Top Banner
HIDROPNEUMOTHORAX Disusun oleh Gumilar Sukma Laksono ( 08310133 ) Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
31

Hid Ro Pneumothorax

Dec 06, 2014

Download

Documents

docx
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Hid Ro Pneumothorax

HIDROPNEUMOTHORAX

Disusun oleh

Gumilar Sukma Laksono

( 08310133 )

Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Page 2: Hid Ro Pneumothorax

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

karunianya serta rahmat-NYA penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan

penulisan makalah ini adalah salah satu tugas di bagian Ilmu Penyakit Dalam.

Makalah ini berisi mengenai “ Hidropneumothorax ” yang kami harapkan dapat

memberikan informasi kepada para pembaca penyakit hidropneumothorax itu sendiri.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini terutama ditujukan oleh pembimbing :

1. Dr. H. R Sumpena Sasmita Dilaga Sp.PD

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Tasik, 30 Agustus 2012

Penulis

Page 3: Hid Ro Pneumothorax

BAB I

PENDAHULUAN

Pleura dibentuk oleh jaringan yang berasal dari mesodermal. Pembungkus ini

dapat dibedakan menjadi pleura viseral yang nmelapisi paru dan pleura parietal yang

yang melapisi dinding dalam hemithorax. Diantara kedua pleura tadi terbentuk ruang

yang disebut rongga pleura yang sebenernya tidak berupa tetapi merupakan ruang

potensial. Pada keadaan normal rongga pleura tersebut berisi cairan pleura dalam jumlah

yang sedikit yang menyelimuti kedua belah pleura yang memisahkan pleura parital dan

pleura viseral. Penyakit penyakit yang berhubungan dengan rongga pleura seperti efusi

pleura dan pneumotoraks. Bila terdapat udara disertai cairan di dalan rongga pleura

disebut hidropneumotoraks.1.2

Keadaan tersebut disertai dengan nanah ( empiema ) maka disebut

piopneumotoraks. Etiologi Piopneumotoraks biasanya berasal dari paru seperti

pneumonia, abses paru, adanya fistula bronkopleura, bronkiektasis, tuberkulosis paru,

aktinomikosis paru, dan dari luar paru seperti trauma toraks, pembedahan toraks,

torakosentesis pada efusi pleura, abses sub phrenik dan abses hati amuba. Patofisologi

dari empiema itu sendiri yaitu akibat invasi kuman piogenik ke pleura. Hal ini

menyebabkan timbuk keradangan akut yang diikuti dengan pembentukan eksudat seros.

Dengan bertambahnya sel-sel PMN, baik yang hidup ataupun yang mati dan peningkatan

kadar protein didalam cairan pleura, maka cairan pleura menjadi keruh dan kental.

Endapan fibrin akan membentuk kantung-kantung yang akhirnya akan melokalisasi

nanah tersebut. Pencatatan tentang insiden dan prevalensi hidropneumothorak belum ada

dilkakukan, namun insiden dan prevalensi pneumotoraks berkisar antara 2,4 – 17,8 per

100.000 penduduk per tahun. Menurut Barrie dkk, seks ratio laki-laki dibandingkan

dengan perempuan 5:1. Ada pula peneliti yang mendapatkan 8:1.3

Pada kurang lebih 25 % penderita pneumothorax ditemukan juga sedikit cairan

dalam pleuranya. Cairan ini biasanya bersifat serosa, serosanguinesa atau kemerahan

(berdarah). Hidrotorax dapat timbul dengan cepat setelah terjadinya pneumothorax pada

Page 4: Hid Ro Pneumothorax

kasus-kasus trauma/ perdarahan intrapleura atau perforasi esofagus (cairan lambung yang

masuk ke dalam rongga pleura.3

Page 5: Hid Ro Pneumothorax

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Hidropneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapat udara dan cairan di

dalam rongga pleura yang mengakibatkan kolapsnya jaringan paru.3

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI PLEURA

Pleura adalah suatu membran serosa yang melapisi permukaan dalam dinding

toraks kanan dan kiri,melapisi permukaan superior diafragma kanan dan kiri, melapisi

mediastinum kanan dan kiri yang semuanya disebut pleura parietalis. Kemudian pada

pangkal paru, membran serosa ini berbalik melapisi paru dan disebut pleura viseralis

yang berinvaginasi mengikuti fisura yang membagi tiap lobusnya.3.4

Diantara pleura parietal dan viseral terdapat ruang yang disebut rongga pleura

yang didalamnya terdapat cairan pleura seperti lapisan film karena jumlahnya sangat

sedikit yang hanya berfungsi memisahkan pleura parietal dan viseral. Cairan pleura

masuk ke dalam rongga pleura dari dinding dada yaitu bagian pleura parietalis dan

mengalir meninggalkan rongga pleura menembus pleura viseralis untuk masuk ke dalam

aliran limfa. melumasi permukaan pleura sehingga memungkinkan gesekan kedua lapisan

tersebut pada saat pernafasan. Arah aliran cairan pleura tersebut ditentukan oleh tekanan

hidrostatik dan tekanan osmotik di kapiler sistemik.3.4

Proses inspirasi jika tekanan paru lebih kecil dari tekanan atmosfer. Tekanan paru

dapat lebih kecil jika volumenya diperbesar. Membesarnya volume paru diakibatkan oleh

pembesaran rongga dada. Pembesaran rongga dada terjadi akibat 2 faktor, yaitu faktor

thoracal dan abdominal. Faktor thoracal (gerakan otot-otot pernafasan pada dinding dada)

akan memperbesar rongga dada ke arah transversal dan anterosuperior, sementara faktor

Page 6: Hid Ro Pneumothorax

abdominal (kontraksi diafragma) akan memperbesar diameter vertikal rongga dada.

Akibat membesarnya rongga dada dan tekanan negatif pada kavum pleura, paru-paru

menjadi terhisap sehingga mengembang dan volumenya membesar, tekanan

intrapulmoner pun menurun. Oleh karena itu, udara yang kaya O2 akan bergerak dari

lingkungan luar ke alveolus. Di alveolus, O2 akan berdifusi masuk ke kapiler sementara

CO2 akan berdifusi dari kapiler ke alveolus.3.4

Sebaliknya, proses ekspirasi terjadi bila tekanan intrapulmonal lebih besar dari

tekanan atmosfer. Kerja otot-otot ekspirasi dan relaksasi diafragma akan mengakibatkan

rongga dada kembali ke ukuran semula sehingga tekanan pada kavum pleura menjadi

lebih positif dan mendesak paru-paru. Akibatnya, tekanan intrapulmoner akan meningkat

sehingga udara yang kaya CO2 akan keluar dari peru-paru ke atmosfer.3.4

C. INSINDEN DAN PREVELENSI

Pencatatan tentang insiden dan prevalensi hidropneumothorak belum ada

dilkakukan, namun insiden dan prevalensi pneumotoraks berkisar antara 2,4 – 17,8 per

100.000 penduduk per tahun. Menurut Barrie dkk, seks ratio laki-laki dibandingkan

dengan perempuan 5:1. Ada pula peneliti yang mendapatkan 8:1. Pneumotoraks lebih

sering ditemukan pada hemitoraks kanan daripada hemitoraks kiri. Pneumotoraks

bilateral kira-kira 2% dari seluruh pneumotoraks spontan. Insiden dan prevalensi

pneumotoraks ventil 3 — 5% dari pneumotoraks spontan. Kemungkinan berulangnya

pneumotoraks menurut James dan Studdy 20% untuk kedua kali,dan 50% untuk yang

ketiga kali. Insiden empiema di bagian Paru RSUD Dr. Soetomo Surabaya, pada tahun

1987 dirawat 3,4% dari 2.192 penderita rawat inap. Dengan perbandingan pria:wanita =

3,4:1.5.6.7

D. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

Page 7: Hid Ro Pneumothorax

Keadaan fisiologi dalam rongga dada pada waktu inspirasi tekanan intrapleura

lebih negatif dari tekanan intrabronkial, maka paru mengembang mengikuti gerakan

dinding dada sehingga udara dari luar akan terhisap masuk melalui bronkus hingga

mencapai alveol. Pada saat ekspirasi dinding dada menekan rongga dada sehingga

tekanan intrapleura akan lebih tinggi daripada tekanan udara alveol atau di bronkus

akibatnya udara akan ditekan keluar melalui bronkus.3.4

Tekanan intrabronkial akan meningkat apabila ada tahanan pada saluran

pernafasan dan akan meningkat lebih besar lagi pada permulaan batuk, bersin atau

mengejan. Peningkatan tekanan intrabronkial akan mencapai puncak sesaat sebelumnya

batuk, bersin, dan mengejan. Apabila di bagian perifer bronki atau alveol ada bagian yang

lemah, maka kemungkinan terjadinya robekan bronki atau alveol akan sangat mudah.3.4

Dengan cara demikian dugaan terjadinya pneumotoraks dapat dijelaskana yaitui

jika ada kebocoran di bagian paru yang berisi udara melalui robekan atau pleura yang

pecah. Bagian yang robek tersebut berhubungan dengan bronkus. Pelebaran alveoldan

septa-septa alveol yang pecah kemudian membentuk suatu bula yang berdinding tipis di

dekat daerah yang ada proses non spesifik atau fibrosis granulomatosa. Keadaan ini

merupakan penyebab yang paling sering dari pneumothoraks.3.4

Ada beberapa kemungkinan komplikasi pneumotoraks, suatu “katup bola” yang

bocor yang menyebabkan tekanan pneumotoraks bergeser ke mediastinum. Sirkulasi paru

dapat menurun dan mungkin menjadi fatal. Apabila kebocoran tertutup dan paru tidak

mengadakan ekspansi kembali dalam beberap minggu , jaringan parut dapat terjadi

sehingga tidak pernah ekspansi kembali secara keseluruhan. Pada keadaan ini cairan

serosa terkumpul di dalam rongga pleura dan menimbulkan suatu hidropneumotoraks.3.4.5

Hidropneumothoraks spontan sekunder bisa merupakan komplikasi dari TB paru

dan pneumothoraks yaitu dengan rupturnya fokus subpleura dari jaringan nekrotik

perkejuan sehingga tuberkuloprotein yang ada di dalam masuk rongga pleura dan udara

dapat masuk dalam paru pada proses inspirasi tetapi tidak dapat keluar paru ketika proses

ekspirasi, semakin lama tekanan udara dalam rongga pleura akan meningkat melebihi

Page 8: Hid Ro Pneumothorax

tekana atmosfer, udara yang terkumpul dalam rongga pleura akan menekan paru sehingga

sering timbul gagal napas.3.4

Pneumothorax merupakan suatu kondisi dimana terdapat udara pada kavum pleura. Pada

kondisi normal, rongga pleura tidak terisi udara sehingga paru-paru dapat leluasa

mengembang terhadap rongga dada. Udara dalam kavum pleura ini dapat ditimbulkan

oleh :

a. Robeknya pleura visceralis sehingga saat inspirasi udara yang berasal dari

alveolus akan memasuki kavum pleura. Pneumothorax jenis ini disebut sebagai

closed pneumothorax. Apabila kebocoran pleura visceralis berfungsi sebagai

katup, maka udara yang masuk saat inspirasi tak akan dapat keluar dari kavum

pleura pada saat ekspirasi. Akibatnya, udara semakin lama semakin banyak

sehingga mendorong mediastinum kearah kontralateral dan menyebabkan

terjadinya tension pneumothorax.

b. Robeknya dinding dada dan pleura parietalis sehingga terdapat hubungan antara

kavum pleura dengan dunia luar. Apabila lubang yang terjadi lebih besar dari 2/3

diameter trakea, maka udara cenderung lebih melewati lubang tersebut dibanding

traktus respiratorius yang seharusnya. Pada saat inspirasi, tekanan dalam rongga

dada menurun sehingga udara dari luar masuk ke kavum pleura lewat lubang tadi

dan menyebabkan kolaps pada paru ipsilateral. Saat ekspirasi, tekanan rongga

dada meningkat, akibatnya udara dari kavum pleura keluar melalui lubang

tersebut. Kondisi ini disebut sebagai open pneumothorax.3.4.5

E. KLASIFIKASI

Pneumothorax dapat diklasifikasikan menjadi pneumothorax spontan dan

traumatik. Pneumothorax spontan merupakan pneumothorax yang terjadi tiba-tiba tanpa

atau dengan adanya penyakit paru yang mendasari. Pneumothorax jenis ini dibagi lagi

menjadi pneumothorax primer (tanpa adanya riwayat penyakit paru yang mendasari)

Page 9: Hid Ro Pneumothorax

maupun sekunder (terdapat riwayat penyakit paru sebelumnya). Insidensinya sama antara

pneumothorax primer dan sekunder, namun pria lebih banyak terkena dibanding wanita

dengan perbandingan 6:1. Pada pria, resiko pneumothorax spontan akan meningkat pada

perokok berat dibanding non perokok. Pneumothorax spontan sering terjadi pada usia

muda, dengan insidensi puncak pada dekade ketiga kehidupan (20-40 tahun). Sementara

itu, pneumothorax traumatik dapat disebabkan oleh trauma langsung maupun tidak

langsung pada dinding dada, dan diklasifikasikan menjadi iatrogenik maupun non-

iatrogenik. Pneumothorax iatrogenik merupakan tipe pneumothorax yang sangat sering

terjadi.3.4.5

1. Pneumotorak dapat dibagi berdasarkan penyebabnya :

a. Pneumotorak spontan

Oleh karena : primer (ruptur bleb), sekunder (infeksi, keganasan), neonatal

b. Pneumotorak yang di dapat

Oleh karena : iatrogenik, barotrauma, trauma

2. Pneumotorak dapat dibagi juga menurut gejala klinis :

a. Pneumotorak simple : tidak diikuti gejala shock atau pre-shock

b. Tension Pnuemotorak : diikuti gejala shock atau pre-schock

3. Pneumotorak dapat dibagi berdasarkan ada tidaknya dengan hubungan luar menjadi :

a. Open pneumotorak

b. Closed pneumotorak

Secara garis besar ke semua jenis pneumotorak mempunyai dasar patofisiologi yang

hampir sama. Pneumotorak spontan, closed pneumotorak, simple pneumotorak, tension

pneumotorak, dan open pneumotorak

Pneumotorak spontan terjadi karena lemahnya dinding alveolus dan pleura

visceralis. Apabila dinding alveolus dan pleura visceralis yang lemah ini pecah, maka

Page 10: Hid Ro Pneumothorax

akan ada fistel yang menyebabkan udara masuk ke dalam cavum pleura. Mekanismenya

pada saat inspirasi rongga dada mengembang, disertai pengembangan cavum pleura yang

kemudian menyebabkan paru dipaksa ikut mengembang, seperti balon yang dihisap.

Pengembangan paru menyebabkan tekanan intralveolar menjadi negatif sehingga udara

luar masuk. Pada pneumotorak spontan, paru-paru kolpas, udara inspirasi ini bocor

masuk ke cavum pleura sehingga tekanan intrapleura tidak negatif. Pada saat inspirasi

akan terjadi hiperekspansi cavum pleura akibatnya menekan mediastinal ke sisi yang

sehat. Pada saat ekspirasi mediastinal kembali lagi ke posisi semula. Proses yang terjadi

ini dikenal dengan mediastinal flutter. Pneumotorak ini terjadi biasanya pada satu sisi,

sehingga respirasi paru sisi sebaliknya masih bisa menerima udara secara maksimal dan

bekerja dengan sempurna.

Terjadinya hiperekspansi cavum pleura tanpa disertai gejala pre-shock atau shock

dikenal dengan simple pneumotorak. Berkumpulnya udara pada cavum pleura dengan

tidak adanya hubungan dengan lingkungan luar dikenal dengan closed pneumotorak.3.4.

Pada saat ekspirasi, udara juga tidak dipompakan balik secara maksimal karena

elastic recoil dari kerja alveoli tidak bekerja sempurna. Akibatnya bilamana proses ini

semakin berlanjut, hiperekspansi cavum pleura pada saat inspirasi menekan mediastinal

ke sisi yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada paru dan cavum pleura karena

luka yang bersifat katup tertutup, terjadilah penekanan vena cava, shunting udara ke paru

yang sehat, dan obstruksi jalan napas. Akibatnya dapat timbulah gejala pre-shock atau

shock oleh karena penekanan vena cava. Kejadian ini dikenal dengan tension

pneumotorak.3.4.

Pada open pneumotorak terdapat hubungan antara cavum pleura dengan

lingkunga luar. Open pneumotorak dikarenakan trauma penetrasi. Perlukaan dapat

inkomplit (sebatas pleura parietalis) atau komplit (pleura parietalis dan visceralis).

Bilamana terjadi open pneumotorak inkomplit pada saat inspirasi udara luar akan masuk

ke dalam cavum pleura. Akibatnya paru tidak dapat mengembang karena tekanan

intrapleura tidak negatif. Efeknya akan terjadi hiperekspansi cavum pleura yang menekan

Page 11: Hid Ro Pneumothorax

mediastinal ke sisi paru yang sehat. Saat ekspirasi mediastinal bergeser ke mediastinal

yang sehat. Terjadilah mediastinal flutter.3.4.

Bilamana open pneumotorak komplit maka saat inspirasi dapat terjadi

hiperekspansi cavum pleura mendesak mediastinal ke sisi paru yang sehat dan saat

ekspirasi udara terjebak pada cavum pleura dan paru karena luka yang bersifat katup

tertutup. Selanjutnya terjadilah penekanan vena cava, shunting udara ke paru yang sehat,

dan obstruksi jalan napas. Akibatnya dapat timbulah gejala pre-shock atau shock oleh

karena penekanan vena cava. Kejadian ini dikenal dengan tension pneumotorak.3.4.

F. DIAGNOSIS

Biasanya ditemukan anamnesis yang khas, yaitu rasa nyeri pada dada seperti

ditusuk, disertai sesak nafas dan kadang-kadang disertai dengan batuk-batuk. Rasa nyeri

dan sesak

nafas ini makin lama dapat berkurang atau bertambah hebat. Berat ringannya perasaan

sesak nafas ini tergantung dari derajat penguncupan paru, dan apakah paru dalam

keadaan sakit atau tidak. Pada penderita dengan COPD, pneumotoraks yang minimal

sekali pun akan menimbulkan sesak nafas yang hebat. Sakit dada biasanya datang tiba-

tiba seperti ditusuk-tusuk se tempat pada sisi paru yang terkena, kadang-kadang

menyebar ke arah bahu, hipokondrium dan skapula. Rasa sakit bertambah waktu bernafas

dan batuk. Sakit dada biasanya akan berangsur-angsur hilang dalam waktu satu sampai

empat hari. 6

Batuk-batuk biasanya merupakan keluhan yang jarang bila tidak disertai penyakit

paru lain; biasanya tidak berlangsung lama dan tidak produktif. Keluhan.keluhan tersebut

di atas dapat terjadi bersama-sama atau sendirisendiri, bahkan ada penderita

pneumotoraks yang tidak mempunyai keluhan sama sekali. Pada penderita pneumotoraks

ventil, rasa nyeri dan sesak nafas ini makin lama makin hebat, penderita gelisah, sianosis,

Page 12: Hid Ro Pneumothorax

akhirnya dapat mengalami syok karena gangguan aliran darah akibat penekanan udara

pada pembuluh darah dimediastinum.6

a) Inspeksi, mungkin terlihat sesak nafas, pergerakan dada berkurang, batukbatuk,

sianosis serta iktus kordis tergeser kearah yang sehat.

b) Palpasi, mungkin dijumpai spatium interkostalis yang melebar Stemfremitus melemah,

trakea tergeser ke arah yang sehat dan iktus kordis tidak teraba atau ergeser ke arah yang

sehat.

c) Perkusi; Mungkin dijumpai sonor, hipersonor sampai timpani.

d) Auskultasi; mungkin dijumpai suara nafas yang melemah, sampai menghilang.

Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan Rontgen foto toraks. Pada rontgen foto

toraks P.A akan terlihat garis penguncupan paru yang halus seperti rambut. Apabila

pneumotoraks disertai dengan adanya cairan di dalam rongga pleura, akan tampak

gambaran garis datar yang merupakan batas udara dan caftan. Sebaiknya rontgen foto

toraks dibuat dalam keadaan ekspirasi maksimal.7

G. GAMBARAN RADIOLOGI

Pada gambaran radiologi hidropneumothorax merupakan perpaduan antara

gambaran radiologi dari efusi pleura dan pneumothorax. Pada hidropneumothorax cairan

pleura selalu bersama-sama udara, maka meniscus sign tidak tampak. Pada foto lurus

maka akan dijumpai air fluid level meskipun cairan sedikit. Pada foto tegak terlihat garis

mendatar karena adanya udara di atas cairan. Gambaran radiologi pada

hidropneumothorax ini ruang pleura sangat translusen dengan tak tampaknya gambaran

pembuluh darah paru, biasanya tampak garis putih tegas membatasi pleura visceralis

yang membatasi paru yang kolaps, tampak gambaran semiopak homogen menutupi paru

bawah, dan penumpukan cairan di dalam cavum pleura yang menyebabkan sinus

costofrenikus menumpul.8.9

Page 13: Hid Ro Pneumothorax

Gambar.Hidropneumotorax

H. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan mengikuti prinsip penatalaksanaan pasien trauma secara umum

(primary survey - secondary survey)

Tidak dibenarkan melakukan langkah-langkah: anamnesis, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan diagnostik, penegakan diagnosis dan terapi secara konsekutif (berturutan)

Standar pemeriksaan diagnostik (yang hanya bisa dilakukan bila pasien stabil), adalah :

portable x-ray, portable blood examination, portable bronchoscope. Tidak dibenarkan

melakukan pemeriksaan dengan memindahkan pasien dari ruang emergency.

Penanganan pasien tidak untuk menegakkan diagnosis akan tetapi terutama untuk

menemukan masalah yang mengancam nyawa dan melakukan tindakan penyelamatan

nyawa. Pengambilan anamnesis (riwayat) dan pemeriksaan fisik dilakukan bersamaan

atau setelah melakukan prosedur penanganan trauma.10

Page 14: Hid Ro Pneumothorax

WATER SEALED DRAINAGE ( WSD )

Merupakan tindakan invasif yang dialakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah,

pus) dari rongga pleura, rongga thoraks, dan mediastinum dengan menggunakan pipa

penghubung.11

Indikasi dan tujuan pemasangan WSD

1. Indikasi :

Pneumotoraks, hemotoraks, empyema

Bedah paru :

-          karena ruptur pleura udara dapat masuk ke dalam rongga pleura

-          reseksi segmental msalnya pada tumor, TBC

-          lobectomy, misal pada tumor, abses, TBC

1. Tujuan pemasangan WSD

Memungkinkan cairan ( darah, pus, efusi pleura ) keluar dari rongga pleura

Memungkinkan udara keluar dari rongga pleura

Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura yang dapat menyebabkan

pneumotoraks

Mempertahankan agar paru tetap mengembang dengan jalan mempertahankan

tekanan negatif pada intra pleura.

Prinsip kerja WSD

Page 15: Hid Ro Pneumothorax

1. Gravitasi                : Udara dan cairan mengalir dari tekanan yang tinggi ke

tekanan yang rendah.

2. Tekanan positif     : Udara dan cairan dalam kavum pleura ( + 763 mmHg atau

lebih ). Akhir pipa WSD menghasilkan tekanan WSD sedikit ( + 761 mmHg )

3. Suction

Jenis WSD

1. 1. Satu botol

Sistem ini terdiri dari satu botol dengan penutup segel. Penutup mempunyai dua lobang,

satu untuk ventilasi udara dan lainnya memungkinkan selang masuk hampir ke dasar

botol. Keuntungannya adalah :

-          Penyusunannya sederhana

-          Mudah untuk pasien yang berjalan

Kerugiannya adalah :

-          Saat drainase dada mengisi botol lebih banyak kekuatan yang diperlukan

-          Untuk terjadinya aliran tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol

-          Campuran darah dan drainase menimbulkan busa dalam botol yang membatasi

garis pengukuran drainase

1. 2. Dua botol

Pada sistem dua botol, botol pertama adalah sebagai botol penampung dan yang kedua

bekerja sebagai water seal. Pada sistem dua botol, penghisapan dapat dilakukan pada

segel botol dalam air dengan menghubungkannya ke ventilasi udara.

Keuntungan :

Page 16: Hid Ro Pneumothorax

-          Mempertahankan water seal pada tingkat konstan

-          Memungkinkan observasi dan pengukuran drainage yang lebih baik

Kerugian :

-          Menambah areal mati pada sistem drainage yang potensial untuk masuk ke dalam

area pleura.

-          Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol.

-          Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada kebocoran udara.

1. 3. Tiga botol

Pada sistem tiga botol, botol kontrol penghisap ditambahkan ke sistem dua botol. Botol

ketiga disusun mirip dengan botol segel dalam air. Pada sistem ini yang terpenting adalah

kedalaman selang di bawah air pada botol ketiga dan bukan jumlah penghisap di dinding

yang menentukan jumlah penghisapan yang diberikan pada selang dada. Jumlah

penghisap di dinding yang diberikan pada botol ketiga harus cukup unutk menciptakan

putaran-putaran lembut gelembung dalam botol. Gelembung kasar menyebabkan

kehilangan air, mengubah tekanan penghisap dan meningkatkan tingkat kebisingan dalam

unit pasien. Untuk memeriksa patensi selang dada dan fluktuasi siklus pernafasan,

penghisap harus dilepaskan saat itu juga.

Keuntungan :

-          sistem paling aman untuk mengatur pengisapan.

Kerugian :

-          Lebih kompleks, lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan dalam

perakitan dan pemeliharaan.

-          Sulit dan kaku untuk bergerak / ambulansi

Page 17: Hid Ro Pneumothorax

1. 4. Unit drainage sekali pakai

Pompa penghisap Pleural Emerson

Merupakan  pompa penghisap yang umum digunakan sebagai pengganti penghisap di

dinding. Pompa Penghisap Emerson ini dapat dirangkai menggunakan sistem dua atau

tiga botol.

Keuntungan :

-          Plastik dan tidak mudah pecah

Kerugian :

-          Mahal

-          Kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainage bila unit terbalik.

Fluther valve

Keuntungan :

-          Ideal untuk transport karena segel air dipertahankan bila unit terbalik

-          Kurang satu ruang untuk mengisi

-          Tidak ada masalah dengan penguapan air

-          Penurunan kadar kebisingan

Kerugian :

-          Mahal

-          Katup berkipas tidak memberikan informasi visual pada tekanan intra pleural karena tidak adanya fluktuasi air pada ruang water seal.

Calibrated spring mechanism

Keuntungan :

Page 18: Hid Ro Pneumothorax

-          Mampu mengatasi volume yang besar

Kerugian

-          Mahal

Tempat pemasangan WSD

1. Bagian apeks paru ( apikal )

2. Anterolateral interkosta ke 1- 2 untuk mengeluarkan udara bagian basal

3. Posterolateral interkosta ke 8 – 9 untuk mengeluarkan cairan ( darah, pus ).

Persiapan pemasangan WSD

Perawatan pra bedah

1. Menentukan pengetahuan pasien mengenai prosedur.

2. Menerangkan tindakan-tindakan pasca bedah termasuk letak incisi, oksigen dan

pipa dada, posisi tubuh pada saat tindakan dan selama terpasangnya WSD, posisi

jangan sampai selang tertarik oleh pasien dengan catatan jangan sampai rata/

miring yang akan mempengaruhi tekanan.

3. Memberikan kesempatan bagi pasien untuk bertanya atau mengemukakan

keprihatinannya mengenai diagnosa dan hasil pembedahan.

4. Mengajari pasien bagaimana cara batuk dan menerangkan batuk serta pernafasan

dalam yang rutin pasca bedah.

5. Mengajari pasien latihan lengan dan menerangkan hasil yang diharapkan pada

pasca bedah setelah melakukan latihan lengan.

Persiapan alat

Page 19: Hid Ro Pneumothorax

1. Sistem drainase tertutup

2. Motor suction

3. Selang penghubung steril

4. Cairan steril : NaCl, Aquades

5. Botol berwarna bening dengan kapasitas 2 liter

6. Kassa steril

7. Pisau jaringan

8. Trocart

9. Benang catgut dan jarumnya

10.  Sarung tangan

11.  Duk bolong

12.  Spuit 10 cc dan 50 cc

13.  Obat anestesi : lidocain, xylocain

14.  Masker

Perawatan pasca bedah

Perawatan setelah prosedur pemasangan WSD antara lain :

1. Perhatikan undulasi pada selang WSD

2. Observasi tanda-tanda vital : pernafasan, nadi, setiap 15 menit pada 1 jam pertama

3. Monitor pendarahan atau empisema subkutan pada luka operasi

Page 20: Hid Ro Pneumothorax

4. Anjurkan pasien untuk memilih posisi yang nyaman dengan memperhatikan

jangan sampai selang terlipat

5. Anjurkan pasien untuk memegang selang apabila akan mengubah posisi

6. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu

7. Ganti botol WSD setiap tiga hari dan bila sudah penuh, catat jumlah cairan yang

dibuang

8. Lakukan pemijatan pada selang untuk melancarkan aliran

9. Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, cynosis, empisema.

10. Anjurkan pasien menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk yang efektif

11. Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh

Bila undulasi tidak ada, ini mempunyai makna yang sangat penting karena beberapa

kondisi dapat terjadi antara lain :

1. Motor suction tidak jalan

2. Selang tersumbat atau terlipat

3. Paru-paru telah mengembang

Oleh karena itu harus yakin apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi sistem

drainase, amati tanda-tanda kesulitan bernafas.

Cara mengganti botol WSD

1. Siapkan set yang baru. Botol yang berisi aguades ditambah desinfektan.

2. Selang WSD diklem dulu

Page 21: Hid Ro Pneumothorax

3. Ganti botol WSD dan lepas kembali klem

4. Amati undulasi dalam selang WSD.

Indikasi pengangkatan WSD

1. Paru-paru sudah reekspansi yang ditandai dengan :

-          Tidak ada undulasi

-          Tidak ada cairan yang keluar

-          Tidak ada gelembung udara yang keluar

-          Tidak ada kesulitan bernafas

-          Dari rontgen foto tidak ada cairan atau udara

Page 22: Hid Ro Pneumothorax

Gambar pemasangan WSD

Page 23: Hid Ro Pneumothorax

DAFTAR PUSTAKA

1. Alsagaff Hood, 2010, dasar ilmu penyakit paru, jakarta, EGC

2. http: //www.medicastore.com/doc/pneumotoraks

3. Asril Bahar, 1999, Penyakit-penyakit Pleura, Buku Ajar Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

4. Darmanto Djojodibroto, 2009, Respirologi, EGC

5. Robbins, Kumar, 1995, Buku ajar patologi, jakarta, Balai penerbit FKUI

6. http://dokterkharisma.blogspot.com/2008/08/pneumothorax.html

7. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/09

8. Sjahriar rasad, 2009, Radiologi diagnostik, jakarta, Balai penerbit FKUI

9. Kahar Kusumawidjaja, 2000, Pleura dan Mediastinum, Radiologi diagnositik, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

10. http://augusfarly.wordpress.com/2010/06/12/asuhan-keperawatan-wsd

11. http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/01/29/water-seal-drainage/