Nama: Ayu Agita GKelas: ATUGAS PATOLOGI UMUM
GANGGUAN HEMODINAMIK
A. Gangguan Keseimbangan Cairan1. EDEMAIstilah edema menandakan
meningkatnya cairan dalam ruang jaringan interstitial. Edema paling
mudah dikenali secara makroskopis maupun mikroskopis. Cairan edema
pada umumnya hanya muncul sebagai pembengkakan sel yang kecil
disertai dengan pembukaan dan pemisahan unsur matriks
ekstraseluler. Paling sering ditemukan pada paru, jaringan
subkutan, dan otak.Berikut adalah patofisiologi dari edema:-
Peningkatan Tekanan Hidrostatik- Penurunan Tekanan Osmotik Plasma-
Sumbatan Saluran Limfe- Retensi Natrium dan Air Edema pada Gigi
Pulpitis adalah penyebab yang paling umum pada nyeri pada gigi dan
hilangnya gigi. Biasanya diakibatkan oleh karies yang memasuki
(berpenetrasi) ke dentin, iritasi akibat suhu atau bahan kimia,
pulpa yang terbuka akibat trauma, Cracked tooth syndrome, atau
fraktur pada mahkota atau cuspid. Jika pulpitis tidak segera
dilakukan treatment maka dapat menyebabkan kematian pulpa dan
penyebaran infeksi melalui foramen apikal ke dalam jaringan
periapikal yang kemudian dapat menyebabkan periodontitis
periapikal. Secara histopatologis, proses inflamasi pada pulpa
dasarnya sama dengan yang terjadi pada tubuh. Akan tetapi bisa jadi
mengalami modifikasi oleh berbagai faktor, misalnya mekanisme
perlindungan dari host maupun lokasi anatomisnya. Pulpa hampir
seluruhnya dikelilingi oleh dentin yang membatasi kemampuan pulpa
untuk tahan terhadap edema. Dengan demikian, tekanan meningkat pada
pulpa bersamaan dengan inflamasi eksudat dapat menyebabkan local
collapse pada vena dalam mikrosirkulasi. Hal ini yang menyebabkan
jaringan sekitarnya mengalami hipoksia dan anoksia, yang kemudian
mengakibatkan nekrosis. Mediator kimia dilepaskan dari jaringan
yang nekrosis untuk kemudian mengakibatkan inflamasi tahap lanjut
dan edema, dan nekrosis keseluruhan pada pulpa dapat menyebar pada
inflamasi lokal. Dentin kemudian melanjutkan pembentukannya setelah
'serangan' pulpitis sehingga odontoblast dan pulpa yang belum rusak
secara ireversibel dan dapat melindungi pulpa dari jejas yang lebih
parah dengan meningkatkan ketebalan pada jaringan yang
terkalsifikasi antara pulpa dan jaringan yang teriritasi di dentin
Edema ParuPenimbunan cairan bebas dalam ruang alveoli dan jaringan
pada radang sebagian dekat eksudat maupun sebagai bagian dari edema
umum. Pada bendungan sirkulasi(dekompensasi jantung kiri), dalam
alveli juga didapati sel-sel payah jantung, yaitu makrofag berisi
pigmen hemosiderin.
Mikroskopis edema pada paruB. Gangguan Volume Darah1. Hemoragi
Hemoraghi (perdarahan) pada umumnya menunjukkan ekstravasasi darah
akibat robeknya pembuluh darah. Perdarahan kapiler dapat terjadi
pada keadaan kongesti kronis. Peningkatan kecenderungan terjadinya
perdarahan akibat suatu jejas yang biasanya tidak bermakna, terjadi
pada berbagai macam gangguan klinis disebut diatesis hemoragis.
namun robeknya suatu arteri atau vena besar hampir selalu
disebabkan oleh cedera vaskular, yaitu trauma, aterosklerosis, atau
erosi karena radang atau neoplasia pada dinding pembuluh
darah.Perdarahan dapat terjadi eksternal atau tersembunyi salam
suatu jaringan; akumulasi perdarahan ini disebut hematoma. Hematoma
relatif 'tidak bermakna' (seperti pada memar) namun jika menumpuk
darah dalam jumlah yang cukup dapat menyebabkan kematian (misalnya
hematoma retroperitoneal massive akibat pecahnya aneurisme aorta
saat pembedahan).Perdarahan kecil pada kulit, membrana mukosa, atau
permukaan serosa yang disebut petekia, secara khusus disertai
trombositopenia, gangguan fungsi trombosit, atau defisiensi faktor
pembekuan.Perdarahan yang sedikit lebuh besar (purpura), dapat
disertai berbagai gangguan serupa yang menyebabkan petekia. Dalam
kasus trauma, inflamasi pembuluh darah (vaskulitis) atau
peningkatan kerapuhan vascular.Hematoma subkutan (memar) yang lebih
besar disebut ekimosis. Eritrosit difagosit oleh makrofag,
hemoglobin secara enzimatik diubah menjadi bilirubin dan akhirnya
menjadi hemosiderin. Penumpukan darah dalam jumlah besar pada salah
satu rongga tubuh (hemotoraks, hemoperikardium, hemoperitoneum,
atau hemartrosis).Gambaran makroskopis hemoragi berupa keluarnya
darah dari pembuluh darah yang pecah secara subdural
Mikroskopis Hemoragi
2. HiperemiKeadaan dimana terdapat darah secara berlebihan
(peningkatan jumlah darah) di dalam pembuluh darah pada daerah
tertentu. Kata lain untuk kongesti adalah hiperemia. Pada dasarnya
terdapat dua mekanisme dimana kongesti dapat timbul : Kongesti
aktifKenaikan jumlah darah yang mengalir ke daerah itu dari
biasanya. Kenaikan aliran darah lokal ini disebabkan oleh karena
adanya dilatasi arteriol yang bekerja sebagai katup yang mengatur
aliran ke dalam mikrosirkulasi lokal. Kongesti aktif ini biasanya
terjadi dengan waktu yang relatif singkat. Contoh : Warna merah
padam pada wajah pada saat marah/ malu, yang pada dasarnya adalah
vasodilatasi yang timbul akibat respon terhadap stimulus neurogenik
Kongesti pasifPenurunan jumlah darah yang mengalir dari daerah yang
disebabkan oleh adanya tekanan pada venula-venula dan vena-vena
yang mengalirkan darah dari jaringan. Selain sebab lokal tadi,
kingesti pasif juga dapat terjadi akibat sebab sistemik, sebagai
contoh adalah kegagalan jantung dalam memompa darah yang
mengakibatkan gangguan aliran vena. Berdasarkan waktu serangannya,
kongesti pasif dibagi 2, yaitu:a. Kongesti pasif akut : berlangsung
singkat, tidak ada pengaruh pada jaringan yang terkena.b. Kongesti
pasif kronis : berlangsung lama, dapat terjadi perubahan- perubahan
yang permanen pada jaringan, terjadi dilatasi vena. Contoh kongesti
pasif adalah varises.
Mikroskopis Hiperemi Aktif
3. ShokShock adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh
defisiensi sirkulasi akibat disparitas (ketidakseimbangan) antara
volume darah dengan ruang susunan vaskuler. Gejala-gejala shock :
Rasa lesu dan lemas, kulit yang basah (keringat), kesadaran
menurun, kolaps vena, terutama vena-vena superfisial, kepucatan,
nadi cepat dan lemah, tachicardia (tekanan nadi tidak normal),
pernafasan dangkal (sesak nafas), tekanan darah rendah (hipotensi),
oliguria dan kadang-kadang disertai muntah yang berwarna seperti
air kopi akibat perdarahan dalam lambung (hematemesis).C. Gangguan
Peredaran Darah1. TrombusTrombosis adalah pembentukan massa bekuan
darah dalam sistem kardiovaskuler yang tak terkendali. Massa bekuan
darah itu disebut trombus, dan jika masa bekuan darah tersebut
terlepas dan mengikuti ikut aliran darah maka disebut embolus. Ada
3 faktor primer yang mempengaruhi pembentukan trombus, yang disebut
dengan trias Virchow.a. Jejas endotel menyebabkan trombosis
(misalnya endokarditis atau plak aterosklerosis yang mangalami
ulserasi). Jejas juga dapat terjadi karena stress hemodinamik,
misalnya hipertensiatau aliran turbulen pada katup jantung dengan
sikatriks.b. Perubahan dalam aliran darah yang normal dalam
menyebabkan thrombosisc. Hiperkoagulabilitas perubahan pada
lintasan koagulasi yang merupakn predisposisi trombosis.
Hypercoagulability (Pembekuan darah lebih cepat daripada biasanya).
Darah dimaksudkan untuk mengalir, jika ia menjadi terhambat, ada
penyebab yang membuat darah menjadi membeku/menggumpal. Darah dalam
vena-vena secara terus menerus membentuk bekuan-bekuan yang
mikroskopik yang secara rutin diuraikan oleh tubuh. Jika
keseimbangan dari pembentukan bekuan dan pemecahan dirubah,
pembekuan/penggumpalan yang signifikan dapat terjadi.Trombosis
dapat terjadi pada arteri, disebut sebagai trombosis arteri
(arterial thrombosis),dapat juga terjadi pada vena disebut sebagai
thrombosis vena (venous trombsis). Trombus arteri berbeda sifatnya
dengan trombus vena. Komponen trombus arteri sebagian besar terdiri
dari platelet (trombosit) diselingi oleh anyaman fibrin, komponen
eritrositnya sangat rendah sehingga trombus berwarna putih disebut
sebagai hite trombus. Sedangkan trombus vena sebagian besar terdiri
dari sel darah merah disela- sela anyaman fibrin, komponen
trombosit sangat sedikit, trombus berwarna merah disebut sebagai
red trombus. Trombus dapat terbentuk dimana saja di dalam sistem
kardiovaskular. Trombosis vena dalamTrombosis Vena Dalam (Deep Vein
Thrombosis (DVT)) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan
ditemukannya bekuan darah di dalam vena dalam. Bekuan yang
terbentuk di dalam suatu pembuluh darah disebut trombus. Trombus
bisa terjadi baik di vena superfisial (vena permukaan) maupun di
vena dalam, tetapi yang berbahaya adalah yang terbentuk di vena
dalam. Trombosis vena dalam sangat berbahaya karena seluruh atau
sebagian dari trombus bisa pecah, mengikuti aliran darah dan
tersangkut di dalam arteri yang sempit di paru-paru sehingga
menyumbat aliran darah. Trombus yang berpindah-pindah disebut
emboli.Semakin sedikit peradangan di sekitar suatu trombus, semakin
longgar trombus melekat ke dinding vena dan semakin mudah membentuk
emboli. Darah di dalam vena tungkai akan mengalir ke jantung lalu
ke paru-paru, karena itu emboli yang berasal dari vena tungkai bisa
menyumbat satu atau lebih arteri di paru-paru. Keadaan ini disebut
emboli paru. Emboli paru yang besar bisa menghalangi seluruh atau
hampir seluruh darah yang berasal dari jantung sebelah kanan dan
dengan cepat menyebabkan kematian.Ditemukan 3 faktor yang berperan
dalam terjadinya trombosis vena dalam: Cedera pada lapisan vena
Meningkatnya kecenderungan pembekuan darah : terjadi pada beberapa
kanker dan pemakaian pil KB (lebih jarang). Cedera atau pembedahan
mayor juga bisa meningkatkan kecenderungan terbentuknya bekuan
darah. Melambatnya aliran darah di dalam vena : terjadi pada pasien
yang menjalani tirah baring dalam waktu yang lama karena otot betis
tidak berkontraksi dan memompa darah menuju jantung.Misalnya
trombosis vena dalam bisa terjadi pada penderita serangan jantung
yang berbaring selama beberapa hari dimana tungkai sangat sedikit
digerakkan; atau pada penderita lumpuh yang duduk terus menerus dan
ototnya tidak berfungsi.
Trombosis AterialDisamping konsekuensi obstruksi yang
ditimbulkan oleh trombus arterial, trombus mural kardiak dan aorta
dapat pula mengadakan embolisasi ke perifer, oetk, ginjal, dan lien
merupakan target primer. Infark miokardium dengan diskinesia dan
kerusakan endokardium dapat menyebabkan trombus mural. Penyakit
katup reumatik stenosis dapat menyebabkan katup mural yang diikuti
oleh dilatasi atrium kiri dan pembentukan trombus dalam atrium atau
apendiks aurikular. Fibrilasi atrium yang terjadi secara bersamaan
akan menambahsatatis darah atrium. Ateroskelerosis merupakan
penyebab utama trombus arterial. Aliran vaskuler abnormal terkait
dan kehilangan integritas endotel.
Trombosis secara mikroskopis
4. Embolus Embolisme merupakan oklusi / sumbatan beberapa bagian
sistem kardiovaskuler oleh suatu massa (embolus) yang tersangkut
dalam perjalanannya ke suatu tempat melalui aliran darah. Embolei
mengacu pada setiap masa intravakuler yang padat, cair atau
berbentuk gas dan terbawa oleh aliran darah ketempat yang jauh dari
asal terbentuknya emboli tersebut. Sebagian besar keadaan yang
terjadinya dari trombus istilah yang digunakan adalah tromboemboli.
Emboli berasal dari trombus. Bentuk-bentuk emboli yang lain
meliputi butir-butir lemak, gelembung-gelembung gas, debris
ateroskelerotik, fragmen tumor, sumsum tulang atau benda asing
seperti peluru. Emboli yang terjepit didalam pembuluh darah
berukurn terlalu kecil untuk bisa berjalan lebih lanjut sehingga
terjadi okulasi vaskuler persial atau total dan nekrosis iskemik
pada jaringan disebelah distal (infark) dapat mengakibatkan :
Obstruksi mekanis / regangan masif jantung Gangguan nafas / paru
Infark paru, jantung, ginjal, dll Kematian.Macam-macam Embolia.
Tromboemboli paruEmboli vena dapat menyangkut di pembuluh darah
paru dan menyebabkan emboli paru (pulmonary embolism/PE) dan
menghalangi aliran darah. Bila embolus menyumbat, bisa saja
menyangkut di pembuluh darah paru-paru. Jika emboli paru tidak
segera ditangani, dapat menyebabkan kematian. Sehingga penyakit VTE
sangat penting untuk dicegah. Sekitar 80% trombosis vena dalam
tidak diketahui (silent) secara klinis. Selain itu, lebih dari 70%
emboli paru yang fatal hanya terdeteksi setelah kematian. Dr. RWM
Kaligis SpJP (K) menyatakan bahwa thrombosis vena dalam merupakan
penyakit yang memiliki fenomena menyerupai gunung es.b.
Tromboemboli sistemikTromboemboli sistemik mengacu pada emboli
didalam sirkulasi arterial. Kasus kasus emboli sistemik berasal
dari aneurisma aorta. Thrombus pada plak ateroskelerosis yang
mengalami ulserasi, atau vegetasi valvular dan hanya kadng-kadnag
terjadi emboli paradoksal. Konsekuensi tromboemboli sistemik
bergantung pada pasokan vascular kolateral kerentang jaringan
terhadap keadaan iskemia dan caliber pembuluh darah, biasanya
emboli arterial menyeabkan infark disebelah distalnya.c. Emboli
LemakEmboli lemak terjadi karean pelepasan butir-butir mikroskopis
lemak sesdah raktur tulang panjang, atu kadang-kadang terjadi
sesudah luka baker atu trauma jaringan lunak.Patogenesis meliputi
obstruksi mekanik oleh mikroemboli lemak netral yang diikuti oleh
agregasi local trombosit dan eritrosit. Pelepasan asam lemak yang
kemudian terjadi menyebabkan jejas toksik pada endothelium,
aktivasi tromcosit dan rekurtmen granulosit .Diagnosis bergantung
pada butir-butir lemak mikrovaskuler yang ditemukan. Karena pelarut
histiologis yang rutin dipakai akan melarytkan lipid keluar dari
jaringan. Edema dan pendarahan dapat terlihat pada pemeriksaan
mikroskopis.d. Emboli Udara. Contoh penyakit yang disebabkan oleh
emboli udara adalah penyakit dekompresi. Yakni penyakit yang
disebabkan oleh perubahan mendadak pada tekanan atmosfer; para
penyelam laut dalam an penumpang pesawat tanpa pengaturan tekanan
yang naik merupakan orang-orang yang berisiko tinggi terkena
penyakit ini. Udara yang dihirup pada tekanan yang tinggi
menyebabkan peningkatan jumlaj gas (khususnya nitrogen) yang larut
didalam darah dan jaringan. Kenaikan cepat yang terjadi kemudian
(deperesirusasi) membuat gas yang larut itu mengembang dan
menggelambung keluar dari lautan untuk membentuk emboli gas.e.
Emboli Cairan AmnionEmboli cairan amnion merupakan komplikasi yang
serius pada persalinan dan periode pascapartum; komplikas akibat
masuknya cairan amnion ke dalam sirkulasi darah maternal.
E13 : Emboli cairan amnion yang mengandung verniks dan
lanugoE14: Emboli jaringan pada proses metastasis neoplasma
ganasE15: Emboli multiple dalam pembuluh darah paru
5. Infark Infark adalah daerah nekrosis iskemik dalam jaringan
atau organ akibat oklusi pasokan arteri atau aliran vena. Hampir
semua infark terjadi karena peristiwa trombosis atau emboli.
Penyebab lainnya meliputi vasospasme, kompresi ekstrinsik pembuluh
darah ooleh tumor, edema tau penjepaitan pada akantong hernia dan
pemuntiran pembuluh, setrta ruptur pembuluh. Infark dapat berupa
infark merah (hemoragik), atau putih (pucat, anemik), atau dapat
bersifat septik (infark septik) dan baln (infark biasa). Penyebab
:a. Tromboemboli (99%)b. Penggelembungan ateroma sekunderc. Torsio
/ perputaran pembuluh darahd. Penekanan pasokan darah (co:
hernia)e. Jeratan organ (co: perlekatan peritonium) akibat klinis :
Infark miokard = Penyakit Jantung Koroner ( PJK ) Infark paru
Infark otak (ensefalomalasia) Abses (bila ada infeksi
bakteri)Sumbatan tromboembolin mengakibatkan infark ( nekrosis
iskemik) pada limpa.
DAFTAR PUSTAKAGambar mikroskopis diambil saat praktikum Patologi
Umum.Robbins and Cotran . 2007. Pathologic Basis of Disease .
Jakarta. EGC.Sudiono, J ., Kurniadhi, B ., Hendrawan, A dan
Djimantoro, B. 2003. Ilmu Patologi. Jakarta. EGC.