TUGAS CRITICAL THINKINGGRAND THEORY
Oleh : Kelompok 21. Nikmatul Fadilah(131214153008)2. Merlyna
Suryaningsih(131214153009)3. Rista Fauziningtyas(131214153010)4.
Antonius Catur Sukmono (131214153012)5. Dwi Sixteen Erawati
Putri(131214153013)
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS
AIRLANGGATAHUN AKADEMIK 2012/2013
BAB 1PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting
dalam pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi
biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun
sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan
yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model
konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori
keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak
pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan
sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh
teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan
dan diimplementasikan di dalam praktek keperawatan. Pelaksanaan
asuhan keperawatan merupakan aplikasi unsur dan konsep dari
beberapa teori dan model keperawatan yang di adopsi, digabung,
dikembangkan serta dilaksanakan. Penerapan secara langsung filosofi
teori dan grand teori dalam tatanan praktik keperawatan tidak
mungkin dapat dialakukan. Karena teori tersebut masih terlalu luas
dan perlu pengkajian yang mendalam. Namun teori-teori tersebut
dapat digunakan untuk pengembangan munculnya teori baru yang dapat
langsung diaplikasikan dalam tatanan praktek. Teori keperawatan ini
sangat penting artinya bagi pengembangan profesionalisme
keperawatan. Teori keperawatan ini berfungsi untuk membedakan ilmu
keperawatan dengan disiplin ilmu yang lain, serta membantu
menyampaikan pengetahuan dalam rangka memperbaiki praktek
keperawatan. Oleh karena itu melalui makalah ini diharapkan
mahasiswa keperawatan mampu memberikan kontribusi yang besar dalam
menelaah dan mengkaji grand theory agar mampu memberikan arti dalam
ilmu dan praktek keperawatan.
1.2TujuanMakalah ini dibuat dengan tujuan :1) Menjelaskan
tinjauan teoritis Grand Theory2) Menjelaskan tokoh yang termasuk
dalam Grand Theory dan teorinya3) Menjelaskan dan menelaah teori:a.
Nola J. Penderb. Betty Neumanc. Helen C. Erickson, Evelyn M.
Tomlin, & Marry Ann P. Swain d. Rosemarie Rizzo Parse
BAB 2TINJAUAN TEORI
2.1Definisi Grand TheoryProfesi keperawatan mengenal empat
tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory, grand theory,
middle range theory, dan practice theory. Teori-teori tersebut
diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari
meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory
sebagai yang lebih konkrit. Level ke empat dari teori tersebut
(metatheory) adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan
dengan prefix meta, yang berarti perubahan pada posisi, diluar,
pada level tertinggi, atau melebihi dan merujuk pada body of
knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti
metamatematika (Krippendorf 1986 dalam Sell dan Kalofissudis,
2004). Walaupun meta theory sangat abstrak dan tidak mudah untuk
diuji coba, meta theory menyediakan arti-arti, kalimat-kalimat,
situasi struktur interkoneksi, dan bahkan observasi oleh
perawat-perawat dalam skala global. Meta theory dapat terdiri dari
beberapa grand theory, middle range theory, bahkan practice theory.
Meta theory keperawatan adalah teori keperawatan tentang teori
keperawatan. Meta theory dapat dikritik, terbatas, abstrak dan
sangat sulit untuk diaplikasikan dalam praktik. Meta theory dalam
keperawatan akan tampil sebagai superstruktur dengan aplikasi
praktik ganda dan kesempatan tambahan untuk peneliti-peneliti guna
penemuan grand theory, middle range theory, paradigma yang
berhubungan, serta model-model dan mengeksplorasi bagaimana
keperawatan merekonstruksi dan direkonstruksi. Level ke tiga dari
teori keperawatan adalah grand theory yang menegaskan fokus global
dengan board perspective dari praktik keperawatan dan pandangan
keperawatan yang berbeda terhadap sebuah fenomena keperawatan.
Fawcett (1995 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004) mendefinisikan
grand theory sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas, kurang
abstrak dibanding model konseptual tetapi tersusun atas
konsep-konsep umum yang relatif abstrak dan hubungannya tidak dapat
di uji secara empiris.
Menurut Alligood (2010), Nursing Theories dibagai menjadi 4
tipe, yaitu tipe 1: Philosophies Theories, Tipe 2: Nursing
Conceptual Models, Tipe 3: Nursing Theories, Tipe 4: Middle Range
Theories. Grand theory disebut juga konseptual model, dalam hal ini
termasuk Nursing Conceptual Models dan Nursing Theories. Alligood
(2010) mendefinisikan Nursing Conceptual Models adalah
konsep-konsep dan hubungannya yang melihat secara spesifik dari
fenomena dari keperawatan. Nursing Theories mendeskripsikan,
menjelaskan atau memprediksikan hubungan antara konsep-konsep dalam
fenomena keperawatan. Nursing teori dikembangkan dari berbagai
level abstraksi. Nursing Theories yang berada dalam level yang sama
dengan Grand theory memiliki tingkat keabstrakan yang mendekati
Nursing Conceptual Models yang menjadi acuan pengembangan nursing
teori ini. Oleh karena itu ada beberapa literatur yang menyamakan
Nursing Theories dan Nursing Conceptual Models.Grand theoryadalah
setiap teori yang dicoba dari penjelasan keseluruhan dari kehidupan
sosial, sejarah, atau pengalaman manusia. Pada dasarnya berlawanan
dengan empirisme, positivisme atau pandangan bahwa pengertian hanya
mungkin dilakukan dengan mempelajari fakta-fakta, masyarakat dan
fenomena. (Skinner:1985)Grand theory, istilah yang diciptakan oleh
C. Wright Mills dalamThe sociological imagination (1959) yang
berkenaan dengan bentuk abstrak tertinggi suatu peneorian yang
tersusunan atas konsep-konsep yang diprioritaskan atas dapat
mengerti dunia sosial.Fawcett (1995 dalam Sell dan Kalofissudis,
2004) mendefinisikan grand theory sebagai teori yang memiliki
cakupan yang luas, kurang abstrak dibanding model konseptual tetapi
tersusun atas konsep-konsep umum yang relatif abstrak dan
hubungannya tidak dapat di uji secara empiris.Grand theory
menegaskan fokus global dengan board perspective dari praktik
keperawatan dan pandangan keperawatan yang berbeda terhadap sebuah
fenomena keperawatan. (Fawcet, 2006 dalam Alligood, 2010)Bagan 2.1
Hierarki Teori Keperawatan
METAPARADIGMPERSON, ENVIRONMENT, NURSING, HEALTH
Philosophies:NigtingaleWatsonBenner
Conceptual Model
Johnsons Behavioral Systems ModelKings Geeral Systems
FrameworkLevines Conservation ModelNeumans Systems ModelOrems Self
Care FrameworkRogers Science of Unitary Human BeingsRoys Adaption
Model
Grand TheoriesLeningers Theory of Culture CareDiversity &
UniversalityNewmans Theory of Health as expanding
ConciousnessParses Theory of Human Becoming
Middle-Range TheoriesKings Theory of Goal Attainment
Middle-Range TheoriesOrlandos Theory of Deliberative Nursing
ProcessPeplaus Theory of Interpersonal RelationsWatsons Theory Of
Human CaringModelling and Role Modelling TheoryMarcers Maternal
Role Attainment Theory
2.2 Tokoh-tokoh dalam Grand Theory1. Myra Estrin Levine: The
Conservation ModelLevine menyampaikan bahwa interaksi manusia
bersifat holistik, meliputi adaptasi dan konservasi. Dalam adaptasi
meliputi historicity, specificity, dan redundancy. Lingkungan dalam
konsep ini dibedakan menjadi lingkungan internal (fisiologis &
patofisiologi), dan lingkungan eksternal (persepsi, operasional,
konseptual). Dalam proses adaptasi respon organism dibedakan
menjadi menghadapi atau menghindar (fight or flight), respon
inflamasi, respon terhadap stress, perceptual awareness. Pada fase
konservasi perlu diperhatikan 4 hal yaitu : energy, integritas
struktur, integritas individu, integritas social.
2. Martha E Rogers : Unitary Human BeingPraktek keperawatan
profesional yang disampaikan Roger menekankan pada interaksi
harmonis antara manusia dan lingkungannya untuk menguatkan
integritas individu, dan menetukan pola interaksi manusia dengan
lingkungannya untuk memaksimalkan potensi kesehatan. Roger
memandang manusia secara utuh, terbuka, unindirectionality, pola
& organisasi, sentence, dan pikiran. Area yang disampaikan
Roger meliputi area energy dan area lingkungan. Area energy
meliputi kesatuan sebagai system terbuka, pola, dan
dimensional.
3. Dorothea E. Orem : Self Care Defisit Theory of NursingOrem
mengembangkan 3 teori yaitu self care (dependen care), self care
deficit, dan nursing system. Teori self care mengembangkan self
care requisites baik yang universal, developmental, dan health
deviation. Teori self care deficit menjelaskan bahwa self care
deficit muncul jika self care demand lebih besar daripada self care
agency, dan jika kondisi ini muncul diperlukan nursing agency,
sebagaimana pada bagan dibawah ini :
Self careNursing agencyDeficit Self care demandSelf care
agencyRRRRR