Top Banner
i GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) OLEH : Yulia Elizabet 1112101000022 PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017
177

GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

May 31, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

i

GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI

FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI

BOGOR TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM)

OLEH :

Yulia Elizabet

1112101000022

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/2017

Page 2: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

i

Page 3: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Page 4: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

iii

Page 5: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

v

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Skripsi, Februari 2017

Yulia Elizabet, NIM: 1112101000022

GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI

RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR

TAHUN 2016

xv+139 halaman, 13 tabel, 6 gambar, 3 bagan, 5 lampiran

ABSTRAK

Pelayanan resep sebagai garis depan pelayanan farmasi kepada pasien harus

dikelola dengan baik, karena mutu pelayanan resep yang baik pada umumnya

dikaitkan dengan kecepatan dalam memberikan pelayanan.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang didukung dengan

kuantitatif yang menggunakan pengumpulan data berupa pencatatan waktu tunggu

pelayanan resep, wawancara, observasi dan telaah dokumen.Sampel penelitian ini

sebanyak 106 resep pasien rawat jalan. Informan yang akan menjadi narasumber

dalam pengambilan data primer di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSKBP meliputi

kepala instalasi farmasi, kepala depo farmasi rawat jalan dan asisten apoteker

instalasi rawat jalan yang diambil secara purposive sampling.

Hasil penelitian yang dilakukan pada bulan November sampai Desember

2016 didapatkan bahwa rata-rata waktu tunggu pelayanan resep non racikan adalah

45,57 menit dan resep racikan adalah 71,40 menit. Hal ini belum memenuhi standar

Kepmenkes No.129/Menkes/SK/II/2008, yaitu ≤ 30 menit untuk resep non racikan

dan ≤ 60 menituntuk resep racikan. Keterlambatan pelayanan resep ini disebabkan

beberapa faktor yaitu, sumber daya manusia baik dari segi kuantitas dan kualitasnya

yang masih kurang, belum adanya kebijakan tertulis standar waktu tunggu pelayanan

resep, pengawasan dan evaluasi belum berjalan, ruang pelayanan yang masih kurang

luas, line telepon dengan sistem sambungan.

Diharapkan manajemen RS melakukan penambah SDM, memberikan

pelatihan kepada apoteker dan asisten apoteker secara rutin minimal dua sampai tika

kali setahun untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan/keterampilan,

membuat kebijakan standar waktu tungu pelayanan resep rawat jalan,

memaksimalkan fungsi pengawasan dan evaluasi, memisah antara pelayanan resep

pasien jaminan dan umum, menyediakan line telepon khusus dan langsung,

Diharapkan instalasi farmasimembangun budaya 5 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,

Rajin) sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kenyamanan petugas,

membuat label khusus jenis obat Look Alike Sound Alike (LASA), memperhatikan

dan memperhitungkan ketersediaan obat fast moving dan alat tulis kantor.

Kata Kunci: Sistem pelayanan resep, instalasi farmasi, Rumah Sakit

Daftar Bacaan: 80 (1976-2016)

Page 6: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

vi

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM HEALTH CARE MANAGEMENT DEPARTMENT Undergraduate Thesis, Februari 2017 Yulia Elizabet, NIM: 1112101000022

THE DESCRIPTION OF SYSTEM PATIENTS PRESCRIPED SERVICE IN

PHARMACY HEALTHCARE KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR IN 2017 xv+139 pages, 13 tables, 6 pictures, 3charts, 5 attachments

ABSTRACT

The Prescription service as the front liner of a pharmacy for patients need to

be managed as good as possible, because the quality of prescription in general is

associated with the pace in giving the service.

This research which is a qualitative research which is supported by the

quantitative that is used in gathering the data in a form of recording the waiting time

for the prescription service, interview, and observation and is documented. The total

samples of this research are 106 prescription from outpatients patient. Informant that

is going to be the source in getting the primary data at the Outpatient Pharmacy

Installation that is involved are the head of pharmacy installation, the head of depot

outpatient pharmacy and the pharmacy’s assistant of the outpatient installation that is

taken by purposive sampling.

The result of the research that is done on November until Desember 2016 is

the average wait time for the prescription service with no concoction of drugs is

45,47 minutes and the time with concoction of drugs is 71,40 minutes. This result

hasn’t reached the standard of Kepmenkes No.129/Menkes/SK/II/2008, which is ≤

30 minutes, for prescription with no concoction of drugs and ≤ 60 minutes, for

prescription with concoction of drugs. The delayed prescription service is caused by

several factors which are, the human resources both in quantity and quality that are

still not enough, there is still no written policy about the waiting time standard for the

prescription service, the supervision and evaluation that hasn’t started yet, the

inadequate facilities and infrastructure, the availability of drugs, the system

connection for telephone line.

Expectedfor the Hospital Manager to increase the number of Human

Resources, give them education, training, and development for the pharmacist and

pharmacists’ assistant routinely and evenly, make a policy for the waiting time

standard for the prescription service, maximize the function of supervision and

evaluation, completing and provide a special and direct telephone line. We hope for

the pharmacy installation to make a special label for the Look Alike Sound

Alike(LASA) type of drug, to pay attention and take into account of the availability

for the fast moving drugs and the office stationaries.

Keywords: Prescription service system, installation of pharmacy, hospital

Reading List: 80 (1976-2016)

Page 7: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

vii

KATA PENGANTAR

Ahlamdulillahirrabil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI

FARMASI RAWAT JALAN RS KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR

TAHUN 2016”. Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Jurusan Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ucapan terimakasih penulis tuturkan secara ikhlas dan penuh dengan kerendahan

hati atas terselasaikannya skripsi ini kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan kelancaran sehingga penulis

dapat mengerjakan skripsi dengan lancar.

2. Kedua orang tua, Papa dan Mama tercinta yang selalu mendoakan, memberi

dukungan semangat, serta membarikan kasih sayang nya yang tiada henti kepada

penulis.

3. Adik-adikku tercinta Deby Juliani Poluan, Dafa Maulana Poluan, Oksal Difta Poluan

dan yang tersayang Satrio Prakasa, SE yang selalu mendoakan, memberikan

dukungan serta semangat yang tiada henti kepada penulis.

4. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Fajar Ariyanti, M.Kes, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Dewi Iriani, SKM, MKM selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan

nasihat dan semangat kepada penulis.

Page 8: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

viii

7. dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Ph.D selaku pembimbing I dan Lilis

Muchlisoh, SKM, MKM selaku pembimbing II yang selalu siap memberikan

bimbingan dan pengarahan membangun dalam proses pembuatan skripsi ini.

8. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, MKM, Ibu Yuli Amran,MKM dan Ibu Susanti

Tungka, MARS selaku penguji sidang skripsi

9. Kepala Instalasi Farmasi RS Karya Bhakti Pratiwi Ibu Yesi Mariyana, S.Si, Apt,

Kepala Depo Farmasi Rawat Jalan Mbak Tri Octaviani, S.Farm, Apt, dan Kepala

Keuangan Ibu Binar yang telah membantu peneliti dalam mengumpulkan data

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Petugas Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Karya Bhakti PratiwiMbak Wina,

Mbak Ruby, Mbak Mariam, Mbak Khuril, Mbak Cahaya, Mbak Raisa, Mbak

Rina Mbak Dini yang telah membantu peneliti dalam mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan 2012 dan teman-teman

IOI yaitu Nurzis, Rika, Ayu Sajida, Kiki, Riskah, Ayu Savitri, Juwita, Syifa Azkiya,

Evi Luthfiah yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada penulis.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar meskipun dengan

berbagai keterbatasan yang dimiliki. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Atas perhatian dan dukungannya,

penulis menyampaikan terima kasih.

Penulis,

Yulia Elizabet

Page 9: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................ iii

ABSTRAK ................................................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ixx

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiv

DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6

1.3 Pertanyaan Penelitian .................................................................................... 7

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8

1.4.1 Tujuan Umum ........................................................................................ 8

1.4.2 Tujuan Khusus ....................................................................................... 8

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8

1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti ............................................................................ 8

1.5.2 Manfaat Bagi RS Karya Bhakti Pratiwi ................................................. 9

1.5.3 Bagi Institusi Pendidikan ....................................................................... 9

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 11

2.1 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) ........................................................ 11

2.1.1 Pengertian Instalasi Farmasi Rumah Sakit........................................... 11

2.1.2 Tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit ................................................ 12

2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit .................... 13

2.1.4 Pelayanan Farmasi Rawat jalan ........................................................... 15

2.2 Resep ........................................................................................................... 17

2.3 Pelayanan Resep .......................................................................................... 18

Page 10: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

x

2.3.1 Pengertian Pelayanan Resep ................................................................ 18

2.3.2 Skrining Resep ..................................................................................... 18

2.3.3 Penyiapan Obat (Dispensing) .............................................................. 19

2.4 Sumber Daya Manusi Farmasi Rumah Sakit .............................................. 21

2.5 Sarana dan Prasarana Farmasi Rumah Sakit ............................................... 23

2.6 Kebijakan dan Prosedur Farmasi Rumah Sakit ........................................... 27

2.7 Waktu Tunggu Pelayanan Resep ................................................................. 29

2.8 Standar Pelayanan Minimal Kefarmasian Rumah Sakit ............................. 30

2.9 Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Resep ........................................... 30

2.10 Kerangka Teori ............................................................................................ 34

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH .................................. 36

3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................ 36

3.2 Definisi Istilah ............................................................................................. 38

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 50

4.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 50

4.2 Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................................... 51

4.3 Informan Penelitian ..................................................................................... 51

4.4 Populasi dan Sampel ................................................................................... 52

4.5 Instrumen Pengumpulan Data ..................................................................... 54

4.6 Sumber Data ............................................................................................... 54

4.7 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 55

4.8 Pengolahan Data .......................................................................................... 57

4.8.1 Pengolahan Data Kuantiatif ................................................................. 57

4.8.2 Pengolahan Data Kualitatif .................................................................. 58

4.9 Teknik Analisis Data ................................................................................... 59

4.9.1 Analisis Data Kuantitatif ...................................................................... 59

4.9.2 Analisis Data Kualiatif ......................................................................... 60

4.10 Keabsahan Data ........................................................................................... 60

4.10.1 Triangulasi Sumber .............................................................................. 60

4.10.2 Triangulasi Metode .............................................................................. 61

BAB V HASIL PENELITIAN .................................................................................. 63

5.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi Bogor .................... 63

Page 11: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

xi

5.1.1. Sejarah Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi Bogor .............................. 63

5.1.2. Tujuan, Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi Bogor

65

5.1.3 Produk dan Layanan ............................................................................ 65

5.2 Gambaran Input Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan RS Karya Bhakti

Pratiwi .................................................................................................................... 67

5.2.1 Sumber Daya Manusia (SDM) Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan. 67

5.2.1 Sarana dan Prasarana Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan ............... 73

5.2.2 Prosedur Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan ................................... 78

5.3 Gambaran Proses Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan RS Karya Bhakti

Pratiwi .................................................................................................................... 83

5.3.1 Penerimaan/harga resep ....................................................................... 84

5.3.2 Pengambilan Obat ................................................................................ 89

5.3.3 Peracikan Obat ..................................................................................... 92

5.3.4 Penulisan Etiket ................................................................................... 95

5.3.5 Penyerahan Obat .................................................................................. 98

5.4 Gambaran Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan RS Karya

Bhakti Pratiwi ....................................................................................................... 102

BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................................ 104

6.1 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 104

6.2 Analisis Input Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan RS Karya Bhakti

Pratiwi .................................................................................................................. 104

6.2.1 Sumber Daya Manusia (SDM) Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan

105

6.2.2 Sarana dan Prasarana Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan ............. 111

6.2.3 Prosedur Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan ................................ 114

6.3 Analisis Proses Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan RS Karya Bhakti

Pratiwi .................................................................................................................. 117

6.4 Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan RS Karya Bhakti

Pratiwi .................................................................................................................. 126

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 128

7.1. Simpulan .................................................................................................... 128

7.2 Saran .......................................................................................................... 130

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 132

Page 12: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

xii

LAMPIRAN 1 .......................................................................................................... 140

Informed Consent ................................................................................................. 140

LAMPIRAN II ......................................................................................................... 141

Pedoman Wawancara ........................................................................................... 141

LAMPIRAN III ........................................................................................................ 144

Formulir Waktu Tunggu Pelayanan Resep .......................................................... 144

LAMPIRAN IV ....................................................................................................... 145

Telaah Dokumen dan Lembar Observasi ............................................................. 145

LAMPIRAN V ......................................................................................................... 147

Matriks Wawancara, Observasi dan Telaah Dokumen ............................................ 147

OUTPUT .................................................................................................................. 183

Page 13: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

xiv

DAFTAR TABEL

No Tabel Nama Tabel Hal

Tabel 3. 1 Definisi Istilah 38

Tabel 4.1 Karakteristik Informan Penelitian 52

Tabel 4.3 Triangulasi Data 61

Tabel 5.1 Sumber Daya Manusia di Instalasi Rawat Jalan RS Karya

Bhakti Pratiwi

67

Tabel 5.2 Distribusi Rata-Rata Waktu Tunggu Untuk Setiap Komponen

Pelayanan Resep Pada Tahap Penerimaan/Harga Resep di

Instalasi Farmasi RSKBP Tahun 2016

85

Tabel 5.3 Distribusi Rata-Rata Waktu Tunggu Untuk Setiap Komponen

Pelayanan Resep Pada Tahap Pengambilan Obat di Instalasi

Farmasi RSKBP Tahun 2016

89

Tabel 5.4 Distribusi Rata-Rata Waktu Tunggu Untuk Setiap Komponen

Pelayanan Resep Pada Tahap Peracikan Obat di Instalasi

Farmasi RSKBP Tahun 2016

93

Tabel 5.5 Distribusi Rata-Rata Waktu Tunggu Untuk Setiap Komponen

Pelayanan Resep Pada Tahap Penulian Etiket di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi (RSKBP) Tahun

2016

95

Tabel 5.6 Distribusi Rata-Rata Waktu Tunggu Untuk Setiap Komponen

Pelayanan Resep Pada Tahap Penyerahan Obatdi Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi (RSKBP) Tahun

2016

98

Tabel 5.7 Jumlah Lembar Resep Pasien Yang Diamati 102

Tabel 5.8 Rata-Rata Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan

di Instalasi Farmasi RSKBP Tahun 2016

102

Tabel 5.9 Presentase Resep Non Racikan Rawat Jalan di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi Tahun 2016

103

Tabel 5.10 Presentase Resep Racikan Rawat Jalan di Instalasi Farmasi

RSKBP Tahun 2016

103

Page 14: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

xv

DAFTAR BAGAN

No Bagan Nama Bagan Hal

Bagan 2.1 Kerangka Teori 35

Bagan 3.1 Kerangka Konsep 37

Bagan 5.1 Alur Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan RS Karya Bhakti

Pratiwi

101

Page 15: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pembangunan perumasakitan di Indonesia, dengan banyak

bermunculannya rumah sakit baru, yang menimbulkan persaingan ketat antar

rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah, swasta, khusus dan asing,semua

berlomba-lomba untuk menarik konsumen agar menggunakan pelayanan.Oleh

karena itu rumah sakit sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan harus

memberikan pelayanan yang cepat, lengkap, dan terjangkau oleh seluruh lapisan

masyarakat dengan memenuhi pelayanan kesehatan yang terbaik

(Muharomah,2008).

Seiring dengan persaingan antara sesama rumah sakit tersebut, rumah sakit

swasta harus lebih giat lagiuntuk meningkatkan kompetisi kualitas danmutu

pelayanan salah satunya yaitupelayanan instalasi farmasi (Muninjaya, 2011).

Instalasi Farmasi rumah sakit merupakan bagian intergral pelayanan

kesehatan di rumah sakit yang memberikan pelayanan kefarmasian yang efektif

dan efisien, serta menjamin tersedianya obat yang bermutu dengan harga

terjangkau bagi semua lapisan masyarakat (Pudjaningsih,2006).Menurut Suciati

dkk, 2006 mengatakan bahwa pelayanan kefarmasian merupakan pelayanan

penunjang dan sekaligus merupakan revenuecenter utama. Hal tersebut mengingat

bahwa hampir 90 % pelayanan kesehatan di rumah sakit menggunakan perbekalan

farmasi (obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi bahan alat kesehatan, alat

kedokteran dan gas medis), dan 50% dari pemasukan rumah sakit berasal dari

pengelolaan pembekalan farmasi.

Page 16: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

2

Instalasi Farmasi merupakan suatu unit yang memberi pendapatan yang

cukup berarti untuk sebuah rumah sakit serta adanya tuntutan pasien dan

masyarakat akan mutu pelayanan farmasi, mengaharuskan adanya perubahan

pelayanan dari paradigma lama (drug oriented) ke paradigma baru (patient

oriented) dengan filosofi pharmaceutical care (pelayanan kefarmasian) maka

pelayaan kesehatan di rumah sakit harus selalu berbenah diri dalam meningkatkan

mutu layanan kesehatan, salah satu hal yang menjadi indikator dalam menilai mutu

pelayanan kesehatan dirumah sakit menurut dimensi pasien adalah waktu tunggu

pelayanan resep di instalasi farmasi (Rakhmisari D,2006).

Waktu tunggu pelayanan resep dihitung dari pasien menyerahkan resep

sampai mendapatkan obat beserta KIE yang dilakukan oleh tenaga kefarmasian.

Pelayanan resep obat yang lama akan berpengaruh terhadap pasien yang dapat

menyebabkan pasien tidak puas dan merasa dirugikan karena waktu pelayanan

yang lama. Waktu tunggu yang lama juga akan mengakibatkan peningkatan waktu

pelayanan, dampak dari hal tersebut berupa timbulnya antrian yang panjang

sehingga menyebabkan pasien tidak mau membeli obat di instalasi farmasi rumah

sakit. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pelayanan pasien adalah pelayanan

yang cepat dan ramah disertai jaminan tersediannya obat (Rakhmisari D, 2006).

Sebelum mendapatkan pelayanan di Instalasi Farmasi untuk mengambil resep

melalui proses antrian, pasien sudah mengalami berbagai antrian mulai dari saat

datang pada pelayanan kesehatan untuk mendaftarkan diri sampai dilakukan proses

pemeriksaan oleh tenaga medis. Ini semua dapat menimbulkan rasa jenuh maupun

stress bagi pasien karena harus menghabiskan waktu yang begitu lama pada proses

pengobatan yang dibutuhkannya (Wongkar L, 2000)

Page 17: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

3

Menurut Wijono (2008) beberapa hal yang mempengaruhi kepuasan pasien

yaitu pendekatan dan perilaku petugas terutama pada saat pertama kali kunjungan,

mutu informasi yang diberikan, prosedur perjanjian, waktu tunggu obat, periksa

kesehatan maupun pengambilan obat, fasilitas umum dirumah sakit dan hasil

perawatan yang diterima. Salah satu faktor tersebut adalah waktu tunggu obat

(waktu dispensing obat) yang telah dijelaskan dalam Kepmenkes RI No. 129 Tahun

2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit dari farmasi dalam hal waktu

tunggu pelayanan untuk jenis resep obat non racikan adalah ≤ 30 menit dan untuk

resep racikan adalah ≤ 60 menit.

Menurut Pillay et al (2011) dalam penelitiannya di Malaysia mengatakan

bahwa sejumlah faktor yang memberikan kontribusi terhadap waktu tunggu pasien

di rumah sakit dinilai dari persepsi karyawan yaitu, beban kerja mempengaruhi

waktu tunggu pasien, salah satunya seperti kurangnya staff atau SDM, fasilitas

yang tidak mamadai, kurangnya ruang konsultasi dianggap berkontribusi pada

masalah waktu tunggu sama seperti ramainya ruang tunggu, sikap karyawan dan

proses bekerja, dinilai dari tidak efisiennya proses dalam bekerja, diikuti kurangnya

kerja sama, kurangnya komitmen, motivasi yang kurang dalam bekerja, kurang

ahli, serta buruknya sikap sesama kolega atau teman sejawat.

Berdasarkan menurut penelitian (Septini, 2011) di farmasi RSPAD Gatot

Soebroto, rata-rata waktu tunggu untuk pelayanan resep non racikan pasien rawat

jalan adalah sebesar 39 menit dimana 79,7% dari waktu tersebut merupakan

komponen delay. Sementara untuk resep racikan adalah 60,4 menit dan 59,27%

dari waktu tersebut merupakan komponen delay. Hal tersebut disebabkan oleh

ketersediaan obat, lama jaringan komputerisasi,beban kerja tidak sesuai dengan

Page 18: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

4

sumber daya manusia yang ada dan belum maksimalnya pelaksanaan prosedur

pelayanan resep.

Selain itu penelitian Maharani (2015) rata-rata-rata waktu tunggu pelayanan

resep pasien rawat jalan di RSIP Fatmawati sebesar 116,2 menit untu obat non

racikan dan 125,5 menit untuk resep obat racikan. Faktor yang mempengaruhi

waktu tunggu pelayanan resep tersebut adalah adanya komponen delay yang lebih

besar dari tindakan terutama pada proses input data dikarenakan terjadinya

penumpukan resep pada saat peak hours, jumlah SDM yang belum mencukupi,

SIRS yang belum memadai, peralatan untuk peracikan yang masih kurang dan

ketersediaan ruangan yang kurang memadai.

Wongkar L (2000) mengatakan bahwa sejumlah faktor yang memberikan

kontribusi terhadap waktu tunggu pelayanan resep yaitu, faktor jenis resep, disini

jenis resep dibedakan jenis racikan dan non racikan. Dimana jenis resep racikan

membutuhkan waktu lebih lama sebesar 92,7% dibandingkan dengan jenis resep

jadi yaitu sebesar 35,6%, Faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan

resep tersebut adalah kurangnya ketersediaan SDM yang cukup dan terampil,

kurangnya sarana dan fasilitas yang dapat menunjang proses operasi pelayanan

resep, ketersediaan obat sesuai dengan resep yang diterima, faktor jumlah item obat

yang banyak pada resep yang masuk membutuhkan waktu lebih lama yaitu sebesar

66,3% dibandingkan dengan jumlah item obat yang sedikit yaitu sebesar 33,7%,

hal tersebut sangat mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep.

Penelitian lain mengenai pelayanan resep yang dilakukan oleh Fox (1989)

dalam Ritung M (2003) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan

resep adalah status pasien, disini status pasien dibedakan umum dan jaminan.

Page 19: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

5

Dimana pasen jaminan membutuhkan waktu lebih lama sebesar 52,22%

dibandingkan dengan pasien umum jadi yaitu sebesar 34,6%.

Setelah melihat pemaparan dari permasalahan waktu tunggu pelayanan resep

tersebut, maka penulis memilih RS Karya Bhakti Pratiwi Bogorsebagai tempat

penelitian dengan beberapa pertimbangan yang didasari studi pendahuluan berupa

observasi dan wawancara pada bulan Agustus 2016 pada dua rumah sakit dengan

tipe yang sama yaitu RS Medika Dramaga Bogor dan RS Azra Bogor.Dimana dari

ketiga RS tersebut yang memiliki waktu tunggu pelayanan resep tidak sesuai

standar adalah RS Karya Bhakti Pratiwi Bogor.Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi

Bogor merupakan usaha kesehatan swasta tipe C yang terletak di daerah Bogor,

dimana rumah sakit ini memiliki unit-unit farmasi diantaranya farmasi di Unit

Gawat Darurat dan farmasi Unit Rawat Jalan. Farmasi Unit Rawat Jalan adalah

yang memiliki mobilitas paling tinggi yaitu sebesar 50% dikarenakan sebanyak 19

poliklinik spesialis berada di poli rawat jalan. Pelayanan resep merupakan titik

terakhir pasien dalam proses pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan jaminan

sehingga pihak manajemen rumah sakit harus memperhatikan berapa waktu proses

pelayanan resep pasien.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS

Karya Bhakti Pratiwi Bogor pada Agustus dapatkan bahwa, rata-rata waktu tunggu

untuk pelayanan resep non racikan pasien rawat jalan adalah sebesar 45,13 menit

dimana 66,6% dari waktu tersebut merupakan komponen delay. Sementara untuk

resep racikan adalah 68,28 menit dan 54% dari waktu tersebut merupakan

komponen delay.Sedangkan standar waktu tunggu pelayanan resep dari Keputusan

Menteri Kesehatan No.129/Menkes/SK/II/2008 adalah ≤ 30 menit untuk resep non

racikan dan ≤ 60 untuk resep racikan.

Page 20: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

6

Sedangkan, berdasarkan hasil wawancara dengan kepala instalasi farmasi dan

kepala depo farmasi rawat jalan selama melakukan studi pendahuluan diketahui

bahwa banyak keluhan yang diterima oleh pihak manajemen pelayanan rumah sakit

terkait dengan pelayanan resep di instalasi farmasi rawat jalan yang lama.

Berdasarkan observasi peneliti menemukan masalah lainnya yaitu, sumber daya

manusia di instalasi farmasi rawat jalan yang masih kurang, ketersediaan obat yang

ada diinstalasi farmasi tidak dapat memenuhi kebutuhan resep yang masuk,

sehingga harus menunggu untuk menggambil obat di gudang farmasi atau mencari

pengganti obat tersebut, sarana dan prasarana yang ada masih ada yang melum

memadai untuk pelayanan resep, dan belum adanya kebijakan waktu tunggu

pelayanan resep pasien rawat jalan.

1.2 Rumusan Masalah

Waktu pelayanan resep merupakan salah satu hal untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan bagi masyarakat melalui pemberian pelayanan dengan cepat,

tepat dan aman, sehingga resep yang diberikan tepat dosis dan jumlah, sesuai

terapi, sesuai penderita, sesuai indikasi, dan tepat waktu pemberian. Selain itu,

waktu pelayanan resep merupakan salah satu indikator kepuasan dalam

meningkatkatkan mutu pelayanan.

Berdasakan studi pendahuluan yang dilakukan di Instalasi Farmasi Rawat

Jalan RS Karya Bhakti Pratiwi Bogor pada Agustus dapatkan bahwa, rata-rata

waktu tunggu untuk pelayanan resep non racikan pasien rawat jalan adalah sebesar

45,13 menit dimana 66,6% dari waktu tersebut merupakan komponen delay.

Sementara untuk resep racikan adalah 68,28 menit dan 54% dari waktu tersebut

merupakan komponen delay. Sedangkan standar waktu tunggu pelayanan resep

Page 21: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

7

dari Keputusan Menteri Kesehatan No.129/Menkes/SK/II/2008, yaitu ≤ 30 menit

untuk resep non racikan dan ≤ 60 menit untuk resep racikan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala instalasi farmasi dan kepala

depo farmasi rawat jalan selama melakukan studi pendahuluan diketahui bahwa

banyak keluhan yang diterima oleh pihak manajemen pelayanan rumah sakit terkait

dengan pelayanan resep di instalasi farmasi rawat jalan yang lama.Berdasarkan

observasi peneliti menemukan masalah lainnyayaitu, sumber daya manusia di

instalasi farmasi rawat jalan yang masih kurang karena satu orang bisa langsung

mengerjakan dua pekerjaan sekaligus.Ketersediaan obat yang ada diinstalasi

farmasi tidak dapat memenuhi kebutuhan resep yang masuk, sehingga harus

menunggu untuk menggambil obat di gudang farmasi atau mencari pengganti obat

tersebut.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran input (SDM, prosedur, sarana dan prasarana) dari

waktu tunggu pelayanan resep pasien di Instalasi Farmasi Unit Rawat Jalan

Karya Bhakti Pratiwi Tahun 2016?

2. Bagaimana gambaran proses (penerimaan/harga resep, pengambilan obat,

peracikan obat, penulisan etiket, penyerahan resep) dari waktu tunggu

pelayanan resep pasien di Instalasi Farmasi Unit Rawat Jalan Karya Bhakti

Pratiwi Tahun 2016?

3. Bagaimana gambaran output (waktu tunggu) dari pelayanan resep pasien di

Instalasi Farmasi Unit Rawat Jalan Karya Bhakti Pratiwi Tahun 2016

dibandingkan dengan lama waktu pelayanan resep obat jadi dan obat racikan

menurut Kepmenkes RI No. 129 Tahun 2008 tentang SPM Rumah Sakit?

Page 22: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

8

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran sistem pelayanan resep pasien di Instalasi

Farmasi Unit Rawat Jalan Karya Bhakti Pratiwi Tahun 2016

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran input (SDM, prosedur, sarana dan prasarana)

dari waktu tunggu pelayanan resep pasien di Instalasi Farmasi Unit Rawat

Jalan Karya Bhakti Pratiwi Tahun 2016

2. Untuk mengetahui gambaran proses (penerimaan/harga resep, pengambilan

obat, peracikan obat, penulisan etiket, penyerahan resep) dari waktu tunggu

pelayanan resep pasien di Instalasi Farmasi Unit Rawat Jalan Karya Bhakti

Pratiwi Tahun 2016

3. Untuk mengetahui gambaran output (waktu tunggu) dari pelayanan resep

pasien di Instalasi Farmasi Unit Rawat Jalan Karya Bhakti Pratiwi Tahun

2016 dibandingkan dengan lama waktu pelayanan resep obat jadi dan obat

racikan menurut Kepmenkes RI No. 129 Tahun 2008 tentang SPM Rumah

Sakit

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti

Dapat memperoleh dan menambah pengetahuan, wawasan, pengalaman,

serta keterampilan tentang waktu tunggu pelayanan resep pasien di Instalasi

Farmasi Unit Rawat Jalan Karya Bhakti Pratiwi Tahun 2016, serta sebagai aplikasi

ilmu dan teori yang peneliti peroleh selana berada dibangku perkuliahan di

Page 23: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

9

peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK) program studi Kesehatan

Masyarakat.

1.5.2 Manfaat Bagi RS Karya Bhakti Pratiwi

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa informasi kepada

pihak RS Karya Bhakti Pratiwi tentang waktu tunggu pelayanan resep pasien di

Instalasi Farmasi Unit Rawat Jalan Karya Bhakti Pratiwi Tahun 2016. Serta,

penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk

pimpinan rumah sakit dalam usaha peningkatan kinerja dan pelayanan di unit

instalasi farmasi secara khususnya dan peningkatan kinerja dan pelayanan secara

umum .

1.5.3 Bagi Institusi Pendidikan

1) Dapat dijadikan sebagai referensi terkait waktu tunggu pelayanan resep di

rumah sakit

2) Dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya terkait waktu

tunggu pelayanan resep di rumah sakit

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran sistem pelayanan resep

pasien di Instalasi Farmasi Unit Rawat Jalan Karya Bhakti Pratiwi Tahun 2016.

Penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswa semester VIII peminatan Manajemen

Pelayanan Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada November 2016. Penelitian ini menggunakan

pendekatan sistem dengan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Jenis data

yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data

Page 24: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

10

primer diperoleh dari observasi langsung dan wawancara mendalam. Informan

dalam penelitian ini terdiri dari kepala instalasi farmasi, kepala depo farmasi rawat

jalan dan asisten apoteker.

Page 25: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)

2.1.1 Pengertian Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu bagian/unit/divisi atau fasilitas di

rumah sakit, tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang

ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri (Siregar, 2004).

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah bagian dari rumah sakit yang

bertugas menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh

kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan pembinaan teknis kefarmasian di

rumah sakit (Dirjen Binfar dan Alkes RI, 2010).

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) sebagai suatu departemen atau unit

atau bagian di suatu rumah sakit dibawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu

oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-undangan

yang berlaku dan bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta kefarmasian,

yang terdiri pelayanan paripurna yang mencakup perencanaan, pengadaan,

produksi, penyimpanan perbekalan kesehatan/sediaan farmasi, dispensing obat

berdasarkan resep bagi penderita saat tinggal dan rawat jalan, pengendalian mutu,

pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah

sakit. Pelayanan frmasi klinik umum dan spesialis mencakup pelayanan langsung

pada penderita dan pelayanan klinik yang merupakan program rumah sakit secara

keseluruhan (Siregar, 2004).

Page 26: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

12

2.1.2 Tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Sesuai dengan SK Menkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar

Pelayanan Rumah Sakit bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian

rumah sakit yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit

yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang

bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan

masyarakat. Farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang

farmasi yang beredar dirumah sakit tersebut.

Tujuan pelayanan farmasi Rumah Sakit adalah pelayanan yang paripurna

sehingga dapat memberikan obat tepat pasien, tepat dosis, tepat cara pemakaian,

tepat kombinasi, tepat waktu dan tepat harga. Selain itu pasien diharapkan

mendapat pelayanan yang dianggap perlu oleh farmasi sehingga pasien mendapat

pengobatan efektif, efisien, aman, rasional dan terjangkau (Maimun, 2008).

Adapun tujuan dari pelayanan farmasi menurut (Depkes, 2004) ialah :

1. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan

biasa maupun dalam keadaan gawat darurat sesuai dengan keadaan pasien

maupun fasilitas yang tersedia.

2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan professional berdasarkan prosedur

kefarmasian dan etik farmasi.

3. Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mengenai obat.

4. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku

5. Melakukan dan member pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan

evaluasi pelayanan.

6. Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metode.

Page 27: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

13

2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Tugas Utama IFRS adalah pengelolaan mulai dari perencanaan, pengadaan,

penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada penderita, sampai

pada pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan dalam

rumah sakit baik untuk penderita rawat inap, rawat jalan, maupun untuk semua unit

termasuk poliklinik rumah sakit (Siregar, 2004). Pelaksanaan pelayanan farmasi

terdiri dari 4 pelayanan yaitu (Puspitasari, 2011):

1. Pelayanan Obat Non Resep

Merupakan pelayanan kepada pasien yang ingin melakukan pengobatan

sendiri, dikenal dengan swamedikasi. Obat untuk semua medikasi meliputi

obat-obat yang dapat digunakan tanpa resep yang meliputi obat wajib di

apotik (OWA), obat bebas terbatas (OBT), dan obat bebas (OB).

2. Pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

Apoteker hendaknya mampu menggalang komunikasi dengan tenaga

kesehatan lain, termasuk kepada dokter, termasuk memberi informasi

tentang obat baru atau obat yang sudah ditarik. Apoteker hendaknya aktif

mencari masukan tentang keluahan pasien terhadap obat-obatan yang

dikonsumsi.

3. Pelayanan Obat Resep

Pelayanan resep sepenuhnya tanggung jawab apoteker pengelola apotik.

Apoteker tidak diizinkan mengganti obat yang tertulis dalam resep dengan

obat lain.

4. Pengelolaan Obat

Page 28: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

14

Kompotensi penting yang harus dimiliki apoteker dalam bidang obat

meliputi kemampuan merancang, membuat, melakukan pengelolaan obat

yang efektif dan efisien.

Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit, antara lain:

1) Pengelolaan perbekalan farmasi yang meliputi :

a. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit

b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal

c. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan

yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku

d. Memproduksi perbkalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan

pelayanan kesehatan di rumah sakit

e. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan

ketentuan yang berlaku

f. Menyimpan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di umah sakit

2) Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan yang

meliputi:

a. Mengkaji intruksi pengobatan/resep pasien

b. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat

dan alat kesehatan

c. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan

alat kesehatan

d. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat

kesehatan

e. Memberikan informasi kepada Asisten Apoteker kesehatan,

pasien/keluarga

Page 29: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

15

f. Memberikan konseling kepada pasien/keluarga

g. Melakukan pencampuran obat suntik

h. Melakukan penyiapan nutrisi parenteral

i. Melakukan penanganan obat kanker

j. Melakukan penentuan kadar obat dalam darah

k. Melakukan pencatatan setiap kegiatan

l. Melaporkan setiap kegiatan

2.1.4 Pelayanan Farmasi Rawat jalan

Pelayanan farmasi di rmah sakit menurut Permenkes No. 56 Tahun 2014

tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit meliputi pengelolaan sedian farmasi,

alat kesehatan dan bahan medis habis pakai. Rumah sakit meliputi 2 kegiatan, yaitu

kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan sedian farmasi, alat

kesehatan dan bahan medis habis pakai dan kegiatan pelayanan farmasi

klinik.Kegiatan tersebut harus didukung oleh SDM, sarana, dan

peralatan.Pelayanan kefarmasian di rawat jalan yang meliputi pelayanan farmasi

manajerial dan klinik dengan aktivitas pengkajian resep, penyerahan obat,

pencatatan penggunaan obat dan konseling.

Menurut Permenkes No. 56 Tahun 2004 tentang klasifikasi dan perizinan

rumah sakit, dalam pelayanan farmasi untuk pasien rawat jalan dirumah sakit

meliputi aspek:

1. Aspek manajemen

Apotik berfungsi untuk melakukan perencanaan, pengelolaan staf,

pengelolaan unit pelayanan pasien rawat jalan. Hal tersebut dilakukan karena

Page 30: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

16

apoteker berperan ssebagai penanggung jawab dalam unit pelayanan farmasi

khususnya pelayanan pasien rawat jalan.

2. Aspek fasilitas dan peralatan

Fasilitas dan peralatan unit rawat jalan antara lain posisi farmasi harus berada

dalam wilayah yang mudah dijangkau oleh pasien, dilengkapi dengan

kapasitas ruangan khusus bagi apoteker dan pasien untuk melakukan

konseling, serta ruang tunggu yang nyaman bagi pasien juga sangat

diperlukan. Sumber pengolahan data yang memadai diperlukan untuk

menyajikan informasi mengenai profil pengobatan pasien, sistem billing

untuk pasien maupun mengelola persedian obat.

3. Aspek persyaratan order/resep obat

Dalam pengelolaan obat ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi

antara lain:

a. Fungsi dispensing dilakukan oleh seorang apoteker atau Asisten Apoteker

yang ditunjuk di bawah pengawasan apoteker.

b. Seorang apoteker juga harus mengembangkan kebiasaan mengetahui

praktik penulisan resep oleh dokter.

c. Obat yang diberikan kepada pasien rawat jalan hanya berdasarkan order

tertulis atau lisan dari dokter penulis yang sah. Order lisan hanya dapat

diterima oleh apoteker

d. Ketepatan pemilihan obat, dosis, dosis, rute pemberian serta jumlah

secara klinik harus dikaji apoteker.

e. Perlu dilakukan pemantauan profil pengobatan pasien terutama pada

pasien yang tidak patuh atau berpotensi mengalami kesalahan

penggunaan obat.

Page 31: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

17

f. Apoteker harus membuat dan atau menyiapkan obat secara tepat waktu,

dan dengan cara yang akurat, formulasi obat, kekuatan, bentuk sedian,

dan pengemasan yang ditulis dokter

g. Etiket pada wadah yang di dispensing harus diberi etiket dengan lengkap

dan benar serta dikemas sesuai peraturan yang berlaku dan standar praktik

yang diterima. Informasi minimal yang harus ada adalah nama, alamat, no

telepon farmasi rumah sakit, tanggal obat di dispensing, nomor seri resep,

nama lengkap pasien, nama obat (generik), aturan pakai, nama dokter

penulis resep, informasi peringatan, paraf apoteker penanggung jawab.

4. Aspek operasional lainnya

Selain itu diperlukan kebijakan atau pedoman yang mengatur tentang jam

kerja instalasi farmasi rumah sakit, penggunaan formularium yang berlaku di

rumah sakit, pengadaan, pendistribusian obat, pelaporan masalah obat,

keamanan obat, penanganan obat yang berbahaya, maupun dokumentasi obat-

obat, pemberian informasi, edukasi dan konseling (Siregar, 2004).

2.2 Resep

Keputusan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia Nomor

1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang standar pelayanan kefarmasian di 13 Apotek.

Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi atau dokter hewan

yang diberi izin berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku

kepada apoteker pengelola apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat-

obatan bagi penderita.

Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya Recipe (ambillah) lalu

tertera nama dan jumlah obat. Umumnya resep ditulis dalam bahasa lain. Untuk

Page 32: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

18

yang berhak menulis resep adalah dokter, dokter gigi dan dokter hewan. Suatu

resep yang lengkap harus memuat :

1. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter

hewan.

2. Tanggal penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat.

3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep.

4. Tanda tangan atau paraf dokter, sesuai dengan peraturan

perundangundangan yang berlaku.

5. Nama pasien/jenis hewan, umur serta alamat pasien/pemilik hewan.

6. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat dalam

jumlah melebihi dosis maksimum

2.3 Pelayanan Resep

2.3.1 Pengertian Pelayanan Resep

Keputusan Menteri Kesehatan Repubilk Indonesia Nomor

1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang standar pelayanan kefarmasian di Apotek.

Pelayanan Resep adalah suatu pelayanan terhadap permintaan tertulis dari dokter,

dokter gigi atau dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundangan-

undangan yang berlaku mulai dari penomoran, verifikasi,penulisan Etiket,

peracikan, pengemasan, pengecekan, sampai dengan penyerahan obat.

2.3.2 Skrining Resep

Skrining Resep Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1027/MENKES/SK/IX/2004. Skrining resep meliputi :

1. Persyaratan Administratif

a) Nama, SIP dan alamat dokter

Page 33: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

19

b) Tanggal penulisan resep

c) Tanda tangan/paraf dokter penulis resep

d) Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien

e) Cara pemakaian yang jelas

f) Informasi lainnya

2. Kesesuaian farmasetika, bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,

inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.

3. Pertimbangan klinis, adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian

(dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap resep

hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan

pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan

setelah pemberitahuan.

2.3.3 Penyiapan Obat (Dispensing)

1. Peracikan

Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur,

mengemas dan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan

peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan

dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.

2. Etiket

Etiket harus jelas dan dapat dibaca.

3. Kemasan Obat yang Diserahkan

Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga

terjaga kualitasnya

4. Penyerahan Obat

Page 34: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

20

Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir

terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan

oleh asisten apoteker dan atau Tenaga Teknis Kefarmasian disertai pemberian

informasi obat dan konseling kepada pasien .

5. Informasi Obat

Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian harus memberikan informasi yang

benar, jelas, dan mudah dimengerti, akurat, etis, bijaksana, dan terkini

Informasi obat yang diberikan kepada pasien sekurang-kurangnya meliputi:

cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan,

aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi.

6. Konseling

Apoteker dan atau Tenaga Teknis Kefarmasian harus memberikan konseling,

menangani sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya,

sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan

terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan obat yang

salah.Untuk penderita penyakit tertentu seperti kardiovaskular, diabetes,

TBC, asma dan penyakit kronis lainnya, Apoteker atau Tenaga Teknis

Kefarmasian, tenaga teknis kefarmasian harus memberikan konseling secara

berkelanjutan.

7. Monitoring

Penggunaan Obat Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus

melaksanakan pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu

seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma dan penyakit kronis lainnya.

8. Promosi dan Edukasi. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Apoteker

dan juga Tenaga Teknis Kefarmasian harus memberikan edukasi apabila

Page 35: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

21

masyarakat ingin mengobati diri sendiri (swamedikasi) untuk penyakit ringan

dengan memilihkan obat yang sesuai dan tenaga farmasi harus berpartisipasi

secara aktif dalam promosi dan 16 edukasi serta ikut membantu diseminasi

informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan

dan lain lainya.

2.4 Sumber Daya Manusi Farmasi Rumah Sakit

Sumber daya manusia menurut Sihotang (2007) adalah manusia mengandung

pengertian usaha kerja yang dapat disumbangkan dalam proses produksi yaitu

sumber daya manusia yang mampu bekerja untuk menghasilkan barang dan jasa

yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat umum.

Sumber daya manusia di Instalasi Farmasi sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan No.58 tahun 2014 yaitu apoteker, tenaga teknis kefarmasian dan Asisten

Apoteker penunjang lain agar tercapai sasaran dan tujuan instalasi farmasi rumah

sakit. Uraian tugas tertulis dari masing-masing staf Instalasi Farmasi harus ada dan

sebaiknya dilakukan peninjauan kembali paling sedikit setiap tiga tahun sesuai

prosedur di Instalasi Farmasi Rumah Sakit.

Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan, kualifikasi SDM Instalasi Farmasi

diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Untuk pekerjaan kefarmasian terdiri dari :

1) Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan

telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.

2) Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker

dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana

Page 36: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

22

Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah

Farmasi/Asisten Apoteker.

b. Untuk pekerjaan penunjang terdiri dari:

1) Operator Komputer/Teknisi yang memahami kefarmasian

2) Tenaga Administrasi

3) Pekarya/Pembantu pelaksana

Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus dikepalai oleh seorang Apoteker yang

merupakan Apoteker penanggung jawab seluruh Pelayanan Kefarmasian di Rumah

Sakit.Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit diutamakan telah memiliki

pengalaman bekerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit minimal 3 (tiga) tahun.

Beban kerja dan kebutuhan menurut Depkes Tahun 2004:

1. Beban kerja

Dalam perhitungan beban kerja perlu diperhatikan faktor-faktor yang

berpengaruh pada kegiatan yang dilakukan, yaitu:

a) Kapasitas tempat tidur dan Bed Occupancy Rate (BOR)

b) Jumlah dan jenis kegiatan farmasi yang dilakukan (manajemen, klinik dan

produksi)

c) Jumlah resep atau formulir permintaan obat perhari.

d) Volume sediaan farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai

2. Perhitungan beban kerja

Perhitungan kebutuhan apoteker berdasarkan beban kerja Pelayan

Kefarmasian di rawat jalan yang meliputi pelayanan farmasi manajerial dan

pelayanan farmasi klinik dengan aktivitas pengkajian resep, penyerahan obat,

pencatatan penggunaan obat dan konseling, idealnya tenaga apoteker dengan

rasio 1 apoteker untuk 50 pasien.

Page 37: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

23

Selain kebutuhan apoteker untuk pelayanan kefarmasian rawat inap dan

rawat jalan, maka kebutuhan tenaga apoteker juga diperlukan untuk pelayanan

farmasi yang lainnya seperti di unit logistik medis/distribusi, unit produksi

steril, unit pelayanan informasi obat dan lain-lain tergantung pada jenis

aktivitas dan tingkat kecukuan pelayanan yang dilakukan oleh Instalsi Farmasi.

3. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan

Setiap staf di rumah sakit harus diberi kesempatan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilannya.

Peran kepala instalasi farmasi dalam pengembangan staf dan program

pendidikan meliputi:

a) Menyususn program orientasi staf baru, pendidikan dan pelatihan

berdasarkan kebutuhan pengembangan kompetensi SDM

b) Menentukan dan mengirim staf sesuai dengan spesifikasi pekerjaan (tugas

dan tanggung jawabnya) untuk meningkatkan kompetensi yang diperlukan.

c) Menentukan staf sebagai narasumber/pelatih/fasilitator sesuai dengan

kompetensinya.

2.5 Sarana dan Prasarana Farmasi Rumah Sakit

Sarana dan prasarana pelayanan kefarmasian harus dapat menjamin

terselenggaranya pelayanan kefarmasian yang baik, sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Harus tersedia ruangan, peralatan dan fasilitas yang dapat mendukung

administrasi, profesionalisme dan fungsi teknik pelayanan farmasi, sehingga

menjamin terlaksannya pelayanan farmasi yang fungsional, professional dan etis

(Depkes,2004)

Page 38: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

24

1. Tersedianya fasilitas penyimpanan barang farmasi yang menjamin semua

barang farmasi tetap dalam kondisi baik dan dapat dipertanggungjawabkan

sesuai dengan spesifikasi masing-masing barang farmasi dan sesuai dengan

peraturan.

2. Tersedianya fasilitas produksi obat yang memenuhi standar.

3. Tersedianya fasilitas untuk pendistribusian obat

4. Tersedianya fasilitaspemberian informasi dan edukasi

5. Tersedianya fasilitas untuk penyimpanan arsip resep

6. Ruangan perawatan harus memiliki tempat penyimpanan obat yang baik

sesuai dengan peraturan dan tata cara penyimpanan yang baik

7. Obat yang bersifat adiksi disimpan sedemikian rupa demi menjamin

keamanan setiap staf.

Fasilitas bangunan, ruangan dan peralatan harus memenuhi ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku: (Depkes, 2004)

a. Lokasi harus menyatu dengan sistem pelayanan rumah sakit

b. Terpenuhinya luas yang cukup untuk menyelenggarakan manajemen,

pelayanan langsung pada pasien, dispensing serta ada penanganan limbah.

c. Dipisahkan juga jalur antara steril, bersih dan daerah abu-abu, bebas

kontaminasi

d. Persyaratan ruangan tentang suhu, pencahayaan, kelembaban, tekanan dan

keamanan yang baik dari pencuri maupun binatang pengerat.

Tata ruang harus menciptakan alur kerja yang baik, sedangkan luas ruanan

disesuaikan dengan macam dan volume kegiatan. Ruang dispensing harus

memenuhi spesifikasi:

e) Lantai

Page 39: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

25

Permukaan datar dan halus, tanpa sambungan, keras, resisten terhadap zat

kimia dan fungi, serta tidak mudah rusak.

f) Dinding

Permukaan rata dan halus, terbuat dari bahan yang keras, tanpa sambungan,

resisten terhadap zat kimia dan fungi, serta tidak mudah rusak

Sudut-sudut pertemuan lantai dengan dinding dan langit-langit dengan

dinding dibuat melengkung dengan radius 20-30 mm.

g) Colokan listrik datar dengan permukaan dan kedap air dan dapat

dibersihkan.

h) Plafon

Penerangan, saluran dan kabel dibuat di atas plafon, dan lampu rata dengan

langit-langit/plafon dan diberi lapisan untuk mencegah kebocoran udara.

i) Pintu

Rangka terbuat dari stainless steel. Pintu membuka kearah ruangan yang

bertekanan lebih tinggi.

j) Temperature

Suhu udara diruangan bersih dan steril, dipelihara pada suhu 16-25 C

(Depkes,2004).

Menurut Permenkes RI No.58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian Rumah Sakit, fasilitas peralatan memenuhi persyaratan yang

ditetapkan terutama untuk perlengkapan dispensing baik untuk sediaan steril, non

steril maupun cair untuk obat luar dan dalam, fasilitas peralatan harus dijamin

sensitifitas pada pengukuran dan memenuhi persyaratan, peneraan dan kalibrasi

untuk peralatan setiap tahunnya.

Peralatan minimal yang harus tersedia dalam pelayanan farmasi antara lain:

Page 40: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

26

a. Peralatan untuk penyimpanan, peracikan dan pembuatan obat baik non steril

maupun aseptik

b. Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip

c. Keputakaan yang memadai untuk dilaksanakan pelayanan informasi obat

d. Lemari penyimpan khusus untuk narkotika

e. Lemari pendingin dan AC untuk obat termolabil

f. Penerangan, sarana air, ventilassi dan sistem pembuangan limbah yang baik

g. Alarm.

Macam-macam peralatan:

1. Peralatan Kantor:

a) Mebeulair (meja, kursi, lemari buku/rak, filing cabinet dan lain-lain)

b) Komputer

c) Alat tulis kantor

d) Telepon dan faksimili

2. Peralatan Sistem Komputerisasi

Sistem komputerisasi harus diadakan dan difungsikan secara optimal untuk

kegiatan secretariat, pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan Dan

Bahan Medis Habis Pakai dan pelayanan farmasi klinik. Sistem informasi

farmasi ini harus terintegrasi dengan sistem informasi Rumah Sakit untuk

meningkatkan efisiensi fungsi manajerial dan agar data klinik pasien mudah

diperoleh sebagai monitoring terapi pengobatan dan fungsi klinik

lainnya.sistem komputerisasi meliputi:

a) Jaringan

b) Perangkat keras

c) Pelangkat runak (program aplikasi)

Page 41: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

27

3. Peralatan produksi

4. Peralatan Aseptic Dispensing

5. Peralatan penyimpan

6. Peralatan konsultasi

7. Peralatan ruang informasi obat

8. Peralatan ruang arsip

2.6 Kebijakan dan Prosedur Farmasi Rumah Sakit

Semua Prosedur yang ada harus tertulis dan dicantumkan tanggal

dikeluarkannya peralatan tersebut. Peraturan dan prosedur yang ada harus

mencerminkan standar pelayanan farmasi yang muktahir sesuai dengan peraturan

dan tujuan dari pelayanan farmasi itu sendiri. (Depkes,2004)

1. Kriteria Prosedur dibuat oleh kepala instalsi, panitia/komite farmasi dan

terapi serta para apoteker

2. Obat hanya dapat diberikan setelah mendapatkan pesanan dari dokter dan

apoteker menganalisa secara kefarmasian. Obat adalah bahan berkhasiat

dengan nama generic

3. Kebijakan dan prosedur yang tertulis menurut Kepmenkes RI No.

1197/Menkes/ SK/X/2004 harus mencantumkan beberapa hal berikut:

a. Macam obat yang dapat diberikan oleh perawat atas perintah dokter

b. Label obat yang memadai

c. Daftar obat yang tersedia

d. Gabungan obat parenteral dan labenya

e. Pencatatan dalam rekam farmasi pasien beserta dosis obat yang diberikan

f. Pengadaan dan penggunaan obat di rumah sakit

Page 42: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

28

g. Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap, rawat jakan,

karyawan dan pasien tidak mampu

h. Pengelolaan perbekalan farmasi

i. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan mengenai pemakaian obat dan

efek samping obat bagi pasien rawat jalan dan rawat inap serta pencatatan

penggunaan obat yang salah dan atau dikeluhkan pasien.

j. Pengawasan mutu pelayanan dan pengendalian perbekalan farmasi

k. Pemberian konseling/informasi oleh apoteker kepada pasien maupun

keluarga pasien dalam hal penggunan dan penyimpanan obat serta

berbagai aspek pengetahuan tentang obat demi meningkatkan derajat

kepatuhan dalam penggunaan obat

l. Pemantauan Terapi Obat (PTO) dan pengkajian penggunaan obat

m. Apabila ada sumber daya farmasi lain disamping instalasi maka secara

organisasi dibawah koordinasi instalasi farmasi.

n. Prosedur/penarikan/penghapusan obat

o. Pengaturan persedian pesanan

p. Cara pembuatan obat yang baik

q. Penyebaran informasi mengenai obat yang sesuai dengan peraturan

r. Pengamanan pelayanan farmsi dan penyimpanan obat harus terjamin

s. Peracikan, penyimpanan dan pembuangan obab-obat sitotoksik

t. Prosedur yang harus ditaati bila terjadi kontaminasi terhadap staf.

4. Harus ada sistem yang mendokumentasikan penggunaan obat yang salah dan

atau mengatasi masalah obat

5. Kebijakan dan posedur harus konsisten terhadap pelayanan rumah sakit

lainnya

Page 43: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

29

2.7 Waktu Tunggu Pelayanan Resep

Waktu tunggu pelayanan resep dibagi menjadi dua yaitu waktu tunggu resep

obat jadi dan waktu tunggu resep obat racikan. Menurut Kepmenkes

129/Menkes/SK./II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimum Rumah Sakit

dijelaskan bahwa waktu tunggu pelayanan resep obat jadi adalah tenggang waktu

mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat jadi. Sedangkan

waktu tunggu pelayanan resep obat racikan adalah tenggang waktu mulai pasien

menyerahkan resep sampai dengan menerima obat racikan.

Menurut Widiasari (2009), waktu pelayanan resep terdiri dari berbagai tahap yaitu:

1. Tahap penghargaan, tahap pembayaran, dan penomoran memakan waktu

lebih dari satu menit karena komputer menhargai lambat dalam merespon

disebabkan memory server tidak cukup menampung data yang ada.

2. Tahap resep masuk, tahap pengecekan dan penyerahan obat memerlukan

waktu lebih dari dua menit, karena tidak ada Asisten Apoteker yang

menggambil resep pada tahap resep masuk, tahap pengecekan dan

penyerahan obat tidak ada Asisten Apoteker yang mengecek dan

menyerahkan obat sebab Asisten Apoteker sudah sibuk dengan tahap yang

lain terlebih pada saat jam-jam puncak dimana terjadi penumpukan resep.

3. Tahap pengambilan obat paten, tahap pembuatan obat racikan, tahap etiket

dan kemas membutuhkan waktu cukup lama jika dibandingkan dengan tahap

yang lainnya karena dibutuhkan waktu mencari dan mengambil obat paten

sedangkan untuk obat racikan diperlukan waktu menghitung, menimbang dan

mengambil obat sesuai dengan dosis yang diperbolehkan, serta etiket dan

kemas membutuhkan ketelitian, khususnya pada obat racikan agar tepat

dosisnya pada setiap kemasan.

Page 44: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

30

2.8 Standar Pelayanan Minimal Kefarmasian Rumah Sakit

Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, terdapat

21 jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah sakit,

salah satunya adalah pelayanan farmasi yang meliputi:

a. Waktu tunggu pelayanan resep

1) Obat jadi (≤ 30 Menit)

2) Obat racikan (≤ 60 Menit)

b. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat (100%)

c. Kepuasan pelanggan (≥ 80%)

d. Penulisan resep sesuai formulaium (100%)

Selain itu, terdapat pula indikator mutu yang dapat menilai setiap jenis

pelayanan yang diberikan salah satunya mengenai waktu tunggu pelayanan yang

terbagi menjadi dua yaitu waktu tunggu pelayanan obat jadi dan obat racikan.

2.9 Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Resep

Menurut pillay et al (2011) dalam penelitiannya di Malaysia mengatakan

bahwa sejumlah faktor yang memberikan kontribusi terhadap waktu tunggu pasien

di rumah sakitdinilai dari persepsi karyawan, sebagai berikut:

1. Beban kerja mempengaruhi waktu tunggu pasien, salah satunya seperti

kurangnya

2. Staff atau SDM, hal tersebut disebabkan karena adanya kesenjangan gaji.

3. Fasilitas yang tidak mamdai, kurangnya ruang konsultasi dianggap

berkontribusi pada masalah waktu tunggu sama seperti ramainya ruang

tunggu.

Page 45: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

31

Wongkar L (2000) dalam Widiasari (2009) mengatakan bahwa sejumlah

faktor yang memberikan kontribusi terhadap waktu tunggu pelayanan resep, adalah

sebagai berikut:

1. Jenis resep, disini jenis resep dibedakan jenis racikan dan non racikan.

Dimana jenis resep racikan membutuhkan waktu lebih lama sebesar 92,7%

dibandingkan dengan jenis resep jadi yaitu sebesar 35,6%.

2. Jumlah resep dan kelengkapan resep, dalam hal ini adalah jumlah item resep,

dimana setiap penambahan item obat didalam resep akan memberikan

penambahan waktu pada setiap tahap pelayanan resep. Dalam penelitiannya

diperlihatkan jumlah item obat banyak membutuhkan lebih lama yaitu

sebesar 66,3% dibandingkan dengan jumlah item obat yang sedikit yaitu

sebesar 33,7%.

3. Shift petugas, dimana pada shift pagi memerlukan waktu pelayanan lebih

cepat 81,6% dibandingkan shift sore.

4. Ketersediaan SDM yang cukup dan terampil, sehingga dapat mengurangi

lama waktu pelayanan resep di instalsi farmasi

5. Ketersediaan obat sesuai dengan resep yang diterima, sehingga waktu yang

terbuang untuk mencari obat pengganti lainnya dapat dikurangi.

6. Sarana dan fasilitas yang dapat menunjang proses operasi pelayanan resep,

antara lain pemakaian alat-alat teknologi yang lebih canggih yang dapat

memberikan kepuasan kepada pasiennya.

Dalam Ritung M (2003) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi

pelayanan resep adalah sebagai berikut:

1. Jenis resep, dalam penelitiannya reep racikan dibedakan menjadi emppat

golongan yaitu bungkus, kapsul, cairan dan salep. Dimana jenis cairan

Page 46: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

32

membutuhkan waktu lebih cepat 4,2% dibandingkan dengan henis bungkus,

kapsul, dan cairan.

2. Jumlah item obat, dalam hal ini jumlah item sedikit membutuhkan waktu

lebih cepat dengan jumlah item yang banyak. Rata-rata total waktu pada

jumlah item sedikit 22,56 menit dan pada jumlah item banyak adalah 27,33

menit.

3. Shift petugas, dari rata-rata total waktu pelayanan resep shift sore

mengkonsumsi waktu yang lebih lama dibanding pada shift pagi.

4. Pengalaman kerja petugas yang lama akan dapat membantu dalam proses

pelayanan resep sehingga dapat mempercepat waktu pelayanan

5. Peralatan yang memadai untuk mengerjakan resep, seperti pemakaian alat-

alat modern yang meminimalisasi pekerjaan menjadi lebih cepat.

6. Ruang kerja yang luas agar petugas mudah dan leluasa dalam bergerak

mengerjakan resep

7. Status pasien, disini Status pasien dibedakan umum dan jaminan. Dimana

pasen jaminan membutuhkan waktu lebih lama sebesar 52,22% dibandingkan

dengan pasien umum jadi yaitu sebesar 34,6%.

8. Kejelasan resep, penulisan resep yang jelas dan dapat dimengerti oleh pihak

instalasi farmasi akan mempercepat waktu pelayanan resep.

9. Ketersediaan obat tidak lancar

Dwihanggrian NM (2007) dalam penelitiannya menyebutkan beberapa faktor

yang berpengaruh terhadap pelayanan resep, adalah sebagai berikut:

1. Jumlah tenaga kesehatan di Instalasi Farmasi yang sebanding dengan jumlah

resep yang masuk, sehingga resep-resep dapat ditangani oleh petugas farmasi

dengan cepat.

Page 47: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

33

2. Kontinuitas ketersediaan obat dimana semua obat yang diresepkan ke pasien

akan selalu tersedia di Instalasi Farmasi. Jika ada obat yang tidak tersedia,

pelayanan kepada pasien enjadi terhambat karena harus mencari obat

pengganti.

3. Peralatan dan fasilitas yang tersedia menunjang untuk mengerjakan resep

sehingga memakan waktu yang cepat dalam pelayanan resep.

Menurut Giddings, Gray & Hannon (2005) dalam Ayuningtyas (2011) dalam

penelitian yang dilakukan di Lerdsin Hospital Thailand menyebutkan bahwa

volume atau jumlah resep yang meningkat terutama pada jam sibuk atau peak hour

menyebabkan adanya peningkatan waktu tunggu.

Menurut Chou Y,et al (2010) fakta yang paling mempengaruhi kemacetan

pada proses dispensing yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan disebabkan:

Idle Slack Time, bermalas-malasan atau kegiatan mengulur-ulur waktu yang terbagi

menjadi dua bagian:

a. Unit of dispensing, jika resep pertama dalam periode sudah diproses, dan

tidak dilanjutkan ke step berikutnya karena harus menunggu resep kedua

dan ketiga diproses terlebih dahulu untuk diproses ke tahap berikutnya.

Sehingga resep pertama mengalami masa tunggu dua kali lebih lama

dibanding dengan resep lainnya.

b. Number Of Drugs Per Prescription, jumlah item obat yang banyak dalam

resep obat dapat mempengaruhi proses pelayanan resep disbanding

dengan item obat yang sedikit.

Page 48: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

34

2.10 Kerangka Teori

Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui gambaran waktu unggu

pelayan resep pasien di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Karya Bhakti Pratiwi

Bogor tahun 2016. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan sistem yang

merupakan sebuah penerapan dari cara berpikir yang sistematis dan logis dalam

membahas dan mencari pemecahan masalah dari suatu masalah atau keadaan yang

dihadapi. Unsur sistem secara sederhana dapat dibagi menjadi enam bagian yaitu

input, proses, output, dampak, feedback (umpan balik) dan lingkungan yang saling

berhubungan dan saling tergantung yang beroperasi sebagai satu keseluruhan

dalam pencapaian tujuan (Azwar, 2003).

Pada penelitian ini unsur sistem yang digunakan hanya tiga yaitu input,

proses dan output. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Septini

(2011) tentang gambaran waktu tunggu pelayanan resep pasien askes di Yanmasum

Farmasi Rawat Jalan RSPAD Gatot Soebroto Tahun 2011 dilihat menggunakan

pendekatan sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Untuk input diambil

dari (Azwar, 2003) yang menyebutkan bahwa unsur manajemen terdapat input

yang terdiri dari tenaga, dana, sarana-prasarana dan metode.

Untuk proses, diambil dari Keputusan Menteri Kesehatan Repubilk Indonesia

No 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang standar pelayanan kefarmasian di Apotek.

Pelayanan Resep adalah suatu pelayanan terhadap permintaan tertulis dari dokter,

dokter gigi atau dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundangan-

undangan yang berlaku mulai dari penomoran, verifikasi, penulisan etiket,

peracikan, pengemasan, pengecekan, sampai dengan penyerahan obat. Berikut

adalah bagan dari kerangka teori tersebut:

Page 49: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

35

Bagan 2. 1 Kerangka Teori

Sumber: Azwar, (2003), Septini, (2011), Kepmenkes Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004

1. Penomoran Resep

2. Penulisan Etiket

3. Verifikasi Resep

4. Peracikan Resep

5. Pengemasan Resep

6. Pengecekan

7. Serah

INPUT PROSES

1. Tenaga

2. Dana

3. Saranan-Prasarana

4. Metode

Waktu Pelayanan Resep

OUTPUT

Page 50: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

36

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang telah disebutkan diatas, variabel-variabel yang

diambil merupakan variabel yang dianggap penting, sesuai dan dapat dilakukan dalam

proses penlitian ini. Variabel-variabel yang akan diteliti merupakan variabel yang

berasal dari input, proses dan akhirnya menyebabkan output. Hal ini dikarenakan

penelitian ini menggunakan pendekatan sistem.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu menggambarkan pelayanan resep

pasien di instalasi rawat jalan rumah sakit Karya Bhakti Pratiwi tahun 2016. Maka

penjabarannya akan dilakukan dengan menggunakan teori pendekatan sistem dari

Azwar (2003). Waktu pelayanan resep merupakan sebuah output dari proses pelayanan

resep, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Septini (2011).

Untuk input diambil dari (Azwar, 2003) yang menyebutkan bahwa unsur

manajemen terdapat input yang terdiri dari tenaga, sumber dana, sarana-prasarana dan

metode. Pada penelitian ini unsur input yang digunakan yaitu terdiri dari SDM,

prosedur, sarana dan prasarana. Selain itu untuk unsur proses mengikuti proses

pelayanan resep yang ada di RS Karya Bhakti Pratiwi yang mengacu pada Kepmenkes

Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 yaitu terdiri dari penerimaan/harga resep,

pengambilan obat, peracikan obat, penulisan etiket, dan penyerahan resep. Dari

penjelasan diatas, maka didapatkan kerangka konsep yang tergambar dalam bagan

dibawah ini:

Page 51: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

37

Bagan 3. 1

Kerangka Konsep Gambaran sistem pelayanan resep pasienDi Instalasi Farmasi Unit Rawat Jalan RS Karya Bhakti

Pratiwi Bogor Tahun 2016

PROSES INPUT

Sumber Daya Manusia

(SDM)

Sarana dan Prasarana

Prosedur

1. Penerimaan/Harga Resep

2. Pengambilan Obat

3. Peracikan Obat

4. Penulisan Etiket

5. Penyerahan Resep

OUTPUT

Waktu Tunggu

Pelayanan Resep Pasien

Di Instalasi Farmasi

Unit Rawat Jalan RS

Karya Bhakti Pratiwi

Bogor Tahun 2016

Page 52: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

38

3.2 Definisi Istilah

Tabel 3. 1 Definisi Istilah

No Istilah Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Informan Hasil Ukur

Kunci Pendukung

1 Sumber Daya

Manusia

Orang yang

terlibat langsung

dalam pelayanan

Resep Pasien di

Instalasi farmasi

Unit Rawat Jalan

RS Karya Bhakti

Pratiwi Bogor.

Wawancara

mendalam,

observasi dan

telaah

dokumen

Pedoman

wawancara ,

pedoman

observasidan

alat perekam

Kepala

instalasi

farmasi

Kepala Depo

Farmasi

Rawat Jalan

dan Asisten

Apoteker di

depo farmasi

rawat jalan

1. Jumlah tenaga

2. Pelatihan yang

diikuti SDM

3. Pengetahuan

dan

keterampilan

4. Masalah yang

dihadapi SDM

yang terlibat

dalam

pelayanan

Resep Pasien

di Instalasi

farmasi Unit

Rawat Jalan

RS Karya

Page 53: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

39

No Istilah Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Informan Hasil Ukur

Kunci Pendukung

Bhakti Pratiwi

2 Prosedur Peraturan tertulis

dan tidak tertulis

yang digunakan

sebagai pedoman

oleh Instalasi

Farmasi Unit

Rawat Jalan

Karya Bhakti

Pratiwi Bogor

dalam pelayanan

Resep Pasien

Wawancara

mendalam,

observasi,

dan telaah

dokumen

Pedoman

wawancara ,

pedoman

observasidan

alat perekam

Kepala

Instalasi

Farmasi

Kepala depo

farmasi rawat

jalan dan

Asisten

Apoteker di

depo farmasi

rawat jalan

1. Ketersediaan

prosedur

pelayanan

Resep Pasien

di Instalasi

farmasi Unit

Rawat Jalan

RS Karya

Bhakti Pratiwi

Bogor

2. Ketersediaan

prosedur waktu

tunggu

pelayanan

Resep Pasien

di Instalasi

farmasi Unit

Rawat Jalan

Page 54: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

40

No Istilah Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Informan Hasil Ukur

Kunci Pendukung

RS Karya

Bhakti Pratiwi

Bogor

3. Pelaksanaan

pelayanan

resep yang

sesuai prosedur

4. Pelaksanaan

pengawasan

dan

evaluasiprosed

ur pelayanan

resep saat ini.

3 Sarana dan

Prasarana

Fasilitas bangunan

/ ruangan, jenis

peralatan, dan

perlengkapan kerja

yang berfungsi

sebagai alat utama

Wawancara

mendalam

dan observasi

Pedoman

wawancara ,

pedoman

observasidan

alat perekam

Kepala depo

farmasi rawat

jalan

Kepala

Instalasi

Farmasi dan

Asisten

Apoteker di

depo farmasi

1. Ketersediaan

sarana RS

dalam

mendukung

pelayanan

resep pasien

Page 55: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

41

No Istilah Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Informan Hasil Ukur

Kunci Pendukung

/ pembantu yang

digunakan untuk

kegiatan dan

penyelenggaraan

pelayanan resep

rawat jalan rawat jalan

2. Pengaruh

sarana dalam

pelayanan

resep pasien

rawat jalan

4 Penerimaan/harga

resep

Kegiatan

yangdimulai dari

menerima resep,

memberi no.resep,

mengecek

kelengkapan

berkas, mengecek

ketersediaan obat

dan pemberian

harga (bila obat

tersedia),

menyatukan resep

dengan rincian

Wawancara

mendalam,

observasi,

dan

perhitungan

statistik

Pedoman

wawancara ,

pedoman alat

perekam,

Stopwatch,

danformulir

pencatatan

waktu tunggu

Asisten

Apoteker

dan Kepala

Depo

Farmasi

Rawat Jalan

Kepala

Instalasi

Farmasi

1. Jumlah SDM

yang

bertanggung

jawab dalam

Penerimaan/har

ga resep

2. Pelaksanaan

proses

Penerimaan/har

ga mulai dari

menerima resep

dari pasien,

memberi

Page 56: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

42

No Istilah Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Informan Hasil Ukur

Kunci Pendukung

harga obat sampai

resep diserahkan

kepada petugas

pengambilan obat.

no.resep,

mengecek

kelengkapan

resep, mengecek

ketersediaan

obat dan

pemberian

harga (bila obat

tersedia),

menyatukan

resep dengan

slip pembayaran

sampai resep

diserahkan

kepada Asisten

Apoteker .

3. Hambatan yang

dialami dalam

Penerimaan/har

Page 57: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

43

No Istilah Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Informan Hasil Ukur

Kunci Pendukung

ga resep

4. Lamanya waktu

dalam menit

5 Pengambilan obat Kegiatan yang

dimulai dari

petugas

mengambil resep

yang telah diberi,

mengambil obat

sesuai kebutuhan

yang tertulis pada

resep di rak obat,

diserahkan kepada

petugas penulisan

etiket.

Wawancara

mendalam,

observasi,

dan

perhitungan

statistik

Pedoman

wawancara ,

pedoman alat

perekam,

Stopwatch,

danformulir

pencatatan

waktu tunggu

Asisten

Apoteker

dan Kepala

Depo

Farmasi

Rawat Jalan

Kepala

Instalasi

Farmasi

1. Jumlah SDM

yang

bertanggung

jawab dalam

pengambilan

resep

2. Pelaksanaan

proses

pengambilan

obat mulai dari

mengambil

resep yang

sudah dihargai,

mengambil obat

sesuai

kebutuhan di

Page 58: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

44

No Istilah Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Informan Hasil Ukur

Kunci Pendukung

rak obat,

mengemas obat

sampai obat

diserahkan

kepada petugas

penulisan etiket.

3. Hambatan yang

dialami dalam

pengambilan

obat

4. Lamanya waktu

dalam menit

6 Peracikan obat Kegiatan yang

dimulai dari

perhitungan obat,

penyiapan obat,

meracik obat, dan

pengemasan obat

sampai obat

Wawancara

mendalam,

observasidan

perhitungan

statistik

Pedoman

wawancara ,

pedoman alat

perekam,

Stopwatch,

danformulir

pencatatan

Asisten

Apoteker

dan Kepala

Depo

Farmasi

Rawat Jalan

Kepala

Instalasi

Farmasi

1. Jumlah SDM

yang

bertanggung

jawab dalam

peracikan obat

2. Pelaksanaan

proses

Page 59: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

45

No Istilah Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Informan Hasil Ukur

Kunci Pendukung

diserahkan kepada

petugas penulisan

etiket.

waktu tunggu peracikan obat

mulai dari

penyiapan

formulir

racikan,

perhitungan,

penyiapan obat,

pemeriksaan

peracikan, dan

pengemasan

obat sampai

obat diserahkan

kepada petugas

etiket

3. Hambatan yang

dialami dalam

peracikan obat

4. Lamanya waktu

dalam menit

Page 60: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

46

No Istilah Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Informan Hasil Ukur

Kunci Pendukung

7 Penulisan Etiket Kegiatan yang

dimulai dari

menulis etiket/klip

plastik obat,

menempelkan

etiket pada wadah

obat, memasukan

semua obat

kedalam plastik

klip sampai obat

diletakan dalam

wadah dan

diberikan kepada

petugas bagian

penyerahan.

Wawancara

mendalam,

observasi,

dan

perhitungan

statistik

Pedoman

wawancara ,

pedoman alat

perekam,

Stopwatch,

danformulir

pencatatan

waktu tunggu

Asisten

Apoteker

dan Kepala

Depo

Farmasi

Rawat Jalan

Kepala

Instalasi

Farmasi

1. Jumlah SDM

yang

bertanggung

jawab dalam

penulisan etiket

2. Pelaksanaan

proses penulisan

etiket mulai dari

menulis

etiket/klip

plastik obat,

menempelkan

etiket pada

wadah obat,

memasukan

semua obat

kedalam plastik

klip sampai obat

diletakan dalam

Page 61: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

47

No Istilah Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Informan Hasil Ukur

Kunci Pendukung

wadah

pengumpulan

obat.

3. Hambatan yang

dialami dalam

penulisan etiket

4. Lamanya waktu

dalam menit

8 Penyerahan resep Kegiatan yang

dimulai dari

mengambil obat

yang sudah siap,

mengecek

kesesuaian obat

dengan resep,

mamanggil pasien,

member

penjelasan

mengenai aturan

Wawancara

mendalam,

observasidan

perhitungan

statistik

Pedoman

wawancara ,

pedoman alat

perekam,

Stopwatch,

danformulir

pencatatan

waktu tunggu

Asisten

Apoteker

dan Kepala

Depo

Farmasi

Rawat Jalan

Kepala

Instalasi

Farmasi

4.9.1. J

umlah SDM

yang

bertanggung

jawab dalam

penyerahan

resep.

4.9.2. P

elaksanaan

proses

penyerahan

Page 62: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

48

No Istilah Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Informan Hasil Ukur

Kunci Pendukung

pakai, sampai

resep diserahkan

ke pasien.

resep mulai dari

mengambil obat

yang sudah siap,

mengecek

kesesuaian obat

dengan resep,

mamanggil

pasien, member

penjelasan

mengenai aturan

pakai, sampai

resep

diserahkan ke

pasien.

4.9.3. H

ambatan yang

dialami dalam

penyerahan obat

4.9.4. L

Page 63: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

49

No Istilah Definisi Istilah Cara Ukur Alat Ukur Informan Hasil Ukur

Kunci Pendukung

amanya waktu

dalam menit

9 Waktu tunggu

pelayanan Resep

Pasien

Jumlah total waktu

pelayanan resep

dimulai dari pasien

menyerahkan resep

ke petugas

penerimaan sampai

dengan pasien

menerima obat,

termasuk waktu

jeda yang ada

dalam proses

penyelenggaraan

pelayanan resep.

Observasi,

dan

perhitungan

statistic

Pedoman alat

perekam,

Stopwatch,

danformulir

pencatatan

waktu tunggu

Asisten

Apoteker

dan Kepala

Depo

Farmasi

Rawat Jalan

Kepala

Instalasi

Farmasi

Total waktu

tunggu

pelayanan resep

dalam menit

Page 64: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

50

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Pendelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan

pendekatankualitatif dan kuantitatif atau mix method. Pendekatan ini dipilih

karenamenurut Sugiyono (2011), pendekatan kuantitatif dan kualitatif jika digunakan

secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian akan memperoleh data yang

lebih komprehensif, valid, reliabel dan objektif. Serta dapat menggali dan memahami

makna yang berasal dari individu dan kelompok terkait masalah sosial ataupun

individu

Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif untuk memperoleh data waktu

tunggu pelayanan resep pasien dari hasil pengamatan dan perhitungan dengan

menggunakan formulir pencetatan waktu pelayanan resep. Kemudian metode kualitatif

untuk memperoleh informasi yang lebih dalam mengenai hal yang terkait dengan

waktu tunggu pelayanan resep pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi Unit Rawat Jalan

RS Karya Bhakti Pratiwi dengan melakukan pengamatan, telaah dokumen dan

wawancara mendalam dengan Kepala Instalasi Farmasi, Kepala Depo Farmasi Rawat

Jalan dan asisten apoteker yang terlibat dengan pelayanan resep pasien di Instalasi

Farmasi Unit Rawat Jalan.

Page 65: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

51

4.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi Unit Rawat JalanRS Karya Bhakti

Pratiwi Bogor yang terletak di Jl. Raya Dramaga KM.7, Bogor, Jawa Barat. Penelitian

dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2016.

4.3 Informan Penelitian

Informan pada penelitian ini berjumlah 10 orang yang terdiri dari kepala instalasi

farmasi, kepala depo farmasi rawat jalan, dan 8 orang asisten apoteker. Metode

pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pemilihan sampel yang

ditentukan oleh peneliti berdasarkan pengetahuan yang dimiliki terkait judul penelitian

atau berdasarkan situasi masalah yang sedang difokuskan untuk diteliti (Lapau, 2013).

Oleh karena itu, informan yang dipilih memiliki karakteristik sebagai berikut :

1 Terlibat dalam proses pelayanan resep pasien di instalasi rawat jalan RS Karya

Bhakti Pratiwi

2 Memiliki pengetahuan terkait alur pelayanan resep pasien di instalasi rawat jalan

RS Karya Bhakti Pratiwi.

Informasi yang terkait dengan waktu tunggu pelayanan Resep Pasien di instalasi

farmasi rawat jalan RS Karya Bhakti Pratiwi Bogor di peroleh melalui beberapa

informan yaitu, sebagai berikut:

1. Kepala Instalasi Farmasi RS Karya Bhakti Pratiwi

2. Kepala depo farmasi rawat jalan RS Karya Bhakti Pratiwi

3. Asisten apoteker RS Karya Bhakti Pratiwi

Page 66: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

52

Tabel 4.1 Karakteristik Informan Penelitian

Jenis Kelamin Jabatan Pendidikan Masa Kerja

Perempuan Kepala Instalasi

Farmasi

Apoteker 2 Tahun

Perempuan Kepala Depo Farmasi

Rawat Jalan

Apoteker 1 Tahun

Perempuan Pelaksana (AA) SMF 3 Tahun

Perempuan Pelaksana (AA) SMF 3 Tahun

Perempuan Pelaksana (AA) SMF 3 Tahun

Perempuan Pelaksana (AA) SMF 2 Tahun

Perempuan Pelaksana (AA) D3 Farmasi 2 Tahun

Perempuan Pelaksana (AA) D3 Farmasi 2 Tahun

Perempuan Pelaksana (AA) D3 Farmasi 1 Tahun

Perempuan Pelaksana (AA) SMF 2 Tahun

Perempuan Kepala Bidang Medik Dokter 2 Tahun

4.4 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua Resep Pasien rawat jalan yang masuk dan

diterima di instalasi farmasi rawat jalan RS Karya Bhakti Pratiwi.

b. Sampel

Sampel penelitian diambil dengan menggunakan rumus dasar perhitungan

sampel estimasi proporsi (Levy & Lemesshow, 1999) yaitu sebagai berikut:

n = Z21-a/2 p(1-p)

d2

keterangan :

Page 67: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

53

n = Jumlah sampel minimal

Z1-a/2= Derajat kemaknaan

P = Proporsi Resep

D = Tingkat presisi/ devisiasi

Dengan tingkat kepercayaan yang diinginkan 95% ; Z1-a/2 = 1,960

P= 0,5 ; d= 0,1, maka diperoleh besar sampel minimal,

n = 1,9602 x 0,5(1-0,5)

d2

= 96,04 resep

Dari rumus tersebut, diperoleh jumlah sampel minimal sebanyak 96 resep.

Jumlah resep dilebihkan 10% untuk menjaga kesalahan yaitu menjadi 106 resep. Dari

jumlah diatas, akan dibagi sebesar 70% (74) sebagai sempel non racican dan 30% (32)

sebagai sampel racikan.

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik qouta sampling. Sugiyono

(2004) mengatakan pengambilan sampel inihanya berdasarkan pertimbangan peneliti

saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Teknik ini

menentukan sampel yang bersedia sebagai responden dari kriteria populasi yang sudah

ditentukan sampai jumlah batas minimal yang sudah ditentukan yaitu 106 orang.

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili

dalam sampel penelitian yang mempunyai syarat menjadi sampel (Hidayat, 2007).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah

a. Resep pasien rawat jalan RS Karya Bhakti Pratiwi Bogor

Page 68: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

54

b. Resep obat racikan dan non racikan yang dilayani instalasi farmasi rawat

jalan RS Karya Bhakti Pratiwi Bogor

c. Resep jaminan dan non jaminan yang dilayani instalasi farmasi rawat jalan

RS Karya Bhakti Pratiwi Bogor

Kriteria ekslusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian (Hidayat,

2007).

Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah

a. Resep karyawan RS Karya Bhakti Pratiwi Bogor

b. Obat hasil resep yang tidak diambil langsung oleh pasien

4.5 Instrumen Pengumpulan Data

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan peneliti untuk pengumpulan

pengumpulan data kualitatif dengan melakukan wawancara secara langsung kepada

informan, melakukan observasi pada kegiatan pelayanan resep pasien dan telaah

dokumen. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah pedoman wawancara,

pedoman telaah dokumen, lembar observasi, alat tulis, dan alat perekam agar dapat

memperkuat akurasi data.Sedangkan untuk pengumpulan data kuantitatif berupa

formulir pencatatan waktu tunggu, stopwatch dan alat tulis.

4.6 Sumber Data

Adapun sumber data yang peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan yaitu :

1. Data Penelitian kualitatif

Page 69: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

55

a. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa informan di

instalasi farmasi unit rawat jalan RS Karya Bhakti Pratiwi dengan menggunakan

pedoman wawancara mendalam, melakukan observasi langsung terhadap kegiatan

pelayanan resep yang adadengan menggunakan pedoman observasi (check list).

Selain itu, data primer juga didapat melalui telaah dokumen dengan menggunakan

pedomanan telaah dokumen yang berhubungan dengan kegiatan pelayanan Resep

Pasien di instalasi farmasi rawat jalan RS Karya Bhakti Pratiwi 2016.

b. Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini peroleh dari dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan proses pelayanan Resep Pasien di instalasi farmasi rawat jalan RS

Karya Bhakti Pratiwi tahun 2016.

2. Data penelitian kuantitatif

Dikumpullkan melalui pengamatan langsung dan pencatatan waktu tunggu

pelayanan resep pasien rawat jalan dalam formulir pencatatan waktu tunggu

(terlampir).

4.7 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara

diantaranya:

1. Pengumpulan Data Kuantitatif

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data kuantitatif berupa formulir

pencatatan waktu tunggu, Stopwatchdan alat tulis. Pengamatan dilakukan dengan

Page 70: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

56

pengamatan langsung resep pasien rawat jalan baik racikan dan non racikan yang

masuk setiap hari senin sampai dengan sabtu. Kemudian dihitung waktu

pelayanan resep dengan menggunakan stopwatch pada tiap titik yang membagi

proses pelayanan menjadi komponen tindakan dan komponen delay dari alur

resep di instalasi farmasi rawat jalan RS Karya Bhakti Pratiwi. Hasil pengukuran

waktu tunggu akan dicatat ke dalam formulir pencatatan waktu tunggu. Peneliti

memulai perhitungan waktu tunggu dengan duduk di ruangan resep dan terus

mengikuti proses resep dari pesien menyerahkan resep sampai obat siap

diberikan.

2. Pengumpulan Data Kualitatif

a. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam adalah salah satu metode yang digunakan dalam

penelitian ini, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara

lisan dari informan, atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang

tersebut (face to face). Wawancara mendalam peneliti lakukan kepada pihak

instalasi farmasi rawat jalan RS Karya Bhakti Pratiwi yang berkaitan dengan

objek penelitian yang menggunakan pedoman wawancara.

b. Observasi

Dilakukan untuk mengetahui gambaran sistem pelayanan resep pasien di

instalasi farmasi rawat jalan RS Karya Bhakti Pratiwi. Observasi terhadap

input yaitu (SDM, prosedur, sarana dan prasarana), proses (penerimaan/harga

resep, pengambilan obat, peracikan obat, penulisan etiket, penyerahan resep)

hingga waktu tunggu pelayanan resep.

Page 71: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

57

c. Telaah Dokumen

Telaah dokumen merupakan suatu cara melakukan penyelidikan, kajian,

pemeriksaan terkait suatu hal melalui dokumen-dokumen yang mengatur

sebuah kegiatan (KBBI, 2014). Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan

dokumen pedoman atau prosedur serta kebijakan terkait pelayanan di instalasi

farmasi RS Karya Bhakti Pratiwi.

4.8 Pengolahan Data

4.8.1 Pengolahan Data Kuantiatif

Pengolahan data kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan SPSS Versi 16.00

dengan tahap berikut :

1. Pemeriksaan data (Editing)

Melakukan pemeriksaan kelengkapan data dari formulir pencatatan waktu

pelayanan resep yang telah dikumpulkan.Setiap resep yang dijadikan sampel

diberi nomor, hari dan tanggal. Penyuntingan data dilakukan oleh peneliti di

lokasi penelitian sebelum peneliti meninggalkan lapangan. Penyuntingan ini

dilakukan untuk menghindari adanya data yang hilang atau kurang.

2. Pemberian kode (Coding)

Pemberian kode dilakukan pada saat membuat lembar pencatatan waktu

pelayanan resep untuk masing-masing titik proses sesuai dengan tujuan

pengumpulan data, agar mempermudah dalam melakukan pengolahan data.

3. Pemasukan data ( Data entry)

Setelah data yang dikumpulkan sudah benar, maka dapat dilakukan proses

Page 72: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

58

pemasukan data. Data dari yang didapat dengan formulir pencatatan waktu

pelayanan resep dipindahkan kedalam program komputer setiap hari dan

kemudian setelah semua data terkumpul maka akan dilakukan analisis.

4. Pembersihan data ( Data cleaning)

Untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan pada data baik dalam

pengkodean maupun membaca kode, dan melengkapi data yang tidak lengkap.

pembersihan data sebaiknya dilakukan sebelum melakukan analisis data.

4.8.2 Pengolahan Data Kualitatif

Pengolahan data kualitatif dalam penelitian ini, dimulai dengan melakukan

wawancara mendalam dengan informan, kemudian membuat transkip hasil wawancara

dengan cara memutar kembali rekaman hasil wawancara, mendengar dengan seksama,

kemudian menuliskan dengan kata-kata yang didengar sesuai dengan rekaman

tersebut. Setelah peneliti menulis hasil wawancara tersebut kedalam transkip,

selanjutnya peneliti harus membca dengan cermat untuk kemudian dipilih mana yang

penting untuk dibuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh peneliti sendri

maupun orang lain.

Data yang telah dikumpulkan sebelumnya kemudian diolah dengan tiga tahap

yaitu reduksi data, penyajian data, dan menyimpulkan/verifikasi (Miles, Huberman, &

Saldana, 2014). Ada pun penjabarannya sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data pada penelitian ini yaitu proses pemilihan dan pemusatan perhatian

pada penyederhanaan data mentah yang didapatkan di lapangan oleh peneliti.

Page 73: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

59

Data mentah yang didapatkan dari hasil wawancara, observasi maupun telaah

dokumen akan pilih dan digolongkan sesuai kerangka konsep yaitu menjadi hasil

untuk output, proses, dan input. Data yang tidak berhubungan dengan pelayan

resep pasien rawat jalan maka dibuang dan dipisahkan, sementara data-data yang

penting kemudian diolah dan dianalisis lebih lanjut.

2. Penyajian Data

Data yang sudah di reduksi sesuai kerangka konsep penelitian, selanjutnya akan

dijadikan uraian singkat dan disajikan kedalam sebuah matriks. Matriks akan

dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian. Data yang dapat menjawab

pertanyaan penelitian akan diuraikan dalam bentuk uaraian singkat berdasarkan

metode pengumpulan data baik itu informan kunci, informan pendukung, hasil

observasi maupun hasil telaah dokumen.

3. Menarikan Kesimpulan/Verifikasi

Pada tahapan ini peneliti akan menarik kesimpulan dari matriks yang telah

dibuat. Kesimpulan akan dibuat dengan cara meninjau kembali gagasan yang

sudah didapat dengan pemikiran ulang serta tinjauan ulang pada catatan di

lapangan. Gagasan kemudian ditinjau ulang dan dinarasikan, sebelum akhirnya

masuk ke dalam tahap analisis data. Pada tahap ini data yang dikumpulkan

peneliti telah lebih rapi dan terkategori.

4.9 Teknik Analisis Data

4.9.1 Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini adalah analisis univariat. Analisis

univariat yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran

Page 74: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

60

distribusi frekuensi dan presentase dari waktu setiap titik proses pelayanan resep

pasien.

4.9.2 Analisis Data Kualiatif

Data kualiatif dianalisis dengan model content analysis, digunakan untuk memberikan

uraian yang sistematis dengan menggambarkan dan menganalisis waktu tunggu

pelayanan resep pasien yang dilihat dengan menggunakan pendekatan sistem ( input,

proses dan output) sehingga menghasilkan kesimpulan yang valid.

4.10 Keabsahan Data

Dalam pemeriksaan keabsahan data yang diperoleh, peneliti menggunakan teknik

triangulasi dengan cara melihat reliabilitas dan validasi data yang diperoleh. Teknik

triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu

yang lain di luar data yang diperoleh untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data. Teknik triangulasi yang digunakan yaitu (Bungin, 2012) :

4.10.1 Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara melakukan wawancara yang sama

dengan informan yang berbeda. Pengambilan data penelitian dilakukan secara terus-

menerus baik wawancara maupun observasi. Pengamatan dilakukan dua kali untuk

memvalidasi hasil observasi, selain untuk menemukan hal-hal yang konsisten, juga

dilakukan sebagi upaya untuk memenuhi kriteria reliabilitas data (triangulasi data).

Dalam hal ini triangulasi sumber dengan melakukan pemeriksaan terhadap beberapa

hasil wawancara dengan informan yang berbeda yaitu kepala instalasi farmasi, kepala

depo farmasi rawat jalan dan asisten apoteker RS Karya Bhakti Pratiwi terkait topik

Page 75: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

61

penelitian yang diangkat yaitu waktu tunggu pelayanan resep pasien. Pemeriksaan

dilakukan dengan mencocokkan antara informasi yang didapat dari satu informan

kepada informan lainnya.

4.10.2 Triangulasi Metode

Pada penelitian ini, metode yang digunakan selain wawancara mendalam, juga

dilakukan dengan metode observasi dan telaah dokumen. Observasi dan telah

dokumen dilakukan unduk mendukung hasil wawancara yang dibandingkan dengan

struktur organisasi, uraian tugas dan prosedur.

Dengan dilakukannya triangulasi data pada penelitian ini diharapkan peneliti

dapat melakukan analisis secara tepat, akurat dan terpecaya. Adapun tabel triangulasi

data pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini,

Tabel 4.2 Triangulasi Data

Variabel

Penelitian

Triangulasi Data

Triangulasi Sumber Triangulasi Metode

Kepala

Instalasi

Farmasi

Kepala Depo

Farmasi

Rawat Jalan

Asisten

Apoteker

Wa

wan

cara

Observ

asi

Telaah

dokumen

SDM √ √ √ √ √ √

Prosedur √ √ √ √ - √

Sarana

&Prasarana

√ √ √ √ √ -

Penerimaan Resep √ √ √ √ √ -

Pengambilan Obat √ √ √ √ √ -

Peracikan Obat √ √ √ √ √ -

Penulisan Etiket √ √ √ √ √ -

Penyerahan Obat √ √ √ √ √ -

Waktu Tunggu √ √ √ √ √ -

Page 76: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

62

Pelayanan Resep

Page 77: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

63

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi Bogor

5.1.1.Sejarah Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi Bogor

Berdirinya RS Karya Bhakti Pratiwi diprakarsai oleh dr. Mismasdi Mihadi,

Sp.OG dan dr. Subagyo Partodiharjo. Sebagai langkah awal untuk terwujudnya rumah

sakit tersebut, dr. Mismasdi Mihadi, Sp.OG dan dr. Subagyo Partodiharjo membentuk

sebuah perusahaan bernama PT. Karya Bhakti Pratiwi yang beralamat di Jakarta

berdasarkan Akta Notaris Nomor 06 tanggal 30 April 2010 yang dibuat dihadapan

Savitri Irma Mulia, SH, Notaris di Bekasi yang telah mendapatkan persetujuan dari

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan

Nomor AHU-24840.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 17 Mei 2010.

Dimulai dengan membeli sebidang tanah seluas 4.715 M2 (Sertifikat Guna

Bangunan Desa Dramaga Hak Guna Bangunan No.339) di Jl. Raya Dramaga KM 7

Desa Dramaga Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, pada tanggal 03 Desember

2010, dr. Mismasdi Mihadi, Sp.OG mengajukan permohonan ijin peruntukan

penggunaan tanah kepada Bupati Bogor. Permohonan tersebut mendapat respon yang

sangat baik dari Bupati Bogor sehingga terbitlah Keputusan Bupati Nomor :

591.2/002/01092/BPT/2010 tertanggal 31 Desember 2010.

Dengan didasari Keputusan Bupati tersebut, segera dilakukan pembuatan studi

kelayakan, dokumen UKL/UPL, dan Detail Engineering Design (DED). Semua proses

tersebut berhasil dilewati dengan diterbitkannya Surat Keputusan Bupati Bogor

Page 78: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

64

Nomor: 445/154/Kpts/Per-UU/1012 tanggal2 Maret 2012 tentang Pemberian Izin

Mendirikan Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi di Desa Dramaga Kecamatan

Dramaga, Kabupaten Bogor.

Bermodal awal dari dr Mismasdi Mihadi, Sp.OG dan dr Subagyo Partodiharjo,

pada tanggal 21 Maret 2012 mulai dilakukan peletakan batu pertama pembangunan

RSKBP. Kemudian Yayasan Karya Bhakti membuat kesepakatan untuk menyertakan

modalnya dalam pembangunan RS Karya Bhakti Pratiwi melalui kepemilikan saham

di PT. Karya Bhakti Pratiwi. Untuk lebih memperkuat permodalan, PT. Karya Bhakti

Pratiwi mendapatkan pinjaman dari BRI.

dr. Mismasdi Mihadi, Sp.OG mulai membentuk Tim untuk mengawasi

pembangunan RS dan Tim untuk melengkapi sarana prasarana RS. Hingga akhirnya

pada tanggal 15 Januari 2014, terbitlah Keputusan Bupati Bogor Nomor:

445/65/Kpts/Per-UU/2014 tentang Pemberian Izin Operasional Sementara Rumah

Sakit Karya Bhakti Pratiwi Atas Nama PT. Karya Bhakti Pratiwi di Desa Dramaga

Kecamatan Dramaga yang menandai awal beroperasionalnya RS Karya Bhakti

Pratiwi. Dengan terbitnya izin operasional tersebut, secara bertahap RS Karya Bhakti

Pratiwi membuka pelayanan yaitu Pelayanan Rawat Jalan, Penunjang, IGD,

selanjutnya Pelayanan Rawat Inap dengan kapasitas 72 tempat tidur.

Pada bulan April 2014 dibuka Pelayanan Kamar Operasi dan Kamar Bersalin,

ICU dan HCU.Dalam perkembangannya selama satu tahun RS.Karya Bhakti Pratiwi

berupaya meningkatkan fasilitas dan pelayanan. Pada tanggal 12 Januari 2015 RS.

Karya Bhakti Pratiwi mendapatkan Sertifikat Penetapan Kelas RS dari Pemerintah

Kabupaten Bogor dimana RS. Karya Bhakti Pratiwi ditetapkan sebagai RS Kelas C

Page 79: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

65

serta Izin Operasional RS selama 5 (lima) tahun berdasarkan Keputusan Bupati Bogor

Nomor 445/50/Kpts/Per-UU/2015.

5.1.2.Tujuan, Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi Bogor

1. Tujuan

a. Turut serta dan berperan aktif dalam pembangunan kesehatan khususnya di

wilayah Kabupaten Bogor dan sekitarnya

b. Memberikan jasa pelayanan kesehatan didasarkan kepada nilai kemanusiaan,

etika, profesional dan keselamatan pasien serta mempunyai fungsi sosial

2. Visi

Menjadi Rumah Sakit dengan mengedepankan mutu, profesionalisme dan

kepuasan pengguna jasa.

3. Misi

a. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan profesional.

b. Memberikan pelayanan yang cepat, tepat dengan mengedepankan keselamatan

pasien (patient safety).

c. Menyediakan fasilitas, peralatan dan sarana prasarana penunjang yang mutakhir.

d. Mewujudkan rumah sakit yang memberikan kepuasan bagi para pengguna jasa.

4. Motto

“ Melayani dengan kasih sayang ”

5.1.3 Produk dan Layanan

Untuk memberikan pelayanan yang unggulan kepada masyarakat Rumah Sakit

Karya Bhakti Pratiwi Bogormemiliki beberapa produk dan layanan, diantaranya:

a. Fasilitas Poliklinik Spesialis

Page 80: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

66

Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan

observasi diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa

mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Poliklinik Rumah Sakit Karya Bhakti

Pratiwi di buka 6 hari dalam seminggu (Senin s/d Sabtu) yang ditangani oleh dokter

spesialis yang handal dengan dibantu oleh tenaga perawat profesional dan terlatih di

bidangnya.

Poliklinik Rawat jalan terletak di lantai 1. Poliklinik Rumah Sakit Karya Bhakti

Pratiwi memiliki Dokter Spesialis, antara lain:Spesialis Bedah Umum, Spesialis

Kebidanan dan Kandungan, Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Anak, Spesialis

Bedah Saraf, Spesialis Bedah Orthopedi, Spesialis Bedah Urologi, Spesialis Kulit dan

Kelamin, Spesialis Saraf, Spesialis THT, Spesialis Rehabilitasi Medik, Spesialis Paru,

Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Sub Spesialis Alergi dan Immunologi,

Spesialis Kesehatan Jiwa, Spesialis Gigi Konservasi, Spesialis Bedah Mulut.

b. Fasilitas Perawatan

Terdiri dari kelas Kamar Perawatan VVIP, Kamar Perawatan VIP, Kelas I,

Kelas II, Kelas III, kamar tindakan (OK, VK), Kamar Perawatan Utama dan

Perinatologi.

c. Fasilitas Penunjang

Terdiri dari fasilitas Hemodialisa, Laparascopy, Endoscopy-Colonoscopy,

Medical Check Up, Klinik Kecantikan, Rehabilitas Medis, Radiolodi, Laboratorium

dan USG 4 Dimensi

d. Ruang Tindakan

Ruang Opersasi dan Ruang Persalinan.

Page 81: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

67

5.2 Gambaran Input Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan RS Karya Bhakti

Pratiwi

Input dari pelayanan resep terdiri dari sumber daya manusia, prosedur, sarana

dan prasarana.

5.2.1 Sumber Daya Manusia (SDM) Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan

Sumber daya manusia merupakan salah satu input terpenting dalam suatu

manajemen. Semua SDM ini merupakan salah satu faktor input yang berhubungan

langsung dengan pelayanan resep pasien di instalasi farmasi rawat jalan. Input SDM

bisa dilihat dari segi kuantias dan kualitas. Dari segi kuantitas ditemukan dari hasil

telaah dokumen dan wawancara bahwa sumber daya manusia di instalasi rawat jalan

RS Karya Bhakti Pratiwi yang berkaitan dengan pelayanan resep rawat ada12 orang,

terdiri dari 1 orang apoteker sebagai penanggung jawab depo farmasi rawat jalan, 11

Asisten apoteker dimana 3 diantaranya merupakan asisten apoteker baru yang masih

dalam masa orientasi. Adapun riciannya sebagai berikut:

Tabel 5.1 Sumber Daya Manusia di Instalasi Rawat Jalan RS Karya Bhakti

Pratiwi

Jenis Kelamin Jabatan Pendidikan Masa Kerja

Perempuan Kepala Depo Farmasi

Rawat Jalan Apoteker 1 Tahun

Perempuan Pelaksana (AA) SMF 3 Tahun

Perempuan Pelaksana (AA) SMF 3 Tahun

Perempuan Pelaksana (AA) SMF 3 Tahun

Perempuan Pelaksana (AA) SMF 2 Tahun

Perempuan Pelaksana (AA) D3 Farmasi 2 Tahun

Perempuan Pelaksana (AA) D3 Farmasi 2 Tahun

Page 82: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

68

Jenis Kelamin Jabatan Pendidikan Masa Kerja

Perempuan Pelaksana (AA) D3 Farmasi 1 Tahun

Perempuan Pelaksana (AA) SMF 2 Tahun

Perempuan Pelaksana (AA) D3 Farmasi 1 Bulan

Perempuan Pelaksana (AA) D3 Farmasi 1 Bulan

Perempuan Pelaksana (AA) D3 Farmasi 1 Bulan

(Sumber: Telaah Dokumen dan wawancara peneliti)

Untuk setiap pelayanannya, manajemen rumah sakit menempatkan satu kepala

depo farmasi rawat jalan sebagai penanggung jawab pelayanan untuk menjamin

kesinambungan pelayanan termasuk untuk pelayanan resep pasien. Kepala depo

farmasi rawat jalan adalah seorang apoteker yang mengkoordinasikan kegiatan

pelayanan resep sesuai prosedur yang ada.

Petugas-petugas (Asisten Apoteker) di instalasi farmasi RS Karya Bhakti

Pratiwi dalam melaksanakan pekerjaannya dibagi menjadi 2 shift, kecuali penanggung

jawab depo farmasi rawat jalan yang hanya bertugas di pagi hari sesuai jam kerja di

RS Karya Bhakti Pratiwi yaitu 07.30-14.15 WIB. Shift pagi yaitu di mulai pukul 07.30

WIB sampai pukul 14.15 WIB, shift siang mulai pukul 14.15 sampai pukul 21.00 dan

jikaover time sampai pukul 23.00 WIB. Untuk shift pagi yang bertugas ada 8 orang

ditambah 2 petugas oncallpada hari Senin - Kamis, dan dibantu oleh 3 asisten apoteker

baru yang masih masa orientasi. Sedangkan untuk shift siang hanya ada 3 orang

ditambah 1 orang yang lembur.

Untuk menentukan jumlah tenaga yang dibutuhkan RS Karya Bhakti Pratiwi

memiliki perhitungan sendiri dengan melihat jumlah resep dan waktu kerja karyawan.

Rata-rata jumlah resep dari jam 07.30- 14.00 adalah 169 lembar dan dari jam 14.00-

Page 83: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

69

21.00 adalah 135. Perbandingan resep obat jadi dan obat racikan adalah 70% : 30%,

untuk standar waktu obat jadi ≤ 30 menit dan obat racikan ≤ 60 menit, dan jam kerja

karyawan 6,5 jam (390 menit) baik shift pagi ataupun shift siang. Adapun

perhitungannya sebagai berikut:

Shift Pagi = (169 x 70% x 30 menit) + (169 x 30% x 60 menit)

= 3.549 + 3.042

= 6.591 /390

=16 orang

Shift Siang = (135 x 70% x 30 menit) + (135 x 30% x 60 menit)

= 2.835 + 2.430

= 5.265 /390

=13 orang

Saat observasi yang peneliti lakukan petugas tidak memiliki waktu istirahat

(ISHOMA), sehingga harus bergantian antara petugas satu dengan yang lainnya untuk

melakukan pelayanan dan istirahat. Di depo farmasi rawat jalan ada pembagiantugas

yang telah ditentukan oleh kepala depo farmasi rawat jalan dan disetujui secara

bersama-sama sebelum jam kerja dimulai. Pembagian tugas antar petugas ini mulai

dari bagian penerimaan/harga hingga bagian penyerahan obat. Berdasarkan hasil

wawancara dengan kepala depo farmasi rawat jalan pembagian tugas setiap harinya di

rolling, hal ini berguna agar setiap petugas semua meresakan dan belajar disemua

bagian. Pembagian tugas tersebut tertulis jelas dipapan tulis dan dapat dibaca oleh

semua petugas depo farmasi rawat jalan.

Page 84: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

70

Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 informan, semuanya mengatakan bahwa

SDM yang ada di instalasi farmasi rawat jalan saat ini belum cukup karena masih

adanya sistem on call dan sistem lembur, terutama untuk hari-hari dimana terjadinya

puncak kesibukan.

“Belum mencukupi, soalnyakan masih tetap ada on call kan, sehari kita masih

ada dua orang yang on call, untuk hari senin, selasa, rabu dan kamis. Jadi

berarti kitakan masih kurang orang.” (RJ-4)

“Kalau SDMnya cukup kemungkinan sih tidak akan lama” (RJ-1)

“Kalau dari SDM kan waktu itu udah ada penambahan 3 orang, kemaren sih

masih kurang dan ada oncall, orang barukan baru lulus jadi harus beradaptasi

dulu, masih belum cukup, jadi kita masih oncall” (RJ-2)

“Masih kurang, masih lembur dan oncall kalau misalnya cukup tidak akan

oncall lagi” (RJ-10)

“Belum ya mba, masih ada lembur mba, kalau tidak lembur tidak dapat duit

”(RJ-7)

“Masih belum cukup, masih ada lembur dan oncall, kalu udah tidak oncall baru

dirasa cukup”(RJ-6)

Dari hasil observasi, peneliti melihat bahwa dihari Senin, Selasa, Rabu dan

Kamis memerlukan tambahan SDM dari instalasi rawat jalan dan IGD. Berdasarkan

hasil wawancara semua informan mengatakan perlu penambahan SDM disetiap bagian

pelayanan resep dan juga perlu tambahan di bagian penyerahan obat karena masih satu

orang.

“Di semua bagian kalau numpuk pasti kurang”.(RJ-1)

“Palingan nambah di bagian serah, biasanyakan aku yang back up, itu juga

kalau aku tidak sibuk, kalau sibuk ya tidak bisa”.(RJ-2)

“Hampir semuanya mba, di bagian harga, etiket, ambil, racik, serah juga mba

kadang kita masih kurang”. (RJ-3)

Page 85: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

71

“Paling nambah dibagian serah mba, soalnyakan cuma satu, serah tidak bisa

cuma satu orang.”(RJ-4)

“Nambah disetiap bagian mba, serah sih jangan satu kalau bisa, yang lain udah

dua-dua tapi masih kurang juga kalau menurut aku.” (RJ-5)

“Dibagian serah dulu sih mba untuk sekarang” (RJ-7)

Selain dilihat dari segi kuantitas, input SDM di instalasi farmasi rawat jalan juga

dilihat dari segi kualitas. Dari hasil wawancara kepada informan diketahui bahwa

pelatihan yang diikuti asisten apoteker di instalasi farmasi rawat jalan baru sekali

dilakukan, rumah sakit belum mempunyai program pelatihan yang secara berkala

untuk asisten apoteker dan apoteker terkait bidang kefarmasian, seperti pelatihan

pelayanan resep, pelayanan informasi obat dan pelatihan SOP pelayanan resep.

“Baru mau, cuma kemaren ada yang ngadain mba via tapi itu udah bebarapa

bulan yang lalu belum rutin, kan semestinya harus rutin tiap bulan belum

diaktifin lagi. Kegiatannya cuma presentasi aja misalnya tentang TBC, Vaksin

sama unit-unit lain..” (RJ-4)

“Untuk program yang rutin sih belum ada.”.(RJ-3)

“Ada kemaren baru sekali kita presentasi gitu tentang TBC, tapi udah lama itu,

tidak rutin juga mba,.”(RJ-8)

“Tidak ada yang rutin sih mba,ada juga baru sekali,”(RJ-7)

“Belum ada yang rutin sih mba kalau disini, paling kitapersonal aja mba,

pengen emang dari kitanya mau ikut seminar-seminar diluar gitu. Kalau dari

rumah sakitnya sih belum ada yang rutin deh” (RJ-10)

Selain pelatihan SDM, kualitas SDM juga bisa dilihat dari pengetahuan dan

kemampuan petugas instalasi farmasi (Asisten Apoteker) dalam melaksanakan tugas

pelayanan resep obat sudah cukup, namun dengan banyaknya obat, serta obat-obat

baru yang ada, tentunya dirasa perlu untuk menambah pengetahuan tentang obat,

karena hal ini akan berdampak pada waktu pelayanan resep. Hal ini dikarenakan

Page 86: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

72

berdasarkan hasil observasi, perlu waktu untuk bertanya kepada teman sesama asisten

apoteker lainnya atau kepada kepala depo instalasi rawat jalan, atau kepada dokter

yang menulis resep jika petugas (asisten apoteker) tidak dapat membaca resep,

mengetahui dosis dan aturan minumnya. Hal ini juga sering dirasakan oleh petugas

bagian penyerahan resep jika pasien menanyakan fungsi obat yang tertera didalam

resep tersebut, petugas harus melihat buku MIMS, ISO, bahkan mencari di google, hal

ini juga tentunya akan menambah waktu pelayanan resep. Berikut kutipan

wawancaranya,

“masih belum maksimal, kalau semuanya udah expert pasti semuanya cepet,

kalau sekarangkan kadang kita masih susah baca resep dokter jadi harus konfi

rmasi dulu kalautidak nanya ke google atau buku MIMS.”(RJ-9)

“masih kurang, kan disini ada 3 orang yang masih baru jadi belum bisa dilepas

gitu aja, harus diarahin dulu, masih ada yang belum terlalu bisa baca nama obat

di resep, jadi harus didampingi sama yang udah senior, kadang kita yang udah

senior aja masih nanya-nanya misalnya ini obat untuk apa? Kapan

diminumnya? Namanya apa? Baca buku MIMS dulu, cari digoogle dulu kalau

emang tidak ada yang tahu.” (RJ-2)

“kadang ada obat baru kita tidak tau itu penggunaannya berapa kali sehari,

kapan diminumnya, Tanya ketemen-teman juga tidak ada yang tau, jadi buka

buku MIMS dulu deh dari pada ngasih tau kepasien salah ya lebih baik sedikit

lama dikitlah” (RJ-8)

“Masih kurang sepertinya. Masih suka bingung kadang kalau ada obat-obat

yang belum sering didengar atau obat baru, mau tidak mau cari tau dulu di

google atau baca buku MIMS” (RJ-6)

Permasalahan pada input dari segi SDM di instalasi farmasi rawat jalan

Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi baik dari segi kuantitas maupun kualitas yaitu

masih kurangnya jumlah SDM pada hampir semua bagian diantaranya bagian ambil,

etiket, racik dan serah; pelatihan yang diikuti oleh asisten apoteker dan apoteker tidak

dilakukan secara rutin dan belum merata; dan yang terakhir dilihat dari kemampuan

Page 87: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

73

asisten apoteker dalam membaca resep dokter dan pengetahuan tentang obat masih

kurang.

5.2.1 Sarana dan Prasarana Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan

Untuk menunjang para petugas di instalasi farmasi rawat jalan dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, ketersediaan akan sarana dan prasarana

merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan.

Menurut Depkes (2004), sarana atau fasilitas bangunan/ruangan pelayanan

kefarmasian harus menyatu dengan sistem pelayanan rumah sakit. Instalasi farmasi

unit rawat jalan RS Karya Bhakti Pratiwi berada dilantai satu, satu lantai dengan poli

spesialis dan menyatu dengan bagian kasir rawat jalan. Ruang pelayanan resep pasien

rawat jalan RS Karya Bhakti Pratiwi memiliki luas bangunan 4x3,5 m2 dengan jarak

antara peralatan satu dengan yang lainnya hanya berjarak 1 m.

Sarana/ fasilitas bangunan harus memadai dalam hal kualitas dan kuantitas agar

dapat menunjang fungsi dan proses pelayanan kefarmasian, menjamin lingkungan

kerja yang aman untuk petugas, dan memudahkan sistem komunikasi dan mobilitas

Rumah Sakit. Berdasarkan hasil observasi, ruangan di instalasi farmasi rawat jalan

terdiri atas:

a. Ruang Kantor

Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Karya Bhakti Pratiwi belum memiliki

ruang kantor untuk kepala depo rawat jalan sehingga menjadi satu di dalam

ruang penyimpanan obat.

b. Ruang Penerimaan/harga Resep

Page 88: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

74

Ruangan ini berupa loket tanpa kaca yang langsung berhadapan dengan

ruang tunggu pasien pelayanan resep. Ruangan ini dibagi menjadi 3 bagian tanpa

sekat, dibagian kanan untuk kasir rawat jalan, bagian tengah untuk

penerimaan/harga resep dan pemberian harga, dan bagian kiri untuk penyerahan

obat kepasien.

c. Ruang Pengambilan/ penyimpanan obat

Ruangan pengambilan obat di instalasi farmasi rawat jalan RS Karya

Bhakti Pratiwi merupakan tempat menyimpan obat-obatan yang dibutuhkan

untuk mendukung pelayanan resep. Obat-obatan ini di susun berdasarkan abjad,

bentuk dan sediaannya.

d. Ruang Racikan Obat

Ruangan peracikan obat ini merupakan bagian dari ruang pengambilan

obat, karena ruangan ini didalam ruangan pengambilan obat.

e. Ruang Ganti

Ruang ganti ini dipergunakan sebagai tempat istirahat, makan, sholat,

menyimpan tas dan mengganti pakaian para petugas instalasi farmasi rawat jalan.

f. Ruang gudang obat

Ruang gudang merupakan satu ruangan tersendiri dan berada dilantai 5,

ruangan ini dipergunakan untuk menyimpan seluruh persediaan farmasi sebelum

akhirnya didistribusikan kesetiap depo farmasi rawat jalan, rawat inap dan IGD.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada sepuluh informan dan

observasi yang dilakukan, diketahui bahwa ketersediaan sarana untuk menunjang kerja

petugas dalam memberikan pelayanan resep di instalasi farmasi RS Karya Bhakti

Page 89: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

75

Pratiwi masih belum memadai baik dari segi luas ataupun kelengkapan ruangan sesuai

dengan Depkes, 2004. Diketahui bahwa luas ruangan 4x3,5 m2 masih kurang luas

untuk melakukan pelayanan resep, ruangan menjadi lebih sempit dikarenakan belum

adanya ruangan kantor untuk kepala depo farmasi rawat jalan sehingga sebagian meja

etiket digunakan untuk komputer yang digunakan sebagai meja kepala depo farmasi

rawat jalan.

“Semakin nambah tahun dan orangkan semakin butuh banyak, jadi saya rasa sih

masih kurang luas.Ruangan aku juga masih nyatu disini, malahbisa dibilang

tidak ada ruangan, seharusnyakan ada sendiri ruangan buat akunya.”(RJ-2)

“Masih kurang luaslah, karena kapasitas rumah sakitnya masih terbatas juga,

tempat itu kita sesuaikan aja, ruang kantor juga belum ada kan”(RJ-1)

“Masih kurang luas sih mba untuk saat ini,kurang ruang kantor mba via juga

“(RJ-4)

“Kurang luas juga nih ruangan, soalnya udah nambah orang, jadi berasa sempit

aja, mau sana kemari juga kadang sedikit ribet. Seharusnya kantor sendiri nih

mba, tidak nyampur disiini”(RJ-5)

“Tempatnya kurang luas banget mba, harusnya lebih luas dari inilah diliat dari

jumlah orangnya jugakan”(RJ-7)

“Sepertinya kurang luas.Katanya mba via nanti ada ruanganya sendiri jadi

komputernya ini tidak disini lagi.Jadi sedikit luas“(RJ-8)

Sedangkan untuk prasarana atau peralatan yang tersedia untuk menunjang

pelayanan farmasi di RS Karya Bhakti Pratiwi terdiri dari:

1. Komputer dan printer

Terdapat 3 unit komputer yang tersedia untuk menunjang pelayanan resep di

farmasi rawat jalan. Pada bagian penerimaan/harga resep ini terdapat 2 unit

komputer dan 1 unit printer untuk keperluan entry data, menghargai resep,

serta mengeluarkan printout rincian harga untuk proses pembayaran

Page 90: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

76

selanjutnya ke bagian kasir. Berdasarkan hasil observasi peneliti, petugas

pada bagian penerimaan/harga resep harus bergantian menggunakan printer

tersebut dikarenakan terdapat 2 komputer tetapi hanya ada 1 printer untuk

mencetak rincian harga pembayaran pasien. Dan 1 unit komputer dan I unit

printer ada di ruang penyimpanan obat yang digunakan untuk melakukan

amprahan, mengimput data, melihat stok, dan lain-lain yang dipergunakan

untuk bersama-sama.

2. Meja

Hanya terdapat 1 buah meja panjang yang digunakan untuk mempersiapkan

resep dan tempat menulis etiket, serta terdapat 1 buah meja kecil yang

dipergunakan untuk menghitung dan mempersiapkan obat racikan.

3. Rak penyimpanan obat/alat kesehatan dan Lemari

Ada 10 rak putar yang digunakan untuk penyimpanan obat dan berada

diruang penyimpanan obat.1 lemari untuk jenis obat tablet generik, 1 lemari

untuk jenis obat paten, 2 bagian lemari digunakan untuk obat jenis sirup, 1

lemari untuk jenis salep. Obat-obat tersebut dikelompokan berdasarkan

bentuk sediannya dan jenis kemudian diletakan dalam wadah plastik yang

telah dinamain sesuai nama obatnya dan terdapat lemari untuk untuk

golongan obat-obat tertentu seperti psikotropika atau obat keras lainnya

4. Lemari Pendingin

Hanya tersedia 1 lemari pendingin untuk jenis obat-obat disuhu lebih dingin

dari suhu ruangan.

5. Telepon

Page 91: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

77

Hanya terdapat satu telepon di depo farmasi rawat jalan dan terletak di

ruang penyiapan/penyimpanan obat.

6. Peralatan Peracikan Obat

Didalam ruangan peracikan terdapat 1 unit blender, 1 unit timbangan gitital,

1 unit timbangan manual, 2 unit stemper & mortal, 1 unit mesin pembungkus

kertas puyer.

Untuk bagian penerimaan resep hanya terdapat 1 printer sedangkan ada 2

komputer untuk bagian penerimaan ini, sehingga harus digunakan secara bergantian,

pada bagian pengambian obat petugas ( Asisten Apoteker) sering memperebutkan

gunting, sehingga harus saling menunggu yang lain menggunakannya terlebih dahulu.

Kemudian pada tahap penulisan etiket hanya terdapat 1 meja panjang yang

sebagiannya dipergunakan untuk komputer, sehingga sangat kurang untuk penulisan

etiket saat resep banyak. Tentu saja hal ini mempengaruhi lama waktu tunggu

pelayanan.

“kadang kalau lagi ambil resep sering nyariin gunting, eh taunya dibelakang, ,

PR banget itu haha, meja etiket kurang luas juga,printer hanya satu jadi ganti-

gantianngaruh banget sama kecepetan waktu” (RJ-4)

“Printer hanya ada satu didepan, terus kadang suka rebutan gunting, meja besar

disini Cuma ada satu jadi masih kurang buat etiketin haha” (RJ-7)

Yang bikin lama itu kalau sering rebutan gunting dan meja etiketseharusnya

sedikit luasan, jadi tidak sampai bawah-bawah nulisnya”.(RJ-5)

“Sepertinya kurang luas mejanya, apalagi mejanya nih kurang buat etiketin

resep, dibagian depan printer baru satu. Terus seperti hal-hal kecil seperti

gunting, kadang sering rebutan. “(RJ-9)

“Masih kurang lah, karena kapasitas rumah sakitnya masih terbatas juga,

tempat itu kita sesuaikan aja misalnya meja, kursi, printer itu masih kurang”(RJ-

1)

Page 92: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

78

“etiket juga kurang, printer masih satu , terus gunting dan pulpen harus lebih

diperhatikan lagi sepertinya”(RJ-2)

Permasalahan pada input dari segi sarana dan prasarana bisa dilihat dari segi

kelengkapan dan kecukupan jumlahnya. Dari segi ruangan masih kurang luas untuk

pelaksanaan pelayanan resep pasien rawat jalan, masih kurangnya ruangan kantor

sendiri untuk kepala depo farmasi rawat jalan, kurangnya meja untuk penulisan etiket

sehingga harus menulis etiket dibawah mempengaruhi pelayanan resep karena

mobilitas petugas lainnya terganggu, printer yang ada saat ini hanya ada 1 unit saja,

dan terjadi kekurangan gunting, sehingga harus digunakan secara bergantian.

5.2.2 Prosedur Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan

Unsur input pelayanan resep pasien di instalasi farmasi rawat jalan RS Karya

Bhakti Pratiwi salah satunya membahas bagaimana input standar operasional prosedur

(SOP) yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep pasien di instalasi farmasi

rawat jalan. Input SOP pada pelayanan resep pasien di instalasi farmasi rawat jalan

RSKBP ini bisa dilihat dari segi kelengkapan SOP, pelaksanaan SOP, kejelasan SOP,

pelaksanaan pemantauan SOP, evaluasi dari pelaksanaan SOP.

Berdasarkan telaah dokumen No,14-08, terkait prosedur di instalasi farmasi

rawat jalan RS Karya Bhakti Pratiwi yang disebut sebagai pelayanan resep obat/alat

kesehatan di depo farmasi rawat jalan adalah sebagai berikut:

1. Petugas depo farmasi menerima resep atau salinan resep dari pasien

2. Petugas depo farmasi meneliti kelengkapan resep

Page 93: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

79

3. Apabila ada penulisan resep kurang jelas atau obat tidak ada persediaannya

akan diganti, petugas farmasi akan menghubungi dokter penulis resep.

4. Resep dihitung harganya dan diberitahu kepada pasien, pasien membayar di

kasir depo farmasi rawat jalan.

5. Jika pasien sudah membayar, petugas depo farmasi mengerjakan esep

tersebut

6. Resep akan diberi stempel HARES dibelakang resep

7. Obat/alat kesehatan disiapkan dan diracik oleh petugas depo farmasi

kemudian membubuhkan paraf pada cap HARES

H : Harga

A : Ambil

R : Racik

E : Etiket

S : Serah

8. Petugas farmasi menulis etiket dan mencocokan kesesuaian obat dengan

resep sebelum dimasukan kedalam kantung obat kemudian memubuhkan

paraf

9. Pasien umum mengambil obat dengan menunjukan kwitansi pembayaran

10. Pasien jaminan perusahaan atau asuransi mengambil obat dengan

menunjukan kartu nomor antri

11. Kroscek obat yang disiapkan dengan resep asli, pastikan nama pasien dan

tanggal lahir sebelum obat diserahkan kepasien

12. Catat nomor telepon pasien yang dapat dihubungi dibelakang resep

13. Arsipkan resep yang sudah terlayani

Page 94: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

80

14. Resep yang menggandung narkotika dipisahkan kemudian beri garis merah

dibawah nama obat narkotika.

Berdasarkan telaah dokumen, sudah ada prosedur tetap untuk pelayanan farmasi

rawat jalan di RS Karya Bhakti Pratiwi, salah satunya prosedur pelayanan resep. Hal

ini diperkuat dengan hasil wawancara, bahwa semua informan mengatakan telah ada

prosedur tetap terkait pelayanan resep pasien rawat jalan.

“Ada dong untuk prosedur tertulisnya dan baku.”(RJ-1)

“SOP tertulis ada mba, untuk pelayanan resep juga pasti ada dan udah cukup

jelas”(RJ-2)

“Pasti ada mba buat prosedur tertulisnya, pernah baca dan dijelasin kok waktu

rapat gitu “(RJ-8)

“Ada sih mba, tapi dipegang sama mba via, kita tidak megang masing-

masing,”(RJ-4)

“SOP mah kita ada mba, waktu itu bacanya dirapat aja, soalnya tidak megang

masing-masing juga” (RJ-10)

Berdasarkan hasil wawancara, bahwa prosedur pelayanan resep pasien di

instalasi rawat jalan RS Karya Bhakti Pratiwi sudah cukup jelas dan telah dilakukan

sosialisasi kepada seluruh petugas khususnya di instalasi farmasi rawat jalan dengan

cara membahasnya pada saat rapat sehingga dapat diketahui dan dimengerti oleh

semua petugas. Berikut kutipan wawancaranya,

“Sudah jelas, sudah dijelasin pada saat rapat” (RJ-1)

“Sudah jelas juga, kita pernah melakukan rapat untuk menjelaskan prosedur

pelayanan resep salah satunya” (RJ-2)

“Udah jelas, saat dirapat semuanya dijelas-jelasin. Jelain kita ngapain aja pas

harga seperti gini, seperti gini”(RJ-9)

Page 95: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

81

“Pernah baca pada saat rapat dan jelas juga soalnya sudah ada tanda tangan

direktur” (RJ-4)

“Prosedur sudah jelas dan pernah dijelasin waktu rapat”(RJ-7)

Berbeda dengan prosedur pelayanan resep yang telah tersedia dan telah

disosialisasikan kepada petugas instalasi farmasi rawat jalan, berdasarkan hasil

wawancara dan telaah dokumen, diketahui bahwa masih terdapat SOP yang belum

lengkap yaitu tidak adanya kebijakan tertulis standar waktu tunggu pelayanan resep

yang digunakan oleh rumah sakit.

“Kalau itu saya tidak tau, aku rasa sih belum ada, aku tidak tau kesimpulan mba

via nulis waktu tunggu”(RJ-4)

“Saya tidak tau kalau soal standar, kalau itu belum ada mba.”(RJ-6)

“Sebenernya setiap rumah sakitkan harus ada, tapi disini belom ada dan belom

sempurna juga waktu tunggunya.”(RJ-9)

“Belum ada mba yang tertulis gitu standarnya berapa-berapa, kalaupun ada kita

juga belum sesuai standar sepertinya, masih lama soalnya”(RJ-7)

“Tidak ada sih mba, stantar baku belum ada.”(RJ-5)

“Standarnya belum ada yang tertulis, memang kita masih mengikuti yang 15, 30.

Tapi kita akan buat dalam bentuk prosedur” (RJ-1)

“Standar yang aku itung sih dari rata-rata ya segitu 20, 30 menit tapi belum

baku dan tertulis”(RJ-2)

Belum tersediannya standar tertulis waktu tunggu pelayanan resep ini

dikarenakan rumah sakit Karya Bhakti Pratiwi telah beda manajemen dengan RS

Karya Bhakti Pratiwi yang sekarang telah menjadi RSUD Kota Bogor. RS Karya

Bhakti Pratiwi sekarang telah dipegang oleh PT. Karya Bhakti sedangkan sebelumnya

dipegang oleh yayasan. Sehingga membuat rumah sakit memulai dari awal kembali

Page 96: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

82

dengan RS tipe C dan belum memiliki standar baku tertulis terkait waktu tunggu

pelayanan resep rawat jalan.

Setelah melihat input SOP dari segi kelengkapan, input SOP juga bisa dilihat dari

segi pelaksanaan SOP nya. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pelaksanaan

SOP di instalasi farmasi rawat jalan RS Karya Bhakti Pratiwi belum semuanya

dilaksanakan karena sebagian besar yang dilaksanakan hanya SOP yang berhubungan

dengan pelaksanaan pelayanan resep saja, hal ini juga disebabkan tidak adanya fungsi

pemantauan dan evaluasi SOP sehingga terlaksana atau tidaknya SOP tidak bisa dilihat

sepenuhnya dan biasanya hanya baru terlihat ketika terjadi penyimpangan. Berikut

kutipan wawancaranya,

“Saya merasanya sih belum 100% karena ga pernah ada evaluasi juga jadinya

gatau yang kita lakukan sudah sesuai atau belum” (RJ-4)

“ada yang sudah dan ada yang belum pastinya, belum maksimal semualah” (RJ-

1)

“Paling beberapa seperti, yang benar benar dilaksanakan yang lainnya gatau

dan sepertinya belum 100%” (RJ-7)

“Belum semuanya dilaksanakan secara maksimal” (RJ-8)

“Untuk pelaksanaan masing-masing SOP selama ini belum pernah ada

pemantauan ataupun evaluasi jadi ga ketahuan kalau ga ad kasus” (RJ-9)

Mengenai pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan prosedur, berdasarkan

hasil wawancara diketahui bahwa belum ada pengawasan dan evaluasi yang dilakukan

terhadap pekerjaan yang dilakukan apakah telah sesuai SOP atau belum, namun bila

terjadi penyimpangan dari SOP maka manajemen akan melakukan investigasi dan

kronologi terlebih dahulu sebelum memberikan sangsi. Berikut kutipan

wawancaranya:

“kalau untuk pengawasan rutin sih tidak ada, Cuma kalau ada masalah aja baru

deh kita ada kronologi kejadian gitu, mungkin itu bisa sebagai pengawasan dan

Page 97: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

83

bahan evaluasi sih, untuk waktu tunggu kita laporin ke mba via tiap bulan

sebagai bahan evaluasi bu yesi” (RJ-1)

“paling cuma ngeliat aja sih apakah yang dikerjain udah sesuai urutan yang di

SOP belum, seperti gitu aja sih bentuk pengawasannya, tidak yang gimana-

gimana dan rutin, soalnyakan SOP itu banyak ya, kalau buat evaluasi waktu

tunggu palingan yang dicatet tiap bulan itu”. (RJ-2)

“selama ini sih kita kerja ya sesuai sama SOP sih mba, pengawasannya paling

dari mba via aja, klo dari bu yesi palingan kalau beliau tiba-iba datang untuk

ngeliat kita kerja aja, tidak rutin juga ” (RJ-4)

“Sepertinya sih tidak ada, palingan mba via yang ngawasin kerja kita gimana,

tiap bulan kita laporin waktu tunggu mba, untuk evaluasi.”(RJ-8)

Permasalahan pada input dari segi SOP di Instalasi Rumah Sakit Karya Bhakti

Pratiwi yaitu. Belum adanya kebijakan tertulis terkait standar waktu tunggu pelayanan

resep, belum terlaksannya fungsi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan

resep sehingga tidak bisa terlihat pasti terlaksana atau tidaknya dan patuh atau

tidaknya, evaluasi dilakukan jika ada masalah barulah dari masalah tersebut dievaluasi.

5.3 Gambaran Proses Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan RS Karya Bhakti

Pratiwi

Dari hasil observasi dan pencatatan waktu tunggu pelayanan resep, terdapat lima

titik dalam proses pelayanan resep, yaitu penerimaan/harga resep, pengambilan obat,

peracikan obat, penulisan etiket dan penyerahan obat. Berdasarkan hasil observasi

dalam lima tahap proses tersebut, masing-masing kegiatan pelayanan resep obat non

racikan dan resep obat racikan masih dapat dijabarkan menjadi dua komponen yaitu

komponen proses dan komponen jeda. Komponen proses melibatkan para petugas

secara aktif mengerjakan resep sedangkan komponen jeda merupakan kondisi dimana

resep menunggu untuk dikerjakan oleh petugas (Giddings, et al, 2005).

Page 98: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

84

Saat observasi terlihat bahwa ada pembagian job desk pekerjaan yang telah

ditentukan oleh kepala depo farmasi rawat jalan dan disetujui secara bersama-sama

sebelum jam kerja dimulai. Job desk pekerjaan ini merupakan pembagian tugas antar

petugas mulai dari bagian penerimaan/harga hingga bagian penyerahan obat. Jobs desk

ini setiap harinya di rolling, hal ini berguna agar setiap petugas semua mengetahui dan

belajar disemua bagian. Job desk ini tertulis jelas dipapan tulis dan dapat dibaca oleh

semua petugas depo farmasi rawat jalan.

Standar yang digunakan mulai dari proses penerimaan sampai proses penyerahan

resep non racikan sama saja dengan resep racikan yaitu standar di bagian

penerimaan/harga resep (7 menit), pengambilan obat (10 menit), peracikan obat (30),

penulisan etiket (8 menit), penyerahan resep (5 menit). Standar tersebut didapatkan

dari pernyataan dan perkiraan depo instalasi farmasi rawat jalan, karena standar ini

tidak tertulis dalam kebijakan atau SOP Instalsi Farmasi Rumah Sakit, namun dalam

memperkirakan standar ini tetap mengacu padaKepmenkes RI No. 129 Tahun 2008

yaitu ≤ 30 menit untuk resep non racikan dan ≤ 60 untuk resep racikan.

5.3.1 Penerimaan/harga resep

Proses Penerimaan/harga ini dilakukan oleh dua orang. Petugas (Asisten

Apoteker) penerima bertugas sebagai penerima resep, memberi nomorantrian resep,

setelah itu dilakukanlah proses skrining resep yang meliputi pemeriksaan kelengkapan

resep. Resep yang lengkap harus ada nama, alamat, tempat dan tanggal resep, tanda R

pada bagian kiri untuk tiap penulisan resep, nama obat dan jumlahnya, aturan pakai,

serta tanda tangan atau paraf dokter. Setelah semuanya diperiksa barulah data obat

Page 99: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

85

yang ada didalam resep tersebut diinput dan dilakukan pemberian harga yang terdapat

dalam resep tersebut dengan menggunakan sistem komputer.

Pada bagian penerimaan/harga resep ini terdapat 2 unit komputer dan 1 unit

printer untuk keperluan entry data, menghargai resep, serta membuat rincian harga

untuk proses pembayaran selanjutnya ke bagian kasir. Penerimaan/harga atara resep

jaminan dan umum tidak dibedakan sama sekali jadi kedua komputer dapat

dipergunakan untuk jaminan dan umum.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan formulir pencatatan waktu

tunggu pelayanan resep didapatkan rincian kegiatan beserta rata-rata waktu delay dan

waktu tindakan yang dibutuhkan pada tahap penerimaan resep,yang dapat dilihat pada

tabel 5.2 dibawah ini:

Tabel 5. 2 Distribusi Rata-Rata Waktu Tunggu Untuk Setiap Komponen

Pelayanan Resep Pada Tahap Penerimaan/Harga Resepdi Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi (RSKBP) Tahun 2016

No Jenis Kegiatan Waktu Yang Dibutuhkan

(Menit)

Delay Tindakan

1 Petugas menerima resep dan memberi nomor antrian

ke pasien.

0.22

2 Resep menunggu untuk diproses sesuai nomor

antrian

3.12

3 Memeriksa kelengkapan dan memisahkan berkas 1.02

4 Petugas membaca resep dan melakukan konfirmasi 2.00 0.50

5 Melihat ketersediaan obat disistem komputer 0.15

6 Petugas mengkonfirmasi ketersedian obat di apotek

rawat jalan. IGD dan Rawat Inap

2.08 0.40

Page 100: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

86

No Jenis Kegiatan Waktu Yang Dibutuhkan

(Menit)

Delay Tindakan

7 Petugas menghargai resep 0.58

8 Konfirmasi ke pasien untuk harga obat yang harus

ditebus

1.01

9 Mengeprint rincian harga pembayaran 1.02 0.23

TOTAL 8.22 4.11

RATA-RATA 12,33

STANDAR RSKBP 7

Sumber: Data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwarata-rata waktu dari seluruh kegiatan di

penerimaan/harga resep sebesar 12,33 menit, dengan waktu jeda (resep tidak

dikerjakan atau menunggu untuk dikerjakan) di penerimaan/harga sebesar 8,22 menit

dan waktu tindakan (resep dikerjakan) sebesar 4.11 menit. Sehingga didapatkan selisih

antara rata-rata waktu penerimaan resep (12,33 menit) dan standar RSKBP pada tahap

penerimaan/harga resep(7 menit) yaitu sebesar 5,33 menit.

Setelah seluruh data diinput, di print, kemudian dipisahkan antara berkas untuk

depo farmasi (berisi resep dokter dan rincian harga) dan untuk kasir rawat jalan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada sembilan informan mengatakan

bahwa, pemisahan berkas-berkas ini dianggap membuat pelayanan resep menjadi lama

dibagian penerimaan, untuk berkas pasien umum berkasnya berupa resep dan berkas

jasa dokter sedangkan untuk pasien BPJS berkasnya berupa resep, berkas BPJS, KTP,

KK dan untuk pasien asuransi perusahaan berkasnya berupa berkas perusahaan dan

resep. Berikut kutipan wawancaranya,

“Berkas harus misah-misahin sendiri itu kadang bikin lama juga mba klo

dibagian penerimaaan” (RJ-4)

Page 101: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

87

“salah satunya sih misahin berkas-berkasnya” (RJ-6)

“Misahin berkasnya ini bikin lama klo dibagian harganya.”(RJ-2)

“Nyabutin berkas-berkas itu mba makan waktu juga.”(RJ-10)

“misahin berkas untuk kasir dan kita jadi kendala”(RJ-3)

Berdasarkan hasil observasi di bagian penerimaan/harga resep terdapat 2 unit

komputer dan satu unit printer untuk mencetak rincian harga atau nota transaksi

rangkap tiga, sehingga harus bergantian menggunakan printer tersebut dikarenakan

terdapat 2 komputer tetapi hanya ada 1 printer untuk mencetak rincian harga pasien.

Dari hasil observasi terlihat banyaknya tumpukan resep yang harus diinput

terutama pada jam-jam sibuk dikarenakan walaupun telah didukung oleh sistem

informasi, namum ada kendala terutama dengan stok obat, dimana ketersediaan obat

didalam komputer dan stok aslinya tidak sesuai dengan yang ada diruang obat depo

farmasi rawat jalan. Sehingga petugas (Asisten Apoteker) penerimaan/harga resep

harus meminta tolong kepada petugas (Asisten Apoteker) yang ada di ruang obat untuk

megecek atau petugas (Asisten Apoteker) penerimaan/harga melihat sendiri

ketersediaan obat tersebut. Ketidaksesuaian ini juga terjadi pada stok obat di gudang

farmasi, IGD dan rawat inap, sehingga petugas (Asisten Apoteker) harus terlebih

dahulu menelpon pada bagian yang memiliki stok untuk mengkonfirmasi stok, jika

stok terpenuhi maka segera dilakukan pengamprahan melalui sisten informasi. Hal ini

juga diperkuat dengan hasil wawancara sebagai berikut,

“stok di komputer tidak sesuai biasanya, biasanya karena sistemnya eror jadi

harus cari kefarmasi lain”(RJ-1)

Page 102: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

88

“udah gitu kalau misalnya obat dikita( depo farmasi rawat jalan) tidak ada nih,

jadi kitaminta dulu ke RI, atau ke gudang atau IGD, itukan harus nanya dulu,

soalnyakan kadang yang disistem dan stok aslinya beda.”(RJ-4)

“kalau obat tidak komputer tidak sesuai sama stoknya, jadi harus konfirmasi

dulu dulu di IGD,Gudang atau Ranap, untuk memastikan”(RJ-7)

“stok di computer eror jadi tidak sama dengan kenyataannya jadi harus telpon

dulu buat konfirmasi”(RJ-8)

Kendala lainnya yaitu apabila ada obat yang tidak tersedia, maka petugas

(Asisten Apoteker) akan mencoba menelpon farmasi lain untuk menanyakan apakah

ada obat yang diminta, bila ada maka akan segera diambil untuk memenuhi kebutuhan

resep. Bila tidak ada juga maka pasien akan ditanya apakah mau beli ditempat lain

atau mau diganti obatnya tentunya dengan persetujuan dokter, bila setuju maka

petugas (Asisten Apoteker) akan menelpon dokter untuk menanyakan apakah obatnya

bisa diganti dengan yang sejenis yang ada di depo farmasi rawat jalan. Dalam hal

konfirmasi dengan sambungan telepon terdapat kendala yaitu line telepon tidak bisa

langsung menelpon ke tujuan yang ingin di telepon, jadi harus disambungkan dulu ke

informasi/operator barulah akan disambungkan ke dokter, asuransi dan lain-lain. Oleh

karena itu, sering kali operator/informasi sedang sibuk pada saat dihubungi, jadi harus

menunggu beberapa saat kemudian sampai bisa untuk dihubungi kembali. Tentunya

hal tersebut mempengaruhi lama waktu pelayanan resep. Berikut kutipan

wawancaranya,

“seharusnya ada telpon langsung tidak harus nyambung-nyambungin dulu, yang

disambungin suka sibuk dan lama jadi itu butuh waktu lagi”(RJ-2)

“harus konfirmasi dulu kedokter secepatnya tapi ya gitu mesti minta

disambungin dulu ke informasi tidak bisa langsung nelpon kedokternya jadi

lama disitu mba”(RJ-4)

Page 103: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

89

“Disini line telepon masih nyambungin dulu ke informasi mba, baru dari

informasi disambungin kedokter misalnya, belum lagi kalau lagi sibuk jadi

nunggu dulu”(RJ-1)

“konfirmasi ke asuransi, dokter, RI atau IGD soalnyakan teleponnya harus

keoperator dulu” (RJ-6)

Permasalahan proses di bagian penerimaan/harga obat yaitu pemisahan berkas-

berkas pasien;sistem komputer yang belum memadai khususnya pada ketersediaan

stok di sistem komputer eror; line telepon yang harus menyambungkan terlebih dahulu

ke informasi/operator.

5.3.2 Pengambilan Obat

Petugas untuk pengambilan resep dilakukan oleh dua orang asisten apoteker, 1

orang mengambil obat resep non racikan dan 1 orang lagi mengambil untuk resep

racikan. Bila resep banyak maka petugas etiket atau petugas racik bisa membantu

proses pengambilan obat.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan formulir pencatatan waktu

tunggu pelayanan resep didapatkan rincian kegiatan beserta rata-rata waktu delay dan

waktu tindakan yang dibutuhkan pada tahap pengambilan obat yang dapat dilihat pada

tabel 5.3 dibawah ini:

Tabel 5.3 Distribusi Rata-Rata Waktu Tunggu Untuk Setiap Komponen Pelayanan

Resep Pada Tahap Pengambilan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Karya

Bhakti Pratiwi (RSKBP) Tahun 2016

No Jenis Kegiatan Waktu Yang Dibutuhkan

(Menit)

Delay Tindakan

1 Resep menunggu untuk diproses sesuai nomor

antrian

4.21

Page 104: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

90

No Jenis Kegiatan Waktu Yang Dibutuhkan (Menit)

Delay Tindakan

2 Petugas pengambilan mengambil dan membaca

resep

1,09

3 Mengkonfirmasi kepada apoteker jika resep

kurang jelas

0,13

4 Petugas mengambil obat sesuai resep di rak

penyimpan (jika tidak tersedia, mengambil di

IGD atau rawat jalan)

2,19 4,04

5 Meletakan obat-obat kedalam kotak 0,3

6 Meletakan kotak tersebut ke atas meja penulisan

etiket

0,15

TOTAL 6,40 5,70

RATA-RATA 12,11

STANDAR RSKBP 10

Sumber: Data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa rata-rata waktu dari seluruh kegiatan

dipengambilan obat sebesar 12,11 menit, dengan waktu jeda (resep tidak dikerjakan

atau menunggu untuk dikerjakan) di pengambilan obat sebesar 6,40 menit dan waktu

tindakan (resep dikerjakan) sebesar5,70 menit. Sehingga didapatkan selisih antara rata-

rata waktu pengambilan obat (12,11menit) dan standar RSKBP pada tahap

pengambilan obat (10 menit) yaitu sebesar 2,11 menit.

Dari hasi observasi, untuk pengambilan obat dilakukan oleh petugas yang

bertugas dibagian pengambilan, petugas mengambil obat di rak penyimpanan obat,

obat maupun bahan medis habis pakai disusun dan diletakan sesuai abjad dan sedian,

walaupun masih ada yang tidak sesuai abjad dan untuk jenis obat LASA (Nama Obat

Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike) belum diberi lebel

Page 105: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

91

sehingga hal ini berpotensi terjadi kesalahan pengambilan oleh petugas, beberapa kali

peneliti melihat Asisten Apoteker salah dalam mengambil obat jenis LASA, sehingga

harus dikembalikan lagi dan mengambil yang sebenarnya.

Jika obat yang dibutuhkan pada saat itu tidak tersedia diruang penyimpanan

depo farmasi rawat jalan, maka petugas harus mengambil obat tersebut di kefarmasi

lain yaitu IGD, rawaat inap dan gudang farmasi jika memang disana tersedia, jika

tidak maka pasien akan beli diluar. Tentunya hal ini mempengaruhi waktu tunggu

pelayanan resep. Setelah dilakukan pengambilan, untuk resep obat racikan petugas

menyiapkan beberapa sediaan untuk diracik dengan cara menghitung sesuai dosis,

kemudian dibuat etiketnya dan diletakkan di piring obat, kemudian diberikan ke juru

racik untuk diracik sesuai urutan nomor yang tertera pada resep. Sedangkan untuk

resep non racikan obat yang telah lengkap maka akan dimasukan kedalam wadah dan

diletakan sesuai urutan nomor diatas meja etiket untuk proses pengetiketan dan

pengemasan.

Dari hasil wawancara ada beberapa kendala yang dikeluhkan oleh petugas dalam

proses ini antara lain mengenai ketersediaan obat di depo farmasi rawat jalan.

Ketersediaan obat di depo farmasi rawat jalan di tentukan oleh jumlah permintaan

digudang dan jumlah yang keluar untuk memenuhi kebutuhan resep pasien. Setiap hari

kepala depo farmasi rawat jalan melakukan permintaan sediaan farmasi yang dianggap

telah habis di depo farmasi rawat jalan dengan memperhitungkan jumlah pemakaian,

jika obat tersebut fast moving maka jumlah yang diminta banyak, jika slow moving

jumlah permintaannya sendikit. Permintaan ini menggunakan sistem komputer yang

secara otomatis permintaan tersebut akan diterima oleh gudang farmasi, kemudian

Page 106: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

92

pihak gudang akan mendistribusikan sediaan farmasi sesuai dengan permintaan depo

farmasi rawat jalan, hal tersebut juga dilakukan oleh depo farmasi IGD dan rawat inap.

Oleh sebab itu, pihak gudang juga harus membagi kesetiap depo farmasi sesuai dengan

permintaan dan jumlah pemakaian. Semua informan menyatakan bahwa salah satu

yang menyebabkan lamanya waktu pelayanan di bagian pengambilan adalah

ketersediaan obat di instalasi farmasi rawat jalan.

“Kalau obatnya disini tidak ada jadi harus ambil dulu ke gudang, ke IGD atau

ke RI, jadi nunggu disitunya”(RJ-4)

“Ketersediaan obat disini, kalau obatnya tidak ada disini, adanya digudang jadi

ambil dulu ke gudang jadi nunggu dulu deh obatnya diambil.”(RJ-6)

“Yang bikin lama sih ngambil-ngambil obat mba kalau misalnya disini tidak

tersedia, jadikan harus ambil dulu tuh ke atas (gudang)”(RJ-9)

“Kendalanya sih sering ngambil obat kesana kemari, pas amprah barang

digudang kosong, tapi depo lain banyak jadi kedepo lain ngambilnya”(RJ-3)

“Ya itu mba, kalau obatnya adanya di RI atau IGD atau Gudang jadi kita harus

ambil dulukan kesana, bikin lama juga kalau gitu.”(RJ-2)

“Ketersediaan tidak ada, seharusnya dia ngamprah tapi tidak ngamprah,

padahal barangnya ada disekitar kita, kalau tidak ada baru deh kita beli diluar,

seperti hari ini ada petugas rawat jalan undah berapa kali bolak-balik. Kalau

ngamrahnya benarkan tidak harus bolak-balik jadinya memakan waktu.”(RJ-1)

Permasalahan proses yang mempengaruhi lamanya waktu tunggu di bagian

pengambilan obat yaitu ketersediaan obat yang dibutuhkan dan obat jenis LASA tidak

diberi lebel, hal ini akan mempersulit dalam pencarian dan pengambilan obat.

5.3.3 Peracikan Obat

Ruangan peracikan berada dalam satu ruangan dengan pengambilan obat, hanya

saja lebih kecil dari ruang pengambilan.Petugas yang ada diproses ini ada dua orang,

Page 107: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

93

dimana satu orang untuk membuat resep obat jenis puyer dan kapsul dan satu orang

yang membuat jenis resep cream, lotion dan salep. Untuk proses peracikan dilengkapi

dengan alat timbang, blender, stemper& mortar, pencetak kapsul, kertas puyer, kapsul

dan pot dan lain-lain.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan formulir pencatatan waktu

tunggu pelayanan resep didapatkan rincian kegiatan beserta rata-rata waktu delay dan

waktu tindakan yang dibutuhkan pada tahap peracikan obat yang dapat dilihat pada

tabel 5.4 dibawah ini:

Tabel 5.4 Distribusi Rata-Rata Waktu Tunggu Untuk Setiap Komponen Pelayanan

Resep Pada Tahap Peracikan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Karya

Bhakti Pratiwi (RSKBP) Tahun 2016

No Jenis Kegiatan Waktu Yang Dibutuhkan

(Menit)

Delay Tindakan

1 Resep menunggu untuk diproses sesuai nomor

antrian

4.53

2 Petugas peracikan mengambil dan membaca resep 0.54

3 Petugas mengambil obat sesuai resep di rak

penyimpan (jika tidak tersedia, mengambil di IGD

atau rawat jalan)

2.34 3.45

4 Mencampur sirup kering dengan air matang 0.56 1.48

5 Menyiapkan pembungkus dan wadah obat racikan

sesuai dengan kebutuhan

1.22

6 Petugas mengitung kesesuaian dosis. 2.32

7 Memblender obat-obat tersebut sampai halus 1.12

8 mencampurkan dan mengaduk krim 4.23

9 Membagi dan membungkus obat dengan merata. 1.20

10 Memasukan krim kedalam pot/wadah krim 1.34

Page 108: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

94

No Jenis Kegiatan Waktu Yang Dibutuhkan

(Menit)

Delay Tindakan

11 Menuliskan nama pasien dan cara pemakaian obat

pada etiket yang sesuai dengan permintaan dalam

resep dengan jelas

1.02

12 Memeriksa kembali jumlah dan jenis obat sesuai

permintaan pada resep, lalu masukkan obat ke

dalam wadah

1.00

13 Meletakkan ke meja etiket 0.54 0.12

TOTAL 7.97 19.04

RATA-RATA 27,01

STANDAR RSKBP 30

Sumber : Data yang diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa rata-rata waktu dari seluruh kegiatan

diperacikan obat sebesar 27,01menit, dengan waktu jeda (resep tidak dikerjakan atau

menunggu untuk dikerjakan) di peracikan obat sebesar 7,97 menit dan waktu tindakan

( resep dikerjakan) sebesar 19,04 menit. Sehingga didapatkan bahwa tahap peracikan

obat sudah sesuai dengan standar RSKBP.

Berdasarkan hasil wawancara kendala yang dihadapi saat peracikan obat yaitu

jika resep racikan yang banyak dan kurangnya peralatan untuk peracikan, hal tersebut

mempengaruhi waktu pelayanan resep.

“Kendalanya kalau lagi banyak racikan jadi kurang orang” (RJ-10)

“Karna banyaknya resep racikannya, apalagi kalau bikin lotion itu makan waktu

banyak. Soalnya bikin lotion itu lebih susah

” (RJ-4)

“Kendalanya kalau lagi banyak racikan jadi kurang orang” (RJ-1)

Racik palingan resepnya banyak jadi numpuk, kurang orang, apalagi kalau bikin

lotion itukan lama”(RJ-2)

Page 109: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

95

Permasalahan proses yang mempengaruhi lamanya waktu tunggu di bagian

peracikan yaitu bila terjadi penumpukan resep sehingga kekurangan orang dalam

bagian peracikan.

5.3.4 Penulisan Etiket

Petugas penulisan etiket dilakukan oleh dua orang asisten apoteker, namun jika

jam-jam sibuk maka akan dibantu oleh asisten apoteker yang lainnya. Disini, petugas

etiket harus melakukan verifikasi kesesuaian resep dengan jumlah obat yang telah

disiapkan, memasukan kedalam kantong plastik klip, serta membuat salinan resep.

Etiket yang diambil dan ditulis harus sesuai dengan penggunaan sediaan, warna biru

untuk sediaan untuk pemakaian luar, etiket putih untuk sediaan yang digunakan secara

oral.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan formulir pencatatan waktu

tunggu pelayanan resep didapatkan rincian kegiatan beserta rata-rata waktu delay dan

waktu tindakan yang dibutuhkan pada tahap penulisan etiketyang dapat dilihat pada

tabel 5.5 dibawah ini:

Tabel 5.5 Distribusi Rata-Rata Waktu Tunggu Untuk Setiap Komponen Pelayanan

Resep Pada Tahap Penulian Etiket di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Karya

Bhakti Pratiwi (RSKBP) Tahun 2016

No Jenis Kegiatan Waktu Yang Dibutuhkan

(Menit)

Delay Tindakan

1 Resep menunggu untuk diproses sesuai nomor

antrian 3,37

2 Petugas etiket mengambil dan membaca resep 1,33

0,18

Page 110: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

96

No Jenis Kegiatan Waktu Yang Dibutuhkan

(Menit)

Delay Tindakan

3 Menulis etiket dan menempelkan pada obat 1,01

4 Menulis aturan pakai dan minum obat di plastik

klip

1,02

5 Memasukan obat kedalam plastik klip tersebut

0,45

6 Menulis salinan resep sesuai dengan resep aslinya

1,44

7 Mengecek ulang kesesuaian antara resep, copy

resep dan obat. 2,31

1,12

8 Memasukan kembali kedalam kotak dan

meletakakan kotak ke loket penyerahan obat

0,14

TOTAL 7,01 5,36

RATA-RATA 12,37

STANDAR RSKBP 8

Sumber :Data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa rata-rata waktu dari seluruh kegiatan

dipenulisan etiket sebesar 12,37 menit, dengan waktu jeda (resep tidak dikerjakan atau

menunggu untuk dikerjakan) di penulisan etiket sebesar 7,01 menit dan waktu

tindakan ( resep dikerjakan) sebesar 5,36 menit. Sehingga didapatkan selisih antara

rata-rata waktu penulisan etiket (12,37menit) dan standar RSKBP pada tahap

penulisan etiket (8 menit) yaitu sebesar 4,37 menit.

Dari hasil observasi, bagian etiket merupakan bagian penting, karena disini

semua di periksa secara keseluruhan apakah sudah sesuai dengan resep atau belum,

karena terkadang ada obat yang jumlahnya, nama obat dan dosis obat yang tidak

sesuai, sehingga harus diperiksa untuk memastikan semuannya telah sesuai. Setelah itu

barulah menulis etiket, memasukan obat kedalam kantong plastik klip,

Page 111: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

97

menempelkannya etiket pada obat dan membuat salinan resep, selanjutnya jika telah

selesai obat akan dimasukkan ke dalam wadah yang akan diletakan pada loket

penyerahan obat. Menurut informan menulis salinan resep memakan waktu yang

cukup banyak, apalagi jika obat dalam satu resep jumlahnya banyak.Menulis salinan

resep harus jelas dan sesuai dengan resep aslinya.

“Dipenulisan salinan resepnya bisa bikin lama, terus kalau obatnya banyak.” (RJ-

4)

“Copy resep juga bikin lama mba, apalagi obatnya banyakkan.Terus etiket itu kita

liat lagi nih stikernya, isinya jumlahnya, namanya, jadi cek ceknya bikin

lama.”(RJ-9)

“Dipenulisan salinan resepnya bisa bikin lama, terus kalau obatnya banyak, balik

lagi ke tempatnya sih masih kurang luas ini.”(RJ-3)

“Dipenulisan salinan resepnya bisa bikin lama, banyak obat nulisnya jadi ikutan

banyak makanya lama dan harus teliti juga disini, soalnyakan bagian kroscek

pertama ya disini bagian etiket baru ntar diserah juga dicek lagi.”(RJ-8)

“Kalau resep numpuk aja mba, bikin salinan resepnya dan dicek dulu juga makan

waktu”(RJ-7)

“Tetep copy resep bikin lama sih, dan harus dicek juga kan, udah sesuai apa

belum nih sama resepnya.”(RJ-5)

“Dipenulisan salinan resepnya bisa bikin lama, terus kalau obatnya banyak, terus

kita harus kroscek dulu, balik lagi ke tempatnya sih masih kurang luas ini”(RJ-3)

“Salinan resep, ketelitian dalam kroscek dan masih susah baca tulisan dokternya

jadi kita harus konfirmasi dulu”(RJ-2)

“Copy resep bikin lama dan ketelitian petugas dalam pemeriksaan”(RJ-1)

Permasalahan proses yang mempengaruhi lamanya waktu tunggu di bagian

penulisan etiket yaitu menulis salinan resep dan ketelitian petugas dalam pemeriksaan

tahap etiket.

Page 112: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

98

5.3.5 Penyerahan Obat

Proses terakhir yaitu proses penyeerahan obat kepasien. Proses ini berlangsung

diruang penerimaaan dan juga menjadi satu dengan ruang penyerahan obat.

Penyerahan obat ini dilakukan oleh seorang asisten apoteker, jika di jam-jam sibuk

maka akan dibantu oleh kepala depo farmasi rawat jalan. Sebelum obat diberikan dan

cara pakai apakah semuanya sudah sesuai dengan yang tertulis diresep, jika belum

maka dikembalikan kembali kepada petugas etiket untuk diperbaiki, bila telah sesuai

maka petugas baru akan memanggil pasien, menjelaskan aturan pakai, dan

menyerahkan obat kepasien.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan formulir pencatatan waktu

tunggu pelayanan resep didapatkan rincian kegiatan beserta rata-rata waktu delay dan

waktu tindakan yang dibutuhkan pada tahap penyerahan obat yang dapat dilihat pada

tabel 5.6 dibawah ini:

Tabel 5.6 Distribusi Rata-Rata Waktu Tunggu Untuk Setiap Komponen Pelayanan

Resep Pada Tahap Penyerahan Obatdi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Karya

Bhakti Pratiwi (RSKBP) Tahun 2016

No Jenis Kegiatan Waktu Yang Dibutuhkan

Delay Tindakan

1 Resep menunggu untuk diproses sesuai nomor

antrian

4,57

2 Petugas penyerahan mengambil kotak obat 0,06

3 Memeriksa kesesuaian antara resep, obat, dan salinan

resep

1,11

4 Memanggil pasien, memberikan informasi dan

menyerahkan obat kepasien

2,43 1,09

Page 113: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

99

5 Menyuruh pasien tanda tangan dan menulis nomor telepon yang bisa dihubungi

0,10

TOTAL 7,00 2,36

RATA-RATA 9,36

STANDAR RSKBP 5

Sumber: Data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa rata-rata waktu dari seluruh kegiatan

dipenyerahan obat resep sebesar 9,36 menit, dengan waktu jeda (resep tidak dikerjakan

atau menunggu untuk dikerjakan) di penyerahan obat sebesar 7,00 menit dan waktu

tindakan (resep dikerjakan) sebesar 2,36 menit. Sehingga didapatkan selisih antara

rata-rata waktu penyerahan obat (9,36 menit) dan standar RSKBP pada tahap

penyerahan obat (5 menit) yaitu sebesar 4,36menit.

Kendala yang dihadapi pada bagian penyerahan obat adalah keteliian petugas,

petugas harus bener-benar memeriksa seluruhnya agar tidak terjadi kesalahan pada

saat diberikan kepada pasien. Jika saat pemeriksaan ada terjadi kesalahan atau

kekurangan maka akan dikembalikan ke petugas etiket, hal tersebut memakan waktu

lama.

”Bagian serah karna orangmya cuma satu jadinya lama kan, soalnya buat satu

resep aja ngecekinnya harus satu-satu dan lama, kan mau dikasih kepasien jadinya

harus di cek keselurahan dulu biar tidak ada kesalahan pas udah diterima pasien.”

(RJ-2)

“Ketelitian saat kroscek obat dan resep sebelum diberikan ke pasien, dan masih satu

orang dibagian serah”(RJ-1)

“kalau aku pribadi emang lama kalu dibagian serah,dan jangan sendiri kalau bisa,

soalnya harus teliti dan tidak boleh ada yg salahkan. Jadi biarin deh lama asalkan

tidak membahayakan pasien”(RJ-9)

“Serah sih harus teliti, terus tergantung pasien juga kalau banyak banyak nanya

pasiennya jadi lama. Terus tergantung kita masing-masing ngeceknya gimana, kalau

Page 114: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

100

aku pribadi sih lama mba ngeceknya dan masih kurang orang juga dibagian

ini”(RJ-6)

“Masih satu orang dibagian serah, kita dituntut untuk teliti juga jd wajar kalau

sedikit lama soalnyakan mau dikasih kepasien”(RJ-4)

Permasalahan proses yang mempengaruhi lamanya waktu tunggu di bagian

penyerahan obat yaitu bila terjadi penumpukan resep sehingga kekurangan orangdalam

bagian penyerahan dan ketelitian petugas dalam pemeriksaan.

Berikut ini alur proses pelayanan resep pasien di instalasi rawat jalan RS Karya

Bhakti Pratiwi,

Page 115: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

101

Bagan 5. 1 Alur Proses Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan RS Karya Bhakti Pratiwi

Page 116: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

102

5.4 Gambaran Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan RS Karya

Bhakti Pratiwi

Waktu tunggu pelayanan resep adalah jangka waktu dari pasien menyerahkan

resep di unit farmasi sampai pasien menerima obat. Dalam penelitian ini jumlah

lembar resep yang diamati sebanyak 106 resep, terdiri dari 74 resep non racikan dan

32 resep racikan. Jumlah resep yang diamati dapat dilihat dari tabel 5.7dibawah ini.

Tabel 5.7 Jumlah Lembar Resep Pasien Yang Diamati

Jenis Resep Jumlah (%)

Non Racikan 74 70

Racikan 32 30

Total 106 100

Sumber: Data diolah oleh peneliti

Jumlah lembar resep tersebut dikarenakan presentase resep non racikan sebesar

70% dan 30 % resep racikan yang masuk setiap harinya, dikarena hanya beberapa

dokter saja yang meresepkan resep racikan seperti dokter spesialis anak, spesialis kulit

dan kelamin, spesialis paru dan spesialis penyakit dalam. Dari hasil pengamatan dan

perhitungan, didapat rata-rata waktu tunggu pelayanan resep obat pasien yang non

racikan adalah 45,57 menit. Sedangkan untuk rata-rata waktu tunggu resep racikan

adalah 71,40 menit. Seperti dapat dilihat dari tabel 5.8 dibawah ini.

Tabel 5.8 Rata-Rata Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi Tahun 2016

Jenis Resep Mean Min Max

Non Racikan 45,57 20,77 77,05

Racikan 71,40 41,38 102,70

Sumber: Data diolah oleh peneliti

Page 117: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

103

Dari 74 resep non racikan yang diamati ada sebanyak 32 lembar resep atau

43,2% terselesaikan dengan waktu tunggu yaitu ≤ 30 Menit, dan 42 lembar resep atau

sebanyak 56,8% terselesaikan dengan waktu tunggu yaitu > 30 Menit. Seperti dapat

dilihat dari tabel 5.9 dibawah ini:

Tabel 5.9 Presentase Resep Non Racikan Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Karya Bhakti Pratiwi Tahun 2016

Waktu Tunggu Jumlah Resep (%)

≤ 30 Menit 32 43,2

>30 Menit 42 56,8

Total 74 100

Sumber: Data diolah oleh peneliti

Dari 32 resep racikan yang diamati ada sebanyak 15 lembar resep atau 46,9%

terselesaikan dengan waktu tunggu yaitu ≤60 Menit, dan17 lembar resep atau

sebanyak 53,1% terselesaikan dengan waktu tunggu yaitu >60 Menit. Penjelasan ini

juga dapat dilihat dari tabel 5.10 dibawah ini:

Tabel 5.10 Presentase Resep Racikan Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Karya Bhakti Pratiwi Tahun 2016

Waktu Tunggu Jumlah Resep (%)

≤ 60 Menit 15 46,9

>60 Menit 17 53,1

Total 32 100

Sumber: Data diolah oleh peneliti

Page 118: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

104

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Karya

Bhakti Pratiwi pada bulan November hingga Desember 2015. Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui gambaran sistem pelayanan resep pasien di Instalasi farmasi unit

rawat jalan. Pada saat melakukan penelitian, peneliti menemukan beberapa hal yang

menjedi keterbatasan. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Peneliti hanya mengambil resep pasien yang diambil langsung oleh pasien pada

saat itu. Jika sampel resep yang sedang diteliti pada saat itu tidak langsung

diambil oleh pasien, maka peneliti harus mengganti dan mengulang dengan resep

yang lain.

2. Peneliti melakukan wawancara dengan informan pada saat informan tersebut

melakukan pekerjaannya, hal tersebut dikarenakan tidak ada waktu istirahat yang

dapat digunakan untuk melakukan wawancara kepada informan.

6.2 Analisis Input Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan RS Karya Bhakti

Pratiwi

Input merupakan masukan yang perlu disediakan atau harus ada tersedia untuk

melaksanakan suatu kegiatan atau proses. Input memegang peranan yang sangat

penting dalam suatu sistem. Jika input tidak tersedia dengan baik, maka dapat

menghambat kegiatan yang terjadi dalam suatu sistem. Bahkan tidak tersediannya

input dapat menghambat suatu sistem dalam mencapai tujuannya.

Page 119: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

105

Begitupun dalam penelitian ini dalam kegiatan pelayanan resep pasien, suatu

rumah sakitharus dapat menyediakan input yang sesuai dengan pedoman yang sudah

ada, salah satunya Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 Tahun 2014 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

Pembahasan faktor input pelayanan resep obat pasien rawat jalam meliputi

faktor Sumber Daya Manusia (SDM), faktor SOP, faktor sarana & prasarana pada

waktu tunggu pelayanan resep pasien di instalasi farmasirawat jalan Rumah Sakit

Karya Bhakti Pratiwi dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti berdasarkan dari hasil

telaah dokumen, wawancara mendalam dan observasi yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya.

6.2.1 Sumber Daya Manusia (SDM) Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting yang berperan dalam

pelaksanaan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan resep pasien rawat jalan.

Kualitas dan kuantitas SDM di instalasi farmasi rawat jalan berperan secara kritis

dalam meningkatkan dan menjaga kualitas pelayanan kesehatan, sehingga harus

direncanakan sebaik-baiknya (Ilyas, 2011).

Sumber daya manusia di instalasi farmasi rawat jalan Rumah Sakit Karya Bhakti

Pratiwi sendiri terdiri dari 1 orang kepala depo farmasi rawat jalan dan 11 asisten

apoteker, namun 3 diantara asisten apoteker tersebut masih dalam masa orientasi kerja.

Semua SDM ini merupakan salah satu faktor input yang berhubungan langsung

dengan pelayanan resep pasien rawat jalan.

Page 120: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

106

Dari hasil perhitungan sederhana yang digunakan RS Karya Bhakti Pratiwi,

didapatkan hasil untuk shift pagi seharusnya dibutuhkan sebanyak 16 orang

petugasdan untuk shift siang 13 orang petugas, maka jumlah SDM yang ada pada saat

ini masih kurang mendukung untuk kecepatan pelayanan baik untuk shift pagi maupun

shift siang, karena saat ini untuk shift pagi ada 10 orang sedangkan untuk shift siang

hanya ada 4 orang petugas saja. Dengan menyesuaikan jumlah SDM dan volume resep

maka diharapkan dapat mempercepat pelayanan resep di depo rawat jalan. Menurut

Giddings (2005) dan Hanaffi (2005), masalah jumlah SDM yang tidak sesuai dengan

kebutuhan dapat mempengaruhi lama waktu pelayanan.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa kuantitas SDM di rumah sakit ini

dikatakan belum mencukupi dan dianggap masih kurang terutama jumlah asisten

apoteker rawat jalan.Pernyataan ini disebabkan dari banyaknyaresep yang masuk ke

instalasi rawat jalan pada jam-jam dan hari-hari tertentu sehingga terjadi penumpukan

resep, hal tersebut haruskan depo farmasi rawat jalanmenarik SDM dari satu unit

farmasi lainnya seperti rawat inap dan IGD.

Ketidakcukupan SDM secara jumlah ini tentu akan menghambat dan

berpengaruh terhadap kecepatan pelayanan resep yang diberikan kepada pasien, hal ini

sejalan dengan penelitian Gamrin (2008) yang mengatakan bahwa kurangnya jumlah

petugas pada instansi pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit berdampak pada

pemenuhan kebutuhan pelayanan secara maksimal yang tentunya akan berdampak

pada kualitas dan kecepatan pelayanan.Tenaga kesehatan memberikan kontribusi

hingga 80% dalam keberhasilan pembangunan kesehatan.

Page 121: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

107

Selain itu terpenuhinya jumlah SDM sesuai kebutuhan juga menjadi penting

untuk keberhasilan suatu rumah sakit, hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan

oleh Ilyas (2004) yang menyatakan bahwa salah satu upaya penting yang dapat

dilakukan oleh rumah sakit untuk menjawab tantangan globalisasi adalah dengan

merencanakan kebutuhan sumber daya manusia yang dimilikinya secara tepat jumlah

dan sesuai dengan fungsi pelayanan.

Memang tidak terdapat standar jumlah personil yang harus ada untuk setiap unit

akan tetapi hal tersebut bergantung pada beban kerja (Hasibuan, 2007). Kurangnya

SDM membuat beban petugas menjadi tinggi, beban kerja yang berlebihan tersebut

membuat tidak adanya waktu istirahat petugas untuk makan dan sholat, sehingga harus

makan dan solat terburu-buru karena masih banyak pekerjaan, hal tersebut dapat

memicu terjadinya stress kerja.Menurut (Kandou, 2014),adapun faktor-faktor

penyebab stres yang memiliki persentase tertinggi yaitu harus bekerja dengan intensif,

harus bekerja dengan sangat cepat dan sulit memutuskan waktu yang tepat untuk

beristirahat. Karyawan yang bekerja dengan sangat cepat dan sulit memutuskan waktu

istirahat tentu akan mengalami stres saat bekerja.Sebuah penelitian di Inggris

menunjukan bahwa hampir 50% dari karyawan disana mengalami stres kerja setiap

harinya karena dikejar-kejar waktu, 1 dari 5 karyawan terpaksa makan siang dengan

terburu-buru karena masih banyak pekerjaan.

Menurut teori Drug Week (2007) meningkatnya beban kerja yang tidak

diimbangi dengan penambahan jumlah tenaga dapat memberikan dampak pada

kualitas dan kecepatan pelayanan. Selain itu, tinggi rendahnya beban kerja yang

diterima dalam melayani pasien dengan intensitas pasien yang banyak dapat

Page 122: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

108

mempengaruhi stress kerja serta membuat kinerja karyawan menjadi rendah (Carayon

dan Alvarado, 2007 dalam Mudayana, 2012). Menurut penelitian Szeinbach (2007),

stres kerja pada petugas farmasi dapat memicu masalah baru pada instalasi farmasi,

yaitu terjadinya error pada saat peracikan dan pemberian obat.

Selain itu, menurut Se Vyre dalam Herman (2004), tiap individu dalam

organisasi instalasi farmasi rawat jalan bertanggung jawab terhadap kepuasan pasien

dalam pelayanan yang diharapkan, sehingga kecukupan jumlahnya merupakan suatu

hal yang penting dan harus dijaga agar pelayanan tetap berjalan sesuai dengan

harapan. Dengan demikian pihak rumah sakit harus mempertimbangkan kembali untuk

penambahan SDM di instalasi farmasi rawat jalan.

Selain dari segi kuantitas, SDM di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Karya

Bhakti Pratiwi juga dilihat dari segi kualitas masih kurang dalam hal pelatihan, salah

satunya adalah frekuensi pelatihan yang diikuti SDM.Pelatihan untuk tenaga

kefarmasian masih belum rutin karena baru sekali dilakukan, dikarenakan belum

memiliki program pelatihan berkala untuk tenaga kefarmasian. Kurangnya pelatihan

yang dilakukan secara rutinakan mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan

kepada pasien dan produktivitas petugas. Oleh karena itu, meningkatkan frekuensi

pelatihan ini menjadi penting. Hal ini sejalan dengan teori Rampersad (2006) bahwa

pelatihan dan pengembangan terhadap karyawan harus dilakukan secara berkala,

minimal dua sampai tiga kali dalam setahun.

Menurut Simamora (1997), pelatihan (training) bertujuan untuk menambah dan

meningkatkan pengetahuan/keterampilan serta merubah sikap/perilaku karyawan ke

arah yang produktif. Produktivitas kerja para karyawan meningkat, berarti organisasi

Page 123: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

109

yang bersangkutan akan memperoleh keuntungan. Dan berdasarkan penelitian Ahmad

(2014) bahwa pelatihan dan pengembangan mempunyai pengaruh positif terhadap

kinerja karyawan, semakin sering diadakan pelatihan dan pengembangan yang

dilakukan maka kinerja karyawanakan semakin meningkat juga. Fitri (2009)

mengatakan bahwa ada hubungan bermakna antara pelatihan dan kompetensi pegawai

dirumah sakit.

Keterbatasan jumlah petugas seharusnya membuat rumah sakit menyadari

pentingnya melakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan apoteker maupun

asisten apoteker. Hal ini dikarenakan pelatihan merupakan usaha yang direncanakan

oleh rumah sakit untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

tenaga farmasi salah satunya asisten apoteker dalam membaca resep pasien dengan

cepat dan tepat.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahui bahwa terkadang mereka

kesulitan untuk membaca tulisan dokter pada resep, sehingga dibutuhkan waktu untuk

menanyakan kepada dokter yang bersangkutan. Menurut Keputusan Menteri

Kesehatan No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Apotek, tenaga kefarmasian harus memberikan pelayanan dengan kemampuan dalam

kelancaran pembacaan resep (skrining resep) dari dokter, dimana hal tersebut

merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki seorang tenaga kefarmasian, sebab

pekerjaan tersebut merupakan kegiatan paling awal dalam urutan pekerjaan pelayanan

di instalasi farmasi. Hal ini sejalan dengan penelitian Sri (2013) yang menyatakan

bahwa ada hubungan positif antara kemampuan membaca resep dengan kecepatan

pelayanan dan keselamatan pasien.

Page 124: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

110

Jadi dapat disimpulakan bahwa kecepatan dan ketepatan petugas dalam membaca

resep tersebut akan berpengaruh pada pekerjaan pelayanan kefarmasian berikutnya,

sehingga akhirnya akan mempengaruhi baik tidaknya dalam pelayanan kepada

pelanggan, maka perlu adanya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan petugas.

Selain kemampuan membaca resep dengan capat dan tepat, kemampuan tenaga

kefarmasiandalam menjalankan perannya sebagai pemberi informasi mengenai cara

pemakaian dan informasi lainnya mengenai obat kepada pasien juga dirasa sangat

penting. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahui bahwa terkadang

asisten apoter tidak tahu atau lupa baik dari hal cara penggunaan, aturan pakai ataupun

efek sampingnya obat tertentu sehingga harus membaca buku MIMS, ataupun Google,

hal tersebut membutuhkan waktu lagi.

Hal ini berbanding terbalik dengan, Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.

1027 Tahun 2004, tentang Pedoman Standar Pelayanan Farmasi di Apotek,

menyatakan bahwa harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah

dimengerti, akurat, cepat, tidak bias, etis, bijaksana dan terkini. Informasi obat pada

pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat,

jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari

selama terapi. Sehingga tenaga kefarmasian harus dibekali juga dengan pengetahuan

yang mendetail tentang pemakaian obat kepada pasien misalnya kapan obat diminum,

dihabiskan atau tidak, jangka waktu obat dan sebagainya sehingga tidak

membahayakan keselamatan pasien.

Hal ini sejalan dengan penelitian (Maharani, 2016), tenaga kefarmasian dalam

pemberian informasi obat yang benar, jelas dan akurat harus diperhatikan karena jika

Page 125: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

111

informasi yang diberikan salah daan kurang jelas, maka akan berakibat terhadap

keselamatan pasien dan mutu pelayanan. Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan

terhadap tenaga kefarmasian memang sangat penting dan harus dilakukan secara rutin

dan merata untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan serta keterampilan tenaga

kefarmasian dalam melakukan pekerjaannya dalam hal pemberian informasi obat , hal

ini juga sejalan dengan teoriSuprihanto (1987) bahwa pelatihan dapat memperbaiki

kemampuan seorang karyawan, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

karyawan dalam menjalankan suatu pekerjaan.Sama halnya dengan penelitian Ahmad

(2014) yang mengatakan bahwa pemberian pelatihan secara berkala memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kemampuan dan kinerja.

Melalui program perencanaan SDM yang sistimatis dapat diperkirakan jumlah

dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga dapat membantu dalam perencanaan

rekrutmen, seleksi serta pendidikan dan pelatihan (Rachmawati, 2007)

6.2.2 Sarana dan Prasarana Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan

Ketersediaan akan sarana dan prasarana memang sangat penting untuk

menunjang kelancaran proses kerja. Menurut Suad Husnan dalam Budiono, 2008,

fasilitas keja merupakan suatu bentuk pelayanan perusahaan terhadap karyawan agar

menunjang kinerja dalam memenuhi kebutuhan karyawan, sehingga dapat

meningkatkan produktifitas kerja karyawan. Hasil kinerja kesehatan salah satunya

dipengaruhi oleh sumber daya kesehatan dan ketersediaan sarana/prasarana dalam

pelayanan kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014

tentang Standar Pelayanan Kefararmasi Di Rumah Sakit, Fasilitas ruang harus

Page 126: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

112

memadai dalam hal kualitas dan kuantitas agar dapat menunjang fungsi dan proses

pelayanan kefarmasian, menjamin lingkungan kerja yang aman untuk petugas, dan

memudahkan sistem komunikasi Rumah Sakit. Upaya mendukung pelayanan

kefarmasian di Rumah Sakit memerlukan sarana dan prasarana yang memadai (Depkes

RI, 2006).

Sarana pelayanan resep pasien rawat jalan yang tersedia di rumah sakit RS Karya

Bhakti Pratiwi berupa depo farmasi rawat jalan yang memiliki luas bangunan 4 x 3,5

m2, sedangkan Depkes RI dalam standar pelayanan farmasi di rumah sakit (2004)

menyebutkan bahwa luas ruangan pelayanan resep/informasi obat untuk rumah sakit

tipe C dengan jumlah tempat tidur ≤ 200 adalah 5 x 4 m2.

. Berdasarkan hasil

wawancara dan observasi diketahui bahwa luas bangunan pelayanan resep rawat jalan

ini masih kurang mencukupi untuk kegiatan pelayanan resep pasien rawat jalan di RS

Karya Bhakti Pratiwi. Selain itu jarak antara peralatan satu dengan yang lainnya hanya

berjarak 1 m, hal ini tidak sesuai dengan PMK No. 58 tentang Standar Pelayanan

Farmasi Rumah Sakit yang menyebutkan bahwa jarak setiap peralatan dengan

peralatan lain minimal 2,5 m.

Luas yang kurang memadai tentunya sangat menghambatan petugas dalam

melakukan tugas pelayanan resep di instalasi farmasi rawat jalan tersebut. Petugas

menjadi tidak leluasa saat akanmengambil obat, menyimpan obat, meracik obat dan

menulis etiket. Padahal dalam penelitian Febriawati (2013) bahwa salah satu hal yang

perlu diperhatikan dalam pelayanan dirumah sakit haruslah memperhatikan

kemudahan mobilitas, yaitu bagaimana agar petugas memiliki kemudahan dalam

bergerak, keamanan dan kenyamanan petugas dalam bekerja.

Page 127: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

113

Belum tersedianya ruang kantor khusus untuk apoteker depo rawat jalan yang

membuat sebagian tempat penulisan etiket menjadi meja kepala depo instalasi farmasi

rawat jalan. Hal ini membuat tempat penulisan etiket menjadi kurang luas dan

menghambat dalam penulisan etiket. Padahal menurut Permenkes No.58 Tahun 2014

tentang Standar Kefarmasian Rumah Sakit, intalasi farmasi rumah sakit harus

memiliki ruang kantor untuk apoteker, sehingga tidak mengganggu atau menghambat

proses pelayanan.

Kemudian masih kurangnya meja etiket, sehingga hal tersebut membuat petugas

etiket merasa kurang leluasa untuk mengerjakan tugasnya. Ditambah lagi jika resep

banyak, maka meja tersebut sangat kurang untuk tempat penulisan etiket, sehingga

harus menulis etiket dibawah, printer yang ada saat ini yaitu hanya ada 1 unit saja

sehingga harus digunakan secara bergantian, dan terakhir masih sering terjadi

kekurangan gunting yang digunakan oleh petugas sehingga harus bergantian. Masalah

kurang lengkapnya peralatan harus segera dipenuhi dan diselesaikan karena sejalan

dengan UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 16 ayat 1 mengamanahkan

bahwa peralatan medik dan non medik harus memenuhi standar pelayanan,

persyaratan pelayanan baik dari segi kelengkapan dan kecukupan jumlah, keamanan,

keselamatan dan layak pakai.

Pentingnya kelengkapan sarana dan prasarana ini sejalan dengan Depkes (2008)

yang menyatakan bahwa peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang

memegang peranan penting dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat. Pelayanan Kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung dengan

peralatan yang selalu dalam kondisi lengkap jenis, siap pakai serta dapat difungsikan

Page 128: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

114

dengan baik. Sejalan dengan penelitian Gamrin (2008) yang mengatakan bahwa

terdapat hubungan antara ketersediaan fasilitas/sarana dengan perwujudan mutu

pelayanan, memiliki ketersediaan fasilitas/sarana yang cukup memadai akan

mendukung pelayanan yang memberikan kepuasan kepada pasien. Dampak dari

kurangnya fasilitas/sarana pelayanan di rumah sakit yaitu penurunan kualitas kerja,

kecepatan pelayanan dari tenaga kesehatan yang tentunya akan berdampak pula pada

penurunan mutu pelayanan.

6.2.3 Prosedur Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan

Input pelayanan resep pasien di Instalasi Farmasi Rawat Jalan salah satunya

membahas bagaimana input standar operasional prosedur (SOP) yang mempengaruhi

berjalannya pelayanan resep di instalasi farmasi rawat jalan. Input SOP pada

pelayanan resep di instalasi farmasi rawat jalan RS Karya Bhakti Pratiwi ini bisa

dilihat dari segi kelengkapan SOPyaitu kelengkapan SOP, pelaksanaan SOP,

pelaksanaan pemantauan SOP dan evaluasi dari pelaksanaan SOP.

Standar Operasional Prosedur merupakan suatu pedoman atau acuan untuk

melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi

pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai

tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan (Atmoko,

2010).

Berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen mengenai kelengkapan

SOP/kebijakan khususnya untuk standar waktu tunggu pelayanan resep yang baku bagi

rumah sakit, sehingga petugas tidak memiliki pedoman dan acuan untuk standar waktu

Page 129: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

115

tunggu dalam memberikan pelayanan. Hal ini menunjukkan pentingnya kelengkapan

SOP dalam proses pelayanan karena seperti yang disebutkan dalam teori yang

dikemukakan oleh Atmoko (2010) bahwa lengkapnya SOP penting karena SOP sendiri

adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi

dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator - indikator teknis,

administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja

pada unit kerja yang bersangkutan.

SOP jika dilihat dari fungsinya menjadi semakin penting karena SOP sendiri

berfungsi membentuk sistem kerja dan aliran kerja yang teratur, sistematis, dan dapat

dipertanggungjawabkan; menggambarkan bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan

sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku; menjelaskan bagaimana proses

pelaksanaan kegiatan berlangsung; sebagai sarana tata urutan dari pelaksanaan dan

pengadministrasian pekerjaan harian sebagaimana metode yang ditetapkan; menjamin

konsistensi dan proses kerja yang sistematik; dan menetapkan hubungan timbal balik

antar satuan kerja (Atmoko, 2010).

Selanjutnya input SOP juga bisa dilihat dari segi pelaksanaan petugas terhadap

SOP, berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pelaksanaan SOP dalam

memberikan pelayanan belum 100% dilaksanakan sesuai SOP. SOP yang belum

sepenuhnya terlaksana disebabkan tidak adanya fungsi pemantauan dan evaluasi SOP

sehingga terlaksana atau tidaknya SOP tidak bisa dilihat sepenuhnya yang

menyebabkan tidak adanya tindakan tegas bagi yang tidak melaksanakan, yang hal ini

juga menyebabkan tidak adanya efek jera bagi petugas.

Page 130: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

116

Input SOP dilihat dari segi pemantauan dan evaluasi. Berdasarkan hasil

wawancara diketahui bahwa tidak ada pemantauan SOP atau evaluasi SOP pelayanan

resep, biasanya evaluasi baru diadakan ketika terjadi kasus, jadi belum ada sistem

pemantauan dan evaluasi. Tidak adanya sistem pemantauan dan evaluasi yang teratur

ini menjadikan pelayanan yang diberikan di instalasi farmasi rawat jalan belum

sepenuhnya sesuai pedoman yang ada dan hal ini bisa menyebabkan kemungkinan

terjadinya kesalahan-kesalahan selama proses pelayanan. Hal ini menunjukkan

pentingnya pemantauan dan evaluasi SOP.

Pentingnya dilakukan pemantauan dan evaluasi yang juga sejalan dengan teori

yang dikemukakan oleh Rahma (2008) yang mengharuskan adanya pemantauan dan

evaluasi untuk berjalannya duatu proses pelayanan dengan baik karena monitoring

melacak kinerja yang nyata terhadap apa yang direncanakan atau diharapkan dengan

menggunakan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Monitoring meliputi kegiatan

pengumpulan dan analisis data tentang proses dan hasil dari pelaksanaan program atau

kegiatan dan memberikan rekomendasi untuk melakukan tindakan koreksi. Monitoring

pengendalian adalah tindak lanjut dari monitoring.

Monitoring sebenarnya lebih ditekankan pada kegiatan mencermati proses

pelaksanaan kegiatan serta adanya perubahan lingkungan organisasi. Hasil monitoring

akan memberikan umpan balik, apakah kegiatan dapat berjalan semestinya, ataukah

terjadi adanya penyimpangan dari yang direncanakan, atau bahkan perencanaan yang

tidak tepat atau menjadi tidak tepat oleh adanya perubahan lingkungan. Hasil

monitoring dipakai sebagai dasar tindakan manajemen, mulai dari penjaminan

kegiatan tetap pada tracknya sampai pada tindakan koreksi dan atau penyesuaian.

Page 131: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

117

Pengertian inilah yang dimaksud sebagai pengendalian, sehingga sering pengendalian

tidak dapat dipisahkan atau bahkan sulit dibedakan dengan monitoring itu sendiri.

Monitoring dan pengendalian adalah sebuah kesatuan kegiatan, yang sering juga

disebut sebagai on-going evaluation atau former evaluation (Rahma, 2008).

6.3 Analisis Proses Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan RS Karya Bhakti

Pratiwi

Proses merupakan kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan

berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan (Azwar,

2003). Menurut Pathong (2005), hambatan-hambatan yang terjadi pada saat proses

pelayanan resep menyebabkan waktu pelayanan menjadi lebih lama. Afolabi (2003)

juga mengemukakan hal yang sama, bahwa lama waktu tunggu pelayanan disebabkan

oleh hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pelayanan resep. Adapun dari hasil

observasi dan pencatatan waktu tunggu pelayanan resep, terdapat lima titik dalam

proses pelayanan resep, yaitu penerimaan/harga resep, pengambilan obat, peracikan

obat, penulisan etiket dan penyerahan obat.

Berdasarkan perhitungan dari 5 tahapan proses, proses yang paling lama dan

paling jauh selisihnya dari standar RSKBP adalah tahap proses penerimaan/harga

resep yaitu sebesar 5,33 menit dan tahap yang telah sesuai dengan standar RSKBP

yaitu tahap proses peracikan obat. Standar yang digunakan mulai dari proses

penerimaan sampai proses penyerahan resep non racikan sama saja dengan resep

racikan. Standar tersebut didapatkan dari pernyataan dan perkiraan depo instalasi

farmasi rawat jalan, karena standar ini tidak tertulis dalam kebijakan atau SOP Instalsi

Page 132: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

118

Farmasi Rumah Sakit namun dalam memperkirakan standar ini tetap mengacu pada

Kepmenkes RI No. 129 Tahun 2008 yaitu ≤ 30 menit untuk resep non racikan dan ≤

60 untuk resep racikan.

Pelayanan resep yang pertama didahului dengan proses penerimaan/harga resep

yangdilakukan oleh 2 orang asisten apoteker. Rata-rata waktu di penerimaan/harga

resep sebesar 12,33 menit, dengan rata-rata waktu jeda sebesar 8,22 menit dan rata-

rata waktu proses sebesar 4.11 menit. Rata-rata waktu dipenerimaan tidak sesuai

dengan standar yang ditetapkan RSKBP yaitu sebesar 7 menit. Petugas penerimaan

resep bertugas menerima berkas resep yang diberikan dokter kepada pasien kemudian

petugas memberikan nomor antrian pengambilan resep.

Petugas menerima berkas-berkas yang pasien peroleh dari loket pendaftaran

pasien rawat jalan dan resep dari dokter. Untuk berkas pasien umum berkasnya berupa

resep dokter dan berkas jasa dokter sedangkan untuk pasien BPJS berkasnya berupa

resep dokter, eligibilitas BPJS, fotokopi kartu BPJS (JKN), fotokopi KTP, fotokopi

KK dan surat rujukandan untuk pasien asuransi perusahaan berkasnya berupa berkas

perusahaan dan resep dokter. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ristya dan Kurniadi (2015), diketahui bahwa pada penerimaan reseppasien JKN

diharuskan untuk meminta syarat-syarat berkas seperti fotokopi kartu BPJS (JKN),

fotokopi KTP, fotokopi KK dan surat rujukan.

Kegiatan meminta persyaratan dan melakukan pengecekan ini juga tertulis pada

SOP pelayanan resep pasien rawat jalan di RS Karya Bhakti Pratiwi. Pada kegiatan ini

ditemukan kendala yang mempengaruhi waktu pelayanan resep dimana petugas

Page 133: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

119

membutuhkan waktu untuk memisahkan antara berkas yang akan diberikan ke kasir

dan berkas yang akan diberikan ke depo farmasi rawat jalan (Apotek).

Dalam proses penerimaan resep ini petugas membutuhkan kemampuan dan

keterampilan dalam mengoperasikan sistem komputer untuk menginput data pasien

maupun memberi harga obat dengan cepat dan tepat, sehingga tidak terjadi kesalahan

yang akan berdampak pada proses selanjutnya. Hal ini sejalan dengan penelitian Da

Costa (2012), pada proses penerimaan membutuhkan keterampilan dan kecekatan

petugas dalam mengetik dan memasukan data obat dan pasien ke sistem komputer

rumah sakit. Sistem komputer yang masih erordalam hal ketersediaan stok di sistem

komputer yang tidak sesuai dengan stok aslinya. Tidak akuratnya data stok yang ada di

sistem komputer membuat petugas kebinggungan dan harus menanyakan/konfirmasi

ke farmasi lain terlebih dahulu untuk memastikan ketersediaan stok obat sehingga

membutuhkan waktu lagi.

Hal ini tentunya tidak sejalan dengan teori Kapalawi (2009) bahwa informasi

berbasis komputer memiliki kelebihan dalam hal kecepatan dan ketepatan. Ketepatan

kerena komputer dapat menyimpan serta mengelola data dalam kapasitas yang besar

juga minimnya kesalahan yang dapat terjadi. Kecepatan dapat dilihat dari otomatisasi

yang mampu dilakukan oleh komputer dengan dukungan sistem yang tepat dan

memberikan pelayanan bagi masyarakat. Sistem informasi berbasis komputer juga

berguna bagi peningkatan kinerja user dalam hal membantu mereka untuk

mempermudah dan mempercepat pekerjaan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa pada tahap

penerimaan resep menjadi lama dikarenakan line telepon yang harus disambungkan ke

Page 134: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

120

operator terlebih dahulu untuk melakukan konfirmasi resep ke dokter ataupun

konfirmasi ke farmasi lain untuk mengetahui ketersedian obat yang dibutuhkan. Line

telpon yang disambungkan ke operator terlebih dahulu ini memerlukan waktu lagi jika

operator sedang sibuk, sehingga resep tersebut menunggu dan belum dapat diproses.

Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap tahap berikutnya dan kecepatan

waktu tunggu pelayanan resep pasien di instalasi rawat jalan.

Telepon merupakan alat untuk menyampaikan informasi secara lisan dari satu

pihak ke pihak lain dari jarak jauh, baik dalam lingkungan kantor maupun luar kantor

(Karyanto, 2003). Hubungan telepon jika dilakukan melalui operator, penelepon

menekan nomor operator untuk meminta hubungan perorangan. Berikan nama dan

nomor telepon yang ingin dihubungi dan sebutkan juga nomor telepon sendiri. Apabila

sudah berhasil menghubungi nomor yang diinginkan, operator sentral akan meminta

hubungan dengan orang yang dikehendaki dan menunggu sampai orang yang dituju

siap untuk berbicara. Telepon yang menggunakan sistem sambungan dengan secara

manual harus memerlukan tenaga operator, hal ini mengakibatkan ketidakeektifan

dalam melakukan pekerjaan (Karyanto, 2003).

Tahap yang kedua yaitu pengambilan obat yang dilakukan oleh 2 orang petugas,

1 orang mengambil untuk obat non racikan dan 1 orang lagi untuk mengambil obat

racikan. Petugas mengambil obat sesuai resep yang ditulis oleh dokter. Rata-rata

waktu di bagian pengambilan obat sebesar 12,11 menit, dengan rata-rata waktu jeda

sebesar 6,40 menit dan rata-rata waktu proses sebesar 5,70 menit. Rata-rata waktu di

pengambilan obat tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan RSKBP yaitu sebesar

10 menit.

Page 135: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

121

Dalam tahap pengambilan obat, ketersediaan obat sangat penting dalam

pelayanan resep pasien, ketersediaan obat di depo farmasi rawat jalan di tentukan oleh

jumlah permintaan digudang dan jumlah yang keluar untuk memenuhi kebutuhan

resep pasien. Setiap hari kepala depo farmasi rawat jalan melakukan permintaan

sediaan farmasi yang dianggap telah habis di depo farmasi rawat jalan dengan

memperhitungkan jumlah pemakaian, jika obat tersebut fast moving maka jumlah

yang diminta banyak, jika slow moving jumlah permintaannya sendikit. Permintaan ini

menggunakan sistem komputer yang secara otomatis permintaan tersebut akan

diterima oleh gudang farmasi, kemudian pihak gudang akan mendistribusikan sediaan

farmasi sesuai dengan permintaan depo farmasi rawat jalan, hal tersebut juga

dilakukan oleh depo farmasi IGD dan rawat inap. Oleh sebab itu, pihak gudang juga

harus membagi kesetiap depo farmasi sesuai dengan permintaan dan jumlah

pemakaian.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa tidak tersedianya

obat-obat yang dibutuhkan di instalasi rawat jalan sehingga petugas harus mengambil

ke farmasi lain yang memiliki obat yang dibutuhkan misalnya di gudang, IGD dan

instalasi rawat inap. Menurut penelitian Pudjaningsih (2007) bahwa dalam

menjalankan aktivitasnya, rumah sakit memerlukan bermacam-macam sumber daya.

Salah satu sumber daya yang penting adalah persediaan obat-obatan. Persediaan obat-

obatan harus disesuaikan dengan besarnya kebutuhan pengobatan. Karena persediaan

obat-obatan yang tidak lancar akan menghambat pelayanan kesehatan, hal ini

disebabkan karena obat tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

Page 136: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

122

Persediaan obat-obatan harus disesuaikan dengan besarnya kebutuhan pasien

karena persediaan obat-obatan yang tidak lancar akan menghambat pelayanan

kesehatan Fakhriadi (2011) dalam Maharani (2016). Hal tersebut juga sejalan dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Irma (2011) bahwa salah satu hal yang

menyebabkan pelayanan menjadi lama dalam proses pengambilan obat adalah

seringnya kejadian obat kosong di instalasi farmasi.

Untuk obat jenis LASA tidak diberi lebel, hal ini akan mempersulit dalam

pencarian dan pengambilan obat. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, bahwa

penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang

penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) tidak

ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah

terjadinya kesalahan pengambilan Obat. Dalam penelitiannya, Smith (2004)

menyatakan bahwa hambatan dalam pengambilan obat salah satunya dapat terjadi

kesalahan pengambilan akibat kemiripan nama obat (look alike sound alike) yang

berdampak pada kecepatan pelayanan resep.

Tahap ketiga yaitu peracikan obat, menurut Peraturan Perundang-Undangan

berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1027/MENKES/SK/IX/2004, peracikan obat merupakan kegiatan menyiapkan,

menimbang, mencampur, mengemas dan memberikan etiket pada wadah obat. Rata-

rata waktu di bagian peracikan sebesar 27,01 menit, dengan rata-rata waktu jeda

sebesar 7,97 menit dan rata-rata waktu proses sebesar 19.04 menit. Rata-rata waktu di

peracikan telah sesuai dengan standar yang ditetapkan RSKBP yaitu sebesar 30 menit.

Page 137: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

123

Sehingga proses peracikan dapat dikatakan sudah baik dan harus terus dipertahankan

oleh pihak Instalasi farmasi rumah sakit.

Pada tahap peracikan obat terdapat 2 orang asisten apoteker sebagai juru

racik.kecepatan pelayanan dipengaruhi oleh adanya tumpukan resep yang akan diracik,

keterampilan petugas dalam menghitung dosis, serta meracik obat agar tidak terjadi

kesalahan dalam peracikan. Proses ini merupakan proses terlama dibandingkan dengan

yang lainnya. Dalam penelitiannya, Janartni (2013) menyatakan bahwa kesalahan

peracikan yang terjadi yaitu seperti pemberian aturan pakai yang salah, dosis yang

salah diberikan kepada pasien baik under dose maupun over dose, akan mengulang

peracikan dari awal kembali sehingga mempengaruhi kecepatan pelayanan. Hal ini

sejalan dengan Peraturan Perundang-Undangan berdasarkan Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 bahwa dalam

melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan

secara benar-benar mulai dari dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang

benar supaya tidak terjadi kesalahan dalam peracikan.

Tahap ke empat yaitu penulisan etiket yang dilakukan oleh dua orang asisten

apoteker, namun jika jam-jam sibuk maka akan dibantu oleh asisten apoteker yang

lainnya. Pada tahap ini ketelitian petugas sangat diperlukan, karena petugas harus

mengkroscek kembali apakah jumlah obat, nama obat, aturan minum dan salinan resep

telah sesuai dengan resep aslinya. Rata-rata waktu di bagian penulisan etiket sebesar

12,02 menit, dengan rata-rata waktu jeda sebesar 7.01 menit dan rata-rata waktu proses

sebesar 5,36 menit. Rata-rata waktu di penulisan etiket tidak sesuai dengan standar

yang ditetapkan RSKBP yaitu sebesar 8 menit.

Page 138: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

124

Kecepatan penulisan etiket dipengaruhi oleh kecepatan penulisan oleh petugas,

jumlah resep dan jumlah obat disetiap resepnya. Untuk obat yang tidak tersedia dan

jika obat yang ditebus harus digunakan terus oleh pasien maka petugas akan

meemberikan copy resep untuk disimpan pasien. Hal ini sejalan dengan penelitian

Septini (2012), bahwa waktu proses penulisan etiket dapat dipengaruhi oleh

keterampilan petugas dalam penulisan, jumlah resep dan jumlah item obat disetiap

resep.

Selain itu, pada tahap ini petugas harus mengecek ulang mulai dari nama pasien,

nama obat, jumlah obat dan dosis yang tertulis diresep dengan obat yang telah

dikemas, kemudian barulah obat dapat diberikan ke bagian penyerahan. Proses

pengecekan ini memerlukan waktu yang lama karena petugas harus teliti dan

mengecek satu-persatu agar tidak terjadi kesalahan. Hal ini sesuai dengan Permekes

No. 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Farmasi, bahwa pengecekkan

merupakan salah satu upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian obat.

Tahap terakhir yaitu penyerahan obat, menurut Peraturan Menteri Kesehatan

No. 1027/MENKES/PER/IX/2004 Bab III, sebelum obat diserahkan pada pasien harus

dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep.

Penyerahan obat dilakukan oleh tenaga kefarmasian disertai pemberian informasi obat

kepada pasien. Proses ini berlangsung diruang penerimaaan dan juga menjadi satu

dengan ruang penyerahan obat. Rata-rata waktu di bagian penyerahan obat sebesar

4,45 menit, dengan rata-rata waktu jeda sebesar 7,00 menit dan rata-rata waktu proses

sebesar 2,83 menit. Rata-rata waktu di penyerahan obat tidak sesuai dengan standar

yang ditetapkan RSKBP yaitu sebesar 5 menit.

Page 139: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

125

Di tahap penyerahan petugas hanya berjumlah 1 orang. Dengan jumlah tersebut

masih sangat kurang pada saat jam-jam resep menumpuk, sehingga memakan waktu

lama. Hal ini sejalan menurut Drug Week (2007) meningkatnya beban kerja dan

jumlah petugas kurang memadaidapat memberikan dampak pada kualitas dan

kecepatan pelayanan.

Petugas penyerahan mempunyai tugas melakukan pengecekan terakhir sebelum

obat diberikan kepada pasien dan harus memberikan informasi terkait obat yang

diberikan kepada pasien dengan sejelas-jelasnya. Sebelum obat diberikan petugas

harus memaastikan bahwa nomor antrian resep dan nama pasien sudah benar dan

sesuai dengan resep, kemudian petugas meminta nomor yang bisa dihubungi sebelum

pasien meninggalkan tempat penyerahan obat. Hal ini sejalan dengan Peraturan

Perundang-Undangan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 Apoteker harus memberikan informasi yang

benar, jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini.

Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi : cara pemakaian obat, cara

penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman

yang harus dihindari selama terapi. Kemudian menurut Irma (2011), bahwa petugas

penyerahan harus melakukan pemeriksaan terakhir terhadap obat-obatan dan resep,

memberikan informasi yang jelas mengenai aturan pakai terhadap pasien, melihat

kesesuaian bukti pengambilan obat dengan nomor resep pasien, nama, dan pasien

menuliskan no telepon yang bisa dihubungi. Menurut Anief, (2008) Apoteker dan

asisten apoteker wajib melayani semua resep sesuai tangung jawab dan keahlian

profesinya dan dilandasi pada kepentingan masyarakat. Apoteker dan asisten apoteker

Page 140: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

126

wajib memberi informasi tentang penggunaan obat secara tepat, aman, rasional,

kepada pasien atas permintaan masyarakat.

6.4 Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien Rawat Jalan RS Karya Bhakti

Pratiwi

Waktu tunggu pasien apotek menurut Worley dalam Afolaby dan Erhun (2003)

merupakan lama waktu tunggu data pasien memasukkan resep sampai pasien

menerima obat dan meninggalkan apotek.

Rata-rata lama waktu tunggu pasien di instalasi farmasi rawat jalan RS Karya

Bhakti Pratiwi adalah 53,37 menit, untuk rata-rata resep non racikan adalah 45,57

menit, hal ini tidak sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar

Pelayanan Minimal Rumah Sakit yaitu untuk obat non racikan ≤ 30, sedangkan rata-

rata resep racikan adalah 71,40 menit, sehingga waktu tunggu pelayanan resep racikan

tidak sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah

Sakit yaitu untuk obat racikan ≤ 60 Menit.

Lama waktu tunggu pelayanan resep merupakan output yang muncul akibat

interaksi antara input dan proses yang berlangsung. Input yang bermasalah

menyebabkan proses pelayanan resep pasien pun menjadi terhambat, dan proses yang

terhambat tersebut menyebabkan waktu tunggu pasien dalam pelayanan resep menjadi

lama. Adapun, input yang bermasalah seperti jumlah SDM dan sarana maupun

Page 141: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

127

prasarana yang masih belum cukup untuk memadai pelayanan resep paseien di

instalasi farmasi.

Waktu tunggu sangat berkaitan erat dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan

yang diberikan, apalagi pasien di instalasi farmasi rawat jalan suatu rumah sakit.Hal

ini menjadi penting karena instalasi farmasi rawat jalan di suatu rumah sait merupakan

tujuan akhir dari hampir seluruh pasien rawat jalan yang ada di rumah sakit, sehingga

kualitas pelayanannya harus sangat diperhatikan dan ditingkatkan. Bahkan menurut,

Johnson dalam Afolabi dan Erhun (2003) waktu tunggu yang panjang merupakan

alasan kenapa pasien tidak menebus resepnya di instalasi farmasi ( apotek) di rumah

sakit. Kecepatan pelayanan sangat penting karena pada masyarakat modern, waktu

adalah komoditi yang tidak bisa diulang kembali. Seperti yang dikatakan Kashmir

(2005) bahwa proses yang terlalu lama dan berbelit-belit akan membuat konsumen

menjadi tidak betah dan tidak puas.

Waktu tunggu yang terlalu panjang dapat mengurangi tingkat efisiensi pada

pengelolaan suatu instalasi farmasi rawat jalan.Menurut Afolabi dan Erhun (2003), hal

tersebut terjadi karena dapat menyebabkan ketidakpuasan pada pasien dan akhirnya

menyebabkan kehilangan pelanggan serta menurunnya keuntungan bagi rumah sakit

karena persaingan pelayanan kesehatan yang semakin tinggi. Hal tersebut juga

dikemukakan oleh Maggart dalam Mobach (2005), bahwa waktu tunggu yang panjang

menyebabkan ketidakpuasan konsumen dan dapat menyebabkan kerugian pada sutu

organisasi, yaitu tingkat beli ulang yang rendah, dalam jangka waktu untuk selamanya

atau untuk sementara, mengurangi jumlah kunjungan dan menegemukakan

ketidakpuasannya kepada teman dan keluarga.

Page 142: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

128

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

Berdasarkan latar belakang, tujuan, hasil penelitian dan pembahasan yang telah

diuraikan sebelumnya, simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah:

1. Permasalahan pada input pelayanan resep pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi yaitu :

a. Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), masih kurangnya jumlah SDM

Asisten Apoteker. Belum ada pelatihan rutinyang diikuti oleh apoteker dan

asisten apoteker seperti pelatihan pelayanan resep, pelayanan informasi obat

dan pelatihan SOP pelayanan resep sehingga mempengaruhi kemampuan

asisten apoteker dalam membaca resep dokter dan pengetahuan tentang obat

yang masih kurang dalam pemberian informasi obat ke pasien.

b. Dari sisi sarana dan prasarana, belum tersedianya ruang kantor untuk kepala

depo instalasi farmasi rawat jalan danprasarana yang jumlahnya belum

mencukupi seperti meja etiket, printer dan gunting yang menyebabkan

terhambatnya pelayanan resep yang diberikan kepada pasien.

c. Dari sisi Standar Operasional Prosedur (SOP), kelengkapan SOP/kebijakan

tertulis yang masih kurang khususnya standar waktu tunggu pelayanan resep

yang baku bagi rumah sakit. Pemantauan dan evaluasi dari pelaksanaan

pelayanan resep pasien di instalasi farmasi rawat jalanyang belum berjalan.

2. Permasalahan pada proses pelayanan resep pasien rawat jalan dilihat dari

beberapa tahap:

Page 143: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

129

a. Proses penerimaan/harga resep, dengan rata-rata waktu sebesar 12,33

menit, tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan RSKBP yaitu sebesar

7 menit, hal ini disebabkan karenapemisahan berkas-berkas pasien; sistem

komputer eror; line telepon dengan sistem sambungan.

b. Proses pengambilan obat, dengan rata-rata waktu sebesar 12,11menit,

tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan RSKBP yaitu sebesar 10

menit, hal ini disebabkan karena ketersediaan obat di depo farmasi rawat

jalan dan obat jenis LASA tidak diberi lebel

c. Proses peracikan obat, dengan rata-rata waktu sebesar 27,01 menit, telah

sesuai dengan standar yang ditetapkan RSKBP yaitu sebesar 30 menit.

d. Proses penulisan etiket, dengan rata-rata waktu sebesar 12,37 menit,tidak

sesuai dengan standar yang ditetapkan RSKBP yaitu sebesar 8 menit, hal

ini disebabkan karena penulisan etiket yaitu menulis salinan resep dan

ketelitian petugas dalam pemeriksaan tahap etiket.

e. Proses penyerahan obat, dengan rata-rata waktu sebesar 9,36 menit, tidak

sesuai dengan standar yang ditetapkan RSKBP yaitu sebesar 5 menit, hal

ini disebabkan karena kekurangan orang dalam bagian penyerahan dan

ketelitian petugas dalam pengecekan obat sesuai dengan resep.

3. Gambaran output, rata-rata waktu tunggu pelayanan resep obat pasien non

racikan adalah 45,57 menit dan resep racikan adalah 71,40 menit, hal ini

tidak sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Kepmenkes RI a Nomor

129/Menkes/SK/II/2008 tentang SPM Rumah Sakit yaitu untuk obat non

racikan ≤ 30 menit dan obat racikan ≤ 60 Menit.

Page 144: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

130

7.2 Saran

A. Saran untuk Rumah Sakit

1. Diharapkan Rumah sakit sebaiknya melakukan penambah SDM yaitu asisten

apoteker untuk disetiap bagian proses pelayanan resep khususnya di bagian

penyerahan.

2. Diharapkan Rumah Sakit memberikan pelatihan/pengembangan kepada apoteker

dan asisten apoteker secara rutin minimal 2 kali sampai 3 kali setahun seperti

pelatihan pelayanan resep, pelayanan informasi obat dan pelatihan SOP

pelayanan resep.

3. Diharapkan Rumah Sakit sebaiknya membuat kebijakan tertulis standar waktu

tungu pelayanan resep rawat jalan sehingga dapat dijadikan pedoman dalam

pelayanan resep.

4. Diharapkan Rumah Sakit untuk memaksimalkan fungsi pengawasan dan evaluasi

terhadap kinerja pelayanan resep apoteker dan asisisten apoteker bekerja sesuai

dengan prosedur yang seharusnya sehingga dapat terhindar dari kejadian-

kejadian yang tidak diinginkan.

5. Diharapkan Rumah Sakit untuk memisah antara pelayanan resep pasien jaminan

dan umum.

6. Diharapkan Rumah Sakit menyediakan telepon khusus dan langsung tanpa

sistem sambungan untuk instalasi farmasi rawat jalan.

Page 145: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

131

B. Saran untuk bagian Instalasi Farmasi

1. Diharapkan bagian Instalasi Farmasi membangun budaya 5 R (Ringkas, Rapi,

Resik, Rawat, Rajin) sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan

kenyamanan petugas.

2. Diharapkan bagian Instalasi Farmasi membuat label khusus jenis obat LASA

untuk ditempelkan pada jenis obat tersebut untuk memudahkan pencarian dan

mengurangi kesalah pengambilan obat.

3. Diharapkan bagian instalasi farmasi sebaiknya selalu memperhatikan dan

memperhitungkan ketersediaan obat fast moving dan ATK agar selalu tersedia

saat dibutuhkan.

4. Diharapkan bagian instalasi farmasi untuk mengajukan permintaan penambahan

meja etiket, printer dan ruang kantor kepala depo instalasi farmasi rawat jalan.

Page 146: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

132

DAFTAR PUSTAKA

Afolabi MO, Erhun WO, 2003, Patients Response o Waiting in an Out-patient

Pharmacy in Nigeria, Tropical Journal of Pharmaceutical Research 2003: 2(2).

207-214. Proquest Direct.Perpustakaan Universitas Indonesia; Depok

Ahmad, Murtaja, 2014. Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Kinerja Perawat DI

Rumah Sakit Islam NU Demak. Sripsi, Universitas Islam Negeri Walisongo:

Semarang diakses melalui http://eprints.walisongo.ac.id/3665/ pada tanggal 3

Januari 2017

Arief, M, 2008. Manajemen Farmasi (Cetakan Kelima). Gadjah Mada University Press :

Yogyakarta

Atmoko, Tjipto. (2010). Standar Operasional Prosedur (Sop) Dan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah. Diakses dari:http://e-

dokumen.kemenag.go.id/files/BX32jRZz1284857253.pdf, pada 25 Oktober 2016

Ayuningtyas, P. 2011. Analisis Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien Umum di Depo

Farmasi Rawat Jalan RS Karya Bhakti Tahun 2011. Tesis, Universitas

Indonesia; Depok

Azwar, Azrul. 2010. Pengantar administrasi kesehatan. Binarupa Aksara: Jakarta

Azwar,Azrul. 1998. Program Menjaga Mutu Pelayanan Keshatan. Yayasan Penerbitan

Ikatan Dokter Indonesia: Jakarta

Azwar,Azrul. 2003. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Kedua. PT. Binarupa

Aksara; Jakarta

Bahfen, F, 2006.Aspek Legal Layanan Farmasi Komunitas Konsep Pharmaceutical

Care. Majalah Medisina. 1(1): 20.

Budiono, 2008. Pengaruh Disiplin Kerja Dan Fasilitas Kerja Terhadap Produktivitas

Kerja Karyawan Pada Pt. Karya Gemilang Surakarta. Skripsi, Universitas

Muhammadyah Surakarta: Surakarta

Bungin, Burhan,2010 Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik

dan Ilmu Sosia lainnya. Jakarta: Kencana Prenama Media Group

Page 147: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

133

Chou Y, et. Al. 2010.Prescription-Filling Process Reengineering Of An Outpatient

Pharmacy. Departement Of Taichung Veterans General Hospital, Taiwan,

Repiblic Of China. Springer Science+ Business Media, LLC 2010.Diakses

melalui http://dx.doi.org/10.1007/s10916-010-9553-5pada tanggal 12 Desember 2016

Courtenay M; Griffiths M, 2010. Medication Safety : An Essential Guide. University

Press: Cambridg

Da Costa, Almira Ristizsa Shabrina, 2015. Evaluasi Mutu Pelayanan Apotek Rawat

Jalan Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Rawalumbu

Bekasi. Jurnal Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul: Jakarta. Diakses melalui

http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-7264-JURNAL.pdf

pada tanggal 12 Desember 2016

Depkes RI, 2004. Pedoman Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan.Jakarta :

Departemen Kesehatan RI

Depkes RI, 2008. Manajemen Perbekalan Farmasi Rumah Sakit.

Depkes RI,2009. Sistem Kesehatan Nasional 2009. Jakarta.

Depkes RI. 2007. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di

Daerah Kepulauan. Jakarta: Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan dan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

DeScioli, T. Derek.2001. Differentiating The Hospital Supply Chain For Enhanced

Performance. New Brunswick. Rutgers University, Thesis.

Dirjen Bina Kefamasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pengelolaan

Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit .Jakarta

Drug week. 2007. Drug Development; Pharmacists' Workload Contributes To Errors.

Article. Diaksses melalui

https://www.sciencedaily.com/releases/2007/04/070424130317.htm pada 02

Desember 2016.

Dwihanggrian NM. 2007. Laporan Magang Bidang Perkantoran Medik Dengan Pokok

Bahasan Waktu Tunggu Obat Pasien Rawat Jalan Instalasi Farmasi Rajal RSIA

Hermina Bekasi Tahun 2007, Program Diploma III Perumahsakitan FKUI,

Depok

Page 148: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

134

Gamrin, Burhanudin, Joeharno, M, 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu

Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas

Esa Unggul Vol .3 No. 1

Giddings MJ, Gray AL, Hannon TA, 2005, ImprovingPharmacy Service at Lerdsin

Hospital: An Interactive Qualifying Project Report, Project Number :JRK BKKI:

Wenchester Polytecnic Institute. Proquest Direct. Perpustakaan Universitas

Indonesia, Depok. 3 Januari 2017.

Febriawati, Henni. 2013. Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit. Yogyakarta:

Gosyen.

Hasibuan, SP,M. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Cetakan

Kesepuluh. Jakarta : Bumi Aksara.

Herman Sofyandi, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Pertama, Penerbit

Graha Ilmu: Yogyakarta.

Hidayat, A.Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data.

Surabaya: Salemba

Ilyas, Yaslis. 2006. Mengenal Asuransi Kesehatan : Review Utilisas, Manajemen Klaim

Dan Fraud. Depok : FKM UI.

Irma, J. 2011.: Analisis Waktu Tunggu Pelayanan Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Bhakti Yudha Tahun 2011. Tesis, Universitas Indonesia :Depok

Janartni R. 2013. The Study of Relationship between Manpower and Number of

Medication Error at One Hospital in Bandung.www.digilib.pharmacy.itb.ac.id.

diakses tanggal 20 Desember 2016

Johns, DT dan Harding, HA.2001. Manajemen Operasi untuk Meraih Keunggulan

Kompetitif.Jakarta:PPM

Johnson, Richard A; Kast, Fremon E [and] Rosenzweig, James E.1973.The Theory And

Management Of Systems.[s.l] :McGraw-Hill.

Kandou, Priscilla, dkk, 2014. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Pada

Karyawan Di Kantor Pengelola Megamall Manado Bidang Minat. Jurnal

Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Diakses melalui

Page 149: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

135

http://fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/JURNAL_PRISCILLA-

KANDOU-091511132.pdf pada tanggal 20 Februari 2017

Kapalawi,Irwandy. 2009. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.Diakses Melalui

https://irwandykapalawi.wordpress.com/2009/04/16/sistem-informasi-

manajemen-rumah-sakit/ pada tanggal 9 Januari 2017

Karyanto, T.B, 2003. Berkomunikasi dengan Pesawat Telepon. Direktorat Pendidikan

Menengah Kejuruan:Jakarta

Kashmir, 2005. Etika Customer service, Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Kepmenkes Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004. Standar Pelayanan Farmasi Di

Rumah Sakit. Jakarta

Kepmenkes Nomor 129/Menkes/SK./II/2008 .Standar Pelayanan Minimum Rumah

Sakit.Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Repubilk Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004

tentang standar pelayanan kefarmasian di Apotek

Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 983/Menkes/SK/1992

Keputusan Menteri Kesehatan No.66/ Menkes / II / 1987/ Pengertian Pelaynan Rawat

Jalan

Levy, p, s & Lameshow,S. 1999.Sampling of Populations: Methods and Applications. In

R.M. Gwoves,G. Kalton, J.N.K.Rao,N. Schwartz & C. skinner.

Maghfiroh, Nurul dan Marimin, 2010.Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dan

Manajemen Rantai Pasok. IPB Press: Bogor.

Maharani, Anisa Ega.2015. Gambaran Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien BPJS

Pada Peak Hours Di Depo Farmasi Instalasi Rawat Jalan RSUP Fatmawati

Tahun 2015. Skripsi UI; Depok

Maharani, Dyah Nurfitri,dkk. 2016. Analisis Pengaruh Kepuasan Pasien Terhadap

Kualitas Pelayanan Resep Di Apotek Instalasi Farmasi Badan Rumah Sakit

Daerah Luwuk Kabupaten Banggai. GALENIKA, Journal of PharmacyUniversitas

Tadulako, Palu Vol.2 (2) :111-117

Maimun, A., 2008, Perencanaan Obat Antibiotik Berdasarkan Kombinasi Metode

Konsumsi dengan Analisis ABC dan Reorder Point Terhadap Nilai Persediaan

Page 150: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

136

dan Turn Over Ratio di Instalasi Farmasi RS Darul Istiqomah Kendal,

Institutional Repository Universitas Diponegoro

Miles, M.B, Huberman, A.M, 1994. Qualitative data analysis, 2nd ed. USA: Sage

Publication

Mobach, Mark P. Consumer Behavior in The Waiting Area . 2015. Springer Science

Business Media. Diakses melalui

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2793373/tanggal 3 Januari

2017.

Mudayana, Ahmad Ahid. 2012. Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Karyawan Di

Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas

Ahmad Dahlan Yogyakarta Vol. 6 No. 1, 1 – 74.

Muharomah, Septi, 2008. Manajemen Penyimpanan Obat Di Puskesmas Kecamatan

Jatidakarsa Jakarta Selatan Tahun 2008. Skripsi UI, Depok.

Muninjaya, Gde AA, 2011, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta, EGC

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Perilaku. Rineka Cipta:Jakarta

Panthong, Daosodsai, The 5th

Asian Conference on Clinical Pharmacy 2005, 66: Work

Analysis Model Of Hospital Pharmacy Service: Case Study In Outpatient

Dispensing Service At Banhai Hospital, Thailand, Diakses melalui

http://web.usm.my/mjps/mjps03022005/mjps03022005_5.pdf pada tanggal 3

Januari 2017.

Peraturan Menkes Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit

Umum

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58, 2014. Standar Pelayanan Kefararmasi Di

Rumah Sakit. Jakarta

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51, 2009. Tentang Pekerjaan

Kefarmasian

Permenkes Nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit

Pillay et,al. 2011. Hospital Waiting Time: The Forgitten Premise Of Healthcare Service

Delivery. International Journal Of Health Care Quality Assurance Vol. 24 No. 7

Page 151: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

137

2011 pp.506-522 Emerald Group Publishing. Proquest Direct Universitas

Indonesia

Pohan, I, 2003. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan. Kesaint Blane : Bekasi

Prasanna, K., Bashith, M., Sucharitha, 2009. Consumer satisfaction about hospital

services: a study from the outpatient department of a private medical college

hospital at Mangalore,” Indian J Community Med., 34(2):156-, 156– 59, diakses

melalui http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19966965 pada tanggal 12 Agustus

2016 Pukul 20.09 WIB

Prawirosentono, S. 2000. Manajemen Sumberdaya Manusia Kebijakan Kinerja

Karyawan, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.

Pudjaningsih, Dwi. 2006. LOGIKA, Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Kesehatan

,Vol 9 No. 01 Maret 2006 Vol 3, No.1

Pudjaningsih, Dwi. 2007. Pengembangan Indikator Efisiensi Pengelolaan Obat di

Farmasi Rumah Sakit.UGM Press.

Puspitasari,A. 2011. Analisis Waktu Tunggu Pelayanan Resep Pasien Umum di Depo

Farmasi Rawat Jalan RS Karya Bakti Tahunn2011.Tesis.Depok :UI

Rachmawati, Ike Kusdyah. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, CV.

Andi , , hlm. 55-56

Rahkmisari D,2006. Manajemen Instalasi Farmasi Rumah Sakit: Program Diploma III

Perumahsakitan FKUI, Jakarta

Ristya, Puja Vikka, Arif, Kurniadi. 2015, Kepatuhan Petugas Tpprj Dalam Pelaksanaan

Standar Prosedur Operasional Pendaftaran Pasien Bpjs Di Rs Pantiwilasa

Dr.Cipto Kota Semarang Tahun 2015. Jurnal Universitas Semarang, Diakses

melalui http://eprints.dinus.ac.id/17487/1/jurnal_16437.pdf pada tanggal 2 Januari

2017

Ritung M, 2003. Lama Waktu Pelayanan Resep Racikan Khusus Hari Sabtu Di Instalasi

Farmasi Rawat Jalan RSIA Hermina Bekasi Tahun 2003: Tesis UI: Depok

Septini, Renni, 2012. Analisis Waktu Tuggu Pelayanan Resep Pasien Askes Rawat Jalan

Di Yanmasum Farmasi RSPAD Gatot Soebroto Tahun 2011. Skripsi, UI: Depok

Sihotang A. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Pradnya Paramita

Page 152: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

138

Simamora, Henry, 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Edisi Kedua,

Yogyakarta.

Siregar.C.J.P. 2004.Farmasi Rumah Sakit dan Teeori Penerapan. Buku Kedokteran

EGC. Jakarta

Smith, J. 2004. Buiding a Safer NHS for patients : Improving Medication Safety. NHS.

LondonDiakses melalui

http://webarchive.nationalarchives.gov.uk/20130107105354/http:/www.dh.gov.u

k/prod_consum_dh/groups/dh_digitalassets/@dh/@en/documents/digitalasset/dh

_4084961.pdf pada tanggal 3 Januari 2017

Suciati, Susi dkk. 2006. Analsis Perencaaan Obat Berdasarkan ABC Indeks Kritis di

Instalasi Farmasi. Jurnal Manajemen Pelayaanan Kesehatan,: vol . 09, No. 1

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta: Bandung.

Sugiyono. 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta: Bandung

Sugiyono. 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta: Bandung.

Suprihanto, Jhon. 1987. Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dan Pengembangan

Karyawan. Yogyakarta: Yogyakarta

Szeinbach, Sherly, 2007, Dispensing Error in Community Pharmachy: Perceived

Influence of Sociotecnical Factors, International Journal For Quality In Health

Care. Vol 19 No.4. Diakses melalui

https://academic.oup.com/intqhc/article/19/4/203/1803523/Dispensing-errors-in-

community-pharmacy-perceived pada tanggal 3 Januari 2017

Terry, George R. 1976. Principles of Management.Homewood,III:RD. Irwan Inc.

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Widiasari,E. 2009. Analisa Waktu Pelayanan Resep di Instalasi Farmasi Rawat Jalan

RS Tugu Ibu Depok Tahun 2009. Skripsi UI: Depok

Wijono.2008. Manajemen Mutu Rumah Sakit dan Kepuasan Pasien Prinsip dan

Praktik., CV Duta Prima Airlangga: Surabaya

Wongkar L,2000. Analisis Waktu Pelayanan Pengambilan Obat Di Apotek Kimia

Farma Kota Pontianak Tahun 2000: Tesis UI: Depok

Page 153: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

139

LAMPIRAN

Page 154: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

140

LAMPIRAN 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Informed Consent

Kepada Yth. Responden

di Tempat

Dengan Hormat,

Saya mahasisiwi S1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Nama : Yulia Elizabet

NIM : 1112101000022

Bermaksud akan melaksanakan penelitian tentang “ Gambaran sistem pelayanan

resep pasien Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Karya Bhakti Pratiwi Bogor Tahun

2016”. Adapun segala informasi, yang saudara/ i berikan akan dijamin kerahasiaan

karena itu saudara/ i bebas untuk mencantumkan nama atau tidak. Sehubungan dengan

hal tersebut peneliti meminta kesediaan saudara/ i untuk mengisi kuisioner ini dengan

menandatangani kolom di bawah ini.

Atas kesediaannya dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.

Responden Peneliti

( ) ( )

Page 155: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

141

LAMPIRAN II

Pedoman Wawancara

Untuk Asisten Apoteker, Kepala Instalasi Farmasi dan Kepala Depo Farmasi

Rawat Jalan

A. Karakteristik Informan

Nama Informan :

Umur :

Pendidikan :

Jabatan :

Masa Kerja :

Hari/Tanggal Wawancara :

B. Tahap Pembukaan Wawancara

1) Menyampaikan ucapan terimakasih kepada narasumber atas kesediaanya

meluangkan waktu untuk diwawancarai

2) Memperkenalkan diri dan menjelaskan topic dan tujuan dari dilakukannya

wawancara

3) Menyampaikan kepada narasumber bahwa didalam wawancara bebas

menyampaikan pendapat, pengalaman, harapan, serta saran-saran yang berkaitan

dengan topik

4) Merekam pembicaraan dengan tape recorder dan mencatatnya bila perlu.

C. Pertanyaan

1. INPUT

a. SDM

- Berapa jumlah SDM yang tersedia saat ini di instalasi farmasi unit rawat jalan

RS Karya Bhakti Pratiwi Bogor dalam pelayanan resep pasien?

Page 156: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

142

- Apakah dengan jumlah tersebut sudah mencukupi dan dapat menyelesaikan

semua pekerjaan yang ada?

- Jika kurang, di bagian mana yang harus ditambah?

- Apakah ada program rutin untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

petugas yang terkait dalam pelayanan resep pasien?

- Bagaimana kemampuan dan pengetahuan mereka dalam kegiatan pelayanan

resep obat di instalasi farmasi unit rawat jalan RS Karya Bhakti Pratiwi Bogor?

b. Sarana dan Prasarana

- Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana saat ini untuk mendukung

pelayanan reserp pasien di instalasi rawat jalan?

-Bagaimana pengaruh sarana dan prasarana terhadap pelayanan resep pasien

rawat jalan?

- Bagaimana ketersediaan sarana yang mendukung pelayanan resep pasien di

instalasi rawat jalan?

- Bagaimana ketersediaan prasarana (peralatan) yang mendukung pelayanan resep

pasien di instalasi rawat jalan?

c. Prosedur

- Apakah ada prosedur terkait pelayanan resep pasien di instalasi farmasi rawat

jalan?

- Apakah menurut anda prosedur yang berlaku saat ini sudah cukup jelas dan telah

disosialisasikan?

- Apakah anda mengetahui kebijakan standar waktu tunggu pelayanan resep di

instalasi farmasi rawat jalan?

Page 157: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

143

- Apakah ada kebijakan tertulis terkait waktu tunggu pelayanan resep?

- Bagaimana menurut anda mengenai pengaplikasian dari prosedur tertulis tersebut

dalam pelayanan resep?

- Bagaimana pengawasan dan evaluasi prosedur? Apakah rutin dilakukan?oleh

siapa?

2. PROSES

1) Penerimaan/Harga Resep

- Berapa orang yang bertugas pada Penerimaan/Harga resep?

- Kendala apa yang sering dihadapi pada tahap ini?

2) Pengambilan Obat

- Berapa orang yang bertugas pada pengambilan resep

- Kendala apa yang dihadapi pada tahap ini?

3) Peracikan Obat

- Berapa orang yang bertugas pada peracikan resep?

- Kendala apa yang dihadapi pada tahap ini?

4) Penulisan Etiket

- Berapa orang yang bertugas pada penulisan etiket?

- Kendala apa yang dihadapi pada tahap ini?

5) Penyerahan Resep

- Berapa orang yang bertugas pada penyerahan resep?

- Kendala apa yang dihadapi pada tahap ini?

Page 158: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

144

LAMPIRAN III

Formulir Waktu Tunggu Pelayanan Resep

Gambaran sistem pelayanan resep pasien Rawat Jalan Di Instalasi Farmasi Karya Bhakti Pratiwi Tahun

2016

No

Resep Nama

Penomoran Ambil Racik Etiket Serah Ket Total

Jeda Proses Jeda Proses Jeda Proses Jeda Proses Jeda Proses

Page 159: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

145

LAMPIRAN IV

Telaah Dokumen dan Lembar Observasi

a. Prosedur

No Variabel Observasi Hasil Keterangan

Ya Tidak

1 Deskripsi Kerja Kepala Instalasi Farmasi √

2 Deskripsi Kerja Kepala Instalasi

Farmasi Rawat Jalan √

3 Deskripsi Kerja Asisten Apoteker √

4 Prosedur pelayanan resep obat di

Instalasi Farmasi Rajal √

b. Sarana dan Prasarana

No Pernyataan Observasi Hasil Keterangan

Ya Tidak

A Bangunan

1 Menyatu dengan sistem RS √ Berada di

lantai 1

2 Dipisahkan antara fasilitas untuk

penyelenggaraan manajemen, pelayanan

langsung kepada pasien dan dispensing

3 Ruang Kantor √

4 Ruang distribusi/pelayanan rawat jalan (apotik) √

5 Ruang penyimpanan obat √

6 Ruang racik √

7 Ruang konseling √

8 Ruang informasi obat √

B Peralatan

1 Alat tulis kantor √ Sering

kurang

2 Komputer untuk entry data √ 2 unit

dibagian

penerimaan,

1 unit untuk

Page 160: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

146

No Pernyataan Observasi Hasil Keterangan

Ya Tidak

kepala depo

rawat jalan

3 Telepon √ Hanya ada 1

unit dan

tidak bisa

menelpon

keluar RS

4 Meja dan Kursi √ Hanya ada 1

meja

panjang dan

1 meja kecil

5 Lemari pendingin √

6 Rak penyimpanan obat

7 Mesin pembungkus puyer

√ 1 unit

8 Timbangan digital √ 1 unit

9 Timbangan manual √ I unit

10 Mortar √ 2 unit

11 Stemper

√ 2 unit

12 Blender √ 1 unit

Page 161: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

147

LAMPIRAN V

Matriks Wawancara, Observasi dan Telaah Dokumen

RJ-1 RJ-2 RJ-3 RJ-4 RJ-5 RJ-6 RJ-7 RJ-8 RJ-9 RJ-10 Obser

vasi

Telaa

h

Doku

men

Kesimp

ulan

INPUT

Sumber Daya Manusia

Berapa jumlah SDM yang tersedia saat ini di instalasi farmasi unit rawat jalan RS Karya Bhakti Pratiwi Bogor dalam pelayanan resep pasien?

12 orang 12 orang 12 orang 12 orang 12 orang 12 orang 12 orang 12 orang 12 orang 12 orang 12

orang 12

orang 12

orang Bagaimana kecukupan jumlah petugas di depo farmasi rawat jalan?

SDM

kurang

Belum

cukup

Masih

belum

cukup

Belum

mencuku

pi masih

kurang

orang

Masih

kurang

Masih

belum

cukup

Belum

cukup

Masih

belum

cukup

Masih

kurang

orang

Masih

kurang

Mena

mbah

2

orang

petuga

s

Jumlah

AA

masih

belum

mencuk

upi

Pada bagian mana perlu ditambah SDM?

Semua

bagian

Dibagian

serah

Dibagia

n serah

Di

semua

bagian

Disetiap

bagian

Hampir

semua

bagian.

Di

bagian

serah

Di

bagian

serah

Disetiap

bagian

Di

semua

bagian

Pada

bagian

serah

Perlu

penamb

ahan

disemua

bagian

dan

bagian

serah

Apakah adadiadakan pelatihan rutin yang diikuti oleh tenaga kefarmasian?

Page 162: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

148

RJ-1 RJ-2 RJ-3 RJ-4 RJ-5 RJ-6 RJ-7 RJ-8 RJ-9 RJ-10 Obser

vasi

Telaa

h

Doku

men

Kesimp

ulan

Di

farmasi

ada

program

dan rutin

Ada

program

rutin,

Program

rutin RS

belum

ada,

Pelatiha

n belum

rutin.

Tidak

rutin

Pernah

ada tapi

tidak

rutin

Belum

ada yang

rutin.

Ada

tapi,

tidak

rutin,

Tidak

rutin,

Belum

ada yang

rutin

Frekuen

si

pelatiha

n masih

jarang

dilakuka

n

Bagaimana kemampuan dan pengetahuan SDM dalam pelayanan resep pasien di instalasi farmasi rawat jalan (membaca resep, mengetahui

dosis dan aturan minumnya) terhadap kecepatan pelayanan resep ?

Sudah

cukup

baik

Masih

kurang

Sudah

cukup

Masih

kurang

Masih

kurang

Masih

kurang

Masih

kurang

maksima

l

Masih

kurang

Masih

belum

maksim

al

Masih

kurang

Masih

kurangn

ya

kemamp

uan dan

pengeta

huan

SDM

dalam

pelayan

an resep

Sarana dan Prasarana

Bagaimana ketersediaan sarana yang mendukung pelayanan resep pasien di instalasi rawat jalan?

Masih

kurang

luas,

ruang

kantor

Masih

kurang

luas,

Ruang

kantorke

Kurang

luas dan

kantor

depo

juga

Masih

kurang

luas,kura

ng ruang

kantor

Kurang

luas

Masih

sangat

kurang

luas,

kurang

Tempat

kurang

luas.

Kepala

depo

belum

punya

ruangan

Kurang

luas.

Masih

kurang

luas dan

butuh

ruangan

Untuk

kelengk

apan

masih

kurang

Page 163: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

149

RJ-1 RJ-2 RJ-3 RJ-4 RJ-5 RJ-6 RJ-7 RJ-8 RJ-9 RJ-10 Obser

vasi

Telaa

h

Doku

men

Kesimp

ulan

juga

belum

ada

pala

depo

belum

ada

belum

ada

kepala

depo

ruang

kantor

kepala

depo

sendiri kantor

kepala

depo.

ruang

kantor

kepala

depo

farmasi

rawat

jalan

dan

ruang

pelayan

an

masih

kurang

luas.

Bagaimana ketersediaan prasarana (peralatan) yang mendukung pelayanan resep pasien di instalasi rawat jalan?

Masih

kurang

Masih

kurang Masih

kurang Masih

kurang Masih

kurang Masih

kurang Masih

kurang Masih

kurang Masih

kurang Masih

kurang Masih

kuran

g

Untuk

kelengk

apan

dan

kecukup

an

peralata

n masih

kurang.

Bagaimana pengaruh ketersediaan sarana dan prasarana terhadap pelayanan resep pasien rawat jalan?

Sangat

mempen

Sangat

mempen

Sangat

mempen

Sangat

mempen

Sangat

mempen

Sangat

mempen

Sangat

mempen

Sangat

mempen

Sangat

mempen

Sangat

mempen

Pengaru

h sarana

Page 164: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

150

RJ-1 RJ-2 RJ-3 RJ-4 RJ-5 RJ-6 RJ-7 RJ-8 RJ-9 RJ-10 Obser

vasi

Telaa

h

Doku

men

Kesimp

ulan

garuhi

waktu

pelayana

n

garuhi

waktu

pelayana

n

garuhi

waktu

pelayana

n

garuhi

waktu

pelayana

n

garuhi

waktu

pelayana

n

garuhi

waktu

pelayana

n

garuhi

waktu

pelayana

n

garuhi

waktu

pelayana

n

garuhi

waktu

pelayana

n

garuhi

waktu

pelayana

n

dan

prasaran

a yang

masih

kurang

bedamp

ak pada

waktu

pelayan

an

resep.

Standar Operasional Prosedur (SOP)

Apakah ada prosedur terkait pelayanan resep di instalasi farmasi rawat jalan?

Ada

prosedur

tertulisn

ya

pelayana

n resep

Sudah

ada SOP

Ada

prosedur

tertulis.

Ada

prosedur

Ada

prosedur

tertulis

Ada

prosedur

tertulisn

ya

pelayana

n resep

SOP ada

tertulis

dan jelas

Ada

untuk

prosedur

tertulis

Sudah

ada

prosedur

tertulis

Prosedur

sudah

ada,

Doku

men

prose

dur

No.1

4-08

meng

enai

pelay

anan

resep

pasie

n di

depo

farma

si

Sudah

tersedia

nya

prosedur

terkait

pelayan

an resep

di

instalasi

farmasi

rawat

jalan

RSKBP.

Page 165: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

151

RJ-1 RJ-2 RJ-3 RJ-4 RJ-5 RJ-6 RJ-7 RJ-8 RJ-9 RJ-10 Obser

vasi

Telaa

h

Doku

men

Kesimp

ulan

rawat

jalan

RSK

BP

Apakah prosedur yang berlaku saat ini sudah cukup jelas dan telah disosialisasikan?

Sudah

jelas

Sudah

jelas

Cukup

jelas

Pernah

bacadan

jelas

Sudah

jelas

untuk

prosedur

nya

Sudah

cukup

jelas

Prosedur

sudah

jelas

Sudah

celas

Sudah

jelas.

Prosedur

sudah

jelas.

Doku

men

prose

dur

No.1

4-08

Prosedu

r terkait

pelayan

an resep

sudah

jelas

Apakah ada kebijakan tertulis terkait waktu tunggu pelayanan resep?

Standar

belum

ada yang

tertulis,.

Standar

belum

baku dan

tertulis

Belum

ada

Standar

belum

baku dan

tertulis

Tidak

ada

stantar

baku

Belum

ada

Belum

ada

standar

yang

tertulis

Standar

belum

baku

dan

tertulis

Belum

ada

standar

baku

yang

sempurn

a

Belum

ada,

standar

baku

disini

Tidak

tersedia

kebijaka

n

tertulis

terkait

waktu

tunggu

pelayan

an resep

di

instalasi

rawat

jalan

RSKBP

Page 166: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

152

RJ-1 RJ-2 RJ-3 RJ-4 RJ-5 RJ-6 RJ-7 RJ-8 RJ-9 RJ-10 Obser

vasi

Telaa

h

Doku

men

Kesimp

ulan

Bagaimana pengaplikasian dari prosedur tertulis mengenai pelayanan resep?

Masih

belum

maksim

al

Belum

sepenuh

nya

sesuai

Belum

100%

sesuai

Belum

100%

Sudah

sesuai

sih

sejauh

ini

Sudah

sesuai

sama

prosedur

disini

Belum

sepenuh

nya ssuai

Masih

belum

100%

kadang

keluar

dari

prosedur

Masih

belum

100%

Masih

belum

100%

mengiku

ti

prosedur

Bagaimana pelaksanaan dari pemantauan dan evaluasi SOP Pelayanan resep pasien di Instalasi rawat jalan?

Pengaw

asan dan

evaluasi

belum

dilakuka

n

Pengawa

san dan

evaluasi

belum

dilakuka

n

Belum

ada

pengawa

san ,

dan

evaluasi

Pengawa

san dan

evaluasi

belum

dilakuka

n

Pengawa

san dan

evaluasi

belum

dilakuka

n

Pengawa

san dan

evaluasi

hanya

dilakuka

nsaat ada

masalah

Pengawa

san dan

evaluasi

belum

dilakuka

n

Pengaw

asan dan

evaluasi

belum

dilakuka

n

Pengaw

asan dan

evaluasi

hanya

dilakuka

nsaat

ada

masalah

Pengaw

asan dan

evaluasi

hanya

dilakuka

nsaat

ada

masalah

Belum

ada

pengaw

asan dan

evaluasi

yang

dilakuka

n

PROSES

Perlayanan Resep Paien

Berapa orang petugas dibagian penerimaan?

Ada 2

orang

Ada 2

orang Ada 2

orang Ada 2

orang Ada 2

orang Ada 2

orang Ada 2

orang Ada 2

orang Ada 2

orang Ada 2

orang Ada 2

orang di

bagian

penerim

aan

Apa kendala dibagian penerimaan yang mempengaruhi lama waktu tunggu?

Page 167: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

153

RJ-1 RJ-2 RJ-3 RJ-4 RJ-5 RJ-6 RJ-7 RJ-8 RJ-9 RJ-10 Obser

vasi

Telaa

h

Doku

men

Kesimp

ulan

Line

telepon

dengan

sistem

sambun

gan,

stok di

kompute

r tidak

sesuai

dengan

aslinya

Misahin

berkas,

line

telepon

dengan

sistem

sambung

an, stok

disistem

dengan

aslinya

beda

Line

telepon

dengan

sistem

sambun

gan,

stok di

kompute

r tidak

sesuai

dengan

aslinya

Misahin

berkas,

line

telepon

dengan

sistem

sambung

an, stok

disistem

dengan

aslinya

beda

Misahin

berkas,

line

telepon

dengan

sistem

sambung

an, stok

disistem

dengan

aslinya

beda

Misahin

berkas,

line

telepon

dengan

sistem

sambung

an, stok

disistem

dengan

aslinya

beda

Misahin

berkas,

line

telepon

dengan

sistem

sambung

an, stok

disistem

dengan

aslinya

beda

Line

telepon

dengan

sistem

sambun

gan,

stok di

kompute

r tidak

sesuai

dengan

aslinya

Line

telepon

dengan

sistem

sambun

gan,

stok di

kompute

r tidak

sesuai

dengan

aslinya

Line

telepon

dengan

sistem

sambun

gan,

stok di

kompute

r tidak

sesuai

dengan

aslinya

Kendala

pada

bagian

penerim

aan

yaitu,

1. Line

telepo

n

denga

n

sistem

samb

ungan

2. Stok

di

sistem

eror,

harus

3. Memi

sahka

n

berka

s

Berapa orang petugas dibagian pengambilan?

2 orang,

1 orang

1 orang

mengam

2 orang

di shift

2orang,

1 orang

2 orang,

1 orang

2 orang,

1 orang

2 orang,

1 orang

2 orang,

1 orang

2 orang,

1 orang

2 orang,

1 orang

2 orang,

1 orang

Page 168: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

154

RJ-1 RJ-2 RJ-3 RJ-4 RJ-5 RJ-6 RJ-7 RJ-8 RJ-9 RJ-10 Obser

vasi

Telaa

h

Doku

men

Kesimp

ulan

untuk

mengam

bil resep

racikan

1 orang

lagi

mengam

bil resep

non

racikan

bil obat

resep

non

racikan

dan 1

orang

lagiresep

racikan

pagi , 1

orang

mengam

bil obat

resep

non

racikan

juga

untuk

mengam

bil resep

racikan 1

orang

lagi

mengam

bil resep

non

racikan

untuk

mengam

bil resep

racikan 1

orang

lagi

mengam

bil resep

non

racikan

mengam

bil obat

resep

non

racikan

dan 1

orang

lagiresep

racikan

untuk

mengam

bil resep

racikan 1

orang

lagi

mengam

bil resep

non

racikan

untuk

mengam

bil resep

racikan

1 orang

lagi

mengam

bil resep

non

racikan

untuk

mengam

bil resep

racikan

1 orang

lagi

mengam

bil resep

non

racikan

untuk

mengam

bil resep

racikan

1 orang

lagi

mengam

bil resep

non

racikan

untuk

mengam

bil resep

racikan

1 orang

lagi

mengam

bil resep

non

racikan

Apa kendala dibagian pengambilan yang mempengaruhi lama waktu tunggu?

Ketersed

iaan

obat

yang

dibutuhk

a di

depo

rawat

jalan

Ketersed

iaan obat

yang

dibutuhk

an di

depo

rawat

jalan

Ketersed

iaan

obat

yang

dibutuhk

an di

depo

rawat

jalan

Ketersed

iaan obat

yang

dibutuhk

an di

depo

rawat

jalan

Ketersed

iaan obat

yang

dibutuhk

an di

depo

rawat

jalan

Ketersed

iaan obat

yang

dibutuhk

an di

depo

rawat

jalan

Ketersed

iaan obat

yang

dibutuhk

an di

depo

rawat

jalan

Ketersed

iaan

obat

yang

dibutuhk

an di

depo

rawat

jalan

Ketersed

iaan

obat

yang

dibutuhk

an di

depo

rawat

jalan

Ketersed

iaan

obat

yang

dibutuhk

an di

depo

rawat

jalan

Kendala

pada

bagian

pengam

bilan

yaitu,

Keterse

diaan

obat di

depo

farmasi

rawat

jalan

Berapa orang petugas dibagian peracikan?

2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang

Apa kendala dibagian peracikan yang mempengaruhi lama waktu tunggu?

Page 169: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

155

RJ-1 RJ-2 RJ-3 RJ-4 RJ-5 RJ-6 RJ-7 RJ-8 RJ-9 RJ-10 Obser

vasi

Telaa

h

Doku

men

Kesimp

ulan

Kurang

orangsaa

t racikan

banyak

Kurang

orang

saat

racikan

banyak

Kurang

orang

saat

racikan

banyak

Kurang

orang

saat

racikan

banyak

Kurang

orang

saat

racikan

banyak

Kurang

orang

saat

racikan

banyak

Kurang

orang

saat

racikan

banyak

Kurang

orang

saat

racikan

banyak

Kurang

orang

saat

racikan

banyak

Kurang

orangsaa

t racikan

banyak

Kendala

pada

bagian

peracika

n yaitu,

kurang

orang

pada

saat

terjadi

penump

ukan

resep

racikan

Berapa orang petugas dibagian penulisan etiket?

2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang

Apa kendala dibagian penulisan etiket yang mempengaruhi lam waktu tunggu?

Copy

resep

dan

ketelitia

n dalam

pemerik

saan

Salinan

resep

dan

tulisan

doktersu

sah baca

Penulisa

n

salinan,

dan

kroscek.

Penulisa

n salinan

resep

Copy

resep,

dan

harus

dicek

dahulu

Copy

resep

dan

ketelitia

n dalam

pemeriks

aan

Kalau

resep

numpuk,

bikin

salinan

resepnya

Salinan

resep

dan

tulisan

dokter

susah

baca

Copy

resep

dan

ketelitia

n dalam

pemerik

saan

Copy

resep

dan

ketelitia

n dalam

pemerik

saan

Kendala

pada

bagian

penulisa

n etiket

yaitu,

penulisa

n copy

resep

dan

Page 170: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

156

RJ-1 RJ-2 RJ-3 RJ-4 RJ-5 RJ-6 RJ-7 RJ-8 RJ-9 RJ-10 Obser

vasi

Telaa

h

Doku

men

Kesimp

ulan

kroscek

Berapa orang petugas dibagian penyerahan?

1 orang

Hanya 1

orang

1 orang Hanya 1

orang

Hanya 1

orang

1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang

1 orang

Apa kendala dibagian penyerahan yang mempengaruhi lam waktu tunggu?

Ketelitia

n saat

kroscek

obat dan

kurang

orang

Ketelitia

n saat

kroscek

obat dan

kurang

orang

Ketelitia

n saat

kroscek

obat dan

kurang

orang

Ketelitia

n saat

kroscek

obat dan

kurang

orang

Ketelitia

n saat

kroscek

obat dan

kurang

orang

Ketelitia

n saat

kroscek

obat dan

kurang

orang

Ketelitia

n saat

kroscek

obat dan

kurang

orang

Ketelitia

n saat

kroscek

obat dan

kurang

orang

Ketelitia

n saat

kroscek

obat dan

kurang

orang

Ketelitia

n saat

kroscek

obat dan

kurang

orang

Kendala

pada

bagian

penyera

han obat

yaitu,

kurang

orang

dan

ketelitia

n dalam

mengkr

oscek

resep

dan

obat.

Page 171: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

157

Page 172: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

183

OUTPUT

NON RACIKAN

TOTAL_2

N Valid 74

Missing 0

TOTAL_2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SESUAI 32 43.2 43.2 43.2

TIDAK SESUAI 42 56.8 56.8 100.0

Total 74 100.0 100.0

Statistics

NON RACIKAN Jeda_Harga Proses_Harga Jeda_Ambil Proses_Ambil Jeda_Etiket Proses_Etiket Jeda_Serah Proses_Serah TOTAL

N Valid 74 74 74 74 74 74 74 74 74

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 7.5245 4.0534 6.3277 5.9492 7.0111 5.6074 5.0445 4.0543 45.5720

Std. Deviation 3.86070 2.19097 4.28126 2.02460 4.09026 2.19869 3.78036 .83797 1.59642E1

Minimum .38 1.22 .28 2.11 .12 1.34 1.53 1.11 20.77

Maximum 15.12 10.33 22.22 12.25 20.35 10.21 18.38 5.11 77.05

Sum 556.81 299.95 468.25 440.24 518.82 414.95 527.21 146.10 3372.33

NON RACIKAN

HARGA AMBIL ETIKET SERAH

N Valid 74 74 74 74

Missing 0 0 0 0

Mean 11.7578 12.2769 12.6185 9.0988

Std. Deviation 5.09388 5.19769 4.62952 4.25667

Minimum 1.70 2.65 4.57 3.45

Maximum 21.66 28.54 26.80 22.12

Page 173: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

184

RACIKAN

total2

N Valid 32

Missing 0

RACIKAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SESUAI 15 46.9 46.9 46.9

TIDALK SESUAI 17 53.1 53.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

Statistics

RACIKAN Jeda_Harga Proses_Harga Jeda_Ambil Proses_Ambil Jeda_Racik Proses_Racik Jeda_Etiket Proses_Etiket Jeda_Serah Proses_Serah Total

N Valid 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 9.8447 4.2434 6.5991 5.1356 7.9744 19.0434 7.0231 3.6291 5.0294 3.4978 71.4056

Std. Deviation 4.43501 1.83737 3.56705 2.09881 3.69973 6.89999 4.12908 1.59630 3.70318 .65959 1.68049E1

Minimum .54 2.11 .34 2.11 .24 5.47 .23 1.24 1.11 1.01 41.38

Maximum 23.12 10.53 16.21 11.22 16.23 39.01 17.23 7.35 13.24 3.23 102.70

Sum 315.03 135.79 211.17 164.34 255.18 609.39 224.74 116.13 215.34 57.21 2284.98

RACIKAN

HARGA_RACIK AMBIL_RACIK RACIK ETIKET_RACIK SERAH_RACIK

N Valid 32 32 32 32 32

Missing 0 0 0 0 0

Mean 12.3881 11.7347 27.0178 10.6522 8.5172

Std. Deviation 5.11519 4.21402 8.77712 4.88072 3.94137

Minimum 4.99 3.68 13.48 2.76 2.35

Maximum 29.44 21.42 45.70 20.91 16.47

Sum 450.82 375.51 864.57 340.87 272.55

Page 174: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

185

SELURUH RESEP (RACIKAN+NON)

SELURUH RESEP Jeda_Harga Proses_Harga Jeda_Ambil Proses_Ambil Jeda_Racik Proses_Racik Jeda_Etiket Proses_Etiket Jeda_Serah Proses_Serah TOTAL

N Valid 106 106 106 106 106 106 106 106 106 106 106

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 8.2249 4.1108 6.4096 5.7036 2.1621 4.3440 7.0147 5.3602 7.0052 2.3680 53.3708

Std. Deviation 4.16113 2.08369 4.06391 2.07150 3.94629 6.89999 4.08229 2.22395 3.74402 .78996 2.00637E1

Minimum .38 1.22 .28 2.11 0.00 0.00 .12 1.24 1.11 1.01 20.77

Maximum 23.12 10.53 22.22 12.25 16.23 39.01 20.35 10.21 18.38 5.11 102.70

Sum 871.84 435.74 679.42 604.58 229.18 460.46 743.56 531.08 742.55 203.31 5657.31

SELURUH RESEP (RACIKAN+NON)

HARGA_TOTAL AMBIL_TOTAL RACIK ETIKET_TOTAL SERAH_TOTAL

N Valid 106 106 106 106 106

Missing 0 0 0 0 0

Mean 12.3357 12.1132 6.5060 12.3749 9.3632

Std. Deviation 5.20628 4.90794 10.45901 4.77035 4.15397

Minimum 1.70 2.65 13.48 2.76 2.35

Maximum 29.44 28.54 45.70 26.80 22.12

Sum 1307.58 1284.00 864.57 1274.64 945.86

Page 175: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

186

KEGIATAN DI BAGIAN PENERIMAAN/HARGA

Harga H1_proses H2_delay H3_proses H4_delay H4_proses H5_proses H6_delay H6_proses H7_proses H8_proses H9_delay H9_proses

N Valid 106 106 106 106 106 106 106 106 106 106 106 106

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 0.2214 3.1261 1.0275 2.0086 0.5025 0.1543 2.0867 0.4044 0.5856 1.0167 1.0245 0.2315

Minimum 0.12 1.09 0.54 1.23 0.21 0.14 0.32 0.29 0.21 0.53 0.43 0.10

Maximum 0.47 6.44 2.34 3.56 1.07 1.00 3.55 1.02 2.45 2.35 1.12 0.50

KEGIATAN DI BAGIAN PENGAMBILAN/AMBIL

Ambil A1_delay A2_proses A3_proses A4_ delay A4_ proses A5_proses A6_proses

N Valid 106 106 106 106 106 106 106

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 4.2136 1.0912 0.1377 2.1903 4.0423 0.3781 0.1500

Minimum 1.33 0.39 0.10 0.43 1.54 0.19 0.11

Maximum 6.12 2.12 0.33 3.02 6.42 1.22 0.35

KEGIATAN DI BAGIAN PERACIKAN/RACIK

Racik R1_delay R2_proses R3_delay R3_proses R4_delay R4_proses R5_proses R6_proses R7_proses R8_proses R9_proses R10_proses R11_proses R12_proses R13_delay R13_proses

N Valid 106 106 106 106 106 106 106 106 106 106 106 106 106 106 106 106

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 4.5331 0.5455 2.3411 3.4501 0.5618 1.4812 1.2223 2.3277 1.1202 4.2323 1.2023 1.3413 1.0200 1.0012 0.5416 0.1209

Minimum 1.32 0.27 1.33 1.01 0.48 1.22 0.50 1.01 0.47 1.34 0.43 1.11 0.32 0.23 0.16 0.09

Maximum 5.46 1.35 4.46 3.23 2.01 3.10 2.49 3.57 3.11 6.39 2.58 3.00 2.01 1.38 1.32 0.27

Page 176: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

187

KEGIATAN DI BAGIAN ETIKET

Etiket E1_delay E2_delay E2_proses E3_proses E4_proses E5_proses E6_proses E7_delay E7_proses E8_proses

N Valid 106 106 106 106 106 106 106 106 106 106

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 3.3764 1.3366 0.1822 1.0153 1.0227 0.4532 1.4425 2.3114 1.1257 0.1464

Minimum 1.34 0.52 0.13 0.33 0.29 0.13 0.54 1.23 0.32 0.10

Maximum 5.12 1.45 0.52 1.42 1.54 1.23 2.12 4.11 2.13 0.32

KEGIATAN DI BAGIAN PENYERAHAN/SERAH

Serah S1_delay S2_proses S3_proses S4_delay S4_proses S5_proses

N Valid 106 106 106 106 106 106

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 4.5761 0.0630 1.1177 2.4346 1.0911 0.1049

Minimum 1.35 0.03 0.32 1.02 0.43 0.06

Maximum 7.13 0.15 1.49 3.56 1.29 0.28

Page 177: GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI ... · GAMBARAN SISTEM PELAYANAN RESEP PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI PRATIWI BOGOR TAHUN 2016 . xv+139

183