HOME INDUSTRY DODOL UBI JALAR JAMBEE
Keberadaan sektor informal di Kota Jambi ini sangat banyak dan
sebagian besar kurang memperhatikan kesehatan dan keselamatan
kerjanya sehingga dapat mengakibatkan kecelakaan kerja bagi para
pekerjanya yang dapat berakibat fatal. Di Jambi terdapat berbagai
macam makanan yang biasa dijadikan oleh-oleh khas Jambi salah
satunya dodol. Dodol ubi jalar merupakan makanan yang cukup jarang
ditemui pada masyarakat. Oleh karena itu, di Kota Jambi ini kami
menemukan sebuah tempat usaha home industry yang bernama Dodol
Jambee. Usaha ini dimiliki oleh Bapak Rio Jatmiko yang beralamat di
jalan Prum Aurduri No.323 RT 25 Kel. Penyengat Rendah Kec.
Telanaipura Kota Jambi.Pengambilan data ini dilakukan dengan metode
observasi dan wawancara pada pemilik perusahaan dodol, yaitu Bapak
Rio Jatmiko. Dari hasil observasi dan wawancara dikedodoli bahwa
hasil produksi dari dodol ubi jalar tersebut ini dijual di swalayan
dan toko oleh-oleh di Kota Jambi. Usaha ini telah berdiri sejak
dodoln 2005 dan sekarang memiliki 5 orang karyawan. Informasi lain
yang didapatkan bahwa tempat industri ini mempunyai hari kerja,
yaitu setiap 3 kali seminggu dengan lama kerja 8 jam kerja, mulai
dari pukul 08.00 sampai pukul 17.00 dengan jam istirahat selama 1
jam.
A.Alat dan Bahan yang Digunakan1. Alat-alat yang DigunakanAdapun
beragam alat yang digunakan dalam proses pembuatan dodol adalah
sebagai berikut:a. Mesin parutb. Mesin penghalus (blender)c. Mesin
pengadukd. Baskom bersihe. Ember bersihf. Kayu bakarg. Tungku
2. Bahan-bahan yang DigunakanAdapun bahan-bahan yang diperlukan
untuk pembuatan dodol adalah sebagai berikut:a. Ubi Jalarb. Airc.
Gula pasird. Mentegae. Susuf. Dll.
B.Proses Kerja1. PengupasanPertama kupas ubi jalar hingga bersih
dari kulitnya kemudian ubi jalar yang telah dikupas dipotong
menjadi bagian yang lebih kecil untuk memudahkan pengerjaan pada
saat diparut. Ubi jalar yang digunakan pada 1 kali pengolahan
biasanya mencapai 70 kilogram.
2. PencucianUbi jalar yang telah dikupas dan dipotong
kecil-kecil dicuci menggunakan air bersih hingga 2-3 kali. Kemudian
ubi jalar yang sudah bersih dimasukkan kedalam baskom besar bersih
yang telah disediakan.
3. PemarutanUbi jalar yang telah dicuci bersih diparut satu
persatu menggunakan mesin pemarut yang telah dicuci bersih terlebih
dahulu. Ubi jalar yang telah terparut ditampung didalam baskom
besar yang bersih.
4. PenghalusanUbi jalar yang telah diparut dimasukkan kedalam
mesin penghalus (blender) yang sudah bersih sampai sekitar nya.
Kemudian tambahkan air untuk memudahkan pengadukan. Penghalusan ini
dilakukan sekitar 15 menit sampai ubi jalar halus seperti bubur
cair.
5. PengadukanTahapan selanjutnya adalah proses pengadukan dengan
alat berupa mesin pengaduk. Mesin ini terdiri dari kuali besar dan
alat pengaduk yang dapat bekerja secara otomatis. Ubi jalar yang
sudah halus seperti bubur cair tadi dimasukkan kedalam mesin
pengaduk kemudian akan dilakukan pengadukan secara otomatis oleh
mesin pengaduk selama 4 jam. Setelah itu, tambahkan gula pasir
sebanyak 20 kilogram untuk 70 kilogram ubi jalar. Pengadukan
dilanjutkan selama 1-2 jam agar homogen. Kemudian tambahkan mentega
dan susu lalu diaduk kembali sekitar 1-2 jam. Jadi jika ditotal
pengadukan berlangsung 8 jam.
6. PengemasanProses selanjutnya adalah pengemasan dodol ubi
jalar. Dodol yang telah jadi di dinginkan terlebih dahulu selama 4
jam. Kemudian dodol dipotong sesuai ukuran kemudian dimasukkan
kedalam plastik kemasan dimana untuk kemasan plastik berisi 75 gr
dan kemasan kotak berisi 200 gr. Setelah dikemas barulah dodol ubi
jalar siap untuk dipasarkan.
7. Transportasi dan PemasaranSetelah dodol ubi jalar siap
dipasarkan, kemasan-kemasan ini dibawa menggunakan kendaraan
(mobil) ke swalayan-swalayan dan toko oleh-oleh disekitar Kota
Jambi.
C.Risiko Kerja yang Potensial Dapat Timbul Di Setiap Proses
Kerja1. Faktor-faktor Bahaya di Lingkungan Kerjaa. Proses kerja
atau proses pembuatan dodol ini dilakukan di ruangan yang sangat
panas sehingga berdampak kurang baik terhadap kesehatan, yaitu
dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi pada pekerjanya.b. Ruangan
pembuatan dodol cukup gelap dan sempit, sehingga memungkinkan
terjadinya kecelakaan saat pengupasan ubi yaitu tangan bisa terluka
akibat tidak dapat melihat secara jelas.c. Proses pembuatan dodol
ini dilakukan di ruangan yang kurang ventilasinya, sehingga asap
yang keluar dari tungku pembakaran akan sulit untuk keluar dari
ruangan tempat pembuatan dodol. Akibatnya, memungkinkan kepada para
pekerja mengalami gangguan pernapasan.d. Proses pembuatan dodol ini
meggunakan mesin parut yang mengeluarkan suara yang cukup besar
yang menimbulkan bising, sehingga memungkinkan para pekerja
mengalami gangguan pendengaran jika dalam waktu lama atau terus
menerus mendengarkan suara bising tersebut.e. Alat pelindung diri
pada proses pembuatan dodol ini masih dianggap kurang. Pekerja
tidak menggunakan alat pelindung diri yang lengkap pada saat
pembuatan dodol. Pekerja hanya menggunakan penutup kepala pada saat
pemarutan ubi jalar, dan pemakaian sepatu boot saat pencucian kuali
pemasak dodol, padahal masih banyak alat pelindung diri yang harus
dipakai seperti masker, apron, sarung tangan, serta sepatu boot.
Alat pelindung diri saat pengemasan dodol dianggap sudah cukup
baik.
2. Pengamatan Lainnyaa. Pada tempat industri ini tidak terdapat
tempat sampah yang memadai yaitu hanya berupa karung bekas yang
kondisinya kurang memenuhi syarat dan tidak terdapatnya sarana
saluran pembuangan air limbah sehingga air limbahnya dialirkan ke
got umum yang menyebabkan tercium aroma kurang sedap di sekitar
tempat industri dodol ini.b. Lantai di tempat industri dodol ini
masih terbuat dari tanah, sehingga apabila terdapat tumpahan air di
lantai tempat industri, membuat tempat industri menjadi becek dan
sanitasinya kurang.c. Di langit-langit atap tempat industri bagian
dalam tampak kotor berwarna hitam akibat asap yang menggumpal yang
sulit keluar dari ruangan tempat industri . Selain itu juga banyak
terdapat sarang laba-laba yang menempel pada langit-langit atap
tempat industri .d. Kondisi bangunan yang rendah dan tidak
terdapatnya jendela menyebabkan kondisi pencahayaan pada tempat
industri ini kurang baik. Hal itu juga menyebabkan suhu ruangan
pada tempat industri ini cukup tinggi dengan pertukaran udara yang
tidak lancar.
D.Upaya dan Saran Pencegahan terhadap Risiko Potensial1. Upaya
PencegahanPekerja pada tempat industri dodol ubi jalar milik Bapak
Rio Jatmiko ini mendapatkan alat pelindung diri seperti penutup
kepala, masker, apron, dan sarung tangan. Hal ini disampaikan oleh
Bapak Rio Jatmiko sebagai pemilik untuk kebersihan dodol agar dodol
yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi, hal itu terbukti dengan
adanya sertifikat keamanan pangan.
2. Saran Untuk PencegahanBanyak saran yang harus disampaikan
kepada pemilik tempat industri dodol ubi jalar milik Bapak Rio
Jatmiko ini, di antaranya adalah sebagai berikut:1. Perlu dilakukan
rekonstruksi bangunan tempat industri , yaitu berupa pembuatan
ventilasi yang cukup dan cerobong asap yang lebih tinggi agar
pertukaran udara dan jalan keluar asap dari tempat industri
berjalan lancar dan cukup baik, selain itu perlu dilakukannya
pembuatan lantai tempat industri untuk kenyamanan pekerja, serta
perlu dibuat ruangan khusus untuk setiap proses pengolahan agar
kebersihannya lebih terjaga.1. Perlu dilakukannya kerja sama dengan
Dinas Kebersihan untuk proses pembuangan sampah dan limbah tempat
industri , agar tidak dibuang di sekitar tempat industri yang
menimbulkan bau tidak enak. Hal ini dilakukan demi sanitasi yang
baik di tempat industri dodol, karena yang diproduksi adalah
makanan.1. Perlu dilakukannya penerangan yang cukup agar risiko
kecelakaan kerja sangat rendah.
11