Judul : Pengaruh Rapamycin sebagai mTOR inhibitor Pada
Hemangioma Infantil
Nama Penulis :Abd. Halim Gazali HDebby ElviraAriandhy Rukhma
MeganandaElva OktianaDea ArdeliaAffy SyifaraniDimas AdriyonoDila
RizkyLiza
Abstract
Hemangioma infantile merupakan tumor vascular yang sering
terjadi pada anak-anak. Walaupun tumor ini jinak, beberapa
hemangioma dapat menyebabkan deformasi dan kerusakan dan/ atau
menyebabkan obstruksi penglihatan dan pernafasan. Tumor terdiri
dari pembuluh darah dan sel-sel endotel yang imatur tetapi tidak
bocor. Pada hemangioma infantile, terjadi peningkatan proliferasi
dari sel neoplasma endothelial cells (ECs) dan migrasi pada
vascular endothelial growth factor (VEGF). VEGF mengaktifkan sinyal
pathway penting seperti phosphatidylinositide 3-kinases
(PI3-kinase)/Akt pathway. Aktivasi peningkatan dari PI3-kinase /
Akt telah ditemukan pada tumor pembuluh darah. Korticosteroid atau
propranolol merupakan first line therapy namun memiliki banyak efek
samping yang merugikan untuk anak-anak dan sekitar 16% hemangioma
tidak merespon terhadap pengobatannya sehingga masih dibutuhkan
terapi tambahan untuk bisa mengurangi durasi pengobatan atau bahkan
pemcegah pembentukan hemangioma. Kortikosteroid menghambat
pembentukan pembuluh darah dengan menekan VEGF-A di HemSCs
(Hemangioma stem cells). Rapamycin sebagai mTOR (mammalian target
of rapamycin) inhibitor memiliki kemampuan untuk meghambat
proliferasi hemangioma-derived stem cell, sel vaskulogenik manusia
dengan menghambat sintesis protein sehingga tidak terjadi
pengaktifan protein ribosom S6 (melalui fosforilasi dari activator
S6-kinase 1) dan pelepasan eukaryotic translation initiation factor
4E (eIF4E). Hal tersebut dinilai dapat digunakan sebagai terapi
untuk penyakit hemangioma infantile. Pada studi in vitro dan in
vivo menunjukkan efek rapamycin mengurangi kapasitas pembaruan diri
dari stem cell hemangioma, menghilangkan potensi untuk
berdiferensiasi dan menghambat aktivitas vaskulogenik dari sel in
vivo . Pada penelitian terakhir, rapamycin dapat bekerja dengan
corticosteroid untuk memblok pembentukan hemangioma secara in
vivo.
Tujuan Mengetahui efek dari rapamycin terhadap sel-sel tumor
pada penyakit hemangioma infantil. Mengetahui mekanisme kerja
rapamycin sebagai mTOR inhibitor pada penyakit hemangioma infantil.
Menemukan terapi lain hemangioma infantil dengan efikasi yang
baik.
Metode
In Vitro : Post operative jaringan hemangioma infant di cuci
menggunakan PBS dan di pindahkan ke dalam petridish steril.
Jaringan tersebut di potong dengan ukuran 1 x 1 mm2 dan di cuci
kembali dengan menggunakan PBS. Kemudian jaringan tersebut di
kultur stem cell dengan menggunakan invitrogen selama 15 hari dan
di pantau level faktor pertumbuhannya (VEGF,EGF,FGF basic dan
G-CSF) setiap 5 hari. Karena jaringan tersebut mengeluarkan faktor
pertumbuhan VEGF dilakukan studi ini dengan memberikan penghambat
faktor VEGF yaitu Rapamycin. Diberikan 3 rapamycin dengan
konsentrasi yang berbeda , 1nM , 2nM, dan 4nM. In Vivo : Infantile
Hemangioma yang telah di kultur selama satu minggu di pisahkan
mengguanakan collagenase menjadi satuan sel dan di masukan ke dalam
matrigel. 200 l di injeksikan secara subkutan di kedua sisi panggul
tikus. Pada tikus akan mengandung sel tumor EOMA dan untuk
mengevaluasi di lakukan terapi dengan DMSO atau dosis rendah
rapamycin (0,1 mg/kg BB per hari) injeksi intraperitoneal selama 12
hari.
Hasil
Aktivasi dari VEGF adalah faktor penting dalam pengiriman sinyal
yang menyebabkan respon pada stimulasi faktor pertumbuhan termasuk
ke dalamnya adalah mTOR yang dapat meningkatkan aktivasi P13-kinase
dan sering ditemukan di dalam tumor vascular. (Fig 1.)
Figure 1. The mTOR pathway regulates cell growth by enabling
protein translation in responseto signals. This pathway is
important for cell mass and cell proliferation that are likely
beneficialfor early life fitness but perhaps at the expense of
longevity. Cancer is one potentialage-related disease that may be
ameliorated by mTOR inhibition. GH, growth hormone;IGF-1,
insulin-like growth factor-1.
Figure 2. mTOR pathway. Sinyal-sinyal extracellular growth
factor ditransmisikan melalui reseptor tyrosine kinase ke
phosphoinositide-3-kinase (PI3K). Sinyal-sinyal tersebut tersambung
melalui Akt/protein kinase B (PKB) ke mammalian target of rapamycin
(mTOR) yang mengaktifkan sintesis protein, hasilnya terhadap
proliferasi sel dan peningkatan angiogenesis. Tumor suppressor
proteins (PTEN) dan TSC1 & TSC2 memberikan efek negatif
terhadap jalur ini. Aktivasi mTOR menunjukan peningkatan sintesis
protein dengan cara mengaktivasi protein ribosom S6 (melalui
fosforilasi dari activator S6-kinase 1) dan melepaskan eukaryotic
translation initiation factor 4E (eIF4E), komponen penting dari 40S
ribosomal subunit, dari ikatan proteinnya. Sirolimus secara
langsung menghambat mTOR, untuk mencegah sintesis protein dan
proliferasi sel serta angiogenesis.
Pada percobaan invitro dapat di buktikan penurunan dari jumlah
sel tumor setelah diberikannya rapamycin dalam 3 konsentrasi. (Fig
3.)
Figure 3. IH tumor sphere specifically secrete VEGF and
Rapamycin, an mTOR/VEGF inhibitor inhibits proliferation of IH
tumor stemcells. A, Concentration of VEGF secreted from tumor
spheres at different days of cell culture. Every 5 days media was
collected and theconcentration of VEGF was evaluated by multiplex
Luminex assay. Three independent measurements were performed. The
result indicates thatIH tumor spheres continuously secreted VEGF
and that the secreted growth factor may be involved in the
proliferation of the tumor spheres. B,Inhibition of growth of tumor
spheres by Rapamycin. Three different concentration of Rapamycin, 1
nM, 2 nM and 4 nM was used. At days 0, 3,6 and 10, a sample of
tumor spheres was collected, dissociated with collagenase IV and
number of cells were counted.\
Bahkan dengan dosis rapamycin rendah dapat mengurangi volume
tumor jadi di bandingkan dengan DMSO pada percobaan secara invivo.
(Fig 4.)
Figure 4. rapamycin (Rapa) inhibits vascular tumor growth. Mice
with EOMA tumors were treated with dimethyl sulfoxide (DMSO) or
Rapa (0.1 mg/kg per day, intraperitoneally (i.p.) injections)
Dalam percobaan juga di lakukan dengan pengobatan rapamycin
secara topikal pada lokasi tumor yang dapat dilakukan pengobatan
secara topikal.
Figure 5. Topical rapamycin (Rapa) inhibits vascular tumor
growth. (b) Mice with EOMA tumors were treated topicallywith DMSO
or Rapa once daily
Kesimpulan
Kesimpulannya adalah hasil dari studi beberapa jurnal
membuktikan terdapat peran penting di dalam mTOR S6K pathway pada
tumor vaskuler. Rapamycin yang bertindak sebagai inhibitor mTOR
efektif dalam menghambat pertumbuhan tumor vaskuler . Pengobatan
rapamycin secara topikal juga dapat menguntungkan untuk pengobatan
terhadap anak-anak karena dapat mengurangi efek sistemik obat
tersebut terutama pada penyakit Hemangioma infant. Pengobatan
kombinasi kortikosteroid dengan rapamycin dapat menjadi terapi yang
efektif sehingga vaskularisasi dapat dihambat dengan dosis rendah
dari masing-masing obat.
FOTO-FOTO
Tinjauan Pustaka
Xu et al. Isolation, characterization, and in vitro propagation
of infantile hemangioma stem cells and an in vivo mouse model.
Journal of Hematology & Oncology. 2011 4:54. Wa Du et al.
Vascular tumors have increased p70 S6-kinase activation and are
inhibited by topical rapamycin. Laboratory Investigation. 2013 93,
11151127 Greenberger S et al. Rapamycin Suppresses Self-Renewal and
Vasculogenic Potential of Stem Cells Isolated from Infantile
Hemangioma. J Invest Dermatol. 2011 December ; 131(12): 24672476
Tinteang T, Withers AHJ, Davis PF and Tan ST. Biology of infantile
hemangioma. (2014) Front. Surg. 1:38.