Top Banner
BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI Flu Burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang menyerang burung / unggas dan manusia. Salah satu tipe yan diwaspadai adalah yang disebabakan oleh influenza dengan kode genetik H5N1 ( H: Haemagglutinin, N: Neuramidase ) (WHO,2004). Flu Babi adalah penyakit saluran perapasan akut pada babi yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Penyakit ini sangat cepat menyebar kedalam kelompok ternak dalam waktu 1 minggu, pada umumnya penyakit ini dapat sembuh dengan cepat kecuali bila terjadi komplikasi dengan bronchopneumonia, akan berakibat pada kematian (FENNER et al.,1987). B. KLASIFIKASI Virus Influenza strain A sebenarnya adalah virus yang sering menyerang hewan dan hanya sedikit atau terkadang menyerang manusia. Virus strain A berbeda dengan strain B dan C yang inang alamiyahnya memamng manusia . virus ini termasuk ke dalam famili Orthomyxoviridae . virus influenza merupakan golongan RNA virus dengan 8 kode genetik segmen RNA (tidak tunggal) . Virus ini mempunyai tonjolan glikoprotein hemaglutinin (H) dan enzim neuraminidase (N) . H berfungsi sebagai antigen utama dan alat perekat ke mebran sel yang
22

h1n1 Dan h5n1

Dec 23, 2015

Download

Documents

HeppyMei

Penyakit yang menular melalui droplet.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: h1n1 Dan h5n1

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Flu Burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza

yang menyerang burung / unggas dan manusia. Salah satu tipe yan diwaspadai adalah

yang disebabakan oleh influenza dengan kode genetik H5N1 ( H: Haemagglutinin, N:

Neuramidase ) (WHO,2004).

Flu Babi adalah penyakit saluran perapasan akut pada babi yang disebabkan oleh

virus influenza tipe A. Penyakit ini sangat cepat menyebar kedalam kelompok ternak

dalam waktu 1 minggu, pada umumnya penyakit ini dapat sembuh dengan cepat kecuali

bila terjadi komplikasi dengan bronchopneumonia, akan berakibat pada kematian

(FENNER et al.,1987).

B. KLASIFIKASI

Virus Influenza strain A sebenarnya adalah virus yang sering menyerang hewan

dan hanya sedikit atau terkadang menyerang manusia. Virus strain A berbeda dengan

strain B dan C yang inang alamiyahnya memamng manusia . virus ini termasuk ke dalam

famili Orthomyxoviridae . virus influenza merupakan golongan RNA virus dengan 8

kode genetik segmen RNA (tidak tunggal) .

Virus ini mempunyai tonjolan glikoprotein hemaglutinin (H) dan enzim

neuraminidase (N) . H berfungsi sebagai antigen utama dan alat perekat ke mebran sel

yang terinfeksi, sedangkan N berfungsi mencegah hambatan reseptor sel yang terinfeksi ,

sedang N berfungsi memecah hambatan resepror sel yang terinfeksi agar virus bisa

masuk kedalam sel inng. Enzim neuraminidase juga berfungsi membantu virus untuk

melepaskan diri dari sel inang dan memungkinkan virus untuk menyebar ke seluruh

tubuh.

Subtipe virus dapat dibedakan menurut H dan N-nya. Subtipe H bervariasi dari 1

sampai 15 , dan N dari 1 sampai 9. Jenis virus yang biasanya menyerang babi adalah H1,

H3, H4, dan H5 dengan kombinasi N1 ,N2, dan N6. Virus yang menyerang unggas

adalah H4,H5, H7,H9, dan H10 dengan N1, N2, N4, dan N7. Adapun virus yang

menyerang manusia adalah H1, H2,H3, H5, H7, dan H9 dengan N1,N2, dan N7.

Spektrum inang virus influenza tipe A sangat luas, mulai dari unggas, babi,

sapi,kuda, ferret,anjing laut sampai paus. Para ahli melaporkan bahwa sifat genetik virus

Page 2: h1n1 Dan h5n1

flu tipe A relatif tidak stabil terhadap faktor yang mempengaruhi, sehingga perubahan

sifat virus mungkin bisa terjadi, misalnya virus yang sebelumnya hanya menyerang

hewan ternyata bisa juga menyerang manusia. Masa inkubasi kedua tipe ini kurang lebih

selama 3-5 hari.

C. ETIOLOGI

1. Flu Burung (H5N1)

Penyebab flu burung adalah virus AL dari famili Orthomyxoviridae. Virus strain

A ini dibedakan menurut tipe hemaglutinin (H) dan neuraminidase (N)-nya, sehingga

virus ini dapat diklasifikasikan menurut subtipenya seperti H1N1, H2N1,dst. Subtipe

H5 dan H7 diperkirakan merupakan penyebab wabah dengan tingkat kematian yang

tinggi (patogenik). Sampai saat ini sudah terdentifikasi 15 subtipe virus.

Subtipe H5N1 dapat bermutasi secara genetik dengan subtipe lain sehingga dapat

menular ke manusia atau hewan selain burung. Galur H5N1 bertanggung jawab atas

terjadinya wabah flu di Hongkong pada pada tahun 1997 dan merupakan penyebab

kematian manusia (zoonosis) di Vietnam pada bulan januari 2004.

Virus ini juga didentifikasi berdasarkan strainnya, yaitu terdapat strain A,B, dqn

C . WHO melaporkan bahwa virus AL strain A bertanggung jawab atas terjadinya

wabah flu burung saat ini.

2. Flu Babi (H1N1)

Pada kasus H1N1, banyak laporan yang menyebutkan babwa kemampuan untuk

menginfeksi manusia disebabkan oleh 2 model , yaitu :

a. Antigenic shift

Ini adalah proses pencampuran didalam tubuh babi yang terinfeksi oleh virus flu

babi, flu burung, atau flu manusia. Pencampuran ini menyebbkan munculnya

virus H1N1 penyimpangan yang mengakibatkan kemampuan menular dari

manusia ke manusia.

b. Drift

Terjadinya pencampuran seperti diatas mengakibatkan salah satu atau lebih

segmen RNA yang bisa mnyebabkan perubahan sifat . salah satunya adalah

kemampuan menular dari manusia ke manusia.

Page 3: h1n1 Dan h5n1

D. MANIFESTASI KLINIS

1. Flu Burung (H5N1)

Menurut Badan Penelitian & Pengembangan kesehatan Depkes RI, tanda dan gejala

flu burung meliputi :

a. Demam ( suhu badan di atas 38 C C)

b. Batuk dan nyeri tenggorokan

c. Radang saluran pernapasan atas

d. Pneumonia

e. Infeksi mata

f.  Nyeri sendi dan otot

2. Flu Babi (H1N1)

(Menurut Widoyono 2011) tanda dann gejala yang dapat muncul pada manusia yang

terserang flu babi (H1N1 adalah :

a. Demam (38 C C atau lebih )

b. Batuk

c. Sekresi hidung berlebihan

d. Keletihan

e. Sakit kepala

f. Mual

g. Muntah

h. Diare

i. Nyeri otot dan tulang

j. Sakit tenggorokan

k. Menggigil dan lemas

l. Tidak nafsu makan

m. Bersin – bersin

E. PATOFISIOLOGI

1. Flu Burung (H5N1)

Infeksi virus H5N1 dimulai ketika virus memasuki sel hospes setelah terjadi

penempelan spikes virion dengan reseptor spesifik yang ada di permukaan sel

hospesnya. Virion akan menyusup ke sitoplasma sel dan akan mengintegrasikan

materi genetiknya di dalam inti sel hospesnya, dan dengan menggunakan mesin

Page 4: h1n1 Dan h5n1

genetik dari sel hospesnya, virus dapat bereplikasi membentuk virion-virion baru,

dan virion-virion ini dapat menginfeksi kembali sel-sel disekitarnya. Dari beberapa

hasil pemeriksaan terhadap spesimen klinik yang diambil dari penderita ternyata

avian influenza H5N1 dapat bereplikasi di dalam sel nasofaring (Peiris JS,et.al.

2004), dan di dalam sel gastrointestinal (de Jong MD, 2005, Uiprasertkul

M,et.al.2005). Virus H5N1 juga dapat dideteksi di dalam darah, cairan serebrospinal,

dan tinja pasien (WHO,2005).

Fase penempelan (attachment) adalah fase yang paling menentukan apakah

virus bisa masuk atau tidak ke dalam sel hospesnya untuk melanjutkan replikasinya.

Virus influenza A melalui spikes hemaglutinin (HA) akan berikatan dengan reseptor

yang mengandung sialic acid (SA) yang ada pada permukaan sel hospesnya. Ada

perbedaan penting antara molekul reseptor yang ada pada manusia dengan reseptor

yang ada pada unggas atau binatang. Pada virus flu burung, mereka dapat mengenali

dan terikat pada reseptor yang hanya terdapat pada jenis unggas yang terdiri dari

oligosakharida yang mengandung N-acethylneuraminic acid α-2,3-galactose (SA α-

2,3-Gal), dimana molekul ini berbeda dengan reseptor yang ada pada manusia.

Reseptor yang ada pada permukaan sel manusia adalah SA α-2,6-galactose (SA α-2,6-

Gal), sehingga secara teoritis virus flu burung tidak bisa menginfeksi manusia karena

perbedaan reseptor spesifiknya.

Namun demikian, dengan perubahan hanya 1 asam amino saja konfigurasi

reseptor tersebut dapat dirubah sehingga reseptor pada manusia dikenali oleh HPAI-

H5N1. Potensi virus H5N1 untuk melakukan mutasi inilah yang dikhawatirkan

sehingga virus dapat membuat varian-varian baru dari HPAI-H5N1 yang dapat

menular antar manusia ke manusia (Russel CJ and Webster RG.2005, Stevens J. et. al.

2006).

2. Flu Babi (H1N1)

Saat ini cara penularan virus ifluenza A rH1N1 sedang dipelajari dan

merupakan bagian dari penelitian pandemi yang sedang terjadi. Data terbatas

memperlihatkan bahwa virus tersebut ditularkan dengan cara yang sama dengan virus

influenza yang lain. Virus influenza manusia menular antar manusia terutama melalui

droplet partikel besar saluran napas (misalnya, pada saat penderita batuk atau bersin

dekat dengan seseorang yang rentan). Dalam penularan itu perlu kontak erat antara

penderita sebagai sumber dengan orang yang rentan sebagai penerima, karena droplet

tidak masih melayang di udara dan umumnya bergerak hanya dalam jarak yang

Page 5: h1n1 Dan h5n1

pendek (kurang dari 6 kaki). Cara penularan yang lain juga dapat terjadi yaitu, kontak

dengan permukaan yang terkontaminasi dan penularan melalui nukleus droplet yang

sangat kecil (juga disebut penularan dengan cara airborne).

Peran dari cara penularan terakhir masih belum jelas pada epidemiologi

influenza. Karena data penularan virus rH1N1 masih sangat terbatas, adanya infeksi

pada mata, konjungtiva, dan saluran cerna masih belum diketahui. Karena virus influ

influenza A rH1N1 baru pada manusia, kemungkinan penularan yang dianggap

paling umum dari penderita adalah melalui kontak yang erat. Seluruh sekresi saluran

napas dan cairan yang lain (cairan diare penderita rH1N1 sebaiknya dianggap sangat

infeksius).

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

No Pemeriksaan

Diagnostik

Temuan Normal

1 Pemeriksaan Apusan Ditemukan virus / bakteri

yang menyebabkan flu

burung

Tidak ditemukan virus /

bakteri yang menyebabkan

flu burung

2 Rontgen Pemeriksaan toraks dapat

dilihat yaitu bagi penderita

H5N1 dan H1N1 terdapat

pneumonia (radang

membrane paru) akibat

eksudat pada rongga pleura

yang berlebihan

Paru-paru bersih (tidak

ditemukan pneumonia)

3 Pemeriksaan darah

rutin

 Leukosit

Pada pasien H5N1 dan H1N1

ditemukan leukosit

meningkat.

Leukosit normal baik laki-

laki maupun perempuan

yaitu 5 – 10.000

Hb

Hb normal laki-laki yaitu

13,5 – 18 g/dl

Hb normal wanita yaitu

11,5 – 16 g/dl

Page 6: h1n1 Dan h5n1

4 Pemeriksaan

Lab.virologi

 PCR

Pemeriksaan dapat

mendeteksi adanya virus

influenza

Tidak ditemukan virus

influenza

5 CT-Scan dan MRI Memeberikan gambaran khas

yang terletak di pons dan

thalamus. Kelainan yang khas

yang terletak di pons dan

thalamus yang tampak dalam

CT otak adalah gambaran

densitas rendah simetris di

thalamus, pons dan batang

otak. Pada pemeriksaan MRI

dengan kontras didapatkan

gambaran kelainan berbentuk

outcome

ensefalitis/ensefalopati

berhubungan dg usia

penderita & temuan CT /

MRI.

Tidak ditemukan gambaran

khas kelainan otak pada

thalamus, pons, dan batang

otak.

G. PENCEGAHAN

1. Flu Burung

(Menurut Widoyono,2011) yang dapat dilakukan dalam mencegah tertularnya flu

burung, yaitu :

a. Peternak

1) Orang yang kontak dengan unggas (misalnya peternak ayam) harus

menggunakan masker, baju khusus, kacamata renang.

2) Membatasi lalu lintas orang yang masuk ke peternakan

3) Mendisinfeksi orang dan kendaraan yang masuk ke peternakan

4) Mendisinfeksi peralatan peternakan

5) Mengisolasi kandang dan kotoran dari lokasi peternakan

Page 7: h1n1 Dan h5n1

b. Masyarakt umum

1) Memilih daging yang baik dan segar

2) Memasak daging ayam minimal 80oC selama 1 menit dan telur minimal 64oC

selama 5 menit (atau sampai air atau kuahnya mendidih cukup lama)

3) Menjaga kshatan dan ketahanan umum tubuh dengan makan, olahhraga, dan

istirahat yang cukup

4) segera ke dokter/puskesmas/rumah sakit/ bagi masyrakat yang mengalami

gejala-gejala di atas.

Pencegahan dan Pengobatan

Tidak ada pngobatan khusus. Pencegahan dapat dilakukan dengan sanitasi dan

kebersihan kandang yang memadai, pengasingan terhadap unggas sakit serta

menghindari perbedaan umur dalam kelompok dapat membantu mmperbaiki

keadaan. Penyakit ini dapat sembuh secara spontan. Tindakan vaksinasi untuk

penyakit influenza unggas sampai saat ini masih diragukan keberhasilannya.

Pencegahan dan Kewaspadaan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan secara umum prinsip-prinsip

kerja yang hygienis seperti mencuci tangan dengan sabun atau desinfektan lain

dan menggunakan alat pelindung diri, merupakan upaya yang harus di lakukan

oleh mereka yang kontak dengan unggas, baik unggas hidup maupun unggas

mati. WHO juga menyatakan bahwa dengan memasak bahan makanan asal

unggas secara baik (merebus daging sampai 80oC/sampai mendidih, merebus

telur menjadi masak) maka virus akan mati. Juga perlu diperhatikan pada saat

mengolah/memasak unggas dengan memakai perlindungan dan setelah itu mncuci

tangan dengan sabun deterjen secara bersih, khusus pada peternakan dan

pemotongan hewan terdapat beberapa anjuran WHO yang dapat dilakukan :

a. Semua orang yang kontak dengan binatang yang telah terinfeksi harus sering-

sering mencuci tangan dengan sabun. Mereka yang langsung memegang dan

membawa binatang yang sakit sebaiknya menggunakan desinfektan untuk

membersihkan tangannya.

b. Mereka yang memegang, membunuh dan membawa atau memindahkan

unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyogyanya melengkapi

Page 8: h1n1 Dan h5n1

diri dengan baju pelindung, sarung tangan karet, masker, kacamata, dan juga

sepatu bot.

c. Ruangan kandang perlu selalu dibesihkan dengan prosedur yang baku dan

memperhatikan faktor keamanan petugas.

d. Pekerja peternakan, pemotongan dan keluarganya perlu diberi tau untuk

melaporkan ke petugas kesehatan bila mengidap gejala-gejala pernapasan,

seperti batuk, pilek, sakit tenggrokan, susah napas, infeksi mata dan gejala

flu lainnya.

e. Dianjurkan juga agar petugas yang dicurigai punya potensi tertular ada dalam

pengawasan petugas kesehatan secara ketat. Ada yang menganjurkan

pemberian vaksin influenza, penyediaan obat antivirus, dan pengamatan

petubhan kondisi pekerja.

2. Flu Babi

Pencegahan meliputi kegiatan untuk mengusahakn agar virus tidak masuk ke

indonesia dengan meningkatkan kewaspadaan di pintu masuk bandar udara dan

pelabuhan laut. Ini dilakukan melalui skrinning suhu tubuh dan pemeriksaan lebih

lanjut bagi pendatang dari luar negeri yang terinfeksi dengan suhu tubuh di atas 38oC.

Setiap penderita demam harus diperiksa di poliklinik bandra dan setiap pendrita flu

sebaiknya di rawat di rumah sakit dengan observsi ketat kemungkinan tertular virus

H1N1. Sosiliasi penykit ini perlu disampaikan kepada semua pihak terutma

pencegahan dan tindakan yang hares di lakukan sebelum merujuk ke rumah sakit.

Unit pelayanan kesehatan seperti poliklinik, klinik 24 jam, praktik swasta,

puskesmas, dan rumah sakit harus disiapkan untuk antisipasi jika keadaan semakin

memburuk. Kampanye massal tentang hygiene dan sanitasi perlu digalakkan.

masyarakat dihimbau untuk berperilaku bersih dan sehat melalui :

a. olahraga teratur

b. istirahat yang cukup

c. makan dengan memperhatikan kecukupan gizi

d. menambah konsumsi vitamin

e. menghindri rokok dan alkohol

Page 9: h1n1 Dan h5n1

Utk mnghdpi influenza H1N1, perlu kampanye besar-besaran tentang :

a. mnutup mulut dn hdg saat batuk dn bersin

b. memakai masker jika sdg menderita flu

c. mencuci tmgn dgn air mngalir dn sabun sebelum dn seaudah makan

d. tdk meludah sembarangan

e. hindari berjabat tngn,berangkulan atau berciuman dgn pnderita flu

f. tidk menyeka hdg dn mulut dgn tngn jika sdg influenza

H. KOMPLIKASI

Komplikasi akan terjadi bila pasien terlambat dibawa ke rumah sakit untuk

mendapatkan perawatan. Adapaun komplikasinya adalah gagal nafas dan gagal multi

organ yang ditandai dengan gejala tidak berfungsinya ginjal dan jantung, sampai dengan

sepsis dan bahkan kematian.

Page 10: h1n1 Dan h5n1

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Identitas pasien

2. Status kesehatan

a. Status kesehatan saat ini

1) Keluhan Utama

- Keluhan Saat Masuk Rumah Sakit

....................................................

- Keluhan Saat ini

...................................................

2) Alasan MRS dan perjalanan penyakit saat ini

..........................................................

b. Status kesehatan masa lalu

1) Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan bahwa klien ...................

2) Pernah dirawat

Klien mengatakan bahwa sebelumnya klien .......................

3) Alergi

Klien mengatakan bahwa sebelumnya klien tidak memiliki riwayat alergi

apapun baik makanan maupun obat, dll.

4) Kebiasaan (merokok/kopi/alcohol atau lain – lain yang merugikan kesehatan)

Klien mengatakan bahwa klien tidak suka merokok dan minum-minuman

alkohol. Klien hanya mengkonsumsi kopi, itupun tidak sering.

c. Riwayat penyakit keluarga

Klien mengatakan bahwa keluarga klien hanya memiliki riwayat hipertensi.

d. Keadaan lingkungan (memelihara hewan unggas dan babi)

Klien mengatakan bahwa klien tidak memelihara atau beternak hewan, hanya saja

disekitar tempat klien tinggal ada yang memiliki ternak babi. Dan belum lama ini

klien baru habis melihat ternak babi tersebut.

3. Pola Kebutuhan dasar

a. Bernafas : klien tampak sesak

Page 11: h1n1 Dan h5n1

b. Makan dan minum :

c. Eleminasi : klien mengatakan bahwa klien BAB = 3x

seminggu, BAK = 2x sehari

d. Gerak dan aktifitas :

e. Istirahat tidur :

f. Pengaturan suhu tubuh :

g. Kebersihan diri :

h. Rasa nyaman :

i. Rasa aman :

j. Sosial :

k. Pengetahuan :

l. Rekreasi :

m. Spiritual :

n. Prestas :

4. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum

b. Tanda – tanda vital (Nadi,Temp,RR,TD)

c. Pemeriksaan penunjang

1) Darah rutin (leukosit, hitung jenis, Hb)

2) Fungsi hati

3) Fungsi ginjal

4) Ronsen foto dada

5) AGD

6) Deteksi virus

7) Pemeriksaan laboratorium:

a) Isolasi virus dari bahan:

Darah

Internal organ

Hapusan hidung dan mulut

b) Serologi:

8) Antibody detection:

a) ELISA (enzim link assay/ELA)

b) HI (Haemaglutinin Inhibition Test)

c) CFT (Compliment Fixation Test)

Page 12: h1n1 Dan h5n1

9) Antigen detection: (HI, IF/FA)

5. Data Subjektif

a. Pasien mengatakan badannya terasa panas

b. Pasien mengatakan nyeri pada tenggorokannya

c. Pasien mengatakan tidak nafsu makan

d. Pasien mengatakan dadanya terasa nyeri dan sesak saat bernafas

e. Pasien mengatakan dirinya sempat muntah dan diare

6. Data objektif

a. Suhu badan pasien meningkat diatas 38 0 C

b. Pada pemeriksaan photo thorax terdapat infiltrate di paru

c. BB menurun

d. Pasien tampak batuk dan mengeluarkan sputum

e. Pasien tampak sesak dengan RR diatas 30 x/menit

f. PaO2 atau FiO2 < 250 mmHg

g. Tekanan sistolik < 90 mmHg, tekanan diastolic < 60 mmHg

h. Serum kreatinin ≥ 2mg/dl

i. Jumlah limfosit, leukosit dan trombosit menurun

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan peningkatan produksi sekret

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan ekspansi dada

3. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi ditandai dengan peningkatan suhu

tubuh

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan meningkatnya

peristaltik usus ditandai mual muntah

5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan meningkatnya peristaltic usus

ditandai dengan diare.

6. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan metabolisme anaerob ditandai dengan

pasien tampak meringis

C. RENCANA TINDAKAN

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN DAN

KRITERIA

INTERVENSI RASIONAL

Page 13: h1n1 Dan h5n1

HASIL

Bersihan jalan

nafas tidak efektif

berhubungan

dengan

peningkatan

produksi sekret

Tujuan :

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

diharapkan jalan

nafas pasien

efektif

Kriteria hasil :

Eksudat dapat

dapat di

keluarkan

-       Berikan psioterapi

dada dan Anjurkan pasien

untuk batuk efektif

-       Berikan cairan

sedikitnya 2500 ml per hari

(kecuali kontra indikasi)

-       Pengisapan sesuai

indikasi ( pasien tidak

sadar)

-       Kolaborasi dalam

pemberian tindakan

nebulizer

-       Dengan batuk efektif

dan pembersihan eksudat,

jalan nafas pasien menjadi

lancar

-       Cairan (khususnya yang

hangat) memobilisasi dan

merangsang pengeluaran

sekret

-       Pemberian udara hangat

dan basa dapat

mengencerkan sekret

sehingga mudah dikeluarkan

-       Pemberian obat melalui

Neboliser akan membantu

mengencerkan dahak

Pola nafas tidak

efektif

berhubungan

dengan

peningkatan

ekspansi dada

Tujuan :

Setelah

diberikan askep

selama ….x24

jam pola nafas

pasien kembali

normal

Kriteria hasil :

Mandiri :

-        Pantau pemasukan/

pengeluaran. Hitung

keseimbangan cairan, catat

kehilangan tak kasat mata.

Timbang berat badan

sesuai indikasi.

-        Evaluasi turgor kulit,

kelembaban membran

mukosa, adanya edema

dependen/ umum.

-        Pantau tanda vital

(tekanan darah, nadi,

frekuensi, pernafasan).

Auskultasi bunyi nafas,

catat adanya krekels.

-        Kaji ulang kebutuhan

-       Evaluator langsung

status cairan. Peubahan tiba-

tiba pada berat badan

dicurigai kehilangan/ retensi

cairan.

-       Indikator langsung

status cairan/ perbaikan

ketidakseimbangan.

-       Kekurangan cairan

mungkin dimanifestasikan

oleh hipotensi dan takikardi,

karena jantung mencoba

untuk mempertahankan curah

jantung. Kelebihan cairan/

terjadinya gagal mungkin

dimanifestasikan oleh

Page 14: h1n1 Dan h5n1

cairan. Buat jadwal 24 jam

dan rute yang

digunakan. Pastikan

minuman/ makanan yang

disukai pasien

-        Hilangkan tanda

bahaya dan ketahui dari

lingkungan. Berikan

kebersihan mulut yang

sering.

-        Anjurkan pasien

untuk minum dan makan

dengan perlahan sesuai

indikasi.

Kolaborasi :

-        Berikan cairan IV

melalui alat kontrol.

-        Pemberian

antiemetik, contoh

proklorperazin maleat

(compazine),

trimetobenzamid (tigan),

sesuai indikasi.

-        Pantau pemeriksaan

laboratorium sesuai

indikasi, contoh Hb/Ht,

BUN/ kreatinin, protein

plasma, elektrolit.

hipertesi, takikardi, takipnea,

krekels, distres pernapasan.

-       Tergantung pada situasi,

cairan dibatasi atau diberikan

terus. Pemberian informasi

melibatkan pasien pada

pembuatan jadwal dengan

kesukaan individu dan

meningkatkan rasa terkontrol

dan kerjasama dalam

program.

-       Dapat menurunkan

rangsang muntah

-       Dapat menurunkan

terjadinya muntah bila mual.

-       Cairan dapat dibutuhkan

untuk mencegah dehidrasi,

meskipun pembatasan cairan

mungkin diperlukan bila

pasien GJK.

-       Dapat membantu

menurunkan mual/ muntah

(bekerja pada sentral,

daripada di gaster)

meningkatkan pemasukan

cairan/ makanan.

-       Mengevaluasi status

hidrasi, fungsi ginjal dan

penyebab/ efek

ketidakseimbangan.