Top Banner
Hot Working Hot Working ( Pengerjaan Panas ) Pengerjaan panas adalah proses pembentukan logam yang mana proses deformasinya dilakukan dibawah kondisi temperatur dan laju regangan dimana proses rekristalisasi dan deformasi terjadi bersamaan. Deformasi plastis pada temperatur diatas temperatur rekristalisasi tidak berakibat terjadinya pengerasan regangan (strain hardening), sehingga proses hot working tidak mengakibatkan kenaikan kekuatan luluh (yield strenght) atau kekerasan material ataupun turunnya keuletan material. Bahkan kekuatan luluh material turun dengan naiknya temperatur, akibatnya adalah kurva tegangan – regangan sebenarnya secara garis besar berupa garis mendatar pada regangan di atas titik luluh ( yelid point). Yang perlu diingat bahwa beda material beda suhu rekristalisasinya, misalnya tin / timah putih (Sn) pada suhu kamar, baja pada suhu 2000 0 F, tungsten pada suhu sampai 4000 0 F belum mencapai daerah hot working. Kenaikan suhu berpengaruh terhadap penurunan tegangan yield logam dan meningkatkan keuletannya.
22

HOT WORKING.docx

Dec 05, 2014

Download

Documents

Deri Setiana
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HOT WORKING.docx

Hot Working

Hot Working ( Pengerjaan Panas )

Pengerjaan panas adalah proses pembentukan logam yang mana proses

deformasinya dilakukan dibawah kondisi temperatur dan laju regangan dimana proses

rekristalisasi dan deformasi terjadi bersamaan.

Deformasi plastis pada temperatur diatas temperatur rekristalisasi tidak berakibat

terjadinya pengerasan regangan (strain hardening), sehingga proses hot working tidak

mengakibatkan kenaikan kekuatan luluh (yield strenght) atau kekerasan material

ataupun turunnya keuletan material.

Bahkan kekuatan luluh material turun dengan naiknya temperatur, akibatnya

adalah kurva tegangan – regangan sebenarnya secara garis besar berupa garis mendatar

pada regangan di atas titik luluh ( yelid point).

Yang perlu diingat bahwa beda material beda suhu rekristalisasinya, misalnya

tin / timah putih (Sn) pada suhu kamar, baja pada suhu 2000 0F, tungsten pada suhu

sampai 4000 0F belum mencapai daerah hot working. Kenaikan suhu berpengaruh

terhadap penurunan tegangan yield logam dan meningkatkan keuletannya.

Disamping itu, temperatur tinggi memacu proses difusi sehingga hal ini dapat

menghilangkan ketidak- homogenan kimiawi (segregation), pori-pori karena efek

pengelasan dapat tertutup atau ukurannya berkurang selama deformasi berlangsung

serta struktur metalurgi dapat diubah sehingga diperoleh sifat – sifat yang lebih baik.

Page 2: HOT WORKING.docx

Proses Pengerjaan Panas Dapat di Klasifikasikan Menjadi:

ROLLING

Proses ini sering digunakan sebagai langkah awal dalam mengubah ingot dan

billet menjadi produk setengah jadi atau akhir.

Prinsip : Menekan bahan dasar dengan menggunakan 2 rol atau lebih dengan

arah putaran yang berlawanan sehingga terjadi perubahan dimensi (dimensi

penampang).

Faktor yang juga harus diperhatikan dalam proses rolling adalah sudut gigitan

ROLLING MILL

Prinsip : Mengurangi ketebalan bisa dilakukan dengan pengerjaan panas maupun

pengerjaan dingin.

Page 3: HOT WORKING.docx

ROLLING FORGING

Pada proses ini roll dapat dibagi 2 bagian, yaitu Shape Rolling dan Rolling Forging.

1. Shape Rolling umumnya mengerjakan bagian-bagian yang kecil, misalnya ulir

dan dikerjakan pada pengerjaan panas.

2. Sedangkan Rolling Forging dikhususkan pada pengerjaan dingin dan

mengerjakan bagian yang besar.

Keuntungannnya : Benda kerja memiliki strength tinggi, biaya cost produksi lebih

rendah dan laju produksi lebih tinggi dibanding dengan proses cutting.

ROLL FORMING

Proses ini memproduksi lembaran logam untuk pembuatan pipa dan plat strip.

Roll forming dikerjakan pada pengerjaan dingin untuk pembuatan lembaran kecil,

lembaran dengan penampang tipis dan material yang lunak, misal aluminium, dan

tembaga.

FORGING

Forging adalah proses pembentukan logam secara plastis dengan memberikan

gaya tekan pada logam yang akan dibentuk. Gaya tekan yang diberikan bisa secara

manual maupun secara mekanis ( Hidrolis ataupun Pneumatis ) proses forging bisa

dikerjan pada pengerjaan dingin maupun panas.

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam proses forging :

1. Drawn Out

2. Upset

3. Squeezed

Page 4: HOT WORKING.docx

Proses Forging dapat dikelompokkan :

1. Hammer Forging

2. Drop Forging

3. Press Forging

4. Upset Forging

5. Roll Forging

6. Swaging Forging

HAMMER FORGING

Proses ini merupakan forging yang paling sederhana. Pada umumnya landasan

(ANVIL) dan HAMMER yang dipakai berbentuk datar. Sehingga proses ini

diprioritaskan untuk membuat benda kerja yang sederhana dan skala produksi kecil.

Prosesnya lama dan hasilnya tergantung dari skill operator.

DROP FORGING

Prinsip : Memaksa logam panas yang plastis memenuhi dan mengisi bentuk die

dengan cara penempaan. Proses ini yang dilengkapi dengan die. Die umumnya dibagi

dua bagian dimana satu bagian diletakkan pada Hammer, yang lainnya pada Anvil.

Page 5: HOT WORKING.docx

Syarat die yang digunakan harus kuat dan tangguh terhadap beban impact,

keausan, dan temperatur umumnya terbuat dari campuran baja dengan krom, molib

denum dan nickel.

Faktor yang penting dan harus diperhatikan adalah tenaga pneumatis dan tenaga

hidrolis sehingga mesin-mesin tipe steam hammer maupun air hammer mampu bekerja

sangat cepat, mudah dikontrol dan otomatis.

Impact forging juga merupakan bagian dari closed die forging hanya saja

gerakan hammernya horisontal dan bisa dikerjakan dalam pengerjaan panas maupun

dingin.

Gambar Perbandingan Drop Forging dengan Impact Forging

PRESS FORGING

Pada hammer forging maupun drop forging energi yang diberikan pada saat

penempaan sebagian besar terserap oleh anvil, pondasi mesin dan permukaan luar benda

kerja sedangkan bagian dalam benda kerja belum terdeformasi. Karena itu untuk benda

kerja dengan penampang tebal dan besar digunakan press forging.

Prinsip press forging : Dilakukan penekanan secara perlahan-lahan pada benda

kerja sampai menghasilkan aliran logam yang uniform. Press forging biasanya

dikerjakan tanpa die dan hammer maupun anvilnya berbentuk datar.

Page 6: HOT WORKING.docx

UPSET FORGING

Proses forging yang dikhususkan untuk pembesaran diameter pada ujung batang

logam ditekan dalam arah memanjang. Pada dasarnya benda kerja yang diupset berupa

bar bulat, wire ataupun benda kerja berbentuk silindris.

Ada 3 hal yang diperhatikan pada saat melakukan upset forging :

1. Panjang benda yang diupset tidak lebih dari 3 kali diameter batang

2. Diameter upset tidak lebih dari 1,5 kali diameter batang

3. Panjang benda kerja yang tidak ditumpu oleh die tidak lebih dari diameter

batang

SWAGING

Swaging adalah proses pengurangan diameter benda kerja yang berbentuk bulat

baik solid meupun berongga dengan cara penempaan berulang kali. Disini die berfungsi

sebagai hammer, proses swaging juga dapat membentuk bentuk kerucut dan

mengurangi diameter dalam maupun diameter luar penampang.

Page 7: HOT WORKING.docx

ROLL FORGING

Proses forging untuk mengurangi ketebalan dari bar yang berbentuk bulat atau

datar sehingga mengalami perpanjangan ke arah sumbu axisnya. Roll forging biasanya

memproduksi poros, batang taper dan pegas daun.

Roll forging terdiri dari dua roll semisilindris dengan bentuk groove sebesar 25-

75 % sumbu putaran.

PIPE WELDING

PIPE WELDING adalah proses pengerjaan panas pembuatan pipa yang dibentuk

dari lembaran logam, dilengkungkan sehingga penampangnya berbentuk lingkaran dan

kemudian Kedua sisinya disambung dengan pengelasan.

Bahan dasar proses ini berupa skelp, merupakan lembaran logam yang panjang

dan sempit dengan ketebalan tertentu hasil proses hot rolling.

Berdasarkan cara penyambungan kedua sisi yang dilas, pipe welding dibagi :

A. Butt welded pipe

B. Lap welded pipe

Page 8: HOT WORKING.docx

BUTT WELDED PIPE

Prinsip : Mula-mula skelp dalam bentuk gulungan (koil) ditempatkan pada

welding bell, kemudian dilewatkan pada furnace dengan suhunya diatas temperatur

rekristalisasi.

Setelah dari furnace ditarik menuju roll forming untuk diubah bentuknya

menjadi silindir dan kedua sisinya disambung.

Proses ini digunakan untuk membuat pipa berdiameter 1/8″ s/d 3″

LAP WELDED PIPE

Prinsip : Mula-mula skelp sudah mempunyai bentuk sudut sepanjang kedua

sisinya, dilewatkan pada furnace dan setelah itu diarik diantara roll-roll sehingga

berbentuk silinder dengan tepinya saling tertindih.

Sambil dipanaskan kembali, skelp yang ditekuk bergerak melalui dua buah roll

dimana terdapat mandrel untuk mengatur diameter dalam pipa. Tepi -tepi dilas dengan

tekanan antar roll dan mandril.

Page 9: HOT WORKING.docx

Proses ini digunakan untuk membuat pipa berdiameter 2″ s/d 16″ dengan

panjang pipa maksimum 7 m dan biasanya untuk membuat pipa tembaga dan pipa

kuningan.

Piercing

Merupakan proses pengerjaan panas untuk membuat pipa tanpa sambungan

(seamless pipe) dengan bahan baku berupa billet (batang bulat dan padat). Dengan

demikian hasil dari proses ini tidak terdapat suatu garis penghubung hasil sambungan.

Batang logam padat yang telah dipanasi dengan salah satu ujungnya berlubang

ditengah-tengahnya sebagai penunjuk bagi mandrel, dimasukkan ke dalam roll yang

sumbunya membentuk 6 % terhadap sumbu benda kerja. Roll berputar searah, dan

bentuk roll lebih kecil dibandingkan dengan diameter bahan.

Pada saat batang dimasukkan, batang akan terbawa oleh putaran dari roll dan

karena adanya sudut kemiringan batang seakan-akan ditarik oleh kedua roll.

Page 10: HOT WORKING.docx

Hot Drawing

Hot drawing adalah suatu proses pengerjaan panas dengan m,embentuklembaran

logam menjadi bentuk tiga dimensi yang mempunyai kedalaman beberapa kali dari

tebalnya dengan memberikan tekanan kepadanya melalui punch dan die.

Ekstrusi

Prinsip : Logam ditekan dan ditarik mengalir melalui lubang die untuk

membentuk benda kerja dengan luas penampang yang lebih kecil die yang dipakai

umumnya terbuka. Ekstrusi dapat dibagi 3 jenis, yakni Ekstrusi Langsung, Ekstrusi

Tidak Langsung Dan Impact Extrusion.

Proses ekstrusi bisa dikerjakan dalam pengerjaan dingin dan panas.

Page 11: HOT WORKING.docx

Hot Spinning

Hot Spinning adalah proses pembentukan logam panas secara plastis dari bentuk

datar dengan ukuran tertentu menjadi bentuk yang sesuai dengan die dengan cara

memutar benda kerja dan memberikan tekanan secara lokal pada sisi benda kerja.

Proses spinning dapat juga dikerjakan dengan proses pengerjaan dingin bahan benda

kerjanya merupakan lembaran logam yang tipis dengan ketebalan sampai 6″ untuk

pengerjaan panas.

Keuntungan Hot Working antara lain, yaitu :

1. Pada suhu hot working, rekristalisasi mengeliminasi efek dari strain

hardening (pengerasan regang) sehingga tidak ada keniakan signifikan

dalam kekuatan yield atau kekerasan atau penurunan keuletan.

2. Kurva stress-strain sebenarnya mendatar di atas titik yield dan deformasi

dapat dipakai mengubah secara drastic bentuk logam tanpa takut akan

retak atau diperlukan gaya yang sangat besar.

3. Mengurangi atau menghilangkan ketidakhomogenan kimiawi

4. Pori-pori dapat dilas atau direduksi ukurannya selama deformasi

5. Struktur metalurgis dapat diubah untuk meningkatkan sifat akhir

6. Pada baja pada suhu rekristalisasi deformasi terjadi pada struktur Krista

austenit FCC yang lemah dan ulet dari pada ferrit BCC yang kuat dan

stabil pada suhu rendah.

Kelemahan Hot Working antara lain, yaitu :

1. Suhu tinggi dari hot working meningkatkan reaksi logam dengan sekitarnya

2. Toleransi yang miskin karena pemendekan termal dan kemungkinan

pendinginan yang tidak uniform

3. Struktur metalurgis mungkin juga tidak uniform Karena ukuran butir akhir

tergantung pada reduksi, suhu pada akhir deformasi dan faktor yang lain yang

bervariasi sepanjang benda kerja.

Page 12: HOT WORKING.docx

Contoh Proses Pembuatan Cast Wheel ( Velg )

Apa itu forging? Sederhananya, tahu kan bikin sendok, duit koin, atau malah

keris? Ya, sebuah proses metal / logam yang ditempa, bukan dicor (casting). Secara

teknik, metal yang ditempa mempunyai penguatan struktur ala ‘work hardening’ yaitu

melalui efek penguatan material akibat dislokasi molekul. Maksudnya, struktur urat

mikronya dimampatkan agar lebih kuat. Aduh kok rumit ya? Andaikan saja deh, sapu

lidi akan lebih kuat dan liat kalau dikumpulkan lalu diikat secara kuat. Kebayang ?

Nah, itupun bisa dijabani dua cara; cold forming dan hot forming. Efek

penempaan pada benda dingin / tidak panas berakibat rawan getas. Solusinya dengan

hot forming, material ditempa dengan pemanasan (tidak sampai pada titik leleh, cukup

pada titik bara) sehingga didapat efek percipitation hardening. Serat makin rapat namun

dengan grain / bulir molekul yang lebih lembut, tidak tajam berserabut. Hasilnya, makin

kuat tanpa beresiko getas, malah in-case bisa jadi sangat liat (ductile).

Mesin casting wheel

Page 13: HOT WORKING.docx

Lewat alat raksasa ini, material ditempa ribuan ton agar terjadi penguatan

material Secara internal.

PROSES FORGING VELG

Lantas, seperti apa velg forged? Velg forged mengandalkan metal aluminium

alloy yang terdiri campuran aluminium (Al), silikon (Si), besi (Fe), tembaga (Cu),

mangan (Mn), magnesium (Mg), krom (Cr), seng (Zn), vanadium(V), titanium (Ti),

bismut (Bi), galium (Ga), timbal (Pb) hingga zirkonium (Zr). Komposisi ini dimainkan

untuk grade kualitasnya, ada seri 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, 6000, 7000 dan 8000.

Salah satu yang diunggulkan untuk velg forged adalah 6061 yang asalnya dipakai buat

tulang pesawat terbang!

Selanjutnya, alloy 6061 ini masuk tahap tempa untuk dibentuk velg secara

kasar. Proses ini membutuhkan mesin forging raksasa dengan kekuatan tempa beragam;

dari 5.000, 8.000, 10.000 bahkan 15.000 ton. Metodanya beragam, bahkan engineer

pabrikan sampai mempatenkan caranya. Toh, umumnya menggunakan closed-dies

(cetakan / moulding khusus) secara presisi.

Page 14: HOT WORKING.docx

Maka di pasaran kita kenal istilah forging T6, dimana penempaan dijabani pada

temperatur 4000 Fahrenheit (2040C). Proses forging pun tidak berlangsung sekali.

Dapat bentuk kasar, dilanjutkan pembentukan melalui proses spin forging agar didapat

bentuk lebih presisi dengan kekonsentrisan yang tepat. Metoda RM8000 bikinan Rays

Wheels asal Jepang, menjabani spin forging hingga 10.000 ton pembebanan yang

ditengarai standar JWL+R.

Page 15: HOT WORKING.docx

Proses Pembuatan Velg Forged

Selain itu Kemampuan CNC berpengaruh ke detail dan estetika tampilan velg

dan Pada tulang teromol, proses CNC juga dijabani untuk aspek engineering; entah soal

reduksi unsprung mass, keseimbangan inersia hingga kekuatan konstruksi.

Page 16: HOT WORKING.docx

Seni Potong dan Finishing

Tantangan teknologi velg forged bukan hanya di proses penempaan saja.

“Kekuatan pabrikan velg forged ada di bahan, proses, engineering hingga machining,”

itu terlihat pada proses pemotongan & finishing. Pembentukan secara presisi

dituntaskan lewat mesin CNC yang berkolaborasi dengan perangkat lunak 3D, kayak

AutoCAD, Catia hingga SolidWorks.

Itupun harus disimulasikan sebelumnya dengan FEA (finite element analysis)

untuk menggambarkan titik kekuatan desain dan balancing yang didapat, bisa pakai

MSC Patran atau SMC Superforge Simulator. Memang rumit. Justru disinilah seni

sebuah velg forged dilahirkan. Melalui CNC multi-axis (4, 5 bahkan 6 axis)

pemotongan, kemampuannya ini dijadikan tolok ukur kualitas suatu hasil produk

terhadap detail desain, bobot, konsentrisan (ketepatan sumbu), hingga kestabilan

terhadap getaran.

Proses Finishing

Kelar urusan potong-memotong, velg forged dituntaskan dengan pembentukan,

baik assemblingnya maupun finishing. Soal finishing? “Paling bagus high polish,

kebanyakan baru dari Amrik saja. Yang lain hanya di mirror polish dan brilliant polish

(sentuhan pelangi, Red)