Top Banner
0 HISTORY OF MEDICINE Disusun Oleh: Heddy Herdiman, dr., M.Kes Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2013
19

History of Medicine

Nov 30, 2015

Download

Documents

lusenhp

The medicine history
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: History of Medicine

0

HISTORY OF MEDICINE

Disusun Oleh:

Heddy Herdiman, dr., M.Kes

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Maranatha

2013

Page 2: History of Medicine

1

HISTORY OF MEDICINE

Heddy Herdiman

PIKIRAN DAN TUBUH YANG SEHAT

Apa ilmu pengobatan itu? Dan apakah kesehatan itu? Pada berbagai budaya dan waktu kita dapat

mendapatkan berbagai jawaban untuk pertanyaan tersebut. Kecenderungan pengobatan modern

barat adalah menyingkirkan penyakit, sehingga seseorang akan kembali sehat. Pada era yang

lebih awal, kedokteran barat sangat tergantung pada berbagai doa atau jampi-jampi, pengobatan

tradisional dari berbagai budaya, dan teori-teori yang kembali ke peradaban Arab dan lebih jauh

lagi berkiblat ke peradaban Yunani kuno. Perkembangan kedokteran tidak terjadi sampai dengan

tahun 1800-an, dan tidak sampai tahun 1900-an kedokteran mampu menurunkan angka kematian

yang tinggi yang disebabkan oleh karena infeksi. Pengobatan timur mengambil jalur yang

berbeda, dimana keseluruhan tubuh harus diperbaiki agar tetap sehat dan untuk mencegah

penyakit datang ke tubuh manusia. Sampai saat ini di tahun 2000-an, kedokteran barat telah

mulai menerima pemikiran mengenai menjaga kesehatan tubuh.

SEJARAH PENGOBATAN PERTAMA DI DUNIA

Pada penelitian arkeologi, ternyata orang-orang pada

zaman dahulu telah melakukan praktek pendekatan

perawatan medis. Bukti yang menunjukkan hal ini

didapatkan tengkorak-tengkorak dengan lubang yang

dibor atau dipotong secara rapi. Proses untuk membuat

lubang ini disebut trepanasi. Lubang ini dibuat dengan

anggapan untuk mengeluarkan penyakit dari dalam tubuh.

Tengkorak yang ditrepanasi telah ditemukan di Eropa dan

Amerika Selatan, dan luar biasanya beberapa dari itu

menunjukkan tanda-tanda bahwa pinggiran potongan dari lubang

tersebut mengalami penyembuhan yang artinya orang yang telah

dilakukan trepanasi tersebut bertahan hidup beberapa tahun

setelah dilakukan trepanasi, dan beberapa tengkorak

menunjukkan beberapa lubang trepanasi.

Pada tahun 3000BC orang-orang mulai untuk hidup di

kota-kota besar, seperti Babylonia. Penyakit-penyakit wabah

mulai muncul. Pada tahun 1700BC dokter-dokter Babylonia

harus mengikuti sejumlah

hukum. Hukum ini dituliskan

dalam Code of Hammurabi.

Orang-orang Mesir kuno

meninggalkan catatan yang

menggambarkan keseluruhan prosedur medis dan obat-obatan.

Dokter-dokter Mesir mulai melakukan spesialisasi dalam

mengobati organ-organ atau penyakit tertentu. Dokter Mesir

kuno yang paling terkenal adalah Imhotep, yang juga seorang

pendeta tinggi, arsitek, dan ahli astrologi. Orang Mesir percaya

bahwa roh-roh halus memasuki tubuh manusia dan

menyebabkan penyakit. Namun, pada zaman ini mereka tidak

terlalu tertarik dalam mempelajari anatomi tubuh bagian dalam,

dan mengejutkannya mereka harus mempelajari ini melalui

ketertarikan mereka dalam mengawetkan mumi. Sebagian

besar pengobatan Mesir terdiri dari pengobatan herbal.

Page 3: History of Medicine

2

SHAMAN DAN SUPERNATURAL

Di gua-gua di Perancis 17000 tahun yang

lalu didapatkan banyak gambar manusia

dengan topeng binatang melakukan ritual

tarian. Mereka adalah orang-orang yang

sekarang kita sebut sebagai shaman

(dukun), dan mereka masih ada pada

berbagai budaya di seluruh dunia,

termasuk Indonesia. Shaman banyak

ditemukan di daerah Arktik khususnya

Siberia, di populasi suku asli Amerika

Utara dan Amerika Selatan, Asia

Tenggara dan Kepulauan Pasifik. Di

Afrika Barat, shaman seringkali disebut

sebagai orang penyembuh atau dukun

(witch doctors). Aktivitas mereka

termasuk pengobatan dengan obat-obatan

dan jampi-jampi, dan kadang

melayangkan kutuk pada musuh. Orang-

orang percaya bahwa shaman juga

memiliki kekuatan untuk menyebabkan penyakit, untuk menentukan kesuburan atau kelahiran

anak, dan untuk mencegah terjadinya penyakit dengan menggunakan salep dan jimat. Shaman

dianggap mampu berbicara dengan Tuhan, dewa, arwah, dan yang telah mati.

PENGOBATAN AYURVEDA

Veda adalah serangkaian teks yang dituliskan di India antara

tahun 1200BC-900BC. Pengobatan yang direkomendasikan

Veda termasuk herbal dan juga doa dan ritual untuk

menyingkirkan iblis. Pengobatan Veda dipraktekan sampai

sekitar tahun 1000BC.

Setelah tahun 1000BC sekolah kedokteran muncul di

India, dan masih berdasarkan Veda, namun dengan gambaran

kepercayaan dari sistem lain, seperti Buddhism. Ini disebut

dengan Ayurvedic medicine (pengetahuan mengenai kehidupan).

Prinsip-prinsip dari pengobatan ini dituliskan dalam dua buku

yaitu Caraka-samhita dan Sushruta-samhita, yang ditulis oleh

dua dokter Caraka dan Sushruta.

Orang Hindu percaya bahwa tubuh dibentuk dari tiga

elemen esensial yaitu udara (atau napas), lendir, dan empedu. Ketiganya harus berada dalam

keadaan keseimbangan agar seseorang mendapatkan kondisi tubuh yang baik. Esensi ini akan

berinteraksi untuk memproduksi daging, lemak, sumsum, darah, tulang, chylus, dan semen.

Ayurvedic medicine meliputi pemulihan keseimbangan dari ketiga elemen ini, dengan kombinasi

doa, pengobatan herbal, diet, dan kadang pembedahan.

Dokter India sangat terlatih dalam membuat diagnosis. Banyak pengobatan herbal

dipersiapkan, dan juga obat-obatan yang berasal dari bagian tubuh hewan. Obat-obatan yang

digunakan di antaranya urin gajah, telur merak, dan buaya. Higiene juga dianggap penting oleh

ahli Bedah Ayurveda. Dokter-dokter menekankan kepentingan mencuci tubuh dan

membersihkan gigi secara teratur.

Page 4: History of Medicine

3

PENGOBATAN CINA

Pengobatan Cina telah berkembang selama ribuan tahun, dan tanpa

pengaruh dari dunia luar. Buku pengobatan Nei Ling adalah salah

satu hasil karya dalam pengobatan Cina. Menurut legenda, buku ini

ditulis 4000 tahun yang lalu oleh Yellow Emperor, Huang Ti. Buku

ini ditulis kira-kira pada tahun 200BC.

Pengobatan Cina sangat didasari oleh konsep yin dan yang,

yang merupakan dua kondisi yang berlawanan. Yin melambangkan

feminin, gelap, dan basah. Yang melambangkan maskulin, terang,

dan kering. Dalam buku Nei Ching, yin dan yang dikatakan

mengontrol tubuh, yang saling berhubungan

dengan komunikasi sistem tubuh dan

bercabang-cabang membawa darah dan ch’i

(energi vital), dan titik ch’i inilah yang menjadi

target pengobatan Cina. Kadang-kadang

sejumput herbal kering dibakar pada kulit yang

melambangkan titik-titik ini guna

membangkitkan energi vital. Akupunktur telah

dipraktekan lebih dari 4500 tahun yang lalu, dan

tetap merupakan pusat pengobat Cina

khususnya untuk nyeri dan mengobati adiksi.

Pengobatan Cina sangat tergantung juga pada

pengobatan herbal. Berbagai ramuan herbal telah digunakan

dalam pengobatan barat, seperti minyak jarak, champor,

chaulmoogra oil untuk mengobat lepra dan zat besi untuk

mengobati anemia. Ginseng merupakan stimulan yang sering

digunakan oleh masyarakat Cina guna meningkatkan

stamina.

Vaksinasi paling kuno yang ditemukan pada

pengobatan Cina adalah untuk mengobati variola (smallpox).

Mereka menginjeksikan sejumlah pus dari bagian kulit yang meradang ke orang yang sehat. Hal

ini menyebabkan kejadian penyakit yang ringan dan menyebabkan mereka imun terhadap

variola. Di Eropa sendiri vaksinasi tidak ditemukan sampai tahun 1700an.

HIPPOCRATES

Dokter Yunani kuno Asclepius hidup sekitar tahun 1200BC.

Menurut legenda, Asclepius sangat sukses dalam mengobati

penyakit sehingga dia diangkat menjadi dewa. Orang sakit

pergi dan tidur di kuil Asclepius (asklepia). Mereka percaya

bahwa Asclepius akan mengobati mereka di malam hari.

Diet dan mandi dengan bahan mineral merupakan salah satu

bahan pengobatan, namun tetap terapi utama pada saat itu

masih didasari dengan doa dan ritual. Sejak tahun 400BC

para filsuf Yunani mulai mencari pendekatan praktis

terhadap penyakit.

Yunani kuno memiliki kontak yang dekat dengan

Timur Tengah dan Asia, sehubungan dengan penaklukan

Alexander the Great. Di India mereka mengetahui

kepercayaan Veda. Hal ini menjelaskan kenapa para filsuf

Yunani percaya bahwa alam semesta ini terdiri dari empat

Page 5: History of Medicine

4

elemen – udara, tanah, api, dan air. Hal ini mendorong pemikiran bahwa tubuh terdiri dari empat

elemen cairan juga.

Pemikiran ini digagas oleh Hippocrates, yang dianggap sebagai bapak ilmu kedokteran

barat. Hippocrates dilahirkan di Kos sekitar tahun 460BC. Hippocrates menyatakan bahwa

penyakit memiliki penyebab alami. Dia menekankan dalam

kepentingan diagnosis dan mendorong para dokter untuk

menuliskan mengenai perkembangan dari suatu penyakit

(prognosis). Dia berpikir bahwa tubuh dapat menyembuhkan

dirinya sendiri dan proses ini dapat dipercepat melalui

perbaikan diet, olahraga, dan istirahat. Hal ini akan

membantu mengembalikan keseimbangan cairan. Jika

penyakit tidak berespon, cairan akan disingkirkan melalui

pengaliran darah (bloodletting), atau dengan membuat

pasien berkeringat. Pengobatan ini seringkali berhasil,

sekalipun alasan dibalik hal tersebut masih salah. Hal ini

yang mungkin menyebabkan kenapa teori cairan bertahan

samapi tahun 1800-an di pengobatan barat.

PENGOBATAN ROMA

Sekolah Yunani di Alexandria tetap menjadi

pusat pengajaran ilmu kedokteran, bahkan

setelah Roma menaklukan Yunani. Asclepiades

dari Bithynia (Turki) hidup dari 124BC-40BC.

Dia tidak percaya mengenai kemampuan

penyembuhan alami, termasuk mengenai cairan

yang menyebabkan penyakit. Dia

merekomendasikan pengobatan seperti tapal,

pijat, diet yang baik, dan banyak minum air

putih. Asclepiads juga yang pertama kali

mempelajari penyakit kejiwaan. Dia

menyarankan musik, terapi kerja, dan olahraga, bersama dengan anggar untuk memberikan efek

sedasi.

Roma mempekerjakan banyak dokter Yunani, dan bahkan banyak orang memilih terapi

dengan herbal dan jimat. Cornelius Celsus, seorang Roma, menulis sejarah pengobatan pada

sekitar tahun 25BC. Para dokter menggunakan tulisannya (De Medicus) sampai tahun 1400-an.

Dia menggambarkan bahwa penyakit mata, hidung dan telinga, hernia, batu kandung kemih, dan

Page 6: History of Medicine

5

kondisi lainnya. Selama abad 1 dan 2, banyak dokter Yunani bepergian ke Roma. Claudius

Galen pindah ke Roma pada tahun 162.

Diseksi manusia tidak diperbolehkan, oleh karena itu Galen mempelajari anatomi dengan

membedah monyet dan hewan lain, namun asumsi dia ternyata tidak semuanya benar.

Orang roma sangat merawat tubuh, mereka

menghabiskan berjam-jam di pemandian umum, berendam di

air hangat dan menikmati terapi pijatan. Hal ini dapat

membantu mereka untuk terhindari dari infeksi karena

higiene yang buruk.

Suplai air bersih merupakan ukuran kesehatan

masyarakat yang diperkenalkan di Roma. Saluran air dibuat di

atas jembatan yang membawa suplai air tawar dari sumbernya

yang berkilo-kilo meter jauhnya.

DUNIA ARAB

Selama periode pemerintahan Byzantinne (tahun 300-1453), hasil

karya pada dokter Yunani dan Roma dikumpulkan dan

diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di antaranya Persia dan

Syria.

Sementara itu kerajaan Arab yang sedang memiliki

kekuatan dan pengaruh menaklukan Persia dan Syria. Pada

mulanya Arab lebih menyukai pengobatan tradisionalnya, namun

seiring kekuatan agama islam yang semakin berkembang di

kerajaan Arab, banyak pengobatan tradisional mulai menghilang.

Para dokter mulai kembali ke pemikiran Yunani kuno dan

menerjemahkan teks Yunani ke dalam bahasa Arab. Hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran Yunani kuno menyebar

sampai dengan ke kerajaan Arab, ke Eropa dan Mediterania.

Ilmu pengobatan Arab tidak memberikan pengetahuan

yang baru, namun para penulis Arab memberikan deskripsi detail

mengenai penyakit dan diagnosis. Pada ahli bedah Arab di

Cordoba menuliskan teknik-teknik pembedahan pada mata dan

organ dalam. Orang Arab tertarik dalam bidang alkimia, yang

mana penelitian mereka menyebabkan penemuan banyak jenis

obat-obatan dengan tidak sengaja. Para alkimis juga

mengembangkan teknik-teknik dalam memurnikan bahan kimia

yang masih digunakan sampai sekarang.

Rhazes, seorang dokter Persia dilahirkan pada tahun 865.

Dia telah menulit lebih dari 200 buku dengan subjek yang luas.

Dia sangat dikagumi dan dihormati karena perawatan medisnya

khususnya untuk orang-orang miskin.

Page 7: History of Medicine

6

Katarak merupakan kondisi dimana lensa

menjadi keruh sehingga pandangan menjadi

buram dan pada akhirnya mengalami kebutaan.

Dokter-dokter Arab mengembangkan teknik

untuk menggantikan lensa yang keruh dan

mengembalikan penglihatan menjadi lebih baik.

WARISAN GALEN

Setelah kaisar Constantine membentuk kekristenan sebagai agama resmi di kekaisaran Roma,

kekuatan pengobatan Yunani dan pengajaran Galen mulai memudar. Sekali lagi, agama menjadi

bagian yang sangat berpengaruh dibandingkan dengan praktek medis. Penyakit seringkali

dipandang sebagai hukuman dari Tuhan atas dosa masa lalu. Doa dan ziarah ke peninggalan-

peninggalan suci merupakan penyembuhan yang direkomendasikan bagi penyakit-penyakit dan

terjadi pemujaan bagi orang-orang suci.

Opini gereja mengenai pengobatan disimpulkan oleh St.Bernard yang hidup dari tahun

1090-1153. Dia menyatakan bahwa pergi ke dokter merupakan perilaku yang tidak baik, karena

mencoba untuk mengobati penyakit dianggap sebagai melakukan intervensi dengan hukuman

Tuhan. Orang yang sekarat pada saat itu akan memanggil pendeta dibandingkan dengan dokter.

Para santo kristen pada saat itu ternyata berhubungan dengan berbagai kasus penyakit

yang mereka hadapi. St. Christopher menemukan orang dengan epilepsi, St. Roch menjadi

penyokong para korban wabah penyakit, St. Apollonia merawat mereka dengan sakit gigi, dan

St. Margaret membantu menyelamatkan para ibu saat proses persalinan.

Pengetahuan ilmu kedokteran mulai berkembang pada tahun 1000-an, ketika sejumlah

dokter mulai bekerja di Salerno Italia. Mereka membentuk sekolah kedokteran berpengaruh dan

menghidupkan kembali pemikiran-pemikiran kuno, khususnya pemikiran Galen. Orang-orang

menganggap bahwa pengajaran Galen akurat, sekalipun beberapa mengalami perubahan atau

disalahartikan dan memang pada mulanya terdapat kesalahan. Para dokter mengobati pasiennya

dengan diet dan obat-obatan, dan banyak yang diimpor dari Timur.

Bedah merupakan cabang terpisah dari kedokteran dan dilakukan oleh tukang pemangkas

rambut. Mereka memangkas rambut, mencabut gigi, memberi enema, dan melakukan

bloodletting.

Terdapat satu teknik pengobatan dari Yunani yang mengalami tantangan, dimana

Hippocrates merekomendasikan luka yang terbuka menjadi septik. Henri de Mondeville, seorang

ahli bedah dari Perancis yang hidup dari tahun 1260-1320 memiliki pemikiran lain dimana dia

Page 8: History of Medicine

7

merekomendasikan untuk menutup luka secepat mungkin dan menjaganya agar tetap kering dan

ditutup untuk mencegah infeksi.

PENEMUAN PADA MASA RENAISSANCE

Renaissance merupakan masa sejarah Eropa dari tahun 1400-1600an. Sebelumnya, kedokteran

Eropa hanya berdasarkan teori saja, bukan berdasarkan pada prakteknya. Para peneliti dan dokter

Renaissance mulai mempertanyakan tulisan-tulisan kuno Yunani mengenai ilmu kedokteran.

Beberapa individu berani menantang pengajaran gereja mengenai efek jiwa terhadap tubuh. Hal

ini dipimpin oleh orang-orang yang menolak tradisi dan berharap untuk menemukan dan

menyelidiki lebih jauh. Para peneliti mulai melakukan diseksi tubuh manusia. Para anatomis

pertama mengalami kebingungan bahwa yang dia temukan tidak sesuai dengan deskripsi Galen.

Pengetahuan baru ini mengawali mereka untuk memajukan ilmu bedah.

Revolusi terbesar dalam

pemahaman anatomi dan fisiologi

muncul dari hasil kerja dokter

keturunan Belgia Belanda Andreas

Vesalius. Pada tahun 1543 dia

mengeluarkan gambar detail dari

hasil diseksi tubuh manusia.

Vesalius adalah seorang profesor

anatomi di University of Padua,

Italia. Satu dari penerusnya,

Hieronymus Fabricius, mempelajari

fungsi katup pada vena dan

memiliki hipotesis bahwa katup

tersebut mencegah agar aliran vena

kembali berbalik menjauhi jantung.

Dia mencoba untuk menyatukan

temuannya dengan temuan Galen,

dan dari sana disimpulkan bahwa

Galen tidak berpikir bahwa darah

mengalir melalui sistem sirkulasi

tubuh. Salah satu dari muridnya,

seorang Inggris William Harvey,

berkontribusi dalam

mendemonstrasikan sirkulasi darah.

Namun, bahkan Harvey pun tidak

dapat menemukan hubungan akhir

karena dia tidak menyadari

bagaimana darah dapat berjalan dari arteri ke vena.

Dokter dan ahli biologi dari Italia Marcello Malpighi adalah seorang yang pada akhirnya

mampu menyelesaikan bagian cerita dari sirkulasi darah yang sebelumnya telah digagas oleh

William Harvey. Dia menemukan bahwa pembuluh kapiler adalah saluran yang menghubungkan

antara arteri dengan vena, yang sebelumnya Harvey tidak temukan.

Seiring orang-orang menyadari banyak manuskrip dan deskripsi kuno tidak akurat,

mereka mengumpulkan banyak deskripsi mengenai tanaman obat dalam buku herbal. Hal ini

memimpin ke dalam suatu penemuan banyak tanaman dan obat-obatan yang sebelumnya tidak

diketahui di Eropa Barat. Herbal ini di antaranya dalah akar kelembak, yang digunakan untuk

membersihkan saluran cerna.

Paracelsus adalah seorang dokter dari Swiss. Dia percaya akan ilmu alkimia, yang pada

saat itu sangat tidak populer, namun mengarahkan dia untuk menemukan berbagai jenis obat

Page 9: History of Medicine

8

baru. Oleh karena itu Paracelsus dianggap sebagai pelopor pengobatan penyakit dengan

menggunakan bahan kimia.

WABAH SAMPAR (BUBONIC PLAGUE)

Pada tahun 540 suatu

penyakit mewabah di Eropa.

Epidemi ini disebut sebagai

Justinian’s Plague, yang terjadi

setelah kekaisaran Byzantine

pada masa itu. Banyak orang

meninggal dunia sampai

kekaisaran ini hampir mengalami

keruntuhan. Selama tahun

1300an, wabah muncul kembali

di Eropa. Wabah ini disebut

dengan Black Death, atau

bubonic plague (penyakit pes).

Antara tahun 1348-1351 wabah ini merengut sekitar 20 juta nyawa.

Wabah ini telah mencapai Constantinople pada tahun 1347, yang dibawa oleh para

pedagang yang melarikan diri dari pasukan Mongol dari Asia. Mereka membawa penyakit ini

ketika menginjak rumput dimana mereka tinggal. Penyakit ini disebarkan oleh hewan pengerat,

dan khususnya tikus hitam (Rattus sp). Tikus yang terinfeksi bakteri (Yersinia pestis) digigit oleh

kutu (Xenopsylla cheopis) yang ingin menghisap darahnya. Ketika tikus inangnya mati, kutu

akan mencari sumber makanan baru. Kutu akan menggigit manusia

sehingga mereka kemudian terinfeksi oleh penyakit tersebut.

Orang yang terinfeksi akan mengalami pembengkakan di

sekitar leher, ketiak, dan lipat paha, dan mengalami pendarahan di

bawah kulit, dan menyebabkan peradangan yang disebut bubo

(lymphadenitis). Mereka banyak yang meninggal dan mayatnya

ditumpuk dalam sebuah lubang besar. Para dokter sendiri tidak

berdaya dalam menghadapi wabah ini. Isolasi penderita pun tidak membantu, karena tikus yang

terinfeksi masih tersebar dimana-mana. Seiring kematian tikus-tikus maka wabah pun secara

berangsur-angsur mulai menghilang, namun seringkali muncul setelah interval tertentu, bahkan

sampai saat ini pernah terjadi di Amerika Serikat.

Page 10: History of Medicine

9

‘The Triumph of Death’, lukisan yang dibuat oleh Pieter Bruegel pada tahun 1562.

Lukisan ini menceritakan tentang banyak rangka dan hysteria yang disebabkan karena wabah

sampar. Lukisan ini menggambarkan wabah sampar sebagai kemenangan dari kekuatan jahat.

Dokter sampar (plague doctor)

ditawarkan untuk mengobati dan

mencegah penyakit sampar. Untuk

menjaga diri mereka sendiri terhadap

infeksi mereka menggunakan kostum

khusus. Mereka mengenakan penutup

kepala dengan herbal yang berbau manis,

membawa jimat serta pomander. Pintu

rumah dimana korban sampar tinggal dicat

dengan tanda merah. Beberapa rumah

disegel, sekalipun jika masih ada yang

masih sehat tinggal di rumah tersebut.

PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Menegakkan diagnosis adalah suatu kemampuan di dalam mengidentifikasi suatu penyakit. Hal

ini dilakukan dengan observasi tanda dan gejala dari penyakit tersebut. Dokter dapat melakukan

sesi wawancara (anamnesis) dengan pasiennya, melakukan pemeriksaan fisik dan

memperhatikan perilaku pasien.

Di Yunani pada masa Hippocrates, para dokter mencoba mengidentifikasi penyakit dan

menentukan perkembangan penyakit selanjutnya (prognosis). Reputasi dokter bersandar pada

keakuratan prediksinya sekalipun pasien tersebut akan membaik atau meninggal. Hippocrates

mengajarkan bahwa setiap observasi dapat berarti. Para dokter Yunani menggunakan alat indera

dalam membuat diagnosis. Sentuhan, pengecapan, penglihatan, pendengaran, dan penciuman

dapat memberikan petunjuk yang berharga.

Pada masa Galen, memeriksa denyut nadi merupakan bagian dari penegakkan diagnosis.

Galen memberikan instruksi bagaimana cara memeriksa nadi, dan temuan ini dapat digambarkan

sebagai ‘cepat’ (tachycardia) atau ‘normal’.

Di dunia Arab, diagnosis meliputi pemeriksaan yang teliti termasuk melakukan

pemeriksaan nadi dan memeriksa urin.

Di Eropa penegakkan

diagnosis lebih seringkali

sembarangan, karena penyakit

dipandang sebagai hukuman dari

Tuhan. Hal ini menyatakan bahwa

penyebab penyakit tidak perlu

dipertanyakan dan penyakit tidak

dapat diobati kecuali dengan doa

Tidak sampai tahun

1700an terdapat kemajuan-

kemajuan nyata dalam membantu

seni penegakkan diagnosis. Pada

tahun 1761, seorang dokter dari

Wina yakni Leopold Auenbrugger

menemukan bahwa melakukan ketukan pada dinding dada pasien akan menghasilkan suara yang

dapat mengindikasikan suatu penyakit paru. Teknik ini masih dipakai hingga saat ini yang

disebut teknik perkusi, dan tidak hanya di dada namun juga pada perut. Namun, kebanyakan

dokter tidak melakukan pemeriksaan fisik, dan masih menegakkan diagnosis hanya dengan

Page 11: History of Medicine

10

wawancara pasien. Auskultasi berkembang seiring dengan ditemukannya stetoskop pada tahun

1816. Hal ini juga mempermudah dokter untuk mendengarkan denyut jantung dengan baik.

Pemeriksaan urin merupakan metode yang populer dalam hal penegakkan diagnosis.

Warna, bau, dan bahkan rasanya dianggap dapat memberikan informasi kondisi pasien.

KEBANGKITAN ILMU BEDAH

Pembedahan mungkin merupakan teknik kedokteran yang tertua. Penekanan dengan

menggunakan tangan di atas luka untuk menghentikan pendarahan pun merupakan bentuk teknik

bedah. Rangka-rangka prasejarah menunjukkan tanda-tanda tulang yang telah diperbaiki setelah

mengalami fraktur, dan lubang-lubang hasil pengeboran melalui atap tengkorak yang merupakan

bagian dari trepanasi. Beberapa peradaban kuno melakukan teknik pembedahan yang baik,

dengan operasi pada mata, dan bahkan pada usus. Namun, selama masa pertengahan,

kemampuan pembedahan ini hampir mengalami kepunahan. Pembedahan tidak diajarkan di

sekolah kedokteran di Eropa, dan dilakukan oleh para pemangkas rambut dan orang-orang tidak

terlatih lainnya. Selama masa Renaissance, terdapat pendekatan baru untuk memperbaiki hal ini.

The United Company of Barber-Surgeon dibentuk di London pada tahun 1540 untuk

memberikan pedoman untuk orang-orang yang akan melakukan tindakan operasi. Namun,

kebanyakan pasien masih meninggal akibat infeksi dikarenakan kurang higienis.

Pada tahun 1547, ahli bedah Perancis Ambroise Pare

tidak ingin mengikuti tradisi, dan tidak ingin melakukan teknik

kauterisasi luka dengan menggunakan besi panas. Dia

menemukan bahwa dia dapat menghentikan pendarahan dengan

cara mengikat pembuluh darah tersebut.

Pada tahun 1700an, setelah perkembangan ilmu anatomi

yang lebih baik mulai banyak dilakukan pengangkatan tumor dan

batu kandung kemih. Amputasi dilakukan dalam kurang dari

lima menit untuk meminimalisir nyeri dan syok. Pasien

mengalami sedasi dengan opium atau alkohol dan diobservasi

selama tindakan operasi. Namun tetap masih banyak yang

meninggal yang disebabkan karena infeksi selama operasi.

Dari tahun 1760an ahli bedah Inggris John Hunter merubah pembedahan dari tindakan

seperti tukang jagal amatir menjadi sebuah profesi ilmiah. Dia memberikan kuliah, menulis, dan

mengumpulkan spesimen.

Appendicitis telah dikenal sejak tahun 1500an, namun pembedahan untuk mengangkat

appendix dianggap sangat berbahaya. Oleh karena itu pada tahun 1902, Frederic Treves

melakukan drainase abses dari appendix Prince of Wales, sebelum pangeran dimahkotai Edward

Page 12: History of Medicine

11

VIII. Hal ini merupakan langkah awal dari Treves untuk mempopulerkan pembedahan

pengangkatan appendix.

Pembedahan sendiri pertama kali dilakukan di

Mesopotamia sekitar tahun 2000BC, dan di India sekitar tahun

100BC. Para ahli bedah India sangat terlatih dan bahkan

membuat catatan yang sangat detail mengenai pembedahan

katarak. Di Cina kuno, tindakan invasif sangat terlarang

sehingga pembedahan sangat jarang sekali dilakukan. Hua Tuo

tercatat telah melakukan operasi pada lengan seorang jendral

Kuan Yun.

Hua Tuo selanjutnya dieksekusi karena dianggap

sebagai pengkhianat terhadap kaisar ketika dia menawarkan

tindakan trepanasi pada pangeran Tsao Tsao. Pangeran

mencurigai adanya skenario pembunuhan terhadapnya.

Pembedahan yang lebih maju dilakukan di

masa Yunani dan Roma kuno, dan menyebar ke

kerajaan Arab, dan pada akhirnya kembali lagi ke

Eropa.

Tourniquet pertama kali dikembangkan

untuk menghentikan pendarahan setelah dilakukan

amputasi. Pita tourniquet dikencangkan dengan

sangat kuat di atas tempat pemotongan amputasi,

kemudian baut dikencangkan untuk menekan arteri

dan menghentikan pendarahannya.

BEBAS KUMAN DAN BEBAS NYERI

Pembedahan pada tahun 1600an merupakan bisnis yang sangat berbahaya. Pada saat itu tidak ada

konsep mengenai higienitas. Ahli bedah bekerja dengan baju yang mereka biasa pakai sehari-

hari, yang dapat terkena cipratan darah. Mereka menggunakan peralatan operasi secara terus

menerus tanpa memikirkan harus membersihkannya terlebih dahulu.

Dokter Hungaria, Ignaz

Semmelweiss menyadari

bahwa pasien banyak yang

mengalami infeksi setelah

dilakukan pemeriksaan oleh

para mahasiswa kedokteran

yang telah melakukann

tindakan diseksi. Dia melihat

bahwa ketika mahasiswa tidak

mengunjungi ruang diseksi

maka infeksi pun tidak terjadi.

Semmelweiss menekankan standar tinggi mengenai higienitas di rumah sakitnya, dan hal ini

memotong angka kematian secara dramatis. Dia banyak ditentang oleh rekan-rekan sejawatnya,

dan bahkan harus meninggalkan tempat prakteknya di Wina.

Sampai saat itu tidak satu pun menyadari bahwa mikroba yang menyebabkan dan

penyakit. Tidak sampai tahun 1860an Loius Pasteur menemukan infeksi bakteri. Ahli bedah

Inggris Joseph Lister menyadari bahwa banyak orang meninggal karena fraktur tulang yang

Page 13: History of Medicine

12

berat. Lister melakukan

observasi bahwa jika tulang

mengalami fraktur tanpa

menembus kulit (fraktur

tertutup), maka infeksi jarang

sekali terjadi. Namun jika

fragmen tulang menembus

kulit, dan terpapar dengan

udara, biasanya akan terjadi

infeksi, dan hal ini akan

berakibat akan dilakukan

amputasi bahkan kematian.

Ketika Lister

menemukan hasil karya

Pasteur, dia menyadari bahwa

bukanlah udara yang menjadi masalah penyakit, namun adanya bakteri yang mengkontaminasi

luka. Lister telah mendengar bahwa carbolic acid dapat digunakan untuk membunuh bakteri

pada limbah, dan dia mencoba untuk menyemprotkan carbolic acid pada luka. Eksperimen Lister

memberikan hasil yang dramatic dimana dari 11 pasien yang dilakukan tindakan operatif hanya

satu orang yang meninggal.

Anestesi memiliki sejarah yang sangat

panjang, sejak Yunani kuno telah menggunakan

obat-obatan untuk menghilangkan nyeri. Pada tahun

1800an, opium digunakan untuk membuat pasien

sopor. Alkohol digunakan dlam pembendahan untuk

membuat pasien lebih rileks. Ether dan nitrous oxide

adalah anestetik pertama yang lebih modern.

Pada tahun 1846 seorang dokter gigi dari Amerika

Thomas Morton menunjukkan bagaimana ether dapat digunakan

untuk menghilangkan nyeri selama pembedahan, sementara itu

John Warren juga bereksperimen dengan penggunaan nitrous

oxide (gas tawa). Bernapas melalui gas yang dapat menyebabkan

manusia pingsan karena tertawa terkekeh-kekeh. Chloroform

merupakan jenis anestesi lain yang pernah digunakan oleh John

Snow kepada Ratu Victoria selama kelahiran Pangeran Leopold.

Pada tahun 1848, Hannah Greener menjadi orang pertama

kali yang meninggal karena efek toksik dari chloroform. Pada

waktu itu Greener hanya menjalani operasi minor pencabutan

kuku ibu jari kaki.

KESEHATAN MASYARAKAT

Kesehatan masyarakat bukanlah suatu gagasan baru.

Orang Roma mengerti akan kebutuhan air bersih dan

membangun saluran air raksasa untuk mengalirkan air ke pusat

kota, termasuk juga ke tempat pemandian umum. Mereka juga

membangun sistem pembuangan limbah kota. Orang Roma

sendiri bukanlah yang pertama kali yang membangun saluran air.

Orang-orang Etruria (peradaban Italia kuno) telah membangun

Page 14: History of Medicine

13

saluran air sejak tahun 312BC. Pada zaman pertengahan di Eropa, gereja tidak setuju mengenai

konsep kebersihan diri, karena tampak sebagai kesenangan untuk memuaskan badan. Pada saat

itu tidak ada konsep kebersihan, limbah dan sampah dibuang ke jalan secara sembarangan,

sehingga tidak heran bila pada periode ini banyak sekali terjadi wabah pes, lepra, tuberculosis,

typhus abdominalis, dan cholera. Orang-orang berpikiran bahwa penyakit ini disebarkan oleh

miasma (bau tidak sedap). Teori miasma ini bertahan sampai tahun 1800an.

Wabah cholera telah membawa banyak masalah kepada masyarakat Eropa. Untuk

beberapa abad sungai Thames telah menjadi tempat pembuangan limbah di London dan

sekaligus menjadi sumber air minum. Air sungai menjadi kehitaman dan bau, dan pada akhirnya

seorang pelayan masyarakat yang bernama John Chadwick akan membawa perubahan di dalam

kesehatan masyarakat. Dia menulis buku dan diterbitkan pada tahun 1842 yang menceritakan

bahwa terdapat beberapa kemungkinan penyebab penyakit yang terjadi di daerah kumuh London,

dan menyarankan pengaturan suplai air ke rumah-rumah dengan air yang bersih dan pembuatan

saluran khusus limbah.

Tidak lama setelah muncul bukti-bukti dari risiko air yang

terkontaminasi, John Snow, seorang dokter dari London

menyadari bahwa banyak kasus cholera terlokalisir di daerah

kecil di dekat Broad Street. Investigasi menunjukkan bahwa

mereka semua mengambil air dari pompa umum. Snow

menyingkirkan pegangan pompa tersebut, dan hanya dalam

beberapa hari kasus wabah cholera mulai mengjilang. Namun

demikian butuh waktu bertahun-tahun untuk profesi medis untuk

menerima bahwa cholera bukanlah disebarkan oleh karena bau

busuk, namun karena meminum air yang terkontaminasi oleh

bakteri Vibrio cholerae pada limbah yang kotor.

PEMBURU MIKROBA

Kembali ke zaman Renaissance dimana

orang-orang berspekulasi bahwa kontak

dengan orang sakit dapat menyebarkan

penyakit, namun masih tidak ada satu

orang pun tahu apa yang

menyebabkannya. Pada awal tahun

1700an, peneliti dari Belanda Antonie van

Leeuwnhoek menggambarkan suatu

hewan kecil yang pada cairan tubuh yang

dia amati di bawah mikroskop. Hal ini

diduga berhubungan dengan berbagai

penyakit.

Dua ratus tahun kemudian, peneliti dari

Perancis Louis Pasteur pada akhirnya membuktikan

bahwa mikroba (kuman) adalah penyebab penyakit.

Pertama dia membuktikan bahwa mikroba

menyebabkan susu menjadi asam (yoghurt) dan

memfermentasi anggur. Dia juga menemukan bahwa

perlakuan pemanasan akan membunuh mikroba ini

(pasteurisasi).

Page 15: History of Medicine

14

Robert Koch, seorang dokter dari Jerman mempelajari anthrax. Dengan menggunakan

bakteri dari Koch, Pasteur membuat vaksin untuk mencegah penyakit anthrax pada hewan

ternak. Selain itu Pasteur pun yang pertama kali memproduksi vaksin rabies, sekalipun pada saat

itu Pasteur sendiri masih belum mengetahui apa yang menyebabkan rabies karena penyebabnya

adalah virus rabies yang hanya dapat diamati dibawah mikroskop elektron.

Koch mengatakan bahwa mikroba tertentu merupakan penyebab dari suatu penyakit.

Koch mampu membuktikan bahwa tuberculosis disebabkan oleh bakteri (Mycobacterium

tuberculosis). Selanjutnya dia pergi ke Mesir dan India untuk mempelajari cholera. Dia

membuktikan pula bahwa penyebab cholera adalah bakteri. Koch menemukan bahwa bakteri

penyebab cholera tinggal di saluran cerna manusia dan disebarkan melalui air yang

terkontaminasi. Pada tahun 1883 dia telah memberikan bukti dari temuan John Snow pada kasus-

kasus cholera sebelumnya. Koch selanjutnya kembali menemukan bakteri-bakteri yang

bertanggung jawab dalam penyebab diphtheria (Corynebacterium diphtheriae), typhus

abdominalis (Salmonella typhi), lepra (Mycobacterium leprae), dan berbagai infeksi lainnya.

IMUNISASI

Sejarah vaksinasi berarti menceritakan sejarah dari smallpox (cacar).

Penyakit virus ini telah menyebabkan kematian di Eropa dan koloni

Amerika, dan penyakit ini pula yang menghapuskan peradaban Inca dan

Aztec.

Pada tahun 1717, Lady Mary Wortley Montagu, istri dari duta

besar Inggris di Constantinople, melaporkan bahwa orang-orang Turki

memiliki metode tradisional untuk mencegah penyakit cacar. Mereka

mengambil nanah dari kulit cacar yang mengalami inflamasi dan

menggoreskannya ke kulit orang lain. Hal ini menyebabkan infeksi yang

tidak menyebabkan kelainan pada kulit orang tersebut, dan tampaknya

menyebabkan orang tersebut menjadi imun terhadap infeksi selanjutnya.

Lady Montagu sangat percaya diri

untuk mencoba teknik ini pada

anaknya sendiri, dan segera metode ini

digunakan secara luas di Eropa.

Perkembangan selanjutnya

muncul ketika Edward Jenner, seorang

dokter dari Inggris, mendengar bahwa

pemerah susu yang terkena cacar sapi

karena terinfeksi dari ternaknya tidak

tampak terkena cacar yang biasa

menjangkiti manusia. Cacar sapi

merupakan jenis penyakit cacar yang

bersifat ringan. Pada tahun 1796,

Jenner menginjeksikan virus cacar

sapi pada seorang anak. Enam minggu kemudian Jenner mencoba untuk menginfeksi anak

tersebut dengan virus cacar, dan anak tersebut tetap hidup. Setelah kejadian ini teknik injeksi

Edward Jenner menyebar di seluruh Eropa. Karena cacar tidak menyebabkan infeksi pada

hewan, maka cacar mungkin dapat dieradikasi secara total pada tahun 1970an.

PEMBUNUH KUMAN

Seiring vaksinasi dapat mencegah berbagai penyakit, namun masih sedikit penyakit yang dapat

diobati. Pertama kali adalah malaria, yang dapat diobati dengan quinine, yang diekstrak dari kulit

pohon kina dari Amerika Selatan. Merkuri digunakan dalam terapi syphilis namun ternyata

diketahui sangat toksik. Terapi obat sintetik baru, Salvarsan diperkenalkan oleh Paul Ehrlich

Page 16: History of Medicine

15

pada tahun 1910. Kemudian pada tahun 1932 peneliti Jerman Gerhard Domagk memproduksi

Prontosil, suatu pewarna merah yang menyerang bakteri Streptococcus.

Serangkaian obat antibakteria berkembang setelah munculnya Prontosil, di antaranya

adalah sulphonamides yang mencegah perkembangbiakan bakteri. Sulphonamides tidak selalu

efektif dan seringkali menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan ketika dikonsumsi.

Alexander Fleming adalah seorang peneliti yang mempelajari substansi antibakteria

alami yang diproduksi oleh tubuh. Dia pertama kali tertarik dengan lysozyme yang ditemukan

dalam air mata. Lysozyme melindungi permukaan mata dari serangan bakteri. Selain itu Fleming

juga meneliti Staphylococcus. Dia menumbuhkan koloni bakteri ini dalam cawan agar, dan

koloni Staphylococcus yang tumbuh di sekitar jamur akan mati. Fleming mengindentifikasi

jamur tersebut dan menemukan bahwa jamur tersebut memproduksi antibiotik yang disebut

penicillin. Dia tidak menyadari kepentingan penicillin pada saat itu, namun sepuluh tahun

kemudian, peneliti dari Oxford menemukan laporan dari Fleming ini. Mereka melakukan

serangkaian tes dan menemukan bahwa penicillin sangat efektif dalam melawan bakteri.

Obat baru ini sangat sukses dan segera

banyak sekali permintaan untuk penyediaan obat

tersebut. Setelah usaha yang luar biasa, dua

peneliti Oxford ini, Howard Florey dan Ernst

Chain menemukan cara untuk memproduksi

banyak jamur penghasil penicillin. Obat ini

digunakan selama Perang Dunia II untuk

mengobati luka perang. Masalah yang muncul

dari ini bahwa penicillin pun ternyata tidak

membunuh semua jenis bakteri.

MEMBANGUN TUBUH KEMBALI

Prosthesis adalah bagian tubuh buatan, dan contoh

sederhana dari prosthesis ini adalah gigi palsu. Gigi

palsu ditemukan sejak ribuan tahun yang lalu, namun

pada zaman modern sekarang gigi palsu dapat dibuat

dari bahan plastik khusus.

Prosthesis membuat kemajuan yang sangat luar

biasa sejak tahun 1900an. Prosthesis anggota gerak kini

semakin ringan dan terlihat sangat nyata, dan bahkan

dapat dikoneksikan dengan sistem saraf sehingga dapat

bergerak seperti anggota tubuh asli.

Page 17: History of Medicine

16

Pemasangan bidai dan pembalutan

seringkali digunakan pada seseorang dengan

fraktur tulang sampai fragmen tulang yang

mengalami fraktur mengalami penyembuhan

yang sempurna. Bila fraktur tulang dirasakan

sangat berat, maka lempeng logam akan

dibautkan ke dalam tulang untuk mendapatkan

sokongan dan imobilisasi yang lebih baik.

Katup jantung yang rusak karena

penyakit dapat pula digantikan dengan katup

jantung prosthesis. Jika sistem konduksi

jantung mengalami kelainan pun dapat

dipasangkan pacemaker buatan agar

menghasilkan irama jantung yang regular. Alat

ini memproduksi impuls listrik yang

menyebabkan jantung agar tetap berdenyut

dengan baik.

Transplantasi merupakan cara lain untuk membentuk bagian tubuh kembali, contohnya

transplantasi kulit dan transfusi darah. Transfusi darah pernah dicoba pada tahun 1600an, namun

mulai dirasa aman setelah perkembangan ilmu pengetahuan mengenai golongan darah pada

tahun 1800an, dan semakin berkembang lagi setelah dipelopori oleh Karl Landsteiner pada tahun

1901-1902 yang menentukan golongan darah manusia sistem A, B, O, dan AB.

Pada tahun 1921, Charles Best dan Frederick Banting telah menyelamatkan seekor anjing

diabetes dengan pemberian insulin yang diambil dari pankreas hewan lain. Hal ini mengawali

penggunaan insulin sintetik untuk mengobati diabetes.

TANAMAN DAN OBAT-OBATAN

Herbal telah digunakan oleh manusia dalam mengobati penyakit sejak

zaman prasejarah. Herbal ditemukan pada beberapa makam dan kuburan

kuno. Beberapa herbal digunakan karena keuntungannya, sementara di sisi

lain pun digunakan untuk kepentingan spiritual.

Dikatakan bahwa 80% populasi dunia masih bergantung pada

pengobatan herbal. Persiapan obat herbal yang digambarkan oleh Galen

dan dokter Yunani lainnya berasal dari resep-resep herbal dari dunia Arab,

dan dilanjutkan sampai zaman pertengahan. Banyak ahli obat memiliki

taman obat herbal pada saat itu, dan para penjelajah zaman Rennaisance

membawa herbal baru dari tanah yang mereka temukan. Tulisan mengenai

herbal yang ditulis oleh Nicholas Culperer pada tahun 1649, berjudul

Physicall Directory, menjelaskan pengamatan yang mendetail mengenai

herbal.

Selama bertahun-tahun, banyak tanaman yang ditemukan untuk

mengobati penyakit, seperti kulit pohon kina yang mengandung quinine

masih digunakan untuk mengobati malaria sampai saat ini. Tanaman

foxglove digunakan untuk mengobati lepra dan beberapa tipe penyakit jantung.

Berbagai herbal sangat beracun kecuali dipersiapkan dengan sangat hati-hati. Misalnya,

colchicines, yang diekstrak dari crocus flower dapat bersifat mematikan, namun merupakan

terapi yang baik untuk serangan gout akut. Ekstrak dari bahan aktif herbal selanjutnya menjadi

suatu ilmu pengetahun, setelah pada alkimis menemukan teknik destilasi. Teknik ini meliputi

perebusan suatu cairan sehingga air akan menguap, dan meninggalkan konsentrat.

Page 18: History of Medicine

17

Kebanyakan dari obat diberikan secara per oral, namun juga

dapat diberikan dengan cara lain. Penyakit paru dapat diterapi dengan menggunakan obat-obatan

serbuk atau spray yang dihirup langsung. Obat-obat injeksi digunakan agar dapat memiliki efek

yang lebih cepat atau pada kasus-kasus dengan penyakit saluran cerna, selain itu juga dapat

diberikan melalui absorbs kulit misalnya dengan menggunakan plester.

PENCITRAAN BADAN

Satu cara untuk mengetahui apa yang terjadi pada organ

dalam pasien adalah untuk dengan membuka badannya,

atau melalui lubang-lubang di dalam tubuh. Stetoskop

membantu untuk mengetahui kinerja jantung, dan

oftalmoskop mampu membantu untuk melihat bagian

dalam mata. Endoskop dikembangkan pada tahun 1805

dan bekerja lebih mirip dengan teleskop yang lebih

langsing. Endoskop pada saat itu dimasukkan melalui

oesophagus untuk melihat mukosa gaster, dan atau

melalui anus untuk untuk melihat rectum, atau melalui

vagina untuk melihat bagian dalam organ reproduksi

wanita. Endoskop pada mulanya bersifat kaku dan

sangat tidak menyenangkan untuk pasien, namun pada

thaun 1930an diciptakan endoskop yang fleksibel. Alat

ini bekerja dengan serat optik. Endoskop modern telah

dikembangkan kembali sehingga alat tersebut dapat

membawa alat-alat kecil lainnya seperti skalpel dan alat

untuk biopsi.

Temuan yang penting yang berperan

dalam melihat bagian dalam tubuh lainnya

merupakan suatu penemuan yang tidak

disengaja. Pada tahun 1895, peneliti Jerman

Wilhelm Röntgen menemukan sinar-X ketika

dia menginvestigasi sinar katoda. Dia

menerima penghargaan nobel untuk temuan ini

6 bulan kemudian. Sejak tahun 1920an, klinik

sinar-X telah menjadi bagian penting dalam

perang melawan tuberculosis.

Metode lain dalam pencitraan bagian

dalam tubuh dikembangkan pada tahun 1950an, yang merupakan hasil penelitian selama perang

dunia I. Sonar gelombang suara frekuensi tinggi pantulan dari kapal selam dapat direkam di

permukaan air. Dengan menggunakan teknik ini, ultrasound dapat mengambil gema dari

jaringan lunak, seperti tumor yang sebelumnya sulit dilihat dengan sinar-X. Ultrasound kini

merupakan prosedur rutin selama kehamilan.

Sinar-X dan ultrasound menghasilkan pencitraan yang sederhana, namun pada tahun

1967 Hodfrey Hounsfield memiliki gagasan untuk memberukan gambaran potongan tubuh yang

disatukan di komputer untuk menghasilkan gambaran 3-D. Hal ini merintis terhadap

Page 19: History of Medicine

18

dikembangkannya CAT (computerized axial tomography) dengan pasien yang ditempatkan pada

mesin yang besar.

MRI (magnetic resonance imaging) merupakan inovasi yang lebih baru. Teknik ini lebih

aman dibandingkan dengan teknik pencitraan lainnya, karena teknik ini menggunakan energi

magnetik, dan bukan merupakan suatu radiasi. Alat ini bahkan dapat menunjukkan perubahan

kimia tubuh seperti bagian otak yang sedang aktif saat pasien diminta untuk melakukan sesuatu.

Painting by Hendrik Goltzius (1587): The Physician as God, The Physician as an Angel,

The Physician as a Human, The Physician as the Devil