HIGIENE DAN SANITASI PENGOLAHAN PANGAN PENDAHULUAN Sudah merupakan sifat alamiah manusia untuk berusaha mengubah lingkungan dengan cara-cara tertentu untuk menghasilkan kondisi yang paling menguntungkan baginya. Salah satu contoh dari usaha ini tercakup dalam ilmu sanitasi (sanitary science). Saniter adalah suatu istilah yang secara tradisional dikaitkan dengan kesehatan terutama kesehatan manusia. Oleh karena kesehatan manusia dapat dipengaruhi oleh semua faktor-faktor dalam lingkungan, maka dalam prakteknya, implikasi saniter meluas hingga kesehatan semua organisme hidup. Sanitasi didefinisikan sebagai pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit tersebut. Secara luas ilmu sanitasi adalah penerapan dari prinsip-prinsip tersebut yang akan membantu dalam memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan yang baik pada manusia. Untuk mempraktekkan ilmu ini, maka seseorang harus mengubah segala sesuatu dalam lingkungan yang dapat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HIGIENE DAN SANITASI PENGOLAHAN PANGAN
PENDAHULUAN
Sudah merupakan sifat alamiah manusia untuk berusaha mengubah
lingkungan dengan cara-cara tertentu untuk menghasilkan kondisi yang
paling menguntungkan baginya. Salah satu contoh dari usaha ini tercakup
dalam ilmu sanitasi (sanitary science).
Saniter adalah suatu istilah yang secara tradisional dikaitkan dengan
kesehatan terutama kesehatan manusia. Oleh karena kesehatan manusia
dapat dipengaruhi oleh semua faktor-faktor dalam lingkungan, maka dalam
prakteknya, implikasi saniter meluas hingga kesehatan semua organisme
hidup. Sanitasi didefinisikan sebagai pencegahan penyakit dengan cara
menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan
dalam rantai perpindahan penyakit tersebut.
Secara luas ilmu sanitasi adalah penerapan dari prinsip-prinsip
tersebut yang akan membantu dalam memperbaiki, mempertahankan atau
mengembalikan kesehatan yang baik pada manusia. Untuk mempraktekkan
ilmu ini, maka seseorang harus mengubah segala sesuatu dalam lingkungan
yang dapat secara langsung atau tidak langsung membahayakan terhadap
kehidupan manusia. Dalam arti luas, juga mencakup kesehatan masyarakat
(taman, gedung-gedung umum, sekolah , restoran dan lingkungan lainnya).
Sanitasi akan membantu melestarikan hubungan ekologik yang seimbang.
Sanitasi pangan merupakan hal terpenting dari semua ilmu sanitasi
karena sedemikian banyak lingkungan kita yang baik secara langsung
maupun tidak langsung berhubungan dengan suplai makanan manusia. Hal
ini sudah disadari sejak awal sejarah kehidupan manusia dimana usaha-
usaha pengawetan makanan telah dilakukan seperti penggaraman,
pengasinan, dan lain-lain.
Dalam industri pangan, sanitasi meliputi kegiatan-kegiatan secara
aseptik dalam persiapan, pengolahan dan pengkemasan produk pangan;
pembersihan dan sanitasi pabrik serta lingkungan pabrik dan kesehatan
pekerja. Kegiatan yang berhubungan dengan produk pangan meliputi
pengawasan mutu bahan mentah, penyimpanan bahan mentah, penyediaan
air baik, pencegahan kontaminasi pada semua tahap pengolahan dari
berbagai sumber kontaminasi, serta pengkemasan dan penggudangan
produk akhir.
Sanitasi harus berhubungan dengan semua segmen lingkungan yang
dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Oleh karena itu ilmu sanitasi harus
berurusan dengan faktor-faktor fisik, kimia, dan biologik. Secara umum,
faktor fisik dan kimia lebih mudah ditangani daripada faktor biologis.
Faktor biologis dari lingkungan inilah yang terutama berkaitan erat dengan
sanitasi karena organisme hidup akan bereaksi terhadap keadaan fisik dan
lingkungan yang berbeda. Oleh karena itu untuk mendalami ilmu sanitasi
maka diperlukan pengertian yang baik akan sifat-sifat organisme hidup ini.
Selain itu perlu juga dipahami keterkaitan antar faktor yang mempengaruhi
kesehatan manusia.
Potensi mikroba untuk merusak pangan dan menimbulkan penyakit
pada manusia, organisme lain dan tanaman, berarti bahwa mikrobiologi
harus memegang peranan yang sangat penting dalam ilmu sanitasi. Oleh
karena itu orang yang berkepentingan dalam sanitasi industri pangan perlu
memiliki pengertian dasar tentang mikroorganisme dalam kaitannya dengan
manusia dan pengawasan terhadap mikroorganisme dalam lingkungan
tertentu.
Tapak Jalan Perpindahan Sumber Kontaminasi
Pada umumnya kontaminasi pada pangan dapat diamati berdasarkan
tapak jalan perpindahan penyakit dari satu sumber ke sumber lainnya. Pada
Gambar 1 ini terlihat bahwa perpindahan penyakit dapat berlangsung dari
debu, tanah, udara, manusia, bahan makanan, peralatan (alat
makan/pengolahan), air, binatang peliharaan dan serangga.
SUMBER KONTAMINASI DALAM INDUSTRI PANGAN
Mikroorganisme yang memegang peranan penting dalam sanitasi
pangan adalah terutama mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit.
Penyakit yang ditimbulkan melalui makanan dapat dikelompokkan dalam
dua jenis. Jenis yang pertama adalah keracunan makanan akibat toksin yang
diproduksi oleh mikroba. Dalam hal ini, mikroba yang tumbuh akan
memproduksi senyawa yang bersifat larut dan beracun yang dikeluarkan ke
dalam makanan dan menyebabkan penyakit, bila makanan tersebut
dikonsumsi. Dalam keracunan makanan akibat toksin ini, mikrobanya tidak
perlu tertelan untuk menghasilkan penyakit, cukup toksinnya saja. Jenis
keracunan ini disebut juga intoksikasi. Mikroorganisme yang menimbulkan
jenis keracunan makanan seperti ini antara lain adalah Staphylococcus
aureus, Clostridium botulinum, C. perfringens, Bacillus cereus, dan Vibrio
parahaemolyticus. Wabah keracunan yang terjadi seringkali melibatkan
makanan yang berasal dari hewani seperti daging unggas, telur, daging,
hasil laut, dan produk-produk susu.
Jenis keracunan makanan yang kedua adalah infeksi makanan, yaitu
masuknya mikroba ke dalam alat pencernaan manusia. Disini mikroba
tersebut akan tumbuh, berkembang biak dan menimbulkan penyakit. Dalam
infeksi seperti ini toksin juga diproduksi ketika organismenya sedang
tumbuh, tetapi gejala penyakit yang utama bukan dihasilkan oleh adanya
senyawa toksin dalam makanan ketika dikonsumsi melainkan oleh
mikrobanya sendiri. Oleh karena itu, penyembuhan penyakit infeksi ini
membutuhkan pengobatan yang ditujukan untuk menghilangkan
mikrobanya dari dalam tubuh. Mikroba yang menimbulkan infeksi melalui
makanan antara lain adalah Brucella sp., E.coli, Salmonella sp., Shigella sp.,
Streptococcus grup A, Vibrio cholerae dan virus hepatitis A.
Pekerja
Pekerja yang menangani pangan dalam suatu industri pangan merupakan
sumber kontaminasi yang penting, karena kandungan mikroba patogen pada
manusia dapat menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan.
Manusia yang sehat merupakan sumber potensial mikroba-mikroba
seperti Staphylococcus aureus, baik koagulase positif maupun koagulase
negatif; Salmonella, Clostridium perfringens dan streptokoki (enterokoki)
dari kotoran (tinja). Stafilokoki umum terdapat dalam kulit, hidung, mulut
dan tenggorokan, serta dapat dengan mudah dipindahkan ke dalam
makanan.Sumber kontaminasi potensial ini terdapat selama jam kerja dari
para pekerja yang menangani makanan. Setiap kali tangan pekerja
mengadakan kontak dengan bagian-bagian tubuh yang mengandung
stafilokoki, maka tangan tersebut akan terkontaminasi, dan segera akan
mengkontaminasi makanan yang tersentuh. Perpindahan langsung mikroba
koki ini dari alat pernafasan ke makanan, terjadi ketika pekerja batuk dan
berbangkis tanpa menutupi hidung dan mulutnya. Tangan dengan luka atau
memar yang terinfeksi merupakan sumber stafilokoki virulen, demikian
pula luka yang terinfeksi pada bagian tubuh lain, karena mungkin pekerja
tersebut menggaruk atau menyentuh luka tersebut.
Organisme yang berasal dari alat pencernaan dapat melekat pada
tangan pekerja yang mengunjungi kamar kecil dan tidak mencuci tangannya
dengan baik sebelum kembali bekerja. Mikroba patogen yang berasal dari
alat pencernaan yang mampu menimbulkan penyakit melalui makanan
adalah : Salmonella, Streptokoki fekal, Clostridium perfringens, EEC
(Enteropathogenic Escherichia coli) dan Shigella.
Kebiasaan tangan (hand habits) dari pekerja pengelola pangan
mempunyai andil yang besar dalam peluang melakukan perpindahan
kontaminan dari manusia ke makanan. Kebiasaan tangan ini dikaitkan
dengan pergerakan-pergerakan tangan yang tidak disadari seperti
menggaruk kulit, menggosok hidung, merapikan rambut, menyentuh atau
meraba pakaian dan hal-hal lain yang serupa.
Kulit
Kulit manusia tidak pernah bebas dari bakteri; bahkan kulit yang bersihpun
masih membawa bakteri. Akan tetapi, bila kulit tidak bersih, maka jumlah
dan macam mikroorganisme yang terdapat lebih nyata lagi, termasuk
bakteri, kapang, kamir, dan protozoa. Oleh karena orang menggunakan
tangan dengan tujuan yang berbeda-beda, maka mereka menyentuh banyak
sekali benda-benda dan memperoleh populasi mikroba dari hampir semua
benda yang disentuhnya. Dalam populasi mikroba ini terdapat pula mikroba
patogen yang mampu menimbulkan berbagai penyakit perut (gastroenteritis)
melalui makanan.
Bakteri yang menempel pada kulit dapat berkembang biak, terutama
didekat kelenjar lemak. Walaupun pencucian akan menghilangkan banyak
bakteri dari kulit, tetapi beberapa mikroba masih tetap tertinggal.
Flora bakteri yang umum terdapat pada kulit manusia adalah :
Staphylococcus epidermidis (non patogenik) dan S.aureus. bakteri yang
terakhir ini dapat berkembang biak dalam makanan dan membentuk toksin
yang dapat menimbulkan keracunan makanan (intoksikasi). Disamping
kedua bakteri di atas terdapat pula mikrokoki dan bakteri anaerobik.
Diduga separuh dari populasi manusia yang normal dan sehat
membawa stafilokoki virulen atau virulen kuat. Stafilokoki umumnya
terdapat pada bisul, jerawat, luka dan kulit yang memar. Beberapa galur
(strain) piogenik dari S.aureus dapat menyebabkan berbagai jenis infeksi
kulit. Ketahanan tubuh terhadap stafilokoki bervariasi dengan sifat virulen
dari organisme dan dari jaringan yang diserang.
Mulut, Hidung, Tenggorokan, Mata dan Telinga
Daerah-daerah mulut, hidung dan tenggorokan dari manusia normal penuh
dengan mikroba dari berbagai jenis. Lingkungannya basah dan hangat dan
zat-zat nutrien tersedia dalam bentuk sisa-sisa makanan yang dikonsumsi
oleh manusia. Dari beberapa mikroba yang ada, salah satunya adalah
Staphylococcus aureus yang berada dalam saluran pernafasan dari manusia
sehat. Galur organisme yang virulen terdapat pada penyakit seperti radang
hidung dan influenza. Orang yang baru sembuh dari penyakit ini dapat
menjadi “carrier” untuk waktu yang lama. S. aureus juga sering
dihubungkan dengan infeksi mata dan telinga.
Infeksi bakteri pada mulut dan tenggorokan lain yang penting adalah
usobacterium fusiforme, spirochetes yang dapat dipindahkan lewat
makanan. Corynebacterium diphteriae adalah patogen yang menyebabkan
difteri dan dapat ditularkan melalui makanan. Difteri dahulu pernah
merupakan penyakit komunikasi yang paling ditakuti. Bakteri ini
menyebabkan radang berat pada tenggorokan dan bagian lain dari alat
pernafasan bagian atas. Organ vital lain terutama jantung dan ginjal,
diracuni oleh suatu toksin yang sangat kuat yang disekresikan oleh sel-sel
bakteri.
Bakteri patogen yang dihubungkan dengan penyakit tenggorokan
dan paru-paru juga dapat dipindahkan melalui makanan. Penyakit-penyakit
spesifik pada paru-paru terutama adalah TBC, dan pneumonia (Diplococcus
pneumoniae). Organisme lain yang terlibat dalam pneumonia adalah