidak adanya pengungkapan tersebut, menurut
akuntan publik, tidak dilakukan dengan maksud menyesatkan pengguna.
Laporan ini digunakan untuk manajemen.3. 3.Kompilasi Tanpa
Independensi.Seperti KAP dapat mengeluarkan laporan kompilasi
meskipun laporan tersebut tidak independen dari klien, seperti yang
didefinisikan oleh Kode Etik. Apabila akuntan tidak memiliki
independensi, maka pada laporan harus menyatakan bahwa Kami tidak
independen terhadap PT Wasito Prima.Jadi unsur-unsur jenis laporan
kompilasi yang dibutuhkan, seperti: Tanggal pada laporan akuntan
adalah tanggal penyelesaian kompilasi. Setiap halaman laporan
keuangan yang dikompilasi oleh akuntan harus menyatakan Lihat
kompilasi laporan akuntan. Apabila klien tidak menggunakan GAAP,
maka auditor harus memasukkan modifikasi yang sama dalam laporan
kompilasi yang digunakan dalam laporan telaah.TELAAH ATAS INFORMASI
KEUANGAN INTERIM UNTUK PERUSAHAAN PUBLIKLima syarat auditor dalam
penugasan jasa peninjauan, sebagai berikut:1. Memperoleh pemahaman
atas prinsip akuntansi dalam industri klien.2. Memperoleh pemahaman
atas klien.3. Melakukan tanya jawab tentang manajemen.4. Melakukan
prosedur analitis.5. Mendapatkan surat representasi.Pada perusahaan
public tidak dapat dijadikan dasarassurancetingkat tinggi untuk
menyatakan pendapat. Biasanya, auditor tidak melakukan pengujian
pada pencatatan akuntansi, konfirmasi independen atau pemeriksaan
fisik. Terdapat perbedaan antara dua jenis telaah dibeberapa area
seperti: Karena audit tahunan juga dilakukan untuk perusahaan
publik, maka auditor harus memperoleh informasi yang memadai
tentang pengendalian internal klien, baik untuk informasi keuangan
tahunan maupun internim. Demikian pula, karena klien diaudit setiap
tahun, maka pengetahuan auditor terhadap hasil audit juga digunakan
dalam mempertimbangkan ruang lingkup dan hasil dari Tanya jawab dan
prosedur analitis untuk telaah. Menurut PSAR, auditor melakukan
Tanya jawab mengenai pertemuan antara pimpinan perusahaan pemegang
saham bagi perusahaan publik, auditor harus membaca notulensi
pertemuan mereka. Auditor juga harus memperoleh bukti bahwa
informasi keuangan interim telah sesuai dengan pencatatan akuntansi
dalam telaah interim perusahaan publik. Contohnya, auditor dapat
membandingkan informasi keuangan interim ke buku besar.PENUGASAN
ATESTASIBab 1 menjelaskan tentang jasaassurancesebagai jasa
profesional independen untuk meningkatkan kualitas informasi bagi
pengambil keputusan. Para pembuatkeputusan bisnis menggunakan
jasaassuranceuntuk membantu meningkatkan keadndalan dan relevansi
informasi ynag menjadi dasar keputusan mereka. Salah satu kategori
jasaassuranceyang diberikan oleh akuntan publik adalah jasa
atestasi.Akuntan publik banyak diminta untuk melakukan berbagai hal
yang mirip dengan audit, atau memberikan jasa untuk tujuan yang
berbeda. Dalampenugasan atestasi, akuntan melaporkan keandalan
informasi atau asersi yang dibuat oleh pihak lain. Contohnya adalah
ketika sebuah bank meminta akuntan publik untuk melaporkan secara
tertulis apakah klien sudah memenuhi semua persyaratan perjanjian
pinjaman.Standar AtestasiIAPI telah menerbitkan 11 standar atestasi
yang sesuai dengan 10 standar audit berlaku umum, seperti
ditunjukkan pada tabel 24-1. Standar atestasi dinyatakan dalam
istilah yang cukup umum untuk memungkinkan akuntan publik
menerapkannya untuk setiap penugasan atestasi, termasuk jenis
penugasan baru.Perbedaan paling menonjol dalam standar atestasi dan
GAAS adalah dalam standar atestasi umum 2 dan 3. Standar 2
mensyaratkan bahwa akuntan publik memiliki pengetahuan yang memadai
tentang subyek atestasinya. Misalnya, agar akuntan dapat
membuktikan kepatuhan perusahaan kepada undang-undang perlindungan
lingkungan hidup, mereka membutuhkan pemahaman menyeluruh tentang
undang-undang dan metode yang digunakan perusahaan untuk menjamin
kepatuhan tersebut. Standar 3 mensyaratkan bahwa akuntan publik
dapat mengavaluasi materi agar lebih menggunakan contoh
undang-undang perlindungan lingkungan hidup, kesulitan dalam
pengukuran atau kekurangan kriteria spesifik akn membuat akuntan
publik kesulitan untuk menyimpulkan apakah ada kepatuhan.Untuk
memberikan petunjuk tambahan dalam melakukan penugasan atestasi,
dari IAPI menerbitkan Persyaratan Standar Atestasi-PSAT. DSPAP
ingin membedakan antara hal-hal yang harus ditangani dalam standar
audit dan hal-hal yang harus ditangani oleh standar atestasi,
meskipun kedua hal tersebut adalah mengenai atestasi. Standar umum,
standar audir berlaku pada atestasi yang bgerkenaan dengan
pemberian kepastian atas laporan keuangan historis, termasuk satu
atau lebih bagian dari laporan keuangan tersebut. Hal ini termasuk
audit laporan keuangan yang disusun sesuai dengan GAAP atau basisi
akuntansi komprehensif lainnya, audit neraca, dan audit akun
individual.Semua bentuk lain dari atestasi dibahas dalam standar.
Standar atestasi ditetapkan oleh DSPAP mengikuti proses yang sama
seperti yang digunakan untuk standar audit. (Standar atestasi label
sebagi SAT, bukan SA.)Jenis Penugasan AtestasiDSPAP tidak
menentukan batas-batas dalam penugasan atestasi, kecuali dalam hal
konseptual karena adanya jenis-jenis jasa baru yang mungkin timbul.
Sebagai contoh, PricewaterhouseCoopers telah melakukan atestasi
pada pemilihan suara kontesMiss Americaselama beberapa dekade,
tetapi atestasi dalam pembuktian kepatuhan terhadap undang-undang
perlindungan lingkungan hidup baru dimulai dalam beberapa tahun
terakhir.Selain itu, IAPI telah mengembangkan standar atestasi yang
spesifik dalam bidang berikut : Laporan keuangan prospektif
Informasi keuangan pro forma Laporan pengendalian internal atas
pelaporan keuangan untuk perusahaan tertutup Kepatuhan kepada hukum
dan regulasi Kesesuaian dengan prosedur penugasan Diskusi dan
analisis manajemen.Standar diperlukan untuk penugasan tersebut
karena akuntan public sudah banyak melakukan jasa ini sehingga
memerlukan panduan lebih specific selain standar atestasi yang ada.
Meskipun demikian tidak ada standar khusus untuk suatu jenis jasa
bukan berarti jasa tersebut tidak layak diberikan.Tingkat pemberian
jasa :Standar atestasi mendefinisikan tiga tingkat penugasan dan
format kesimpulan terkait :1. Ujian2. Peninjauan3. Prosedur yang
disepakatiSebagai tambahan, Penugasan kompilasi didefinisikan untuk
laporan keuangan prospektif.Pemeriksaan akan menghasilkan
kesimpulan yang positif, untuk jenis lapran ini, akuntan public
membuat pernyataan langsung mengenai apakah penyajian asersi secara
keseluruhan sesuai dengan criteria yang berlaku. Laporan dilakukan
dalam penugasan untuk menentukan bahwa tingkat pengembalian atas
perkiraan portofolio, berdasarkan rekomendasi perusahaan pialang
sudah benar seperti disampaikan dalam materi promosi perusahaan.
Distribusi pemeriksaan oleh klien setelah diterbitkan tidak
dibatasi, artinya klien dapat menyebarkan informasi secara luas
termasuk pada calon investor untuk tujuan penjualan dan
pemasaran.Contoh Laporan PrakiraanKami telah memeriksa neraca
prakiraan PT Argo Raung tanggal 31 Desember 2008 dan laporan laba/
rugi, laporan perubahan ekuitas, serta laporan aliran kas terlampir
untuk than yang berakhir pada tanggal tersebut. Pemeriksaan kami
lakukan berdasarkan standar yang ditetapkan Institut Akuntan Publik
Indonesia dan oleh karena itu, meliputi prosedur yang kami pandang
perlu untuk menerima baik asumsi yang digunakan oleh manajemen, dan
penyusunan maupun penyajian prakiraan tersebut.Menurut pendapat
kami, prakiraan terlampir disajikan sesuai dengan panduan penyajian
prakiraan yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan asumsi yang
mendasarinya memberikan dasar rasional bagi manajemen untuk
melakukan prakiraan. Meskipun demikian biasanya akan terdapat
perbedaan antara taksiran dan hasil sebenarnya, karena peristiwa
dan keadaan sering tidak terjadi sebagaimana yang diharapkan, dan
perbedaan tersebut mungkin material. Kami tidak bertanggung jawab
untuk memutakhirkan laporan ini dengan adanya peristiwa dan keadaan
yang terjadi sesudah tanggal laporan ini.Dalam suatu telaah,
akuntan public memberikan kesimpulan berisi assurance negative.
Laporan assurance negative dikeluarkan jika terdapat informasi yang
menarik perhatian akuntan public yang menunjukkan pernyataan tidak
disajikan sesuai dengan criteria yang berlaku. Penugasan untuk jasa
review tidak boleh diberikan untuk sebagian besar jasa yang
memiliki standar atestasi misalnya seperti laporan keuangan
prospektif karena sulit menetapkan standar untuk assurance terbatas
yan g diberikan melalui telaah.Dalam penugasan atau prosedur yang
disepakati bersama semua prosedur yang dilakukan akuntan public
harus disepakati oleh akuntan public, penanggung jawab asersi, dan
para pengguna laporan akuntan public. Tingkat assurance dalam
laporan tersebut bervariasi dengan prosedur khusus yang diseakati
dan dijalankan. Maka distribusi laporan hanya terbatas untuk pihak
yang terlibat yang mengetahui prosedur yang dijalankan akuntan
public dan tingkat assurance yang dihasilkan.Laporan tersebut harus
memuat pernyatan tentang prosedur manajemen, hal yang disepakati
akuntan public dan penemuan kauntan public selama melaksanakan
prosedur tersebut.Dibelahan dunia lain, AICPA dan Canada Institute
of Chartered Accountants (CICA) telah dikembangkan bersama dengan
jasa assurance yang terkait dengan e-commerce dan teknologi
informasi. Kelompok-kelompok pemberi jasa dikenal sebagai WebTrust
dan SysTrust, melakukan penugasan sesuai standar atestasi.STANDAR
LAPORAN KEUANGANLaporan keuangan prospektif mengacu pada prediksi
atau ekspektasi laporan keuangan dalam beberapa masa yang akan
datang (laporan laba/rugi) atau suatu tanggal di masa depan
(neraca). Contohnya adalah prediksi manajemen atas laporan
laba/rugi dan neraca satu tahun dari sekarang.Kebanyakan akuntan
publik yakin ada peluang yang signifikan dan resiko potensial bagi
auditor atas kemampuan mereka menyediakan informasi keuangan
prospektif. jika auditor dapat meningkatkan keandalan informasi
,maka resiko informasi dapat dikurangi dengan cara yang sama
seperti pada audit laporan keuangan historis . resiko dapat timbul
karena hasil actual yang diperoleh dimasa depan mungkin berbeda
secara signifikan dari hasil prediksi dalam laporan keuangan
prospektif.Prakiraan dan ProyeksiStandar atestasi IAPI
mendefinisikan dua jenis umum laporan keuangan
prospektif:PrakiraanAdalah laporan keuangan prospektif yang
menyajikan ekspektasi dari posisi keuangan entitas ,hasil usaha,
dan aliran kas yang terbaik menurut pemahaman dan keyakinan pihak
yang bertanggung jawab. Bank biasanya memerlukan informasi ini
sebagai bagian dari aplikasi pinjaman.ProyeksiAdalah laporan
keuangan prospektif yang menyajikan posisi keuangan suatu entitas,
hasil usaha, dan aliran kas, yang terbaik menurut pemahaman dan
keyakinan pihak yang bertanggung jawab ,dengan satu atau lebih
asumsi hipotesis.Pengunaan laporan keuangan prospektifLaporan
keuangan prospektif dibuat untuk salah satu dari dua pihak
berikut:1. Laporan yang digunakan secara umum oleh semua pihak ke
tiga yang terkait, seperi dimasukannya posisi keuangan dalam
prospektus penjualan obligasi rumah sakit.2. Laporan yang digunakan
secara terbatas oleh pihak ketiga yang berkaitan langsung, seperti
dimasukannya proyeksi keuangan dalam dokumen permohonan pinjaman
bank.Jenis penugasanuntuk menghindari kebingungan dikalangan
auditor, IAPI menciptakan standar atestasi yang lebih spesifik,
yang menetapkan jenis penugasan berikut ini dalam laporan keuangan
prospektif : Suatu penugasan pemeriksaan dimana akuntan publik
meyakini kelengkapan dan kewajaran seluruh asumsi yang digunakan.
Suatu penugasan kompilasi dimana akuntan publik terutama terlibat
dengan akurasi perhitungan laporan ,bukan kewajaran asumsinya.
Suatu penugasan atas prosedur yang disepakati bersama dimana
akuntan publik dan seluruh pengguna laporan menyetujui prosedur
atestasi yang spesifik dan terbatasPemeriksaan laporan keuangan
prospektifStandart atestasi IAPI jelas menyatakan bahwa akuntan
publik tidak melakukan atestasi terhadap akurasi laporan keuangan
prospektif. Sebaliknya,mereka menguji asumsi yang mendasari dan
memeriksa penyusunan dan penyajian prakiraan atau proyeksi. Untuk
pemeriksaan prakiraan dan proyeksi, terdapat empat elemen yang
perlu dipahami, yaitu:1. Mengevaluasi penyusunan laporan keuangan
prospektif.2. Mengevaluasi halhal yang mendukung asumsi3.
Mengevaluasi penyajian laporan keuangan prospektif atas
kesesuaiannya dengan panduan dari IAPI4. Menerbitkan laporan
pemeriksaanElemen tersebut didasarkan pada pengumpulan bukti
tentang kelengkapan dan kewajaran asumsi yang mendasari, seperti
yang diungkapkan dalam laporan keuangan prospektif. Untuk membuat
evaluasi, CPA harus memahami bisnis dan industry klien
,mengidentifikasi hal-hal signifikan yang dapat diandalkan atas
hasil operasi bisnis klien dimasa depan (faktor kunci), dan
menentukan ketepatan asumsi yang digunakan sehubungan dengan faktor
kunci tersebut.Elemen, Akun, atau Bagian TertentuAuditor sering
diminta untuk mengaudit dan menerbitkan aspek tertentu dari laporan
keuangan. Seperti laporan audit penjualan, laporan royalty,
keikutsertaan laba dan provisi pajak penghasilan. Audit untuk
elemen, akun, atau bagian tertentu diatur dalam PSA 41 (SA 623)
untuk Laporan Khusus. Terdapat dua perbedaan utama antara audit
elemen, akun, atau bagian tertentu dan audit keuangan laporan yang
lengkap, yaitu:1. Materialitas ditentukan dalam bentuk elemen,
akun, atau bagian yang diaudit, bukan laporan secara keseluruhan.
Akibatnya, biasanya dibutuhkan bukti lebih banyak dibandingkan jika
audit bagian tersebut merupakan bagian dari laporan keseluruhan.
Misalnya, jika akun penjualan dilaporkan secara terpisah, maka
salah saji yang lebih kecil akan dianggap material dibandingkan
bila penjualan adalah salah satu dari banyak akun dalam audit
laporan keuangan lengkap.2. Standar pelaporan GAAS yang pertama
tidak dapat diterapkan karena penyajian elemen, akun, atau bagian
bukan merupakan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan
GAAP.Auditor harus memperluas upaya audit mereka untuk memasukkan
elemen, akun, atau bagian lain yang terkait dengan bagian lain yang
sedang diaudit. Misalnya, dalam menyatakan pendapat atas penjualan,
auditor juga harus mempertimbangkan pengaruh piutang
penjualan.Surat Kepatuhan Utang dan Laporan SejenisJika klien
terlibat dalam perjanjian pinjaman yang mengharuskan mereka
memberikan laporan dari akuntan public kepada pemberi pinjaman
tentang ada atau tidak adanya kondisi tertentu, auditor dapat
menerbitkan laporan mengenai kepatuhan utang dan penugasan sejenis
dalam laporan terpisah atau dengan menambahkan paragraf setelah
paragraf opini sebagai bagian dari laporan pernyataan pendapat atas
laporan keuangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan auditor; Auditor
berhak mengevaluasi apakah klien telah memenuhi provisi penugasan.
Dalam audit atas perjanjian kepatuhan utang, auditor biasanya
mengevaluasi apakah pembayaran pokok dan bunga dilakukan saat jatuh
tempo, apakah terdapat pembatasan deviden, modal kerja, dan rasio
utang, dan apakah pencatatan akuntansi sudah memadai dalam
pelaksanaan audit biasa. Meskipun demikian, auditor tidak berhak
untuk menentukan apakah klien telah membatasi kegiatan usahanya
sesuai dengan persyaratan perjanjian atau dengan haknya atas
property yang dijaminkan. Kode etik melarang auditor berpraktik
sebagai pengacara dalam keadaan demikian. Auditor harus menyediakan
surat kepatuhan utang hanya bagi klien yang laporan keuangannya
secara keseluruhan telah diaudit. Surat kepatuhan utang seperti
adanya rasio lancer sebesar 2,5 % atau lebih baik akan sulit
diselesaikan tanpa audit laporan keuangan secara lengkap. Opini
auditor adalahassurance negative, yang menyatakan bahwa auditor
tidak melihat adanya hal yang mengindikasikan
ketidakpatuhan.Jun04MENYELESAIKANAUDITA.Penerapan Pengujian
Tambahan atas Penyajian dan PengungkapanPendekatan auditor dalam
memperoleh bukti sehubungan dengan tujuan penyajian dan
pengungkapan konsisten dengan pendekatan dalam memperoleh bukti
yang berkaitan dengan transaksi dan saldo, diantaranya yaitu :
Melakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian
untuk tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari
prosedur penilaian resiko. Melakukan pengujian pengendalian yang
berhubungan dengan pengungkapan saat penilaian awal resiko
pengendalian berada di bawah maksimum. Melakukan prosedur
subtantifProsedur untuk tujuan penyajian dan pengungkapan
diintegrasikan dengan pengujian auditor atas tujuan audit terkait
transaksi dan tujuan audit terkait saldo. Banyak informasi yang
disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan diaudit sebagai
bagian dari pengujian auditor pada tahap awal audit. Ditahap ini
auditor mengevaluasi bukti yang diperoleh dari 3 tahap pertama
untuk menilai apakah diperlukan bukti tambahan untuk tujuan
penyajian dan pengungkapan. Auditor juga mengevaluasi apakah
keseluruhan penyajian dalam laporan keuangan dan penjelasan
tambahan terkait telah mematuhi prinsip akuntansi berlaku umum. Hal
ini meliputi evaluasi apakah setiap laporan keuangan mencerminkan
klasifikasi yang tepat dan deskripsi setiap akun yang konsisten
dengan persyaratan dan bahwa informasi disajikan dalam bentuk yang
benar dan dengan terminology yang tepat seperti disyaratkan dalam
standar akuntansi.Salah satu perhatian utama auditor berhubungan
dengan tujuan penyajian dan pengungkapan adalah menentukan apakah
manajemen sudah mengungkapkan seluruh informasi yang diperlukan.
Untuk menilai resiko yang tidak dapat memenuhi tujuan penyajian dan
pengungkapan, auditor harus mempertimbangkan informasi yang
diperoleh selama tiga tahap pertama dalam pengujian audit untuk
menentukan apakah sudah cukup menjelaskan fakta dan keadaan yang
harus diungkapkan.Sehubungan dengan uniknya pengungkapan atas
kewajiban kotijensi dan kejadian setelah tanggal neraca, auditor
sering kali memberikan penilaian resiko tinggi karena tidak seluruh
informasi yang dibutuhkan diungkapkan dalam penjelasan tambahan.
Pengujian audit yang dilakukan pada tahap awal audit sering kali
tidak menyediakan bukti yang memadai mengenai kewajiban kotijensi
dan kejadian setelah tanggal neraca. Oleh karena itu, auditor
mendesain dan melakukan prosedur pada setiap audit untuk menelaah
kewajiban kotijensi dan kejadian setelah tanggal neraca sebagai
bagian dari pengujian tahap keempat.BTelaah atas Kewajiban
Kontijensi dan KomitmenKewajiban Kontinjensiadalah potensi utang di
masa depan kepada pihak luar atas jumlah yang belum dapat
ditentukan yang dihasilkan dari aktivitas yang telah dilakukan.
Terdapat tiga kondisi yang diperlukan atas munculnya kewajiban
kontijensi, yaitu :1. Terdapat potensi pembayaran di masa mendatang
kepada pihak luar atau penurunan nilai asset yang dihasilkan dari
kondisi sekarang.2. Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau
penurunan nilai di masa mendatang.3. Hasilnya akan diperoleh dari
kejadian di masa mendatang.Ketidakpastian atas pembayaran di masa
mendatang dapat bervariasi dari sangat mungkin terjadi sampai
kemungkinan besar tidak terjadi. Adapun menurut PSAK 57 dijelaskan
tiga tingkatan kemungkinan keterjadian dan perlakuan atas laporan
keuangan yang dapat digunakan sebagai standard evaluasi dalam
mempertimbangkan dan melakukan penilaian secara profesional bagi
auditor terhadap kondisi pelaporan klien.Standar audit mensyaratkan
bahwa manajemen, bukan auditor, bertanggung jawab atas identifikasi
dan penetuan perlakuan akuntansi yang tepat untuk kewajiban
kontinjensi dan pada dasarnya dalam pengungkapan atas kontijensi
dapat dilakukan atas kerjasama pihak manajemen dengan auditor.
Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi kewajiban
kontijensi adalah :Mengevaluasi perlakuan akuntansi atas kewajiban
kontinjensi yang diketahui untuk menentukan apakah manajemen telah
mengklasifikasikan kontijensi dengan benar (tujuan penyajian dan
pengungkapan untuk klasifikasi).Mengidentifikasi praktek
kontinjensi yang belum diidentifikasi manajemen (tujuan penyajian
dan pengungkapan untuk kelengkapan).Komitmensangat berkaitan erat
dengan kewajiban kontinjensi. Komitmen meliputi hal-hal seperti
perjanjian untuk membeli bahan baku atau melakukan sewa guna usaha
suatu fasilitas pada harga tertentu dan penjualan barang dagangan
pada harga yang sudah ditentukan. Karakteristik dalam komitmen
yaituperusahaan setuju berada dalam kondisi tertentudi masa
mendatang, tanpa memperhatikan apa yang terjadi dengan laba
perusahaan atau perekonomian keseluruhan. Perusahaan biasanya
menjelaskan seluruh komitmen, baik dalam penjelasan tambahan
terpisah maupun digabungkan, dengan sebuah catatan mengenai
kontinjensi.1.Prosedur Audit Untuk Menemukan KontijensiLangkah
pertama dalam melakukan audit kontijensi adalahmenentukan apakah
terdapat kontijensi(tujuan penyajian dan pengungkapan atas
keterjadian). Seperti pada kenyataannya lebih sulit menemukan
transaski yang tidak tercatat daripada melakukan verifikasi atas
informasi yang tercatat. Saat auditor mengetahui terjadi kontijensi
mereka akan melakukanevaluasi Materialitas dan Pengungkapan
Penjelasan Tambahan.Berikut adalah prosedur audit yang biasa
digunakan oleh para auditor dalam mengaudit kewajiban kontijensi
:Melakukan Tanya-Jawab dengan pihak manajemen (langsung / tertulis)
tentang tercatatnya kontijensi.Menelaah laporan agen penerimaan
internal pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya atas penentuan
PPh.Menelaah notulensi pertemuan direktur dan pemegang saham bila
ada indikasi tuntutan hukum atau kontijensi lainnya.Menelaah
kondisi hukum untuk periode audit dan menelaah tagihan dan
pernyataan dari penasihat hukum atas terjadinya kewajiban
kontijensi.Memperoleh surat dari penasihat hukum atas status
kewajiban kontijensiMenelaah dokumentasi audit bila terdapat
informasi yang mengindikasikan terjadinya kontijensi.Memeriksa
perjanjian kredit tanggal neraca dan meminta konfirmasi saldo yang
terpakai atau tidak.2.Evaluasi Kewajiban Kontijensi Yang Telah
DiketahuiJika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban
kontijensi, maka harus mengevaluasi signifikansi potensi utang dan
sifat pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan untuk
memperoleh bukti atas keterjadian atas hak dan kewajiban dalam
tujuan penyajian dan pengungkapan. Untuk kontijensi yang
membutuhkan pengungkapan , auditor juga menelaah konsep penjelasan
tambahan untuk memastikan bahwa informasi yang diuangkapkan dapat
dipahami dan dinyatakan dengan wajar sesuai kondisi
kontijensi.3.Prosedur Audit Untuk Menemukan KomitmenPenelitian
untuk mencari komitmen yang belum diketahui biasanya dilakukan
sebagai bagian dari audit atas masing-masing area audit. Misalkan,
dalam melakukan verifikasi penjualan, auditor seharusnya waspada
atas adanya komitmen penjualan.4.Tanya Jawab Dengan Pengacara
KlienProsedur utama yang diandalkan auditor untuk mengungkapkan
tuntutan hukum yang diketahui atau klaim lain terhadap klien dan
mengidentifikasi klaim tambahan yaitu Tanya jawab dengan pengacara
klien. Auditor mengandalkan keahlian dan pengetahuan pengacara
mengenai masalah hukum guna memberikan pendapat professional atas
hasil tuntutan hukum yang diharapkan dan kemungkinan jumlah
kewajiban kewajiban termasuk biaya sidang.A.Telaah Kejadian Setelah
Tanggal NeracaTelaah kejadian setelah tanggal neraca harus
dilakukan auditor untuk menelaah transaksi dan kejadian yang muncul
setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah terdapat transaksi
atau kejadian yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan pada
laporan periode berjalan. Prosedur audit ini disyaratkan di PSA 46
(SA 560). Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah
tanggal neraca biasanya terbatas pada periode awal, yaitu pada
tanggal neraca dan berakhir pada tanggal laporan auditor. Oleh
karena tanggal laporan auditor merupakan saat penyelesaian prosedur
audit yang penting di kantor klien, maka telaah kejadian setelah
tanggal neraca harus diselesaikan mendekati akhir
audit.a.Jenis-Jenis Kejadian Setelah Tanggal NeracaAda dua kejadian
yang harus dipertimbangkan oleh manajemen dan dievaluasi oleh
auditor yaitu:1. Kejadian yang berdampak langsung pada Laporan
Keuangan dan membutuhkan penyesuaian.Beberapa kejadian setelah
tanggal neraca memberikan informasi tambahan kepada manajemen agar
dapat menentukan penyajian dan pengungkapan yang wajar atas saldo
akun pada tanggal neraca. Informasi ini membantu auditor dalam
melakukan verifikasi saldo. Kejadian setelah tanggal neraca seperti
berikut ini, memerlukan penyesuaian atas saldo akun pada laporan
keuangan tahun berjalan jika jumlahnya material; Pernyataan
kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang yang beredar
karena kondisi keuangan pelanggan memburuk. Penetapan proses
litigasi pada nilai yang berbeda dengan nilai yang ditetapkan pada
pembukuan. Penghentian asset tetap yang tidak digunakan dalam
operasi pada nilai di bawah nilai buku. Penjualan investasi pada
harga di bawah harga perolehan.Saat kejadian setelah tanggal neraca
digunakan untuk mengevaluasi jumlah yang dimasukkan dalam laporan
keuangan akhir tahun, auditor harus memisahkan antara kondisi pada
tanggal neraca dan kondisi setelah akhir tahun. Informasi setelah
tanggal neraca tidak boleh dimasukkan dalam laporan jika keadaan
yang menyebabkan perubahan nilai terjadi setelah akhir tahun.2.
Kejadian yang tidak berdampak langsung pada Laporan Keuangan,
tetapi memerlukan pengungkapan.Kejadian ini memberikan kondisi yang
tidak terjadi pada tanggal neraca yang dilaporkan, tetapi tidak
signifikan namun tetap memerlukan pengungkapan meskipun tidak
memerlukan penyesuaian akun. Akun ini biasanya diungkapkan dengan
penjelasan tambahan, tetapi terkadang bisa cukup signifikan
sehingga memerlukan pengungkapan pada laporan keuangan tambahan
(supplemental financial statements) yang memasukkan dampak kejadian
seolah-olah kejadian tersebut muncul pada tanggal neraca.Kejadian
atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca yang memerlukan
pengungkapan, bukan hanya penyesuaian dalam laporan keuangan,
meliputi: Penurunan nilai pasar atas sekuritas milik perusahaan
untuk investasi sementara atau akan dijual kembali Penerbitan
obligasi atau sekuritas ekuitas Penurunan nilai pasar atas
persediaan sebagai dampak dari tindakan pemerintah yang membatasi
penjualan produk Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan
akibat kebakaran Penggabungan usaha atau akuisisi.Auditor
perusahaan publik dapat juga mengidentifikasi kejadian yang
berhubungan dengan pengendalian internal atas laporan keuangan yang
muncul setelah tanggal neraca. Jika auditor menentukan bahwa
kejadian setelah tanggal neraca ini berdampak material pada
pengendalian internal atas laporan keuangan perusahaan, maka
laporan auditor harus memasukkan paragraph penjelasan, baik yang
menjelaskan kejadian dan dampaknya atau pun yang langsung
mengarahkan pembaca kepada pengungkapan laporan manajemen dalam
pengendalian internal berikut dampaknya.b.Pengujian AuditProsedur
audit untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca terbagi dalam
dua kategori yaitu:1. Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai
bagian dari verifikasi saldo akun akhir tahun.Prosedur ini meliputi
pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan sebagai bagian
dari pengujian perincian saldo. Misal auditor memeriksa transaksi
penjualan dan pembelian setelah tanggal neraca untuk menentukan
apakah pisah batasnya akurat.2.Prosedur yang dilakukan khususnya
untuk menemukan kejadian atau transaksi yang harus diakuai sebagai
kejadian setelah tanggal neraca.Kategori pengujian kedua adalah
pengujian yang khusus menyediakan informasi untuk menguji saldo
akun tahun berjalan atau penjelasan tambahan sebagai pengujian
kelengkapan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Pengujian
tersebut meliputi:- Tanya jawab dengan ManajemenTanya jawab dengan
pihak manajemen mengenai kejadian setelah tanggal neraca harus
dilakukan dengan pihak klien yang tepat untuk mendapatkan jawaban
yang memadai.- Koresondensi dengan PengacaraAuditor
berkorespondensi dengan pengacara sebagai bagian dari pencarian
kewajiban kontijensi. Auditor biasanya meminta pengacara untuk
memberikan tanggal dan mengirimkan surat pada tanggal penyelesaian
pekerjaan lapangan untuk memenuhi kewajiban auditor atas kejadian
setelah tanggal neraca.- Telaah atas Laporan Internal yang dibuat
setelah tanggal neracaDalam menelaah laporan internal, auditor
harus menekankan perubahan pada bisnis perusahaan yang dibandingkan
dengan hasilnya untuk periode audit dan perubahan setelah akhir
tahun. Mereka harus berhati-hati atas perubahan besar yang terjadi
dalam bisnis atau lingkunganr dimana klien beroperasi. Auditor
harus membahas laporan intern dengan manajemen untuk menentukan
apakah laporan itu dibuat dengan dasar yang sama dengan laporan
periode berjalan dan melakukan Tanya jawab mengenai perubahan
signifikan atas hasil operasinya.- Telaah atas pencatatan yang
dibuat setelah tanggal neracaAuditor harus menelaah jurnal dan buku
besar untuk menentukan keberadaan dan sifat dari transaksi
signifikan yang berhubungan dengan tahun berjalan. Jika jurnal
tidak selalu terbarui, maka auditor harus menelaah dokumen yang
akan digunakan untuk menyusun jurnal tersebut.- Pemeriksaan
notulensi pertemuan dewan direksi setelah tanggal neracaAuditor
harus memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham dan pertemuan
direksi atas kejadian-kejadian setelah tanggal neraca yang
memengaruhi pelaporan periode berjalan.- Permintaan surat
representasiSurat represintasi dibuat oleh manajemen klien kepada
auditor yang menyatakan adanya perbedaan hal-hal selama masa audit,
termasuk pembahasan mengenai kejadian setelah tanggal neraca. Surat
ini harus dibuat dan mencakup hal-hal lain yang penting.c.Penetapan
Tanggal GandaBiasanya auditor menentukan bahwa kejadian setelah
tanggal neraca yang memengaruhi laporan keuangan periode berjalan
terjadi setelah pekerjaan lapangan selesai, tetapi sebelum laporan
audit diterbitkan. Misal jika klien audit membeli perusahaan lain
setelah hari terakhir pekerjaan lapangan. Dengan mengasumsikan
bahwa pembelian terjadi pada 23 Maret, sedangkan hari terakhir
pekerjaan lapangan adalah 11 Maret. Dalam situasi ini, PSA 43 (SA
530) mensyarakatkan auditor untuk memperluas pengujian audit pada
kejadian setelah tanggal neraca yang baru ditemukan untuk
memastikan hal itu sudah diungkapkan. Auditor memiliki dua pilihan
atas perluasan pengujian kejadian setelah tanggal neraca, yaitu:1.
Memperluas seluruh kejadian setelah tanggal neraca ke batas tanggal
yang baru.2. Membatasi telaah kejadian setelah tanggal neraca
sehubungan dengan kejadian baru setelah tanggal neraca.B.Akumulasi
Bukti AkhirTerdiri dari beberapa tahap yaitu :1.Melakukan Prosedur
Analitis AkhirSaat melakukan prosedur analitis selama tahap telah
akhir, yang disyaratkan dlam standar audit, rekanan biasanya
membaca laporan keuangan, termasuk penjelasan tambahan, dan
mempertimbangkan hal berikut :1. Kecukupan bukti yang dikumpulkan
atas saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau
hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan atau selama
pelaksanaan audit.2. Saldo akun yang tidak lazim atau tidak
diharapkan atau hubungan yang tidak teridentifikasi
sebelumnya.Hasil dari prosedur analitis akhir bisa jadi
mengindikasikan bahwa bukti audit tambahan
dibutuhkan.2.Mengevaluasi Asumsi Kelangsungan UsahaAuditor membuat
penilaian pada awalnya sebagai bagian dari perencanaan, tetapi bisa
saja mengubah hasil penilaian bila ada informasi baru. Misalnya,
penilaian awal atas kelangsungan usaha akan direvisi bila ada
temuan auditor selama masa audit bahwa perusahaan tidak dapat
membayar utang, kehilangan konsumen utama, atau memutuskan untuk
menjual aset penting untuk membayar utang. Auditor menggunakan
prosedur analitis, mendiskusikan dengan manajemen mengenai
kemungkinan adanya kesulitan keuangan, dan mengumpulkan informasi
mengenai bisnis klien selama masa audit agar dapat memberikan
penilaian terhadap kemungkinan kesulitan keuangan pada tahun
depan.Penilaian akhir atas kelangsungan usaha
entitasdipertimbangkan setelah seluruh bukti dikumpulkan dan
rencana penyesuaian audit diajukan kedalam laporan keuangan. Saat
auditor menetapkan asumsi kelangsungan usaha, mereka harus
mengevaluasi rencana manajemen dalam menghindari kebangkrutandan
mengevaluasi kelayakan dalam realisasi rencana
tersebut.3.Memperoleh Surat Representasi ManajemenTiga tujuan suat
representasi klien tersebut adalah :1. Menekankan kepada manajemen
bahwa mereka bertanggung jawab atas penilaian laporan keungan.
Manajemen mudah melupakan tanggung jawab mereka atas penyajian
laporan keuangan yang wajar, terutama untuk perusahaan kecil yang
personelnya kurang memahami akuntansi.2. Mengingatkan manajemen
atas potensi salah saji atau hal yang tidak dimasukkan dalam
laporan keuangan. Misalnya, jika surat representasi memasukkan
referensi aset yang dijaminkan atau kewajiban kontijensi, maka
manajemen yang jujur akan diingatkan atas kesalahan tak disengaja
terhadap pengungkapan laporan keuangan secara memadai, yang akan
membantu memenuhi kelengkapan tujuan penyajian dan pengungkapan.
Untuk memenuhi tujuan ini, surat representasi harus memuat
perincian secara memadai untuk mengingatkan manajemen.3.
Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas tanya jawab mengenai
berbaagai spek dalam audit. Dokumen ini dinuat tertulis dan memuat
perihal ketidaksetujuan atu tuntutan hukum antara auditor dengan
klien. Oleh karena hal ini lebih formal dibandingkan dengan
kamunikasi langsung, maka surat representasi juga membantu
mengurangi kesalahpahaman antara manajemen dan auditor.SA 333
menyebutkan empat kategori penting yang perlu dimasukkan. Keempat
kategori tersebut beserta contohnya, adalah sebagai berikut :1.
Laporan keuangan Pernyataan manajemen berisi pertanggungjawaban
atas penyajian laporan keuangan yang wajar. Keyakinan manajemen
bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar dan sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum. 2.Kelengkapan informasi
Ketersediaan seluruh pencatatan akuntansi dan data terkait.
Kelengkapan dan ketersediaan seluruh notulensi pertemuan pemegang
saham, direktur, dan dewan direksi. 3.Pengakuan, pengukuran, dan
pengungkapan Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji
laporan keuangan yang tidak dikoreksi adalah tidak material bagi
laporan keuangan keseluruhan. Informasi mengenai kecurangan
meliputi (a) manajemen, (b) karyawan yang berperan penting dalam
pengendalian internal, atau (c) lain-lain dimana kecurangan dapat
berdampak material dalam laporan keuangan. Informasi mengenai
transaksi pihak terkait dan jumlah piutang dan terutang dari dan
kepada pihak terkait. Klaim yang belum diajukan atau penilaian dari
pengacara klien memiliki asersi penting dan harus diungkapkan
sesuai PSAK No.57, Estimasi Utang, Kewajiban Kontijensi, dan Aset
Bersyarat. 4.Kejadian setelah tanggal neraca Kebangkrutan konsumen
utama dengan piutang dagang berjumlah besar pada tanggal neraca.
Penggabungan usaha atau akuisisi setelah tanggal neraca.Surat
representasi klien adalah pernyataan tertulis dari sumber yang
tidak independen, karena itu tidak dapat dianggap sebagai bukti
yang bisa diandalkan. Meskipun demikian, surat tersebut merupakan
dokumen dimana manajemen ditanyai dengan pertanyaan tertentu untuk
memastikan bahwa manajemen memahami tanggung jawabnya dan untuk
melindungi auditor jika manajemen akan menuntut
auditor.4.Mempertimbangkan Informasi yang Menyertai Laporan
Keuangan DasarAuditor harus jelas memisahkan audit dan tanggung
jawab pelaporan atas laporan keuangan utama dan untuk informasi
tambahan. Biasanya, auditor tidak melakukan audit terperinci yang
memadai untuk menyesuaikan opini atas informasi tambahan, tetapi
dalam kondisi tertentu auditor dapat saja mengandalkan bahwa
informasi tersebut disajikan dengan wajar. Standar pelaporan
profesi mensyaratkan auditor untuk membuat pernyataan yang jelas
mengenai tingkat tanggung jawab yang diambil atas informasi
tambahan ini. Dua jenis opini yang diperbolehkan : opini positif
yang mengindikasikan tingkat kepastian tinggi atau tidak memberikan
pendapat yang mengindikasikan tidak ada kepastian.Klien
kadang-kadang memasukkan informasi tambahan di luar laporan
keuangan dasar yang dibuat untuk manajemen atau pengguna laporan
dari luar. PSA 36 (SA 351) merujuk pada informasi tambahan tersebut
sebagai informasi yang menyertai laporan keuangan dasar dalam
dokumen yang diserahkan oleh auditor.Saat auditor menerbitkan opini
atas informasi tambahan yang menyertai laporan keuangan,
materialitasnya sama dengan yang digunakan dalam membuat opini
terhadap laporan keuangan dasar. Akibatnya, prosedur tambahan yang
diperlukan tidak seluas saat auditor menerbitkan opini atas
informasi yang diambilnya sendiri, seperti atas laporan akun atau
bagian tertentu. Auditor memberikan tambahan kata-kata pada laporan
standar auditor saat menyatakan opini untuk tambahan informasi,
seperti contoh berikut :Audit kami dilakukan dengan membentuk opini
atas laporan keuangan dasar secara keseluruhan. Informasi yang
menyertai pada halaman x sampai y disajaikan sebagai analisis
tambahan dan bukan bagian penting dalam laporan keuangan dasar.
Informasi ini ditujukan untuk memenuhi prosedur audit yang
diterapkan pada audit laporan keuangan dasar dan, dalam opini kami,
disajikan dengan wajar dalam segala hal yang sifatnya material
sehubungan dengan laporan keuangan dasar secara
keseluruhan.1.Membaca Informasi Lain Dalam laporan TahunanPSA 44
(SA 550) mensyaratkan auditor untuk membaca informasi lain yang
dimasukkan dalam laporan tahunan mengenai laporan keuangan.
Misalnya, asumsikan bahwa surat direktur dalam laporan tahunan
menyebutkan kenaikan laba per lembar saham dari Rp.2.600 menjadi
Rp.2.930. auditor diminta untuk membandingkan informasi tersebut
dengan laporan keuangan atas kesesuaiannya.SA 550 hanya menyebutkan
informasi yang bukan bagian dari laporan keuangan, tetapi
dipublikasikan bersama dengan laporan ini. Misalnya, surat direktur
dan penjelasan atas aktivitas perusahaan yang dimasukkan dalam
laporan tahunan untuk hampir sekuruh perusahaan publik. Auditor
biasanya hanya menghabiskan waktu beberapa menit untuk memastikan
bahwa informasi non-laporan keuangan konsisten dengan laporannya.
Jika auditor menyimpulkan bahwa ada ketidakkonsistenan yang
material, maka ia harus meminta klien untuk mengubah informasi
tersebut. Jika klien menolak, dan hal ini tidak biasa, maka auditor
akan memasukkan paragraf penjelasan dalam laporan audit atau
mengundurkan diri.A.Evaluasi HasilSetelah melaksanakan seluruh
prosedur audit dalam setiap area audit, termasuk telaah untuk
kontinjensi dan kejadian setelah tanggal neraca serta akumulasi
bukti akhir, auditor harus mengintergrasikan hasil tersebut kedalam
satu kesimpulan keseluruhan mengenai laporan keuangan. Pada
akhirnya, auditor harus memutuskan apakah bukti audit sudah memadai
dan tepat untuk diakumulasikan untuk menjamin kesimpoulan bahwa
laporan keuanga disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku
umum, dan diaplikasikan secara konsisten dengan tahun
sebelumnya.Evaluasi akhir atas kecukupan bahan bukti adalah berupa
penelaahan oleh auditor atas seluruh audit untuk menentukan apakah
seluruh aspek penting telah cukup diuji setelah mempertimbangkan
situasi penugasan. Langkah utama dalam proses ini adalah penelaahan
program audit untuk meyakinkan bahwa seluruh bagian telah secara
akurat diselesaikan dan didokumentasikan dan bahwa seluruh tujuan
audit dipenuhi.a.Bukti yang tepat dan memadahiUntuk membuat
evaluasi akhir apakah bukti sudah diakumulasikan dengan tepat dan
memadai, auditor menelaah dokumentasi atas audit keseluruhan untuk
menentukan apakah seluruh hal material dari transaksi, akun dan
pengungkapan sudah diuji secara memadai, dengan mempertimbangkan
seluruh kondisi audit. Bagian penting dalam telaah adalah
memastikan bahwa seluruh bagian dari program audit dilengkapi
dengan akurat dan didokumentasikandan seluruh tujuan audit
terpenuhi.Untuk membantu dalam memutuskan apakah audit sudah
memadai, auditor sering menggunakan daftar pembanding (checklist)
penyelesaian audit, sebagi pengingat biloa ada yang terlewatkan.
Jika auditor memutuskan bahwa bukti yang memadai tidak terpenuhi
dalam rangka memutuskan apakah laporan keuangan disajikan secara
wajar, maka mereka memiliki dua pilihan: (1) mengakumulasikan bukti
tambahan atau (2) menerbitkan opini dengan pengecualian atau tidak
memberikan opini.b.Bukti pendukung opini auditorBagian penting dari
evaluasi apakah laporan keuangan disajikan secara wajar adalah
mengikhtisarkan salah saji yang ditemukan dalam audit. Manakala
auditor menemukan salah saji yang material, neraca saldo harus
disesuaikan untuk menkoreksi laporan keuangan.Jika auditor percaya
bahwa terdapat kecukupan bahan bukti tetapi tidak menjamin
kesimpulan mengenai penyajian laporan keuangan yang awajar, auditor
sekali lagi mempunyai dua pilihan: laporan harus direvisi hingga
auditor puas atau memberikan pendapat wajar tanpa syarat atau
menolak untuk memberikan pendapat harus diterbtikan. Perhatikan
bahwa pilihan disini berbeda dengan yang dibahas dalam kasus
ketidakcukupan bahan bukti yang diperoleh.c.Pengungkapan laporan
keuanganSebelum menyelesesaikan audit, auditor harus membeuat
evaluasi akhir apakah pengungkapan laporan keuangan sudah memenuhi
seluruh tujuan penyajian dan pengungkapan.Sebagai bagian dari
telaah akhir dalam pengungkapan laporan keuangan, banyak KAP
mensyaratkan adanya penyelesaian daftar pembanding laporan keuangan
untuk set