Nyepi Day Celebration in nikko bali resort & spa
Om Swastyastu,
Om Awighnam Astunamosiddham,
Bersama ini saya mencoba memaparkan makna hari raya Nyepi dari
arti yang paling dangkal serta rangkaian daripada perayaan hari
raya Nyepi khusunya di nikko bali resort & spa. Selamat membaca
semoga bermanfaat.Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru aka 1934 di
nikko bali resort & spa
Pendahuluan :
a) Pengertian Nyepi berasal dari kata Sepi, Sunyi. Hari raya
Nyepi adalah perayaan hari tahun baru aka yang jatuh pada penanggal
apisan sasih Kedasa (eka sukla paksa Waisak) sehari setelah tilem
Kesanga (panca dasi Krsna Paksa Caitra).
b) Hakekat.Penyucian bhuwana agung dan bhuwana alit (makro dan
mikrokosmos) guna mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir
batin (jagadhita dan moksa), terbinanya kehidupan yang berlandaskan
Satyam (kebenaran), Siwam (kesucian), dan Sundaram (keharmonisan/
keindahan).Latar Belakang Sejarah Tahun Baru aka1. Penobatan Raja
Kaniskha I.Tahun baru aka mulai diresmikan pada penobatan Raja
Kaniskha dan dinasti Kushana pada tahun 78 Masehi.
2. Tahun aka di Indonesia.Pada zaman dahulu, berdasarkan
berbagai daftar prasasti hanya dikenal tahun aka saja. Menurut
Negarakertagama, pada zaman Majapahit pergantian tahun aka (bulan
Caitra ke Waisaka) dirayakan secara besar-besaran.Rangkaian hari
raya Nyepi :
a. Melasti.Melasti disebut juga melis atau mekiyis bertujuan
untuk melebur segala macam kotoran baik pikiran, perkataan dan
perbuatan, serta memperoleh air suci (angemet tirtha amerta) untuk
kehidupan yang pelaksanaannya dapat dilakukan di laut, danau, dan
pada sumber/ mata air yang disucikan. Bagi pura yang memiliki
pratima atau pralingga seyogyanya mengusungnya ke tempat patirtan
tersebut di atas. Pelaksanaan melasti biasanya dilakukan tiga hari
sebelum Hari Raya Nyepi.
b. Tawur.Upacara tawur bertujuan untuk menyucikan dan
mengembalikan keseimbangan bhuwana agung dan bhuwana alit baik
sekala maupun niskala. Upacara ini dilakukan pada sandikala. Tilem
Caitra, sehari sebelum hari raya Nyepi.Sedangkan ketentuan upakara
atau sesajen melasti dan tawur di atas melengkapi ketetapan-
ketetapan pelaksanaan Nyepi terdahulu, yang disesuaikan dengan
desa, kala, patra, (daerah/ tempat, waktu, dan keadaan).c. Hari
raya Nyepi.Sesuai dengan hakekat hari raya Nyepi maka umat Hindu
wajib melaksanakan catur brata penyepian. Dengan demikian maka umat
Hindu wajib melakukan tapa, yoga, dan semadi. Brata tersebut
didukung dengan catur brata Nyepi, sebagai berikut : I. Amati Geni,
tidak menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu.II. Amati
karya, yaitu tidak melakukan kegiatan kerja jasmani melainkan
meningkatkan kegiatan menyucikan rohani.III. Amati lelungaan, yaitu
tidak bepergian melainkan melakukan mawas diri.IV. Amati lelanguan,
yaitu tidak mengobarkan kesenangan melainkan melakukan pemusatan
pikiran terhadap Ida Sanghyang Widhi. d. Ngembak Geni.Hari Ngembak
Geni jatuh sehari setelah Hari Raya Nyepi sebagai hari berakhirnya
brata Nyepi.Hari ini dapat dipergunakan melaksanakan dharma santi
baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.Brata penyepian atau
Hari Raya Nyepi ini mulai dilakukan pada saat matahari "Prabrata"
fajar menyingsing yaitu kurang lebih jam 06.00 sampai fajar
menyingsing kembali keesokan harinya jam 06.00 selama 24
jam.---------------------------------------------
Khususnya rangkaian pelaksanaan atau perayaan Hari Raya Nyepi di
nikko bali resort & spa yaitu sebagai berikut :Sehari sebelum
hari raya nyepi dilaksanakan beberapa ritual yaitu yang diawali
dengan menghaturkan pejati pakeling di semua tempat suci
(pelinggih) di lingkungan hotel yang dipimpin oleh Jero Mangku Raba
selaku Jan Bangul bersama Pengurus Umat Hindu nikko bali, yang
dimulai dari Pura Penataran Suci Daleming Segara, kemudian
dilanjutkan di Pura Kori Agung, Kamar Suci #1205, Tugu Capah,
Prasasti di Lobby dan di Tugu Penunggu Karang. Maksud dan tujuan
ritual ini guna memohon kepada Yang Maha Kuasa semoga rangkaian
acara mendapat restu sehingga bisa berjalan dengan lancar.
Rangkaian ini diawali dengan penglukatan atau prayascita semua
Pengurus Umat Hindu nikko bali dan semua peserta pengrupukan.
Sarana upakara untuk rangkaian acara ini yaitu, banten pejati,
semayangan, soda peras dan ganjaran dihaturkan di semua pelinggih
dan khusus di Kamar Suci #1205 selain pejati dan semayangan juga
dihaturkan nasi tumpeng dengan tiga warna yaitu tumpeng putih,
kuning dan merah disertai panca raka bersama wedang (kopi) manis
dan pahit. Setelah rangkaian di atas selesai kemudian dilanjutkan
dengan acara bhuta yadnya yaitu acara pecaruan Eka Sata di tiga
titik yaitu :
1. Pecaruan di Pura Penataran Suci Daleming Segara dengan
rincian upakara yaitu Caru Eka Sata (Ayam Brumbun), Pengulapan
(Ayam Putih), Prayascita.
2. Pecaruan di Lobby yaitu tempat pintu masuknya para tamu hotel
dengan rincian upakara yaitu Caru Eka Sata (Ayam Brumbun),
Pengulapan (Ayam Putih), Prayascita dan Pengayab Peras Pengambian
Lengkap.
3. Rangkaian berikutnya yaitu pecaruan di Pintu masuk para
karyawan hotel di depan Tugu Penunggu Karang dengan rincian
upakaranya yaitu Caru Eka Sata (Ayam Brumbun), Pengulapan (Ayam
Putih), Prayascita. Acara tersebut di atas diikuti oleh tetabuhan
Balaganjur dan kekidungan bhuta yadnya yang dilakukan oleh karyawan
hotel yang sangat talenta.Setelah acara ritual di atas berakhir
semua karyawan hotel yang akan turut serta dalam acara pengrupukan
beserta para tamu hotel berkumpul kembali di Puranya hotel yaitu
Pura Penataran Suci Daleming Segara untuk melakukan doa bersama.
Sambil menunggu jamnya pengrupukan para peserta disuguhkan nasi
bungkus masakan khas Bali.
Setelah waktu menginjak sandikala (bertemuanya siang dan malam),
api obor dinyalakan dan kulkul bambu serta balaganjur siap
mengiringi parade Ogoh Ogoh mengelilingi area pekarangan hotel
menuju ke Lobby dengan para tamu hotel yang selalu antusias untuk
menyaksikan sekaligus berpartisifasi untuk tradisi Bali yang sangat
unik.
Om antih - antih - antih Om
#1205
Prayascita