Top Banner

of 112

GCG 2012 - Manajemen Risiko Indofarma, Tbk.

Oct 14, 2015

Download

Documents

Imelda Rediani

GCG PT Indofarma, Tbk.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • DAFTAR DISTRIBUSI

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : ii Dari : ii

    No. Dok. : PMR-0.2

    NO. PEMEGANG DOKUMEN

    1 Komisaris Utama

    2 Komisaris

    3 Direktur Utama

    4 Direktur Produksi

    5 Direktur Keuangan

    6 Direktur Pemasaran

    7 Direktur Umum&SDM

    8 Corporate Secretary & GCG

    9 Kepala Satuan Pengawasan Internal

    10 Risk Management & Compliance

    11 Teknologi Informasi & Data

    12 Supply Chain Management

    13 Quality Assurance

    14 PPIC

    15 Produksi 1

    16 Produksi 2

    17 Litbang

    18 Quality Control

    19 Logistik Bahan Awal

    20 Teknik & Pemeliharaan

    21 Keuangan

    22 Akuntansi

    23 Anggaran & Pengendalian Keuangan

    24 Sumber Daya Manusia

    25 Umum

    26 Riset Pasar

    27 Sales & Marketing Institusi

  • DAFTAR DISTRIBUSI

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : iii Dari : iii

    No. Dok. : PMR-0.2

    28 Sales & Marketing Reguler

    29 Sales & Marketing Export

    30 Group Product

    31 Marketing Support & Monitoring

    32 Logistik Barang Jadi

    33 Operasi & Pengembangan Usaha Induk

    34 Strategi Pengembangan Produk Kesehatan

    35 Operasi Dan Pengembangan Anak Perusahaan Dan Mitra

    36 Pengembangan Jasa Teknik (Healtcare)

    37 Corporate Operation Performance Management

    38 Purchasing

  • DAFTAR STATUS REVISI

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : iv Dari : iv

    No. Dok. : PMR-0.3

    NO REVISI BAB HALAMAN URAIAN REVISI

    Disahkan oleh:

    Direktur Utama

    Disetujui oleh:

    Manajer Risk Management & Compliance

    Disiapkan oleh:

    Staff Risk Management & Compliance

  • DAFTAR ISI

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : v Dari : v

    No. Dok. : PMR-0.4

    BAGIAN JUDUL Kode

    Dokumen Halam

    an

    0

    0.1 Pernyataan Kebijakan Manajemen Risiko PMR-0.1

    0.2 Daftar Distribusi PMR-0.2

    0.3 Daftar Status Revisi PMR-0.3

    0.4 Daftar Isi PMR-0.4

    I

    PROFIL ORGANISASI PMR-1 Rev 00

    1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PMR-1.1

    1.2 Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan PMR-1.2

    1.3 Tujuan dan Sasaran Perusahaan PMR-1.3

    1.4 Kegiatan Usaha Perusahaan PMR-1.4

    1.5 Tata Nilai Perusahaan PMR-1.5

    II

    SISTEM MANAJEMEN RISIKO PMR-2 Rev 00

    2.1 Tinjauan Umum PMR-2.1

    2.2 Ruang Lingkup PMR-2.2

    2.3 Maksud dan Tujuan Sistem Manajemen Risiko PMR-2.3

    2.4 Persetujuan Dokumen PMR-2.4

    2.5 Pengendalian Dokumen PMR-2.5

    2.6 Perubahan Pedoman Manajemen Risiko PMR-2.6

    III

    KEBIJAKAN UMUM PMR-3 Rev 00

    3.1 Definisi PMR-3.1

    3.2 Prinsip Manajemen Risiko PMR-3.2

    3.3 Komitmen Manajemen Risiko Perusahaan PMR-3.3

    3.4 Tujuan dan Sasaran Manajemen Risiko PMR-3.4

    3.5 Strategi Penerapan Manajemen Risiko PMR-3.5

    IV

    PEDOMAN UMUM PMR-4 Rev 00

    4.1 Struktur Organisasi PMR-4.1

    4.2 Wewenang dan Tanggung jawab PMR-4.2

    4.3 Pengembangan dan Pengkomunikasian Kebijakan PMR-4.3

  • DAFTAR ISI

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : vi Dari : vi

    No. Dok. : PMR-0.4

    4.4 Penanaman Nilai dan Budaya Risiko PMR-4.4

    4.5 Penetapan Risk Appetite dan Deployment Risk Tolerance PMR-4.5

    4.6 Klasifikasi Risiko PMR-4.6

    4.7 Kriteria Risiko PMR-4.7

    4.8 Proses Manajemen Risiko PMR-4.8

    4.9 Pelaporan Penerapan Manajemen Risiko PMR-4.9

    4.10 Reviu Manajemen dan Evaluasi Manajemen Risiko PMR-4.10

    4.11 Peningkatan Kompetensi di Bidang Manajemen Risiko PMR-4.11

    V

    PROSEDUR KERJA PMR-5 Rev 00

    5.1 Tinjauan Umum PMR-5.1

    5.2 Prosedur Pengembangan dan Perubahan Pedoman Manajemen

    Risiko

    PMR-5.2

    5.3 Prosedur Penetapan Risk Appetite dan Deployment Risk

    Tolerance

    PMR-5.3

    5.4 Prosedur Risk Assessment - Level Korporat PMR-5.4

    5.5 Prosedur Risk Assessment - Level Proses PMR-5.5

    5.6 Prosedur Pelaporan dan Pengkomunikasian PMR-5.6

    5.7 Prosedur Reviu Manajemen PMR-5.7

    INSTRUKSI KERJA PMR-6 Rev 00

    6.1 Tinjauan Umum PMR-6.1

    6.2 Instruksi Kerja Pengisian Formulir Analisis Lingkungan Internal

    dan Eksternal

    PMR-6.2

    6.3 Instruksi Kerja Pengisian Formulir Database Peristiwa Risiko PMR-6.3

    6.4 Instruksi Kerja Pengisian Formulir Penetapan Risk Appetite PMR-6.4

    6.5 Instruksi Kerja Pengisian Formulir Deployment Risk Tolerance PMR-6.5

    VI 6.6 Instruksi Kerja Pengisian Formulir Identifikasi Peristiwa Level Korporat

    PMR-6.6

    6.7 Instruksi Kerja Pengisian Formulir Identifikasi Peristiwa Level Proses

    PMR-6.7

    6.8 Instruksi Kerja Pengisian Formulir Daftar Risiko Level Korporat PMR-6.8

    6.9 Instruksi Kerja Pengisian Formulir Daftar Risiko Level Proses PMR-6.9

    6.10 Instruksi Kerja Pengisian Formulir Pengukuran Level Risiko PMR-6.10

  • DAFTAR ISI

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : vii Dari : vii

    No. Dok. : PMR-0.4

    6.11 Instruksi Kerja Pengisian Formulir Penaksiran Status Pengendalian Level Korporat

    PMR-6.11

    6.12 Instruksi Kerja Pengisian Formulir Penaksiran Status Pengendalian Level Proses

    PMR-6.12

    6.13 Instruksi Kerja Pengisian Formulir Laporan Penerapan Manajemen Risiko Level Korporat

    PMR-6.13

    6.14 Instruksi Kerja Pengisian Formulir Laporan Penerapan Manajemen Risiko Level Proses

    PMR-6.14

    6.15 Instruksi Kerja Pengisian Formulir Reviu Manajemen Risiko PMR-6.15

    VII

    FORMULIR PMR-7 Rev 00

    7.1 Formulir Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal PMR-7.1

    7.2 Formulir Database Peristiwa Risiko PMR-7.2

    7.3 Formulir Penetapan Risk Appetite PMR-7.3

    7.4 Formulir Deployment Risk Tolerance PMR-7.4

    7.5 Formulir Identifikasi Peristiwa Level Korporat PMR-7.5

    7.6 Formulir Identifikasi Peristiwa Level Proses PMR-7.6

    7.7 Formulir Daftar Risiko Level Korporat PMR-7.7

    7.8 Formulir Daftar Risiko Level Proses PMR-7.8

    7.9 Formulir Pengukuran Level Risiko PMR-7.9

    7.10 Formulir Penaksiran Status Pengendalian Level Korporat PMR-7.10

    7.11 Formulir Penaksiran Status Pengendalian Level Proses PMR-7.11

    7.12 Formulir Laporan Penerapan Manajemen Risiko Level Korporat PMR-7.12

    7.13 Formulir Laporan Penerapan Manajemen Risiko Level Proses PMR-7.13

    7.14 Formulir Reviu Manajemen Risiko PMR-7.14

    LAMPIRAN :

    1. SK Direksi PT Indofarma (Persero), Tbk tentang Pedoman

    Manajemen Risiko

    2. SK Direksi PT Indofarma (Persero), Tbk tentang Penanggung

    Jawab Penerapan Manajemen Risiko

  • PROFIL ORGANISASI

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 1 Dari 1

    No. Dok. : PMR-1 Rev00

    1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

    PT Indonesia Farma Tbk, disingkat dengan PT Indofarma (Persero) Tbk dan

    selanjutnya disebut Perusahaan didirikan berdasarkan akta No. 1 tanggal 2

    Januari 1996 dan diubah dengan akta No. 134 tanggal 26 Januari 1996 keduanya

    dari Notaris Sutjipto, SH. Akta pendirian itu telah disahkan dengan Surat Keputusan

    Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2-2122.HT.01.01TH.96 tanggal 13

    Februari 1996 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 43 tanggal 28 Mei 1996,

    Tambahan No. 4886. Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali

    perubahan, antara lain akta No. 13 tanggal 20 Februari 2001 dari Notaris Imas

    Fatimah, SH mengenai peningkatan modal dasar. Akta perubahan ini telah

    mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia Republik

    Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-1382.HT.0104.Th.2001 tanggal 23

    Februari 2001. Terakhir akta No. 81 tanggal 23 Juni 2008 dari Notaris Masjuki, SH

    dalam rangka untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No.40 Tahun 2007

    tentang Perseroan Terbatas. Akta ini telah mendapat persetujuan dari Menteri

    Kehakiman dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan

    No.AHU-59233.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 5 September 2008.

    Perusahaan mempunyai anak perusahaan yaitu PT Indofarma Global Medika (IGM)

    Perusahaan berlokasi di Jalan Indofarma No.1. Cikarang Barat - Bekasi 17530.

    Telepon: 021- 8832 3971. Fax: 021- 8832 3972 73 .

  • PROFIL ORGANISASI

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 2 Dari 2

    No. Dok. : PMR-1 Rev00

    1.2. Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan

    Visi :

    Menjadi perusahaan yang berperan secara signifikan pada perbaikan kualitas

    hidup manusia dengan memberi solusi terhadap masalah kesehatan dan

    kesejahteraan masyarakat.

    Misi :

    1. Menyediakan produk dan layanan yang berkualitas dengan harga terjangkau

    untuk masyarakat.

    2. Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang inovatif dengan

    prioritas untuk mengobati penyakit dengan tingkat prevalensi tinggi.

    3. Mengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia sehingga memiliki

    kepedulian, profesionalisme, dan kewirausahaan yang tinggi.

    1.3. Tujuan dan Sasaran Perusahaan

    Tujuan Perusahaan:

    Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan

    pendirian Perusahaan adalah melaksanakan dan menunjang kebijakan serta

    program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada

    umumnya, khususnya di bidang farmasi, diagnostic, alat kesehatan, serta industri

    produk makanan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Untuk

    mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan

    usaha sebagai berikut:

  • PROFIL ORGANISASI

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 3 Dari 3

    No. Dok. : PMR-1 Rev00

    1. Memproduksi bahan baku dan bahan penolong farmasi serta bahan kimia

    termasuk agrokimia, baik sendiri maupun atas dasar lisensi atau pembuatan

    atas dasar upah

    2. Memproduksi obat jadi seperti obat-obatan esensial, obat generik, obat nama

    dagang, obat tradisional, kosmetik, alat kesehatan, diagnostik, kontrasepsi

    serta produk makanan baik yang ada hubunganya dengan pemeliharaan dan

    peningkatan kesehatan maupun yang bersifat umum termasuk untuk hewan,

    baik sendiri maupun atas dasar lisensi atau pembuatan atas dasar upah

    3. Menyediakan jasa baik yang ada hubungannya dengan kegiatan usaha

    Perusahaan maupun jasa pemeliharaan kesehatan pada umumnya termasuk

    jasa konsultasi kesehatan.

    Sasaran Perusahaan:

    Fokus perhatian diberikan pada beberapa masalah yang dinilai sangat

    menentukan kelangsungan usaha Perusahaan dalam jangka panjang, yaitu dalam

    memobilisasi sumber daya yang dimiliki Perusahaan, dan menyelaraskan

    hubungan keuangan dan operasional antara Perusahaan induk dan anak guna

    meningkatkan profitabilitas serta memperkuat struktur keuangan dan

    meningkatkan daya saing produk.

    A. Proses Bisnis Perusahaan

    1. Pemasaran

    a. Melakukan aktivitas promosi agresif dengan kegiatan:

    1) Melakukan program branding OTC, yang meliputi aktivitas brand

    awarenes, brand activation, dan brand comunication.

    2) Melanjutkan kerjasama yang sudah terjalin dengan kelompok dokter anak

    dan dokter paru, serta mengembangkannya untuk kelompok dokter

    lainnya, khususnya produk branded (memiliki merk dagang).

  • PROFIL ORGANISASI

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 4 Dari 4

    No. Dok. : PMR-1 Rev00

    3) Menetapkan standar operating procedure (SOP) dan key performance

    indicator (KPI) untuk masing-masing tim promosi yang berbasis kepada

    penciptaan dan pengembangan pasar.

    4) Melakukan korespondensi yang lebih aktif dan mengikuti pameran baik di

    dalan negeri maupun di luar negeri guna menambah negara tujuan

    ekspor yang sudah ada yaitu Afganistan, Irak, Nigeria, Polandia,

    Siangapura, dan Myanmar.

    b. Fokus dalam menggarap pasar dengan membagi tim promosi menjadi:

    1) Tim etikel reguler: mengarap rumah sakit, laboratorium, apotik, dan PBF.

    2) Team OTC: menggarap apotik, toko obat, modern chain, dan hyper

    market.

    3) Team institusi: menggarap tender di institusi kesehatan dan lainnya di

    tingkat pusat dan daerah.

    4) Team ekspor: menggarap pasar ASEAN, Timur Tengah, dan Afrika.

    5) Team branded: mencari dan menggunakan marketing company yang

    lebih prospektif.

    c. Memanfaatkan semua saluran promosi yang ada, baik above the line maupun

    below the line untuk mempromosikan produk Indofarma (branding) seperti

    leafleting, postering, billboard, iklan di koran dan majalah, tabloid generik, iklan

    radio dan iklan televisi. Disamping itu, sarana IT juga akan dimanfaatkan untuk

    melaksanakan program promosi, baik melalui website, blog, maupun facebook.

    Kepada tenaga lapangan pemasaran juga dituntut melaksanakan presentasi

    dan gathering serta pameran.

    d. Melakukan pembinaan hubungan baik dengan pelanggan potensial melalui

    customer intimacy program yang meliputi program:

    1) Customer service dan sponsorship, setiap tenaga pemasaran diberikan

    keleluasaan untuk membina hubungan baik dengan pelanggan.

  • PROFIL ORGANISASI

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 5 Dari 5

    No. Dok. : PMR-1 Rev00

    2) Kontrak kerjasama kepada pelanggan untuk menjamin kelangsungan

    hubungan bisnis.

    e. Pengembangan saluran distribusi yang sudah ada dengan:

    1) Melakukan meeting secara reguler untuk koordinasi dan evaluasi terkait

    dengan kinerja distributor dalam mencapai target penjualan yang sudah

    ditetapkan.

    2) Mendukung distributor dengan menetapkan kebijakan diskon yang

    kompetitif serta membuka peluang untuk dilakukan pengajuan tambahan

    diskon dengan menyediakan perangkat administratif untuk mendukung

    pelaksanaan kebijakan secara efektif.

    3) Apabila dipandang perlu, melakukan program multi channel distribution

    yang bersifat selektif, yang dalam hal ini untuk meningkatkan sebaran

    produk Indofarma baik secara nasional maupun lokal. Selanjutnya dapat

    dilakukan petunjukan sub-sub distributor secara selektif untuk perluasan

    wilayah cakupan.

    f. Mensukseskan peluncuran produk baru dengan cara menjadikan produk

    tersebut sebagai fokus dalam berpromosi dan menjadikan keberhasilan

    penjualan produk tersebut sebagai indikator kinerja tenaga lapangan

    pemasaran. Untuk mendukung suksesnya peluncuran produk baru, distributor

    yang ditunjuk harus melakukan pipelining secara optimal.

    g. Pemenuhan kebutuhan dan peningkatan kualitas field force dengan

    pembinaan yang berkelanjutan yang meliputi proses rekruitmen, training

    pembekalan, dan on the job training. Disamping itu, akan dilakukan evaluasi

    kinerja secara periodik yang akan diikuti dengan program reward and

    punishment.

  • PROFIL ORGANISASI

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 6 Dari 6

    No. Dok. : PMR-1 Rev00

    2. Distribusi

    a. Penataan struktur organisasi dan perangkat sistem lainnya seperti SOP,

    sistem intensif, dan staffing sesuai dengan perkembangan perusahaan.

    b. Peningkatan coverage market share khususnya untuk pasar sektor rumah sakit

    dan laboratorium.

    c. Peningkatan intensitas sistem penagihan dan supply chain baik dari sisi

    optimalisasi stock level maupun tingkat pelayanan di setiap titik pelayanan

    termasuk manajemen pergudangan dan ekspedisi.

    d. Pengembangan portofolio produk dengan cara penambahan produk dan

    prinsipal baru.

    e. Pengelolaan administrasi dan keuangan yang menekankan implementasi

    prinsip-prinsip Good Corporate Governance.

    f. Pengembangan TI menjadi profit center di bisnis Sistem Informasi Rumah

    Sakit Terpadu (SIRS).

    3. Produksi

    a. Koordinasi rutin dengan bidang SCM untuk menyelaraskan antara kebutuhan

    marketing dan kemampuan produk supplay.

    b. Koordinasi internal dengan bidang pengadaan, keuangan, dan akuntansi untuk

    memastikan ketersediaan bahan dan dukungan keuangan.

    c. Perbaikan fasilitas produksi utama, injeksi dan herbal.

    d. Implementasi program kalibrasi, kualifikasi dan validasi secara komprehansif

    dan intensif.

    e. Restrukturisasi organisasi di direktorat produksi diikuti dengan peningkatan

    sumber daya manusia berupa penambahan jumlah dan kopetensi karyawan

    sesuai dengan standar cGMP.

  • PROFIL ORGANISASI

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 7 Dari 7

    No. Dok. : PMR-1 Rev00

    f. Mencari resources bahan baku dengan prioritas pada bahan baku single

    supplier dan untuk produk yang HPPnya lebih besar 80%, serta untuk produk

    market leader.

    g. Mengupayakan produksi merata sepanjang tahun untuk mendapatkan biaya

    produksi yang paling efisien, termasuk di dalamnya program toll

    manufakturing.

    4. Supply Chain Management

    a. Mengoptimalkan persediaan dan meminimalkan potensi stock out ataupun

    potensi loss opportunity.

    b. Memenuhi permintaan marketing dalam jumlah dan waktu yang tepat (on time

    fulfillment).

    c. Melakukan evaluasi atas informasi permintaan marketing (forecast accuracy)

    dan mengkoordinasikannya.

    d. Melakukan analisa-analisa secara mendalam terkait dengan supply dan

    demand untuk memberikan rekomendasi kepada pihak terkait sehingga terjadi

    sinkronisasi terhadap supply dan demand.

    5. Umum dan SDM

    a. Pengelolaan SDM berbasis kompetensi:

    1) Penyelesaian sistem Grading dan Remunerasi.

    2) Penyelasaian sistem Evaluasi Kinerja.

    a) Penilaian Karya

    b) Dasar Perhitungan Intensif

    c) Pengembangan Karir

    3) Mapping Kualifikasi

    a) Audit Kompetensi

    b) Audit Rasio Karyawan

  • PROFIL ORGANISASI

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 8 Dari 8

    No. Dok. : PMR-1 Rev00

    c) Job Fit (Penempatan)

    4) Training berbasis Gap Analisis

    a) Manufaktur

    b) Marketing

    c) Supporting

    5) Membangun budaya kerja yang sehat.

    a) Audit kesehatan dan keselamatan kerja

    b) Mengembangkan budaya hidup sehat

    c) Zero accident

    6) Tersertifikasi dengan Green Factory

    a) Audit lingkungan

    b) Perbaikan fisik lingkungan pabrik menuju green factory

    c) Program penanaman 1000 pohon produktif

    7) Penyesuaian fisik gudang dengan persyaratan cGMP dan GDP (Good

    Distribution Pratices)

    a) Perbaikan fisik di LBA dan LPJ

    b) Perbaikan proses pengelolaan gudang

    6. Keuangan

    a. Menyiapkan kebijakan akuntansi dalam kaitannya dengan adanya perubahan

    Standar Akuntansi Keuangan yang mengacu pada perubahan dalam IFRS.

    b. Mengatur rencana pembelian bahan baku dengan melakukan renegosiasi

    dengan suplier dan memaksimalkan penggunaan fasilitas SKBDN.

    c. Meningkatkan sistem pengolahan data untuk pelaporan keuangan baik pada

    unit tingkat korporat dan anak perusahaan untuk mendukung pelaporan yang

    bisa diandalkan.

    d. Mencari alternatif sumber pembiayaan dengan tingkat resiko yang terkendali.

  • PROFIL ORGANISASI

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 9 Dari 9

    No. Dok. : PMR-1 Rev00

    e. Mengembangkan indikator penilaian kinerja yang berbasis proses design

    pencapaian yang lebih termonitor baik dari aspek keuangan maupun

    operasional.

    f. Meningkatkan utilisasi fungsi dan operasional treasury yang terintegrasi

    dengan sistem keuangan.

    g. Implementasi budgeting control secara periodik.

    h. Melakukan pembinaan dan bantuan teknis kepada anak perusahaan dalam

    pengelolaan sistem keuangan dan solusi pendanaan untuk investasi dan

    modal kerja.

    i. Melanjutkan implementasi enterprise resource planning serta

    menyempurnakan pengintergrasian antar modul yang telah diimplementasikan.

    7. Teknologi Informasi

    Pengelolaan Teknologi Informasi diarahkan untuk menyediakan layanan sistem

    dan teknologi informasi dengan ketersediaan sistem minimal 99%. Untuk

    mencapai target tersebut, perlu ditingkatkan kerjasama yang harmonis dengan

    semua rekanan dan vendor TI. Selain itu, secara internal pengelolaan Teknologi

    Informasi akan didukung dengan SDM yang memadai yang ditempuh dengan cara

    melakukan pelatihan dan pembelajaran secara berkelanjutan.

    Pengelolaan Teknologi Informasi juga diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan

    optimalisasi proses bisnis perusahaan dengan menyediakan solusi aplikatif untuk

    proses bisnis yang memerlukan implementasi teknologi informasi. Secara umum,

    solusi aplikatif itu termasuk aplikasi pengembangan produk, supply chain

    management, dan aplikasi untuk tenaga pemasaran.

    Dalam pengembangan infrastuktur, pengelolaan teknologi informasi akan mulai

    dilengkapi disaster recovery center untuk memastikan keberlanjutan proses bisnis

  • PROFIL ORGANISASI

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 10 Dari 10

    No. Dok. : PMR-1 Rev00

    bila terjadi kejadian-kejadian luar biasa yang mempengaruhi sistem secara

    keseluruhan.

    8. Manajemen dan Pengendalian Risiko

    Melanjutkan proses identifikasi risiko dalam bentuk risk mapping dan secara

    bertahap menyiapkan mitigasinya disemua kegiatan bisnis utama perusahaan.

    Peningkatan kesadaran akan risiko (risk awareness) akan terus dilakukan dengan

    melakukan sosialisasi secara berjenjang disemua unit atau fungsi utama maupun

    pendukung di dalam organisasi perusahaan. Mempersiapkan secara bertahap

    dasar pembentukan sistem pengelolaan risiko secara terintegrasi dan terukur.

    Dalam rangka pengendalian risiko ini akan dilaksanakan upaya review periodik

    terhadap struktur organisasi termasuk standar operating procedures yang berlaku,

    dan apabila perlu dilakukan revisi sesuai risiko yang dihadapi.

    Guna penguatan pengawasan terhadap Perusahaan Anak, manajemen melalui

    Komisaris Perusahaan Anak menugaskan SPI Induk bekerjasama dengan SPI

    Perusahaan Anak untuk melakukan pengawasan termasuk dilingkup kerja

    Perusahaan Anak.

    b. Kegiatan Usaha Perusahaan

    Untuk mencapai maksud dan tujuan, perusahaan melakukan kegiatan usaha farmasi.

    c. Tata Nilai Perusahaan

    Tata Nilai Perusahaan :

    1. Compassionate : Respect for People : Menghargai nilai-nilai

    integritas, pengetahuan,

    inovasi, keahlian,

  • PROFIL ORGANISASI

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 11 Dari 11

    No. Dok. : PMR-1 Rev00

    keberagaman serta

    kerjasama antar karyawan

    Cooperative : Memahami bahwa

    keberhasilan Perusahaan

    tercipta dari kerjasama,

    komunikasi dan berbagi

    pengetahuan serta semangat

    dan budaya tim

    Fairness : Mengambil keputusan dan

    bertindak berdasarkan

    kepentingan bersama

    mencapai visi Perusahaan

    2. Professional : Integrity : Menetapkan nilai etika dan

    standar profesional tinggi

    dalam rangka menjalankan

    proses dan menghasilkan

    produk dengan kualitas

    terbaik

    Commitment : Menetapkan secara jelas atas

    tujuan , tekad, sasaran dan

    rencana kepada seluruh

    karyawan ditujukan untuk

    kepentingan konsumen

    Strive for Excellence : Mengusahakan perbaikan

    kinerja dan perkembangan

    Perusahaan yang terus

    menerus dan meningkatkan

  • PROFIL ORGANISASI

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 12 Dari 12

    No. Dok. : PMR-1 Rev00

    kompetensi karyawan dalam

    bidangnya

    3. Entrepreneur : Visionary : Menetapkan tujuan yang

    menantang serta mempunyai

    keyakinan dan keberanian

    dalam bertindak meskipun

    dalam situasi ketidakpastian

    Innovative : Menerima ide-ide baru yang

    bermanfaat dan diperlukan

    atas dasar prinsip

    keterbukaan untuk

    mewujudkan visi,

    mempertahankan

    pertumbuhan dan

    profitabilitas Perusahaan

    Customer Focus : Berorientasi terhadap

    kesejahteraan konsumen

    melalui komitmen untuk

    mengidentifikasi, memahami

    dan melayani kebutuhan

    konsumen dengan

    menyediakan produk yang

    inovatif, berkualitas dengan

    harga terjangkau

  • SISTEM MANAJEMEN RISIKO

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 1 Dari 1

    No. Dok. : PMR-2 Rev00

    2.1. Tinjauan Umum

    Manajemen risiko merupakan serangkaian proses yang digunakan untuk

    mengelola risiko meliputi pengidentifikasian risiko, pengukuran risiko, penentuan

    respon risiko, aktivitas pengendalian risiko, penginformasian dan

    pengkomunikasian risiko, dan pemantauan risiko dari setiap kegiatan yang

    dilaksanakan oleh perusahaan. Manajemen risiko juga merupakan suatu sistem

    pengelolaan risiko dan perlindungan terhadap harta benda, hak milik dan

    keuntungan perusahaan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya

    risiko.

    Penjabaran lebih lanjut dari pelaksanaan manajemen risiko di PT Indofarma

    (Persero) Tbk ditetapkan dalam suatu pedoman manajemen risiko yang memuat

    kebijakan, pedoman umum, prosedur, instruksi kerja, dan formulir manajemen

    risiko. Berpijak pada kerangka konsep tersebut, maka struktur dokumen

    peraturan organisasi dalam sistem manajemen risiko digambarkan sebagai

    berikut:

  • SISTEM MANAJEMEN RISIKO

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 2 Dari 2

    No. Dok. : PMR-2 Rev00

    Uraian singkat mengenai sistem manajemen risiko perusahaan adalah sebagai

    berikut :

    1. Kebijakan Manajemen Risiko (Level 0) adalah dokumen yang berisi prinsip

    manajemen risiko, komitmen manajemen risiko, tujuan dan sasaran

    manajemen risiko, dan strategi penerapan manajemen risiko.

    2. Pedoman Umum Manajemen Risiko (Level 1) adalah dokumen yang berisi

    struktur organisasi manajemen risiko, wewenang dan tanggung jawab, dan

    proses manajemen risiko, yang mengatur hal-hal umum sebagai penjabaran

    atas Kebijakan Manajemen Risiko.

    Komitmen Manajemen Risiko

    Tujuan dan Sasaran Manajemen Risiko

    PEDOMAN UMUM MANAJEMEN RISIKO

    PROSEDUR MANAJEMEN RISIKO

    INSTRUKSI KERJA MANAJEMEN RISIKO

    Level 1

    Level 2

    Level 3

    Level 0

    Strategi Manajemen Risiko

    KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

    Prinsip Manajemen Risiko

    Gambar 1 Struktur Dokumen Sistem Manajemen Risiko

    FORMULIR MANAJEMEN RISIKO Level 4

  • SISTEM MANAJEMEN RISIKO

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 3 Dari 3

    No. Dok. : PMR-2 Rev00

    3. Prosedur Manajemen Risiko (Level 2) adalah dokumen yang berisi urutan

    kegiatan dan cara kerja dari setiap unit kerja pemilik risiko dalam

    menjalankan proses manajemen risiko, yang merupakan penjabaran dari

    pasal-pasal dalam Pedoman Umum Manajemen Risiko.

    4. Instruksi Kerja Manajemen Risiko (Level 3) adalah dokumen yang

    menguraikan lebih rinci isi dokumen Prosedur Manajemen Risiko (Level 2)

    yang dijadikan untuk pedoman langkah kerja sehari-hari oleh pelaksana

    pekerjaan.

    5. Formulir Manajemen Risiko (Level 4) adalah dokumen berbentuk formulir

    yang harus diisi oleh pelaksana untuk mencatat segala kegiatan yang telah

    dilakukan.

    Dalam menjelaskan proses manajemen risiko, perusahaan mengacu pada

    kerangka Enterprise Risk Management (ERM) tahun 2004 yang diterbitkan

    Committee of Sponsoring Organizations (COSO) of the Treadway Commission.

    Mengacu pada kerangka ERM COSO tahun 2004, maka manajemen risiko

    memiliki delapan komponen yaitu :

    1. Lingkungan internal (internal environment)

    2. Penentuan sasaran (objective setting)

    3. Identifikasi peristiwa (event identification)

    4. Penaksiran risiko (risk assessment)

    5. Respon risiko (risk response)

    6. Aktivitas pengendalian (control activities)

    7. Informasi dan komunikasi (information & communication)

    8. Pemantauan (monitoring)

  • SISTEM MANAJEMEN RISIKO

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 4 Dari 4

    No. Dok. : PMR-2 Rev00

    Rev 0000000Rev00-

    2.2. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup manajemen risiko, meliputi hal-hal sebagai berikut :

    1. Peran aktif Direksi dan Komisaris;

    2. Kecukupan kebijakan dan prosedur manajemen risiko;

    3. Penetapan toleransi risiko;

    4. Kecukupan proses manajemen risiko;

    5. Kecukupan sistem pengendalian internal.

    2.2.1. Peran Aktif Direksi dan Komisaris

    Keberhasilan program penerapan manajemen risiko salah satunya

    ditentukan oleh peran aktif Direksi dan Komisaris. Oleh karena itu,

    perusahaan menetapkan wewenang dan tanggungjawab yang jelas

    khususnya untuk direksi dan komisaris sebagai berikut :

    1. Direksi

    Berwenang dan bertanggungjawab untuk :

    a. Menyusun dan menetapkan kebijakan serta strategi manajemen risiko

    secara tertulis dan komprehensif;

    b. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko;

    c. Mengembangkan budaya manajemen risiko pada perusahaan;

    d. Memastikan telah dilaksanakannya peningkatan kompetensi

    sumberdaya manusia yang terkait dengan manajemen risiko;

    e. Memastikan bahwa organisasi yang dibentuk untuk mengelola

    manajemen risiko telah berfungsi secara independen;

    f. Melaksanakan kaji ulang secara berkala untuk memastikan:

    - Keakuratan metodologi pengukuran risiko;

    - Kecukupan implementasi sistem informasi manajemen risiko;

    - Ketepatan kebijakan dan prosedur manajemen risiko.

  • SISTEM MANAJEMEN RISIKO

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 5 Dari 5

    No. Dok. : PMR-2 Rev00

    Rev 0000000Rev00-

    2. Komisaris

    Berwenang dan bertanggungjawab untuk :

    a. Mengevaluasi pertanggungjawaban dan memberikan saran perbaikan

    kepada Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko.

    b. Melakukan kegiatan pengawasan terhadap penerapan kebijakan

    manajemen risiko.

    c. Mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan

    dengan transaksi yang memerlukan persetujuan Komisaris setelah

    melalui kajian analisis risiko.

    2.2.2. Kebijakan dan Prosedur Manajemen Risiko

    1. Kebijakan Manajemen Risiko

    Untuk mendukung pelaksanaan manajemen risiko, maka Direksi

    menetapkan kebijakan manajemen risiko meliputi beberapa hal, antara

    lain :

    a. Penetapan jenis risiko yang terkait dengan aktivitas perusahaan;

    b. Penetapan penggunaan metode pengukuran dan sistem informasi

    manajemen risiko;

    c. Penetapan toleransi risiko;

    d. Penetapan penilaian peringkat dan prioritas risiko;

    e. Penyusunan rencana darurat (contingency plan) dalam kondisi yang

    terburuk;

    f. Penerapan sistem pengendalian intern dalam penerapan manajemen

    risiko.

  • SISTEM MANAJEMEN RISIKO

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 6 Dari 6

    No. Dok. : PMR-2 Rev00

    Rev 0000000Rev00-

    2. Prosedur Manajemen Risiko

    Dalam rangka penerapan manajemen risiko perlu diatur tata cara untuk

    melaksanakan proses manajemen risiko yang terintegrasi dalam suatu

    sistem dan prosedur yang komprehensif, meliputi:

    a. Akuntabilitas serta penjenjangan delegasi tugas dan tanggungjawab

    secara jelas;

    b. Pelaksanaan kaji ulang sebagai upaya penyempurnaan terhadap

    sistem dan prosedur secara terus menerus;

    c. Seluruh prosedur didokumentasikan dalam bentuk prosedur yang

    disusun secara tertulis untuk menjadi petunjuk pelaksanaan

    manajemen risiko, yang diatur dalam pedoman manajemen risiko.

    2.2.3 Penetapan Toleransi Risiko (Risk Tolerances)

    Tingkat besaran risiko yang akan diterima/diambil oleh perusahaan

    disesuaikan dengan kemampuan perusahaan, yang ditetapkan sebagai

    toleransi risiko dan batasan toleransi risiko dengan memperhatikan

    pengalaman dalam pengelolaan risiko periode yang lalu.

    Penetapan toleransi risiko didasarkan pada Key Performance Indicator (KPI)

    yang telah ditetapkan dan ditinjau secara berkala sekurang-kurangnya

    1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun atau frekuensi yang lebih sering, sesuai

    dengan kebutuhan, karakteristik dan jenis risiko itu sendiri serta

    perkembangan kondisi perusahaan.

    Penetapan toleransi risiko perlu diatur dalam suatu prosedur, yang

    mencakup hal-hal sebagai berikut :

    1. Toleransi risiko level korporat;

  • SISTEM MANAJEMEN RISIKO

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 7 Dari 7

    No. Dok. : PMR-2 Rev00

    Rev 0000000Rev00-

    2. Toleransi risiko level proses atau unit kerja pemilik risiko/aktivitas

    fungsional, meliputi beberapa bidang/fungsi kegiatan utama:

    Corporate Secretary & GCG, Kepala Satuan Pengawasan Internal,

    Risk Management & Compliance, Teknologi Informasi & Data, Supply

    Chain Management, Quality Assurance, PPIC, Produksi 1, Produksi 2,

    Litbang, Quality Control, Logistik Bahan Awal, Teknik & Pemeliharaan,

    Keuangan, Akuntansi, Anggaran & Pengendalian Keuangan, Sumber

    Daya Manusia, Umum, Riset Pasar, Sales & Marketing Institusi, Sales

    & Marketing Reguler, Sales & Marketing Export, Group Product,

    Marketing Support & Monitoring, Logistik Barang Jadi, Operasi &

    Pengembangan Usaha Induk, Strategi Pengembangan Produk

    Kesehatan, Operasi Dan Pengembangan Anak Perusahaan Dan

    Mitra, Pengembangan Jasa Teknik (Healtcare), Corporate Operation

    Performance Management, Purchasing.

    Toleransi risiko ditetapkan sebagai kebijakan manajemen, dengan tujuan

    untuk menjadi batasan besaran risiko yang masih dapat diterima/diambil

    perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan yang tidak

    akan mengganggu pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

    Toleransi risiko sangat diperlukan karena tidak seluruh rencana atau target

    dapat dicapai sesuai dengan yang telah ditetapkan, mengingat berbagai

    faktor yang mempengaruhinya, baik internal maupun eksternal.

    2.2.3. Kecukupan Proses Manajemen Risiko

    Proses manajemen risiko diawali dengan adanya suatu proses untuk

    membentuk kesadaran pada setiap jenjang organisasi, dengan memberi

    pemahaman bahwa dalam setiap aktivitas yang dilaksanakan di unit kerja

    pasti mengandung suatu risiko, atau dengan kata lain tidak ada kegiatan

    yang tanpa risiko. Oleh karena itu perlu ditetapkan suatu pola untuk

  • SISTEM MANAJEMEN RISIKO

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 8 Dari 8

    No. Dok. : PMR-2 Rev00

    Rev 0000000Rev00-

    pengelolaan risiko, agar risiko tidak menyebabkan kerugian bagi perusahaan

    atau bahkan kalau memungkinkan dapat dikelola menjadi suatu peluang

    yang dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.

    Program penerapan manajemen risiko mulai dilaksanakan dengan beberapa

    persiapan yang cukup penting antara lain :

    1. Pembentukan fungsi pengelola manajemen risiko dalam struktur

    organisasi yang bertugas untuk mempersiapkan pelaksanaan program

    penerapan manajemen risiko secara keseluruhan, baik level korporat

    maupun level proses.

    2. Kemudian setelah proses persiapan selesai dilaksanakan oleh tim,

    dibentuk organisasi fungsional yang berfungsi menjalankan tugas untuk

    mengelola penerapan manajemen risiko secara terintegrasi untuk

    seluruh unit kerja yaitu Unit Manajemen Risiko. Unit ini

    bertanggungjawab atas pelaksanaan penerapan manajemen risiko dan

    mengkoordinasikannya dengan seluruh unit kerja.

    3. Melakukan kajian terhadap dokumen perusahaan untuk mendapatkan

    informasi yang memadai tentang kinerja yang dicapai serta kondisi

    perusahaan yang lalu (data historis) dan kondisi saat ini/sedang berjalan.

    4. Melakukan kajian terhadap proses/operasional perusahaan yang

    dilaksanakan selama ini, untuk dapat memperkirakan adanya risiko pada

    setiap aktivitas yang dilaksanakan.

    5. Melakukan evaluasi awal terhadap risiko yang mungkin terjadi pada

    setiap aktivitas yang akan dilaksanakan dan rencana pengendaliannya

    serta mempersiapkan tindakan yang harus diambil (risk treatment) jika

    risiko benar-benar terjadi. Hal ini dilakukan bersama-sama dengan unit

    kerja terkait.

    6. Menyusun pedoman/panduan bagi seluruh unit kerja dalam

    melaksanakan penerapan manajemen risiko.

  • SISTEM MANAJEMEN RISIKO

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 9 Dari 9

    No. Dok. : PMR-2 Rev00

    Rev 0000000Rev00-

    2.2.4. Kecukupan Sistem Pengendalian Intern

    Sistem pengendalian intern disusun sebagai alat untuk mendeteksi dan

    mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan suatu aktivitas dari

    rencana yang telah ditetapkan.

    Dengan dilaksanakannya pengendalian intern diharapkan dapat diperoleh

    kepastian bahwa seluruh aktivitas telah dilaksanakan sesuai dengan

    ketentuan yang berlaku, efektif dan efisien, tersedia informasi yang lengkap

    dan akurat, dan budaya risiko telah menjadi bagian yang melekat pada

    setiap aktivitas yang dikerjakan di unit kerja.

    Pengendalian intern dilaksanakan dengan cara membandingkan antara hasil

    kinerja perusahaan secara keseluruhan dengan target yang ditetapkan (KPI),

    dan memberikan umpan balik yang diperlukan pihak manajemen untuk

    mengevaluasi hasil-hasil yang diperoleh serta mengambil tindakan perbaikan

    apabila diperlukan. Sehingga efektivitas pengendalian intern tersebut sangat

    menentukan ketepatan pengambilan keputusan oleh manajemen dalam

    rangka pertanggungjawaban kepada semua pihak yang berkepentingan

    terhadap perusahaan (stakeholders).

    Untuk menilai efektif atau tidaknya sistem pengendalian intern dalam

    penerapan manajemen risiko, diperlukan pengawasan aktif atas pelaksanaan

    pengendalian intern di seluruh unit kerja oleh Satuan Pengawasan Intern

    (SPI) selaku fungsi pengawasan melalui kegiatan audit yang berbasis pada

    risiko (risk based audit).

  • SISTEM MANAJEMEN RISIKO

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 10 Dari 10

    No. Dok. : PMR-2 Rev00

    2.3. Maksud dan Tujuan Sistem Manajemen Risiko

    Penetapan dan pelaksanaan Sistem Manajemen Risiko dimaksudkan untuk

    memberikan arah dan batasan serta tanggungjawab yang jelas terhadap

    pelaksanaan manajemen risiko dengan mengacu kepada sistem dan struktur

    ERM COSO.

    Tujuan dari Sistem Manajemen Risiko adalah sebagai berikut :

    1. Memetakan pembagian wewenang dan tanggung jawab pengelolaan

    manajemen risiko.

    2. Memberikan arah dalam penerapan manajemen risiko mulai dari identifikasi,

    pengukuran, penentuan respon, pelaksanaan aktivitas pengendalian,

    pengkomunikasian dan pemantauan risiko.

    3. Menjadi pedoman bagi pengembangan, pengkomunikasian dan

    penyempurnaan secara periodik terhadap kebijakan manajemen risiko dan

    peraturan pendukung lainnya dalam bidang manajemen risiko.

    4. Memberikan gambaran yang jelas kepada para stakeholders tentang

    bagaimana perusahaan mengelola risiko usahanya.

    5. Sebagai acuan Satuan Pengawasan Intern (SPI) untuk melaksanakan audit

    yang berbasis pada risiko (risk based audit).

    2.4. Persetujuan Dokumen

    Guna memberikan aturan yang jelas terhadap dokumen Pedoman Manajemen

    Risiko, maka perlu diatur pola persetujuan terhadap setiap penyusunan maupun

    revisi/penyempurnaan yang dilakukan terhadap dokumen ini, sebagai berikut:

    1. Pedoman Manajemen Risiko ini merupakan dokumen perusahaan yang

    berkaitan dengan pengelolaan risiko perusahaan.

  • SISTEM MANAJEMEN RISIKO

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 11 Dari 11

    No. Dok. : PMR-2 Rev00

    2. Pedoman ini dibuat hanya untuk kegiatan yang berkaitan dengan

    manajemen risiko perusahaan dan tidak boleh dipergunakan untuk

    kepentingan lain tanpa seijin Risk Management & Compliance Manager.

    3. Sebelum diterbitkan, Pedoman Manajemen Risiko ini harus mendapat

    persetujuan Direksi melalui Surat Keputusan Direksi tentang Pedoman

    Manajemen Risiko.

    4. Pedoman ini bersifat dinamis dan dapat direvisi sesuai dengan kebutuhan

    perusahaan.

    5. Setiap revisi atau perubahan yang berkaitan dengan isi dokumen harus

    mendapat persetujuan pihak-pihak yang berwenang sebagaimana diuraikan

    pada dokumen PMR-2.6 tentang Perubahan Pedoman Manajemen Risiko.

    2.5. Pengendalian Dokumen

    Perusahaan menerbitkan dan memelihara suatu prosedur pengendalian semua

    dokumen yang terkait dengan Pedoman Manajemen Risiko. Dokumen dapat

    dalam bentuk hard copy, media elektronik atau jenis media lainnya.

    Untuk memastikan terlaksananya pemeliharaan, prosedur pengendalian semua

    dokumen, perusahaan menunjuk dan mengangkat Risk Management &

    Compliance Manager yang masuk dalam struktur organisasi perusahaan.

    Hal hal yang harus dilaksanakan dalam prosedur pengendalian dokumen :

    1. Risk Management & Compliance Manager harus memastikan bahwa semua

    dokumen yang dipakai dalam Pedoman Manajemen Risiko ditinjau dan

    disetujui oleh yang berwenang serta diberi identifikasi serta dikendalikan

    dengan baik.

    2. Risk Management & Compliance Manager bertanggung jawab atas

    penerbitan dan pendistribusian salinan Pedoman Manajemen Risiko dan

    harus memelihara daftar pendistribusian dan pemegangnya.

  • SISTEM MANAJEMEN RISIKO

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 12 Dari 12

    No. Dok. : PMR-2 Rev00

    3. Setiap pemegang salinan Pedoman Manajemen Risiko dilarang untuk

    memperbanyak dan atau menyebarkan dokumen ini kepada pihak pihak

    diluar perusahaan tanpa seijin Risk Management & Compliance Manager.

    4. Dokumen pelaksanaan kegiatan manajemen risiko harus dirawat, disimpan

    dan dipelihara secara sistematis sebagai bukti penerapan manajemen risiko.

    5. Masa simpan dokumen pelaksanaan kegiatan manajemen risiko disesuaikan

    dengan sistem kearsipan yang berlaku.

    2.6. Perubahan Pedoman Manajemen Risiko

    Seiring dengan perkembangan bisnis dan organisasi maka dapat dimungkinkan

    adanya perubahan terhadap isi, struktur dan atau kerangka pemikiran Pedoman

    Manajemen Risiko yang terkandung dalam pedoman ini. Hal hal yang berkaitan

    dengan penanganan perubahan dimaksud adalah sebagai berikut :

    1. Perubahan terhadap Kebijakan Manajemen Risiko dan Pedoman Umum

    Manajemen Risiko dikaji dan diusulkan oleh Risk Management & Compliance

    Manager kepada Direktur Utama. Dengan mempertimbangkan hasil kajian

    Risk Management & Compliance Manager maka Direktur Utama berwenang

    untuk melakukan persetujuan terhadap perubahan kebijakan dimaksud.

    2. Perubahan terhadap Prosedur Manajemen Risiko dikaji dan diusulkan oleh

    Risk Management & Compliance Manager kepada Direktur Utama. Dengan

    mempertimbangkan hasil kajian Risk Management & Compliance Manager

    maka Direktur Utama berwenang untuk melakukan persetujuan terhadap

    perubahan dimaksud.

    3. Perubahan terhadap Formulir Manajemen Risiko dapat dilakukan oleh Risk

    Management & Compliance Manager jika ada hambatan pelaksanaan

    dilapangan.

  • KEBIJAKAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 1 Dari 1

    No. Dok. : PMR-3 Rev00

    3.1. Definisi

    Beberapa istilah pokok dalam Pedoman Manajemen Risiko PT Indofarma

    (Persero) Tbk ini didefinisikan sebagai ketentuan umum, yaitu sebagai berikut:

    1. Risiko, adalah segala peristiwa (events), yang memiliki kemungkinan akan

    terjadi (likelihood), dan dapat berdampak (impact) negatif pada sasaran

    (objective). Keempat unsur risiko tersebut dapat dianalisis sebagai berikut:

    likelihood terkait dengan events, sedangkan impact terkait dengan objective.

    Likelihood mengukur seberapa besar kemungkinan peristiwa akan terjadi,

    sedangkan impact mengukur seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh

    peristiwa (jika terjadi), pada sasaran. Dengan kata lain, likelihood mengukur

    kadar ketidakpastian terjadinya peristiwa, sedangkan dampak mengukur kadar

    ketidakpastian tercapainya sasaran. Karena dampak terkait dengan sasaran,

    maka besaran dampak harus dinyatakan dengan satuan ukuran yang sama

    dengan satuan ukuran sasaran.

    2. Manajemen risiko, adalah serangkaian proses yang digunakan untuk

    mengelola risiko meliputi pengidentifikasian risiko, pengukuran risiko,

    penentuan respon risiko, aktivitas pengendalian risiko, penginformasian dan

    pengkomunikasian risiko, dan pemantauan risiko dari setiap kegiatan yang

    dilaksanakan oleh perusahaan.

    Dengan penerapan manajemen risiko, diharapkan kerugian dapat ditekan

    serendah mungkin atau bahkan apabila memungkinkan diupayakan untuk

    dapat memanfaatkan risiko menjadi suatu peluang yang dapat meningkatkan

    keuntungan perusahaan.

    3. Identifikasi risiko, adalah suatu proses untuk mengidentifikasi peristiwa yang

    memiliki unsur ketidakpastian yang secara negatif mempengaruhi pencapaian

    sasaran.Peristiwa didefinisikan sebagai suatu kejadian dari sumber internal

  • KEBIJAKAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 2 Dari 2

    No. Dok. : PMR-3 Rev00

    maupun eksternal perusahaan, yang dapat mempengaruhi pencapaian

    sasaran. Pengaruh terhadap sasaran yang bersifat positif disebut sebagai

    peluang (opportunity), sedangkan yang berdampak negatif disebut sebagai

    risiko (risk).

    4. Pengukuran risiko, adalah suatu proses untuk mengukur tingkat likelihood

    dan dampak terjadinya risiko. Pengukuran risiko dilakukan atas risiko inheren

    dan risiko residual. Risiko inheren adalah risiko sebelum adanya tindakan

    apapun untuk mengubah likelihood maupun dampak risiko. Oleh karena

    PT Indofarma (Persero) Tbk telah memiliki pengendalian risiko, maka yang

    dimaksud dengan risiko inheren adalah risiko dengan kondisi perusahaan saat

    dilakukan risk assessment. Sedangkan risiko residual adalah risiko yang

    masih tersisa setelah tindakan manajemen untuk memitigasi suatu risiko

    inheren diimplementasikan secara efektif.

    5. Respon risiko, adalah sikap yang diambil manajemen untuk merespon risiko

    yang dihadapi. Ada empat macam respon risiko yang tersedia, yaitu

    menghindar, membagi, mengurangi atau menerima risiko. Respon risiko

    diambil dengan tujuan untuk menurunkan risiko inheren ke tingkat yang

    dipertimbangkan dapat diterima. Dari empat pilihan respon risiko tersebut, risk

    owner dapat memutuskan untuk menggunakan salah satu atau kombinasi

    lebih dari satu respon, dengan mempertimbangkan biaya dan manfaat

    6. Aktivitas pengendalian risiko, adalah setiap proses, kebijakan, alat, praktik,

    atau tindakan lain yang dirancang untuk meminimalkan risiko. Pengendalian

    risiko dapat berupa pengendalian yang sudah diterapkan oleh manajemen

    pada saat dilakukan risk assessment, atau pengendalian yang akan

    dilakukan, yang merupakan pengembangan dan tambahan dari pengendalian

    risiko yang sudah ada, agar likelihood dan dampak terjadinya risiko

    diminimalkan sampai pada tingkat yang dapat diterima. Aktivitas pengendalian

  • KEBIJAKAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 3 Dari 3

    No. Dok. : PMR-3 Rev00

    risiko dilaksanakan untuk memastikan bahwa respon risiko telah dilakukan

    secara benar dan sesuai kebijakan yang berlaku, serta memastikan bahwa

    rencana respon risiko memberikan hasil yang efektif untuk mengurangi tingkat

    risiko.

    7. Penginformasian dan pengkomunikasian risiko, adalah suatu kegiatan

    merancang program komunikasi berkenaan dengan proses manajemen risiko

    perusahaan yang mencakup antara lain: program implementasi dan

    sosialisasi pedoman yang terkait dengan penerapan manajemen risiko.

    8. Pemantauan risiko, adalah suatu tindakan untuk memantau proses

    manajemen risiko yang dilaksanakan sebelumnya, mulai identifikasi,

    pengukuran, respon risiko, dan aktivitas pengendalian risiko. Dalam

    pemantauan risiko diperlukan kegiatan pengawasan untuk memastikan bahwa

    risiko telah diidentifikasi pada setiap aktivitas yang dilaksanakan, dampak dan

    peluang risiko telah dilakukan pengukuran dan langkah-langkah

    pengendaliannya telah dirumuskan serta dilaksanakan secara efektif,

    sehingga dapat memberikan hasil yang optimal.

    9. Kriteria risiko, adalah kriteria yang digunakan dalam melakukan pengukuran

    risiko. Kriteria likelihood risiko dinyatakan dengan persentase probabilitas

    keterjadian risiko, sedangkan kriteria dampak risiko dinyatakan dengan satuan

    ukuran yang sama dengan satuan ukuran sasaran yang terpengaruh, yang

    bisa berupa kerugian finansial, kehilangan reputasi, kecelakaan kerja, dan

    sebagainya. Ukuran likelihood dan dampak risiko dikonversikan menjadi skala

    ukuran semi kuantitatif dari 1 sampai dengan 5.

    10. Kategorisasi risiko perusahaan, secara umum dikelompokkan ke dalam dua

    kategori faktor, yaitu faktor eksternal dan internal perusahaan. Kategorisasi

    risiko sesuai ERM COSO adalah faktor eksternal terdiri dari ekonomi,

    lingkungan alam, politik, sosial, dan teknologi. Sedangkan faktor internal

  • KEBIJAKAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 4 Dari 4

    No. Dok. : PMR-3 Rev00

    terdiri dari infrastruktur, proses, sumberdaya manusia dan teknologi.

    Kategorisasi selain tersebut di atas dapat ditambahkan, sepanjang relevan

    dengan kondisi perusahaan. Tujuan kategorisasi risiko adalah untuk

    mengikhtisarkan risiko terutama pada saat pelaporan risiko kepada pimpinan

    perusahaan.

    11. Peta risiko perusahaan, adalah gambaran secara visual risiko-risiko yang

    dihadapi suatu perusahaan, dalam suatu matriks dua sumbu, yaitu sumbu

    likelihood dan dampak risiko. Peta risiko dapat juga berfungsi sebagai

    dashboard bagi manajemen yang memperlihatkan posisi risiko, pada kondisi

    inheren dan residual. Dengan memetakan risiko inheren dan risiko residual

    secara visual seperti ini, manajemen akan dapat melihat kapabilitas

    pengendalian (control score) yang diciptakan untuk mengelola risiko sampai

    tingkat yang dapat diterima.

    12. Daftar risiko perusahaan, adalah daftar semua risiko perusahaan yang

    teridentifikasi. Daftar risiko perusahaan terdiri dari Daftar Risiko Tingkat

    Korporat dan Daftar Risiko Tingkat Proses.

    3.2. Prinsip Manajemen Risiko

    Secara umum istilah prinsip didefinisikan sebagai kaidah atau norma dasar yang

    dianut dalam menjalankan suatu inisiatif tertentu. Prinsip-prinsip yang digunakan

    manajemen PT Indofarma (Persero) Tbk dalam mengembangkan, menerapkan,

    mengelola dan mengevaluasi manajemen risiko adalah sebagai berikut :

    1. Adanya komitmen pimpinan; pimpinan perusahaan menetapkan kesatuan

    tujuan dan arah perusahaan, termasuk tujuan manajemen risiko. Pimpinan

    perusahaan menunjukkan komitmen dan keterlibatan aktif dalam manajemen

    risiko dengan membangun dan memelihara lingkungan internal di mana

  • KEBIJAKAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 5 Dari 5

    No. Dok. : PMR-3 Rev00

    semua insan perusahaan dapat sepenuhnya terlibat dalam pencapaian

    tujuan perusahaan, termasuk tujuan manajemen risiko.

    2. Keterlibatan seluruh insan perusahaan; keterlibatan aktif dari seluruh

    pegawai pada semua tingkatan perusahaan mutlak diperlukan dalam

    penerapan manajemen risiko sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-

    masing.

    3. Transparansi; seluruh potensi risiko yang ada pada setiap aktivitas bisnis

    perusahaan diungkapkan secara terbuka oleh setiap unit kerja yang ada di

    perusahaan dan dicantumkan dalam daftar risiko sehingga tidak ada risiko

    potensial yang tidak diidentifikasi.

    4. Integrasi; penerapan manajemen risiko perlu diintegrasikan ke dalam proses

    bisnis perusahaan, ke dalam proses pengambilan keputusan bisnis oleh

    seluruh lapisan manajemen, dan ke dalam nilai dan budaya perusahaan.

    5. Perbaikan berkesinambungan; rancangan dan penerapan manajemen

    risiko harus selalu diperbaiki sesuai kebutuhan perusahaan melalui

    peningkatan kompetensi dan perbaikan sistem manajemen risiko.

    6. Menciptakan nilai; manajemen risiko mendukung pencapaian tujuan dan

    sasaran perusahaan berupa sasaran strategis, kinerja keuangan, efisiensi

    operasi, ketaatan terhadap hukum dan peraturan, kehandalan laporan

    manajemen, peningkatan corporate governance, dan terjaganya reputasi

    perusahaan.

    Prinsip manajemen risiko yang dipilih oleh manajemen, akan menjadi

    pertimbangan penting dalam mengembangkan, mengimplementasikan dan

    mengevaluasi manajemen risiko. Penerapan prinsip tersebut di atas akan

    tercermin pada setiap tahapan manajemen risiko yang dijalankan.

  • KEBIJAKAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 6 Dari 6

    No. Dok. : PMR-3 Rev00

    3.3. Komitmen Manajemen Risiko Perusahaan

    PT Indofarma (Persero) Tbk sebagai perusahaan yang bergerak di bidang

    produksi farmasi menyadari bahwa bidang usahanya mengandung risiko yang

    harus dikelola secara efisien dan efektif demi memastikan kesinambungan,

    profitabilitas dan pertumbuhan usaha sejalan dengan visi, misi, dan tujuan

    perusahaan.

    Direksi dan seluruh pegawai PT Indofarma (Persero) Tbk berkomitmen untuk:

    1. Mendukung penuh implementasi manajemen risiko pada setiap

    pelaksanaan bisnis perusahaan untuk mencapai tujuan Perusahaan secara

    terintegrasi di seluruh jajaran perusahaan.

    2. Bertekad mengimplementasikan manajemen risiko secara sinergi dan

    bertanggungjawab dengan sistem manajemen lainnya sebagai sistem

    peringatan dini (early warning system).

    3.4. Tujuan dan Sasaran Manajemen Risiko

    Salah satu bentuk implementasi dari prinsip-prinsip Good Corporate Governance

    (GCG) adalah dengan menerapkan manajemen risiko di setiap aktivitas

    perusahaan guna mengurangi atau menekan risiko sekecil mungkin, sehingga

    diharapkan perusahaan akan dapat memperoleh hasil yang optimal.

    Pengelolaan risiko tersebut terkait dengan semakin besarnya pengaruh dari

    perkembangan lingkungan internal maupun eksternal terhadap kinerja

    perusahaan, sehingga kegiatan usaha dihadapkan pada risiko yang semakin

    kompleks yang berkaitan erat dengan fungsi perusahaan sebagai salah satu

    pelaku ekonomi dalam perekonomian nasional.

    Oleh karena itu, agar perusahaan mampu beradaptasi dalam lingkungan bisnis

    dan tetap survive dalam kondisi yang penuh dengan ketidakpastian, maka

  • KEBIJAKAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 7 Dari 7

    No. Dok. : PMR-3 Rev00

    perusahaan dituntut untuk dapat mengelola setiap risiko yang ada dengan baik

    dan secara berkesinambungan.

    Pengelolaan setiap aktivitas perusahaan diupayakan semaksimal mungkin dapat

    terintegrasi ke dalam suatu sistem dan proses pengelolaan risiko yang akurat

    dan komprehensif, sehingga diharapkan akan dapat mendukung pencapaian

    tujuan perusahaan secara keseluruhan.

    Adapun tujuan penerapan manajemen risiko bagi perusahaan adalah sebagai

    berikut:

    1. Mewujudkan Good Corporate Governance yang lebih baik

    2. Menetapkan dan mengelola risiko yang dihadapi perusahaan, serta

    meminimalkan dampak yang ditimbulkannya.

    3. Melindungi perusahaan dari risiko signifikan yang dapat menghambat

    pencapaian tujuan dan mengamankan asset perusahaan yang meliputi

    sumber daya manusia, aktiva, dan reputasi.

    4. Menciptakan kesadaran dan kepedulian insan perusahaan terhadap

    pentingnya manajemen risiko bagi perusahaan dan budaya risiko.

    Sedangkan sasaran manajemen risiko adalah:

    1. Terciptanya seluruh insan perusahaan yang paham dan fokus pada proses

    pengelolaan risiko yang dihadapi oleh perusahaan guna mendukung

    tercapainya tujuan perusahaan.

    2. Terkelolanya semua risiko signifikan yang dapat mempengaruhi pencapaian

    sasaran perusahaan setiap tahun yang meliputi sasaran strategis, sasaran

    operasional, ketaatan terhadap peraturan, dan kehandalan laporan

    manajemen.

  • KEBIJAKAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 8 Dari 8

    No. Dok. : PMR-3 Rev00

    3.5. Strategi Penerapan Manajemen Risiko

    Strategi penerapan manajemen risiko perusahaan adalah sebagai berikut :

    1. Membentuk fungsi yang bertanggungjawab secara profesional untuk

    mengkoordinasikan penerapan manajemen risiko secara terintegrasi untuk

    seluruh unit kerja

    2. Mengintegrasikan wewenang dan tanggung jawab setiap pihak yang terlibat

    dalam penerapan manajemen risiko ke dalam job description perusahaan

    3. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dalam bidang manajemen

    risiko

    4. Mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam proses bisnis perusahaan.

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 1 Dari 1

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    4.1. Struktur Organisasi

    Struktur Organisasi PT Indofarma (Persero), Tbk adalah sebagai berikut :

    RISK MANAGEMENT

    & COMPLIANCEI

    SATUAN PENGAWASAN

    INTERNAL

    CORPORATE

    SECRETARY &GCG

    QUALITY ASSURANCE SUPPLY CHAIN

    MANAGEMENT

    TEKNOLOGI

    INFORMASI & DATA

    DIREKTUR PRODUKSI

    PPIC

    LOGISTIK BAHAN AWAL

    QUALITY CONTROL

    LITBANG

    PRODUKSI 2

    PRODUKSI 1

    Tehnik dan Pemeliharaan

    PEMELIHARAAN

    DIREKTUR RISET DAN

    PEMASARAN

    LOGISTIK BARANG JADI

    MARKETING SUPPORT & MONITORING

    GROUP PRODUCT

    SALES & MARKETING EXPORT

    SALES & MARKETING REGULER

    SALES & MARKETING INSTITUSI

    RISET PASAR

    DIREKTUR OPERASI DAN PENGEMBANGAN

    PURCHASING

    CORPORATE OPERATION

    PERFORMANCE MANAGEMENT

    PENGEMBANGAN JASA TEKNIK

    (HEALTCARE)

    STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK KESEHATAN

    OPERASI DAN PENGEMBANGAN ANAK PERUSAHAAN DAN

    MITRA

    OPERASI & PENGEMBANGAN

    USAHA INDUK

    DIREKTUR KEUANGAN &

    SDM

    UMUM

    SUMBER DAYA MANUSIA

    ANGGARAN &

    PENGENDALIAN

    KEUANGAN

    AKUNTANSI

    KEUANGAN

    DIRUT

    DEKOM KKomisarisKOMI

    SARIS

    KOMITE AUDIT

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 2 Dari 2

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    Sedangkan Struktur Organisasi Manajemen Risiko PT Indofarma (Persero), Tbk

    adalah sebagai berikut :

    RUPS

    DEWAN

    KOMISARIS

    DIREKTUR

    UTAMA

    DIREKTUR

    MANAJER MANAJER MANAJER

    ____________ = Garis Fungsional

    -------------------- = Garis Pelaporan

    RISK MANAGEMENT &

    COMPLIANCEMANAGER SPI

    STAFF

    MANAJEMEN

    RISIKO

    1

    2

    3

    5

    6

    7

    4

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 3 Dari 3

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    Dari gambar struktur organisasi manajemen risiko di atas, terdapat 7 (tujuh) unsur

    yang berperan dalam manajemen risiko, yaitu:

    1. Dewan Komisaris berperan menjalankan fungsi pengawasan terhadap penerapan

    manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi.

    2. Direksi bertanggung jawab atas penerapan manajemen risiko perusahaan

    3. Risk Management & Compliance Manager bertanggungjawab kepada Direktur

    Utama berperan:

    a. Mengadministrasikan penerapan Manajemen Risiko.

    b. Mengintegrasikan semua upaya pengelolaan risiko di seluruh perusahaan

    c. Membuat dan menyampaikan Laporan Penerapan Manajemen Risiko

    Perusahaan kepada Direktur Utama.

    4. Unit Kerja Pemilik Risiko (Risk Taking Unit) merupakan fungsi pemilik risiko yang

    memiliki serangkaian tahapan proses kegiatan kerja. Risk Taking Unit berperan

    melaksanakan pengelolaan risiko yang ada di fungsi kerja masing-masing.

    5. Staff Manajemen Risiko bertugas membantu Risk Management & Compliance

    Manager

    6. Manager SPI berperan melaksanakan aktivitas assurance dan consulting

    independen, untuk memberi nilai tambah dan memperbaiki kegiatan operasi

    perusahaan, membantu perusahaan mencapai tujuan dengan melakukan

    pendekatan sistematis dan terstruktur dalam mengevaluasi efektivitas proses

    manajemen risiko.

    4.2. Wewenang dan Tanggung Jawab

    Berdasarkan Struktur Organisasi Manajemen Risiko di atas maka wewenang dan

    tanggung jawab organ-organ dalam penerapan manajemen risiko adalah sebagai

    berikut :

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 4 Dari 4

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    1. Dewan Komisaris

    Wewenang dan tanggung jawab Dewan Komisaris berkaitan dengan

    manajemen risiko adalah sebagai berikut :

    Wewenang:

    a. Memberi persetujuan atas kebijakan manajemen risiko yang diusulkan oleh

    Direksi.

    b. Memberikan saran perbaikan kepada Direksi atas penerapan manajemen

    risiko.

    Tanggung Jawab:

    a. Mengevaluasi kebijakan manajemen risiko yang diusulkan oleh Direksi.

    b. Melakukan pengawasan terhadap penerapan kebijakan manajemen risiko

    perusahaan.

    c. Mengevaluasi penerapan manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi.

    2. Direksi

    Wewenang dan tanggung jawab Direksi berkaitan dengan manajemen risiko

    adalah sebagai berikut :

    Wewenang:

    a. Menyetujui dan menetapkan pedoman manajemen risiko.

    b. Menetapkan perubahan terhadap isi pedoman manajemen risiko setelah

    mendapat usulan dari Risk Management & Compliance Manager.

    c. Menetapkan risk appetite dan risk tolerance level korporat

    Tanggung Jawab:

    a. Memastikan manajemen risiko menjadi budaya perusahaan

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 5 Dari 5

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    b. Memastikan telah dilaksanakannya peningkatan kompetensi sumber daya

    manusia yang terkait dengan manajemen risiko.

    c. Memastikan bahwa organisasi yang dibentuk untuk mengelola manajemen

    risiko telah berfungsi secara independen.

    d. Bertanggung jawab atas penerapan manajemen risiko perusahaan

    e. Melaksanakan risk assesment level korporat

    f. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerapan manajemen risiko

    kepada Dewan Komisaris

    g. Meninjau penerapan manajemen risiko secara periodik

    3. Risk Management & Compliance Manager

    Wewenang:

    a. Mengusulkan pedoman manajemen risiko kepada Direksi untuk disahkan.

    b. Menyusun dan mengusulkan risk appetite dan risk tolerance level korporat

    kepada Direksi untuk ditetapkan.

    Tanggung Jawab:

    a. Menyusun dan mengevaluasi pedoman manajemen risiko serta mengusulkan

    kepada Direksi untuk disahkan.

    b. Menyusun dan mengusulkan risk appetite dan risk tolerance level korporat

    kepada Direksi untuk ditetapkan.

    c. Melakukan penjabaran risk tolerance ke level unit kerja pemilik risiko sebagai

    acuan bagi pemilik risiko dalam memutuskan tentang seberapa besar risiko

    yang dapat diambil.

    d. Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan semua upaya pengelolaan risiko

    di seluruh perusahaan.

    e. Melaksanakan kegiatan sosialisasi Pedoman Manajemen Risiko kepada

    seluruh pegawai perusahaan dan mengembangkan budaya sadar risiko pada

    seluruh jenjang organisasi

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 6 Dari 6

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    f. Bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan self-assessment baik di level

    korporat maupun di level proses.

    g. Menerima Profil Risiko Bidang/Unit Kerja dan melakukan kompilasi guna

    menyusun Profil Risiko Perusahaan.

    h. Memberikan pendapat atas kelayakan proyek/Investasi baru sebelum

    proyek/Investasi dilakukan terkait risiko-risiko yang akan timbul.

    4. Satuan Pengawasan Intern

    Merupakan unit kerja yang melaksanakan fungsi assurance dan consulting

    secara independen, dibentuk untuk memberikan nilai tambah dan memperbaiki

    kegiatan operasi perusahaan, membantu perusahaan mencapai tujuan dengan

    melakukan pendekatan secara sistematis dan terstruktur dalam mengevaluasi

    efektifitas proses manajemen risiko, pengendalian dan corporate governance.

    SPI dipimpin oleh seorang Kepala SPI dengan wewenang dan tanggung jawab

    berkaitan dengan manajemen risiko, sebagai berikut :

    a. Menggunakan profil risiko perusahaan dan hasil risk assessment semua unit

    kerja pemilik risiko sebagai input dalam penyusunan rencana aktivitas audit

    berbasis risiko (risk-based audit planning) berupa daftar katalog audit (audit

    universe), rencana jangka panjang audit, dan program kerja pemeriksaan

    tahunan (PKPT).

    b. Menyusun rencana kegiatan evaluasi (assurance) manajemen risiko sebagai

    bagian dari rencana kerja audit tahunan, rencana tersebut kemudian

    diusulkan, dibahas, dan disetujui oleh Direktur Utama.

    c. Melakukan kegiatan assurance berupa evaluasi manajemen risiko

    berdasarkan standar profesi audit internal untuk memberikan pendapat

    mengenai tingkat kecukupan rancangan dan efektivitas penerapan

    manajemen risiko.

    d. Melakukan audit internal berbasis risiko (risk-based audit) sesuai program

    kerja pemeriksaan tahunan (PKPT) untuk aktivitas audit rutin dan audit

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 7 Dari 7

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    khusus berdasarkan instruksi Direktur Utama, dan atau kondisi spesifik yang

    ditemukan dari hasil evaluasi manajemen risiko.

    e. Melaporkan hasil kegiatan evaluasi manajemen risiko kepada Direktur Utama

    dengan tembusan kepada Dewan Komisaris (Komite Audit). Output dari

    evaluasi oleh satuan pengawasan intern menjadi salah satu input bagi reviu

    manajemen.

    f. Melakukan klarifikasi dengan unit kerja pemilik risiko, dalam hal SPI

    berpendapat bahwa manajemen unit kerja (risk taking unit) telah mengambil

    risiko melebihi risk tolerance yang ditetapkan Direktur Utama.

    5. Risk Taking Unit

    Merupakan bidang/fungsi kerja pemilik risiko yaitu Corporate Secretary & GCG,

    Kepala Satuan Pengawasan Internal, Risk Management & Compliance,

    Teknologi Informasi & Data, Supply Chain Management, Quality Assurance,

    PPIC, Produksi 1, Produksi 2, Litbang, Quality Control, Logistik Bahan Awal,

    Teknik & Pemeliharaan, Keuangan, Akuntansi, Anggaran & Pengendalian

    Keuangan, Sumber Daya Manusia, Umum, Riset Pasar, Sales & Marketing

    Institusi, Sales & Marketing Reguler, Sales & Marketing Export, Group Product,

    Marketing Support & Monitoring, Logistik Barang Jadi, Operasi &

    Pengembangan Usaha Induk, Strategi Pengembangan Produk Kesehatan,

    Operasi Dan Pengembangan Anak Perusahaan Dan Mitra, Pengembangan Jasa

    Teknik (Healtcare), Corporate Operation Performance Management, dan

    Purchasing yang memiliki serangkaian tahapan proses. Wewenang dan

    tanggung jawab Risk Taking Unit berkaitan dengan manajemen risiko adalah

    sebagai berikut :

    a. Melaksanakan kegiatan self-assessment atas risiko level proses dan

    pengendalian yang ada di fungsi kerja masing-masing

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 8 Dari 8

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    b. Menyusun hasil risk assessment level proses dalam bentuk Profil Risiko

    Fungsi Kerja untuk dilaporkan kepada Risk Management & Compliance.

    c. Melakukan monitoring dan pengendalian risiko terhadap pelaksanaan

    aktivitas di level proses.

    d. Melaporkan peristiwa risiko yang terjadi dalam pelaksanaan bisnis normal,

    baik yang telah teridentifikasi sebelumnya pada saat self-assessment,

    maupun yang belum teridentifikasi, kepada Risk Management & Compliance.

    e. Memelihara catatan historis atas tingkat capaian kinerja dan peristiwa risiko

    yang terjadi di masa lalu dalam fungsi kerja masing-masing sebagai indikator

    peringatan dini (early warning indicator) dan sebagai database untuk

    memprediksi keterjadian risiko di masa yang akan datang.

    f. Memberikan masukan kepada Risk Management & Compliance dalam rapat

    reviu manajemen tentang pelaksanaan manajemen risiko.

    4.3. Pengembangan dan Pengkomunikasian Pedoman Manajemen Risiko

    4.3.1. Pengembangan Pedoman Manajemen Risiko

    1. Direksi menetapkan Pedoman Manajemen Risiko setelah mendapatkan

    persetujuan dari Dewan Komisaris.

    2. Pedoman Manajemen Risiko dikembangkan untuk memastikan bahwa

    setiap jajaran perusahaan memahami, siap menghadapi, dan

    menerapkan strategi penanganan yang tepat dalam mengelola risiko

    yang ada serta mengoptimalkan peluang dari setiap risiko terkait

    3. Pengembangan Pedoman Manajemen Risiko dilakukan melalui reviu atas

    struktur organisasi, kebijakan, pedoman umum, prosedur, instruksi kerja,

    formulir manajemen risiko, jumlah dan kompetensi sumber daya manusia,

    proses manajemen risiko, dan sistem informasi manajemen.

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 9 Dari 9

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    4.3.2 Pengkomunikasian Pedoman Manajemen Risiko

    1. Pedoman Manajemen Risiko dibuat secara tertulis dan dikomunikasikan

    kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) yang berhak

    memperoleh informasi tentang Pedoman Manajemen Risiko.

    2. Direksi bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan Pedoman

    Manajemen Risiko kepada seluruh jajaran pegawai dan memastikan

    bahwa Pedoman Manajemen Risiko dipahami dan ditaati.

    3. Pengkomunikasian Pedoman Manajemen Risiko dilakukan dengan cara

    terbuka melalui sosialisasi dan pemuatan (upload) dalam portal (intranet)

    perusahaan.

    4. Pedoman Manajemen Risiko yang bersifat umum dikomunikasikan

    kepada para pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya melalui

    website perusahaan.

    4.4. Penanaman Nilai dan Budaya Risiko

    Manajemen perusahaan melalui Risk Management & Compliance terus berupaya

    mengembangkan budaya sadar risiko (risk consciousness) pada seluruh jenjang

    organisasi, termasuk menekankan pentingnya pengendalian internal yang efektif.

    Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan melaksanakan lokakarya, self

    assesment risiko di fungsi kerja, serta membantu fungsi kerja melakukan

    sosialisasi manajemen risiko secara terus menerus kepada seluruh pegawai.

    Seluruh atasan secara berjenjang harus membangun dan memelihara budaya

    sadar risiko di fungsi kerja yang dipimpinnya sehingga setiap karyawan

    perusahaan selalu aktif memikirkan risiko yang terkait dengan unit kerjanya dan

    memahami serta mematuhi kebijakan toleransi risiko yang berlaku untuk fungsi

    kerjanya.

    Kegiatan membangun dan memelihara budaya sadar risiko harus diwujudkan

    secara nyata melalui :

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 10 Dari 10

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    1. Komitmen dan keteladanan para atasan kepada bawahannya.

    2. Pemberlakuan secara konsisten sistem imbalan dan sanksi (reward and

    punishment) terhadap keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan, strategi,

    sasaran dan atau rencana hasil kegiatan.

    4.5. Penetapan Risk Appetite dan Deployment Risk Tolerance

    Direksi menetapkan risk appetite dan deployment risk tolerance terhadap sasaran-

    sasaran yang ditetapkan dalam RKAP sebagai komponen penting dalam

    pengelolaan risiko yang sekurang-kurangnya meliputi:

    1. Pernyataan visi, misi, dan risk appetite.

    2. Penetapan sasaran strategis/terkait perusahaan (sasaran operasional,

    finansial, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan laporan

    manajemen) dan satuan ukuran sasaran strategis/terkait perusahaan.

    3. Penetapan toleransi risiko level korporat terhadap sasaran perusahaan yang

    tercantum dalam RKAP.

    4. Deployment Key Performance Indicator yang menjadi sasaran bisnis pada tiap

    fungsi kerja

    5. Penetapan toleransi risiko level fungsi kerja terhadap sasaran bisnis tiap fungsi

    kerja.

    Penyusunan pernyataan risk appetite dan deployment risk tolerance dilakukan oleh

    Risk Management & Compliance.

    Pernyataan risk appetite perusahaan adalah sebagai berikut:

    1. Suatu risiko hanya akan diterima jika potensi keuntungan melebihi biaya yang

    akan dikeluarkan.

    2. Perusahaan tidak menerima risiko yang berpotensi menimbulkan kerugian

    keuangan yang besar atau kerugian reputasi perusahaan.

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 11 Dari 11

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    3. Perusahaan menerima risiko penurunan nilai aset yang disebabkan kondisi

    eksternal di luar kontrol perusahaan.

    4. Perusahaan tidak menerima risiko apapun yang timbul dari kegiatan yang

    berpotensi menimbulkan kerugian negara.

    4.6. Klasifikasi Risiko

    Guna memudahkan pelaksanaan identifikasi peristiwa dan pelaporan manajemen

    risiko maka perlu dilakukan pengklasifikasian risiko. Pengklasifikasian risiko yang

    digunakan didasarkan atas metode ERM COSO dengan model klasifikasi sebagai

    berikut :

    Jenis-jenis risiko berdasarkan faktor, kategori, dan topik risiko disajikan dalam

    skema di bawah ini, sedangkan uraian nama-nama risiko dari masing-masing topik

    mengacu, namun tidak terbatas pada nama-nama risiko sesuai hasil risk

    assessment yang telah dilakukan.

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 12 Dari 12

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    Lampiran 1 / 1-1

    KATEGORI RISIKO PT INDOFARMA (Persero),Tbk.

    INTERNAL

    PROSES

    Kegagalan Produk Tidak tersedianya supply produk Registrasi Produk Penempatan Investasi Ketersediaan SOP Hukum Pemahaman GCG Anggaran

    TEKNOLOGI

    Teknologi Informasi

    SUMBER DAYA MANUSIA

    Kompetensi Pegawai Produktivitas Pegawai Kepuasan Kerja Pegawai Integritas Pegawai

    EKSTERNAL

    EKONOMI

    Persaingan Usaha

    Pasar

    Ketersediaan Modal

    Tingkat Suku Bunga

    Nilai Tukar Mata Uang

    Tingkat Inflasi

    LINGKUNGAN ALAM

    Bencana Alam Iklim dan Cuaca Buruk

    POLITIK/HUKUM/PERATURAN/

    KEBIJAKAN

    Hukum dan Peraturan Perubahan Kebijakan Pemegang Saham Kebijakan Pemerintah

    SOSIAL

    Perilaku Masyarakat

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 13 Dari 13

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    4.7. Kriteria Risiko

    Peraga di bawah ini digunakan sebagai kriteria untuk menentukan batas antara

    risiko yang tidak dapat diterima dan dapat diterima (appetite risiko).

    5

    Supplementary

    Issue

    8

    Supplementary

    Issue

    6

    Supplementary

    Issue

    6

    Supplementary

    Issue

    8

    Supplementary

    Issue

    4

    Acceptable

    3

    Acceptable

    2

    Acceptable

    1

    Acceptable

    4

    Acceptable

    2

    Acceptable

    4

    Acceptable

    3

    Acceptable

    5

    Supplementary

    Issue

    10

    Issue

    9

    Issue

    12

    Issue

    15

    Unacceptable

    20

    Unacceptable

    25

    Unacceptable

    16

    Unacceptable

    20

    Unacceptable

    15

    Unacceptable

    12

    Issue

    10

    Issue

    Jarang (1)Kemungkinan

    Kecil (2)

    Kemungkinan

    Sedang (3)

    Kemungkinan

    Besar (4)Hampir Pasti

    (5)

    Tid

    ak

    Sig

    nifik

    an (1)

    Kec

    il (2

    )S

    edan

    g (3

    )B

    esar

    (4)

    Kat

    astrop

    ik

    (5)

    Likelihood

    Dam

    pak

    Berdasarkan kriteria tersebut risiko dibagi menjadi empat kelompok:

    Kategori Level Risiko

    Skor Tindakan yang Diambil

    Rendah X 4 Tidak diperlukan tindakan (Acceptable)

    Sedang 4 < X 8 Disarankan diambil tindakan jika tersedia sumberdaya (Supplementary Issue)

    Tinggi 8 < X 12 Diperlukan tindakan untuk mengelola risiko (Issue)

    Ekstrim 12 < X 25 Diperlukan tindakan segera untuk mengelola risiko (Unacceptable)

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 14 Dari 14

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    Dalam melakukan risk assessment, ukuran likelihood risiko dinyatakan dengan

    persentase probabilitas dan dampak risiko dinyatakan dengan satuan ukuran yang

    sama dengan satuan ukuran sasaran. Pedoman yang digunakan untuk

    mengkonversi ukuran likelihood dan dampak risiko menjadi satu ukuran yang sama

    adalah sebagai berikut :

    Tabel 1 Ukuran Likelihood

    Level Probabilitas Penjelasan

    1 Jarang Mungkin terjadi hanya pada kondisi tidak

    normal; Probabilitas 20%.

    2 Kemungkinan Kecil Mungkin terjadi pada beberapa waktu;

    Probabilitas 20% < X 40%.

    3 Kemungkinan Sedang Dapat terjadi pada beberapa waktu;

    Probabilitas 40% < X 60%

    4 Kemungkinan Besar Akan mungkin terjadi pada banyak keadaan;

    Probabilitas 60% < X 80%

    5 Hampir Pasti Dapat terjadi pada banyak keadaan;

    Probabilitas 80% < X < 100%

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 15 Dari 15

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    Tabel 2 Ukuran Dampak

    Level

    Dampak/

    Konsekuensi Aspek

    Kinerja Finansial Citra Perusahaan

    Keselamatan Kerja

    1 Tidak Signifikan

    Target kinerja

    tidak tercapai

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 16 Dari 16

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    2. Direksi bertanggungjawab menyediakan dan mengalokasikan

    sumberdaya yang memadai dalam penerapan manajemen risiko.

    3. Insan perusahaan terlibat secara aktif dan bertanggungjawab

    menjalankan proses manajemen risiko.

    4. Direksi melalui Risk Management & Compliance menyusun rencana

    peningkatan kompetensi insan perusahaan di bidang manajemen risiko,

    sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

    5. Direksi melalui Risk Management & Compliance menyusun rencana

    penerapan manajemen risiko (Road Map Manajemen Risiko).

    6. Direksi mengkomunikasikan kebijakan manajemen risiko kepada insan

    perusahaan.

    7. Direksi mendefinisikan dan mengimplementasikan proses yang efektif

    dan efisien untuk mengkomunikasikan prinsip manajemen risiko,

    komitmen manajemen risiko, tujuan dan sasaran serta strategi penerapan

    manajemen risiko,

    8. Direksi menugaskan Risk Management & Compliance untuk

    menindaklanjuti hasil reviu manajemen, evaluasi oleh SPI, dan

    pengawasan oleh Dewan Komisaris.

    9. Risk Management & Compliance menyusun skema klasifikasi risiko

    kepada Direksi untuk mendapat persetujuan.

    4.8.2 Penentuan Sasaran

    1. Direksi menetapkan sasaran manajemen risiko yang didalamnya

    terkandung risk appetite (appetite risiko) dan risk tolerance sesuai visi

    dan misi, strategi dan tujuan manajemen risiko.

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 17 Dari 17

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    2. Direksi menetapkan risk appetite dengan berpedoman pada ketentuan

    yang berlaku dan dijadikan acuan dalam menetapkan risk tolerance.

    3. Risk Management & Compliance melakukan deployment risk appetite

    dan risk tolerance level korporat ke seluruh Risk Taking Unit sesuai

    dengan proses deployment key performance indicator dan

    mengkomunikasikannya ke seluruh Risk Taking Unit.

    4. Pimpinan Risk Taking Unit menyampaikan umpan balik kepada Risk

    Management & Compliance terhadap risk appetite dan risk tolerance

    tersebut setelah diterjemahkan dan dibandingkan dengan besaran risk

    appetite dan risk tolerance yang sebenarnya pada Risk Taking Unit

    masing-masing,

    5. Umpan balik dari Risk Taking Unit dijadikan sebagai masukan dalam

    reviu manajemen untuk menyempurnakan mekanisme dan metode

    penetapan risk appetite dan risk tolerance.

    4.8.3 Identifikasi Risiko

    1. Setiap Risk Taking Unit mengidentifikasi risiko secara self-assessment

    menggunakan pendekatan analisis proses dengan fasilitator dari Risk

    Management & Compliance.

    2. Pendekatan analisis proses memetakan semua proses bisnis di dalam

    setiap Risk Taking Unit menjadi komponen input, proses, dan output serta

    mengidentifikasi peristiwa risiko dan pengendalian pada masing-masing

    proses tersebut.

    3. Setiap Risk Taking Unit menggunakan panduan klasifikasi risiko yang

    ditetapkan Direksi untuk menyusun dan melaporkan profil risiko level

    proses kepada Risk Management & Compliance.

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 18 Dari 18

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    4. Risk Management & Compliance menyusun profil risiko perusahaan dan

    peta risiko dari profil risiko level korporat dan level proses dengan

    mengaitkan kepada tujuan dan sasaran perusahaan.

    5. Setiap Risk Taking Unit melakukan pemutakhirkan profil risiko dan

    melaporkannya kepada Risk Management & Compliance.

    4.8.4 Pengukuran Risiko

    1. Setiap Risk Taking Unit setelah melakukan identifikasi risiko, kemudian

    mengukur tingkat kemungkinan terjadinya (likelihood) dan besaran

    dampak masing-masing risiko.

    2. Pengukuran risiko dilakukan atas risiko inheren.

    3. Risiko inheren adalah risiko sebelum adanya tindakan apapun untuk

    mengubah likelihood maupun dampak risiko. Berhubung saat ini

    Perusahaan telah mempunyai pengendalian risiko, maka yang dimaksud

    dengan risiko inheren adalah risiko dengan kondisi perusahaan saat

    dilakukan pemetaan.

    4. Sebelum melakukan pengukuran risiko, terlebih dahulu disepakati kriteria

    konversi ukuran likelihood dan dampak risiko yang akan digunakan dalam

    pengukuran risiko. Likelihood risiko dinyatakan dengan persentase

    probabilitas keterjadian risiko.Dampak dinyatakan dengan satuan ukuran

    sasaran yang terpengaruh.

    5. Kriteria yang telah disepakati tersebut kemudian dikonversi menjadi skala

    semi kuantitatif 1 5 (skala Linkert).

    6. Pengukuran risiko selanjutnya menggunakan satuan yang sama dengan

    satuan sasaran kinerja yang terpengaruh oleh risiko, berdasarkan catatan

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 19 Dari 19

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    historis atas tingkat capaian kinerja dan peristiwa risiko yang terjadi di

    masa lalu (loss event database).

    4.8.5 Penentuan Respon Risiko

    1. Respon Risiko adalah sikap yang diambil manajemen untuk merespon

    risiko yang dihadapi, yaitu menerima, menghindari, mengurangi dan

    membagi risiko;

    2. Setiap Risk Taking Unit memilih dan menentukan respon risiko

    berdasarkan ukuran likelihood dan dampak serta tingkat prioritas risiko;

    3. Sebelum menentukan respon risiko, terlebih dahulu disepakati kategori

    level risiko berdasarkan skor risiko (hasil perkalian likelihood dan dampak)

    dan kriteria batas antara risiko yang tidak dapat diterima dan dapat

    diterima (appetite risk).

    4. Respon risiko diambil dengan tujuan untuk membawa risiko inheren ke

    tingkat yang dipertimbangkan untuk dapat diterima (appetite risk).

    4.8.6 Pelaksanaan Aktivitas Pengendalian Risiko

    1. Aktivitas pengendalian risiko dilakukan untuk meyakinkan bahwa respon

    risiko yang ditetapkan dilaksanakan sebagaimana mestinya;

    2. Aktivitas pengendalian risiko yang ditetapkan harus konsisten dengan

    respon risiko yang dipilih.

    3. Setiap Risk Taking Unit melakukan aktivitas pengendalian risiko untuk

    menjaga agar tingkat risiko berada dalam batas toleransi.

    4. Direksi menggunakan kerangka pengendalian yang diterbitkan oleh The

    Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission

  • PEDOMAN UMUM

    PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

    Tanggal Dikeluarkan :

    Hal : 20 Dari 20

    No. Dok. : PMR-4 Rev00

    (COSO Internal Control-I