Top Banner
PUSAT SURVEI GEOLOGI BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Geofisika untuk Eksplorasi Migas dan Kebencanaan “Aplikasi Metode Ground Penetrating Radar dan Gradiomagnet untuk Identifikasi Kondisi Geologi dan Objek Bawah Permukaan Dangkal” Oleh: G.M. Lucki Junursyah Subbidang Geofisika Dasar dan Terapan Bidang Geosains
22

Geofisika untuk Eksplorasi Migas dan Kebencanaan · 2020. 7. 13. · Wilayah rekomendasi hasil interpretasi GPR dan Gradiometer, adalah sebagai berikut: Area Talise-01: 40.5 Ha (24.8

Oct 20, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • PUSAT SURVEI GEOLOGI

    BADAN GEOLOGI

    KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

    Geofisika untuk Eksplorasi Migas dan Kebencanaan

    “Aplikasi Metode Ground Penetrating Radar dan Gradiomagnet untuk Identifikasi

    Kondisi Geologi dan Objek Bawah Permukaan Dangkal”

    Oleh:

    G.M. Lucki Junursyah

    Subbidang Geofisika Dasar dan Terapan

    Bidang Geosains

  • KERANGKA PRESENTASI

    PRINSIP DASAR

    STUDI KASUS:

    Rekomendasi Wilayah Relokasi dan Rehabilitasi Pasca Bencana Tsunami dan Gempa Bumi di

    Daerah Palu dan Sekitarnya

    Identifikasi Objek Bawah Permukaan Akibat Adanya Semburan Lumpur Minyak di Daerah Kutisari-Surabaya Berdasarkan Metode GPR

    Identifikasi Objek Bawah Permukaan di sekitar wilayah kantor Menteri ESDM Berdasarkan

    Metode GPR dan Gradiomagnet

  • PRINSIP DASAR METODE GPR

    (Shuhail, 2013) (Gallo) (Milsom, 2003)

    ρ >>

    f

  • PRINSIP DASAR METODE GPR

    600 MHz

    200 MHz

    melihat batas reflektor amplitudo max/min

    validasi kekuatan dan batas reflektor amplitudo max/min

    200 MHz 400 MHz 600 MHz

  • PRINSIP DASAR METODE GRADIOMAGNET

    (Breiner, 1999)

    Data Up &Down (Gradiomagnet)

    Data Base (VH)

    IGRF Anomali Magnet

    Reduced to Pole (RTP)

    Dipole Monopole

    - Residual dan Regional

    - SVD, dll...

    (Kearey, dkk., 2002)

    Cesium Gradiomagnet

  • Rekomendasi Wilayah Relokasi dan Rehabilitasi Pasca Bencana Tsunami dan Gempa Bumi di Daerah Palu dan Sekitarnya

    Duyu

    Tondo

    Pombewe

    Petobo Balaroa

    Oloboju

    Talise

    (Sumadirdja, dkk., 1973; Sukido, dkk., 1993)

    KRONOLOGIS Pada tanggal 28 September 2018 pukul 17:02:44 WIB terjadi gempabumi utama dengan magnitudo 7,4

    Mw akibat aktivitas zona Sesar Palu Koro yang diikuti oleh kejadian Tsunami. Badan Geologi (BG) menurunkan Tim Tanggap Darurat dan dilanjutkan oleh Tim Rekomendasi Wilayah

    Relokasi dan Rehabilitasi yang dimulai dari awal bulan Oktober 2020. (Paton, dkk.)

  • Hasil Interpretasi Daerah Balaroa dan Sekitarnya

    LINE01 LINE02

    LINE03

    LINE04

    Identifikasi pergerakan batuan (mass movement)

    Zona Lemah (potensi hancur)

    lempungan

    soil

    urugan

  • Hasil Interpretasi Daerah Duyu dan Sekitarnya

    Potensi gerakan tanah

    Peta Perioda Dominan Tanah

    soil

    urugan

    penyebaran

    validasi

  • Hasil Interpretasi Daerah Talise bagian Utara dan Sekitarnya

    lunak

    Respon Nilai SVD

    Zona Hancuran-01 (menembus lapisan-A)

    Zona Hancuran-02 (menembus lapisan-B)

    pasiran

    lempungan

    validasi

    penyebaran

  • Kesimpulan

    Zona Lemah: Struktur geologi permukaan, zona potensi dan hancuran, serta gerakan masa batuan. Lapisan konduktif yang mengalasi lapisan resistif mendekati permukaan = nilai anomali magnet tinggi. Nilai anomali magnet tinggi = Periode dominan tanah tinggi. Kelurusan zona lemah secara dominan: 300o - 320o (sesar normal mengiri) -> 340o - 350o (sesar normal) -> 180o - 200o (sesar mendatar normal).

    Wilayah rekomendasi hasil interpretasi GPR dan Gradiometer, adalah sebagai berikut: Area Talise-01: 40.5 Ha (24.8 % dari total 163.5 Ha (kecuali lokasi-05 sebesar 55.2 Ha karena tidak terukur) hingga 49.5 Ha diperkirakan (30.3%). Area Duyu: tidak direkomendasikan.

  • Identifikasi Objek Bawah Permukaan Akibat Adanya Semburan Lumpur Minyak di Daerah Kutisari-Surabaya Berdasarkan Metode GPR

    KRONOLOGIS

    Permohonan Pemeriksaan dan Penanganan Semburan Lumpur Minyak di Kutisari-Surabaya, dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, 28 September 2019.

    29 September 2019 Tim Bidang Migas (I. Nurdiana dan H. Mersil)

    Sampling minyak, rekomendasi Georadar dan Geolistrik

    2-5 Oktober 2019 Survei GPR (G.M. Lucki J., B. Sugiarto, dan A. Wahid)

    Aktifnya sesar muda karena Gempa?

    Bocornya minyak dari pemboran zaman Belanda?

  • Hasil Interpretasi Lintasan KIU-02

    PETA LINTASAN GPR Kelurahan KutisariKecamatan Tenggilis MejoyoKota Surabaya

    300 m

    NNImage © 2019 Maxar Technologies

    Image © 2019 Maxar Technologies

    Image © 2019 Maxar Technologies

    © 2018 AfriGIS (Pty) Ltd.

    © 2018 AfriGIS (Pty) Ltd.

    © 2018 AfriGIS (Pty) Ltd.

    Hasil:

    • Teridentifikasi terdapat enam lapisan batuan hingga kedalaman 20 m.

    • Lapisan A dan B memiliki kemiringan relative ke arah timur dan secara onlap ditutupi oleh lapisan 04 hingga lapisan 01.

    • Teridentifikasi adanya indikasi bekas pemboran tua. Pemboran A terletak pada kedalaman 5 m dan Pemboran B = 3.5 m.

    • Teridentifikasi terdapat anomali yang lebar yang ditafsirkan sebagai bekas kompleks pemboran atau dapat juga sebagai zona lemah.

  • Hasil Interpretasi Lintasan KIU-03

    PETA LINTASAN GPR Kelurahan KutisariKecamatan Tenggilis MejoyoKota Surabaya

    300 m

    NNImage © 2019 Maxar Technologies

    Image © 2019 Maxar Technologies

    Image © 2019 Maxar Technologies

    © 2018 AfriGIS (Pty) Ltd.

    © 2018 AfriGIS (Pty) Ltd.

    © 2018 AfriGIS (Pty) Ltd.

  • Kesimpulan

    KESIMPULAN: • Semburan lumpur bercampur minyak

    kemungkinan berasal dari pemboran-C yang terletak di kedalaman 4 meter.

    SARAN: • Diperlukan penelitian lebih lanjut seperti

    resistivity 2D-4D, untuk melihat lapisan batuan di bawah permukaan secara lebih dalam dan memonitoring perubahan fluida di bawah permukaan.

    • Pengecekan lebih lanjut pada indikasi bor A dan B.

  • Identifikasi Objek Bawah Permukaan di sekitar wilayah kantor Menteri ESDM Berdasarkan metode GPR dan Gradiomagnet

    PIPA-1

    MANHOLE-1

    PINTU-2

    PIPA-3

    MANHOLE-4

    PILAR-5

    PILAR-4

    PILAR-1

    KRONOLOGIS Surat no. 114/04/SJU.3/2020 tentang permohonan bantuan teknis

    survei GPR untuk penentuan letak bangunan bawah permukaan pada gedung kantor dan rumah dinas Menteri ESDM.

    28-29 Februari 2020 Tim Geofisika PSG, Bidang Geosains (G.M.L. Junursyah dan A. Ibrahim) melakukan koordinasi ke lokasi.

    6-9 Maret 2020 Tim Geofisika PSG melakukan pengukuran geofisika metode GPR dengan peralatan IDS 25MHz dan metode Gradiomagnet dengan peralatan Cesium G-858 Geometrics.

    LOKASI-3: JALAN DISAMPING GEDUNG HERITAGE Pengukuran metode Gradiomagmet: Dilakukan pengukuran secara

    vertical gradiomagnet sebanyak 855 titik yang terbagi menjadi 7 lintasan paralel dengan interval 1 m (L01 hingga L07) dan 2 lintasan diagonal (LA dan LB). Disetiap lintasan dilakukan pengukuran sebanyak 95 titik dengan jarak interval 0.5 m.

    Pengukuran Metode GPR: Dilakukan pengukuran secara kontinyu di 7 lintasan paralel (L01 hingga L07).

  • Hasil Proses dan Analisis Lokasi-3

    GPR LINE-04

    GPR LINE-02

    PETA RTP MAGNET

    ANOMALI

    - Saluran Pipa (SP-1) - Bangunan-1

    - Saluran Kabel (SK-4) - Manhole-4

    Saluran Pipa (SP-5)

    - Bangunan-2 - Bangunan-3

    BATAS INTERPRETASI

  • Hasil Interpretasi Lokasi-3

    SALURAN KABEL (SK): Dicirikan oleh anomali GPR yang runcing dan menghablur (akibat adanya arus listrik pada saluran).

    SK-1: 10.8 m SOL07 - 11.3 m EOL05 (Bangunan-1); kedalaman 1.8-3.0 m. SK-2: 15.4 m SOL07 - 17.2 m EOL03 (SP-3); kedalaman 0.9-1.9 m. SK-3: 42.4 m SOL01 - 38.4 m EOL07 (Manhole-1); kedalaman 0.7-2.3 m. SK-4: 47.0 m SOL07 - 44.5 m EOL02; kedalaman 1.2-2.2 m. SALURAN PIPA (SP): Dicirikan oleh Anomali magnet tinggi (merah) = bahan campuran logam;

    Anomali magnet rendah (biru) = bahan campuran non-logam.

    SP-1: 11.3 m SOL01 - 2 m EOL07; kedalaman 1.2-3.2 m. SP-2: 6.3 m SOL01 - 7.3 m EOL07; kedalaman 1.9-3.6 m. SP-3: 15.2 m SOL01 - 20.5 m EOL07 (Pintu-1); kedalaman 1.0-2.8 m. SP-4: 22.7 m SOL01 - 21.2 m EOL07 (Pintu-1); kedalaman 0.7-3.1 m. SP-5: 35.5 m SOL01 - 37.9 m EOL07 (Manhole-1 dan Pipa-3); kedalaman 1.2-3.2 m. BANGUNAN: CIRI-1 dibatasi oleh anomali magnet rendah dengan closure tinggi = bahan dan batas

    bangunan campuran logam. CIRI-2 dibatasi oleh anomali magnet tinggi dengan closure rendah = batas bangunan campuran logam sedangkan isi bangunan non logam (kosong/air).

    BG-1: Luas >18.3 m2 (Panjang(L01): 7.0 m dan Lebar: 4 m ); Kedalaman 1.4-3.1 m. BG-2: Luas >13.2 m2 (PILAR-4 hingga 26.4-28 m SOL07); Kedalaman 0.4-3.6 m. BG-3: Luas >11 m2 (29.7-31.4 m SOL03 dan 30.8-32.9 m SOL07 ); Kedalaman 1.1-2.5 m. BG-4: Perkiraan Luas anomali mencapai >19.2 m2 (tidak dapat diinterpretasikan dari GPR).

    BANGUNAN-4 BANGUNAN-4

  • Lokasi Investigasi (Lokasi-5)

    LOKASI-5: TAMAN DISAMPING GEDUNG SARULLA

    Pengukuran metode Gradiomagmet: Dilakukan pengukuran secara vertical gradiomagnet sebanyak 508 titik yang terbagi menjadi 11 lintasan paralel panjang taman dengan interval 1 m (L00 hingga L20) dan 4 lintasan parallel lebar taman dengan interval 0.5 m (LA hingga LD).

    Pengukuran Metode GPR: Dilakukan pengukuran secara kontinyu di 15 lintasan pengukuran gradiomagnet (L00 hingga L20 dan LA hingga LD).

    AWAL LINTASAN PARALEL PANJANG TAMAN

    AWAL L-00

    JALUR L-02

    AKHIR LINTASAN PARALEL PANJANG TAMAN

  • Hasil Proses dan Analisis Lokasi-5

    GPR LINE-18

    GPR LINE-06

    PETA RTP MAGNET

    ANOMALI

    Saluran Pipa (SP-3)

    Bangunan (BG-11)

    BATAS INTERPRETASI

    Saluran Pipa (SP-1)

    (SP-1)

    Batas Cut & Fill Soil

    - Bangunan (BG-12) - Saluran Pipa (SP-4)

    (BG-11) (SP-4)

  • Hasil Interpretasi Lokasi-5

    SALURAN PIPA (SP): Dicirikan oleh Anomali magnet tinggi (merah) = bahan campuran logam; Anomali magnet rendah (biru) = bahan campuran non-logam.

    SP-1: 4.8 m SOL00 - 1.0 m EOL12; kedalaman 0.7-1.6 m. SP-2: 31.2 m SOL00 – 0.0 m EOL16; kedalaman 0.6-1.7 m. SP-3: 26.5 m SOL00 – 5.0 m EOL20; kedalaman 0.9-1.6 m. SP-4: 18.0 m SOL20 – 13.7 m EOL18; kedalaman 1.1-1.3 m. SP-5: 26.6 m SOL20 – 22.8 m EOL16; kedalaman 1.3-2.0 m. BANGUNAN: CIRI-1 dibatasi oleh anomali magnet rendah dengan closure tinggi = bahan dan batas

    bangunan campuran logam. CIRI-2 dibatasi oleh anomali magnet tinggi dengan closure rendah = batas bangunan campuran logam sedangkan isi bangunan non logam (kosong/air).

    BG-1: Luas >27.3 m2 [L00 (10.2-23.3 m) - L02 (10.9-13.4 m)]; Kedalaman 1.1-1.9 m. BG-2: Luas >12.3 m2 [L00 (27.7-32.4 m) - L02 (31.0-32.4 m)]; Kedalaman 0.7-1.6 m. BG-3: Luas ±6.3 m2 (Panjang(L10): 10.0-15.7 m dan Lebar: 1.1 m); Kedalaman 1.0-2.1 m. BG-4: Luas ±6.2 m2 (Panjang(L08): 16.7-20.4 m dan Lebar: 1.6 m); Kedalaman 0.8-0.9 m. BG-5: Luas >19.2 m2 [L20 (10.3-17.4 m) - ???]; Kedalaman 1.1-1.4 m. BG-6: Luas ±73.9 m2 melingkari BG-13 dan membatasinya dengan BG-12; Kedalaman 0.7-1.9 m. BG-7: Luas >27.3 m2 [L18 (28.9 - >34 .0 m) - LA (17.3-19.1 m)]; Kedalaman 0.6-1.1 m. BG-08: Luas ±4.9 m2 (Panjang(L02): 21.7-26.9 m dan Lebar: 0.9 m); Kedalaman 0.7-1.1 m. BG-09: Luas ±1.4 m2 (Panjang(L06): 18.0-19.9 m dan Lebar: 0.7 m); Kedalaman 0.9-1.1 m. BG-10: Luas ±4.9 m2 (Panjang(L06): 21.5-22.6 m dan Lebar: 1.2 m); Kedalaman ±1.4 m. BG-11: Luas ±29.9 m2 dibatasi oleh BG-6 dan jalur SP-2 dan SP-3; Kedalaman 0.6-2.0 m. BG-12: Luas >28.6 m2 dibatasi oleh BG-5 dan BG-6 dan jalur SP-3; Kedalaman 1.1-1.5 m. BG-13: Luas ±21.8 m2 dilingkari oleh BG-6; Kedalaman 0.7-1.9 m.

  • 21

    An-Naml (27:88)

    Bumi Bersifat Dinamik

    Perlu peran serta ilmu geologi dan geofisika

  • Jalan Diponegoro No. 57 Bandung 40122 Telp: +62 22-7215297 Fax: +62 22-7216444

    www.geologi.esdm.go.id

    PUSAT SURVEI GEOLOGI

    BADAN GEOLOGI

    KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

    REPUBLIK INDONESIA