Date post: | 05-Feb-2016 |
Category: |
Documents |
Author: | rommyckho-putra-al-aisya |
View: | 26 times |
Download: | 0 times |
TINEA CORPORIS et CRURIS
Head InjuryPembimbing :dr. Darwan Moudar, Sp.Bdr. Furqan Hasan Sp.Bdr. Safrizal Sp.B
Penyaji :Dyan PratiwiMustika HandritaMutya Wirda
AnamnesisAnamnesis secara Autoanamnesis dan Alloanamnesis Tanggal : 26 Februari 2015
Keluhan utama : Nyeri kepala
Primary SurveySecondary SurveyPasien datang ke RSUD Langsa pada tanggal 24 Februari 2015 post KLL. Dengan keluhan pingsan setelah tabrakan, kemudian os sadar kembali. os juga mengalami muntah berkali-kali, pusing , nyeri kepala yang hebat, hematom di kepala sebelah kanan dan luka lecet. Mual (-), pupil isokor ka = ki (+). Kronologisnya yaitu Pada saat os sedang mengendarai motor kemudian tiba-tiba terjadi tabrakan dengan motor lainnya. lalu os terjatuh dan kepala kanan terbentur aspal. Riwayat Penyakit Dahulu Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga Disangkal
Riwayat Penggunaan Obat Disangkal
A. Status GeneralisataKeadaan Umum : Tampak sakit berat Kesadaran : somnolen GCS: E 3 M 6 V 4TD: 120/90 mmHgNadi: 70 x/menitSuhu: 37,5 0CPernapasan: 24 x/menit
Pemeriksaan FisikKepala dan LeherKepala: NormocephaliMata: DBNHidung: DBNMulut: DBNTelinga: DBNLeher: pembesaran KGB (-), peningkatan TVJ (-)Thorax Paru-paruInspeksi: gerakan nafas simetris, retraksi iga (-), nafas paradoksal (-)Palpasi: stem fremitus kanan = kiriPerkusi: sonor pada kedua lapangan paru Auskultasi: vesikuler (+/+), whezing (-/-), Jantung Inspeksi: ictus cordis tidak terlihatPalpasi: ictus cordis terabaPerkusi: Dalam batas normalAuskultasi: Bising jantung (-), murmur (-)AbdomenInspeksi: distensi (-)Palpasi: soepel (+),NT (-), massa (-)Perkusi: tympani (+)Auskultasi: peristaltik usus (+)
EkstremitasSuperior: DBNInferior: DBNStatus lokalisataRegio temporoparietal Inspeksi : Tampak pembengkakan pada kepala bagian kananPalpasi : Nyeri Tekan (+)Perkusi : Tidak dilakukan Auskultasi : Tidak dilakukanGerakan : kanan -> tidak terbatas kiri -> tidak terbatas
Pemeriksaan penunjang CT scan Foto schedel
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium 19 Februari 2015PemeriksaanHasilHemoglobin
12,7 g/dlHematocryt
38,5 %Leukosit 14.200 /uLTrombosit125.000/uL Glucose (s)148 mg/100 mlDiagnosa KerjaTrauma Capitis + Intra Cerebral Hematoma
PenatalaksanaanIVFD RL 20 gtt/iCefotaxim 2x1 Ketorolac 2x1Ranitidine 2x1Luminal 2x1 amp IM Follow upTanggal Vital sign Keluhan Terapi/tindakan24 februari 2015TD:120/90 mmHgHR: 86 x/iRR: 22 xiT: 37,5 oCBengkak bagian temporo parietal(+)Luka lecet(+)Muntah (+)IVFD RL 20 gtt/i cefotaxim Ketorolac ranitidine Luminal 25 februari 2015TD: 110/70mmHgHR: 85x/iRR : 24x/iT : 36,5 oC
Luka lecet (+) , bengkak bagian temporo parietal (+) sakit kepala (+), muntah (-)
IVFD Mannitol 20 gtt/I 150 cc / 8 jamIVFD Nacl 20 gtt/I CefotaximeKetorolacRanitidineLuminal Kalnex 26 februari 2015TD: 130/80mmHgHR: 85x/iRR: 24x/iT: 36,5 oC
Luka lecet (+) bengkak dibagian temporal (+) sakit kepala (+) muntah (-) IVFD Nacl 20 gtt/I CefotaximeRanitidineLuminal Tramadol
27 feb 2015TD: 167/95mmHgHR: 43x/iRR: 24x/iT: 36,5 oCICUIVFD Nacl 20 gtt/I CefotaximeRanitidineLuminal tramadoldiazepam
28 feb 2015TD: 165/90 mmHgHR: 75x/iRR: 24x/iT: 37,5 oCICUVFD Nacl 20 gtt/I CefotaximeRanitidineLuminal tramadoldiazepam
1 mar 2015TD: 149/93 mmHgHR: 55x/iRR: 22x/iT: 37,5 oCICUVFD Nacl 20 gtt/I CefotaximeRanitidineLuminal tramadoldiazepam
2 Mar 2015TD: 156/92 mmHgHR: 95x/iRR: 24x/iT: 37,3 oCICUIVFD RL 20 gtt/i cefotaxim ranitidine Luminal ampTramadol tabDiazepam tab
HEAD INJURYAnatomi Kepala
21Trauma kapitis Trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung maupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik temporer maupun permanen.22Klasifikasi trauma kapitisBerdasarkan mekanismeTumpulTembusBerdasarkan beratnya cederaRingan : GCS 14-15Sedang : GCS 9-13Berat : GCS 3-8Berdasarkan morfologiFraktur tengkorakKalvaria Dasar tengkorak
Lesi intrakranialFokal 1. Epidural 2. Subdural 3. Intraserebral Difus 1. Konkusi 2. Konkusi multiple3. Hipoksia / iskemik
Etiologi Disebabkan oleh benturan didalam rongga otak kepala yang menyebabkan perdarahan dan biasanya terjadi pada kecelakaan lalu lintas, jatuh, kecelakaan pada saat olahraga dan cedera kekerasan.Patofisiologi Trauma KapitisProses primermerupakan kerusakan otak yang diakibatkan oleh benturan atau proses mekanik yang membentur kepala. Derajat kerusakan tergantung pada kuatnya benturan dan arahnya, kondisi kepala yang bergerak/diam, dan percepatan/perlambatan gerak kepala. Proses primer ini mengakibatkan fraktur tengkorak, perdarahan dalam rongga tengkorak/otak, robekan selaput saraf dan kematian langsung neuron pada daerah yang terkena. Proses skundermerupakan tahap lanjutan dari kerusakan otak primer dan timbul karena berubahnya struktur anatomi maupun fungsional dari otak, misalnya: meluasnya perdarahan, edema otak, kerusakn neuron berlanjut, iskemia dan hipertermi.Klasifikasi Trauma Kapitis Komosio serebriKomosio serebri adalah trauma kapitis mengalami kesadaran yang menurun sejenak (tidak lebih dari 10 menit). Gejala-gejala yang dapat dilihat adalah : a. Penderita tidak sadar sejenak ( 10 menit) b. Wajahnya pucat c. Kadang-kadang disertai muntah d. Nadi agak lambat : 60-70/ menit e. Tensi normal atau sedikit menurunf. Setelah sadar kembali mungkin tampak ada amnesia retrogad
28Kontusio serebri (memar otak)Kontusio serebri adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh trauma kapitis yang menimbulkan lesi perdarahan intersitiil (perdarahan yang terjadi diantara bagian-bagian atau sela-sela jaringan). Jika lesi otak menyebabkan terputusnya kontinuitas jaringan maka disebut laserasio serebri. 2929Hematoma epiduralPerdarahan dalam ruang antara tabula interna kranii dengan duramater. Berbentuk bikonveksHematom massif, akibat pecahnya arteri meningea media atau sinus venosus.Tanda diagnostik klinis:Lucid interval(+)Kesadaran makin menurunPupil anisokorFraktur di daerah temporalHematoma epidural di fossa posteriorLucid interval tidak jelasFraktur kranii oksipitalKehilangan kesadaran cepatGangguan serebellum, batang otak dan pernafasanPupil isokorPenunjang diagnostikCT Scan otak: gambaran hiperdens (perdarahan) di tulang tengkorak dan dura, umumnya di daerah temporal, dan tampak bikonveks.Hematoma subduralPerdarahan terjadi diantara duramater dan arakhnoid, biasanya sering di daerah frontal, parietal dan temporal.Perdarahan terjadi akibat robeknya vena- vena kecil di permukaan korteks serebri. Biasanya menutupi seluruh permukaan hemisfer otak.Gejala klinis:Sakit kepala Kesadaran menurunPenunjang diagnostikCT Scan otak: gambaran hiperdens (perdarahan) diantara duramater dan arakhnoid, umumnya karena robekan yang tampak seperti bulan sabit.Hematoma intraserebralPerdarahan dalam jaringan otak karena pecahnya arteri di dalam jaringan otak, sebagai akibat trauma kapitis berat dan kontusio berat.Gejala klinis:Hemiplegi (gangguan fungsi motorik/ sensorik pada satu sisi tubuh)Papilledema (pembengkakan mata) serta gejala-gejala lain dari tekanan intrakranium yang meningkat
34Pemeriksaan & PenatalaksanaanPrimary SurveyA : Airway B : Breathing C : Circulation D : DisabilityE : ExposureImobilisasi dan stabilisasi servikalMelakukan pemeriksaan neurologi singkatRespon pupilMenentukan nilai GCSSecondary SurveyInspeksi keseluruhan kepalaPalpasi keseluruhan kepala, termasuk wajahInspeksi semua laserasi kulit kepalaMenentukan nilai GCS dan respon pupilPemeriksaan vertebra servikalPenilaian beratnya cederaPemeriksaan ulang secara kontinyu- observasi tanda-tanda perburukanEvaluasi CT Scan kepala
Pemerikaan Kesadaran
37Derajat kesadaran berdasarkan SKG
KategoriSKGGambaran klinik CT ScanMinimal 15Pingsan (-), defisit neurologi (-)Normal Ringan 13-15Pingsan 10 menit s/d 6 jam, defisit neurologi (+)
Abnormal Berat3-8Pingsan > 6 jam, defisit neurologi (+)Abnormal Pemeriksaan penunjangFoto polos kepalaCT Scan kepalaMRI (Magnetic Resonance Imaging) kepalaAngiografi Arteriografi Terapi medikamentosa Cairan intravena: untuk resusitasi agar penderita tetap dalam keadaan normovolemia.Hiperventilasi Manitol Furosemid Steroid Barbiturat Antikonvulsan Prognosis Semua pasien harus mendapat terapi sambil menunggu konsultasi dengan ahli bedah saraf. Terutama pada penderita anak-anak yang memiliki daya pemulihan yang baik.DAFTAR PUSTAKA1. Persatuan Dokter Spesialis Saraf indonesia(PERDOSSI), Konsensus Nasional Penanganan Trauma Kapitis dan Trauma Spinal, 2006, Bagian Neurologi FKUI/RSCM, CV. Prikarsa Utama Jl. Pramuka Raya No. 14.2. Advance Trauma Life Support for Doctor, America College of Surgeon Committe on Trauma, 2004, 633 N. Saint Clair St, Chicago, IL 06611-3211
Terima Kasih