Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan kepribadian memiliki jumlah terbanyak sekitar 5% dari hitungan secara kasar tafsiran jumlah penduduk gangguan jiwa. Penelitian gangguan kepribadian pada remaja dan dewasa awal di Desa Sedeng Pacitan, sampel yang digunakan adalah remaja dan dewasa awal di desa Sedeng Pacitan yang berusia 18- 25 tahun baik itu laki-laki dan perempuan yang berjumlah 152 orang. Dari hasil penelitian prevalensi gangguan kepribadian, dapat di rinci menurut delapan aspek yaitu gangguan kepribadian obsesif kompulsif sebanyak 32 orang (21.05%), gangguan kepribadian shizoid sebanyak 26 orang (17.10%), gangguan kepribadian paranoid sebanyak 27 orang (17.76%), gangguan kepribadian ambang sebanyak 22 orang (14.4%), gangguan kepribadian anti sosial sebanyak 29 orang (19.07%) dan gangguan lain seperti kondisi emosional sebanyak 37 orang (24.34%),depresi sebanyak 35 orang (23.02%) dan impulsif sebanyak 28 orang (18.42%). Melihat tingginya prevalensi gangguan kepribadian maka dapat disimpulkan bahwa status kesehatan masyarakat khususnya remaja dan dewasa awal di desa Sedeng Pacitan menunjukkan pada tingkat rendah. 1 Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus, sejawat di kantor tetangga atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di luar batas yang 1
77

ggn kpribdian

Apr 16, 2015

Download

Documents

Givenchy Semen

psikiatri
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ggn kpribdian

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan kepribadian memiliki jumlah terbanyak sekitar 5% dari hitungan secara

kasar tafsiran jumlah penduduk gangguan jiwa. Penelitian gangguan kepribadian pada remaja

dan dewasa awal di Desa Sedeng Pacitan, sampel yang digunakan adalah remaja dan dewasa

awal di desa Sedeng Pacitan yang berusia 18-25 tahun baik itu laki-laki dan perempuan yang

berjumlah 152 orang. Dari hasil penelitian prevalensi gangguan kepribadian, dapat di rinci

menurut delapan aspek yaitu gangguan kepribadian obsesif kompulsif sebanyak 32 orang

(21.05%), gangguan kepribadian shizoid sebanyak 26 orang (17.10%), gangguan kepribadian

paranoid sebanyak 27 orang (17.76%), gangguan kepribadian ambang sebanyak 22 orang

(14.4%), gangguan kepribadian anti sosial sebanyak 29 orang (19.07%) dan gangguan lain

seperti kondisi emosional sebanyak 37 orang (24.34%),depresi sebanyak 35 orang (23.02%)

dan impulsif sebanyak 28 orang (18.42%). Melihat tingginya prevalensi gangguan

kepribadian maka dapat disimpulkan bahwa status kesehatan masyarakat khususnya remaja

dan dewasa awal di desa Sedeng Pacitan menunjukkan pada tingkat rendah.1

Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang

lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus, sejawat di

kantor tetangga atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak dirumah. Kita terkejut oleh

tindakan di luar batas yang dilakukan oleh seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan

masih banyak lagi. 2

Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan

menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain.kita harus memahami defenisi dari

kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori

tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian agar tembentuk suatu kepribadian yang baik.

Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat

dihindari. 2

B. Tujuan

Tujuan penulisan refrat ini adalah untuk dapat lebih mengenal dan memahami tentang

gangguan kepribadian. Selain itu juga untuk memenuhi persyaratan dalam kepaniteraan

klinik di departemen Ilmu Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Polpus R.S Soekanto Jakarta.

1

Page 2: ggn kpribdian

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI KEPRIBADIAN

Kata “kepribadian” (personality) sesungguhnya berasal dari kata latin: persona.

Pada mulanya kata persona ini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain

sandiwara di zaman romawi dalam memainkan perannya. Lambat laun, kata persona

(personality) berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu

yang diterima oleh individu dari kelompok masyarakat, kemudian individu tersebut

diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial yang

diterimanya. 2

Kepribadian (Allport, 1971) adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-

sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik/khas

dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kepribadian dapat didefinisikan

sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari

hari ke hari dalam kondisi yang biasanya; kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan

(kaplan).2

B. Pembentukan Kepribadian

Mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian, kita dapat

membedakannya dalam dua golongan :

1. Pengalaman yang umum, yaitu yang dialami oleh tiap-tiap individu dalam

kebudayaan tertentu. Pengalaman ini erat hubungannya dengan fungsi dan peranan

seseorang dalam masyarakat. Misalnya, sebagai laki-laki atau wanita seseorang

mempunyai hak dan kewajiban tertentu. Beberapa dari peran itu dipilih sendiri oleh

orang yang bersangkutan tetapi masih tetap terikat pada norma-norma masyarakat,

misalnya jabatan atau pekerjaan. Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak

dapat sepenuhnya diramalkan atau dikenali hanya berdasarkan pengetahuan tentang

struktur kebudayaan dimana orang itu hidup. Hal ini disebabkan karena :

a. Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama karena medianya

(orang tua, saudara, media massa dan lain-lain) tidaklah sama pula pada setiap

orang. Setiap orang tua atau media massa mempunyai pandangan dan

2

Page 3: ggn kpribdian

pendapatnya sendiri sehingga orang-orang yang menerima pandangan dan

pendapat yang berbeda-beda itu akan berbeda-beda pula pendiriannya.

b. Tiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman yang khusus, yang terjadi

pada dirinya sendiri.2

2. Pengalaman yang khusus, yaitu yang khusus dialami individu sendiri. Pengalaman

ini tidak tergantung pada status dan peran orang yang bersangkutan dalam

masyarakat.

Pengalaman-pengalaman yang umum maupun yang khusus di atas memberi

pengaruh yang berbeda-beda pada tiap individu-individu itu pun merencanakan

pengalaman-pengalaman tersebut secara berbeda-beda pula sampai akhirnya ia

membentuk dalam dirinya suatu stuktur kepribadian yang tetap (permanen). Proses

integrasi pengalaman-pengalaman ke dalam kepribadian yang makin lama makin

dewasa, disebut proses pembentukan identitas diri. 2

Proses pembentukan identitas diri harus melalui berbagai tingkatan. Salah satu

tingkat yang harus dilalui adalah identifikasi, yaitu dorongan untuk menjadi identik

(sama) dengan orang lain, misalnya dengan ayah, ibu, kakak, saudara, guru, dan

sebagainya. Pada masa remaja, tahap identifikasi ini dapat menyebabkan kebingungan

dan kekaburan akan peran sosial, karena remaja-remaja cenderung mengidentifikasikan

dirinya dengan beberapa tokoh sekaligus, misalnya dengan ayahnya, bintang film

kesayangannya, tokoh politik favoritnya dan sebagainya. Kalau kekaburan akan peranan

sosial ini tidak dapat dihapuskan sampai remaja itu menjadi dewasa, maka besar

kemungkinannya ia akan menderita gangguan-gangguan kejiwaan pada masa dewasanya.

Karena itu penting sekali diusahakan agar remaja dapat menentukan sendiri identitas

dirinya dan berangsur-angsur melepaskan identifikasinya terhadap orang-orang lain

untuk akhirnya menjadi dirinya sendiri.2

C. TEORI KEPRIBADIAN

Ada empat teori kepribadian utama yang satu sama lain tentu saja berbeda, yakni teori

kepribadian psikoanalisis, teori-teori sifat (trait), teori kepribadian behaviorisme, dan

teori psikoligi kognitif. 2

1. Teori Kepribadian Psikoanalisis

Dalam mencoba mamahami sistem kepribadian manusia, Freud membangun

model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu sama

lain. Konflik dasar dari tiga sistem kepribadian tersebut menciptakan energi psikis

3

Page 4: ggn kpribdian

individu. Energi dasar ini menjadi kebutuhan instink individu yang menuntut

pemuasan. Tiga sistem tersebut adalah id, ego, dan superego. 2

Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari pemuasan segera impuls

biologis; ego mematuhi prinsip realita, menunda pemuasan sampai bisa dicapai

dengan cara yang diterima masyarakat, dan superego (hati nurani;suara hati) memiliki

standar moral pada individu. Jadi jelaslah bahwa dalam teori psikoanalisis Freud, ego

harus menghadapi konflik antara id ( yang berisi naluri seksual dan agresif yang selalu

minta disalurkan) dan super ego (yang berisi larangan yang menghambat naluri-naluri

itu). Selanjutnya ego masih harus mempertimbangkan realitas di dunia luar sebelum

menampilkan perilaku tertentu.2

Namun, dalam psikoanalisis Carl Gustav Jung, ego bukannya menghadapi

konflik antara id dan superego, melainkan harus mengelola dorongan-dorongan yang

datang dari ketidak sadaran kolektif (yang berisi naluri-naluri yang diperoleh dari

pengalaman masa lalu dari masa generasi yang lalu) dan ketidaksadaran pribadi yang

berisi pengalaman pribadi yang diredam dalam ketidaksadaran. Berbeda dengan

Freud, Jung tidak mendasarkan teorinya pada dorongan seks.2

Bagi erikson, misalnya meskipun ia mengakui adanya id, ego, dan superego,

menurutnya, yang terpenting bukannya dorongan seks dan bukan pula koflik antara id

dan superego. Bagi Erikson, manusia adalah makhluk rasional yang pikiran, perasaan,

dan perilakunya dikendalikan oleh ego. Jadi ego itu aktif, bukan pasif seperti pada

teori freud, dan merupakan unsur utama dari kepribadian yang lebih banyak

dipengarihi oleh faktor sosial daripada dorongan seksual. 2

2. Teori-Teori Sifat (Trait Theories)

Teori sifat ini dikenal sebagai teori-teori tipe (type theories) yang menekankan

aspek kepribadian yang bersifat relatif stabil atau menetap. Tepatnya, teori-teori ini

menyatakan bahwa manusia memiliki sifat atau sifat-sifat tertentu, yakni pola

kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu. Sifat-sifat yang stabil ini

menyebabkan manusia bertingkah laku relatif tetap dari situasi ke situasi. 2

Allport membedakan antara sifat umum (general trait) dan kecenderungan

pribadi (personal disposition). Sifat umum adalah dimensi sifat yang dapat

membandingkan individu satu sama lainnya. Kecenderungan pribadi dimaksudkan

sebagai pola atau konfigurasi unik sifat-sifat yang ada dalam diri individu. Dua orang

mungkin sama-sama jujur, namun berbeda dalam hal kejujuran berkaitan dengan sifat

4

Page 5: ggn kpribdian

lain. Orang pertama, karena peka terhadap perasaan orang lain, kadang-kadang

menceritakan “kebohongan putih” bagi orang ini, kepekaan sensitivitas adalah lebih

tinggi dari kejujuran. Adapun orang orang kedua menilai kejujuran lebih tinggi, dan

mengatakan apa adanya walaupun hal itu melukai orang lain. Orang mungkin pula

memilki sifat yang sama, tetapi dengan motif berbeda. Seseorang mungkin berhati-

hati karena ia takut terhadap pendapat orang lain, dan orang lain mungkin hati-hati

karena mengekspresikan kebutuhannya untuk mempertahankan keteraturan hidup.2

Termasuk dalam teori-teori sifat berikutnya adalah teori-teori dari Willim

Sheldom. Teori Sheldom sering digolongkan sebagai teori topologi. Meskipun

demikian ia sebenarnya menolak pengotakkan menurut tipe ini. Menurutnya, manusia

tidak dapat digolongkan dalam tipe ini atau tipe itu. Akan tetapi, setidak-tidaknya

seseorang memiliki tiga komponen fisik yang berbeda menurut derajat dan

tingkatannya masing-masing. Kombinasi ketiga komponen ini menimbulkan berbagai

kemungkinan tipe fisik yang isebutnya sebagai somatotipe. Menurut Sheldom ada

tiga komponen atau dimensi temperamental adalah sebagai berikut :2

a. Viscerotonia. Individu yang memiliki nilai viscerotonia yang tinggi, memiliki

sifat-sifat, antara lain suka makan enak, pengejar kenikmatan, tenang toleran,

lamban, santai, pandai bergaul.

b. Somatotonia. Individu dengan sifat somatotonia yang tinggi memiliki sifat-sifat

seperti berpetualang dan berani mengambil resiko yang tinggi, membutuhkan

aktivitas fisik yang menantang, agresif, kurang peka dengan perasaan orang lain,

cenderung menguasai dan membuat gaduh.

c. Cerebretonia. Pribadi yang mempunyai nilai cerebretonia dikatakan bersifat

tertutup dan senang menyendiri, tidak menyukai keramaian dan takut kepada

orang lain, serta memiliki kesadaran diri yang tinggi. Bila sedang di rundung

masalah, Ia memiliki reaksi yang cepat dan sulit tidur.

3. Teori Kepribadian Behaviorisme

Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperoleh perbendaharaan

tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukanlah agen penyebab tingkah laku, melainkan

tempat kedudukan atau suatu poin yang faktor-faktor lingkungan dan bawaan yang

khas secara bersama-sama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula pada

individu tersebut.2

5

Page 6: ggn kpribdian

Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan pada penemuan pola

yang khas dari kaitan antara tingkah laku organisme dan berbagai konsekuensi yang

diperkuatnya. 2

Selanjutnya, Skinner telah menguraikan sejumlah teknik yang digunakan untuk

mengontrol perilaku. Tekhnik tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1) Pengekangan fisik (psycal restraints)

Menurut skinner, kita mengntrol perilaku melalui pengekangan fisik.

Misalnya, beberapa dari kita menutup mulut untuk menghindari diri dari

menertawakan kesalahan orang lain. Orang kadang-kadang melakukannya dengan

bentuk lain, seperti berjalan menjauhi seseorang yang tealh menghina ita agar tidak

kehilangan kontrol dan menyerang orang tersebut secara fisik.

2) Bantuan fisik (physical aids)

Kadang-kadang orang menggunakan obat-obatan untuk mengontrol perilaku yang

tidak dinginkan. Misalnya, pengendara truk meminum obat perangsang agar tidak

mengatuk saat menempuh perjalanan jauh. Bantuan fisik bisa juga digunakan untuk

memudahkan perilaku tertentu, yang bisa dilihat pada orang yang memiliki

masalah penglihatan dengan cara memakai kacamata.

3) Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus conditions)

Suatu tekhnik lain adalah mengubah stimulus yang bertanggunggung jawab.

Misalnya, orang yang berkelebihan berat badan menyisihkan sekotak permen dari

hadapannya sehingga dapat mengekang diri sendiri.

4) Memanipulasi kondisi emosional (manipulating emotional conditions)

Skinner menyatakan terkadang kita mengadakan perubahan emosional dalam diri

kita untuk mengontrol diri. Misalnya, beberapa orang menggunakan tekhnik

meditasi untuk mengatasi stess.

5) Melakukan respons-respons lain (performing alternativeresponses)

Menurut Skinner, kita juga sering menahan diri dari melakukan perilaku yang

membawa hukuman dengan melakukan hal lain. Misalnya, untuk menahan diri

agar tidak menyerang orang yang sangat tidak kita sukai, kita mungkin melakukan

tindakan yang tidak berhubungan dengan pendapat kita tentang mereka.

6) Menguatkan diri secara positif (positif self-reinforcement)

Salah satu teknik yang kita gunakan untuk mengendalikan perilaku menurut

Skinner, adalah positive self-reinforcement. Kita menghadiahi diri sendiri atas

perilaku yang patut dihargai. Misalnya, seorang pelajar menghadiahi diri sendiri

6

Page 7: ggn kpribdian

karena telah belajar keras dan dapat mengerjakan ujian dengan baik, dengan

menonton film yang bagus.

7) Menghukum diri sendiri (self punishment)

Akhirnya, seseorang mengkin menghukum diri sendiri karena gagal mencapai

tujuan diri sendiri. Misalnya, seorang mahasiswa menghukum dirinya sendiri

karena gagal melakukan ujian dengan baik dengan cara menyendiri dan belajar

kembali dengan giat.

4. Teori Psikologi Kognitif

Menurut para ahli, teori psikologi kognitif dapat dikatakan berawal dari

pandangan psikologi Gestalt. Mereka berpendapat bahwa dalam memersepsi

lingkungannya, manusia tidak sekadar mengandalkan diri pada apa yang diterima dari

penginderaannya, tetapi masukan dari pengindraan itu, diatur, saling dihubungkan dan

diorganisasikan untuk diberi makna, dan selanjutnya dijadikan awal dari suatu

perilaku. 2

Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian manusia

tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama lain saling terkait dalam

lapangan kesadaran (kognisi). Dalam teori ini, unsur psikis dan fisik tidak dipisahkan

lagi, karena keduanya termasuk dalam kognisi manusia. Bahkan, dengan teori ini

dimungkinkan juga faktor-faktor diluar diri dimasukkan (diwakili) dalam lapangan

psikologis atau lapangan kesadaran seseorang. 2

D. GANGGUAN KEPRIBADIAN

1. Definisi

Gangguan kepribadian (Aksis II pada DSM-IV) merupakan suatu ciri

kepribadian yang menetap, kronis, dapat terjadi pada hampir semua keadaan,

menyimpang secara jelas dari norma-norma budaya dan maladaptif serta

menyebabkan fungsi kehidupan yang buruk, tidak fleksibel dan biasanya terjadi

pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Hal ini disebabkan pada usia ini

masalah-masalah kepribadian sering bermunculan begitu luas dan komplek.3

Orang yang menderita gangguan kepribadian mempunyai sifat-sifat

kepribadian yang sangat kaku dan sulit menyesuaikan diri dengan

lingkungan sekitarnya. Akibatnya. dia akan mengalami “kerusakan” berat

7

Page 8: ggn kpribdian

dalam hubungan sosialnya atau dalam bidang pekerjaannnya atau dirinya

terasa sangat menderita.

Gejala-gejala dari orang dengan gangguan kepribadian biasanya

alloplastik. Artinya, orang dengan gangguan kepribadian akan berusaha

merubah lingkungan untuk disesuaikan dengan keinginannya. Selain itu,

gejala-gejalanya juga egosintonik. Artinya, orang dengan gangguan

kepribadian dapat menerima dengan baik gejala-gejalanya. Umumnya orang

dengarn gangguan kepribadian menolak bantuan secara psikiatrik.

2. Etiologi

2.1 Faktor Genetik

Salah satu buktinya berasal dari penelitian gangguan psikiatrik pada 15.000

pasangan kembar di Amerika Serikat. Diantara kembar monozigotik, angka

kesesuaian untuk gangguan kepribadian adalah beberapa kali lebih tinggi

dibandingkan kembar dizigotik. Selain itu menurut suatu penelitian, tentang

penilaian multiple kepribadian dan temperamen, minat okupasional dan waktu

luang, dan sikap social, kembar monozigotikyang dibesarkan terpisah adalah

kira-kira sama dengan kembar monozigotik yang dibesarkan bersama-sama.4

2.2 Faktor Temperamental

Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin

berhubungan dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa. Contohnya,

anak-anak yang secara temperamental ketakutan mungkin mengalami

kepribadian menghindar.4

2.3 Faktor Biologis

Hormon. Orang yang menunjukkan sifat impulsive seringkali juga

menunukkan peningkatan kadar testosterone, 17-estradiol dan estrone.

Neurotransmitter. Penilaian sifat kepribadian dan system dopaminergik dan

serotonergik, menyatakaan suatu fungsi mengaktivasi kesadarandari

neurotransmitter tersebut. Meningkatkan kadaar serotonin dengan obat

seretonergik tertentu seperti fluoxetine dapat menghasilkan perubahan

dramatik pada beberapa karakteristik kepribadian. Serotonin menurunkan

depresi, impulsivitas.

Elektrofisiologi. Perubahan konduktansi elektrik pada elektroensefalogram

telah ditemukaan pada beberaapa pasien dengan gangguan kepribadian, paling

8

Page 9: ggn kpribdian

sering pada tipe antisocial dan ambang, dimana ditemukan aktivitas

gelombang lambat.4

2.4 Faktor Psikoanalitik

Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat kepribadian berhubungan dengan

fiksasi pada salah satu stadium perkembangan psikoseksual. Fiksasi pada

stadium anal, yaitu anakyang berlebihan atau kurang pada pemuasan anal

dapat menimbulkan sifat keras kepala, kikir dan sangat teliti.4

3. Klasifikasi

Dalam Diagnostik and Statistical Manual of Mental Disorders edisi

keempat (DSM-IV), gangguan kepribadian dikelompokkan ke dalam 3 kelompok,

yaitu:5

a. Kelompok A, terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid dan

skizotipal. Orang dengan gangguan seperti ini seringkali tampak aneh dan

eksentrik.

b. Kelompok B, terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, ambang,

histrionik dan narsistik. Orang dengan gangguan ini sering tampak

dramatik, emosional, dan tidak menentu.

c. Kelompok C, terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen

dan obsesif-kompulsif, dan satu kategori yang dinamakan gangguan

kepribadian yang tidak ditentukan (contohnya adalah gangguan kepribadian

pasif-agresif dan gangguan kepribadian depresif). Orang dengan gangguan

ini sering tampak cemas atau ketakutan.

Menurut PPDGJ, klasifikasi gangguan kepribadian sebagai berikut:6

3.1 Gangguan kepribadian khas

3.1.1 gangguan kepribadian paranoid

3.1.2 gangguan kepribadian skizoid

3.1.3 gangguan kepribadian dissosial

3.1.4 gangguan kepribadian emosional tak stabil

3.1.5 gangguan kepribadian histrionik

3.1.6 gangguan kepribadian anankastik

3.1.7 gangguan kepribadian cemas

3.1.8 gangguan kepribadian dependen

3.1.9 gangguan kepribadian khas lainnya

9

Page 10: ggn kpribdian

3.1.10 gangguan kepribadian YTT

3.2 Gangguan kepribadian campuran dan lainnya

3.2.1 gangguan kepribadian campuran

3.2.2 gangguan kepribadian yang bermasalah

Berikut akan dijelaskan satu persatu beberapa tipe gangguan kepribadian yang

telah disebutkan di atas:

Gangguan Kepribadian Paranoid

Orang dengan gangguan kepribadian paranoid ditandai dengan adanya perasaan

curiga yang berlebihan pada orang lain. Mereka menolak tanggung jawab atas perasaan

mereka sendiri dan melemparkan tanggung jawab pada orang lain. Mereka seringkali

bersikap bermusuhan, mudah tersinggung dan marah termasuk pasangan yang cemburu

secara patologis. Mereka seringkali bertanya tanpa pertimbangan, tentang loyalitas dan

kejujuran teman atau teman kerjanya atau cemburu dengan bertanya-tanya tanpa

pertimbangan tentang kesetiaan pasangan atau mitra seksualnya. Gangguan ini lebih sering

terdapat pada laki-laki dibandingkan wanita. Berdasarkan suatu penelitian menunjukkan

bahwa paranoid personality disorder banyak terdapat pada pasien dengan skizofrenia dan

gangguan delusi (Nida UI Hasanat, 2004 : 11).

Menurut teori psikodinamika, gangguan ini merupakan mekanisme pertahanan ego

proyeksi, orang tersebut melihat orang lain mempunyai motif merusak dan negatif, bukan

dirinya. Ada kecenderungan untuk membanggakan dirinya sendiri karena menganggap

dirinya mampu berfikir secara rasional dan objektif, padahal sebenarnya tidak. Dalam situasi

sosial, orang dengan kepribadian paranoid mungkin tampak sibuk dan efisisen, tetapi mereka

seringkali menciptakan ketakutan dan konflik bagi orang lain. Dan berdasarkan teori kognitif-

behavioral, orang dengan gangguan ini akan selalu dalam keadaan waspada, karena tidak

mampu membedakan antara orang yang membahayakan dan yang tidak (Martaniah, 1999 :

74).

Epidemiologi

10

Page 11: ggn kpribdian

Prevalensi gangguan kepribadian paranoid adalah 0,5 sampai 2,5%. Orang dengan gangguan

kepribadian jarang mencari pengobatan sendiri. Gangguan adalah lebih sering pada laki-laki

dibandingkan wanita.7

Gejala Klinis

Ciri penting dari gangguan kepribadian paranoid adalah kecendrungan yang pervasif dan

tidak diinginkan untuk menginterpretasikan tindakan orang lain sebagai merendahkan atau

mengancam secara disengaja. Pasien mengeksternalisasikan emosinya sendiri dan

menggunakan pertahanan proyeksi yaitu mereka menghubungkan kepada orang lain impuls

dan pikiran yang tidak dapat diterimanya sendiri. Pasien dengan gangguan adalah terbatas

secara afektif dan tampak tidak memiliki emosi. Mereka membanggakan dirinya sendiri

karena mampu rasional dan objektif, tetapi sebenarnya tidak. Dalam situasi sosial, orang

dengan gangguan kepribadian paranoid mungkin tampak seperti sibuk dan efisien, tetapi

mereka seringkali menciptakan ketakutan atau konflik bagi orang lain.7

Kriteria Diagnostik Gangguan Paranoid :

A. Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang pervasif kepada orang lain sehingga motif

mereka dianggap sebagai berhati dengki, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak

dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut :

1. Menduga, tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain memanfaatkan, membabayakan,

atau menghianati dirinya.

2. Preokupasi dengan keraguan yang tidak pada tempatnya tentang loyalitas atau

kejujuran teman atau rekan kerja.

3. Enggan untuk menceritakan rahasianya kepada orang lain karena rasa takut yang tidak

perlu bahwa informasi akan digunakan secara jahat melawan dirinya.

4. Membaca arti merendahkan atau mengancam yang tersembunyi dari ucapan atau

kejadian yang biasa.

5. Secara persisten menanggung dendam, yaitu tidak memaafkan kerugian, cedera, atau

kelalaian.

6. Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak bagi orang

lain dan dengan cepat bereaksi secara marah atau balas menyerang.

11

Page 12: ggn kpribdian

7. Memiliki kecurigaan yang berlulang, tanpa pertimbangan, tentang kesetiaan pasangan

atau mitra seksual.

B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu gangguan mood dengan

ciri psikotik, atau gangguan psikotik lain dan bukan karena efek fisiologis langsung dari

kondisi medis umum.7

Diagnosa Banding

- Gangguan delusional : karena waham yang terpaku tidak ditemukan pada gangguan

kepribadian paranoid

- Skizofrenia paranoid : karena halusinasi dan fikiran formal tidak ditemukan pada

gangguan kepribadian paranoid.

- Gangguan kepribadian ambang : karena pasien paranoid jarang mampu terlibat

secara berlebihan dan rusuh dalam persahabatan dengan orang lain seperti pasien

ambang. Pasien paranoid tidak memiliki karakter antisosial sepanjang riwayat

perilaku antisosial.

- Gangguan schizoid : adalah menarik dan menjauhkan diri tetapi tidak memiliki

gagasan paranoid.7

Perjalanan penyakit dan prognosis

Tidak ada penelitian jangka panjang yang adekuat terhadap pasien gangguan

kepribadian paranoid yang telah dilakukan. Pada beberapa orang gangguan kepribadian

paranoid adalah terjadi seumur hidup. Pada orang lain, gangguan ini adalah tanda dari

skizofrenia. Pada orang lain lagi, saat mereka menjadi semakin matang dan stres

menghilang, sifat paranoid memberikan jalan untuk pembentukan reaksi, perhatian yang

tepat terhadap moralitas dan perhatian altruistik. Tetapi, pada umumnya, pasien dengan

gangguan kepribadian paranoid memiliki masalah seumur hidupnya dan tinggal bersama

orang lain. Masalah pekerjaan dan perkawinan adalah sering ditemukan. 7

Terapi :

- Psikoterapi. Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi kelompok, karena itu

ahli terapi harus berhadapan langsung dalam menghadapi pasien, dan harus diingat

bahwa kejujuran merupakan hal yang sangat penting bagi pasien. Ahli terapi yang

terlalu banyak menggunakan interpretasi mengenai perasaan ketergantungan yang

12

Page 13: ggn kpribdian

dalam, masalah seksual dan keinginan untuk keintiman dapat meningkatkan

ketidakpercayaan pasien.

- Farmakoterapi Farmakoterapi berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan. Pada

sebagian besar kasus, obat antiansietas seperti diazepam (Valium) dapat

digunakan. Atau mungkin perlu untuk menggunakan anti psikotik, seperti thioridazine

(Mellaril) atau haloperidol (Haldol), dalam dosis kecil dan dalam periode singkat untuk

menangani agitasi parah atau pikiran yang sangat delusional. Obat anti psikotik

pimozide (Orap) bisa digunakan untuk menurunkan gagasan paranoid.7

Gangguan Kepribadian Skizoid

Menurut David & Neale dalam Nida UI Hasanat, orang dengan gangguan

kepribadian skizoid ditandai dengan tidak adanya keinginan dan tidak menikmati hubungan

sosial, mereka tidak memiliki teman dekat. Orang dengan gangguan ini tampak tidak menarik

karena tidak memiliki kehangatan terhadap orang lain dan cenderung untuk menjauhkan diri.

Jarang sekali memiliki emosi yang kuat, tidak tertarik pada seks dan aktivitas-aktivitas yang

menyenangkan . Mereka mungkin menjalani kehidupan mereka sendiri dengan kebutuhan

atau harapan untuk ikatan dengan orang lain yang sangat kecil. Riwayat kehidupan orang

tersebut mencerminkan minat sendirian dan pada keberhasilan pekerjaan yang tidak

kompetitif dan sepi yang sukar ditoleransi oleh orang lain. Kehidupan seksual mereka

mungkin hanya semata-mata dalam fantasi, dan mereka mungkin menunda kematangan

seksualitas tanpa batas waktu tertentu. Mampu menanamkan sejumlah besar energi afektif

dalam minat yang bukan manusia, seperti matematika dan astronomi, dan mereka mungkin

sangat tertarik pada binatang. Walaupun terlihat mengucilkan diri, tapi pada suatu waktu ada

kemungkinan orang tersebut mampu menyusun, mengembangkan dan memberikan suatu

gagasan yang asli dan kreatif (Kaplan & Saddock, 1997 : 250).

Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian skizoid tidak ditentukan secara jelas. Gangguan

mungkin mengenai 7,5% populasi umum. Rasio jenis kelamin untuk gangguan adalah

tidak diketahui, walaupun beberapa penelitian melaporkan suatu rasio laki-laki terhadap

wanita adalah 2 berbanding 1. Orang dengan gangguan cenderung mencari pekerjaan

sendirian yang melibatkan sedikit kontak atau tanpa kontak dengan orang lain. Banyak

13

Page 14: ggn kpribdian

orang menyukai kerja dimalam hari dibandingkan kerja disiang hari, sehingga mereka

tidak perlu berhadapan dengan orang banyak.7

Gejala klinis

Orang dengan gangguan kepribadian skizoid memberi kesan dingin dan

mengucilkan diri, dan mereka tampak menjauhkan diri dan tidak ingin terlibat dengan

peristiwa sehari-hari dan permasalahan orang lain. Mereka tampak tenang, jauh,

menutup diri dan tidak dapat bersosialisasi. Biasanya, orang dengan gangguan

kepribadian skizoid mengungkapkan ketidakmampuan seumur hidupnya untuk

mengekspresikan kemarahan secara langsung.7

Kriteria diagnostik untuk kepribadian schizoid

A. Pola pervasif pelepasan dari hubungan sosial dan rentang pengalaman

emosi yang terbatas dalam lingkungan interpersonal, dimulai pada masa dewasa awal dan

ditemukan dalam berbagai korteks, seperti yang dinyatakan oleh empat (atau lebih) berikut:

1. Tidak memiliki minat ataupun menikmati hubungan dekat, termasuk menjadi

bagian dari keluarga.

2. Hampir selalu memilih kegiatan secara sendirian.

3. Memiliki sedikit, jika ada, rasa tertarik untuk melakukan pengalaman seksual

dengan orang lain.

4. Merasakan kesenangan dalam sedikit, jika ada aktifitas.

5. Tidak memiliki teman dekat atau orang yang dipercaya selain sanak saudara derajat

pertama.

6. Tampak tidak acuh terhadap pujian atau kritik orang lain.

7. Menunjukkan kedinginan emosi, pelepasan atau pendataran afektivitas.

B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia , gangguan , suatu gangguan

mood dengan ciri psikotik , gangguan psikotik lain atau suatu gangguan perkembangan

pervasif , dan bukan karena efek fisiologis langsung dari kondisi medis umum.7

Diagnosis Banding

14

Page 15: ggn kpribdian

- Berbeda dengan pasien skizofrenia dan gangguan kepribadian skizotipal, pasien dengan

gangguan skizoid tidak memiliki sanak saudara skizofrenik, dan mereka mungkin

memiliki riwayat pekerjaan yang berhasil, jika terisolasi. Pasien skizofrenia juga berbeda

karena menunjukkan gangguan pikiran atau pikiran waham. Walaupun mereka memiliki

banyak sifat yang sama dengan pasien gangguan kepribadian skizoid, mereka dengan

gangguan paranaoid lebih menunjukkan keterlibatan sosial, riwayat perilaku verbal yang

agresif dan kecendrungan yang lebih besar untuk memproyeksikan perasaan mereka

kepada orang lain.

- Secara teoritis, perbedaan utama antara pasien gangguan kepribadian skizotipal dan

pasien gangguan kepribadian skizoid adalah bahwa pasien skizotipal menunjukan

kemiripan yang lebih banyak dengan pasien skizofrenik dalam hal keanehan persepsi,

pikiran, perilaku dan komunikasi.

- Pasien gangguan kepribadian menghindar adalah terisolasi tetapi memiliki

keinginan kuat untuk berperan serta dalam aktifitas, suatu karakteristik yang tidak

ditemukan pada pasien dengan gangguan kepribadian schizoid.7

Perjalanan penyakit dan diagnosis

Onset gangguan kepribadian skizoid biasanya pada masa anak-anak awal.

Gangguan kepribadian skizoid adalah berlangsung lama tetapi tidak selalu seumur

hidup. Proporsi pasien yang menjadi skizofrenia adalah tidak diketahui. 7

Terapi :

- Psikoterapi : Terapi pasien gangguan kepribadian skizoid adalah mirip dengan

terapi pasien gangguan kepribadian paranoid. Tetapi, kecendrungan pasien skizoid

ke arah introspeksi adalah konsisten dengan harapan ahli psikoterapi dan pasien

pasien skizoid mungkin menjadi pasien yang tekun, jika jauh. Saat kepercayaan

berkembang, pasien skizoid mungkin, dengan keragu-raguan yang kuat,

mengungkapkan suatu fantasi yang berlebihan, teman-temankhayalan dan ketakutan

ketergantungan yang tidak dapat ditanggung walaupun bersama dengan ahli terapi.

Dalam lingkungan terapi kelompok, pasien gangguan kepribadian skizoid mungkin diam

untuk jangka waktu yang lama, namun suatu waktu mereka akan ikut terlibat. Pasien

harus dilindungi dari serangan agresif anggota kelompok lain mengingat kecenderungan

mereka akan ketenangan. Dengan berjalannya waktu, anggota kelompok menjadi penting

15

Page 16: ggn kpribdian

bagi pasien skizoid dan dapat memberikan kontak sosial satu-satunya dalam keberadaan

mereka yang terisolasi.

- Farmakologi terapi : farmakologi terapi dengan antipsikotik dosis kecil,

antidepresan dan psikostimulan telah efektif pada beberapa pasien.7

Gangguan Kepribadian Skizotipal

Orang dengan gangguan skizotipal adalah sangat aneh dan asing walaupun bagi orang

awam karena mereka memiliki gagasan yang aneh, pikiran magis, gagasan menyangkut diri

sendiri, waham dan derealisasi yang merupakan bagian dari dunia orang skizotipal setiap

harinya. Dunia mereka terisi oleh hubungan khayalan yang jelas dan ketakutan dan fantasi

yang mirip anak-anak. Ada kecenderungan bahwa mereka percaya jika mereka memiliki

kekuatan pikiran yang khusus. Mereka mungkin mengakui bahwa mereka memiliki ilusi

perseptual atau mikropsia atau orang terlihat oleh mereka sebagai kayu atau jadi-jadian.

Pembicaraandengan orang yang mengalami gangguan kepribadian skizotipal mungkin aneh

atau janggal dan hanya memiliki arti bagi diri mereka sendiri. Menurut David & Neale dalam

Nida AI Hasanat, orang tua dengan skizofrenia mempunyai resiko tinggi untuk memiliki anak

dengan gangguan kepribadian skizotipal. Pada penemuan lain juga menunjukkan bahwa

orang tua dengan gangguan jiwa lain juga mempunyai resiko yang sama untuk memiliki anak

dengan gangguan kepribadian skizotipal.8

Gejala Klinis

Dalam gangguan kepribadian skizotipal, pikiran dan komunikasi adalah terganggu. Orang

dengan gangguan kepribadian skizotipal mungkin tidak mengetahui perasaan mereka sendiri;

malah mereka sangat peka dalam mendeteksi perasaan orang lain, khususnya afek negatif

seperti kemarahan. Mereka mungkin percaya bahwa mereka memiliki kekuatan pikiran dan

tilikan yang khusus. Walaupun tidak ada gangguan berpikir yang jelas, pembicaraan mereka

mungkin sering memerlukan interpretasi. Pembicaraan orang dengan gangguan kepribadian

skizotipal mungkin aneh atau janggal dan hanya memiliki arti bagi diri mereka sendiri.

Mereka menunjukkan hubungan interpersonal yang buruk dan mungkin berkelakuan secara

tidak sesuai.7

16

Page 17: ggn kpribdian

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Skizotipal

A. Pola pervasif deficit sosial dan interpersonal yang ditandai oleh ketidak senangan

akut dengan, dan penurunan kapasitas untuk, hubungan erat dan juga oleh

peyimpangan kognitif atau persepsi dan perilaku eksentrik, dimulai pada masa

dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks , seperti yang ditunjukkan oleh lima

(atau lebih) berikut:

1. Gagasan yang menyangkut diri sendiri (ideas of reference) kecuali waham yang

menyangkut diri sendiri.

2. Keyakinan aneh atau pikiran magis yang mempengaruhi perilaku dan tidak konsisten

dengan norma cultural (misalnya, percaya takhyul), (superstitiousness), percaya

dapat melihat apa yang akan terjadi (clairvoyance), telepati, atau indera keenam,

pada anak-anak dan remaja khayalan atau preokupasi yang kacau)

3. Pengalaman persepsi yang tidak lazim, termasuk ilusi tubuh.

4. Pikiran dan bicara yang aneh (misalnya, samar-samar, sirkumstansialitas, metaforik,

terlalu berbelit-belit, atau stereotipik )

5. Kecurigaan atau ide paranoid.

6. Afek yang tidak sesuai atau terbatas.

7. Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik atau janggal.

8. Tidak memiliki teman akrab atau orang yang dipercaya selain sanak saudara derajat

pertama

9. Kecemasan sosial yang bertebihan yang tidak menghilang dengan keakraban dan

cenderung disertai dengan ketakutan paranoid ketimbang pertimbangan negative

tentang diri sendiri.

B. Tidak terjadi semata- mata selama perjalanan skizofrenia , suatu gangguan mood dengan

ciri psikotik lain , atau suatu gangguan perkembangan pervasif.7

Diagnosa Banding

^ Secara teoritis, pasien dengan gangguan kepribadian skizotipal dapat dibedakan dari

pasien gangguan kepribadian schizoid dan menghindar oleh adanya keanehan dalam

perilaku, pikiran, persepsi, dan komunikasi mereka dan kemungkinan oleh riwayat

keluarga yang jelas adanya skizofrenia.

17

Page 18: ggn kpribdian

^ Pasien gangguan kepribadian skizotipal dapat dibedakan dari pasien skizofrenik

oleh tidak adanya psikosis. Jika psikosis memang ditemukan, gejala tersebut adalah

singkat dan terpecah.

^ Pasien gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh kecurigaan, tetapi tidak

memiliki perilaku yang aneh seperti pada pasien gangguan kepribadian skizotipal. 7

Perjalanan penyakit dan prognosis

Penelitian jangka panjang oleh Thomas McGlashan melaporkan bahwa 10 persen

orang dengan gangguan kepribadian skizotipal akhirnya melakukan bunuh diri.

Penelitian retrospektif telah menunjukkan bahwa banyak pasien yang diperkirakan

menderita skizofrenia sebenarnya menderita gangguan kepribadian skizotipal dan

pemikiran klinis sekarang ini adalah bahwa skizotipe adalah kepribadian pramorbid dari

pasien skizofrenia. Tetapi banyak pasien mempertahankan kepribadian skizotipal

sepanjang hidupnya dan menikah dan bekerja walaupun keanehan mereka.7

Terapi :

- Psikoterapi : pikiran yang aneh dan ganjil dari pasien gangguan kepribadian

skizotipal harus ditangani dengan berhati-hati. Beberapa pasien terlibat dalam

pemujaan, praktek religius yang aneh, dan okulitis. Ahli terapi tidak boleh

menertawakan aktifitas tersebut atau mengadili kepercayaan atau aktifitas mereka.

- Farmakoterapi : medikasi antipsikotik berguna untuk mengatasi gagasan mengenai

diri sendiri, waham, dan gejala lain dari gangguan dan dapat digunakan bersama-

sama dengan psikoterapi. Hasil yang positif telah dilaporkan dengan haloperidol.

Anti depresan digunakan jika ditemukan suatu komponen depresif dari kepribadian. 7

Gangguan Kepribadian Anti Soslal

Gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh tindakan antisosial atau kriminal.

Gangguan ini lebih pada ketidakmampuan untuk mematuhi norma sosial yang melibatkan

banyak aspek perkembangan remaja dan dewasa pasien. Keadaan seperti ini paling sering

ditemukan perkotaan yang miskin dan diantara penduduk yang berpindah-pindah dalam

daerah tersebut. Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali menunjukkan

kesan luar yang normal dan bahkan hangat dan mengambil muka. Tetapi riwayat penyakitnya

18

Page 19: ggn kpribdian

menemukan banyak daerah kehidupan yang mengalami gangguan. Menurut David & Neale,

gangguan ini muncul sebelum usia 15 tahun yang ditandai dengan perilaku nakal, lari diri

dari rumah, sering berbohong, mencuri, membakar, atau merusak dengan cara lain.Pola ini

akan berlanjut hingga dewasa yang ditandai dengan tidak memiliki tanggung jawab, bekerja

tidak konsisten, melawan hukum, agresif, gegabah, impulsif,dan gagal dalam merencanakan

sesuatu (Nida AL Hasanat, 2004 : 24).

David & Neale juga menambahkan psikopati (Sosiopati) disamping gangguan

kepribadian antisosial. Orang dengan psikopati dengan tidak memiliki rasa malu, miskin

emosi baik emosi positif maupun negatif. ‘Charming’ dan memanipulasi orang

lain untuk mencapai tujuannya. Kurang mengalami kecemasan sehingga tidak belajar dari

kesalahannya. Karena tidak memiliki emosi positif, ia menjadi orang yang tidak memiliki

tanggung jawab terhadap orang lain (Nida AI Hasanat, 2004 : 26). Menurut teori biologis,

gangguan ini disebabkan beberapa faktor, yaitu : (a) kelebihan kromosom Y (laki-laki),

menyebabkan pola XYY bukan XY yang normal pada kromoson 23. tapi teori ini tidak

diterima, (b) Testosteron menjadi penyebab agresivitas laki-laki, (c) adanya keabnormalan

pada otak, (d) karena kurang belajar dan perhatian yang neuropsikologis, dan (e) karena

faktor keturunan. Sedangkan menurut teori psikologis, gangguan ini disebabkan oleh : (1)

kondisi keluarga yang disharmoni dan ketidakkonsistenan dalam pengasuhan anak, (2) orang

tua yang terlalu permisif dan kurang memperhatikan perilaku anak yang tidak benar, (3)

orang tua yang tidak menunjukkan afeksi, (4) pendidikan yang didapat kurang memadai, dan

(5) adanya pendapat bahwa antisosial datang dari semua kelas sosial yang ayahnya antisosial.

Juga adanya penelitian korelasional yang menunjukkan bahwa banyak orang antisosial yang

depresif dan cemas. Hanya saja belum ditemukan apakah itu penyebab atau dampak dari

gangguan kepribadian antisosial (Martaniah, 1999 : 71). Treatment yang dapat diberikan

yaitu (Kaplan & Saddock, 1997 : 255):

Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian anttisosial adalah 3 persen pada laki-laki dan 1 persen

pada wanita. Keadaan ini paling sering ditemukan pada daerah perkotaan yang miskin

dan diantara penduduk yang berpindah-pindah dalam daerah tersebut. Onset gangguan

adalah sebelum usia 15 tahun. Anak perempuanh biasanya memiliki gejala sebelum

pubertas dan anak laki-laki bahkan lebih awal.7

19

Page 20: ggn kpribdian

Gejala klinis

Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali menunjukkan kesan luar yang

normal dan bahkan hangat dan mengambil muka. Tetapi riwayat penyakitnya

menemukan banyak daerah fungsi kehidupan yang mengalami gangguan. Membohong,

membolos, melarikan diri dari rumah, mencuri, berkelahi, penyalahgunaan zat dan

aktivitas ilegal adalah pengalaman tipikal yang dilaporkan pasien sejak masa anak-anak.

Pasien gangguan kepribadian antisosial tidak menunjukkan adanya kecemasan atau

depresi yang mungkin sangat tidak sesuai dengan situasi mereka dan penjelasan mereka

sendiri tentang perilaku antisosial menyebabkannya terasa tidak masuk akal. Namun

demikian, isi mental pasien mengungkapkan sama sekali tidak ada waham dan tanda

lain pikiran irasional. Mereka sangat manipulatif dan seringkali mampu berbicara

dengan orang lain untuk berperan serta dalam skema yang melibatkan cara mudah untuk

mendapatkan uang atau untuk mencapai ketenaran, yang akhirnya dapat menyebabkan

kerugian finansial atau penghinaan sosial atau keduanya bagi mereka yang tidak berhati-

hati. Pasien gangguan kepribadian antisosial tidak menceritakan kebenaran dan tidak

dapat dipercaya untuk menjalankan suatu tugas atau terlibat dalam standar moralitas

yang konvensional. Promiskuitas, penyiksaan pasangan, penyiksaan anaka, mengendarai

sambil mabuk adalah peristiwa yang sering ditemukan dalam kehidupan pasien. Suatu

temuan yang jelas adalah tidak adanya penyesalan akan tindakan tersebut; yaitu pasien

tampak tidak menyadarinya.7

Kriteria Diagnostik Gangguan Kelpribadian Anti Sosial

A. Terdapat pola pervasif tidak menghargai dan melanggar hak orang lain yang terjadi

sejak usia 45 tahun , seperti yang ditunjukkan oleh tiga ( atau lebih ) berikut :

1. Gagal untuk mematuhi norma sosial dengan menghormati perilaku sesuai hukum

seperti yang ditunjukkan dengan berulang kali melakukan tindakan yang menjadi

dasar penahanan.

2. Ketidakjujuran, seperti yang ditunjukkan oleh berulang kali berbohong,

menggunakan nama samaran, atau menipu orang lain untuk mendapatkan

keuntungan atau menipu orang lain untuk mendapatkan keuntungan atau

kesenangan pribadi.

3. Impulsivitas atau tidak dapat merencanakan masa depan

20

Page 21: ggn kpribdian

4. Iritabilitas dan agresivitas, seperti yang ditunjukkan oleh perkelahian fisik atau

penyerangan yang berulang.

5. Secara sembrono mengabaikan keselamatan diri sendiri atau orang lain.

6. Terus menerus tidak bertanggung jawab, seperti ditunjukkan oleh kegagalan

berulang kali untuk mempertahankan perilaku kerja atau menghormati kewajiban

financial.

7. Tidak adanya penyesalan, seperti yang ditunjukkan oleh acuh tak acuh terhadap

atau mencari-cari alasan telah disakiti, dianiaya, atau dicuri oleh orang lain

B. Individu sekurang-kurangnya berusia 18 tahun.

C. Terdapat tanda-tanda gangguan konduksi dengan onset sebelum usia 15 tahun.

D. Terjadinya perilaku antisosial tidak semata-mata selama perjalanan skizofrenia atau

suatu episode manik.7

Diagnosa Banding

- Gangguan kepribadian antisosial dapat dibedakan dari perilaku illegal dimana

gangguan kepribadian antisocial melibatkan banyak bidang dalam kehidupan

seseorang.

- Dalam mendiagnosis gangguan kepribadian antisosial, klinisi harus

mempertimbangkan efek yang mengganggu dari status sosioekonomi, latar belakang

kultural, dan jenis kelamin pada manifestasinya, selain itu diagnosis gangguan

kepribadian antisosial tidak diperlukan jika retardasi mental, skizofrenia, atau mania

dapat menjelaskan gejala.7

Terapi

- Psikoterapi : Jika pasien merasa bahwa mereka berada diantara teman-teman sebayanya,

tidak adanya motivasi mereka untuk berubah bisa menghilang, kemungkinan karena hal

itulah kelompok yang menolong diri sendiri (selfhelp group) akan lebih berguna

dibandingkan di penjara dalam menghilangkan gangguan. Tetapi, ahli terapi harus

menemukan suatu cara untuk menghadapi perilaku merusak pada pasien. Dan untuk

mengatasi rasa takut pasien terhadap keintiman, ahliterapi harus menggagalkan usaha

pasien untuk melarikan diri dari perjumpaan dengan orang lain.

21

Page 22: ggn kpribdian

- Farmakoterapi : digunakan untuk menghadapi gejala yang diperkirakan akan timbul

seperti kecemasan, penyerangan, dan depresi. Tetapi, karena pasien seringkali merupakan

penyalahgunaan zat, obat harus digunakan secara bijaksana. Jika pasien menunjukkan

bukti-bukti adanya gangguan defisitatensi hiperaktivitas, psikostimulan, seperti

methylphenidate (Ritalin), mungkin digunakan. Harus dilakukan usaha untuk mengubah

metabolisme katekolamin dengan obat-obatan dan untuk mengendalikan perilaku impulsif

dengan obat antiepileptik, khususnya jika bentuk gelombang abnormal ditemukan pada

EEG.7

Gangguan Kepribadian Ambang

Pasien gangguan kepribadian ambang berada pada perbatasan antara neurosis dan

psikosis dan ditandai oleh afek, mood, perilaku, hubungan objek, dan cinta dari yang sangat

tidak stabil. Pasien gangguan kepribadian ambang hampir selalu tampak berada dalam

keadaan krisis. Pergeseran mood sering dijumpai. Pasien dapat bersifat argumentatif pada

suatu waktu dan terdepresi pada waktu selanjutnya dan selanjutnya mengeluh tidak memiliki

perasaan pada waktu lainnya. Gangguan ini lebih banyak terdapat pada wanita dibandingkan

laki-laki dan berdasarkan penelitian biologis ditemukan pada keluarga dimana ada yang

memiliki gangguan yang sama.9

Perilaku pasien gangguan kepribadian ambang sangat tidak bisa diramalkan; sebagai

akibatnya mereka jarang mencapai tingkat kemampuan mereka. Sifatmenyakitkan dari

kehidupan mereka dicerminkan oleh tindakan merusak diri sendiri yang berulang, misalnya

dengan mengiris pergelangan tangannya sendiri atau melakukan tindakan mutilasi diri

lainnya untuk mendapatkan bantuan dari orang lain, untuk mengekspresikan kemarahan, atau

untuk menumpulkan mereka sendiri dari afek yang melanda. Karena mereka merasakan

ketergantungan dan permusuhan, pasien gangguan kepribadian ambang memiliki hubungan

interpersonal yang tidak baik. Mereka dapat bergantung pada orang lain yang dekat dengan

mereka, dan mereka dapat mengekspresikan banyak kemarahan pada teman dekatnya jika

mengalami frustasi. Dilihat dari pendekatan kognitif-behavioral, orang yang mengalami

gangguan ini evaluasi dirinya selalau negatif, kurang percaya diri dalam mengambil

keputusan, motivasi rendah dan tidak mampu mencari tujuan jangka panjang (Martaniah,

1999 : 73)

22

Page 23: ggn kpribdian

Epidemiologi

Tidak ada penelitian prevalensi yang tersedia, tetapi gangguan kepribadian ambang

diperkirakan ada pada kira-kira 1 sampai 2 persen populasi dan dua kali lebih sering

pada wanita dibandingkan laki-laki.7

Gejala klinis

Pasien gangguan kepribadian ambang hampir selalu tampak berada dalam keadaan

krisis. Pergeseran mood sering dijumpai. Pasien dapat bersikap argumentatif pada suatu

waktu dan terdepresi pada waktu selanjutnya dan selanjutnya mengeluh tidak memiliki

perasaan pada waktu yang lainnya. Pasien mungkin memiliki episode psikiatrik singkat

(disebut mikropsikotik), bukannya serangan psikotik yang sepenuhnya dan gejala

psikotik pada pasien ganggguan kepribadian ambang hampir selalu terbatas, cepat atau

meragukan. Sifat menyakitkan dari kehidupan mereka dicerminkan oleh tindakan

merusak diri sendiri yang berulang. Pasien tersebut mungkin mengiris pergelangan

tangannya sendiri dan melakukan tindakan mutilasi diri lainnya untuk mendapatkan

bantuan dari orang lain, untuk mengekspresikan kemarahan atau untuk menumpulkan

mereka sendiri dari afek yang melanda. Karena mereka merasakan ketergantungan dan

permusuhan, pasien gangguan kepribadian ambang memiliki hubungan interpersonal

yang rusuh. Secara fungsional, pasien gangguan kepribadian ambang mengacaukan

hubungan mereka sekarang ini dengan memasukkan setiap orang dalam kategori baik

atau jahat.7

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Ambang

Pola pervasif ketidakstabilan hubungan interpersonal, citra diri, dan afek, dan

impulsivitas yang jelas pada dewasa awal dan ditemukan dalam berbagai konteks,

seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut :

1. Usaha mati-matian untuk menghindari ketinggalan yang nyata atau khayalan.

Catatan tidak termasuk perilaku bunuh diri atau mutilasi dari yang ditemukan dalam

criteria 5.

2. Pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan kuat yang ditandai oleh

perubahan antara ekstrim-ekstrim idealisasi dan devaluasi.

3. Gangguan identitas : citra diri atau perasaan diri sendiri yang tidak stabil secara

jelas dan persisten

23

Page 24: ggn kpribdian

4. lmpulsivitas pada sekurangnya dua bidang yang potensial membahayakan diri

sendiri (misalnya: berbelanja, seks, penyalahgunaan zat, ngebut gila-gilaan, pesta

makan). Catatan : tidak termasuk perilaku bunuh diri atau mutilasi diri yang

ditemukan dalam criteria 5.

5. Perilaku, isyarat, atau ancaman bunuh diri yang berulang kali, atau perilaku mutilasi

diri.

6. Ketidakstabilan afektif karena reaktivitas mood yang jelas (misalnya, disforia

episodik kuat, iritabilitas atau kecemasan biasanya berlangsung beberapa jam dan

jarang lebih dari beberapa hari).

7. Perasaan kosong yang kronis.

8. Kemarahan yang kuat dan tidak pada tempatnya atau kesulitan dalam

mengendalikan kemarahan (misalnya, sering menunjukkan temper, marah terus

menerus, perkelahian fisik berulang kali).

9. Ide paranoid yang transien dan berhubungan dengan stress, atau gejala disosiatif

yang parah.7

Diagnosis Banding

- Pembedaan dari skizofrenia dilakukan berdasarkan tidak adanya episode psikotik,

gangguan pikiran, atau tanda skizofrenia klasik lainnya yang berkepanjangan yang

dimiliki pasien ambang.

- Pasien gangguan kepribadian skizotipal menunjukkan pikiran yang sangat aneh,

gagasan yang aneh, dan gagasan menyangkut diri sendiri yang rekuren.

- Pasien gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh kecurigaan yang ekstrim.

Pada umumnya, pasien gangguan kepribadian ambang menunjukkan perasaan

kekosongan yang kronis, impulsivitas, mutilasi diri, episode psikotik singkat, usaha

bunuh diri manipulatif, dan biasanya keterlibatan yang menuntut dalam hubungan erat. 7

Perjalanan penyakit dan prognosis

Gangguan ini cukup stabil di mana pasien mengalami sedikit perubahan dengan

berjalannya waktu. Penelitian longitudinal tidak menunjukkan perkembangan ke arah

skizofrenia, tetapi pasien memiliki insidensi tinggi untuk mengalami episode gangguan

depresif berat. Diagnosis biasanya dibuat sebelum usia 40 tahun, jika pasien berusaha

24

Page 25: ggn kpribdian

mengambil pilihan pekerjaan, perkawinan dan pilihan lain dan tidak mampu mengatasi

stadium normal siklus kehidupan tersebut.7

Terapi

- Psikoterapi : Pendekatan berorientasi realitas lebih efektif dibandingkan interpretasi

bawah sadar secara mendalam. Terapi perilaku digunakan pada pasien gangguan

kepribadian ambang untuk mengendalikan impuls dan ledakan kemarahan dan untuk

menurunkan kepekaan terhadap kritik dan penolakan. Latihan keterampilan sosial,

khususnya dengan videotape, membantu pasien untuk melihat bagaimana tindakan

mereka mempengaruhi orang lain dan dengan demikian untuk meningkatkan perilaku

interpersonal mereka.

- Farmakoterapi : antidepresan memperbaiki mood yang terdepresi yang sering

ditemukan pada pasien. MAOI adalah efektif dalam memodulasi perilaku impulsif

pada beberapa pasien. Benzodiazepin, khususnya alprazolam, membantu kecemasan

dan depresi, tetapi beberapa pasien menunjukkan disinhibisi dengan kelas obat

tersebut. Antikonvulsan seperti karbamazepin, padat meningkatkan fungsi global

pada beberapa pasien. Obat serotonergik, seperti fluoxetine, adalah membantu pada

beberapa kasus.7

Gangguan Kepribadian Histrionik

Gangguan kepribadian histrionik dutandai oleh perilaku yang bermacam-macam,

dramatik, ekstovert pada orang yang meluap-luap dan emosional. Tetapi, menyertai

penampilan mereka yang flamboyan, seringkali terdapat ketidakmampuan untuk

mempertahankan hubungan yang mendalam dan berlangsung lama. Pasien dengan gangguan

kepribadian hitrionik menunjukkan perilaku mencari perhatian yang tinggi. Mereka

cenderung memperbesar pikiran dan perasaan mereka, membuat segalanya terdengar lebih

penting dibandingkan kenyataannya.Perilaku menggoda sering ditemukan baik pada pria

maupun wanita. Pada kenyataannya, pasien histrionik mungkin memiliki disfungsi

psikoseksual; wanita mungkin anorgasmik dan pria cenderung mengalami impotent. Mereka

mungkin bahwa melakukan impuls seksual mereka untuk menentramkan diri mereka bahwa

mereka menarik bagi jenis kelamin yang lain. Kebutuhan mereka akan ketentraman tidak ada

habisnya. Tetapi, hubungan mereka cenderung dangkal dan pasien dapat gagal lagi tapi asyik

dengan diri sendiri dan berubah-ubah (Kaplan & Saddock, 1997 : 20).

25

Page 26: ggn kpribdian

Ditinjau dari teori psikoanalisa, gangguan ini dapat muncul karena adanya parental

seductiveness khususnya ayah terhadap anak perempuan. Orang tua yang mengatakan bahwa

seks adalah sesuatu yang kotor tapi tidak sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan dimana

perilaku menunjukkan bahwa seks itu adalah hal yang menyenangkan dan diinginkan (Nida

Al Hasanat, 2004 : 20).

Epidemiologi

Menurut DSM-IV data yang terbatas dari penelitian populasi umum menyatakan suatu

prevalensi gangguan kepribadian histrionik kira-kira 2 sampai 3 %. Angka kira-kira 10

sampai 15% telah dilaporkan pada lingkungan kesehatan mental rawat inap dan rawat

jalan jika pemeriksaan terstruktur digunakan. Keadaan ini lebih sering didiagnosis pada

wanita dibandingkan laki-laki. 7

Gejala klinis

Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik menunjukkan perilaku mencari

perhatian yang tinggi. Pada kenyataannya, pasien histrionik mungkin memiliki disfungsi

psikoseksual: wanita mungkin anorgasmik dan laki-laki mungkin impoten. Pertahanan

utama pasien dengan gangguan kepribadian histrionik adalah represi dan disosiasi. 7

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Histrionik

Pola pervasif emosionalitas dan mencari perhatian yang berlebihan, dimulai pada

masa dewasa muda dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh

lima ( atau lebih ) berikut :

1. Tidak merasa nyaman dalam situasi dimana ia tidak merupakan pusat perhatian.

2. Interaksi dengan orang lain sering ditandai oleh godaan seksual yang tidak pada

tempatnya atau perilaku provokatif.

3. Menunjukkan pergeseran emosi yang cepat dan ekspresi emosi yang dangkal.

4. Secara terus menerus menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian

kepada dirinya.

5. Memiliki gaya bicara yang sangat impresionistik dan tidak memiliki perincian.

6. Menunjukkan dramitasi diri, teatrikal, dan ekspresi emosi yang berlebihan.

7. Mudah disugesti, yaitu mudah dipengaruhi oleh orang lain atau situasi.

8. Menganggap hubungan menjadi lebih intim ketimbang keadaan sebenarnya.7

26

Page 27: ggn kpribdian

Diagnosis Banding

- Perbedaan antara gangguan kepribadian histrionik dan gangguan kepribadian ambang

adalah sukar. Pada gangguan kepribadian ambang, usaha bunuh diri, difusi identitas dan

episode psikotik singkat adalah lebih sering. Walaupun kedua kondisi dapat didiagnosis

pada pasien yang sama, klinisi harus memisahkan keduanya.

- Gangguan somatisasi sindroma Briquet dapat terjadi bersama-sama dengan gangguan

kepribadian histrionik.

- Pasien dengan gangguan psikotik singkat dan gangguan disosiatif mungkin perlu

mendapatkan diagnosis penyerta gangguan kepribadian histrionik.7

Perjalanan penyakit dan prognosis

Dengan bertambahnya usia, pasien dengan gangguan kepribadian histrionik cenderung

menunjukkan gejala yang lebih sedikit, tetapi, karena mereka tidak memiliki energi yang

sama dengan yang dimilikinya saat masih muda. Pasien adalah pencari sensasi da mungkin

mengalami masalah dengan hukum, penyalahgunaan zat dan bertindak kepada siapa saja.7

Terapi

- Psikoterapi : Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik seringkali tidak menyadari

perasaan mereka yang sesungguhnya; dengan demikian penjelasan dalam (inner feeling)

mereka adalah suatu proses yang penting. Psikoterapi berorientasi psikoanalisis, baik

dalam kelompok atau individual, adalah terapi yang terpilih untuk gangguan kepribadian

histrionik.

- Farmakoterapi : dapat ditambahkan jika gejala adalah menjadi sasarannya seperti

penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatik, obat antiansietas untuk

kecernasan dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi.7

Gangguan Kepribadian Narsistik

Orang dengan kepribadian narsistik ditandai oleh meningkatnya rasa kepentingan dan

perasaan kebesaran yang unik. Mereka menganggap dirinya sebagai orang yang khusus dan

27

Page 28: ggn kpribdian

penting. Mereka menanggapi kritik secara buruk dan mungkin menjadi marah sekali jika ada

orang yang berani mengkritik mereka, atau merekamungkin tampak sama sekali acuh tak

acuh terhadap kritik. Yang mencolok adalah perasaan akan kebesaran nama mereka.

Persahabatan mereka rapuh dan mereka dapat menyebabkan orang lain marah karena mereka

menolak mematuhi aturan perilaku konvensional. Mereka tidak mampu menunjukkan empati,

dan mereka berpura-pura simpati hanya untuk mencapai kepentingan mereka sendiri. Pasien

memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap depresi. Kesulitan interpersonal,

penolakan, kehilangan dan masalah pekerjaan adalah stress-stress yang sering dihasilkan oleh

orang narsistik karena perilakunya. Stress-stress yang tidak mampu dihadapi oleh mereka.

Menurut pandangan psikoanalitik tradisonal, gangguan histrionok dan narsistik merupakan

variensi histeria. Dan bila dilihat dari sudut pandang psikoanalisis yang kognitif, kedua

gangguan ini (gangguan histrionok dan gangguan narsistik) adalah akibat dari

ketidakmampuan memfokuskan diri pada yang detail atau yang khusus, jadi dalam

memahami situasi dan problem dilakukan secara global (Martaniah, 1999 : 76).

Epidemiologi

Menurut DSM IV, perkiraan prevalensi gangguan kepribadian narsistik terentang antara 2

sampai 16 persen dalam populasi klinis dan kurang dari 1 persen dalam populasi umum.7

Gejala klinis

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin memiliki perasaan kebesaran akan

kepentingan dirinya. Mereka menganggap dirinya sendiri sebagai orang khusus dan

mengharapkan terapi yang khusus. Mereka tidak mampu menunjukkan empati dan mereka

berpura-pura simpati hanya untuk mencapai kepentingan mereka sendiri.pasien sering

memanfaatkan orang lain. Pasien memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap

depresi.7

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Narsistik (3)

Pola perfsif kebesaran (dalam khayalan atau perilaku), membutuhkan

kebanggaan, dan tidak ada empati, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam

berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut :

28

Page 29: ggn kpribdian

1. Memiliki rasa kepentingan diri yang besar (misalnya melebih-lebihkan bakat dan

kemampuannya, mengharap untuk dikenal sebagai seorang yang hebat tapi tidak

sepadan).

2. Preokupasi dengan khayalan akan keberhasilan, kekuatan, kecerdasan, kecantikan,

atau cinta ideal yang tidak terbatas.

3. Yakin bahwa ia adalah khusus dan unik dan dapat dimengerti hanya oleh atau harus

berhubungan dengan orang lain (atau institusi) yang khusus atau memiliki status

tinggi.

4. Membutuhkan kebanggaan yang berlebihan

5. Memiliki perasaan bernama besar, yaitu harapan yang tidak beralasan akan perlakuan

khusus atau kepatuhan otomatis sesuai harapannya.

6. Eksploatif secara interpersonal, yaitu mengambil keuntungan dari orang lain untuk

mencapai tujuannya sendiri.

7. Tidak memiliki tempat, tidak mau mengenali atau mengetahui perasaan dan

kebutuhan orang lain.

8. Sering cemburu terhadap orang lain dan merasa orang lain juga cemburu kepada

dirinya.

9. Mcmperlihatkan kesombongan, sikap congkak dan sombong.7

Diagnosis Banding

- Gangguan kepribadian ambang, histrionik dan antisosial sering ditemukan bersama-

sama dengan gangguan kepribadian narsistik, yang berarti bahwa diagnosis banding

adalah sukar. Pasien dengan gangguan kepribadian narsistik memiliki kecemasan

yang lebih keci daripada pasien dengan gangguan kepribadian ambang dan kehidupan

mereka cenderung kurang kacau.

- Usaha bunuh diri juga lebih mungkin berhubungan dengan pasien gangguan

kepribadian ambang dibandingkan pasien gangguan kepribadian narsistik.

- Pasien gangguan kepribadian antisosial memberikan riwayat perilaku impulsif,

seringkali disertai dengan penyalahgunaan alkohol atau zat lain, hal tersebut

seringkali menyebabkan mereka mendapatkan masalah dengan hukum.

- Dan pasien gangguan kepribadian histrionic menunjukkan ciri-ciri eksibisionisme dap

manipulativitas interpersonal yang mirip dengan pasien gangguan kepribadian narsitik.7

29

Page 30: ggn kpribdian

Perjalanan penyakit dan prognosis

Gangguan kepribadian narsistik adalah kronis dan sukar untuk diobati. Pasien dengan

gangguan harus secara terus menerus berhadapan dengan aliran narsisme mereka yang

diakibatkan oleh perilaku mereka sendiri atau dari pengalaman hidup.7

Terapi :

- Psikoterapi : Mengobati gangguan kepribadian narsistik sukar, karena pasien harus

meninggalkan narsismenya jika ingin mendapatkan kemajuan. Dokter psikiatric seperti

otto kernberg dan Heinz kohut menganjurkan pemakaian pendekatan psikoanalitik

untuk mendapatkan perubahan, tetapi banyak penelitian yang diperlukan untuk

mengabsahkan diagnosis dan untuk menentukan terapi yang terbaik.

- Farmakoterapi : lithium telah digunakan pada pasien yang memiliki pergeseran mood

sebagai bagian dari gambaran klinis. Karena pasien gangguan kepribadian narsistik

mentoleransi penolakan secara buruk dan rentan terhadap depresi, suatu anti depresan

mungkin juga digunakan.7

Gangguan Kepribadian Menghindar

Orang dengan gangguan kepribadian menghindar menunjukkan kepekaan yang

ekstrim terhadap penolakan, yang dapat menyebabkan penarikan diri dari kehidupan sosial.

Sebenarnya mereka tidak asosial karena menunjukkan keinginan yang kuat untuk berteman

tetapi mereka malu; mereka memerlukan jaminan yang kuat dan penerimaan tanpa kritik

yang tidak lazim. Orang dengan gangguan ini menginginkan hubungan dengan orang lain

yang hangat dan aman tapi membenarkan penghindaran mereka untuk membentuk

persahabatan kerena perasaan ketakutan mereka akan penolakan. Mereka mudah sekali keliru

dalam mengartikan komentar orang lain, seringkali komentar dari orang lain dianggap

sebagai suatu penghinaan atau ejekan. Pada umumnya sifat dari orang dengan gangguan

kepribadian menghindar adalah seorang yang pemalu. Menurut teori kognitif-behavioral,

pasien sangat sensitive terhadap penolakan karena adanya pengalaman masa kanak-kanak,

misalnya : karena mendapat kritik yang pedas dari orang tua (Martaniah, 1999 : 77).

30

Page 31: ggn kpribdian

Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian menghindar adalah 1 sampai 10 persen; seperti yang

didefinisikan, gangguan ini sering dijumpai. Tidak ada informasi tentang rasio jenis kelamin

dan pola familial.7

Gejala klinis

Hipersensitivitas terhadap penolakan oleh orang lain adalah gambaran klinis inti dari

gangguan kepribadian menghindar. Orang dengan gangguan menginginkan hubungan dengan

orang lain yang hangat dan aman tetapi membenarkan penghindaran mereka untuk

membentuk persahabatan karena perasaan ketakutan mereka akan penolakan. Saat berbicara

dengan seseorang, mereka mengekspresikan ketidakpastian dan tidak memiliki kepercayaan

diri dan mungkin berbicara dalam cara yang merendahkan diri sendiri. Orang dengan

gangguan biasanya tidak mau memasuki persahabatan kecuali mereka diberikan jaminan

yang kuat secara tidak biasanya akan penerimaan tanpa kritik. Sebagai akibatnya, mereka

seringkali tidak memiliki teman dekat atau teman kepercayaan. Pada umumnya, sifat

kepribadian dasar mereka adalah malu-malu. 7

Kriteria Diagnostik Gangguan kepribadian Menghindar.

Pola perfasiv hambatan sosial, perasaan tidak cakap, dan kepekaan berlebihan

terhadap penilaian negatif, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai

koteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut :

1. Mengindari aktivitas pekerjaan yang memerlukan kontak interpersonal yang

bermakna karena takut akan kritik, celaan dan penolakan.

2. Tidak mau terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan disenangi.

3. Menunjukkan keterbatasan dalam hubungan intim karena rasa takut dipermalukan

atau ditertawai

4. Preokupasi dengan sedang dikritik atau ditolak dalam situasi sosial

5. Terhambat dalam situasi interpersonal yang baru karena perasaan tidak ada kuat

6. Memandang diri sendiri tidak layak secara sosial karena merasa dirinya tidak

menarik atau lebih rendah dari orang lain.

7. Tidak biasanya enggan untuk mengambil resiko pribadi atau melakukan aktivitas

baru karena dapat membuktikan penghinaan7

31

Page 32: ggn kpribdian

Diagnosis Banding

- Pasien gangguan kepribadian menghindar menginginkan interaksi sosial,

dibandingkan dengan pasien gangguan kepribadian skizoid yang ingin sendirian.

- Pasien gangguan kepribadian menghindar adalah tidak menuntut, tidak mudah marah,

atau tidak dapat diramalkan seperti pasien gangguan kepribadian ambang dan

histrionic

- Gangguan kepribadian menghindar dan gangguan kepribadian dependen adalah

serupa. Pasien gangguan kepribadian dependen dianggap memiliki ketakutan yang

lebih tinggi akan penelantaran atau tidak dicintai dibandingkan pasien gangguan

kepribadian menghindar, tetapi gambaran klinisnya mungkin tidak dapat dibedakan. 7

Perjalanan penyakit dan prognosis

Banyak pasien gangguan menghindar mampu untuk berfungsi, asalkan mereka dalam

lingkungan yang terlindungi. Penghindaran fobik adalah sering ditemukan, dan pasien

gangguan kepribadian menghindar mungkin memberikan riwayat fobia sosial atau

berkembang menjdai fobia sosial selama perjalanan penyakitnya.7

Terapi :

- Psikoterapi : Ahli terapi mendorong pasien untuk ke luar ke dunia untuk melakukan apa

yang dirasakan mereka memiliki resiko tinggi penghinaan, penolakan dan kegagalan.

Tetapi ahli terapi harus berhati-hati saat memberikan tugas untuk berlatih keterampilan

sosial yang baru di luar terapi, karena kegagalan dapat memperberat harga diri pasien yang

telah buruk. Terapi kelompok dapat membantu pasien mengerti efek kepekaan mereka

terhadap penolakan pada diri mereka sendiri dan orang lain. Melatih ketegasan adalah

bentuk terapi perilaku yang dapat mengajarkan pasien untuk mengekspresikan kebutuhan

mereka secara terbuka dan untuk meningkatkan harga diri mereka.

- Farmakoterapi : Beberapa pasien tertolong oleh penghambat beta, seperti atenolol

(Tenormin), untuk mengatasi hiperaktivitas sistem saraf otonomik, yang cenderung tinggi

pada pasien dengan gangguan kepribadian menghindar, khususnya jika mereka

menghadapi situasi yang menakutkan.7

32

Page 33: ggn kpribdian

Gangguan Kepribadian Dependen

Orang dengan gangguan kepribadian dependen, menempatkan kebutuhan mereka

sendiri dibawah kebutuhan orang lain. Meminta orang lain untuk mengambil tanggung jawab

untuk masalah besar dalam kehidupan mereka, tidak memiliki kepercayaan diri dan mungkin

mengalami rasa tidak nyaman yang kuat jika sedang sendirian lebih dari suatu periode yang

singkat. Gangguan ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, dan lebih sering

terjadi pada anak yang lebih kecil jika dibandingkan yang lebih tua. Gangguan kepribadian

dependen ditandai oleh ketergantungan yang pervasif dan perilaku patuh. Orang dengan

gangguan ini tidak mampu untuk mengambil keputusan tanpa nasehat dan pertimbangan yang

banyak dari orang lain. Pesimisme, keraguan diri, pasivitas, dan ketakutan untuk

mengekspresikan perasaan seksual dan agresif menandai perilaku gangguan kepribadian

dependen (Kaplan & Saddock, 1997 : 263-264). Menurut teori psikodinamika, gangguan ini

timbul karena adanya regresi atau fiksasi pada masa oral karena orang tua yang sangat

melindungi atau orang tua yang mengabaikan kebutuhan tergantung. Pendekatan kognitif-

behavioral mengemukakan bahwa penyebabnya adalah karena kurang asertif dan kecemasan

dalam membuat keputusan (Martaniah, 1999 : 77).

Epidemiologi

Gangguan kepribadian dependen adalah lebih sering pada wanita dibandingkan laki-

laki. Satu penelitian mendiagnosis 2,5% dari semua gangguan kepribadian masuk dalam

kategori tersebut. Gangguan ini lebih sering terjadi pada anak kecil dibandingkan anak

yang lebih besar. 7

Gejala klinis

Gangguan kepribadian dependen ditandai oleh pola ketergantungan yang pervasif dan

perilaku patuh. Orang dengan gangguan tidak mampu untuk mengambil keputusan tanpa

nasihat dan penentraman yang banyak dari orang lain. Pasien gangguan kepribadian

dependen menghindari posisi tanggung jawab dan menjadi cemas jika diminta untuk

memegang peran kepemimpinan. Mereka lebih senang tunduk. Jika mereka sendiria,

mereka merasa sukar untuk menekuni tugas tetapi merasa mudah melakukan tugas

tersebut untuk orang lain. Orang dengan gangguan tidak senang sendirian. Mereka

mencari orang lain pada siapa mereka dapat menggantung dan hubungan mereka dengan

33

Page 34: ggn kpribdian

demikian dikacaukan oleh kebutuhan mereka untuk melekat dengan orang lain.

Pesimisme, keraguan diri, pasivitas da ketakutan untuk mengekspresikan perasaan

seksual dan agresif menandai perilaku pasien gangguan kepribadian dependen. 7

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Dependen

Kebutuhan yang perpasiv dan berlebihan untuk diasuh, yang menyebarkan

perilaku tunduk dan menggantung dan rasa takut akan perpisahan, dimulai pada masa

dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima

(atau lebih) berikut :

1. Memiliki kesulitan dalam mengambil keputusan setiap hari tanpa sejumlah besar

nasehat dan penenteraman dari orang lain.

2. Membutuhkan orang lain untuk menerima tanggung jawab dalam sebagian besar

bidang utama kehidupannya.

3. Memiliki kesulitan dalam mengekspresikan ketidaksetujuan pada orang lain. Catatan :

tidak termasuk rasa takut yang realistic akan ganti rugi.

4. Memiliki kesulitan dalam memulai proyek atau melakukan hal dengan dirinya sendiri

(karena tidak memiliki keyakinan diri dalam pertimbangan atau kemampuan ketimbang

tidak memiliki motivasi atau energi )

5. Berusaha berlebihan untuk mendapatkan asuhan dan dukungan dari orang lain, sampai

pada titik secara sukarela melakukan hal yang tidak meyenangkan.

6. Merasa tidak nyaman atau tidak berdaya jika sendirian karena timbulnya rasa takut

tidak mampu merawat diri sendiri.

7. Segera mencari hubungan dengan orang lain sebagai sumber pengasuhan dan

dukungan jika hubungan dekatnya berakhir.

8. Secara tidak realistic terpreokupasi dengan rasa takut ditinggal untuk merawat dirinya

sendiri.7

Diagnosis Banding

- Ketergantungan adalah faktor yang menonjol pada pasien gangguan kepribadian

histrionic dan ambang, tetapi pasien gangguan kepribadian dependen biasanya memiliki

hubungan jangka panjang dengan orang pada siapa mereka tergantung, bukannya pada

sejumlah orang, dan mereka tidak cenderung manipulatif Pasien gangguan kepribadian

34

Page 35: ggn kpribdian

schizoid dan skizotipal mungkin tidak dapat dibedakan dari pasien gangguan kepribadian

menghindar.

- Perilaku ketergantungan dapat terjadi pada pasien dengan agoraphobia, tetapi pasiep

agorafobik cenderung memiliki tingkat kecemasan yang jelas atau bahkan panik.7

Perjalanan penyakit dan prognosis

Terdapat kecendrungan untuk mengganggu fungsi pekerjaan, karena pasien memiliki

ketidakmampuan untuk bertindak secara mandiri dan tanpa pengawasan dari dekat.

Hubungan sosial adalah terbatas pada siapa orang dapat tergantung dan banyak yang

menderita penyiksaan mental atau fisik karena mereka tidak dapat menegaskan dirinya

sendiri. Mereka berada dalam risiko mengalami gangguan depresif berat jika mereka

mengalami kehilangan orang pada siapa mereka tergantung. Tetapi, prognosis dengan

pengobatan adalah cukup baik.7

Terapi :

- Psikoterapi : Terapi gangguan kepribadian dependen seringkali berhasil, yaitu dengan

proses kognitif-behavioral, dengan menciptakan kemandirian pada pasien, melatih

ketegasan dan menumbuhkan rasa percaya diri. Terapi perilaku, terapi keluarga dan terapi

kelompok semuanya telah digunakan dengan keberhasilan pada banyak kasus.

- Farmakoterapi : telah digunakan untuk mengatasi gejala spesifik seperti kecemasan dan

depresi, yang sering merupakan gambaran penyerta gangguan kepribadian dependen.

Pasien tersebut yang mengalami serangan panik atau yang memiliki tingkat kecemasan

perpisahan yang tingga mungkin tertolong oleh imipramine ( Tofranil ). Benzodiazepine

dan obat serotonergik juga telah berguna.

Jika depresi atau gejala menarik diri pada pasien berespon terhadap psikostimulan,

obat tersebut digunakan.7

Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif

Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif ditandai oleh penyempitan emosional,

ketertiban, kekerasan hati, sikap keras kepala dan kebimbangan. Gangguan ini sering terjadi

pada pria dan sering pada anak tertua. Orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif

35

Page 36: ggn kpribdian

memiliki keasyikan dengan keteraturan, kebersihan, perincian dan pencapaian kesempurnaan.

Biasanya orang tersebut resmi dan serius dan seringkali tidak memiliki rasa humor. Mereka

memaksakan aturan supaya diikuti secara kaku dan tidak mampu untuk mentoleransi apa

yang dirasakannya sebagai pelanggaran. Karena takut mereka melakukan kesalahan, mereka

mengalami kebimbangan dan berpikir dalam waktu yang lama untuk mengambil suatu

keputusan. Orang dengan gangguan obsesif-kompulsif dapat bekerja dengan baik dalam

posisi yang membutuhkan pekerjaan metodologis, deduktif atau terperinci. Tetapi mereka

rentan terhadap perubahan yang tidak diharapkan. Dilihat dari teori kognitif-behavioral,

pasien gangguan ini mempunyai perhatian yang tidak realistic mengenai perfeksitas dan

penolakan terhadap kesalahan. Kalau gagal dalam mencapai perfeksitas, ia menganggap

dirinya tidak berharga (Martaniah, 1999 : 79).

Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian obsesif kompulsif adalah tidak diketahui. Keadaan ini lebih

sering pada laki-laki dibandingkan wanita dan didiagnosis paling sering pada anak yang

tertua. Pasien seringkali memiliki latar belakang yang ditandai oleh disiplin yang keras. Freud

menghipotesiskan bahwa gangguan kepribadian ini adalah berhubungan dengan kesulitan

pada stadium anal dari perkembangan psikoseksual, biasanya di sekitar usia 2 tahun. Tetapi,

pada berbagai penelitian teori tersebut belum disahkan.7

Gejala klinis

Orang dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif memiliki keasikan dengan aturan,

peraturan, ketertiban, kebersihan, perincian dan pencapaian kesempurnaan. Keterampilan

interpersonal pasien gangguan kepribadian obsesif kompulsif adalah terbatas. Mereka

mengasingkan orang lain, tidak mampu untuk berkompromi dan memaksakan supaya orang

lain tunduk kepada mereka. Tetapi mereka mudah memaafkan mereka yang dipandangnya

sebagai lebih berkuasa dibandingkan dirinya dan memenuhi keinginan mereka dalam cara

penguasa.7

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif (3)

Pola pervasif preokupasi dengan urutan, perfeksionisme, dan pengendalian mental

dan interpersonal, dengan mengorbankan fleksibilitas, keterbukaan, dan efisiensi, dimulai

pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan

oleh empat (atau lebih) berikut :

36

Page 37: ggn kpribdian

1. Terpreokupasi dengan perincian, aturan, daftar, urutan, susunan atau jadwal sampai

tingkat dimana aktivitas sesama hilang.

2. Menunjukkan perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas misalnya, tidak

mampu menyelesaikan suatu proyek karena tidak memenuhi standarnya sendiri yang

terlalu ketat.

3. Secara berlebihan setia kepada pekerjaan dan produktivitas sampai mengabaikan

aktivitas waktu luang dan persahabatan (tidak disebabkan oleh kebutuhan ekonomi

yang besar)

4. Terlalu berhati-hati, teliti, dan tidak fleksibel tentang masalah moralitas, etika atau

nilai-nilai (tidak disebabkan oleh identifikasi kultural atau religius)

5. Tidak mampu membuang benda-benda yang usang atau tidak berguna walaupun tidak

memiliki nilai sentimental.

6. Enggan untuk mendelegasikan tugas atau untuk bekerja dengan orang lain kecuali

mereka tunduk dengan tepat caranya mengerjakan hal

7. Memiliki gaya belanja yang kikir baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, uang

dipandang sebagai sesuatu yang harus ditimbun untuk rencana dimasa depan.

8. Menunjukkan kekacauan dan keras kepala.7

Diagnosis Banding

Jika ditemukan obsesi atau kompulsi yang rekuren, gangguan obsesifkompulsif

harus ditulis dalam aksis l. kemungkinan pembedaan yang paling sukar adalah antara

pasien rawat jalan dengan sifat obsesif-kompulsif dan pasien dengan gangguan

kepribadian obsesif-kompulsif. Diagnosis gangguan kepribadian bermakna dalam

efektivitas pekerjaan atau sosialnya. Pada beberapa kasus, gangguan delusional terjadi

bersama-sama dengan gangguan kepribadian dan harus dicatat.7

Perjalanan penyakit dan prognosis

Perjalanan gangguan kepribadian obsesif kompulsif adalah bervariasi dan tidak dapat

diramalkan. Dari waktu ke waktu, obsesi atau kompulsi dapat berkembang dalam

perjalanan gangguan kepribadian. Beberapa remaja dengan gangguan kepribadian obsesi

kompulsif berkembang menjadi orang dewasa yang hangat, terbuka dan ramah; tetapi

orang lain, gangguan dapat mengawali skizofreniaatau gangguan depresif berat. 7

37

Page 38: ggn kpribdian

Terapi :

- Psikoterapi : Tidak seperti gangguan kepribadian lainnya, pasien gangguan kepribadian

obsesif-kompulsif seringkali tahu bahwa mereka sakit dan mencari pengobatan atas

kemauan sendiri. Asosiasi bebas dan terapi yang tidak terlalu mengarahkan sangat

dihargai oleh pasien gangguan ini. Terapi kelompok dan terapi perilaku biasanya

memberikan manfaat tertentu. Pada kedua konteks, mudah untuk memutuskan pasien

ditengah-tengah interaksi atau penjelasan maladaptive mereka. Melengkapi perilaku

kebiasaan mereka mencegah meningkatkan kecemasan pasien dan menyebabkan mereka

mudah mempelajari strategi baru.

- Farmakoterapi : Clonazepam (klonopin) adalah suatu benzodiazepine dengan

antikonvulsan, pemakaian obat ini telah menurunkan gejala pada pasien dengan

gangguan kepribadian obsesif-kompulsif parah. Apakah obat ini digunakan pada

gangguan kepribadian adalah tidak diketahui. Clomipramine (anafranil) dan obat

serotonergik tertentu seperti fluoxetine mungkin berguna jika tanda dan gejala obsesif-

kompulsif timbul.7

Gangguan Kepribadian Yang Tidak Ditentukan

Katagori ini adalah untuk gangguan-gangguan fungsi kepribadian yang tidak

memenuhi kriteria untuk gangguan kepribadian spesifik. Contohnya adalah adanya ciri-

ciri lebih dari satu gangguan kepribadian spesitik yang tidak memenuhi kriteria lengkap

untuk salah satu gangguan kepribadian (kepribadian campuran) tetapi bersama-sama

menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam satu atau

lebih fungsi penting (misalnya, sosial atau pekerjaan). Kategori ini juga dapat

digunakan jika klinis menganggap bahwa suatu gangguan kepribadian spesifik yang

tidak dimasukkan kedalam klasifikasi ini adalah sesuai. Contohnya adalah gangguan

kepribadian pasif-agresif dan gangguan kepribadian depresif.7

38

Page 39: ggn kpribdian

Gangguan Kepribadian Pasif - Agresif

Orang dengan gangguan kepribadian pasif-agresif ditandai oleh obstruksionisme

(senang menghalang-halangi), menunda-nunda, sikap keras kepala dan tidak efisien. Perilaku

tersebut adalah manifestasi dari agresi yang mendasari, yang diekspresikan secara pasif.

Pasien gangguan kepribadian pasif-agresif secara karakteristik adalah suka menunda-nunda,

tidak menerima permintaan untuk kinerja yang optimal, tidak bersedia meminta maaf, dan

cenderung untuk mencarikesalahan pada diri orang lain walaupun pada orang tempat mereka

bergantung; tetapi mereka menolak untuk melepaskan mereka sendiri dari

hubunganketergantungan. Mereka biasanya tidak memiliki ketegasan tentang kebutuhan dan

harapan mereka. Orang dengan gangguan ini tidak memiliki kepercayaan padadiri sendiri dan

biasanya pesimistik akan masa depan (Kaplan & Saddock, 1997 : 268).Mereka memendam

rasa amarah dan permusushan yang diekspresikan dengan cara tidak langsung tapi

menggunakan cara yang menyakitkan. Tidak sensitive terhadap kritik dan selalu menganggap

dirinya benar. Dari sudut kognitif-behavioral, pasif-agresif berkembang dari kepercayaan

bahwa ekspresi terbuka dan kemarahan adalah berbahaya. Menuntut orang lain harus tahu

apa yang diinginkan, tanpa ia memintanya (Martaniah 1999 : 79).

Epidemiologi

Tidak ada data yang tersedia tentang epidemiologi gangguan, termasuk rasio jenis kelamin,

pola familial dan prevalensi (Kaplan, 1997).

Gambaran klinis

Karakteristik pasien gangguan kepribadian pasif agresif adalah:

1. Menunda-nunda, tidak menerima permintaan untuk kinerja yang optimal, meminta

maaf untuk keterlambatan dan mencari kesalahan pada diri orang lain pada siapa

mereka tergantung, mereka menolak untuk melepaskan diri mereka sendiri dari

ketergantungan.

2. Tidak memeiliki ketegasan dan tidak lansung tentang kebutuhan dan harapan mereka.

3. Tidak dapat menjawab pertanyaan yang diperlukan tentang apa yang diharapakan oleh

mereka dan mungkinmenjadi cemas bila dipaksa untuk melakukannya.

39

Page 40: ggn kpribdian

4. Berusaha untuk memanipulasi dirinya sendiri kedalam posisi tergantung, tetapi

prilaku mereka yang pasif dan merendahkan diri sering kali dialami orang lain sebagai

hukuman atau manipulasi (Kaplan, 1997).

Kriteria Riset Gangguan Kepribadian Pasif- Agresif

A. Pola perpasif sikap negatifistik dan resistensi pasif terhadap tuntutan akan kinerja

yang adekuat , dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks,

seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut:

1. Secara pasif menolak memenuhi tugas sosial dan pekerjaan rutin.

2. Mengeluh tidak dimengerti dan tidak dihargai oleh orang lain.

3. Cemberut dan argumentative

4. Tanpa alasan mengkritik dan mencemooh atasan

5. Menunjukkan rasa cemburu dan kebencian terhadap mereka yang tampaknya lebih

beruntung.

6. Suara yang diperkeras dan keluhan terus-menerus atas ketidak beruntungan dirinya

7. Berganti-ganti antara tantangan permusuhan dan perasaan dosa

B. Tidak terjadi semata-mata selama episode depresif berat dan tidak diterangkan lebih baik

oleh gangguan distimik7

Diagnosis Banding

Gangguan kepribadian pasif-agresif perlu dibedakan dari gangguan kepribadian

histrionik dan ambang. Tetapi pasien gangguan kepribadian pasif-agresif adalah dramatik,

afektif dan agresif secara terbuka dibandingkan dengan pasien gangguan kepribadian

histrionik dan ambang.

Perjalanan penyakit dan prognosis

Dalam suatu penelitian follow up terhadap 100 orang pasien rawat inap yang rata-rata berusia

11 tahun, Ivor small menemukan bahwa gangguan kepribadian pasif-agresif merupakan

diagnosis utama pada 54 orang di antara mereka, 18 orang juga penyalahguna alkohol dan 30

orang secara klinis di cap sebagai terdepresi.7

40

Page 41: ggn kpribdian

Terapi

- Psikoterapi : pasien gangguan kepribadian pasif-agresif yang mendapatkan psikoterapi

suportif memiliki hasil yang baik. Tetapi psikoterapi untuk pasien dengan gangguan

kepribadian pasif-agresif memiliki banyak kekurangan, dalam memenuhi kebutuhan

pasien seringkali mendukung patologi mereka, tetapi menolak permintaan mereka adalah

menolak mereka. Klinisi harus mengobati kecendrungan bunuh diri terhadap tiap ekspresi

kemarahan yang tersembunyi dan bukan sebagai orang yang akan mengobati kehilangan

obyek pada gangguan depresif berat.

- Farmakoterapi : antidepresan harus diresepkan hanya jika ada indikasi klinis

depresi dan kemungkinan bunuh diri. Beberapa pasien berespon terhadap

benzodiazepine dan psikostimulan, tergantung pada keadaan klinis. 7

Gangguan Kepribadian Depresif

Orang dengan gangguan kepribadian depresif adalah orang yang pesimistik,

anhedonik, terikat pada kewajiban, meragukan diri sendiri dan tidak gembira secara kronis.

Penyebab gangguan kepribadian depresif tidak diketahui, tetapi faktor yang terlibat dalam

gangguan distimik dan gangguan depresif berat mungkin bekerja. Teori psikologis melihat

adanya kehilangan pada awal kehidupan, pengasuhan orang tua yang buruk, superego yang

menghukum, dan perasaan ekstrim. Deskripsi klasik tentang kepribadian depresif diajukan

tahun 1963 oleh Arthur Noyes dan Laurence Kolb, “Mereka merasakan kegembiraan

kehidupan yang normal tapi hanya sedikit, dan cenderung kesepian dan serius, bermuram

durja, patuh, pesimistik dan rendah diri. Mereka rentan untuk mengekspresikan penyesalan

dan perasaan ketidakberdayaan dan putus asa. Mereka seringkali teliti, perfeksionistik, sangat

berhati-hati, asyik dengan pekerjaan, merasa bertanggung jawab dengan tajam, dan mudah

berkecil hati di kondisi yang baru. Mereka ketakutan akan celaan, cenderung menderita

dalam kesepian dan kemungkinan mudah menangis, walaupun biasanya tidak di hadapan

orang lain. Suatu kecenderungan untuk merasa ragu-ragu, tidak dapat mengambil keputusan

dan berhati-hati menghianati perasaan ketidakamanan yang melekat. Terdapat 7 kelompok

sifat depresif : (1) tenang introvert, pasif, tidak sombong; (2) bermuram durja, pesimistik,

serius, dan tidak dapat merasakan kegembiraan; (3) mengkritik diri sendiri, menyalahkan diri

sendiri, dan menghina diri sendiri; (4) bersifat ragu-ragu, kritik orang lain, sukar untuk

memaafkan; (5) berhati-hati, bertanggung jawab dan disiplin diri; (6) memikirkan hal yang

41

Page 42: ggn kpribdian

sedih dan merasa cemas; (7) asyik dengan peristiwa negatif, perasaantidak berdaya dan

kelemahan pribadi (Kaplan & Saddock, 1997 : 270).

Epidemiologi

—–Berdasarkan prevalensi gangguan depresif pada populasi keseluruhan, gangguan

kepribadian depresif tampaknya sering, terjadi sama banyak pada laki-laki dan perempuan

dan terjadi pada keluarga dimana gangguan depresif ditemukan (Kaplan, 1997).

Gambaran Klinis

Deskripsi  gangguan kepribadian depresif oleh H.Akiskal menggambarkan kelompok sifat

depresif adalah :

1. Tenang, introvert, pasif tidak sombong.

2. Bermuram durja, pesimistik, serius, dan tidak dapat merasakan kegembiraan.

3. Mengkritik diri sendiri, menyalahkan diri sendiri dan menghina diri sendiri.

4. Bersifat ragu-ragu, kritik orang lain , sukar untuk memaafkan.

5. Berhati-hati, bertanggung jawab dan disiplin diri

6. Memikirkan hal sedih dan pasien merasa cemas

7. Asyik dengan peristiwa negatif, perasaan tidak berdaya dan kelemahan pribadi.7

Diagnosis Banding

Gangguan distimik adalah gangguan mood yang ditandai oleh fluktuasi besar

dalam mood dibandingkan yang ditemukan pada gangguan kepribadian depresif.

Gangguan kepribadian adalah kronis dan seumur hidup, sedangkan gangguan distimik

adalah episodic, dapat terjadi pada setiap waktu, dan biasanya memiliki stressor

pencetus. Kepribadian depresif dapat dianggap sebagai spek t rum kondisi afektif

dimana gangguan distimik dan gangguan depresif memiliki varian yang lebih parah.

Pasien gangguan kepribadian menghindar adalah introvert dan tergantung tetapi

cenderung lebih merasa cemas daripada depresi, dibandingkan orang dengan

kepribadian depresif.7

42

Page 43: ggn kpribdian

Perjalanan penyakit dan prognosis

—–Orang dengan gangguan  kepribadian depresif  mungkin berada dalam resiko yang tinggi

untuk mengalami gangguan distimik dan gangguan depresif berat (Kaplan, 1997).

Terapi

- Psikoterapi : merupakan pengobatan terpilih untuk gangguan kepribadian depresif.

Pasien berespon terhadap psikoterapi berorientasi tilikan, dan arena tes realitas pasien

adalah baik, mereka mampu menggali tilikan kedalam psikodinamika penyakitnya dan

memahami efeknya pada hubungan interpersonal mereka. Terapi kognitif membantu

pasien mengerti manifestasi kognitif dari perasaan rendah diri dan pesimisme mereka.

Jenis psikoterapi lain yang berguna adalah psikoterapi kelompok dan terapi

interpersonal.

- Psikofarmakologi : pemakaian medikasi anti depresan, khususnya obat serotonerik

tertentu seperti setraline (Zoloft), 50mg sehari. Beberapa pasien berespon terhadap

dosis kecil psikostimulan, seperti amfetamin, 5-10 mg sehari. Pada semua kasus, obat

psikofarmakologis harus dikombinasikan dengan psikoterapi untuk mencapai efek

yang maksimal.7

Gangguan kepribadian sadomasokistik

Gangguan ini bukan merupakan diagnosis resmi dalam DSM IV atau spendiksnya, tetapi

dapat didiagnosis sebagai gangguan kepribadian yang tidak diklasifikasikan. Sadisme

(berasal dari nama seorang penulis di abad ke-18 yaitu Marquis de Sade, yang menulis

tentang orang yang mengalami kenikmatan seksual saat menyiksa orang lain) adalah

keinginan untuk menyebabkan rasa sakit pada orang lain baik secara penyiksaan seksual atau

fisik atau penyiksaan psikologi pada umumnya. Sigmund Freud percaya bahwa pasien

sadisme untuk mencegah kecemasan kastrasi dan mampu untuk melakukan kepada orang lain

apa yang mereka takutkan akan terjadi pada diri mereka. Sedangkan masokisme (nama

mengikuti Leopold von Sacher-Masoch, seorang penulis novel yang berasal dari Austria abad

ke-19) adalah pencapaian pemuasan seksual dengan menyiksa diri sendiri. Pada umumnya,

yang dinamakan penderita masokisme moral mencari penghinaan dan kegagalan, bukannya

sakit fisik. Menurut Sigmund Freud, kemampuan penderita masokisme untuk mencapai

orgasme terganggu oleh kecemasan dan perasaan bersalah tentang seks dan perasaan tersebut

dihilangkan oleh penderitaan dan hukuman pada diri mereka sendiri. Pengamatan klinis

43

Page 44: ggn kpribdian

menyatakan bahwa elemen perilaku sadisme dan masokisme biasanya ditemukan pada orang

yang sama. 8

Terapi

Psikoterapi. Terapi psikoanalisis efektif pada beberapa kasus. Sebagai hasil terapi, pasien

menjadi menyadari bahwa kebutuhan menghukum diri sendiri adalah sekunder akibat

perasaan bersalah bawah sadar yang berlebihan dan juga menjadi mengenali impuls agresif

mereka yang terepressi, yang berasal dari masa anak-anak awal.7

Gangguan kepribadian sadistik

Orang dengan kepribadian sadistik menunjukkan pola kekejaman yang perpasif,

merendahkan dan prilaku agresif, yang dimulai sejak masa anak-anak awal dan diarahkan

kepada orang lain. Kekejaman atau kekerasan fisik digunakan untuk menyebabkan sakit pada

orang lain dan bukan untuk mencapai tujuan lain. Orang dengan gangguan ini kemungkinan

menghina atau merendahkan orang dihadapan orang lain dan biasanya telah mengancam atau

menghukumorang lain dengan kasar yang tidak lazimnya, terutama anak-anak (Kaplan,

1997).

—–Pada PPDGJ III termasuk F 65.5 yaitu suatu preferensi terhadap aktivitas seksual yang

meliputi pengikatan atau menimbulkan rasa sakit atau penghinaan. Jika individu lebih suka

menjadi resepien dari peransangan demikian, maka disebut masokisme, jika sebagai pelaku

disebut sadisme, baik sadisme maupun masokisme.6

—–Stimulasi sadomasokistik berderajat ringan biasanya digunakan untuk

meningkatkanaktivitas seksual yang sebetulnya normal. Kategori ini hanya digunakan apabila

aktivitas sadomakistik merupakan sumber ransangan yang terpenting untuk pemuasan seksual

Perubahan Kepribadian karena kondisi medis umum

—–Perubahan kepribadian karena kondisi medis umum ditandai perubahan yang jelas pada

gaya dan sifat kepribadian dan tingkat fungsi sebelumnya. Pasien harus menunjukkan bukti-

bukti faktor  organik penyebab sebelum onset perubahn kepribadian (Kaplan, 1997).

44

Page 45: ggn kpribdian

Etiologi

—–Kerusakan struktural pada otak biasanya penyebab perubahan kepribadian Trauma kepala

merupakan penyebab yang paling sering. Neoplasma serebral dan kerusakan pembuluh darah,

khususnya lobus temporalis dan frontalis, juga merupakan penyebab yang sering. Kondisi ini

tersering disertai dengan perubahan kepribadian (Kaplan, 1997).

Diagnosis dan gambaran klinis

—–Ditemukan pperubahan kepribadian dari pola prilaku sebelumnya atau suatu eksaserbasi

karakteristik kepribadian sebelumnya. Gangguan pengendalian ekspresi emosi dan impuls

adalah gambaran yang utama. Secara karakteristik emosi labil dan dangkal walaupun euforia 

dan apati menonjol, walaupun euforia dan apati mungkin menonjol (Kaplan, 1997).

—–Hal yang berhubungan dengan cedera laobus frontali (sindroma lobus frontalis) adalah

ketidakacuhan dan apati yang menonjol, yang ditandai oleh tidak adanya perhatian terhadap

peristiwa di lingkungan dekatnya. Ekspresi impuls mungkin dimanifestasikan dengan

gurauan yang tidak sesuai, cara yang kasar, pendekatan seksual yang tidak pada tempatnya

dan tindakan anti sosial yang menyebabkan konflik dengan hukum. Orang dengan epilepsi

lobus temporalis secara karakteristik menunjukkan tidak memiliki rasa humor, hipergrafia,

hiperreligius,dan agresivitas yang nyata selama kejang (Kaplan, 1997).

—–Orang dengan perubahan kepribadian karena kondisi medis umum memiliki sensorium

yang jernih. Gangguan ringan pada fungsi kognitif tidak menyebabkan perburukan

intelektual. Diagnosis harus di curigai pada pasien yang menunjukkan perubahan yang nyata

dalam prilaku atau kepribadian termasuk labilitas emosional dan gangguan kepribadian

impuls, yang tidak memiliki riwayat mental dan yang perubahan kepribadiannya terjadi

secara tiba-tiba atau selama periode yang relatif singkat (Kaplan, 1997).

Diagnosis banding

—–Demensia adalah melibatkan pemburukan global pada intelektual dan kapasitas prilaku.

Pada pemburukan mulai mencakup daya ingat yang penting dan defisit kognitif, diagnosis

diubah dari gangguan kepribadian karena kondisi medis umum ke demensia (Kaplan, 1997).

45

Page 46: ggn kpribdian

Perjalanan Penyakit dan Prognosis

—–Perjalanan penyakit dan prognosis perubahna kepribadian karena kondisi medis umum

tergantung pada penyebabnya. Jika gangguan terjadi akibat gangguan struktural otak,

gangguan cenderung menetap. Gangguan mungkin terjadi setelah suatu peride koma dan

derilium pada kasus trauma kepala atau gangguan pembuluh darah.  Perubahan kepribadian

dapat berkembang menjadi demensia pada kasus tumor otak, skelrosis multipel dan penyakit

hutington. Peruhan karena intoksikasi kronik kronik, penyaki medis atau terapi obat (seperti

levodopa pada kasus Parkinson) (Kaplan, 1997).

Terapi

—–Penatalaksanaan gangguan perubahan kepribadian melibatkan terapi kondisis organik

dasar jiak kondisi itu dapat diobati. Terapi psikofarmakologis untuk gejala spesifik mungkin

di indikasikan pada beberapa kasus seperti Imipramin dan fluxetin untuk depresi. Pasien

dengan gangguan kognitif yang parah atau pengendalian prilaku yang melemah mungkin

memerlukan konseling untuk membantu menghindari kesulitan dalam pekerjaan atau

mencegah keadaan memalukan sosial. Intinya adalah dukungan keluarga pasien (Kaplan,

1997).

Perubahan Kepribadian selamanya setelah pengalaman menakutkan dan setelah

penyakit Psikiatrik.

Perubahan kepribadian selamanya setelah pengalaman menakutkan

Menurut PPDGJ III adalah perubahan kepribadian harus berlansung lama dan muncul sebagai

gambaran yang tidak fleksibel maladaptif yang menjurus kepada kegagalan dalam fungsi

interpersonal, sosial dan pekerjaan. Biasanya perubahan kepribadian harus dipastikan

berdasarkan keterangan yang dapat diandalkan. Untuk menegakkan diagnosis adalah esensial

untuk memastikan gambaran yang tidak tampak sebelumnya, seperti:6

-          sikap bermusuhan dan tidak percaya menghadapi dunia

-          Penarikan diri dari masyarakat

-          Perasaan kosong dan putus asa

46

Page 47: ggn kpribdian

-          Perasaan terpojok yang kronis seperti terancam terus menerus

-          Keterasingan

Perubahan kepribadian ini harus sudah ada selama minimal 2 tahun dan harus tidak

disebabkan oleh gangguan kepribadian yang sebelumnya ada atau karena suatu gangguan

jiwa selain gangguan stres pasca trauma.

Perubahan Kepribadian Selamanya Setelah Penyakit psikiatrik

Menurut PPDGJ III adalah perubahan kepribadian yang berlansung lama dan tampil sebagai

pola yang tidak fleksibel dan maladaptif dalam fungsi dan pengalamannya, yang mengarah

kepada problem yang berkepanjangan dalam fungsi interpersonel, sosial atau pekerjaan dan

penderitaan subjektif. Tidak boleh ada tanda bahwa sebelumnya sudah ada gangguan

kepribadian yang menjelaskan terjadinya perubahan kepribadian itu dan diagnosis tidak boleh

berdasarkan suatu gejala residual gangguan jiwa sebelumnya.Perubahan kepribadian

berkembang mengikuti penyembuhan klinis suatu gangguan jiwa yang harus telah dialami

sebagai sangat menekan secara emosional dan mengahancurkan citra diri  pasien. Sikap atau

reaksi orang lain terhadap pasien sesudah penyakit itu adalah penting dalam menentukan dan

memperkuat persepsi pasien terhadap derajat stres. Tipe perubahan kepribadian ini tidak

dapat dimengerti sepenuhnya tanpa mempertimbangkan pengalaman emosional yang

subjektif dan kepribadian sebelumnya, penyesuaian dirinya dan kerentanan khasnya.7

Tanda diagnostik harus mencakup gambaran klinis sebagai berikut:

1. sikap ketergantungan dan sikap menuntut dari orang lain yang berlebihan

2. tuduhan bahwa dirinya berubah atau cacat oleh karena penyakit, menjurus

ketidakmampuan membentuk dan memperthakan hubungan pribadi yang dekat dan

terpercaya serta isolasi sosial.

3. Pasif, minat berkurang dan menurunya keterlibatan dalam aktivitas rekreasi.

4. Selalu menegeluh sakit, yang mungkin disertai dengan keluhan hipokondrik dan

prilaku sakit

5. Disforia atau suasana peraan yang labil, yang tidak disebabkan oleh adanya gangguan

jiwa saat ini atau gangguan jiwa sebelumnya dengan gejala afektif residual

47

Page 48: ggn kpribdian

6. Hendaya yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan dibandingkan dengan

keadaan sebelum sakit.

7. Manifestasi  tersebut diatas harus sudah ada selama kurun waktu 2 tahun atau lebih

Perubahan bukan terjadi karena kerusakan otak berat. Adanya diagnosis skizofrenia

sebelumnya tidak meningkirkan kemungkinan diagnosis ini.

48

Page 49: ggn kpribdian

BAB III

PENUTUP

Dari uraian di atas maka dapat dismpulkan bahwa siapa saja berpotensi untuk

mengalami gangguan kepribadian. Karena gangguan kepribadian tidak saja disebabkan oleh

faktor genetika (dapat diturunkan), tapi juga dipengaruhi oleh faktor temperamental, faktor

biologis (hormon, neurotransmitter dan elektrofisiologi), dan faktor psikoanalitik (yaitu

adanya fiksasi pada salah satu tahap di masa perkembangan psikoseksual dan juga tergantung

dari mekanisme pertahanan ego orang yang bersangkutan).

Dalam DSM-IV, gangguan kepribadian dibagi menjadi tiga kelompok dan masing-

masing kelompok terdapat beberapa gangguan kepribadian dengan karakteristik yang khas

dan berbeda-beda satu sama lain. Hampir semua gangguan kepribadian dapat disembuhkan

baik melalui psikoterapi (terapi kejiwaan) maupun farmakoterapi (terapi obat-obatan), dengan

teknik penyembuhan yang berbeda-beda untuk masing-masing gangguan kepribadian.

49

Page 50: ggn kpribdian

DAFTAR PUSTAKA

1. Evi Kristiyarini. Kecendrungan gangguan kepribadian pada remaja dan dewasa awal

di Desa Sedeng Pacitan. 2009. http://gdl.itb.ac.id/gdl.php?

mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-2003-evikristiy-270&q=Health

2. Psikologi Kepribadian. http://www.slideshare.net/bocahbancar/psikologi-kepribadian

3. David, A Tomb. Buku Saku Psikiatri, Alih bahasa Martina Wiwie S Nasrun. Ed 6.

Jakarta. EGC. 2003

4. Gangguan Kepribadian. 2010. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-

tentang/gangguan-kepribadian

5. Castillo, Heather.2003. Personality disorder; Temperament or Trauma. Jessica

Kingsley Publisher. London.

6. Maslim, Rusdi, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari

PPDGJ III, Jakarta

7. Kaplan & Saddock, 1997, Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri

Klinis, Edisi ke-7, jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta.

8. Nida UI Hasanat, 2004, Print out Personality Disorder, Yogyakarta.

9. Sri Mulyani Martaniah, MA, Prof. Dr. 1999, Handout Psikologi Abnormal,

Yogyakarta.

50