Top Banner
1 GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh : RAHMI SHAFWANI NIM. 081000167 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012
91

GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

Sep 10, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

1

GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K)

KOTA MEDAN

SKRIPSI

Oleh :

RAHMI SHAFWANI NIM. 081000167

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012

Page 2: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

i

Page 3: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

ii

ABSTRAK

Perkembangan suatu wilayah perkotaan telah membawa sejumlah persoalan penting, seperti adanya ancaman terhadap bahaya kebakaran. Adapun lembaga yang berwenang untuk menanggulangi kebakaran yang terjadi adalah institusi pemadam kebakaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko pekerjaan yang dihadapi petugas pemadam kebakaran di Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) Kota Medan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dari wawancara secara mendalam (indepth interview) dengan anggota regu DP2K Kota Medan UPT I menggunakan alat bantu voice recorder.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko dari pekerjaan petugas pemadam kebakaran sebagian besar terjadi pada saat mereka di perjalanan menuju lokasi kebakaran yaitu risiko lalu lintas dan ketika di lokasi kebakaran berupa kecelakaan kerja dikarenakan listrik, suhu panas, api, bekerja di ketinggian, peralatan pemadaman, ledakan, backdraft dan flashover, kondisi bangunan yang terbakar, benda tajam, dan adu fisik dengan warga. Keluhan kesehatan yang mereka rasakan di lokasi kebakaran umumnya dikarenakan banyak menghirup asap seperti batuk, sesak nafas, mual, muntah, pusing, mata perih, serta masuk angin dan lemas. Pemko Medan dan DP2K Kota Medan diharapkan dapat menambah jumlah APD serta melengkapi APD yang belum tersedia. Petugas diharapkan selalu menggunakan APD ketika bertugas memadamkan kebakaran untuk meminimalkan risiko yang tidak diinginkan. DP2K Kota Medan diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dengan pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan untuk mengatur kelancaran lalu lintas terutama jalur yang akan dilewati mobil pemadam kebakaran menuju lokasi.

Kata Kunci : Risiko, Petugas Pemadam Kebakaran, DP2K Kota Medan

Page 4: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

iii

ABSTRACT

The development of an urban area has brought a number of important issues, such as the threat of fire hazard. The competent authorities to tackle fires is the fire department. The purpose of this study was to determine the occupational risks faced by firefighters in Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) Medan by using a qualitative approach. Data obtained from in-depth interviews with members of the DP2K Medan UPT I using voice recorder. The results showed that the risk of firefighters work mostly when they are on the way to the location of fire that the risk of traffic and when they due at the location of fire in the form of accidents due to electricity, heat, fire, working at height, equipment outages, explosions, backdraft and flashover, the condition of the building on fire, sharp objects, and physical fights with people. Health complaints that they feel in general because many of the fire smoke inhalation such as cough, shortness of breath, nausea, vomiting, dizziness, eye irritation, as well as cold and limp. Pemko Medan and DP2K Medan expected to increase the amount of personal protective equipment (PPE) and PPE complete yet available. Firefighters are expected to always use PPE when on duty firefighting to minimize unwanted risks. DP2K Medan expected to increase cooperation with the police and Dinas Perhubungan to regulate the traffic especially when the fire truck will pass the road towards the location of fire. Keywords : Risk, Firefighters, DP2K Medan

Page 5: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rahmi Shafwani

Tempat/Tanggal Lahir : Pangkalan Berandan/ 27 Februari 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Anak ke : 1 dari 4 bersaudara

Alamat Rumah : Jl. Banten Gg. Baru No.6 Tanjung Gusta

Riwayat Pendidikan : 1. 1996-2000 : SD Kartika Medan

2. 2000-2002 : SD IT 021 YLPI Mutiara Duri - Riau

3. 2002-2005 : SMPS 5 IT Mutiara YLPI Duri - Riau

4. 2005-2008 : SMA Negeri 1 Matauli Pandan - Tapteng

5. 2008-2012 : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Page 6: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur serta terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada

Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya yang tak pernah berujung, segala

kesempatan, kemudahan yang telah Ia berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Gambaran Risiko Pekerjaan Petugas Pemadam

Kebakaran di Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) Kota Medan” yang

merupakan salah satu prasyarat untuk dapat meraih gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes selaku ketua Departemen Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

3. Ibu dr. Halinda Sari Lubis, MKKK selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan arahan dan bimbingan

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Ibu Umi Salmah, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan arahan dan bimbingan

kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Page 7: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

vi

5. Ibu Ir. Kalsum, M.Kes sebagai Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu

dan memberikan saran untuk skripsi ini.

6. Ibu Dra. Lina Tarigan, Apt., MS sebagai Dosen Penguji III yang telah

meluangkan waktu dan memberikan saran sehingga skripsi ini menjadi lebih

baik.

7. Seluruh dosen dan staff Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

8. Bapak Kepala Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) Kota Medan yang

telah meberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di UPT Wilayah

I.

9. Seluruh pegawai DP2K Kota Medan, Pak Gema Meliala, Pak Huddin

Hasibuan, dan seluruh petugas pemadam kebakaran yang telah banyak

membantu penulis sehingga penelitian ini dapat terlaksana.

10. Orangtua tercinta Ayahanda Ir. M. Surya Iriandi Putra dan Ibunda

Nurhammah Sembiring atas limpahan kasih sayang, nasihat, motivasi serta

dukungan yang tak pernah putus kepada penulis.

11. Adik-adik tersayang Abdurrahman Budi Arief, Fitria Nurandita, dan

Fadhlah Hani atas segala dukungan, perhatian serta pengertian yang amat

berarti.

12. Kak Ilza Zuhri Zikriya 07 atas segala bantuan dan pengertiannya kepada

penulis selama ini, terima kasih telah menjadi kakak yang begitu baik.

13. Bulek Adek serta sepupu-sepupuku kak Senny, kak Leli, Eno, Epi atas

perhatian yang diberikan kepada penulis.

Page 8: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

vii

14. Teman-teman “GESIT” Lidya, Vanimon, Kizty, Emma, Etak, Mey atas

kebersamaan kita serta “genk Tapanuli” Pivit, Syafni, Lista, Ayu, Yuni, Uci,

almh. Febrina Anggraini, dan Nisa atas semangat dan dukungan yang diberikan

kepada penulis.

15. Teman – teman peminatan K3 (Vesta, Yossi, Lidya, Octa, Mailani & Amja,

Mandroy, Jeffry, Cut, Bianca, Ari, Abdi) atas saran dan semangat yang

diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh

karena itu penulis mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi

perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi para pembaca.

Medan, Agustus 2012 Penulis

Rahmi Shafwani

Page 9: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................. i ABSTRAK .............................................................................................................................. ii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. iv KATA PENGANTAR ........................................................................................................... v DAFTAR ISI .......................................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .................................................................................................................. x BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................................................ 8 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 8 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Risiko .................................................................................................................... 9 2.1.1. Pengertian Risiko .............................................................................................. 9 2.1.2. Risiko K3 .......................................................................................................... 9 2.2. Kebakaran ............................................................................................................. 10 2.2.1. Penyebab Kebakaran ........................................................................................ 10 2.2.2. Klasifikasi Kebakaran ...................................................................................... 11 2.2.3. Bahaya Kebakaran ............................................................................................ 12 2.2.4. Kerugian Kebakaran ......................................................................................... 13 2.3. Petugas Pemadam Kebakaran ............................................................................. 15 2.3.1. Bahaya Pekerjaan Petugas Pemadam Kebakaran ........................................... 15 2.3.2. Risiko Pekerjaan Petugas Pemadam Kebakaran ............................................. 21 2.3.3. Alat Pelindung Diri ........................................................................................... 24 2.3.4. Peralatan Pemadaman Kebakaran ................................................................... 26 2.3.5. Prosedur Operasi Penanggulangan Kebakaran ............................................... 28 2.4. Kerangka Pikir ..................................................................................................... 33

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ..................................................................................................... 34 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................................. 34 3.2.1. Lokasi Penelitian .............................................................................................. 34 3.2.2. Waktu Penelitian ............................................................................................... 34 3.3. Populasi dan Sampel ............................................................................................ 34 3.3.1. Populasi ............................................................................................................. 34 3.3.2. Sampel ............................................................................................................... 35 3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 35 3.4.1. Data Primer ....................................................................................................... 35

Page 10: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

ix

3.4.2. Data Sekunder ................................................................................................... 35 3.5. Definisi Operasional ............................................................................................ 35 3.6. Analisa Data ......................................................................................................... 36

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................................. 37 4.1.1. Sejarah Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan ......................... 37 4.1.2. Lokasi Penelitian .............................................................................................. 38 4.1.2. Wilayah Kerja Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan ............. 38 4.1.3. Visi .................................................................................................................... 38 4.1.4. Misi .................................................................................................................... 39 4.1.5. Fungsi ................................................................................................................ 39 4.1.6. Sarana dan Prasarana ....................................................................................... 40 4.2. Matriks Proses Kerja Informan ........................................................................... 43 4.3. Matriks Pelatihan Informan ................................................................................ 45 4.4. Risiko di Perjalanan ............................................................................................. 47 4.5. Matriks Penggunaan Alat Pelindung Diri Informan .......................................... 48 4.6. Risiko di Lokasi Kebakaran ................................................................................ 50 4.7. Keluhan Kesehatan ............................................................................................... 52

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Proses Kerja Informan ......................................................................................... 54 5.2. Pelatihan Informan................................................................................................ 55 5.3. Risiko di Perjalanan ............................................................................................. 58 5.4. Penggunaan Alat Pelindung Diri ......................................................................... 60 5.5. Risiko di Lokasi Kebakaran ................................................................................. 62 5.6. Keluhan Kesehatan ............................................................................................... 67

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 69 6.2. Saran ..................................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 11: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi Kebakaran di Indonesia ............................................................. 12 Tabel 2.2. Paparan Risiko Petugas Pemadam Kebakaran............................................ 22 Tabel 4.1. Kondisi Kendaraan Dinas/Operasional DP2K Kota Medan Tahun 2011 ................................................................................................... 41 Tabel 4.2. Peralatan dan Perlengkapan Kegiatan Operasi DP2K Kota Medan Tahun 2011 ................................................................................................... 42 Tabel 4.3. Matriks Proses Kerja Informan di Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran

(DP2K) UPT Wilayah I Kota Medan ......................................................... 43 Tabel 4.4. Matriks Pelatihan Informan di Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran

(DP2K) UPT Wilayah I Kota Medan ......................................................... 45 Tabel 4.5. Matriks Risiko di Perjalanan Informan Dinas Pencegah Pemadam

Kebakaran (DP2K) UPT Wilayah I Kota Medan ...................................... 47 Tabel 4.6. Matriks Penggunaan Alat Pelindung Diri Informan di Dinas Pencegah

Pemadam Kebakaran (DP2K) UPT Wilayah I Kota Medan ...................... 48 Tabel 4.7. Matriks Risiko di Lokasi Kebakaran Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran

(DP2K) UPT Wilayah I Kota Medan........................................................... 50 Tabel 4.8. Matriks Keluhan Kesehatan Informan di Dinas Pencegah Pemadam

Kebakaran (DP2K) UPT Wilayah I Kota Medan ....................................... 52

Page 12: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan suatu wilayah perkotaan telah membawa sejumlah persoalan

penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun

berkembangnya berbagai kawasan seperti kawasan hunian, industri dan perdagangan.

Ironisnya kondisi ini ternyata juga membawa konsekuensi logis tersendiri, seperti

adanya ancaman terhadap bahaya kebakaran (Hia, 2007).

Kebakaran yang terjadi di pemukiman padat penduduk dapat menimbulkan

akibat - akibat sosial, ekonomi dan psikologi. Kebakaran di gedung tinggi sering

berakibat fatal akibat sulitnya upaya pemadaman dari luar gedung. Kebakaran di

kawasan kumuh padat penduduk dapat langsung memiskinkan masyarakat korban

kebakaran. Kebakaran di industri dapat mengakibatkan stagnasi usaha dan kerugian

investasi yang berdampak pada pemutusan hubungan kerja (Suprapto, 2007).

Pada dasarnya kebakaran adalah proses kimia yaitu reaksi antara bahan bakar

(fuel) dengan oksigen dari udara atas bantuan sumber panas (heat). Ketiga unsur api

tersebut dikenal sebagai segitiga api (fire triangle). Oleh karena itu, bencana

kebakaran selalu melibatkan bahan mudah terbakar dalam jumlah yang besar baik

yang berbentuk padat seperti kayu, kertas atau kain maupun bahan cair seperti bahan

bakar dan bahan kimia (Ramli, 2010).

Menurut data National Fire Protection Association (NFPA), jumlah kasus

kebakaran yang terjadi di 50 negara bagian Amerika Serikat pada tahun 2006

Page 13: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

2

sebanyak 524.000 kasus, tahun 2007 sebanyak 530.500 kasus dan pada tahun 2008

jumlah kebakaran yang terjadi sebanyak 515.000 kasus (Ramli, 2010).

Adapun lembaga yang berwenang untuk menanggulangi kebakaran yang

terjadi adalah institusi pemadam kebakaran. Kewenangan umum institusi pemadam

kebakaran dalam memadamkan kebakaran tercantum dalam The Fire Services Acts

1947 yang mempersyaratkan petugas pemadam kebakaran bekerja dengan efisien dan

terorganisasi guna memastikan pasokan air yang mencukupi untuk memadamkan

kebakaran dan memberikan hak kepada petugas pemadam kebakaran untuk

memasuki gedung – gedung jika dicurigai sedang mengalami kebakaran (Ridley,

2008).

Menurut US Fire Administration, angka kematian pemadam kebakaran per

100.000 kebakaran di 50 negara bagian Amerika Serikat tahun 2007 berjumlah 119

orang (3,53%), tahun 2008 berjumlah 120 orang (3,86%), tahun 2009 berjumlah 91

orang (2,97%), dan tahun 2010 berjumlah 87 orang (2,78%). Kematian ini

diantaranya disebabkan karena kelelahan akibat aktivitas fisik yang terlalu berat,

kecelakaan kendaraan, tersesat dan terjebak di dalam bangunan yang terbakar,

terjatuh dari ketinggian, dan gangguan kesehatan seperti sesak nafas, serangan

jantung dan sebagainya (US Fire Administration, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian Hunter (1927) mengenai angka kesakitan dan

kematian pada petugas pemadam kebakaran menunjukkan terjadinya peningkatan

risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, penyakit pernafasan, kanker, dan

kecelakaan. Dari hasil penelitian Musk et al (1978) pada pemadam kebakaran di

Boston, menunjukkan bahwa petugas pemadam kebakaran memiliki peningkatan

Page 14: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

3

risiko kematian, khususnya pekerja yang berada pada kelompok umur 40 – 49 tahun

(Musk et al, 1978).

Penanganan kebakaran di Indonesia masih menghadapi berbagai kendala, baik

yang bersifat kebijakan, kinerja institusi, peraturan perundang-undangan, mekanisme

operasional maupun kelengkapan pranatanya. Dapat dikatakan, bahwa aspek proteksi

kebakaran belum dianggap sebagai salah satu basic need. Akibatnya kejadian

kebakaran sering berakibat fatal dan berulang (Suprapto, 2007). Berdasarkan data

Dinas Pemadam Kebakaran Provinsi DKI Jakarta, tingkat kejadian kebakaran yang

terjadi di Jakarta pada tahun 2005 sebanyak 742 kasus, tahun 2006 sebanyak 902

kasus dan pada tahun 2007 sebanyak 855 kasus kebakaran (Ramli, 2010).

Dalam operasi pemadaman, keselamatan petugas pemadam kebakaran

memang perlu mendapat perhatian serius. Sebab peristiwa kecelakaaan petugas

pemadam kebakaran saat melakukan operasi pemadaman sudah seringkali terjadi

seperti luka-luka bahkan meninggal dunia. Namun, sampai saat ini belum ada data

resmi yang dikeluarkan oleh institusi pemadam kebakaran mengenai jumlah petugas

yang mengalami kecelakaan saat operasi pemadaman.

Selain itu, setiap terjadi insiden yang menyebabkan cedera berat, terlebih

kematian seorang petugas perlu dilakukan analisis secara mendalam mengenai

penyebab insiden tersebut. Sesuatu yang ironis, menolong korban kebakaran tetapi

keselamatan petugas pemadam kebakaran tidak terjamin (Malik, 2006).

Dalam melaksanakan tugasnya, petugas pemadam kebakaran harus

menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan kebutuhan di tempat kejadian

untuk menghindari risiko kecelakaan ataupun gangguan kesehatan (DEPDAGRI,

Page 15: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

4

2005). Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA), alat

pelindung diri merupakan alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka

atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya di tempat kerja,

baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya

(Anonim, 2008).

Berdasarkan penelitian Andriyan (2011) di Dinas Kebakaran Surabaya,

pekerjaan pemadam kebakaran merupakan pekerjaan yang mengandung risiko kerja

sangat tinggi berupa kecelakaan kerja yang berakibat fatal seperti cacat permanen

bahkan kematian. Selain itu, saat menjalankan tugas di lapangan, pasukan pemadam

kebakaran sering mengalami gangguan-gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan

dan kecelakaan kerja tersebut diakibatkan kondisi lingkungan kerja yang memiliki

bahaya (hazard) tinggi. Dari hasil penelitian terhadap dampak risiko kecelakaan kerja

pada petugas pemadam kebakaran tersebut, diketahui bahwa jabatan anggota regu

memiliki tingkat risiko tertinggi disusul jabatan komandan regu, supir pemadam, dan

staf operasional (Andriyan, 2011).

Perkembangan Kota Medan yang tergolong pesat menjadikannya sebagai

pusat kegiatan pemerintahan, pusat kegiatan industri, perdagangan, perhubungan,

pusat kegiatan pendidikan, pusat kegiatan wisata, dan pusat kegiatan sosial budaya.

Peningkatan kota berupa peningkatan berbagai aktivitas-aktivitas dari berbagai sektor

pemerintahan dan swasta menjadikan wilayah kota menjadi wilayah yang perlu dijaga

dan diantisipasi dari bahaya-bahaya yang seketika dapat menghambat perkembangan

kota, baik itu bahaya alami, maupun bahaya-bahaya yang disebabkan oleh ulah

Page 16: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

5

tangan manusia seperti bahaya kebakaran. Peristiwa kebakaran juga ikut berkembang

seiring dengan perkembangan Kota Medan (Bornok, 2008).

Menurut data Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) Kota Medan,

pada tahun 2009 terjadi 141 kasus kebakaran, tahun 2010 sebanyak 197 kasus, dan

tahun 2011 kasus kebakaran yang terjadi sebanyak 159 kasus (DP2K Kota Medan,

2012). Dengan tingkat kejadian kebakaran seperti ini, petugas pemadam kebakaran

cukup sering bertugas di lapangan untuk memadamkan api sehingga frekuensi

mereka untuk terpapar bahaya juga semakin meningkat.

Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) Kota Medan mempunyai

tanggung jawab yang besar terhadap peristiwa bahaya kebakaran yang terjadi di Kota

Medan (Bornok, 2008). Hal ini terdapat dalam Peraturan Daerah Kota Medan tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota

Medan bahwa DP2K Kota Medan adalah unsur pelaksana pemerintah daerah Kota

Medan dalam bidang pencegahan dan pemadaman kebakaran serta melaksanakan

tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah daerah dan/atau pemerintah

provinsi yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang bertanggung jawab kepada

kepala daerah melalui sekretaris daerah.

Pelaksanaan penanggulangan pemadaman kebakaran di Kota Medan oleh

DP2K Kota Medan dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT). UPT dipimpin oleh

seorang Kepala UPT, yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas (Pemko Medan, 2010). Unit Pelaksana

Teknis pada DP2K Kota Medan terdiri dari 4 UPT yaitu UPT Pemadam Kebakaran

Wilayah I sebagai UPT induk yang bertugas menangani kebakaran di wilayah inti

Page 17: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

6

kota Medan dan sekitarnya yang berlokasi di Jl. Candi Borobudur, UPT Pemadam

Kebakaran Wilayah II yang bertugas untuk daerah Amplas dan sekitarnya, UPT

Pemadam Kebakaran Wilayah III yang bertugas untuk daerah Kawasan Industri

Medan (KIM) dan UPT Pemadam Kebakaran Wilayah IV untuk daerah Belawan dan

sekitarnya. Ketika terjadi kebakaran besar maka ke-empat UPT tersebut dapat saling

berkoordinasi dan bekerja sama dalam melakukan pemadaman kebakaran (Pemko

Medan, 2010).

Berdasarkan survey pendahuluan di DP2K Kota Medan pada UPT Pemadam

Kebakaran Wilayah I yang berfungsi sebagai UPT induk diketahui bahwa dalam UPT

Wilayah I terdiri dari seorang kepala UPT, seorang kepala sub bagian tata usaha, dan

3 regu pemadam kebakaran dengan masing-masing regu berjumlah 35 orang terdiri

dari seorang komandan regu, seorang wakil komandan regu, supir pemadam, dan

anggota regu pemadam dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Ketika terjadi

kebakaran maka pemberangkatan regu pemadam kebakaran di DP2K Kota Medan

dipimpin oleh kepala UPT dan/atau komandan regu.

Regu pemadam berangkat dengan kendaraan pemadam kebakaran yang

dikemudikan oleh supir pemadam. Supir pemadam memiliki tanggung jawab untuk

mengantarkan regu pemadam kebakaran agar segera mencapai lokasi kebakaran

dengan selamat. Sesampaianya di lokasi kebakaran regu pemadam kebakaran

bertugas sesuai peran atau tugas masing-masing.

Kepala UPT bertugas untuk berkordinasi dengan masyarakat sekitar dan

pihak-pihak terkait, menganalisis besaran kebakaran untuk dilaporkan melalui radio

kepada petugas piket, dan UPT lainnya. Jika kepala UPT menilai butuh bantuan tim

Page 18: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

7

pemadam kebakaran lain maka dia akan melaporkan ke petugas piket. Petugas piket

kemudian meminta UPT terdekat untuk memberikan bantuan. Komandan regu

bertugas memimpin pasukan di regunya dalam melakukan pemadaman kebakaran.

Komandan regu harus berkordinasi dengan kepala UPT dalam mengatur strategi

pemadaman kebakaran.

Pada awal kedatangan di lokasi kebakaran, anggota regu segera menggelar

selang menuju titik terdekat ke objek yang terbakar. Setelah ada permintaan

pengaliran air dari petugas pemegang nozzle, maka operator pompa yang dalam hal

ini supir pemadam, segera mengalirkan air dengan tekanan air yang disesuaikan

dengan kondisi atau sesuai permintaan petugas pemegang nozzle untuk

menyemprotkan air di area kebakaran. Jika terjadi kehabisan air, supir pemadam

bersama satu anggota regu bertanggung jawab untuk mencari air di tempat terdekat

lokasi kebakaran dengan meminta petunjuk dari komandan regu atau kepala UPT

(DP2K Kota Medan, 2006).

Dalam melakukan pemadaman kebakaran, petugas di DP2K Kota Medan

tidak didukung dengan alat pelindung diri yang lengkap seperti tidak adanya sepatu

khusus pemadam kebakaran (firefighter boots) serta belum memadai sesuai dengan

jumlah petugas seperti kurangnya jumlah baju dan celana tahan panas, sarung tangan,

dan masker. Padahal dalam melaksanakan tugasnya petugas pemadam kebakaran

dihadapkan pada bahaya dan risiko yang tinggi di lokasi kebakaran, seperti tersulut

api, terhirup asap, tertimpa rubuhan bangunan, tertusuk benda tajam, terpapar panas,

dan sebagainya.

Page 19: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

8

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah bagaimana gambaran risiko pekerjaan petugas pemadam

kebakaran di Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) Kota Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko pekerjaan yang

dihadapi petugas pemadam kebakaran di Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran

(DP2K) Kota Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai informasi tentang risiko pekerjaan petugas pemadam kebakaran bagi

Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) Kota Medan agar dapat

melakukan upaya pencegahan kecelakaan dan gangguan kesehatan akibat

kerja.

1.4.2. Sebagai sarana bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai petugas pemadam kebakaran.

1.4.3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian

selanjutnya.

Page 20: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Risiko

2.1.1. Pengertian Risiko

Risiko adalah kemungkinan, bahaya, kerugian, akibat kurang menyenangkan

dari sesuatu perbuatan, usaha, dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

2005). Menurut Soehatman Ramli (2010), risiko merupakan kombinasi dari

kemungkinan dan keparahan dari suatu kejadian. Besarnya risiko ditentukan oleh

berbagai faktor, seperti besarnya paparan, lokasi, pengguna, kuantiti serta kerentanan

unsur yang terlibat.

2.1.2. Risiko K3

Menurut OHSAS 18001, risiko K3 adalah kombinasi dari kemungkinan

terjadinya kejadian berbahaya atau paparan dengan keparahan dari cedera atau

gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kejadian atau paparan tersebut (Ramli,

2010).

Risiko K3 berkaitan dengan sumber bahaya yang timbul dalam aktivitas bisnis

yang menyangkut aspek manusia, peralatan, material, dan lingkungan kerja.

Umumnya risiko K3 dikonotasikan sebagai konotasi negatif (negative impact) antara

lain : kecelakaan terhadap manusia dan aset perusahaan, kebakaran dan peledakan,

penyakit akibat kerja, kerusakan sarana produksi, gangguan operasi (Ramli, 2010).

Page 21: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

10

2.2. Kebakaran

Kebakaran adalah api yang tidak terkendali, yang berarti diluar kemampuan

dan keinginan manusia. Api tidak terjadi begitu saja tetapi merupakan suatu proses

kimiawi antara uap bahan bakar dengan oksigen dan bantuan panas. Teori ini dikenal

sebagai segitiga api (fire triangle).

Menurut teori ini, kebakaran terjadi karena adanya 3 faktor yang menjadi

unsur api, yaitu : bahan bakar (fuel), sumber panas (heat), dan oksigen. Kebakaran

dapat terjadi jika ketiga unsur api tersebut saling bereaksi satu dengan lainnya. Tanpa

adanya salah satu unsur tersebut, api tidak dapat terjadi. Bahkan masih ada unsur ke

empat yang disebut reaksi berantai, karena tanpa adanya reaksi pembakaran maka api

tidak akan dapat hidup terus menerus. Keempat unsur api ini sering disebut juga Fire

Tetrahedron.

2.2.1. Penyebab Kebakaran

Kebakaran disebabkan oleh berbagai faktor, secara umum dikelompokkan

sebagai berikut :

a. Faktor Manusia

Manusia sebagai salah satu faktor penyebab kebakaran antara lain : manusia

yang kurang peduli terhadap keselamatan dan bahaya kebakaran, menempatkan

barang atau menyusun barang yang mungkin terbakar tanpa menghiraukan norma –

norma pencegahan kebakaran, pemakaian tenaga listrik melebihi kapasitas yang telah

ditentukan, kurang memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin, dan adanya unsur –

unsur kesengajaan.

Page 22: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

11

b. Faktor Teknis

Kebakaran juga dapat disebabkan oleh faktor teknis khususnya kondisi tidak

aman dan membahayakan yang meliputi :

b.1. Proses fisik/mekanis

Faktor penting yang menjadi peranan dalam proses ini adalah timbulnya panas

akibat kenaikan suhu atau timbulnya bunga api, misalnya pekerjaan perbaikan

dengan menggunakan mesin las atau kondisi instalasi listrik yang sudah tua atau

tidak memenuhi standar.

b.2. Proses kimia

Kebakaran dapat terjadi ketika pengangkutan bahan - bahan kimia berbahaya,

penyimpanan dan penanganan tanpa memerhatikan petunjuk - petunjuk yang ada.

b.3. Faktor Alam

Salah satu faktor penyebab adanya kebakaran dan peledakan akibat faktor alam

adalah petir dan gunung meletus yang dapat menyebabkan kebakaran hutan yang

luas dan juga perumahan – perumahan yang dilalui oleh lahar panas dan lain -

lain (Sagala, 2008).

2.2.2. Klasifikasi Kebakaran

Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-

04/MEN/1980, tanggal 14 April 1980 tentang syarat – syarat pemasangan dan

pemeliharaaan Alat Pemadam Api Ringan, kebakaran dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

Page 23: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

12

Tabel 2.1. Klasifikasi Kebakaran di Indonesia Kelas Jenis Contoh Kelas A Bahan Padat Kebakaran dengan bahan bakar padat bukan

logam Kelas B Bahan cair dan gas Kebakaran dengan bahan bakar cair atau gas

mudah terbakar Kelas C Listrik Kebakaran instalasi listrik bertegangan Kelas D Bahan Logam Kebakaran dengan bahan bakar logam

2.2.3. Bahaya Kebakaran

Kebakaran mengandung berbagai potensi bahaya baik bagi manusia, harta

benda maupun lingkungan. Bahaya utama dari suatu kebakaran adalah sebagai

berikut (Ramli, 2010) :

a. Terbakar api secara langsung

Panas yang tinggi akan mengakibatkan luka bakar, bahkan korban dapat

hangus. Luka bakar akibat api biasanya dibedakan menurut derajat lukanya sebagai

berikut :

a.1. Derajat 1

Merupakan luka bakar ringan, efek merah dan kering pada kulit seperti terkena

matahari.

a.2. Derajat 2

Luka bakar dengan kedalaman lebih dari 0,1 mm menimbulkan dampak

epidermis atau lapisan luar kulit dan melepuh sehingga menimbulkan semacam

gelembung berair.

a.3. Derajat 3

Luka bakar dengan kedalaman lebih dari 2 mm, mengakibatkan kulit mengering,

hangus dan melepuh besar.

Page 24: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

13

b. Terjebak karena asap

National Fire Protection Association (NFPA) mengindikasikan bahwa

kematian karena kebakaran paling banyak ditimbulkan karena terhirup asap daripada

terbakar api (Hammer, 1981). Kematian akibat asap dapat disebabkan dua faktor

yaitu karena kekurangan oksigen atau terhirup gas beracun. Asap kebakaran

mengandung berbagai jenis zat berbahaya dan beracun tergantung jenis bahan yang

terbakar, antara lain Hidrogen Sianida dan Asam Sianida, Karbon Monoksida,

Karbon Dioksida, dan lainnya.

c. Bahaya ikutan akibat kebakaran

Salah satu bahaya ikutan yang sering terjadi adalah kejatuhan benda akibat

runtuhnya konstruksi. Bahaya ini banyak terjadi dan mengancam keselamatan

penghuni, bahkan juga petugas pemadam kebakaran yang memasuki suatu bangunan

yang sedang terbakar. Selain itu, ledakan gas yang terkena paparan panas juga dapat

terjadi.

d. Trauma akibat kebakaran

Bahaya ini juga banyak mengancam korban kebakaran yang terperangkap,

panik, kehilangan orientasi untuk mencari jalan keluar yang sudah dipenuhi asap dan

akhirnya dapat berakibat fatal.

2.2.4. Kerugian Kebakaran

Kebakaran menimbulkan kerugian baik terhadap manusia, aset, maupun

produktivitas, antara lain :

Page 25: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

14

a. Kerugian Jiwa

Kebakaran dapat menimbulkan korban jiwa baik yang terbakar secara

langsung maupun sebagai dampak dari suatu kebakaran. Berdasarkan data – data di

DKI, korban kebakaran yang meninggal dunia rata – rata 25 orang pertahun. Namun

data di USA jauh lebih tinggi yaitu mencapai rata – rata 3000 orang setiap tahun.

b. Kerugian Materi

Dampak kebakaran juga menimbulkan kerugian materi yang sangat besar. Di

DKI kerugian materi akibat kebakaran sepanjang tahun mencapai di atas Rp 100

milyar. Angka kerugian ini adalah kerugian langsung yaitu nilai aset atau bangunan

yang terbakar. Disamping itu, kerugian tidak langsung justru jauh lebih tinggi,

misalnya gangguan produksi, biaya pemulihan kebakaran, biaya sosial dan lainnya.

c. Menurunnya Produktivitas

Kebakaran juga memengaruhi produktivitas nasional maupun keluarga. Jika

terjadi kebakaran proses produksi akan terganggu bahkan dapat terhenti secara total.

Nilai kerugiannya akan sangat besar yang diperkirakan 5 – 50 kali kerugian langsung.

d. Gangguan Bisnis

Menurunnya produktivitas dan kerusakan aset akibat kebakaran

mengakibatkan gangguan bisnis sangat luas.

e. Kerugian Sosial

Kebakaran dapat mengakibatkan sekelompok masyarakat korban kebakaran

akan kehilangan segala harta bendanya, menghancurkan kehidupannya dan

mengakibatkan keluarga menderita. Kegiatan sosial juga mengalami hambatan yang

berakibat turunnya kesejahteraan masyarakat.

Page 26: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

15

2.3. Petugas Pemadam Kebakaran

Pemadam kebakaran adalah pekerjaan dengan risiko tinggi berupa luka-luka

dan penyakit akibat kerja yang dapat mengakibatkan cacat dan kematian. Fakta

bahwa lingkungan kerja selama keadaan darurat dan tak terduga serta petugas

pemadam kebakaran yang tidak siap untuk setiap kemungkinan, membutuhkan

pengalaman pelatihan dan pendidikan serta pengembangan alat pelindung diri untuk

melindungi petugas pemadam kebakaran dari bahaya dan risiko pekerjaannya (ILO,

2000).

Kewenangan umum dinas pemadam kebakaran dalam memadamkan

kebakaran tercantum dalam The Fire Services Acts 1947 yang mempersyaratkan

petugas pemadam kebakaran bekerja dengan efisien dan terorganisasi guna

memastikan pasokan air yang mencukupi untuk memadamkan kebakaran dan

memberikan hak kepada petugas pemadam kebakaran untuk memasuki gedung –

gedung jika dicurigai sedang mengalami kebakaran (Ridley, 2008).

2.3.1. Bahaya Pekerjaan Petugas Pemadam Kebakaran

Selama melakukan tugas operasionalnya, baik pemadaman kebakaran maupun

penyelamatan jiwa, seorang petugas pemadam kebakaran dituntut untuk mampu

mengenali jenis – jenis bahaya yang mungkin timbul pada situasi darurat

(DEPDAGRI, 2005). Bahaya yang dihadapi petugas pemadam kebakaran antara lain

(ILO, 2000) :

a. Bahaya Kecelakaan

a.1. Jatuh dari ketinggian selama bekerja dengan menggunakan tangga.

Page 27: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

16

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan gaitan

tangga pada tangga ketika bekerja.

a.2. Jatuh dari ketinggian karena runtuhnya bangunan.

Petugas pemadam kebakaran yang terjatuh atau terperosok kemungkinan bisa

mengalami patah tulang, cedera kepala, cedera punggung, dan kekurangan

oksigen ataupun terhirup asap atau sebaran gas beracun. Maka tindakan

pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri

yang lengkap dan sesuai untuk bekerja di ketinggian.

a.3. Tertimpa benda atau rubuhan bangunan yang jatuh saat melakukan pemadaman

kebakaran dan penyelamatan korban atau benda-benda.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat

pelindung diri yang lengkap termasuk alat pelindung pernapasan Self Contained

Breathing Apparatus (SCBA).

a.4. Menginjak, terkena kaca, logam atau benda tajam lainnya yang dapat

menimbulkan luka atau goresan, termasuk cedera akibat ledakan.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat

pelindung diri yang lengkap termasuk alat pelindung pernapasan Self Contained

Breathing Apparatus (SCBA).

a.5. Terperangkap dalam bangunan yang roboh atau material yang runtuh.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat

pelindung diri yang lengkap termasuk alat pelindung pernapasan Self Contained

Breathing Apparatus (SCBA) serta menggunakan Personal Alert Safety System

Page 28: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

17

(PASS) untuk memberitahukan petugas pemadam kebakaran lain yang ada di

sekitarnya.

a.6. Kelelahan dalam mengangkat selama pemadaman kebakaran atau operasi

penyelamatan.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan mempertahankan

tingkat kebugaran serta memperhatikan aturan cara mengangkat dan membawa

yang tepat.

a.7. Kontak dengan permukaan yang panas atau gas yang sangat panas.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat

pelindung diri yang lengkap termasuk alat pelindung pernapasan Self Contained

Breathing Apparatus (SCBA).

a.8. Menghirup udara yang sangat panas dan atau hasil dari pembakaran.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat

pelindung diri yang lengkap termasuk alat pelindung pernapasan Self Contained

Breathing Apparatus (SCBA).

a.9. Kontak dengan atau terpapar dengan bahan kimia selama pemadaman kebakaran,

operasi penyelamatan atau penanganan bahan kimia berbahaya.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat

pelindung diri yang lengkap termasuk alat pelindung pernapasan Self Contained

Breathing Apparatus (SCBA).

a.10. Gangguan pasokan udara selama operasi pemadaman kebakaran.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan rotasi kerja

dan istirahat selama aktif pada saat melakukan penyelamatan dari kebakaran.

Page 29: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

18

a.11. Cedera akibat kecelakaan transportasi dalam merespon keadaan darurat.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan

perangkat penahan yang tepat seperti sabuk pengaman ketika berkendara.

a.12. Tergelincir, tersandung dan jatuh ke api.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat

pelindung diri yang lengkap.

b. Bahaya Fisik

b.1. Runtuhnya langit-langit, dinding atau lantai.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat

pelindung diri yang lengkap termasuk alat pelindung pernapasan Self Contained

Breathing Apparatus (SCBA) serta menggunakan Personal Alert Safety System

(PASS) untuk memberitahukan pemadam kebakaran lain yang ada di sekitarnya.

b.2. Munculnya flashover dan backdraft.

Flashover terjadi ketika semua bahan yang mudah terbakar didalam suatu

ruangan telah dipanaskan hingga mencapai suatu titik yang akan mengeluarkan

uap-uap bahan bakar. Ketika uap-uap bahan bakar ini mencapai titik

penyalaannya, terjadilah nyala api. Semua bahan yang mudah terbakar didalam

ruangan tersebut akan menyala secara serentak.

Backdraft adalah suatu ledakan yang terjadi pada saat unsur oksigen secara tiba-

tiba memperoleh akses ke api yang mulai mengecil akibat berkurangnya kadar

oksigen didalam ruangan yang terbakar (Puslatkar Jakarta, 1998).

Page 30: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

19

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat

pelindung diri yang lengkap termasuk alat pelindung pernapasan Self Contained

Breathing Apparatus (SCBA).

b.3. Terpapar panas yang dapat mengakibatkan kebakaran.

Panas dapat mengakibatkan cedera lokal dalam bentuk luka bakar. Tindakan

pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri

yang lengkap termasuk alat pelindung pernapasan Self Contained Breathing

Apparatus (SCBA).

b.4. Terpapar panas yang dapat mengakibatkan heat stress.

Heat Stress selama pemadaman kebakaran dapat berasal dari udara panas,

pancaran panas atau kontak dengan permukaan panas. Keadaan ini diperparah

dengan pakaian pelindung petugas pemadam kebakaran oleh sifat pakaian itu

sendiri serta tenaga fisik petugas yang mengakibatkan produksi panas dalam

tubuh (Guidotti, 1998). Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan

menggunakan sistem rotasi kerja dan istirahat selama aktif pada saat melakukan

penyelamatan kebakaran.

b.5. Meledaknya benda di permukaan tanah/lantai.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat

pelindung diri yang lengkap termasuk alat pelindung pernapasan Self Contained

Breathing Apparatus (SCBA) dan menggunakan Personal Alert Safety System

(PASS) untuk memberitahukan pemadam kebakaran lain yang ada di sekitarnya.

Page 31: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

20

c. Bahaya Kimia

c.1. Kurangnya oksigen di udara.

Kekurangan oksigen dapat menyebabkan hilangnya kinerja fisik, kebingungan,

dan ketidakmampuan untuk melarikan diri. Tindakan pencegahan yang dapat

dilakukan yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri yang lengkap termasuk

alat pelindung pernapasan Self Contained Breathing Apparatus (SCBA).

c.2. Kehadiran gas karbon monoksida dan hasil pembakaran lainnya di udara.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat

pelindung diri yang lengkap termasuk alat pelindung pernapasan Self Contained

Breathing Apparatus (SCBA).

c.3. Terpapar bahan kimia selama keadaan darurat.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat

pelindung diri yang lengkap sesuai dengan bahaya yang dihadapi termasuk alat

pelindung pernapasan Self Contained Breathing Apparatus (SCBA).

d. Bahaya Biologi

Petugas pemadam kebakaran dapat terpapar penyakit menular saat

mengevakuasi korban. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan

mengurangi kontak dengan korban secara langsung.

e. Bahaya Ergonomi dan Psikologi

e.1. Stress

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menemui psikolog

untuk melakukan konseling jika diperlukan.

Page 32: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

21

e.2. Kelelahan dan cedera muskoskeletal selama penanganan atau memindahkan

benda berat seperti selang kebakaran saat mengenakan alat pelindung diri yang

berat.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan mempertahankan

tingkat kebugaran serta memperhatikan aturan cara mengangkat dan membawa

yang tepat.

2.3.2. Risiko Pekerjaan Petugas Pemadam Kebakaran

Risiko petugas pemadam kebakaran dapat dilihat dari paparan potensi risiko

dan dampak risiko. Paparan risiko pada petugas pemadam kebakaran merupakan

bahaya potensial yang meliputi bahaya fisik, bahaya kimia, bahaya listrik, bahaya

mekanik dan bahaya biologi. Bahaya-bahaya tersebut dapat mengakibatkan penyakit

akibat kerja (Andriyan, 2011).

Tingkat paparan resiko yang mungkin dialami oleh petugas pemadam

kebakaran yang diakibatkan oleh api tergantung dari bahan yang terbakar, adanya

bahan kimia non-fuel, adanya korban yang memerlukan penyelamatan dan posisi

petugas yang dekat dengan api, seperti petugas yang memegang nozzle (ujung

penyemprot). Bahaya dan tingkat paparan yang dialami oleh petugas pemadam

kebakaran yang pertama memasuki bangunan yang terbakar berbeda dengan petugas

pemadam kebakaran yang masuk berikutnya atau yang membersihkan setelah api

dipadamkan (Guidotti, 1998).

Berikut ini merupakan paparan risiko pada petugas pemadam kebakaran

secara umum (Andriyan, 2011) :

Page 33: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

22

Tabel 2.2. Paparan Risiko Petugas Pemadam Kebakaran No. Bahaya Potensial Paparan risiko 1. Bahaya Fisik Suhu panas

Kebisingan 2. Bahaya Kimia Asap 3. Bahaya Listrik Tersengat aliran listrik 4. Bahaya Mekanik Getaran pada scroll selang penyemprot air

dan mobil 5. Bahaya Biologi Terpapar bakteri dan parasit

Selain berpotensi terpapar bahaya-bahaya di atas, petugas pemadam

kebakaran juga berpotensi mengalami kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang

berpotensi terjadi pada kegiatan pemadaman kebakaran meliputi: jatuh, kejatuhan

material atau terkena serpihan material, tersulut api, tersengat aliran listrik, tergores

atau tertusuk benda tajam, dan kecelakaan di perjalanan.

Sebab – sebab kecelakaan meliputi penggunaan alat pemadam yang salah,

bekerja langsung di bawah tempat bekerjanya alat – alat pemadam, berdiri terlalu di

pinggir atap, menggunakan peralatan yang sudah tua, pemakaian tekanan yang

berlebihan pada selang – selang (Suma’mur, 1987).

Dampak risiko diidentifikasikan berdasarkan risiko yang diterima dan kondisi

lingkungan kerja. Dampak risiko yang terjadi pada petugas pemadam kebakaran bisa

berupa peyakit/gangguan kesehatan dan dampak kecelakaan kerja.

Dampak penyakit/gangguan kesehatan akibat kerja berupa (Andriyan, 2011) :

a. Gangguan pernafasan kronis : iritasi pada hidung dan tenggorokan, flu, batuk,

syaraf pembau terganggu, batuk berdahak, radang saluran pernafasan, dada terasa

sakit/nyeri sementara, pernafasan tersengal – sengal.

Page 34: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

23

b. Gangguan pernafasan akut: sesak nafas, batuk parah (menahun), kerusakan

permanen syaraf pembau, pendarahan pada saluran pernafasan, batuk darah,

infeksi dan peradangan pada paru-paru.

c. Sakit kepala, pusing, gangguan konsentrasi, gangguan tidur (insomnia)

d. Iritasi pada kulit, gatal-gatal pada kulit.

e. Kelelahan, tegang pada otot dan badan terasa lemah.

f. Iritasi pada mata, sakit pada mata.

g. Gangguan pencernaan : mual, muntah, gangguan metabolisme.

h. Nafsu makan berkurang, berat badan menurun.

i. Kehilangan kesadaran, pingsan.

j. Gangguan pada jantung.

k. Demam.

Dampak kecelakaan kerja berupa :

a. Luka ringan yang diakibatkan kecelakaan pada waktu bekerja, cukup dengan

pertolongan pertama.

b. Luka sedang yang diakibatkan kecelakaan pada waktu bekerja, perlu

mendapatkan perawatan medis.

c. Luka parah yang diakibatkan kecelakaan pada waktu bekerja, perlu mendapatkan

perawatan medis yang serius, waktu pemulihan lama.

d. Luka sangat parah yang diakibatkan kecelakaan pada waktu bekerja,

mengakibatkan cacat atau tidak berfungsinya bagian tubuh tertentu.

e. Kecelakaan yang berakibat kematian.

Page 35: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

24

f. Tersengat listrik. Kontak langsung dengan arus listrik akan mengakibatkan

cedera tubuh seperti kejang otot yang berakibat lanjut pada menurunnya

kemampuan gerak, terjatuh, mengakibatkan kegosongan/kebakaran yang parah,

terhentinya detak jantung dan aliran pernafasan.

2.3.3. Alat Pelindung Diri

Pekerjaan sebagai petugas pemadam kebakaran merupakan pekerjaan yang

berat dan membutuhkan pemakaian alat pelindung diri pada setiap operasi

pemadaman ataupun penyelamatan. Alat pelindung diri yang diperlukan oleh petugas

pemadam kebakaran harus meliputi peralatan berikut ini (DEPDAGRI, 2005):

a. Peralatan Pelindung Kepala, Mata, dan Muka

Pelindung mata dan muka diperlukan jika bahaya-bahaya yang terjadi dapat

mengakibatkan cedera pada mata atau muka. Peralatan ini harus sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang ada.

Selama melaksanakan operasi pemadaman, petugas pemadam kebakaran

harus menggunakan helm yang kuat dalam memberikan perlindungan baik dari

kejatuhan benda, pukulan atau tusukan benda tajam. Helm tersebut dilengkapi dengan

penutup telinga dan tali pengikat dagu yang dilengkapi dengan sistem suspensi. Helm

harus kedap air, tidak mudah terbakar, atau meleleh, dan tidak boleh terbuat dari

bahan penghantar arus listrik agar dapat menangkal bahaya terkena arus listrik.

Peralatan pelindung jenis ini harus dipakai selama pelaksanaan operasi pemadaman

kebakaran.

Page 36: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

25

b. Peralatan Pelindung Tubuh

Para petugas pemadam kebakaran harus melindungi tubuh mereka dari

kemungkinan sambaran kobaran api. Selama menjalankan tugas, setiap petugas

pemadam kebakaran seharusnya menggunakan jas lengan panjang dan celana panjang

yang terbuat dari bahan kapas atau serat yang tahan terhadap nyala api.

c. Sepatu dan Pelindung Kaki

Petugas pemadam kebakaran sebaiknya menggunakan sepatu boot panjang

yang dipadukan dengan celana panjang yang terbuat dari bahan tahan panas untuk

melindungi kaki dari kemungkinan tertusuk benda tajam, terkena cairan kimia yang

merusak kulit, atau kejatuhan benda yang keras dan berat.

d. Peralatan Pelindung Tangan

Petugas pemadam kebakaran yang menggunakan sarung tangan akan

terhindar dari kemingkinan risiko tertusuk benda tajam dan perembesan panas atau

cairan/bahan kimia yang bersifat merusak.

e. Alat Bantu Pernafasan

Penggunaan alat bantu pernafasan bertekanan positif (Positive Pressure –

SCBA) sangat dianjurkan bagi petugas pemadam kebakaran, khususnya bagi mereka

yang harus memasuki ruangan-ruangan tertutup dan mencari korban. Salah satu

alasan penggunaan alat bantu pernafasan ini adalah karena berkurangnya oksigen dan

terkontaminasinya udara dengan gas beracun di dalam ruangan yang terbakar.

f. Peralatan dan Kelengkapan Lainnya

Ada 2 jenis peralatan yang telah dikembangkan untuk membantu petugas

pemadam kebakaran agar dapat bekerja dengan lebih aman, yaitu sistem keselamatan

Page 37: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

26

sinyal diri (Personal Alert Safety System / PASS) dan detektor karbon monoksida

(CO Detector).

2.3.4. Peralatan Pemadaman Kebakaran

Adapun peralatan yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran untuk

memadamkan kebakaran yaitu (Puslatkar Jakarta, 1998) :

a. Selang Kebakaran (Fire Hose)

Selang kebakaran berfungsi untuk mengalirkan air dari mobil pemadam atau

hidran melalui nozzle ke sasaran (kebakaran). Panjang selang penyalur yaitu 20-

30 meter dengan diameter sebesar 1-1,5 inchi, 2,5 inchi.

b. Saringan (Strainers)

Strainer berfungsi untuk menyaring air dan sumber air terbuka, baik kotoran

yang halus maupun yang kasar.

c. Pipa Pemancar (Nozzle)

Nozzle berfungsi untuk memancarkan air dari selang penyalur ke sasaran

(kebakaran). Jenis pancaran yang dihasilkan tergantung dari tipe nozzle yang

digunakan. Adapun beberapa tipe nozzle yaitu : spray nozzle, foam nozzle, fog

nozzle.

d. Kopling

Kopling berfungsi untuk menyambungkan antar selang. Beberapa tipe kopling

yaitu : Yan Vander Hyder (hermaprodite), kopling jantan, kopling betina.

e. Kunci Kopling

Kunci kopling berfungsi untuk mengencangkan dan melepaskan kopling.

Page 38: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

27

f. Adaptor

Adaptor berfungsi untuk menyambungkan dua kopling yang berlainan jenis,

berbeda ukuran dan berlainan bentuk.

g. Hidran Kebakaran

Merupakan suatu alat yang dilengkapi dengan fire hose dan nozzle yang

digunakan untuk mengalirkan air bertekanan bagi keperluan pemadaman

kebakaran. Adapun klasifikasi hidran kebakaran yaitu :

g.1. Hidran Kelas I

Hidran yang outlet-nya berdiameter 2,5 inchi yang dipersiapkan untuk

petugas pemadam kebakaran atau orang yang sudah terlatih.

g.2. Hidran Kelas II

Hidran yang outlet-nya berdiameter 1,5 inchi yang dipersiapkan untuk

penghuni gedung.

g.3. Hidran Kelas III

Hidran yang outlet-nya berdiameter 1,5 dan 2,5 inchi (perpaduan hidran

kelas I dan II).

h. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

APAR diklasifikasikan sesuai dengan tujuan penggunaannya pada empat kelas

api (A,B,C,D). Semua APAR berperan dengan suatu daya padam yang

menunjukkan kecocokan pemadamannya untuk digunakan pada suatu kelas api

tertentu yang terdiri dari :

h.1. Alat Pemadam Api Tipe Air (Tanki Pompa)

Page 39: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

28

Berukuran 11/2 – 5 gallon dan dapat digunakan untuk memadamkan api kelas

A. Pengoperasian dapat dilakukan dengan pompa tangan.

h.2. Alat Pemadam Air yang Berisi Tekanan

Berukuran 21/2 gallon berisi tekanan udara sekitar 6,8 bar di dalam kerangka

atau ruangan yang sama dengan air..

h.3. Alat Pemadam Api Carbon Dioxide (CO2)

Dapat digunakan untuk memadamkan api kelas B dan C dengan

mengeluarkan gas CO2 yang bertekanan dengan beberapa “salju” melalui

ujung pipa pemancar.

h.4. Alat Pemadam Api Halon

Berukuran 1 gallon sampai 10 gallon. Dapat digunakan untuk memadamkan

api kelas B dan C.

h.5. Alat Pemadam Kimia Kering Dasar Biasa/Normal

Berukuran 1.134-13.608 kg. Dapat dignakan untuk memadamkan api kelas

B dan C.

h.6. Alat Pemadam Kimia Kering Biasa Serba Guna

Berukuran 1.134-13.608 kg. Dapat digunakan untuk memdamkan api kelas

A, B, dan C.

2.3.5. Prosedur Operasi Penanggulangan Kebakaran

Menurut Lampiran III Surat Keputusan Kepala Dinas Pencegah/Pemadam

Kebakaran Kota Medan Nomor 970 / 0131 / SK / 2006 tentang Prosedur

Penanggulangan Kebakaran Dan Bencana Lainnya, prosedur operasi penanggulangan

kebakaran yaitu :

Page 40: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

29

a. Setiap memulai tugas siaga pada setiap harinya, Komandan Regu dan Wakil

Komandan Regu harus segera mengatur urutan mobil yang akan berangkat bila

terjadi kebakaran pada saat jam tugas mereka dan melaporkannya kepada Kepala

UPT.

b. Komandan serta Wakil Komandan Regu segera mengatur personil untuk masing-

masing mobil, termasuk petugas yang akan menjadi Tim Rescue.

c. Komandan serta Wakil Komandan Regu segera menugaskan masing-masing supir

bersama piket supir untuk memeriksa kesiapan mobil dan

peralatan/perlengkapannya serta melakukan pemanasan mesin sesuai Prosedur

Penggunaan dan Pemeliharaan Mobil Pemadam Kebakaran, Mobil DP2K Kota

Medan lainnya dan Peralatan/Perlengkapannya sebagaimana terdapat pada

Lampiran II.

d. Sesaat setelah mendengar sirene atau lonceng tanda adanya kebakaran, seluruh

petugas pemadam kebakaran harus segera bergegas masuk ke mobil pemadam

kebakaran dan segera memakai helm yang telah tersedia di mobil masing-masing.

Dan bagi petugas yang menjadi Tim Rescue, segera mengenakan kelengkapan

keselamatan personil (personil safety tools).

e. Mobil pemadam dan petugas yang berangkat menuju lokasi kebakaran ditentukan

oleh Kepala UPT.

f. Seluruh anggota Tim Rescue dan PNS Siaga yang bertempat tinggal di Komplek

Pemadam Kebakaran harus berangkat dan mengacu kepada Pengaturan Kesiagaan

Pegawai DP2K Kota Medan dalam Penanggulangan Kebakaran sebagaimana

terdapat pada Lampiran I.

Page 41: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

30

g. Sesuai dengan petunjuk dari petugas piket, seluruh mobil yang diberangkatkan

segera bergerak menuju lokasi kebakaran dengan tidak lupa menyalakan lampu

rotari dan membunyikan sirene. Kecepatan mobil pemadam kebakaran harus

mempertimbangkan keselamatan dan kemanan seluruh pihak.

h. Dalam perjalanan menuju lokasi kebakaran, setiap unit mobil harus tetap

melaporkan posisinya dan meminta panduan dari petugas piket tentang jalur lalu

lintas yang paling lancar, singkat dan dapat dilalui mobil pemadam menuju lokasi

kebakaran.

i. Seluruh unit mobil pemadam yang berangkat menuju lokasi kebakaran harus tetap

memonitor petunjuk dari petugas piket atau Kepala UPT.

j. Pada saat regu pemadam telah sangat dekat dengan lokasi kebakaran dan dapat

melihat dengan jelas kondisi kebakaran, anggota pemadam harus segera

melaporkan hal-hal yang terlihat kepada petugas piket serta menyampaikan

tentang perlu tidaknya penambahan jumlah unit mobil pemadam ke lokasi

kebakaran.

k. Setelah mobil pemadam tiba di lokasi kebakaran, hal-hal yang harus dilakukan

petugas pemadam kebakaran adalah :

k.1. Supir menempatkan mobil pada posisi yang paling tepat menurut posisi obyek

terbakar dan kondisi jalan;

k.2. Operator mesin segera menempati posisi di dekat mesin pompa dan

melakukan persiapan yang dibutuhkan;

k.3. Petugas pembawa selang segera menggelar selang menuju titik terdekat ke

obyek terbakar dengan meninggalkan ujung selang berkopling betina di

Page 42: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

31

dekat mesin pompa, sedangkan Petugas pembawa nozzel bertugas membawa

nozzel untuk disambungkan dengan ujung selang berkopling jantan;

k.4. Bila dibutuhkan penyambungan selang tambahan, maka Petugas lainnya

segera membawa selang dengan atau tanpa kopling sambungan cabang dua

dan menyambungkannya dengan selang terdahulu;

k.5. Operator segera menyambungkan ujung selang berkopling betina ke kopling

jantan yang ada di mesin pompa;

k.6. Setelah ada permintaan pengaliran air dari petugas pemegang nozzle, Operator

segera mengalirkan air melalui selang dengan tekanan air disesuaikan dengan

kondisi atau sesuai permintaan Petugas pemegang nozzle;

k.7. Petugas tidak diperkenankan membiarkan selang atau nozzle dikuasai oleh

orang lain yang bukan petugas pemadam DP2K Kota Medan. Petugas boleh

bekerjasama dengan masyarakat melakukan penyiraman air, namun kendali

operasi selang tetap berada di tangan petugas;

k.8.Pemadaman kebakaran harus mengutamakan upaya melokalisir perkembangan

api untuk kemudian semakin memperkecil api sampai dengan padamnya api

dan baranya;

k.9. Mekanisme penyuplaian air harus disesuaikan dengan formasi mobil atau

sistem pemadaman, apakah menggunakan sistem statis atau dinamis, atau

sesuai dengan petunjuk Komandan Regu/Kepala UPT;

k.10. Setiap mobil yang telah kehabisan air harus segera kembali untuk mengisi air

dengan meminta petunjuk dari Komandan Regu/Kepala UPT tentang dimana

titik pengisian ulang air;

Page 43: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

32

k.11. Petugas yang ikut dengan setiap mobil yang kembali untuk mengisi ulang air

hanyalah supir bersama dengan satu orang anggota;

k.12. Setelah selesai mengisi ulang air, supir bersama anggotanya harus segera

membawa kembali mobil tersebut ke lokasi kebakaran kecuali ditentukan

lain oleh Komandan Regu/Kepala UPT;

k.13. Setelah pemadaman dinyatakan selesai, masing-masing anggota pada unit

mobil dikomandoi oleh supir pemadam harus segera menggulung selang

yang telah digunakan dan menyimpannya kembali ke mobil bersama-sama

dengan peralatan lainnya;

k.14. Setelah seluruh mobil dan peralatannya rapi, maka seluruh petugas segera

melakukan apel untuk melaporkan kendala dan kesiapan masing-masing

regu unit mobil kepada Komandan Regu/Kepala UPT, untuk kemudian

menuggu petunjuk dari Komandan Regu/Kepala UPT;

k.15. Bila semuanya dinilai telah cukup, Komandan Regu/Kepala UPT segera

memerintahkan seluruh unit mobil bersama masing-masing anggota untuk

kembali ke Pos Siaga dengan formasi konvoi yang teratur dan tertib;

k.16. Setibanya di Pos Siaga/Pos Penjagaan masing-masing supir pemadam

dibantu anggotanya kembali mengisi ulang air pada tangki mobil yang

kosong dan merapikan peralatan/perlengkapannya, serta melaporkan segala

kerusakan/ kendala yang dialami mobil kepada Komandan Regu untuk

diteruskan kepada Kepala Seksi guna diteruskan ke Subdis Harlat untuk

ditindaklanjuti.

Page 44: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

33

2.4. Kerangka Pikir

Perjalanan ke lokasi kebakaran -Memakai Alat Pelindung Diri

Tiba di lokasi kebakaran - Mengambil dan Menggelar Selang - Memasang Nozzle

Melakukan pemadaman kebakaran

Bunyi lonceng tanda kebakaran

Pemadaman Selesai -Menggulung selang

-Membereskan peralatan

Kembali ke kantor DP2K Kota Medan UPT I

Page 45: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

34

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan

metode wawancara mendalam (indepth interview) untuk menggali informasi

mengenai risiko pekerjaan petugas pemadam kebakaran di Dinas Pencegah

Pemadam Kebakaran (DP2K) Kota Medan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran

Wilayah I inti kota Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) Kota Medan.

Alasan pemilihan penelitian dilokasi ini karena merupakan UPT pos induk dengan

wilayah pemadaman terluas yang menangani wilayah inti kota Medan serta belum

pernah dilakukan penelitian mengenai risiko pekerjaan pada petugas pemadam

kebakaran di UPT tersebut.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Agustus 2012.

3.3. Populasi dan Informan

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh anggota regu pemadam karena

memiliki tugas untuk melaksanakan operasi penanggulangan kebakaran secara

Page 46: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

35

langsung di lokasi kebakaran di UPT Pemadam Kebakaran Wilayah I yang berjumlah

63 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan sebagai informan.

Informan dalam penelitian ini yaitu anggota regu yang terdapat di UPT Pemadam

Kebakaran Wilayah I yang dipilih berdasarkan pengambilan sampel homogen karena

memiliki tugas dan fungsi yang sama dalam melakukan pemadaman kebakaran

berdasarkan kecukupan penelitian yaitu sebanyak 4 orang.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari hasil wawancara mendalam (indepth

interview) dengan pedoman umum berupa panduan pertanyaan yang telah disusun

dan menggunakan alat bantu voice recorder.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari DP2K Kota Medan mengenai jumlah pekerja

dan gambaran umum DP2K Kota Medan.

3.5. Definisi Operasional

1. Petugas pemadam kebakaran adalah orang yang dilatih dan bertugas untuk

menanggulangi dan memadamkan kebakaran secara langsung yaitu anggota regu

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Wilayah I DP2K Kota Medan.

Page 47: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

36

2. Risiko pekerjaan adalah kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya atau paparan

dengan cedera atau keluhan kesehatan yang disebabkan oleh kejadian atau paparan

tersebut mulai dari petugas mendengar lonceng tanda kebakaran, berangkat ke

lokasi, tiba di lokasi kebakaran, melakukan pemadaman kebakaran hingga selesai

dan kembali ke kantor DP2K.

3.6. Analisa Data

Jenis analisa data yang digunakan yaitu menurut Poerwandari (2005) model

analisis antar kasus dengan tahapan : data yang sudah terkumpul dari hasil

wawancara kemudian diorganisasi dengan menyusun transkripsi verbatim serta

dikoding dan dianalisis. Setelah itu dilakukan pengujian terhadap dugaan untuk

mempertajam kesimpulan sementara yang diperoleh dengan menggunakan matriks-

matriks sederhana dan kemudian di interpretasi.

Page 48: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

37

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan

Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan sudah ada sejak zaman

penjajahan Belanda (Batavia) tahun 1919 dan pada saat itu pemadam kebakaran ini

disebut Brandwier. Sejak zaman kemerdekaan Republik Indonesia unit pemadam

kebakaran ini terus tetap ada namun dikelola oleh daerah tingkat II masing – masing

yang keberadaannya bergabung dengan instansi yang ada pada saat itu.

Di Kota Medan khususnya unit Pemadam Kebakaran ini berada di Dinas

Pekerjaan Umum Kotamadya Medan yang berada pada salah satu seksi dan disebut

Unit Pencegah / Pemadam Kebakaran Kotamadya Medan. Kemudian pada tahun

1967, unit Pemadam Kebakaran ini beralih posisinya dari Unit Pemadam Kebakaran

dibawah Dinas Pekerjaan Umum Kotamadya Medan ke Sub. Direktorat Ketertiban

Umum. Pada tahun 1972 Unit Pemadam Kebakaran ini berubah menjadi Unit Linmas

dibawah Sub Direktorat Ketertiban Umum.

Sejak tahun 1979, Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan

dipindahkan ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan. Penempatan Dinas

Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan pada Badan Penelitian dan

Pengembangan Kota Medan bertujuan untuk menyamakan perkembangan kota

dengan strategi mengantisipasi sumber-sumber bencana khususnya sumber-sumber

kebakaran yang baru dan mengetahui tingkat pelayanan publik lainnya.

Page 49: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

38

4.1.2. Lokasi Penelitian

Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan terletak di Jalan Candi

Borobudur No. 2 Medan dan mempunyai satu pos induk yang merupakan Unit

Pelaksana Teknis Wilayah I (UPT I) inti kota. Luas lahan yang ditempati oleh DP2K

Kota Medan yaitu sebesar 6.790 m2 dengan luas bangunan 2.580 m2.

4.1.3. Wilayah Kerja Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan

Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) Kota Medan melayani 265,1

km² luas wilayah, 21 kecamatan, 151 kelurahan, dan 2001 lingkungan.

4.1.4. Visi

Dalam Renstra DP2K Kota Medan Tahun 2006 – 2011, sejalan dengan

tupoksinya, visi DP2K Kota Medan adalah “Terwujudnya Kota Medan yang Sigap

Mencegah dan Mengatasi Kebakaran serta Bencana lainnya” atau disingkat

Page 50: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

39

”Medan Siaga Bencana”. Visi tersebut menggambarkan adanya tuntutan untuk

bersikap profesional dari seluruh jajaran yang ada di DP2K Kota Medan dalam

menjalankan tugasnya, serta perlunya partisipasi seluruh komponen yang ada di kota

Medan baik masyarakat, instansi pemerintah, swasta, dan lain-lain.

4.1.5. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan beberapa misi yaitu :

1. Mendorong partisipasi masyarakat dan swasta serta pihak kelurahan dan

kecamatan dalam pencegahan dan penanggulangan bencana

2. Meningkatkan mutu layanan ke masyarakat

3. Meningkatkan sarana dan prasarana alat pencegah dan pemadam kebakaran

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

4.1.6. Fungsi

Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) Kota Medan yang dibentuk

berdasarkan Perda Kota Medan No. 34 Tahun 2001, Keputusan Walikota Medan

Nomor 67 Tahun 2002, tentang Tugas Pokok dan Fungsi DP2K kota Medan,

mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga daerah dalam bidang

pencegahan dan pemadaman kebakaran, melaksanakan pembantuan sesuai dengan

bidang tugasnya.

DP2K Kota Medan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang pencegah/ pemadam

kebakaran;

b. Melaksanakan kegiatan pencegahan terhadap bahaya kebakaran atau bencana

alam;

Page 51: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

40

c. Melaksanakan kegiatan operasional penanggulangan/pemadaman kebakaran atau

bencana alam;

d. Menyelenggarakan pengawasan atau pengendalian terhadap pengolahan,

penyimpanan, peredaran, kegiatan bongkar muat, pengangkutan barang dan bahan

(material) yang mudah terbakar sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

e. Mengkoordinir kegiatan unit pemadam kebakaran pada instansi pemerintah dan

swasta, perusahaan, perhotelan, perbankan, tempat-tempat vital/non vital, pusat

perbelanjaan, pasar dan lain-lain;

f. Melaksanakan kegiatan retribusi racun api;

g. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan pada semua bangunan, gedung

pertunjukan/pameran, tempat usaha, tempat hiburan dan tempat keramaian yang

ramai dikunjungi orang yang rawan terhadap bahaya kebakaran;

h. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya;

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

4.1.7. Sarana dan Prasarana

Dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya,

DP2K Kota Medan didukung dengan berbagai sarana dan prasarana kerja yang sangat

bervariasi jenisnya, yaitu :

1. Kendaraan dinas/operasional Dinas P2K Kota Medan.

Berbagai jenis kendaraan dinas/operasional yang dimiliki DP2K Kota Medan

untuk mendukung terlaksananya tugas dalam kegiatan pencegahan dan

Page 52: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

41

penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya yang dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 4.1. Kondisi Kendaraan Dinas/Operasional DP2K Kota Medan Tahun 2011

No Jenis Jumlah Perkondisi

Total Baik Rusak Ringan

Rusak Berat Afkir

1 Ladder truck 4 - - - 4 2 Fire truck (Sistem Portable Pump) 11 2 - - 13 3 Fire truck (Sistem PTO Pump) 7 1 3 11 22 4 Nissan (Sistem PTO Pump) 1 - 1 - 2 5 Mini Bus 1 - - - 1 6 Mobil Pick-up 2 - - - 2 7 Mini Truck - - 1 - 1 8 Sepeda Motor 17 - - - 17

Jumlah 43 3 5 11 62 Ketika terjadi kebakaran kendaraan yang digunakan untuk melakukan

pemadaman di lokasi yaitu ladder truck yang berfungsi sebagai mobil tangga untuk

melakukan evakuasi terhadap korban ataupun untuk menyalurkan air dengan

menyedot air dari sumber air. Fire truck dan Nissan dengan sistem portable pump

juga digunakan sebagai penyedot air. Sedangkan fire truck sistem PTO (Power Take

Off) pump yaitu kendaraan pemadam kebakaran yang putaran mesin pompanya

langsung bergabung dengan mesin induknya. Fire truck jenis ini dapat membawa air

sendiri dan dapat langsung melakukan penyiraman dengan menghubungkan selang

pemadam pada mesin pompa. Adapun kapasitas air yang mampu disimpan yaitu 5

ton. Mini truck digunakan untuk membawa peralatan, sedangkan mini bus, pick up,

dan sepeda motor merupakan kendaraan operasional.

Page 53: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

42

2. Peralatan dan perlengkapan kerja untuk kegiatan operasi

Tabel 4.2. Peralatan dan Perlengkapan Kegiatan Operasi DP2K Kota Medan Tahun 2011

Baik Rusak1 Genset 3 0 32 Mesin Las 1 0 13 Impuls Gun 1 0 14 Gancu 4 0 45 Portable Blower 1 0 16 Portable Pump 1 1 27 Floating Pump 6 0 68 Self Contained Breathing Aparatus 9 0 99 Baju dan Celana Tahan Panas 9 0 910 Baju dan Celana Tahan Api 1 0 111 Helm 63 0 6312 Masker Strainer dan Full Mask 16 0 1613 Tandu 1 0 114 Gergaji Mesin untuk Tembok/Besi 4 0 415 Kampak 2 0 216 Martil 2 0 217 Selang 2,5" 35 0 3518 Selang 1,5" 20 0 2019 Nozzle Jet 2,5" 22 0 2220 Nozzle Jet 1,5" 17 0 1721 Variable Nozzle 2,5" 20 0 2022 Variable Nozzle 1,5" 14 0 1423 Kopling Cab. 2,5" - 1,5" 12 0 1224 Lampu Kepala 5 0 525 Kopling Selang Ukuran 2,5" 3 0 326 Kopling Selang Ukuran 1,5" 3 0 3

No. Nama Barang JumlahTOTAL

3. Pos Pemadam Kebakaran

Untuk mendekatkan pelayanannya kepada masyarakat sekaligus untuk

mempersingkat waktu tempuh dalam penanggulangan kebakaran, DP2K Kota Medan

mempunyai 1 (satu) Pos Induk yang terletak di Jalan Candi Borobudur No. 2 Medan,

Page 54: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

43

2 (dua) Pos Wilayah, yaitu Pos Wilayah Selatan di Terminal Terpadu Amplas dan

Pos Wilayah Utara di Kawasan Industri Medan (KIM) dan 1 (satu ) Pos Pembantu di

Kecamatan Medan Belawan.

4.2. Proses Kerja Informan

Tabel 4.3. Matriks Proses Kerja Informan di Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) UPT Wilayah I Kota Medan

Nomor Informan Proses Kerja

1 “Jadi begitu dengar lonceng kami terus naik armada kan, uda ditunjuk armada masing-masing. Armada pemadam berangkat ke lokasi.. Begitu kita nyampe di lokasi kita turun dari armada, kita persiapkan lah selang sama pemancar itu untuk penyiraman.. Selang tadi kita masukkan ke handle mobil itu kita tarik ke depan, terus kita standbye baru kita bilang “idupkan air”, idup.. terus kita siram”

2 “Kita menerima apabila ada laporan kebakaran dari masyarakat, dan juga kita bisa menerima dari kepolisian.., kita cek pas, betul, kita lonceng..ya kita lari.. Jadi dengar lonceng kita pake lah baju, helm.. sambil kita lari menuju mobil bisa di pake, di mobil pun bisa kita pakek kan. Begitu nyampek di TKP barulah masing-masing ada yang ngambil selang ada yang ngambil nozzle ada yang ngambil, lainnya lah.. Itulah baru kita siram“

3 “Begitu informasi sudah pasti, baru bunyi alarm atau lonceng, baru kami begerak.. Jadi begitu lonceng, persiapan masing-masing, nanti ada yang belum sempat make baju, make bajunya didalem mobil.. Kami di dalam mobil udah pasang strategi.. macam ini komandan, nanti kamu pegang selang, tarik nozzle kesana, tarik selang kesana kamu bawa nozzle langsung dari arah sana.. Terus kalo udah pulang itu kan, pas balek ke sini.. kita pun kendaraan kita tidak secepat yang kita pergi tadi, kita iring-iringan.. “

Page 55: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

44

4 “Kan kita terima telfon, cuma kan banyak telepon jahil kan.. ee jadi konfirmasi lagi ntah yang ke lurah, kepling..itu.. baru kadang di..di sahkan oleh..kayak..polisi. Terus umumkan, siap-siap, baru lonceng.. Itulah tadi, kan kebetulan kalian udah ikut langsung, kami ga usah menerangkan secara rinci..”

Berdasarkan matriks di atas dapat diketahui bahwa semua informan

melakukan proses kerja yang sama sebagai anggota regu yaitu menjaga pos piket,

menerima telfon laporan kejadian kebakaran kemudian melakukan konfirmasi

terhadap kebenaran kejadian kebakaran. Jika informasi benar maka piket segera

membunyikan lonceng tanda kebakaran dan petugas segera berlari mengambil alat

pelindung diri berupa helm dan baju tahan panas kemudian menuju ke mobil

pemadam (fire truck) masing-masing yang telah ditentukan untuk segera menuju

lokasi kebakaran. Alat pelindung diri dipakai ketika petugas menuju ataupun ketika

didalam mobil pemadam.

Sesampainya di lokasi kebakaran, petugas langsung menggelar selang,

memasang nozzle dan menyambungkannya ke mesin pompa pada fire truck dengan

berkoordinasi dengan supir pemadam yang bertugas sebagai operator pompa untuk

pengaliran dan pengaturan tekanan air. Kemudian petugas melakukan pemadaman

sesuai instruksi dari komandan regu / wakil komandan regu mengenai strategi

penyiraman yang akan dilakukan dan kembali ke kantor DP2K UPT Wilayah I

setelah selesai melakukan pemadaman.

Page 56: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

45

4.3. Pelatihan Informan

Tabel 4.4. Matriks Pelatihan Informan di Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) UPT Wilayah I Kota Medan

Nomor Informan

Pelatihan

1 “Kalo pelatihan macam kami ni kan, sekarang ni kan setiap seminggu sekali kami tetap latihan, dinamika kelompok. Itulah, fisik, lari-lari kan, senam.. sama mental juga. Udah itu, kita latihan gulung selang, ngidupkan portable, latian menggunakan breathing apparatus..tiap sabtu..”

2 “Diadakan setiap setahun sekali, diklat namanya, itu selalu ada itu namanya teori dan pelatihan. Pelatihan fisik seperti jalan, PBB, kemudian teori, cara menggunakan selang, cara melakukan penggulungan selang, cara menyiram api itu bagaimana, dengan racun api dan sebagainya.. Kalo setiap sabtu itu kita diadakan dinamika kelompok, itu diundang keseluruhannya baik itu dari wilayah Amplas, wilayah KIM dan Belawan, itu berkumpul kita melaksanakan dinamika kelompok itu mengenai teori dan praktek mengenai pemadaman kebakaran.. dinamika kelompok inilah kan untuk memantapkan lagi, mematangkan lagi cara penggunaan semua peralatan yang ada di pemadam ini..”

3 “Kami tu tetap dilatih, tiap tahun.. fisik, mental brimob yang ngelatih kami.. Terus kalo siapapun anggota baru yang masuk kemari harus dilatih.. baru nantinya dia belajar dari pengalaman, cuma dasar-dasarnya wajib dia tau, yang senior-seniornya ngelatih. Kalo materinya biasanya ngenalin pokok dasar supaya orang itu tahu kalo personil kebakaran itu kek gini, uda gitu kalo teori-teorinya ya..apa penyebab kebakaran, kenapa bisa terjadi kebakaran gitu.. Pelatihan rutin disini kan setiap hari sabtu, itu dinamika kelompok, kami itu latihan fisik sama mental, lari, push up, baris-berbaris, senam, beladiri, ya gitu lah dia, kekmana latihan fisik.. nanti bisa juga dia teori..

Page 57: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

46

4 “Itu setiap tahunnya ada pendiklatan kita.. Tiap jum'at senam, sabtu itu dinamika, dinamika kan bisa berobah-obah, cuma kita pikirkan dulu, kalo dinamika bisa studi kasus.. Kalo materi intinya kan pertama kesemaptaan, PBB, disiplin.. baru pembinaan mental, termasuk fisik, itulah yang lari-lari.. baru belajar pola tentang pemadam kebakaran ini, diajarin masalah bahaya, bahaya bencana lah, bahaya bencana kebakaran.. jadi kekmana pola-pola penanggulangan make selang, nozzle kan, pengoperasian mobil kan diajari, cara penyiraman.. Kita pun kan bukan cuma teknik pemadamannya yang diajari, akibat dari teknik pun kan ada kadang, akibat dari kebakaran itu, diajari juga kita resikonya, kan ada risiko terbakar, terjebak, terjebak api terjebak asap..”

Berdasarkan matriks di atas dapat dilihat seluruh informan menyebutkan

bahwa selama bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran mereka mendapat

pelatihan rutin setiap hari sabtu yaitu dinamika kelompok yang meliputi cara

penggunaan alat, teknik pemadaman kebakaran, pelatihan fisik dan mental serta

teori.

Pelatihan fisik yang diberikan yaitu senam, lari, push up, dan baris-berbaris.

Selain itu petugas memeroleh pelatihan mental untuk meningkatkan keberanian

petugas. Adapun teori yang diberikan kepada petugas pemadam kebakaran yaitu

mengenai penyebab kebakaran, bahaya dan risiko bencana kebakaran. Setiap tahun

juga diadakan pelatihan dengan memberikan teori serta simulasi penanggulangan

kebakaran yang mengundang beberapa pihak.

Page 58: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

47

4.4. Risiko di Perjalanan

Tabel 4.5. Matriks Risiko di Perjalanan Informan Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) UPT Wilayah I Kota Medan

Nomor Informan

Risiko di Perjalanan

1 “Jadi kalo resikonya itu dari mulai di jalan itu uda ada ya kan, karna kan namanya pemadam tu harus cepat, bisa belanggar, ntah apaa, risiko kan tinggi..”

2 “Kalo namanya kecelakaan kalo apa itu di jalan tu sering, belanggar mobil.. terutama sekitar tahun 1999, setahun saya bekerja di pemadam ini tepatnya kan ada kebakaran di.. apa.. (berpikir) di.. kota bangun, itu mobil tangki pemadam yang isinya 10 ton bertabrakan dengan container ya kan.. Pada waktu itu terbalik la mobil tangki, meninggal 1 orang, 1 orang luka, luka berat la di (RS) Martha Friska..”

3 “Jadi tugas kami memang nyawa taruhan kami, lain ga ada.. Di jalan aja kami udah nyawa, keluar aja kami dari hanggar bunyi sirine, uda nyawa taruhan kami dek.. Di jalan, ga sekali dua kali kami kecelakaan, uda berapa kawan kami yang meninggal karna kecelakaan di jalan.. Abang sendiri yang ngalamin, jadi kejadiannya itu kebakaran di Fakultas Kedokteran UISU di SM Raja ujung.. Diantara jalan pemuda, sama jalan palang merah, kan banyak gedung, suara sirine kan ga denger, ya kami jumpa.. kami uda lewat, ekor mobil kami yang kenak.. orang itu yang nabrak dari kepalanya.. jadi.. kecepatan tinggi disitu. Disitu Bapak Kepala Dinas, Pak Marlon Simanjuntak ininya langsung koyak, kepala otaknya.. sementara abang sendiri uda bentol-bentol kepala ini, langsung bendol-bendol ini.. yang lainnya muntah-muntah. Kami ada.. 6 orang, satu mobil isinya 3 orang.. disitulah kecelakaan yang meninggal Kepala Dinas, 1 orang sekarat, 1 orang luka-luka termasuk abang..”

4 “Kalo resiko mungkin... untuk pribadi kan? Itu kan, di safety jalan kan, kek tadi tu kan macet tu kan.. ya namanya kendaraan, pas ligat (kencang), tergores mobil apa segala macam itulah resikonya..”

Page 59: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

48

Berdasarkan matriks di atas dapat dilihat bahwa semua informan

menyebutkan risiko dari pekerjaan mereka sebagian besar terjadi pada saat mereka di

perjalanan atau risiko lalu lintas yaitu kecelakaan lalu lintas.

4.5. Penggunaan Alat Pelindung Diri Informan

Tabel 4.6. Matriks Penggunaan Alat Pelindung Diri Informan di Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) UPT Wilayah I Kota Medan

Nomor Informan

Penggunaan Alat Pelindung Diri

1 “Ada juga kita masker, baju tahan panas.. itulah kita pake ke dalam, helm, untuk keselamatan kami juga la gitukan, safety nya, karna kan kalo masuk ruangan tu kan resikonya tinggi, lebih tinggi dia, karna hawa panas itu, asap, segala macam lah.. Kalo..ini lah celana (celana panjang biasa) sehari-hari bertugas, cuma kalo kita berangkat ada baju tahan panasnya, baju tahan panasnya itu panjang dia segini (nunjuk se-dengkul) untuk perlindungan, sepatu PDL, ini uda menunjang lah.. kalo kenak paku kan dia ga tembus.. Oksigen uda ada.. oksigen tu perlunya kan kalo titik api tu ga nampak di dalam, kita gabisa masuk, asap tebal, baru pake SCBA, karna kalo ga pake itu ga sanggup kita. Yang makek itu tergantung, gak semua. Sarung tangan ada juga, cuma kita liat situasi, kalo diperlukan kita pake”

2 “Pakai helm itu.. setiap ada kebakaran itu lengkap kita pakek, baju tahan panas, sama helm la kita pake ya kan.. Kalo sepatu dibagian yang langsung menangani kebakaran sepatu kita ini namanya PDL, ini sekitar 90% ya sudah menunjang la ya kan, karna kan kita masuk kedalam ini baik itu api, paku kawat itu pake sepatu ini ga akan tembus itu..”

Page 60: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

49

3 “Untuk safety diri helm, baju tahan panas, masker kalo ada, tapi kami ni lagi usahakan BA namanya, breathing aparatus, jadi situasi asap tebal pun kami bisa evakuasi.. masker kita kalo asap tebal kan itu kek mana ya, kita nanti tahan sebentar, sekian menit nanti kita uda ga tahan. Peralatan kita banyak kurang ini disini, seperti BA tadi.. BA tadi kan itu kalo bisa satu orang kan satu, baju tahan panas.. ini kenak kaca karna pake baju dinas biasa aja kami yang biru itu, bayangin coba, resikonya besar.. Uda gitu sepatu kita kan sepatu jungle boot gini, kalo bisa kan sepatunya yang.. yang kayak sepatu ikan gitu, itu memang safety kali.. jadi kalo ada korban yang mau di evakuasi jadi bisa.. Terus ga pake sarung tangan.. kami jarang-jarang pake sarung tangan..”

4 “Kadang kan kita.. apa namanya, lalai untuk make safety.. lalai satu, minim satu, dikasi safety ga dipake, cemanaa.. berat kali helm itu, ga enteng itu, jarang.. Jadi kadang kita masuk tanpa helm, kalo jatuh ntah apa kan ketimpa kepala ya kan.. itu dia, resikonya satu..”

Berdasarkan matriks di atas, dapat dilihat bahwa tiga informan mengatakan

menggunakan helm, masker, dan baju tahan panas sebagai alat pelindung diri yang

telah disediakan oleh DP2K Kota Medan sedangkan satu informan mengatakan

jarang menggunakan APD, seperti helm. Informan satu menambahkan juga

menggunakan sarung tangan jika diperlukan.

Page 61: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

50

4.6. Risiko di Lokasi Kebakaran

Tabel 4.7. Matriks Risiko di Lokasi Kebakaran Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) UPT Wilayah I Kota Medan

Nomor Informan

Risiko di Lokasi Kebakaran

1 “Kalo masuk ruangan tu kan resikonya tinggi, lebih tinggi dia, karna hawa panas itu, asap, segala macam lah.. Kalo terkena api dikit ya biasaaa, haha biasa.. Ketika mengadakan penyiraman resiko tingginya tetap ada, mulai dari listrik, arus setrumnya itu kan, dari bangunannya bisa juga runtuh, yaa pernah laa.. ketimpa atap seng gitu kan, cuma kan gak sampe.. gak pala fatal. Terus itu pangkal selang itu kan ada kuningan, dia besi kan, kalo kita lepas itu kan dia begoyang-goyang gitu jadi yang dibelakang itu bisa kenak besi itu dia, bisa kena kepala, kena badan, tangan..”

2 “Ya pertama sekali ya..tabung gas, tabung gas itu sering meledak.. kemudian arus listrik, kalo arus listriknya belum padam, kita gabisa nyiram sembarangan, itu harus kita matikan dulu listriknya baru kita siram.. Dari bangunannya sendiri, ya kalo dia papan paling ya roboh itu lah kan, kalo ketimpa ya sering la, ada juga kawan naik ke seng itu, rupanya sengnya kan seng uda lama kan dia bekarat, jebol, jatuh ke bawah.. Uda gitu terjatuh karna lepas tadi selang tadi tu, nozzlenya lepas kan itu kan dengan kekuatan tinggi dia kan selalu menghantam kiri kanan, itulah yang bisa kena kepala bisa pecah kepalanya bisa bocor itu”

3 “Kalo di lapangan, listrik sama massa. Umpamanya rumah terbakar, listrik belum mati, kalo kami siram ya ga sekali dua kali kami kontak, ya abang sendiri uda berapa kali. Kalo di lapangan kalo masalah adu fisik kadang-kadang pernah sama masyarakat. Terus ada juga kawan jatuh dari atas seng, tangannya luka, koyak, sebelum jatuh sempat megang seng.. dan keduanya waktu dikebakaran itu, kita gatau ni balok-balok mana yang lapuk, jatuh dia, kena kita.. Pernah juga itu kan kita nyiram misalnya tiner, kan gitu kebakarannya kan, ni pintu masih tertutup, kita bukak la kalo ga wusss pasti nyambar kita deluan, ya itu otomatis tertolak satu, yang

Page 62: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

51

ke dua ya itu lah.. yang bulu mata, yang rambut ya habislah, karna panas dia hahaha.. ya kadang mukak ya gosong la dikit. Uda gitu tiner ini gini, uda kita siram macam padam, kita masuk idup lagi dia.. aa macam yang di fakultas kedokteran itu kan banyak bahan kimia, aa itu meledak-meledak dia, apinya ngendap, buarrr, apinya ngendap, buarrr! Terus risiko waktu megang nozzle itu.. kalo lepas ini nozzle, kepala selang ini lepas kan gini kan (gerak-gerak) kalo kenak kepala ya uda jelas mati itu.. Pernah juga itu kan tangga yang di mobil pemburu kan maen tarek, tekunci, nah tangganya ini tiba-tiba meluncur dia sendiri, kenak tangannya, ya tangan ini tadi patah, cacat, jadi bengkok gini, ada satu orang.. Kalo tangga-tangga yang udah terbakar, didalam rumah, kalo dia tangga beton pernah dia kami naiki runtuh, tapi kami sempat lari..kami kan tau mana yang udah layak kami pijak lagi atau enggak.. Kadang kalo luka-luka kecil sama kami uda biasa.. tangan kenak kaca, terinjak paku, ini tembus ni paku kadang besar. Abang juga hampir korban kenak yang nyiram darisana, ya kena abu semua, apa..bara-bara api, untung pake helm, kalo ga ya..abang kira muka ini udah hancur kenak bara itu, rupanya enggak”

4 “Dari pengenalan masyarakat tentang pemadam ini kan masih minim ya, jadi kadang kita begitu di lokasi kan kenak maki, kenak lempar.. kan resiko juga itu.. Kalo resiko kerjanya ya di lokasi tadi, listrik seringkali, ya kita kenak strum, itu kadang ada yang pingsan, terbakar pun ada! ee lengket kabelnya, kami pikir mau mati, rupanya masih hidup dia sampe sekarang.. Kalo dari api kecil sebetulnya, dari pengalaman paling ada kadang kawan kan, contohnya kawan mau tertimpa batu, tembok.. Aku sendiri pun pernah juga ketimpa batu.. Ada juga itu kawan, satu regu, ketika naik.. mungkin struktur bangunannya kan, taulah kita, asal-asalan kan, dipijak, jatuh dia sama seng itu, tergores mau koyak tangan, apa segala macam, Terus kenak tetesan api, kadang kan jenis yang terbakar itu plastik, bahannya kan, terbakar itu jatuh, kenak tangan.. makanya ga ada yang mulus tangan kami

Page 63: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

52

Ada juga itu.. salah-salah, gabisa main-main masang selang itu, lepas ini kan bisa baling kita, udah bisa mati.. Kalo jalan-jalan mau kenak paku..”

Berdasarkan matriks di atas dapat dilihat bahwa setiap informan memiliki

pernyataan yang hampir sama mengenai risiko pekerjaan petugas pemadam

kebakaran di lokasi kebakaran, berupa kecelakaan kerja dikarenakan listrik, suhu

panas, api, bekerja di ketinggian, peralatan pemadaman, ledakan, backdraft dan

flashover, kondisi bangunan yang terbakar, benda tajam, dan adu fisik dengan warga.

4.7. Keluhan Kesehatan

Tabel 4.8. Matriks Keluhan Kesehatan Informan di Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (DP2K) UPT Wilayah I Kota Medan

Nomor Informan

Keluhan Kesehatan

1 “Asap, berbahaya itu asapnya itu, kalo kita terlalu banyak mengisap asap itu kita terus ngedrop, bisa terus pingsan, gak sadar, kalo gak sempat di tolong, itulah.. udah lewat (meninggal), terus batuk, sesak napas, ato kadang puyeng-puyeng gitu.. kalo mata perih biasa la itu kena asap kan, kalo sesak napas gitu paling pas di TKP aja..

2 “Baru-baru ini di Carrefour semalam itu, karna mungkin banyak ini.. menghirup asap ya kan, jadi banyak dari sana itu apa..banyak bermuntahan, mual, perutnya muntah ya kan.. contohnya aja, gausah jauh-jauh saya sendiri kan gitu, saya sendiri pulang dari sana pun, kepala terasa pening, mual, muntah, itulah dikasi obat, minum obat kan, udah agak lumayan juga.. “

3 “Satu asap itu bisa.. pingsan kita di dalam.. udah gitu risiko kerja kan salah satunya shift kami kan ada malam, begadang-begadang itu kan.. sering masuk angin, terus kalo ada kejadian jam 3 pagi besoknya uda jelas badan itu lemas kali.. itu masih satu kejadian! Pernah satu malam tu 3 kali kejadian, 4 kali kejadian.. ya pasti kelelahan, itu pasti luar biasa capeknya..

Page 64: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

53

4 “Padahal kita main air kan, ngelawan api, tapi gampang kali haus itu, gampang capek..dihantam panas, tenaga lemas kita, dehidrasi kita.. capek kita nahankan beban (selang) itu, sampek keringat dingin kita, ada lah.. keram dia nahankan itu mintak ganti.. Belum lagi asap, asap itu.. sedap juga, mau pingsan kita, tiba-tiba nyerang asap itu..”

Berdasarkan matriks di atas dapat dilihat bahwa keempat informan

mengatakan keluhan kesehatan yang mereka rasakan di lokasi kebakaran umumnya

dikarenakan banyak menghirup asap, seperti batuk, sesak nafas, mual, muntah,

pusing, mata perih bahkan pingsan. Informan ke-tiga dan empat menambahkan

bahwa ia juga sering merasakan lemas dan masuk angin.

Page 65: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

54

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Proses Kerja Informan

Dari hasil wawancara peneliti memeroleh informasi bahwa semua anggota

regu memiliki tugas dan proses kerja yang sama. Menurut uraian penjelasan dari

informan dapat diketahui bahwa proses kerja yang dilakukan telah sesuai dengan

standar prosedur penanggulangan kebakaran DP2K Kota Medan.

Petugas pemadam kebakaran di DP2K Kota Medan UPT Wilayah I dibagi

kedalam 3 regu pemadam. Masing-masing regu berjumlah 35 orang yang terdiri dari

seorang komandan dan seorang wakil komandan regu, serta beberapa supir dan

anggota regu (petugas pemadam) yang saling berkoordinasi dan bekerja sama dalam

melakukan pemadaman. Ketiga regu tersebut bekerja bergantian setiap harinya yang

dibagi dalam 3 shift dengan waktu kerja 12 jam per shift dan ketika terjadi kebakaran

maka regu yang sedang betugas yang menangani kebakaran.

Adapun proses kerja informan sebagai anggota regu yaitu menjaga pos piket,

menerima telfon laporan kejadian kebakaran kemudian melakukan konfirmasi

terhadap kebenaran kejadian kebakaran. Konfirmasi dilakukan dengan menanyakan

kepada kepling ataupun polisi di daerah tersebut tentang kebenaran kejadian

kebakaran.

Jika informasi benar maka piket segera membunyikan lonceng tanda

kebakaran dan petugas lainnya segera berlari mengambil alat pelindung diri berupa

helm dan baju tahan panas kemudian menuju mobil pemadam (fire truck) masing-

masing yang telah ditentukan dan segera berangkat ke lokasi kebakaran. Alat

Page 66: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

55

pelindung diri dipakai ketika petugas menuju ataupun ketika didalam mobil

pemadam.

Sesampainya di lokasi kebakaran, petugas langsung menggelar selang,

memasang nozzle kemudian menyambungkannya ke mesin pompa pada fire truck

dengan berkoordinasi dengan supir pemadam yang bertugas sebagai operator pompa

untuk pengaliran dan pengaturan tekanan air. Kemudian petugas melakukan

pemadaman sesuai instruksi dari komandan / wakil komandan regu mengenai pola

pemadaman dan strategi penyiraman yang dilakukan. Setelah selesai melakukan

pemadaman petugas kembali ke kantor DP2K UPT Wilayah I.

Menurut pihak DP2K Kota Medan, tugas dan tata cara kerja petugas dalam

melakukan operasi penanggulangan dan pemadaman kebakaran diberikan kepada

setiap petugas sebelum dan selama bertugas sebagai petugas pemadam kebakaran

dalam bentuk diklat (pelatihan).

5.2. Pelatihan Informan

Petugas mendapatkan pelatihan rutin untuk meningkatkan kinerja petugas di

lapangan. Pelatihan yang diberikan yaitu dalam bentuk dinamika kelompok yang

meliputi cara penggunaan alat seperti cara menggunakan selang, latihan menggulung

selang, menggunakan self contained breathing apparatus, teknik pemadaman

kebakaran, pelatihan fisik dan mental serta teori. Dinamika kelompok yang diberikan

dapat berupa studi kasus untuk mengevaluasi pemahaman petugas pemadam

kebakaran mengenai materi yang telah diberikan.

Page 67: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

56

Pelatihan fisik yang dilakukan yaitu senam, lari, push up, dan baris berbaris,

sedangkan pelatihan mental bertujuan untuk meningkatkan keberanian petugas dalam

melaksanakan tugas. Adapun teori yang diberikan kepada petugas yaitu mengenai

kebakaran, klasifikasi kebakaran, faktor-faktor penyebab kebakaran, pengenalan

sifat-sifat api, cara menjalarnya api, pengenalan listrik, strategi pemadaman, prinsip-

prinsip dalam pemadaman, cara evakuasi (penyelamatan), serta penggunaan alat

seperti racun api, hidran, sprinkler, dll.

Menurut Pusat Latihan Keterampilan Tenaga Kebakaran Jakarta (1998), suatu

program kebugaran fisik akan membantu mengurangi terjadinya cedera dan kematian

yang disebabkan oleh beratnya pekerjaan. Latihan akan meningkatkan kesehatan otot,

jantung, dan juga paru-paru yang dengan sendirinya dapat mengurangi kemungkinan

serangan jantung ataupun yang berkaitan dengan cedera dan penyakit. Petugas

pemadam kebakaran yang sehat dengan fisik yang prima akan mampu melaksanakan

tugas mereka dengan lebih baik, lebih lama, dan juga lebih aman dibandingkan

dengan petugas yang tidak dalam kondisi prima (Puslatkar Jakarta, 1998).

Selain itu, setiap tahun petugas juga mendapatkan pelatihan dari pihak DP2K

Kota Medan bekerja sama dengan BRIMOB, BASARNAS dan Dinas Kesehatan

yang dilakukan secara bergantian dengan simulasi pemadaman. National Fire

Protection Association (NFPA) dalam NFPA 1500 mempersyaratkan agar semua

personil atau petugas yang mungkin terlibat dalam pemadaman kebakaran harus turut

serta dalam latihan paling kurang secara bulanan.

Idealnya latihan bulanan ini sebaiknya digunakan untuk menerapkan

petunjuk-petunjuk teknis tentang keselamatan sampai hal-hal tersebut dapat

Page 68: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

57

dilakukan secara otomatis. Melalui pelaksanaan program-program latihan rutin dan

terarah diharapkan akan mengurangi risiko terjadinya bahaya, baik bagi petugas

pemadam kebakaran maupun orang atau korban yang diselamatkan (Puslatkar

Jakarta, 1998).

Berdasarkan keterangan dari pihak DP2K Kota Medan, ada 3 jenis pelatihan

yang diberikan kepada setiap petugas pemadam kebakaran, yaitu diklat peningkatan

kapasitas & kapabilitas dalam penanggulangan kebakaran, penyelamatan di darat,

penyelamatan di air, pertolongan pertama gawat darurat, dan pengamanan lokasi

kebakaran. Diklat pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan & bencana

banjir untuk meningkatkan kapasitas petugas dalam sistem navigasi & pemetaan,

jungle life survival, water life survival, dan penanggulangan kebakaran hutan. Diklat

disiplin dan kesemaptaan untuk meningkatkan kompetensi petugas melalui senam

kesegaran jasmani, pelatihan baris berbaris, pelatihan dinamika kelompok, dan

keterampilan komando. Serta pelatihan fisik dan mental yang diadakan setiap minggu

dengan mendatangkan instruktur dari BRIMOB dan sanggar senam.

Pelatihan (diklat) tersebut diberikan kepada semua petugas pemadam

kebakaran yang baru masuk sebelum mereka bertugas. Namun setiap tahun tetap

diadakan pelatihan untuk penyegaran secara bertahap dan bergantian dan jika ada

petugas yang dianggap kemampuan dan kinerjanya masih kurang ketika

melaksanakan tugas dilapangan maka akan dibekali dan diikutkan kembali kedalam

pelatihan (diklat).

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 16 Tahun 2009 setiap institusi

pemadam kebakaran harus memiliki standar kualifikasi yang dijadikan sebagai

Page 69: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

58

patokan atau pedoman dalam penerimaan petugas pemadam kebakaran. Hal ini

dilakukan agar pelaksanaan tugas pemadaman kebakaran dapat berlangsung secara

tepat guna, tepat sasaran dan tepat tindakan ketika bertugas di lapangan.

Selain itu sebaiknya petugas pemadam kebakaran memiliki jabatan sesuai

dengan pelatihan yang telah diperoleh, misalnya : jabatan pemadam 1 harus mampu

memadamkan kebakaran dengan APAR, menggunakan peralatan pemadaman jenis

hidran, melaksanakan P3K dan melaksanakan sistem tali temali untuk pengamanan

dan penyelamatan korban. Jabatan pemadam 2 harus mampu melaksanakan operasi

ventilasi asap bangunan rendah, melaksanakan prosedur penyelamatan, melaksanakan

prosedur pemutusan aliran gas dan listrik serta menentukan asal titik api dan dampak

kebakaran (DEPDAGRI, 2009).

Adapun evaluasi untuk mengetahui bahwa materi yang diberikan telah

dipahami oleh petugas yang mengikuti pelatihan menurut keterangan pihak DP2K

Kota Medan, yaitu dengan memberikan pertanyaan secara lisan mengenai materi

yang diberikan, ketika petugas melakukan simulasi dan ketika bertugas di lapangan.

Namun sebaiknya evaluasi tidak hanya dilakukan secara lisan, tetapi juga dengan

tulisan hasil penilaian yang diperoleh merata kepada seluruh petugas yang mengikuti

pelatihan

5.3. Risiko di Perjalanan

Dari hasil wawancara peneliti memeroleh informasi bahwa risiko dari

pekerjaan petugas pemadam kebakaran sebagian besar terjadi pada saat mereka di

perjalanan menuju lokasi kebakaran, yaitu risiko lalu lintas, misalnya tabrakan.

Page 70: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

59

Adapun akibat yang dapat ditimbulkan dari tabrakan tersebut yaitu luka parah bahkan

meninggal dunia.

Berdasarkan keterangan informan dapat disimpulkan bahwa kecelakaan di

perjalanan dapat terjadi dikarenakan mereka menempuh perjalanan dengan kecepatan

tinggi untuk segera mencapai lokasi kebakaran. Jumlah kendaraan di Kota Medan

yang semakin meningkat menyebabkan petugas mengalami kesulitan untuk mencapai

lokasi kebakaran dengan aman. Selain itu tabrakan dengan sesama mobil pemadam

yang pernah terjadi dikarenakan satu mobil pemadam kembali dari lokasi kebakaran

menuju kantor DP2K Kota Medan untuk melakukan pengisian ulang air sedangkan

mobil pemadam yang lain menuju lokasi kebakaran dengan kecepatan tinggi serta

suara sirine mobil pemadam lain yang saling tidak terdengar dan banyaknya

bangunan tinggi disekitar persimpangan jalan mengakibatkan kedua mobil tidak

saling mengetahui keberadaan masing-masing dan mengakibatkan tabrakan

dipersimpangan jalan.

Menurut pihak DP2K Kota Medan tidak ada syarat batasan kecepatan

maksimal yang diperbolehkan untuk mobil pemadam ketika menuju lokasi kebakaran

karena petugas harus secepat mungkin untuk tiba di lokasi. Namun tetap harus

mengutamakan keselamatan daripada kecepatan dalam menuju lokasi yaitu dengan

menghidupkan sirine dan lampu rotari, menjaga jarak kendaraan satu dengan

kendaraan yang lain serta menghindarkan saling mendahului diantara sesama unit

mobil pemadam guna mencegah terjadinya kecelakaan atau tabrakan.

Kerja sama dengan Dinas Perhubungan dan pihak kepolisian setempat dapat

membantu mengurangi hambatan yang dialami petugas ketika menuju lokasi

Page 71: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

60

kebakaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menertibkan pengguna kendaraan

sewaktu mobil pemadam kebakaran melintas.

5.4. Penggunaan Alat Pelindung Diri

Berdasarkan keterangan informan, alat pelindung diri mulai digunakan

petugas ketika mendengar bunyi lonceng tanda kebakaran ataupun ketika berada di

dalam mobil pemadam sambil menuju ke lokasi kebakaran. Umumnya informan

mengatakan bahwa mereka menggunakan alat pelindung diri seperti helm, masker,

dan baju tahan panas yang disediakan oleh DP2K Kota Medan.

Menurut dua orang informan, sepatu yang disediakan oleh pihak DP2K telah

menunjang pekerjaan mereka ketika bertugas di lapangan, sedangkan dua informan

lain mengatakan sepatu yang disediakan belum menunjang kinerja di lapangan,

sehingga petugas masih bisa tertusuk paku (benda tajam) yang terdapat di lokasi.

Adapun sepatu yang disediakan oleh DP2K Kota Medan yaitu sepatu kulit laras

panjang berwarna hitam dan bertali. Sepatu jenis ini digunakan petugas ketika

bertugas memadamkan kebakaran. Namun, dalam kasus ini sepatu yang digunakan

petugas pemadam kebakaran tidak sesuai dengan standar sepatu untuk pemadam

kebakaran yang disarankan oleh NFPA. Sepatu yang disarankan oleh NFPA ketika

memadamkan kebakaran yaitu jenis firefighter boots.

Umumnya petugas pemadam kebakaran DP2K Kota Medan menyadari bahwa

menggunakan alat pelindung diri merupakan hal yang penting ketika bekerja untuk

menghindari risiko yang tidak diinginkan. Namun menurut informan, alat pelindung

diri yang tersedia jumlahnya terbatas seperti baju dan celana tahan panas, sarung

Page 72: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

61

tangan, SCBA sehingga tidak semua petugas bisa menggunakan APD. Selain itu,

salah satu informan mengatakan bahwa APD seperti masker belum mendukung

kinerja mereka di lokasi kebakaran sehingga tidak jarang mereka terhirup asap di

lokasi kebakaran.

Menurut keterangan dari pihak DP2K kota Medan, jumlah baju dan celana

tahan panas yang tersedia yaitu hanya 9 pasang, baju dan celana tahan api 1 pasang,

helm 63 unit, masker strainer dan full mask 9 unit dan self contained breathing

apparatus 9 unit. Jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan petugas

pemadam kebakaran yang berjumlah sekitar 100 orang. Namun sebenarnya pihak

DP2K Kota Medan menyadari bahwa setiap petugas pemadam kebakaran wajib

dilengkapi alat pelindung diri ketika bertugas.

Setiap tahun pihak DP2K Kota Medan telah melakukan upaya untuk

pengadaan alat pelindung diri, hanya saja kendala yang dihadapi yaitu mahalnya alat

pelindung diri petugas serta anggaran yang terbatas. Sehingga untuk menanggulangi

masalah tersebut pihak DP2K Kota Medan membuat kebijakan bahwa yang

menggunakan alat pelindung diri lebih diutamakan untuk petugas yang berada paling

depan memadamkan api serta petugas yang masuk ke dalam bangunan yang terbakar.

Hal ini tidak sesuai dengan yang tercantum dalam modul DEPDAGRI

tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pemadam Kebakaran dalam

Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (2005) bahwa pekerjaan sebagai

petugas pemadam kebakaran merupakan pekerjaan yang berat dan membutuhkan

pemakaian alat pelindung diri pada setiap operasi pemadaman ataupun penyelamatan.

Alat pelindung diri yang diperlukan oleh petugas pemadam kebakaran harus meliputi

Page 73: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

62

: helm, baju tahan panas dan celana tahan panas, sepatu boot panjang, sarung tangan,

Self Containing Breathing Apparatus (SCBA), dan peralatan kelengkapan lainnya

(sistem sinyal keselamatan diri dan detektor karbonmonoksida) (DEPDAGRI, 2005).

5.5. Risiko di Lokasi Kebakaran

Dari hasil wawancara peneliti memeroleh informasi bahwa risiko dari

pekerjaan petugas pemadam kebakaran selain ketika dalam perjalanan, risiko juga

terdapat dilokasi kebakaran. Setiap informan memiliki pernyataan yang hampir sama

mengenai risiko pekerjaan petugas pemadam kebakaran di lokasi kebakaran, berupa

kecelakaan kerja dikarenakan listrik, suhu panas, api, bekerja di ketinggian, peralatan

pemadaman, ledakan, backdraft dan flashover, kondisi bangunan yang terbakar,

benda tajam, dan adu fisik dengan warga.

Menurut informan tidak jarang petugas mengalami adu fisik dengan warga

ketika tiba dilokasi kebakaran. Hal ini disebabkan karena warga panik dan merasa

tidak puas atas kedatangan petugas pemadam kebakaran yang terlambat tiba di lokasi

kebakaran. Namun berdasarkan keterangan informan dan observasi peneliti ketika di

kantor DP2K Kota Medan, ketika informasi kebakaran diterima dan lonceng tanda

adanya kebakaran dibunyikan, petugas langsung menuju fire truck-nya masing-

masing dan segera berangkat dengan kecepatan tinggi menuju lokasi kebakaran.

Hanya saja hambatan diperjalanan seperti macet dan jauhnya jarak lokasi kebakaran

yang menyebabkan petugas terlambat tiba di lokasi.

Untuk itu pihak DP2K Kota Medan mengupayakan kerjasama dengan kepala

lingkungan di wilayah kota Medan yang disebut BALAKAR (Barisan Sukarelawan

Page 74: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

63

Kebakaran) dengan memberikan pelatihan dasar pemadaman yang bertujuan agar

ketika terjadi kebakaran kepala lingkungan (BALAKAR) tersebut dapat membantu

mengamankan masyarakatnya serta jika terjadi kebakaran kecil kepala lingkungan

tersebut dapat mengatasi bersama-sama dengan masyarakat sebelum petugas tiba di

lokasi.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari informan, listrik merupakan hal

yang paling membahayakan bagi petugas ketika melakukan pemadaman di lokasi,

bahkan tidak jarang petugas kontak dengan arus listrik, baik itu menyentuh kabelnya

secara langsung ataupun ketika melakukan penyiraman. Kontak dengan arus listrik

dapat terjadi ketika petugas datang melakukan pemadaman dilokasi kebakaran namun

arus listrik belum diputus, sehingga cukup membahayakan petugas. Maka dari itu

sebaiknya sebelum petugas melakukan pemadaman kebakaran perlu dipastikan

kembali apakah listrik dilokasi telah mati dan berkoordinasi dengan pihak terkait

(PLN).

Kontak langsung dengan arus listrik dapat mengakibatkan cedera tubuh

seperti kejang otot yang berakibat lanjut pada menurunnya kemampuan gerak,

terjatuh, terhentinya detak jantung dan aliran nafas, bahkan mengakibatkan

kegosongan atau kebakaran yang parah. Percikan arus listrik dapat menimbulkan

panas yang sangat tinggi dan dapat membakar cairan-cairan yang mudah menyala

atau benda-benda yang mudah terbakar (Puslatkar Jakarta, 1998).

Selain itu, risiko yang dapat ditimbulkan dari lokasi kebakaran yaitu risiko

dari peralatan pemadaman, suhu panas, dan api ketika melakukan penyiraman.

Menurut Guidotti (1998), tingkat paparan resiko yang mungkin dialami oleh petugas

Page 75: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

64

pemadam kebakaran yang diakibatkan oleh kebakaran tergantung dari bahan yang

terbakar, adanya bahan kimia non-fuel, adanya korban yang memerlukan

penyelamatan dan posisi petugas yang dekat dengan api, seperti petugas yang

memegang nozzle (ujung penyemprot) (Guidotti, 1998).

Selain lebih dekat dengan api yang dapat menimbulkan risiko terbakar,

petugas pemegang nozzle memiliki risiko lain jika melakukan kesalahan dalam teknik

penggunaan alat misalnya selang dan nozzle sehingga dapat terkena pukulan pangkal

selang yang terbuat dari besi jika nozzle terlepas. Untuk itu petugas pemegang nozzle

harus memastikan bahwa nozzle telah terpasang dengan baik pada selang dan

memiliki kuda-kuda yang kokoh serta didampingi dengan petugas yang lain dalam

melakukan penyiraman dikarenakan tekanan air yang besar dapat mengakibatkan

petugas terpental serta terkena pukulan pangkal selang.

Terkait kondisi panas, harus diperhatikan tingkat ketahanan individu terhadap

panas. Berdasarkan penelitian, kelelahan individu terhadap panas dan kelembaban

sangat berhubungan dengan saraf otak. Ketahanan fisik terhadap panas paling lama

adalah 30 menit (Sunartoyo, 2006). Sehingga diperlukan pergantian personil ketika

melakukan pemadaman, untuk menghindari terjadinya risiko yang ditimbulkan oleh

panas serta kelelahan selama melakukan penyiraman.

Ledakan, flashover dan backdraft, juga merupakan risiko ketika melakukan

pemadaman ke dalam bangunan yang terbakar. Ledakan bahan-bahan atau proses-

proses tertentu pada sebuah bangunan dapat membahayakan petugas pemadam

kebakaran. Dua jenis bahaya yang biasa terjadi dan harus selalu diwaspadai selama

melakukan operasi kebakaran adalah bahaya flashover dan backdraft. Kedua jenis

Page 76: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

65

bahaya ini dapat menimbulkan akibat yang fatal baik bagi struktur bangunan maupun

para petugas pemadam kebakaran yaitu terbakar.

Flashover terjadi jika nyala api menyebar keseluruh permukaan ruangan atau

area. Penyebab flashover yang sebenarnya adalah penumpukan panas dari api itu

sendiri bersamaan dengan terus terbakarnya ruangan, semua isi ruangan perlahan-

lahan dipanaskan hingga mencapai titik nyalanya. Jika titik nyala telah tercapai, maka

akan terjadi penyalaan api secara serentak dan ruangan tersebut sepenuhnya menjadi

terbakar. Gas-gas yang dihasilkan dari pembakaran ini akan meningkatkan bahaya

bagi petugas pemadam kebakaran dan menimbulkan kemungkinan terjadinya

backdraft.

Backdraft juga disebut sebagai ledakan asap. Backdraft dapat terjadi jika tidak

lagi tersedia cukup oksigen, maka karbon bebas dalam jumlah besar akan dilepaskan

dalam asap. Hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya ledakan. Seperti pintu

yang dibuka oleh petugas pemadam kebakaran ketika akan memasuki ruangan atau

jendela yang didobrak akan memberikan rantai penghubung yang hilang, yaitu

oksigen. Segera setelah oksigen yang diperlukan masuk, pembakaran yang tertahan

akan berlanjut; kecepatannya bisa merusak, benar-benar berkualitas ledakan.

Backdraft bisa merupakan kondisi yang paling berbahaya yang dihadapi petugas

pemadam kebakaran (Puslatkar Jakarta, 1998).

Oleh karena itu petugas yang akan memasuki ruangan yang terbakar

sebaiknya mengetahui secara benar tanda-tanda akan terjadinya backdraft dan

membuat lubang-lubang ventilasi sebagai akses masuk oksigen untuk mencegah

terjadinya backdraft. Risiko lain yang mungkin dihadapi petugas pemadam kebakaran

Page 77: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

66

dilokasi kebakaran yaitu ketika bekerja di ketinggian yang dapat menyebabkan

petugas terjatuh dari atap/tangga/bangunan yang runtuh ataupun terjatuh dari tangga

pemadam. Selain itu risiko yang ditimbulkan dari bangunan yang terbakar yaitu dapat

menyebabkan petugas tertimpa runtuhan bangunan misalnya atap. Hal ini dapat

terjadi dikarenakan tekanan air yang besar pada saat menyiram bagian atas bangunan

mengakibatkan atap terdobrak dan terlepas kemudian jatuh menimpa petugas.

Pemadaman yang dilakukan petugas tidak terbatas hanya melalui pemadaman

dari luar gedung saja, namun juga pemadaman dari dalam gedung untuk mencari

sumber api. Maka pada saat api memanaskan komponen-komponen struktural

tertentu, seperti baja ringan atau kayu penopang konstruksi, bahan-bahan tersebut

akan mengalami kerusakan dan berlanjut pada roboh / runtuhnya struktur bangunan

sehingga dapat mengenai petugas pemadam kebakaran (Puslatkar Jakarta, 1998).

Untuk itu petugas sebaiknya mampu melihat tanda-tanda akan rubuhnya bangunan

sehingga dapat menghindari risiko tertimpa.

Menurut informan ketika petugas memasuki bangunan yang terbakar, risiko

lain yang mungkin dihadapi yaitu terkena luka sayat ataupun tertusuk paku (benda

tajam) ketika melakukan penyiraman atau penyisiran api dibalik benda-benda. Hal ini

dapat terjadi jika petugas tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri yang lengkap

seperti sarung tangan, baju tahan panas, dan firefighter boots, serta kelalaian petugas

yang tidak memerhatikan lingkungan disekitarnya.

Page 78: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

67

5.6. Keluhan Kesehatan

Dari hasil wawancara peneliti memeroleh informasi bahwa semua informan

mengatakan keluhan kesehatan yang mereka rasakan umumnya dikarenakan banyak

menghirup asap yang terdapat di lokasi kebakaran seperti batuk, sesak nafas, mual,

muntah, pusing, dan mata perih.

Menurut Guidotti (1998), ketika petugas pemadam kebakaran memadamkan

api, mereka sering terhirup karbon monoksida, hidrogen sianida, nitrogen dioksida,

dan senyawa organik seperti benzena. Namun, pada umumnya hanya karbon

monoksida dan hidrogen sianida yang ditimbulkan dalam konsentrasi tinggi saat

kebakaran. Perbedaan campuran gas dapat menimbulkan derajat bahaya yang berbeda

pula (Guidotti, 1998).

Menurut DEPDAGRI (2005) asap memiliki 3 sifat yang merugikan bagi

tubuh manusia, yaitu dapat mengurangi kadar kecukupan oksigen yang dibutuhkan

untuk kehidupan manusia, dapat memedihkan mata sehingga menggangu pandangan,

serta mengandung gas-gas beracun, seperti CO (karbon monoksida). Pada saat terjadi

kebakaran, persentase O2 (oksigen) menurun, sementara persentase CO dan CO2

meningkat.

Seseorang yang tidak menggunakan alat bantu pernafasan didaerah kebakaran

akan bernafas lebih cepat, mengisap partikel-partikel didalam kandungan asap, dan

gas-gas panas yang beracun. Apabila tingkat oksigen di udara yang digunakan untuk

bernafas menurun maka sejumlah O2 yang masuk ke otak akan berkurang, dan

perilaku orang akan menjadi tidak rasional. Ketika tingkat oksigen berkurang

dibawah 15%, orang akan menjadi kehilangan kesadarannya atau pingsan

Page 79: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

68

(DEPDAGRI, 2005). Maka dari itu petugas pemadam kebakaran harus dilengkapi

dengan alat bantu pernafasan (Self Contained Breathing Apparatus), khususnya bagi

mereka yang harus memasuki ruangan-ruangan tertutup dan mencari korban.

Selain itu satu informan menambahkan bahwa badan terasa lemas dapat

terjadi akibat suhu panas ketika memadamkan api di lokasi kebakaran. Dalam

penjalaran api, panas berpindah melalui konduksi, konveksi, dan radiasi. Dengan cara

yang sama panas dapat berpindah ke tubuh manusia. Panas dapat mengakibatkan

pembakaran, keletihan tubuh, dan gangguan pernafasan (DEPDAGRI, 2005).

Menurut Guidotti (1998) bahwa heat stress selama pemadaman kebakaran

dapat berasal dari udara panas, pancaran panas atau kontak dengan permukaan panas.

Keadaan ini dapat diperparah dengan pakaian pelindung petugas pemadam kebakaran

oleh sifat isolasi pakaian itu sendiri serta tenaga fisik petugas yang mengakibatkan

produksi panas dalam tubuh. Panas dapat mengakibatkan cedera lokal dalam bentuk

luka bakar atau heat stress umum, dengan risiko dehidrasi, stroke dan gagal jantung

(Guidotti, 1998). Untuk itu perlunya dilakukan pergantian petugas yang melakukan

pemadaman agar tidak terpapar panas dalam waktu lama sehingga dapat terhindar

dari risiko tersebut.

Menurut Costa (2003), shift kerja malam berpengaruh negatif terhadap

kesehatan fisik, mental dan sosial; mengganggu psychophysiology homeostatis seperti

circadian rhythms, waktu tidur dan makan; mengurangi kemampuan kerja,

meningkatnya kesalahan dan kecelakaan; menghambat hubungan sosial dan keluarga;

dan adanya faktor resiko pada saluran pencernaan, sistem syaraf, jantung dan

pembuluh darah (Maurits dan Widodo, 2008).

Page 80: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

69

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran risiko pekerjaan petugas

pemadam kebakaran di DP2K Kota Medan terhadap anggota regu sebagai sumber

informasi, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

6.1.1. Semua informan melakukan proses kerja yang sama sebagai anggota regu yaitu

menjaga pos piket, menerima telfon laporan kejadian kebakaran, melakukan

konfirmasi terhadap kebenaran kejadian kebakaran, membunyikan lonceng

tanda kebakaran, mengambil alat pelindung diri sambil menuju ke mobil

pemadam masing-masing yang telah ditentukan. Sesampainya di lokasi

kebakaran, petugas melakukan pemadaman sesuai instruksi dari komandan

regu / wakil komandan regu dan kembali ke kantor DP2K UPT Wilayah I

setelah selesai melakukan pemadaman.

6.1.2. Pelatihan rutin diberikan setiap hari Sabtu yaitu dinamika kelompok, pelatihan

fisik, dan teori. Pelatihan setiap tahun dengan memberikan teori serta simulasi

penanggulangan kebakaran.

6.1.3. Semua informan menyebutkan risiko dari pekerjaan mereka sebagian besar

terjadi pada saat mereka di perjalanan yaitu risiko lalu lintas dan ketika di

lokasi kebakaran berupa kecelakaan kerja dikarenakan listrik, suhu panas, api,

bekerja di ketinggian, peralatan pemadaman, ledakan, backdraft dan

Page 81: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

70

flashover, kondisi bangunan yang terbakar, benda tajam, dan adu fisik dengan

warga.

6.1.4. Tiga informan mengatakan menggunakan helm, masker, dan baju tahan panas

sebagai alat pelindung diri (APD) yang telah disediakan oleh DP2K Kota

Medan sedangkan satu informan mengatakan jarang menggunakan APD.

6.1.5. Keempat informan mengatakan keluhan kesehatan yang mereka rasakan di

lokasi kebakaran umumnya dikarenakan banyak menghirup asap, seperti

batuk, sesak nafas, mual, muntah, pusing, mata perih bahkan pingsan.

Informan ke-tiga dan empat menambahkan bahwa ia juga sering merasakan

lemas dan masuk angin.

6.2. Saran

6.2.1. Pemerintah Kota Medan dan DP2K Kota Medan diharapkan dapat menambah

jumlah APD yang telah disediakan yaitu baju dan celana tahan panas, helm,

sarung tangan, dan Self Contained Breathing Apparatus serta melengkapi

APD yang belum tersedia yaitu firefighter boots. Petugas diharapkan selalu

menggunakan APD ketika bertugas memadamkan kebakaran untuk

meminimalkan risiko yang tidak diinginkan.

6.2.2. DP2K Kota Medan diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dengan pihak

kepolisian dan Dinas Perhubungan untuk mengatur kelancaran lalu lintas

terutama jalur yang akan dilewati mobil pemadam kebakaran menuju lokasi.

6.2.3. DP2K Kota Medan sebaiknya melakukan kualifikasi petugas pemadam

kebakaran sesuai dengan pelatihan yang telah diperoleh.

Page 82: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

71

6.2.4. Kepala lingkungan dan masyarakat yang telah dilatih sebagai Balakar

diharapkan dapat membantu dalam tugas pencegahan, penyelamatan, dan

pemadaman kebakaran sebelum petugas tiba di lokasi kebakaran.

Page 83: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

72

DAFTAR PUSTAKA Andriyan A, 2011. Perhitungan Nilai Kompensasi Atas Risiko Kerja Pemadam

Kebakaran-Dinas Kebakaran Kota Surabaya Melalui Pendekatan Manajemen Risiko. Skripsi Mahasiswa Fakultas Teknik Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Anonim, 2008. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Saat Bekerja.

http://www.asuransi-kesehatan.org/menggunakan-alat-pelindung-diri-apd-saat-bekerja. Diakses 14 Februari 2012.

Bornok R, 2008. Perkembangan Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran di

Kota Medan (1975-1990). Skripsi Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan.

DEPDAGRI, 2005. Modul Pengembangan SDM Pemadam Kebakaran dalam

Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran. Jakarta. DEPDAGRI, 2009. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 16 Tahun 2009 tentang

Standar Kualifikasi Aparatur Pemadam Kebakaran di Daerah. Jakarta. Dinas P2K Kota Medan, 2006. Surat Keputusan Kepala Dinas

Pencegah/Pemadam Kebakaran Kota Medan Nomor 970 / 0131 / SK / 2006 tentang Prosedur Penanggulangan Kebakaran Dan Bencana Lainnya. Medan.

Dinas P2K Kota Medan, 2010. Renja SKPD Tahun 2011. Medan. Dinas P2K Kota Medan, 2012. Banyaknya Kebakaran yang Terjadi Dirinci

Menurut Korban Jiwa dan Material Tahun 2005-2010. Medan. Dinas P2K Kota Medan, 2012. Sejarah Dinas Pencegah/ Pemadam Kebakaran Kota Medan. Medan.

Guidotti TL, 1998. Firefighting Hazards. www.ilo.org. Diakses 14 Desember 2011. Hammer W, 1981. Occupational Safety Management and Engineering. Prentice-

Hall, Inc. : Englewood Cliffs. Hia F, 2007. Standarisasi Status Kelembagaan IPK. Buletin Media 113 Pemadam

Kebakaran. Edisi 13, Tahun V. ILO. 2000. International Hazard Datasheets on Occupation Firefighter.

www.ilo.org. Diakses 11 November 2011.

Page 84: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

73

Malik D, 2006. Prinsip Dasar Mengurangi Risk Insiden. Buletin Media 113 Pemadam Kebakaran. Edisi 11, Tahun IV.

Maurits LS, I.D. Widodo, 2008. Faktor dan Penjadualan Shift Kerja. Teknoin

Volume 13 Nomor 2 : Yogyakarta. Pemko Medan, 2010. Peraturan Walikota Medan Nomor 58 Tahun 2010 tentang

Pembentukan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan. Medan.

Poerwandari EK, 2005. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku

Manusia. Edisi ketiga, LPSP3 UI : Jakarta. Pusat Latihan Keterampilan Tenaga Kebakaran, 1998. Modul Keselamatan Petugas

Pemadam Kebakaran. Dinas Kebakaran DKI Jakarta : Jakarta. Ramli S, 2010. Manajemen Kebakaran. Dian Rakyat : Jakarta. ----------, 2010. Pedoman Praktis Manajemen Bencana. Dian Rakyat : Jakarta. ----------, 2010. Pedoman Praktis Manajemen Risiko dalam Perspektif K3. Dian

Rakyat : Jakarta. Ridley J, 2008. Ikhtisar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Edisi Ketiga. Sagala SP, 2010. Sistem Manajemen Penanggulangan Kebakaran (SOP) studi

kasus di PT. Kimia Farma Plant Jakarta. http://sarmanpsagala.wordpress.com/2010/11/09/sistem-manajemen-penanggulangan-kebakaran-sop-studi-kasus-di-pt-kimia-farma-plant-jakarta/. Diakses 25 Desember 2011.

Suharso, Ana R, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. CV. Widya Karya :

Semarang. Suma’mur, 1987. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. CV. Haji

Masagung : Jakarta. Sunartoyo, 2006. Mengenal Karakteristik Bangunan. Buletin Media 113

Pemadam Kebakaran. Edisi 11, Tahun IV. Suprapto. 2007. Status Bervariasi Sama Misi dan Tupoksi. Buletin Media 113

Pemadam Kebakaran. Edisi 13, Tahun V. U.S. Fire Administration, 2011. Firefighter Fatalities in the United States in 2010.

USA.

Page 85: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

74

PEDOMAN WAWANCARA PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DP2K KOTA MEDAN

Hari, Tanggal Wawancara : Tempat Wawancara : Wawancara ke- :

A. IDENTITAS INFORMAN

Nama :

B. PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana proses kerja Bapak sebagai anggota regu?

2. Pelatihan – pelatihan apa saja yang diberikan kepada Bapak sebagai petugas

pemadam kebakaran?

3. Menurut bapak, apa saja risiko dari pekerjaan bapak sebagai petugas pemadam

kebakaran?

4. Apa saja alat pelindung diri yang bapak gunakan ketika melakukan pemadaman

kebakaran?

5. Apa saja keluhan kesehatan yang pernah Bapak rasakan selama bertugas sebagai

petugas pemadam kebakaran?

Page 86: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

75

Page 87: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

76

Page 88: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

77

Page 89: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

78

Lampiran Foto

Page 90: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

79

Page 91: GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM … RAHMI... · GAMBARAN RISIKO PEKERJAAN PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN (DP2K) KOTA MEDAN SKRIPSI Oleh :

80