Gangguan Nutrisi dan Penyakit Metabolik pada Anak dan Remaja
Feb 24, 2016
Gangguan Nutrisi dan Penyakit Metabolik pada Anak dan
Remaja
Nutrisi pada remaja
• Fenomena pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi yang tinggi agar tercapai potensi pertumbuhan secara maksimal karena nutrisi dan pertumbuhan merupakan hubungan integral
• Tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada masa ini dapat berakibat terlambatnya pematangan seksual dan hambatan pertumbuhan linear.
Sebelum masa remaja• kebutuhan nutrisi anak lelaki dan anak perempuan
tidak dibedakanMasa remaja• Terjadi perubahan biologik dan fisiologik tubuh
yang spesifik sesuai gender (gender specific) sehingga kebutuhan nutrien pun menjadi berlainan
remaja perempuan membutuhkan zat besi lebih banyak karena mengalami menstruasi setiap bulan.
Masalah nutrisi utama pada remaja adalah • Defisiensi mikronutrien khususnya anemia
defisiensi zat besi• Masalah malnutrisi :
Gizi kurang dan perawakan pendekGizi lebih sampai obesitas komorbiditasnya yang
keduanya seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah
Masalah nutrisi pada remajaIsu masalah nutrisi pada remaja1. Defisiensi besi, anemia defisiensi besi dan defisiensi
mikronutrien lain.Anemia merupakan masalah nutrisi utama pada remaja dan umumnya pola makan salah sebagai penyebabnya di samping infeksi dan menstruasi.
• Prevalensi anemia pada remaja cukup tinggi• Sukarjo dkk di Jawa Timur (2001) mendapatkan prevalensi
sebesar 25.8% pada remaja perempuan dan 12.1% pada remaja lelaki usia 12-15 tahun
• Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan defisiensi besi dengan gangguan proses kognitif yang membaik setelah mendapat suplementasi zat besi.
Masalah nutrisi pada remajaIsu masalah nutrisi pada remaja2. Gizi kurang dan perawakan pendek• Perawakan pendek pada remaja seringkali ditemukan pada
populasi dengan kejadian malnutrisi tinggi, prevalensi berkisar antara 27 – 65%
• pada 11 studi oleh ICRW (International Centre for Research on Women). Gizi kurang kronik yang mengakibatkan perawakan pendek merupakan penyebab terjadinya hambatan pertumbuhan dan maturasi, memperbesar risiko obstetrik, dan berkurangnya kapasitas kerja.
Masalah nutrisi pada remaja
3. Obesitas• Obesitas pada masa remaja cenderung menetap hingga
dewasa dan makin lama obesitas berlangsung makin besar korelasinya dengan mortalitas dan morbiditas
• Obesitas sentral (rasio lingkar pinggang dengan panggul) terbukti berkorelasi terbalik dengan profil lipid padal penelitian longitudinal Bogalusa. Obesitas juga menimbulkan masalah besar kesehatan dan sosial, dan pengobatan tidak saja memerlukan biaya tinggi tetapi seringkali juga tidak efektif. Karenanya pencegahan obesitas menjadi sangat penting dan remaja merupakan target utama.
Defisiensi besi, anemia defisiensi besi
9
ANEMIA DEFISIENSI BESIKEGUNAAN ZAT BESI DALAM TUBUH
Pembentukan hemoglobin Pertumbuhan Bekerjanya bbrp macam enzim Meningkatkan :
ketahanan terhadap infeksikemampuan usus menetralisir zat toksikkemampuan belajar ( konsentrasi )
10
KEBUTUHAN TERHADAP BESI
• 5 – 10 mgr / hari• Meningkat pada :
– Bayi– Prasekolah– Remaja / pubertas– Penyakit infeksi
Pertumbuhanmeningkat
Sangat sedikitDeskuamasi: sel-sel kulit, sal cernaKeringat, urine & empedu
Pengeluaran besi
Kekurangan mikronutrien
12
• Mikronutrien atau trace element : – Merupakan komponen nutrisi – Relatif dibutuhkan dalam jumlah sedikit (<1
g/hari, kadang hanya mcg/hari) – Berperan esensial dalam banyak fungsi untuk
memelihara proses metabolisme seluler dalam tubuh
Sarma, 2009
13
• Banyak larut dalam air & diekskresikan sehingga:– tidak semuanya disimpan dalam tubuh – tidak semuanya tersedia dalam jumlah cukup pada
makanan sehari – hari• Diet monoton & tidak seimbang menyebabkan
defisiensi mikronutrien• Usia, sex, & kehanilan juga faktor yang
mempengaruhi status mikronutrienSarma, 2009
14
• Malnutrisi meningkatkan morbiditas, mortalitas, & mempengaruhi tumbuh kembang anak
• Defisiensi mikronutrien biasanya menyertai defisiensi makronutrien– Menimbulkan gejala klinis akibat gangguan
metabolisme– Namun bila defisiensi mikronutrien masih tingkat
fungsional, belum menampakkan gejala klinis yang jelas
Bhan, 2001
15
• Defisiensi mikronutrien selama pertumbuhan cepat pada masa anak-anak: – Merupakan cerminan kelaparan terselubung – Mengganggu :
• Pertumbuhan fisik• Perkembangan (motorik kasar, halus, mental dan sosial)• Fungsi imunitas• Kognitif
Sarma, 2009
16
• Defisiensi yodium, besi, & vitamin merupakan masalah kesehatan terbanyak– Yodium & selenium: fungsi normal tiroid
defisiensi akan menimbulkan kretinisme hipotiroid– Besi: defisiensi mengganggu status imun,
pertumbuhan fisik, & kognitif
17
KLASIFIKASI• Mikronutrien dibagi menurut kepentingannya
– Esensial: • Seng, Yodium, Besi, Selenium, Tembaga, Molibden,
Fluor, Vitamin– Mungkin esensial:
• Nikel, Timah, Silikon– Non esensial
• Aluminium, Kadnium, Arsen, Timbal
Mayes, 2001
18
PERAN & TITIK TANGKAP
• Berperan pada tiap tahap proses pertumbuhan, contoh:– berupa sinyal (misalnya asam retinoat)– struktural (Zn pada faktor transkripsi) – katalitik (misalnya tembaga)
McArdle, 1999
19
PERAN MIKRONUTRIEN DALAM PERTUMBUHAN
MIKRONUTRIEN PERAN
Vitamin D & Ca Defisiensi mempengaruhi pertumbuhan tulang (ricketts)
K, Zn, Mg, Cu Defisiensi mengganggu sistem GH/IGF I & mempengaruhi pertumbuhan
Mn Defisiensi menyebabkan abnormalitas tulang akibat defek fungsi proteoglikan pada growh plate
Fe, I Membantu perkembangan kognitif & pertumbuhan
Vitamin A Membantu pertumbuhan secara indirek
Zn Membantu pertumbuhan secara umum
Vitamin E Perkembangan otot
20
JARINGAN YANG DIPENGARUHI DEFISIENSI MIKRONUTRIEN
21
Zinc
• Peran vital dalam sintesis protein, pertumbuhan & deferensiasi sel
• Berperan sebagai kofaktor enzim– Beberapa enzim zinc-dependent merupakan
katalisator penting replikasi DNA selama pembelahan sel, contoh:
• Thimidine kinase, • RNA polimerase, DNA polimerase, • Ribonuklease,• Reverse transcriptase
Shankar & Prasad, 1998; McLange, 1998
22
zinc• Mempengaruhi sistem imun:
– Imunitas non-spesifik: netrofil, sel NK– Regulasi gen pada limfosit T– Aktivasi & produksi sitokin oleh Th-1 & 2– Perkembangan limfosit B serta produksi Ab, khususnya
IgGDefisiensi Zn menghambat proliferasi sel yang berdampak
berkurangnya sel limfosit & aktivasi limfosit T Anak dengan defisiensi Zn akan rentan terhadap patogen
yang berakibat mengganggu tumbuh kembang anak
Wahid, 2001
23
zinc• Sebagai antioksidan
– Oksidan mengganggu integritas sel karena bereaksi dengan komponen sel baik komponen struktur sel (misalnya molekul penyusun membran sel) maupun fungsional (molekul enzim dan DNA)
– Suplementasi Zn mencegah peroksidasi lemak , mencegah kerusakan paru tikus akibat hipoksia dengan membatasi kerusakan membran oleh radikal bebas selama inflamasi
Shankar & Prasad, 1998
24
zinc• Efek terhadap enterosit & sel imun yang berinteraksi dengan
infectious agent diare– Menstabilkan struktur membran sel – Memodifikasi fungsi membran dengan cara berinteraksi dengan
nitrogen, oksigen dan ligan sulfur makro molekul hidrofilik– Aktivitas antioksidan – Bekerja pada tight junction level untuk mencegah meningkatnya
permeabilitas usus– Mencegah dilepaskannya histamin oleh sel mast– Mencegah respon kontraksi serta sekretorik terhadap histamin dan
serotonin usus. – Mencegah peningkatan permeabilitas endotel yang diprakarsai oleh
TNF-
Wapnir, 2000
25
Yodium
• Diperlukan untuk sintesis hormon tiroksin• Hormon tiroid mempunyai peran kunci dalam fase
replikasi sel• Defisiensi yodium yang berat saat kehamilan
menyebabkan: – abortus, kematian janin in utero, anomali kongenital,
BBLR, kretinisme, defek psikomotor , & meningkatkan mortalitas neonatal
– Hipotiroidisme kongenital menyebabkan fungsi mental terganggu atau retardasi mental
Bhan, 2001
26
yodium• Anak yang lahir dari ibu dengan defisiensi
yodium tampak normal, tetapi mengalami kerusakan sel saraf pusat:– menurunkan IQ – mempengaruhi potensi perkembangan– kesulitan belajar di sekolah
Ekweagwu, 2008
27
Selenium• Selenium (Se) dalam tubuh sebagian besar terikat dengan
protein membentuk seleno-protein– penting sebagai bentuk enzim antioksidan disebut glutation
peroksidase• Potensi antioksidan dari Selenoprotein:
– mencegah kerusakan seluler dari radikal bebas– mengatur fungsi tiroid– berperan pada sistem imun
• Selenium bersama dengan vitamin E bekerja bersama secara sinergis sebagai antioksidan dan imunostimulan yang lebih baik daripada berdiri sendiri
Ekweagwu, 2008
28
selenium• Fungsi lain:
– membantu menstimulasi pembentukan Ab sebagai respon terhadap vaksin
– melindungi tubuh dari keracunan logam berat– mungkin terlibat dalam sintesis protein dalam
proses tumbuh-kembang, serta fertilitas
Ekweagwu, 2008
29
selenium• Defisiensi Selenium menyebabkan:
– gangguan fungsi hormon tiroid– menurunnya produksi & sintesis hormon tiroid – penyakit Keshan, merupakan penyakit
kardiomiopati endemik
Bhan, 2001
30
Tembaga
• Defisiensi tembaga menyebabkan:– Abnormalitas kulit, neuronal, & rambut. – Penelitian yang dilakukan pada domba
menunjukkan kelainan “Swaybak” yaitu kelainan dengan manifestasi klinis kelemahan otot & ataksia
– Keadaan ini diduga timbul selama perkembangan akibat kerusakan oksidatif berlebihan terhadap sel
McArdle, 1999
31
tembaga• Beberapa hasil penelitian menunjukkan:
– Berkurangnya aktivitas enzim Cu-Zn-Superoksid dismutase pada tikus yang lahir dengan defisiensi tembaga
– Menurunnya enzim berhubungan dengan kerusakan protein & lipid, serta kematian sel berlebihan
– Ditemukan bahwa aktivitas enzim Cu-Zn-SOD menurun pada medium dengan defisiensi Cu, juga ditemukan tingginya insiden abnormalitas embrio-embrio tersebut,
• penambahan scavenger mampu membalikkan efek tersebut
Keen, 1999
32
Vitamin A
• Retinoid – Dibutuhkan dalam pertumbuhan, perkembangan &
reproduksi – Berperan pada penglihatan, embriogenesis,
spermatogenesis, perkembangan kulit & pemeliharaan sel-sel epitel
– Vitamin A merupakan senyawa induk retinoid• Fungsi:
– Sistem penglihatan, pertumbuhan , perkembangan, & menjaga integritas sel-sel epitel
– Menjaga fungsi imunitas dan reproduksi
Bhan, 2001, McArdle, 1999
33
vitamin A• Defisiensi vitamin A selama masa kehamilan
mempunyai efek serius pada perkembangan paru janin– bersifat irreversibel– meningkatkan transmisi HIV vertikal– mempengaruhi fungsi paru sampai usia dewasa– pada model hewan coba defisiensi vitamin A
menyebabkan disfungsi plasenta & malformasi kongenital
McArdle, 1999
34
Vitamin B• Vitamin B1(Thiamin) berperan mencegah
teratogenesis• Vitamin B2 (Riboflavin) mempunyai korelasi positif
dengan pertumbuhan janin• Vitamin B6 merupakan kofaktor penting
perkembangan sistem saraf pusat, perkembangan otak & fungsi kognitif– Defisiensi vitamin B6 selama masa kehamilan & laktasi
mengubah fungsi reseptor N-Metil-D-Aspartat (NMDA), yang merupakan reseptor subtipe sistem glutamatergik yang diduga berperan dalam belajar & memori
McArdle, 1999
35
vitamin B• Asam folat berperan dalam sintesis asam
nukleat– Kebutuhan folat meningkat selama pertumbuhan
jaringan cepat selama masa kehamilan . – Asam folat perikonseptual dapat mengurangi
kejadian neural tube defect– Defisiensi vitamin B12 selama kehamilan
menghambat mielenisasi saraf pusat janin , tetapi efek ini dapat dikoreksi dengan suplementasi vitamin B12 post – natal
McArdle, 1999
36
Vitamin C• Suplementasi vitamin C dosis besar (> 600 mg/hari tanpa vitamin E)
– Menghambat produksi superoksid & menurunkan produksi pembentukan radikal bebas & sitotoksisitas
– Meningkatkan adherence neutrofil– Meningkatkan sifat fagositosis
• Kemampuan fagositik berhubungan dengan meningkatnya NADPH oksidase (untuk membentuk superoksid) dan aktivitas mieloperoksidase (untuk mengubah H2O2 menjadi hipoklorit).
– Saat peradangan berpotensi merusak oksidan jaringan– Uptake askorbat oleh netrofil merupakan cadangan aman untuk
antioksidan & menurunkan risiko meningkatnya peradangan pada infeksi/trauma
• Konsentrasi askorbat dalam serum disarankan 5-50 mcg/ml (30-300 mikromol/Ll)
Turnham, 2004; Bourgeois, 2003
37
Vitamin D
• Metabolit aktif vitamin D3 kalsitriol berperan sentral pada:– homeostasis kalsium – modulasi transkripsi gen– berinteraksi dengan retinoat untuk fungsi
imunologis– mempunyai sifat imunomodulator
• reseptor kalsitriol terdapat pada berbagai macam sel sistem hemopoetik
McArdle, 1999
38
vitamin D• Kurangnya paparan sinar matahari merupakan
predisposisi defisiensi vitamin D• Kadar serum hormon paratiroid maternal saat aterm
berbanding terbalik dengan panjang kepala – tungkai– Defisiensi vitamin D mempengaruhi pertumbuhan janin melalui efek
pada homeostasis kalsium maternal
McArdle, 1999
39
Vitamin E
• Defisiensi vitamin E selama masa kehamilan pada hewan coba menghasilkan malformasi embrio dan kematian janin
• Defisiensi vitamin E maternal mungkin berhubungan dengan pre-eklampsia & penumpukan lipid peroksidase– Defisiensi vitamin E pada ibu menyebabkan
vasokonstriksi , sehingga terjadi hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan
McArdle, 1999
40
Vitamin K
• Tulang & gigi yang sedang berkembang mengandung:– protein tergantung vitamin K– protein gla matriks yang dibutuhkan untuk memelihara
tulang rawan pada tahap non-kalsifikasi – protein gla tulang yang penting untuk mineralisasi gigi.
• Efek defisiensi dicerminkan oleh:– Trimester I: hipoplasia maksilonasal pada neonatus dengan
implikasi orthodontik & fasial– Pada bayi dari ibu dengan malabsorbsi vitamin K akan
menderita abnormalitas tulang belakang & kalsifikasi tulang tidak normal
McArdle, 1999
41
Masalah kesehatan dunia epidemi global Di Indonesia, perubahan gaya hidup anak sekolah westernisasi dan sedentary Prevalensi ↑ negara maju maupun negara
sedang berkembang. WHO, prevalensi obesitas pada remaja peningkatan 25% dari tahun sebelumnya. 1,5 kali obesitas remaja gangguan metabolik dan psikososial
OBESITAS REMAJA
PATOFISIOLOGI• Proses terjadinya obesitas dimulai penimbunan lemak
dalam sel lemak sehingga terjadi hipertrofi sel tersebut• Hipertrofi sel lemak (adiposit) akan terjadi rangsangan
pembentukkan sel lemak baru dari bakal sel lemak (preadiposit) hiperplasi
• Faktor yang mempengaruhi belum jelas?????Diduga : Adipose differentiation related protein (ADRP) Perilipin Hewan coba hormon insulin berperan dalam proses maturasi
preadiposit ini.
42
PATOFISIOLOGI• Hipertrofi sel lemak resistensi insulin (jaringan otot dan
adiposa) Produksi insulin ↑↑oleh pankreas• Resistensi insulin peningkatan glukosa plasma dan keadaan ini
merangsang lagi peningkatan sekresi insulin hiperinsulinisme yang akan merangsang sekresi enzim lipoprotein lipase (LPL) penimbunan lemak didalam adiposit semakin bertambah proses obesitas terus berlangsung
43
Definisi dan Kriteria Obesitas• Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan
penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan.• Untuk menentukan obesitas diperlukan kriteria yang berdasarkan pengukuran• antropometri dan atau pemeriksaan laboratorik, pada umumnya digunakan:
a. Pengukuran berat badan (BB) yang dibandingkan dengan standar dan disebut obesitas bila BB > 120% BB standar
b. Pengukuran berat badan dibandingkan tinggi badan (BB/TB). Dikatakan obesitas bila BB/TB > persentile ke 95 atau > 120% 6 atau Z-score = + 2 SD
c. Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal lipatan kulit/TLK). Sebagai indikator obesitas bila TLK Triceps > persentil ke 85
d. Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri, hidrometri dsb. yang tidak digunakan pada anak karena sulit dan tidak praktis. DXA
adalah metode yang paling akurat, tetapi tidak praktis untuk dilapangan.e. Indeks Massa Tubuh (IMT), > persentil ke 95 sebagai indikator obesitas.6
Dampak Obesitas pada anak
1. Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler• Faktor Risiko ini meliputi peningkatan: kadar insulin, trigliserida, LDL-kolesterol
dan2. Diabetes Mellitus tipe-23. Obstruktive sleep apnea
Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan gejala mengorok. Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak didaerah dinding dada dan perut yang mengganggu pergerakan dinding dada dan diafragma, sehingga terjadi penurunan volume dan perubahan pola ventilasi paru serta meningkatkan beban kerja otot pernafasan. Pada saat tidur terjadi penurunan tonus otot dinding dada yang disertai penurunan saturasi oksigen dan peningkatan kadar CO2, serta penurunan tonus otot yang mengatur pergerakan lidah yang menyebabkan lidah jatuh kearah dinding belakang faring yang mengakibatkan obstruksi saluran nafas intermiten dan menyebabkan tidur
4. Gangguan ortopedikPada anak obesitas cenderung berisiko mengalami gangguan ortopedik yang disebabkan kelebihan berat badan, yaitu tergelincirnya epifisis kaput femoris yang menimbulkan gejala nyeri panggul atau lutut dan terbatasnya gerakan panggul
5. Pseudotumor serebriPseudotumor serebri akibat peningkatan ringan tekanan intrakranial pada obesitas disebabkan oleh gangguan jantung dan paru-2 yang menyebabkan peningkatan kadar CO2 dan memberikan gejala sakit kepala, papil edema, diplopia, kehilangan lapangan pandang perifer dan iritabilitas
Terima kasih