Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN
42

GIZI IBU HAMIL.docx

Nov 29, 2015

Download

Documents

yana2619
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: GIZI IBU HAMIL.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. TUJUAN

Page 2: GIZI IBU HAMIL.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Natural Experiments

Data yang menunjukkan selama ini dampak kurangnya asupan baik

sebelum atau selama kehamilan ditemukan dari hasil observasi sampai bayi

lahir selama masa perang di eropa. Seperti di Belanda pada tahun 1944 bayi

yang lahir dari ibu yang hamil selama masa kelaparan ditemukan lebih

pendek dan ringan daripada bayi yang lahir dari ibu yang tidak mengalami

kelaparan selama hamil (Smith,1947 dalam Wahlqvist,1997).

Selain itu sebuah studi pada ibu hamil di Rusia yang tinggal di

Lenigrad pada tahun 1942, yang mengalami kelaparan karena kemiskinan

sebelum dan setelah kehamilan, para wanita tersebut tidak hanya dampak

kehamilan dengan melahirkan bayi dengan BBLR lebih buruk daripada di

Belanda tapi juga risiko kematian perinatal dan komplikasi obstetrik

(Antonov,1947 dalam Wahlqvist,1997).

Hasil yang kontras ditemukan ketika dibandingkan dengan studi di

Rusia dan Belanda dimana di Inggris antara tahun 1940-1945 di masa perang

dan terbatasnya pelayanan prenatal. Studi menemukan pada ibu hamil dan

menyusui yang mendapat makanan tambahan dari kebijakan pemerintah,

kematian prenatal menurun. (Wahlqvist,1997)

Studi suplementasi di negara berkembang dan maju menemukan

dampak pemberian suplement nutrisi selama hamil dan laktasi, meningkatkan

berat lahir dan volume asi dan ibu memiliki cadangan energi. Efek positif

ditemukan pada ibu dengan status gizi kurang/bumil risiko tinggi.

Suplementasi disini hanya sebagai pengganti intake makanan, dan jumlahnya

sedikit, atau tidak dikonsumsi dan diberikan kepada anggota keluarga lain.

(Goldberg,1994 dalam Wahlqvist,1997).

Page 3: GIZI IBU HAMIL.docx

Menurut studi metabolik, bahwa determinan utama seluruh respopn

metabolik adalah selama masa hamil dan laktasi adalah cadangan energi

sebelum hamil. Ibu laktasi dengan status gizi kurang mempunyai kemampuan

menyimpan energi lebih baik dibandingkan ibu dengan status gizi baik.

Selama masa laktasi ibu denga status gizi baik beradaptasi dengan

meningkatan produksi asi dengan menambah intake asupan dan mengurangi

aktifitas fisik. Sedangkan ibu dengan status gizi baik yang tidak dapat

mengurangi aktifitas akan melakukan peran adaptasi energi dan mobilisasi

lemak (Goldberg,1994 dalam Wahlqvist,1997).

Fenomena the Dutch Famine menunjukkan bahwa janin dalam masa

kandungan trimester 2 dan 3 jatuh ketika saat paceklik mempunyai berat

badan, panjang badan, lingkar kepala dan berat plasenta yang lebih rendah

dibandingkan bayo-bayi yang masa kandungannya tidak terpapar paceklik,

dalam hal ini terjadi karena adanya penurunann asupan kalori, protein dan zat

gizi esensial.(Ketut,2013)

B. Dampak Gizi Kurang Antar Generasi

Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap daur

kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrien berbeda. Semua orang

sepanjang kehidupan membutuhkan nutrien yang sama, namun dengan

jumlah yang berbeda. Nutrien tertentu yang didapat dari makanan, melalui

peranan fisiologis yang spesifik dan tidak tergantung pada nutrien lain,

sangat dibutuhkan untuk hidup sehat. (FKM UI,2012)

Status gizi antar generasi dalam daur kehidupan ini ada kaitannya, gizi

kurang pada umumnya dimulai dari dalam uterus dan kemudian berLanjut,

terutama bila janin perempuan, kedalam kehidupan remaja dan dewasa. Gizi

kurang yang terjadi pada masa anak-anak, remaja dan saat kehamilan

mempunyai dampak buruk terhadap berat bayi lahir rendah (<2500gr) bayi

dengan intra uterin growth retardation mempunyai risiko kematian yang lebih

besar daripada bayi lahir dengan berat normal pada masa neonatal ataupun

pada masa bayi selanjutnya. (FKM UI,2012)

Page 4: GIZI IBU HAMIL.docx

Nutrisi yang cukup merupakan hak setiap manusia dan intervensi pada

setiap titik sari siklus kehidupan akan mempercepat dan mengonsolidai

perubahan yang positif. Konsekuensi dari berat lahir rendah (kurang gizi)

adalah dampaknya meluas hingga dewasa-lansia, terutama untuk anak

perempuan dan wanita dewasa, berarti lahirnya BBLR memberi peluang pada

kesinambungan gisi buruk dari generasi ke generasi. (FKM UI,2012)

Konsekuensi lahir dengan gizi kurang berlanjut ke tahap dewasa.

Beberapa temuan menunjukkan baik di negara berkembang atau negara maju

ada kaitan antara bayi berat lahir rendah dengan penyakit kronis pada masa

dewasa. Keadaan kurang gizi seringkali sudah dimulai sejak janin dalam

kandungan. Dampak terhambatnya petumbuhan pada masa dalam kandungan

akan menetap selama siklus kehidupan, artinya tetap terdapat defisit pada

tinggi badan di masa sebelum dan setelah mencapai usia dewasa, walalupun

lingkungan pascalahir mendukung pertumbuhan bayi tersebut secara optimal.

(FKM UI,2012)

Oleh karena keterkaitan antara status gizi ibu dengan pertumbuhan

janin yang dikandungnya dan dengan status gizi dan kesehatan anaknya

setelah lahir, pendekatan daur kehidupan menjadi sangat penting. Hal ini

didasarkan kepada kenyataan bahwa status gizi antar generasi merupakan suat

kontinum. Selain itu pendekatan daur kehidupan, kita meletakkan gizi sebagai

faktor sentrak untuk mempertahankan kesehatan ibu dan anak. (FKM

UI,2012)

Dampak kumulatif terhadap status kesehatan dan gizi wanita usia

reproduktif merupakan akibat dari:

1. Pertumbuhan janin yang terhambat sehingga lahir dengan berat

lahir bada rendah atau usia gestasi yang lebih pendek sehingga bayi

lahir prematur

2. Bayi tidak tumbuh optimal karena asupan yang tidak memenuhi

kebutuhannya

Page 5: GIZI IBU HAMIL.docx

3. Balita tidak tumbuh optimal karena asupan zat gizi yang kurang

dan atau mengalami infeksi berulang serta pertumbuhan pada masa

puber tidak optimal akibat asupan yang kurang dan atau kehamilan

dini.

C. Gizi ibu hamil hubungannya dengan berat bayi lahir, BBLR dan

IUGR

Pentingnya status gizi ibu perlu dilihat dari berbagi aspek, selain

bahwa akses terhadap keamanan pangan dan pelayanan kesehatan, status

gizi ibu juga mempunyai dampak secara sosial dan ekonomi. Berbagai

penelitian semakin menunjukkan bahwa status gizi ibu tidak hanya

memberikan dampak negatif terhadap status kesehatan dan risiko kematian

dirinya tetapi juga terhadap kelangsungan hidup dan perkembangan janin

yang dikandungnya dan lebih jauh lagi terhadap pertumbuhan janin

tersebut sapai usia dewasa. (FKM UI,2012)

Banyak penelitian membuktikan bahwa untuk memperbaiki suatu

hasil outcome kehamilan, misalnya berat badan lahir, intervensi melalui

perbaikan status gizi ibu sebelum kehamilannya lebih efektif daripada

suplementasi selama kehamilannya. Oleh karena itu program perbaikan

gizi sebaiknya telah dimulai sebelum kehamilan, termasuk meningkatkan

asupan mikronutrien dan meningkatkan berat badan sebelum kehamilan.

Pertumbuhan janin dalam kandungan merupakan hasil interaksi antara

Page 6: GIZI IBU HAMIL.docx

potensi genetik dan lingkungan intrauterin. Pada umumnya, ibu-ibu yang

hamil dengan kondisi kesehatan baik dengan sistem reproduksi yang

normal, tidak sering menderita sakit dan tidak ada gangguan gizi prahamil

maupun pada saat hamil aka menghasilkan bayi yang lebih besar dan ebih

sehat. (FKM UI,2012)

1. Berat badan lahir

Secara umum, pertumbuhan seorang anak sangat dipengaruhi

oleh kesehatan dan gizi ibunya. Sudah lama diketahui bahwa asupan

makanan yang rendah mempengaruhi berat badan lahir. Salah satu

contoh klasik yang nyata adalah masa kelaparan yang terjadi di

Holland(Winter Hunger) pada akhir perang dunia kedua. Pada saat itu

terjadi penurunan ransum makanan secara drastis. Akibatnya ibu hamil

yang menerima ransum kurang dari 1.500gr/hr melahirkan bayi yang

beratnya 338 gram lebih rendah dibandingkan bayi yang lahir pasca

masa kelaparan. (FKM UI,2012)

Pengalaman tersebut kemudian telah menggiring banyak

negara untuk menerapkan suplementasi makanan pada masa

kehamilan. Namun demikian sebagian besar hasilnya mengecewakan.

Beberapa hal yang mungkin menjelaskan ketidaksuksesan

suplementasi makanan terhadap berat badan bayi adalah:

a. Suplementasi tidak menyertakan mikronutrien

b. Saat pemberian suplementasi: pemberian pada paruh pertama masa

kehamilan

c. Komposisi protein dan energi yang tidak seimbang (proporsi

protein sebaiknya tidak melebihi 25% kebutuhan energi)

d. Ketidakjelasan apakah suplementasi itu dikonsumsi seluruhnya

oleh ibu hamil.

Berat badan lahir (BBL) bayi juga dipengaruhi oleh faktor-

faktor yang lain selama kehamilan, misalnya sakit berat, komplikasi

Page 7: GIZI IBU HAMIL.docx

kehamilan, kurang gizi, keadaan gizi, keadaan stess pada ibu hamil

dapat mempengaruhi pertumbuhan janin melalui efek buruk yang

menimpa ibunya, atau pertumbuhan plasenta dan transpor zat-zat gizi

ke janin. (Ketut,2013)

Berat badan bayi lahir sangat ditentukan oleh kondisi ibu.

Penyakit yang diderita seorang ibu hamil, misalnya infeksi paru-paru,

bisa mempengaruhi kondisi janin. Darah si ibu akan tersuplai ke tubuh

janin sehingga bayi menderita penyakit atau kelainan organ tubuh.

Inilah yang menyebabkan bayi menjadi kurus. Penyebab lainnya

adalah kurangnya asupan nutrisi yang dikonsumsi ibu saat hamil. Jika

zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut

akan mengalami kurang gizi dan lahir dengan berat badan rendah yang

mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan

(Henny,2006)

2. Berat badan lahir rendah (BBLR)

Ibu kurang gizi juga dikaitakan dengan meningkatnya risiko

keguguran, kematian perinatal (kematian janin usia gestasi 22 minggu

sampai usia 1 minggu pasca lahir) dan kematian neonatal (kematian

bayi usia 0-28 hari). Penyebab utama kematian neonatal tersebut

adalah infeksi, asfiksia dan BBLR. (FKM UI,2012)

Bayi yang lahir dengan BBLR seringkali mengalami kesulitan

untuk mengejar ketertingglan pertumbuhannya (inadequate catch up

growth). Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dikaitkan dengan

risiko kematian dan kesaitan yang lebih itnggi. BBLR juga dikaitkan

dengan gangguan kognitif pada masa kanak-kanak. (FKM UI,2012).

Berbagai penelitian di negara berkembang menunjukkan bahwa

separuh dari penyebab terjadinya kasus BBLR adalah status gizi ibu,

termasuk tinggi badan ibu, berat badan ibu, berat badan ibu selam

kehamilannya, kurangnya asupan gizi dan tingginya penyakit infeksi

pada masa kanak-kanak akan memperpanjang keterpaparan seorang

Page 8: GIZI IBU HAMIL.docx

anak terhadap risiko terjadinya gangguan pertumbuhan. (FKM

UI,2012).

Berat lahir bayi yang tidak normal akan memberikan risiko

pada ibu dan bayi. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

(<2500 g) banyak dihubungkan dengan meningkatnya risiko kesakitan

dan kematian bayi, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan

kognitif, dan selanjutnya menderita penyakit kronik di kemudian hari.

(Fikawati dkk, 2012)

BBLR mempunyai risiko kematian neonatal hampir 40 kali

lebih besar dibandingkan dengan bayi dengan berat lahir normal,15

penurunan durasi menyusui16 dan risiko untuk tubuh pendek (stunted)

pada masa anak14. Sebaliknya, berat lahir bayi yang besar (>4000 g)

juga berisiko karena banyak dikaitkan dengan peningkatan melahirkan

caesar, perdarahan, komplikasi pada ibu, distorsia pada bahu bayi,

trauma saat melahirkan dan gangguan metabolik lainnya termasuk

obesitas pada masa anak-anak.(Fikawati dkk, 2012)

3. IntraUterin Growth Restriction(IUGR)

Definisi menurut WHO (2003) IUGR adalah janin yang mengalami

pertumbuhan terhambat adalah janin yang mengalami kegagalan dalam

mencapai berat standard yang sesuai dengan usia kehamilan. umumnya

janin dengan IUGR memiliki taksiran berat dibawah persentil ke 10

artinya janin memiliki berat kurang dari 90% dari keseluruhan janin

dalam usia kehamilan yang sama, janin dengan IUGR pada umumnya

akan lahir prematur.(Ellya,2010)

Faktor-faktor yang menyebabkan Intrauterine Growth

Restriction (IUGR) yaitu: dari faktor ibu antara lain: hipertensi,

penyakit ginjal kronis, diabetes, jantung atau pernafasan, kekurangan

gizi, anemia, infeksi, alkohol dan rokok. WHO (2003)

Page 9: GIZI IBU HAMIL.docx

Nutrisi yang jelek dimulai dari pertumbuhan janin dalam rahim

akan mempengaruhi seluruh siklus kehidupan. Hal ini memperkuat

risiko terhadap kesehatan individu dan meningkatkan kemungkinan

kerusakan untuk generasi masa depan. Gizi buruk, yang terlihat

dengan rendahnya tinggi badan ibu (stunting), dan berat badan di

bawah normal sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama hamil

merupakan salah satu dari prediktor terkuat persalinan dengan BBLR.

WHO (2003)

Menurut Rao et al. (2007), rendahnya asupan kalori pada

trimester III dan berat badan ibu sangat erat kaitannya dengan berat

bayi lahir. Kenaikan berat badan ibu selama hamil pada status gizi

normal dan kurang akan meningkatkan risiko berat bayi lahir ~ 4000

gram apabila kenaikan berat badan berada di atas yang

direkomendasikan. Terbalik apabila kenaikan berat badan berada di

bawah yang direkomendasikan maka akan meningkatkan risiko untuk

berat bayi lahir di bawah 3000 gram.

Sementara menurut WHO (2003), pada negara-negara

berkembang, penyebab utama terjadinya IUGR antara lain faktor

kemiskinan, keterbatasan akses pada air bersih dan penyakit infeksi.

Kenaikan berat badan ibu yang rendah selama kehamilan juga

memberikan peran yang sangat penting terhadap berat badan lahir.

enyakit hipertensi, malaria, HIV, kehamilan remaja akan memberikan

kontribusi terhadap gangguan pertumbuhan janin. Terdapat

peningkatan bukti bahwa aktifitas fisik selama kehamilan di negara

berkembang menunjukkan prevalensi yang tinggi dan ini mungkin

dapat menyebabkan terjadinya IUGR.

Konsekuensi kurang gizi pada ibu terhadap kesehatan reproduksi

1. Kematian ibu

WHO memperkirakan bahwa 80% kematian ibu disebabkan oleh

penyebab langsung (perdarahan, infeksi, eklamsia, partus macet, dan

Page 10: GIZI IBU HAMIL.docx

aborsi)dan 20% penyebab tidak langsung termasuk anemia, malaria dan

penyakit jantung. Kematian ibu dikaitkan dengan berbagai status gizi atau

dengan suplementasi gizi seperti defisiensi vitamin A pada wanita dapat

menyebabkan risiko kematian. Hubungan kematian ibu dengan anemia

merefleksikan faktor yang mendasari terjadinya anemia secara patologis.

Penyebab anemia ini lebih kompleks daripada kekurangan besi saja karena

penyebab anemia di negara berkembang khususnya juga terkait dengan

anemia defisiensi asam folat, kecacingan dan malaria. (FKM UI,2012)

2. Morbiditas wanita usia reproduktif

Ibu yang kurang gizi pada umumnya mempunyai kapasitas fisik

yang kurang optimal yang akan berpengaruh terhadap kapasitasnya untuk

memebrikan pelayanan secara optimal kepada keluarga dan anak-anaknya.

Defisiensi mikrinutrien dihubungkan dengan turunya fungsi imunitas

sehingga mempengaruhi frekuensi, lama dan keparahan penyakit infeksi.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mengalmi

defisiensi besi, vitamin A dan seng mengalami kejadian infeksi selama

kehamilan dan selama menyusi meningkat. Defisiensi seng yang ringan

pada ibu dihubungkan dengan dengan komplikasi selam persalinan,

termasuk abrupsio plasenta, persalinan lama, ketuban pecah dini dan

persalinan dengan operasi.

3. Outcome kehamilan

Kurang gizi pada janin yang terjadi pada masa tengah dan akhir

gestasi, yang akan menyebabkan pertumbuhan fetus disproportionate,

berhubungan dengan penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi dan

diabetes tipe 2 yang disebut dengan fetal orrigins of disease hypoteshis.

(FKM UI,2012)

Sampai saat ini, berat badan lahir rendah (BBLR) masih

merupakan masalah kesehatan terkait dengan morbiditas dan mortalitas

perinatal. BBLR dibedakan atas preterm dan pertumbuhan janin terhambat

(PJT). Insiden BBLR di dunia adalah 15%1, dimana 80% terjadi di

negara-negara sedang berkembang. Selain morbiditas perinatal, BBLR

merupakan salah satu penyumbang terbesar angka kematian bayi (AKB).

Page 11: GIZI IBU HAMIL.docx

Menurut SDKI1 tahun 2002-2003, 57% AKB terjadi pada umur dibawah

satu bulan yang disebabkan oleh gangguan perinatal dan BBLR dimana

30,3% AKB disebabkan oleh BBLR dan prematuritas.(Ketut,2013)

D. Pola pertambahan berat badan selama kehamilan

Sebelum dekade tujuh puluhan banyak paramedis termasuk dokter

yang menganut konsep semikelaparan yaitu pembatasan pertambahan

berat badan akan membantu mencegah terjadinya toksemia. Mereka

menganjurkan agar penambahan berat badan hingga kehamilan berakhir

tidak lebih dari 8,2 kg. Kemudian oleh National academy of science

(1970) dirubah dengan menganjurkan petambahan berat badan sekitar 9-

11,3 kg. Kemudian diubah bersama dengan Institute of Medicine menjadi

11,3-15,9 kg ( bagi wanita yang IMT nya normal) yang dapat dilihat pada

tabel dibawah ini: (Arisman, 2008)

Kategori BMI Berat Badan

Rendah (<19,8) 12,5-18,0 (kg)

Normal (19,8-26,0) 11,5- 16,0 (kg)

Tinggi (26,1-29,0) 7,0-11,5(kg)

Obes (>29,0) 7,0 (kg)

Sumber: Brown,JE,Carlson, M. Nutrition and Multifetal pregnancy, J Am Diet

Assoc, 2000;100: 343-348 dalam Arisman(2008)

Pertambahan berat badan total selama kehamilan (total weght gain)

adalah berat badan sesaat sebelum melahirkan dikurangi berat badan sesaat

sebelum konsepsi, sedangkan pertambahan berat badan netto selama

kehamilan (net weight gain) adalah pertambahan berat badan total

dikurangi berat badan bayi lahir. Laju pertambahan berat berat badan per

minggu adalah berat badan yang bertambah pada periode waktu tertentu

dibagi dengan lamanya periode waktu tersebut (dalam minggu) (IOM

1990) dalam (Henny,2006)

Page 12: GIZI IBU HAMIL.docx

Gizi ibu hamil memengaruhi pertumbuhan janin. Perubahan

fisiologis pada ibu mempunyai dampak besar terhadap diet ibu dan

kebutuhan nutrien, karena selam kehamilan, ibu harus memenuhi

kebutuhan pertumbuhan janin yang sangat pesat, dan agar keluaran

kehamilannya baerhasil baik dan sempurna. (FKM UI,2012)

Kehamilan normal selalu dsiertai dengan perubahan anatomi dan

fisiologis yang berdampak pada hampir seluruh fungsi tubuh. Perubahan –

perubahan ini umumnya terjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan.

Ini berarti ada suatu sistem integral antara ibu dan janin untuk membentuk

lingkaran yang paling nyaman bagi janin. Perubahan itu berguna untuk

mengatur metaolisme ibu, mendukung pertumbuhan janin, persiapan ibu

untuk melahirkan, kelahiran dan menyusui(FKM UI,2012).

Perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil dan mempunyai

implikasi gizi adalah: peruabahan pada cardiovaskular, pada volume

darah, pada tekanan darah selama hamil, penyesuaian pada sistem

pernapasan, perubahan pada fungsi ginjal, perubahan pada fungsi

gestasional, perubahan hormon terutama hormon yang dibentuk oleh

plasentayang mengatur perubahan perkembangan ibu hamil dan

merupakan satu-satunya jalan bagi janin untuk pertukaran nutrien, oksigen

dan sisa produk. (FKM UI,2012)

Penentu ibu hamil melahirkan keluaran yang buruk, yang pada

umumnya adalah berat bayi lahir rendah (BBLR) di negara berkembang

adalah gizi kurang selama kehamilan yang dapat diukur dari hal-hal

berikut:

a. Kenaikan berat badan yang rendah

b. Indeks masa tubuh yang rendah

c. Tinggi badan ibu yang pendek

d. Defisensi mikri nutrien

Beberapa penentu lain adalah:

a. Ibu hamil dengan umur muda

Page 13: GIZI IBU HAMIL.docx

b. Menderita penyakit malaria selama hamil

c. Menderita penyakit infeksi selama hamil

d. Merokok. Ellya(2010)

Ketika seorang wanita hamil berat badan meningkat diawal

kehamilan secara lambat dan semakin lama semakin cepat. Di tiga minggu

pertama awal kehamilan kenaikan berat badan sekitar 1-2 kg, selama 27

minggu kehamilan rata-rata kenaikan 0,4kg per minggu. Sehingga total

kenaikan bereat badan yang direkomendasikan selama kehamilan adalah

9-13 kg selama kehamilan hal ini dihubungkan dengan minimalnya

kompllikasi kehamilan yang ditemukan dan dampak yang mungkin terjadi

bagi ibu dan bayi. Ini tidak berlaku bagi wanita yang underweight atau

overweight. Ini adalah salah satu alasan mengapa direkomendasikanya

angka kecukupan gizi untuk energi dan nutrisi dimana lebih besar bagi

wanita sehat selama kehamilan normal.Wahlqvist,(1997) dapat dilihat

pada gambar dibawah ini.

E. Komponen pertambahan berat badan

Proses tumbuh kembang kehamilan dimulai dari tahap konsepsi

sampai lahir. Pertambahan berat badan selama selama hamil

mencerminkan dinamika tumbuh kembang kehamilan (Whitney 1998).

Page 14: GIZI IBU HAMIL.docx

Komponen pertambahan berat badan dapat dibagi menjadi dua bagian,

yaitu produk konsepsi dan pertumbuhan jaringan maternal (ibu). Produk

konsepsi mencakup fetus (janin), plasenta dan cairan amniotik. Secara

rata-rata janin mewakili 25% pertumbuhan berat badan total ibu, plasenta

5% dan cairan amniotik 6%. Jaringan maternal mencakup uterus, jaringan

mammae, darah, cairan ekstraseluler, dan cadangan (simpanan) lemak.

Ekspansi jaringan maternal mencapai 2/3 dari total pertambahan berat

badan ibu pada minggu ke-20. Pertambahan uterus dan jaringan mammae

mewakili 10%, volume darah 10% dari pertambahan berat badan total,

cairan ekstraseluler 10.4% dan 32% (WHO 1980; 1985 dalam Rosso

1990)

Komposisi pertambahan berat badan ibu selama kehamiland apat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Komposisi

jaringan tubuh

Pertambahan berat(g) pada

Minggu ke-10 Minggu ke-20 Minggu ke-30Minggu ke-

40

Komponen maternal

Simpanan

lemak

310 2050 3480 3345

Cairan

interstistial

0 30 80\ 1680

Darah 100 600 1300 1250

Uterus 140 320 600 970

Kelenje

mammae

45 180 360 405

Komponen

janin

Fetus 5 300 1500 3400

Cairan

amnion

30 350 750 800

Plasenta 20 170 430 650

Page 15: GIZI IBU HAMIL.docx

Total 2 55 820 2680 4850

Total 1-2 650 4000 8500 12500

Sumber: WHO (1980,1985) dalam Rosso(1990) dikutip dari Henny

Sedangkan menurut Paath dan Francin,(2004) komponen

pertambahan berat badan secara umum dibagi dua, yaitu produk kehamilan

(janin, cairan amnion, plasenta) dan jaringan tubuh ibu ( darah, cairan

ekstravaskuler, uterus, payudara, lemak) sehingga proporsi pertambahan

berat badan adalah:

a. Janin : 25-27%

b. Plasenta : 5%

c. Cairan amnion : 6%

d. Ekspansi volume darah : 10%

e. Pertumbuhan uterus dan payudara : 11%

f. Peningkatan cairan ekstraseluler : 13%

g. Peningkatan lemak tubuh :25-27%

Kehamilan merupakan masa yang sangat penting, larena pada masa

ini kualitas seorang anak ditentukan. Masukan gizi pada ibu hamil

menetukan kesehatannya dan janin yang dikandungnya. Kebutuhan gizi

pada masa kehamilan berbeda dengan masa sebelum hamil, peningaktan

kebutuhan gizi hamil sebesar 15% karena dibutuhkan untuk pertumbuhan

rahim, peyudara, volume darah, plasenta, air ketuban, dan pertumbuhan

janin. (Paath dan francin,2004).

Trimester1 pertumbuhan janin masih lambat shingga kebutuhan

gizi untuk pertumbuhan janin belum begitu besar, tetapi pada masa ini

sering terjadi masalah masalah seperti emesis dan ngidam, karena itu

kebutuhan gizi harus diperhatikan. pada trimester pertama yang berawal

dari konsepsi sampai minggu ke-12 dimana pada tahap ini tanda-tanda

kehamilan belum nampak. Perut ibu belum membesar meskipun

sebenarnya telah terbentuk bakal janin (embrio). (Henny,2006)

Page 16: GIZI IBU HAMIL.docx

Trimester 2 dan 3 pada masa ini pertumbuhan janin berlangsung

cepat dan perlu diperhatikan kebutuhan gizinya. Memasuki trimester

kedua (minggu ke-12 sampai minggu ke-28), perubahan-perubahan tubuh

ibu mulai nampak, seperti perut tampak menonjol, wajah membulat, serta

buah dada membesar. Perubahan-perubahan tersebut mengakibatkan berat

badan ibu bertambah. Selera makan menjadi normal kembali bahkan

semakin meningkat. Akibat yang mungkin ditimbulkan karena kekurangan

gizi pada tahap ini adalah bobot bayi lahir di bawah normal. (Henny,2006)

Kenaikan berat badan normal pada trimester kedua sebesar 3-8 kg.

Pertambahan berat badan merupakan perpaduan antara bertambahnya

jumlah makanan yang dikonsumsi, bobot janin, plasenta, peningkatan

suplai darah ke janin, penimbunan lemak, bertambahnya volume cairan,

serta terjadinya pembesaran organ tubuh (rahim dan payudara).

(Henny,2006)

Pada periode kehamilan ketiga (minggu ke-28 sampai ke-40),

proses kehamilan mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Perkembangan ini ditandai dengan semakin sempitnya ruang janin dan

ujung rahim mencapai ujung tulang rusuk akibatnya bertambahnya bobot

dan ukuran janin. Namun kekurangan gizi pada periode ini menyebabkan

bayi lahir kecil, ibu kurang sehat dan lemah sehingga tidak mampu

melaksanakan persalinan dengan sempurna. (Henny,2006)

Makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk

pertumbuhan janin sebesar 40%,sedangkan 60% lainnya untuk memenuhi

kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak seseuai dengan

kebutuhan maka kemungkinan akan terjadi gangguan dalam kehamilan,

baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya. Paath dan Francin

(2004).

F. Kebutuhan gizi selama hamil

Tujuan penataan gizi selama hamil adalah menyiapkan:

1. Cukup kalori, protein yang bernilai biologis tinggi, vitamin,

mineral, cairan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibum janin

serta plasenta.

Page 17: GIZI IBU HAMIL.docx

2. Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak

jaringan tubuh bukan lemak

3. Cukup kalori dan zat gizi untuk memebuhi pertambahan

berat baku selama hamil

4. Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil

memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal

sehingga dapat menjalani kehamilan dengan aman dan

berhasil, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental

yang baik, dan memperoleh cukup energi untuk menyusui

serta merawat bayi kelak.

5. Perawatan gizi yang dapat mengurangi atau menghilangkan

reaksi yang tidak diinginkan, seperti mual dan muntah

6. Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyulit

yang terjadi selama kehamilan (diabetes selama kehamilan)

7. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk

mengembangkan kebiasaan makan yang baik yang dapat

diajarkan kepada anaknya selama hidup. (Ellya,2010)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada gizi ibu hamil adalah:

Kebutuhan aktual selama hamil bervariasi diantara individu dan

dipengaruhi oleh status nutrisi sebelumnya dan riwayat kesehatan,

termasuk penyakit kronis, kehamilan kembar, dan jarak kehamilan

yang rapat

Kebutuhan terhadap satu nutrien dapat diganggu oleh asupan lain,

misalnya ibu yang tidak memenuhi kebutuhan kalorinya akan

membutuhkan jumlah protein yang lebih besar.

Kebutuhan nutrisi tidak konstan selama kehamilan, kebutuhan

sedikit berusah selama trimester pertama dan meningkat banyak

trimester akhir. (Ellya,2010)

Kebutuhan zat-zat gizi

1. Energi

Page 18: GIZI IBU HAMIL.docx

Wanita hamil memerlukan tambahan energi untuk pertumbuhan janin,

plasenta dan jaringan tubuh ibu lainya. Diperkirakan wanita hamil

memerlukan tambahan 7.000 kkal selama masa kehamilan sembilan

bulan atau 285kkal/hari(Haryadi dan Muhilal,1985 dalam FKM

UI,2012). Menurut WKPG Selama hamil energi untuk kehamilan

yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama masa

kurang lebih 280 hari. Hal ini berbarti perlu tambahan ekstra sebanyak

kurang lebih 300kkal/hari selama hamil.(FKM UI,2012)

Sehingga WKPNG,2004 menganjurkan pada trimester I penambahan

sekitar 180kkal/hari trimerster II dan III 300kkal/hari. Kebutuhan

energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian

sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat

sampai akhir kehamilan. energi tambahan selama trimester II

diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume

darah, pertumbuhan uterus dan payudara serta penumpukan lemak.

Selama trimester III energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan

janin dan plasenta.(Ellya,2010)

2. Protein

Komponen sel tubuh ibu dan janin sebagian besar terdiri dai

protein, perubahan dalam tubuh ibu, seperti plasenta juga

membutuhkan potein. Selama kehamilan, diperlukan tambahan

protein, rata-rata 27 gram/hari. Akan tetapi, karena pada trimester

pertama ibu hamil belum bisa makan normal, maka kebutuhan protein

belum bisa tepenuhi maka diharapkan 1g/kg berat badan, dapat

dikonsumsi. Pada trimester kedua, ibu hamil sudah mulai mempunyai

nafsu makan, i,5g/kg berat badan diperkirakan dapat dipenuhi.

(Ellya,2010)

Pada trimester terakhir nafus makan ibu sudah besar, pada

trimester ketiga protein bisa mencapai 2g/kg berat badan/hari, dan

protein harus mencapai 15% dari kebutuhan seluruh energi. Selain itu

Page 19: GIZI IBU HAMIL.docx

Jenis protein yang dikonsumsi seperti daging, ikan, telur, tahu, tempe,

kacang-kacangan, biji-bijian. (Ellya,2010).

Jenis protein yang bermutu adalah protein hewani yang dapat

diperoleh dari telur, susu, ikan. Ikan laut mengandung asam lemak

omega 3 (DHA),sehingga dianjurkan ibu hamil untuk mengkonsumsi

ikan laut, diantara jenis ikan laut yang terbanyak menagandung DHA

adalah ikan lemuru. Pada ASI terutama mengandung asam dokosa

heksanoid (DHA) yang mengisi sel-sel manusia, mulai dari jani di

dalamkandungan sampai berumur 2-3 tahun. Selama pertumbuhan sel-

sel otak manusia akan diisi oleh DHA dan bilamana zat DHA itu

sedikit, maka sebagian sel otak akan diisi oleh lemak.(Paath,2004).

3. Lemak

Lemak dapat membantu tubuh untuk menyerap banyak nutrisi. Lemak

juga menghasilkan energi dan menghemat protein untuk dimanfaatkan

dalam fungsi-fungsi pertumbuhan jaringan dan plasenta dan janin.

Bagi ibu hamil, lemak juga dapat disimpan sebagai cadangan tenaga

untuk menjalani persalinan dan pemulihan pasca persalinan.

(Ellya,2010)

Cadangan lemak yang terdapat pada tubuh ibu hamil bermanfaat

untuk membantu proses pembentukan ASI. Pada kehamilan normal.

Kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat pada trimester 3,

akan tetapi kebutuhannya tetap ahanya 20-25% dari total kebutuhan

energi tubuh. (Ellya,2010)

Angka kecukupan gizi untuk lemak pada ibu hamil adalah dengan

penambahan 17gram/hari selama kehamilan tiap trimester.

(WKPG,2004)

Berbagai fungsi lemak antara lain, sebagai penghasil energi, pelarut

vitamin A,D,E,K, sumber asam lemak esensial, mempengaruhi rasa

dan tekstur makanan. Terdapat tiga asam lemak esensial yaitu: asam

linoleat, asam linolenat, dan asam arakhidonat, bahan makanan nabati

umumnya kaya akan asam lemak esensial dibandingkan dengan bahan

Page 20: GIZI IBU HAMIL.docx

hewani. Asam lemak linoleat paling banyak terdapat pada bahan

amakanan hewani, dibandingkan asam lemak esensial lainnya.

Dewasa ini banyak dibeicarakan asam lemak omega 3 rantai panjang

seperti asam lemak eikosapentanoat (EPA) dan dokosa heksanoat

(DHA). Asam lemak tersebut berperan mencegah atherosklerosis serta

agregasi keping-keping darah dan penting untuk pembentukan otak.

Proporsi DHA dalam fosfolipid tertinggu dibandingkan asam lemak

lain. Manusia mempunyai kemampuan terbatas mengubah asam lemak

linolenat menjadi DHA dan EPA, beberapa ahli berpendapat DHA

dikategorikan asam lemak esensial, asam tersebut banyak ditemui

pada ikan laut.

4. Vitamin

Vitamin penting untuk membantu proses dalam tubuh, vitamin

penting untuk pembelahan dan pembentukan sel baru. selama hamil,

kebutuhan asam foalt, dan vitamin B lain seperti thiamin, riboflavin,

dan niacin, meingkat untuk membantu pembentukan energi. Selain itu

vitamin B6 diperlukan untuk membantu protein membentuk sel-sel

baru. asam folat terutama diperlukan pasa 3 bulan pertama kehamilan

untuk mengurangi isiko pertumuhan kritis yang berlangsung pada 3

bulan pertama kehamilan. kebutuhan vitamin B12 juga meningkat,

vitamin ini terdapat dalam daging, susu, telur, dan makanan hewani

lainnya. Kebutuhan vitamin C meningkat sedikit untuk mebantu

penyerapan zat besi yang berasal dari bahan makanan nabati.

Kebutuhan vitamin D meningkat untuk penyerapan kalsium.

a. Vitamin A

Pangan utama sumber retinol adalah hati dan minyak hati ikan. Selain

itu dapat pula diperoleh dari susu maupun telur. Sementara itu dari

pangan nabati, provitamin A dapat diperoleh dari sayuran berdun hijau

dan tumbuhan yang mempunyai pigmen warna merah, oranye atau

kuning.

Vitamin A diperlukan untuk pertumuhan dan perkembangan janin dan

pembelahan sel. Kebanyakan vitamin A yang ditransfer ke janin

Page 21: GIZI IBU HAMIL.docx

diambil dari holo BRP yang terdapat dalam plasma ibu. Kebutuhan

vitamin A meningkat pada trimester 3. Namun demikian peningkatan

kebutuhan vitamin A umumnya tidak diperlukan selama kehamilan

karena menyebabkan toksisitas dan efek teratogenik, kebutuhan rata-

rata bumil meningkat sebanyak 300uRE/hr. (FKM UI,2004)

b. Vitamin E

Sumber pangan utama vitamin E adalah minyak nabati serta produk

pangan yang mengandung minyak. Selain minyak, kacang dan biji-

bijian serta kecambah juga merupakan sumber yang cukup baik.

Selama kehalmilan terjadi peningkatan lemak pada plasma darah, oleh

sebab itu dianjurkan peningkatan konsumsi vitamin E yang berfungsi

juga untuk pertumbuhan janin, dianjurkan peningkatan konsumi

sebesar 2 mg pada bumil.(FKM UI,2012)

c. Vitamin C

Vitamin C dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayuran hijau, serta

sedikit pangan hewani dan serealia. Selama kehamilan, konsentrasi

vitamin C dalam darah menurun akibat terjadinya hemodelusi sela

darah merah, kadar vitamin C pada janin jauh lebih tinggi daripada ibu

hamil (>50%), yang disebabkan aktifnya sistem transpor vitamin

melalui plasenta, AKG vitamin C pada ibu hamil hanya disarankan

dengan penambahan 10mg/hr.

d. Vitamin B1 (Thiamin)

Thiamin merupakan koenzin yang diperlukan untuk proses

metabolisme energi. Thiamind apat diperoleh terutama dari serealia,

biji-bijian, kacang-kacangan dan hewani( hati, jantung, ginjal).

Ekskresi thiamin pada ibu hamil meningkat sehingga kebutuhannya

sedikit meningkat. Penambahan kebutuhan selama hamil dan

menyusui adalah 0,3mg/hr.

e. Asam folat

Asam folat doperlukan untuk membentuk sel baru, setelah konsepsi,

asam folat membantu mengembangkan sel syaraf dan otak janin.

Page 22: GIZI IBU HAMIL.docx

Konsumsi asam folat yang cukup pada minggu-minggu sebelum

konsepsi dan 3 bulan pertama kehamilan dapat mengurangi risiko

kelainan susunan saraf pada bayi. Zat ini terdapat pada berbagai bahan

makanan walaupun terutama terdapat pada bahan hewani, sayur,

kacang-kacangan dan beberapa jenis buah seperti jeruk. (Ellya,2010).

Ibu hamil membutuhkan kira-kira 200μ gram/hr. Defisiensi asam folat

dihubungkan dengan kejadian kelainan konginetal neural tube defect

(NTD) dan pemberian sebelum atau sesudah kehamilan dapat

menurunkan risiko NTD sebesar 70%.

5. Mineral

a. Calcium

Bay baru lahir mempunyai Ca tubuh sekitar 30gr yang sebagian besar

diperoleh saat trimester 3 kehamilan. jika konsumsi Ca selama

kehamilan dan meyusui tidak sesuai dengan kebutuhan, untuk

memenuhinya diambil Ca dari tulang ibu. Oleh sebab itu, selama

hamil dan menyusi diperlukan penambahan konsumsi Ca yang cukup

banyak. Penambahan konsumsi Ca selama hamil dan menyusui yang

dianjurkan adalah sebesar 150mg/hr. Sumber utama kalsium adalah

susu dan produk olahannya, seperti keju, yoghurt, es krim serta ikan,

terutama ikan duri halus. Beberapa sayur sepeti brokoli dan bayam.

b. Zat besi (Fe)

Secara fisiologis akan terjadi hemodelusi pada saat kehamilan

sehingga kadar hemoglobin akan turun. Oleh sebab itu disarankan

konsumsi secara berlebih. Dan kerena pada umumnya konsumsi saja

tidak cukup untuk menutupi kebutuhan, maka diperlukan

suplementasi. Trimester I kehamilan tidak dibutuhkan tambahan Fe

karena masih ada simpanan sebelum hamil, sedangka trimester II

dibutuhkan tambahan 9mg/hr dan trimester III dibutuhkan 13mg/hr.

Page 23: GIZI IBU HAMIL.docx

Sumber utama Fe adalah pangan hewani terutama berwarna merah,

yaitu hati, daging, sedangkan sumber lainnya adalah sayuran berdaun

hijau.

c. ZINC

Zinc diperlukan untuk fungsu sistem reproduksi, pertumbuhan janin,

sistem syaraf pusat dan fungsi kekebalan tubuh. Komplikasi yang

terjadi pada ibu yang disebabkan oleh defisiensi seng akan

menyebakan distress pada bayi, stillbirth( bayi lahir mati) asfiksia

neontal, distress pernafasan dan sepsi neontal. Ibu yang mengalami

defisiensi seng yang parah dihubungkan dengan kelainan kkonginetal

dan aborsi spontan, sedangkan defisiensi yang lebih ringan

dihubungkan dengan BBLR, IUGR dna kelahiran prematur.

Penambahan zinc selama kehamilan cukup banyak hal ini berkaitan

dengan fungsi Zn untuk pembelahan sel. Pada trimester I dibutuhkan

penambahan sebesar 1,7mg/hr, trimester II sebesar 4,2 mg/hr, dan

trimester III sebesar 9,8 mg/hr. Sumber Zn dapat diperoleh dari

hewani terutama daging, telur, dan kerang, pada sumber nabati seperti

serealia.

d. Yodium

Ibu hamil dan menyusui memerlukan jumlah yang lebih banyak

dibanding kelompok umur yang lain. AKG menganjurkan

penambahan yodium untuk ibu hamil 50ugram/hari per trimester

selama hamil. Sumber yodium terdapat dalam bahan makanan seperti

ikan laut, ikan air tawar, kerang, daging, susu, telur, serealia, buah-

buahan, kacang-kacangan, sayuran.

Defisiensi yodium dihubungkan dengan meningkatnya risiko

terjadinya kelahiran BBLR, prematur dan KPD dan kematian janin.

Akibat dari defisiensi berat yodium telah banyak diketahui termasuk

keterrbelakangan mental dan gangguan pertumbuhan fisik. Studi

menunjukkan bahwa suplementasi yang dimulai sebelum akhir

trimester II kehamilan mempunyai dampak postif terhadap

Page 24: GIZI IBU HAMIL.docx

perkembangan otak janin. Sebaliknya pemberian sumpelementasi

pada trimester III tidak memperbaiki status neurologis janin,

walalupun memperbaik pertumbuhan otak sebagian(FKM UI,2012)

6. Air

Air adalah nutrien, air meruupakan bagian dari sistem transportiasi

tubuh. Air mengangkut zat gizi keseluruh tubuh termasuk plasenta dan

membawa sisa makanan ke lua tubuh. Jika ibu hamil mengalami

muntah-muntah, maka disarankan untuk minum cairan sebanyak

mungkin, minimal 3 liter perhari.

G. Faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil

Faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah hal-hal yang harus

dipertimbangkan pada saat menentukan seberapa besar kebutuhan gizi

yang harus dipenuhi oleh seorang ibu hamil diantaranya:

a. Faktor umur

Lebih muda umur seorang wanita yang hamil, lebih banyak energi

yang diperlukan

b. Berat badan

Berat badan yang lebih ataupun kurang daripada berat badan rata-

rata untuk umurr tertentu merupakan faktor untuk menentukan

jumlah makanan yang harus diberikan agar kehamilannya berjalan

lancar.

c. Suhu lingkungan

Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5-37 derajat C untuk

metabolisme yang optimum. Dengan adanya perbedaan suhu antara

tubuh dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan sebagian

panasnya yang harus diganti dengan hasil metabolisme tubuh.

Maka lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti

lebih besar pula masukan energi yang diperlukan.

d. Aktifitas

Setiap aktifitas memerlukan energi, makin banyak aktifitas yang

dilakukan makin banyak energi yang diperlukan oleh tubuh

e. Status kesehatan

Page 25: GIZI IBU HAMIL.docx

Pada kondisi asupan energi yang tidak boleh dilupakan ibu hamil

dianjurkan mengkonsumsi tablet besi atau mengkonsumsi

makanan yang mengandung sumber zat besi seperti: daging, hati,

bayam dan sebagainya.

f. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan

Pada umumnya kaum wanita lebih memberikan perhatian khusus

pada kepala keluarga dan anak-anaknya

g. Pengetahuan zat gizi dalam makanan

Didalam perencanaan dan penyusunan makanan kaum ibu atau

wanita dewasa berperan penting. Banyak faktor yang

mempengaruhi antara lain kemam[uan keluarga itu untuk membeli

makanan atau pengetahuan mengenai zat gizi. Bila mual dan

muntah upayakan poersi kecil tetapi frekuensinya ditambah atau

masakan panas yang langsung dihidangkan.

h. Status ekonomi

Status ekonomi berhubungan dengan ketersediaan dan

pememenuhan kebutuhan makanan di keluarga.status ekonomi dan

sosial dapat mempengaruhi seorang wanita dalam memilih

makanannya (Ellya,2010)

H. Meningkatkan status gizi ibu/calon ibu

Perbaikan status gizi ibu sebaiknya menggunakan pendekatan “daur

kehidupan” artinya peningkatan status gizi ibu tidak hanya ditujukan

kepada ibu, tetapi ditujukan untuk semua kelompok dalam siklus

kehidupan, utamanya terhadap calon ibu sejak usia dini kehidupan.

1. Intervensi giai sebaiknya meliputi intervensi terhdap kekurangan gizi

makro dan mikro. Walaupun defisiensi besi dan vitamin A serta

yodium didaerah endemis, palign sering terjadi, intervensi gizi mikro

sebaiknya tidak hanya ditujukan secara spesifik terhadap defisiensi

gizi tertentu.

2. Peningkatan status gizi bayi dan anak-anak

Page 26: GIZI IBU HAMIL.docx

Pemebrian ASI ekslusif sampai usia 6 bulan, pemberian makanan

pendamping yang tepat sejak usia 6 bulan, meneruskan pemberian

ASI sampai usia 24 bulan disertai makanan lain yang adekuat.

3. Peningkatan status gizi pada remaja putri dan wanita dewasa

Perbaikan perilaku reproduksi

Meliputi pencegahan empat terlalu, yaitu terlau muda, terlalu banyak

anak, terlalu dekat, dan terlalu tua.

Pencegahan dan penanganan KEK (kurang energi kronis) melalui

peningkatan variasi dan jumlah makanan, oleh karena itu kandungan

zat gizi pada setiap jenis makanan berbeda-beda, dan tidak ada

satupun jenis makanan yang mengandung zat gizi lengkap.

Mengurangi beban kerja pada wanita, terutam ibu yang sedang hamil,

berbagai penelitian menunjukkan bahwa beban kerja yang berat pada

wanita hamil akan memerikan dampak kurang baik pada outcome

kehamilannya.

4. Perilaku higienis

Perilaku higienis penting dalam rangka mengurangi risiko terjadinya

penyakit infeksi, yang merupakan faktor risiko terhadap kurang gizi,

perilaku tersebut seperti: perilaku mencuci tangan, pembuangan feses

yang tepat, menggunakan alas kaki.

5. Kehamilan dan menyusui

Menambah asupan makan

Tingginya prevalensi stunted menunjukkan bahwa ketidakoptimalan

pertumbuhan bayi di indonesia salah satunya adalah tidak

terpenuhinya kebutuhan gizi ibu selama kehamilannya. Oleh karena

itu ibu hamil yang mempunyai risiko pendek dan kurus diberi

suplementasi makanan saat kehamilannya terutama trimester III.

Konsumsi tablet tambah darah

Tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil dan wanita usia subur

menunjukkan perlunya suplementasi pada ibu hami berupa tabelet

tambah darah

Mengurangi beban kerja

Page 27: GIZI IBU HAMIL.docx

Seringkali ibu hamil, yang mendapatkan bebab tanbahan dari bayi

yang dikandungnya, tetap melakukan kegiatan fisiknya sepert biasa,

sementara asupan makanannya tidak banyak bertambah dibandingkan

sebelum kehamilannya.

Pemberian obat cacing berkala

Pencegahan dan pengobatan malaria

Konsumsi kapsul vitamin A dosis tinggi saat persalinan (FKM

UI,2012)

DAFTAR PUSTAKA

1. ACC/SCN. 2000. Low Birthweight: Report of a Meeting in Dhaka,

Bangladesh on 14-17 June 1999;

2. Fikawati, dkk. 2012. Status Gizi Ibu Hamil Dan Berat Lahir Bayi pada

Kelompok Vegetarian. Jurnal Makara, Kesehatan, Vol 16, NO.1 Juni 2012:

29-35.

3. FKM UI. 2012. Gizi Dan Kesehatan Masyarakat. Jakata: Rajawali Press

4. Henny, Anna Talahatu. 2006. Kajian Indeks Massa Tubuh (IMT) dan

pertambahan berat badan ibu hamil serta hubungannya dengan tumbuh

kembang bayi lahir di kota Ambon.Thesis: Sekolah Pasca Sajana Institut

Pertanian Bogor.

5. Ketut,dkk. 2013. Anemia ibu hamil trimester I dan II meningkatkan risiko

kejadian berat bayi lahir rendah di RSUD Wangaya Denpasar. FK

Udayana, Pogram Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Public Health and

Preventive Medicine Archive, Volume 1, Nomor 1, Juli 2013

6. Rao, B.T. et al. 2007. Dietary intake in third trimester of pregnancy and

prevalence of LBW

7. UNICEF & WHO. 2004. Low birthweight country, regional and global

estimation;

8. WHO. 2003. Technical consultation towards the development of a strategy

for promoting optimal fetal development

Page 28: GIZI IBU HAMIL.docx

9. Wahlqvist, Mark L. 1997. Food and Nutrition Australia, Asia and The

Pasific.Australia:Allen &Uwin.

10. Ellya, Eva S. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: TIM

11. Paath, Erna Francin,dkk. 2004. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta:

EGC