Ini ada GUIDE Pengerjaan dari tahun sebelumnya, mungkin bisa jadi referensi CHAPTER 1 – THE RAIN, THE FIELD, AND THE MAXIMUM DELIVERY REQUIREMENT PART 1 - POLIGON THIESSEN Step 1 Plotting The Rain Stations Alkisah di sebuah negeri kita punya sungai yang udah ditrase sampai anak-anaknya (Gambar 1), terus kita gambarin DASnya. Di sekitar DAS tersebut telah kita pilih tiga stasiun hujan, yaitu stasiun Manis, Asem, dan Asin. Kemudian kita temukan letak ketiga stasiun tersebut pada peta (Gambar 2).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Ini ada GUIDE Pengerjaan dari tahun sebelumnya, mungkin bisa jadi referensi
CHAPTER 1 – THE RAIN, THE FIELD, AND THE MAXIMUM DELIVERY REQUIREMENT
PART 1 - POLIGON THIESSEN
Step 1 Plotting The Rain StationsAlkisah di sebuah negeri kita punya sungai yang udah ditrase sampai anak-anaknya (Gambar 1), terus kita gambarin DASnya. Di sekitar DAS tersebut telah kita pilih tiga stasiun hujan, yaitu stasiun Manis, Asem, dan Asin. Kemudian kita temukan letak ketiga stasiun tersebut pada peta (Gambar 2).
Gambar 1 Gambar 2
Step 2 Making The Polygon Kemudian kita tarik poligon dari ketiga stasiun tersebut, seperti dicontohkan dengan segitiga kuning (Gambar 3). (Poligon = segi banyak. Tapi karena hanya ada tiga sudut jadinya segitiga). Kemudian, tariklah garis berat segitiga tersebut, seperti ditunjukkan dengan garis hijau (Gambar 4). Garis berat ini membagi dua sisi segitiga dengan sama panjang dan tegak lurus sisi segitiga tersebut. (Lihat tanda siku-siku merah, di gambar 4 maupun 5).
Gambar 3 Gambar 4
Baiknya kita hapus si segitiga kuning tersebut, kemudian rapikan garis-garis yang berlebih, kemudian kita arsir. Hasilnya terlihat seperti pada gambar 6
Gambar 5 Gambar 6
Step 3 Area Measuring and Scale ConversionNah, sampailah kita pada akhir kisah Poligon Thiessen.
Area DAS yang kita punyai sebelumnya kini telah terbagi menjadi tiga bagian, dan ketiga bagian tersebut memiliki stasiun pengaruhnya masing-masing. Seperti ditunjukkan pada gambar, daerah DAS yang berwarna merah merupakan daerah pengaruhnya stasiun Manis, daerah DAS yang berwarna biru merupakan daerah pengaruhnya stasiun Asem, begitu juga daerah DAS yang berwarna kuning merupakan daerah pengaruhnya stasiun Asin.
Pekerjaan Berikutnya adalah menghitung luasdaerah pengaruh masing-masing stasiun. Untuk memperleh luasan tersebut, dapat kita pergunakan metode GRID, DOTS, ataupun menggunakan Planimeter.
Note: saya gak saranin pake benang.
Ceritanya setelah kita ukur, MISALNYA dengan skala peta 1:50.000, luas area masing-masing stasiun adalah
No Stasiun Area peta (cm2) Area asli ( = area peta x (50.000)2, hasil dalam km2)1 Manis 53 13,252 Asem 31 7,753 Asin 16 4,00
Total 100 25misalnyaaa..
PART 2 – PENGOLAHAN DATA HUJANNah, di bagian ini kita bakal nyoba buat ngolah data hujan, dengan Metode Hujan Regional Thiessen dan Metode Aritmatik.
Step 1 – Mengumpulkan data hujan.Misalnya data hujan udah kita kumpulin jadinya kayak gini, dan masih bolong-bolong.
Number 88Name Manis
Curah hujan (mm)Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
Step 2 – Memperbaiki data hujan yang hilangBuat memperbaiki data hujan yang hilang, kita pake metode rasional. Caranya simpel. Misalnya untuk data hujan stasiun Manis bulan Desember 1979 kan ilang, kita kumpulin stasiun-stasiun temennya di tahun yang sama.
Curah hujan (mm)1979 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
Langkah pertamanya, kita rata-ratain semua data stasiun. Seperti pada gambar, kita dapet rerata stasiun Manis, Asem, dan ASin masing-masing 207, 394, dan 330.
Nah, sekarang kita pake jurus sakti mandraguna mengisi data hujan yang hilang dengan metode rasional, yaitu
R1=( R1×R2
R2+
R1×R3
R3
+…)n
dengan
R1=reratastasiun1 ( yang dicari) ,207
R2=Rerata stasiun2 ( temennya ) ,394
R3=Rerata stasiun3 ( temennya ) ,330
n= jumlah stasiuntemennya
R1=curahhujan yang dicari , belumtau
R2=curahhujan stasiun2 (temennya) ,597
R3=curahhujan stasiun3 (temennya ) ,342
Jadi untuk cari Manis Des 1979 adlah dengan
R1=( 207×597
394+ 207×342
330 )2
=264
Dan, jadilah kayak begini
Curah hujan (mm)1979 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
Nah, metode ini diulang buat semua data hujan yang hilang. Gampang, kan? Cuma ya kalo ada 100 yang ilang, ngulangin 100 kali aja.
STEP 3 – RERATA REGIONALNah, rerata regional yangkita mau itung ada dua. Pertama pake Thiessen, kedua pake Aritmatik. Untuk yang Thiessen, misalnya kita punya proporsi area sebagai berikut
No Stasiun Area peta (cm2) Area asli ( = area peta x (50.000)2, hasil dalam km2)1 Manis 53 13,252 Asem 31 7,753 Asin 16 4,00
Total 100 25
Nah, rumus sederhananya,
Rregional−Thiessen=A1
A total
×R1+A2
A total
×R2+A3
A total
×R3+…
Jadi untuk cari hujan regional Bulan Januari tahun 1979, dengan data hujan di atas misalnya, kita dapetin
Rregional−Thiessen− Jan79=13,2525
×275+ 7,2525
×413+ 4,0025
×496=353
Lain halnya, dengan aritmatik yang cumangerata-ratain aja, dengan rumus
Rregional−Aritnatik=R1+R2+R3+…+Rn
n
Kita dapetin
Rregional−Aritnatik− Jan79=275+413+496
3=395
Nah, jadi kita dapetin di tabel berikut,
Curah hujan (mm)1979 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
STEP 4 – ERROR CHECKINGStep ini bertujuan untuk mementukan metode mana yang terbaik, apakah Thiessen atau Aritmatik. Caranya simpel,
Error=∑i=1
n |R−Ri|Ri
n
Dengan R adalah cura hujan stasiun ke-i dan n adalah jumlah stasiun. Sederhana, kan?
Coooooontohnya, dengan data yang masih sama, untuk error Thiessen Jan 79, dengan rerata 353, kita dapetin:
Erro rThiessen−Jan79=
|353−275|275
+|353−413|
413+|353−496|
4963
=0,28+0,15+0,293
=0,24
Dengan data yang masih sama juga, untuk error Aritmatik Jan 79, dengan rerata 395, kita dapetin:
Erro rThiessen−Jan79=
|395−275|275
+|395−413|
413+|395−496|
4963
=0,43+0,04+0,203
=0,23
Di sini, kita dapet error Aritmatik (0,23) lebih kecil daripada error Thiessen (0,24), dengan kata lain, untuk data bulan Januari 79, rerata aritmatik lebih baik. Nah, langkan ini terus diulang untuk setiap bulan, seperti kita dapetin
Curah hujan (mm)1979 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
Kita dapet error Aritmatik (0,45) lebih kecil daripada error Thiessen (0,46), dengan kata lain, untuk data tahun 79, rerata aritmatik lebih baik. Kemudian, proses error checking ini diulang untuk setiap tahunnya.
Setelah diulang, kita jumlahin semua error masing-masing metode. Misalnya kita dapet total errornya 31,60 untuk Thiessen dan 28,45 untuk Aritmatik (sumpah ni angka ngasal). Artinya, untuk seluruh set data yang kita punya, metode aritmatik lebih baik (lebih kecil errornya). Maka dari itu, kita kumpulkan data rerata aritmatik sebagai data yang akan kita gunakan ke depan. Hal yang sama juga berlaku kalau kita dapat error Thiessen ternyata lebih baik.
Untuk contoh di panduan ini, kita gunakan rerata Thiessen.
STEP 5 – DATA COMPILING, SORTING, AND RAINFALL PROBABILITYOkay. Sekarang kita akan mendekati akhir perjalanan kita.
Setelah kita hitung cerah hujan rerata masing-masing tahun, kemudian kita daptai rerata aritmatik lebih kecil errornya, maka kita kumpulkan data rerata Aritmatik masing-masing tahun. Seperti pada contoh berikut.
Dari sini, kita sort (urutkan datanya dari besar ke kecil, untuk masing-masing bulan), kemudian tambahkan kolom probability, seperti pada tabel berikut
Hitungan probability yang digunakan adalah metode weibull, yang secara matematis dijabarkan sebagai
P= mn+1
dengan
P = probabilitym = rank (1 – 10)n = jumlah data (10)
STEP 6 – 80% PROBABLE RAINFALLKita dapetin sampai proses terakhir, ada hujan-hujan dengan probability 9.09%, 18.18%, 27.27%, 36.36%, 45.45%, 54.55%, 63.64%, 72.73%, 81.82%, dan 90.91%. tapi jelas ga ada 80%. Untuk cari hujan-hujan dengan probabilitas tersebut, kita pakai cara interpolasi. Gampang.
Untuk cari R80, yang pastinya berada di antara R81,82 dan R72,73
R80−R72,73R81,82−R72,73
= 80−72,7381,82−72,73
Misalnya untuk data Januari,
R80−346331−346
= 80−72,7381,82−72,73
❑⇔
R80=334
Sehingga kita dapatkan hasil seperti tabel berikut
Hal serupa dilakukan untuk memperoleh nilai R dengan probabilitas lainnya.
PART 3 – MONTHLY DISCHARGE, EFFECTIVE RAINFALL, AND EVAPOTRANSPIRATIONDi bagian ini dibahas tentang penentuan debit bulanan, curah hujan efektif, dan evapotranspirasi
STEP 1 MONTHLY DISCHARGEData yang kita pake untuk menentukan debit yang mengalir sampai ke bendung kita, seharusnya kita dapatkan dari rekaman AWLR (automatic water level recorder). Tapi, tidak semua sungai punya alat ini, apalagi sungai-sungai kecil. Maka dari itu, kita generate data debitnya dengan menggunakan data hujan yang kita punya.
Metode yang kita pakai adalah metode rasional yakni
Q=CIA
dengan
C = kefisien pengaliran
I = intensitas hujan
A = luas daerah tangkapan hujan (DTH/DAS)
Rumus ini, sebenarnya haya berlaku untuk DAS kecil saja, kalau nggak salah yang luasnya kurang dari 200km2. Tapi karena tugas ini untuk latihan, kita pakai saja.
Koefisien pengaliran (C) biasanya disepakati besarnya berapa, misalnya 0,75. Kemudian luas area (A) merupakan luas DAS sungai yang kita punya. Sedangkan intensitas hujan, harusnya kita tentuin dengan metode Mononobe
I=R24
24 ( 24t )23
dengan R24 itu hujan maksimum dalam 24 jam dan t dalam satuan jam.
But once again, to be short, kita langsung masukin nilai R yang kita dapet dari part sebelumnya buat ngegantiin I ini.
Jadi, untuk C = 0,75 dan A = 25 km2 (sesuai part sebelumnya), kita dapatkan
Q80−Jan=C ×R80−Jan × A=0,75×334mm
bulan×25k m2=6262mm∙km2
bulan=2414 l
s
Kemudian kita ulangi untuk masing-masing bulan, sehingga kita dapatkan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop DesR80 mm/bulan 334 297 316 232 157 62 7 3 22 85 395 301Q80 l/s 2416 2148 2286 1678 1136 448 51 22 159 615 2857 2177
Jangan lupa dibuat grafiknya,
Nilai-nilai ini kita simpan dahulu, untuk kemudian kita gunakan di penentuan luas daerah terlayani.
STEP 2 – EFFECTIVE RAINFALLData yang digunakan pada penentuan curah hujan efektif adalah curah hujan dari stasiun yang letaknya paling dekat dengan petak yang kita miliki. Sebagai contoh, dari plotting stasiun hujan yang datanya kita gunakan, kita dapati stasiun asin merupakan stasiun yang paling dekat denga petak irigasi yang akan kita airi.
Kita panggil kembali data hujan dari stasiun asin, yang telah kita perbaiki sebelumnya pada PART 2.
Lalu kita tentukan juga R50 dan R80nya dengan interpolasi
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop DesR50 402.50 330.50 356.00 332.00 290.00 86.56 64.00 59.96 120.00 268.00 424.50 389.00R80 266.60 317.00 330.26 244.80 150.87 28.60 11.37 2.67 16.20 66.40 331.34 321.04
Rainfall (mm/bulan)Bulan
Setelah itu, kita tentukan curah hujan efektif harian, dengan mengalikan konstanta efektifitas 0,7, dan mengubah satuan hujannya ke dalam mm/hari (dengan membagi 30).
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop DesRe50 9.39 7.71 8.31 7.75 6.77 2.02 1.49 1.40 2.80 6.25 9.91 9.08Re80 6.22 7.40 7.71 5.71 3.52 0.67 0.27 0.06 0.38 1.55 7.73 7.49
Bulaneffective Rainfall (mm/hari)
Jangan lupa dibuat grafik Re-nya juga
STEP 3 – EVAPOTRANSPIRATIONMetode penentuan nilai evapotranspirasi yang digunakan adalah metode Penman Modifikasi, yakni metode penentuan evapotranspirasi yang sampai saat ini dianggap paling lengkap dan akurat. Langkah pertama yang dilakukan adalah merata-ratakan data klimatologi yang kita miliki menjadi bentuk rerata bulanan.
Sayang sekali, pada bagian ini tidak akan terlalu banyak dibahas mengenai evapotranspirasi, karena langkah pengerjaannya cukup panjang dan sudah tersedia referensi yang cukup baik mengenai. Oleh karena itu, pada bagian ini hanya akan ditampilkan hasilnya saja. Selebihnya, tolong lihat referensi.
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov DesET0 (mm/hari) 4.61 4.83 3.99 4.44 4.08 2.94 3.47 2.95 3.27 4.71 4.32 4.69
PART 4 – CROP CYCLE AND FIELD REQUIREMENT Pada bagian ini akan dibahas mengenai pola tanam dan kebutuhan air.
STEP 1 – THE CYCLE STARTHal yang pertama kali harus kita tentukan adalah kapan kita akan mulai menanam padi. Penentuannya berdasarkan kapan (pada bulan apa) curah hujan daerah sawah kita relatif tinggi dibanding bulan-bulan lainnya. Untuk menentukan waktu tersebut, kita gunakan grafik R80 dari PART 3 – STEP 2, karena padi yang kita tanam akan mengandalakn Re80.
Kurva curah hujan di Indonesia umumnya berbentuk seperti pelana. Bagian yang dilingkari merupakan bulan-bulan ketika curah hujan mulai naik kembali, biasanya sekitar September sampai November.
Pada kasus ini, curah hujan mulai naik ketika bulan Oktober dan November, dengan curah hujan November lebih tinggi dibanding Oktober. Oleh karenanya, kita pilih bulan November sebagai awal waktu cocok tanam kita.
Hal penting yang perlu diingat, pola tanam yang kita lakukan pada daerah irigasi kita, tidak serentak dimulai pada bulan yang kita pilih, tetapi waktu dimulainya penanaman dibagi ke dalam tiga golongan. Golngan-golongan tersebut yakni Golongan A yang dimulai pada waktu yang kita pilih, Golongan B yang dimulai pada h+15 dari waktu yang kita pilih, dan Golngan C yang dimulai pada h+30 dari waktu yang kita pilih.
Sebagai contoh, dengan bulan November yang kita pilih sebagai awal waktu tanam kita, Golongan A dimulai pada awal November, Golongan B dimulai pada pertengahan November, dan Golongan C dimulai pada awal Desember.
STEP 2 – THE CROPPING PATTERN AND CROP COEFFICIENTSangat penting menentukan pola tanam dan tanaman mana yang kita pilih, karena berpengaruh terhadap lama tanam dan kebutuhan air. Tanaman yang dipilih antara lain Padi Unggul (U), Padi Biasa (B), dan Palawija (P). Pola tanam yang dapat dipilih merupakan kombinasi penanaman tamanan-tanaman tersebut.
Pada tugas besar ini, kita gunakan pola tanam UUP (Unggul-Unggul Palawija). Kedua tanaman memiliki masa tanam 6 periode (1 periode = ½ bulan). Nilai-nilai koefisien tanam tertera pada tabel di bawah ini, dengan mengacu pada Tabel 2.1 Buku Bagian Penunjang Standar Perencanaan Irigasi.
Koefisien tanam merupakan angka pengali Evapotranspirasi potensial. Angkanya berubah-ubah sesuai dengan umur tanaman karena tanaman bertranspirasi dengan rate yang berbeda tergantung kepada umur tanaman tersebut.
STEP 3 – CROP CYCLE SCHEMEPertama-tama, kita mulai dengan membuat tabel untuk 24 periode tanam (jumlah bulan dikali 2).
BulanPeriode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
SepMar Apr May Jun Jul Aug OctNov Dec Jan Feb
Kemudian, untuk penanaman Golongan A yang dimulai awal Bulan November, sebelum kita letakkan koefisien tanam, kita bagi terlebih dahulu golongan ini ke dalam kelompok tanam, yakni C1, C2, dan C3. Perbedaan dari ketiga kelompok tanam ini adalah masa LP (Land Processing) yang berbeda-beda: C1 satu periode, C2 dua periode, dan C3 tiga periode.
BulanPeriode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
C1 LPC2 LP LPC3 LP LP LP
SepMar Apr May Jun Jul Aug OctNov Dec Jan Feb
Setelah LP masuk, kita masukkan angka-angka koefisien tanaman ke setiap kelompok tanam. Sampai tahap ini, kita telah mendapatkan U dari pola tanam UUP.
BulanPeriode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
Setelah itu, kita masukkan kembali LP yang lamanya masih berbeda-beda untuk setiap kelompok tanam. LP tidak boleh dimasukkan segera setelah masa tanam habis, namun tunggu sampai masa tanam kelompok terakhir habis. Kemudian seperti biasa, kita masukkan koefisien tanam padi unggul.
BulanPeriode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
Sampai tahap ini kita telah mendapatkan UU dari pola tanama UUP kita. Untuk huruf P-nya, kita akan memasukkan palawija. Tidak sepeti memasukkan U yang membutuhkan LP terlebih dahulu. Setelah habis masa tanam padi unggul kedua, langsung saja masukkan P.
BulanPeriode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
Terakhir, kita rata-ratakan koefisien tanamannya untuk setiap periode (setiap kolom). Khusus untuk kolom yang ber-LP, nilai reratanya menjadi LP.
Gol. ABulan
Periode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I IIC1 LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45C2 LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45C3 LP LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 LP LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45C LP LP LP 1.08 1.07 1.02 0.67 0.48 0.00 LP LP LP 1.08 1.07 1.02 0.67 0.48 0.42 0.75 0.92 0.94 0.76 0.64 0.45
SepMar Apr May Jun Jul Aug OctNov Dec Jan Feb
Jadilah UUP golongan A. Utuk golongan B yang dimulai satu periode setelah Golongan A, tinggal geser saja satu kolom. Gitu juga dengan golongan C.
Gol. BBulan
Periode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I IIC1 LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45C2 LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45C3 0.45 LP LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 LP LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82C 0.5 LP LP LP 1.1 1.1 1 0.7 0.5 0 LP LP LP 1.1 1.1 1 0.7 0.5 0.4 0.8 0.9 0.9 0.8 0.6
May Jun Jul Aug Sep OctNov Dec Jan Feb Mar Apr
Gol. CBulan
Periode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I IIC1 LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82 0.45C2 0.45 LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00 0.82C3 0.82 0.45 LP LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 LP LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 0.50 0.75 1.00 1.00C 0.6 0.5 LP LP LP 1.1 1.1 1 0.7 0.5 0 LP LP LP 1.1 1.1 1 0.7 0.5 0.4 0.8 0.9 0.9 0.8
May Jun Jul Aug Sep OctNov Dec Jan Feb Mar Apr
STEP 4 – FIELD REQUIREMENTPada bagian ini, pada dasarnya kita hanya menggunakan persamaan NFR (Net Field Requirement) yang tertera di Buku Bagian Penunjang Standar Perencanaan Irigasi, yakni
NFR=ET C+P−ℜ+WLR
Langsung saja kita sediakan baris buat mereka. Khusus untuk ETC terlebih dahulu kita siapkan baris ET0 karena ETC merupakan perkalian ET0 dengan koefisien tanaman. Kemudian untuk Re, kita sediakan dua baris: satu untuk Re80 yang kita gunakan untuk padi dan satu untu Re50 yang kita gunakan untuk palawija.
Perlu diingat, satuan-satuan ET0, P, Re50, Re80, WLR, ETC, dan NFR adalah mm/hari. Sedangkan satuan DR adalah l/s/ha.
Gol. ABulan
Periode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I IIET0
Pertama-tama kita masukkan data yang sudah kita peroleh dari tahapan-tahapan sebelumnya, yakni ET0 dari PART 3 – STEP 3, serta Re50 dan Re80 dari PART 3 – STEP 2.
Gol. ABulanPeriode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I IIET0 4.61 4.61 4.83 4.83 3.99 3.99 4.44 4.44 4.08 4.08 2.94 2.94 3.47 3.47 2.95 2.95 3.27 3.27 4.71 4.71 4.32 4.32 4.69 4.69
Setelah itu, masukkan nilai P sebesar 2 mm/hari dan nilai WLR sesuai panduan pada Buku Bagian Penunjang Standar Perencanaan Irigasi.
Gol. ABulanPeriode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I IIET0 4.61 4.61 4.83 4.83 3.99 3.99 4.44 4.44 4.08 4.08 2.94 2.94 3.47 3.47 2.95 2.95 3.27 3.27 4.71 4.71 4.32 4.32 4.69 4.69
Tetapi khusus untuk periode bernilai LP, ditentukan dengan
ET C≡IR=M ×ek
(ek−1 )
dengan M=ET 0+P, k=MTS
, T=45 hari (tiga periode LP), dan S=300mm. Selengkapnya, kita
bisa baca lebih jauh di Buku Bagian Penunjang Standar Perencanaan Irigasi.
Untuk memudahkan, ada baiknya kita sisipkan baris M dan k.
Gol. ABulanPeriode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I IIET0 4.61 4.61 4.83 4.83 3.99 3.99 4.44 4.44 4.08 4.08 2.94 2.94 3.47 3.47 2.95 2.95 3.27 3.27 4.71 4.71 4.32 4.32 4.69 4.69
Perlu diingat, untuk Re yang digunakan untuk padi adalah Re80, sedangkan untuk palawija Re50. Kemudian untuk memudahkan, Re50 pada Golngan A ini digunakan mulai Agustus I, yakni ketika ketiga kelompok tanam sudah ditanami palawija seluruhnya.
Nilai NFR haruslah positif. Jika didapat hasil NFR bernilai negatif, nilai tersebut dinolkan saja. Karne maksud dari nilai NFR negatif yang didapat adalah petak sawah yang akan kita airi terlah mendapat air dari hujan yang cukup banyak, sehingga air hujan tersebt menutupi kelhilangan air di petak akibat evaporasi, perkolasi, dan pergantian lapisan air.
Gol. ABulanPeriode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I IIET0 4.61 4.61 4.83 4.83 3.99 3.99 4.44 4.44 4.08 4.08 2.94 2.94 3.47 3.47 2.95 2.95 3.27 3.27 4.71 4.71 4.32 4.32 4.69 4.69
(Penjelasan lengkap mengenasi rumus ini bisa kita baca di Buku Bagian Penunjang Standar Perencanaan Irigasi), sehingga kita dapatkan
Gol. ABulanPeriode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I IIET0 4.61 4.61 4.83 4.83 3.99 3.99 4.44 4.44 4.08 4.08 2.94 2.94 3.47 3.47 2.95 2.95 3.27 3.27 4.71 4.71 4.32 4.32 4.69 4.69
Proses ini kemudian diulang untuk setiap golongan.
Gol. BBulanPeriode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I IIET0 4.61 4.61 4.83 4.83 3.99 3.99 4.44 4.44 4.08 4.08 2.94 2.94 3.47 3.47 2.95 2.95 3.27 3.27 4.71 4.71 4.32 4.32 4.69 4.69
Gol. CBulanPeriode I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I IIET0 4.61 4.61 4.83 4.83 3.99 3.99 4.44 4.44 4.08 4.08 2.94 2.94 3.47 3.47 2.95 2.95 3.27 3.27 4.71 4.71 4.32 4.32 4.69 4.69
STEP 1 – DELIVERY ALTERNATIVESPada bagian ini, selain me-recall nilai-nilai DR untuk berbagai golongan yang kita dapatkan dari perhitungan sebelumnya, kita juga akan menentukan nilai DR alternatif kombinasi dua golongan atau lebih.
Di buku Bagian Penunjang Standar Perencanaan Irigasi), kita dapat tentukan 6 alternatif, yaitu:
Alt 1. Golongan AAlt 2. Golongan BAlt 3. Golongan C
Alt 4. Kombinasi Golongan A dan BAlt 5. Kombinasi Golongan B dan CAlt 6. Kombinasi Golongan A, B, dan C
Tetapi, dapat juga kita tambahkan alternatif kombinasi Golongan A dan C.
Langkah pertama, kita recall DR periodik dari masing-masing golongan,
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I IIAlt 1 Gol. A 1.12 1.12 0.94 0.17 0.00 0.10 0.06 0.00 0.00 1.54 1.92 1.92 1.17 1.16 1.27 0.89 0.77 0.53 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00Alt 2 Gol. B 0.00 1.12 0.94 1.13 0.00 0.13 0.34 0.06 0.07 0.00 1.92 1.92 2.24 1.17 1.30 1.07 0.87 0.57 0.43 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00Alt 3 Gol. C 0.00 0.00 0.94 1.13 0.98 0.15 0.38 0.34 0.21 0.07 0.24 1.92 2.24 2.24 1.31 1.10 1.08 0.68 0.49 0.43 0.00 0.00 0.00 0.00
BulanPeriode
May Jun Jul Aug Sep OctNov Dec Jan Feb Mar Apr
Kemudian, kita tambahkan baris alternatif-alternatif di atas. Dengan menganggap bahwa masing-masing golongan dibagi ke dalam petak-peta dengan proporsi luas yang sama, maka nilai DR yang didapat merupakan rata-rata dari kombinasi golongan. Misalnya Alternatif 4 yang merupakan kmbinasi golongan A dan B, maka nilai DR periodiknya merupakan rerata kedua nilai golongan tersebut. Jangan lupa, untuk menandai musim tanam masing-masing tanaman (U, U, dan P), karena nantinya kita akan mencari luas daerah irigasi yang mampu terlayani, untuk masing-masing musim tanam. (Note: seluruh nilai DR bersatuan l/s/ha).
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I IIAlt 1 Gol. A 1.12 1.12 0.94 0.17 0.00 0.10 0.06 0.00 0.00 1.54 1.92 1.92 1.17 1.16 1.27 0.89 0.77 0.53 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00Alt 2 Gol. B 0.00 1.12 0.94 1.13 0.00 0.13 0.34 0.06 0.07 0.00 1.92 1.92 2.24 1.17 1.30 1.07 0.87 0.57 0.43 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00Alt 3 Gol. C 0.00 0.00 0.94 1.13 0.98 0.15 0.38 0.34 0.21 0.07 0.24 1.92 2.24 2.24 1.31 1.10 1.08 0.68 0.49 0.43 0.00 0.00 0.00 0.00Alt 4 Gol. A + B 0.56 1.12 0.94 0.65 0.00 0.12 0.20 0.03 0.04 0.77 1.92 1.92 1.71 1.17 1.28 0.98 0.82 0.55 0.21 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00Alt 5 Gol. B + C 0.00 0.56 0.94 1.13 0.49 0.14 0.36 0.20 0.14 0.04 1.08 1.92 2.24 1.71 1.30 1.09 0.97 0.62 0.46 0.21 0.00 0.00 0.00 0.00Alt 6 Gol. A + C 0.56 0.56 0.94 0.65 0.49 0.12 0.22 0.17 0.11 0.81 1.08 1.92 1.71 1.70 1.29 1.00 0.92 0.60 0.24 0.22 0.00 0.00 0.00 0.00Alt 7 Gol. A + B + C 0.37 0.75 0.94 0.81 0.33 0.13 0.26 0.13 0.10 0.54 1.36 1.92 1.89 1.53 1.29 1.02 0.91 0.59 0.31 0.15 0.00 0.00 0.00 0.00
OctPeriode
Apr May Jun Jul Aug SepBulan Nov Dec Jan Feb Mar
Padi U 1 Padi U 2 Palawija
STEP 2 – MAXIMUM IRRIGATEABLE FIELDInilah saatnya kita gunakan hasil perhitungan debit andalan yang tentunya telah lama menjadi pertanyaan di benak kita (hahaha...). Konsepnya, kita akan menghitung berapa banyak petak yang dapat diairi dengan ketersediaan air yang kita miliki (dari sungai – PART 3 – STEP 1). Pertama, kita recall data debit bulanannya.
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop DesQ80 (l/s) 2416 2148 2286 1678 1136 448 51 22 159 615 2857 2177
Berikutnya, kita bagi besarnya debit bulanan dengan besarnya DR untuk setiap alternatif.
Note1: pembagian ini akan menghasilkan satua ha, karena l/s dibagi l/s/ha.Note2: untuk pembagian dengan DR = 0, cukup dinyatakan bahwa debit pada data tersebut dapat mengairi lahan seluas mungkin (maks).
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I IIAlt 1 Gol. A 2157.65 2157.65 2295.80 12952.23 maks 23186.79 27294.53 maks maks 737.83 233.87 233.87 43.13 43.52 17.08 24.36 207.73 299.46 maks 51437.27 maks maks maks maksAlt 2 Gol. B maks 2157.65 2295.80 1898.45 maks 17041.43 4966.03 27294.53 15207.20 maks 233.87 233.87 22.56 43.13 16.74 20.19 182.32 279.08 1430.15 maks maks maks maks maksAlt 3 Gol. C maks maks 2295.80 1898.45 2333.98 15658.11 4446.40 4966.03 5306.00 15207.20 1890.01 233.87 22.56 22.56 16.62 19.71 147.81 235.07 1265.47 1430.15 maks maks maks maksAlt 4 Gol. A + B 4315.30 2157.65 2295.80 3311.51 maks 19644.72 8403.17 54589.07 30414.41 1475.66 233.87 233.87 29.62 43.32 16.91 22.08 194.20 288.91 2860.31 102874.54 maks maks maks maksAlt 5 Gol. B + C maks 4315.30 2295.80 1898.45 4667.97 16320.51 4691.87 8403.17 7867.07 30414.41 416.23 233.87 22.56 29.62 16.68 19.95 163.26 255.19 1342.78 2860.31 maks maks maks maksAlt 6 Gol. A + C 4315.30 4315.30 2295.80 3311.51 4667.97 18692.87 7647.06 9932.06 10611.99 1407.37 416.23 233.87 29.62 29.71 16.85 21.79 172.72 263.39 2530.94 2782.93 maks maks maks maksAlt 7 Gol. A + B + C 6472.94 3236.47 2295.80 2653.22 7001.95 18107.94 6480.79 12604.76 11800.60 2111.06 330.36 233.87 26.82 33.15 16.81 21.23 175.81 268.42 2014.17 4174.39 maks maks maks maks
Aug Sep OctPeriode
Feb Mar Apr May Jun JulNovBulan Dec Jan
Kemudian, kita tentukan nilai minimum lahan yang dapat diairi untu masing-masing musim, kemudian nilai ketiganya kita jumlahkan.
Note: jika dari seluruh nilai yang akan dicari minimalnya bernilai “maks”, maka nilai minimumnya adalah “maks”, dan nilai jumlahnya pun menjadi maks.
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II Padi U 1 Padi U 2 PalawijaAlt 1 Gol. A 2157.65 2157.65 2295.80 12952.23 maks 23186.79 27294.53 maks maks 737.83 233.87 233.87 43.13 43.52 17.08 24.36 207.73 299.46 maks 51437.27 maks maks maks maks 2157.65 17.08 51437.27 53612.00Alt 2 Gol. B maks 2157.65 2295.80 1898.45 maks 17041.43 4966.03 27294.53 15207.20 maks 233.87 233.87 22.56 43.13 16.74 20.19 182.32 279.08 1430.15 maks maks maks maks maks 1898.45 16.74 maks maksAlt 3 Gol. C maks maks 2295.80 1898.45 2333.98 15658.11 4446.40 4966.03 5306.00 15207.20 1890.01 233.87 22.56 22.56 16.62 19.71 147.81 235.07 1265.47 1430.15 maks maks maks maks 1890.01 16.62 maks maksAlt 4 Gol. A + B 4315.30 2157.65 2295.80 3311.51 maks 19644.72 8403.17 54589.07 30414.41 1475.66 233.87 233.87 29.62 43.32 16.91 22.08 194.20 288.91 2860.31 102874.54 maks maks maks maks 1475.66 16.91 102874.54 104367.10Alt 5 Gol. B + C maks 4315.30 2295.80 1898.45 4667.97 16320.51 4691.87 8403.17 7867.07 30414.41 416.23 233.87 22.56 29.62 16.68 19.95 163.26 255.19 1342.78 2860.31 maks maks maks maks 416.23 16.68 maks maksAlt 6 Gol. A + C 4315.30 4315.30 2295.80 3311.51 4667.97 18692.87 7647.06 9932.06 10611.99 1407.37 416.23 233.87 29.62 29.71 16.85 21.79 172.72 263.39 2530.94 2782.93 maks maks maks maks 1407.37 16.85 maks maksAlt 7 Gol. A + B + C 6472.94 3236.47 2295.80 2653.22 7001.95 18107.94 6480.79 12604.76 11800.60 2111.06 330.36 233.87 26.82 33.15 16.81 21.23 175.81 268.42 2014.17 4174.39 maks maks maks maks 2111.06 16.81 maks maks
JumlahAug Sep Oct
PeriodeMinimumFeb Mar Apr May Jun JulNovBulan Dec Jan
Zoom?
Padi U 1 Padi U 2 PalawijaAlt 1 Gol. A 2157.65 17.08 51437.27 53612.00Alt 2 Gol. B 1898.45 16.74 maks maksAlt 3 Gol. C 1890.01 16.62 maks maksAlt 4 Gol. A + B 1475.66 16.91 102874.54 104367.10Alt 5 Gol. B + C 416.23 16.68 maks maksAlt 6 Gol. A + C 1407.37 16.85 maks maksAlt 7 Gol. A + B + C 2111.06 16.81 maks maks
MinimumJumlahAlternatif
Kemudian, alternatif yang kita pilih adalah alternatif dengan jumlah lahan yang mampu teralirinya maksimum. Sebagai contoh pada perhitungan kita di atas, kita mendapatkan 5 kandidat, yaitu Alt. 2, Alt. 3, Alt. 5, Alt. 6, dan Alt. 7. Unutuk menentukan mana yang terbaik, kita jumlahkan ulang luas area minimum antara Padi U 1 dan Padi U 2.
Padi U 1 Padi U 2Alt 2 Gol. B 1898.45 16.74 1915.18Alt 3 Gol. C 1890.01 16.62 1906.63Alt 5 Gol. B + C 416.23 16.68 432.91Alt 6 Gol. A + C 1407.37 16.85 1424.22Alt 7 Gol. A + B + C 2111.06 16.81 2127.87
MinimumJumlahAlternatif
Hingga kita dapatkan, alternatif terbaik adalah alternatif 7 dengan kombinasi Golongan A, B, dan C.
STEP 3 – MAXIMUM DELIVERY REQUIREMENT AND IRRIGATEABLE AREAKembali, kita recall data DR periodik untuk alternatif 7, dan kita tentukan DR maxnya.
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I IIAlt 7 Gol. A + B + C 0.37 0.75 0.94 0.81 0.33 0.13 0.26 0.13 0.10 0.54 1.36 1.92 1.89 1.53 1.29 1.02 0.91 0.59 0.31 0.15 0.00 0.00 0.00 0.00 1.92
OctPeriode DR max
Apr May Jun Jul Aug SepBulan Nov Dec Jan Feb Mar
Kita dapatkan DRmax sebesar 1,92 l/s/ha.
Jangan lupa, kita recall juga luas area yang bisa kita aliri dengan alternatif ini.
Padi U 1 Padi U 2 PalawijaAlt 7 Gol. A + B + C 2111.06 16.81 maks maks