Top Banner
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. R DENGAN MASALAH GANGGUAN O2 DAN CO2 KELOMPOK 5: ADITYA TAGAF DESI NOVIANTY RYAN NOOR PRATAMA SUMIANTI WANTO ANDREANTO
67

gerontik O2 & CO2

Feb 17, 2015

Download

Documents

Uchiwha Huda
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: gerontik O2 & CO2

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. R

DENGAN MASALAH GANGGUAN O2 DAN CO2

KELOMPOK 5:

     ADITYA TAGAF

     DESI NOVIANTY

     RYAN NOOR PRATAMA

     SUMIANTI

     WANTO ANDREANTO

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTA WARINGIN TIMUR

Page 2: gerontik O2 & CO2

JL. BATU BERLIAN NO.II TELP. (0531) 22960

2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya,

makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan

bagi mahasiswa/i akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu

Pengetahuan.

            Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari

dosen mata kuliah Keperawatan Anak I dengan judul “ASUHAN

KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.R DENGAN MASALAH

GANGGUAN O2 DAN CO2”. Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha

menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak

kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan

membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah

membantu dalam penyelesaian makalah ini.

            Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita

semua. Amin.

Sampit,     Maret 2012

Page 3: gerontik O2 & CO2

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL...............................................................................................................      i

KATA

PENGANTAR ..........................................................................................................

..      ii

DAFTAR

ISI ........................................................................................................................     i

ii

BAB   I         PENDAHULUAN

Page 4: gerontik O2 & CO2

                   1.1   LATAR

BELAKANG ...................................................................................     1

                   1.2   TUJUAN

PENULISAN ................................................................................     1

                   1.3   RUMUSAN MASALAH................................................................

................     2

                   1.4   METODE

PENULISAN...............................................................................     2

                   1.5   SISTEMATIKA

PENULISAN........................................................................     2

BAB   II        PEMBAHASAN

2.1.. LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA NY R DENGAN GANGGUAN O2 DAN CO2

A.  Pengertian oksigenasi...................................................................     

B.  Tujuan pemberian oksigenasi......................................................      

C.  Anatomi fisiologi sistem pernafasan...........................................      

D.  Factor yang mempengaruhi sistem pernafasan.......................      

E.  PENATALAKSANAAN...........................................................................      

F.   MASALAH KEPERAWATAN..................................................................      

G.  DIAGNOSA KEPERAWATAN.................................................................      

H.  RENCANA KEPERAWATAN..................................................................      

DAFTAR KEPUSTAKAAN

2.2.. LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY

DENGAN GANGGUAN o2 dan co2

Page 5: gerontik O2 & CO2

PENGKAJIAN............................................................................................    15

ANALISA DATA.........................................................................................    18

RENCANA KEPERAWATAN.......................................................................    19

BAB   III       PENUTUP

3.1  KESIMPULAN ............................................................................................    2

2

3.2  SARAN .....................................................................................................    22

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang   

O2 dan CO2 merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga kualitas

oksigenasi ikut menentukan kualitas hidup.Oksigenasi adalah memberikan aliran

gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi

oksigen meningkat dalam tubuh. memberikan pengobatan sesuai penyebab dan

untuk memperbaiki fungsi oksigenasi seperti dijelaskan dalam makalah ini.

Page 6: gerontik O2 & CO2

B.            Tujuan

Tujuan Instruksional Umum

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu memberikan

asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan

oksigenasi.

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah menyelesaikan bab ini, peserta didik akan mampu untuk :

1. Menjelaskan pengertian oksigenasi

2. Menjelaskan tujuan pemberian oksigen

3. Menguraikan stuktur anatomi sistem pernapasan serta fungsinya

4. Menguraikan fisiologi sistem pernapasan ( ventilasi, difusi dan transportasi )

5. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pernapasan

6. Menjelaskan masalah-masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan

oksigen

7. Mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk mempertahankan dan memenuhi

kebutuhan pertukaran O2 dan CO2 :

a. Pengaturan posisi

b. Latihan nafas dalam

c. Batuk efektif

d. Hidrasi

e. Inhalasi

f. Pemberian O2

g. Fisioterapi dada (vibrasi dan perkusi)

h. Postural drainage

i. Massage punggung

j. Pengumpulan dahak

8. Menjelaskan pengkajian fungsi pernapasan

9. Menjelaskan kemungkinan diagnosa keperawatan yang timbul

10. Menjelaskan perencanaan, tujuan yang akan dicapai secara umum

11. Menjelaskan intervensi keperawatan serta evaluasi

Page 7: gerontik O2 & CO2

C.            Manfaat

1.      Bagi mahasiswa

Merupakan sumber tambahan informasi dan pengetahuan tentang

permasalahan oksigenasi  pada masa usia lanjut sebagai acuan dalam memberikan

pelayanan keperawatan  pada saat praktik lapangan.

2.      Bagi institusi dan civitas akademika

Mengukur pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam menyusun suatu

makalah dengan mengambil dari berbagai sumber literature serta dijadikan

sebagai sumber bacaan tambahan di perpustakaan

D.            Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian oksigenasi?

2.      Apa tujuan pemberian oksigenasi?

3.      Apa saja anatomi sistem pernafasan?

4.      Apa fisiologi sistem pernafasan ?

5.      Apa saja factor – factor yang mempengaruhi pernafasan?

Page 8: gerontik O2 & CO2

E.            Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode deskriptif

dengan menggunakan studi melalui pendekatan proses keperawatan dengan

langkah-langkah pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi. Tehnik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan studi kepustakaan

yaitu mempelajari Dokumentasi Keperawatan serta sumber-sumber lainnya yang

berhubungan dengan judul makalah dan masalah yang dibahas

F.            Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab I

Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan

Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Bab II Pembahasan. Bab

III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran. Daftar Pustaka.

BAB II

PEMBAHASAN

Page 9: gerontik O2 & CO2

I.                   PENGERTIAN OKSIGENASI

Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada

tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

II.                TUJUAN PEMBERIAN OKSIGENASI

1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan

2. Untuk menurunkan kerja paru-paru

3. Untuk menurunkan kerja jantung

III.              ANATOMI SISTEM PERNAPASAN

A. Saluran Nafas Atas

1. Hidung

• Terdiri atas bagian eksternal dan internal

• Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan

kartilago

• Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi

rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut

septum

• Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak

mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung

• Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir

secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia

• Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru

• Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta

menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru

• Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor

olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan

pertambahan usia

Page 10: gerontik O2 & CO2

2. Faring

• Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan

hidung

dan rongga mulut ke laring

• Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan

laring

(laringofaring)

• Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan

digestif

3. Laring

• Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang

menghubungkan

faring dan trakea

• Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :

- Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama

menelan

- Glotis : ostium antara pita suara dalam laring

- Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini

membentuk

jakun (Adam’s apple)

- Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring

(terletak di bawah kartilago tiroid)

- Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid

- Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi

suara (pita suara melekat pada lumen laring)

• Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi

Page 11: gerontik O2 & CO2

• Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing

dan memudahkan batu

4. Trakea

• Disebut juga batang tenggorok

• Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina

B. Saluran Nafas Bawah

1. Bronkus

• Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri

• Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)

• Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus

lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental

• Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental

yang     dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf

2. Bronkiolus

• Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus

• Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang

membentuk         selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas

3. Bronkiolus Terminalis

• Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang

tidak           mempunyai kelenjar lendir dan silia)

4. Bronkiolus respiratori

• Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori

• Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas

konduksi dan       jalan udara pertukaran gas

Page 12: gerontik O2 & CO2

5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar

• Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus

alveolar

• Dan kemudian menjadi alveoli

6. Alveoli

• Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2

• Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas

70 m2

• Terdiri atas 3 tipe :

- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli

- Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi

surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah

alveolar agar tidak kolaps)

- Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan

bekerja sebagai mekanisme pertahanan

PARU

• Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut

• Terletak dalam rongga dada atau toraks

• Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan

beberapa          pembuluh darah besar

• Setiap paru mempunyai apeks dan basis

• Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris

• Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus

• Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan

segmen           bronkusnya

Page 13: gerontik O2 & CO2

PLEURA

• Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis

• Terbagi mejadi 2 :

- Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada

- Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru

• Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang

berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan,

juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru

• Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk

mencegah kolap paru-paru

IV. FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN

Bernafas / pernafasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan

lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang

(ekspirasi).

Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru

atau sebaliknya.Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada

perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi,

dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan

ekspirasi merupakan gerakan pasif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :

a. Tekanan udara atmosfir

b. Jalan nafas yang bersih

c. Pengembangan paru yang adekuat

2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus

dan kapiler paru-paru.Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang

bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang

Page 14: gerontik O2 & CO2

lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan

pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran

respirasi.

Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran

respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan

oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40

mmHg.

Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :

a. Luas permukaan paru

b. Tebal membran respirasi

c. Jumlah darah

d. Keadaan/jumlah kapiler darah

e. Afinitas

f. Waktu adanya udara di alveoli

3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh

dan

sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.

Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida

harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 %

oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa

ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam

cairan plasma dan sel-sel.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :

a. Curah jantung (cardiac Output / CO)

b. Jumlah sel darah merah

c. Hematokrit darah

d. Latihan (exercise)

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNAPASAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :

Page 15: gerontik O2 & CO2

1. Tahap Perkembangan

Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya

berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas

yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter

dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal.

Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga

terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.

2. Lingkungan

Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi

daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup

individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju

pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang

meningkat.

Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga

darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari

permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga

kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya

terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah

yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi

kebutuhan akan oksigen.

3. Gaya Hidup

Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan

denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan

pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit

paru.

4. Status Kesehatan

Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan

oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada

sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke

sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat

mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi

Page 16: gerontik O2 & CO2

kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin

berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat

mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.

5. Narkotika

Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan

ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-

obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.

6. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan

Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi

pernapasan yaitu :

a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru

b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru

c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan.

Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi

sebagian jalan napas.

Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh yang

diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan ventilasi, difusi gas

atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh kondisi yang dapat

merubah satu atau lebih bagian-bagian dari proses respirasi. Penyebab lain

hipoksia adalah hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan

menurunnya tidal volume, sehingga karbondioksida kadang berakumulasi didalam

darah.

Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan

membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam

hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral.

Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 – 5 menit sebelum

terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat cemas,

lelah dan pucat.

7. Perubahan pola nafas

Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya

dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe

Page 17: gerontik O2 & CO2

(sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang

meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk

bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.

8. Obstruksi jalan napas

Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran

pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas

meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda

asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila

individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas.

Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap

dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang

terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan

tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya

suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).

VI. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :

1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)

Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik

maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui

hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat

pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang

masalahnya/penyakitnya.

2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)

Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien

pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama

seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala,

dan Time)

Page 18: gerontik O2 & CO2

3. Riwayat perkembangan

a. Neonatus : 30 – 60 x/mnt

b. Bayi : 44 x/mnt

c. Anak : 20 – 25 x/mnt

d. Dewasa : 15 – 20 x/mnt

e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun

4. Riwayat kesehatan keluarga

Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah /

penyakit yang sama.

5. Riwayat sosial

Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok,

pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll.

6. Riwayat psikologis

Disini perawat perlu mengetahui tentang :

a. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya

b. Pengaruh sakit terhadap cara hidup

c. Perasaan klien terhadap sakit dan therapi

d. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapi

7. Riwayat spiritual

8. Pemeriksaan fisik

a. Hidung dan sinus

Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna, bengkak,

eksudat, darah), kesimetrisan hidung.

Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris

b. Faring

Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak

c. Trakhea

Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah pada

bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping

sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.

Page 19: gerontik O2 & CO2

d. Thoraks

Inspeksi :

• Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis

klavikulanya menjadi elevasi ke atas.

• Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi berbentuk

bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama dengan diameter

tranversal (1 : 1). Pada orang dewasa perbandingan diameter antero-posterior dan

tranversal adalah 1 : 2

Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya : Pigeon chest yaitu bentuk dada yang

ditandai dengan diameter tranversal sempit, diameter antero-posterior membesar

dan sternum sangat menonjol ke depan. Funnel chest merupakan kelainan bawaan

dengan ciri-ciri berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke

dalam dan diameter antero-posterior mengecil. Barrel chest ditandai dengan

diameter antero-posterior dan tranversal sama atau perbandingannya 1 : 1.

Kelainan tulang belakang diantaranya : Kiposis atau bungkuk dimana punggung

melengkung/cembung ke belakang. Lordosis yaitu dada membusung ke depan

atau punggung berbentuk cekung. Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke

salah satu sisi.

• Pola napas, dalam hal ini perlu dikaji kecepatan/frekuensi pernapasan apakah

pernapasan klien eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16 – 24

x/mnt, klien tenang, diam dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya, atau

tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau

bradipnea yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt,

ataukah apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.

Perlu juga dikaji volume pernapasan apakah hiperventilasi yaitu bertambahnya

jumlah udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang dalam dan

panjang ataukah hipoventilasi yaitu berkurangnya udara dalam paru-paru yang

ditandai dengan pernapasan yang lambat.

Page 20: gerontik O2 & CO2

Perlu juga dikaji sifat pernapasan apakah klien menggunakan pernapasan dada

yaitu pernapasan yang ditandai dengan pengembangan dada, ataukah pernapasan

perut yaitu pernapasan yang ditandai dengan pengembangan perut.

Perlu juga dikaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah reguler atau

irreguler, ataukah klien mengalami pernapasan cheyne stokes yaitu pernapasan

yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang diselingi apnea, atau pernapasan

kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu

pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode

apnea.

Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak napas yang

menetap dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah ortopnea yaitu

kemampuan bernapas hanya bila dalam posisi duduk atau berdiri.

Perlu juga dikaji bunyi napas, dalam hal ini perlu dikaji adanya

stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan napas bagian atas,

atau stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan didengar saat inspirasi, atau

wheezing yaitu bunyi napas seperti orang bersiul, atau rales yaitu bunyi yang

mendesak atau bergelembung dan didengar saat inspirasi, ataukah ronchi yaitu

bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi.

Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami batuk produktif

yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi, atau batuk non produktif yaitu batuk kering

dan keras tanpa sekresi, ataukah hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah

• Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart rate/denyut nadi apakah

takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah bradikhardi yaitu

denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.

Juga perlu dikaji tekanan darah apakah hipertensi yaitu tekanan darah arteri yang

tinggi, ataukah hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang rendah.

Juga perlu dikaji tentang oksigenasi pasien apakah terjadi anoxia yaitu suatu

keadaan dengan jumlah oksigen dalam jaringan kurang, atau hipoxemia yaitu

Page 21: gerontik O2 & CO2

suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam darah kurang, atau hipoxia yaitu

berkurangnya persediaan oksigen dalam jaringan akibat kelainan internal atau

eksternal, atau cianosis yaitu warna kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku

atau kulit akibat deoksigenasi yang berlebihan dari Hb, ataukah clubbing finger

yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat kekurangan oksigen dalam waktu yang

lama.

Palpasi :

Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan,

kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.

Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem

bronkhopulmonal selama seseorang berbicara. Normalnya getaran lebih terasa

pada apeks paru dan dinding dada kanan karena bronkhus kanan lebih besar. Pada

pria lebih mudah terasa karena suara pria besar

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif

2. Pola napas tidak efektif

3. Gangguan pertukaran gas

4. Penurunan kardiak output

5. Rasa berduka

6. Koping tidak efektif

7. Perubahan rasa nyaman

8. Potensial/resiko infeksi

9. Interaksi sosial terganggu

10. Intoleransi aktifitas, dll sesuai respon klien

1.      Bersihan jalan napas tidak efektif

Yaitu tertumpuknya sekresi atau adanya obstruksi pada saluran napas.

Tanda-tandanya :

• Bunyi napas yang abnormal

Page 22: gerontik O2 & CO2

• Batuk produktif atau non produktif

• Cianosis

• Dispnea

• Perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasan

Kemungkinan faktor penyebab :

• Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi

• Kecelakaan atau trauma (trakheostomi)

• Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada

• Obat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat pernapasan

• Hilangnya kesadaran akibat anasthesi

• Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan sulit untuk di

expektoran

• Immobilisasi

• Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi

2. Pola napas tidak efektif

Yaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2 kejaringan tidak

adekuat

Tanda-tandanya :

• Dispnea

• Peningkatan kecepatan pernapasan

• Napas dangkal atau lambat

• Retraksi dada

• Pembesaran jari (clubbing finger)

• Pernapasan melalui mulut

• Penambahan diameter antero-posterior

• Cianosis, flail chest, ortopnea

• Vomitus

• Ekspansi paru tidak simetris

Kemungkinan faktor penyebab :

• Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat immobilisasi, obesitas, nyeri

Page 23: gerontik O2 & CO2

• Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma kepala, keracunan obat

anasthesi

• Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada, trauma yang menyebabkan

kolaps paru

• CPPO seperti : empisema, obstruksi bronchial, distensi alveoli

• Hipoventilasi akibat kecemasan yang tinggi

• Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang menyebabkan

spasme bronchial atau oedema

• Penimbunan CO2 akibat penyakit paru

3.      Gangguan pertukaran gas

Yaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan

alkalosis respiratori.

4.      Penurunan kardiak output

Tanda-tandanya :

• Kardiak aritmia

• Tekanan darah bervariasi

• Takikhardia atau bradikhardia

• Cianosis atau pucat

• Kelemahan, vatigue

• Distensi vena jugularis

• Output urine berkurang

• Oedema

• Masalah pernapasan (ortopnea, dispnea, napas pendek, rales dan batuk)

Kemungkinan penyebab :

• Disfungsi kardiak output akibat penyakit arteri koroner, penyakit jantung

• Berkurangnya volume darah akibat perdarahan, dehidrasi, reaksi alergi dan

reaksi kegagalan jantung

Page 24: gerontik O2 & CO2

• Cardiak arrest akibat gangguan elektrolit

• Ketidakseimbangan elektrolit seperti kelebihan potassiom dalam darah

VIII. RENCANA KEPERAWATAN

1. Mempertahankan terbukanya jalan napas

A. Pemasangan jalan napas buatan

Jalan napas buatan (artificial airway) adalah suatu alat pipa (tube) yang

dimasukkan ke dalam mulut atau hidung sampai pada tingkat ke-2 dan ke-3 dari

lingkaran trakhea untuk memfasilitasi ventilasi dan atau pembuangan sekresi

Rute pemasangan :

• Orotrakheal : mulut dan trakhea

• Nasotrakheal : hidung dan trakhea

• Trakheostomi : tube dimasukkan ke dalam trakhea melalui suatu insisi yang

diciptakan pada lingkaran kartilago ke-2 atau ke-3

• Intubasi endotrakheal

B. Latihan napas dalam dan batuk efektif

Biasanya dilakukan pada pasien yang bedrest atau post operasi

Cara kerja :

• Pasien dalam posisi duduk atau baring

• Letakkan tangan di atas dada

• Tarik napas perlahan melalui hidung sampai dada mengembang

• Tahan napas untuk beberapa detik

• Keluarkan napas secara perlahan melalui mulut dampai dada berkontraksi

• Ulangi langkah ke-3 sampai ke-5 sebanyak 2-3 kali

• Tarik napas dalam melalui hidung kemudian tahan untuk beberapa detik lalu

keluarkan secara cepat disertai batuk yang bersuara

• Ulangi sesuai kemampuan pasien

• Pada pasien pot op. Perawat meletakkan telapak tangan atau bantal pada daerah

Page 25: gerontik O2 & CO2

bekas operasi dan menekannya secara perlahan ketika pasien batuk, untuk

menghindari terbukanya luka insisi dan mengurangi nyeri

C. Posisi yang baik

• Posisi semi fowler atau high fowler memungkinkan pengembangan paru

maksimal karena isi abdomen tidak menekan diafragma

• Normalnya ventilasi yang adekuat dapat dipertahankan melalui perubahan

posisi, ambulasi dan latihan

D. Pengisapan lendir (suctioning)

Adalah suatu metode untuk melepaskan sekresi yang berlebihan pada jalan napas,

suction dapat dilakukan pada oral, nasopharingeal, trakheal, endotrakheal atau

trakheostomi tube.

E. Pemberian obat bronkhodilator

Adalah obat untuk melebarkan jalan napas dengan melawan oedema mukosa

bronkhus dan spasme otot dan mengurangi obstruksi dan meningkatkan

pertukaran udara.

Obat ini dapat diberikan peroral, sub kutan, intra vena, rektal dan nebulisasi atau

menghisap atau menyemprotkan obat ke dalam saluran napas.

2. Mobilisasi sekresi paru

A. Hidrasi

Cairan diberikan secara oral dengan cara menganjurkan pasien  2 – 2,5 liter

perhari, tetapi dalam±mengkonsumsi cairan yang banyak  batas

kemampuan/cadangan jantung.

B. Humidifikasi

Pengisapan uap panas untuk membantu mengencerkan atau melarutkan lendir.

Page 26: gerontik O2 & CO2

C. Postural drainage

Adalah posisi khuus yang digunakan agar kekuatan gravitasi dapat membantu di

dalam pelepasan sekresi bronkhial dari bronkhiolus yang bersarang di dalam

bronkhus dan trakhea, dengan maksud supaya dapat membatukkan atau dihisap

sekresinya.

Biasanya dilakukan 2 – 4 kali sebelum makan dan sebelum tidur / istirahat.

Tekniknya :

• Sebelum postural drainage, lakukan :

- Nebulisasi untuk mengalirkan sekret

- Perkusi sekitar 1 – 2 menit

- Vibrasi 4 – 5 kali dalam satu periode

• Lakukan postural drainage, tergantung letak sekret dalam paru.

3. Mempertahankan dan meningkatkan pengembangan paru

A. Latihan napas

Adalah teknik yang digunakan untuk menggantikan defisit pernapasan melalui

peningkatan efisiensi pernapasan yang bertujuan penghematan energi melalui

pengontrolan pernapasan

Jenis latihan napas :

• Pernapasan diafragma

• Pursed lips breathing

• Pernapasan sisi iga bawah

• Pernapasan iga dan lower back

• Pernapasan segmental

B. Pemasangan ventilasi mekanik

Adalah alat yang berfungsi sebagai pengganti tindakan pengaliran /

penghembusan udara ke ruang thoraks dan diafragma. Alat ini dapat

Page 27: gerontik O2 & CO2

mempertahankan ventilasi secara otomatis dalam periode yang lama.

Ada dua tipe yaitu ventilasi tekanan negatif dan ventilasi tekanan positif.

C. Pemasangan chest tube dan chest drainage

Chest tube drainage / intra pleural drainage digunakan setelah prosedur thorakik,

satu atau lebih chest kateter dibuat di rongga pleura melalui pembedahan dinding

dada dan dihubungkan ke sistem drainage.

Indikasinya pada trauma paru seperti : hemothoraks, pneumothoraks, open

pneumothoraks, flail chest.

Tujuannya :

• Untuk melepaskan larutan, benda padat, udara dari rongga pleura atau rongga

thoraks dan rongga mediastinum

• Untuk mengembalikan ekspansi paru dan menata kembali fungsi normal

kardiorespirasi pada pasien pasca operasi, trauma dan kondisi medis dengan

membuat tekanan negatif dalam rongga pleura.

Tipenya :

a. The single bottle water seal system

b. The two bottle water

c. The three bottle water

4. Mengurangi / mengoreksi hipoksia dan kompensasi tubuh akibat hipoksia

Dengan pemberian O2 dapat melalui :

• Nasal canule

• Bronkhopharingeal khateter

• Simple mask

• Aerosol mask / trakheostomy collars

• ETT (endo trakheal tube)

5. Meningkatkan transportasi gas dan Cardiak Output

Dengan resusitasi jantung paru (RJP), yang mencakup tindakan ABC, yaitu :

Page 28: gerontik O2 & CO2

A : Air way adalah mempertahankan kebersihan atau membebaskan jalan napas

B : Breathing adalah pemberian napas buatan melalui mulut ke mulut atau mulut

ke hidung

C : Circulation adalah memulai kompresi jantung atau memberikan sirkulasi

buatan

Jadi secara umum intervensi keperawatan mencakup di dalamnya :

a. Health promotion

• Ventilasi yang memadai

• Hindari rokok

• Pelindung / masker saat bekerja

• Hindari inhaler, tetes hidung, spray (yang dapat menekan nervus 1)

• Pakaian yang nyaman

b. Health restoration and maintenance

• Mempertahankan jalan napas dengan upaya mengencerkan sekret

• Teknik batuk dan postural drainage

• Suctioning

• Menghilangkan rasa takut dengan penjelasan, posisi fowler/semi fowler,

significant other

• Mengatur istirahat dan aktifitas dengan memberikan HE yang bermanfaat,

fasilitasi lingkungan, tingkatkan rasa nyaman, terapi yang sesuai, ROM

• Mengurangi usaha bernapas dengan ventilasi yang memeadai, pakaian tipis dan

hangat, hindari makan berlebih dan banyak mengandung gas, atur posisi

• Mempertahankan nutrisi dan hidrasi juga dengan oral hygiene dan makanan

yang mudah dikunyah dan dicerna

• Mempertahankan eliminasi dengan memberikan makanan berserat dan ajarkan

latihan

• Mencegah dan mengawasi potensial infeksi dengan menekankan prinsip medikal

asepsis

• Terapi O2

• Terapi ventilasi

• Drainage dada

Page 29: gerontik O2 & CO2

IX. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI

Implementasi keperawatan sesuai dengan intervensi dan evaluasi dilakukan sesuai

tujuan dan kriteria termasuk di dalamnya evaluasi proses.

                                                                                   

FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Page 30: gerontik O2 & CO2

                                                                                      Tanggal Pengkajian  : 25

Maret 2012

A.   DATA BIOGRAFI

Nama   : Ny ”R”

TTL     : 26 November 1939

Jenis Kelamin              : perempuan                            Gol.Darah : O

Pendidikan                   : SD

Agama                         : Islam

Status Perkawinan          :Janda  

TB/BB                         : 160 cm, 44 kg

Penampilan                  : Rapi, berjilbab      Ciri-ciri tubuh : Kurus, kulit sawo

matang

Alamat                         : Kel.Kota Besi Hulu  RT 02/RW 05

                                       Kec.Kota Besi      Telp/HP 08125086514

                                       Kab.Kotamadya

Orang Yang Dekat       : Anak

Hubungan                    : Ibu dan anak

Alamat/ Telpon                        : Kel.Kota Besi Hulu  RT 02/RW 05

B.   RIWAYAT KEPERAWATAN

Page 31: gerontik O2 & CO2

1.       Genogram

  

                                                                        

     

 

 Keterangan   :                   : Laki – laki                                     :

Garis Keturunan

                                           : Perempuan                      .......        : Tinggal

Serumah

                                           : Garis

Hubungan                             : Meninggal

2.      Riwayat Keluarga

Page 32: gerontik O2 & CO2

Dalam keluarga klien tidak ada yang mnderita penyakit menurun seperti

DM,hipertensi, asma, dll. Tidak ada pula yang mnderita penyakit menular seperti

TBC.

C.RIWAYAT PEKERJAAN         

Pekerjaan saat ini                :saat ini klien bekerja sebagai petani

Alamat pekerjaan                :-

Jarak dari rumah                 : 1km

Alat transportasi                  : jalan kaki

Pekerjaan sebelumnya        : sebelumnya klien bekerja sebagai petani juga

Jarak dari rumah                 : 1km

Alat transportasi                  : jalan kaki

Sumber-sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan: pendapatan klien

di dapat dari hasil panen, dan juga biasanya didapat dari anak-anaknya yang sudah

bekerja.

D.RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP

Jenis lantai rumah               : Kayu

Kondisi lantai                      : Kering          

Tangga rumah                     : Ada                              :   aman (ada pegangan)      

Penerangan                         : cukup

Tempat tidur                        : aman (pagar pembatas,tidak terlalu tinggi)

Alat dapur                           : tertata rapi

Page 33: gerontik O2 & CO2

WC                                     : Ada                            : aman (posisi duduk ,ada

pegangan)

Kebersihan lingkungan       : bersih (tidak ada barang membahayakan)

Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah :  5 orang

Tetangga Terdekat : Ada

E.RIWAYAT REKREASI

Hobby atau Minat : berkebun, bertani, menjahit, memasak

Keanggotaan organisasi : ketua arisan kampong, anggota arisan keluarga

Liburan atau Perjalanan : pernah memunaikan ibadah Haji

F.SISTEM PENDUKUNG

Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterafi*  : perawat

Jarak dari rumah                             : 500 meter

Rumah Sakit                                               : tidak ada

Klinik                                              : ada,  jarak  1 km

Pelayanan Kesehatan Di rumah      : tidak ada

Makanan yang dihantarkan             : tidak ada

Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga: tidak ada

G.DESKRIPSI KEKHUSUSAN

Kebiasaan Ritual     : klien biasa nya tiap malam jumat menyiapkan sesajian untuk

leluhur

Page 34: gerontik O2 & CO2

Yang lainnya           : -

H.STATUS KESEHATAN

Status Kesehatan umum Selama setahun yang lalu: asma, rematik, vertigo

Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : asma, batuk - batuk

Keluhan Utama: asma

1.Provocative / Paliative      : sesak nafas

2.Quality/ Quantity             : seperti tertusuk - tusuk

3.Region                             : ulu hati

4.Severity Scale                  : 5 (skala sedang)

5.Timing                             : hilang timbul

Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : biasa nya bila timbul klien

minum obat yang telah di anjurkan dan sering minum air hangat.

Obat-obatan :

NO NAMA OBAT DOSIS KETERANGAN

1. Salbutamol 2mg 3 x 1

2. dexametason 3 x 1

3. Vit. C 3 X 1

Alergi (Catatan Agent dan Reaksi Spesifik)         :

Obat-obatan                        : tidak ada

Makanan                 : tidak ada

Page 35: gerontik O2 & CO2

Faktor Lingkungan  : cuaca dingin, debu, polusi

Penyakit yang diderita : asma, rematik, vertigo

I.AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)

Indeks KATZ                      :  A

Oksigenasi                          :

Cairan dan Elektrolit                       : klien minum air putih 1500ml per hari,di

dampingi  teh dan kopi

Nutrisi                                 : klien makan nasi, lauk, dan sayur 3kali sehari

Eliminasi                             : BAK 3kali perhari , BAB 1 kali perhari

Aktivitas                             : tiap hari klien pergi ke sawah untuk bertani

Istirahat dan Tidur               : istirahat klien cukup, tidur sehari kira2 10 jam

Personal Hygiene                : klien mampu mandi, BAB,BAK sendiri tanpa

bantuan

Seksual                               : kebutuhan seksual tidak terpenuhi karena suami klien

sudah lama meninggal

J. PSIKOLOGI,KOGNITIF DAN PERSEPTUAL

Konsep Diri                                    : klien mampu menerima bahwa dirinya

seorang lansia

Emosi                                  : stabil

Adaptasi                              : klien mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar

Status mental                       : baik

Page 36: gerontik O2 & CO2

Tingkat Kesadaran              : compos mentis

Dimensia                             : tidak    

Orientasi                             : normal        

Bicara                                 : normal   

Bahasa yang digunakan      : jawa, indonesia

Kemampuan membaca       : bisa              

Kemampuan interaksi         : sesuai           

Vertigo                                : ya

Short Porteble Mental Status Questionaire (SPMSQ) =

Mini – Mental State Exam (MMSE)=

Geriatrik Depresion Scale                         =

APGAR                                         =

K.TINJAUAN SISTEM

Keadaan Umum                  : Baik

Tingkat Kesadaran              :Composmentis

Tanda – tanda Vital             : TD   130 /90  mmHg          Nadi:  88 x/menit

                                              RR   26   X/menit        Suhu :36,2  0c

   TB :160 cm                        BB: 44 Kg

PENGKAJIAN PERSISTEM

PERNAFASAN (B1: BREATHING)

Page 37: gerontik O2 & CO2

1.Bentuk dada : Simetris                                 

2.Sekresi dan Batuk

Batuk               : ya     

Sputum              : tidak            ada

Nyeri waktu bernafas     : ya                 

3.Pola nafas

a.Frekwensi Nafas : 28  x/menit

Irguler                         

Hiper Ventilasi

4.Bunyi nafas

a.Normal

vesikuler di.........................................

Bronchial di..............................................

Broncho vesikuler di.....................................

b.Abnormal

Stridor  lokasi............................

Streror  lokasi...............................

Wheezing  lokasi..........................

Rales  lokasi...............

Ronchi  lokasi....................

Krepitasi  lokasi.................................

Page 38: gerontik O2 & CO2

Friction Rap lokasi.......................

c. Resonen Lokal

Pectoreloguy

Bronchofoni

Egofoni

5.Pergerakan dada

Intercostal                    Supra

Clavicula                       Tracheal Tag                Lain lain

Substernal                    Suprasternal                 Flail Chest

6.Tractil Fremitis/Fremitus Vokal

Meningkat        lokasi

Menurun          lokasi

Lain-lain

7.Alat Bantu Pernafasan

Nasal               Bag and Mask              Tracheostomi

Masker             Respirator

CARDIOVASKULER ( B2 : BLEEDING )

1.Nadi

Frekuensi 88 x/menit

Reguler                        Kuat

2.Bunyi Jantung

Page 39: gerontik O2 & CO2

Normal

3.Letak Jantung

Ictus cordis teraba pada.................

4.Pembesaran Jantung

tidak

5.Nyeri Dada

Ya       

6.Edema : Tidak Ada  

7.Clubbing Finger

            Tidak

PERSYARAFAN (B3 : BRAIN )

Tingkat Kesadaran :

Compos Mentis

1.GCS :

Eye :4 Verbal :5  Motorik :6

Total GCS :15

2.Refleks

Normal           

3.Koordinasi Gerak :               Ya       

4.Kejang                                   Tidak

5.Lain-lain..........................................

Page 40: gerontik O2 & CO2

PENGINDERAAN ( PERSEPSI SENSORI )

1.      Mata ( Penglihatan )

a.       Bentuk

Normal                                   

b.      Visus.....................

Pupil :

Isokor 

c.       Gerak bola Mata :

Normal           

d.      Medan Penglihatan :

Normal           

e.       Buta Warna

Tidak

f.        Tekanan intra okuler

Meningkat                   

2.      Hidung (Penciuman )

a.        Bentuk                               :           Normal           

b.       Gangguan Penciuman        :           Tidak

3.      Telinga ( Pendengaran )

Page 41: gerontik O2 & CO2

a.        Aurikel      :          Normal

b.      Membran tympani

Terang            

c.       Otorrhoea :

Ya,jenis.......................                        Tidak

d.       Gangguan Pendengaran :  Tidak

e.        Tinitus :                             Tidak

4.      Perasa

Normal           

5.      Peraba

Normal           

PERKEMIHAN – ELIMINASI URI ( B4 : BLADDER )

Masalah Kandung Kemih

Tidak ada masalah      

Produksi Urine 250 ml/hari      Frekuensi 5.x/hari

Warna kuning pekat, Bau amoniakLain-lain....................................

Page 42: gerontik O2 & CO2

PENCERNAAN  – ELIMINASI ALVI ( B5 : BOWEL)

1.      Mulut  dan Tenggorokan

a.       Mulut

Selaput Lendir Mulut

Lembab

b.      Lidah

bersih

c.        Kebersihan Rongga Mulut

Tidak Berbau                                       Gigi Bersih      

d.      Tenggorokan :

tidak ada sakit menelan

e.       Abdomen

Kenyal                        

Nyeri tekan, tidak ada

Benjolan, tidak ada

f.        Pembesaran hepar              tidak

g.        Pembesaran Lien               tidak

h.       Asites                                 tidak

i.        Lain – lain.............................

2.      Masalah usus besar dan rektum/anus

BAB 1 X/hari

Page 43: gerontik O2 & CO2

Tidak ada masalah                  

OTOT,TULANG DAN INTEGUMENT ( B6 : BONE )

1.      Otot dan Tulang

Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai ( ROM )

Terbatas

Kemampuan kekuatan otot

Fraktur

Tidak

Dislokasi

Tidak

Haemotom

Tidak  

2.      Integumen

Warna Kulit :sawo matang                              Akral : hangat

Turgor :           Tidak Elastic

REPRODUKSI

Perempuan :

Page 44: gerontik O2 & CO2

Payudara

Bentuk             Simetris

Benjolan          tidak

Kelamin

Bentuk             normal

Keputihan        tidak

ENDOKRIN

1.      Faktor Alergi

Tidak

Manifestasi : tidak ada

Cara Mengatasi : tidak ada

2.      Kelainan endokrin: tidak ada

PENGETAHUAN  :

Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya: klien mengetahui jika dirinya

mempunyai  penyakit asma biasanya minum obat yang dianjurkan dan juga

minum air hangat saat terasa nyeri

Page 45: gerontik O2 & CO2

Sampit, 25  Maret 2012

Mahasiswa yang mengkaji,

.........................................

NIM.

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1. DS-:Klien mengatakan

“saya sesak nafas bila cuaca

dingin dan ada debu”

DO:-Klien Nampak sesak

nafas disertai batuk kering 

kerusakan

membrane alveoli

Gangguan pertukaran gas

O2 dan CO2

Page 46: gerontik O2 & CO2

       -tidak ada sputum

       -frekuensi nafas

28x/mnt

       -type pernafasan

kusmaul

       - terdengar bunyi

ronchi pada apex paru

kiri/kanan

 

RENCANA KEPERAWATAN

No.Dx.

Kep.Tujuan Intervensi Rasional

1.        1 Gangguan pertukaran

O2 dan CO2 teratasi

dengan criteria:

-          Kilen

mengatakan sesak

nafas berkurang atau

hilang

-          Klien tidak

1.      Kaji dan monitor

frekuensi nafas

2.      Beri posisi yang

1.      Sebagai indicator

adanya gangguan nafas dan

indicator dalam tindakan

selanjutnya

2.      Berkurangnya

tekanan diafragma keatas

sehingga ekspresi paru

Page 47: gerontik O2 & CO2

batuk lagi

-          Frekuensi nafas

dalam batas normal (16

– 18 x/mnt)

menyenangkan sesuai

dengan keinginan klien.

(posisi semi fowler)

3.      Ajarkan klien untuk

batuk efektif

4.      klkien untuk

membatasi aktifitas

5.      Pertahankan

sirkulasi O2 dalam

maksimal sehingga klien

dapat bernafas dengan

leluasa

3.      Batuk yang efektif

merupakan salah satu cara

yang baik dan efektif untuk

mengeluarkan secret.

4.      Menurunkan jumlah

konsumsi atau kebutuhan

selama periode penurunan

pernafasan sehingga dapat

menurunkan gejala

gangguan pertukaran gas

O2 dan CO2.

5.      Untuk

mempertahankan sirkulasi

O2 dan CO2

Page 48: gerontik O2 & CO2

ruangan

No.Dx.

Kep.Implementasi Evaluasi

1.   1

.

1 1.      Mengkaji dan monitor frekuensi nafas

2.      memberi posisi yang menyenangkan

sesuai dengan keinginan klien.(posisi semi

fowler)

3.      mengajarkan klien untuk batuk efektif

4.menganjurkan  klien untuk membatasi

aktifitas

5.mempertahankan sirkulasi O2 dalam

ruangan

S : Klien mengatakan “saya masih

sering sesak nafas”

O : Klien Nampak sesak nafas

disertai batuk kering 

       -tidak ada sputum

       -frekuensi nafas 28x/mnt

       -type pernafasan

kusmaul       - terdengar bunyi

ronchi pada apex paru kiri/kanan

Page 49: gerontik O2 & CO2

BAB III

PENUTUP

3.1       KESIMPULAN

Lansia mengalami persoalan khusus tentang gangguan O2 dan CO2 , itu tidak

jauh dari penyebab penurunan fungsi tubuh dan factor usia. Kita tentunya

mengetahui fungsi tubuh sangat memerlukan  O2 dan CO2 yang disurvey melalui

system Kardiovaskuler, apabila dalam sytem kardiovaskuler tergganggu tentu

akan mengganggu dalam pertukaran gas O2 dan CO2 keberbagai jaringan tubuh.

Akhir – akhir ini banyak masalah yang terjadi di kota – kota besar dalam masalah

kesehatan udara, terutama polusi yang semakin hari semakin mengkhawtirkan

karena merusak kesehatan terutama terhadap manula.

3.2       SARAN

Perlu diingat dalam masalah kesehatan pernapasan dalam hal O2 dan CO2 sangat

penting dijaga karena 2 hal ini sangat penting dan diperlukan dalam system hidup.

Maka dari itu Kita harus menjaga sejak dini. Banyak cara agar kita hidup selalu

sehat baik itu dengan gaya hidup yang tidak sehat perlu ditinggalkan, konsumsi

makanan dengan gizi yang seimbang, dan olahraga teratur. Semua yang kita

akukan pada masa muda akan kita petik saat tua.

Page 50: gerontik O2 & CO2