Top Banner
Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering 07.23 Pawarta Label: mobil, otomotif, tips otomotif Setiap mobil dengan pembuatan di tahun 2000 ke atas biasanya sudah di lengkapi dengan piranti kemudi power steering. Untuk tipe mobil lawas dan angkutan berat sebagian masih menggunakan Power Steering jenis fluida cair atau di sebut juga hidrolik. Fluida yang digunakan biasanya adalah oli dengan viscositas rendah atau encer, oli dipompa hingga tekanannya naik kemudian di gunakan untuk mendorong atau menggeser batang kemudi. Pompa Power steering di gerakkan/diputar menggunakan V belt dan pulley yang kemudian di hubungkan dengan poros mesin. Bagi pemilik mobil dengan power steering jenis hidrolik sangat penting untuk selalu mengecek dan merawat agar selalu bekerja dengan normal karena jenis ini lebih banyak menggunakan komponen di banding jenis power steering lainnya. Untuk mencegahan anda harus mengenali apa saja gejala dan penyebab rusaknya power steering mobil. Berikut ini Pawarta.com rangkumkan beberapa ciri gejala dan penyebabnnya : Umur Power Steering. Pada usia Power steering lebih dari 5 tahun atau mobil yang sudah digunakan hingga jarak tempuh 100 ribu km, biasanya akan mengalami kerusakan atau kebocoran pada selang dan seal rack steer. Hal ini di tandai dengan tetesan oli atau rembesan yang berasal dari rumah rack, tanda tanda yang lain adalah ketika setir di belokkan timbu suara bedecit atau dengungan seperti gesekan.
27

Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

Jan 27, 2016

Download

Documents

Fatwa Sidicky

power steering
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

07.23  Pawarta   Label: mobil, otomotif, tips otomotifSetiap mobil dengan pembuatan di tahun 2000 ke atas biasanya sudah di lengkapi dengan piranti kemudi power steering. Untuk tipe mobil lawas dan angkutan berat sebagian masih menggunakan Power Steering jenis fluida cair atau di sebut juga hidrolik. Fluida yang digunakan biasanya adalah oli dengan viscositas rendah atau encer, oli dipompa hingga tekanannya naik kemudian di gunakan untuk mendorong atau menggeser batang kemudi.

Pompa Power steering di gerakkan/diputar menggunakan V belt dan pulley yang kemudian di hubungkan dengan poros mesin. 

Bagi pemilik mobil dengan power steering jenis hidrolik sangat penting untuk selalu mengecek dan merawat agar selalu bekerja dengan normal karena jenis ini lebih banyak menggunakan komponen di banding jenis power steering lainnya.

Untuk mencegahan anda harus mengenali apa saja gejala dan penyebab rusaknya power steering mobil.

Berikut ini Pawarta.com rangkumkan beberapa ciri gejala dan penyebabnnya :

Umur Power Steering. Pada usia Power steering lebih dari 5 tahun atau mobil yang sudah digunakan hingga jarak tempuh 100 ribu km, biasanya akan mengalami kerusakan atau kebocoran pada selang dan seal rack steer. Hal ini di tandai dengan tetesan oli atau rembesan yang berasal dari rumah rack, tanda tanda yang lain adalah ketika setir di belokkan timbu suara bedecit atau dengungan seperti gesekan. 

Sementara waktu masalah ini dapat di tangani dengan rajin mengecek oli power steering dan menambahnya jika kurang, tapi sebisa mungkin untuk segera membongkarnya dan mengganti seal, selain itu juga lakukan pembersihan rumah as rack steer dari kotoran dan gram (logam lembut) karena bila terlalu lama dibiarkan dapat mengores permukaan As steer dan merusak komponen lainnya.

Oli Power Steering. Untuk anda yang ingin mengganti atau menambah oli power steering sendiri di rumah, jangan salah mengisinya dengan oli rem, walaupun kekentalan nya sama, oli rem mempunyai sifat yang berbeda dengan oli jenis power steering. Kesalahan atau kecerobohan ini dapat merusak pompa oli, karena selain sebagai fluida kerja oli power steering

Page 2: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

juga sebagai pelumas pompa.

Karet Boot Rack Steer Robek. Biasanya karena sudah termakan usia atau tersangkut karena letaknya di bawah, karet pelidung rack steer atau lebih di kenal dengan karet boot mengalami kerusakan atau sobek. Jika terlalu lama di biarkan debu, air dan pasir dapat masuk dan membuat rack steer berkarat, lebih parahnya lagi adalah menyebabkan permukaannya tergores dan membuat seal oli bocor. Gejala awalnya adalah stir menjadi berat dan mengeluarkan bunyi jika roda berbelok. Anda bisa melakukan pengecekan sekalian mengganti oli mesin, jika karet ini robek segera ganti dengan yang baru.

Pemakaian Tidak Wajar. Pemakaian extreme dapat menyebabkan selang dan karet karet seal rusak, hal ini terjadi karena penggunaan mobil di luar batas. Contohnya pada mobil offroad, rely, slalom dan drifting yang sering melakukan belokan maneuver ekstrem sehingga membuat tekanan oli pada sirkuit power steering menjadi sangat tinggi dan panas. Semakin sering diperlakukan seperti itu, selang akan rusak dan bocor.

Lebih baik mencegah dari pada memperbaiki, karena untuk melakukan service power steering tidak lah murah selain itu juga memakan waktu lama. Bila anda ingin lebih awet lakukan langkah Tips Merawat Power Steering Supaya Awetpada kendaraan.Untuk servis ataupun perbaikan, ganti seal membutuhkan waktu 3-4 jam dengan biaya Rp 150.000 - 450.000. Namun jika terjadi kerusakan pada mekanis, misalnya rack as power steering, biaya hingga mencapai Rp 2 juta. (YS)http://www.pawarta.com/2013/06/gejala-dan-penyebab-rusaknya-power.html

Power Steering dan Solusi jika terjadi Kerusakan !!!Pada sebuah mobil, power steering merupakan sebuah elemen yang sangat penting keberadaannya. Sebab, power steering merupakan bagian dari mobil yang berfungsi untuk memudahkan pengemudi dalam mengendalikan mobilnya (dalam menyetir). Oleh sebab itu, menjaga power steering agar tidak rusak (aus) sangatlah penting. Sebab jika power steering sampai rusak, sudah tentu akan menyusahkan kita (pengemudi), apalagi jika hal tersebut terjadi di tengah jalan, tentu juga bukan perkara mudah untuk mengatasinya.

Page 3: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

gambar dari solusimobil.com

Sebenarnya, kerusakan pada power steering bisa diketahui dengan cara memperhatikan cairan power steeringnya (power steering fluida). Power steering fluida ini merupakan cairan hidrolik yang mentransmisikan listrik di power steering. Cairan ini juga mempunyai peran yang signifikan terhadap mekanisme power steering secara keseluruhan.

Jika dalam mendeteksinya anda menemukan sistem kemudi mobil yang bocor, sebaiknya anda periksa atau cek cairan power steeringnya. Sebab untuk power steering yang minyak atau cairannya tidak diganti secara berkala atau teratur, ada kemungkinan komponen power steeringnya (seal, o-ring atau komponen dari power steering lainnya) sudah aus atau bahkan pecah sehingga menimbulkan masalah pada sistem kemudi.

Jika yang terjadi adalah komponennya aus, maka solusi penanganannya cukup sederhana, yakni bisa dilakukan dengan cara mengganti minyaknya dengan minyak power steering yang baru. Tapi, jika kerusakan yang terjadi adalah pecahnya komponen power steering, maka solusinya tidak cukup kalau hanya dengan mengganti minyaknya. Sebab, jika ada salah satu dari komponen power steering tersebut yang pecah, itu berarti seluruh sistem (komponen) power steering dipaksa bekerja lebih keras. Kondisi yang demikian tentu dapat merusak power steering itu sendiri secara keseluruhan. Nah, untuk kondisi yang seperti ini, tidak ada jalan lain selain

Page 4: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

menggantipower steering secara keseluruhan yang tentunya harganya cukup menguras dompet.http://tips-otomotif-terbaru.blogspot.com/2013/03/power-steering.html

SISTEM POWER STEERING

A. Pengertian power steering

             Power steering merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk

meringankan memutar sistem kemudi kendaraan sehingga menghasilkan

putaran kemudi yang ringan tanpa membutuhkan tenaga yang berarti untuk

mengendalikan kemudi, terutama pada kecepatan rendah dan

menyesuaikannya pada kecepatan menengah serta tinggi.

Pada kecepatan rendah gaya gesek ban dengan jalan cukup tinggi, apalagi

untuk tipe ban tekanan rendah dengan telapak ban yang lebar.

Power steering mempunyai dua tipe peralatan yaitu tipe hidraulis yang

menggunakan tenaga mesin, dan yang lainnya menggunakan motor listrik

atau biasa di sebut Electric Power Steering (EPS).

Page 5: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

Pada power steering yang menggunakan tenaga mesin , tenaga mesin di

pakai untuk menggerakkan pompa, sedangkan pada jenis yang

menggunakan motor listrik, pompa digerakkan oleh motor listrik. Keduanya

sama – sama bertujuan untuk membangkitkan tekanan hidraulis yang

dipakai untuk menggerakkan torak pada power cylinder dan memberikkan

tambahan tenaga pada pinion dan rack.

Syarat sebuah power steering harus sesuai dengan gaya pengemudian

dimana pada saat kecepatan rendah usaha pengemudian harus lebih rendah

(ringan) dan semakin tinggi kecepatan kendaraan, maka usaha yang

diperlukan untuk pengemudian harus semakin kecil. Untuk memperoleh

gaya kemudi yang sesuai, beberapa mobil memiliki power steering dengan

peralatan khusus yang dipasang pada pompa (vane pump) atau gear

housing.

Power steering yang menggunakan sensor yang terpasang pada gear

housing merupakan tipe power steering dengan sensor kecepatan

kendaraan, dimana kecepatan kendaraan dideteksi dengan speed sensor

dan tekanan fluida yang bekerja pada pompa akan berubah ubah

berdasarkan sensor kecepatan.

Power steering yang menggunakan sensor yang terpasang pada vane pump

merupakan tipe pwer steering dengan sensor putaran mesin (RPM). Pada

tipe pengindera rpm mesin, di atas kecepatan tertentu volume aliran fluida

diturunkan sehingga tekanan yang bekerja pada pompa akan berkurang.

• Penggunaan power steering memberikan beberapa keuntungan seperti

1.  Mengurangi steering effort

2. Kestabilan yang sangat tinggi selama pengemudian

3. Mengurangi guncangan dari ketidak rataan permukaan jalan yang di

salurkan pada steering wheel.

Page 6: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

• Cara perawatan power steering agar awet :

1. Bila kendaraan mau belok sebaiknya jalan atau gerak dulu baru belok.

2. Jangan terlalu sering membelokkan steer sampai mentok/patah terlalu

lama.

3. Memilih minyak Power Steering yang original (jenis ATF).

4. Memilih spare parts yang original bila diservice.

5. Untuk hidrolik jenis rack steer, disarankan setiap mencuci kendaraan

karet pelindung (boot steer) kanan dan kiri diperiksa, apakah lepas,

robek atau terjadi kerusakan lainnya.

6. Jika parkir kendaraan, hendaknya posisi roda bagian depan harus

lurus.

7. Gunakan jenis ban dengan tingkat gesekannya rendah

• Cara kerja power steering :

1. Posisi netral

Alirkan ke katup pengontrol ( control valve ). Bila katup pengontrol berada

pada posisi netral, semua minyak akan mengalir melalui katup pengontrol ke

saluran pembebas ( relief port )dan kembali ke pompa. Pada saat ini tidak

terbentuk tekanan dan arena tekanan kedua sisi sama, torak tidak bergerak.

2. Pada saat membelok

Pada saat poros utama kemudi (steeringmain shaft) diputar ke salah satu

arah, katup pengontrol juga akan bergerak menutup salah satu saluran

minyak. Saluran yang lain akan terbuka dan akan terjadi perubahan volume

aliran minyak dan akhirnya terbentuk tekanan. Pada kedua sisi torak akan

terjadi perbedaan tekanan dan torak akan bergerak ke sisi yang bertekanan

rendah sehingga minyak yang berada dalam ruangan tersebut akan

dikembalikan ke pompa melalui katup pengontrol.

Page 7: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

B. Macam-Macam Power Steering yaitu :

1. Hidrolik Power Steering

Hidrolik Power Steering adalah sebuah sistem hidrolik (servo hidrolik) yang

berfungsi untuk memperingan tenaga yang dibutuhkan untuk memutarkan

kemudi terutama pada kecepatan rendah dan menyesuaikannya pada

kecepatan menengah serta tinggi. Pada kecepatan rendah gaya gesek ban

dengan jalan cukup tinggi, apalagi untuk tipe ban tekanan rendah dengan

telapak ban yang lebar.

Page 8: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

A. Cara kerja power steering hidrolic :

Ketika kemudi diputar, tahanan yang terbentuk oleh berat kendaraan dan

mobil gesekan antara ban dan permukaan jalan menyebabkan torsion bar di

dalam rotary valve menjadi membelok. Hal ini merubah posisi valve spool

dan sleeve, kemudian mengarahkan minyak power steering dibawah

tekanan ke power cylinder.

Perbedaan tekanan pada satu sisi piston (yang dipasang pada rack)

membantu menggerakkan rack untuk mengurangi usaha putar. Minyal

pelumas yang ada di dalam sisi power cylinder lainnya dipaksa ke control

valve dan kembali ke pump reservoir. Pada saat steering efforts berhenti,

maka control valve diketengahkan oleh gaya putar dari torsion bar, tekanan

diseimbangkan pada kedua sisi piston, dan roda depan kembali lurus ke

posisi depan.

Power steringhidrolic / Manual

                 Rack-and-pinion assembly merupakan unit hydraulic-mechanical

dengan integral piston dan rack assembly. Di dalamnya ada satu rotary

valve yang mengarahkan aliran minyal power steering dan mengontrol

tekanan untuk mengurangi steering effort (suatu usaha daya yang

Page 9: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

diperlukan untuk memutar kemudi). Ketika kemudi diputar, tahanan yang

terbentuk oleh adanya berat dari kendaraan dan gesekan roda ke ban,

menyababkan torsion bar di dalam rotary valve menjadi agak cenderung

melenceng. Hal ini akan merubah posisi valve spool dan sleeve, karena

itulah diperlukan pengarahan pelumas bertekanan ke proper end yang

terdapat pada power cylinder. Perbedaan tekanan pada sisi piston (yang

dipasang pada rack) membantu menggerakkan rack untuk mengurangi

langkah usaha putar. Pelumas di dalam power cylinder yang berlawanan

didesak ke control valve dan kembali ke pump reservoir. Ketika steering

effort berhenti, maka control valve akan diketengahkan oleh gaya melintir

dari torsion bar, tekanan pada kedua sisi piston akan disamakan, dan roda

depan kembali ke posisi lurus ke depan.

A. Konstruksi System

Keterangan :

1. Reservoir

2. Unit pompa

3. Pipa pendingin

4. Unit pengatur sirkit aliran minyak

Page 10: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

5. Rumah gigi kemudi

6. Saluran pembagi

Rack-and-pinion power steering system terdiri dari:

• Rack and pinion steering gear box

Rack Pinion/Gearbox adalah system penggerak Power Steering dari kemudi

atas kemudian di teruskan ke bagian roda dengan dibantu oleh komponen

understeel atau kaki-kaki kendaraan (tie rod, rack end, idle arm dll). Di

dalam system RackPinion/Gearbox terdapat piston dan valve(katup) yang

bekerja sesuai tekanan olie yang disalurkan melalui Vane Pump, selain itu

terdapat juga seal-seal yang berguna menahan tekanan olie agar tidak bocor

keluar.

• Power steering oil pump

Pompa PS berfungsi sebagai penyalur tenaga dari mesin dengan oli yang

bertekanan tinggi yang kemudian diteruskan ke bagian Rack Pinion/Gearbox

melalui Selang Tekan (Selang bertekanan tingi). Posisi Vane Pump selalu

berada di bagian atas dari RackPinion/Gearbox. Dan hampir setengahnya

system Power Steering dikendalikan/ditentukan dari kerja Pompa, oleh

karena itu bila terdapat kerusakan pada Pompa hampir dipastikan system

Power Steeringnya juga tidak akan jalan alias rusak. Tipe pompa banyak

sekali, antara lain :

pompa torak, membran, plunger, roda gigi luar, roda gigi dalam, vane, screw

dan lain-lain. Tekanan yang diperlukan merupakan tekanan secara menerus

(continue), sehingga tipe pompa yang digunakan adalah tipe Vane atau Roda

Gigi. Pompa menghasilkan tekanan dengan memanfaatkan putaran mesin,

sehingga volume pemompaan sebanding dengan putaran mesin.

Pengaturan jumlah minyak yang mengalir keluar dari pompa diatur oleh flow

control valve, sehingga selalu konstant. Pada kenyataannya, karena tahanan

pengemudian pada kecepatan tinggi berkurang maka jumlah aliran minyak

Page 11: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

juga harus dikurangi, supaya stabilitas pengemudian tetap terjaga Pada

power steering rpm sensing dan power steering yang mempunyai flow

control valve dengan built-in control spool, jumlah aliran minyak akan diatur

sesuai dengan kecepatan kendaraan.

Kerja pengaturan jumlah aliran fuida/ minyak oleh flow control valve dan

control spool adalah sebagai berikut :

a). Pada Putaran Rendah

Pada putaran rendah (650 s.d. 1250 rpm), tekanan yang dihasilkan oleh

pompa akan dialirkan ke dua saluran yaitu x (saluran ke flow control valve)

dan y (saluran ke control spool). Aliran yang melewati saluran x sebagian

kembali ke pompa dan sebagian lagi keluar (P1). Aliran P1 diteruskan

melewati orifice 1 & 2 dan terbagi menjadi dua yaitu output pompa dan

dialirkan ke sebelah kiri flow control valve menjadi tekanan P2. Perbedaan

tekan P1 dan P2 tergantung putaran mesin. Pada saat putaran mesin naik

maka terjadi kenaikan perbedaan antara P1 dan P2.

Apabila tekanan P1 melebihi kekuatan pegas ”A”, maka flow control valve

akan bergerak kek kiri, sehingga membuka saluran pengeluaran ke sisi

pengisapan pompa sehingga jumlah aliran pengeluaran tidak naik. Pada

kondisi ini jumlah aliran minyak dikontrol pada ± 6.6 ltr/ min.

b). Pada Putaran Menengah

Pada saat putaran menengah (1250 s.d. 2500 rpm) tekanan pengeluaran

pompa (P1) yang bekerja pada sisi kiri control spool valve mempunyai

tekanan yang mampu mengalahkan tekanan pegas ”B”, sehingga control

spool valve tergerakkan ke kanan. Dengan bergesernya control spool valve

maka besarnya lubang orifice 2 berkurang, sehingga tekanan out-put pompa

dan tekanan P2 berkurang yang menyebabkan flow control valve semakin

bergeser ke kiri.

Jadi pada posisi putaran menengah control spool valve akan tergeser ke

kanan dan memperkecil orifice 2 sehingga mengurangi volume fluida yang

melalui orifice.

Page 12: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

c). Pada Putaran Tinggi

Jika putaran mencapai lebih dari 2500 rpm, control spool valve akan

optimum terdorong ke kanan sehingga menutup orifice 2 dengan sempurna.

Pada kondisi ini out-put pompa dan P2 hanya melalui orrifce 1, sehingga

jumlah alirannya menjadi kecil, yaitu 3.3 ltr/ min.

Di dalam flow control valve terdapat relief valve yang berfungsi untuk

mengatur tekanan kerja. Jika tekanan kerja mencapai 80kg/ cm2, pegas

relief valve akan terdorong sehingga relief valve terbuka dan P2 turun.

Oil reservoir

Oil reservoir berfungsi untuk menampung oli P/S.

Tubes/Hose (selang)

Selang ini berfungsi yang menyalurkan oli yang bertekanan tinggi dari

Vane Pump ke bagian Rack Pinion/Gearbox, dengan perputaran/rotasi

yang sangat cepat maka dapat menimbulkan efek bunyi jika bahan

selang yang dipakai kurang bagus kualitasnya.

b. Prinsip Kerja Power Steering Hidrolis

Page 13: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

Sistem power steering menggunakan tekanan hidrolis yang dibangkatkan

oleh power steering pump gunanya adalah untuk mengurangi langkah usaha

yang diperlukan untuk memutar kemudi. Power steering pump dipasang di

depan engine. Pompa yang dipakai adalah tipe vane-type, dan digerakkan

oleh crankshaft melalui drive belt.

Minyak power steering ditarik dari reservoir ke pompa pada saat mesin

dalam keadaan hidup. Minyak ini ditekan oleh satu power steering switch

dan control valve yang letaknya di dalam power steering pump.

2. Electric Power Steering

Pada mobil toyota tahun 2005 sudah menerapkan Electric Power Steering

(EPS), dimana proses kerja power steering yang awalnya menggunakan

sistem hidrolis berubah menjadi sistem elektris.

Ciri khas yang terdapat pada EPS adalah sudah tidak menggunakan pompa

power steering. Pada mobil toyota tahun 2005 sudah menerapkan Electric

Power Steering (EPS), dimana proses kerja power steering yang awalnya

menggunakan sistem hidrolis berubah menjadi sistem elektris.

a. Cara kerja sistem electric power steering (EPS)

Ketika kunci di putar ke posisi On, Control module memperoleh arus listrik

untuk kondisi stand bay, bersamaan dengan itu indikator EPS pada panel

instrumen menyala. Dan ketika mesin dihidupkan, Noise suppressor segera

menginformasikan pada control module untuk mengaktifkan motor listrik

dan clutch pun langsung menghubungkan motor dengan batang setir.

Salah satu sensor yang terletak pada steering rack bertugas memberi

informasi pada control module ketika setir mulai diputar yang dinamakan

Torque Sensor, alat ini akan memberikan informasi kepada control module

sejauh mana setir diputar dan seberapa cepat putarannya.Dengan informasi

tersebut control module segera mengirim arus listrik sesuai kebutuhan ,

motor listrik akan memutar gigi kemudi, dengan begitu proses memutar setir

menjadi ringan.Vehicle speed sensor bertugas begitu mobil mulai melaju.

Page 14: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

sensor ini memberikan informasi bogi control module tentang kecepatan

kendaraan, jika kecepatan melampaui 80 KM maka motor elektrik akan di

nonaktifkan sehingga dengan begitu setir menjadi berat dan meningkatkan

safety. Jadi sistem EPS ini mengatur besarnya arus listrik sesuai yang

dibutuhkan oleh motor listrik dan memberikan kode tertentu jika ada

malfungsi pada system

Electric Power Steering

                 Sistem Electronic Power Steering (EPS) termasuk di dalamnya

komponen yang sama seperti pada sistem power steering konvensional.

Sebagai tambahannya adalah sebuah solenoid valve pada power steering

gear box, dan satu control unit dekat dibawah audio yang terletak di panel

farcia tengah. Untuk mengontrol aliran oli pada steering gear box,

disediakan satu solenoid yang bekerja berdasarkan arus dari control module

yang menerima sinyal dari VSS (Vehicle Speed Sensor) dan TPS.

Page 15: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

Gambar :Cara Kerja Electric Power

Steering

Cara kerja Sistem Electric Power Steering (EPS) adalah saat kunci diputar ke

posisi ON, Control Module memperoleh arus listrik untuk kondisi stand-by,

bersamaan dengan itu indikator EPS pada panel instrumen menyala. Saat

mesin hidup, Noise Suppressor segera menginformasikan pada Control

Module untuk mengaktifkan motor listrik dan clutch pun langsung

menghubungkan motor dengan batang setir. Salah satu sensor yang terletak

pada steering rack bertugas memberi informasi pada Control Module ketika

setir mulai diputar. Disebut Torque Sensor, ia akan mengirimkan informasi

Page 16: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

tentang sejauh apa setir diputar dan seberapa cepat putarannya. Dengan

dua informasi tersebut, Control Module segera mengirim arus listrik sesuai

yang dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan begitu

proses memutar setir menjadi ringan. Vehicle Speed Sensor bertugas begitu

mobil mulai melaju. Sensor ini menyediakan informasi bagi control module

tentang kecepatan kendaraan. Pada kecepatan tinggi, umumnya dimulai

sejak 80 km/jam, motor elektrik akan dinonaktifkan oleh Control Module.

Dengan begitu setir menjadi lebih berat sehingga meningkatkan safety. Jadi

sistem EPS ini mengatur besarnya arus listrik yang dialirkan ke motor listrik

hanya sesuai kebutuhan saja. Selain mengatur kerja motor elektrik

berdasarkan informasi dari sensor, Control Module juga mendeteksi jika ada

malfungsi pada sistem EPS. Lampu indikator EPS pada panel instrumen akan

menyala berkedip tertentu andai terjadi kerusakan. Selanjutnya, Control

Module menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan melepas hubungan

motor dengan batang setir. Namun karena sistem kemudi yang dilengkapi

EPS ini masih terhubung dengan setir via batang baja, maka mobil masih

dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau memutar setir akan terasa berat

seperti kemudi tanpa power steering.

Electric Power Steering (EPS) menggunakan beberapa perangkat elektronik

seperti:

1. Control Module: Sebagai komputer untuk mengatur kerja EPS.

2. Motor elektrik: Bertugas langsung membantu meringankan perputaran

setir.

3. Vehicle Speed Sensor: Terletak di girboks dan bertugas memberitahu

control module tentang kecepatan mobil.

4. Torque Sensor: Berada di kolom setir dengan tugas memberi informasi

ke control module jika setir mulai diputar oleh pengemudi.

Page 17: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

5. Clutch: Kopling ini ada di antara motor dan batang setir. Tugasnya

untuk menghubungkan dan melepaskan motor dengan batang setir

sesuai kondisi.

6. Noise Suppressor: Bertindak sebagai sensor yang mendeteksi mesin

sedang bekerja atau tidak.

7. On-board Diagnostic Display: berupa indikator di panel instrumen yang

akan menyala jika ada masalah sengan sistem EPS.

b. Keungulan Electric Power Steering

EPS tidak hanya melakukan fungsi power steering biasa, namun juga bisa

mengontrol tekanan hydraulic pressure yang bereaksi berdasarkan counter-

force plunger yang ada pada gear box tetapnya di dalam input shaft, oleh

karena itulah karakteristik steering effort vs. tekanan hydraulic bervariasi

tergantung dari kecepatan kendaraan untuk memberikan karakteristik

kemudi yang optimal pas dengan kecepatan kendaraan dan kondisi kemudi.

1. Pada saat mobil dalam keadaan stationer dan berjalan lambat putaran

kemudi ringan.

2. Pengaturan steering effort berdasarkan kecepatan kendaraan.

3. Pada kecepatan sedang dan cepat, steering effort secara akan

bertambah untuk menambah kestabilan dan kenyamanan kemudi.

4. Pada kecepatan sedang dan cepat, ketika posisi kemudi berada atau

mendekati posisi netral, fungsi reactionary plunger akan menambah

steering effort agar kemudi lebih stabil.

5. Ketika kendaraan melewati jalan yang rusak pada kecepatan sedang

dan cepat, meskipun ada rintangan besar dari permukaan jalan,

namun tidak akan mempengaruhi arah control kemudi, karena tekanan

ouput hydraulic untuk steering effort menjadi tinggi sama seperti

power steering konvensional.

Page 18: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

6. Sistem ini mempunyai fungsi fail-safe sehingga meskipun sistemnya

elektrikal, temasuk control unit dan sensors, namun karakteristik

power steering normal masih bisa di dapat.

Permasalahan yang timbul biasanya adalah kemudi/ steer terasa

berat sehingga ada indikasi bahwa power steering menjadi salah satu

kemungkinan penyebabnya, walaupun bukan merupakan satu-satunya

penyebab. Jika ada permasalahan tersebut maka dalam melakukan

pemeriksaan sistem power steering adalah sebagai berikut :

1. Periksa power steering belt (belt pemutar pompa power steering). Jika

kondisinya rusak maka harus diganti namun jika hanya kendor/

longgar lakukanlah penyetelan kekencangan belt-nya (lihat spesifikasi

pada workshop manual).

2. Periksa minyak power steering. Cek jumlah dan kualitas minyak

dengan melihat deep stik pada tabung recervoir. Lakukan juga

pengecekan terhadap kebocoran yang mungkin terjadi pada pipa/

selang penghubung. Jika ada kebocoran perbaiki atau atasi terlebih

dahulu kebocoran yang terjadi, tambahkan minyak power steering

pada recervoir dan lakukan bleeding. Bleeding dilakukan dengan

menghidupkan mesin pada 100 rpm, kemudian roda kemudi diputar

secara maksimum ke kanan dan ke kiri tiga atau emapat kali.

Penggantian minyak dilakukan jika minyak ditemukan sudah

teroksidasi/ berbuih/ berbusa dan atau bahkan sudah ada emulsi.

Penggantian minyak dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Naikkan bagian depan kendaraan

Lepaskan pipa pengembalian minyak dari recervoir dan keluarkan

minyak

Page 19: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

Dengan mesin hidup idling, putarkan roda kemudi maksimum kekanan

dan ke kiri sambil mengeluarkan minyak.

Matikanlah mesin.

Isikan minyak baru ke recervoir.

Hidupkan mesin pada 1000 rpm.

Setelah minyak keluar melalui pipa saluran balik, pastikan bahwa

minyak direcervoir selalu penuh dan minyak yang keluar melalui

saluran balik tidak bercampur udara.

Pasang kembali pipa pengembalian minyak dari recervoir.

Lakukan pembuangan udara yang kemungkinan masih tersisa

(bleeding) dengan cara sebagaimana dijelaskan di atas.

Pastikan bahwa pada saat mesin dimatikan, kenaikan level minyak

pada recervoir tidak lebih dari 5 mm.

3). Periksa tekanan minyak power steering.

Dengan menggunakan pressure gauge pastikan bahwa tekanan minyak tidak

lebih rendah dari 65 kg/ cm pada kondisi maksimum belok dan atau pada

saat idle dan

saluran pressure gauge diblok (max bloking 10 detik).

http://muharfan95.wordpress.com/materi-3/sistem-power-steering/

Cara Menghindari Kerusakan Power Steering Mobil

 

Power Steering merupakan komponen system kemudi yang menggunakan

tenaga hidrolik untuk membantu kita meringankan stir /kemudi waktu

Page 20: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

menggerakkan stir, dengan power steering mobil menjadi lebih mudah untuk

di kendalikan, karena seberat apapun beban putaran stir akan di bantu oleh

kinerja power steering sehingga beban putaran setir menjadi lebih ringan.

Perbandingan antara mengendarai mobil sudah menggunakan power stering

dengan yang belum menggunakan power steering akan sangat terasa sekali,

hal ini bisa kita buktikan pada saat kita mencoba mengendarai mobil yang

belum menggunakan power steering akan terasa lebih berat pada beban

putaran stir bila kita bandingkan dengan mobil yang baru atau sudah

menggunakan power steering pastinya lebih ringan dan nyaman.

Kerusakan umum yang biasa terjadi pada power steering ialah power

steering berat dan bocor, jika sudah ada kerusakan dihimbau untuk tidak

membeli komponen power steering bekas meskipun harganya lebih murah,

karena tidak bisa menghasilkan cara kerja power steering yang maksimal,

yang justru akan membuat pembengkakan biaya dimasa yang akan datang.

Berikut beberapa tips untuk menminimalisir terjadinya kerusakan pada

power steering mobil yang kita miliki:

Usahakan tidak memutar atau menggerakkan stir/ kemudi ketika mesin kendaran mati.

Ketika akan membelokkan mobil, usahakan mobil dalam kondisi jalan atau bergerak, hal ini sebagai upaya mengurangi beban putaran stir.

Jangan terlalu sering membelokkan steer sampai mentok/patah terlalu lama, karena jika terlalu lama akan membuat tekanan pada sil power steering semakin kuat, akibatnya sil cepat rusak/ bocor.

Gunakan minyak Power Steering yang original (jenis ATF) pada saat penambahan atau penggantian.

Memilih spare parts yang original bila disservice, hindari spearpart KW. Kami sarankan pada setiap mencuci kendaraan, perhatikan karet pelindung (boot

steer) kanan dan kiri, apakah lepas, robek atau terjadi kerusakan lainnya, jika terjadi kerusakan ringan segera perbaiki atau ganti yang baru.

Usahakan selalu memarkir kendaraan dengan posisi roda bagian depan lurus. Gunakan jenis ban dengan tingkat gesekannya rendah untuk menjaga sil dari

tekanan yang bisa menyebabkan kerusakan.

Page 21: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

Rasanya power steering adalah komponen mobil yang sudah menjadi

kelengkapan utama atau kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh semua

jenis mobil di jaman sekarang, hal ini ditujukan untuk memberikan rasa

nyaman terhadap pengemudi, tetapi apabila ada kerusakan pada power

steering juga akan membuat kita kebingungan, selain kesulitan dalam

mengendarai mobil juga akan menimbulkan masalah finansial baru untuk

kita, sebab spearpart penggantinya juga tidak murah, biasanya untuk power

steering set original Toyota berkisar antara dua sampai empat juta rupiah,

untuk jenis mobil Mitsubishi pastinya akan lebih mahal. Oleh karena itu

sebaiknya kita jaga power steering mobil kita dari segala kemungkinan

kerusakan.

http://superpolishpremium.com/menghindari-kerusakan-power-steering-mobil/

Ini Penyebab 'Power Steering' Berat dan Mendengung

wikihow.com

Page 22: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

Berita Terkait

BMW, Mobil Mewah Terlaris   Cara Mudah Atasi Injektor Bermasalah   Inilah Tips Aman Bermotor Saat Musim Hujan   Mercedes Benz, Merek Mobil Mewah Terbaik 2011   Nissan Indonesia Belum Berminat Jual Sedan Murah Almera  

Topik

#otomotif Besar Kecil Normal

TEMPO.CO, Jakarta - Perangkat power steering di mobil selain memberi

kemudahan juga menyuguhkan kenyamanan dalam pengendalian. Berkat

peranti itu, pengemudi tak usah bersusah payah memutar roda kemudi saat ingin

memutar haluan atau ingin memutar arah mobil. Begitu pun saat parkir. 

“Namun, bila perangkat itu bermasalah, pengemudi dan penumpang akan

merasa sangat terganggu,” kata Gandung Munardi, spesialis power

steering Berkah Abadi, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis, 16 Juni 2011.

Bahkan, power steering yang rusak atau tiba-tiba seret dan berat bisa berpotensi

memicu kecelakaan. Untuk itu, mengenali potensi dan gejala masalah di power

steering serta cara penyelesaiannya sangatlah perlu.

Lantas, apa saja gejala itu dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut tips dari

Gandung:

1. Putaran power steering berat

Ada beberapa hal yang menyebabkan power steering berat. Pertama, tekanan

dari pompa yang tidak maksimal karena telah aus. Hal itu bisa terjadi karena

adanya kebocoran pada selang oli atau minyak power steering. 

Page 23: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

“Segera lakukan penggantian selang bila selang telah rusak,” saran Gandung.

Kedua, oli atau minyak yang telah habis. Cara kerja power steering hidrolik

sangat tergantung pada keberadaan oli. Pasalnya, cairan itulah yang

memberikan tekanan fluida, sehingga pompa dan komponen lainnya di

sistem power steering bekerja.

Ketiga, seal di rak pinion tidak dalam posisi yang tepat.

Ketidaktepatan seal atau worm steering dapat menimbulkan kebocoran minyak

atau oli. Akibatnya, tekanan oli juga kurang kuat. Walhasil, putaran power

steering pun semakin berat.

Keempat, baut rack pinion atau worm steering terlalu kencang. Baut yang terlalu

kencang akan menyebabkan putaran power steering berat, meski oli lancar

mengalir. Karena itu, segera setel ulang bila menemui gejala itu.

Kelima, ball joint telah aus. Bila peranti itu telah aus yang ditandai dengan

kondisi kering, segera ganti.

2. Power steering berisik atau mendengung

Menurut Gandung, selama menangani permasalahan power

steering mendengung, penyebab yang paling kerap ditemui ada dua. Keduanya

adalah selang yang telah aus dan pompa bocor.

Seperti saat power steering terasa berat, selang yang telah aus, terutama

banyak rajutan benang yang putus, akan mengganggu aliran fluida. Seretnya

aliran cairan itulah yang menyebabkan getaran dan suara mendengung.

“Karena itu sangat disarankan secara rutin memeriksa kondisi selang tersebut,”

Page 24: Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering

ujar Gandung.

Segera ganti bila selang tersebut telah aus. Pasalnya, bila dibiarkan, kerusakan

akan merembet ke bagian lain.

Penyebab kedua, yaitu pompa yang bermasalah. Akar kerusakan peranti ini

adalah oli yang bocor. Akibat kebocoran itu, dinding pompa yang saling

bergesekan dengan blade rusak. “Hal itu lantaran mereka saling bergesekan

tanpa ada pelumas,” ucap Gandung.

Jadi, segeralah bawa ke bengkel bila menemui gejala masalah tersebut. Periksa

dan segera ganti selang yang bocor.

http://www.tempo.co/read/news/2011/06/16/123341180/Ini-Penyebab-Power-Steering-Berat-dan-

Mendengung