ABSTRAK
Perpindahan panas (heat transfer) adalah perpindahan
energitermal yang terjadi sebagai akibat dari adanya perbedaan
temperatur antara sistem dan lingkungannya. Proses ini berlangsung
dengan berbagai mekanisme, antara lain : konduksi, konveksi,
radiasi, atau gabungannya. Salah satu aplikasinya di industri
adalah pada alat penukar panas (heat exchanger).Heat
exchangermerupakan alat vitalyang digunakan untuk mentransfer panas
dari fluida bertemperatur tinggi ke fluida yang bertemperatur
rendah. Fungsi dari alat ini sendiri dapat mendinginkan atau
memanaskan fluida, tergantung pada kebutuhan. Tujuan dari praktikum
heat exhanger yang dilakukan adalah untuk menambah pemahaman
mengenai konsep perpindahan panas padaheat exchangerguna
mendapatkan penyelesaian terhadap problem yang terjadi.Metodologi
praktikum ini terdiri dari dua tahapan yaitu tahap set-up peralatan
dan tahap pengambilan data. Tahap set-up peralatan meliputi
pengaturan awal pada alat praktikum sesuai dengan prosedur hingga
kondisinya stabil. Selanjutnya, tahap pengambilan datameliputi
pengaturan debit fluida dingin, lalu ditunggu dengan waktu tunggu10
menit, melakukan pengambilan data dengan menekan tombol pada
selector kemudian dicatat datanya, apabila telah
selesaithermocoupledi-set, dan alat pada sistem dimatikan. Proses
diulangi untuk variasi debit fluida dingin. Langkah sesuai dengan
prosedur praktikum yang ada.Hasil yang diharapkan dari praktikum
heat exchanger adalah didapatkannya data berupa : Grafik qactual =
f (Recold) ; Grafik h = f (Recold) ; Grafik = f (NTU, Cr) ; Grafik
Pcold = f (Recold) ; dan Grafik Phot = f (Rehot).
PENDAHULUAN
Latar BelakangDefinisi paling sederhana dan umum dari
perpindahan panas adalah perpindahan energi kalor sebagai akibat
dari perbedaan tempertaur. Proses perpindahan panas ini terjadi
dengan berbagai cara. Jika ada perbedaan temperatur didalam media
diam (cair atau padat) digunakan istilah konduksi untuk menunjukkan
perpindahan panas yang terjadimelintasi media.Istilah konveksi
untuk menunjukkan perpindahan panas yang terjadi antara permukaan
dan fluida yang bergerak ketika temperaturnya berbeda.Istilah
radiasi menunjukkan perpindahan panas yang terjadi akibat suatu
permukaan pada temperatur tertentu memancarakan energi dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Oleh karena itu, tanpa adanya media akan
terjadi perpindahan panas secara radiasi antara dua permukaan yang
berbeda temperaturnya.Alat penukar panas (heat exchanger) merupakan
salah satu alat penunjang produksi yang berfungsi untuk
melaksanakan perpindahan energi panas dari suatu aliran fluida ke
aliran fluida yang lain. Jenis dan ukuran alat penukar ini
sangatbervariasi,bergantung pada kebutuhan. Salah satu jenis
peralatan ini adalah shell dan tube, dimana aliran fluida mengalir
didalam tabung dan fluida lain dialirkan melalui selongsong
melintasi luar tabung. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
perpindahan panas dari aliran fluida yang temperaturnya lebih
tinggi menuju ke fluida lain yang bertemperatur lebih rendah. Untuk
mendapatkan perpindahan panas yang lebih besar maka didalam
selongsong dipasang sekat-sekat (baffles).Untuk mengetahui
karakteristik sebenarnya suatualat penukar panas, perlu dilakukan
suatu uji coba peralatan dengan cara melakukan pemodelan alatnya
seperti pada kondisi operasional yang sebenarnya.Pada saat fluida
mengalir didalam tabung maka terjadi penurunan tekanan akibat
adanya kerugian gesek yang terjadi sepanjang tabung yang
mengakibatkan bertambahnya biaya pemompaan fluida, demikian juga
aliran fluida dalam selongsong.TujuanTujuan dari praktikum alat
penukar panas ini adalah mengetahui karakteristik suatu alat
penukar panas pada kondisi sebenarnya. Dengan mengetahui koefisien
perpindahan panas secara keseluruhan, maka besarnya perpindahan
panas diantara dua jenis fluida berbeda temperatur dapat dicari,
tujuan diatas dirinci :1. Memahami fenomena fisik dari heat
exchanger2. Mengetahui karkateristik sesungguhnya heat
exchanger
Rumusan masalahAdapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah
:1. Bagaimana fenomena fisik heat exchanger?2. Bagaimana
karakteristik sesungguhnya heat exchanger?
Batasan MasalahAdapun batasan masalah dari percobaan ini adalah
:1. Steady StateProperties di setiap titik tidak berpengaruh
terhadap fungsi waktu, properties dianggap konstan.2.
Incompressible flowSuatu aliran dimana variasi densitasnya sangat
kecil atau diasumsikan perubahan densitasnya sama dengan nol.3. One
dimensional ConditionUntuk arah perpindahan panas terjadi tegak
lurus terhadap arah aliran4. Ep dan Ek DiabaikanPerubahan energi
potensial dan energi kinetikdiabaikan.5. Harga U konstan untuk
seluruh panjang pipaHarga U konstan untuk pipa homogen dimana nilai
k disepanjang pipa adalah sama6. Penukaran panas hanya terjadi
diantara kedua fluida kerja dimana penukaran panas terjadi pada
minyak dan air.7. Fully Development FlowAliran fluida mengembang
penuh, dimana boundary layer dibagian atas dan bawah bertemu
menjadi satu, karena tidak terpengaruh gaya gesek lagi dengan
dinding tube.8. Negligible Heat transfer of RadiationRadiasi dari
heat exchanger ke surrounding diabaikan karena bilangan konstanta
boltzman-nya sangat kecil.9. Fouling Factor DiabaikanKerugian yang
dialami tiap aliran yang disebabkan oleh kotoran, sehingga
menyebabkan pengecilan diameter pipa diabaikan
Sistematika LaporanUntuk penyusunan laporan perpindahan panas
digunakan sistematika sebagai berikut :1. AbstrakBerisi
pendahuluan, langkah kerja, tahap persiapan serta data hasil
praktikum.2. Bab I PendahuluanBerisi latar belakang, tujuan
praktikum, rumusan masalah, serta batasan masalah dan sistematika
penyusunan laporan.3. Bab II Dasar TeoriBagian ini memuat dasar
teori yang digunakan pada saat pengolahan data dan pada saat
praktikum serta pengambilan kesimpulan.4. Bab III MetodologiBerisi
mengenai peralatan yang digunakan saat praktikum baik berupa
spesifikasi maupun gambar peralatan dan instalasi, serta
urutan-urutan saat dilakukan percobaan.5. Bab IV Analisa Data Dan
PembahasanBerisi data percobaan dan contoh perhitungan yang
didapatkan pada saat praktikum beserta table perhitungan dan grafik
hasil perhitungan sera analisa grafiknya.6. Bab V Kesimpulan Dan
SaranMemuat kesimpulan dari seluruh praktikum yang telah dilakukan
dan saran agar praktikum ini menjadi lebih baik
DASAR TEORI
Tipe Alat Penukar PanasBerdasarkan arah aliran relatif kedua
fluida, ada empat macam heat exchanger:a. Pada susunan aliran
searah (parallel flow), fluida panas dan dingin masuk pada ujung
yang sama, mengalir dengan arah yang sama dan berakhir pada ujung
yang sama pula.b. Pada susunan aliran yang berlawanan (counter
flow), fluida panas dan dingin masuk pada ujung yang berlawanan,
mengalir secara berlawanan arah dan berakhir pada ujung yang
berlawanan arah pula.c. Alternatif yang lain adalah aliran
melintang atau tegak lurus (cross flow) yang terbagi atas dua
kondisi, kedua fluida tak bercampur (unmixed) dan setelah satu dari
fluida bercampur tapi yang lainnya tidak bercampur.d. Susunan
dengan arah aliran gabungan atau tiga pola aliran di atas.
Berdasarkan tipe alat penukar panas, ada beberapa macam antara
lainconcentric tube heat exchanger, shell and tube heat
exchanger.
Shell and Tube Heat ExchangerPada peralatan ini proses
perpindahan panas terjadi antara fluida yang mengalir dalam tube
(tabung) dengan fluida shell (selongsong) yang mengalir di luar
tabung. Aliran fluida shellyang berolak akan memberikan koefisien
perpindahan panas yang tinggi. Untuk memperoleh efek olakan pada
aliran fluida tersebut dipasang baffles (sekat-sekat). Di samping
itu baffle juga digunakan untuk mengarahkan aliran dalam fluida di
shell dan mengikat atau mendukung tube bundle.
Kondifikasi Shell and Tube Heat ExchangerBerdasarkan TEMA
(Tubular Exchanger Manufacturing Association), shell and tube heat
exchanger dikodekan dengan 3 huruf dimana masing-masing huruf
menunjukkan tipe front end stationary head, bentuk dan laluan di
shell, dan tipe rear and head.
Gambar 2.1 Bagian-Bagian Shell and Tube Heat Exchanger tipe
AES
a. Fixed Tube Sheet Heat Exchanger Fixed tube sheet heat
exchanger tersusun atas shell dan tube sheet yang menyatu (tidak
dapat dipisah). Hal ini mencegah kebocoran fluida yang mengalir di
shell.Fluida yang mengalir di shell adalah fluida yang tidak
menyebabkan fouling karena jenis ini tidak didesain untuk dilakukan
pembersihan di sisi shell.
Gambar 2.2Fixed Tube Sheet Heat Exchangerb. U Tube Bundle Heat
ExchangerJenis ini hanya mempunyai satu stationary tube sheet dan
rear-nya berbentuk U. Tube bundle dapat dikeluarkan dari shell
sehingga dapat dilakukan pembersihan secara mekanis. Jumlah laluan
di sisi tube harus genap.
Gambar 2.3 U Tube Bundle Heat Exchanger
c. Outside Packed Heat Exchanger Terdapat packing untuk mencegah
kebocoran fluida di sisi shell. Ada kalanya fluida mengalami
kebocoran sehingga tipe ini tidak boleh digunakan untuk fluida di
sisi shell yang bertekanan tinggi, mudah terbakar, dan beracun.
Gambar 2.4Outside Packed Heat Exchanger
d. Internal Floating Heat ExchangerCiri-ciri dari tipe ini
adalah floating tube sheet yaitu tube sheet yang terpisah dari
shell maupun channel. Konstruksi seperti ini dapat mengakomodasi
adanya axial expansion di tube bundle akibat perbedaan temperatur
yang besar antara kedua fluida. Memungkinkantubebundle dapat
dikeluarkan dari shell untuk dilakukan pembersihan secara
mechanical maupun chemical. Tube bundle juga dapat diganti dengan
yang baru apabila terjadi kebocoran. Pull Through Floating HeadTube
bundle dapat langsung dikeluarkan dari shell dengan mudah yaitu
dengan melepas baut di channel dan menantinya keluar.
Gambar 2.5Pull Through Floating Head
Floating Head withBacking DeviceSeperti pada gambar 2.1,
floating head dapat dijepit antara backing device dan tube sheet
cover.Disebut juga non-pull throughfloating head karena tube
bundletidak dapat langsung dilepas darishell.Untuk melepas tube
bundle, shell cover dan tube sheet cover harus dilepas terlebih
dahulu.
Externally Sealed Floating Tube SheetMemiliki dua stuffing box
yang berhadapan, juga memiliki lantern ring diantara packing untuk
lubrikasi.Kelebihannya adalah murah dan dapat diproduksi secara
massal. Kekurangannya adalah kemungkinan terjadi kebocoran kedua
fluida ke atmosfir atau dari satu fluida ke fluida lain.
Jenis- Jenis Bafflesa. Segmental BaffleSegmental baffle dibentuk
dengan cara memotong baffle dari bentuk lingkaran, potongan baffle
mempunyai ukuran antara 15% - 40% (biasanya 25%) dari ukuran
lingkaran penuh. Baffle ini banyak digunakan dan dianggap baffle
standar karena mempunyai efisiensi perpindahan panas yang
tinggi.
Gambar 2.6Segmental Baffle
b. Strip BaffleBentuk ini juga dapat disebut double segmental,
karena terdapat dua potongan pada lingkaran penuh baffle.Besar
potongan antara 20% - 30% untuk satu lingkaran.
Gambar 2.7Strip Baffle
c. Disc and Doughnut BaffleDesain dan bentuk terdiri dari baffle
berbentuk disc dan doughnut. Diameter bentuk disc lebih besar dari
diameter lubang doughnut, padabaffle jenis ini dipakai tie rod
untuk menyangga baffle. Tie rod ini sebagian terletak pada susunan
tabung sehingga mempengaruhi jumlah efektif tabung dalam berkas /
susunan tabung.
Gambar 2.8Disc and Doughnut Baffle
d. Orifice BaffleBafflejenis ini terdiri dari disc dengan
lubanglubang yang mempunyai ukuran lebih besar dari diameter
tabung. Aliran fluida mengalir melalui anular orifice dan
menimbulkan pengaruh olakan pada fluida. Desain dari baffle ini
jarang dipakai karena efesiensi yang rendah.
Gambar 2.9Orifice Baffle
e. Rod BaffleBaffle jenis ini lebih berfungsi sebagai sirip
daripada pengaruh aliran. Rod baffle heat exchanger dikembangkan
oleh Philip. Heat exchanger ini getarannya lebih kecil.
Gambar 2.10Rod Baffle Heat Exchanger and Support (a)
Schematic,(b) Details, (c) Cage Assembly, (d) Tube and Support Rod
Layout
Analisa Penukar PanasMetode Beda Temperatur Rata- Rata
Logaritmik (LMTD)Metode yang sering digunakan untuk perancangan
dengan perhitungan untuk kerja peralatan penukar panas.
Harga dapat ditentukan dengan mengetahui harga suhu masuk dan
suhu keluar kedua fluida, sehingga persamaan di atas menjadi :
, dimana:q = heat transfer (W)U = overall heat transfer
coeffisien (kJ/s.m.K)A = luas bidang perpindahan panas (m)
Gambar 2.11Distribusi Temperatur pada Aliran Penukar Panas
Gambar 2.12 Distribusi Temperatur pada Penukar Panas Aliran
Paralel
Untuk mendapatkan hargadiperlukan asumsi : Harga U konstan untuk
seluruh panjang pipa Konduksi hanya berlangsung satu dimensi ke
arah radial pipa Pertukaran panas hanya terjadi antara kedua fluida
Kondisi tunak Perbedaan energi potensial dan kinetik diabaikan.
Untuk penukar aliran paralel berlaku :
Metode Number of Transfer Unit (NTU)Metode ini lebih efektif,
jika dipakai untuk mengetahui unjuk kerja dari penukar kalor yang
sudah jadi. Untuk mendefinisikan unjuk kerja dari penukar kalor
terlebih dahulu harus diketahui laju perpindahan panas maksimum
yang dimungkinkan oleh penukar kalor tersebut .Jika Cc < Ch,
maka= Cc( Th, i Tc, i )Jika Cc > Ch, maka= Ch ( Th, i Tc, i
)
Sedangkan effectiveness (e) adalah perbandingan antara laju
perpindahan panas heat exchanger dengan laju perpindahan maksimum
yang dimungkinkan.
Effectiveness merupakan bilangan tanpa dimensi dan berada dalam
batas0