Top Banner
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Klimatologi Ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk atau perilaku cuaca serta unsur-unsur atmosfer baik dalam jangka panjang. Iklim dan cuaca juga memiliki unsur – unsur yaitu ( radiasi surya,suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, kecepatan dan arah angin, awan, presipitasi, evaporasi / evapotranspirasi ) unsur – unsur tersebut dapat di ukur atau di tentukan nilainya dengan menggunakan alat – alat yang khusus. Alat pengukur radias surya, suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, kecepatan dan arah angin, awan, presipitasi, evaporasi / evapotranspirasi tidak boleh digunakan secara sembarang, Penggunaan alat-alat tersebut harus sesuai dengan aturan yang telah dituangkan kedalam buku petunjuk demi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Serta dapat mempermudah kita untuk mengetahui perbedaan-perbedaan yang ada pada tiap tahunnya dan dapat mempermudah untuk melakukan suatu kegiatan seperti menanam suatu tanaman. Pentingnya untuk kita mengetahui cara menggunakan alat-alat untuk mengukur curah hujan, lamanya penyinaran, kecepatan dan arah angin, kelembaban nisbi udara, radiasi matahari yang berupa unsur dalam klimatologi adalah untuk mendapatkan ke akuratan data yang akan di gunakan dalam menentukan iklim di
30

Herman Prasetyo Laporan

Oct 25, 2015

Download

Documents

4ecb7
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Herman Prasetyo Laporan

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Klimatologi Ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk atau perilaku cuaca serta

unsur-unsur atmosfer baik dalam jangka panjang. Iklim dan cuaca juga memiliki unsur –

unsur yaitu ( radiasi surya,suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, kecepatan dan arah

angin, awan, presipitasi, evaporasi / evapotranspirasi ) unsur – unsur tersebut dapat di ukur

atau di tentukan nilainya dengan menggunakan alat – alat yang khusus.

Alat pengukur radias surya, suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, kecepatan dan

arah angin, awan, presipitasi, evaporasi / evapotranspirasi tidak boleh digunakan secara

sembarang, Penggunaan alat-alat tersebut harus sesuai dengan aturan yang telah dituangkan

kedalam buku petunjuk demi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Serta dapat

mempermudah kita untuk mengetahui perbedaan-perbedaan yang ada pada tiap tahunnya dan

dapat mempermudah untuk melakukan suatu kegiatan seperti menanam suatu tanaman.

Pentingnya untuk kita mengetahui cara menggunakan alat-alat untuk mengukur curah

hujan, lamanya penyinaran, kecepatan dan arah angin, kelembaban nisbi udara, radiasi

matahari yang berupa unsur dalam klimatologi adalah untuk mendapatkan ke akuratan data

yang akan di gunakan dalam menentukan iklim di sebuah kawasan hal itu dapat mengurangi

kekeliruan dalam pengambilan data untuk menentukan dan mengklasifikasikan iklim di suatu

daerah sehingga mendapatkan hasil yang baik.

Hasil yang diperoleh tersebut dicatat dan dihitung dengan menggunakan rumus-

rumus yang telah ada. Karena itu rumus juga sangat berperan penting dalam menentukan hasil

yang lebih baik. Dengan adanya peratikum ini kita dilatih untuk mempraktikan penggunaan

alat-alat dengan baik dan benar serta cara perhitungan data-data agar dapat langsung

dimanfaatkan di lapangan untuk mendapatkan kesimpulan tentang tanaman yang dapat

tumbuh.

Page 2: Herman Prasetyo Laporan

2

1.2 Tujuan praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan untuk mengukur lamanya penyinaran

matahari, suhu udara, kelembaban nisbi, curah hujan dan arah angin kecepatan angin.

2. Untuk mengetahui bagian-bagian alat yang digunakan untuk mengukur lamanya

penyinaran matahari, suhu udara, kelembaban nisbi, curah hujan dan arah angin.

3. Untuk mengetahui fungsi masing-masing alat pengukuran lamanya penyinaran

matahari, suhu udara, kelembaban nisbi, curah hujan dan arah angin.

Page 3: Herman Prasetyo Laporan

3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Meteorology merupakan ilmu yang mempelajari atmosfer, khususnya bagian bawah

yang mana gejala cuaca dan iklim terjadi (prawirowardoyo, 1996).

Menurut petterssen (1958) meteorology merupakan studi tentang proses dan keadaan

atmosfer.

Klimatlogi seperti halnya meteorologi, lebih menitik beratkan pada proses atmosfer,

sedangkan klimatologi lebih memusatkan pada hasil proses atmosfer (tjasjono, 1999).

Ada beberapa unsur yang mempengaruhi iklim.

Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat rentan terhadap perubahan iklim

yang berdampak pada produktivitas tanaman dan pendapatan petani. Menyikapi terhadap

situasi perubahan cuaca dan iklim yang sekarang terjadi, perlu kiranya kita mengenal dan

memahami beberapa nama alat yang berfungsi sebagai alat deteksi unsur-unsur cuaca dan

iklim. Iklim adalah sintesis, kesimpulan atau statistik cuaca jangka panjang. Menurut

Organisasi Meteorologi Sedunia (World Meteorogical Organization/WMO) waktu yang ideal

untuk pengumpulan data iklim dari data cuaca adalah 30 tahun atau lebih. Cuaca adalah

kondisi sesaat dari fisika amosfer. Jadi, unsur-unsur iklim dan cuaca adalah sama. Unsur‐

unsur iklim dan satuannya adalah sebagai berikut:

1. Radiasi surya meliputi:

• intensitas radiasi (kal/cm2/menit , W/m2)

• intensitas cahaya/PAR (foot candle, lux, lumen)

• lama penyinaran (jam/hari, %)

• panjang hari (jam/hari).

2. Suhu udara dan suhu tanah (°C) : maksimum, minimum dan rata‐rata.

3. Kelembapan udara nisbi (%) : maksimum, minimum, rata‐rata.

4. Tekanan udara (mb) : maksimum, minimum, rata‐rata.

5. Angin :

Page 4: Herman Prasetyo Laporan

4

• kecepatan angin (knot atau mil laut/jam, km/jam, m/detik)

• arah angin (derajat arah)

6. Presipitasi :

• curah hujan (mm)

• hari hujan (hari)

• salju (mm)

• embun (mm)

7. Penguapan (mm) :

• Evaporasi permukaan air (Eo)

• Evapotranspirasi (ET)

• Evapotranspirasi Potensial (ETP)

Di antara unsur iklim tersebut, tekanan udara dan arah angin kurang erat hubungannya

dengan tanaman. Berikut nama dan fungsi alat deteksi unsur‐unsur cuaca dan iklim

Page 5: Herman Prasetyo Laporan

5

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari minggu tanggal 9 juni 2013 di

laboratorium ilmu tanah dan hari kamis tanggal 13 juni 2013 di BMKG Kediri,

Lombok Barat.

3.2 Alat dan Bahan

Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain: Termometer

Bola Basah dan Bola Kering thermometer max-min, dan Termohigrograf mini, sunshine

recorder tipe Jordan dan tipe Campbell stokes, penakar hujan tipe hellman, penakar

hujan observasi, open pen evaporimeter, anemometer, open pan evaporimeter,

thermometer apung, sangkar meteorologi, cup counter, anemometer, thermometer tanah.

3.3 Prosedur Kerja

1. Diperlihatkan alat-alat praktikum.

2. Dijelaskan bagian-bagian nya.

3. Dijelaskan cara pemasangannya.

4. Dijelaskan pula fungsi dari alat-alat tersebut.

5. Dipotret alat-alat praktikum

Page 6: Herman Prasetyo Laporan

6

BAB IV. HASIL DAN PENGAMATAN

4.1 Gambar dan keterangan alat

4.1.1 Alat penakar hujan

4.1.1.1 Tipe observatorium

keterangan gambar:

1. corong

2. Bak penampungan air hujan

3. Keran

4. Kaki yang berbentuk tabung silinder

Cara kerja: Berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan. Alat ini dipasang diatas tonggak

kayu yang dibeton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai mulut corong

penaka r, luas penampang corong yaitu 100 cm2 dengan kapasitas menampung curah hujan ±

5 liter, dan ditengah corong penakar dipasang kran. Jumlah curah hujan yang tertampung akan

dituangkan melalui kran dan ditakar dengan gelas ukur yang berskala sampai dengan 20 mm.

Waktu pengamatan :pengamatan dilakukan jam 07.00 WS dengan membukakran dan

menampung air hujan dalam gelas penakar kemudian dibaca skala yang menunjukkan jumlah

curah hujan yang terjadi selama 24 jam.

1

2

3

4

Page 7: Herman Prasetyo Laporan

7

4.1.1.2 Gambar alat penakar hujan Tipe hellman

Keterangan gambar:

Penakar hujan hellman

1. Bibir corong

2. Lebar corong

3. Atap

4. Silinder jam tempat meletakan kertas pias

5. Pembuangan air

6. Tangki pelampung

7. Pintu penakar hujan

8. Selang gelas

9. Tempat kunci atau gembok

10. Panic pengumpul air bervolume

11. Kaki

Cara Kerja Alat

1

7

3

2

9

4

5

6

8

10

11

Page 8: Herman Prasetyo Laporan

8

Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung

tempat pelampung. Air hujan ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat atau

naik keatas. Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakannya selalu

mengikuti tangkai pelampung gerakan pena di catat pada pias yang ditakkan/di gulung pada

silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per.

Jika air dalam tabung hampir penuh (dapat dilihat pada lengkugan selang gelas), Pena

akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak

lengkungan selang gelas, maka berdasarkan system siphon otomatis (system selang air),

airtalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung. Bersamaan dengan

keluarnya air, tangki pelampung dan pena turun dan pencatatanya pada pias merupakan garis

lurus vertical. Jika hujan masih terus- menerus turun , maka pelampung akan naik kembali

seperti di atas. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dihitung atau di tentukan dengan

menghitung garis-garis vertical

4.1.1.3 Gambar Automatic rain gauge, penakar hujan otomatis

2

1

3

4

5

Page 9: Herman Prasetyo Laporan

9

Keterangan gambar:

Penakar hujan otomatis (automatic rain gauge)

1. Saringan

2. Mulut

3. Wadah

4. Cok

5. Kaki

Fungsi dan Cara Pemasangan Alat Penangkar Hujan Otomatis

Penangkar hujan tidak boleh di pasang pada tempat/tanah yang miring (lereng

bukit), di atas dinding atau atap.

Penangkar hujan tidak boleh di pasang di puncak bukit, di mana tanah

disekitarnya turun dengan curam.

Pilih tempat/tanah yang datar, bebas dari benda-benda disekitarnya seperti

pohon-pohon atau gedung-gedung.

Jika di sekitar tempat pemasangan terdapat benda-benda, usahakan agar jarak

benda terhadap penangkar hujan paling sedikit satu kali lebih tinggi benda

tersebut (di hitung dari bagian atas/corong penangkar hujan).

Penangkar hujan di pasang dengan jalan menyekrupnya pada sebuah balok bulat

yang sudah di cat putih, dan yang di tanam pada fondasi beton. Tinggi corong

sampai tanah di atur sehingga mencapai 120cm, letak penampang corong harus

datar (horizontal).

Page 10: Herman Prasetyo Laporan

10

4.1.2 Alat pengukur lamanya penyinaran

4.1.2.1 gambar alat ukur lama penyinaran matahari tipe jordan

4.1.2.2 kertas pias tipe jordan

Keterangan gambar :

1. Tutup Silinder Jordan

Berfungsi untuk membuka dan menutup tabung silinder sehingga dapat

mengganti kertas grafik atau pias yang ada di dalam silinder.

2. Celah Sinar

Sebagai tempat masuknya sinar matahari yang akan membakar kertas pias

sehingga dapat diukur lamanya penyinaran. Celah sinar ini berjumlah 2 buah.

3. Silinder Jordan

Sebagai tempat meletakkan kertas pias dan juga sebagai penangkap sinar.

4. Dasar Alat

Fungsi dasar alat ini yaitu agar alat bisa duduk pada temapt dimana diletakkan.

5. Pengatur Inklinasi

1

2

3

4

5

Page 11: Herman Prasetyo Laporan

11

Sebagai pengatur dan penunjuk arah sinar matahari yang datang sehingga sinar

matahari dapat masuk dalam silinder melalui celah silinder.

6. Lubang Skrup Penguat

Digunakan untuk menguatkan sehingga alat ini kalau dipasang pada tempat yang

lain dapat didudukkan dan kuat untuk beberapa waktu lamanya.

7. Kaki Peyangga

Berfungsi untuk penyangga komponen-komponen didasar alat.

Fungsi alat ukur lama penyinaran matahari

Sebagai pengukur lamanya matahari menyinari bumi selama satu hari

Cara Pemasangannya sebagai berikut :

Carilah tempat yang terbuka matahari secara sempurna sepanjang hari

Pasanglah alat ditempat yang cukup tinggi

Letakkan dasar alat dengan posisi mendatar

Atur kedudukan alat sedemikian rupa, agar sumbu tengah silinder Jordan sejajar

dengan bidang tengah bumi dan tutp silinder harus dihadapkan kearah bidang

ekuator

Atur sudut silinder Jordan sesuai sudut inklanasi

Buka silinder Jordan dan dibersihkan agar dinding silinder bagian dalam tetap

kering

Pasangkan tutup silinder dengan menekan bagian tutup sedemikian rupa agar

terpasang kuat

Gantilah kertas pias setelah matahari terbenam guna pengamatan berikutnya

Tentukan lama penyinaran matahari yang terukur dengan cara menghitung bagian

skala pada kertas pias yang terbakar

Page 12: Herman Prasetyo Laporan

12

4.1.2.3 Gambar sun shine recorder tipe Campbell stokes

Keterangan:

1. Busus sumbu pemegang bola dapat di atur kemiringanya.

2. Lensa bola untuk memusatkan sinar matahari

3. Busur meridian pengatur sudut kemiringan lensa

4. Jarum penahan pias

5. Sekrup pengunci setelah kemirinan lensa diatur menrut lintang bumi setempat

6. Paku sekrup sebagai penatur kedudukan horizontal bagi tubuh alat

7. Dasar alat

8. Cekungan tepat pada titik api, tempat meletakan kertas pias

9. Kertas pias

Cara kerja alat:

Prinsip alat adalah pembakaran pias. Panjang pias terbakar dinyatakan dalam jam. Alat ini

mengukr lamanya penyinaran surya. Hanya pada keadaan matahari terang saja pias terbakar,

sehingga yang terukur adalah lama penyinaran surya terang. Pias di taruh pada titik api bola

lensa. Pembakaran pias terlihat seperti garis lurus di bawah bola lensa. Kertas pias adalah

kertas khusus yang tak mudah terbakar kecuali pada titik api lensa. Alat di pasang di tempat

terbuka, tak ada halangan kearah timur matahari terbit dan kearat matahari terbenam.

Kemiringan sumbu bola lensa disesuaikan dengan letak lintang setempat. Posisi alat tak

berubah sepanjang waktu hanya saja pemakaian kertas pias dapt diganti-ganti setiap hari.

Ada tiga tipe pias yaitu, pias waktu matahairi di ekuator, pias waktu matahairi di utara, pias

waktu matahairi di selatan

1

2

3 8

7

6

4

5

9

Page 13: Herman Prasetyo Laporan

13

4.1.3 Alat Pengukur Evaporasi

4.1.3.1 Gambar panci penguapan (evaporation pan)

A. Open Pan Evaporimeter dan Hook Gauge

Berfungsi untuk mengukur evaporasi/penguapan pada periode waktu tertentu. Alat ini

berupa sebuah panci bundar besar terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti karat dengan garis

tengah/diameter 122 cm dan tinggi 25.4 cm.

Panci ini ditempatkan diatas tanah gundul, dimana alat tersebut diletakkan diatas pondasi

terbuat dari kayu yang dicat warna putih gunanya untuk mengurangi penyerapan radiasi.

Tinggi air dari bibir panci ± 5 cm, bila air berkurang harus segera ditambah agar besarnya

penguapan sesuai. Waktu pengamatan : pengamatan I, II, III ( Jam 07.30, 13.30, 17.30 WIB).

Penguapan Panci Terbuka pada tanah berumput pendek dilengkapi dengan alat Hook Gauge,

Still Well dan Thermometer Air. dibaca dari mur yang mengelilingi batang mikrometer.

Perhitungan dilakukan dengan rumus :

dimana :

Eo = Jumlah air yang dievaporasikan

Po = Pembacaan awal dari permukaan air yang ditunjukkan oleh mikrometer

P1 = Pembacaan akhir setelah terjadi evaporasi

CH = Curah Hujan

Eo = (Po – P1) + CH

Page 14: Herman Prasetyo Laporan

14

b. Still Well

Berupa bejana yang terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan

mempunyai 3 buah kaki, dimana tiap kaki terdapat sebuah skrup untuk menyetel/ mengatur

kedudukan bejana agar letaknya horizontal. Pada dasar bejana terdapat sebuah lubang,

sehingga permukaan air dalam bejana sama tinggi dengan permukaan air dalam panci. Bejana

digunakan selain untuk tempat meletakkan hook gauge, juga membuat air dalam bejana

menjadi tenang dibandingkan dengan air pada panci, sehingga penyetelan ujung pancing

dapat lebih mudah dilakukan.

c. Thermometer Air

Thermometer air ini adalah thermometer air raksa yang dipasang tegak lurus dengan

menggunakan klem, letak bola thermometer dibawah permukaan air, sehingga suhu air dapat

dibaca pada saat dilakukan pengamatan.

d. Floating Thermometer Maksimum dan Minimum

Digunakan untuk mencatat suhu maksimum dan minimum air yang terjadi selama 24

jam. Pada umumnya alat ini terdiri dari sebuah pipa gelas yang berbentuk U dengan dua buah

bola pada ujungnya. Thermometer dipasang pada rangka baja non magnetis yang terapung

sedikit dibawah permukaan air oleh pelampung panci. Bejana digunakan selain untuk tempat

meletakkan hook gauge, juga membuat air dalam bejana menjadi tenang dibandingkan dengan

air pada panci, sehingga penyetelan ujung pancing dapat lebih mudah dilakukan.

Page 15: Herman Prasetyo Laporan

15

e. Cup Counter Anemometer.

Berfungsi untuk mengukur kecepatan angin selama periode waktu tertentu. Alat ini

dipasang disebelah selatan dekat pusat panci, dengan ketinggian 0,5 meter dari permukaan

tanah. Alat ini terdiri dari 3 buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin, dimana

bagian bawah mangkok terdapat angka counter yang mencatat perputaran mangkok tersebut.

Untuk mengetahui kecepatan angin pada periode waktu tertentu dilakukan dengan

mengurangi hasil pembacaan pada angka counter saat pengamatan dengan hasil pembacaan

sebelumnya, kemudian dibagi dengan periode waktu pengamatan.

4.1.4 Alat pengukur radiasi surya

4.1.4.1 Aktinograf

Keterangan:

Berfungsi untuk mengukur radiasi matahari dalam waktu satu hari, dipasang pada

tempat terbuka diatas pondasi beton setinggi 120 cm. Alat ini dinamakan bimetal karena

prinsip kerja alat terdiri dari dua buah lempengan logam yang berbeda warna sebagai sensor,

yaitu lempengan berwarna putih mengkilat dan warna hitam gelap. Perbedaan selisih nilai

pemuaian kedua lempengan tersebut dipakai sebagai dasar pengukuran dan perbedaan ini

akan mengakibatkan beda pemuaian pada kedua lempengan tersebut, sehingga menimbulkan

gerak pada pena dan akan melukis pada kertas pias yang dipasang pada silinder jam. Arah

Page 16: Herman Prasetyo Laporan

16

lempeng logam dipasang searah dengan peredaran matahari yaitu arah Timur – Barat. Pias

dipasang pada jam 07.00 dan diangkat jam 18.00 WIB. Besarnya total radiasi matahari dapat

diketahui dengan menghitung luas lukisan pada kertas pias dengan menggunakan alat

Planimeter. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan rumus :

4.1.5 Alat Pengukur Suhu Tanah

4.1.5.1 Thermometer Tanah.

Berfungsi untuk mengukur suhu tanah dengan kedalaman yang berbeda, yaitu : 0 cm

(permukaan tanah), 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Thermometer ini

menggunakan cairan air raksa dan diletakkan di tanah yang permukaan tanahnya berumput

pendek, dan tanah gundul. Untuk thermometer dengan kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm,

dan 20 cm dipasang dengan sudut kemiringan 60º dan dipasang pada penahan besi untuk

memudahkan pembacaan. Untuk thermometer dengan kedalaman 50 cm dan 100 cm

digunakan thermometer berselubung/ tabung logam tembaga/kuningan. Bagian bawah bola

thermometer diisi dengan parafin/lilin, hal ini dimaksudkan untuk memperlambat perubahan

suhu ketika diangkat saat pengamatan/ pembacaan. Waktu pengamatan : pengamatan I, II, III

(Jam 07.30, 13.30, 17.30 WIB)

4.1.5.2 Thermometer Minimum Rumput

Berfungsi untuk mengukur suhu terendah/ minimum rumput pada suatu periode

pengamatan. Cairan yang digunakan pada thermometer ini adalah alkohol. Pada pipa kapiler

berisikan indeks (batang kaca kecil). Thermometer ini dipasang dengan posisi horizontal di

Page 17: Herman Prasetyo Laporan

17

permukaan tanah berumput pendek dan dijepit pada tempat khusus yang terbuat dari

alumunium yang

4.1.6 Alat pengukur kecepatan dan arah angin

4.1.6.1 Wind Vane Anemometer

keterangan:

Berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Alat ini dipasang pada pipa besi

dengan ketinggian 10 meter, dimana alat ini terdiri dari sensor dan alat penunjuk yang

dihubungkan melalui kabel.

Cara kerja alat tersebut diatas, adalah sebagai berikut :

• Vane (baling‐baling) yang berbentuk anak panah mempunyai tahanan yang melingkar

merupakan lingkaran, tahanan tersebut dihubungkan dengan 3 buah saluran ke alat penunjuk,

pada tiap titik yang satu sama lain berjarak sama. Arus rata dialirkan tahanan tersebut pada 2

titik, dan jika vane berputar maka kedua kotak tersebut ikut berputar, kumparan penunjuk arah

angin dibuat sedemikian rupa sehingga putaran sama dengan putaran vane. Tahanan pada

vane ini dihubungkan dengan 3 buah kawat pada kumparan penunjuk, ditengah dipasang

sebuah magnit yang mempunyai jarum penunjuk, dan alat ini memerlukan arus DC 12 Volt.

Page 18: Herman Prasetyo Laporan

18

• Cup anemometer terdiri dari 3 buah mangkok yang dipasang simetris pada sumbu

vertical, dimana pada bagian bawah sumbu vertikal dipasang sebuah generator, dan jika

tertiup angin ketiga mangkok tersebut akan berputar. Tegangan dari generator sebanding

dengan kecepatan putaran ketiga mangkok, yang kemudian diteruskan ke jarum penunjuk.

Pengamatan dilakukan dengan cara :

untuk menentukan kecepatan angin, dapat dibaca langsung pada alat penunjuk, dan

satuan kecepatan angin yaitu dalam knot ( 1 knot = 1,8 km/jam).

untuk menentukan arah angin, yaitu menekan tombol yang ada pada alat penunjuk dan

kemudian membaca jarum penunjuk yang menunjukkan arah berapa derajat. (Arah

angin 90º = arah timur, 180º = arah selatan, 270º = arah barat, dan 360º = arah utara).

Waktu pengamatan: pengamatan I, II, III (Jam 07.00,14.00,18.00 WIB).

4.1.6.2 Cup Counter Anemometer.

Keterangan:

Berfungsi untuk mengukur kecepatan angin rata-rata selama periode tertentu. Alat ini

terdiri dari 3 buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin , pada bagian bawah

mangkok terdapat angka counter yang mencatat perputaran mangkok tersebut, dan alat ini

dipasang diatas tiang pipa besi setinggi ( ½ m, 2 m, 10 m) dari permukaan tanah. Untuk

mengetahui kecepatan rata-rata angin pada periode waktu tertentu dilakukan dengan

mengurangi hasil pembacaan pada angka counter saat pengamatan dengan hasil pembacaan

sebelumnya, kemudian dibagi dengan periode waktu pengamatan. Waktu pengamatan :

pengamatan I, II, III (Jam 07.00, 14.00, 18.00 WIB).

Page 19: Herman Prasetyo Laporan

19

4.1.7 Alat Pengukur Kelembaban Dan Suhu Udara

4.1.7.1 Sangkar Meteorology

Keterangan:

Sangkar meteorologi ini berfungsi sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca tertentu,

agar tehindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan. Sangkar ini terbuat dari

kayu jati yang dicat warna putih, bentuknya segi 4 , dengan setiap dinding diberi jalusi

berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari papan kayu , semua itu maksudnya agar didalam

sangkar ada sirkulasi udara.

Psychrometer Standard

Psychrometer standard ini ditempatkan didalam sangkar meteorologi dengan

ketinggian berbeda seperti yang tersebut diatas, yaitu terdiri dari :

4.1.7.2 Thermometer Bola Basah dan Bola Kering.

Thermometer maximum

Thermometer minimum

Page 20: Herman Prasetyo Laporan

20

keterangan:

Themometer bola basah dan bola kering ini berfungsi untuk menentukan kelembaban

udara, suhu udara, dan titik embun embun. Alat ini terdiri dari 2 buah thermometer air raksa

yang dipasang berdampingan secara vertikal. Bola dari salah satu thermometer dibungkus

dengan kain kasa/ muslin yang tergantung pada bejana kecil berisi air murni, sehingga bola

thermometer selalu basah dan disebut sebagai bola basah, sedangkan yang lain tidak

dibungkus disebut sebagai bola kering. Suhu udara dapat dibaca pada thermometer bola

kering, penguapan air dari kain kasa basah menyebabkan suhu bola basah lebih rendah dari

pada suhu bola kering. Dari hasil pembacaan bola basah dan bola kering akan dapat diketahui

kelembaban udara dan titik embun. Waktu pengamatan : dilakukan sesuai dengan pengamatan

AgM 1-a dan AgM 1-b.

Thermometer Maksimum.

Berfungsi untuk mengukur suhu udara maksimum. Cairan yang digunakan pada

thermometer maksimum ini adalah air raksa, adanya penyempitan pada pipa kapiler yang

berdekatan dengan reservoir merupakan ciri thermometer maksimum. Thermometer ini

dipasang dengan kemiringan 2º secara horizontal didalam sangkar meteorologi. Prinsip kerja

thermometer ini, yaitu jika suhu udara naik , maka air raksa dalam bola akan memuai

mendorong cairan air raksa keluar melalui pipa yang menyempit, suhu udara terus naik

sampai mencapai nilai

maksimum. Jika suhu udara turun, cairan air raksa dalam bola akan menyusut

sehingga alur air raksa dalam pipa kapiler terputus, namun ujung air raksa tetap menunjukkan

nilai skala yang maksimum. Waktu pengamatan : dilakukan pada jam 18.00 WIB Setelah

dilakukan pengamatan/ pembacaan, posisi air raksa harus dikembalikan ke posisi suhu pada

waktu itu dengan cara diayun sedikit hentakan sebanyak tiga kali.

Thermometer Minimum.

Berfungsi untuk mengukur suhu terendah/ minimum pada suatu periode

pengamatan.Cairan yang digunakan pada thermometer ini adalah alkohol. Pada pipa kapiler

berisikan indeks (batang kaca kecil). Thermometer ini dipasang secara horizontal didalam

sangkar meteorogi.

Page 21: Herman Prasetyo Laporan

21

Prinsip kerja thermometer ini, yaitu jika suhu turun, alkohol akan menyusut dan

permukaan alkohol akan menarik indeks ke arah skala lebih kecil,. Waktu pengamatan :

dilakukan pada jam 14.00 WIB. Setelah dilakukan pengamatan/ pembacaan skala, posisi

indeks harus dikembalikan ke posisi suhu pada waktu itu.

4.1.7.3 Termohigrograf

Alat ini digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban. Pengukuran dilakukan

selama 7 hari, bagian atas berguna untuk megukur suhu, sedangkan bagian bawah untuk

mengukur kelembaban udara. Alat ini menggunakan seberkas rambut yang peka sebagai

sensor. Rambut akan memanjang jika sel-selnya terisi dengan air, begitu juga sebaliknya jika

jika jumlah uap air berkurang rambut akan menyusut. Alat ini di letakan di dalam sangkar

meteorologi. Pias dipasangng selama satu minggu, pias diletakan pada silinder yang berputar.

Pengamatan dilakukan pada pukul 07.00 , 13.00 dan 18.00 waktu setempat, embacaan nilai

suhu dan kelembaban dapat dibaca pada pias dengan skala yang berbeda antara suhu dan

kelembaban.

1

2

3

4

5

keterangan

1. Rambut sensor2. Kertas pias3. Pena4. Silinder5. Lengkungan

sensor suhu

Page 22: Herman Prasetyo Laporan

22

BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan tersebut

adalah:

1. Termometer bola basah digunakan untuk mengukur suhu minimum dan bola

kering untuk mengukur suhu maksimum.

2. Alat pengukuran lamanya penyinaran sinar matahari tipe Campbell stokes harus

dipasang menghadap utara dan kertas harus di ganti jika posisi matahar di ekuator,

diselata, di utara.

3. Ada tiga alat yang ditemui untuk mengukur presipitasi hujan yaitu penakar hujan

otomatis, tipe hellman, tipe observation.

4. Dengan mengetahui alat-alat maka mengetahui juga cara untuk mendapatkan data

yang benar.

5.2 Saran

1. Sya mengharapka agar co. as lebih tegas supaya kegiatan praktikum bisa berjalan

dengan lancer.

2. Untuk semua co.asisten agar lebih memperhatikan praktikan dalm brejalannya

kegitan praktikum, sehingga pratikan dapat menangkap dengan baik apa yang

dijelaskan.

3. Kemudian bagi para Laborat agar melengkapi alat-alat yang masih kurang dan tidak

lengkap serta rusak.

4. Sebaiknya setiap selelai peraktikum co. As memnerikan respon akhir untuk

meninjau sejauh mana pemahaman peserta praktikum.

Page 23: Herman Prasetyo Laporan

23

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1999. Kapita Selekta Agroklimatologi. Jurusan Geofisika dan Meteorologi Fakultas MIPA IPB. Bogor.

Statsiun Klimatologi Bogor.BMKG.2007. Panduan Praktis Mengenai Alat‐alat Klimatologi.Bogor.

Anonim, 2008. Buku petunjuk peratikum Agroklimatologi. Fakultas Pertanian Universitas

Mataram. Mataram.