Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat.
PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang
Gizi : makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah,
mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin
A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang samapah pada
tempatnya, membersihkan lingkungan. Setiap rumah tangga dianjurkan untuk
melaksanakan semua perilaku kesehatan.
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS
di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah
Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS di
Rumah Tangga.
Kegiatan PHBS yang akan saya lakukan akan lebih mengkhususkan
pada penbinaan keluarga dalam skala kecil, dimana rumah tangga yang akan
dijadikan keluarga binaan adalah sebanyak 2 keluarga yang akan dijadikan
sampel dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi keluarga lain yang ada di
Desa Langgowala.
Dari 10 indikator PHBS yang meliputi Persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan, Memberi ASI ekslusif, Menimbang bayi dan balita, Menggunakan
air bersih, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Menggunakan
jamban sehat, Memberantas jentik di rumah, Makan buah dan sayur setiap
hari, Melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan Tidak merokok di dalam
Page 2
rumah. Nantinya akan menghasilkan tingkatan-tingkatan PHBS dengan warna
yang berbeda-beda tergantung dari Indikator PHBS yang terpenuhi.
Kurangnya indikator PHBS yang terpenuhi bagi sebuah rumah tangga akan
menjadi masalah jika tidak dilakukan usaha-usaha promosi kesehatan.
Usaha-usaha promosi kesehatan yang akan dilakukan dapat meliputi
penyuluhan maupun action di lapangan sehingga keluarga yang akan menjadi
binaan dalam kegiatan home visit akan menyadari dengan baik tentang PHBS
tatanan rumah tangga. Keluarga yang menjadi binaan merupakan keluarga
yang terpilih secara random dan dilihat tingkatan PHBS yang tidak terpenuhi
dari keluarga tersebut. Dan kegiatan pembinaan PHBS pada rumah tersebut
akan lebih mengfokuskan pada perubahan indikator yang masih kurang pada
rumah tersebut.
Oleh karena itu, saya memilih rumah yang akan saya jadikan objek
kegiatan PHBS dikarenakan kondisi keluarga yang kondusif dan menerima
masukan yang akan diberikan untuk memenuhi indikator PHBS, dan melihat
dari kondisi rumah yang memungkinkan pada perubahan sanitasi lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam kegiatan ini adalah :
a. Seberapa besar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dari keluarga yang akan
menjadi binaan ?
b. Bagaimana memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan
mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri
dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat.
1.3 Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari kegiatan home visit (rumah binaan) dengan
indikator PHBS yang saya lakukan adalah sebagai berikut:
Page 3
a. Untuk mengetahui seberapa besar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dari
keluarga yang akan menjadi binaan dalam kegiatan home visit yang ada
di Desa Langgowala Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan.
b. Untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan
mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri
dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat.
c. Untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi
bagi keluarga binaan dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku melalui pemberdayaan masyarakatsebagai suatu upaya
untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya
sendiri, dalam tatanan rumah tangga, sehingga tercipta peningkatan
indikator warna PHBS dari keluarga tersebut.
Page 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian PHBS
Menurut Gochman dalam Notoatmodjo (2003), perilaku sehat (health
behaviour) dapat dilihat sebagai atribut-atribut personal seperti kepercayaan-
kepercayaan, harapan-harapan, motif-motif, nilai-nilai, persepsi dan unsur-
unsur kognitif lainnya, sebagai karakteristik individu meliputi unsur-unsur
dan keadaan afeksi dan emosi dan sebagai pola-pola perilaku yang tampak
yakni tindakan-tindakan dan kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan
mempertahankann, memelihara dan untuk meningkatkan kesehatan.
Green (1980) menjelaskan secara umum bahwa kualitas hidup
dipengaruhi oleh kesehatan, sedangkan kesehatan dipengaruhi oleh perilaku
dan gaya hidup serta lingkungan. Perilaku dan gaya hidup dipengaruhi oleh
tiga faktor yaitu predisposing factors, reinforcing factors, dan enabling
factors. Ketiga faktor tersebut dipengaruhi oleh pendidikan kesehatan dan
kebijaksanaan, peraturan dan organisasi. Semua faktor-faktor tersebut
merupakan ruang lingkup dalam pelaksanaan suatu promosi kesehatan.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran semua anggota keluarga dan
masyarkat, sehingga keluarga dan masyarakat itu dapat menolong dirinya
sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
(Depkes RI, 2007).
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, maudan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.PHBS
di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.Rumah
tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi
kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan
lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007).
Page 5
PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk
menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat
maupun pada keluarga, artinya harus ada komunikasi antara kader dengan
keluarga/masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan
kesehatan (Depkes RI, 2007).
2.2 Manfaat PHBS
A. Manfaat PHBS bagi rumah tangga
Adapun manfaat dari PHBS bagi rumah tangga adalah sebagai
berikut :
1) Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah
sakit
2) Anak tumbuh sehat dan cerdas
3) Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan
meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi
seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha
untuk peningkatan pendapatan keluarga.
B. Manfaat PHBS bagi masyarakat :
Manfaat dari PHBS bagi masyarakat adalah sebagai berikut :
1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat
2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan
3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
4) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan
kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok
pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.
2.3 Sasaran Intervensi PHBS
Sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga
secara keluarga, yaitu: pasangan usia subur, ibu hamil dan atau ibu menyusui,
Page 6
anak dan remaja, usia lanjut, dan pengasuh anak (Puspromkes Depkes RI,
2006). Sasaran intervensi PHBS adalah :
a. Sasaran primer, yaitu sasaran utama anggota keluarga yang bermasalah
dan akan diubah perilakunya
b. Sasaran sekunder, yaitu yang dapat mempengaruhi individu dalam
keluarga yang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua,
tokoh keluarga, kader, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat,
petugas kesehatan dan lintas sektor terkait
c. Sasaran tersier, yaitu sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur
pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan
kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS misalnya, kepala desa,
lurah, camat, kepala puskesmas, guru, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan
tokoh agama
2.4 Indikator PHBS di Rumah Tangga
Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan
Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang
memenuhi 7 indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat sebagai
berikut :
A. Tujuh Indikator PHBS di Rumah Tangga :
1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Adalah pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para
medis lainnya).Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli
dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi
lebih terjamin.Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera
ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit.Persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman,
bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya
kesehata lainnya.Tanda – tanda persalinan :
Page 7
a) Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan
semakin kuat
b) Rahim terasa kencang bila diraba terutama pada saat mulas
c) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
d) Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari
jalan lahir
e) Merasa seperti mau buang air besar
Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus
dilakukan adalah :
a) Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter)
b) Tetap tenang dan tidak bingung
c) Ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil napas
melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut untuk
mengurangi rasa sakit.
Tanda bahaya persalinan :
a) Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas
b) Keluar darah dari jalan lahir sebeium melahirkan
c) Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir
d) Tidak kuat mengejan
e) Mengalami kejang-kejang
f) Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas
g) Air ketuban keruh dan berbau
h) Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar
i) Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
2) Bayi diberi ASI eksklusi
Adalah bayiusia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir
sampai usia 6 bulan. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan
dengan kandungan gizi yar cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi,
sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu Ibu
pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum),
Page 8
sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap
penyakit.Apa saja keunggulan ASI :
a) Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan
dan perkembangan fisik serta kecerdasan.
b) Mengandung zat kekebalan.
c) Melindungi bayi dari alergi.
d) Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan
kepada bayi dalam keadaan segar.
e) Tidak akan pemah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat
diberikan kapan saja dan di mana saja.
f) Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan
pernapasan bayi.
Kapan dan bagaimana ASI diberikan :
a) Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya
dan mendapat dukungan dari keluarga.
b) Bayi segera diteteki/disusui sesegera mungkin paling lambat 30
menit setelah melahirkan untuk merangsang agar ASI cepat
keluar dan menghentikan pendarahan.
c) Teteki/susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah
itu berikan ASI sesuai kebutuhan bayi, waktu dan lama
menyusui tidak perlu dibatasi, dan berikan ASI dari kedua
payudara secara bergantian.
d) Berikan hanya ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah
bayi berusia 6 bulan, selain ASI diberikan pula Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) dalam bentuk makanan lumat dan
jumlah yangsesuai dengan perkembangan umur bayi.
e) Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun.
Bagiamana cara menyusui yang benar :
a) Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua
tangannya dengan menggunakan air bersih dan sabun sampai
bersih.
Page 9
b) Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang telah
direndam terlebih dahulu dengan air hangat.
c) Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring
dengan santai, pikiran ibu harus dalam keadaan tenang (tidak
tegang).
d) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.
e) Upayakan badan bayi menghadap kepada badan ibu, rapatkan
dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu.
f) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.
g) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan
pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam.
h) Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke
sebelah kanan sampai bayi merasa kenyang.
i) Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi
dibersihkan dengan kapas yang telah direndam air hangat.
j) Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara
yang terhisap bisa keluar dengan cara meletakkan bayi tegak
lurus pada ibu dan perlahan-lahan diusap belakangnya sampai
bersendawa. Udara akan keluar dengan sendirinya.
Apa manfaat memberikan ASI?
a) Bagi Ibu:
- Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.
- Mengurangi pendarahan setelah persalinan,
- Mempercepat pemulihan kesehatan ibu.
- Menunda kehamilan berikutnya.
- Mengurangi risiko terkena kanker payudara.
- Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap
saat bayi membutuhkan
b) Bagi bayi :
- Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng
- Bayi tidak sering sakit
Page 10
c) Bagi Keluarga :
- Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
pembelian susu formula dan perlengkapannya.
- Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu
formula, misalnya merebus air dan pencucian peralatan.
Bagaimana cara menjaga mutu dan jumlah produksi ASI:
a) Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, banyak makan
sayuran dan buah-buahan. Makan lebih banyak dari biasanya.
b) Banyak minum air putih paling sedikit 8 gelas sehari.
c) Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1-2 jam dan
menjaga ketenangan pikiran,
d) Susui bayi sesering mungkin dan kedua payudara kin dan kanan
secara bergantian hingga bayi tenang dan puas.
3) Penimbangan bayi dan balita
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan setiap bulan dan mengetahui apakah bayi dan balita
berada pada kondisi gizi kurang atau gizi buruk.Penimbangan bayi
dan balita dilakukan setiap buian mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun
di Posyandu.Manfaat penimbangan balita setiap bulan di Posyandu:
a) Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat.
b) Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita.
c) Untuk mengetahui balita yang sakit, (demam/batuk/pilek/diare),
berat badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat
badannya BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai Gizi buruk
sehingga dapat segera dirujuk ke Puskesmas.
d) Untuk mengetahui kelengkapan Imunitasi.
e) Untuk mendapatkan penyuluhan gizi.
4) Mencuci tangan dengan air dan sabun
Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air
bersih dan sabun :
Page 11
a) Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan.
Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh,
yang bisa menimbulkan penyakit.
b) Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman,
karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di
tangan.
Manfaat mencuci tangan :
a) Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
b) Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri,
Typhus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pemapasan
Akut (ISPA), flu burung atau Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS)
c) Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
5) Menggunakan air bersih
Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum,
memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat
dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya haruslah bersih, agar kita
tidak terkena penyakit atau terhindar dari penyakit.
6) Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau
tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung)
yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.Syarat jamban sehat :
a) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air
minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
b) Tidak berbau.
c) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
d) Tidak mencemari tanah disekitarnya.
e) Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
Page 12
f) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
g) Penerangan dan ventilasi cukup.
h) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
i) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
Cara memelihara jamban sehat :
a) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan
air.
b) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam
keadaan bersih.
c) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
d) Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran,
e) Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
f) Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.
7) Rumah bebas jentik
Rumah bebas Jentik adalah rumah tangga yang setelah
dilakukan pemeriksaan Jentik secara berkala tidak terdapat Jentik
nyamuk.Yang perlu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik :
a) Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara3M
plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan
nyamuk).
b) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan
kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti Denam
Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria, Filariasis (Kaki
Gajah) di tempat-tempat perkembangbiakannya.
c) 3M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN
yaitu:
- Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air
seperti bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan
tempat air minum burung.
Page 13
- Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti
lubang bak kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang
dapat menampung air hujan.
- Menguburatau menyingkirkan barang-barang bekas yang
dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas,
plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas
botol/gelas akua, plastik kresek, dan lain-lain).
B. Tiga Indikator Gaya Hidup Sehat
1) Makan buah dan sayur setiap hari
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi
buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur
dan buah setiap hari sangat penting, karena:
a) Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan
dan pemeliharaan tubuh.
b) Mengandung serat yang tinggi.
2) Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh
yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas
hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik
dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari,
sehingga, dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh
lainnya.
3) Tidak merokok dalam rumah
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam
rumah.Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok
yang diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya,
di antaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon
Monoksida (CO).
Page 14
a) Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusakjantung dan aliran
darah.
b) Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker
c) CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa
oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.
Page 15
BAB III
METODE
3.1 Cara Pemilihan
Cara pemilihan untuk tugas pembinaan PHBS tatanan rumah tangga
dilakukan dengan membagian rumah-rumah berdasarkan gambar maping
hasil PBL I yaitu rumah yang berwarna kuning dan merah. Dalam kegiatan
home visit ini objeknya adalah keluarga yang berada di Dusun I sampai
dengan Dusun III Desa SILEA. Dalam kegiatan home visit ini yang menjadi
sample adalah warga Desa SILEA yang bertempat tinggal di Dusun I yaitu
dengan nama kepala keluarga Ibu Yanti dan ibu Endang . Alasan pemilihan
kriteria tersebut adalah dikarenakan kondisi rumah ibu tersebut tidak
memenuhi kesepuluh indikator PHBS rumah tangga dan dirasa lebih mudah
untuk memberikan masukan dan pendapat untuk dijadikan desa rumah
pembinaan dalam kegiatan home visit. Dan juga kondisi kedua rumah tangga
tersebut hanya mencapai tingkatan indikator dengan level warna kuning,
artinya hanya ada 5-6 indikator PHBS yang dipenuhi.
3.2 Lokasi Kegiatan
Kegiatan Home visit yang dilakukan terletak di Dusun I Desa silea
yaitu kediaman Ibu Yanti dan kediaman Ibu endang dengan PHBS berkriteria
cukup. Waktu kegiatan home visit dilakukan pada tanggal 27 Juni – 4 Juli
2013.
3.3 Intervensi/Binaan
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang saya temukan setelah
melakukan wawancara dengan cara pendekatan kepada kepala keluarga
yang akan menjadi objek kegiatan home visit adalah sebagai berikut :
1) Ibu Yanti
a) Penggunaan air bersih
b) Kebersihan lingkungan rumah
Page 16
c) Perilaku merokok
2) Ibu Endanmg
a) Penggunaan air bersih
b) Kebersihan lingkungan rumah
c) Kebersihan kuku tangan
d) Perilaku merokok
B. Pelaksanaan Kegiatan
1) Pemberian Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan diberikan berdasarkan hasil penentuan
prioritas masalah dari kedua rumah kepala keluarga tersebut.
Kegiatan penyuluhan yang diberikan kepada kedua rumah tersebut
adalah sebagai berikut :
a) Rumah Ibu Yanti
- Menjelaskan secara langsung tentang pentingnya kebersihan
diri, khususnya pada daerah tangan yang merupakan tempat
berinteraksi dengan makanan yang akan dikonsumsi oleh
tubuh.
- Menggambarkan tentang pola kehidupan sebab dan akibat
dari kurang bersihnya pekarangan yang dapat menjadi
sarang penyakit.
- Memberikan pengetahuan tentang rokok, bahaya rokok
khususnya dampak maupun risiko yang akan timbul dari
perilaku merokok yang akan membahayakan orang di
sekitarnya terlebih keluarga dan pada dirinya sendiri.
- Memberitahukan tentang pentingnya penggunaan air bersih
dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari berbagai
penyakit misalnya diare.
Page 17
b) Rumah Ibu Endang
- Menjelaskan secara langsung tentang pentingnya kebersihan
diri, khususnya pada daerah tangan yang merupakan tempat
berinteraksi dengan makanan yang akan dikonsumsi oleh
tubuh.
- Menggambarkan tentang pola kehidupan sebab dan akibat
dari kurang bersihnya pekarangan yang dapat menjadi
sarang penyakit.
- Memberikan pengetahuan tentang rokok yaitu bahaya rokok
khususnya dampak maupun risiko yang akan timbul dari
perilaku merokok yang akan membahayakan orang di
sekitarnya terlebih keluarga dan pada dirinya sendiri.
- Memberitahukan tentang pentingnya penggunaan air bersih
dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari berbagai
penyakit misalnya diare.
Page 18
BAB IV
HASIL
4.1 Pengamatan Objek kegiatan
Pengamatan objek dilakukan setelah diberikan intervensi non fisik dan
dilihat seberapa besar tingkat pemahaman objek tentang PHBS dan kemauan
untuk melakukan tindakan tersebut. Hasil pengamatan terbagi kedalam dua
tahap yaitu tahapan pengamatan sikap dan tindakan, dengan lampiran
kegiatan sebagai berikut:
A. Rumah Ibu Yanti
1) Pengamatan sikap yang dilakukan kepada keluarga Ibu Yanti
dilakukan selama sehari setelah diadakan penyuluhan kesehatan
dengan melihat sikap ibu tentang pengetahuan yang telah diberikan
sebelumnya.
2) Pengamatan selanjutnya dilakukan selama 3 hari untuk melihat
perubahan tindakan dari ibu tersebut dan melihat keberhasilan
program penyuluhan yang dilakukan secara intens tanpa bertanya,
akan tetapi dengan hanya datang berkunjung dan melakukan
pendekatan secara persuasif kepada keluarga tersebut.
B. Rumah Ibu Endang
1) Pengamatan sikap yang dilakukan kepada keluarga Ibu Endang
dilakukan selama sehari setelah diadakan penyuluhan kesehatan
dengan melihat sikap ibu tentang pengetahuan yang telah diberikan
sebelumnya.
2) Pengamatan selanjutnya dilakukan selama 5 hari untuk melihat
perubahan tindakan dari ibu tersebut dan melihat keberhasilan
program penyuluhan yang dilakukan secara intens tanpa bertanya,
akan tetapi dengan hanya datang berkunjung dan melakukan
pendekatan secara persuasif kepada keluarga tersebut.
Page 19
4.2 Melakukan Evaluasi
Penilaian terhadap perilaku PHBS dilakukan setelah diberikan
intervensi non fisik dan dilihat indikator keberhasilan melalui perubahan
perilaku dengan adanya peningkatan level warna PHBS. Proses kegiatan
evaluasi meliputi:
A. Prosedur Pengambilan Data
Data diambil setelah dilakukan setelah diadakan pengamatan
selama 4 hari dengan cara melakukan pertemuan intens kepada keluarga
binaan dan mengamati perubahan-perubahan PHBS yang terjadi didalam
rumah tersebut. Saya tidak menanyai lagi apapun tentang PHBS, dan
hanya melihat tingkah laku objek kegiatan sehingga tercipta proses
pemberdayaan.
B. Data yang Dikumpulkan
Data yang terkumpul dari penilaian dapat terlihat dalam tabel
yang menggambarkan pola perubahan keluarga tersebut dengan melihat
perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan dan menjadikannya sebagai
dasar dalam penilaian perubahan indikator PHBS.
Page 20
Tabel 1. Indikator Perilaku PHBS yang Dinilai di Kediaman Ibu Yanti
dan Ibu Endang Dusun I Desa Silea Tahun 2013
Rumah
Indikator PHBS yang dinilai
Perilaku Keluarga
Grade Point
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
Ibu Yanti
Penggunaan air bersih
√ √ √ 3
Kebersihan lingkungan rumah
√ √ √ 3
Perilaku merokok
√ √ √ 3
I Pe √ √ √ 3
Page 21
bu Endang
nggunaan air bersihKebersihan lingkungan rumah
√ √ √ 3
Kebersihan kuku tangan
√ √ √ 3
Perilaku merokok
√ √ √ 3
Sumber : Data Primer, Juli 2013
C. Penilaian Perubahan
Perubahan dinilai berdasarkan skor yang dihasilkan oleh keluarga
binaan dalam hal melakukan PHBS dimana skor tertinggi yaitu tiga dan
diangap berhasil dalam hal memenuhi satu indikator PHBS dari 3
tahapan yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan.
Page 22
Intervensi dikatakan berhasil apabila keluarga binaan dalam
kegiatan home visit telah mau dalam hal melakukan tindakan dari
masalah indikator yang kurang pada keluarga tersebut. Penilaian
perubahan tersebut dapat kita lihat sebagai berikut :
1) Ibu Yanti
Pembinaan yang dilakukan kepada ibu Yanti menghasilkan
grade point 3 untuk penggunaan air bersih, kebersihan lingkungan
rumah dan penambahan pengetahuan tentang bahaya rokok
dikarenakan memenuhi kriteria sampai dengan tahap tindakan.
Artinya ada perubahan perilaku untuk 3 kategori indikator ini,
Hal ini didasarkan oleh adanya kemauan ibu Yanti dalam hal
penambahan pengetahuan tentang bahaya rokok dan kebersihan diri
berupa memotong kuku hingga bersih serta penggunaan air bersih.
Dari kegiatan PBL I sebelumnya yang dilakukan oleh mahasiswa
Jurusan Kesehatan Masyarakat di Desa silea mengindikasikan bahwa
untuk keluarga ibu Yanti mendapatkan kategori cukup untuk PHBS
tatanan rumah tangga dikarenakan hanya memenuhi 6 kriteria dari
indikator PHBS yang ada.
Dengan adanya penambahan 3 indikator PHBS setelah
diadakan kegiatan home visit selama 4 hari didapatkan bahwa terjadi
perubahan dari terpenuhi 6 indikator menjadi 9 indikator PHBS dan
menjadikan keluarga ibu Yanti memiliki PHBS dengan kategori baik
dan pewarnaan rumah tangga dengan warna hijau. Artinya ada
keberhasilan kenaikan indikator PHBS setelah diadakan kegiatan
home visit di keluarga tersebut.
2) Ibu Endang
Pembinaan yang dilakukan kepada ibu Endang menghasilkan
grade point 3 untuk kebersihan kuku tangan dan kebersihan
lingkungan, dikarenakan memenuhi kriteria sampai dengan tahap
tindakan. Artinya ada perubahan perilaku untuk 3 kategori indikator
ini,.
Page 23
Hal ini didasarkan oleh adanya kemauan ibu Endang dalam
hal perubahan kebersihan kuku tangan dan kebersihan lingkungan’.
Dari kegiatan PBL I sebelumnya yang dilakukan oleh mahasiswa
Jurusan Kesehatan Masyarakat di Desa Silea mengindikasikan
bahwa untuk keluarga ibu Endang mendapatkan kategori cukup
untuk PHBS tatanan rumah tangga dikarenakan hanya memenuhi 5
kriteria dari indikator PHBS yang ada.
Dengan adanya penambahan 3 indikator PHBS setelah
diadakan kegiatan home visit selama 4 hari didapatkan bahwa terjadi
perubahan dari terpenuhi 5 indikator menjadi 8 indikator PHBS dan
menjadikan keluarga ibu Endang memiliki PHBS dengan kategori
baik dan pewarnaan rumah tangga dengan warna hijau. Artinya ada
keberhasilan kenaikan indikator PHBS setelah diadakan kegiatan
home visit di keluarga tersebut.
Page 24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil kegiatan home visit yang dilakukan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
a. Kegiatan home visit yang dilakukan di keluarga ibu Yanti dikatakan
berhasil dikarenakan adanya perubahan perilaku untuk pembinaan
indikator yang menjadi masalah yaitu terjadi perubahan kategori
indikator dari berkategori cukup menjadi baik.
b. Kegiatan home visit yang dilakukan di keluarga ibu Endang dikatakan
berhasil dikarenakan adanya perubahan perilaku untuk pembinaan
indikator yang menjadi masalah yaitu terjadi perubahan kategori
indikator dari berkategori cukup menjadi baik.
5.2 Rekomendasi
Mengacu pada kegiatan home visit yang telah saya lakukan, maka
rekomendasi yang dapat saya ajukan yaitu :
a. Diharapkan pada keluarga yang menjadi pembinaan dalam kegiatan
home visit agar menjadi panutan bagi keluarga lain sehingga tercipta
kelompok masyarakat yang memiliki kategori PHBS baik.
b. Diharapkan agar peningkatan PHBS dapat menjadi acuan bagi
pemerintah setempat dalam hal pengembangan sistem kesehatan baru
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Page 25
LAMPIRAN
Gambar 1: Suami dari Ibu Yanti
Page 26
Gambar 2: Suami dari Ibu Endang