BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anatomi fisiologi adalah mata kuliah yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran di setiap Akademi Keperawatan. Menyangkut materi penggolongan darah di tingkat I Akademi Keperawatan Cianjur, maka kami menyusun kajian-kajian dan materi yang berhubungan dengan materi tersebut dalam makalah ini. Adapun latar belakang yang lain adalah untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah anatomi fisiologi di Akper Cianjur. Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. 1.2 Tujuan 1.2.1. Tujuan Umum Agar mahasiswa mengetahui tentang Darah dan Golongan Darah. 1.2.2. Tujuan Khusus Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang : · Pengertian Darah · Sistem Peredaran Darah · Gangguan Pada Sistem Peredaran Darah · Golongan Darah · Pengaruh Penggolongan Darah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anatomi fisiologi adalah mata kuliah yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran di
setiap Akademi Keperawatan. Menyangkut materi penggolongan darah di tingkat I Akademi
Keperawatan Cianjur, maka kami menyusun kajian-kajian dan materi yang berhubungan dengan
materi tersebut dalam makalah ini. Adapun latar belakang yang lain adalah untuk
menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah anatomi fisiologi di Akper Cianjur.
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi
sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan.
Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat
mengakibatkan kematian.
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui tentang Darah dan Golongan Darah.
1.2.2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang :
· Pengertian Darah
· Sistem Peredaran Darah
· Gangguan Pada Sistem Peredaran Darah
· Golongan Darah
· Pengaruh Penggolongan Darah
1.3 Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Sistematika Penulisan
BAB II DARAH DAN GOLONGAN DARAH
2.1. Pengertian Darah
2.2. Sistem Peredaran Darah
2.3. Gangguan Pada Sistem Peredaran Darah
2.4. Golongan Darah
2.5. Pengaruh Penggolongan Darah
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
DARAH DAN GOLONGAN DARAH
2.1. Pengertian Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada makhluk hidup kecuali tumbuhan. yang berfungsi
sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh
dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan
level tinggi punya sistem transportasi dengan darah.
Dalam system sirkulasi, darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma darah dan serum. Bagian padatnya yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). (Dep Kes, 1989)
Darah juga memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang
cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan
kematian.
Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel
darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat
tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter. Fungsi Darah Pada Tubuh Manusia :
1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
6. Menjaga suhu temperatur tubuh
7. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku
8. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh.
Macam-macam darah dalam tubuh manusia :
1. Eritrosit (sel darah merah)
· Bentuknya cakram bikonkaf (bulat pipih dan cekung di tengahnya)
· Tidak berinti
· Setiap 1mm3 darah, mengandung 4 juta – 6 juta eritosit.
· Berwarna merah karena mengandung haemoglobin (Hb) yang berfungsi mengikat oksigen.
2. Leukosit (sel darah putih)
· Memiliki bentuk tidak tetap dandapat bergerak bebas
· Selnya tidak mempunyai pigmen, tetapi berinti.
· Setiap 1mm3 darah, mengandung 6.000 – 9.000 leukosit.
· Berfungsi melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh dengan cara fagositosis dan
membentuk antibodi.
3. Trombosit (keping darah)
· Sel-selnya kecil, bentuk tak beraturan dan mudah pecah
· Tiap 1 mm3 darah mengandung, 200.000 - 300.000 trombosit.
· Berfungsi dalam proses pembekuan darah.
· Trombosit berumur kurang lebih 2-3 hari.
2.2. Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem yang tertutup karena selalu
beredar di dalam pembuluh darah saja. Peredaran darah pada manusia juga disebut sistem
peredaran darah ganda karena beredar ke seluruh bagian tubuh serta melewati jantung
sebanyak dua kali.
2. Sistem peredaran darah besar
Peredaran darah besar merupakan peredaran darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh.
Skemanya sebagai berikut:
jantung (bilik kiri) -> seluruh tubuh -> jantung (serambi kanan)
3. Sistem peredaran darah kecil
Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah dari jantung ke paru-paru dan kembali
Lalu siapa sich tokoh yang menemukan pembagian darah manusia tersebut? Dia adalah Karl Landsteiner yang dilahirkan di Vienna, 14 Juni 1868.
Dia adalah ilmuwan dalam bidang bio pengobatan. Bahkan berkat jasanya, dia mendapatkan anugerah Nobel untuk bidang Fisologi atau Pengobatan pada tahun 1930. Ini semua karena penggolongan jenis-jenis darah menjadi empat yakni; A, B, AB, dan O pada tahun 1909.Landsteiner menikah dengan Helen Wlasto pada 1916. Sebelum menikah, dia adalah anak seorang hakim yang juga bekas wartawan terkenal. Dia mendapat pendidikan dalam bidang pengobatan di Universitas of Vienna.Minatnya terhadap pengobatan sudah dirasakannya sejak sekolah. Hingga tahun 1891, dia menerbitkan kertas kajiannya mengenai pengaruh diet terhadap komposisi darah.Untuk mendalami pengetahuannya dalam bidang kimia, Lansteiner melanjutkan pelajarannya di Zurich dan juga di Munich selama lima tahun. Hingga dia bekerja dengan banyak ilmuwan seperti Prof. A. Weichcelbaum yang menemukan bakteri yang menyebabkan meningitis. Serta Fraenckel yang menemukan pneumokokosis(pneumococcosis).Sehingga tahun 1919, setelah 20 tahun bekerja dalam bidang anatomi patologi, Landsteiner berhasil menerbitkan banyak penelitian. Terutama mengenai morbid anatomi dan imunisasi. Bahkan dia juga menemukan faktor imunisasi yang diberi nama "hapten".Dia juga berjasa atas penelitiannya tentang paroksismal hemoglobinuria (paroxysmal haemoglobinuria). Hasil kajiannya menunjukkan punca poliomielitis (poliomyelitis) boleh dipindahkan kepada monyet dengan cara menyuntik bahan yang disediakan daripada tulang belakang anak-anak yang mati akibat penyakit ini.Landsteiner sebenarnya banyak memberikan sumbangan dalam bidang anatomi patologi, histologi, dan imunologi. Beliau juga menjadi profesor emeritus di Intsitut Rockfeller pada 1939. Dia meninggal pada 24 Juni 1943 setelah diserang penyakit jantung.Terakhir Diperbaharui ( Minggu, 04 Juli 2010 19:01 )
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibody yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
* Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
* Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
* Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
* Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO….pen…
ditemukan oleh Dr. Lendsteiner dan Donath. Di dalam darah manusia terdapat aglutinogen
(antigen) pada eritrosit dan aglutinin (antibodi) yang terdapat di dalam plasma darah.
Penemuan Karl Landsteiner diawali dari penelitiannya, yaitu ketika eritrosit seseorang
dicampur dengan serum darah orang lain, maka terjadi penggumpalan (aglutinasi). Tetapi pada
orang lain, campuran itu tidak menyebabkan penggumpalan darah. Aglutinogen (aglutinin) yang
terdapat pada eritrosit orang tertentu dapat bereaksi dengan zat aglutinin (antibodi) yang
terdapat pada serum darah.
Aglutinogen dibedakan menjadi dua yaitu:
Aglutinogen A : memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung glutiasetil glukosamin
pada rangka glikoproteinnya.
Aglutinogen B : memiliki enzim galaktose pada rangka glikoproteinnya. Aglutinin dibedakan
menjadi aglutinin α dan β .
Darah seseorang memungkinkan dapat mengandung aglutinogen A saja atau aglutinogen B
saja. Tetapi kemungkinan juga dapat mengandung aglutinogen A dan B. Ada juga yang tidak
mengandung aglutinogen sama sekali. Adanya aglutinogen dan aglutinin inilah yang menjadi
dasar penggolongan darah manusia berdasarkan sistem ABO.
Menurut sistem ABO, golongan darah manusia dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai
berikut.
No Golongan Darah Keterangan
1 A
Apabila di dalam sel darah seseorang mengandung aglutinogen A dan
serumnya mengandung aglutinin β sehingga dapat dirumuskan
(A, β ).
2 B
Apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen B,
sedangkan dalam serumnya terdapat aglutinin αsehingga dirumuskan
(B, α )
3 AB
Apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen A dan B,
sedangkan di dalam serumnya tidak mengandung aglutinin, sehingga
dapat dirumuskan (AB,–)
4 O
Apabila di dalam sel darah seseorang tidak terdapat aglutinogen
sedangkan dalam serumnya mengandung aglutinin α dan β sehingga
dapat dirumuskan (-, α, β ).
Pada penelitiannya, Leindsteiner juga menemukan aglutinogen yang terdapat pada darah
kera, Maccacus rhesus, sehingga diberi nama aglutinogen rhesus. Dari fakta ini, kemudian
golongan darah dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Golongan darah Rh+, jika di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen rhesus.
2. Golongan darah Rh–, jika di dalam sel darah seseorang tidak terdapat aglutinogen rhesus.
Sistem rhesus ini dalam tranfusi darah juga harus diperhatikan. Apabila golongan darah Rh +
maka tidak boleh digunakan sebagai donor untuk golongan darah Rh-, karena bisa terjadi
aglutinasi (penggumpalan). Pada kasus lain, jika seorang ibu yang memiliki golongan darah Rh–
kemudian mengandung bayi dengan golongan darah Rh+, maka sel darah bayi akan rusak dan
menyebabkan penyakit bawaan, yaitu penyakit kuning ataueritroblastosis fetalishttp://hidupsehati.com/macam-macam-penggolangan-golongan-darah-manusia.html
jam 16.12 tanggal 8
Golongan darah sistem ABO
Menurut sistem ABO darah manusia terbagi atas 4 golongan, yaitu:
1.1 Latar BelakangSalah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarikan jenisnya. Pada organisme yang berkembang biak secara seksual individu baru adalah hasil kombinasi informasi genetik yang di sumbangkan oleh 2 gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya.
Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu terapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan pada tubuh manusia. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam bidang genetika ini seperti : gen, genotif, resesif, dominan, alela, homozigot, heterozigot hendaknya sudah diketahui dan dipahami.Ciri-ciri yang diamati (secara kolektif dan fenotif) suatu organisme dikendalikan oleh gen. Pada orgabnisme diploid setiap sifat fenotiof dikendalikan oleh setidak-tidaknya oleh satu pasang gen satu anggota pasangan tersebut diwariskan dari setiap induknya. Jika anggota pasangan tadi berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya maka disebut alelik. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal seperti misalnya gen yang mengendalikan warna bniji pada ercis.Suatu organisme dengan sepasang alel yang identik untuk sifat tertentu dikatakan bersifat homozigot terhadap alelnya, dan satu dengan alel yang berlainan disebut heterozigot. Pada heterozigot, satu alel dapat dinyatakan dengan menyatakan atau meniadakan yang lainnya (dominasi). Atau kedua-duanya alel itu dapat berpengaruh terhadap fenotipnya (kodomonasi/resesif).Bila gamet–gamet (spora pada tumbuhan) terbentuk karena meiosis, pasangan–pasangan gen menjadi terpisah–pisah dan didistribusikan satu–satu kepada setiap gamet atau spora (Hukum Mendel tentang seregasi).Mendel menemukan bahwa pewarisan satu pasangan gen sama sekali tidak bergantung pada pewarisan pasangan lainnya (Hukum pemilahan bebas). Beberapa sifat dikendalikan secara aditif oleh lebih dari satu pasang alel. Pewarisan poligenik atau faktor berganda sedemikian rupa merupakan kekhasan sifat, seperti contoh pada berat tubuh, yang cenderung beragam dalam suatu cara yang berkesinambungan dari suatu ekstrim kepada yang lain, dengan sebagian individunya mempunyai suatu fenotip diantara ekstrim-ekstrimnya.
Latar Belakang
Darah merupakan bagian yang sangat penting dalam tubuh manusi4
begitu juga dalam hal pengolongan darah manusi4 dimana terdapat 4
golongan darah manusia yang urnum dikenal dan merupakan pengolongan
darah yang penting yaitu golongan darah A B, AB, dan O. Dalam proses
fianfusi darah dari satu orang ke orang lain, pengenalan golongan darah
harus dilakukan untukmenghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Pendonoran darah dari pendonor ke penerima harus dissslaikan jenis
golongan darahnya. Kesalahan dalam pengenalan golongan darah akan
dapat membahayakan nyawa penerim4 karena terjadi panbekuan darah
akibat bertemunya antigen yang berbeda Pada saat ini, pengenalan
golongan darah hanya terbatas pada cara manual dan belum menuju
pengenalan secara digital. Manusia dengan segala kernampuannya
berusaha keras untuk menirukan kehebatan yang mereka miliki, misalnya
dalam mendeteksi golongan daratr manusia (Golongan darah A, B, AB, O).
Dengan pendekatan kecerdasan buatan, manusia berusaha
menirukanbagaimana pola-pola dibentuk untuk dapat dipelajari. Jaringan
Syaraf Tiruan telah dikembangkan sebagai generalisasi model matematik
dari pembelajaran manusia.
PEMBAHASAN
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jeniskarbohidrat dan protein pada permukaan
membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling
penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini
sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh,
hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang
tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang
berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.