BAB ISTATUS PASIEN
I.Identitas PasienNama: Ny. SSJenis Kelamin: PerempuanUmur: 41
TahunAlamat: Kupang tegalPekerjaan: SwastaAgama : IslamStatus
Perkawinan: MenikahTgl. Masuk: 12-02-2015Tgl. Keluar:
14-02-2015
II. AnamnesisKeluhan Utama:Berdebar-debar
Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien datang ke Poli Penyakit Dalam
RSUD Ambarawa dengan keluhan berdebar-debar sejak7 hari sebelum
masuk rumah sakit. Keluhan disertai dengan nafas terasa berat dan
lemas. Nafas terasa berat dikeluhkan sejak 4 hari sebelum masuk
Rumah Sakit sedangkan keluhan lemas dirasakan sejak 1 tahun yang
lalu. Pasien juga mengaku sering keluar keringat pada malam hari
dan tangan yang gemetar. Keluhan ini dirasakan sudah hampir 1 tahun
yang lalu. Keluhan tidak disertai dengan rasa mual dan
muntah.Pasien mengeluh sering BAB dengan konsistensi cair selama 3
hari dengan frekuensi 3-4 x dan pada BAB tidak ditemukan adanya
darah maupun lendir. BAK normal. Pasien merasakan keluhannya
semakin mengganggu sehingga memutuskan untuk berobat ke Poli
Penyakit Dalam RSUD Ambarawa.
Riwayat Penyakit Dahulua. Riwayat keluhan yang sama :
disangkalb. Riwayat hipertensi: disangkalc. Riwayat DM: disangkald.
Riwayat penyakit jantung: disangkale. Riwayat penyakit ginjal:
disangkalf. Riwayat penyakit liver: disangkalg. Riwayat asma :
disangkalh. Riwayat alergi: disangkali. Riwayat
keganasan:disangkalRiwayat Penyakit Keluarga a. Riwayat keluhan
yang sama:disangkalb. Riwayat hipertensi : disangkalc. Riwayat DM:
disangkald. Riwayat penyakit jantung: disangkale. Riwayat penyakit
ginjal: disangkalf. Riwayat penyakit liver : disangkalg. Riwayat
alergi:disangkal
III. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis VITAL SIGNTekanan darah: 140/90 mmHgNadi
: 100 x/menitRespirasi : 24 x/menitSuhu : 37,5CTinggi Badan : 168
cmBerat badan : 49 Kg
KEPALABentuk : Normal, simetris Rambut : Hitam, lurus,
distribusi merata, tidak mudah dicabutMuka: Bulat, simetrisMata:
Konjungtiva ananemis, sklera anikterik, reflek cahaya
(+/+)Exophtalmus (+/+)Telinga : Liang telinga lapang, serumen (-),
sekret (-)Hidung : Septum tidak deviasi, pernapasan cuping hidung
(-),sekret (-)Mulut : Bibir tidak kering, sianosis (-), lidah tidak
kotor, gusi tidakada perdarahan, faring tidak hiperemisHidung :
Bentuk normal, septum di tengah, tidak deviasiMulut: Bibir tidak
sianosis, lidah tidak kotor, tidakhiperemis
LEHERTrakhea : Di tengahKGB : Tidak membesarJVP : Tidak
meningkat
THORAKSBentuk : Normal, simetrisRetraksi suprasternal :
(-)Retraksi interkostal : (-)
JANTUNGInspeksi : Iktus kordis tidak terlihatPalpasi : Iktus
kordis teraba sela iga IV garis midlavikula kiriPerkusi : Batas
atas sela iga II garis parasternal kiri- Batas kanan sela iga IV
garis parasternal kanan- Batas kiri sela iga IV garis
midklavikulaAuskultasi : Bunyi jantung I II normal, reguler, murmur
(-)
PARUInspeksi : Bentuk dan pergerakan hemitoraks kiri sama dengan
kananPalpasi : Fremitus taktil dan vokal hemitoraks kiri sama
dengan kananPerkusi : SonorAuskultasi : Suara nafas vesikuler
(+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)ABDOMENInspeksi :Perut cekung
simetrisvena kolateral (-)caput Medussae (-)umbilikus tidak
menonjolPalpasi : Nyeri tekan abdomen (-)Tidak ada pembesaran
heparTidak ada pembesaran lienPerkusi : Shifting dullnes
(-)Auskultasi : Bising usus (+) normal
GENITALIAKelamin : Perempuan, tidak ada kelainan
EKSTREMITAS Superior : HangatTremor (+)Eritema palmaris
(-/-)Sianosis (-/-)Clubbing finger (-/-)edema (-/-) Inferior :
Hangatedema (-/-)Sianosis (-/-)
IV. Usulan Pemeriksaaan Penunjang a. darah rutinb. T3,T4,TSH,
dan FT4
PEMERIKSAANHASILNILAI RUJUKANSATUANMETODE
Hematologi Darah Rutin Hemoglobin Leukosit Eritrosit Hematokrit
MCV MCH MCHC RDW Trombosit PDW MPV Limfosit Monosit Granulosit
Limfosit% Monosit% Granulosit% PCTKimia Klinik Glukosa Sewaktu SGOT
SGPT Ureum KreatininFungsi TiroidFT4T3T4TSH
11,29.35,042.998.433.534.012.234312.97.20.61.06,0 H24
L3.290.00.124
98211733 0.80
79.40 H3.73 H232.6 H0.005 L
13.5 - 17.54 - 104.5 - 5.840 - 5082 - 982732 - 3610 - 16150 -
40010 - 187 - 111.0 - 4.50.2 - 1.02 - 425 - 402 - 850 - 800.2 -
0.5
70 - 1000 - 500 - 5010 - 500.62 - 1.1
12.00 22.01.30 3.1066.0 181.00.270 4.20
g / dLribujuta%mikro m3pgg / dL%ribu%mikro m3103 / mikro103 /
mikro103 / mikro%%%%
mg / dLU / LIU / Lmg / dLmg / Dl
pmol/lpmol/lpmol/luIUl/ml
SpectrophotometryE. ImpedanceE. ImpedanceIntegration VolumeE.
ImpedanceE. ImpedanceE. ImpedanceE. ImpedanceE. ImpedanceE.
ImpedanceE. ImpedanceE. ImpedanceE. ImpedanceE. ImpedanceE.
ImpedanceE. ImpedanceE. ImpedanceE. Impedance
GOD - PAPIFCCIFCCEnzymatic UV test Jaffe
V. Diagnosa Klinis Hipertiroid
VI. Penatalaksanaan 1. Farmakologi : a. O2 nassal kanul 3-5
liter/menitb. IVFD NaCl 0,9% 20 tpmc. Inj. Ketorolac /8 jm IVd. PO
Sukralfat syr 3x1 Ce. PO Amlodipin 1x10f. PO PTU 3x100g. PO
propanolol 2x102. Non farmakologi :a. Elevasi kepala 30b.
IstirahatVII. Follow upTanggal17-05-201018-05-201019-05-2010
Keluhan -berdebar-debar-tremor-nafas terasa berat- lemas- keluar
keringat malam- diare
- tremor- nafas terasa berat sudah berkurang- diare
-tremor
Pemeriksaan fisik Kesadaran TD Nadi Pernapasan Suhu Berat badan
CM140/90mmHg100x/mnt24x/mnt37.50
C49kgCM120/80mmHg100x/mnt26x/mnt370 C49 kgCM120/70mmHg
88x/mnt28x/mnt36,50 C49kg
Mata eksoftalmusThorak Cor pulmopalpitasi
Ekstremitas Inferior Oedem Tremor keringat( + )
Dlm batas normal(+)
(-)(+)( +)( + )
Dalam batas normal(+)
(-)(+)( + )( +)
Dalam batas normal(+)
(-)(+)(- )
Diagnosa- hipertiroid
- hipertiroid
- hipertiroid
Penatalaksanaan- O2 nassal kanul 3-5 liter/menit- IVFD NaCl 0,9%
20 tpm- Inj. Ketorolac /8 jm IV- PO Sukralfat syr 3x1 C- PO
Amlodipin 1x10- PO PTU 3x300- PO propanolol 2x10
(+)
(+)(+)(+)(+)(+)(+)
(+)
(+)(+)(+)(+)(+)(+)(+)
(+)(+)(+)(+)(+)(+)
Pemeriksaan anjuran tambahan -Lab TSH, T3, T4- darah rutin-
kimia klinik
pulang
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
II.1 AnatomiHormon-hormon tiroid diproduksi oleh kelenjar
tiroid. Kelenjar tiroid bertempat pada bagian bawah leher, dibawah
Adam's apple. Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara
(trachea) dan mempunyai suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang
dibentuk oleh dua sayap (lobes) dan dilekatkan oleh suatu bagian
tengah (isthmus).
Tiroid adalah suatu kelenjar endokrin yang terdiri atas dua buah
lobus yang simetris, berbentuk konus dengan ujung di sebelah
cranial kecil dan ujung di sebelah caudal besar. Antara kedua lobus
tersebut dihubungkan oleh isthmus. Dari tepi superior isthimus
berkembang ke arah cranial lobus pyramidalis, yang dapat mencapai
os hyoideum dan pada umumnya berada di sebelah kiri linea mediana
(berasal dari ujung caudal ductus thyreo-glossus). Setiap lobus
berukuran kira-kira 5 cm dibungkus oleh fascia propria yang disebut
true capsula dan di sebelah luarnya lagi dibungkus oleh fascia
pretrachoalis membentuk false capsula.Glandula thyreoidea berada di
bagian anterior leher, di sebelah ventral bagian caudal larynx dan
bagian cranial trachea, terletak berhadapan dengan vertebra
cervicalis 5 7 dan vertebra thoracalis 1.Kedua lobus bersama dengan
isthmus glandulae thyreoideus memberi bentuk seperti huruf
U:.Ditutupi oleh m.sterno-hyoideus dan m.sterno-thyreoideus. Ujung
cranial lobus glandula thyreoidea mencapai linea obliqua
cartilaginis thyreoidei, ujung inferior meluas sampai cincin
trachea yang ke 5 6.Isthmus glandulae thyreoidea difiksasi pada
cincin trachea 2 3 dan 4. Selain itu glandula thyreoidea difiksasi
juga pada trachea dan pada tepi caudal cartilago cricoidea oleh
penebalan fascia pretrachealis yang disebut ligament of Berry.
Fiksasi-fiksasi tersebut tadi menyebabkan glandula thyreoidea turut
bergerak pada waktu proses menelan berlangsung.Lobus
pyramidalisdifiksasi pada tepi caudal os hyoideum oleh suatu
jaringan fibro-muscular yang dinamakan levator glandulae
thyreoideae. Setiap lobus mempunyai permukaan antero-lateral,
medial dan postero-lateral.
VascularisasiDiperoleh dari a.thyreoidea superior, a.thyreoidea
inferior dan kadang-kadang ada a.thyreoidea ima (kira-kira 3 %). 1.
Arteria thyreoidea superiorAdalah cabang pertama dari a.carotis
externa, setelah tembus fascia pretrachealis, kemudian menuju ke
ujung cranial lobus dan mempercabangkan ramus anterior dan ramus
posterior; ramus anterior menuju ke isthimus dan ramus posterior
berjalan sepanjang permukaan dorsal lobus dan mengadakan anastomose
dengan ramus ascendens yang dipercabangkan oleh a.thyreoidea
inferior.2. Arteria thyreoidea inferiorAdalah cabang dari truncus
thyreocervicalis yang berjalan menuju ke ujung inferior lobus
gldd.thyreoidea, mempercabangkan 4 sampai 5 buah cabang di sebelah
superficial fascia pretrachealis, lalu percabangan tersebut
menembusi fascia bersangkutan dan memberi suplai darah kepada
sebagian besar dari kelenjar ini.3. Arteria thyreoidea imaBiaanya
dipercabangkan oleh truncus brachiocephalis atau langsung
dipercabangkan dari arcus aortae; pembuluh darah ini perlu mendapat
perhatian pada waktu melakukan suatu tracheotomy.Aliran darah
venous dibawa oleh vena thyreoidea superior, vena thyreoidea media
dan vena thyreoidea inferior. Vena thyreoidea superior et media
bermuara kedalam vena jugularis interna, sedangkan v.thyreoidea
inferior akan bermuara kedalam vena brachiocephalica. Vena
thyreoidea inferior pada anal perlu mendapat perhatian pada suatu
tracheotomy.Aliran lympheYang berasal dari bagian cranial lobus
thyreoideus mengalir mengikuti a.thyreoidea superior untuk bermuara
kedalam lymphonodus cervicalis profundus.Dari isthmus lymphe
dialirkan kepada lymphonodus cervicalis profundus bagian cranialis.
Pembuluh lymphe dari ujung caudal glandula thyreoidea berjalan
mengikuti a.thyreoidea infeior menuju lymphonodus paratrachealis
dan selanjutnya menuju ke lymphonodus cervicalis profundus bagian
inferior.InervasiSympathis diperoleh dari ganglion cervicale
superius dan ganglion cervicale medius yang mencapai kelenjar
thyreoidea dengan mengikuti a.thyreoidea superior dan a.thyreoidea
inferior atau mengikuti perjalanannya nervus laryngeus externus dan
nervus recurrens.AplikasiPembesaran kelenjar thyreoidea (struma =
goitres) dapat terjadi karena kekurangan intake yodium, hal mana
bisa memberi gangguan berupa kelainan fungsi dan atau kelainan
fisik, seperti tekanan pada trachea, tekanan pada n.laryngeus
externus atau n.recurrens (suara menjadi monoton dan serak). Karena
capsula thyreoidea dibagian anterior adalah tebal dan kuat, maka
pembesaran kelenjar ini lebih mudah terjadi ke dorsal; demikian
pula halnya pembesaran akan lebih mudah meluas ke caudal, masuk
kedalam cavum thoracis, daripada meluas ke arah cranialis.Glandula
parathyreoidea merupakan empat buah benjolan kecil yang terletak
pada permukaan dorsal ujung-ujung glandula thyreoidea; ukuran
kira-kira 7 mm panjang, 4 mm lebar dan 2 mm tebal sehingga
kadang-kadang sukar dilihat. Mempunyai kapsulnya sendiri dan berada
di dalam capsula thyreoidea.Kelenjar tiroid mengambil yodium dari
darah (yang kebanyakan datang dari makanan-makanan seperti seafood,
roti, dan garam) dan menggunakannya untuk memproduksi hormon-hormon
tiroid. Dua hormon-hormon tiroid yang paling penting adalah
thyroxine (T4)dantriiodothyronine (T3)mewakili 99.9% dan 0.1% dari
masing-masing hormon-hormon tiroid. Hormon yang paling aktif secara
biologi (contohnya, efek yang paling besar pada tubuh) sebenarnya
adalah T3. Sekali dilepas dari kelenjar tiroid kedalam darah, suatu
jumlah yang besar dari T4 dirubah ke T3 - hormon yang lebih aktif
yang mempengaruhi metabolisme sel-sel.
II.2 DEFINISIHipertiroidisme atau tirotoksikosis adalah
manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam
sirkulasi yang diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang
hiperaktif.
II. 3 EPIDEMIOLOGIJumlah penderita Hyperteroidterus
meningkat.Hyperteroidmerupakan penyakit hormon yang menempati
urutan kedua terbesar di Indonesia setelah diabetes. Posisi ini
serupa dengan kasus di dunia.Lebih dari 90 % Hyperteroid adalah
akibat penyakit graves dan nodul tiroid toksik.Hyperteroidmenyerang
wanita 5 kali lebih sering dibanding laki-laki dan insidennya akan
memuncak pada usia ketiga serta keempat. Penderita penyakit tyroid
saat ini 2% sampai dengan 5 % adalah kebanyakan wanita, wanita
tersebut 1% sampai dengan 2% adalah wanita reproduktif. Prevalensi
penderita Hyperteroid menyerang wanita 5 kali lebih sering di
bandingkan dengan laki-laki dan insidennya akan memuncak dalam
decade usia ketiga serta ke empat.Keadaan ini dapat timbul setelah
terjadinya syok emosional, stress atau infeksi. Pada usia muda
umumnya disebabkan oleh penyakit graves, penyakit ini relative
sering di jumpai dan pada anak- anak jarang terjadi. sedangkan
struma multinodular toksik umumnya timbul pada usia tua. Di daerah
pantai dan kota, insidensya lebih tinggi di bandingkan di daerah
pegunungan atau di pedesaan.
II.4KLASIFIKASI1. Goiter Toksik Difusa (Graves Disease)Graves
disease adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya gangguan
pada sistem kekebalan tubuh dimana zat antibodi menyerang kelenjar
tiroid, sehingga menstimulasi kelenjar tiroid untukmemproduksi
hormon tiroid terus menerus. Graves disease lebih banyak ditemukan
pada wanita daripada pria, gejalanya dapat timbul pada berbagai
usia, terutama pada usia 20 40 tahun. Faktor keturunan juga dapat
mempengaruhi terjadinya gangguan pada sistem kekebalan tubuh dimana
zat antibodi menyerang sel dalam tubuh itu sendiri.1. Nodular
Thyroid DiseasePada kondisi ini biasanya ditandai dengan kelenjar
tiroid membesar dan tidak disertai dengan rasa nyeri. Penyebab
pastinya belum diketahui. Tetapi umumnya timbul seiring dengan
bertambahnya usia.1. Sub acute ThyroiditisDitandai dengan rasa
nyeri, pembesaran kelenjar tiroid dan inflamasi, dan mengakibatkan
produksi hormon tiroid dalam jumlah besar ke dalam darah. Umumnya
gejala menghilang setelah beberapa bulan, tetapi bisa timbul lagi
pada beberapa orang.d. Postpartum ThyroiditisTimbul pada 5 10%
wanita pada 3 6 bulan pertama setelah melahirkan dan terjadi selama
1 -2 bulan. Umumnya kelenjar akan kembali normal secara
perlahan-lahan.
II. 5ETIOLOGILebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh
penyakit graves, suatu penyakit tiroid autoimun yang antibodinya
merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormon yangberlebihan.
II. 6 FAKTOR RESIKO Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada
laki-laki Pada usia lebih dari 50 tahun Post trauma
emosionalRiwayat keluarga
II.7 PATOGENESISPada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma
menurun, karena ada sesuatu yang menyerupai TSH, Biasanya
bahan-bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI
(Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan
reseptor membranyang sama dengan reseptor yang mengikat TSH.
Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan
hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien
hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI
meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada
kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam,berbeda dengan efek TSH yang
hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang
disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh
kelenjarhipofisis anterior.
II. 8PATOFISIOLOGIHipertiroid adalah suatu keadaan klinik yang
ditimbulkan oleh sekresi berlebihan dari hormon tiroid yaitu
tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Didapatkan pula peningkatan
produksi triiodotironin (T3) sebagai hasil meningkatnya konversi
tiroksin (T4) di jaringan perifer. Pada kebanyakan penderita
hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari
ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan
lipatan-lipatan sel-sel folikel kedalam folikel, sehingga jumlah
sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan
pembesaran kelenjar. Setiap sel juga meningkatkan kecepatan
sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih
besar daripada normal.Dengan meningkatnya kadar hormon ini maka
metabolisme jaringan, sintesa protein dan lain-lain akan
terpengaruh, keadaan ini secara klinis akan terlihat dengan adanya
palpitasi, takikardi, fibrilasi atrium, kelemahan, banyak keringat,
nafsu makan yang meningkat, berat badan yang menurun. Kadang-kadang
gejala klinis yang ada hanya berupa penurunan berat badan, payah
jantung, kelemahan otot serta sering buang air besar yang tidak
diketahui sebabnya.
II. 9MANIFESTASI KLINISPada individu yang lebih muda manifestasi
yang umum termasuk palpitasi, kegelisahan, mudah lelah dan diare,
banyak keringat, tidak tahan panas, dan senang dingin. Sering
terjadi penurunan berat badan jelas, tanpa penurunan nafsu makan.
Pembesaran tiroid, tanda-tanda tirotoksikosis pada mata, dan
takikardi ringan umumnya terjadi. Kelemahan ototdan berkurangnya
massa otot dapat sangat berat sehingga pasien tidak dapat berdiri
dari kursi tanpa bantuan. Pada anak-anak terdapat pertumbuhan cepat
dengan pematangan tulang yang lebih cepat. Pada pasien diatas 60
tahun, manifestasi kardiovaskuler dan miopati sering lebih
menonjol. Keluhan yang paling menonjol adalah palpitasi, dispneu
d`effort, tremor, nervous dan penurunan berat badanPenderita
hipertiroidisme memiliki bola mata yang menonjol yang disebut
dengan eksoftalmus, yang disebabkan oleh edema daerah retro-orbita
dan degenerasi otot-otot ekstraokuli. Penyebabnya juga diduga
akibat proses autoimun. Eksoftalmus berat dapat menyebabkan
teregangnya N. Optikus sehingga penglihatan akan rusak. Eksoftalmus
sering menyebabkan mata tidak bisa menutup sempurna sehingga
permukaan epithel menjadi kering dan sering terinfeksi dan
menimbulkan ulkus kornea.Gejala klinis pasien yang sering
berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon
tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh
yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang
menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami
kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung
tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan
terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali
perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang
abnormal.Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan
salah satu efek hormon tiroid pada sistem
kardiovaskuler.Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi
autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot
ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.Pada beberapa
kasus ditemukan payah jantung, sedangkan tanda-tanda kelainan
tiroid sebagai penyebab hanya sedikit.Payah jantung yang tidak
dapat diterangkan pada umur pertengahan harus dipikirkan
hipertiroidisme, terutama bila ditemukan juga curah jantung yang
tinggi atau atrium fibrilasi yang tidak dapat diterangkan. Pada
usia lanjut ada baiknya dilakukan pemeriksaan rutin secaraberkala
kadar tiroksin dalam darah untuk mendapatkan hipertiroidisme dengan
gejala klinikjustru kebalikan dari gejala-gejala klasik seperti
pasien tampak tenang, apatis, depresi dan struma yang kecil.
II. 10PENEGAKAN DIAGNOSISGambaran klinik hipertiroidi dapat
ringan dengan keluhan-keluhan yang sulit dibedakan dari reaksi
kecemasan, tetapi dapat berat sampai mengancam jiwa penderita
karena timbulnya hiperpireksia, gangguan sirkulasi dan kolaps.
Keluhan utama biasanya berupa salah satu dari meningkatnya
nervositas, dada berdebar atau kelelahan.Penegakan diagnosis pada
penyakit ini telah dikerjakan dengan indeks Wayne dan New Castle
yang didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan
teliti.Berikut ini adalah 2 tabel yang berisi indeks Wayne dan
indeks New Castle.1. Indeks Wayne :
GejalaskorTandaadaTidak ada
Sesak nafas1Pembesaran pada tiroid3-3
Palpitasi2Bruit pada tiroid2-2
Mudah lelah2Eksoftalmus2
Senang hawa panas-5Retraksi palpebral2
Senang hawa dingin5Palpebral terlambat4
Keringat berlebihan3Hiperkinesis2
Gugup2Telapak tangan lembab1-2
Nafsu makan meningkat3Nadi < 80x/menit-3
Nafsu makan turun-3Nadi > 90x/menit3-2
Berat badan naik-3Fibrilasi atrial4
Berat badan turun1
Tabel 1. Indeks WayneHasil skor:18 = hipertiroid
II. 11 PENATALAKSANAAN1. Non farmakologis1. IstirahatPasien
harus beristirahat apabila hipertiroid yang dialami dalam keadaan
berat.Hal ini dimaksudkan supaya metabolisme pasien tidak makin
meningkat.1. Diet Diet tinggi protein dan tinggi kalori harus
diberikan supaya keseimbangan nutrisi pada pasien tetap terjaga.1.
InformasiInformasikan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit
yang diderita pasien. Sebaiknya pasien juga paham mengenai kondisi
kesehatan pasien saat ini dan yang akan datang. 1. Farmakologis1.
Obat antitiroid.
Obat-obat yang termasuk golongan ini adalah thionamide, yodium,
lithium, perchlorat danthiocyanat.Obat yang sering dipakai dari
golongan thionamide adalah propylthiouracyl (PTU), 1 - methyl - 2
mercaptoimidazole (methimazole, tapazole, MMI), carbimazole.Obat
ini bekerja menghambat sintesis hormon tetapi tidak menghambat
sekresinya, yaitudengan menghambat terbentuknya monoiodotyrosine
(MIT) dan diiodotyrosine (DIT), serta menghambat coupling
diiodotyrosine sehingga menjadi hormon yang aktif.PTU juga
menghambat perubahan T4 menjadi T3 di jaringan tepi, serta harganya
lebih murah sehingga pada saat ini PTU dianggap sebagai obat
pilihan.Dosis obat antitiroid dimulai dengan 300 600 mg perhari
untuk PTU atau 30 60 mg per hariuntuk MMI/carbimazole, terbagi
setiap 8 atau 12 jam atau sebagai dosis tunggal setiap 24jam. Dalam
satu penelitian dilaporkan bahwa pemberian PTU atau carbimazole
dosis tinggi akan memberi remisi yang lebih besar.Efek samping
ringan berupa kelainan kulit misalnya gatal-gatal, skin rash
dapatditanggulangi dengan pemberian anti histamin tanpa perlu
penghentian pengobatan. Dosisyang sangat tinggi dapat menyebabkan
hilangnya indera pengecap, cholestatic jaundicedan kadang-kadang
agranulositosis (0,2 - 0,7%), kemungkinan ini lebih besar
padapenderita umur di atas 40 tahun yang menggunakan dosis
besar.Obat anti-tiroid dapat memiliki efek samping seperti ruam,
gatal, atau demam, tapi ini jarang terjadi.
1. YodiumPemberian yodium akan menghambat sintesa hormon secara
akut tetapi dalam masa 3minggu efeknya akan menghilang karena
adanya escape mechanism dari kelenjar yangbersangkutan, sehingga
meski sekresi terhambat sintesa tetap ada.
Akibatnyaterjadipenimbunan hormon dan pada saat yodium dihentikan
timbul sekresi berlebihan dangejala hipertiroidi menghebat.
Pengobatan dengan yodium (MJ) digunakan untukmemperoleh efek yang
cepat seperti pada krisis tiroid atau untuk persiapan
operasi.Sebagai persiapan operasi, biasanya diguna-kan dalam bentuk
kombinasi. Dosis yangdiberikan biasanya 15 mg per hari dengan dosis
terbagi yang diberikan 2 minggu sebelum dilakukan pembedahan.1.
Penyekat beta blockerTerjadinya keluhan dan gejala hipertiroidi
diakibatkan oleh adanya hipersensitivitas padasistim simpatis.
Meningkatnya rangsangan sistem simpatis ini diduga akibat
meningkatnya kepekaan reseptor terhadap katekolamin. Penggunaan
obat-obatan golongan simpatolitikdiperkirakan akan menghambat
pengaruh hati. Reserpin, guanetidin dan penyekatbeta (propranolol)
merupakan obat yang masih digunakan. Berbeda dengan
reserpin/guanetidin, propranolol lebih efektif terutama dalam
kasus-kasus yang berat.Di samping pengaruh pada reseptor beta,
propranolol dapat menghambat konversi T4 ke T3 di perifer. Bila
obat tersebut dihentikan, maka dalam waktu 4 - 6 jam hipertiroid
dapat kembali lagi.1. OperatifIndikasi utama untuk melakukan
tindakan pembedahan adalah mereka yang berusia muda dan gagal atau
alergi terhadap obat-obat antitiroid. Tindakan pembedahan berupa
tiroidektomi subtotal juga dianjurkan pada penderita dengan keadaan
yang tidak mungkin diberi pengobatan dengan I (wanita hamil atau
yang merencanakan kehamilan dalamwaktu dekat). Indikasi lain adalah
mereka yang sulit dievaluasi pengobatannya, penderitayang
keteraturannya minum obat tidak terjamin atau mereka dengan struma
yang sangatbesar dan mereka yang ingin cepat eutiroid atau bila
strumanya diduga mengalami keganasan, dan alasan kosmetik. Untuk
persiapan pembedahan dapat diberikan kombinasi antara thionamid,
yodium atau propanolol guna mencapai keadaan eutiroid.
II. 9 PROGNOSISHipertiroid yang disebabkan oleh goiter
multinodular toksik dan toksik adenoma bersifat permanen dan
biasanya terjadi pada orang dewasa. Setelah kenormalan fungsi
tiroid tercapai dengan obat-obat antitiroid, direkomendasikan untuk
menggunakan iodin radioaktif sebagai terapi definitifnya.
Pertumbuhan hormon tiroid kemungkinan akan terus bertambah
perlahan-lahan selama diterapi dengan obat-obat antitiroid. Namun
prognosisnya akan jauh lebih baik setelah diterapi dengan iodin
radioaktif.