Top Banner
10

HALMAHERA , Kecamatan Oba Tengah, Kota Tidore

Jul 21, 2015

Download

Documents

Arie Octávio
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Berdasarkan Peta Geologi lembar Ternate, Maluku Utara yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, fisiografi Pulau Halmahera dibagi menjadi 3 (tiga) bagian utama, yaitu Mendala Halmahera Timur, Halmahera barat, dan Busur Kepulauan Gunung Api Kuarter

Mendala Fisiografi Halmahera Timur Mendala Halmahera Timur meliputi lengan timur laut, lengan tenggara, dan beberapa pulau kecil di sebelah timur Pulau Halmahera. Morfologi mendala ini terdiri dari pegunungan berlereng terjal dan torehan sungai yang dalam, serta sebagian mempunyai morfologi karst. Morfologi pegunungan berlereng terjal merupakan cerminan batuan keras. Jenis batuan penyusun pegunungan ini adalah batuan ultrabasa. Morfologi karst terdapat pada daerah batugamping dengan perbukitan yang relatif rendah dan lereng yang landai.

Mendala fisiografi Halmahera Barat Mendala Halmahera Barat bagian utara dan lengan selatan Halmahera. Morfologi mendala berupa perbukitan yang tersusun atas batuan sedimen, pada batugamping berumur Neogen dan morfologi karst dan dibeberapa tempat terdapat morfologi kasar yang merupakan cerminan batuan gunung api berumur oligosen.

Mendala busur kepulauan gunung api kuarter Mendala ini meliputi pulau-pulau kecil di sebelah barat pulau Halmahera. Deretan pulau ini membentuk suatu busur kepulauan gunung api kuarter. Sebagian pulaunya mempunyai kerucut gunung api yang masih aktif.

Pulau Halmahera dan pulau-pulau disekitarnya yang ada di Indonesia bagian Timur termasuk ke dalam sistem pertemuan 3 (tiga) lempeng yaitu lempeng Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Samudera Philipina (Hamilton, 1979). Bagian Utara Halmahera merupakan lempeng Samudera Philipina yang menunjam di bawah Philipina sepanjang palung Philipina yang merupakan suatu konfigurasi busur kepulauan sebagai hasil tabrakan lempeng di bagian barat Pasifik (Gambar 4.3). Pulau ini dicirikan dengan Double Arc System dibuktikan dengan adanya endapan vulkanik di lengan barat dan nonvulkanik di lengan timur. Secara geologi dan tektonik Halmahera cukup unik, karena pulau ini terbentuk dari pertemuan 3 lempeng, yaitu Eurasia, Pasifik dan IndoAustralia yang terjadi sejak zaman kapur. Di selatan Halmahera pergerakan miring sesar Sorong kea rah barat bersamaan dengan IndoAustralia struktur lipatan berupa sinklin dan antiklin terlihat jelas pada Formasi Weda yang berumur Miosen Tengah-Pliosen Awal. Sumbu lipatan berarah Utara-Selatan, Timur Laut - Barat Daya, dan Barat LautTenggara.

Struktur sesar terdiri dari sesar normal dan sesar naik umumnya berarah Utara-Selatan dan Barat Laut-Tenggara. Kegiatan tektonik dimulai pada Kapur Awal dan Awal Tersier, ketidakselarasan antara batuan berumur Paleosen-Eosen dengan batuan berumur Eosen-oligosen Awal, mencerminkan kegiatan tektonik sedang berlangsung kemudian diikuti kegiatan gunung api. Sesar naik akibat tektonik terjadi pada jaman Eosen-Oligosen. Tektonik terakhir terjadi pada jaman Holosen berupa pengangkatan terumbu dan adanya sesar normal yang memotong batugamping.

Alterasi merupakan suatu ubahan batuan secara mineralogi, kimiawi dan tekstur batuan yang diakibatkan oleh temperatur dan tekanan yang diakibatkan oleh pemanasan dari larutan hidrotermal. Suatu jenis alterasi tertentu akan dicirikan dengan kehadiran himpunan mineral tertentu pula dengan kata lain alterasi dan mineralisasi saling berkaitan. Berdasarkan himpunan mineral yang hadir, alterasi di daerah Gunung Emas dan sekitarnya ini dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis alterasi yaitu : a) Alterasi propilitik, dicirikan dengan kehadiran himpunan mineral seperti klorit secara dominan, epidot, nefelin, pirit, kalkopirit, mangan, galena, anortit, illit, smektit. b) Alterasi argilik, yang dicirikan dengan kehadiran himpunan mineral seperti mineral lempung secara dominan (kaolin, illit, semektit dan monmorilonit), mikroklin, anortit, klorit, kianit, kuarsa, pirit, kalkopirit, mangan dan galena. c) Alterasi silisik, yang dicirikan dengan kehadiran himpunan mineral pirit, kalkopirit, galena, hornblend, klorit, hornblend, piroksen, mineral opak, klorit kalsit, dan kuarsa 32%.

Albite Chalcopyrite

Formula:NaAlSi3O8 Formula:CuFeS2

EpidoteGold Illite Limonite Pyrite Quartz Copper

Formula:{Ca2}{Al2Fe3+}(Si2O7)(SiO4)O(OH)Formula:Au Formula:K0.65Al2.0[ ][Al0.65Si,3.35O10](OH)2 Formula:FeO(OH) nH2O Formula:FeS2 Formula:SiO2 Formula:Cu

Silver

Formula:Ag

Struktur Geologi yang berkembang adalah sesar mendatar dengan arah relatif barat-timur, dan sesar normal dengan arah relatif barat laut-tenggara, serta terdapat kekar-kekar di beberapa lokasi pengamatan.Struktur-struktur ini merupakan pengontrol terjadinya mineralisasi di daerah Gunung Emas. Zona alterasi dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu Zona Alterasi Propilitik yang dicirikan dengan kelimpahan mineral klorit; Zona Alterasi Silisik yang dicirikan oleh melimpahnya kehadiran mineral kuarsa yang kadang kala mengalami limonitisasi; dan Zona Alterasi Argilik yang dicirikan oleh kenampakan mineral-mineral lempung seperti kaolinit dan illite. Alterasi ini terjadi di dalam urat kuarsa, batuan dinding (wall rock), namun dominan terjadi pada batuan breksi yang menjadi sebagai source rock nya. Mineralisasi yang menyertai alterasi hidrothermal di daerah Gunung Emas dan sekitarnya adalah mineralisasi sulfida rendah yang terdiri atas pirit, kalkopirit. Selain itu terdapat mineral logam mulia emas dan mineral bijih oksida berupa oksida besi, oksida mangan, dan kadang terdapat limonit. Logam-logam lain seperti perak dan tembaga juga muncul pada hasil analisis kimia AAS. Dengan demikian daerah telitian ini termasuk dalam sistem endapan Cu-Au Epithermal Penelitian ini secara ilmu pengetahuan memberikan gambaran secara garis besar tentang tipe alterasi hidrothermal dan mineralisasinya untuk daerah Bukit Delima dan sekitarnya yang terbentuk pada batuan berumur Oligosen Miosen Awal.