Top Banner
A. PENGERTIAN KELOMPOK Tidak ada pengertian universal tentang definisi kelompok. Tetapi, semua kelompok harus memiliki 3 karakteristik secara umum, yaitu: 1. Sebuah kelompok adalah unit sosial dari dua atau lebih anggota yang terikat dalam suatu lingkup waktu tertentu dan saling berinteraksi satu dengan yang lain. Dalam kelompok kerja, interaksi ini sering terjadi dalam basis tatap muka, meski beberapa kelompok terpisah secara geografi dan hanya berinteraksi melalui surat atau percakapan di telepon. 2. Anggota-anggota dalam kelompok tergantung satu dengan yang lainnya. Dalam berpendapat, setiap anggota menyadari bahwa mereka membutuhkan satu dengan yang lain. Dalam lingkungan kerja, setiap orang menyadari bahwa pekerjaan tidak dapat dikerjakan tanpa bantuan orang lain. 3. Anggota dari kelompok menerima kebanggaan dari perkumpulan mereka. Jika hal ini tidak mereka dapatkan, mereka akan meminta untuk dipindahkan ke divisi lain atau akan berhenti dari pekerjaan mereka. Tipe-tipe kelompok dibedakan menjadi: 1. Functional Group Functional group terdiri dari orang-orang yang melakukan suatu tugas yang sama. Contoh-contoh dari functional group dalam lingkungan kerja seperti marketing, production, dan finance. Pada bagian marketing sendiri masih terbagi atas kelompok publikasi dan kelompok personal selling. Semua itu dirancang sedemikian rupa oleh perusahaan dengan tujuan untuk promosi yang efisien. 2. Cross-Functional Group
24

Group Behavior

Jul 04, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Group Behavior

A. PENGERTIAN KELOMPOK

Tidak ada pengertian universal tentang definisi kelompok. Tetapi, semua kelompok harus memiliki 3 karakteristik secara umum, yaitu:

1. Sebuah kelompok adalah unit sosial dari dua atau lebih anggota yang terikat dalam suatu lingkup waktu tertentu dan saling berinteraksi satu dengan yang lain. Dalam kelompok kerja, interaksi ini sering terjadi dalam basis tatap muka, meski beberapa kelompok terpisah secara geografi dan hanya berinteraksi melalui surat atau percakapan di telepon.

2. Anggota-anggota dalam kelompok tergantung satu dengan yang lainnya. Dalam berpendapat, setiap anggota menyadari bahwa mereka membutuhkan satu dengan yang lain. Dalam lingkungan kerja, setiap orang menyadari bahwa pekerjaan tidak dapat dikerjakan tanpa bantuan orang lain.

3. Anggota dari kelompok menerima kebanggaan dari perkumpulan mereka. Jika hal ini tidak mereka dapatkan, mereka akan meminta untuk dipindahkan ke divisi lain atau akan berhenti dari pekerjaan mereka.

Tipe-tipe kelompok dibedakan menjadi:

1. Functional GroupFunctional group terdiri dari orang-orang yang melakukan suatu tugas yang sama. Contoh-contoh dari functional group dalam lingkungan kerja seperti marketing, production, dan finance. Pada bagian marketing sendiri masih terbagi atas kelompok publikasi dan kelompok personal selling. Semua itu dirancang sedemikian rupa oleh perusahaan dengan tujuan untuk promosi yang efisien.

2. Cross-Functional GroupCross-Functional Group terdiri dari orang-orang dari dua atau lebih ruang lingkup fungsional. Contohnya dalam desain dan membawa produk baru ke penjualan dan memastikan semua itu berjalan berkesinambungan, perusahaan biasanya memakai kemampuan dari cross-functional group yang anggota-anggotanya berasala dari ruang lingkup yang berbeda.

3. Project GroupProject group terdiri dari orang-orang dari ruang lingkup dan latar belakang yang berbeda. Tujuan dari kelompok ini adalah untuk mendapat hasil yang objektif dengan optimalisasi waktu, biaya dan kualitas, setelah selesai maka anggota-anggota dari kelompok ini kembali ke departemen masing-masing. Dalam kelompok ini terjadi penggabungan kemampuan dari tiap anggota untuk mencapai tujuan dari proyek.Contohnya yaitu pada pembangunan gedung pencakar langit dan pembangunan jembatan.

Page 2: Group Behavior

4. Virtual GroupVirtual Group adalah kelompok yang bertemu tanpa semua anggota harus berada di lokasi yang sama pada waktu yang sama pula. Beberapa cara untuk bertemu misalnya melalui video conference, email, dan conference call.Contohnya: perusahaan dengan R&D groups dapat bekerja sepanjang hari. Saat pekerjaan sudah selesai, group desain di Jerman akan mengirikan hasil pekerjaannya ke Amerika Serikat. Lalu dari Amerika Serikat akan dikirim lagi ke perusahaan R&D di Jepang.

5. Interest-Friendship GroupInterest-Friendship Group dibentuk dengan basis dari kesamaan kepercayaan, atau aktivitas. Contohnya: orang-orang yang sudah lama dalam sebuah organisasi cenderung mempunyai banyak kontak dan mereka sering bertanya pada orang-orang dari departemen yang lain untuk mempercepat proses atau membuat prioritas pada pekerjaan mereka.

B. TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN KELOMPOK 1. Forming

Tahap forming pada pengembangan kelompok dikarakteristikan dari hasil untuk mengindetifikasi apa yang perlu dilakukan dari sebuah kelompok dan bagaimana semua itu dimulai. Pada tahap ini, anggota-anggota kelompok mengembangkan interaksi; melihat ke dalam nilai, kepercayaan, dan sikap; dan mulai bekerja sesuai dengan ekspetasi setiap anggota. Contohnya:a. Setiap anggota bersikap sangat sopanb. Setiap orang diam dan sedikit berkontribusi dalam diskusi kelompok untuk

mencoba menentukan ke mana mereka akan mencocokan skema-skema masalah.c. Beberapa hasil dibuat oleh anggota-anggota untuk mempererat hubungan dan

pandangan masing-masing.d. Hasil awal dibuat untuk menghimpun kekuatan dan membangun pengaruh di

dalam sebuah kelompok.Pada tahap ini terjadi pengklarifikasian pandangan dan mencari kesamaan untuk mengerti satu dengan yang lain.

2. StormingTahap storming dikarakteristikan dari konfrontasi, bertanya tentang arah kelompok dan perkembangan, dan resistensi terhadap tugas.Pada tahap ini setiap anggota kelompok percaya bahwa diperlukan memegang kendali, dan sering diartikan bahwa tujuan dari kelompok sudah mulai melenceng dan terjadi pengurangan focus dan arah.Contoh dari sikap kelompok pada tahap ini yaitu:a. Beberapa anggota bertanya tentang perkembangan kelompok dan berkeingina

agar ketua kelompok menggunakan pendekatan langsung agar tujuan kelompok tercapai.

Page 3: Group Behavior

b. Beberapa anggota bertanya tentang tujuan dari kelompok. Tugas, dan prosedur dan ingin melihat perubahan.

c. Beberapa orang terlihat depresi karena tugas kelompok terlihat semakin sulit daripada sebelumnya, dan setiap anggota mulai meragukan kemampuan kelompok untuk mencapai kesuksesan.

Sikap ini mendorong kelomppok untuk berpikir kembali tentang pendekatan, membuat perubahan, dan meneruskan pekerjaan. Dalam pendiskusian masalah, ketua kelompok biasanya menghabiskan waktu yang lama untuk mendengar tantangan dan complain dan dengan sabar merespon.

3. NormingTahap norming pada pengembangan kelompok dikarakteristikan dari persetujuan sesuai dengan tanggung jawab dari tiap anggota, rasa untuk bekerja sama, dan keinginan untuk mencapai tujuan kelompok. Kelompok yang mencapai tahap ini mengetahui bagaimana untuk bekerja sebagai sebuah tim dan fokusnya pada pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.Contoh dari sikap kelompok pada tahap ini termasuk:a. Manajemen konflik secara efektif dari ketua kelompok dan anggota-anggota yang

lain.b. Identifikasi secara jelas dan prioritas masalah dan rencana tindakan untuk

menyelesaikannya.c. Keinginan dari setiap anggota untuk menerima tanggung jawab dan mengerjakan

tugas mereka.d. Interaksi anggota secara efektif meningkatan frekuensi pertemuan yang efektif.Pada tahap ini, anggota kelompok mulai mengembangkan kemampuan negosiasi, kemampuan bernasehat, dan kemampuan untuk menyeimbangkan perbedaan dan persamaan.

4. PerformingTahap performing pada pengembangan kelompok dikarakteristikan dari keterbukaan dan kolaborasi di antara anggota-anggota kelompok dan kemauan setiap anggota untuk memperhatikan kinerja dan membuat perubahan yang diperlukan. Pada tahap ini, kelompok berfungsi secara efektif pada individual maupun kelompok.Contoh:a. Keterbukaan pada masalah dan solusib. Kerja sama pada bagian dari semua anggota.c. Penggunaan secara luas dari pengenalan dan pujian oleh anggota kelompok.d. Integrasi secara personal dan tujuan kelompok.Sebagai hasilnya, rasa untuk percaya muncul di antara setiap anggota kelompok dan setiap orang bersikap positif dan produktif. Tidak semua kelompok dapat mencapai tahap keempat ini. Bagi yang telah mencapai tahap ini, belajar bagaimana untuk

Page 4: Group Behavior

mendapat keseimbangan yang diperlukan antara kelompok dan individu dan menjadi lebih toleransi yang menjadikan kelompok untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi.

C. KARAKTERISTIK KELOMPOK

Semua kelompok memiliki karakteristik tertentu. Beberapa karakteristik yang penting adalah peran, norma, status, cohesiveness, dan ukuran kelompok.

1. Peran (Role)Peran adalah tindakan yang ditampilkan atau diharapkan. Di beberapa

organisasi, job descriptions menyediakan landasan dasar untuk menetapkan peran seseorang. Walaupun deskripsi ini tidak meliputi semua hal dari pekerjaan tersebut namun ini akan memberikan seseorang cukup informasi untuk memulai melakukan pekerjaan.

Salah satu masalah serius terkait dengan job description adalah ketika suatu pekerjaan tidak jelas baik karena job description-nya samar atau karena tidak ada deskripsi spesifik yang tertulis secara jelas untuk pekerjaan tersebut. Kita biasa menyebut hal ini dengan role ambiguity. Cara efektif untuk mencegah role ambiguity adalah dengan memiliki job description yang jelas dan digambarkan secara detail apa tanggung jawab dari pekerjaan tersebut dan tugas dari masing-masing posisi atau jabatan.

Masalah kedua yang sering terjadi adalah role conflict. Ini terjadi karena seseorang menghadapi situasi dimana dia menanggung dua peran dan kinerja yang satu mengahalangi yang lain.

2. Norma (Norm)

Norma adalah aturan-aturan yang menggambarkan tindakan-tindakan yang seharusnya diambil oleh anggota kelompok. Biasanya norma ini ruang lingkupnya kecil dan berlaku hanya untuk kelompok tersebut.

Secara keseluruhan, kita dapat menyimpulkan tentang individu dan tingkat kenyamanan mereka terhadap norma kelompok.

1. Orang dewasa cenderung kurang patuh daripada anak-anak.2. Wanita, karena nilai budaya kita, cenderung lebih patuh daripada pria.3. Orang berintelegensi tinggi cenderung kurang patuh daripada orang

berintelegensi rendah.4. Jika semua anggota lain setuju terhadap sesuatu, orang yang tersisa biasanya

akan mengikuti anggota lainnya.

Page 5: Group Behavior

5. Jika seseorang di kelompok tidak setuju dengan yang lain tetapi menerima dukungan salah satu dari mereka , orang tersebut akan sangat kecil kemungkinannya untuk menyesuaikan.

6. Jika seseorang tidak mengerti apa yang terjadi, dia akan cenderung mengikuti petunjuk dari anggota kelompok yang kelihatannya memiliki pengertian tentang situasi yang dihadapi.

Jika ada individu yang tidak patuh terhadap norma mayor dari kelompok akan tidak diakui keanggotaannya. Orang tersebut tidak diijinkan untuk berpartisipasi di kegiatan kelompok dan ,di beberapa kasus, dikucilkan atau mengalami berbagai bentuk pelecehan dari anggota yang lain.

Seorang pemimpin harus sadar tentang norma kelompok karena norma kelompok memerankan peran penting dalam menentukan apa yang akan dan tidak akan dilakukan oleh kelompok. Misalnya, jika norma dalam kelompok mendorong produktivitas yang rendah maka pemimpin dapat mengembangkan strategi baru dengan cara mempengaruhi kelompok untuk meningkatkan produktivitas.

3. Status (status)

Status adalah suatu peringkat relatif dari individu di organisasi. Status dapat diperoleh dengan berbagai cara.

Di lingkungan sekitar, Rockefeller memiliki status hanya dengan lahir menjadi orang kaya dan keluarga yang mempunyai andil besar dalam lingkungan social mereka. Di pekerjaan, seseorang dapat mendapatkan status melalui posisi yang mereka raih. Misalnya, presiden dari organisasi memiliki status lebih tinggi dari wakil presiden.

Orang lain mendapatkan status dari pekerjaan yang mereka lakukan. Contoh, dalam suatu lembaga, advertising manager memiliki status lebih bagus daripada purchasing manager.

Cara ketiga untuk mendapatkan status adalah dengan kepribadian. Seseorang yang mudah bergaul dengan orang lain, mudah diajak kerja sama, dan selalu mengatakan hal-hal yang baik lebih ditinggikan statusnya oleh anggota kelompok yang lain dibandingkan dengan seseorang yang tidak bisa bekerja sama dengan orang lain dikarenakan tidak ramah atau tidak menyenangkan.

Yang keempat yaitu dengan kompetensi kerja. Semakin baik seseorang mengetahui pekerjaannya, semakin mungkin orang tersebut mendapatkan status

Page 6: Group Behavior

dari sesama anggota kelompok. Contohnya, di suatu kelompok yang memiliki nilai produktifitas tinggi, individu yang berkontribusi paling besar akan dihargai status tertinggi.

Di beberapa kelompok, kompetensi (apa yang orang dapat lakukan) adalah yang terpenting namun di kelompok lain, job title (posisi yang dipegang orang tersebut) adalah nilai terbaik dalam memperoleh status. Tiap kelompok memiliki penentu nilai yang berbeda.

Untuk memahami secara penuh kepentingan dari status dalam kelompok, penting untuk menyadari bahwa akan ada kemungkinan masalah status. Masalah utama adalah inkongruensi status, yang terjadi ketika ada ketidakcocokan antara status seseorang seharusnya dengan cara dia diperlakukan.

Permasalahan status yang kedua yaitu diskrepansi status, yang terjadi ketika seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan status mereka di kelompok. Misalnya, dalam suatu organisasi dimana ada perasaan tidak enak antara pemimpin dan bawahan, anggota dari dua kelompok ini tidak berhubungan dengan kelompok lainnya. Siapapun yang terlihat berteman dengan anggota kelompok lain akan dianggap sebagai pengkhianat dan statusnya akan ditolak. Jadi dapat kita simpulkan seperti ini: status diberikan kepada seseorang atas berperilaku sesuai dengan harapan mereka yang membuat peringkat status tersebut, dan kapan pun seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kategori ini, mereka sama saja dengan mengancam status mereka sendiri.

4. Kohesivitas (Cohesiveness)

Kedekatan atau atraksi interpersonal yang ada diantara anggota kelompok dapat dikatakan kohesivitas. Jika kohesi tinggi, kepuasan anggota cenderung tinggi, dan ada peningkatan kerjasama dalam kelompok. Sebaliknya, jika kohesi rendah, sering ada ketidakpuasan dan anggota akan meninggalkan kelompok tersebut. Akan tetapi, kohesivitas tidak menjamin produktivitas yang tinggi.

Kohesivitas kelompok menimbulkan dua tantangan utama kepada manager. Yang pertama, manager perlu untuk berusaha lebih mendekati kelompok yang produktifitasnya rendah untuk memotivasi mereka agar meningkatkan norma atau nilai produktifitas mereka ke level yang dibentuk oleh organisasi.

Yang kedua, manager harus melindungi kohesivitas kelompok yang produktifitasnya tinggi. Perubahan di pekerjaan atau pemindahan orang ke dalam atau keluar dari kelompok dapat mempengaruhi kohesi menjadi negative. Salah

Page 7: Group Behavior

satu contoh yang terkenal berkaitan dengan hal ini terdapat pada coal-mining industry di Britania Raya, yang memperkenalkan teknologi dan prosedur baru ke dalam pertambangan setelah Perang Dunia II. Sebelum perubahan, penambang bekerja bersama dalam team,dan terdapat kohesi yang tinggi diantara kelompok ini. Akan tetapi, teknologi baru mengacaukan aransemen ini. Dari yang awalnya team kecil berubah menjadi besar dan merubah kohesifitas kelompok, dan beberapa pekerjaan yang dulunya dilakukan oleh para penambang, sekarang dilakukan oleh mesin. Pengaturan ini merusak kohesivitas kelompok, dan para penambang mulai menurunkan produksi mereka. Sangat penting bagi perusahaan untuk mereorganisasi beberapa sistem operasi mereka, kali ini, bagaimanapun, untuk mengakomodasi penambang lebih baik.

Jelas, setiap organisasi perlu memikirkan antara teknologi dan manusia. Jika terlalu menekankan pada teknologi , kohesifitas menurun dan produktifitas ikut jatuh. Sebaliknya, jika manusia tidak dibantu dengan teknologi, maka perusahaan akan rugi jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang menggunakan teknologi maju. Sebuah keseimbangan sangat diperlukan.

D. GROUP SIZE

Beberapa kelompok kerja ada yang cukup kecil (3 atau 4 orang), dimana lainnya sangat besar (20 atau lebih). Penelitian membuktikan bahwa sebagaimana ukuran dari suatu kelompok meningkat, cara para anggota berinteraksi pun berubah. Semakin besar ukuran kelompok, waktu dan perhatian yang diberikan untuk membuat dan merawat harmonisasi kelompok berkurang. Di kelompok yang besar, orang mulai lebih focus ke menyelesaikan pekerjaan dan kurang peduli dengan bagaimana perasaan teman kerja tentang aksi mereka.

Penelitian juga membuktikan bahwa ketika kelompok menjadi lebih besar, turnover cenderung meningkat dan kepuasan cendurung menurun. Satu penjelasan yang telah diajukan bahwa di dalam kelompok besar, orang kurang bisa untuk memenuhi kebutuhan tingkat atas mereka, yang mana menjurus ke ketidakpuasan.

E. INTRAGROUP BEHAVIOR

Dua hal utama dalam kelompok yang menjadi perhatian utama bagi yang mempelajari hubungan antar manusia: komunikasi dan pengambilan keputusan.

1. Komunikasi (communication)Sistem social di kelompok untuk membantu mendikte cara bagaimana

informasi adalah pengertian dari komunikasi. Di kelompok yang kecil, seseorang dapat memikul atau menerima lebih dari satu peran komunikasi. Di kelompok yang

Page 8: Group Behavior

besar, dua atau lebih orang dapat memikul atau menerima peran yang sama, ketika yang lain tidak mempunyai peran yang spesifik. Lima peran umum tersebut adalah:

The Opinion Leader bisa dianggap sebagai pemimpin tidak resmi dari suatu kelompok. Orang ini biasanya lebih sering menerima informasi penting daripada anggota lainnya dan yang paling bertanggung jawab dalam menentukan tujuan dan aksi dari kelompok.

The Gatekeeper mengatur aliran informasi ke anggota yang lain dari kelompok. Jika gatekeeper memilih untuk tidak memberitahukan sesuatu informasi, maka anggota lain akan kehilangan informasi karena the gatekeeper adalah satu-satunya yang menyediakan informasi.

The Liaison menghubungkan kelompok satu dengan kelompok lainnya. Dia adalah sang contact person yang berkomunikasi dengan kelompok laindan mendapatkan informasi dari mereka.

The Isolate adalah orang yang dikucilkan oleh kelompok dan menerima sangat sedikit informasi. Dia diperlakukan seperti orang luar, walaupun dia anggota kelompok tersebut.

The Follower adalah orang yang selalu mengikuti apapun pendapat pemimpin kelompok. Dia adalah anggota yang loyal terhadap kelompok.

2. Pengambilan Keputusan (decision making)

Pengambilan keputusan di kelompok berhubungan dengan gaya, pengambilan resiko, dan kreatifitas.

Decision-Making StyleKetika membuat keputusan, individu biasanya mempertunjukkan

gaya kepribadian seseorang yang mencerminkan bagaimana mereka melihat apa yang terjadi diantara mereka dan bagaimana mereka memproses informasi. Pengambilan keputusan ini ditentukan dari dua dimensi: orientasi nilai dan toleransi ambiguitas. Dua orientasi ini, dengan rendah dan tingginya dimensi masing-masing, menghasilkan empat macam pengambilan keputusan –directive, analytical, conceptual, dan behavioral.

Directive Style. Seseorang dengan gaya derivative memiliki toleransi rendah untuk ambiguitas dan diorientasikan menuju tugas atau masalah dan konsern teknikal di pengambilan keputusan mereka.

Analytical Style. Seorang analytical memiliki toleransi yang tinggi terhadap ambiguitas dan tugas atau masalah yang kuat serta berorientasi terhadap teknik.

Conceptual Style. Tipe ini memiliki toleransi tinggi untuk ambiguitas dan untuk orang yang kuat serta konsern ke social.

Page 9: Group Behavior

Behavioral Style. Tipe ini memiliki toleransi yang rendah untuk ambiguitas dan untuk orang yang kuat serta konsern di social.

Risk Taking

Banyak penemuan penting yang tidak belum ditemukan dalam resiko pengambilan keputusan dalam suatu kelompok. Pertama-tama , berkelompok akan lebih efektif daripada individu dalam pengambilan keputusan. Contoh ketika menghadapi masalah yang ambigu, berkelompok akan memunculkan banyak ide-ide dari informasi yang di dapat dari anggota kelompok. Kedua, individual akan menyebabkan resiko yang ditanggung lebih besar daripada berkelompok dalam pengambilan keputusan biasa disebut risky-shift phenomenon. Tetapi dalam situasi yang sama dimana individual yang berada dalam suatu kelompok juga menanggung resiko yang lebih besar dalam kelompok. Hal ini dibuktikan dengan questionaire mengenai “Experience Risk Taking”.

Penjelasan fenomena tersebut sebagai berikut :

1. Jika keputusan dibuktikan salah maka individu akan merasa sedikit bersalah karena anggota yang terlibat juga menanggung kesalahan tersebut.

2. Dalam kelompok diskusi, mengambil risiko orang cenderung lebih berpengaruh daripada rekan-rekan konservatif mereka

3. Resiko adalah fungsi pengetahuan/ilmu. seseorang kurang tahu tentang daerah tertentu atau masalah, risiko yang lebih besar ia menganggap dalam mencoba untuk memperbaiki situasi. Karena kelompok berpikir seringkali menyebabkan lebih dalam dalam mempertimbangkan .

4. mengambil resiko sosial diinginkan dalam budaya kita. Akibatnya, individu dalam kelompok sering memilih tingkat risiko yang sama dengan atau lebih besar dari rat-rata orang ambil.

Kita harus catat bagaimanapun kelompok tidak selalu mendorong orang ubtk memilih resiko yang lebih besar. Terkadan mereka memotivasi manager untuk lebih moderat dalam tujuannya.

Creativity

Proses kreatif memiliki empat fase: preparation, incubation, illumination, dan verification. Selama fase preparation, anggota kelompok menyiapkan diri mereka untuk membuat keputusan. Selama fase incubation, seseorang atau kelompok akan membiarkan alam bawah

Page 10: Group Behavior

sadarnya memikirkan masalah yang dihadapi. Tahap yang ketiga yaitu illuminasi, dicirikan oleh realisasi kelompok dalam membuat keputusan yang terbaik.Tahap yang keempat yaitu verifikasi, mengubah atau menetapkan solusi akhir. Sering keputusan harus terhalang oleh masalah kecil namun masih dapat dilaksanakan.

3. Brain Storming

Rata-rata anggota kelompok akan mengalami kesulitan untuk memacu kinerja kelompoknya. Salah satu teknik yang sangat popular dan dapat dipakai untuk menstimulat kemampuan berpikir kreatif adalah brainstorming. Sesi brainstorming biasanya diawali dengan ketua kelompok menceritakan permasalahan yang perlu dianalisis dan mendesak mereka agar dapat berpikir sekreatif dan seimaginatif mungkin. Saat ada yang mengeluarkan ide, anggota yang lain terpacu untuk menambahkan atau malah mengembangkan menjadi suatu ide baru. Cara ini dapat memacu setiap anggota untuk mencari solusi terbaik untuk permasalahan. Dalam beberapa tahun terakhir ini, penelitian mencoba cara brainstorming dengan media elektronik di mana orang menggunakan komputer untuk berkomunikasi dan berbagi ide. Cara ini dilakukan untuk menghasilkan pemikiran yang lebih kreatif. Cara ini mereduksi jumlah pertemuan langsung sampai dengan 70%.

4. Left-Brain, Right-Brain Thinking

Beberapa tahun belakangan, penelitian lebih banyak difokuskan pada kreativitas dan fungsi otak. Salah satunya adalah pada dominansi otak kiri atau dominansi otak kanan. Otak kiri mengendalikan sisi tubuh bagian kanan dan sebaliknya otak kanan mengendalikan sisi tubuh bagian kiri. Dominansi otak ini juga menentukan cara kerja dari seseorang. Sebagai contohnya, orang-orang dengan dominansi otak kiri lebih berpikir logis, rasional, detail, aktif, dan objektif. Di sisi lain, orang dengan dominasi otak kanan lebih spontan, emosional, holistic, non-verbal, dan berpendekatan visual terhadap sesuatu. Orang dengan dominansi otak kiri lebih menyukai pekerjaan yang rutin atau pekerjaan yang memerlukan presisi, detail dan berulang-ulang. Sedangkan orang dengan dominansi otak kanan menyukai pekerjaan yang tidak rutin atau suka mencari ide dari hal-hal yang umum. Orang-orang dengan dominansi otak kiri kurang dapat berpikir kreatif daripada orang dengan dominansi otak kanan. Beberapa perusahaan berusaha untuk melatih agar setiap orang dapat menggunakan kedua belah otaknya.

F. INTERGROUP BEHAVIOR

Intergroup behavior adalah suatu interaksi antara 2 atau lebih dari beberapa kelompok. Terkadang terjadi dalam satu departemen ataupun departemen lainnya. Dalam suatu kejadian dan suatu alasan suatu koordinasi dibutuhkan untuk mencapai tujuan

Page 11: Group Behavior

organisasi.Tujuan intergroup behavior adalah untuk mencapai performa yang baik atau tinggi dalam suatu departemen. Akan tetapi terkadang perlombaan kekuasaan atau kekuatan berkembang diantar kelompok dan suatu pemecahan masalah dibutuhkan.

1. Mencapai Kinerja Tinggi Antargroup

Dalam hal ini bergantung dalam berbagai faktor. Pertama –tama setiap kelompok harus tahu apa yang menjadi tujuan mereka dan tujuannya harus jelas. Contoh, jika kelompok A dituntut gedung A, kelompok B bertanggung jawab atas konstruksi B dan kelompok C bertugas untuk menggabungkan keduanya sebagai hasil untuk penyelesaian produk maka A dan B harus berkoordinasi dengan C kapan harus menghasilkan produk dan berapa jumlah yang harus dihasilkan agar hasilnya opimal. Kedua, harus ada koordinasi dalam kelompok tersebut. Setiap kelompok mempunyai peran yang vital dalam proses produksi. Ketiga, harus ada rencana jaga-jaga antara kelompok. Maksudnya adalah apabila suatu kelompok menghadapi suatu masalah sendiri. Sebagai contoh apabila kelompok A tertinggal kelompok yang lain disini manager tahu dan segera melakukan pembenahan sebelum nasalah tersebut semakin membesar dan tidak terkontrol. Jalan yang bisa diambil yaitu melalui monitoring langsung ke lapangan ataupun membuat suatu hubungan atau koordinasi manager. Jadi apabila kelompok A tertinggal akibat kehabisan bahan mentah , manager langsung melakukan pengecekan terhadap departemen terkait untuk melihat bahan apa yang dibutuhkan kelompok tersebut.

Seperti perencanaan dan hubungan kerja tadi dapat meningkatkan performa Intergroup yang tinggi akan tetapi itu belum cukup karena bagaimanapun masalah dapat membuat perkelahian satu kelompok dengan yang lain,sebuah kejadian yang umum terjadi ketika perlombaan kekuatan/kekuasaan berkembang.

2. Perebutan kekuasaan

Perebutan kekuatan /kekuasaan dipengaruhi oleh semua aspek dan meskipun hal ini dapat menjadi kerugian bagi efisiensi organisasi,namun tak akan pernah bisa dipisahkan dari kebiasaan intergroup(intergroup behavior).

a. Menyediakan Pelayanan

Salah satu jalan yang paling umum dalam hal ini yaitu menyediakan pelayanan kepada mereka yang mereka juga tidak dapat atau tidak akan menyediakan bagi diri mereka sendiri. Contohnya banyak industri besar maupun sedang disatukan atau diserikatkan(unionized). Untuk menyepakati dengan anggota serikat, masing-masing perusahaan mempunyai industri hubungan departmen yang bertugas menegosiasikan kontrak dengan anggota kesatuan.

Page 12: Group Behavior

Akan tetapi biasanya kontrak yang berjalan terkadang merugikan hak-hak anggota serikat yang bekerja. Jadi kebanyakan departemen mencari departemen hubungan industri untuk menjelaskan dan membantu menyelesaikan masalah yang timbul berkaitan dengan hal tersebut atau isu-isu yang berkembang.

b. Penggabungan Kepentingan

Penggabungan kepentingan adalah hal kedua yang berkaitan langsung dengan perebutan kekuatan/kekuasaan. Jika suatu kelompok mempunyai persn dalam sebuah proses pengabungan kepentingan yang menyangkut kelompok banyak, maka kelompok lainnya pun akan bergantung.

Berdasarkan pertimbangan kasus firma manufaktur yang khusus memproduksi kekuatan alat-alat untuk industri. Proses memerlukan lima langkah yaitu pembuatan(manufacture), penggabungan(assembly), pengecatan(painting), inspeksi kualitas(quality inspection) dan pengemasan(packing). Enam komponen utama dibuat dan dikirim ke salah satu kelompok assembly dan setiap yang dikirim adalah produk yg identik. Kemudian dilanjutan ke kelompok pengecatan lalu dikirim ke inspeksi kualitas untuk dilihat apakah pengecatan itu baik dan produknya layak. Apabila lolos uji maka akan dilanjutkan ke nagian pengemasan tapi apabila barang tersebut gagal maka akan diidentifikasi masalahnya. Dari sini kita melihat bahwa inspeksi kualitas mempunyai peran yang sangat besar dalam penggabungan kepentingan itu semua. Apabila orang-orang inspeksi kualitas bergerak lambat maka akan merugikan semua organisasi dan sebaliknya.

c. Alokasi Dana

Yang ketiga adalah alokasi dana yang mana dalam perebutan kekuatan/kekuasaan biasanya dalam tingkat departmen suka menaikkan dana(budget). Ketika kondisi ekonomi baik dan rata-rata naik 10 persen, mereka akan berani menaikkan 15 sampai 20 persen. Namun apabila penjualan mereka tidak terlalu bagus dan budget dikurangi 10 persen maka mereka akan mempertahankan alokasi mereka yang sebenarnya.

Salah satu jalan yang paling efektif dalam menyukseskan persaingan dana adalah menunjukan management terbaik mereka bahwa departemen tersebut telah menunjukan management terbaik mereka dibanding departemen lainnya. Contohnya, kelomok manufaktur berargumen bahwa mereka telah mengurangi ongkos produksi namun kualitas barang lebih baik dari sebelumnya. Sama halnya ketika departemen pemasaran mengatakan bahwa penjualan dollar dari iklan naik sehinnga budget harus dinaikkan dan lain-lain. Begitupun semua kelompok yang ada di dalamnya. Jelas dengan begini akan ada pihak yang dirugikan. Contoh

Page 13: Group Behavior

manufaktur mendapat tambahan budget sekitar 20 persen, hal ini akan membuat kelompok pemasaran dan keuangan tidak senang dan ketika kelompok marketing mendapat tambahan budget juga akan membuat kelompok produksi dan keuangan merasa tidak senang karena budget yang mereka butuhkan harus dialokasikan ke kelompok yang lain.

Hal ini yang menyebabkan goal conflict yaitu dimana tujuan suatu kelompok yang merupakan suatu kesatuan mencapai tujuannya namun merugikan kelompok yang lain. Hal ini umum terjadi dalam persaingan kekuatan/kekuasaan. Ditambah lagi dapat menyebakan kerugian terhadap kesejahteraan suatu kelompok.

3. Penyelesaian Konflik

Manager yang cerdik peduli terhadap persaingan kekuatan/kekuasaan tapi juga menyadari banyak cara yang dapat dilakukan utuk menghilangkan efek negatif yang biasa disebut conflict resolution. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik intergroup . Ada empat cara yang umum digunakan yaitu konfrontasi, kolaborasi , kompromi dan mengubah struktur organisasi.

a. Konfrontasi

Konfrontasi meliputi pemecahan masalah secara langsung( empat mata). Manager dapat menggunakan cara ini dengan memanggil masing-masing ketua dari setiap kelompok untuk menyampaikan ketidakpuasannya dengan cepat dan mudah. Setelah hal itu dilakukan biasanya manager akan mengatasinya dengan cara memepererat kebersamaan diantara kelompok-kelompok lainnya seperti menambah interaksi yang terjadi. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam menyelesaikan konflik dalam suatu kelompok.

b. Kolaborasi

Terkadang suatu tujuan tidak akan tercapai oleh satu atau dua kelompok dimana semua yang terlibat belum terkait dengan baik. Hal ini yang disebut dengan kolaborasi dimana dibutuhkan seluruh partisipasi seluruh pihak yang terkait dengan baik.

c. Kompromi

Ketika masing-masing pihak menyerah, maka tidak ada kelompok yang menang secara jelas. Disinilah terjadi kompromi. Maksudnya ketika ada sesuatu yang telah dibicarakan sebelumnya akan hal situasi yang tidak jelas terjadi atau situasi yang tidak diinginkan. Contohnya pegawai yang telat lima hari berturut-

Page 14: Group Behavior

turut tidak akan dipecat namun dalam perjanjiannya tidak akan dibayarkan gajinya.

d. Mengubah Struktur Organisasi

Jika manager menemukan masalah yakni suatu kelompok yang tidak dapat menjalankan tugasnya dengan kelompok lain secara bersama-sama dengan baik namun akan menjadikan suatu masalah baru, manager dapat memutuskan untuk mengubah struktur organisasi tersebut. Contoh, kelompok quality control tidak cocok bekerja dengan kelompok lainnya, manager dapat memindahkan kelompok quality control ke tempat lain yang tepat dan cocok buat mereka. Sehingga mereka lebih senang dan nyaman dalam bekerja.

Page 15: Group Behavior

PERTANYAAN

1. Dalam kasus apa biasanya Power Struggles terjadi?A. ConfrontationB. CompromiseC. Budget AllocationD. Collaboration

2. Dalam hal apa biasanya penyelesaian masalah melibatkan keseluruhan elemen dalam suatu organisasi ?A. CompromiseB. ConfrontationC. Providing ServiceD. Collaboration

3. Dalam komunikasi suatu kelompok, yang bertugas sebagi penyambung informasi ke anggota kelompok adalah…A. LeaderB. GatekeeperC. LiaisonD. Follower

4. Jika dalam suatu kelompok, ketika seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan status mereka di kelompok, maka ini dinamakan…..A. Status IncongruenceB. Status DiscrepancyC. Status AmbiguityD. Job Competence

5. Apa perbedaan orang dengan left brain thinking dan orang dengan right brain thinking?

A. Orang dengan left brain thinking dalam mengambil keputusan lebih didasarkan pada

perasaan daripada orang dengan right brain thinking.

B. Orang dengan left brain berpikir lebih detail dibandingkan orang dengan right brain.

C. Orang dengan right brain lebih lebih menyukai hal secara verbal.

D. Orang dengan right brain menyukai hal-hal yang sudah rutin atau sudah ada prosedurnya.

Page 16: Group Behavior

TUGAS KELOMPOK

GROUP BEHAVIOR

Diampu oleh:Dr. Magda Bhinnety, M.Si, Psi.

Anggota Kelompok :

1. Dwindra Arief Julianto (10/297750/TK/36337)2. Hertanto (10/304768/TK/37382)

3. Ni Putu Agustin Putriani (10/302142/TK/37308)

PRODI TEKNIK INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

2011

Page 17: Group Behavior