Top Banner
Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan terjadinya pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas serta tidak terkendali (Zwavelling, A 1985) Kanker dapat disebabkan oleh faktor endogen maupun eksogen. Faktor endogen dapat berupa faktor genetik, penyakit, dan hormon. Sedangkan faktor eksogen dapat berasal dari makanan, virus, senyawa-senyawa karsinogenik seperti polusi udara, zat warna, logam-logam karsinogen, dan banyak penyebab lainnya seperti siklofosfamida (Mosmann, T 1993; Hanahan, D 2000). Pengobatan kanker secara medis dilakukan dengan : 1. terapi penyinaran, 2. pembedahan, dan 3. kemoterapi (Calabresi, P 2001). Kemoterapi adalah pemberian golongan obat-obatan tertentu dengan tujuan menghambat pertumbuhan sel kanker dan bahkan ada yang dapat membunuh sel kanker. Obat itu disebut "sitostatika atau obat anti-kanker”. OBAT ANTIKANKER Multidrug/kombinasi Efek terhadap sel kanker yang berada dalam siklus sel Efek terhadap sel sehat yang cepat berproliferasi Efek terhadap sel kanker nonsolid dan solid Adverse Event (sifat merugikan) Umum lainnya • Nekrosis jaringan lokal (keluar i.v.) • Kerusakan tubulus ginjal (cisplatin, dosis tinggi MTX) • Kardiotoksik (doxorubicin, daunorubicin) • Fibrosis paru (bleomycin) • Toksik pada sistem saraf (vincristine) dose-limiting neurotoxicity SIKLUS SEL Fase G 0 (gap 0) : Fase istirahat, sel diprogram untuk melaksanakan fungsi - fungsi khusus. Fase G I (GAP 1 ) : merupakan interfase, terjadi sintesa protein dan RNA Fase S (Sintesa) : Fase sintesa DNA
32

Golongan Lain Antikanker

Sep 24, 2015

Download

Documents

niken retno

KANKER
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan terjadinya pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas serta tidak terkendali (Zwavelling, A 1985) Kanker dapat disebabkan oleh faktor endogen maupun eksogen. Faktor endogen dapat berupa faktor genetik, penyakit, dan hormon. Sedangkan faktor eksogen dapat berasal dari makanan, virus, senyawa-senyawa karsinogenik seperti polusi udara, zat warna, logam-logam karsinogen, dan banyak penyebab lainnya seperti siklofosfamida (Mosmann, T 1993; Hanahan, D 2000). Pengobatan kanker secara medis dilakukan dengan : 1. terapi penyinaran, 2. pembedahan, dan 3. kemoterapi (Calabresi, P 2001). Kemoterapi adalah pemberian golongan obat-obatan tertentu dengan tujuan menghambat pertumbuhan sel kanker dan bahkan ada yang dapat membunuh sel kanker. Obat itu disebut "sitostatika atau obat anti-kanker.

OBAT ANTIKANKER Multidrug/kombinasi Efek terhadap sel kanker yang berada dalam siklus sel Efek terhadap sel sehat yang cepat berproliferasi Efek terhadap sel kanker nonsolid dan solid

Adverse Event (sifat merugikan) Umum lainnya Nekrosis jaringan lokal (keluar i.v.) Kerusakan tubulus ginjal (cisplatin, dosis tinggi MTX) Kardiotoksik (doxorubicin, daunorubicin) Fibrosis paru (bleomycin) Toksik pada sistem saraf (vincristine) dose-limiting neurotoxicity SIKLUS SEL Fase G 0 (gap 0) : Fase istirahat, sel diprogram untuk melaksanakan fungsi - fungsi khusus. Fase G I (GAP 1 ) : merupakan interfase, terjadi sintesa protein dan RNA Fase S (Sintesa) : Fase sintesa DNA Fase G 2 (Gap 2 ) : Fase premitosis,setelah sintesa DNA selesai, sintesa protein dan RNA berlanjut dan precursor microtubular dari mitosis dihasilkan. Fase M (Mitosis) : Fase pembelahan sel, setelah fase ini selesai,maka siklus akan berulang ke awal.

Klasifikasi Obat Antikanker berdasarkan mekanisme kerja : Alkylating agents Antimetabolit Antibiotika Obat hormonal Alkaloid tanaman Lain-lain: asparaginase, hydroxyurea, mitoxantrone, mitotane, derivat retinoic acid, faktor pertumbuhan tulang, amifostine, imunomodulator, antiangiogenesis Alkylating agents Obat ini bekenja dengan cara: 1. Menghambat sintesa DNA dengan menukar gugus alkali sehingga membentuk ikatan silang DNA. 2. Mengganggu fungsi sel dengan melakukan transfer gugus alkali pada gugus amino, karboksil, sulfhidril, atau fosfat. 3. Merupakan golongan sel spesifik non fase spesifik. Yang termasuk golongan ini adalah: - Amsacrine - Cisplatin - Busulfan - Carboplatin - Chlorambucil - Dacarbazine - Cyclophospamid - Procarbazin. - Ifosphamid - Streptozocin. - Thiotepa - Mephalan

Antimetabolit Golongan ini menghambat sintesa asam nukleat.Beberapa antimetabolit memiliki struktur analog dengan molekul normal sel yang diperlukan untuk pembelahan sel, beberapa yang lain menghambat enzym yang penting untuk pembelahan.Secara umum aktifitasnya meningkat pada sel yang membelah cepat. Yang termasuk golongan ini:- Azacytidine - Cytarabin - Capecitabine - Fludarabin - Mercaptopurin - Fluorouracil- Metotrexate - Luekovorin - Mitoguazon - Capecitabine - Pentostatin - Gemcitabine - Cladribin - Hydroxyurea - Mercaptopurin - Thioguanin - Metothrexate - Pentostatin - Mitoguazone

Antibiotika Mekanisme kerja terutama dengan jalan menghambat sintesa DNA dan RNA. Yang termasuk golongan ini:- Actinomicin D - Mithramicin. - Bleomicin - Mitomicyn.- Daunorubicin - Mitoxantron.- Doxorubicin- Epirubicin - Idarubicin.

l Obat Hormonal Tamoksifen: antiestrogen kanker payudara yang mempunyai reseptor estrogen Leuprolid, goserelin: analog GnRh menghambat pelepasan gonadotropin Flutamid: antiandrogen Alkaloid VincaBeberapa obat lain : Mitotic SpindleGolongan obat ini berikatan dengan protein mikrotubuler sehingga menyebabkan disolusi struktur mitotic spindle pada fase mitosis. Antara lain:- Plakitaxel (Taxol) - V inorelbin - Docetaxel - V indesine - V inblastine - V incristin

Topoisomerase InhibitorObat ini mengganggu fungsi enzim topoisomerase sehingga menghambat proses transkripsi dan replikasi. Macam - macamnya antara lain:- Irinotecan - Topotecan - Etoposit

Cytoprotektive AgentsMacam- macamnya antara lain:- Amifostin - Dexrazoxan Monocronal Antibodies Obat ini memiliki selektifitas relatif untuk jaringan tumor dan toksisitasnya relatif rendah.Obat ini dapat menyerang sel tertentu secara langsung, dan dapat pula digabungkan dengan zat radioaktif atau kemoterapi tertentu. Macam-macamnya antara lain:- Rituximab - Trastuzumab

Hematopoietic Growth Factors Obat-obat ini sering digunakan dalam kemoterapi tetapi tidak satupun yang menunjukan peningkatan survival secara nyata. Macam-macamnya antara lain:-Eritropoitin -Coloni stimulating factors (CSFs) -Platelet growth Factors Lain-lain Obat ini tidak mempunyai mekanisme khusus, antara lain:- L- Asparaginase - Hexamethylmelamine - Estramustine - Anagrelide - Lavamisol - Interferon alfa - Oktreotide - IL-2

Obat anti kanker ada yang bekerja pada:a. Semua siklus (Cell Cycle non specific). Obat anti kanker jenis ini dapat bekerja pada semua siklus sel, apakah ia sedang berada dalam siklus pertumbuhan sel atau tidak. Pada umumnya sel yang pertumbuhannya cepat lebih sensitif terhadap obat daripada yang lambat, hanya perbedaannya tidak terlalu besar. b. Pada siklus pertumbuhan tertentu pada semua phase (Cell Cycle non phase spesifik) Obat hanya bekerja pada sel yang berada dalam siklus pertumbuhan, tetapi tidak pada sel yang tidak tumbuh (G O ) . Toksisitas sel tergantung dari dosis obat dan lama paparan (exposure). c. Pada siklus pertumbuhan tertentu pada fase tertentu (Cell cycle phase spesific). Obat bekerja hanya pada phase tertentu saja dalam siklus pertumbuhan sel. Sel yang pertumbuhannya cepat lebih peka daripada yang pertumbuhannya lambat, tetapi ada sel yang tidak peka terhadap obat walaupun dosisnya tinggi. Untuk sel kanker golongan ini sebaiknya diberi obat anti kanker dalam waktu yang pendek dan dengan dosis yang tinggi

INDIKASI ANTIKANKERMenurut Brule cs, WHO 1973 indikasi pengobatan dengan Antikanker adalah untuk:1. Menyembuhkan dan menghilangkan kanker 2. Memperpanjang hidup 3. Memperpanjang interval bebas kanker 4. Menghentikan progresifitas kanker 5. Mengecilkan volume kanker 6. Terapi paliatif

Kontra indikasi kemoterapi :Kontra indikasi absolut 1. Penyakit stadium terminal 2. Hamil trimester pertama,kecuali akan digugurkan 3. Septikemia 4. Koma Kontra indikasi relatif 1. Usia lanjut 2. Keadaan umum yang sangat jelek 3. Ada gangguan fungsi organ vital 4. Demensia 5. Penderita tidak dapat mengunjungi klinik secara teratur. 6. Tumor resisten terhadap obat,tidak ada fasilitas penunjang.

Efek Samping Antikanker Terhadap sumsum tulang: leukopeni , anemi, trombositopenia.Terhadap saluran cerna: mual, muntah, stomatitis, gastritis, diare,ileus. Terhadap kardiovaskuler: kardiomiopati, hipertensi, dekompensasio cordis Terhadap paru : fibrosisTerhadap hepar : fibrosis.Terhadap ginjal : nekrosis tubulus Terhadap kulit: hiperpigmentasi, alopesia.Terhadap syaraf: parestesi, neuropati, , tuli.Terhadap pankreas : pankreatitis.Terhadap uterus : perdarahan.Terhadap kandung kemih: sistitis.Sehingga pada pasien yang diberikan kemoterapi perlu dilakukan monitoring ketat fungsi hati , fungsi ginjal, sumsum tulang, EKG, dan efek local. Mekanisme terjadinya resistensi:Konsentrasi obat terbatas oleh karena vaskularisasi yang tidak adekuat.Kegagalan sel untuk mengubah obat kedalam bentuk aktif Impermeabelitas dinding sel terhadap sitostatika.Perubahan spesifitas enzim dalam sel.Katabolisme yang berlebihan oleh sel tumor

Cara mencegah resistensi: Pemakaian dosis intermiten Terapi kombinasi atau disertai imunoterapi Pemakaian obat berbeda dengan siklus berurutan Jika timbul resistensi diganti dengan obat yang bermekanisme kerja berbeda.Pemakaian obat harus segera dihentikan sesudah ada remisi.THANKS Posted by Sari Mardatillah at 1/15/2012 08:51:00 pm Labels: Farmasi dan Dunianya

FARMAKOLOGI BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis lainnya pada organisme multiseluler. Sifat umum dari kanker ialah sebagai berikut :

1. Pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor.

2. Gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip jaringan mudigah.

3. Bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya.

4. Bersifat metastatik, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan pertumbuhan baru.

5. Memiliki heriditas bawaan yaitu turunan sel kanker juga dapat menimbulkan kanker.

6. Pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makromolekul dari nukleosida dan asam amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat untuk energi sel.

Sel kanker mengganggu tuan rumah karena menyebabkan :

1. Desakan akibat pertumbuhan tumor.

2. Penghancuran jaringan tempat tumor berkembang atau bermetastasis.

3. Gangguan sistemik lain sebagai akibat sekunder dari pertumbuhan sel kanker.

Kemoterapi dengan atau tanpa pengobatan lain bersifat kuratif pada koriokarsinoma pada wanita, limfoma, burkitt, tumor wilms pada anak, sarkoma ewing, rabdomiosarkoma embrional, dan beberapa kasus penyakit hodgkin, perlu ditekankan disini bahwa penyembuhan oleh kemoterapi saja baru dapat tercapai pada tumor-tumor yang jarang dijumpai. Setelah terjadi metastasis dibutuhkan pendekatan sistemik melalui kemoterapi kanker, disamping pembedahan, radiasi, dan kemoterapi ajuvan. Pada keadaan ini, pengobatan tidak menyembuhkan tetapi hanya bersifat paliatif terhadap gejala, pencegahan komplikasi, support psikologik, dan perpanjangan hidup yang berarti.

Anti kanker diharapkan memiliki toksisitas selektif artinya menghancurkan sel kanker tanpa merusak sel jaringan normal. Pada umumnya antineoplastik menekan pertumbuhan atau proliferasi sel dan menimbulkan toksisitas, karena menghambat pembelahan sel normal yang proliferasinya cepat misalnya sumsum tulang, epitel germinativum, mukosa saluran cerna, folikel rambut dan jaringan limfosit. Terapi hanya dapat dikatakan berhasil baik, bila dosis yang digunakan dapat mematikan sel tumor yang ganas dan tidak terlallu mengganggu sel normal yang berproliferasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis obat anti kanker dan kemoterapi kanker ?

2. Bagaimana mekanisme kerja obat anti kanker dan kemoterapi kanker ?

3. Bagaimana indikasi dari obat anti kanker dan kemoterpai kanker ?

4. Bagaimana farmakodinamik dari obat Metotreksat ?

5. Bagaimana farmakokinetik dari obat Metotreksat ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis-jenis obat anti kanker dan kemoterapi kanker.

2. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari obat anti kanker dan kemoterapi kanker.

3. Untuk mengetahui indikasi dari obat anti kanker dan kemoterapi kanker.

4. Untuk mengetahui farmakodinamik dari Metotreksat.

5. Untuk mengetahui farmakokinetik dari Metotreksat.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KLASIFIKASI OBAT ANTI KANKER

A. Golongan Alkilator

Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan alkilator yaitu :

1) Mekloretamin

Indikasi : Penyakit Hodgkin, limfusar, karsinoma mama, dan karsinoma ovarium.

2) Siklofosfamid

Sediaan : Siklofosfamid tersedia dalam bentuk kristal 100, 200, 500 mg dan 1,2 gram untuk suntikan, dan tablet 25 dan 50 gram untuk pemberian per oral.

Indikasi : Leukemia limfositik Kronik, Penyakit Hodgkin, Limfoma non Hodgkin, Mieloma multiple, Neuro Blastoma, Tumor Payudara, ovarium, paru, Cerviks, Testis, Jaringan Lunak atau tumor Wilm.

Mekanisme kerja : Siklofosfamid merupakan pro drug yang dalam tubuh mengalami konversi oleh enzim sitokrom P-450 menjadi 4-hidroksisiklofosfamid dan aldofosfamid yang merupakan obat aktif. Aldofosfamid selanjutnya mengalami perubahan non enzimatik menjadi fosforamid dan akrolein. Efek siklofosfamid dipengaruhi oleh penghambat atau perangsang enzim metabolismenya. Sebaliknya, siklofosfamid sendiri merupakan perangsang enzim mikrosom, sehingga dapat mempengaruhi aktivitas obat lain.

3) Melfalan

Indikasi : Mieloma multipel, kanker payudara, Ovarium.

4) Klorambusil

Sediaan : Klorambusil tersedia sebagai tablet 2 mg. Untuk leukemia limfositik kronik, limfoma hodgkin dan non-hodgkin diberikan 1-3 mg/m2/hari sebgai dosis tunggal (pada penyakit hodgkin mungkin diperlukan dosis 0,2 mg/kg berat badan, sedangkan pada limfoma lain cukup 0,1 mg/kg berat badan).

Indikasi : Leukimia limfositik Kronik, Penyakit Hodgkin, dan limfoma non Hodgkin, Makroglonbulinemia primer.

Mekanisme kerja : Klorambusil (Leukeran) merupakan mustar nitrogen yang kerjanya paling lambat dan paling tidak toksik. Obat ini berguna untuk pengobatan paliatif leukemia limfositik kronik dn penyakin hodgkin (stadium III dan IV), limfoma non-hodgkin, mieloma multipel makroglobulinemia primer (Waldenstrom), dan dalam kombinasi dengan metotreksat atau daktinomisin pada karsinoma testis dan ovarium.

5) Trietilenmelamin

Indikasi : Penyakit Hodgkin, Limfosarkoma, Retinobalstoma, Leukimia kronik, Tumor payudara dan ovarium.

6) Trietilentriofosforamid

Indikasi : Penyakit Hofgkin, Limfosarkoma, Retinolblastoma, Tumor payudara dan ovarium.

7) Prokarbazin

Sediaan : Prokarbazin kapsul berisi 50 mg zat aktif. Dosis oral pada orang dewasa : 100 mg/m2 sehari sebagai dosis tunggal atau terbagi selama minggu pertama, diikuti pemberian 150-200 mg/m2 sehari selama 3 minggu berikutnya, kemudian dikurangi menjadi 100 mg/m2 sehari sampai hitung leukosit dibawah 4000/m2 atau respons maksimal dicapai. Dosis harus dikurangi pada pasien dengan gangguan hati, ginjal dan sumsum tulang.

Indikasi : Limfoma Hodgkin.

Mekanisme kerja : Mekanisme kerja belum diketahui, diduga berdasarkan alkilasis asam nukleat. Prokarbazin bersifat non spesifik terhadap siklus sel. Indikasi primernya ialah untuk pengobatan penyakit hodgkin stadium IIIB dan IV, terutama dalam kombinasi dengan mekloretamin, vinkristin dan prednison (regimen MOPP).

8) Busulfan

Indikasi : Leukimia mielositik kronik.

9) Karmustin

Indikasi : Penyakit Hodgkin yang refrakter terhadap pengobatan, melanoma malignum, mieloma multipel (kombinasi dengan prednison).

10) Lomustin

Indikasi : Karsinoma paru dan Kolorektal, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, dan karsinoma renal.

11) Semustin

Indikasi : Karsinoma paru lewis, melanoma malignum, tumor otak metastatik, penyakit Hodgkin, limfoma non-Hodgkin dan neoplasma saluran cerna.

12) Streptozosin

Indikasi : Karsinoma pankreas.

13) Sisplatin

Indikasi : Kanker testis, ovarium, buli-buli, esofagus, paru, kolon.

Mekanisme kerja : Mekanisme kerja pasti dari sisplastin belum diketahui, tapi diduga mirip dengan alkilator. Tempat ikatan utama adalah N7 pada guanin, namun juga terbentuk ikatan kovalen dengan adenin dan sitosin.

14) Karboplatin

Sediaan : Serbuk injeksi 50 mg, 150 mg, 450 mg.

Indikasi : Kanker ovarium lanjut.

Mekanisme kerja : Mekanisme pasti masih belum diketahui dengan jelas, namun diperkirakan sama dengan agen alkilasi. Obat ini membunuh sel pada semua tingkat siklus, menghambat biosintesis DNA dan mengikat DNA melalui ikatan silang antar untai. Titik ikat utama adalah N7 guanin, namun juga terjadi interaksi kovalen dengan adenin dan sitosin.

B. Golongan Antimetabolit

Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan antimetabolit yaitu :

1) 5-fluorourasil (5-FU)

Sediaan : Obat ini tersedia sebagai larutan 50 mg/mL dalam ampul 10 mL untuk IV.

Indikasi : Kanker payudara, kolon, esofagus, leher dan kepala, Leukimia limfositik dan mielositik akut, Limfoma non-Hodgkin.

2) 6-azauridin

Indikasi : Mikosis fungoides, polisitemia vera.

3) Floksuridin

Indikasi : Leukimia limfostik akut dan kronik, leukimia granulositik akut dan kronik, koriokarsinoma.

4) Fludarabin

Indikasi : Hairy cell leucemia, leukemia limfositik kronik, limfoma non-Hodgkin sel kecil.

5) Gemsitabin

Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk larutan infus 1-1,2 g/m2.

Indikasi : Kanker paru, pankreas dan ovarium.

Mekanisme kerja : Sebelum menjadi bahan aktif, gemsitabin mengalami fosforilasi oleh enzim deoksisitidin kinase dan kemudian oleh nukleosida kinase menjadi nukleotida di- dan trifosfat yang dapat menghambat sintesis DNA. Gemsitabin difosfat dapat menghambat ribonukleotida reduktase sehingga menurunkan kadar deoksiribonukleotida trifosfat yang penting untuk sintesis DNA.

6) 6-Merkaptopurin

Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 50 mg.

Indikasi : Leukimia limfositik akut dan kronik, leukemia mieloblastik akut dan kronik, kariokarsinoma.

Mekanisme kerja : Merkaptopurin dimetabolisme oleh hipoxantin-guanin fosforibosil transferase (HGPRT) menjadi bentuk nukleotida (asam-6-tioinosinat) yang menghambat enzim interkonversi nukleotida purin. Sejumlah asam tioguanilat dan 6-metilmerkaptopurin ribotida (MMPR) juga dibentuk dari 6-merkaptopurin. Metabolit ini juga membantu kerja merkaptopurin. Metabolisme asam nukleat purin menghambat proliferasi sel limfoid pada stimulasi antigenik.

7) Methotrexat

Sediaan : Tablet 2,5 mg, vial 5 mg/2ml, vial 50 mg/2ml, ampul 5 mg/ml, vial 50 mg/5ml.

Indikasi : Leukimia limfositik akut, kariokarsinoma, kanker payudara, leher dan kepala, paru, buli-buli, Sarkoma osteogenik.

Mekanisme kerja : Metotreksat adalah antimetabolit folat yang menginhibisi sintesis DNA. Metotreksat berikatan dengan dihidrofolat reduktase, menghambat pembentukan reduksi folat dan timidilat sintetase, menghasilkan inhibisi purin dan sintesis asam timidilat. Metotreksat bersifat spesifik untuk fase S pada siklus sel. Mekanisme kerja metotreksat dalam artritis tidak diketahui, tapi mungkin mempengaruhi fungsi imun. Dalam psoriasis, metotreksat diduga mempunyai kerja mempercepat proliferasi sel epitel kulit.

8) Pemetrexed

Indikasi : Mesotelioma, Kanker paru.

9) Sitarabin

Sediaan : Vial 100 mg/ml, dan Vial 1 g/10 ml.

Indikasi : Termasuk zat paling aktif untuk leukemia, juga untuk limphoma, leukemia meningeal, dan limphoma meningeal. Sedikit digunakan untuk tumor solid.

Mekanisme kerja : Inhibisi DNA sintesis. Sitosin memasuki sel melalui proses carrier dan harus mengalami perubahan menjadi senyawa aktifnya : arasitidin trifosfat. Sitosin adalah analog purin dan bergabung ke dalam DNA, sehingga cara kerja utamanya adalah inhibisi DNA polimerase yang mengakibatkan penurunan sintesis dan perbaikan DNA. Tingkat toksisitasnya mempunyai korelasi linear dengan masuknya sitosin ke dalam DNA, bergabungnya DNA dengan sitosin berpengaruh terhadap aktivitas obat dan toksisitasnya.

C. Golongan Produk Alamiah

Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan Produk Alamiah yaitu :

1) Vinkristin (VCR)

Sediaan : Tersedia dalam bentuk vial berisi larutan 1, 2, dan 5 mL yang mengandung 1 mg/mL zat aktif untuk penggunaan IV.

Indikasi : Leukimia limfositik akut, neuroblastoma, tumor Wilms, Rabdomiosarkoma, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin.

Mekanisme kerja : Berikatan dengan tubulin dan inhibisi formasi mikrotubula, menahan sel pada fase metafase dengan mengganggu spindel mitotik, spesifik untuk fase M dan S. Vinblastin juga mempengaruhi asam nukleat dan sintesis protein dengan memblok asam glutamat dan penggunaannya.

2) Vinblastin (VLB)

Sediaan : Tersedia dalam bentuk vial 10 mg/10 ml.

Indikasi : Penyakit Hodgkin, limfosarkoma, kariokarsinoma dan tumor payudara.

Mekanisme kerja : Vinblastin berikatan pada tubulin dan menghambat formasi mikrotubula, kemudian menahan sel pada fase metafase dengan cara mengganggu spindel mitotik, spesifik untuk fase M dan S. Vinblastin juga mempengaruhi asam nukleat dan sintesis protein dengan memblok asam glutamat dan penggunaannya.

3) Paklitaksel

Indikasi : Kanker ovarium, payudara, paru, buli-buli, leher dan kepala.

Mekanisme kerja : Obat ini berfungsi sebagai racun spindel dengan cara berikatan dengan mikrotubulus yang menyebabkan polimerisasi tubulin. Efek ini menyebabkan terhentinya proses mitosis dan pembelahan sel kanker.

4) Etoposid

Sediaan : Tersedia dalam bentuk kapsul dan larutan injeksi.

Indikasi : Kanker testis, paru, payudara, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, leukimia mielositik akut, sarkoma kaposi.

Mekanisme kerja : Etoposid bekerja untuk menunda transit sel melalui fase S dan menahan sel pada fase S lambat atau fase G2 awal. Obat mungkin menginhibisi transport mitokrondia pada level NADH dehidrogenase atau menginhibisi uptake nukleosida ke sel Hella. Etoposid merupakan inhibitor topoisomerase II dan menyebabkan rusaknya strand DNA.

5) Irinotekan, Topotekan

Indikasi : Karsinoma ovarium, karsinoma paru sel kecil, karsinoma kolon.

Mekanisme kerja : Irinotekan merupakan bahan alami yang berasal dari tanaman Camptotheca acuminata yang bekerja menghambat topoisomerase I, enzim yang bertanggung jawab dalam proses pemotongan dan penyambungan kembali rantai tunggal DNA. Hambatan enzim ini menyebabkan kerusakan DNA.

6) Daktinomisin ( AktinimisinD)

Sediaan : Tersedia dalam bentuk Injeksi, bubuk untuk rekonstitusi : 0,5 mg (mengandung manitol 20 mg).

Indikasi : Kariokarsinoma, tumor Wilms, testis, rabdomiosarkoma, sarkoma kaposi

Mekanisme kerja : Terikat pada posisi guanin pada DNA, mengalami interkalasi antara pasang basa guanin dan sitosin sehingga menginhibisi sintesis DNA dan RNA serta protein.

7) Antrasiklin : Daunorubisin, Doksorubisin, Mitramisin

Sediaan : Daunorubisin tersedia dalam bentuk 20 mg daunorubisin hidroklorida dengan mannitol 100 mg. 2 mg/mL (50 mg) daunorubisin dengan 10 : 5 : 1 rasio molar distearofosfatidilkolin : kolesterol : daunorubisin.

Doksorubisin tersedia dalam bentuk vial 10 mg dan 50 mg.

Indikasi : Leukimia limfositik dan mielositik akut sarkoma jaringan lunak, sarkoma ostiogenik, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, leukemia akut, karsinoma payudara, genitourinaria, tiroid, paru, lambung, neuroblastoma dan sarkoma lain pada anak-anak.

Mekanisme kerja : Interkalasi dengan DNA, mempengaruhi transkripsi dan replikasi secara langsung. Selain itu, obat ini juga mampu membentuk kompleks tripartit dengan topoisomerase II dan DNA. (Topoisomerase II adalah enzim dependen ATP yang terikat pada DNA dan memisahkan untai DNA dimulai dari 3 fosfat, menyebabkan DNA terpisah dan kemudian menggabungkannya lagi, fungsi penting dalam replikasi DNA dan repair). Formasi kompleks tripartit dengan antrasiklin dan etoposid menghambat pengikatan kembali untai DNA rusak, mengakibatkan apoptosis. Defek ini memungkinkan sel rusak karena obat ini, sementara adanya overekspresi repair DNA terkait transkripsi menunjukkan resistensi. Antrasiklin juga membentuk radikal bebas dalam larutan pada jaringan normal dan maligna. Intermediat semikuinon yang dihasilkan dapat bereaksi dengan oksigen membentuk radikal anion superoksida yang membentuk radikal hidroksil dan hidrogen peroksida yang menyerang dan mengoksidasi basa DNA (~kardiotoksisitas). Produksi ini dipicu interaksi antrasiklin dengan besi. Antrasiklin berik atan dengan membran sel mempengaruhi fluiditasdan transpor ion.

Inhibisi sintesis DNA dan RNA dengan interkalasi antara basa DNA oleh inhibisi topoisomerase II dan obstruksi sterik. Doksurubisin menginterkalasi pada titik lokal uncoiling dari ikatan heliks ganda. Meskipun mekanisme aksi yang pasti belum diketahui, mekanismenya diduga melalui ikatan langsung DNA (interkalasi) dan inhibisi pembentukan DNA (topoisomerase II) yang selanjutnya memblokade sintesis DNA dan RNA dan fragmentasi DNA. Doksorubisin merupakan logam khelat yang kuat, komplek logam doksorubisin dapat mengikat DNA dan sel membran dan menghasilkan radikal bebas yang akan merusak DNA dan membran sel dengan cepat.

8) Antrasenedion : Mitoksantron

Indikasi : Leukemia mielositik akut, kanker prostat dan payudara.

Mekanisme kerja : Obat ini berikatan dengan DNA dan menyebabkan putusnya untaian DNA dengan akibat terhentinya sintesis DNA dan RNA.

9) Bleomisin

Sediaan : Bleomisin sulfat terdapat dalam vial berisi 15 unit untuk pemberian IV, IM, atau kadang-kadang SK atau intraarterial.

Indikasi : Kanker paru, lambung dan anus karsinoma testis dan serviks, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin.

Mekanisme kerja : Menghambat sintesis DNA, ikatan-ikatan DNA untuk selanjutnya terjadi pemutusan untai tunggal dan ganda.

10) Mitomisin C

Indikasi : Kanker lambung.

11) L-asparaginase

Sediaan : Obat ini tersedian dalam bentuk serbuk untuk Injeksi.

Indikasi : Leukemia limfositik akut.

Mekanisme kerja : Asparaginase menghambat sintesis protein melalui hidrolisis asparaginase menjadi asam aspartat dan amonia. Sel leukimia, terutama limfoblast, memerlukan asparaginase eksogen, sel normal dapat memproduksi asparaginase. Asparaginase adalah daur spesifik untuk fase G1.

D. Golongan Hormon dan Antagonis

Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan Hormon dan Antagonis yaitu :

1) Prednison

Sediaan : Obat tersedia dalam bentuk tablet 5 mg dan kaptab 5 mg.

Indikasi : Leukemia limfositik akut dan kronik, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, tumor payudara.

Mekanisme kerja : Sebagai glukokortikoid, bersifat menekan sistem imun, anti radang.

2) Hidroksiprogesteron kaproat

Indikasi : Karsinoma payudara dan endometrium.

3) Medroksiprogesteron asetat

Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 5 mg, 10 mg, 100 mg.

Indikasi : Tumor endometrium.

Mekanisme kerja : Mencegah sekresi gonadotropin pituitari yang akan menghambat maturasi follicular yang menyebabkan penebalan endometrial.

4) Megestrol asetat

Indikasi : Tumor endometrium.

5) Dietilstilbestrol

Indikasi : Karsinoma prostat dan payudara.

6) Etinil estradiol

Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 0,02 mg, 0,03 mg, 0,05 mg dan 0,5 mg.

Indikasi : Gejala vasomotor sedang atau parah yang dihubungkan dengan menopause (Tidak ada bukti bahwa estrogen efektif mengatasi gejala kecemasan atau depresi yang mungkin terjadi selama atau sebelum menopause, oleh sebab itu tidak boleh diberikan untuk indikasi tersebut). Hipogonadism pada wanita. Terapi paliatif karsinoma prostat yang tak dapat dioperasi, pada tahap lanjut terapi paliatif kanker payudara yang tak dapat dioperasi, hanya dilakukan dengan pertimbangan khusus : misalnya pada wanita yang sudah lebih 5 tahun postmenopause dengan penyakit yang makin parah dan resisten terhadap radiasi.

7) Tamoksifen

Sediaan : Tamoksifen tersedia dalam bentuk tablet 10 mg dan 20 mg.

Indikasi : Tumor payudara.

Mekanisme kerja : Berikatan secara kompetitif dengan reseptor estrogen pada tumor atau target lain, membentuk kompleks nuklear yang menurunkan sintesis DNA dan menghambat efek estrogen, agen nonstreroidal dengan sifat antiestrogenik yang berkompetisi dengan estrogen untuk berikatan di bagian aktif pada payudara dan jaringan lain, sel terakumulasi pada fase Go dan G1. Sehingga tamoksifen lebih sifat sitostatik daripada sitosidal.

8) Testosteron propionat

Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul, injeksi, topikal, mucoadhesive, pellet, dan transdermal.

Indikasi : Tumor payudara.

Mekanisme kerja : Androgen endogen bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan perkembangan organ seks pria dan mempertahankan karakteristik seks sekunder pada pria yang mengalami defisiensi androgen.

9) Flutamid

Indikasi : Karsinoma prostat.

10) Mitotan, aminoglutetimid

Indikasi : Karsinoma kortek adrenal, karsinoma payudara.

11) Leuprolid

Indikasi : Karsinoma prostat.

12) Anastrozol, letrozol, eksemestan

Indikasi : Karsinoma payudara.

E. Golongan Lain-lain

Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan lain- lain yaitu :

1) Hidroksiurea

Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul 500 mg.

Indikasi : Leukemia mielositik kronik, melanoma malignum, polisitemia vera, trombositosis esensial.

Mekanisme kerja : Hidroksi urea mempengaruhi sintesis DNA, selama fase S pada pembelahan sel, tanpa mempengaruhi sintesis RNA, inhibisi ribonukleosida difosfat reduktase, mencegah konversi ribonukleotida menjadi deoksribonukleotida, bersifat spesifik untuk fase S pada siklus sel dan menahan sel lain pada fase G1 siklus sel.

2) Tretinoin

Indikasi : Leukimia promielositik akut.

3) Imatinib

Indikasi : Leukemia mielositik kronik, tumor stroma gastrointestinal, sindrom hiper eosinofilia.

4) Gefitinib

Indikasi : Non small cell lung cancer.

5) Bortezumib

Indikasi : Mieloma multipel.

6) Interferon alfa, interleukin 2

Indikasi : Hairy cell leukemia, sarkoma kaposi, melanoma malignum, tumor karsinoid, ginjal, ovarium, buli-buli, limfoma non-Hodgkin, mycosis fungoides, mieloma multipel, leukemia mielositik kronik.

2.2 PRINSIP KEMOTERAPI KANKER

Suatu tumor ganas harus di anggap sebagai sejumlah sel yang seluruhnya harus di basmi. Perpanjangan hidup pasien berbanding langsung dengan jumlah sel yang berhasil di basmi dengan pengobatan. Hal-hal di bawah ini yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pengobatan :

1. Kanker baru dapat dideteksi bila jumlah sel kanker kira-kira 109. Jumlah yang dapat dibasmi diperkirakan 99,9 % jadi sel kanker yang tersisa sekurang-kurangnya 106 sel.

2. Adanya hubungan dosis-respon yang jelas.

Berkurangnya sel kanker ternyata berbanding lurus dengan dosis.

3. Diperlukan jadwal pengobatan yang tepat.

Untuk dosis total yang sama, pemberian dosis besar secara intermiten memberikan hasi;l yang lebih baik dan imunosupresi yang lebih ringan, di bandingkan dengan pemberian dosis kecil setiap hari.

4. Kemoterapi harus di mulai sedini mungkin.

Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa pada keadaan dini jumlah sel kanker lebih sedikit dan fraksi sel kanker yang dalam pertumbuhan lebih besar

5. Kemoterapi harus tertuju kepada sel kanker Tanpa menyebabakan ganguan menetap pada jaringan normal. Obat kanker yang ada pada saat ini umumnya bersifat sitotoksik, baik pada sel normal maupun sel kanker. Toksisitas terhadap sel normal selalu terjadi. Tetapi kenyataan bahwa kemoterapi dapat menghasilkan pemulihan jangka panjang pada leukemia limfositik akut membuktikan bahwa penyembuhan kanker dapat di capai dengan kemoterapi. Sel sistem imun yang juga rusak akibat kemoterapi menyebabkan infeksi lebih muda terjadi dan juga memberi peluang untuk pertumbuhan tumor.

6. Sifat pertumbuhan tumor ganas harus menjadi pertimbangan.

Pertumbuhan tumor mengikuti fungsi gompertzian, mula-mula bersifat eksponensial kemudian bersifat lambat. Apabila populasi tumor dikurangi misalnya dengan radiasi atau penyinaran maka sel sisa berkembang secara esponensial kembali dan menjadi lebih peka terhadap kemoterapi.

7. Beberapa sitostatik dan hormon memperlihatkan efek selektif relatif terhadap sel dengan tipe histologik tertentu.

5-fluorourasin lebih efektif terhadap tumor gastrointestinal dari pada terhadap tumor payudara, dan bleomisin terutama efektif terhadap kanker kulit. Hormon kelamin terutama efektif terhadap tumor payudara, tumor prostat dan tumor endometrium yang fisiologik dipengaruhi hormon tersebut.

8. Terapi kombinasi.

Dasar pemberian dua atau lebih anti kanker ialah untuk mendapatkan sinergisme tanpa menambah toksisitas. Selain meningkatkan indeks terapi, kemoterapi kombinasi mungkin juga dapat mencegah atau menunda terjadinya resistensi terhadap obat-obat itu. Untuk mencapai hasil yang baik terapi kombinasi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Masing-masing obat harus memiliki mekanisme kerja yang berbeda.

b. Efek toksik masing-masing obat harus berbeda sehingga dapat diberikan dengan dosis maksimum yang masih dapat diterima pasien.

c. Masing-masing obat harus diberikan pada masa siklus sel dimana obatnya paling efektif.

2.3 METOTREKSAT

a. Nama generik

Metotreksat.

b. Nama kimia

4-amino-4-deoxy-10-methylpteoryl-L-glutamic acid.

c. Struktur kimia

C20H22N8O5.

d. Sifat fisikokimia

Serbuk kristal berwarna kuning atau oranye, higroskopis, praktis tidak larut dalam air, alkohol, terurai dalam larutan asam mineral, basa hidroksida dan karbonat.

e. Indikasi

Leukemia limfositik akut, koriokarsinoma, kanker payudara, leher dan kepala, paru, buli-buli, sarkoma osteogenik.

f. Efek samping dan Kontraindikasi

Toksisitas obat ini juga terutama mengenai saluran cerna, sumsum tulang dan mukosa mulut. Obat ini dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan sumsum tulang, hati dan terutama gangguan ginjal karena metotreksat hanya dieliminasi melalui ginjal.

g. Sediaan dan Posologi

Metotreksat tersedia dalam bentuk tablet 2,5 mg dan bubuk untuk suntikan dalam vial 25, 50, 100, dan 250 mg. Untuk kariokarsinoma diberikan dosis tunggal 15 mg/m2 oral atau IM selama 5 hari karena dalam dosis terbagi metotreksat lebih toksik. Pengobatan biasanya diulang setelah 1-2 minggu. Pengobatan diteruskan sebanyak 2 regimen pengobatan setelah titer gonadotropin korionik kurang dari 50 IU/24 jam.

h. Stabilitas dan Penyimpanan

Tablet dan vial disimpan pada suhu kamar (15-25oC), hindari cahaya matahari langsung.

i. Interaksi dengan obat lain

Kombinasi metotreksat dengan klorambusil dan daktinomisin efektif terhadap karsinoma testis, limfoma limfositik stadium III dan IV terutama pada anak, dan memberikan remisi temporer pada mikrosis fungoides. Dalam kombinasi dengan berbagai antikanker, metotreksat digunakan pada karsinoma mama, paru dan ovarium, limfoma Burkitt dan limfoma non-Hodgkin.

j. Farmakodinamik

Onset kerja: Antirematik 3-6 minggu, tambahan perbaikan bisa dilanjutkan lebih lama dari 12 minggu. Metotreksat berikatan dengan dihidrofolat reduktase, menghambat pembentukan reduksi folat dan timidilat sintetase, menghasilkan inhibisi purin dan sintesis asam timidilat. Metotreksat bersifat spesifik untuk fase S pada siklus sel. Mekanisme kerja metotreksat dalam artritis tidak diketahui, tapi mungkin mempengaruhi fungsi imun. Dalam psoriasis, metotreksat diduga mempunyai kerja mempercepat proliferasi sel epitel kulit.

k. Farmakokinetik

Absorpsi

), tidak lengkap setelah dosis tinggi.

IM : Lengkap.

Distribusi

Penetrasi lambat sampai cairan fase 3 (misal pleural efusi, ascites), eksis lambat dari kompartemen ini (lebih lambat dari plasma), melewati plasenta jumlah sedikit masuk kelenjar susu. Konsentrasi berangsur-angsur dikeluarkan di ginjal dan hati. Ikatan protein : 50 %.

Metabolisme

eliminasi dosis rendah 3-10 jam, IM 30-60 menit.

Ekskresi

Melalui urine sekitar 44%-100%. Melalui feses dalam jumlah kecil.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keberhasilan pengobatan kanker tergantung dari keadaan pasien dan jenis kanker. Pengobatan bervariasi dari yang sangat intensif sampai tanpa pengobatan khusus sama sekali, kecuali yang bersifat suportif yaitu dukungan mental-emosional-spiritual dan perbaikan keadaan umum.

Pasien yang keadaan umumnya masih baik paling mendapat manfaat dari pengobatan, sedangkan yang keadaan umumnya buruk paling sedikit. Status imunologik pasien khususnya imunitas seluler berkolerasi baik dengan hasil pengobatan. Pasien yang imunitas selulernya tidak terganggu memberikan respons baik terhadap pengobatan, sebaliknya yang imunokompetensinya rendah menunjukkan respons buruk.

3.2 Saran

Obat anti kanker merupakan obat spesialistik, batas keamanannya begitu sempit sehingga untuk penggunaannya sebaiknya dokter yang berpengalaman di bidang pengobatan ini. Penggunaan yang kurang cermat hanya akan menambah penderitaan, bersifat fatal dan pemborosan biaya.

DAFTAR PUSTAKA

v MIMS Indonesia, Volume 7 tahun 2006. Hal. 272, 273, 277.

v Drug Information Handbook, 14th ed. Lexi-comp. Hal. 1028.

v Martindale, 34th ed. 2005. Hal. 568-4.

v Farmakologi Dan Terapi. Edisi 5 tahun 2007. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 732-756

v www.depkes.go.id

v http://127.0.0.1:4001/report/reportpio.php

v http://www.google.com/metotreksat.html

Nama-nama Anggota Kelompok 4 :

1. Ayasbudiarta Pagau

2. Ellawaty

3. Nurain Olviana Hasan

4. Novarolina Nento

5. Prily Apriliany S. Husain

6. Rabiatul Adawiyah

7. Rahmad Yusuf

8. Sakina Ayad Obat lainnyaSitostatika lainnya yang digunakan untuk terapi kanker adalah enzim antara lain :a) Asparigenase (leunase, paronal)Enzim ini diperoleh dari pembiakan bakteri E. coli. Mekanisme kerjanya dengan menghidrolisa levo-asparagin menjadi aspartat (aspartic acid) dan amoniak. Dengan demikian sel- sel tumor tidak mendapatkan lagi asam amino asparagin yang esensial bagi sintesa proteinnya, sehingga terhenti perkembangannya. Efektif untuk mengobati lekemia limfoma akut pada anak-anak, bila obat-obatan yang lain tidak efektif lagi. Biasanya dikombinasi dengan MTX atau sitarabin, yang memperkuat khasiatnya bila diberikan 7-14 hari setelah asparigenase.b) Cisplatin; Platamine RTU, PlatinolMekanisme kerjanya dengan penghambatan sintesis DNA dan RNA, mirip zat alkilasi, rantai DNA saling disambungkan dengan jembatan platina (crosslinking). Efektif untuk kanker testis dan ovarium yang sudah menyebar, biasanya dikombinasi dengan bleomisin dan vinblastin / etoposida.c) Hidroksikarbamida; hidroksiurea, hydreaMerupakan derivat urea yang bekerja sebagai antitumor dengan jalan merusak reduktase yang penting bagi sintesa DNA. Biasanya digunakan pada leukemia kronis.d) Prokarbazin; NatulanMerupakan derivat metilhidrazin yang berkhasiat sitostatis dengan mekanisme kerja zat alkilasi. Obat golongan ini khusus digunakan pada limfoma Hodgkin bersama klormetin, vinkristin dan prednison. Merupakan perintang enzim MAO lemah, maka tak dapat dikombinasi antidepresiva trisiklis, tidak juga dengan alkohol.e) Topotecan; HycamtinMerupakan zat semi sintetis turunan camptothecine, suatu alkaloida pentasiklis yg dihasilkan dari kayu tanaman Camptotheca acuminata (China) dan Nothapodytes foetida (India). Mekanisme kerjanya dengan menghambat topoisomerase-1 (enzim yang terlibat pada perbanyakan sel dan replikasi DNA), yg berefek musnahnya sel-sel yang sedang tumbuh. Untuk sementara, obat ini hanya digunakan untuk kanker ovariumf) Senyawa bifosfonatSenyawa bifosfonat merupakan turunan dari pirofosfat alamiah (H4P2O7) yang berkhasiat menghambat perombakan tulang oleh osteoclast. Obat ini mempunyai affinitas besar untuk kalsium fosfat dan mengikat pada kristalnya di dalam tulang untuk kemudian secara berangsur dieksresi dari jaringan tulang. Gejala mestatase kanker tulang berupa; nyeri tulang, imobilisasi, fraktur, hiperkalsemia dan kelumpuhan akibat terjepitnya saraf-saraf oleh sumsum tulang. Derivat senyawa bifosfonat yang banyak digunakan; etidronat, pamidronat, alendronatg) Obat alternatifObat lain yang biasa digunakan adalah antioksidan dan senyawa flavon. Pada semua metabolisme tubuh, terutama reaksi dengan oksigen, terbentuk molekul-molekul dengan kehilangan elektron di kulit luarnya, zat ini dinamakan; radikal bebas (free radikal), bersifat sangat reaktif dan cendrung menyerang molekul-molekul yang dapat menyerahkan elektron padanya. Antioksidan alamiah (mudah teroksidasi) dimiliki oleh tubuh untuk terlindung dari free radical (dinetralkan); vitamin A, C an E, serta enzim-enzim alamiah ; glutathionperoxydase (GPx), super-oxide dismutase (SOD) dan katalase.- Bila karena suatu sebab tubuh kehilangan antioksidan alami maka membran sel dan/ inti sel dapat dirusak oleh free radical, akibatnya proses menua jaringan dipercepat serta terjadi cacat pada DNA. Bila tidak direparasi atau dimusnahkan oleh sistem imun, sel dapat memperbanyak diri menjadi sel sel ganas.Lain-lain1.Hidroksiureabekerja menghambat enzim ribonukleotida reduktase sehingga menyebabkan hambatan sintesis ribunukleotida trifosfat dengan akibat terhentinya sintesis DNA pada fase S.Efek samping utama adalah mielosupresi.Selain itu juga menimbulkan mual,muntah,diare, mukositis, sakit kepala, letargi. Kadang-kadang terjadi rash makulo papular dan pruritus.2.Derivat Asam RetinoatTretinoin digunakan pada leukemia promielositik akut (LPA) dan dapat menimbulkan remisi pada penyakit ini.Timbulnya LPA berkaitan dengan translokasi kromosom t dengan akibat gangguan gen nuclear receptor- untuk asam retinoatEfek samping tretinoin antara lain toksisitas vitamin A dengan gejala sakit kepala,demam, kulit dan mukosa kering,rash, pruritus.3.Arsen Trioksidadigunakan untuk menginduksi remisi leukemia promielositik akut dengan translokasi t yang refrakter atau relaps setelah pengobatan dengan tretinoin dan antrasiklin.bekerja menginduksi diferensiasi melalui degradasi PML/RAR-alpha protein.Disamping itu,arsen trioksida juga menginduksi apoptosis.efek samping yang sering timbul antara lain perubahan EKG dengan pemanjangan interval QT,aritmia,dan sindrom yang ditandai dengan demam,sesak napas,rash,retensi cairan dan penambahan berat badan.4.Penghambat Tirosin Kinase- Imatinib merupakan penghambat tirosin kinase pada onkoprotein BCR-Abl dan mencegah fosforilasi substrat kinase oleh ATP- Gefitinib merupakan penghambat spesifik EGFR yang secara kompetitif menghambat pengikatan ATP5.Modulator Respon Biologik (MRB)Interleukin-2 (IL-2) tidak bersifat sitotoksik secara langsung,namun dapat merangsang proliferase sel T sitotoksik yang diharapkan dapat menyingkirkan sel-sel tumor6.Antibodi Monoklonal,