Top Banner

of 26

Home Visit psikiatri

Mar 07, 2016

Download

Documents

Andy PJ

Ppt laporan home visit psikiatri
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Ilmu Kesehatan JiwaRSJ. Menur SurabayaUniversitas Muhammadiyah Malang2015Home VisitAndy Pratam Jaya, S. Ked 201320401011083Riza Nur Azizi, S. Ked 201320401011120Tri ayu Sinta, S. Ked 201320401011090

  • PendahuluanTugas home visit psikiatri ini merupakan salah satu kegiatan yang digunakan untuk lebih mendekatkan para dokter muda dengan lingkungan dengan lingkungan yang menjadi tempat tinggal pasien, serta berinteraksi langsung dengan masyarakat agar dapat mengetahui berbagai faktor yang berhubungan dengan pasien yang bertujuan untuk mempelajari lebih lanjut faktor yang mempengaruhi kesembuhan pasien. Identifikasi faktor tersebut diperoleh melalui data keluarga paien dan lingkungan sekitar pasien yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan pengobatan.

  • Identitas Nama : Sdr. Ali Budi UtomoUmur : 34 tahunJenis Kelamin: laki-lakiPendidikan : SMA tamatStatus Perkawinan: Belum menikahAlamat : Jl. Raya Sedati Gede RT. 01 / RW.01 Gg 1 no. 20 kec. Sedati, SidoarjoDiagnosis : Skizofrenia Tak Terinci (F.23)

  • Susunan KeluargaAyah : sudah meninggalIbu : 54 tahunPenderita, anak ke 2 dari 4 bersaudara

    NoNamaJenis kelaminUmurPendidikan StatusPekerjaanKeterangan1Moh. SohibLaki-laki36SMAMenikahSatpamSehat2Ali Budi UtomoLaki-laki34SMABelum menikahTidak bekerjaSakit3Umi YanahPerempuan31SMAMenikahKaryawan pabrikSehat4Nur AlifahPerempuan30SMPMenikahKaryawan pabrikSehat

  • Riwayat Hidup PenderitaMasa PrenatalMasa NatalMasa Post-NatalSewaktu hamil ibu penderita tidak sedang mengalami kelainan maupun penyakit fisik Penderita lahir di rumah dibantu oleh dukun bayi, usia kehamilan cukup bulan, berat lahir 3000 gram. Setelah lahir bayi langsung menangis dan tidak terdapat kelainan.Tumbuh kembang penderita seperti berdiri, berjalan dan berbicara dalam batas normal dan tidak ada kelainan. Saat balita berusia 4 tahun penderita pernah mengalami kejang demam sebanyak 3 kali dan dibawa ke RSUD Sidoarjo. Penderita tidak pernah mengalami cedera dan trauma kepala.

  • Riwayat PendidikanPenderita pernah mengenyam pendidikan di TK, SD, SMP, dan SMA Wachid Hasyim Surabaya.

  • Riwayat SakitPenderita dibawa ke poli jiwa RSJ. Menur Surabaya tanggal 16 Juni 2015 karena menurut keterangan ibu kandung penderita, penderita sering marah-marah. Jika marah penderita membanting perabotan rumah serta menendang pintu. Ketika ditanya kenapa melakukan itu penderita menjawab karena dipermalukan adiknya (penderita merasa dipermalukan padahal adiknya mau merenovasi kamar mandi agar lebih bagus)Penderita sering keluyuran tidak jelas kemana tujuannya, tetapi masih dapat pulang kembali ke rumah. Penderita keluyuran sambil menyanyi dan membaca sholawatan. Di dalam rumah penderita tidak bisa diam, mondar-mandir saja. Tidak mau bergaul dengan tetangga. Kadang penderita senyum-senyum sendiri, bicara sendiri tanpa ada lawan bicaranya. Ketika ditanya bicara sama siapa, penderita hanya menjawab tidak dan terkadang bilang berbicara dengan sunan kalijaga. Sering penderita mengaku mendengar bisikan pada orang tuanya (ibu). Tapi bisikan itu kadang tidak jelas diterima seperti apa, hanya kadang menyuruh untuk tobat.

  • Tidak jarang penderita becaranya tidak nyambung, seperti ngelantur, teriak-teriak sambil menyanyi dan sholawatan. Dan saat malam hari penderita juga sulit tidur.Sejak sakit penderita tidak mau bantu-bantu orang tuanya bekerja, mandi kadang harus disuruh, tetapi makan masih dapat mengambil sendiri. Sholat kadang berlebihan dilakukan oleh penderita.Penderita mengalami sakit seperti ini sejak usia 18 tahun 15 tahun yang lalu, saat masih SMA tahun 2001. Menurut keterangan ibu penderita, saat itu sakitnya secara tiba-tiba waktu pulang sekolah. Mulai saat itu penderita sering keluyuran sambil sholawatan, dan kadang juga marah-marah. Namun selama 2 tahun tidak pernah dibawa ke dokter. Pada tahun 2004 awal penderita dibawa oleh keluarganya untuk pertama kali di RSJ. Lawang Malang karena penderita marah-marah dan membanting barang dan sempat mengancam keluarganya. Akhirnya penderita dirawat selama 2 bulan lalu pulang dengan membawa obat. Ibu penderita lupa nama obat dan warnanya. Setelah keluar dari rumah sakit penderita dapat membantu ibunya di warung, namun penderita kadang masih sering ngomel-ngomel.

  • Pada tahun 2004 akhir penderita dibawa oleh keluarganya kembali ke RSJ Lawang Malang karena penderita marah-marah dan membanting barang dan sempat mengancam kembali keluarganya, karena tidak menuruti apa yang dia ucapkan. Penderita kembali dirawat selama dua bulan lebih. Dan penderita pulang dengan membawa obat, tetapi ibu penderita tidak ingat nama obat dan warnanya.Pada tahun 2005 sampai 2006 penderita sering kontrol saat obat habis dan mengalami sedikit keluhan. Pada tahun 2007 penderita jarang kontrol lagi karena ayah pasien meninggal dunia dan tidak ada yang mengantarkan. Dan semenjak itu pula penderita mulai kambuh kembali.Pada tahun 2007 penderita sempat dibawa ke pondok untuk tujuan berobat di daerah Pujon kota Batu. Penderita dirawat selama 6 bulan. Namun setelah 6 bulan di Pujon penderita dibawa pulang karena ibu penderita merasa kasihan.

  • Pada tahun 2007 pertengahan ibu penderita membawa penderita ke RSJ Menur. Dan dirawat selama 2 minggu. Lalu di pulangkan dengan membawa 1 macam obat yang berwarna orange diminum 2 kali sehari, namun setelah KRS penderita tidak mau minum obat, sehingga 1 bulan berikutnya kembali masuk RSJ Menur. Dan penderita dirawat kembali selama 3 bulan, kemudian dipulangkan dengan membawa 2 macam obat orange kecil dan kuning.Setiap keterangan keluarga, sejak penderita keluar RSJ Menur penderita mau membantu melakukan pekerjaan rumah, serta terkadang mengobrol dengan tetangganya. Namun setelah obat habis, penderita tidak mau minum obat dan tidak mau kontrol lagi. Penderita kambuh dan susah untuk dikendalikan karena merasa sudah sembuh. Dan penderita kembali dirawat di RSJ Menur karena keluhan yang sama.Selama beberapa tahun sampai dengan tahun 2015 penderita sering keluar masuk rumah sakit. Alasan keluarga membawa penderita keluar masuk rumah sakit RSJ Menur karena penderita tidak teratur minum obat sehingga penderita sering marah-marah tanpa sebab yang jelas. Dan gejala muncul hampir sama setiap kali kambuh.

  • Status internistik : dbn (9 Juli 2015)Keadaan penderita saat kami berkunjung di rumah, penderita sedang asyik dengan peliharaan burung penderita dan sempat ikut mengobrol dengan kami. Dan menurut ibunya penderita sudah jauh lebih baik walaupun terkadang masih sedikit sering berbicara sendiri.Menurut keterangan ibu penderita, setelah KRS terakhir kemarin penderita dipaksa untuk meminum obat dan kontrol ke rumah sakit jika obatnya habis, dan jika tidak patuh, penderita diancam akan dimasukkan kembali ke RSJ Menur.Status neurologik : dbn (9 Juli 2015)

  • Kesan umum : laki-laki, sesuai usia, kurang rapi, kurang kooperatif, gelisahKontak : kontak mata (+), verbal / irrelevan / lancarOrientasi : waktu/tempat/orang +/+/+Afek/emosi: adekuatDaya ingat : kesan cukupIntelegensi : kesan cukupPersepsi: halusinasi auditorik (+), visual (+)Proses berpikir : Bentuk : non realistikArus : asosiasi longgarIsi : waham kebesaran (+)Kemauan : menurunPsikomotor : meningkatStatus psikiatrik : (9 Juli 2015)

  • Axis I : Skizofrenia tak terinci (F 23) + ketidakpatuhan terhadap pengobatan (Z 91.1)Axiz II : mudah bergaul, terbuka dan ceriaAxis III : -Axis IV : kesalahpahaman dengan adik, meninggalnya ayahAxis V : GAF Scale 40-31 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi)Diagnosis multiaksial :Farmakoterapi :Clozapin 2 x 25mgTrifluoperazine 2 x 5mgTrihexyphenidil 2 x 2mg (bila perlu)

  • Faktor HerediterkeluargakeluargaPenderita anak ke-2 dari 4 bersaudara. Tidak ada keluarga penderita yang mengalami gangguan jiwa seperti ini

  • Faktor PremorbidSebelum sakit penderita adalah pribadi yang mudah bergaul, terbuka dan ceriaHubungan dalam keluargaIbu dan keluarga penderita sangat mendukung proses penyembuhan penderita.

  • Faktor yang membantu kesembuhan penderita :Dukungan dari pihak keluargaKeinginan penderita untuk sembuhJarak tempuh rumah ke rumah sakit tidak terlalu jauhFaktor yang menghambat kesembuhan penderita :Keterbatasan keluarga dalam hal transportasiPeraturan rumah sakit mengharuskan penderita dibawa saat kontrol

  • Sosial EkonomiPenderita anak ke-2 dari 4 bersaudaraTinggal bersama ibu kandung dan adik kandung terakhir (bersama suami dan anaknya)Keseharian membantu membersihkan rumahTerkadang dipanggil untuk memijatHubungan dengan lingkungan sekitar cukup baikMau bergaul dengan tetangga

  • Keadaan Rumah dan LingkunganUkuran rumah7 x 12 mStatus rumahMilik ibu kandungBangunan rumahDinding rumah terbuat dari semen dan batu bata, rumah berlantai keramik. Kamar mandi terbuat dari keramik.

  • Keterangan rumahRumah penderita terdiri dari 2 lantai. Rumah baru saja direnovasi, ditingkat, dipasang keramik dan di cat, namun belum terisi dengan banyak perabotan, sehingga rumah masih terkesan longgar dan belum tertata rapi. Rumah mempunyai 2 kamar tidur, 1 kamar di lantai bawah, 1 kamar di lantai atas, terdapat 1 kamar mandi, 1 dapur, dan ruang tamu. Kamar penderita dilengkapai dengan 1 kasur kapuk beserta dipan kayu, terdapat 1 jendela sebagai ventilasi udara. Ruang tamu dilengkapi dengan tikar, tidak terdapat meja maupun kursi. Rumah dalam keadaan bersih namun belum tertata rapi karena baru selesai di renovasi. Ventilasi dan pencahayaan rumah dalam keadaan baik.Keadaan lingkunganRumah penderita terletak di dekat jalan raya. Jarak antar rumah cukup padat. Dari rumah penderita, fasilitas publik dapat dijangkau dengan mudah seperti masjid, pasar, terminal, dll.

  • Penyuluhan yang diberikan kepada penderita dan keluargaPenderitaMemberikan informasi tentang penyakit penderita dan memberikan motivasi kepada penderita untuk kesembuhannya sehingga mau minum obat secara teraturMemberikan masukan kepada penderita agar mencari kesibukan yang bermanfaat agar penderita dapat mengalihkan konsentrasinya dari halusinasi yang didengarnyaMenyarankan penderita untuk mau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dengan ikut serta di berbagi kegiatan yang ada di lingkungan rumahnya supaya penderita tidak merasa rendah diri dan merasa dikucilkan dari masyarakatMenumbuhkan rasa percaya diri dan memotivasi bahwa dirinya masih berguna dan bisa bekerja serta masih bisa hidup bermasyarakat

  • KeluargaJangan memusuhi dan mengucilkan penderita sepulang dari RS Jiwa Menur SurabayaTetap memperhatikan semua kebutuhan penderita termasuk selalu mengajak komunikasi dengan penderita, makan, minum, dan mandiKeluarga diharapkan turut mengawasi keteraturan minum obat penderita, serta memotivasi sehingga penderita sadar dengan sendirinya bahwa minum obat untuk kepentingan dirinya sendiri dan bukan keterpaksaanKeluarga ikut serta mengingatkan dan mengantar kontrol ke RS secara teratur dan mengantarkan penderita ke RS bila gejala gangguan jiwanya kambuh meskipun obat belum habisKeluarga disarankan untuk selalu mengajak penderita diskusi dalam segala hal yang bersifat ringan dan menarik bagi penderita, tidak membiarkan penderita sendiri, mau mendengarkan keluh kesah penderita sehingga diharapkan tak ada masalah yang pada akhirnya menjadi beban pikiran bagi penderitaApabila penderita di rawat inap, hendaknya keluarga sering menjenguk sehingga atau menghubungi sehingga penderita tidak merasa terbuang dan menjadi lebih semangat untuk sembuhJangan terlalu sering memarahi penderita karena hal itu akan membuat penderita merasa tertekan dan memperlambat proses rehabilitasinyaPerhatikan efek samping obat yang mungkin terjadi pada penderita, kontrol rutin ke RS bila obat habis atau tampak efek samping obat yang tidak biasa pada penderita, ataupun jika tidak tampak perkembangan yang bermakna dalam kejiwaan penderita

  • Denah RumahLantai 1

  • Lantai 2

  • Lampiran KunjunganGambar 2.1 Foto gang depan rumah penderitaGambar 2.2 Foto depan rumah penderitaGambar 2.3 Foto kamar tidur penderita dengan ibu kandungnyaGambar 2.4 Foto dapur rumah penderita

  • Gambar 2.5 Foto kamar mandi rumah penderitaGambar 2.6 Foto penderita di pintu belakang rumah saat menunjukkan denah rumahnya Gambar 2.7 Foto ruang tamu rumah penderita (bersama ibu kandung dan penderita)

  • Terima Kasih