Top Banner
Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan Asam Basa HG 2 Annisa Rahmawati Cahya Novita Sari Eka Septia Wahyuni Juwanty Eka Putri Musayemah Kurnia Putri Oktaviany
66

Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Aug 02, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan Asam Basa

HG 2•Annisa Rahmawati•Cahya Novita Sari•Eka Septia Wahyuni•Juwanty Eka Putri•Musayemah Kurnia•Putri Oktaviany

Page 2: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

DIARE

Page 3: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Definisi DiareDiare adalah peningkatan jumlah

feses dan peningkatan pengeluaran feses yang cair dan tidak berbentuk dengan frekuensi 3x atau lebih per hari dengan atau tanpa darah dan lender dalam tinja (Potter & Perry, 2005). Kandungan air feses lebih

banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.

Diare adalah peningkatan jumlah feses dan peningkatan pengeluaran feses yang cair dan tidak berbentuk dengan frekuensi 3x atau lebih per hari dengan atau tanpa darah dan lender dalam tinja (Potter & Perry, 2005). Kandungan air feses lebih

banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.

Page 4: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Klasifikasi Diare

Page 5: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Diare akut• Bakteri : Shigella Sp, E. Coli Patogen, Salmonela Sp, Vibrio Cholera, Yersinia Entreo Colytica,

Campylobacter Jejuni, V. Parahoemoliticus, VNAG Staphylococcus Aureus, Streptococcus, Klebsiella, Pseudomonas, Aeromonas, Proteis, Dll

• Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Norwalk like virus, Cytomegalovirus (CMV), echovirus, HIV virus

• Parasit-protozoa : Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Cryptosporadium parvum, Balantidium coli

• Worm : A. Lumbricoides, cacing tambang, trichuris trichura, S. sterocoralis, cestodiasis dll• Fungus : Kardia/moniliasis• Parenteral : Otitis Media Akut (OMA), pneumonia, travellers diarrhea : E. Coli, giardia

lambia, shigella, entamoeba histolyca dll• Intoksikasi makanan : makanan beracun atau mengandung logam berat, makanan

mengandung bakteri atau toksin : clostridium perfringens, B. Cereus, S. Aureus, streptococcus anhaemohytivus dll

• Alergi : susu sapi, makanan tertentu• Malabsorbsi/maldifestasi : karbohidrat : monosakarida (glukosa, galaktosa, fruktosa),

disakarida (lakstosa, maltosa, sakarosa), Lemak : rantai panjang trigliserida, protein : asam amino tertentu, celiacsprue gluten malabsorbtion, protein intolerance. Cows milk, vitamin & mineral

• Imunidefisiensi • Terapi obat, antibiotik, kemoterapi, antasid, dll• Tindakan tertentu seperti gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi terapi radiasi• Lain-lain : sindrom zollinger-ellison, neuropati autonomik (neuropati diabetik)

Diare akut• Bakteri : Shigella Sp, E. Coli Patogen, Salmonela Sp, Vibrio Cholera, Yersinia Entreo Colytica,

Campylobacter Jejuni, V. Parahoemoliticus, VNAG Staphylococcus Aureus, Streptococcus, Klebsiella, Pseudomonas, Aeromonas, Proteis, Dll

• Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Norwalk like virus, Cytomegalovirus (CMV), echovirus, HIV virus

• Parasit-protozoa : Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Cryptosporadium parvum, Balantidium coli

• Worm : A. Lumbricoides, cacing tambang, trichuris trichura, S. sterocoralis, cestodiasis dll• Fungus : Kardia/moniliasis• Parenteral : Otitis Media Akut (OMA), pneumonia, travellers diarrhea : E. Coli, giardia

lambia, shigella, entamoeba histolyca dll• Intoksikasi makanan : makanan beracun atau mengandung logam berat, makanan

mengandung bakteri atau toksin : clostridium perfringens, B. Cereus, S. Aureus, streptococcus anhaemohytivus dll

• Alergi : susu sapi, makanan tertentu• Malabsorbsi/maldifestasi : karbohidrat : monosakarida (glukosa, galaktosa, fruktosa),

disakarida (lakstosa, maltosa, sakarosa), Lemak : rantai panjang trigliserida, protein : asam amino tertentu, celiacsprue gluten malabsorbtion, protein intolerance. Cows milk, vitamin & mineral

• Imunidefisiensi • Terapi obat, antibiotik, kemoterapi, antasid, dll• Tindakan tertentu seperti gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi terapi radiasi• Lain-lain : sindrom zollinger-ellison, neuropati autonomik (neuropati diabetik)

Etiologi Diare

Page 6: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam
Page 7: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Mekanisme Diare

Page 8: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

v

DIARE

Makanan (basi, keracunan)

Virus Psikologis

Stimulus saraf simpatis

Bakteri

Mengawali respon dingin

Prostaglandin

Neutrofil mengeluarkan

Pirogen endogen

Melambatnya gerakan peristaltic usus dan sekresi pancreas ke

dalam lambung

Suhu tubuh meningkat ke titik

patokan baru

Memproduksi enterotoksin dan

neurotoksin

Gangguan motilitas usus

hiperperistaltis

Makanan berlalu cepat dalam usus

Penurunan absorbsi makanan di usus

peningkatan volume cairan diusus

Diare

hiperperistaltis usus meningkat

Penurunan penyerapan makanan

Sekresi cairan

dan elektrolit

tetap

Peningkatan cairan di usus

Kehilangan cairan dan elektrolit

berlebihan

Titik patokan hipotalamus

Produksi panas

Pengurangan panas

Malabsorbsi protein dan karbohidrat

Tekanan osmotik meningkat

Permeabilitas usus meningkat

Sekresi air dan elektrolit

meningkat

Air dan elektrolit berpindah ke

rongga

Gangguan absorbsi

Volume rongga usus meningkat

Respon untuk mengeluarkan

Diare

Diare

Diare

Penurunan BB

dehidrasi

Lesi disaluran pencernaan

Serabut aferen di usus memicu pusat muntah di medula

muntah

Syok hipovolemik

Menembus dinding usus

Kerusakan Sel

Menginfeksi dan merusak vili usus halus

Perbaikan sel kuboid/ sel epitel pipih yang baru

Fungsi usus belum stabil

Tidak mengabsorpsi makanan dan cairan

dengan baik

Tekanan koloid osmotic meningkat

Motilitas usus meningkat

Diare

Merangsang sekresi cairan di usus

Memproduksi enterotoksin

(enzim siklik adenilase)

() ATP

Berkembang biak

cAMP

Lambung

HCL

Bakteri mati Bakteri dapat lolos

& masuk duodenum

Motilitas usus meningkat

Volume cairan di usus meningkat

Diare

Demam

Menekan aktivitas lambung

Terdapat enzim yang tidak disekresikan

Sehingga zat makanan menjadi

lebh hipertonik

Page 9: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam
Page 10: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Diare

• Diare adalah peningkatan jumlah feses dan peningkatan pengeluaran feses yang cair dan

tidak berbentuk dengan frekuensi 3x atau lebih per hari dengan atau tanpa darah dan

lender dalam tinja yang mempengaruhi proses pencernaan, absorpsi, dan sekresi dalam

saluran GI (Potter & Perry, 2005).

Page 11: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Klasifikasi Diare

Diare Akut Diare Kronik

Etiologi

bakteri, virus, parasit, dan non-infeksi kelainan endokrin, kelainan hati, kelainan pankreas, infeksi, keganasan

Page 12: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

• Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).

• Renjatan hipovolemik.• Hipokalemia (hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada

elektro kardiagram).• Hipoglikemia.• Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim

laktase karena kerusakan vili mukosa, usus halus.• Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.• Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah,

penderita juga mengalami kelaparan.

Komplikasi

Page 13: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Dehidrasi

HIPOTONIK

ISOTONIK

HIPERTONIK

Page 14: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Keseimbangan Cairan, Elektrolit dan Asam Basa

Page 15: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Dalam mempertahankan suatu hemostasis, pemasukan cairan melalui ingesti atau produksi metabolik harus diseimbangkan

dengan pengeluarannya yang setara melalui ekskresi atau konsumsi metabolik.

Page 16: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam
Page 17: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

• Air merupakan penyusun tubuh terbanyak sekitar 60% berat tubuh

• Terdiri dalam 2 kompartemen : - CIS (2/3 total H20 tubuh)- CES (1/3 total H2O tubuh)

* interstisial (4/5 volume CES)* plasma (1/5 volume CIS)

* Plasma dan cairan interstisium dipisahkan oleh dinding pembuluh darah, sedangkan CES dan CIS dipisahkan oleh membran plasma sel

Page 18: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Pergerakan Cairan Distribusi cairan di dalam dan luar sel tergantung

pada tekanan osmotic yang berkaitan dengan osmolaritas suatu cairan.

Air akan bergerak dari yang konsentrasi rendah ke tinggi.

pergerakan air menembus membrane sel kapiler ditentukan oleh tekanan hidrostatik dan osmotic.

Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler atau penurunan tekanan osmotic koloid plasma mengakibatkan semakin banyak cairan yang bergerak dari kapiler menuju cairan interstisial

Page 19: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Pengaturan keseimbangan cairan berfokus pada volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel

•Volume cairan ekstrasel harus diatur secara ketat dalam mempertahankan tekanan darah (memelihara keseimbangan garam penting dalam pengaturan jangka panjang volume CES)•Osmolaritas cairan ekstrasel harus diatur secara ketat untuk mencegah pembengkakan atau penciutan sel-sel (memelihara keseimbangan air sangat penting dalam

pengaturan osmolaritas CES)

Pengaturan keseimbangan cairan berfokus pada volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel

•Volume cairan ekstrasel harus diatur secara ketat dalam mempertahankan tekanan darah (memelihara keseimbangan garam penting dalam pengaturan jangka panjang volume CES)•Osmolaritas cairan ekstrasel harus diatur secara ketat untuk mencegah pembengkakan atau penciutan sel-sel (memelihara keseimbangan air sangat penting dalam

pengaturan osmolaritas CES)

Page 20: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Kontrol osmolaritas CES mencegah perubahan volume CIS

• Osmolaritas suatu cairan adalah ukuran konsentrasi partikel zat individual yang larut di dalamnya. Semakin tinggi osmolaritas, semakin tinggi konsenstrasi zat terlarut, atau semakin rendah konsentrasi H2O, air cenderung berpindah melalui osmosis mengikuti penurunan gradien konsentrasi dari daerah dengan konsentrasi zat terlarut rendah (H2O tinggi) ke daerah dengan konsentrasi zat terlarut tinggi (H2O rendah).

Page 21: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Hipertonisitas CES (konsentrasi zat terlarut CES berlebihan, H2O berkurang )

• Disebabkan oleh : insufiensi asupan H2O saat berada di gurun pasir, pengeluaran H2O berlebihan saat keringat, muntah, diare, saat diabetes insipidus

Jika kompartemen CES hippertonik, H2O bergerak ke luar dari sel melalui

osmosis ke dalam CES yang lebih pekat sampai osmolaritas CIS setara

dengan CES.

Sel dapat menciut

Page 22: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Hipotonisitas CES (Kelebihan H2O dari pada zat terlarut)

• Disebabkan oleh pasien gagal ginjal, orang minum banyak dalam waktu singkat, sekresi vasopresin yang tidak sesuai

H2O berpindah melalui osmosis dari CES yang lebih encer masuk ke

dalam sel,

sel dapat membengkak

Page 23: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Pengurangan atau penambahan Isotonik

• Contoh penambahan cairan isotonik dengan pemberian cairan isotonik

Tidak terjadi pergeseran cairan antara CES dan CIS sehingga tetap berada dalam keseimbangan osmotik

Contoh pengurangan cairan isotonik adalah perdarahan

Pengurangan tersebut terbatas pada CES tanpa

disertai pengurangan cairan CIS

Volume CES meningkat tetapi konsentrasi zat terlarut CES

tetap sehingga CES tetap isotonik

Page 24: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Kontrol Keseimbangan air oleh vasopresin dan rasa haus sangat penting dalam mengatur osmolaritas CES

•Kontrol pemasukan air oleh rasa haus. Pusat rasa haus terletak di hipotalamus dekat dengan sel penghasil vasopresin•Kontrol pengeluaran air di urin oleh vasopresin

Page 25: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Reseptor volume atrium kiri Reseptor volume atrium kiri

Volume CES Volume CES

Tekanan Darah Tekanan Darah

Osmolalitas Osmolalitas

Merangsang osmoreseptor hipotalamus

Merangsang osmoreseptor hipotalamus

Rasa hausRasa haus

Neuron hipotalamusNeuron hipotalamusVasopresinVasopresin

Permeabilitas tubulus distal dan pengumpul erhadap H2O

Permeabilitas tubulus distal dan pengumpul erhadap H2O

Asupan H2OAsupan H2O

Vasokontriksi arteriol

Vasokontriksi arteriol

Reabsorpsi H2OReabsorpsi H2O

Pengeluaran urinPengeluaran urin

Volume plasmaVolume plasma

Osmolaritas PlasmaOsmolaritas Plasma

Page 26: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Ketika volume CES/plasma rendah dan tekanan darah arteri rendah juga meningkatkan sekresi aldosteronKetika volume CES/plasma rendah dan tekanan darah arteri rendah juga meningkatkan sekresi aldosteron

Na+ dalam tubuh

Tekanan darah arteri

GFR Aldosteron

Na+ yang difiltrasi Na+ yang direabsorpsi

Ekskresi Na+

Tekanan darah Volume plasma

Page 27: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

1) pengaturan natrium. • Natrium : kation yang paling banyak jumlahnya

dalam cairan ekstrasel. • berfungsi mempertahankan keseimbangan air,

mentransmisi impuls saraf dan kontraksi saraf. • Kadar natrium serum : 135 sampai 145 mEq/L. • Natrium diatur oleh asupan garam, aldosteron dan

haluaran urin. Aldosterone berperan dalam mengatur keseimbangan jumlah natrium yang diserap kembali oleh darah.

Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation utama yaitu natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca2+), dan magnesium (Mg2+). Sedangkan

anion utama adalah klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), dan fosfat (PO3-).

Page 28: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

2) pengaturan kalium. •Kalium merupakan kation intrasel utama, yang mengatur eksitabilitas (rangsangan) neuromuscular dan kontraksi otot serta membantu pengaturan keseimbangan asam basa. •Kadar normal kalium serum adalah 3,5 sampai 5,3 mEq/L. Kalium diatur oleh ginjal. •Seiring dengan peningkatan aldosteron, kalium yang diekskresikan melalui urin akan lebih banyak sehingga kadar kalium serum menurun. Selain itu, dengan pertukaran ion kalium dengan ion natrium di tubulus ginjal. Jika natrium dipertahankan, kalium akan diekskresi.

3) pengaturan kalsium. •Kalsium digunakan untuk integritas dan struktur membrane se, konduksi jantung yang adekuat, koagulasi darah, pembentukan dan pertumbuhan tulang dan relaksasi otot. •Kadar normal kasium serum adalah 4 sampai 5 mEq/L. •kalsium didalam cairan ekstrasel diatur oleh kerja kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormone paratiroid (PTH) mengontrol keseimbangan kalsium tulang, absorpsi kalsium di GI, dan ekskresi kalsium di ginjal. Tirolkasitoni dari kelenjar tiroid juga berperan dalam menghambat pelepasan kalsium dari tulang.

Page 29: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

• 4) pengaturan magnesium. Magnesium berfungsi untuk aktivitas enzim, neurokimia dan eksitabilitas otot. Kadar normal magnesium serum adalah 1,5 sampai 2,5 mEq/L. Magnesium diekskresi melalui mekanisme ginjal. • 5) pengaturan klorida. Klorida ditemukan di dalam cairan ekstrasel

dan intrasel. Keseimbangan klorida dipertahankan melalui asupan makanan, dan ekskresi serta reabsorpsi renal. Kadar normal klorida serum adalah 100 sampai 106 mEq/L. • 6) Pengaturan bikarbonat. Bikarbonat adalah buffer dasar kimia yang

utama di tubuh. kadar normal bikarbonat arteri antara 22 sampai 26 mEq/L. Bikarbonat diatur oleh ginjal. • 7) pengaturan fosfat. Fosfat adalah anion buffer dalam cairan intrasel

dan ekstrasel. Fosfat meningkatkan kerja neuromuscular normal dan membantu pengaturan asam baska. Kadar normal fosfat serum adalah 2,5 sampai 4,5 mg/100 ml. konsentrasi fosfat serum diatur oleh ginjal, hormone paratiroid, dan vitamin D teraktivasi dan fosfat ini diserap melalui saluran pencernaan

Page 30: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Keseimbangan Asam Basa Keseimbangan asam basa mengacu pada

pengaturan konsentrasi ion hidrogen bebas (tidak terikat) di dalam cairan tubuh.

Tanda pH untuk menyatakan konsentrasi ion hidrogen.

pH darah arteri dalam keadaan normal adalah 7,45 sedangkan pH darah vena adalah 7,35. Untuk pH darah rata-rata adalah 7,4.

Apabila pH darah turun dibawah 7,35 disebut asidosis sedangkan apabila pH darah naik diatas 7,45 disebut alkalosis.

Page 31: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Untuk mempertahankan H+ yang konstan di cairan tubuh, pemasukan ion hidrogen harus diseimbangkan dengan

pengeluarannya.

Pada keadaan normal ion H+ secara terus-menerus ditambahkan ke cairan tubuh dari tiga sumber melalui : •pembentukan asam karbonat, •asam anorganik yang dihasilkan selama penguraian nutrien •asam organik yang dihasilkan dari metabolisme perantara misalnya pada metabolisme lemak terbentuk asam lemak sebagian asam akan berdisosiasi melepaskan ion H+.

Page 32: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Hal yang terpenting dalam keseimbangan H+ adalah mempertahankan alkalinitas normal CES walaupun asam terus-

menerus dihasilkan

Terdapat tiga cara mengatasi setiap perubahan H+ agar selalu konstan dalam cairan tubuh yakni melalui :

• sistem penyangga (dapar) kimiawi, • mekanisme kontrol pH oleh sistem pernapasan dan• mekanisme kontrol pH oleh ginjal.

Page 33: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Sistem penyangga kimiawi

berfungsi sebagai pertahanan lini pertama bekerja cepat dalam waktu sepersekian detik dalam

memperkecil perubahan pH jika terjadi penambahan atau pengurangan asam atau basa.

Sistem penyangga ini terdiri dari sepasang bahan yang reversible yang dapat menghasilkan H+ bebas ketika konsentrasi H+ mulai turun dan bahan yang lain yang dapat berikatan dengan H+ apabila konsentrasi H+ mulai naik.

Page 34: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Empat penyangga kimiawiSistem penyangga H2CO3: HCO3

- adalah penyangga CES primer untuk asam-asam non karbonat. Berfokus pada persamaan :H+ + HCO3

- H2CO3- CO2 + H2O

Sistem penyangga protein sangat penting di dalam sel karena mengandung gugus-gugus asam dan basa yang dapat menyerap dan memberi H+.

Sistem penyangga hemoglobin menyangga ion hidrogen yang dihasilkan oleh asam karbonat

Sistem penyangga fosfat adalah penyangga sistem kemih yang penting yang terdiri dari garam fosfat asam (NaH2PO4) yang dapat memberikan sebuah H+ bebas jika konsentrasi H+ turun dan sebuah garam fosfat basa (Na2HPO4) yang dapat menerima sebuah H+ bebas apabila konsentrasi H+ meningkat.

Page 35: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Sistem pernapasan sebagai lini pertahanan kedua

berespons dalam hitungan beberapa menit kemudianmengatur konsentrasi ion hidrogen dengan mengontrol

kecepatan pengeluaran CO2 sebagai penghasil H+ dari plasma melalui penyesuaian ventilasi paru.

Ketika konsentrasi H+ arteri menurun, ventilasi paru berkurang. Akibat bernapas yang lebih lambat dan lebih dangkal, CO2 hasil metabolisme akan berdifusi dari sel ke dalam darah lebih cepat daripada pengeluaran gas tersebut dari darah oleh paru, sehingga terjadi penimbunan lebih banyak CO2 pembentuk asam di darah sehingga konsentrasi H+ dpat dipulihkan ke normal.

Page 36: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Ginjal sebagai lini pertahanan ketiga berespons dalam hitungan jam sampai hari berperan penting mengontrol keseimbangan asam-basa dengan

mengontrol konsentrasi ion hidrogen dan bikarbonat dalam darah. Untuk kompensasi asidosis, ginjal mengeluarkan asam (H+) ke urin dan

mereabsorpsi semua HCO3- yang difiltrasi serta menambahkan basa

(HCO3-) ke cairan tubuh, sehingga pH menjadi normal.

terdapat dua penyangga urin yakni penyangga fosfat (yang difiltrasi) dan ammonia (NH3) yang disekresi. Ammonia (NH3) akan berikatan dengan H+ sehingga akan ikut keluar melalui urin ketika terjadi kelebihan H+.

Ginjal secara lebih efektif mengeliminasi H+ yang berasal dari asam sulfat, fosfat, laktat dan asam lain daripada paru yang hanya dapat mengeluarkan asam karbonat melalui eliminasi CO2.

Page 37: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

ketidakseimbangan asam basa

Asidosis respiratorik (retensi CO2 yang disebabkan oleh hiperkapnia sehingga menyebabkan peningkatan konsentrasi H+. Penyebabnya penyakit paru, gangguan sara atau otot yang mengurangi kemampuan otot pernapasan, atau tindakan menahan napas.

Alkalosis respiratorik (pengeluaran berlebihan CO2 dari tubuh akibat hiperventilasi sehingga H+ menurun. Penyebabnya adalah demam, rasa cemas dan keracunan aspirin.

Asidosis metabolik (semua jenis asidosis selain yang disebabkan oleh kelebihan CO2) ditandai oleh penurunan konsentrasi HCO3

- plasma sedangkan CO2 normal. Disebabkan oleh diare berat, diabetes mellitus, olahraga berlebihan.

Alkalosis metabolik (reduksi konsentrasi H+ plasma karena defisiensi relative asam asam non karbonat. Berkaitan dengan peningkatan HCO3

- tidak disertai perubahan CO2. Disebabkan oleh muntah dan ingesti obat-obat alkali.

Page 38: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Hubungan perubahan Volume cairan dan sistem sirkulasi

Page 39: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

• Penurunan volume CES, dengan menurunkan volume plasma menyebabkan penurunan tekanan darah arteri, begitu juga sebaliknya.

• Terdapat dua kompensasi atas perubahan volume CES ini (Sherwood, 200

• 1)Mekanisme refleks baroreseptor terkait curah jantung• Terjadi perpindahan cairan sementara dan otomatis,

penurunan volume plasma dikompensasi dengan pergeseran kompartemen interstisium ke dalam darah, sehingga terjadi peningkatan volume plasma (dengan mengorbankan interstisium), begitu juga sebaliknya

Page 40: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Perubahan elektrolit terhadap EKG

Page 41: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Irama (Rhythm)•Bila teratur (reguler) dan gel. P selalu diikuti gel. QRS-T yakni normal disebut Sinus Ritme (irama sinus).•Bila irama cepat lebih dan 100 kali/menit disebut sinus tachikardi kurang dari 60 kali/menit disebut sinus bradikardi•Selain dan yang tersebut di atas adalah aritmiaGelombang T (T Wave)•Ukurannya dari awal sampai dengan akhir gel. T. Nilai normal amplitudo (tinggi): Minimum 1 mm. Gelombang T menggambarkan:•Adanya kelainan otot jantung (iskemia/infark).•Menandakan adanya kelainan elektrolit.

Kriteria EKG (terkait gelombang T)

Page 42: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

• Hyperkalemia: evolusi (1) gelombang T runcing, (2) perpanjangan PR dan gelombang P datar, serta (3) QRS melebar. Kompleks QRS dan gelombang T menyatu membentuk sebuah gelombang sinus.

• Hypokalemia: danya gelombang U yang tingginya bisa sama dengan gel T, bahkan lebih tinggi dari gel T. Tiap pasien berbeda, artinya tidak semua pasien dengan kalium rendah akan menyebabkan munculnya gel U. Gelombang U muncul diawali dengan gel T yang datar atau inverted, sampai pada titik rendah nilai kaliumnya, sehingga akan muncul gel U.

Gangguan elektrolit dan interpretasi EKG

Page 43: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

• Hypercalcemia: QT interval memendek,yaitu tidak adanya ST segment

• Hypocalcemia: QT interval memanjang, yaitu lebih dari normal ( > 0,46 detik).

Page 44: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Terapi Cairan

Page 45: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Terapi cairan intravena, ada dua metode yang dipakai yaitu infus IV kontinu dan infus IV

intermiten (Kee & Hayes, 1996).

Pemberian IV kontinu dimaskudkan untuk mengganti kehilangan cairan, menjaga

keseimbangan cairan, dan sarana pemberian obat. Pemberian IV intermiten terutama

ditujukan untuk memberikan obat IV.

Terapi Cairan

Page 46: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Penggantian Cairan (Potter & Perry, 2006):•Secara enteral: oral dan melalui selang•Secara parenteral: nutrisi parenteral total (NTP), terapi cairan dan elektrolit vena, dan penggantian darah

Page 47: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Jenis-Jenis Cairan Intravena (Potter & Perry, 2006):•Cairan Hipotonik: Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum. Maka cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitar dan akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Kurang dari 240 mOsm, contoh: 0,45% Normal Saline dan 0,2% Normal Saline. Cairan hipotonik ini diberikan pada pasien dengan dehidrasi hipertonik.

•Cairan Isotonik: Osmolaritasnya mendekati serum, sehingga terus berada dalam pembuluh darah 240-349 mOsm. Contoh:Normal Saline dan Ringer Lactate. Cairan isotonik ini diberikan pada pasien dengan dehidrasi isotonik.

•Cairan Hipertonik: Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum. Maka yang terjadi adalah menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Konsentrasi lebih dari 340 mOsm, contoh: 3% Sodium Chloride solution dan D5 0,9NS. Cairan hipertonik ini diberikan pada pasien dehidrasi hipotonik.

Cairan Intravena

Page 48: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Pembagian Cairan Intravena•Kristaloid: Bersifat isotonik, efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan dengan segera. Contoh: dextrose dalam air atau saline, Isotonic (Normal saline), Ringer’s.

•Koloid: Ukuran molekulnya cukup besar sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler dan tetap berada dalam pembuluh darah. Sifat dari cairan koloid ini yaitu hipertonik dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contoh: Darah, albumin.

Page 49: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Cairan Resusitasi Cairan MaintenanceMenggantikan kehilangan akut dari cairan

ekstrasel.

Cairan isotonik, yaitu Asering, Ringer laktat,

dan Normal saline digunakan pada gangguan

asam basa yang menyertai.

Asering mengandung Na: 130 mEq, K: 4 mEq,

Cl: 109 mEq, Ca: 3 mEq, asetat: 28 mEq

RL mengandung Na: 130 mEq, K: 4 mEq, Cl:

108,7 mEq, Ca: 2,7 mEq, dan laktat: 28 mEq

NS mengandung Na: 154 mEq, CL: 154 mEq

Untuk pasien yang hemodinamiknya tidak

terganggu oleh syok atau hipotensi.

Contoh cairan: Aminofluid. KA-EN

Jenis Cairan Infus

Page 50: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Water gain Water loss

Cairan yang diminum Feses

Makanan yang dimakan IWL

Metabolisme air Keringat

Urin

Page 51: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Bisa juga dihitung dengan skor Daldiyono Haus/muntah 1

Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

Tekanan darah sistolik <60 mmHg 2

Frekuensi nadi >120x/menit 1

Kesadaran apatis 1

Kesadaran somnolen/sopor/koma 2

Frekuensi nafas >30x/menit 1

Facies Cholerica 2

Vox Cholerica 2

Turgor kulit menurun 1

Washer Woman Hand 1

Ekstremitas dingin 1

Sianosis 2

Umur 50-60 tahun -1

Umur >60 tahun -2

Page 52: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam
Page 53: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Obat diare dibagi menjadi tiga:•Kemoterapika (sesuai dengan resep dokter), yang memberantas penyebab diare seperti bakteri atau parasit, seperti antibiotika, sulfonamide, kinolon, furazolidon.•Obstipansia, untuk menghilangkan gejala diare•Spasmolitik, membantu menghilangkan kejang perut yang tidak menyenangkan

Page 54: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Pada pasien diare

Elektrolit dan air hilang

Dehidrasi isotonik

Diberikan cairan resusitasi

Untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang

Paling aman NaCl 0.9%

Mengganti natrium yang

hilang

Page 55: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam
Page 56: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam
Page 57: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Jadi kebutuhan cairan yang dibutuhkan pasien selama satu hari yaitu 3192cc/hari.

Pasien diberikan cairan NaCl 0,9% sebanyak 500cc/8 jam sehingga pemberian cairan selama satu hari sebanyak 1500cc/24 jam.

Pemberian cairan infus harian ini belum mencukupi kebutuhan cairan pasien Pasien masih kekurangan cairan sebanyak 1692 cc Kekurangan cairan ini dipenuhi dari asupan oral dari minum dan makan pasien.

Page 58: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Asuhan Keperawatan

Page 59: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Seorang pria berusia 30 tahun dibawa ke UGD karena mengalami diare selama 6 hari yang

terkadang disertai muntah. Selama 6 hari pasien kekurangan asupan cairan. Ketika dikaji pasien

mengalami dehidrasi berat. Dari pemeriksaan fisik TD 90/50 mmHg, Nadi 60 kali/menit, RR 26

kali/menit, suhu 38 derajat celcius, produksi urin oliguria. Di ruang gawat darurat pasien tampak

gelisah, keluarga cemas, dan menanyakan kondisi pasien pada staf dokter dan perawat. Pemeriksaan

EKG didapatkan gelombang sinus, perubahan gelombang T. klien diberikan cairan IV NaCl 0.9 %

500 cc/ 8 jam, diberikan obat-obatan sesuai kondisi klien saat ini.

KASUS

Page 60: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Klien pria usia 30 tahun

diare dan muntah selama 6 hari, dehidrasi berat

BB normal 60 kg, BB sekarang 57 kg turun 3 kg

TD 90/50 hipotensi

Nadi 60 kali/menit lemah

RR 26 kali/menit takipnea

Suhu 38C tinggi, oliguria

Kesadaran compos mentis

EKG, gelombang sinus dan perubahan gelombang T

Terapi cairan NaCl 0,9%, 500 cc/8 jam dan onat-obatan

Pengkajian

Page 61: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Hasil Anamnesa : riwayat perjalan penyakit kepada keluarga/ pasien,

lamanya sakit, frekuensi, volume, warna, ada tidaknya batuk, pilek, demam sebelum atau setelah diare, BB sebelum dan setelah diare

Pemeriksaan fisik : · Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir,

mulut dan bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan, rewel/gelisah

· Perkusi : adanya distensi abdomen. · Palpasi : Turgor kulit kurang elastis · Auskultasi : terdengarnya bising usus.

Page 62: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Pemeriksaan tinja:- Makroskopis dan mikroskopis

- PH dan kadar gula dalam tinja- Bila perlu diadakan uji bakteri

•Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.• Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.•Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

Pemeriksaan Diagnostik

Page 63: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah, BAB berlebih, dan dehidrasi

Kriteria evaluasi: tanda vital dalam batas normal, turgor elastik, dan konsistensi BAB normal

Intervensi: pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit, pantau intake dan output, timbang berat badan, dan terapi cairan

Diagnosa Keperawatan

Page 64: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan output.

Kriteria evaluasi: nafsu makan meningkat dan BB meningkat dan normal

Intervensi: pengaturan diet, ciptakan lingkungan yang bersih, berikan jam istirahat, dan monitor intake dan output

Diagnosa Keperawatan

Page 65: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

ansietas berhubungan dengan eliminasi yang sering dan tidak terkontrol

Kriteria evaluasi: ansietas pasien kurang

Intervensi: mendukung upaya koping pasien.

Diagnosa Keperawatan

Page 66: Gangguan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Dan Asam

Evaluasi (Brunner & Suddarth, 1996) hasil yang diharapkan:•Melaporkan pola defekasi normal.•Mempertahankan keseimbangan cairan•Mengkonsumsi cairan per oral dengan adekuat•Melaporkan tidak ada keletihan dan kelemahan otot•Menunjukkan membrane mukosa lembab dan turgor jaringan normal•Mengalami keseimbangan asupan dan haluaran•Mengalami berat jenis urin normal.•Mengalami penurunan tingkat asietas•Mempertahankan integritas kulit.•Mempertahankan kulit tetap bersih setelah defekasi•Menggunakan pelembab atau salep sebagai barier kulit

Evaluasi