Top Banner
LAPORAN HOME VISITE Disusun oleh: Muhammad Septian Saad, S.Ked Novia Oktianti, S.Ked PUSKESMAS PUTRI AYU BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
34

Home Visit Diabet

Jan 19, 2016

Download

Documents

diabet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Home Visit Diabet

LAPORAN HOME VISITE

Disusun oleh:

Muhammad Septian Saad, S.Ked

Novia Oktianti, S.Ked

PUSKESMAS PUTRI AYU

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2014

Page 2: Home Visit Diabet

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

LAPORAN HOME VISITE

WILAYAH KERJA PUSKESMAS KONI

1. Identitas pasien

Nama : Ny. T

Umur : 53 tahun

TB/BB : 154cm/54kg

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan : IRT

Alamat : RT. 5, Solok Sipin

Suku : Melayu

Bangsa : Indonesia

2. Anamnesis

- Keluhan Utama

Tidak ada keluhan, namun pada saat kunjungan didapatkan bahwa gula

darah pasien tinggi yaitu 310 mg/dl.

- Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien menderita penyakit diabetes selama ± 1 tahun, pasien rutin

mengambil obat di puskesmas. Pasien mengaku badannya sering terasa

lemas, pusing dan kesemutan pada kaki dan tangan Sehingga pasien sering

kontrol ke puskesmas untuk mengecek gula darah dan mengambil obat.

Pasien Mengaku sewaktu muda Sebelum sakit memang suka makan,

makan makanan yang manis-manis, berlemak dan bersantan, setiap habis

makan langsung tidur, jarang berolahraga.

Page 3: Home Visit Diabet

.

- Riwayat Penyakit Dahulu

± 1 tahun yang lalu pasien sering mengeluh sering haus, sering

lapar, sering kencing pada malam hari dan badan terasa lemas. Semenjak

saat itu pasien mencoba memeriksakan diri ke puskesmas dan di

dapatkan kadar gula darah pasien ± 400 mg/dl namun pasien menolak

untuk di rawat di rumah sakit.

- Riwayat penyakit keluarga / keturunan

Ayah pasien memiliki riwayat penyakit dengan keluhan yang sama

dengan keluhan yang dialami pasien.

- Riwayat Sosial Ekonomi

Status Perkawinan : Menikah

Jumlah Anak : 4

Jumlah Saudara : 2 saudara

Status Ekonomi Keluarga : Mampu

Pasien seorang janda yang sudah 5 tahun ditinggal oleh suaminya

yang lebih dahulu meninggal karena sakit. Pasien mempunyai 4 anak

yaitu 2 perempuan dan 2 laki-laki. Kedua anak perempuannya sudah

menikah dan tinggal bersama suaminya sedangkan anak lelakinya belum

menikah, tinggal bersamanya sekarang. Pasien tinggal dirumahnya hanya

bertiga dengan anak lelakinya yang bekerja di sebuah bank swasta, satu

lagi seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi negri di Kota Jambi,

sedangkan Pasien sudah tidak bekerja lagi.

Page 4: Home Visit Diabet

- Riwayat Kebiasaan/perilaku

Sewaktu masih muda dahulu pasien bekerja membuka rumah makan,

pasien sering kali memasak makanan yang berlemak. Pasien memang suka

makan makanan yang berlemak, bersantan dan makanan yang manis, jarang

berolahraga. Pasien juga mengaku suka sekali minum minuman yang manis

seperti kopi. Hal ini masih tidak bisa pasien hilangkan sampai sekarang

karena setiap harinya masih minum kopi dan pasien mengaku tidak bisa

menghilangkan kebiasaannya itu dengan alasan kalau tidak minum kopi

pasien mengaku kepalanya pusing dan matanya mengantuk sepanjang hari.

Bila sudah minum kopi pasien merasakan kenyang dan hal ini menyebabkan

porsi makan pasien mulai berkurang semenjak beberapa tahun ini dengan

porsi makan yang sedikit dan jarang. Hal ini menyebabkan penurunan berat

badan pasien yang 1 tahun lalu 58 kg dan saat ini 54 kg.

3. Pemeriksaan fisik

- Kadaan umum : Tampak Sakit sedang Kesadaran :

Compos mentis

- Gizi IMT = BB (kg)/TB2 (m2)

= 54/(1,54)2 = 22,78 kg/m2 (normal)

IMT normal wanita : 18,5-23,5 kg/m2

- Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 140/80 mmHg

Nadi : 80x/m

Pernapasan : 20x/m

Suhu : 36,70C

- Kepala

Bentuk : Normocephal

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)

Hidung : Septum deviasi (-), Rinorhea (-)

Mulut : Bibir kering (-), Dinding faring hiperemis (-)

Telinga : Normotia, Otorhea(-)

Page 5: Home Visit Diabet

- Leher

Pembesaran KGB : (-)

- Dada

Inspeksi : Bentuk normal, gerak nafas kedua dada simetris

Palpasi : Vokal fremitus (+/+) simetris

Perkusi: Sonor dikedua paru

Auskultasi :

a. Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

b. Paru-paru : Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

- Abdomen :

Inspeksi : Simetris

Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba membesar

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) normal

- Anggota gerak :

Inspeksi : Bentuk normal, gerak nafas kedua dada simetris

Palpasi : Vokal fremitus (+/+) simetris

Perkusi : Sonor dikedua paru

Auskultasi : - Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

- Paru : Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

- Abdomen

Inspeksi : Simetris

Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba membesar

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) normal

- Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (-), kekuatan otot 5 - 5

4. Laboratorium

Gula Darah sewaktu :

Kunjungan rumah 1: 320 mg/dl

Kunjungan rumah 2: 240 mg/dl

Page 6: Home Visit Diabet

5. Diagnosis

Diabetes Mellitus tipe II

6. Terapi

Non Farmakologi

• Istirahat minimal 8 jam/hari.

• Konsumsi air putih minimal 8 gelas sehari

• Menjaga pola makan

• Mengkonsumsi makanan yang tinggi serat

• Aktivitas fisik dengan berjalan santai 45 menit minimal 3 kali dalam

seminggu.

• Menjaga kebersihan tubuh

• Selalu menggunakan alas kaki saat berjalan

Farmakologi

Glibenclamid 1 x 1 sehari

7. Prognosis

quo ad vitam : dubia ad bonam

quo ad fungsionam : dubia ad bonam

8. Pengamatan Rumah

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, rumah yang ditempati pasien

saat ini sudah memenuhi standar kriteria rumah sehat, dengan kondisi

sebagai berikut:

1. Luas Bangunan Rumah

Luas bangunan rumah pasien sekitar 9 x 7 Meter, dan tinggi bangunan

rumah > 2m, yang memiliki: 1 ruang tamu yang bergabung dengan ruang

Page 7: Home Visit Diabet

berkumpul, 3 kamar tidur, 1 dapur sekaligus ruang makan dan 3 kamar

mandi serta 3 jamban. Jumlah penghuni di rumah pasien yaitu 3 orang.

2. Lantai

Lantai rumah pada seluruh ruangan terbuat dari keramik dan bersih

3. Atap

Atap rumah pasien terbuat dari genteng, dinding rumah pasien terbuat

dari bahan semen yang di cat. Dinding rumah tidak basah dan lembab.

4. Ventilasi dan jendela

Terdapat 1 ruang tamu dengan 1 buah pintu dengan ukuran 120cm

x 70cm,7 buah jendela , jendela jarang dibuka.

Terdapat 3 kamar tidur dengan ukuran 3m x 4m, masing-masing

mempunyai jendela dan memiliki ventilasi.

Terdapat 1 buah dapur sekaligus digunakan pasien dan keluarganya

sebagai ruang makan, terdapat 2 jendela.

3 buah kamar mandi di dalam kamar 2, dekat dapur1 dan

menggunakan jamban leher angsa

5. Cahaya

Pencahayaan di rumah pasien cukup terutama pencahayaan di kamar

tidur.

6. Fasilitas di rumah

Penyediaan air

Pasien menggunakan air sumur yang berada didepan rumah, air

digunakan untuk mandi, mencuci baju, mencuci piring dan semua

dilakukantempat yang sama dan tidak dipisahkan. Air minum yang

dikonsumsi adalah air sumur yang berada di depan rumah pasien.

Air terlihat kurang bersih namun tidak berbau.

Pembuangan tinja,

Jamban yang digunakan pasien dan keluarganya adalah jamban

leher angsa.

Page 8: Home Visit Diabet

Pembuangan air limbah (air bekas),

Air dari kamar mandi dibuang ke selokkan yang terdapat di

belakang rumah pasien.

Pembuangan sampah

ada tong sampah disekitar rumah pasien.

Fasilitas dapur

Kondisi dapur rumah pasien cukup luas dengan pencahayaan dan

ventilasi cukup.

Ruang tamu

Ruang tamu cukup luas dan pencahayaan cukup.

Perkarangan/serambi

Di depan rumah terdapat pekarangan yang di genangi air ditanah

yang menyebabkan halaman rumah sedikit becek dan didepan serta

di samping rumah juga terdapat selokan. Pasien menjemur

pakaiannya di belakang rumah.

9. Pengamatan Lingkungan

Warga di sekitar lingkungan pasien sangat ramah dan hidup kekeluargaan

di tempat ini cukup baik. Pasien tinggal di lingkungan yang padat penduduk,

lingkungan tempat tinggal pasien untuk sehari-hari menggunakan air PAM

Untuk mencuci piring dan pakaian dikerjakan di satu tempat.

10. Hasil wawancara dan pengamatan Keluarga /hubungan keluarga:

Pasien memiliki 4 orang anak, anak pertama dan kedua perempuan

sedangkan anak ketiga dan keempat laki-laki. Kedua anak perempuannya

sudah menikah dan tinggal terpisah dari pasien. Kedua anak pasien yang

sudah menikah ini masih sering mengunjunggi pasien. Suami pasien sudah 5

tahun meninggal dan saat ini pasien hanya bertiga tinggal di rumahnya

bersama anak laki-lakinya. Saat ini pasien sudah tidak bekerja sedangkan

anak lelakinya bekerja sebagai pegawai bank swasta dan mahasiswa, belum

Page 9: Home Visit Diabet

menikah. Pasien memiliki 2 orang cucu yang masih kecil. Keseharian pasien

sering dirumah karena tidak mampu bekerja lagi, untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari – hari, keluarga pasien mendapat bantuan dari anak

– anaknya. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, pasien memiliki

hubungan kekeluargaan yang baik dengan anak – anak. Setiap hari pasien

selalu memasak makanan sendiri dan pasien masih minum kopi setiap

harinya. Karena profesi anaknya yang bekerja sebagai pegawai bank jadi

siangnya pasien sering sendiri dirumah dan tidak ada yang mengingatkan

pasien untuk terus meminum obatnya.

Dari hasil wawancara yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa

Hubungan pasien dengan anak dan keluarganya baik.

11. Hasil wawancara dan pengamatan perilaku kesehatan pasien dan

keluarga:

Dari hasil wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan, diketahui

bahwa sejak usia muda pasien memiliki riwayat suka sekali makan makanan

yang berlemak dan berhenti sejak 3 tahun yang lalu dan suka minum kopi

yang dalam seharinya bisa sampa 3-4 gelas Sampai saat ini. keseharian

pasien hanya dirumah saja hanya melakukan aktivitas seperti masak dan

mencuci pakaian saja . Hal ini juga sama yang terjadi dengan anak lelaki

pasien yang setiap harinya suka minum kopi dan sering makan-makanan

yang dimasak menggunakan santan. Anak pasien juga merokok dan dalam

sehari menghabiskan 2 bungkus rokok dan tidak berolahraga.

12. Analisis pasien secara holistik

a. Hubungan diagnosis penyakit dengan keadaan rumah dan

lingkungan sekitar

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, rumah yang ditempati

pasien saat ini sudah memenuhi standar kriteria rumah sehat. Namun, hal

ini tidak ada hubungannya dengan penyakit diabetes melitus yang

dialami pasien.

Page 10: Home Visit Diabet

b. Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan

keluarga

Didalam keluarga pasien berhubungan baik dengan semua anggota

keluarga dan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit

diabetes mellitus sehingga tidak tedapat hubungan. Namun perhatian

keluarga sangat diperlukan pasien agar tidak memperberat penyakitnya

c. Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga

Prilaku kesehatan pasien tergolong tidak baik, hal ini tergambar dari

kebiasaan hidup pasien sebelum sakit Sewaktu mudanya pasien suka

sekali makan makanan yang berlemak dan suka sekali minum-minuman

manis seperti kopi yang bisa 3-4 gelas perhari dihabiskannya, dimana ini

merupakan salah satu faktor pencetus penyebab terjadinya diabetes

melitus. Pasien juga tidak pernah berolahraga.

d. Hubungan kausal antara beberapa masalah ,faktor risiko atau

etiologi dengan diagnosis penyakit

Secara keseluruhan faktor risiko dan etiologi diabetes yaitu

a. Faktor keturunan

Dimana pada pasien ini tidak ditemukan faktor keturunan yang

berhubungan dengan terjadinya diabetes melitus. Tidak ada

satupun keluarga yang menderita diabetes melitus.

b. Minuman/ makanan manis

Pasien sejak muda sampai sekarang suka minum kopi sehingga

Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak

tinggi

c. Kurangnya aktifitas fisik

Aktifitas fisik perlu dilakukan setiap hari, ini dikarenakan dalam

kaitannya dengan kadar gula darah, gula disimpan di dalam sel

lemak kemudian didalam sel lemak tersebut gula diubah menjadi

Page 11: Home Visit Diabet

lemak. Bila gula terus dibiarkan menumpuk maka sel lemak akan

bertambah besar, banyak dan ini menyebabkan kontrol gula darah

ikut berantakan karena kemampuan sel-sel otot di tubuh untuk

menyerap glukosa menjadi terganggu dan membuat kadar

pembakaran glukosa untuk menjadi energi baru terhambat.

Olahraga yang dilakukan tak harus rumit dan berbiaya mahal

namun cukup dengan jalan santai selama 45 menit dalam tiga kali

seminggu saja akan meningkatkan massa otot dan mengurangi

lemak yang berefek pada membaiknya kadar gula darah.. Pada

pasien ini, aktifitas pasien cukup dilakukan dengan berjalan santai.

e. Usia Pasien

Usia pasien yang sudah lanjut menyebabkan intoleransi terhadap

glukosa juga meningkat. Intoleransi glukosa pada usia lanjut

sendiri berkaitan dengan aktivitas fisik ynag kurang, berkurangnya

massa otot dan juga karena pada lanjut usia sudah terjadi

penurunan sekresi insulin dan resistensi insulin.

Terdapat hubungan antara faktor risiko/etiologi dengan diagnosis

penyakit dimana pasien waktu muda sering menkosumsi makanan

berlemak

e. Upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi paparan dengan

faktor risiko atau etiologi

Menjaga pola makan seperti makan makanan yang tidak terlalu

manis, makanan tinggi serat seperti sayur, buah-buahan seperti

apel, pir, pisang dan lain-lain kecuali anggur, duren, kelengkeng,

sawo, rambutan dan duku, tidak lagi makan makanan yang

berlemak, berkolesterol dan bersantan. Boleh makan nasi dan

protein tapi dibatasi.

Mengkonsumsi air putih minimal 8 gelas perhari

Kurangi minum kopi

Page 12: Home Visit Diabet

Patuh dan rutin minum obat sesuai petunjuk dokter seumur hidup

dan kontrol ulang tiap bulan.

Rutin berolahraga, seperti berjalan santai selama 45 menit minimal

3 x dalam seminggu. Pasien dapat berjalan di sekitar rumah setelah

sholat subuh.

13. Rencana Promosi dan pendidikan kesehatan kepada pasien dan kepada

keluarga:

a. Promotif

Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya, bahwa penyakit

kencing manis ini tidak dapat sembuh, penyakit ini hanya bisa

dikontrol agar tidak timbul keluhan-keluhan lain yang mengganggu

kehidupan sehari-hari pasien dan mencegah timbulnya komplikasi

seperti komplikasi ke ginjal, jantung, otak, mata, dan syaraf , KAD

hingga kematian sehingga pasien harus rajin dan rutin

mengkonsumsi obat seumur hidup , kontrol ulang tiap bulan atau

bila timbul keluhan yang lain dan menjaga pola makan.

Menjelaskan kepada anak-anak pasien bahwa penyakit kencing

manis dapat diturunkan, sehingga anak-anaknya memiliki faktor

resiko besar untuk terjadinya penyakit manis sehingga mulai dari

sekarang harus mengubah pola hidup sehat seperti mengatur pola

makan, rutin berolahraga, menghindari aktivitas yang kurang gerak,

BB harus ideal, dan cek up tiap 6 bulan sekali.

Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang gejala-gejala dan

tanda dari penyakit kencing manis, seperti : banyak makan, sering

haus sehingga sering minum, banyak BAK, BB menurun, tangan

ataupun kaki kesemutan, luka yang lambat sembuh dan lain-

lainnya.

b. Preventif

Menjaga pola makan seperti makan makanan yang tidak terlalu

manis, makanan tinggi serat seperti sayur, buah-buahan seperti

Page 13: Home Visit Diabet

apel, pir, pisang dan lain-lain kecuali anggur, duren, kelengkeng,

sawo, rambutan dan duku, tidak lagi makan makanan yang

berlemak, berkolesterol dan bersantan. Boleh makan nasi dan

protein tapi dibatasi.

Mengkonsumsi air putih minimal 8 gelas perhari

Kurangi minum kopi

Patuh dan rutin minum obat sesuai petunjuk dokter seumur hidup

dan kontrol ulang tiap bulan.

Rutin berolahraga, seperti berjalan santai selama 45 menit minimal

3 x dalam seminggu. Pasien dapat berjalan di sekitar rumah setelah

sholat subuh.

14. Anjuran-anjuran penting yang dapat memberi semangat dan

mempercepat penyembuhan pada pasien:

Ibuk penyakit ibuk ini merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan

tetapi bisa dikontrol agar tidak berlanjut ke kondisi yang membahayakan

nyawa ibu bila ibu mau melakukan perubahan pola hidup dan rajin kontrol

ke Puskesmas sehingga hal yang ditakutkan tidak terjadi.

Hal-hal yang dapat ibu lakukan seperti:

1. Rajin untuk kontrol ke Puskesmas

Ibu harus rajin untuk kontrol ke Puskesmas minimal 2 kali dalam

sebulan untuk memeriksa gula darahnya sehingga tgula darah ibu

dapat terpantau dengan baik karena apabila ibu tidak rajin kontrol

ke Puskesmas akan tambah memperparah keadaan penyakit ibu dan

dapat menyebabkan kerusakan pada organ seperti stroke, jantung,

ginjal paru bahkan menyebabkan kematian, tapi jika ibu rajin

kontrol maka hal-hal yang tidak diinginkan dapat di cegah.

2. Olahraga secara teratur juga akan membuat tubuh menjadi lebih

rileks dan santai sehingga gula darah juga akan bisa terkontrol

dengan baik. Pada pasien ini bisa berjalan santai selama 45 menit

dan minimal 3 kali dalam seminggu.

Page 14: Home Visit Diabet

3. Kurangi makanan dan minuman yang manis manis

Makan makanan dan minuman yang banyak mengandung gula

akan menyebabkan peningkatan gula darah Tingginya asupan gula

menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Belum lagi reiko

kelebihan kalori. kalau setiap hari kita kelebihan kalori ujung-

ujungnya adalah kita bisa terkena diabetes.

Jadi jika ibu biasanya menggunakan gula dalam sehari 2-3 sendok

maka sekarang kurangi saja menjadi satu sendok saja.

4. Kurangi makan makanan berlemak seperti daging, ayam, kacang-

kacangan.

5. Perbanyak komsumsi buah dan sayur.

6. Kurangi makan makanan yang bersantan, makanan dalam kaleng.,

penggunaan penyedap, makanan yang diawetkan seperti ikan asin.,

Kurangi konsumsi kopi

7. Hindari tidur yang larut malam

8. Kontrol gula darah secara teratur ke Puskesmas tiap bulannya.

15. Asupan Nutrisi Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

PERANAN GIZI PADA NIDDM

Di negara maju DM termasuk dalam kelompok 5 penyebab utama kematian.

Indonesia sebagai negara luas dengan jumlah penduduk menempati urutan

ke empat t erbesar di dunia sedang berkembang menuju taraf yang lebih

maju. Tak dapat dipungkiri bahwa pada suatu saat DM akan menjadi

penyebab kematian yang penting seperti halnya dengan negara maju yang

lain, apabila tidak ada upaya pencegahannya yang terarah. Kemajuan suatu

daerah antara lain ditandai oleh peningkatan daya beli serta perubahan gaya

hidup masyarakat yang bersangkutan. Kemudahan-kemudahan dalam

memperoleh bahan makanan yang memenuhi selera akan mempercepat

terjadinya ketidak-seimbangan antara masukan zat gizi melalui makanan

dengan jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan hidup sehat.

Peningkatan efisiensi tenaga fisik dengan pemanfaatan perlatan mekanik

Page 15: Home Visit Diabet

sebagai dampak positif kemajuan, diikuti oleh penurunan kegiatan fisik

individu yang bersangkutan yang menjadi awal terjadinya obesitas.

Sesuai dengan klasifikasinya, penanganan NIDDM tidak memerlukan

insulin. Dengan pengaturan kembali k eseimbangan antara masukan zat gizi

terhadap kebutuhan dan kemampuan jaringan tubuh, gejala DM akan

teratasi.

Pada orang dewasa makanan yang dimanakan dimaksudkan untuk

mensuplai zat gizi yang diperlukan oelh tubuh. Kebutuhan akan enersi yang

harus dimaka n umumnya disesuaikan dengan jumlah energi yang harus

dikeluarkan. Variasi kebutuhan energi ini dipengaruhi oleh macam kegiatan

fisik yang dilakukan, umur serta ukuran tubuh masing-masing. Kelebihan

jumlah energi yang dimakan akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh.

Makin tinggi jumlah kelebihan energi, makin besar jumlah cadangan lemak

yang akan memperbesar ukuran tubuh seseorang.

Jumlah energi yang diperlukan untuk menggerakkan tubuh, misalnya

berjalan ataumengerjakan pekerjaan, akan makin tinggi dengan makin

besarnya ukuran tubuh. Sebaliknya bila terjadi defisit dalam intake energi,

maka untuk memenuhi kebutuhan basal serta kegiatan fisik akan

dipergunakan cadangan yang tersedia (lemak tubuh). Pemecahan lemak

tubuh yang berlangsung terus menerus akan menurunkan besarnya ukuran

tubuh yang berasangkutan. Proses pembentukan cadangan dan pengurasan

cadangan dengan rentang variasi yang luas dan terjadi berulang kali suatu

saat akan tidak berlangsung dengan sempurna, sehingga timbul gejala

ketidak -seimbangan metabolisme seperti halnya pada Diabetes Mellitus.

Pada orang dewasa proses pertumbuhan sudah berhenti. Oleh karena itu

jumlah protein yang dibutuhkan dimaksudkan hanya untuk keperluan

penggantian sel-sel tubuh yang aus atau rusak akibat usia atau penyakit

Page 16: Home Visit Diabet

(regenerasi). Demikian pula halnya dengan vitamin dan mineral yang jumlah

kebutuhannya disesuaikan dengan jumlah enersi, protein dan lemak yang

dimakan.

KEBUTUHAN ZAT GIZI PADA PENDERITA DIABETES

Perencanaan makan hendaknya dengan kandungan zat gizi yang cukup dan

disertai pengurangan total lemak terutama lemak jenuh. Pengetahuan porsi

makanan sedemikian rupa sehingga supan zat gizi tersebar sepanjang hari.

Penurunan berat badan ringan atau sedang (5 – 10 kg), sudah terbukti dapat

meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai.

Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan

penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi.

Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 Kkal lebih rendah dari

asupan rata -rata sehari.

KEBUTUHAN ZAT GIZI DAPAT DIURAIKAN DIBAWAH INI:

1. Protein.

Ada pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10% sampai 20% energi

dari protein total. Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia

kebutuhanprotein untuk orang dengan diabetes adalah 10 –15% energi.

Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg perhari atau 10% dari

kebutuhanenergi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65%

hendaknya bernilai biologi tinggi.

2. Total Lemak.

Asupan lemak dianjurkan < 10% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih

10% energi dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu 60 –

70% total energi dari lemak tidak jenuh tunggak dan karbohidrat. Distribusi

energi dari lemak dan karbohidrat dapat berbeda-beda setiap individu

berdasarkan pengkajia gizi dan tujuan pengobatan. Anjuran persentase

energi dari lemak tergantung dari hasil pemeriksaan glukosa, lipid, dan berat

Page 17: Home Visit Diabet

badan yang diinginkan. Untuk individu yang mempunyai kadar lipid normal

dan dapat mempertahankan berat badan yang memadai (dan untuk

pertumbuhan dan perkembangan normal pada anak dan remaja) dapat

dianjurkan tidak lebih dari 30% asupan energi dari lemak total dan < 10%

energi dari lemak jenuh. Dalam hal ini anjuran asupan lemak di Indonesia

adalah 20 –25% energi. Apabila peningkatan LDL merupakan masalah

utama, dapat diikuti anjuran diet dislipidemia tahap II yaitu < 7% energi

total dari lemaj jenuh, tidak lebih dari 30% energi dari lemak total dan

kandungan kolesterol 200 mg/hari. Apabila peningkatan trigliserida dan

VLDL merupakan masalah utama, pendekatan yang mungkin

menguntungkan selain menurunkan berat badan dan peningkatan aktivitas

adalah peningkatan sedang asupan lemak tidak jenuh tunggal 20% energi

dengan < 10% masing-masing dari lemak jenuh dan tidak jenuh ganda

sedangkan asupan karbohidrat lebih rendah. Perencanaan makan tinggi

lemak tidak jenuh tunggal dapat dilakukan antara lain dengan penggunaan

nuts, alpukat d an minyak zaitun. Namun demikian pada individu yang

kegemukan peningkatan asupan lemak dapat memperburuk kegemukannya.

Pasien dengan kadar trigliserida > 1000 mg/dl mungkin perlu penurunan

semua tipe lemak makanan untuk menurunkan kadar lemak plasma dalam

bentuk kilomikron.

3. Lemak Jenuh dan Kolesterol.

Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolestrol adalah

untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu < 10%

asupan energi sehari seharusnya dari lemak jenuh dan asupan makanan

kolesterol makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.

Namun demikian rekomendasi ini harus disesuaikan dengan latar belakang

budaya dan etnik.

4. Karbohidrat dan Pemanis.

Page 18: Home Visit Diabet

Anjuran konsumsi karbohidrat untuk orang dengan diabetes di Indonesia

adalah 60 –70% energi.

7. Serat.

Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk

orang yang tidak diabetes. Dianjurkan mengkonsumsi 20 –35 g serat

makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya

adalah kira-kira 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut.

8. Natrium.

Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa

yaitu tidak lebih dari 3000 mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi

ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mg natrium perhari.

PRINSIP PERENCANAAN MAKAN ORANG DENGAN DIABETES DI

INDONESIA

A. Kebutuhan Kalori.

Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mepertahankan berat badan

ideal komposisi energi adalah 60 –70% dari karbohidrat, 10 -15% dari

protein dan 20 –25% dari lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan

jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan

diabetes. Diantaranya adalah dengan memperhitungkan berdasarkan

kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah

dan dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur,

aktifikasi, kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan.

Cara lain adalah seperti tabel 1. Sedangkan cara yang lebih gampang lagi

adalah dengan pegangan kasar, yaitu untuk pasien kurus 2300 –2500 kalori,

normal 1700 –2100 kalori dan gemuk 1300 -1500 kalori.

Page 19: Home Visit Diabet

Tabel 1. Kebutuhan Kalori Orang Dengan Diabetes.

Perhitungan Berat Badan Idaman

Dengan rumus Brocca yang dimodifikasiadalah sebagai berikut :

Berat badan idaman = 90% x (TB dalam cm –100) x 1 kg.

Bagi pria dengan tinggi badan dibawah 160 cm dan wanita di bawah 150

cm, atau bagi mereka yang berumur lebih dari 40 tahun, rumus dimodifikasi

menjadi:

Berat badan ideal = (TB dalam cm –100) x 1 kg.Sedangkan menurut Body

Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu berat

badan (kg) TB2 sebagai berikut :

1. Berat ideal : BMI 21 untuk wanita

2. BMI 22,5 untuk pria.

Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori

1. Jenis Kelamin.

Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria, untuk ini dapat

dipakai angka 25kal/kg BB untuk wanita dan angka 30 kal/kg BB untuk

pria.

Dewasa Kalori/kg BB ideal

Kerja santai Sedang Berat

Gemuk 25 30 35

Normal 30 35 40

Kurus 35 40 40-50

Page 20: Home Visit Diabet

2. Umur.

Penurunan kebutuhan kalori diatas 40 tahun harus dikurangi 5% untuk tiap

dekade antara 40 dan 59 tahun, sedangkan antara 60 dan 69 tahun dikurangi

10%, diatas 70 tahun dikurangi 20%.

3. Aktifitas Fisik atau Pekerjaan.

Jenis aktifitas yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda pula. Jenis

aktifitas dikelompokan sebagai berikut :

- Keadaan istirahat : kebutuhan kalori basal ditambah 10%.

- Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah

tangga, dan lain-lain kebutuhan harus ditambah 20% dari kebutuhan basal.

- Sedang : pegawai di insdustri ringan, mahasiswa, militer yang sedang

tidak perang, kebutuhan dinaikkan menjadi 30% dari basal.

- Berat : petani, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit, kebutuhan

ditambah 40%.

- Sangat berat : tukang beca, tukang gali, pandai besi, kebutuhan harus

ditambah 50% dari basal.

5. Adanya komplikasi. Infeksi,

Trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu memerlukan

tambahan kalori sebesar 13% untuk tiap kenaikkan 1 derajat celcius.

6. Berat Badan.

Bila kegemukan/terlalu kurus, dikurangi/ditambah sekitar 20-30%

bergantung kepada tingkat/kekurusannya.

16. Senam Untuk Penderita DM

Untuk program pelaksanaan senam pada penderita DM atau senam usila

di Puskesmas IV Koni sudah tidak dilakukan lagi jadi pasien ini tidak

bisa ikut berpatisipasi melakukannya. Tapi diharapkan Puskesmas IV

Koni dapat membuat program baru atau meneruskan program senam

Page 21: Home Visit Diabet

usila karena melihat sangat besar manfaatnya untuk usila seperti salah

satunya pada pasien ini.

Saat melakukan kunjungan ke rumah pasien

Ruang tamu dalam rumah pasien

Page 22: Home Visit Diabet

Posisi dapur cukup luas, di lengkapi dengan lubang ventilasi

Kamar mandi, menggunakan jamban leher angsa

sudut luar ruangan bagian depan rumah