Top Banner
 Latar Belakang Penyakit jant ung koro ner yang dise babk an oleh ate ros kler osi s telah men jadi peny ebab utama kematian, baik pada pria maupun wanita di Amerika Serikat. Diperkirakan, pada tahun 2020, penyakit jantung iskemik akan menjadi penyebab nomor satu kematian di seluruh dunia . 1 daya penge nal an re sep tor kolestrol LDL terhada p kole st rol LDL me nur un. 2 LDL teroksidasi saat ini hanya dikenali oleh reseptor asetil LDL yang terdapat di makrofag. 3 LDL teroksidasi pada akhirnya meningkatkan adesi monosit menuju sel endotel. Hal ini menyebabkan terjadinya akumulasi sel inflamasi, seperti makrofag, dan trombosit pada area tempat kolestrol LDL teroksidasi berada. Akhirnya, terjadilah transformasi makrofag menjadi sel foam. Hal ini terus berkembang sampai akhirnya terbentuk plak yang menebal di arteri darah dan endotel pun mengalami gangguan vasorelaksasi . 4,5,6,7 Dewas a ini, teh hijau menjadi primadon a sebaga i terapi pengobat an herbal untuk berbagai macam penyakit, seperti kanker, gangguan saraf, penyakit autoimun, nyeri sendi, dan terakhir adalah penyakit jantung koroner. Konsumsi teh hijau secara rutin telah sering diasosiasikan dengan  berkurangnya risiko penyakit jantung koroner 8 dan kanker pada beberapa penelitian epidemiologi. Walaupun mekanisme yang menyebabkan efek positif dari konsumsi teh hijau masih belum terlalu  jelas, namun para peneliti banyak yang mengaitkan efek positif tersebut dengan kadar flavonoids yang tinggi, terutama grup catechin dalam flavanols. 9 Efek protektif dari catechins termasuk dalam kemampuan mereka untuk melindungi endotel dari kerusakan akibat kolestrol LDL teroksidasi 10 , mencegah agregasi trombosit, dan mengurangi migrasi dan proliferasi sel otot polos 11 . Selain itu, teh hijau sendiri diketahui dapat mengurangi kemampuan oksidasi LDL dan juga meningkat fungsi vascular. 12 Catechin pada teh hijau sebagai antioksidan diduga mampu mengurangi proses oksidasi LDL deng an mel awa n rad ikal beba s dal am pro ses per oks idas i lip id yang me nghas ilk an LDL te roks ida si de nga n ber bag ai me kan is me . Ca te chi n me ngu ra ngi pr oduks i oks igen re akt if 13 , memperbaiki aktivitas PON1, mengurangi produksi asam hipoklorus, dan hidrogen peroksida 14 . Catechins juga diketahui berikatan dengan ion tembaga sehingga diperkirakan polyphenol teh hijau akan mengeksekus i efek ion dengan cara membent uk kompl eks senyawa dengan mereka sehingga terjadi pencegahan pembentuk an radikal bebas.  Dit amba h lag i, cate chin s pada teh hij au jug a me nin gkat ka n ef ek pe rl ind ung an pa da se l end ot el di di ndi ng ar te ri de nga n me nst imul as i  pembentukan nitric oxide 15 dan prostacyclin pada endotel.
9

Grup_B_Cindy_2 (Repaired)

Jul 17, 2015

Download

Documents

Cindy Prayogo
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Grup_B_Cindy_2 (Repaired)

5/14/2018 Grup_B_Cindy_2 (Repaired) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/grupbcindy2-repaired 1/9

 

Latar Belakang

Penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh aterosklerosis telah menjadi penyebab

utama kematian, baik pada pria maupun wanita di Amerika Serikat. Diperkirakan, pada tahun

2020, penyakit jantung iskemik akan menjadi penyebab nomor satu kematian di seluruh dunia.1

daya pengenalan reseptor kolestrol LDL terhadap kolestrol LDL menurun.2 LDL

teroksidasi saat ini hanya dikenali oleh reseptor asetil LDL yang terdapat di makrofag. 3 LDL

teroksidasi pada akhirnya meningkatkan adesi monosit menuju sel endotel. Hal ini menyebabkan

terjadinya akumulasi sel inflamasi, seperti makrofag, dan trombosit pada area tempat kolestrol

LDL teroksidasi berada. Akhirnya, terjadilah transformasi makrofag menjadi sel foam. Hal ini

terus berkembang sampai akhirnya terbentuk plak yang menebal di arteri darah dan endotel pun

mengalami gangguan vasorelaksasi.4,5,6,7

Dewasa ini, teh hijau menjadi primadona sebagai terapi pengobatan herbal untuk berbagai

macam penyakit, seperti kanker, gangguan saraf, penyakit autoimun, nyeri sendi, dan terakhir 

adalah penyakit jantung koroner. Konsumsi teh hijau secara rutin telah sering diasosiasikan dengan

 berkurangnya risiko penyakit jantung koroner 8 dan kanker pada beberapa penelitian epidemiologi.

Walaupun mekanisme yang menyebabkan efek positif dari konsumsi teh hijau masih belum terlalu

 jelas, namun para peneliti banyak yang mengaitkan efek positif tersebut dengan kadar flavonoids

yang tinggi, terutama grup catechin dalam flavanols.

9

Efek protektif dari catechins termasuk dalamkemampuan mereka untuk melindungi endotel dari kerusakan akibat kolestrol LDL teroksidasi10,

mencegah agregasi trombosit, dan mengurangi migrasi dan proliferasi sel otot polos11. Selain itu,

teh hijau sendiri diketahui dapat mengurangi kemampuan oksidasi LDL dan juga meningkat fungsi

vascular.12 Catechin pada teh hijau sebagai antioksidan diduga mampu mengurangi proses oksidasi

LDL dengan melawan radikal bebas dalam proses peroksidasi lipid yang menghasilkan LDL

teroksidasi dengan berbagai mekanisme. Catechin mengurangi produksi oksigen reaktif 13,

memperbaiki aktivitas PON1, mengurangi produksi asam hipoklorus, dan hidrogen peroksida14.

Catechins juga diketahui berikatan dengan ion tembaga sehingga diperkirakan polyphenol teh hijau

akan mengeksekusi efek ion dengan cara membentuk kompleks senyawa dengan mereka sehingga

terjadi pencegahan pembentukan radikal bebas.  Ditambah lagi, catechins pada teh hijau juga

meningkatkan efek perlindungan pada sel endotel di dinding arteri dengan menstimulasi

 pembentukan nitric oxide15 dan prostacyclin pada endotel.

Page 2: Grup_B_Cindy_2 (Repaired)

5/14/2018 Grup_B_Cindy_2 (Repaired) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/grupbcindy2-repaired 2/9

 

Catechin merupakan polyphenol dan antioksidan yang larut dalam air dan sangat mudah

teroksidasi. Catechins tidak hanya terdapat di dalam teh, tetapi juga ditemukan pada anggur merah,

apel, anggur, dan coklat. Namun demikian, hanya teh yang ditemukan mengandung (+)-

gallocatechin (GC), (-)-epigallocatechin (EGC), (-)-epicatechin gallate (ECG), (-)-epigallocatechin

gallate (EGCG), (+)-catechin (C), dan (-)-epicatechin (EC). Di antara substansi-substansi tersebut,

teh hijau mengandung empat komponen utama substansi catechin, yaitu (-)-epigallocatechin gallate

(EGCG), (-)-epigallocatechin (EGC), (-)-epicatechin gallate (ECG) dan (-)-epicatechin (EC).16

Epigallocatechin gallate atau epigallocatechin-3-gallate (EGCG) adalah bioaktif polifenol yang

terdapat di dalam teh hijau dan merupakan catechin yang terkuat (Bode A.M., Dong Z. , 2009 Jun).

Salah satu peran Epigallocatechin-3-gallate yang paling sering dipelajari adalah mekanismenya

sebagai agen antioksidan. Selama ini, Epigallocatechin-3-gallate diteliti mampu mengurangi

kerusakan oksidatif pada lipid dan DNA secara signifikan17. Efek Epigallocatechin-3-gallate pada

kerusakan oksidatif protein juga tengah diteliti, dan hasil penelitian masih bervariasi. Pada tikus,

Epigallocatechin-3-gallate ditemukan mampu menekan perubahan protein otot akibat oksidasi,

sebaliknya hasil negatif ditemukan dalam penelitian terhadap manusia. Epigallocatechin-3-gallate

menetralisasi radikal bebas di tubuh, membuang nitrogen dan oksigen reaktif yang berbahaya

sebelum mereka menyebabkan kerusakan oksidatif pada komponen sel.18

 Namun demikian, bedasarkan suatu penelitian pada penyakit kanker paru-paru di tikus19,

ditemukan bahwa mengisolasi suatu senyawa dari kompleksnya tidak akan membuat efektifitas  pencegahan kanker meningkat, sehingga disimpulkan bahwa kerja EGCG tergantung pada

substansi catechins lainnya, yaitu Polyphenon E (mengandung setidaknya lima jenis catechins,

termasuk epicatechin, gallocatechin gallate, epigallocatechin, epicatechingallate, dan yang paling

 banyak, EGCG) dalam pengobatan kanker.

Melalui penelitian ini, peneliti berniat untuk menggali lebih dalam pengaruh dari

Epigallocatechin-3-gallate sendiri pada penyakit yang lain. Jika pada penyakit kanker,

epigallocatechin-3-gallate tidak efektif bekerja sendirian, maka peneliti berniat mencari tahu

keefektifitasan substansi ini jika bekerja secara mandiri pada penyakit aterosklerosis. Dalam hal ini

  peneliti mengkhususkan penelitian pada pengaruh epigallocatechin-3-gallate terhadap kadar 

kolestrol LDL teroksidasi di darah dibandingkan dengan Polyphenon E pada penderita

aterosklerosis.

Page 3: Grup_B_Cindy_2 (Repaired)

5/14/2018 Grup_B_Cindy_2 (Repaired) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/grupbcindy2-repaired 3/9

 

Perumusan Masalah

Diperkirakan, pada tahun 2020, penyakit jantung iskemik yang salah satunya disebabkan

oleh penyakit jantung koroner akan menjadi penyebab nomor satu kematian di seluruh dunia.

Penyakit jantung koroner seperti juga penyakit kronis lain, selalu meninggalkan masalah klasik 

mengenai tingginya harga pengobatan yang tersedia untuk mengurangi progresifitas penyakit

tersebut. Selain harga pengobatan yang menguras kantong, pengobatan-pengobatan farmakologi

cenderung memberikan efek samping yang cukup besar. Maka dari itu, banyak peneliti yang mulai

 berusaha untuk mencari alternatif pengobatan yang relatif murah dan aman dikonsumsi oleh

 pasien. Sejauh ini sudah banyak penelitian yang dilakukan berkaitan dengan substansi-substansi

yang berdampak positif bagi perkembangan penyakit jantung koroner, salah satunya adalah

kandungan catechin yang terdapat banyak pada teh hijau. Catechin diteliti mampu mencegah

terjadinya oksidasi pada oksidasi LDL melalui berbagai mekanisme. Hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa epigallocatechin-3-gallate yang merupakan salah satu substansi catechin

merupakan substansi terkuat di dalam catechin tersebut. Namun demikian, belum ada penelitian

yang benar-benar meneliti efek kerja epigallocatechin-3-gallate secara individu terhadap proses

oksidasi LDL. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mencari tahu,

apakah epigallocatechin-3-gallate dapat bekerja sendiri secara efektif tanpa didukung dengan

gabungan setidaknya lima substansi catechin yang kita kenal dengan nama Poyphenon E dalam

mencegah terjadinya oksidasi LDL pada penyakit jantung koroner. 

Pertanyaan Penelitian

1. Apakah kerja tunggal epigallocatechin-3-gallate mampu menurunkan kadar 

kolestrol LDL teroksidasi pada penderita jantung koroner?

2. Bagaimanakah perbandingan keefektifan antara epigallocatechin-3-gallate dan

 polyphenon E dalam pengaruhnya menurunkan kadar kolestrol LDL teroksidasi pada

 penderita jantung koroner?

Hipotesis

Page 4: Grup_B_Cindy_2 (Repaired)

5/14/2018 Grup_B_Cindy_2 (Repaired) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/grupbcindy2-repaired 4/9

 

1. Kerja tunggal epigallocatechin-3-gallate mampu menurunkan kadar kolestrol LDL

teroksidasi pada penderita jantung koroner 

2. Epigallocatechin-3-gallate kurang efektif dibandingkan dengan polyphenon E

dalam menurunkan kadar kolestrol LDL teroksidasi pada penderita jantung koroner 

Tujuan Penelitian

Tujuan umum

Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui pengaruh epigallocatechin-

3-gallate dibandingkan dengan polyphenon E terhadap kadar kolestrol LDL teroksidasi

 pada penderita jantung koroner.

Tujuan khusus

Penelitian ini memiliki tujuan khusus untuk:

Mencari alternatif pengobatan yang dapat mengurangi faktor risiko berkembangnya

aterosklerosis terutama dalam mekanisme pencegahan oksidasi kolestrol LDL pada

 penyakit jantung koroner 

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah

Bertambahnya alternatif pengobatan yang dapat mengurangi faktor risiko

  berkembangnya aterosklerosis terutama dalam mekanisme pencegahan oksidasi

kolestrol LDL pada penyakit jantung koroner 

Page 5: Grup_B_Cindy_2 (Repaired)

5/14/2018 Grup_B_Cindy_2 (Repaired) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/grupbcindy2-repaired 5/9

 

Kerangka Teori

LDL

SUBENDOTEL

TEROKSIDASI

Gen

Hiperkolestrolemia

Diet tinggi translemak 

LDL

Vaskuler

LDL

Subendotel

Merokok Sindrom

Metabolik 

Diabetes tak

terkontrol

 

Lipoperok 

sida

Spesies oksigen

reaktif 

Act 1

Ion

tembaga

Reaksi

berantaiberlipat

ganda

CATEC

HIN

CATEC

HIN

HDL

Hanya dikenali reseptormakrofag

Berakumulasi dengan makrofagdan monosit

Inflamasi

Stenosis pembuluhdarah

DisfungsiEndotel

Aterosklerosis

 

Aterosklerosis

PENYAKIT JANTUNGKORONER

Page 6: Grup_B_Cindy_2 (Repaired)

5/14/2018 Grup_B_Cindy_2 (Repaired) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/grupbcindy2-repaired 6/9

 

Kerangka Konsep

LDL

SUBENDO

TEL

TEROKSID

ASI

Penghambatanikatan

Lipoperoksidadan

Spesies OksigenReaktif 

Polyphe

non E

Epigalloca

techin-3-

gallate

 

Aterosklerosis

PENYAKIT JANTUNGKORONER

?

Page 7: Grup_B_Cindy_2 (Repaired)

5/14/2018 Grup_B_Cindy_2 (Repaired) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/grupbcindy2-repaired 7/9

 

Variabel

Variabel Dependen (tergantung)

Kadar LDL teroksidasi dan Penyakit Jantung Koroner 

Variabel Independen (bebas)

Pengaruh Epigallocatechin-3-gallate dibandingkan dengan Polyphenon E

Page 8: Grup_B_Cindy_2 (Repaired)

5/14/2018 Grup_B_Cindy_2 (Repaired) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/grupbcindy2-repaired 8/9

 

REFERENSI

Page 9: Grup_B_Cindy_2 (Repaired)

5/14/2018 Grup_B_Cindy_2 (Repaired) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/grupbcindy2-repaired 9/9

 

1 Murray CJ, Lopez AD. Mortality by cause for eight regions of the world: Global Burden of Disease Study. Lancet. 1997;

349: 1269–1276.2 Holvoet P, Perez G, Zhao Z, et al. Malondialdehyde-modified low density lipoproteins in patients with atherosclerotic

disease. J Clin Invest 1995;95:2611–9.3 Goldstein J. L., Ho Y. K., Basu S. K., Brown M. S. Binding site on macrophages that mediates uptake and degradation of 

acetylated low density lipoprotein, producing massive cholesterol deposition. Proc. Natl. Acad. Sci. USA. . 1979. 76: 333–337 4 Berline J, Navab M, Fogelman A, et al. Atherosclerosis: Basic Mechanisms. Circulation 1995;91:2488-2496 5

Quinn MT, Parthasarathy S, Fong LG, Steinberg D. Oxidatively modified lipoproteins: a potential role in recruitment and retention of monocyte/macrophages during atherogenesis. Proc Natl Acad Sci U S A 1987;84:2995–8.6Fogelman AM, Shechter I, Seager J, et al. Malondialdehyde alteration of low density lipoprotein leads to cholesteryl ester 

accumulation in human monocyte-macrophages. Proc Natl Acad Sci U S A 1980;77:2214–8.7 Galle J, Bassenge R, Busse R. Oxidized low-density lipoproteins potentiate vasoconstrictions to various agonists by direct 

interaction with vascular smooth muscle. Circ Res 1990;66:1287–93.8Kuriyama S, Shimazu T, Ohmori K, et al. Green tea consumption and mortality due to cardiovascular disease, cancer, and 

all causes in Japan: the Ohsaki study. J. Am. Med. Assoc 2006;296:1255–1265.9 Miura Y., Chiba T., Tomita I., et al. Tea catechins prevent the development of aterosklerosis in apoprotein E-deficient mice.

 J Nutr 2001; 131(1):27–32.10 Ou HC, Song TY, Yeh YC, et al. EGCG protects against oxidized KOLESTROL LDL-induced endothelial dysfunction by

inhibiting LOX-1-mediated signaling. J Appl Physiol 2010;108(6):1745-56.11 Jasser El Bedoui., Min-Ho Oak ., Patrick Anglard., Valérie B. Schini-Kerth, Catechins prevent vascular smooth muscle

cell invasion by inhibiting MT1-MMP activity and MMP-2 expression. Oxford Journals Medicine Cardiovascular Research 67  (2): 317-3212 F. J. Tinahones, MD, PhD., M. A. Rubio, MD, PhD., L. Garrido-Sánchez, PhD., et al.. Green Tea Reduces LDL

Oxidability and Improves Vascular Function. J Am Coll Nutr 2008; 27 (2): 209-21313 Yu HJ, Lin BR, Lee HS, et al. Sympathetic vesicovascular reflex induced by acute urinary retention evokes

 proinflammatory and proapoptotic injury in rat livers. Am J Physiol Renal Physiol 2005;288:F1005–14.14 Shih-Ping Hsu, Ming-Shiou Wu, Chih-Ching Yang, et al. Chronic green tea extract supplementation reduces

hemodialysis-enhanced production of hydrogen peroxide and hypochlorous acid, atherosclerotic factors, and proinflammatory

cytokines. American Journal of Clinical Nutrition 2007; 86(5):1539-1547.

15 Lorenz M., Wessler S., Follmann E., et al. A constituent of green tea, epigallocatechin-3-gallate, activates endothelial 

nitric oxide synthase by a phosphatidylinositol-3-OH-kinase-, cAMP-dependent protein kinase-, and Akt-dependent pathway

and leads to endothelial-dependent vasorelaxation. J Biol Chem 2004;279(7):6190–6195.16 Arts, I. C., van de Putte, B. and Hollman, P. C.. Catechin contents of foods commonly consumed in the Netherlands. 2.

Tea, wine, fruit juices, and chocolate milk. Journal of Agricultural and Food Chemistry2000; 48(5): 1752-1757.17 Rietveld A, Wiseman S. Antioxidant effects of tea: evidence from human clinical trials. J Nutr. 2003;133:3285S-3292S.18 Frei B, Higdon JV. Antioxidant activity of tea polyphenols in vivo: evidence from animal studies. J Nutr. 2003;133:3275S-

3284S.19 Bode A.M., Dong Z. Epigallocatechin 3-gallate and green tea catechins: United they work, divided they fail. Cancer Prev

 Res (Phila) 2009 ;2(6):514-7.